SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Zat dan Kalor 
KLIK 
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Zat dan Kalor 
Peristiwa perubahan suhu dan perubahan wujud zat 
akibat perbindahan kalor sering Anda alami dalam 
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, tahukah Anda 
perbedaan suhu dan kalor? Apakah akibat-akibat dari 
perubahan suhu dan perpindahan kalor pada suatu 
zat? 
KLIK KLIK 
Untuk lebih jelasnya, Anda dapat mempelajari 
pembahasan berikut ini mengenai suhu, kalor dan 
perpindahannya, serta fenomena-fenomena yang 
disebabkan oleh perubahan suhu dan perpindahan 
kalor. 
Zat dan Kalor
Rangkuman 
http://about.me/muafriz 
Zat dan Kalor 
Pengaruh Kalor terhadap Zat 
Kesetaraan Kalor 
Pemuaian Zat 
Perpindahan Kalor 
Daftar Pustaka 
Peta Konsep
Pengaruh Kalor terhadap Zat 
Kalor Merupakan salah satu energi. Pengertian kalor sebagai bentuk energi, baru 
berkembang pada awal abad ke-19. Sebelumnya, kalor dianggap sebagai suatu zat 
yang dapat mengalir dari benda ke benda lainya. Jika kalor dianggap sebagai suatu 
zat, kalor haruslah memiliki massa karena setiap zat memiliki massa. Ternyata, kalor 
tidak memiliki massa. Jadi, kalor bukanlah suatu zat. 
Suhu adalah derajat panas atau dinginya sebuah benda, sedangkankalor adalah 
energi yang dipindahkan oleh benda ke benda lain karena perbedaan suhu. Oleh 
karena kalor merupakan salah satu bentuk energi, satuan kalor sama dengan satuan 
energi, yaitu joule (J). Sebelum diketahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk 
energi, orang sudah membuat satuan dari kalor, yaitu kalori. Sampai saat ini pun 
satuan kalori masih digunakan, misalnya dalam bidang kesehatan. 
Secara unmum, 1 kalori didefinisikan sebagai berikut. 
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu satu 
gram air sebesar 1°C 
Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Pengaruh Kalor terhadap Zat 
1. Pengaruh Kalor terhadap Kenaikan Suhu Zat 
2. Pengaruh Kalor terhadap Perubahaan Wujud Zat 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Pengaruh Kalor terhadap Kenaikan Suhu Zat 
a. Kalor Jenis 
b. Kapasitas Kalor 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Kalor Jenis 
Jika suatu zat menerima kalor, suhu benda zat tersebut akan naik. Hasil Percobaan 
menunjukan bahwa besarnya kenaikan suhu dari zat berbanding lurus dengan 
banyaknya kalor yang diterima oleh zat tersebut, dan berbanding terbalik dengan 
massa zat. Besarnya kalor untuk menaikan sugu satu satuan massa zat bergantung 
pada jenis zat. Oleh karena itu, kalor jenis adalah banyaknya kalor yang deperluan 
suatu zat untuk menaikan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1°C. 
Berdasarkan definisi tersebut maka hubungan antara banyaknya kalor aynag diserap 
oleh suatu benda dan kalor jenis benda serta kanaikan suhu benda dituliskan dalam 
bentuk persamaan berikut. 
Q = kalor (kalori atau joule) 
m = massa benda (gram atau kg) 
c = kalor jenis (kalg-1 °C-1 atau Jkg-1 ° C-1 ) 
ΔT= Perubahan Suhu (°C) 
KLIK 
Contoh soal 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Contoh Soal 
Jika suatu zat memiliki kalor jenis tinggi, zat itu…. 
a. Lambat mendidih 
b. Cepat mendidih 
c. Lambat melebur 
d. Lambat naik suhunya jika dipanaskan 
e. Cepat naik suhunya jika dipanaskan 
Pilih (klik) salah satu jawaban
Kapasitas Kalor 
Untuk benda yang Bermassa etap, nilai mc pada persamaan kalor jenis memiliki nilai 
tetap pula. Nilai mc dapat dipandang sebagai kesatuan. Oleh karena itu, mc diberi 
nama khusus, yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor dapat diartikan sebagai 
kemamampuan menerima atau melepaskan kalor dari suatu benda untuk perubahan 
suhu sebesar 1°C. 
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu benda sebanding 
dengan kapasitas kalor benda tersebut, dan sebanding dengan kapasitas kalor benda 
tersebut, dan sebanding pula dengan perubahan suhunya. Kapasitas kalor (C) dapat 
diartikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat menaikan suhu sebesar 
1°C 
Hubungan antara benyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda dan kapasitas klor 
benda serta kenaikan suhu benda dituliskan dalam bentuk persamaan: 
KLIK 
Q = kalor (kalori atau joule) 
C = kapasitas kalor (kal°C-1 atau J°C-1 ) 
ΔT= Perubahan Suhu (°C) 
Contoh soal 
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Contoh Soal 
Kalor jenis air 1 kalg-1 ° C-1 . Tentukanlah kapasitas kalor dari 5 liter air 
dalam satuan J°C-1 , jika 1 kal = 4,2 J. 
Jawab: 
Diketahui: 
1 kal = 4,2 J 
Kalor jenis air (ca) = 1 kalg-1 ° C-1 = 4.200 Jkg-1 °C-1 
Massa air (ma) = 5 liter = 5 kg 
Diperoleh: C = mc = (5 kg) (4.200 Jkg-1 °C-1) 
= 21.000 J°C-1 = 21 k J°C-1 
Kembali
http://about.me/muafriz 
WOOW!! SAYANG 
SEKALI!!Jawaban Anda 
Sudah Tepat 
Pembahasan: 
Diketahui 
KLIK 
Untuk pembahasan 
Dari persamaan ini, dapat ditentukan bahwa untuk nilai 
c yang besar, ΔT mejadi kecil. Hal ini berarti, zat 
tersebut lambat naik suhunya 
Kembali
http://about.me/muafriz 
WOWW!! Selamat!!! 
Jawaban Anda Belum 
Tepat 
Kembali ke soal
http://about.me/muafriz 
Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Wujud Zat 
Proses Melebur dan Membeku 
Proses Mengup dan Mengembun 
Hubungan antara Perubahan suhu dan 
Perubahan Wujud 
Kembali
Proses Melebur dan Membeku 
Perubahan wujud zat dari padat menjadicair disebut mencair atau mencair, sebaliknya 
perubahan wujud zat dari cair menjadi padat disebut membeku. 
Kalor yang dibutuhkan untuk melebur disebut kalor laten peleburan atau kalor Lebur 
(L), sedangkan kalor yang dilepaskan ketika zat membeku disebut kalor laten 
pembekuan atau kalor beku (L). Berdasrkan hasil percobaan menunjukan bahwa kalor 
lebur = kalor beku. Jadi, kor lebur suatu zat dapat didefinisikan sebagai kalor yang 
diperlukan oleh satu satuan massa zat untuk melebur seluruhnya pada titik 
leburnya. 
Jika suatu zat massanya m kg, untuk meleburnya seluruhnya dibutuhkan kalor 
sebesar Q joule. Berdasarkan definisi ini, kalor lebur (L) zat tersebut dapat dituliskan 
menjadi 
KLIK 
Dari persamaan ini, dapat Anda tentukan satuan dari kalor lebur adalah joule per 
kilogram atau Jkg-1. 
Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Proses Melebur dan Membeku 
Setiap jenis zat memiliki kalor Lebur atau kalor beku yang berbeda-beda bergantung 
pada jenis zatnya. Misalnya kalor lebur es berbeda dengan kalor lebur alkohol atau klor 
lebur raksa. 
Dari hasil percobaan di[eroleh kalor lebur es pada suhu 0°C dan tekanan 1 atmosfer 
adalah 3,36 105 Jkg-1. 
 Kembali Grafik perubahan wujud dari es menjadi air
Proses Menguap dan Mengembun 
Menguap merupakan proses perubahan wujud dari cair menjadi uap. Peristiwa 
menguap sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Air di permukaan laut dan di 
permukaan bumi menguap karena pengaruh pemanasan oleh sinar matahari. Setelah 
uap mencapai keadaan jenuh di udara, akan terjadi proses pengembunan, dan akan 
turun kembali ke Bumi menjadi huja. Jadi, tanpa adanya proses penguapan tidak akan 
ada hujan, sungai, dan danau pun akan kering. Tumbuhan dan makhluk hidup lainnya 
tidak dapat melangsungkan kehidupan. 
Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Proses Menguap dan Mengembun 
Setiap zat membutuhkan kalor yang berbeda untuk menguap. Untuk 
menguap. Untuk menguapkan 1 kg air dibutuhkan kalor yang berbeda dengan 
untuk menguapkan 1 kg alkohol. Besar kalor yang digunakan untuk 
menguapkan zat disebut kalor laten penguapan atau kalor uap (U). Kalor uap 
suatu zat didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa 
zat untuk menguap pada titik uapnya. 
Besarnya kalor yang dibebaskan oleh suatu zat ketika terjadi pengembunan 
disebut kalor laten pengembunan atau kalor embun. Setiap zat yang berbeda 
akan memiliki kalor embun yang berbeda pula. Kalor embun suatu zat 
didefinisikan sebagai kalor yang dilepaskan oleh suatu satuan massa zat untuk 
mengembun pada titik embunnya. 
Kembali Selanjutnya
http://about.me/muafriz 
Proses Menguap dan Mengembun 
Hasil percobaan menunjukan bahwa kalor yang dibutuhan ketika suatu zat 
menguap sama dengan kalor yang dilepaskan ketika zat tersebut 
mengembun. Oleh karena itu, kalor uap suatu zat sama dengan kalor 
embunnya 
Jika suatu zat massanya m kg, untuk menguap pada titik didihnya, diperlukan 
kalor sebesar q joule. Bedasarkan definisi uap (U), saat zat tersebut menguap, 
akan berlaku persamaan 
KLIK 
Kembali Selanjutnya
http://about.me/muafriz 
Kembali 
Tabel Laten
http://about.me/muafriz 
Hubungan antara Perubahan Suhu dan Perubahan 
Wujud 
Kembali 
A 
D 
B C 
C 
E 
1. Proses A-B 
Q1= mes ces ΔTes 
2. Proses B-C 
Q2 = mes L (kalor lebur) 
3. Proses C-D 
Q3= mair cair ΔTair 
4. Proses D-E 
Q4 = mair U (kalor uap)
http://about.me/muafriz 
Kesetaraan Kalor 
Kesetaraan Kalor Mekanik 
Asas Black 
Kembali
Kesetaraan Kalor Mekanik 
Sesuai dengan hukum kekekalan energi, enenrgi tidak dapat diciptakan dan tidak 
dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari bentuk energi lainnya. Dengan 
demikian, energi dalam bentuk kalor dapat berasal dari energi dalam bentuk lain. 
Dengan menerapkan hukum kekekalan energi tersebut dapat dilakukan pengukuran-pengukuran 
kalor. Alat untuk mengukur kalor disebut kalorimeter. 
James Pescott Joule melakukan suatu percobaan 
dengan menggunakan sebuah peralatan, seperti yang 
terlihat pada gambar di samping. Air dalam silinder 
diaduk oleh sudu-sudu yang dapat berputar kerena 
dihubungkan dengan sebuah massa. Pada saat M 
dilepaskan, tali yang dihubungkan denagn sebuah 
katrol akan memutar sudu-sudu di dalam silinder. 
Sudu-sudu bergesekan dengan air sehingga manaikan 
suhu air. Berdasarkan kenaikan suhu air tersebut dapat 
dihitung bersarnya kalor yang diterima oleh air. 
Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Kesetaraan Kalor Mekanik 
Dari hasil percobaan tersebut, Joule mendapatkan kesetaraan kalor mekanik, 
yaitu 1 kalori = 4,186 joule, dan sering dibulatkan 1 kal = 4,2 J 
o 
Kembali
Asas Black 
Hukum kekekalan energi dalam bentuk kalor sering disebut dengan asas Black. Asas 
Black menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan oleh sebuah benda yang sama dengan 
kalor yang diterima oleh benda lain. Dengan menggunakan asas Black, kalor jenis 
suatu zat dapat ditentukan dengan menggunakan kalorimeter. Termos merupakan 
salah satu alat yang menerapkan prinsip kerja kalorimeter. Tahukah Anda fungsi dan 
prinsip kerja kalorimeter? 
Kalormeter terdiri atas sebuah wadah air yang dilengkapi dengan isolator supaya 
tidak terjaid pertukaran energi antara aklorimeter dan lingkungannya. Selain itu, 
kalorimeter juga dilengkapi dengan sebuah termometer untuk mengukur suhu air dan 
pengaduk supaya suhu air di dalam kalorimeter merata. 
Setelah terjadi keseimbangan termal antara air dan zat yang akan diukur kalor 
jenisnya, misalnya kalor jenis logam, akan berlaku persamaan: 
KLIK 
Selanjutnya 
Kembali 
http://about.me/muafriz
Asas Black 
Jika kalorimeter tidak menyerap kalor, kalor yang dilepaskan oleh logam akan sama 
dengan kalor yang akan diterima oleh air. Perlu diketahui, sebelum dimasukkan ke 
dalam kalorimeter, massa logam, massa air, suhu logam, dan suhu air harus diukur. 
Setelah terjadi kesetimbangan termal, suhu logam akan menjadi sama dengan suhu air 
sehingga persamaan dapat ditulis menjadi 
KLIK 
Dengan: 
mℓ = massa logam (kg) 
cℓ = kalor jenis logam (Jkg-1℃-1 ) 
ΔTℓ = perubahan suhu (℃ ) 
m풶 = massa air (kg) 
c풶 = kalor jenis air (Jkg-1℃-1 ) 
ΔT풶 = perubahan suhu (℃ ) 
Kembali 
http://about.me/muafriz
Pemuaian Zat 
Zat tersusun atas atom. Kumpulan atom-atom membentuk molekul. Molekul-molekul 
pembentuk zat senantiasa bergerak dan menimbulkan gaya tarik-menarik. 
Jika dipanaskan, gerakan molekul-molekulnya makin cepat. Hal 
tersebut menyebabkan terjadinya dorongan antara satu molekul dan molekul 
yang lain sehingga jarak antarmolekulnya menjadi lebih besar. Molekul-molekul 
akan menempati ruang yang lebih besar. Peristiwa tersebut 
dinamakan pemuaian. 
Sebaliknya, jika suatu zat didinginkan, gerakan molekul-molekulnya 
menjadi lebih lambat. Gaya tarik-menarik antarmolekulnya menjadi lebih 
besar sehingga jarak anatrmolekul menjadi kecil. Zat tersebut mengalami 
penyusutan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya semua zat jika 
dipanaskan akan memuai dan jika didinginkan akan menyusut. 
Kembali 
Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Pemuaian Zat 
Kembali 
1. Pemuaian Zat Padat 
2. Pemuaian Zat Cair dan Gas
http://about.me/muafriz 
Pemuaian Zat Padat 
Pemuaian Panjang 
Pemuaian Luas 
Pemuaian Volume 
Manfaat Pemuaian 
Permasalahan Akibat Pemuaian 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Pemuaian Panjang 
Untuk membedakan sifat muai berbagai macam zat digunakan konsep koefisien muai 
dan untuk pemuaian panjang disebut koefisien muai panjang. Koefisien muai panjang 
didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang batang dari 
panjangnya semula untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu. Pada 
umumnya satuan suhu yang digunakan adalah derajat Celcius, sedangkan dalam SI 
digunakan skala Kelvin. Pelu diingat kembaliselang antarskala dalam skala Celcius 
sama dengan skala Kelvin sehingga ΔT dalam ℃ sama dengan ΔT dalam K. Koefisien 
muai panjang dinyatakan dalam α. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai: 
KLIK 
Dengan: 
Δℓ = pertambahan panjang batang (m) 
ℓ0 = panjang batang mula-mula 
ΔT =perubahan suhu (℃ ) 
Kembali Selanjutnya
http://about.me/muafriz 
Pemuaian Panjang 
Satuan dari α adalah ℃-1 (per derajat celsius) atau dalam SI adalah K-1 (per 
kelvin) 
Sebuah batang logam pada suhu T0 memiliki panjang ℓ0 . Logam tersebut 
dipanaskan hingga mencapai suhu T1 dan pertambahan panjangnya 
ditentukan dari persamaan : 
Dapat diukur pula bahwa Δℓ = ℓT − ℓ0 (dengan ℓT = panjang logam setelah 
pemuaian) sehingga 
ℓT − ℓ0 = α ℓ0 ΔT 
ℓT = ℓ0 + α ℓ0 ΔT 
atau 
KLIK 
Kembali KLIK
http://about.me/muafriz 
Pemuaian Luas 
Jika Anda memiliki sebuah pelat besi atau pelat tembaga ataupun selembar kaca 
yang akan dipasang sebagai kaca jendela, benda-benda tersebut akan memuai ke arah 
panjang dan lebar. Pemuaian dalam dua arah ini disebut muai luas. Jadi, pemuaian luas 
adalah perkalian antara muai panjang dan mulai lebar. Oleh karena muai lebar juga 
merupakan muai panjang maka koefisien muai luas dapat diartikan sebagai koefisien 
muai panjang ditambah koefisien muai panjang. 
Koefisien muai luas (β) suatu bahan adalah fraksi pertambahan luas benda (ΔA) 
terhadap luas awal benda (A0) per satuan kenaikan suhu (ΔT). Secara matematis, β 
dinyatakan 
Pemuaian luas 
dengan 
ΔA = A – A0 = pertambahan luas (m2), 
A = luas akhir benda (m2). 
KLIK 
KLIK 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Walaupun di dalam kehidupan sehari-hari yang banyak digunakan adalah 
perhitungan koefisien muai panjang, perlu disadari bahwa benda tidak memuai hanya 
dalam arah panjang saja, tetapi dalam semua arah. Oleh karena itu, kita perlu 
mengetahui perubahan yang terjadi pada volume sebuah benda jika terjadi perubahan 
suhu pada benda tersebut. Dalam hal ini yang digunakan adalah koefisien muai 
volume. 
Koefisien muai volume (γ) suatu bahan adalah fraksi pertambahan volume 
terhadap volume awal benda (V0) per satuan kenaikan suhu (ΔT). Secara matematis, γ 
dinyatakan 
Pemuaian volume 
dengan 
ΔV = V – V0’ 
V = volume akhir benda. 
Pemuaian Volume 
KLIK 
KLIK 
Dengan cara seperti sewaktu kita menentukan hubungan 
koefisien muai luas dan koefisien muai panjang, buktiakn bahwa 
koefisien muai volume adalah 3 kali koefisien muai panjang. 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Manfaat Pemuaian 
Mengeling Pelat Logam 
Bimetal 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Mengeling Pelat Logam 
Pernahkah Anda mendengar kata keling atau mengeling? Mengeling, yaitu 
menyambung dua pelat dengan menggunakan paku keling. Paku keling dalam 
keadaan panas akan berpijar dimasukan ke dalam lubang sambungan kedua 
pelat. Supaya paku pelat dapat menjepit pelat dengan kuat, bagian tajam 
paku dipukul sehingga melebar. Paku seolah-olah memiliki dua kepala untuk 
menjepit kedua pelat. Setelah dingin, kedua paku akan menjepit kedua pelat 
lebih kuat lagi. 
Animasi: 
www.youtube.com/watch?v=qvY3a2B64Og 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Bimetal 
Setiap logam meiliki koefisien muai yang berbeda sehingga dapat dimanfaatkan untuk 
dibuat sebuah keping bimetal. Bimetal merupakan dua buah pelat logam yang terbuat 
dari bahan yang memiliki koefisien yang berbeda dan direkatkan satu sama lain 
dengan cara dilas atau dikeling. Bimetal berfungsi sebagai sakelar otomatis pada 
beberapa peralatan elektronik. Bimetal pada saat dingin bentuknya lurus. Akan tetapi, 
jika suhunya naik bimetal akan melengkung ke arah logam yang memiliki koefisien 
muai yang lebih kecil. 
Jika Anda akan membuat alarm kebakaran untuk digunakn di rumah attau 
perkantoran, Anda dapt menggunakan skema rangkaian pada gambar. Dalam 
rangkaian alarm kebakaran, bimetal digunakan sebagai sakelar atau sensor otomatis 
pengubung atau pemutus rangkaian. Ktika suhu udara di sekitar bimetal meningkat, 
bimetal akan melengkung sehingga terjadi sentunhan pada kontak penghubung. 
Sentuhan antara kedua kontak penghubung akan mnyebabkan mengalirnya alur listrik 
dalam rangkaian sehingga bel listrik akan mendering secara otomatis . 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Permasalahan Akibat Pemuaian 
Dalam kehidupan sehari-hari, permasalahan yang paling umum akibat pemuaian 
adalah pecahnya kaca-kaca jendela pada musim panas. Peristiwa tersebut dapat 
terjadi karena kaca jendela tidak diberi ruang yang cukup untuk memuai ketika udara 
panas pada siang hari. Cara mengatasinya adalah dengan membuat kaca jendela 
sedikit lebih kecil dari ukuran tempat kaca tersebut. 
Demikian juga rel kereta api memerlukan ruang untuk memuai. Jika Anda perhatikan 
sambungan rel kereta api, antara satu sambungan dan sambungan lainnya disediakan 
celah untuk ruang pemuaian ketika hari panas. Selain itu, jembatan yang terbuat dari 
logam juga harus diberikan ruang untuk pemuaian panjang jembatan. Tanpa adanya 
ruang untuk pemuaian, jembatan pada siang hari yang terik dapat melengkung. 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Pemuaian Zat Cair dan Gas 
Pemuaian Zat Cair 
Pemuaian Gas 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Pemuaian Zat Cair 
Jika zat padat memiliki koefisien muai panjang, luas, dan ruang, zat cair hanya memiliki 
koefisien muai volume (ruang) saja, yang dilambangkan dengan γ . Hal ini 
disebabkan zat cair tidak dapat diukur dalam satu dimensi dan dua dimensi. 
Zat cair hanya dapat diukur dalam tiga dimensi, yaitu volumenya. Jika volume 
zat cair pada saat suhunya T0 adalah V0 , kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga 
suhunya menjadi T1 , akan terjadi pemuaian. Jika volumenya bertambah sebesar ΔV, 
pertambahan volume tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. 
Setelah suhunya naik, volumenya menjadi Vt = V0 + ΔV 
KLIK 
KLIK 
Catatan: 
Perlu diingat kembali bahwa persamaan 
ini tidak berlaku pada air yang bersuhu 
antara 0° sampai dengan 4° karena 
adanya anomali air. Kan tetapi, di luar 
batas suhu tersebut persamaan ini tetap 
berlaku. 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Pemuaian Gas 
Pengaruh Suhu terhadap Volume Gas 
Pengaruh Suhu terhadap Tekanan 
Pengaruh Tekanan terhadap Volume Gas 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Pengaruh Suhu terhadap Volume Gas 
