SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
Baixar para ler offline
1
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
1. MOMENTUM LINEAR
Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang
didefinisikan sebagai perkalian antara massa partikel m dengan
kecepatannya, v, yaitu:
vmP
rr
= (1)
Isac Newton dalam Principia menyebut hukum gerak yang kedua dalam
bahasa momentum yang ia sebut sebagai ”kuantitas gerak”. Dalam istilah
modern, hukum kedua Newton berbunyi: ”Perubahan momentum (kuantitas
gerak) benda tiap satuan waktu sebanding dengan gaya resultan yang bekerja
pada benda dan berarah sama dengan gaya tersebut.” Secara matematis
pernyataan ini dituliskan:
dt
Pd
F
r
r
= (2)
Jika komponen P diuraikan, dengan menganggap m bernilai konstan,
maka hukum II Newton dituliskan sebagai:
am
dt
vd
m
dt
vmd
F
r
rrr
===
)(
(3)
Pada kenyataannya, Hukum II Newton lebih sering dituliskan dalam
bentuk Persamaan (3) di atas.
Pada sebuah sistem partikel yang memiliki n buah partikel,
masing-masing memiliki momentum p1, p2 , ... , pn. Jika dilihat secara
kesuluruhan, sistem partikel tersebut mempunyai momentum P,
npppP
rrrr
++= ....21 (4)
Selengkapnya dituliskan:
nnvmvmvmP ++= ...2211
r
(5)
2
Jika massa total sistem adalah M dan kecepatan pusat massanya adalah
vpm, maka:
pmvMP
rr
= (6)
“Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem
partikel dengan kecepatan pusat massanya”
Jika Persamaan (6) dibagi dengan dt , maka diperoleh:
dt
vd
M
dt
vMd
dt
Pd pmpm
rrr
==
)(
, (7)
Dan akhirnya diperoleh:
pmaM
dt
Pd r
r
= (8)
Mapm didefinisikan sebagai gaya eksternal (Feks);
eksF
dt
Pd r
r
= (9)
Feks didefinisikan sebagai gaya eksternal yang bekerja pada sistem
partikel. Penyebutan ini bermaksud agar tidak rancu dengan keberadaan
gaya internal antar partikel. Adapun jumlahan gaya internal antar partikel
adalah nol, karena masing-masing saling meniadakan.
2. KEKEKALAN MOMENTUM LINEAR
Seandainya jumlah semua gaya eksternal yang bekerja pada sistem
sama dengan nol, maka:
0=
dt
Pd
r
atau Konstan=P
r
(10)
Bila momentum total sistem npppP
rrrr
++= ....21 , maka:
=++= npppP
rrrr
....21 Konstan 0P
r
= (11)
Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum
sistem tetap konstan.
3
3. IMPULS dan MOMENTUM
Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat
pemukul, tongkat bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang
sangat singkat, sedangkan pada waktu tersebut tongkat memberikan gaya
yang sangat besar pada bola. Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam
waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif.
v v’
Gambar 1. Proses Tumbukan Sebuah Bola dengan Pemukul
Pada peristiwa tumbukan semacam itu, tongkat memberikan gaya
kepada bola dengan arah gaya yang tetap. Tumbukan dimulai pada saat t1
dan berakhir pada saat t2. Sebelum dan sesudah tumbukan gayanya
adalah nol, namun selama rentang t1 dan t2 gaya berubah dari nol menjadi
sangat besar sebelum akhirnya kembali ke nol lagi.
Perubahan gaya impulsif terhadap waktu ketika terjadi tumbukan
dapat digambarkan sebagai berikut:
F(t)
t
∆t
Gambar 2. Perubahan Besarnya Gaya Sebagai Fungsi Waktu
4
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari Persamaan (2)
tentang hukum II Newton diperoleh:
dt
Pd
F
r
r
=
Persamaan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk:
1212
2
1
2
1
)( PPttF
PddtF
P
P
t
t
rrr
rr
−=−
= ∫∫ (12)
Ruas kiri Persamaan (12) tersebut dikenal sebagai impuls sedangkan ruas
kanan merupakan perubahan momentum. Impuls menunjukan besarnya
gaya yang bekerja pada suatu benda dalam rentang waktu yang sangat
kecil. Berdasarkan Persamaan di atas, impuls juga didefinisikan sebagai
perubahan momentum.
Persamaan (12) juga dapat diturunkan dengan cara sebagai berikut:
Persamaan (2) tentang Hukum II Newton dapat dituliskan dengan cara:
t
P
F
∆
∆
=
r
r
(13)
Persamaan tersebut dapat ditata-ulang menjadi:
PtF
rr
∆=∆ (14)
Besaran F t adalah impuls J, sehingga akhirnya diperoleh:
12 PPPtFJ
rrrrr
−=∆=∆= (15)
Teorema Impuls-Momentum: Impuls dari sebuah gaya sama dengan
perubahan momentum partikel
Contoh Soal:
Seseorang melempar bola bermassa 0,4 kg menumbuk dinding. Bola
menumbuk dinding dengan kecepatan 30 m/s ke kiri dan memantul
horizontal ke kanan pada 20 m/s. a) Carilah impuls dari gaya total pada
bola selama tumbukan dengan dinding! b) Jika bola bersentuhan dengan
dinding selama 0,01 s, carilah gaya horizontal rata-rata yang diberikan
oleh dinding pada bola selama tumbukan!
5
Penyelesaian:
a) Dengan menggunakan Persamaan (15) dan menganggap gerakan ke
kanan sebagai positif sedangkan ke kiri sebagai negatif, diperoleh:
J = P2 - P1 = mv2-mv1
J = ((0,4 kg) (20 m/s)) – ((0,4 kg)(-30m/s))
J = 8 kg.m/s – (-12 kg.m/s)
J = 20 kg.m/s=20 N.s
b) Jika waktu tumbukan adalah t=0,01 s, maka dari Persamaan (15) juga
diperoleh:
tFJ ∆=
rr
, maka NN
t
J
F 2000
01,0
20
==
∆
=
r
r
4. KEKEKALAN MOMENTUM DALAM TUMBUKAN
Gambar 3. Gaya pada Tumbukan
Perubahan momentum pada partikel 1 :
∫ ∆==∆
2
1
12121
t
t
tFdtFP
r
(16)
Perubahan momentum pada partikel 2:
∫ ∆==∆
2
1
21212
t
