SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
Baixar para ler offline
1
PEDOMAN PEMBINAAN
PENGAWAS MADRASAH DAN
PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH
KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
2014
ii
KATA PENGANTAR
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr. Wb
Puji dan syukur bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga penyusunan Buku Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah
ini dapat terlaksana.
Pedoman pembinaan pengawas madrasah disusun dalam rangka implemetasi
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tahun 2012 tentang
Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI pada Sekolah sebagaiman yang telah diubah
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 31 tahun 2013 tentang Perubahan
Peraturan Menteri agama nomor 2 tahun 2012, terutama pasal 19 ayat 1 dan 2.
Buku pedoman pengawas madrasah terdiri dari 6 bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab
II Konsep Pembinaan, Bab III Pembinaan Pengawas, Bab IV Materi Pembinaan, dan
Bab V Penutup.
Penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan
Agama Islam pada Sekolah. Semoga buku pedoman ini dapat dijadikan panduan
dalam pelaksanaan pembinaan pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan
Agama Islam bagi Pejabat Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 1 Desember 2014
An. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Direktur Pendidikan Madrasah
Prof. Dr. Phil.H.M. Nur Kholis Setiawan, MA.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... II
DAFTAR ISI............................................................................................................... III
BAB I.......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................... 1
B. DASAR HUKUM.................................................................................................. 2
C. TUJUAN............................................................................................................. 3
D. SASARAN .......................................................................................................... 3
BAB II......................................................................................................................... 5
KONSEP PEMBINAAN PENGAWAS......................................................................... 5
A. PENGERTIAN PEMBINAAN PENGAWAS .................................................................. 5
B. TUJUAN PEMBINAAN........................................................................................... 6
C. MANFAAT PEMBINAAN......................................................................................... 6
D. PRINSIP PEMBINAAN........................................................................................... 6
E. RUANG LINGKUP PEMBINAAN .............................................................................. 7
A. MEKANISME PEMBINAAN PENGAWAS ................................................................... 7
BAB III........................................................................................................................ 9
PEMBINAAN PENGAWAS......................................................................................... 9
A. PEMBINAAN KUALIFIKASI..................................................................................... 9
B. PEMBINAAN KOMPETENSI ................................................................................. 12
C. PEMBINAAN KARIR ........................................................................................... 17
BAB IV...................................................................................................................... 21
MATERI PEMBINAAN.............................................................................................. 21
D. KELOMPOK DASAR ........................................................................................... 21
E. KELOMPOK INTI................................................................................................ 21
F. KELOMPOK PENUJANG ..................................................................................... 22
BAB V....................................................................................................................... 23
PERAN PIHAK TERKAIT ......................................................................................... 23
A. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM ........................................................ 23
B. DIREKTORAT.................................................................................................... 23
C. PUSDIKLAT DAN BALAI DIKLAT ........................................................................... 23
D. KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ........................................................... 23
iv
E. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA .............................................. 24
F. KELOMPOK KERJA PENGAWAS (POKJAWAS) ....................................................... 24
BAB VII..................................................................................................................... 25
PENUTUPAN ........................................................................................................... 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawas sebagai tenaga kependidikan memiliki peran membina
kemampuan profesional tenaga pendidik dan kepala madrasah dalam rangka
meningkatkan kinerja madrasah. Peran pengawas madrasah sangat dibutuhkan
dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan madrasah, dan telah diperkuat
kedudukannya melalui Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 dan
Peraturan Menteri Agama No. 31 tahun 2014. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, Pengawas diharuskan untuk memiliki kompetensi yang lebih unggul
dari guru maupun kepala sekolah. Keunggulan kompetensi tersebut meliputi
tiga kompetensi pokok yaitu supervisi akademik, evaluasi pendidikan,
penelitian dan pengembangan.
Tuntutan profesionalitas mewajibkan pengawas untuk memenuhi
kompetensi sebagai supervisor akademik dan manajerial yang merupakan tugas
pokok pengawas madrasah. Dalam fungsinya sebagai supervisor akademik,
pengawas berkewajiban untuk membantu tenaga pendidik atau guru agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor
manajerial, berkewajiban membantu kepala madrasah agar mencapai madrasah
yang efektif. Selain itu, pengawas memiliki peran evaluator pendidikan dimana
pengawas harus memiliki kompetensi mengevaluasi kinerja guru dan Kepala
madrasah. Hal ini dalam rangka menjaga mutu pendidikan serta meningkatkan
mutu pendidikan di madrasah yang dibinanya.
Di sisi lain, pemenuhan kompetensi penelitian dan pengembangan belum
dapat dipenuhi secara optimal oleh Pengawas karena berbagai sebab, antara
lain kemampuan meneliti yang masih rendah, keterbasan anggaran, tidak
adanya pembinaan khusus tentang penelitian dan pengembangan. Kondisi ini
menjadi kendala bagi para pengawas untuk memenui tuntutan kompetensi
sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 khususnya
mengenai Kompetensi Penelitian dan Pengembangan. Kecenderungan yang
2
terjadi saat ini adalah rendahnya kemampuan meneliti oleh pengawas terhadap
madrasah yang dibinanya.
Mencermati kondisi yang ada sebagaimana diuraikan di atas, maka
pembinaan terhadap pengawas merupakan sebuah kebutuhan dan perlu
didukung dengan regulasi mengenai pola pembinaan terhadap pengawas. Oleh
karena itu, perlu disusun sebuah Pedoman pembinaan pengawas dengan tujuan
agar bisa dijadikan acuan dalam pembinaan pengawas madrasah bagi instansi
terkait.
B. Dasar Hukum
Landasan hukum dalam pelaksanaan tugas Penagawas Madrasah adalah:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya.
8. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.
9. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.
3
10. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis di Lingkungan
Kementerian Agama.
11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis di Lingkungan
Kementerian Agama.
12. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 345 Tahun 2004
Tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Keagamaan.
13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Nomor 193/XIII/10/6/2011 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS.
C. Tujuan
Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah ini disusun sebagai acuan bagi
pihak terkait dalam menjalankan pembinaan pengawas madrasah. Dengan
adanya pedoman ini diharapkan sistem pembinaan pengawas dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
D. Sasaran
Pedoman Pembinaan Pengawas ini dapat dijadikan acuan Pembina
pengawas bagi:
1. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi di Seluruh wilayah Republik
Indonesia
2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi di Seluruh wilayah Republik
Indonesia
3. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Seluruh wilayah
Republik Indonesia
4. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota di Seluruh wilayah
Republik Indonesia
5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia
4
6. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Kementerian Agama di seluruh
Wilayah Indonesia
7. Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) nasional, Provinsi dan
Kabupaten/kota.
8. Pengawas Madrasah
5
BAB II
KONSEP PEMBINAAN PENGAWAS
A. Pengertian Pembinaan Pengawas
Pembinaan adalah suatu proses untuk membantu tenaga kerja untuk
membentuk, meningkatkan dan mengubah pengetahuan, keterampilan sikap
dan tingkah lakunya agar dapat mencapai standar tertentu sesuai dengan apa
yang dituntut oleh jabatannya. Adapun pembinaan tenaga kependidikan
merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan
produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan
manajemen organisasi dan jenjang pendidikan/sekolah.
Pengawas Madrasah sebagai guru PNS yang diangkat dalam jabatan
fungsional pengawas satuan pendidikan yang tugas, tanggung jawab, dan
wewenangnya melakukan pengawasan akademik dan manajerial pada
madrasah.Pengawasan akademik bertujuan membantu atau membina guru
dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar
peserta didik yang lebih optimal. Sedangkan pengawasan manajerial bertujuan
membantu dan membina kepala sekolah dalam upayanya meningkatkan mutu
pendidikan melalui optimalisasi kinerja sekolah.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengawas
madrasah, diperlukan kemampuan-kemampuan dasar yang dipersyaratkan
sebagai pengawas profesional. Oleh sebab itu, kompetensi pengawas perlu
ditingkatkan dan dikembangkan secara bekelanjutan sehingga kinerja
pengawas akan terus meningkat. Tanpa memiliki kompetensi profesional dalam
hal kepengawasan, para pengawas akan sulit meningkatkan kinerjanya sehingga
berdampak terhadap mutu kinerja madrasah yang dibinanya.
6
B. Tujuan Pembinaan
Tujuan umum dari pembinaan adalah meningkatnya kualifikasi, profesi,
dan karir pengawas madrasah sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pengawas profesional.
Adapun tujuan khusus pembinaan pengawas madrasah adalah agar
Pengawas mampu:
1. melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang dibinanya.
2. Meningkatkan kompetensi kepribadian, supervisi akademik, supervisi
manajerial, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan sosial,
sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya.
3. melakukan inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di madrasah binaannya.
4. Mengembangkan karir jabatan pengawas.
C. Manfaat Pembinaan
Manfaat pembinaan pengawas madrasah adalah
1. Mewujudkan kualifikasi pengawas madrasah sesuai peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
2. Meningkatnya kompetensi pengawas madrasah diharapkan berdampak
terhadap peningkatan kinerja dan hasil kerjanya.
3. Meningkatkan karir pengawas madrasah diharapkan berdampak terhadap
kesejahteraannya.
D. Prinsip Pembinaan
Pembinaan Pengawas madrasah mengedepankan prinsip sebagai berikut:
1. Persamaan Hak adalah prinsip dasar dimana pembinaan pengawas harus
diberikan kepada setiap pengawas madrasah, sejak dari pangkat terendah
sampai pada pangkat tertinggi, tanpa membedakan masa kerja.
2. Transaparansi adalah prinsip keterbukaan yang perlu ditumbuh
kembangkan melalui aturan yang formal yang dapat diterima oleh semua
pihak dan telah disosialisasikan.
7
