SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
Baixar para ler offline
BAB V
PEMBAHASAN

A.

Aktivitas siswa selama pembelajaran yang menggunakan model TTW
Data hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran TTW selama tiga kali pertemuan secara
ringkas disajikan dalam tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Aktivitas siswa selama pembelajaran yang menggunakan model
TTW

No

Kategori Pengamatan

Mendengarkan/memperhatika
n penjelasan guru/teman
Membaca/memahami
2
masalah di LKS
Menyelesaikan masalah atau
3 menemukan cara
penyelesaian masalah
Mengoreksi kembali hasil
4
jawaban yang belum benar
Mengkomunikasikan dengan
5 guru kekeliruan hasil
jawaban yang diperoleh
Menarik kesimpulan suatu
6
konsep atau prosedur
Perilaku yang tidak relevan
dengan kegiatan
pembelajaran (seperti:
melamun, berjalan-jalan di
7 luar kelompok belajarnya,
membaca buku/mengerjakan
tugas mata pelajaran lain,
bermain-main dengan teman,
dan lain-lain).
Sumber: Hasil olah data
1

Persentase aktivitas
siswa dalam
PersentaseWaktu
pembelajaran (%)
rata-rata Ideal Toleransi 5%
RPP RPP RPP
(%)
(%)
I
II
III

14,58 10,42 11,46

12,15

13

7%≤ P ≤18%

13,54 12,50 10,42

12,15

10

5%≤ P ≤15%

20,83 27,08 27,08

25,00

27

22%≤ P ≤32%

21,88 29,17 28.13

26,39

30

25%≤ P≤35%

11,46 10,42 12,50

11,46

10

5%≤ P ≤15%

11,46 7,29

9,38

9,38

10

5%≤ P ≤15%

6,25

1,04

3,47

0

0%≤ P ≤5%

3,13

86
87
Berdasarkan tabel hasil pengamatan terhadap siswa yang dilakukan oleh
pengamat, ada beberapa aktivitas siswa yang belum efektif selama pembelajaran
berlangsung pada RPP I yaitu kategori menyelesaikan masalah atau menemukan
cara penyelesaian masalah. Pada RPP I persentase untuk kategori ini 20,83%, hal
ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menemukan sendiri cara
menyelesaikan masalah. Sedangkan pada RPP II dan RPP III kategori ini sudah
memenuhi waktu ideal dengan persentase 27,08%, Begitu juga dengan persentase
rata-rata aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah atau menemukan cara
penyelesaian masalah selama tiga kali pertemuan juga sudah memenuhi waktu
ideal yaitu 25,00%.
Kategori mengoreksi kembali hasil jawaban yang belum benar untuk RPP
I juga belum efektif dengan persentase 19,79%. Hal ini disebabkan karena siswa
belum terbiasa mengoreksi sendiri hasil jawaban yang mereka peroleh karena
biasanya siswa cenderung belajar secara individu dan siswa yang lain hanya
menunggu jawaban dari satu siswa yang memiliki kemampuan lebih. Namun pada
RPP II persentase untuk aktivitas ini sudah memenuhi waktu ideal dengan
persentase 29,17%. Pada RPP III terjadi penurunan persentase hingga mencapai
28,13% sehingga persentase rata-rata untuk kategori mengoreksi kembali hasil
jawaban yang belum benar selama tiga kali pertemuan sudah memenuhi waktu
ideal dengan persentase 26,39%.
Sedangkan untuk kategori aktivitas siswa yang lainnya seperti:
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman dengan persentase rata-rata
selama tiga kali pertemuan adalah 12,15% termasuk dalam kategori efektif,
88
dimana pada setiap RPP kategori ini sesuai dengan waktu ideal pembelajaran.
Kategori membaca/memahami masalah di LKS juga termasuk dalam kategori
efektif dengan persentase rata-rata adalah 12,15% dan pada setiap RPP kategori
ini sudah memenuhi waktu ideal. Kategori mengkomunikasikan dengan guru
kekeliruan hasil jawaban yang diperoleh dikategorikan efektif walaupun tidak
terjadi peningkatan yang signifikan pada setiap pertemuannya, untuk setiap RPP
dengan masing-masing persentase setiap RPP adalah 11,46%, 10,42%, 12,50%
dan persentase rata-ratanya adalah 11,46%. Kategori menarik kesimpulan suatu
konsep atau prosedur termasuk dalam kategori efektif dengan persentase rata-rata
9,38% dan pada setiap RPP kategori ini juga sesuai dengan waktu ideal.
Untuk kategori perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran
pada RPP I melebihi waktu ideal dengan persentase 6,25%, hal ini dikarenakan
siswa pada saat pembagian LKS banyak yang ribut dan pada saat berlangsungnya
diskusi sebagian siswa tidak mengerti dan cenderung berjalan-jalan melihat LKS
teman yang lain. Tetapi pada RPP II hal tersebut sudah dapat diatasi dan hampir
memenuhi waktu ideal dengan persentase 3,13%, dan pada RPP III sudah
memenuhi waktu ideal dengan persentase 1,04. Sehingga persentase rata-rata
untuk kategori perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran selama
tiga kali pertemuan sudah memenuhi waktu ideal dengan persentase 3,47%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada setiap aspek pengamatan,
dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa untuk masing-masing kategori efektif.
Aktivitas siswa efektif disebabkan karena penyajian LKS dan soal-soal yang
memudahkan siswa untuk menemukan sendiri penyelesaian terhadap masalah
89
dengan cara mereka sendiri, dan siswa dapat mengalami sendiri atau
bekerja/menemukan sendiri penyelesaian dari masalah yang dihadapi sehingga
mereka akan terbiasa aktif dalam belajar baik dalam bertanya maupun
mengemukakan ide/gagasan mereka secara bebas dan terbuka.
B. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model TTW
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dengan mode TTW secara ringkas dapat disajikan pada tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2 Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model
TTW
No