t
tFdtFP
r
(17)
Karena F21 = - F12 maka:
∆p1 = - ∆p2 (18)
F21
Dua buah partikel saling
bertumbukan. Pada saat
bertumbukan kedua partikel saling
memberikan gaya (aksi-reaksi). F12
merupakan gaya yang bekerja pada
partikel 1 oleh partikel 2 dan F21
merupakan gaya yang bekerja pada
partikel 2 oleh partikel 1.
F12
m2m1
6
Momentum total sistem: P = p1 + p2 dan perubahan momentum total
sistem:
∆P = ∆p1 + ∆p2 = 0 (19)
Kekekalan Momentum: “Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka
tumbukan tidak mengubah momentum total sistem”.
Secara matematis dituliskan:
m1 v1+ m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 , (20)
Catatan: selama tumbukan, gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek)
sangat kecil dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal
tersebut dapat diabaikan.
Contoh soal:
Dua buah balok A dan B berturut-turut memiliki massa 0,5 kg dan 0,3 kg
bergerak berhadapan satu dengan yang lain pada lintasan linier licin
sempurna dengan va: 2 m/s dan vb= - 2 m/s. Sesudah tumbukan, balok B
berjalan dengan kecepatan akhir +2 m/s. Berapakah kecepatan akhir
balok A? Bagaimana perbandingan perubahan momentum dari kedua
balok?
Penyelesaian:
Dari kekekalan momentum:
mava+mbvb= mava’ +mbvb’
kg5,0
m/s)kg)(2(0,3-m/s)kg)(-20,3(m/s)kg)(2(0,5'
'
+
=
−+
=
a
bbbbaa
a
m
vmvmvm
v
Diperoleh va’ = - 0,4 m/s.
Perubahan momentum balok A adalah:
mava’ - mava= (0,5 kg) (-0,4) – (0,5 kg) (2 m/s) = - 1,2 kg.m/s
Perubahan momentum balok B adalah:
mbvb’-mbvb= (0,3 kg) (2 m/s) – (0,3 kg) (-2 m/s) =+ 1,2 kg.m/s
7
5. TUMBUKAN SATU DIMENSI
Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya energi kinetik
selama proses. Bila energi kinetik sistem kekal, tumbukan bersifat elastik
(lenting). Sedangkan bila sebelum dan sesudah tumbukan energi kinetik
berubah (tidak kekal), tumbukan dikatakan tidak elastik. Dalam kondisi
setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama,
tumbukan dikatkan tidak elastik sempurna.
5.1. Tumbukan Elastik
Berikut ditunjukan dua buah benda bermassa m1 dan m2 bergerak dengan
kecepatan v1 dan v2 dengan v1 > v2. Pada saat awal, benda pertama berada
di belakang benda kedua. Suatu ketika benda pertama menumbuk benda
kedua, setelah itu kedua benda bergerak dengan kecepatan v’1 dan v’2, kini
v’1 < v’2.
sebelum tumbukan sesudah
m1 m2 m1 m2 m1 m2
v1 v2 v’1 v’2
v1 -v2 v’2 - v’1
Gambar 4. Proses dua buah benda bertumbukan
Pada tumbukan elastik, Energi Kinetik (dan juga momentum)
sebelum dan sesudah tumbukan adalah konstan/tetap. Artinya, setelah
tumbukan tidak terjadi pengurangan/penambahan jumlah energ kinetik.
Dengan demikian pada tumbukan elastik berlaku dua hukum kekekalan,
yakni hukum kekelan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik
sekaligus.
Berdasarkan kekekalan momentum:
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2,
dan dari kekekalan energi kinetik:
1/2 m1 v12 + 1/2m2 v22 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2
8
Maka jika kedua persamaan tersebut diselesaikan secara serentak,
diperoleh:
v1 - v2 = v’2 - v’1 (21)
5.2. Tumbukan tidak Elastik
Pada tumbukan tidak elastik, momentum sistem sebelum dan
sesuah tumbukan tidak berubah:
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 ,
namun kekekalan energi kinetik tidak berlaku. Hal ini karena sebagian
energi kinetiknya berkurang dan berubah menjadi energi potensial yang
ditunjukan adanya deformasi (perubahan bentuk).
Kini Persamaan (21) pada tumbukan elastis dimodifikasi menjadi:
e
vv
vv
=
−
−
21
12 ''
(22)
e merupakan nilai koefisien resistusi. Beberapa nilai e dan hubungannya
dengan elastisitas tumbukan dapat dijelaskan sebagai berikut:
• e = 1 untuk tumbukan elastis
• 0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
• e = 0 untuk tumbukan tidak elastis sempurna
5.3. Tumbukan tidak Elastis Sempurna
Pada tumbukan ini, setelah tumbukan kedua benda bersatu dan
bergerak bersama-sama. Persamaan (20) tentang kekekalan momentum
kini dituliskan sebagai berikut:
m1v1+ m2 v2 = (m1 + m2)v’ (23)
Contoh soal:
Dua buah balok A dan B berturut-turut memiliki massa 0,5 kg dan 0,3 kg
bergerak berhadapan satu dengan yang lain pada lintasan linier licin
sempurna dengan va: 2 m/s dan vb= - 2 m/s. Jika sesudah tumbukan
kedua balok menyatu dan bergerak bersama-sama, tentukan kecepatan
akhir dan bandingkan energi kinetik awal dan akhir!
9
Penyelesaian:
Dari kekekalan momentum:
mava+mbvb=( ma +mb) v’
m/s5,0
kg)0,3kg0,5(
m/s)kg)(-2(0,3m/s)(2kg)(0,5
' =
+
+
=
+
+
=
ba
bbaa
mm
vmvm
v
Karena hasilnya positif, maka kedua balok menyatu dan sama-sama
bergerak ke kanan.
Energi kinetik sebelum tumbukan,
K= ½ mava2+½ mbvb2 = ½ (0,5 kg) (2 m/s)2+ ½ (0,3 kg) (-2 m/s)2= 1,6 J
Energi kinetic sesudah tumbukan,
K’= ½ (ma+mb)v’2= ½ (0,5 kg + 0,3 kg) (0,5 m/s)2= 0,1 J
Tampak nilai K > K’, artinya setelah tumbukan tidak semua enrgi kinetick
diubah menjadi energi kinetic, melainkan sebagian berubah menjadi
energi lain.
6. TUMBUKAN DUA DIMENSI
Sebuah benda bermassa m1 bergerak dengan kecepatan v1 lalu
menumbuk benda yang sedang diam dan bermassa m2. Tumbukan tidak