3. Obyektif adalah prinsip proses pengambilan keputusan yang tepat, tidak
mengandung nilai subjektifitas, karena faktor kedekatan, kekerabatan,
kedaerahan serta kekeluargaan dan lain-lain.
4. Akuntabel yakni prinsip pertanggung jawaban secara hukum; tidak
mengandung cacat hukum dalam proses, mekanisme, prosedur dan
administrasi agar terhindar dari kesalahan yang berakhir di ranah hukum.
5. Terukur adalah diterapkannya indikator kinerja yang dapat dihitung
kepada setiap pengawas. Ukuran kinerja dapat disesuaikan dengan
penilaian hasil kinerja pengawas madrasah.
E. Ruang Lingkup Pembinaan
Ruang lingkup pembinaan mencakup:
1. Peningkatan kualifikasi akademik
Pembinaan kualifikasi ditujukan agar para pengawas dapat meningkatkan
tingkat pendidikan formal sampai minimal berpendidikan Sarjana (SI) bagi
yang berpendidikan diploma, dan berpendidikan S2 bagi pengawas yang
berpendidikan S1.
2. Pengembangan Kompetensi
Pengembangan Kompetensi diarahkan pada peningkatan kompetensi
pengawas mencakup kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi
pedagogik dan kompetensi professional.
3. Pembinaan Karir.
pembinaan karir pengawas diarahkan untuk mempercepat kenaikan
pangkat dan jabatan pengawas sesuai dengan ketentuan yang berlaku
melalui pengumpulan angka kredit. Jenjang jabatan pengawas mulai dari
pengawas pertama sampai pada pengawas utama.
A. Mekanisme Pembinaan Pengawas
8
Pembinaan Pengawas memerlukan dukungan dari pihak terkait agar berjalan
secara maksimal. Adapun pihak yang terkait dalam pembinaan pengawas adalah
sebagai berikut Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
9
BAB III
PEMBINAAN PENGAWAS
A. Pembinaan Kualifikasi
Pembinaan Kualifikasi adalah pembinaan pengawas untuk mencapai standar
kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 12 tahun 2007 tentang kualifikasi pengawas sekolah/madrasah, dimana
pengawas sekolah/madrasah minimal berpendidikan S1 untuk pengawas TK/RA
dan SD/MI, sedangkan pengawas tingkat SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK
diutamakan berpendidikan S2.
Pembinaan pengawas madrasah dan PAI pada sekolah untuk meningkatkan
kualifikasi pendidikan dapat ditempuh melalui program sebagai berikut:
1. Beasiswa Pemerintah Pusat
Beasiswa Kementerian Agama Pusat untuk mengikuti pendidikan program sarjana
pada Perguruan TInggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Beasiswa
diprioritaskan kepada pengawas madrasah yang berpendidikan Diploma terutama
pengawas RA/MI agar mencapai kualifikasi Sarjana (S1). Program beasiswa
dilaksanakan secara bertahap, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan
semua pengawas yang belum sarjana bisa menempuh pendidikan program sarjana.
Pada tahap pertama pengawas yang diberikan beasiswa adalah pengawas yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
 Berusia maksimal 48 tahun.
 Telah berpengalaman sebagai pengawas madrasahminimal 3 tahun.
 Berpendidikan minimal Diploma.
 Menyatakan sanggup menyelesaikan program sarjana maksimal 5 semester.
 Diperioritaskan yang bertugas di daerah terpencil atau daerah perbatasan,
atau daerah konflik/rawan keamanan atau daerah bencana.
 Menunjukkan kemauan dan motivasi untuk mengikuti pendidikan.
 Pangkat dan golongan minimal III/c dan maksimal IV/a.
10
2. Bantuan Biaya Pendidikan.
Bantuan biaya pendidikan bersumber dari Kementerian Agamadan/atau
Pemerintah Daerah untuk mengikuti pendidikan program sarjana pada Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi.
Bantuan biaya pendidikan bisa digunakan untuk biaya kuliah, proses penulisan
skripsi, pembeli buku. Bantuan biaya pendidikan bisa diberikan kepada pengawas
yang melanjutkan studi pada program sarjana S1, maupun program pasca sarjana
S2 dan S3.
Kriteria pemberian bantuan biaya pendidikan adalah sebagai berikut :
 Pengawas berperestasi dalam melaksanakan tugas kepengawasan, yakni
memperoleh indeks sangat baik.
 Berpengalaman sebagai pengawas madrasahselama minimal 5 tahun.
 Bersedia untuk tetap menjadi tenaga pengawas madrasahsampai masa pensiun.
 Pangkat/Golongan minimal III/c.
3. Izin Belajar untuk Pendidikan Lanjutan
Izin belajar untuk pendidikan lanjutan, baik untuk program sarjana maupun
program pascasarjana, dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Fasilitas yang
diberikan adalah penggunaan waktu untuk belajar sehingga dapat meninggalkan
tugas kepengawasannya.Sedangkan semua pembiayaan ditanggung oleh pengawas
yang bersangkutan.
Program peningkatan kualifikasi pendidikan dapat dilaksankan melalui 2
pendekatan yaitu pendekatan Buttom up dan Pendekatan Top Down. Pendekatan
Top Down yaitu kementerian Agama merencanakan program-program
peningkatan kualifikasi, lalu menginformasikan ke semua pengawas melalui
Kanwil Kemenag Provinsi, Kemenag kota/kabupaten dan pokjawas.
Sedangkan pendekatan Buttom up adalah Kemenag Kota/kabupaten mendata dan
mengusulkan ke kanwil, lalu diteruskan ke Kementerian Agama Pusat agar menjadi
bahan penyusun program peningkatan kualifikasi pengawas.
11
Proses Pembinaan kualifikasi pengawas dapat melakukan beberapa langkah
sebagai berikut:
a. pemetaan pengawas madrasah berdasarkan di tingkat Kantor Kementerian
Agama Kota/Kabupaten. Pemetaan dilakukan untuk memperoleh gambaran
karakteristik pengawas yang mencakup ; pendidikan terahir, pangkat dan
golongan, usia, pengalaman kerja sebagai pengawas, jenis kelamin, jumlah
madrasah binaannya, alamat tempat tinggal.
b. Pendataan pengawas madrasahyang berminat melanjutkan pendidikan pada
program pascasarjana.
c. Pengusulan nama-nama pengawas madrasahkepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam atau kepada Pemerintah daerah setempat untuk diusulkan
mendapatkan (1) Beasiswa Pendidikan Program Sarjana dan (2) Bantuan Biaya
Pendidikan baik untuk Program Sarjana maupun Program pascasarjana.
d. Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan Perguruan Tinggi
agar proses pendidikan bagi para pengawas madrasahyang diberikan beasiswa
pemerintah pusat.
e. Kantor Kementerian Agama kota/kabupaten memonitor dan meminta laporan
kemajuan studi pengawas madrasahkepada dariperguruan tinggi setiap
semester. Jika tidak menunjukkan kemajuan diberikan peringatan lisan dan
atau tertulis.
Mekanisme Pembinaan Kualifikasi Pengawas
12
B. Pembinaan Kompetensi
Pembinaan kompetensi pengawas madrasahbertujuan untuk meningkatkan
kompetensi kepribadian, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi
Akademik, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, kompetensi Penelitian
Pengembangan, dan kompetensi sosial. Dengan meningkatnya kompetensi
pengawas diharapkan terjadi peningkatan kinerjanya sehingga berdampak
terhadap mutu pendidikan madrasah dan pendidikan agama Islam pada sekolah
yang dibinanya.
Pembinaan diberikan kepada para pengawas madrasahuntuk semua kategori
jabatan pengawas yaitu pengawas muda, pengawas madya dan pengawas utama.
Program pembinaan yang dilakukan berdasarkan kompetensi pengawas sebagai
berikut :
1. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan aktivitas pengawas madrasahyang
dilaksanakan melalui pembelajaran dengan melibatkan nara sumber untuk berbagi
gagasan dan keahlian melalui kegiatan-kegiatan yang berbasis kelompok baik
dalam skala besar atau kecil. Hal-hal yang dikaji melalui diklat dapat berupa
eksplorasi teori, pemodelan atau pendemonstrasian keterampilan, simulasi praktik
13
baik, pemberian balikan terhadap kinerja, atau coaching dan mentoring di tempat
kerja.
Dalam rangka optimalisasi pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan dilakukan
dengan pendekatan In service learning 1 (in-1), on the job Learning (on), dan in
service learning 2 (In-2). In-1 adalah Kegiatan pelatihan dengan menggunakan
sistem tatap muka, peserta dikumpulkan pada suatu tempat dan diberi
bimbingan/informasi oleh narasumber, serta diakhir dengan penyusunan rencana
tindak lanjut. On adalah Kegiatan pelatihan dimana peserta melakukan kegiatan di
tempat kerjanya sesuai dengan rencana tindak lanjut yang disusun pada In-1.
Sedangkan In-2 adalah peserta diklatdikumpulkan kembali untuk
mempresentasikan laporan kegiatan yang dilakukan pada In-1 dan On.
2. Pembimbingan Sejawat
Pembimbingan sejawat merupakan Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas ditujukan
bagi pengawas pengawas muda kurang dari 3 tahun. Mentoring dilaksanakan oleh
pengawas utama (Golongan IV/d atau IV/e), dan bila tidak ada maka dibina oleh
pengawas yang Golongannya berada setingkat di bawahnya.
Pendampingan terutama difokuskan pada pelaksanaan tugas kepengawasan di
madrasah binaannya. Melalui pendampingan diharapkan pengawas pratama dan
pengawas muda memperoleh keterampilan dan kemampuan melaksanakan tugas
pokok kepengawasan. Pendampingan pengawas dilaksanakan dengan
melaksanakan tugas kepengawasan di satuan pendidikan/madrasah binaannya
minimal satu semester.
Pengawas utama selain mengarahkan tugas-tugas pokok pengawas madrasahyang
menjadi bimbingannya juga memberikan penilaian terhadap kemajuan dan
prestasi pengawas yang didampinginya. Kelebihan dan kekurangan pengawas
bimbingannya didiskusikan dan dipecahkan bersama-sama. Pengawas pratama
dan pengawas muda dilatih dan dimbimbing membuat program kerja
kepengawasan, metode dan tehnik melaksanakan program pengawasan serta
menilai keberhasilan tugas kepengawasan. Program pendampingan ini mirip
dengan program magang yang selama ini dilaksanakan.
14
Pendamping diangkat melalui Surat Tugas dari Kepala Kantor Kementerian Agama
Kota/Kabupaten. Tugas melaksanakan program pendampingan ini merupakan
salahsatu pelaksanaan Tupoksi Pengawas Utama.
3. Workshop Penguatan Kompetensi
Workshop penguatan kompetensi adalah kegiatan pembinaan pengawas yang
dilaksanakan melalui aktivitas organisasi atau kelompok kerja pengawas
(Pokjawas)Kabupaten/kota dilakukan secara berkala minimal dua kali setiap
semester. Tujuan workshop penguatan kompetensi adalah meningkatkan
kemampuan profesional di bidang kepengawasan agar para pengawas
madrasahdapat mempertinggi kinerjanya di bidang kepengawasan. Materi yang
dibahas berkisar pada: (a) peningkatan kompetensi pengawas, (b) tugas pokok dan
fungsi pengawas, (c) kinerja dan hasil kerja pengawas, (d) penyusunan program
kerja pengawas, (e) pelaporan hasil kerja, (g) inovasi pendidikan dan
pembelajaran/bimbingan, (h) sistem evaluasi, (i) pengembangan kurikulum, (j)
manajemen madrasah, (k) administrasi madrasah dan (l) kegiatan akademik
lainnya sesuai dengan kebutuhan. Setiap pengawas bisa bertukar pikiran
berdasarkan pengalamannya masing-masing. Hasil-hasil kegiatan kolektif dicatat
dan didesiminasikan kepada seluruh pengawas.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Kementerian Agama Provinsi dan kota
memfasilitasi dan memberikan dukungan sumberdaya untuk terselenggaranya
workshop. Fasilitas dan dukungan yang diberikan meliputi: (a) dana, (b) alat tulis,
dan (c) fasilitas kerja serta (d) sumberdaya lainnya yang diperlukan.
4. Karya Ilmiah.
Karya ilmiah adalah produk dari kegiatan ilmiah yang diikuti oleh semua pengawas
dan dikoordinir oleh Pokjawas Kota dan Provinsi. Tujuan forum ilmiah adalah
meningkatkan wawasan dan kemampuan profesional pengawas
madrasahtermasuk kemampuan dalam menulis karya ilmiah.
Forum ilmiah membahas tentang: (a) berbagai inovasi pendidikan dan
kepengawasan serta, (b) penyusunan karya tulis ilmiah dalam rangka
pengumpulan angka kredit untuk kenaikan jabatan pengawas. Topik-topik bahasan
yang berkaitan dengan inovasi pendidikan antara lain: (a) berbagai inovasi dalam
pembelajaran dan bimbingan, (b) berbagai inovasi dalam sistem penilaian, (c)
15
pengembangan kurikulum, (d) manajemen pendidikan, (e) sistem informasi
manajemen, (f) supervisi akademik, (g) supervisi klinis, (h) supervisi manajerial
dan (ii) topik-topik lain yang diperlukan untuk peningkatan kemampuan tugas
pokok pengawas madrasah pada sekolah.
Sedangkan topik bahasan yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah antara lain: (a)
penyusunan makalah, (b) penulisan artikel, (c) penelitian pendidikan dengan tema
kepengawasan, (4) teknik penyusunan karya tulis ilmiah, (e) teknik penyusunan
proposal, (f) penelitian tindakan kepengawasan, (g) statistik terapan dan (h) angka
kredit jabatan fungsional.
Pada forum ilmiah bisa mengundang orang luar dari perguruan tinggi (akademisi),
pakar pendidikan, Pusdiklat, Balai Diklat, dan intansi terkait lainnya. Forum
ilmiah bisa dilaksanakan minimal satu kali dalam satu semester. Forum ilmiah
dapat dilaksanakan dalam bentuk: seminar, workshop, lokakarya, simposium,