Untuk tekanan (p) tetap, kenaikan suhu gas akan meningkatkan volume gas. Jika Anda 
ingin menentukan muai volume suatu gas yang disebabkan oleh kenaikan suhu maka 
tekanan gas harus dijaga agar tetap. Berdasarkan hasil percobaan , muai volumenya 
pada tekanan tetap memenuhi persamaan: 
dengan 훾adalah koefisien muai volume gas pada tekanan tetap. Berdasarkan hasil 
percobaan, diperoleh bahwa koefisien muai volume untuk semua gas berlaku 
sehingga persamaannya akan menjadi 
KLIK 
KLIK 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Pengaruh Suhu terhadap Tekanan 
Jika Anda ingin menyelidiki hubungan antara kenaikan suhu dan tekanan gas, volume 
gas harus dibuat tetap. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa hubungan antara 
kenaikan suhu dan tekanan gas untuk volume tetap memenuhi persamaan: 
KLIK 
dengan sehingga persamaan dapat dituliskan menjadi 
KLIK 
dengan p0 adalah tekanan gas awal dan pT adalah tekanan gas setelah suhunya 
dinaikan. Dalam SI, tekanan gas diukur dalam satuan pascal (Pa) Nm-2 . 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Pengaruh Tekanan terhadap Volume Gas 
Pemuaian gas juga dapat berlangsung tanpa adanya kenaikan suhu gas, yaitu dengan 
cara menurunkan tekanan gas. Jika tekanan gas dalam sebuah tabung diturunkan 
dengan cara menggeser pengisap yang berfungsi sebagai penutup gas ke atas, dengan 
sendirinya volume gas akan meningkat atau terjadi pemuaian gas. 
Dalam termodinamika, yang akan dibahas kemudian, untuk suhu tetap aakan 
berlaku persamaan: 
p V = tetap 
atau 
KLIK 
dengan p1 dan V1 adalah tekanan dan volume awal gas. Adapun p2 dan V2 adalah 
tekanan dan volume gas setelah terjadi perubahan pada suhu tetap. 
Kembali
http://about.me/muafriz 
Perpindahan Kalor 
Konduksi 
Konveksi 
Radiasi 
Kembali
Konduksi 
Jika sebatang logam yang salah satu ujungnya dipanaskan, dalam selang 
waktu tertentu ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal tersebut menunjukan 
bahwa pada batang logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari 
bagian logam yang bersuhu tinggi ke bagian logam yang bersuhu rendah 
Perpindahan kalor pada logam yang tidak diikuti perpindahan massa ini 
disebut dengan perpindahan kalor secara konduksi. Jadi konduksi adalah 
perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi perpindahan kalor 
tidak disertai perpindahan partikel-partikel zat perantaranya. 
Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan 
suhu antara dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari 
tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat 
sudah menjadi sama, rambatan kalor pun akan terhenti. 
Kembali Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
Konduksi 
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa perpindahan kalor secara konduksi 
bergantung pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu dari 
kedua ujung- ujung logam tempat kalor merambat, serta panjang jaln yang dilalui oleh 
kalor tersebut. 
Perpindahan kalor secara konduksi per satuan waktu adalah 
dengan: 
KLIK 
H = perpindahan kalor pada batang per satuan waktu (Js-1 atau watt) 
k = koefisien konduksi termal logam (Jm-1 s-1 ℃-1) 
A = luas penampang perpindahan kalor dari batang logam (m2 ) 
ℓ = panjang batang (m) 
T1 = suhu ujung batang logam bersuhu rendah (℃ ) 
T2 = suhu ujung batang logam bersuhu tinggi (℃ ) 
ΔT= beda suhu antara T2 dan T1 (℃ ) 
Kembali 
http://about.me/muafriz
Konveksi 
Pada saat kita memanaskan air di atas kompor menggunakan sebuah 
panci, akan terjadi perambatan kalor dari air yang ada di dasar panci ke 
permukaannya secara konveksi. Berdasarkan hasil pengamatan, perpindahan 
kalor seperti ini terjadi pada zat yang mengalir, seperti pada zat cair dan gas. 
Perpindahan kalor secara konveksi disertai gerakan massa atau gerakan 
partikel-partikel zat perantaranya. Perpindahan tersebut terjadi karena 
adanya perbedaan massa jenis. Akibat panas, massa jenis zat akan berkurang 
dan partikel-partikelnya akan cenderung mengalir ke atas. Sebaliknya, 
partikel-partikel yang memiliki massa jenis lebih besar, yaitu yang suhunya 
lebih rendah akan mengalir ke bawah. Demikian seterusnya, hingga air di 
dalam panci akan berputar trus, naik dan turun. Adapun kalor dari panci ke air 
berpindah secara konduksi. Aliran kalor pada air yang terdapat di dalam panci 
karena adanya perbedaan massa disebut konveksi alamiah. 
Kipas angin dapat digunakan untuk menghembuskan udara dari tempat 
dingin ke tempat yang panas. Aliran udara semacam ini disebut konveksi 
paksa. 
Kembali Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
Konveksi 
Persoalan konveksi juga sangat rumit. Akan tetapi, jika persoalan tersebut 
disederhanakan, akan diperoleh bahwa rambatan kalor secara konveksi bergantung 
pada koefisien konveksi termal zat yang memindahkan kalor, luas permukaan 
perpindahan kalor, dan beda suhu antara tempat kalor dialirkan dan tempat 
pembuangan kalor. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut. 
KLIK 
dengan: 
H = kalor yang merambat per satuan waktu (Js-1 atau watt) 
k = koefisien konveksi termal (Jm-1 s-1 ℃-1) 
A = luas penampang perpindahan kalor pada tabung (m2 ) 
ΔT= beda suhu antara T2 dan T1 (℃ ) 
Kembali Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
Konveksi 
Untuk menentukan besarnya kalor yang dilepaskan dalam selang waktu 
tertentu dapat digunakan persamaan: 
KLIK 
dengan: 
Q = jumlah kalor yang merambat dalam satuan joule 
H = kalor yang merambat per satuan waktu (Js-1 atau watt) 
t = lamanya waktu perambatan kalor 
Kembali 
http://about.me/muafriz
Radiasi 
Energi yang dihasilkan oleh Matahari dapat sampai ke Bumi karena radiasi. Radiasi 
adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi, 
kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda dengan 
halnya konduksi dan konveksi. Radiasi dapat berlangsung di ruang hampa. 
Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara radiasi satuan luas 
permukaan benda bergantung pada sifat dan suhu permukaan benda. Benda yang 
mengkilap lebih sukar memancarkan kalor daripada benda hitam dan kusam. Keadaan 
tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannya 
mengkilap, lebih sukar menyerap kalor daripada benda hitam dan kusam. Jadi benda 
hitam dan kusam memilik sifat pemancar dan penyerap kalor yang baik. 
Laju pancaran kalor per satuan luas yang dipancarkan oleh sebuah benda memiliki 
suhu T kelvin memenuhi persamaan: 
KLIK 
P = rambat kallor per satuan luas (Js-1m-2 ) atau daya per satuan luas (wattm-2 ) 
e = koefisien emisivitas (pancaran) benda (tidak bersatuan 
σ = tetapan Stefan-Boltzmann (σ = 5,672 x 108 wattm-2 K-4 ) 
T4= suhu mutlak permukaan benda (kelvin) 
Kembali Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
Radiasi 
Telah dijelaskan bahwa koefisien emisivitas permukaan benda bergantung pada sifat 
permukaan benda itu. Untuk benda hitam sempurna, nilai e = 1, sedangkan untuk 
benda lainnya 0 < e < 1. 
Untuk menentukan besarnya kaloe atau energi yang dipancarkan oleh suatu benda 
dapat digunakan persamaan: 
KLIK 
Dengan A = luas permukaan benda dan t = lamanya waktu perambatan kalor. 
Jika benda berada di lingkungan yang bersuhu T0, selain benda memancarkan kalor kr 
lingkungannya, lingkungan juga akan memancarkan kalor ke benda. Keadaan tersebut 
akan berlangsung terus-menerus hingga terjadi keseimbangan termal antara benda 
dan lingkungannya akan memenuhi persamaan 
KLIK 
Oleh karena suhu tubuh manusia normal selalu lebih tinggi dari suhu lingkungan, 
tubuh manusia juga dapat memancarkan kalor ke lingkungannya 
Kembali 
http://about.me/muafriz
Rangkuman 
1. Pada umumnya, jika suatu zat dipanaskan 
akan memuai, pemuaian zat padat 
mengikuti persamaan 
muai panjang 
muai luas 
Muaqi ruang 
2. Untuk zat cair dan gas hanya dikenal 
pemuaian ruang dan vulume saja. Khusus 
untuk gas . Pada gas, untuk 
perubahan tekanan pada volume tetap 
berlaku 
dengan 
3. Volume air akan menyusut jika suhunya 
dinaikan dari 0°C sampai 4°C. Peristiwa 
tersebut dinamakan anomali air. 
4. Kesetaraan kalor mekanik menyatakan 
bahwa 1 kalori = 4,186 joule 
5. Jika suatu zat diberi kalor atau 
dipanaskan, zat tersebut dapat mengalami 
kenaikan suhu dan perubahan wujud. 
6. Persamaan untuk kenaikan suhu 
Persamaan untuk perubahan wujud 
Ketika terjadi perubahan wujud, suhu zat 
tetap. 
7. Faktor-faktor yang memengaruhi 
perubahan fase suatu zat adalah suhu dan 
tekanan zat. Pada titik tripel, zat berada 
pada kesetimbangan fase padat, cair, dan 
gas. 
8. Kalor dapat berpindah secara konduksi, 
konveksi, dan radiasi. 
9. Pada umunya, konduksi terjadi pada zat 
padat. Pada konduksi, zat-zat 
perantaranya tidak ikut berpindah: 
Persamaannya: 
Kembali Selanjutnya 
http://about.me/muafriz
Rangkuman 
10. Konveksi terjadi pada zat yang dapat mengalir 
(zat cair dan gas). Pada konveksi zat-zat 
perantaranya ikut berpindah. 
Persamaannya: 
11. Radiasi tidak membutuhkan zat perantara, 
jadi radiasi dapat terjadi dalam ruang hampa. 
Persamaannya: 
Kembali 
http://about.me/muafriz
Peta Konsep 
Kembali 
Perpindahannya 
secara 
Kalor 
Perubahan Suhu 
Perubahan Wujud 
Pemuaian 
Konduksi 
Konveksi 
Radiasi 
Menyebabkan 
Terdiri 
atas 
Kalor Jenis Kapasitas Kalor 
Asas 
Black 
Mengikuti 
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Daftar Pustaka 
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA. Bandung: 
Grafindo Media Pratama . 
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Cimahi: Penerbit 
Erlangga 
www.physics.hku.hk 
www.mrkscience.com 
Kembali Penutup
http://about.me/muafriz
http://about.me/muafriz 
Wassalamu’alaikum wr. wb.
http://about.me/muafriz 
Wassalamu’alaikum wr. wb.
http://about.me/muafriz 
Wassalamu’alaikum wr. wb.