persis terjadi pada bagian tengah dari kedua benda, sehingga benda
pertama akan berbelok arah sumbu y negtaif, sedangkan benda kedua
terpental ke arah sumbu y positif, seperti ditunjukan oleh gambar.
y
v’2
m2 θ2
m1 v1 θ1 x
v’1
Gambar 5. Tumbukan Dua Dimensi
10
Setelah terjadi tumbukan, masing-masing benda bergerak dengan
membentuk sudut θ1 dan θ2 terhadap sumbu x. Akibatnya gerakan setelah
tumbukan harus dianalisis sebagai gerakan dua dimensi (x dan y). Oleh
karena itu diperoleh kekekalan momentum, untuk komponen gerak
dalam arah x :
m1 v1 = m1v’1 cos θ1+ m2v’2 cos θ2 (24)
sedangkan untuk komponen gerak dalam komponen y kekekalan
momentum menjadi:
0 = m1v’1 sin θ1- m2v’2 sin θ2 (25)
Bila dianggap tumbukannya elastis, berlaku kekekalan energi kinetik:
1/2 m1 v12 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2 (26)
Bila keadaan awal diketahui, masih ada 4 besaran yang tidak diketahui,
tetapi persaamannya hanya 3, oleh karena itu salah satu besaran keadaan
akhir harus diberikan.
11
Soal Latihan:
1. Seorang penembak memegangi sebuah senapan dengan massa 3 kg
secara tidak erat agar sentakan baliknya tidak menyakitkan ketika
ditembakan. Jika peluru yang ditembakan bermassa 5 g dan bergerak
secara horizontal dengan kecepatan 300 m/s, a) berapa kecepatan
pegas pada senapan? b) berapakah momentum dan energi kinetik
akhir dari peluru, c) juga momentum dan energi kinetik akhir
senapan?
2. Sebuah peluru 15 g bergerak dengan kecepatan 300 m/s melewati
sebuah lapisan foam plastik (plastik busa) setebal 2 cm dan muncul
dengan kecepatan 90 m/s. Berapakah gaya rata-rata yang menghalangi
gerakan pada saat peluru melalui plastik busa tersebut?
3. Perhatikan Gambar 6. Peluru 15 g ditembakan dalam arah mendatar ke
dalam balok kayu 3 kg yang digantungkan pada tali yang panjang.
Peluru menancap pada kayu itu. Tentukan kecepatan peluru jika
tumbukan tersebut menyebabkan balok itu bergerak sampai 10 cm di
atas kedudukan semula.
Gambar 6
4. Sebuah bola 1 kg bergerak dengan kecepatan 12 m/s bertumbukan
dengan bola 2 kg yang bergerak tepat berlawanan dengan kecepatan
24 m/s. Tentukan kecepatan masing-masing bola sesudah tumbukan
jika a) koefisien resistusinya 2/3, b) kedua bola menjadi satu, c)
tumbukan bersifat lenting sempurna.
10 cm
V = ?
12
5. Kedua bola pada Gambar 7 bertumbukan menurut gambar.
Berapakah kecepatan akhir bola 500 g jika sesudah tumbukan bola 800
g diketahui kecepatannya 15 cm/s.
Gambar 7
Kunci Soal Latihan:
1. Diketahui:
• ms: 3 kg, mp: 5 g = 5 x 10-3 kg, vp’=300 m/s
Ditanya vs’, P dan K akhir: ?
Jawab:
a) Kedua benda; senapan dan peluru awalnya pada kondisi diam,
sehingga vp dan vs = 0, maka:
mpvp+msvs= mpvp’+msvs’
0 = mpvp’+msvs’
vs’= - (mp /ms )vp’= - (0,005 kg/3 kg) (300 m/s)= - 0,5 m/s
b) Momentum dan Energi kinetik akhir peluru
• Momentum, Pp’= mpvp’=(0,005 kg) (300 m/s)= 1,5 kg.m/s
• Energi kinetic, Kp’= ½ mpvp’2= ½ (0,005 kg) (300 m/s)2=225 J
c) Momentum dan Energi kinetik akhir senapan
• Momentum, Ps’= msvs’=(3 kg) (-0,5 m/s)= - 1,5 kg.m/s
• Energi kinetic, Ks’= ½ msvs’2= ½ (3 kg) (-0,5 m/s)2= 0,375 J
2. Diketahui: m= 15 x 10-3 kg, v1: 300 m/s, v2=90 m/s
Ditanya F=?
Jawab: gunakan persamaan Impuls:
F t=mv2 - mv1
300
θ
800 g
30 cm/s 50 cm/s
500 g
13
Untuk mencari F, dibutuhkan nilai t. Ini bisa diperoleh dengan
memisalkan perlambatan berjalan seragam dan menggunakan
x=vrerata t, dimana x=0,02 m dan vrerata = ½ (v1+v2)=195 m/s. Ini
memberikan t=1,026 x 10-4 s. Maka:
F(1,026 x 10-4 s)=(0,015 kg) (90 m/s) – (0,015 kg) (300 m/s)
F= -3,07 x 104 N
3. Diketahui: mp = 0,015 kg, mb = 3 kg, h = 0,1 m
Ditanya: vp=?
Jawab:
• Dari kekekalan momentum: (0,015 kg) vp + 0 = (3,015 kg) vgab
• Dari kekekalan energi:
K tepat sesudah tumbukan = U pada saat balok setinggi 0,1 m
½ (3,015 kg) (vgab)2 =(3,015 kg) (9,8 m/s2) (0,1 m)
vgab= 1,40 m/s
• Kini nilai vgab dimasukan ke persamaan kekekalan momentum,
maka diperoleh nilai vp= 281 m/s.
4. Diketahui: m1= 1 kg, v1= 12 m/s, m2= 2 kg, v2= - 24 m/s
Ditanya: kecepatan akhir masing-masing bola untuk berbagai
situasi.
Dari kekekalan momentum:
(1 kg) (12 m/s) +(2 kg) (-24 m/s) = (1 kg) v1’ + (2 kg) v2’
-36 m/s = v1’ + 2 v2’
a) Untuk nilai e = 2/3,
)24(12
''
3
2 12
−−
−
=
vv
atau v’2 = 24 m/s + v’1,
hasil tersebut disubtitusikan ke persamaan momentum di atas,
maka diperoleh v’2 = -4 m/s dan v’1 = -28 m/s
b) Jika kedua bola menyatu, hal ini berarti; v’2=v’1=v’
Maka persamaan momentum menjadi:
14
-36 m/s = 3 v’ atau v’= -12 m/s
c) Jika e = 1, maka
)24(12
''
1 12
−−
−
=
vv
, yakni v’2 = 36 m/s + v’1
hasil tersebut disubtitusikan ke persamaan momentum di atas,
maka diperoleh v’2 = 0m/s dan v’1 = -36 m/s
5. Diketahui: m1= 800 g, v1= 30 cm/s, m2= 500 g, v2= - 50 cm/s, v’1=15
cm/s.
Ditanya v’2=?
Jawab:
• Hukum kekekalan momentum pada arah sumbu x
(0,8 kg) (0,3 m/s) + (0,5 kg) (-0,5 m/s)= (0,8 kg) [(0,15 m/s)cos 300] + (0,5 kg) vx2’
Maka vx2’=-0,228 m/s.
• Hukum kekekalan momentum pada arah sumbu y
0= (0,8 kg) [(0,15 m/s) sin 300]+(0,5 kg) vy2’
Maka vy2’= 0,12 m/s dan m/s26,012,0228,0 22
=+=v