Aspek yang diamati

RPP RPP RPP
I
II
III

Ratarata

Pendahuluan
1

2
3
4
5

6
7
8

9

Kemampuan
memotivasi
siswa/mengkomunikasikan
tujuan
pembelajaran
Kemampuan menghubungkan pelajaran saat
itu dengan pelajaran sebelumnya atau
membahas PR
Kemampuan menginformasikan langkahlangkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Kemampuan menjelaskan soal
Kemampuan bertanya kepada siswa
bagaimana menemukan jawaban dan cara
menjawab soal, dengan memberikan
bantuan terbatas.
Kemampuan mengamati cara siswa
menyelesaikan soal/masalah
Kemampuan
memimpin
diskusi
kelas/menguasai kelas
Kemampuan menghargai berbagai pendapat
siswa
Kemampuan mengarahkan siswa untuk
menemukan
sendiri
dan
menarik
kesimpulan tentang materi yang dipelajari

4

4

4

4

4

5

5

4,66

4

4

5

4,33

4

5

5

4,66

3

4

4

3,66

4

4

4

4

4

4

5

4,33

4

3

5

4

4

5

5

4,66
90

10
11
12
13

14
15
16
17
18
19
20

Kemampuan menghargai berbagai pendapat
siswa
Kemampuan mengalokasikan waktu yang
tepat
kepada
siswa
untuk
mengeksplorasikan masalah
Kemampuan mendorong siswa untuk
mengoreksi kembali jawaban yang salah
Kemampuan mengajukan dan menjawab
pertanyaan siswa
Penutup
Kemampuan menegaskan hal-hal penting
intisari
Kemampuan
memberikan puji kepada
siswa
Kemampuan menyampaikan judul sub
materi berikutnya, memberikan PR kepada
siswa dan menutup pelajaran
Kemampuan Mengelola Waktu
Suasana Kelas
Antusias siswa dalam belajar dan bertanya
Siswa aktif dalam mengerjakan lembar
kerja Kumon masaing-masing
Adanya interaksi aktif antara guru dan
siswa
Rata-rata