More Related Content

What's hot

3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum20133.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
Deir Irhamni
 
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaPengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Sindy Artilita
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
dodikdomek
 

What's hot (20)

STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
 
Lembar Observasi PTK (Pada Pembelajaran Saintifik)
Lembar Observasi PTK (Pada Pembelajaran Saintifik)Lembar Observasi PTK (Pada Pembelajaran Saintifik)
Lembar Observasi PTK (Pada Pembelajaran Saintifik)
 
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum20133.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi PembelajaranMacam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi Pembelajaran
 
Membaca kritis
Membaca kritisMembaca kritis
Membaca kritis
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaPengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
 
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SDCONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIKPANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
 
Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran BerbicaraPembelajaran Berbicara
Pembelajaran Berbicara
 
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docxHusna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisBahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
 
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smpStandar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semester
 
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar MengajarMakalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
 

Similar to Zat dan kalor

Kalor MTSN DENANYAR JOMBANG huda
Kalor MTSN DENANYAR JOMBANG hudaKalor MTSN DENANYAR JOMBANG huda
Kalor MTSN DENANYAR JOMBANG huda
Hisbulloh Huda
 
kalor-dan-perpindahannya-SMP-kelas-7-_1_.ppt
kalor-dan-perpindahannya-SMP-kelas-7-_1_.pptkalor-dan-perpindahannya-SMP-kelas-7-_1_.ppt
kalor-dan-perpindahannya-SMP-kelas-7-_1_.ppt
ayumaulira
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika KalorimetriITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
Fransiska Puteri
 

Similar to Zat dan kalor (20)

Kalor
KalorKalor
Kalor
 
Kalor MTSN DENANYAR JOMBANG huda
Kalor MTSN DENANYAR JOMBANG hudaKalor MTSN DENANYAR JOMBANG huda
Kalor MTSN DENANYAR JOMBANG huda
 
Kalor HISBULLOH huda
Kalor  HISBULLOH hudaKalor  HISBULLOH huda
Kalor HISBULLOH huda
 
kalor-dan-perpindahannya-SMP-kelas-7-_1_.ppt
kalor-dan-perpindahannya-SMP-kelas-7-_1_.pptkalor-dan-perpindahannya-SMP-kelas-7-_1_.ppt
kalor-dan-perpindahannya-SMP-kelas-7-_1_.ppt
 
Materi pembelajaran kalor
Materi pembelajaran kalorMateri pembelajaran kalor
Materi pembelajaran kalor
 