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Momentum linear dan tumbukan
Momentum linear dan tumbukanMomentum linear dan tumbukan
Momentum linear dan tumbukanFKIP UHO
 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarHasyim Hasyim
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumEko Efendi
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasGGM Spektafest
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Felice Vallensia
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliBella Andreana
 
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)MAFIA '11
 
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoullilaporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulliRizqi Umi Rahmawati
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranNata Nata
 
Makalah konduktifitas termal
Makalah konduktifitas termalMakalah konduktifitas termal
Makalah konduktifitas termalFyad
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak MenggelindingEni Dahlia
 
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Ajeng Rizki Rahmawati
 

Mais procurados (20)

Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
Aplikasi gaya lorenz
Aplikasi gaya lorenzAplikasi gaya lorenz
Aplikasi gaya lorenz
 
Momentum linear dan tumbukan
Momentum linear dan tumbukanMomentum linear dan tumbukan
Momentum linear dan tumbukan
 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak Melingkar
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
 
Medan Magnet
Medan MagnetMedan Magnet
Medan Magnet
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
 
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
 
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoullilaporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuran
 
Getaran pegas
Getaran pegasGetaran pegas
Getaran pegas
 
Gaya Dan Penerapannya
Gaya Dan PenerapannyaGaya Dan Penerapannya
Gaya Dan Penerapannya
 
Resonansi Bunyi
Resonansi BunyiResonansi Bunyi
Resonansi Bunyi
 
Fluida Dinamis
Fluida DinamisFluida Dinamis
Fluida Dinamis
 
Rpp perpindahan kalor
Rpp perpindahan kalorRpp perpindahan kalor
Rpp perpindahan kalor
 
Makalah konduktifitas termal
Makalah konduktifitas termalMakalah konduktifitas termal
Makalah konduktifitas termal
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
 