3

4

4

3,66

4

4

4

3,66

3

4

4

3,66

4

3

4

3,66

4

5

4

4,33

4

5

5

4,66

4

4

4

4

3

4

4

3,66

3

4

4

3,66

4

4

4

4

3

4

4

3,66

3,6

4,15

4,35

4,03

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran pada setiap pertemuan sudah termasuk dalam kategori baik. Pada
RPP I kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah tergolong baik
walaupun peneliti baru pertama kali melakukan pembelajaran menggunakan
model Kumon.
Pada RPP II terlihat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
mulai mengalami peningkatan meskipun masih dalam kategori baik. Hal ini
terlihat pada aspek kemampuan memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran, kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan
91
cara menjawab soal dengan memberikan bantuan terbatas, kemampuan memimpin
diskusi kelas/menguasai kelas, kemampuan menegaskan hal-hal penting intisari
yang berkaitan dengan pembelajaran, kemampuan mengelola waktu, Adanya
interaksi aktif antara guru dan siswa sudah termasuk kategori baik dibandingkan
pada RPP I yang masih dalam kategori cukup baik. Hal ini disebabkan karena
pada RPP II, guru mencoba untuk lebih sering berkomunikasi dengan siswa,
memberikan motivasi dan bimbingan serta pertanyaan-pertanyaan yang mengarah
pada saat siswa mengalami kesulitan, sehingga siswa mampu mengoreksi kembali
jawabannya yang belum benar.
Pada RPP II, kemampuan memimpin diskusi kelas/menguasai kelas dan
kemampuan mengelola waktu juga meningkat. Hal ini disebabkan karena pada
RPP II, guru mencoba untuk menciptakan kondisi kelas agar tidak ribut dan
terkendali sehingga guru dapat dengan mudah memimpin diskusi kelas, dan waktu
pun tidak terbuang sia-sia. Sehingga kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran pada RPP II sudah dalam kategori baik dari setiap aspek yang
diamati. Secara keseluruhan, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
yang menggunakan model TTW dikategorikan baik dan sangat baik. Ini terlihat
dari kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sebelumnya
atau

membahas

PR,

kemampuan

menginformasikan

langkah-langkah

pembelajaran, kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan
menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari, serta antusias siswa dalam
belajar dan bertanya juga meningkat.
92
Pada RPP III kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah
bernilai baik dari setiap aspek yang diamati. Secara keseluruhan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan model TTW dikategorikan baik ini terlihat
dari kemampuan memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
dengan baik yaitu dengan rata-rata 4 untuk tiga kali pertemuan, dan kemampuan
menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sebelumnya atau membahas
PR dengan rata-rata 4,66.
Pada kegiatan inti kemampuan bertanya kepada siswa bagaimana
menemukan jawaban dan cara menjawab soal, dengan memberikan bantuan
terbatas pada RPP I masih dikategorikan cukup baik, pada RPP II dan III sudah
dikategorikan baik dengan rata-rata 3,66. Begitu juga dengan kemampuan
mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan menarik kesimpulan tentang
materi yang dipelajari pada RPP I masih dalam kategori cukup baik namun pada
RPP II dan III sudah mengalami peningkatan dengan kategori baik dengan ratarata tiga kali pertemuan 4,66.
Pada kegiatan penutup terlihat antusias siswa dan guru pada RPP I dan II
mencapai kategori baik dan pada RPP III mencapai kategori sangat baik,
sedangkan untuk kategori kemampuan guru dalam mengelola waktu bukanlah hal
yang mudah untuk dilakukan, ini terlihat dari kemampuan mengelola waktu pada
RPP I masih dalam kategori cukup baik namun pada RPP II dan III guru sudah
dapat memperbaiki kemampuannya dalam mengelola waktu dengan kategori baik.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu setiap aspek yang diamati harus
bernilai baik dan sangat baik, maka kemampuan guru dalam mengelola
93
pembelajaran dengan model TTW adalah efektif dengan nilai rata-rata 4,03 untuk
keseluruhan aspek yang diamati dalam tiga kali pertemuan.
C. Hasil belajar siswa
Untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran
melalui model pembelajaran TTW maka peneliti mengadakan tes pada setiap
akhir pertemuan. Dari hasil tes pada setiap akhir pertemuan akan diketahui berapa
persen siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan berapa persen yang tidak
mencapai ketuntasan belajar. Tes yang diadakan setiap setelah pembelajaran
bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Setelah hasil tes terkumpul maka data tersebut diolah dengan
melihat kriteria ketuntasan minimal yang diberlakukan dismp negeri 1 beutong
atueh
Pada RPP I berdasarkan hasil tes belajar siswa yang terlihat dalam tabel
4.6 didapat bahwa rata-rata nilai hasil tes belajar siswa adalah 63,14 dari 65 pada
skala 100 yang ditetapkan, maka tindakan I berdasarkan hasil tes tindakan I belum
berhasill. Terdapat 20 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar secara
individu dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal baru mencapai 42,86%
dari 65% sehingga keutuntasan belajar siswa secara klasikal pada RPP I belum
tercapai. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menemukan sendiri
jawaban dari permasalahan yang ada. Selama ini dalam mengerjakan
permasalahan, siswa terbiasa menunggu atau mengharapkan guru menyelesaikan
permasalahan tersebut di depan secara klasikal. Selain itu, siswa juga belum
terbiasa berdiskusi dalam kelompok dan membandingkan jawaban dengan
94
temannya karena biasanya siswa cenderung belajar secara individu dan siswa
yang lain hanya menunggu jawaban dari satu siswa yang memiliki kemampuan
yang lebih.
Pada RPP II guru mencoba menyediakan waktu khusus untuk memberikan
pengarahan kepada siswa dan memberikan bimbingan pribadi pada siswa yang
belum mencapai ketuntasan hasil belajar pada tindakan I, sehingga ketuntasan
belajar siswa pada RPP II meningkat menjadi 77,14%. Ini berarti ketuntasan
belajar siswa secara klasikal pada RPP II juga belum mencapai ketuntasan. Jadi
untuk mengatasi siswa yang belum tuntas tersebut, maka perlu diberikan motivasi
dan dorongan yang lebih baik lagi agar mereka bisa lebih berhasil