diskusi panel, dan kegiatan sejenis lainnya.
5. Studi Banding.
Studi banding pengawas madrasah pada sekolah/madrasah ke daerah
kabupaten/kota lain yang dinilai telah maju pendidikannya akan sangat membantu
menambah wawasan, dan pengalaman para pengawas dalam melaksanakan tugas-
tugas kepengawasan. Mereka akan memerpoleh tambahan informasi yang dapat
dijadikan bekal dan bahan untuk diterapkan di temapt tugasnya. Untuk keperluan
studi banding Kementerian Agama Pusat dan Pemerintah daerah perlu
memfasilitasinya terutama pendanaan atau pembiayaannya. Sudah barang tentu
studi banding diberikan kepada pengawas yang berprestasi sebagai reward atas
prestasinya. Studi banding bisa dilaksanakan di dalam daerah satu propinsi, antar
propinsi atau ke luar negeri. Studi banding di kabupaten/kota di dalam satu
propinsi yang sama sebaiknya diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota. Studi banding antar propinsi sebaiknya diselenggarakan dan
dibiayai oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Sedangkan studi
banding ke luar negeri dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
dengan biaya dari pusat.
Pengawas madrasahyang diikutsertakan untuk studi banding ke luar negeri adalah
pengawas madrasahyang paling berprestasi dari setiap propinsi atau
16
kabupaten/kota. Program studi banding ke luar negeri disusun dan dipersiapkan
oleh Kementerian Agama Pusat.
Kegiatan studi banding di dalam negeri antara lain: diskusi dengan kantor
Kementerian Agama setempat dan Para pengawasnya, kunjungan ke beberapa
madrasah yang dinilai berhasil, simulasi dan observasi serta berdiskusi atau
bertukar pengalaman dengan kepala madrasah dan guru yang ada di madrasah
tersebut. Diskusi dengan para pengawas dari daerah yang dikunjungi serta
kunjungan ke madrasah yang dinilai baik menjadi fakus utama studi banding agar
diperoleh wawasan dan pengalaman baru dalam melaksanakan tugas
kepengawasan. Kegiatan studi banding ke luar negeri pada dasarnya sama yakni
melakukan diskusi tentang kepengawasan dan melakukan kunjungan ke beberapa
madrasah yang dinilai berprestasi di negaranya. Laporan studi banding dibuat
secara tertulis dan dilaporkan kepada Kepala kantor Kementerian Agama. Setiap
pengawas yang mengikuti studi banding juga diwajibkan menulis makalah dengan
tema atau topik yang berkaitan dengan penemuannya dari kegiatan studi banding
tersebut dan diserahkan kepada kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota,
provinsi dan Dirjen Pendidikan Islam.
Semua temuan yang diperoleh dari studi banding harus dipaparkan dan ditularkan
kepada pengawas madrasahyang tidak mengikuti studi banding dalam satu
kegiatan khusus yang dikordinir oleh Kepala kantor kementerian Agama setempat.
Sudah barang tentu temuan-temuan yang dinilai penting dan baru harus
diterapkan dalam melaksanakan tugas kepengawasannya.
Mekanisme pembinaan profesi pengawas madrasah pada sekolah
17
C. Pembinaan Karir
Pembinaan dan pengembangan karir pengawas dilaksanakan dalam rangka
kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya yang di dalamnya melekat
kemampuan professional dan penampilan kinerjanya.Pembinaan karir pengawas
sangat penting setelah ditetapkannya peraturan menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Pengawas Sekolah
dan Angka kreditnya bab XI pasal 34 ayat (1) yaitu “Pengawas Sekolah muda,
pangkat penata, golongan ruang lll/c sampai dengan pengawas Sekolah Utama,
pangkat pembina Utama Madya, golongan ruang lV/d dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 tahun sejak menduduki jenjang
jabatan/pangkat terakhir tidak dapatmengumpulkan angka kredit yang ditentukan
untuk kenaikanpangkat setingkat lebih tinggi.” Dan pada ayat (2) yaitu “Pengawas
Sekolah Utama, pangkat pembina Utama, golonganruang lV/e, dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki
jabatan/pangkatnya tidak dapatmengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima)
angka kredit dari kegiatan tugas pokok.”
Pembinaan dan pengembangan karir pengawas adalah upaya terencana untuk
membantu para pengawas dalam kenaikan pangkat dan jabatannya melalui
pengumpulan angka kredit jabatan fungsional.Kenaikan pangkat dan jabatannya
18
harus mengindikasikan meningkatnya kemampuan professional dan kinerjanya
sebagai pengawas profesional.
Pembinaan dilakukan agar kenaikan pangkat dan jabatan pengawas bisa tepat
waktu.Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prpinsi dan Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota memotivasi para pengawas agar secara
terencana mendesain program kerjanya.Setiap pengawas memperoleh kesempatan
untuk mengumpulkan bahan-bahan yang mempunyai nilai angka kredit untuk
kenaikan pangkat dan jabatannya.
Program pembinaan kualifikasi dan profesi memiliki nilai angka kredit.Pembinaan
kemampuan profesional pada dasarnya berdampak terhadap peningkatan karir
pengawas.
Program lain adalah memfasilitasi pengawas madrasahuntuk melakukan kegiatan
penelitian/kajian/studi tentang kepengawasan. Hasil kajian/penelitian/studi
tersebut ditulis dalam bentuk laporan penelitian berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.Untuk itu para pengawas harus
memiliki kemampuan dalam bidang penelitian dan penulisan karya
ilmiah.Kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan
(Diklat) khusus tentang penelitian pendidikan dan penulisan karya ilmiah.
Prioritas pembinaan karir pengawas ada pada pengawas madya yakni pengawas
yang menduduki pangkat IV/a dan IV/b. Namun demikian tidak berarti pengawas
dangan jabatan/pangkat lainnya dikesampingkan.
Mekanisme Pembinaan karir kepangkatan pengawas, sebagai berikut:
1. Pendataan Jenjang dan Golongan Pengawas. Kegiatan ini dilakukan oleh
Pokjawas Tingkat Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Kementerian
Agama setempat.
2. Rekapitulasi Hasil Pendataan. Pokjawas Kabupaten/Kota merekap hasil
pendataan jenjang/golongan pengawas dan diserahkan ke pokjawas provinsi.
19
3. Rekapitulasi Jenjang dan Golongan Pengawas di tingkat Provinsi. Pengurus
Pokjawas Provinsi merekap pendataan jenjang/golongan di tingkat provinsi
berdasarkan rekapitulasi pendataan tingkat kabupaten/Kota
4. Pembentukan Tim Bimbingan sejawat. Kantor Wilayah Kementerian Agama
Membentuk tim pembimbing yang beranggotakan Pengawas Utama dan/atau
Pengawas yang kompeten.
5. Pelaksanaan Bimbingan sejawat. Tim Pembimbing mendampingi para
pengawas dalam pembinaan karir agar tercapai angka kredit sesuai yang
dipersyaratkan
6. Pembentukan Tim Penilai. Kementerian Agama Pusat Membentuk Tim Penilai
angka Kredit.
7. Pembentukan TimPembinaan Karier Pengawas Madrasah pada Sekolah.
Kementerian Agama membentuk Tim pembinaan karier pengawas madrasah,
untuk memberikan pengetahuan tentang pengembangan karier pengawas.
8. Pembentukan Forum Kolaborasi pengawas tingkat Nasional yang dipasilitasi
Kementerian Agama untuk mengembangkan karya ilmiah dan Karya Inovatif
lainnya.
Mekanisme Pembinaan Karir Kepangkatan
20
21
BAB IV
MATERI PEMBINAAN
Materi pembinaan pengawas madrasah dan pengawas pendidikan agama Islam
adalah materi yang perlu dikuasai oleh pengawas dalam rangka meningkatakkan
kompetensi pengawas. Materi pembinaan dapat dijadikan bahan pembinaan
pengawas secara terencana sehingga proses pembinaanya bisa berkelanjutan. Ada
materi pembinaan terbagi menjadi tiga kategori, sebagai berikut:
D. Kelompok Dasar
1. Perundang Undangan dan Kebijakan Pendidikan dan kebudayaan
2. Peraturan Kementerian Agama di Bidang Pendidikan
3. Filosofi dan Landasan Pendidikan
4. Peraturan Menteri Tentang Pengawas
E. Kelompok Inti
Materi kelompok inti adalah materi wajib bagi pengawas dalam rangka mencapai
kompetensi telah diatur di dalam peraturan pendidikan nasional nomor 27 tahun
2007 tentang standar pengawas sekolah/madrasah. Materi-materi tersebut adalah
1. Kompetensi Kepribadian
a. Pengembangan Diri
b. Motivasi
2. Kompetensi Supervisi Manajerial
a. Metode, teknik, dan Prinsip Supervisi Manajerial
b. Program Pengawas
c. Program Tahunan, Semesteran, dan Kunjungan kelas
d. Laporan Hasil Kepengawasan
e. MPMBS
f. Administrasi Pendidikan
g. TQM dan Sistem Manajemen Mutu
h. Konsep Bimbingan Konseling
i. Analisis SWOT
j. Akreditasi Madrasah
k. Evaluasi Diri Madrasah
3. Kompetensi Supervisi Akademik
22
a. Konsep, Prinsip, teori dasar, dan Karakteristik matapelajaran dan proses
pembelajaran matapelajaran yang diampu
b. Pengembangan kurikulum (KTSP)
c. Penyusunan silabus
d. Strategi/metode/teknik Pembelajaran
e. Penyusunan RPP
f. Adminisitrasi Keguruan
g. Media Pembelajaran
h. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
b. Penilaian Kinerja Kepala Madrasah
c. Penilaian kinerja Guru
d. Penilaian Kinerja Staf Madrasah
e. Supervisi Klinis
f. Analisis butir soal
5. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
a. Penelitian Tindakan Sekolah/Madrasah
b. Penelitian Tindakan Kelas
c. Konsep Penyusunan Modul dan Buku Pelajaran
6. Kompetensi Sosial
a. Dinamika Kelompok
b. Peran dan Fungsi Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS)
F. Kelompok Penujang
a. Penilaian Angka Kredit Guru
b. Penilaian Angka Kredit Pengawas
c. Penguasaan Komputer Dasar
d. Konsep Coaching dan Mentoring
23
BAB V
PERAN PIHAK TERKAIT
Tugas dan Tanggung Jawab pihak yang terkait dalam Sistem Pembinaan Pengawas
Madrasah/ Pendidikan Agama Islam adalah:
A. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam bertugas: (a) merumuskan kebijakan
nasional yang bersifat umum tentang penyelenggaraan pembinaan pengawas
madrasah/PAI, (b) menentukan kebijakan umum tentang standar proses dan
hasil pembinaan pengawas madrasah/PAI dan (c) melaksanakan koordinasi,
harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan pembinaan pengawas
madrasah/PAI. (d)
B. Direktorat
Direktorat terkait menetapkan bertanggung jawab untuk mensosialisasikan
panduan pembinaan pengawas madrasah/PAI kepada Kantor Wilayah
Kementerian Agama, Kantor Kementerian Agama Kota/kabupaten, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan kementerian Agama, dan Balai Pendidikan dan
Kebudayaan Kementerian Agama.
C. Pusdiklat dan Balai Diklat
Pusdiklat Kementerian Agama dan Balai Diklat Keagamaan melaksanakan
program pembinaan pengawas madrasah/PAI berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh Ditjen /lembaga terkait. Di dalam pelaksanakan Pusdiklat dan
Balai Diklat berkoordinasi dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan
kantor Kementerian Agama Kota/kabupaten.
D. Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Kawil Kementerian Agama Provinsi melakukan analisis pembinaan pengawas
madrasah/PAI pada tingkat provinsi. Berdasarkan hasil Analisis pembinaan
pengawas madrasah/PAI, Kanwil Kemenag provinsi menyusun dan
melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI tingkat provinsi.
Dalam melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kanwil
24
Kemenag provinsi berkoordinasi dengan Pusdiklat, Balai Diklat, dan Kantor
Kemenag Kota/Kabupaten.
E. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
Kantor Kemenag Kota/Kabupaten melaksanakan analisis pembinaan pengawas
madrasah/PAI pada tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan hasil analisis
kebutuhan pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kantor Kemenag
kabupaten/kota menyusun dan melaksanakan program pembinaan pengawas
madrasah/PAI tingkat kabupaten/kota. Dalam melaksanakan pembinaan
pengawas madrasah/PAI, Kantor Kemenag kabupaten/kota berkoordinasi
dengan Pusdiklat, Balai Diklat, dan Pokjawas.
F. Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas)
Pokjawas melaksanakan analisis pembinaan pengawas madrasah/PAI pada
tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pembinaan
pengawas madrasah/PAI, Pokjawas menyusun, melaksanaan dan mengusulkan
program pembinaan pengawas madrasah/PAI ke Kantor Kemenag
kabupaten/kota. Dalam melaksanakan pembinaan pengawas madrasah/PAI,
Pokjawas berkoordinasi dengan Kemenag kota/kabupaten
25
BAB VII
PENUTUPAN
Demikian pedoman ini disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan pembinaan
pengawas Madrasah dan pengawas pendidikan Agama Islam pada Sekolah bagi
Pejabat Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Hal-hal yang belum tercanatum dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam
pedoman teknis pelaksanaan oleh pejabat/lembaga yang berwenang baik ditingkat
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolahPmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolahDrs. HM. Yunus
 