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
 

Destaque

Bab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentumBab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentumFauzan Ghifari
 
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidinSiap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidinZainal Abidin Mustofa
 
Laporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrackLaporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrackFerdy Safryadi
 
Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel 'Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel 'Devi Adi Nufriana
 
Fisika momentum impuls
Fisika   momentum impulsFisika   momentum impuls
Fisika momentum impulsdebritto161
 
Laporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiLaporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiatikapprinda
 
Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum Mu'alim Nur
 
Momentum sudut SMA
Momentum sudut SMAMomentum sudut SMA
Momentum sudut SMAIrhuel_Abal2
 
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)Gabriel Marindal
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanmuhamad khanif
 
Titik berat benda homogen
Titik berat benda homogenTitik berat benda homogen
Titik berat benda homogenNita Mardiana
 
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014Hari Pramono
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan MomentumV3rmilion
 

Destaque (20)

Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
Fis 08-momentum-dan-impuls
Fis 08-momentum-dan-impulsFis 08-momentum-dan-impuls
Fis 08-momentum-dan-impuls
 
Bab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentumBab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentum
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
 
Tumbukan
TumbukanTumbukan
Tumbukan
 
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidinSiap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
 
Laporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrackLaporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrack
 
Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel 'Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel '
 
Fisika momentum impuls
Fisika   momentum impulsFisika   momentum impuls
Fisika momentum impuls
 
06 bab 5
06 bab 506 bab 5
06 bab 5
 
Laporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiLaporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusi
 
Momentum & impuls
Momentum & impulsMomentum & impuls
Momentum & impuls
 
Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum
 
Momentum sudut SMA
Momentum sudut SMAMomentum sudut SMA
Momentum sudut SMA
 
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukan
 
Titik berat benda homogen
Titik berat benda homogenTitik berat benda homogen
Titik berat benda homogen
 
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan Momentum
 

Semelhante a MOMENTUM LINEAR

Semelhante a MOMENTUM LINEAR (20)

Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Momentum 1.ppt
Momentum 1.pptMomentum 1.ppt
Momentum 1.ppt
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptx
 
IMPULS DAN MOMENTUM
IMPULS DAN MOMENTUMIMPULS DAN MOMENTUM
IMPULS DAN MOMENTUM
 
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdfFisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
impuls dan momentum
impuls dan momentumimpuls dan momentum
impuls dan momentum
 
Materi Momentum dan Impuls.pptx
Materi Momentum dan Impuls.pptxMateri Momentum dan Impuls.pptx
Materi Momentum dan Impuls.pptx
 
Momentum
MomentumMomentum
Momentum
 
momentum dan impuls
 momentum dan impuls momentum dan impuls
momentum dan impuls
 
Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan Momentum
 
Soal osn fisika 2007 prov+sol
Soal osn fisika 2007 prov+solSoal osn fisika 2007 prov+sol
Soal osn fisika 2007 prov+sol
 
Bab 8 momentum dan impuls
Bab 8 momentum dan impulsBab 8 momentum dan impuls
Bab 8 momentum dan impuls
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian CSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
 
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika TeknikMateri Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
 

Último

PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 

Último (20)

PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 

MOMENTUM LINEAR

  • 1. 1 MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang didefinisikan sebagai perkalian antara massa partikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: vmP rr = (1) Isac Newton dalam Principia menyebut hukum gerak yang kedua dalam bahasa momentum yang ia sebut sebagai ”kuantitas gerak”. Dalam istilah modern, hukum kedua Newton berbunyi: ”Perubahan momentum (kuantitas gerak) benda tiap satuan waktu sebanding dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dan berarah sama dengan gaya tersebut.” Secara matematis pernyataan ini dituliskan: dt Pd F r r = (2) Jika komponen P diuraikan, dengan menganggap m bernilai konstan, maka hukum II Newton dituliskan sebagai: am dt vd m dt vmd F r rrr === )( (3) Pada kenyataannya, Hukum II Newton lebih sering dituliskan dalam bentuk Persamaan (3) di atas. Pada sebuah sistem partikel yang memiliki n buah partikel, masing-masing memiliki momentum p1, p2 , ... , pn. Jika dilihat secara kesuluruhan, sistem partikel tersebut mempunyai momentum P, npppP rrrr ++= ....21 (4) Selengkapnya dituliskan: nnvmvmvmP ++= ...2211 r (5)
  • 2. 2 Jika massa total sistem adalah M dan kecepatan pusat massanya adalah vpm, maka: pmvMP rr = (6) “Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem partikel dengan kecepatan pusat massanya” Jika Persamaan (6) dibagi dengan dt , maka diperoleh: dt vd M dt vMd dt Pd pmpm rrr == )( , (7) Dan akhirnya diperoleh: pmaM dt Pd r r = (8) Mapm didefinisikan sebagai gaya eksternal (Feks); eksF dt Pd r r = (9) Feks didefinisikan sebagai gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel. Penyebutan ini bermaksud agar tidak rancu dengan keberadaan gaya internal antar partikel. Adapun jumlahan gaya internal antar partikel adalah nol, karena masing-masing saling meniadakan. 2. KEKEKALAN MOMENTUM LINEAR Seandainya jumlah semua gaya eksternal yang bekerja pada sistem sama dengan nol, maka: 0= dt Pd r atau Konstan=P r (10) Bila momentum total sistem npppP rrrr ++= ....21 , maka: =++= npppP rrrr ....21 Konstan 0P r = (11) Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum sistem tetap konstan.
  • 3. 3 3. IMPULS dan MOMENTUM Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul, tongkat bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan pada waktu tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar pada bola. Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif. v v’ Gambar 1. Proses Tumbukan Sebuah Bola dengan Pemukul Pada peristiwa tumbukan semacam itu, tongkat memberikan gaya kepada bola dengan arah gaya yang tetap. Tumbukan dimulai pada saat t1 dan berakhir pada saat t2. Sebelum dan sesudah tumbukan gayanya adalah nol, namun selama rentang t1 dan t2 gaya berubah dari nol menjadi sangat besar sebelum akhirnya kembali ke nol lagi. Perubahan gaya impulsif terhadap waktu ketika terjadi tumbukan dapat digambarkan sebagai berikut: F(t) t ∆t Gambar 2. Perubahan Besarnya Gaya Sebagai Fungsi Waktu
  • 4. 4 Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari Persamaan (2) tentang hukum II Newton diperoleh: dt Pd F r r = Persamaan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk: 1212 2 1 2 1 )( PPttF PddtF P P t t rrr rr −=− = ∫∫ (12) Ruas kiri Persamaan (12) tersebut dikenal sebagai impuls sedangkan ruas kanan merupakan perubahan momentum. Impuls menunjukan besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda dalam rentang waktu yang sangat kecil. Berdasarkan Persamaan di atas, impuls juga didefinisikan sebagai perubahan momentum. Persamaan (12) juga dapat diturunkan dengan cara sebagai berikut: Persamaan (2) tentang Hukum II Newton dapat dituliskan dengan cara: t P F ∆ ∆ = r r (13) Persamaan tersebut dapat ditata-ulang menjadi: PtF rr ∆=∆ (14) Besaran F t adalah impuls J, sehingga akhirnya diperoleh: 12 PPPtFJ rrrrr −=∆=∆= (15) Teorema Impuls-Momentum: Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum partikel Contoh Soal: Seseorang melempar bola bermassa 0,4 kg menumbuk dinding. Bola menumbuk dinding dengan kecepatan 30 m/s ke kiri dan memantul horizontal ke kanan pada 20 m/s. a) Carilah impuls dari gaya total pada bola selama tumbukan dengan dinding! b) Jika bola bersentuhan dengan dinding selama 0,01 s, carilah gaya horizontal rata-rata yang diberikan oleh dinding pada bola selama tumbukan!
  • 5. 5 Penyelesaian: a) Dengan menggunakan Persamaan (15) dan menganggap gerakan ke kanan sebagai positif sedangkan ke kiri sebagai negatif, diperoleh: J = P2 - P1 = mv2-mv1 J = ((0,4 kg) (20 m/s)) – ((0,4 kg)(-30m/s)) J = 8 kg.m/s – (-12 kg.m/s) J = 20 kg.m/s=20 N.s b) Jika waktu tumbukan adalah t=0,01 s, maka dari Persamaan (15) juga diperoleh: tFJ ∆= rr , maka NN t J F 2000 01,0 20 == ∆ = r r 4. KEKEKALAN MOMENTUM DALAM TUMBUKAN Gambar 3. Gaya pada Tumbukan Perubahan momentum pada partikel 1 : ∫ ∆==∆ 2 1 12121 t t tFdtFP r (16) Perubahan momentum pada partikel 2: ∫ ∆==∆ 2 1 21212 t t tFdtFP r (17) Karena F21 = - F12 maka: ∆p1 = - ∆p2 (18) F21 Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua partikel saling memberikan gaya (aksi-reaksi). F12 merupakan gaya yang bekerja pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 merupakan gaya yang bekerja pada partikel 2 oleh partikel 1. F12 m2m1