pada

pertemuan selanjutnya. Hal ini berdasarkan pendapat M. Sobry Sutikno bahwa
terdapat beberapa stategi yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa, diantaranya menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik,
saingan/kompetisi, pujian, membentuk kebiasaan belajar yang baik, menggunakan
metode yang bervariasi, dan menggunakan media yang baik dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Pada RPP III guru mencoba menyediakan waktu khusus untuk
memberikan pengarahan kepada siswa dan memberikan bimbingan pribadi pada
siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar pada tindakan II. Pada RPP
III tidak diadakan tes pada akhir pertemuan, tapi diberikan tes akhir berupa semua
materi yang telah dipelajari selama tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada
keesokan harinya. Hasil tes akhir berdasarkan tabel 4.12 didapat bahwa rata-rata
nilai tes belajar siswa meningkat menjadi 79,71 dan ketuntasan belajar siswa pada
95
RPP III juga meningkat menjadi 91,42%. Sehingga pada RPP III ini ketuntasan
belajar siswa secara klasikal termasuk dalam kategori tuntas dan hanya 8,57%
atau 3 orang siswa tidak tuntas belajar dengan kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan di SMP negeri 1 beutong ateuh yaitu 65 untuk setiap materi pada
bidang studi matematika. Angka tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
melalui model Kumon pada materi operasi aljabar tuntas. Terhadap 3 orang siswa
yang belum tuntas, peneliti meminta guru bidang studi matematika yang ada di
sekolah tersebut untuk memberikan remedial mata pelajaran khususnya materi
operasi aljabar. Remedial untuk siswa sangat perlu diberikan karena siswa masih
ada yang belum tuntas, sehingga dengan adanya remedial dapat membantu siswa
memperdalam lagi kemampuan mereka. Guru harus lebih memberikan perhatian
kepada semua siswa khususnya kepada 3 orang siswa yang belum tuntas tentang
konsep dasar operasi perkalian dan pembagian yang ada variabel-variabel, karena
siswa banyak mengalami kesulitan dan keliru dalam menyelesaikan soal
disebabkan mereka kurang mengerti dengan konsep tersebut.
D. Respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model TTW
Respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran materi operasi aljabar
yang menggunakan model TTW sangat positif. Hal ini sesuai dengan hasil angket
yang menyatakan bahwa siswa senang terhadap kegiatan pembelajaran tersebut
karena mereka bisa ikut serta dalam proses belajar dan bisa mengekspresikan ide
secara luas, bebas dan terbuka. Siswa mengharapkan pembelajaran dengan model
TTW juga diterapkan pada materi lain, walaupun pembelajaran dengan model
TTW membutuhkan waktu yang lama,lembar kerja yang banyak, tapi siswa tetap
96
berminat untuk mengikuti pembelajaran. Siswa juga sependapat bahwa mereka
merasa lebih mandiri dalam belajar dengan menggunakan model TTW karena
mereka dapat mengembangkan kreativitas, mengalami dan melakukan sendiri cara
mendapatkan penyelesaian dari permasalahan sehingga dapat membantu mereka
dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan dan siswa juga terlihat aktif.
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa respon siswa terhadap
komponen pembelajaran yang menggunakan model TTW. adalah positif dan
siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya dengan menggunakan
model TTW. Minat positif dari siswa akan membuat siswa antusias untuk belajar,
sehingga siswa diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Akan tetapi terdapat beberapa kelemahan dalam penelitian ini, yaitu waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah di LKS masih kurang, siswa juga
masih ada yang malu mengkomunikasikan dengan guru kesulitan dalam
mengerjakan LKS dan mengharapkan permasalahan dapat diselesaikan oleh
teman yang lebih pintar dan ada beberapa siswa yang membuat keributan. Akan
tetapi semangat belajar mereka sangat besar sehingga peneliti dapat melakukan
penelitian di SMP negeri 1 beutong ateuh tanpa ada kendala apapun dan berhasil
melakukan penelitian ini.
E. Hasil wawancara siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model
TTW
Berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan pada 6 orang siswa
yang terpilih pada RPP I, beberapa siswa masih banyak menghadapi kendala dan
kesulitan dalam menyelesaikan LKS yang telah disediakan, merasa kesulitan
dalam melakukan perkalian tanda dan pengurangan dalam operasi aljabar. Selain
97
itu siswa juga mengaku kurang konsentrasi dalam meyelesaikan soal karena siswa
terlalu bergembira sehingga kondisi kelas menjadi ribut dan waktu yang tidak
cukup. Hal ini berdasarkan pendapat Meier dalam DR. Nyayu Khodijah yang
menyatakan bahwa emosi sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar.. Oleh
karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan
emosi positif pada diri pembelajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri
siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dengan penciptaan
kegembiraan belajar. Menurut Meier, kegembiraan belajar seringkali merupakan
penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi. Kegembiraan
bukan berarti menciptakan suasana kelas yang ribut dan penuh hura-hura. Akan
tetapi,