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummahAqil Al Asy'ariyyah
 
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”Sujud Marwoto
 
Juknis Beasiswa 2013
Juknis Beasiswa 2013Juknis Beasiswa 2013
Juknis Beasiswa 2013Anwar Sanusi
 
Contoh program kerja tahunan ks.
Contoh program kerja tahunan ks.Contoh program kerja tahunan ks.
Contoh program kerja tahunan ks.Dhony S
 
1. daftar isi dokumen i smp
1. daftar isi dokumen i smp1. daftar isi dokumen i smp
1. daftar isi dokumen i smpPendi Taruih
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Instrumen validasi. smk ktsp 2013
Instrumen validasi. smk ktsp 2013Instrumen validasi. smk ktsp 2013
Instrumen validasi. smk ktsp 2013Achmad Jainudin
 
1. pedoman guru berprestasi 2014
1. pedoman guru berprestasi 20141. pedoman guru berprestasi 2014
1. pedoman guru berprestasi 2014Suaidin -Dompu
 
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompetenPresentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompetenSujud Marwoto
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012Eko Purwanto
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolahPermendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolahSMK YZA 2 KOTA BOGOR
 

Mais procurados (17)

Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolahPmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
 
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
 
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
 
Juknis Beasiswa 2013
Juknis Beasiswa 2013Juknis Beasiswa 2013
Juknis Beasiswa 2013
 
Contoh program kerja tahunan ks.
Contoh program kerja tahunan ks.Contoh program kerja tahunan ks.
Contoh program kerja tahunan ks.
 
1. daftar isi dokumen i smp
1. daftar isi dokumen i smp1. daftar isi dokumen i smp
1. daftar isi dokumen i smp
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Instrumen validasi. smk ktsp 2013
Instrumen validasi. smk ktsp 2013Instrumen validasi. smk ktsp 2013
Instrumen validasi. smk ktsp 2013
 
1. pedoman guru berprestasi 2014
1. pedoman guru berprestasi 20141. pedoman guru berprestasi 2014
1. pedoman guru berprestasi 2014
 
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompetenPresentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
 
Buku pedomanpkg
Buku pedomanpkgBuku pedomanpkg
Buku pedomanpkg
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
 
6. mulyati ojl tas
6. mulyati ojl tas6. mulyati ojl tas
6. mulyati ojl tas
 
1. pedoman-guru-berprestasi
1. pedoman-guru-berprestasi1. pedoman-guru-berprestasi
1. pedoman-guru-berprestasi
 
4 promes-genap
4 promes-genap4 promes-genap
4 promes-genap
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolahPermendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
 

Semelhante a PEDOMAN PEMBINAAN PENGAWAS

Sk pedoman pkgdanpengawas 2015
Sk pedoman pkgdanpengawas 2015Sk pedoman pkgdanpengawas 2015
Sk pedoman pkgdanpengawas 2015Muh Prio Susilo
 
JUKNIS PENILIAN KELULUSAN PAI_SK Dirjen 604_2023_Publis (1).pdf
JUKNIS PENILIAN KELULUSAN PAI_SK Dirjen 604_2023_Publis (1).pdfJUKNIS PENILIAN KELULUSAN PAI_SK Dirjen 604_2023_Publis (1).pdf
JUKNIS PENILIAN KELULUSAN PAI_SK Dirjen 604_2023_Publis (1).pdfKiflitulung1
 
Pedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaPedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukasugainanaf
 
Pedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaPedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaOom Rohman
 
pedoman pk kepala perpustakaan
pedoman pk kepala perpustakaanpedoman pk kepala perpustakaan
pedoman pk kepala perpustakaanMadie Sudah
 
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar prosesPermendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar prosesSuaidin -Dompu
 
Pedoman Sertifikasi Guru 2007
Pedoman Sertifikasi Guru 2007Pedoman Sertifikasi Guru 2007
Pedoman Sertifikasi Guru 2007sekolah maya
 
Kbk sma e. pendidikan agama buddha
Kbk sma e. pendidikan agama buddhaKbk sma e. pendidikan agama buddha
Kbk sma e. pendidikan agama buddhaJasmin Jasin
 
Perment standart proses
Perment standart prosesPerment standart proses
Perment standart prosessmpnsampung
 
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012Shina romandiyah
 
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikanPermendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikanAtikah Zahra
 
Permendiknas no 41 Th 2007
Permendiknas no 41 Th 2007Permendiknas no 41 Th 2007
Permendiknas no 41 Th 2007ferry4education
 
Pedoman pengawas PAI pada Sekolah
Pedoman pengawas PAI pada SekolahPedoman pengawas PAI pada Sekolah
Pedoman pengawas PAI pada SekolahDrs. HM. Yunus
 
01. buku 1 = pedoman pkb rev2
01. buku 1 = pedoman pkb rev201. buku 1 = pedoman pkb rev2
01. buku 1 = pedoman pkb rev2herusetiawan161
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruata bik
 

Semelhante a PEDOMAN PEMBINAAN PENGAWAS (20)

program kerja BK 2022-2023.pdf
program kerja BK 2022-2023.pdfprogram kerja BK 2022-2023.pdf
program kerja BK 2022-2023.pdf
 
Sk pedoman pkgdanpengawas 2015
Sk pedoman pkgdanpengawas 2015Sk pedoman pkgdanpengawas 2015
Sk pedoman pkgdanpengawas 2015
 
JUKNIS PENILIAN KELULUSAN PAI_SK Dirjen 604_2023_Publis (1).pdf
JUKNIS PENILIAN KELULUSAN PAI_SK Dirjen 604_2023_Publis (1).pdfJUKNIS PENILIAN KELULUSAN PAI_SK Dirjen 604_2023_Publis (1).pdf
JUKNIS PENILIAN KELULUSAN PAI_SK Dirjen 604_2023_Publis (1).pdf
 
Pedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaPedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca uka
 
Pedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaPedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca uka
 
pedoman pk kepala perpustakaan
pedoman pk kepala perpustakaanpedoman pk kepala perpustakaan
pedoman pk kepala perpustakaan
 
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar prosesPermendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
 