Materi pembelajaran kalor
Materi pembelajaran kalorMateri pembelajaran kalor
Materi pembelajaran kalor
 
Kalor.pptx
Kalor.pptxKalor.pptx
Kalor.pptx
 
PPT-BAB 5-Suhu & Kalor.pptx
PPT-BAB 5-Suhu & Kalor.pptxPPT-BAB 5-Suhu & Kalor.pptx
PPT-BAB 5-Suhu & Kalor.pptx
 
Kalor.ppt
Kalor.pptKalor.ppt
Kalor.ppt
 
Suhu dan Kalor - Kelompok 1.pptx
Suhu dan Kalor - Kelompok 1.pptxSuhu dan Kalor - Kelompok 1.pptx
Suhu dan Kalor - Kelompok 1.pptx
 
Kalor SMP
Kalor SMPKalor SMP
Kalor SMP
 
Fisika-Kalor
Fisika-KalorFisika-Kalor
Fisika-Kalor
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika KalorimetriITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
 
Kalor dan Perubahannya
Kalor dan PerubahannyaKalor dan Perubahannya
Kalor dan Perubahannya
 
Kalor Ok
Kalor OkKalor Ok
Kalor Ok
 
SUHU dan KALOR
SUHU dan KALORSUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR
 
Kalor
KalorKalor
Kalor
 
Laporan lengka1
Laporan lengka1Laporan lengka1
Laporan lengka1
 
ppt ppf suhu kalor.ppt
ppt ppf suhu kalor.pptppt ppf suhu kalor.ppt
ppt ppf suhu kalor.ppt
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
 

More from Muhammad Afdhol Rizaldi

More from Muhammad Afdhol Rizaldi (20)

Pecha kucha About Browsing
Pecha kucha About BrowsingPecha kucha About Browsing
Pecha kucha About Browsing
 
Dinamika pengelolaan kekuasaan pusat dan daerah berdasarkan uud
Dinamika pengelolaan kekuasaan pusat dan daerah berdasarkan uudDinamika pengelolaan kekuasaan pusat dan daerah berdasarkan uud
Dinamika pengelolaan kekuasaan pusat dan daerah berdasarkan uud
 
Haloalkana
HaloalkanaHaloalkana
Haloalkana
 
Iman Kepada Qada dan Qadar
Iman Kepada Qada dan QadarIman Kepada Qada dan Qadar
Iman Kepada Qada dan Qadar
 
Perkembangan Islam di Dunia
Perkembangan Islam di DuniaPerkembangan Islam di Dunia
Perkembangan Islam di Dunia
 
Iman Kepada Malaikat Allah SWT
Iman Kepada Malaikat Allah SWTIman Kepada Malaikat Allah SWT
Iman Kepada Malaikat Allah SWT
 
Sejarah Tabel Periodik
Sejarah Tabel PeriodikSejarah Tabel Periodik
Sejarah Tabel Periodik
 
Hukum Bacaan Tajwid
Hukum Bacaan Tajwid Hukum Bacaan Tajwid
Hukum Bacaan Tajwid
 
Dinamika gerak (Gaya Sentripetal)
Dinamika gerak (Gaya Sentripetal)Dinamika gerak (Gaya Sentripetal)
Dinamika gerak (Gaya Sentripetal)
 
Gerhana matahari (Makalah)
Gerhana matahari (Makalah)Gerhana matahari (Makalah)
Gerhana matahari (Makalah)
 
Struktur Permukaan Bumi (Kelas IX)
Struktur Permukaan Bumi (Kelas IX)Struktur Permukaan Bumi (Kelas IX)
Struktur Permukaan Bumi (Kelas IX)
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Recount and Narative
Recount and NarativeRecount and Narative
Recount and Narative
 
Cara menghubungkan komputer ke internet
Cara menghubungkan komputer ke internetCara menghubungkan komputer ke internet
Cara menghubungkan komputer ke internet
 
Rangkaian listrik paralel
Rangkaian listrik paralelRangkaian listrik paralel
Rangkaian listrik paralel
 
Sejarah Islam di Indonesia
Sejarah Islam di IndonesiaSejarah Islam di Indonesia
Sejarah Islam di Indonesia
 
Elektroskop Sederhana (Laporan Fisika)
Elektroskop Sederhana (Laporan Fisika)Elektroskop Sederhana (Laporan Fisika)
Elektroskop Sederhana (Laporan Fisika)
 
Tape Ketan Hitam
Tape Ketan HitamTape Ketan Hitam
Tape Ketan Hitam
 
"Listrik Dinamis" kelas IX (FISIKA)
"Listrik Dinamis" kelas IX (FISIKA)"Listrik Dinamis" kelas IX (FISIKA)
"Listrik Dinamis" kelas IX (FISIKA)
 
Bangun Ruang Sisi Lengkung
Bangun Ruang Sisi LengkungBangun Ruang Sisi Lengkung
Bangun Ruang Sisi Lengkung
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Zat dan kalor