  • 6. 6 Momentum total sistem: P = p1 + p2 dan perubahan momentum total sistem: ∆P = ∆p1 + ∆p2 = 0 (19) Kekekalan Momentum: “Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak mengubah momentum total sistem”. Secara matematis dituliskan: m1 v1+ m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 , (20) Catatan: selama tumbukan, gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat kecil dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal tersebut dapat diabaikan. Contoh soal: Dua buah balok A dan B berturut-turut memiliki massa 0,5 kg dan 0,3 kg bergerak berhadapan satu dengan yang lain pada lintasan linier licin sempurna dengan va: 2 m/s dan vb= - 2 m/s. Sesudah tumbukan, balok B berjalan dengan kecepatan akhir +2 m/s. Berapakah kecepatan akhir balok A? Bagaimana perbandingan perubahan momentum dari kedua balok? Penyelesaian: Dari kekekalan momentum: mava+mbvb= mava’ +mbvb’ kg5,0 m/s)kg)(2(0,3-m/s)kg)(-20,3(m/s)kg)(2(0,5' ' + = −+ = a bbbbaa a m vmvmvm v Diperoleh va’ = - 0,4 m/s. Perubahan momentum balok A adalah: mava’ - mava= (0,5 kg) (-0,4) – (0,5 kg) (2 m/s) = - 1,2 kg.m/s Perubahan momentum balok B adalah: mbvb’-mbvb= (0,3 kg) (2 m/s) – (0,3 kg) (-2 m/s) =+ 1,2 kg.m/s
  • 7. 7 5. TUMBUKAN SATU DIMENSI Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya energi kinetik selama proses. Bila energi kinetik sistem kekal, tumbukan bersifat elastik (lenting). Sedangkan bila sebelum dan sesudah tumbukan energi kinetik berubah (tidak kekal), tumbukan dikatakan tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama, tumbukan dikatkan tidak elastik sempurna. 5.1. Tumbukan Elastik Berikut ditunjukan dua buah benda bermassa m1 dan m2 bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan v1 > v2. Pada saat awal, benda pertama berada di belakang benda kedua. Suatu ketika benda pertama menumbuk benda kedua, setelah itu kedua benda bergerak dengan kecepatan v’1 dan v’2, kini v’1 < v’2. sebelum tumbukan sesudah m1 m2 m1 m2 m1 m2 v1 v2 v’1 v’2 v1 -v2 v’2 - v’1 Gambar 4. Proses dua buah benda bertumbukan Pada tumbukan elastik, Energi Kinetik (dan juga momentum) sebelum dan sesudah tumbukan adalah konstan/tetap. Artinya, setelah tumbukan tidak terjadi pengurangan/penambahan jumlah energ kinetik. Dengan demikian pada tumbukan elastik berlaku dua hukum kekekalan, yakni hukum kekelan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik sekaligus. Berdasarkan kekekalan momentum: m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2, dan dari kekekalan energi kinetik: 1/2 m1 v12 + 1/2m2 v22 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2
  • 8. 8 Maka jika kedua persamaan tersebut diselesaikan secara serentak, diperoleh: v1 - v2 = v’2 - v’1 (21) 5.2. Tumbukan tidak Elastik Pada tumbukan tidak elastik, momentum sistem sebelum dan sesuah tumbukan tidak berubah: m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 , namun kekekalan energi kinetik tidak berlaku. Hal ini karena sebagian energi kinetiknya berkurang dan berubah menjadi energi potensial yang ditunjukan adanya deformasi (perubahan bentuk). Kini Persamaan (21) pada tumbukan elastis dimodifikasi menjadi: e vv vv = − − 21 12 '' (22) e merupakan nilai koefisien resistusi. Beberapa nilai e dan hubungannya dengan elastisitas tumbukan dapat dijelaskan sebagai berikut: • e = 1 untuk tumbukan elastis • 0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis • e = 0 untuk tumbukan tidak elastis sempurna 5.3. Tumbukan tidak Elastis Sempurna Pada tumbukan ini, setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama-sama. Persamaan (20) tentang kekekalan momentum kini dituliskan sebagai berikut: m1v1+ m2 v2 = (m1 + m2)v’ (23) Contoh soal: Dua buah balok A dan B berturut-turut memiliki massa 0,5 kg dan 0,3 kg bergerak berhadapan satu dengan yang lain pada lintasan linier licin sempurna dengan va: 2 m/s dan vb= - 2 m/s. Jika sesudah tumbukan kedua balok menyatu dan bergerak bersama-sama, tentukan kecepatan akhir dan bandingkan energi kinetik awal dan akhir!
  • 9. 9 Penyelesaian: Dari kekekalan momentum: mava+mbvb=( ma +mb) v’ m/s5,0 kg)0,3kg0,5( m/s)kg)(-2(0,3m/s)(2kg)(0,5 ' = + + = + + = ba bbaa mm vmvm v Karena hasilnya positif, maka kedua balok menyatu dan sama-sama bergerak ke kanan. Energi kinetik sebelum tumbukan, K= ½ mava2+½ mbvb2 = ½ (0,5 kg) (2 m/s)2+ ½ (0,3 kg) (-2 m/s)2= 1,6 J Energi kinetic sesudah tumbukan, K’= ½ (ma+mb)v’2= ½ (0,5 kg + 0,3 kg) (0,5 m/s)2= 0,1 J Tampak nilai K > K’, artinya setelah tumbukan tidak semua enrgi kinetick diubah menjadi energi kinetic, melainkan sebagian berubah menjadi energi lain. 6. TUMBUKAN DUA DIMENSI Sebuah benda bermassa m1 bergerak dengan kecepatan v1 lalu menumbuk benda yang sedang diam dan bermassa m2. Tumbukan tidak persis terjadi pada bagian tengah dari kedua benda, sehingga benda pertama akan berbelok arah sumbu y negtaif, sedangkan benda kedua terpental ke arah sumbu y positif, seperti ditunjukan oleh gambar. y v’2 m2 θ2 m1 v1 θ1 x v’1 Gambar 5. Tumbukan Dua Dimensi