Pedoman Sertifikasi Guru 2007
Pedoman Sertifikasi Guru 2007Pedoman Sertifikasi Guru 2007
Pedoman Sertifikasi Guru 2007
 
Kbk sma e. pendidikan agama buddha
Kbk sma e. pendidikan agama buddhaKbk sma e. pendidikan agama buddha
Kbk sma e. pendidikan agama buddha
 
Perment standart proses
Perment standart prosesPerment standart proses
Perment standart proses
 
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
 
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikanPermendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
 
Permendiknas no 41 Th 2007
Permendiknas no 41 Th 2007Permendiknas no 41 Th 2007
Permendiknas no 41 Th 2007
 
Pedoman pengawas PAI pada Sekolah
Pedoman pengawas PAI pada SekolahPedoman pengawas PAI pada Sekolah
Pedoman pengawas PAI pada Sekolah
 
Penilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinerja GuruPenilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinerja Guru
 
Buku 1 rev22
Buku 1 rev22Buku 1 rev22
Buku 1 rev22
 
01. buku 1 = pedoman pkb rev2
01. buku 1 = pedoman pkb rev201. buku 1 = pedoman pkb rev2
01. buku 1 = pedoman pkb rev2
 
Uks newwwww
Uks newwwwwUks newwwww
Uks newwwww
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 

Mais de Drs. HM. Yunus

Surat undangan pelatihan_dan_pendampingan_kreator_tv_sekolah_berbasis
Surat undangan pelatihan_dan_pendampingan_kreator_tv_sekolah_berbasisSurat undangan pelatihan_dan_pendampingan_kreator_tv_sekolah_berbasis
Surat undangan pelatihan_dan_pendampingan_kreator_tv_sekolah_berbasisDrs. HM. Yunus
 
4. praktik pengisian ip snp
4. praktik pengisian ip snp4. praktik pengisian ip snp
4. praktik pengisian ip snpDrs. HM. Yunus
 
05.3 panduan sispena utk sm
05.3 panduan sispena utk sm05.3 panduan sispena utk sm
05.3 panduan sispena utk smDrs. HM. Yunus
 
05.2 panduan sis pena sm utk asesor
05.2 panduan sis pena sm utk asesor05.2 panduan sis pena sm utk asesor
05.2 panduan sis pena sm utk asesorDrs. HM. Yunus
 
05.1 panduan sispena utk banp
05.1 panduan sispena utk banp05.1 panduan sispena utk banp
05.1 panduan sispena utk banpDrs. HM. Yunus
 
04. naskah akademik iasp2020 2020.05.08
04. naskah akademik iasp2020 2020.05.0804. naskah akademik iasp2020 2020.05.08
04. naskah akademik iasp2020 2020.05.08Drs. HM. Yunus
 
03. pos pelaksanaan akreditasi 2020 f20.5.10
03. pos pelaksanaan akreditasi 2020  f20.5.1003. pos pelaksanaan akreditasi 2020  f20.5.10
03. pos pelaksanaan akreditasi 2020 f20.5.10Drs. HM. Yunus
 
02. pedoman akreditasi sm 2020.05.11
02. pedoman akreditasi sm 2020.05.1102. pedoman akreditasi sm 2020.05.11
02. pedoman akreditasi sm 2020.05.11Drs. HM. Yunus
 
SISTEM AKREDITASI BARU 2020
SISTEM AKREDITASI BARU 2020SISTEM AKREDITASI BARU 2020
SISTEM AKREDITASI BARU 2020Drs. HM. Yunus
 
01.4 permendikbud nomor13 tahun2018 bansm dan banpaudpnf
01.4 permendikbud nomor13 tahun2018 bansm dan banpaudpnf01.4 permendikbud nomor13 tahun2018 bansm dan banpaudpnf
01.4 permendikbud nomor13 tahun2018 bansm dan banpaudpnfDrs. HM. Yunus
 
01.3 permendikbud tahun2016 nomor028 sistem penjaminan mutu dikdasmen
01.3 permendikbud tahun2016 nomor028 sistem penjaminan mutu dikdasmen01.3 permendikbud tahun2016 nomor028 sistem penjaminan mutu dikdasmen
01.3 permendikbud tahun2016 nomor028 sistem penjaminan mutu dikdasmenDrs. HM. Yunus
 
01.2 b pp no_19_th_2005
01.2 b pp no_19_th_200501.2 b pp no_19_th_2005
01.2 b pp no_19_th_2005Drs. HM. Yunus
 
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snpDrs. HM. Yunus
 
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknasDrs. HM. Yunus
 
Kisi kisi uji kompetensi asesor
Kisi kisi uji kompetensi asesorKisi kisi uji kompetensi asesor
Kisi kisi uji kompetensi asesorDrs. HM. Yunus
 

Mais de Drs. HM. Yunus (20)

Surat undangan pelatihan_dan_pendampingan_kreator_tv_sekolah_berbasis
Surat undangan pelatihan_dan_pendampingan_kreator_tv_sekolah_berbasisSurat undangan pelatihan_dan_pendampingan_kreator_tv_sekolah_berbasis
Surat undangan pelatihan_dan_pendampingan_kreator_tv_sekolah_berbasis
 
4. praktik pengisian ip snp
4. praktik pengisian ip snp4. praktik pengisian ip snp
4. praktik pengisian ip snp
 
Pertemuan 6 gsites
Pertemuan 6 gsitesPertemuan 6 gsites
Pertemuan 6 gsites
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Pertemuan 3 g sites
Pertemuan 3 g sitesPertemuan 3 g sites
Pertemuan 3 g sites
 
Materi 2 g sites
Materi 2 g sitesMateri 2 g sites
Materi 2 g sites
 
05.3 panduan sispena utk sm
05.3 panduan sispena utk sm05.3 panduan sispena utk sm
05.3 panduan sispena utk sm
 
05.2 panduan sis pena sm utk asesor
05.2 panduan sis pena sm utk asesor05.2 panduan sis pena sm utk asesor
05.2 panduan sis pena sm utk asesor
 
05.1 panduan sispena utk banp
05.1 panduan sispena utk banp05.1 panduan sispena utk banp
05.1 panduan sispena utk banp
 
04. naskah akademik iasp2020 2020.05.08
04. naskah akademik iasp2020 2020.05.0804. naskah akademik iasp2020 2020.05.08
04. naskah akademik iasp2020 2020.05.08
 
03. pos pelaksanaan akreditasi 2020 f20.5.10
03. pos pelaksanaan akreditasi 2020  f20.5.1003. pos pelaksanaan akreditasi 2020  f20.5.10
03. pos pelaksanaan akreditasi 2020 f20.5.10
 
02. pedoman akreditasi sm 2020.05.11
02. pedoman akreditasi sm 2020.05.1102. pedoman akreditasi sm 2020.05.11
02. pedoman akreditasi sm 2020.05.11
 
SISTEM AKREDITASI BARU 2020
SISTEM AKREDITASI BARU 2020SISTEM AKREDITASI BARU 2020
SISTEM AKREDITASI BARU 2020
 
01.4 permendikbud nomor13 tahun2018 bansm dan banpaudpnf
01.4 permendikbud nomor13 tahun2018 bansm dan banpaudpnf01.4 permendikbud nomor13 tahun2018 bansm dan banpaudpnf
01.4 permendikbud nomor13 tahun2018 bansm dan banpaudpnf
 
01.3 permendikbud tahun2016 nomor028 sistem penjaminan mutu dikdasmen
01.3 permendikbud tahun2016 nomor028 sistem penjaminan mutu dikdasmen01.3 permendikbud tahun2016 nomor028 sistem penjaminan mutu dikdasmen
01.3 permendikbud tahun2016 nomor028 sistem penjaminan mutu dikdasmen
 
01.2 c pp 032-2013
01.2 c pp 032-201301.2 c pp 032-2013
01.2 c pp 032-2013
 
01.2 b pp no_19_th_2005
01.2 b pp no_19_th_200501.2 b pp no_19_th_2005
01.2 b pp no_19_th_2005
 
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp
 
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
 
Kisi kisi uji kompetensi asesor
Kisi kisi uji kompetensi asesorKisi kisi uji kompetensi asesor
Kisi kisi uji kompetensi asesor
 

Último

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 

Último (20)