  • 1. Zat dan Kalor KLIK http://about.me/muafriz
  • 2. http://about.me/muafriz Zat dan Kalor Peristiwa perubahan suhu dan perubahan wujud zat akibat perbindahan kalor sering Anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, tahukah Anda perbedaan suhu dan kalor? Apakah akibat-akibat dari perubahan suhu dan perpindahan kalor pada suatu zat? KLIK KLIK Untuk lebih jelasnya, Anda dapat mempelajari pembahasan berikut ini mengenai suhu, kalor dan perpindahannya, serta fenomena-fenomena yang disebabkan oleh perubahan suhu dan perpindahan kalor. Zat dan Kalor
  • 3. Rangkuman http://about.me/muafriz Zat dan Kalor Pengaruh Kalor terhadap Zat Kesetaraan Kalor Pemuaian Zat Perpindahan Kalor Daftar Pustaka Peta Konsep
  • 4. Pengaruh Kalor terhadap Zat Kalor Merupakan salah satu energi. Pengertian kalor sebagai bentuk energi, baru berkembang pada awal abad ke-19. Sebelumnya, kalor dianggap sebagai suatu zat yang dapat mengalir dari benda ke benda lainya. Jika kalor dianggap sebagai suatu zat, kalor haruslah memiliki massa karena setiap zat memiliki massa. Ternyata, kalor tidak memiliki massa. Jadi, kalor bukanlah suatu zat. Suhu adalah derajat panas atau dinginya sebuah benda, sedangkankalor adalah energi yang dipindahkan oleh benda ke benda lain karena perbedaan suhu. Oleh karena kalor merupakan salah satu bentuk energi, satuan kalor sama dengan satuan energi, yaitu joule (J). Sebelum diketahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi, orang sudah membuat satuan dari kalor, yaitu kalori. Sampai saat ini pun satuan kalori masih digunakan, misalnya dalam bidang kesehatan. Secara unmum, 1 kalori didefinisikan sebagai berikut. Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu satu gram air sebesar 1°C Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 5. http://about.me/muafriz Pengaruh Kalor terhadap Zat 1. Pengaruh Kalor terhadap Kenaikan Suhu Zat 2. Pengaruh Kalor terhadap Perubahaan Wujud Zat Kembali
  • 6. http://about.me/muafriz Pengaruh Kalor terhadap Kenaikan Suhu Zat a. Kalor Jenis b. Kapasitas Kalor Kembali
  • 7. http://about.me/muafriz Kalor Jenis Jika suatu zat menerima kalor, suhu benda zat tersebut akan naik. Hasil Percobaan menunjukan bahwa besarnya kenaikan suhu dari zat berbanding lurus dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat tersebut, dan berbanding terbalik dengan massa zat. Besarnya kalor untuk menaikan sugu satu satuan massa zat bergantung pada jenis zat. Oleh karena itu, kalor jenis adalah banyaknya kalor yang deperluan suatu zat untuk menaikan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1°C. Berdasarkan definisi tersebut maka hubungan antara banyaknya kalor aynag diserap oleh suatu benda dan kalor jenis benda serta kanaikan suhu benda dituliskan dalam bentuk persamaan berikut. Q = kalor (kalori atau joule) m = massa benda (gram atau kg) c = kalor jenis (kalg-1 °C-1 atau Jkg-1 ° C-1 ) ΔT= Perubahan Suhu (°C) KLIK Contoh soal Kembali
  • 8. http://about.me/muafriz Contoh Soal Jika suatu zat memiliki kalor jenis tinggi, zat itu…. a. Lambat mendidih b. Cepat mendidih c. Lambat melebur d. Lambat naik suhunya jika dipanaskan e. Cepat naik suhunya jika dipanaskan Pilih (klik) salah satu jawaban
  • 9. Kapasitas Kalor Untuk benda yang Bermassa etap, nilai mc pada persamaan kalor jenis memiliki nilai tetap pula. Nilai mc dapat dipandang sebagai kesatuan. Oleh karena itu, mc diberi nama khusus, yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor dapat diartikan sebagai kemamampuan menerima atau melepaskan kalor dari suatu benda untuk perubahan suhu sebesar 1°C. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu benda sebanding dengan kapasitas kalor benda tersebut, dan sebanding dengan kapasitas kalor benda tersebut, dan sebanding pula dengan perubahan suhunya. Kapasitas kalor (C) dapat diartikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat menaikan suhu sebesar 1°C Hubungan antara benyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda dan kapasitas klor benda serta kenaikan suhu benda dituliskan dalam bentuk persamaan: KLIK Q = kalor (kalori atau joule) C = kapasitas kalor (kal°C-1 atau J°C-1 ) ΔT= Perubahan Suhu (°C) Contoh soal http://about.me/muafriz
  • 10. http://about.me/muafriz Contoh Soal Kalor jenis air 1 kalg-1 ° C-1 . Tentukanlah kapasitas kalor dari 5 liter air dalam satuan J°C-1 , jika 1 kal = 4,2 J. Jawab: Diketahui: 1 kal = 4,2 J Kalor jenis air (ca) = 1 kalg-1 ° C-1 = 4.200 Jkg-1 °C-1 Massa air (ma) = 5 liter = 5 kg Diperoleh: C = mc = (5 kg) (4.200 Jkg-1 °C-1) = 21.000 J°C-1 = 21 k J°C-1 Kembali
  • 11. http://about.me/muafriz WOOW!! SAYANG SEKALI!!Jawaban Anda Sudah Tepat Pembahasan: Diketahui KLIK Untuk pembahasan Dari persamaan ini, dapat ditentukan bahwa untuk nilai c yang besar, ΔT mejadi kecil. Hal ini berarti, zat tersebut lambat naik suhunya Kembali
  • 12. http://about.me/muafriz WOWW!! Selamat!!! Jawaban Anda Belum Tepat Kembali ke soal
  • 13. http://about.me/muafriz Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Wujud Zat Proses Melebur dan Membeku Proses Mengup dan Mengembun Hubungan antara Perubahan suhu dan Perubahan Wujud Kembali
  • 14. Proses Melebur dan Membeku Perubahan wujud zat dari padat menjadicair disebut mencair atau mencair, sebaliknya perubahan wujud zat dari cair menjadi padat disebut membeku. Kalor yang dibutuhkan untuk melebur disebut kalor laten peleburan atau kalor Lebur (L), sedangkan kalor yang dilepaskan ketika zat membeku disebut kalor laten pembekuan atau kalor beku (L). Berdasrkan hasil percobaan menunjukan bahwa kalor lebur = kalor beku. Jadi, kor lebur suatu zat dapat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat untuk melebur seluruhnya pada titik leburnya. Jika suatu zat massanya m kg, untuk meleburnya seluruhnya dibutuhkan kalor sebesar Q joule. Berdasarkan definisi ini, kalor lebur (L) zat tersebut dapat dituliskan menjadi KLIK Dari persamaan ini, dapat Anda tentukan satuan dari kalor lebur adalah joule per kilogram atau Jkg-1. Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 15. http://about.me/muafriz Proses Melebur dan Membeku Setiap jenis zat memiliki kalor Lebur atau kalor beku yang berbeda-beda bergantung pada jenis zatnya. Misalnya kalor lebur es berbeda dengan kalor lebur alkohol atau klor lebur raksa. Dari hasil percobaan di[eroleh kalor lebur es pada suhu 0°C dan tekanan 1 atmosfer adalah 3,36 105 Jkg-1.  Kembali Grafik perubahan wujud dari es menjadi air
  • 16. Proses Menguap dan Mengembun Menguap merupakan proses perubahan wujud dari cair menjadi uap. Peristiwa menguap sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Air di permukaan laut dan di permukaan bumi menguap karena pengaruh pemanasan oleh sinar matahari. Setelah uap mencapai keadaan jenuh di udara, akan terjadi proses pengembunan, dan akan turun kembali ke Bumi menjadi huja. Jadi, tanpa adanya proses penguapan tidak akan ada hujan, sungai, dan danau pun akan kering. Tumbuhan dan makhluk hidup lainnya tidak dapat melangsungkan kehidupan. Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 17. http://about.me/muafriz Proses Menguap dan Mengembun Setiap zat membutuhkan kalor yang berbeda untuk menguap. Untuk menguap. Untuk menguapkan 1 kg air dibutuhkan kalor yang berbeda dengan untuk menguapkan 1 kg alkohol. Besar kalor yang digunakan untuk menguapkan zat disebut kalor laten penguapan atau kalor uap (U). Kalor uap suatu zat didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat untuk menguap pada titik uapnya. Besarnya kalor yang dibebaskan oleh suatu zat ketika terjadi pengembunan disebut kalor laten pengembunan atau kalor embun. Setiap zat yang berbeda akan memiliki kalor embun yang berbeda pula. Kalor embun suatu zat didefinisikan sebagai kalor yang dilepaskan oleh suatu satuan massa zat untuk mengembun pada titik embunnya. Kembali Selanjutnya
  • 18. http://about.me/muafriz Proses Menguap dan Mengembun Hasil percobaan menunjukan bahwa kalor yang dibutuhan ketika suatu zat menguap sama dengan kalor yang dilepaskan ketika zat tersebut mengembun. Oleh karena itu, kalor uap suatu zat sama dengan kalor embunnya Jika suatu zat massanya m kg, untuk menguap pada titik didihnya, diperlukan kalor sebesar q joule. Bedasarkan definisi uap (U), saat zat tersebut menguap, akan berlaku persamaan KLIK Kembali Selanjutnya
  • 20. http://about.me/muafriz Hubungan antara Perubahan Suhu dan Perubahan Wujud Kembali A D B C C E 1. Proses A-B Q1= mes ces ΔTes 2. Proses B-C Q2 = mes L (kalor lebur) 3. Proses C-D Q3= mair cair ΔTair 4. Proses D-E Q4 = mair U (kalor uap)
  • 21. http://about.me/muafriz Kesetaraan Kalor Kesetaraan Kalor Mekanik Asas Black Kembali
  • 22. Kesetaraan Kalor Mekanik Sesuai dengan hukum kekekalan energi, enenrgi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari bentuk energi lainnya. Dengan demikian, energi dalam bentuk kalor dapat berasal dari energi dalam bentuk lain. Dengan menerapkan hukum kekekalan energi tersebut dapat dilakukan pengukuran-pengukuran kalor. Alat untuk mengukur kalor disebut kalorimeter. James Pescott Joule melakukan suatu percobaan dengan menggunakan sebuah peralatan, seperti yang terlihat pada gambar di samping. Air dalam silinder diaduk oleh sudu-sudu yang dapat berputar kerena dihubungkan dengan sebuah massa. Pada saat M dilepaskan, tali yang dihubungkan denagn sebuah katrol akan memutar sudu-sudu di dalam silinder. Sudu-sudu bergesekan dengan air sehingga manaikan suhu air. Berdasarkan kenaikan suhu air tersebut dapat dihitung bersarnya kalor yang diterima oleh air. Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 23. http://about.me/muafriz Kesetaraan Kalor Mekanik Dari hasil percobaan tersebut, Joule mendapatkan kesetaraan kalor mekanik, yaitu 1 kalori = 4,186 joule, dan sering dibulatkan 1 kal = 4,2 J o Kembali