  • 10. 10 Setelah terjadi tumbukan, masing-masing benda bergerak dengan membentuk sudut θ1 dan θ2 terhadap sumbu x. Akibatnya gerakan setelah tumbukan harus dianalisis sebagai gerakan dua dimensi (x dan y). Oleh karena itu diperoleh kekekalan momentum, untuk komponen gerak dalam arah x : m1 v1 = m1v’1 cos θ1+ m2v’2 cos θ2 (24) sedangkan untuk komponen gerak dalam komponen y kekekalan momentum menjadi: 0 = m1v’1 sin θ1- m2v’2 sin θ2 (25) Bila dianggap tumbukannya elastis, berlaku kekekalan energi kinetik: 1/2 m1 v12 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2 (26) Bila keadaan awal diketahui, masih ada 4 besaran yang tidak diketahui, tetapi persaamannya hanya 3, oleh karena itu salah satu besaran keadaan akhir harus diberikan.
  • 11. 11 Soal Latihan: 1. Seorang penembak memegangi sebuah senapan dengan massa 3 kg secara tidak erat agar sentakan baliknya tidak menyakitkan ketika ditembakan. Jika peluru yang ditembakan bermassa 5 g dan bergerak secara horizontal dengan kecepatan 300 m/s, a) berapa kecepatan pegas pada senapan? b) berapakah momentum dan energi kinetik akhir dari peluru, c) juga momentum dan energi kinetik akhir senapan? 2. Sebuah peluru 15 g bergerak dengan kecepatan 300 m/s melewati sebuah lapisan foam plastik (plastik busa) setebal 2 cm dan muncul dengan kecepatan 90 m/s. Berapakah gaya rata-rata yang menghalangi gerakan pada saat peluru melalui plastik busa tersebut? 3. Perhatikan Gambar 6. Peluru 15 g ditembakan dalam arah mendatar ke dalam balok kayu 3 kg yang digantungkan pada tali yang panjang. Peluru menancap pada kayu itu. Tentukan kecepatan peluru jika tumbukan tersebut menyebabkan balok itu bergerak sampai 10 cm di atas kedudukan semula. Gambar 6 4. Sebuah bola 1 kg bergerak dengan kecepatan 12 m/s bertumbukan dengan bola 2 kg yang bergerak tepat berlawanan dengan kecepatan 24 m/s. Tentukan kecepatan masing-masing bola sesudah tumbukan jika a) koefisien resistusinya 2/3, b) kedua bola menjadi satu, c) tumbukan bersifat lenting sempurna. 10 cm V = ?
  • 12. 12 5. Kedua bola pada Gambar 7 bertumbukan menurut gambar. Berapakah kecepatan akhir bola 500 g jika sesudah tumbukan bola 800 g diketahui kecepatannya 15 cm/s. Gambar 7 Kunci Soal Latihan: 1. Diketahui: • ms: 3 kg, mp: 5 g = 5 x 10-3 kg, vp’=300 m/s Ditanya vs’, P dan K akhir: ? Jawab: a) Kedua benda; senapan dan peluru awalnya pada kondisi diam, sehingga vp dan vs = 0, maka: mpvp+msvs= mpvp’+msvs’ 0 = mpvp’+msvs’ vs’= - (mp /ms )vp’= - (0,005 kg/3 kg) (300 m/s)= - 0,5 m/s b) Momentum dan Energi kinetik akhir peluru • Momentum, Pp’= mpvp’=(0,005 kg) (300 m/s)= 1,5 kg.m/s • Energi kinetic, Kp’= ½ mpvp’2= ½ (0,005 kg) (300 m/s)2=225 J c) Momentum dan Energi kinetik akhir senapan • Momentum, Ps’= msvs’=(3 kg) (-0,5 m/s)= - 1,5 kg.m/s • Energi kinetic, Ks’= ½ msvs’2= ½ (3 kg) (-0,5 m/s)2= 0,375 J 2. Diketahui: m= 15 x 10-3 kg, v1: 300 m/s, v2=90 m/s Ditanya F=? Jawab: gunakan persamaan Impuls: F t=mv2 - mv1 300 θ 800 g 30 cm/s 50 cm/s 500 g
  • 13. 13 Untuk mencari F, dibutuhkan nilai t. Ini bisa diperoleh dengan memisalkan perlambatan berjalan seragam dan menggunakan x=vrerata t, dimana x=0,02 m dan vrerata = ½ (v1+v2)=195 m/s. Ini memberikan t=1,026 x 10-4 s. Maka: F(1,026 x 10-4 s)=(0,015 kg) (90 m/s) – (0,015 kg) (300 m/s) F= -3,07 x 104 N 3. Diketahui: mp = 0,015 kg, mb = 3 kg, h = 0,1 m Ditanya: vp=? Jawab: • Dari kekekalan momentum: (0,015 kg) vp + 0 = (3,015 kg) vgab • Dari kekekalan energi: K tepat sesudah tumbukan = U pada saat balok setinggi 0,1 m ½ (3,015 kg) (vgab)2 =(3,015 kg) (9,8 m/s2) (0,1 m) vgab= 1,40 m/s • Kini nilai vgab dimasukan ke persamaan kekekalan momentum, maka diperoleh nilai vp= 281 m/s. 4. Diketahui: m1= 1 kg, v1= 12 m/s, m2= 2 kg, v2= - 24 m/s Ditanya: kecepatan akhir masing-masing bola untuk berbagai situasi. Dari kekekalan momentum: (1 kg) (12 m/s) +(2 kg) (-24 m/s) = (1 kg) v1’ + (2 kg) v2’ -36 m/s = v1’ + 2 v2’ a) Untuk nilai e = 2/3, )24(12 '' 3 2 12 −− − = vv atau v’2 = 24 m/s + v’1, hasil tersebut disubtitusikan ke persamaan momentum di atas, maka diperoleh v’2 = -4 m/s dan v’1 = -28 m/s b) Jika kedua bola menyatu, hal ini berarti; v’2=v’1=v’ Maka persamaan momentum menjadi:
  • 14. 14 -36 m/s = 3 v’ atau v’= -12 m/s c) Jika e = 1, maka )24(12 '' 1 12 −− − = vv , yakni v’2 = 36 m/s + v’1 hasil tersebut disubtitusikan ke persamaan momentum di atas, maka diperoleh v’2 = 0m/s dan v’1 = -36 m/s 5. Diketahui: m1= 800 g, v1= 30 cm/s, m2= 500 g, v2= - 50 cm/s, v’1=15 cm/s. Ditanya v’2=? Jawab: • Hukum kekekalan momentum pada arah sumbu x (0,8 kg) (0,3 m/s) + (0,5 kg) (-0,5 m/s)= (0,8 kg) [(0,15 m/s)cos 300] + (0,5 kg) vx2’ Maka vx2’=-0,228 m/s. • Hukum kekekalan momentum pada arah sumbu y 0= (0,8 kg) [(0,15 m/s) sin 300]+(0,5 kg) vy2’ Maka vy2’= 0,12 m/s dan m/s26,012,0228,0 22 =+=v