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 

PEDOMAN PEMBINAAN PENGAWAS

  • 1. 1 PEDOMAN PEMBINAAN PENGAWAS MADRASAH DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM 2014
  • 2. ii KATA PENGANTAR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum wr. Wb Puji dan syukur bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusunan Buku Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah ini dapat terlaksana. Pedoman pembinaan pengawas madrasah disusun dalam rangka implemetasi Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI pada Sekolah sebagaiman yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 31 tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Menteri agama nomor 2 tahun 2012, terutama pasal 19 ayat 1 dan 2. Buku pedoman pengawas madrasah terdiri dari 6 bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Konsep Pembinaan, Bab III Pembinaan Pengawas, Bab IV Materi Pembinaan, dan Bab V Penutup. Penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. Semoga buku pedoman ini dapat dijadikan panduan dalam pelaksanaan pembinaan pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam bagi Pejabat Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 1 Desember 2014 An. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktur Pendidikan Madrasah Prof. Dr. Phil.H.M. Nur Kholis Setiawan, MA.
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................... II DAFTAR ISI............................................................................................................... III BAB I.......................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. LATAR BELAKANG............................................................................................... 1 B. DASAR HUKUM.................................................................................................. 2 C. TUJUAN............................................................................................................. 3 D. SASARAN .......................................................................................................... 3 BAB II......................................................................................................................... 5 KONSEP PEMBINAAN PENGAWAS......................................................................... 5 A. PENGERTIAN PEMBINAAN PENGAWAS .................................................................. 5 B. TUJUAN PEMBINAAN........................................................................................... 6 C. MANFAAT PEMBINAAN......................................................................................... 6 D. PRINSIP PEMBINAAN........................................................................................... 6 E. RUANG LINGKUP PEMBINAAN .............................................................................. 7 A. MEKANISME PEMBINAAN PENGAWAS ................................................................... 7 BAB III........................................................................................................................ 9 PEMBINAAN PENGAWAS......................................................................................... 9 A. PEMBINAAN KUALIFIKASI..................................................................................... 9 B. PEMBINAAN KOMPETENSI ................................................................................. 12 C. PEMBINAAN KARIR ........................................................................................... 17 BAB IV...................................................................................................................... 21 MATERI PEMBINAAN.............................................................................................. 21 D. KELOMPOK DASAR ........................................................................................... 21 E. KELOMPOK INTI................................................................................................ 21 F. KELOMPOK PENUJANG ..................................................................................... 22 BAB V....................................................................................................................... 23 PERAN PIHAK TERKAIT ......................................................................................... 23 A. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM ........................................................ 23 B. DIREKTORAT.................................................................................................... 23 C. PUSDIKLAT DAN BALAI DIKLAT ........................................................................... 23 D. KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ........................................................... 23
  • 4. iv E. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA .............................................. 24 F. KELOMPOK KERJA PENGAWAS (POKJAWAS) ....................................................... 24 BAB VII..................................................................................................................... 25 PENUTUPAN ........................................................................................................... 25
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawas sebagai tenaga kependidikan memiliki peran membina kemampuan profesional tenaga pendidik dan kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja madrasah. Peran pengawas madrasah sangat dibutuhkan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan madrasah, dan telah diperkuat kedudukannya melalui Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 dan Peraturan Menteri Agama No. 31 tahun 2014. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pengawas diharuskan untuk memiliki kompetensi yang lebih unggul dari guru maupun kepala sekolah. Keunggulan kompetensi tersebut meliputi tiga kompetensi pokok yaitu supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan. Tuntutan profesionalitas mewajibkan pengawas untuk memenuhi kompetensi sebagai supervisor akademik dan manajerial yang merupakan tugas pokok pengawas madrasah. Dalam fungsinya sebagai supervisor akademik, pengawas berkewajiban untuk membantu tenaga pendidik atau guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor manajerial, berkewajiban membantu kepala madrasah agar mencapai madrasah yang efektif. Selain itu, pengawas memiliki peran evaluator pendidikan dimana pengawas harus memiliki kompetensi mengevaluasi kinerja guru dan Kepala madrasah. Hal ini dalam rangka menjaga mutu pendidikan serta meningkatkan mutu pendidikan di madrasah yang dibinanya. Di sisi lain, pemenuhan kompetensi penelitian dan pengembangan belum dapat dipenuhi secara optimal oleh Pengawas karena berbagai sebab, antara lain kemampuan meneliti yang masih rendah, keterbasan anggaran, tidak adanya pembinaan khusus tentang penelitian dan pengembangan. Kondisi ini menjadi kendala bagi para pengawas untuk memenui tuntutan kompetensi sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 khususnya mengenai Kompetensi Penelitian dan Pengembangan. Kecenderungan yang
  • 6. 2 terjadi saat ini adalah rendahnya kemampuan meneliti oleh pengawas terhadap madrasah yang dibinanya. Mencermati kondisi yang ada sebagaimana diuraikan di atas, maka pembinaan terhadap pengawas merupakan sebuah kebutuhan dan perlu didukung dengan regulasi mengenai pola pembinaan terhadap pengawas. Oleh karena itu, perlu disusun sebuah Pedoman pembinaan pengawas dengan tujuan agar bisa dijadikan acuan dalam pembinaan pengawas madrasah bagi instansi terkait. B. Dasar Hukum Landasan hukum dalam pelaksanaan tugas Penagawas Madrasah adalah: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. 6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama. 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. 8. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. 9. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.
  • 7. 3 10. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis di Lingkungan Kementerian Agama. 11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis di Lingkungan Kementerian Agama. 12. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 345 Tahun 2004 Tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Keagamaan. 13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 193/XIII/10/6/2011 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS. C. Tujuan Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah ini disusun sebagai acuan bagi pihak terkait dalam menjalankan pembinaan pengawas madrasah. Dengan adanya pedoman ini diharapkan sistem pembinaan pengawas dapat berjalan secara efektif dan efisien. D. Sasaran Pedoman Pembinaan Pengawas ini dapat dijadikan acuan Pembina pengawas bagi: 1. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi di Seluruh wilayah Republik Indonesia 2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi di Seluruh wilayah Republik Indonesia 3. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Seluruh wilayah Republik Indonesia 4. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota di Seluruh wilayah Republik Indonesia 5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia
  • 8. 4 6. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Kementerian Agama di seluruh Wilayah Indonesia 7. Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) nasional, Provinsi dan Kabupaten/kota. 8. Pengawas Madrasah
  • 9. 5 BAB II KONSEP PEMBINAAN PENGAWAS A. Pengertian Pembinaan Pengawas Pembinaan adalah suatu proses untuk membantu tenaga kerja untuk membentuk, meningkatkan dan mengubah pengetahuan, keterampilan sikap dan tingkah lakunya agar dapat mencapai standar tertentu sesuai dengan apa yang dituntut oleh jabatannya. Adapun pembinaan tenaga kependidikan merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang pendidikan/sekolah. Pengawas Madrasah sebagai guru PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas satuan pendidikan yang tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya melakukan pengawasan akademik dan manajerial pada madrasah.Pengawasan akademik bertujuan membantu atau membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar peserta didik yang lebih optimal. Sedangkan pengawasan manajerial bertujuan membantu dan membina kepala sekolah dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan melalui optimalisasi kinerja sekolah. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengawas madrasah, diperlukan kemampuan-kemampuan dasar yang dipersyaratkan sebagai pengawas profesional. Oleh sebab itu, kompetensi pengawas perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara bekelanjutan sehingga kinerja pengawas akan terus meningkat. Tanpa memiliki kompetensi profesional dalam hal kepengawasan, para pengawas akan sulit meningkatkan kinerjanya sehingga berdampak terhadap mutu kinerja madrasah yang dibinanya.
  • 10. 6 B. Tujuan Pembinaan Tujuan umum dari pembinaan adalah meningkatnya kualifikasi, profesi, dan karir pengawas madrasah sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas profesional. Adapun tujuan khusus pembinaan pengawas madrasah adalah agar Pengawas mampu: 1. melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang dibinanya. 2. Meningkatkan kompetensi kepribadian, supervisi akademik, supervisi manajerial, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan sosial, sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya. 3. melakukan inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di madrasah binaannya. 4. Mengembangkan karir jabatan pengawas. C. Manfaat Pembinaan Manfaat pembinaan pengawas madrasah adalah 1. Mewujudkan kualifikasi pengawas madrasah sesuai peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 2. Meningkatnya kompetensi pengawas madrasah diharapkan berdampak terhadap peningkatan kinerja dan hasil kerjanya. 3. Meningkatkan karir pengawas madrasah diharapkan berdampak terhadap kesejahteraannya. D. Prinsip Pembinaan Pembinaan Pengawas madrasah mengedepankan prinsip sebagai berikut: 1. Persamaan Hak adalah prinsip dasar dimana pembinaan pengawas harus diberikan kepada setiap pengawas madrasah, sejak dari pangkat terendah sampai pada pangkat tertinggi, tanpa membedakan masa kerja. 2. Transaparansi adalah prinsip keterbukaan yang perlu ditumbuh kembangkan melalui aturan yang formal yang dapat diterima oleh semua pihak dan telah disosialisasikan.