  • 24. Asas Black Hukum kekekalan energi dalam bentuk kalor sering disebut dengan asas Black. Asas Black menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan oleh sebuah benda yang sama dengan kalor yang diterima oleh benda lain. Dengan menggunakan asas Black, kalor jenis suatu zat dapat ditentukan dengan menggunakan kalorimeter. Termos merupakan salah satu alat yang menerapkan prinsip kerja kalorimeter. Tahukah Anda fungsi dan prinsip kerja kalorimeter? Kalormeter terdiri atas sebuah wadah air yang dilengkapi dengan isolator supaya tidak terjaid pertukaran energi antara aklorimeter dan lingkungannya. Selain itu, kalorimeter juga dilengkapi dengan sebuah termometer untuk mengukur suhu air dan pengaduk supaya suhu air di dalam kalorimeter merata. Setelah terjadi keseimbangan termal antara air dan zat yang akan diukur kalor jenisnya, misalnya kalor jenis logam, akan berlaku persamaan: KLIK Selanjutnya Kembali http://about.me/muafriz
  • 25. Asas Black Jika kalorimeter tidak menyerap kalor, kalor yang dilepaskan oleh logam akan sama dengan kalor yang akan diterima oleh air. Perlu diketahui, sebelum dimasukkan ke dalam kalorimeter, massa logam, massa air, suhu logam, dan suhu air harus diukur. Setelah terjadi kesetimbangan termal, suhu logam akan menjadi sama dengan suhu air sehingga persamaan dapat ditulis menjadi KLIK Dengan: mℓ = massa logam (kg) cℓ = kalor jenis logam (Jkg-1℃-1 ) ΔTℓ = perubahan suhu (℃ ) m풶 = massa air (kg) c풶 = kalor jenis air (Jkg-1℃-1 ) ΔT풶 = perubahan suhu (℃ ) Kembali http://about.me/muafriz
  • 26. Pemuaian Zat Zat tersusun atas atom. Kumpulan atom-atom membentuk molekul. Molekul-molekul pembentuk zat senantiasa bergerak dan menimbulkan gaya tarik-menarik. Jika dipanaskan, gerakan molekul-molekulnya makin cepat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya dorongan antara satu molekul dan molekul yang lain sehingga jarak antarmolekulnya menjadi lebih besar. Molekul-molekul akan menempati ruang yang lebih besar. Peristiwa tersebut dinamakan pemuaian. Sebaliknya, jika suatu zat didinginkan, gerakan molekul-molekulnya menjadi lebih lambat. Gaya tarik-menarik antarmolekulnya menjadi lebih besar sehingga jarak anatrmolekul menjadi kecil. Zat tersebut mengalami penyusutan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya semua zat jika dipanaskan akan memuai dan jika didinginkan akan menyusut. Kembali Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 27. http://about.me/muafriz Pemuaian Zat Kembali 1. Pemuaian Zat Padat 2. Pemuaian Zat Cair dan Gas
  • 28. http://about.me/muafriz Pemuaian Zat Padat Pemuaian Panjang Pemuaian Luas Pemuaian Volume Manfaat Pemuaian Permasalahan Akibat Pemuaian Kembali
  • 29. http://about.me/muafriz Pemuaian Panjang Untuk membedakan sifat muai berbagai macam zat digunakan konsep koefisien muai dan untuk pemuaian panjang disebut koefisien muai panjang. Koefisien muai panjang didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang batang dari panjangnya semula untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu. Pada umumnya satuan suhu yang digunakan adalah derajat Celcius, sedangkan dalam SI digunakan skala Kelvin. Pelu diingat kembaliselang antarskala dalam skala Celcius sama dengan skala Kelvin sehingga ΔT dalam ℃ sama dengan ΔT dalam K. Koefisien muai panjang dinyatakan dalam α. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai: KLIK Dengan: Δℓ = pertambahan panjang batang (m) ℓ0 = panjang batang mula-mula ΔT =perubahan suhu (℃ ) Kembali Selanjutnya
  • 30. http://about.me/muafriz Pemuaian Panjang Satuan dari α adalah ℃-1 (per derajat celsius) atau dalam SI adalah K-1 (per kelvin) Sebuah batang logam pada suhu T0 memiliki panjang ℓ0 . Logam tersebut dipanaskan hingga mencapai suhu T1 dan pertambahan panjangnya ditentukan dari persamaan : Dapat diukur pula bahwa Δℓ = ℓT − ℓ0 (dengan ℓT = panjang logam setelah pemuaian) sehingga ℓT − ℓ0 = α ℓ0 ΔT ℓT = ℓ0 + α ℓ0 ΔT atau KLIK Kembali KLIK
  • 31. http://about.me/muafriz Pemuaian Luas Jika Anda memiliki sebuah pelat besi atau pelat tembaga ataupun selembar kaca yang akan dipasang sebagai kaca jendela, benda-benda tersebut akan memuai ke arah panjang dan lebar. Pemuaian dalam dua arah ini disebut muai luas. Jadi, pemuaian luas adalah perkalian antara muai panjang dan mulai lebar. Oleh karena muai lebar juga merupakan muai panjang maka koefisien muai luas dapat diartikan sebagai koefisien muai panjang ditambah koefisien muai panjang. Koefisien muai luas (β) suatu bahan adalah fraksi pertambahan luas benda (ΔA) terhadap luas awal benda (A0) per satuan kenaikan suhu (ΔT). Secara matematis, β dinyatakan Pemuaian luas dengan ΔA = A – A0 = pertambahan luas (m2), A = luas akhir benda (m2). KLIK KLIK Kembali
  • 32. http://about.me/muafriz Walaupun di dalam kehidupan sehari-hari yang banyak digunakan adalah perhitungan koefisien muai panjang, perlu disadari bahwa benda tidak memuai hanya dalam arah panjang saja, tetapi dalam semua arah. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui perubahan yang terjadi pada volume sebuah benda jika terjadi perubahan suhu pada benda tersebut. Dalam hal ini yang digunakan adalah koefisien muai volume. Koefisien muai volume (γ) suatu bahan adalah fraksi pertambahan volume terhadap volume awal benda (V0) per satuan kenaikan suhu (ΔT). Secara matematis, γ dinyatakan Pemuaian volume dengan ΔV = V – V0’ V = volume akhir benda. Pemuaian Volume KLIK KLIK Dengan cara seperti sewaktu kita menentukan hubungan koefisien muai luas dan koefisien muai panjang, buktiakn bahwa koefisien muai volume adalah 3 kali koefisien muai panjang. Kembali
  • 33. http://about.me/muafriz Manfaat Pemuaian Mengeling Pelat Logam Bimetal Kembali
  • 34. http://about.me/muafriz Mengeling Pelat Logam Pernahkah Anda mendengar kata keling atau mengeling? Mengeling, yaitu menyambung dua pelat dengan menggunakan paku keling. Paku keling dalam keadaan panas akan berpijar dimasukan ke dalam lubang sambungan kedua pelat. Supaya paku pelat dapat menjepit pelat dengan kuat, bagian tajam paku dipukul sehingga melebar. Paku seolah-olah memiliki dua kepala untuk menjepit kedua pelat. Setelah dingin, kedua paku akan menjepit kedua pelat lebih kuat lagi. Animasi: www.youtube.com/watch?v=qvY3a2B64Og Kembali
  • 35. http://about.me/muafriz Bimetal Setiap logam meiliki koefisien muai yang berbeda sehingga dapat dimanfaatkan untuk dibuat sebuah keping bimetal. Bimetal merupakan dua buah pelat logam yang terbuat dari bahan yang memiliki koefisien yang berbeda dan direkatkan satu sama lain dengan cara dilas atau dikeling. Bimetal berfungsi sebagai sakelar otomatis pada beberapa peralatan elektronik. Bimetal pada saat dingin bentuknya lurus. Akan tetapi, jika suhunya naik bimetal akan melengkung ke arah logam yang memiliki koefisien muai yang lebih kecil. Jika Anda akan membuat alarm kebakaran untuk digunakn di rumah attau perkantoran, Anda dapt menggunakan skema rangkaian pada gambar. Dalam rangkaian alarm kebakaran, bimetal digunakan sebagai sakelar atau sensor otomatis pengubung atau pemutus rangkaian. Ktika suhu udara di sekitar bimetal meningkat, bimetal akan melengkung sehingga terjadi sentunhan pada kontak penghubung. Sentuhan antara kedua kontak penghubung akan mnyebabkan mengalirnya alur listrik dalam rangkaian sehingga bel listrik akan mendering secara otomatis . Kembali
  • 36. http://about.me/muafriz Permasalahan Akibat Pemuaian Dalam kehidupan sehari-hari, permasalahan yang paling umum akibat pemuaian adalah pecahnya kaca-kaca jendela pada musim panas. Peristiwa tersebut dapat terjadi karena kaca jendela tidak diberi ruang yang cukup untuk memuai ketika udara panas pada siang hari. Cara mengatasinya adalah dengan membuat kaca jendela sedikit lebih kecil dari ukuran tempat kaca tersebut. Demikian juga rel kereta api memerlukan ruang untuk memuai. Jika Anda perhatikan sambungan rel kereta api, antara satu sambungan dan sambungan lainnya disediakan celah untuk ruang pemuaian ketika hari panas. Selain itu, jembatan yang terbuat dari logam juga harus diberikan ruang untuk pemuaian panjang jembatan. Tanpa adanya ruang untuk pemuaian, jembatan pada siang hari yang terik dapat melengkung. Kembali
  • 37. http://about.me/muafriz Pemuaian Zat Cair dan Gas Pemuaian Zat Cair Pemuaian Gas Kembali
  • 38. http://about.me/muafriz Pemuaian Zat Cair Jika zat padat memiliki koefisien muai panjang, luas, dan ruang, zat cair hanya memiliki koefisien muai volume (ruang) saja, yang dilambangkan dengan γ . Hal ini disebabkan zat cair tidak dapat diukur dalam satu dimensi dan dua dimensi. Zat cair hanya dapat diukur dalam tiga dimensi, yaitu volumenya. Jika volume zat cair pada saat suhunya T0 adalah V0 , kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga suhunya menjadi T1 , akan terjadi pemuaian. Jika volumenya bertambah sebesar ΔV, pertambahan volume tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. Setelah suhunya naik, volumenya menjadi Vt = V0 + ΔV KLIK KLIK Catatan: Perlu diingat kembali bahwa persamaan ini tidak berlaku pada air yang bersuhu antara 0° sampai dengan 4° karena adanya anomali air. Kan tetapi, di luar batas suhu tersebut persamaan ini tetap berlaku. Kembali