kegembiraan

berarti

bangkitnya

pemahaman

dan

nilai

yang

membahagiakan pada diri si pembelajar.
Pada RPP II, mereka masih banyak terdapat kesilapan dalam menentukan
nilai dari suatu perkalian dan pembagian dua tanda yang berlaianan. Pada RPP II
siswa mulai mendapatkan kesulitan yang lain, yaitu siswa kurang mengerti dalam
menjumlahkan atau mengurangkan bilangan positif dengan bilangan negatif.
Pada RPP III, siswa sudah mulai bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang
ditemui pada RPP I dan RPP II. Siswa mengaku sudah terbiasa dengan situasi
pembelajaran yang mereka temui di RPP III karena banyak sekali pengalaman
yang mereka dapatkan dari RPP I dan RPP II, sehingga disaat pembelajaran pada
RPP III, siswa sudah punya banyak konsep yang didapatkan pada pertemuan
sebelumnya dan mereka tidak menemukan lagi kesulitan seperti yang mereka
98
alami pada pertemuan sebelumnya. Hal ini berarti penguasaan materi prasyarat
sangat membantu siswa dalam memahami konsep materi lanjutan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hudoyo yang menyatakan bahwa belajar

matematika yang

terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar. Ini berarti bahwa
belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan
secara kontinu. Sehubungan dengan itu, maka dalam mengajar guru hendaknya
dapat memberikan pengetahuan prasyarat sebagai dasar untuk mempelajari topik
matematika yang diajarkan agar dalam menyelesaikan soal-soal matematika tidak
terlalu banyak mengalami kesulitan
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan-keterbatasan,
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti tidak meninjau tingkat validitas soal
yang diberikan kepada siswa, sehingga bisa menjadi indikator ketidaktuntasan
belajar siswa.
2. Peneliti belum pernah mengajar di sekolah tersebut. Akibatnya ada beberapa
siswa yang kurang terbuka/berani bertanya terhadap materi yang belum
dipahaminya.
3. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti dalam merangkul
ataupun membimbing semua siswa dalam proses pembelajaran.
4. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti dalam merancang LKS
sesuai kemampuan siswa
99
5. Waktu penelitian yang singkat (tiga kali pertemuan) dengan materi yang
meliputi satu Kompetensi Dasar (KD) yaitu: KD melakukan operasi aljabar.
Akibatnya pada saat penelitian, peneliti merasa sulit dalam menerapkan model
pembelajaran Kumon dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
6. Penentuan rentang waktu pada lembar aktifitas siswa yang lama (5 menit).
Akibatnya observer (pengamat) kesulitan menentukan aktifitas siswa yang
sebenarnya, karena dalam 5 menit ada siswa yang melakukan kegiatan lebih
dari dua aktifitas.
7. Kemampuan siswa dalam menguasai operasi hitung masih sangat kurang,
menyebabkan siswa lamban dalam menyelesaikan permasalahan di LKS. Hal
ini berdampak pada waktu yang tidak dapat disesuaikan seperti dalam RPP.
8. Berdasarkan keterangan guru yang mengajar dikelas yang diteliti diketahui
bahwa siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan metode
pembelajaran baru. Sehingga siswa memerlukan waktu yang lama untuk
terbiasa dan beradaptasi dengan pembelajaran yang menggunakan metode
TTW.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Proposol kajian tindakan sains thn 2018
Proposol kajian tindakan sains thn 2018Proposol kajian tindakan sains thn 2018
Proposol kajian tindakan sains thn 2018Birui
 