  • 11. 7 3. Obyektif adalah prinsip proses pengambilan keputusan yang tepat, tidak mengandung nilai subjektifitas, karena faktor kedekatan, kekerabatan, kedaerahan serta kekeluargaan dan lain-lain. 4. Akuntabel yakni prinsip pertanggung jawaban secara hukum; tidak mengandung cacat hukum dalam proses, mekanisme, prosedur dan administrasi agar terhindar dari kesalahan yang berakhir di ranah hukum. 5. Terukur adalah diterapkannya indikator kinerja yang dapat dihitung kepada setiap pengawas. Ukuran kinerja dapat disesuaikan dengan penilaian hasil kinerja pengawas madrasah. E. Ruang Lingkup Pembinaan Ruang lingkup pembinaan mencakup: 1. Peningkatan kualifikasi akademik Pembinaan kualifikasi ditujukan agar para pengawas dapat meningkatkan tingkat pendidikan formal sampai minimal berpendidikan Sarjana (SI) bagi yang berpendidikan diploma, dan berpendidikan S2 bagi pengawas yang berpendidikan S1. 2. Pengembangan Kompetensi Pengembangan Kompetensi diarahkan pada peningkatan kompetensi pengawas mencakup kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. 3. Pembinaan Karir. pembinaan karir pengawas diarahkan untuk mempercepat kenaikan pangkat dan jabatan pengawas sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui pengumpulan angka kredit. Jenjang jabatan pengawas mulai dari pengawas pertama sampai pada pengawas utama. A. Mekanisme Pembinaan Pengawas
  • 12. 8 Pembinaan Pengawas memerlukan dukungan dari pihak terkait agar berjalan secara maksimal. Adapun pihak yang terkait dalam pembinaan pengawas adalah sebagai berikut Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
  • 13. 9 BAB III PEMBINAAN PENGAWAS A. Pembinaan Kualifikasi Pembinaan Kualifikasi adalah pembinaan pengawas untuk mencapai standar kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 tentang kualifikasi pengawas sekolah/madrasah, dimana pengawas sekolah/madrasah minimal berpendidikan S1 untuk pengawas TK/RA dan SD/MI, sedangkan pengawas tingkat SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK diutamakan berpendidikan S2. Pembinaan pengawas madrasah dan PAI pada sekolah untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan dapat ditempuh melalui program sebagai berikut: 1. Beasiswa Pemerintah Pusat Beasiswa Kementerian Agama Pusat untuk mengikuti pendidikan program sarjana pada Perguruan TInggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Beasiswa diprioritaskan kepada pengawas madrasah yang berpendidikan Diploma terutama pengawas RA/MI agar mencapai kualifikasi Sarjana (S1). Program beasiswa dilaksanakan secara bertahap, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan semua pengawas yang belum sarjana bisa menempuh pendidikan program sarjana. Pada tahap pertama pengawas yang diberikan beasiswa adalah pengawas yang memenuhi kriteria sebagai berikut:  Berusia maksimal 48 tahun.  Telah berpengalaman sebagai pengawas madrasahminimal 3 tahun.  Berpendidikan minimal Diploma.  Menyatakan sanggup menyelesaikan program sarjana maksimal 5 semester.  Diperioritaskan yang bertugas di daerah terpencil atau daerah perbatasan, atau daerah konflik/rawan keamanan atau daerah bencana.  Menunjukkan kemauan dan motivasi untuk mengikuti pendidikan.  Pangkat dan golongan minimal III/c dan maksimal IV/a.
  • 14. 10 2. Bantuan Biaya Pendidikan. Bantuan biaya pendidikan bersumber dari Kementerian Agamadan/atau Pemerintah Daerah untuk mengikuti pendidikan program sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi. Bantuan biaya pendidikan bisa digunakan untuk biaya kuliah, proses penulisan skripsi, pembeli buku. Bantuan biaya pendidikan bisa diberikan kepada pengawas yang melanjutkan studi pada program sarjana S1, maupun program pasca sarjana S2 dan S3. Kriteria pemberian bantuan biaya pendidikan adalah sebagai berikut :  Pengawas berperestasi dalam melaksanakan tugas kepengawasan, yakni memperoleh indeks sangat baik.  Berpengalaman sebagai pengawas madrasahselama minimal 5 tahun.  Bersedia untuk tetap menjadi tenaga pengawas madrasahsampai masa pensiun.  Pangkat/Golongan minimal III/c. 3. Izin Belajar untuk Pendidikan Lanjutan Izin belajar untuk pendidikan lanjutan, baik untuk program sarjana maupun program pascasarjana, dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Fasilitas yang diberikan adalah penggunaan waktu untuk belajar sehingga dapat meninggalkan tugas kepengawasannya.Sedangkan semua pembiayaan ditanggung oleh pengawas yang bersangkutan. Program peningkatan kualifikasi pendidikan dapat dilaksankan melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan Buttom up dan Pendekatan Top Down. Pendekatan Top Down yaitu kementerian Agama merencanakan program-program peningkatan kualifikasi, lalu menginformasikan ke semua pengawas melalui Kanwil Kemenag Provinsi, Kemenag kota/kabupaten dan pokjawas. Sedangkan pendekatan Buttom up adalah Kemenag Kota/kabupaten mendata dan mengusulkan ke kanwil, lalu diteruskan ke Kementerian Agama Pusat agar menjadi bahan penyusun program peningkatan kualifikasi pengawas.
  • 15. 11 Proses Pembinaan kualifikasi pengawas dapat melakukan beberapa langkah sebagai berikut: a. pemetaan pengawas madrasah berdasarkan di tingkat Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten. Pemetaan dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik pengawas yang mencakup ; pendidikan terahir, pangkat dan golongan, usia, pengalaman kerja sebagai pengawas, jenis kelamin, jumlah madrasah binaannya, alamat tempat tinggal. b. Pendataan pengawas madrasahyang berminat melanjutkan pendidikan pada program pascasarjana. c. Pengusulan nama-nama pengawas madrasahkepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam atau kepada Pemerintah daerah setempat untuk diusulkan mendapatkan (1) Beasiswa Pendidikan Program Sarjana dan (2) Bantuan Biaya Pendidikan baik untuk Program Sarjana maupun Program pascasarjana. d. Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan Perguruan Tinggi agar proses pendidikan bagi para pengawas madrasahyang diberikan beasiswa pemerintah pusat. e. Kantor Kementerian Agama kota/kabupaten memonitor dan meminta laporan kemajuan studi pengawas madrasahkepada dariperguruan tinggi setiap semester. Jika tidak menunjukkan kemajuan diberikan peringatan lisan dan atau tertulis. Mekanisme Pembinaan Kualifikasi Pengawas
  • 16. 12 B. Pembinaan Kompetensi Pembinaan kompetensi pengawas madrasahbertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi Akademik, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, kompetensi Penelitian Pengembangan, dan kompetensi sosial. Dengan meningkatnya kompetensi pengawas diharapkan terjadi peningkatan kinerjanya sehingga berdampak terhadap mutu pendidikan madrasah dan pendidikan agama Islam pada sekolah yang dibinanya. Pembinaan diberikan kepada para pengawas madrasahuntuk semua kategori jabatan pengawas yaitu pengawas muda, pengawas madya dan pengawas utama. Program pembinaan yang dilakukan berdasarkan kompetensi pengawas sebagai berikut : 1. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan merupakan aktivitas pengawas madrasahyang dilaksanakan melalui pembelajaran dengan melibatkan nara sumber untuk berbagi gagasan dan keahlian melalui kegiatan-kegiatan yang berbasis kelompok baik dalam skala besar atau kecil. Hal-hal yang dikaji melalui diklat dapat berupa eksplorasi teori, pemodelan atau pendemonstrasian keterampilan, simulasi praktik
  • 17. 13 baik, pemberian balikan terhadap kinerja, atau coaching dan mentoring di tempat kerja. Dalam rangka optimalisasi pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan dilakukan dengan pendekatan In service learning 1 (in-1), on the job Learning (on), dan in service learning 2 (In-2). In-1 adalah Kegiatan pelatihan dengan menggunakan sistem tatap muka, peserta dikumpulkan pada suatu tempat dan diberi bimbingan/informasi oleh narasumber, serta diakhir dengan penyusunan rencana tindak lanjut. On adalah Kegiatan pelatihan dimana peserta melakukan kegiatan di tempat kerjanya sesuai dengan rencana tindak lanjut yang disusun pada In-1. Sedangkan In-2 adalah peserta diklatdikumpulkan kembali untuk mempresentasikan laporan kegiatan yang dilakukan pada In-1 dan On. 2. Pembimbingan Sejawat Pembimbingan sejawat merupakan Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas ditujukan bagi pengawas pengawas muda kurang dari 3 tahun. Mentoring dilaksanakan oleh pengawas utama (Golongan IV/d atau IV/e), dan bila tidak ada maka dibina oleh pengawas yang Golongannya berada setingkat di bawahnya. Pendampingan terutama difokuskan pada pelaksanaan tugas kepengawasan di madrasah binaannya. Melalui pendampingan diharapkan pengawas pratama dan pengawas muda memperoleh keterampilan dan kemampuan melaksanakan tugas pokok kepengawasan. Pendampingan pengawas dilaksanakan dengan melaksanakan tugas kepengawasan di satuan pendidikan/madrasah binaannya minimal satu semester. Pengawas utama selain mengarahkan tugas-tugas pokok pengawas madrasahyang menjadi bimbingannya juga memberikan penilaian terhadap kemajuan dan prestasi pengawas yang didampinginya. Kelebihan dan kekurangan pengawas bimbingannya didiskusikan dan dipecahkan bersama-sama. Pengawas pratama dan pengawas muda dilatih dan dimbimbing membuat program kerja kepengawasan, metode dan tehnik melaksanakan program pengawasan serta menilai keberhasilan tugas kepengawasan. Program pendampingan ini mirip dengan program magang yang selama ini dilaksanakan.
  • 18. 14 Pendamping diangkat melalui Surat Tugas dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten. Tugas melaksanakan program pendampingan ini merupakan salahsatu pelaksanaan Tupoksi Pengawas Utama. 3. Workshop Penguatan Kompetensi Workshop penguatan kompetensi adalah kegiatan pembinaan pengawas yang dilaksanakan melalui aktivitas organisasi atau kelompok kerja pengawas (Pokjawas)Kabupaten/kota dilakukan secara berkala minimal dua kali setiap semester. Tujuan workshop penguatan kompetensi adalah meningkatkan kemampuan profesional di bidang kepengawasan agar para pengawas madrasahdapat mempertinggi kinerjanya di bidang kepengawasan. Materi yang dibahas berkisar pada: (a) peningkatan kompetensi pengawas, (b) tugas pokok dan fungsi pengawas, (c) kinerja dan hasil kerja pengawas, (d) penyusunan program kerja pengawas, (e) pelaporan hasil kerja, (g) inovasi pendidikan dan pembelajaran/bimbingan, (h) sistem evaluasi, (i) pengembangan kurikulum, (j) manajemen madrasah, (k) administrasi madrasah dan (l) kegiatan akademik lainnya sesuai dengan kebutuhan. Setiap pengawas bisa bertukar pikiran berdasarkan pengalamannya masing-masing. Hasil-hasil kegiatan kolektif dicatat dan didesiminasikan kepada seluruh pengawas. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Kementerian Agama Provinsi dan kota memfasilitasi dan memberikan dukungan sumberdaya untuk terselenggaranya workshop. Fasilitas dan dukungan yang diberikan meliputi: (a) dana, (b) alat tulis, dan (c) fasilitas kerja serta (d) sumberdaya lainnya yang diperlukan. 4. Karya Ilmiah. Karya ilmiah adalah produk dari kegiatan ilmiah yang diikuti oleh semua pengawas dan dikoordinir oleh Pokjawas Kota dan Provinsi. Tujuan forum ilmiah adalah meningkatkan wawasan dan kemampuan profesional pengawas madrasahtermasuk kemampuan dalam menulis karya ilmiah. Forum ilmiah membahas tentang: (a) berbagai inovasi pendidikan dan kepengawasan serta, (b) penyusunan karya tulis ilmiah dalam rangka pengumpulan angka kredit untuk kenaikan jabatan pengawas. Topik-topik bahasan yang berkaitan dengan inovasi pendidikan antara lain: (a) berbagai inovasi dalam pembelajaran dan bimbingan, (b) berbagai inovasi dalam sistem penilaian, (c)