  • 39. http://about.me/muafriz Pemuaian Gas Pengaruh Suhu terhadap Volume Gas Pengaruh Suhu terhadap Tekanan Pengaruh Tekanan terhadap Volume Gas Kembali
  • 40. http://about.me/muafriz Pengaruh Suhu terhadap Volume Gas Untuk tekanan (p) tetap, kenaikan suhu gas akan meningkatkan volume gas. Jika Anda ingin menentukan muai volume suatu gas yang disebabkan oleh kenaikan suhu maka tekanan gas harus dijaga agar tetap. Berdasarkan hasil percobaan , muai volumenya pada tekanan tetap memenuhi persamaan: dengan 훾adalah koefisien muai volume gas pada tekanan tetap. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh bahwa koefisien muai volume untuk semua gas berlaku sehingga persamaannya akan menjadi KLIK KLIK Kembali
  • 41. http://about.me/muafriz Pengaruh Suhu terhadap Tekanan Jika Anda ingin menyelidiki hubungan antara kenaikan suhu dan tekanan gas, volume gas harus dibuat tetap. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa hubungan antara kenaikan suhu dan tekanan gas untuk volume tetap memenuhi persamaan: KLIK dengan sehingga persamaan dapat dituliskan menjadi KLIK dengan p0 adalah tekanan gas awal dan pT adalah tekanan gas setelah suhunya dinaikan. Dalam SI, tekanan gas diukur dalam satuan pascal (Pa) Nm-2 . Kembali
  • 42. http://about.me/muafriz Pengaruh Tekanan terhadap Volume Gas Pemuaian gas juga dapat berlangsung tanpa adanya kenaikan suhu gas, yaitu dengan cara menurunkan tekanan gas. Jika tekanan gas dalam sebuah tabung diturunkan dengan cara menggeser pengisap yang berfungsi sebagai penutup gas ke atas, dengan sendirinya volume gas akan meningkat atau terjadi pemuaian gas. Dalam termodinamika, yang akan dibahas kemudian, untuk suhu tetap aakan berlaku persamaan: p V = tetap atau KLIK dengan p1 dan V1 adalah tekanan dan volume awal gas. Adapun p2 dan V2 adalah tekanan dan volume gas setelah terjadi perubahan pada suhu tetap. Kembali
  • 43. http://about.me/muafriz Perpindahan Kalor Konduksi Konveksi Radiasi Kembali
  • 44. Konduksi Jika sebatang logam yang salah satu ujungnya dipanaskan, dalam selang waktu tertentu ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal tersebut menunjukan bahwa pada batang logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari bagian logam yang bersuhu tinggi ke bagian logam yang bersuhu rendah Perpindahan kalor pada logam yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi perpindahan kalor tidak disertai perpindahan partikel-partikel zat perantaranya. Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan suhu antara dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat sudah menjadi sama, rambatan kalor pun akan terhenti. Kembali Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 45. Konduksi Dari hasil percobaan didapatkan bahwa perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu dari kedua ujung- ujung logam tempat kalor merambat, serta panjang jaln yang dilalui oleh kalor tersebut. Perpindahan kalor secara konduksi per satuan waktu adalah dengan: KLIK H = perpindahan kalor pada batang per satuan waktu (Js-1 atau watt) k = koefisien konduksi termal logam (Jm-1 s-1 ℃-1) A = luas penampang perpindahan kalor dari batang logam (m2 ) ℓ = panjang batang (m) T1 = suhu ujung batang logam bersuhu rendah (℃ ) T2 = suhu ujung batang logam bersuhu tinggi (℃ ) ΔT= beda suhu antara T2 dan T1 (℃ ) Kembali http://about.me/muafriz
  • 46. Konveksi Pada saat kita memanaskan air di atas kompor menggunakan sebuah panci, akan terjadi perambatan kalor dari air yang ada di dasar panci ke permukaannya secara konveksi. Berdasarkan hasil pengamatan, perpindahan kalor seperti ini terjadi pada zat yang mengalir, seperti pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor secara konveksi disertai gerakan massa atau gerakan partikel-partikel zat perantaranya. Perpindahan tersebut terjadi karena adanya perbedaan massa jenis. Akibat panas, massa jenis zat akan berkurang dan partikel-partikelnya akan cenderung mengalir ke atas. Sebaliknya, partikel-partikel yang memiliki massa jenis lebih besar, yaitu yang suhunya lebih rendah akan mengalir ke bawah. Demikian seterusnya, hingga air di dalam panci akan berputar trus, naik dan turun. Adapun kalor dari panci ke air berpindah secara konduksi. Aliran kalor pada air yang terdapat di dalam panci karena adanya perbedaan massa disebut konveksi alamiah. Kipas angin dapat digunakan untuk menghembuskan udara dari tempat dingin ke tempat yang panas. Aliran udara semacam ini disebut konveksi paksa. Kembali Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 47. Konveksi Persoalan konveksi juga sangat rumit. Akan tetapi, jika persoalan tersebut disederhanakan, akan diperoleh bahwa rambatan kalor secara konveksi bergantung pada koefisien konveksi termal zat yang memindahkan kalor, luas permukaan perpindahan kalor, dan beda suhu antara tempat kalor dialirkan dan tempat pembuangan kalor. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut. KLIK dengan: H = kalor yang merambat per satuan waktu (Js-1 atau watt) k = koefisien konveksi termal (Jm-1 s-1 ℃-1) A = luas penampang perpindahan kalor pada tabung (m2 ) ΔT= beda suhu antara T2 dan T1 (℃ ) Kembali Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 48. Konveksi Untuk menentukan besarnya kalor yang dilepaskan dalam selang waktu tertentu dapat digunakan persamaan: KLIK dengan: Q = jumlah kalor yang merambat dalam satuan joule H = kalor yang merambat per satuan waktu (Js-1 atau watt) t = lamanya waktu perambatan kalor Kembali http://about.me/muafriz
  • 49. Radiasi Energi yang dihasilkan oleh Matahari dapat sampai ke Bumi karena radiasi. Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda dengan halnya konduksi dan konveksi. Radiasi dapat berlangsung di ruang hampa. Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara radiasi satuan luas permukaan benda bergantung pada sifat dan suhu permukaan benda. Benda yang mengkilap lebih sukar memancarkan kalor daripada benda hitam dan kusam. Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannya mengkilap, lebih sukar menyerap kalor daripada benda hitam dan kusam. Jadi benda hitam dan kusam memilik sifat pemancar dan penyerap kalor yang baik. Laju pancaran kalor per satuan luas yang dipancarkan oleh sebuah benda memiliki suhu T kelvin memenuhi persamaan: KLIK P = rambat kallor per satuan luas (Js-1m-2 ) atau daya per satuan luas (wattm-2 ) e = koefisien emisivitas (pancaran) benda (tidak bersatuan σ = tetapan Stefan-Boltzmann (σ = 5,672 x 108 wattm-2 K-4 ) T4= suhu mutlak permukaan benda (kelvin) Kembali Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 50. Radiasi Telah dijelaskan bahwa koefisien emisivitas permukaan benda bergantung pada sifat permukaan benda itu. Untuk benda hitam sempurna, nilai e = 1, sedangkan untuk benda lainnya 0 < e < 1. Untuk menentukan besarnya kaloe atau energi yang dipancarkan oleh suatu benda dapat digunakan persamaan: KLIK Dengan A = luas permukaan benda dan t = lamanya waktu perambatan kalor. Jika benda berada di lingkungan yang bersuhu T0, selain benda memancarkan kalor kr lingkungannya, lingkungan juga akan memancarkan kalor ke benda. Keadaan tersebut akan berlangsung terus-menerus hingga terjadi keseimbangan termal antara benda dan lingkungannya akan memenuhi persamaan KLIK Oleh karena suhu tubuh manusia normal selalu lebih tinggi dari suhu lingkungan, tubuh manusia juga dapat memancarkan kalor ke lingkungannya Kembali http://about.me/muafriz
  • 51. Rangkuman 1. Pada umumnya, jika suatu zat dipanaskan akan memuai, pemuaian zat padat mengikuti persamaan muai panjang muai luas Muaqi ruang 2. Untuk zat cair dan gas hanya dikenal pemuaian ruang dan vulume saja. Khusus untuk gas . Pada gas, untuk perubahan tekanan pada volume tetap berlaku dengan 3. Volume air akan menyusut jika suhunya dinaikan dari 0°C sampai 4°C. Peristiwa tersebut dinamakan anomali air. 4. Kesetaraan kalor mekanik menyatakan bahwa 1 kalori = 4,186 joule 5. Jika suatu zat diberi kalor atau dipanaskan, zat tersebut dapat mengalami kenaikan suhu dan perubahan wujud. 6. Persamaan untuk kenaikan suhu Persamaan untuk perubahan wujud Ketika terjadi perubahan wujud, suhu zat tetap. 7. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan fase suatu zat adalah suhu dan tekanan zat. Pada titik tripel, zat berada pada kesetimbangan fase padat, cair, dan gas. 8. Kalor dapat berpindah secara konduksi, konveksi, dan radiasi. 9. Pada umunya, konduksi terjadi pada zat padat. Pada konduksi, zat-zat perantaranya tidak ikut berpindah: Persamaannya: Kembali Selanjutnya http://about.me/muafriz
  • 52. Rangkuman 10. Konveksi terjadi pada zat yang dapat mengalir (zat cair dan gas). Pada konveksi zat-zat perantaranya ikut berpindah. Persamaannya: 11. Radiasi tidak membutuhkan zat perantara, jadi radiasi dapat terjadi dalam ruang hampa. Persamaannya: Kembali http://about.me/muafriz
  • 53. Peta Konsep Kembali Perpindahannya secara Kalor Perubahan Suhu Perubahan Wujud Pemuaian Konduksi Konveksi Radiasi Menyebabkan Terdiri atas Kalor Jenis Kapasitas Kalor Asas Black Mengikuti http://about.me/muafriz
  • 54. http://about.me/muafriz Daftar Pustaka Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA. Bandung: Grafindo Media Pratama . Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Cimahi: Penerbit Erlangga www.physics.hku.hk www.mrkscience.com Kembali Penutup