  • 19. 15 pengembangan kurikulum, (d) manajemen pendidikan, (e) sistem informasi manajemen, (f) supervisi akademik, (g) supervisi klinis, (h) supervisi manajerial dan (ii) topik-topik lain yang diperlukan untuk peningkatan kemampuan tugas pokok pengawas madrasah pada sekolah. Sedangkan topik bahasan yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah antara lain: (a) penyusunan makalah, (b) penulisan artikel, (c) penelitian pendidikan dengan tema kepengawasan, (4) teknik penyusunan karya tulis ilmiah, (e) teknik penyusunan proposal, (f) penelitian tindakan kepengawasan, (g) statistik terapan dan (h) angka kredit jabatan fungsional. Pada forum ilmiah bisa mengundang orang luar dari perguruan tinggi (akademisi), pakar pendidikan, Pusdiklat, Balai Diklat, dan intansi terkait lainnya. Forum ilmiah bisa dilaksanakan minimal satu kali dalam satu semester. Forum ilmiah dapat dilaksanakan dalam bentuk: seminar, workshop, lokakarya, simposium, diskusi panel, dan kegiatan sejenis lainnya. 5. Studi Banding. Studi banding pengawas madrasah pada sekolah/madrasah ke daerah kabupaten/kota lain yang dinilai telah maju pendidikannya akan sangat membantu menambah wawasan, dan pengalaman para pengawas dalam melaksanakan tugas- tugas kepengawasan. Mereka akan memerpoleh tambahan informasi yang dapat dijadikan bekal dan bahan untuk diterapkan di temapt tugasnya. Untuk keperluan studi banding Kementerian Agama Pusat dan Pemerintah daerah perlu memfasilitasinya terutama pendanaan atau pembiayaannya. Sudah barang tentu studi banding diberikan kepada pengawas yang berprestasi sebagai reward atas prestasinya. Studi banding bisa dilaksanakan di dalam daerah satu propinsi, antar propinsi atau ke luar negeri. Studi banding di kabupaten/kota di dalam satu propinsi yang sama sebaiknya diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Studi banding antar propinsi sebaiknya diselenggarakan dan dibiayai oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Sedangkan studi banding ke luar negeri dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan biaya dari pusat. Pengawas madrasahyang diikutsertakan untuk studi banding ke luar negeri adalah pengawas madrasahyang paling berprestasi dari setiap propinsi atau
  • 20. 16 kabupaten/kota. Program studi banding ke luar negeri disusun dan dipersiapkan oleh Kementerian Agama Pusat. Kegiatan studi banding di dalam negeri antara lain: diskusi dengan kantor Kementerian Agama setempat dan Para pengawasnya, kunjungan ke beberapa madrasah yang dinilai berhasil, simulasi dan observasi serta berdiskusi atau bertukar pengalaman dengan kepala madrasah dan guru yang ada di madrasah tersebut. Diskusi dengan para pengawas dari daerah yang dikunjungi serta kunjungan ke madrasah yang dinilai baik menjadi fakus utama studi banding agar diperoleh wawasan dan pengalaman baru dalam melaksanakan tugas kepengawasan. Kegiatan studi banding ke luar negeri pada dasarnya sama yakni melakukan diskusi tentang kepengawasan dan melakukan kunjungan ke beberapa madrasah yang dinilai berprestasi di negaranya. Laporan studi banding dibuat secara tertulis dan dilaporkan kepada Kepala kantor Kementerian Agama. Setiap pengawas yang mengikuti studi banding juga diwajibkan menulis makalah dengan tema atau topik yang berkaitan dengan penemuannya dari kegiatan studi banding tersebut dan diserahkan kepada kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota, provinsi dan Dirjen Pendidikan Islam. Semua temuan yang diperoleh dari studi banding harus dipaparkan dan ditularkan kepada pengawas madrasahyang tidak mengikuti studi banding dalam satu kegiatan khusus yang dikordinir oleh Kepala kantor kementerian Agama setempat. Sudah barang tentu temuan-temuan yang dinilai penting dan baru harus diterapkan dalam melaksanakan tugas kepengawasannya. Mekanisme pembinaan profesi pengawas madrasah pada sekolah
  • 21. 17 C. Pembinaan Karir Pembinaan dan pengembangan karir pengawas dilaksanakan dalam rangka kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya yang di dalamnya melekat kemampuan professional dan penampilan kinerjanya.Pembinaan karir pengawas sangat penting setelah ditetapkannya peraturan menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Pengawas Sekolah dan Angka kreditnya bab XI pasal 34 ayat (1) yaitu “Pengawas Sekolah muda, pangkat penata, golongan ruang lll/c sampai dengan pengawas Sekolah Utama, pangkat pembina Utama Madya, golongan ruang lV/d dibebaskan sementara dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 tahun sejak menduduki jenjang jabatan/pangkat terakhir tidak dapatmengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikanpangkat setingkat lebih tinggi.” Dan pada ayat (2) yaitu “Pengawas Sekolah Utama, pangkat pembina Utama, golonganruang lV/e, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya tidak dapatmengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok.” Pembinaan dan pengembangan karir pengawas adalah upaya terencana untuk membantu para pengawas dalam kenaikan pangkat dan jabatannya melalui pengumpulan angka kredit jabatan fungsional.Kenaikan pangkat dan jabatannya
  • 22. 18 harus mengindikasikan meningkatnya kemampuan professional dan kinerjanya sebagai pengawas profesional. Pembinaan dilakukan agar kenaikan pangkat dan jabatan pengawas bisa tepat waktu.Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prpinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota memotivasi para pengawas agar secara terencana mendesain program kerjanya.Setiap pengawas memperoleh kesempatan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang mempunyai nilai angka kredit untuk kenaikan pangkat dan jabatannya. Program pembinaan kualifikasi dan profesi memiliki nilai angka kredit.Pembinaan kemampuan profesional pada dasarnya berdampak terhadap peningkatan karir pengawas. Program lain adalah memfasilitasi pengawas madrasahuntuk melakukan kegiatan penelitian/kajian/studi tentang kepengawasan. Hasil kajian/penelitian/studi tersebut ditulis dalam bentuk laporan penelitian berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.Untuk itu para pengawas harus memiliki kemampuan dalam bidang penelitian dan penulisan karya ilmiah.Kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat) khusus tentang penelitian pendidikan dan penulisan karya ilmiah. Prioritas pembinaan karir pengawas ada pada pengawas madya yakni pengawas yang menduduki pangkat IV/a dan IV/b. Namun demikian tidak berarti pengawas dangan jabatan/pangkat lainnya dikesampingkan. Mekanisme Pembinaan karir kepangkatan pengawas, sebagai berikut: 1. Pendataan Jenjang dan Golongan Pengawas. Kegiatan ini dilakukan oleh Pokjawas Tingkat Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama setempat. 2. Rekapitulasi Hasil Pendataan. Pokjawas Kabupaten/Kota merekap hasil pendataan jenjang/golongan pengawas dan diserahkan ke pokjawas provinsi.
  • 23. 19 3. Rekapitulasi Jenjang dan Golongan Pengawas di tingkat Provinsi. Pengurus Pokjawas Provinsi merekap pendataan jenjang/golongan di tingkat provinsi berdasarkan rekapitulasi pendataan tingkat kabupaten/Kota 4. Pembentukan Tim Bimbingan sejawat. Kantor Wilayah Kementerian Agama Membentuk tim pembimbing yang beranggotakan Pengawas Utama dan/atau Pengawas yang kompeten. 5. Pelaksanaan Bimbingan sejawat. Tim Pembimbing mendampingi para pengawas dalam pembinaan karir agar tercapai angka kredit sesuai yang dipersyaratkan 6. Pembentukan Tim Penilai. Kementerian Agama Pusat Membentuk Tim Penilai angka Kredit. 7. Pembentukan TimPembinaan Karier Pengawas Madrasah pada Sekolah. Kementerian Agama membentuk Tim pembinaan karier pengawas madrasah, untuk memberikan pengetahuan tentang pengembangan karier pengawas. 8. Pembentukan Forum Kolaborasi pengawas tingkat Nasional yang dipasilitasi Kementerian Agama untuk mengembangkan karya ilmiah dan Karya Inovatif lainnya. Mekanisme Pembinaan Karir Kepangkatan
  • 24. 20
  • 25. 21 BAB IV MATERI PEMBINAAN Materi pembinaan pengawas madrasah dan pengawas pendidikan agama Islam adalah materi yang perlu dikuasai oleh pengawas dalam rangka meningkatakkan kompetensi pengawas. Materi pembinaan dapat dijadikan bahan pembinaan pengawas secara terencana sehingga proses pembinaanya bisa berkelanjutan. Ada materi pembinaan terbagi menjadi tiga kategori, sebagai berikut: D. Kelompok Dasar 1. Perundang Undangan dan Kebijakan Pendidikan dan kebudayaan 2. Peraturan Kementerian Agama di Bidang Pendidikan 3. Filosofi dan Landasan Pendidikan 4. Peraturan Menteri Tentang Pengawas E. Kelompok Inti Materi kelompok inti adalah materi wajib bagi pengawas dalam rangka mencapai kompetensi telah diatur di dalam peraturan pendidikan nasional nomor 27 tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah/madrasah. Materi-materi tersebut adalah 1. Kompetensi Kepribadian a. Pengembangan Diri b. Motivasi 2. Kompetensi Supervisi Manajerial a. Metode, teknik, dan Prinsip Supervisi Manajerial b. Program Pengawas c. Program Tahunan, Semesteran, dan Kunjungan kelas d. Laporan Hasil Kepengawasan e. MPMBS f. Administrasi Pendidikan g. TQM dan Sistem Manajemen Mutu h. Konsep Bimbingan Konseling i. Analisis SWOT j. Akreditasi Madrasah k. Evaluasi Diri Madrasah 3. Kompetensi Supervisi Akademik
  • 26. 22 a. Konsep, Prinsip, teori dasar, dan Karakteristik matapelajaran dan proses pembelajaran matapelajaran yang diampu b. Pengembangan kurikulum (KTSP) c. Penyusunan silabus d. Strategi/metode/teknik Pembelajaran e. Penyusunan RPP f. Adminisitrasi Keguruan g. Media Pembelajaran h. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran 4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) b. Penilaian Kinerja Kepala Madrasah c. Penilaian kinerja Guru d. Penilaian Kinerja Staf Madrasah e. Supervisi Klinis f. Analisis butir soal 5. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan a. Penelitian Tindakan Sekolah/Madrasah b. Penelitian Tindakan Kelas c. Konsep Penyusunan Modul dan Buku Pelajaran 6. Kompetensi Sosial a. Dinamika Kelompok b. Peran dan Fungsi Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) F. Kelompok Penujang a. Penilaian Angka Kredit Guru b. Penilaian Angka Kredit Pengawas c. Penguasaan Komputer Dasar d. Konsep Coaching dan Mentoring
  • 27. 23 BAB V PERAN PIHAK TERKAIT Tugas dan Tanggung Jawab pihak yang terkait dalam Sistem Pembinaan Pengawas Madrasah/ Pendidikan Agama Islam adalah: A. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam bertugas: (a) merumuskan kebijakan nasional yang bersifat umum tentang penyelenggaraan pembinaan pengawas madrasah/PAI, (b) menentukan kebijakan umum tentang standar proses dan hasil pembinaan pengawas madrasah/PAI dan (c) melaksanakan koordinasi, harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan pembinaan pengawas madrasah/PAI. (d) B. Direktorat Direktorat terkait menetapkan bertanggung jawab untuk mensosialisasikan panduan pembinaan pengawas madrasah/PAI kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama, Kantor Kementerian Agama Kota/kabupaten, Pusat Pendidikan dan Pelatihan kementerian Agama, dan Balai Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agama. C. Pusdiklat dan Balai Diklat Pusdiklat Kementerian Agama dan Balai Diklat Keagamaan melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Ditjen /lembaga terkait. Di dalam pelaksanakan Pusdiklat dan Balai Diklat berkoordinasi dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan kantor Kementerian Agama Kota/kabupaten. D. Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kawil Kementerian Agama Provinsi melakukan analisis pembinaan pengawas madrasah/PAI pada tingkat provinsi. Berdasarkan hasil Analisis pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kanwil Kemenag provinsi menyusun dan melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI tingkat provinsi. Dalam melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kanwil
  • 28. 24 Kemenag provinsi berkoordinasi dengan Pusdiklat, Balai Diklat, dan Kantor Kemenag Kota/Kabupaten. E. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Kantor Kemenag Kota/Kabupaten melaksanakan analisis pembinaan pengawas madrasah/PAI pada tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kantor Kemenag kabupaten/kota menyusun dan melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI tingkat kabupaten/kota. Dalam melaksanakan pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kantor Kemenag kabupaten/kota berkoordinasi dengan Pusdiklat, Balai Diklat, dan Pokjawas. F. Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Pokjawas melaksanakan analisis pembinaan pengawas madrasah/PAI pada tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pembinaan pengawas madrasah/PAI, Pokjawas menyusun, melaksanaan dan mengusulkan program pembinaan pengawas madrasah/PAI ke Kantor Kemenag kabupaten/kota. Dalam melaksanakan pembinaan pengawas madrasah/PAI, Pokjawas berkoordinasi dengan Kemenag kota/kabupaten
  • 29. 25 BAB VII PENUTUPAN Demikian pedoman ini disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan pembinaan pengawas Madrasah dan pengawas pendidikan Agama Islam pada Sekolah bagi Pejabat Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota. Hal-hal yang belum tercanatum dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam pedoman teknis pelaksanaan oleh pejabat/lembaga yang berwenang baik ditingkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.