Penilaian layanan klasikal
Penilaian layanan klasikalPenilaian layanan klasikal
Penilaian layanan klasikalKomara Yusuf
 
Sintaks Model Pembelajaran Langsung.docx
Sintaks Model Pembelajaran Langsung.docxSintaks Model Pembelajaran Langsung.docx
Sintaks Model Pembelajaran Langsung.docxarieyoga1
 
Bmm3103 pentaksiran bahasa_melayu_sr
Bmm3103 pentaksiran bahasa_melayu_srBmm3103 pentaksiran bahasa_melayu_sr
Bmm3103 pentaksiran bahasa_melayu_srAMira LIzza
 
Problem solving
Problem solving Problem solving
Problem solving Afaf CyNofa
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Operator Warnet Vast Raha
 
Pp pengelolaan kelas
Pp pengelolaan kelasPp pengelolaan kelas
Pp pengelolaan kelasAma Arul
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatTum-tum Rizla
 
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasusStrategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasusberbagikarya
 
2 2-2-problem-based-learning
2 2-2-problem-based-learning2 2-2-problem-based-learning
2 2-2-problem-based-learningDadang Suhardiman
 

Mais procurados (19)

Proposol kajian tindakan sains thn 2018
Proposol kajian tindakan sains thn 2018Proposol kajian tindakan sains thn 2018
Proposol kajian tindakan sains thn 2018
 
Penilaian layanan klasikal
Penilaian layanan klasikalPenilaian layanan klasikal
Penilaian layanan klasikal
 
Sintaks Model Pembelajaran Langsung.docx
Sintaks Model Pembelajaran Langsung.docxSintaks Model Pembelajaran Langsung.docx
Sintaks Model Pembelajaran Langsung.docx
 
Bmm3103 pentaksiran bahasa_melayu_sr
Bmm3103 pentaksiran bahasa_melayu_srBmm3103 pentaksiran bahasa_melayu_sr
Bmm3103 pentaksiran bahasa_melayu_sr
 
Pts diklat
Pts diklatPts diklat
Pts diklat
 
Instrumenskpm
InstrumenskpmInstrumenskpm
Instrumenskpm
 
Model pengajaran langsung
Model pengajaran langsungModel pengajaran langsung
Model pengajaran langsung
 
Problem solving
Problem solving Problem solving
Problem solving
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
 
A
AA
A
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
 
Pp pengelolaan kelas
Pp pengelolaan kelasPp pengelolaan kelas
Pp pengelolaan kelas
 
Bmm3033 e
Bmm3033 eBmm3033 e
Bmm3033 e
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyat
 
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasusStrategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
 
Type tai
Type taiType tai
Type tai
 
Modul kep. jiwa
Modul kep. jiwaModul kep. jiwa
Modul kep. jiwa
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
2 2-2-problem-based-learning
2 2-2-problem-based-learning2 2-2-problem-based-learning
2 2-2-problem-based-learning
 

Semelhante a Bab v

Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtre_devan
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkmasyasinpunya
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfDhieSyerin
 
Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...
Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...
Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...Fajar Ash-Shiddiq
 
Skripsi titin
Skripsi titinSkripsi titin
Skripsi titinAdi Moel
 
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin
 
Best practice LK 3.1 PPD DALJAB 2022.docx
Best practice LK 3.1 PPD DALJAB 2022.docxBest practice LK 3.1 PPD DALJAB 2022.docx
Best practice LK 3.1 PPD DALJAB 2022.docxsuciani8
 
PRESENTASI REFLEKSI 1.pptx
PRESENTASI REFLEKSI 1.pptxPRESENTASI REFLEKSI 1.pptx
PRESENTASI REFLEKSI 1.pptxWindaHaniaty
 
Mengajar dengan gaya Belajar yang aktif.pptx
Mengajar dengan gaya Belajar yang aktif.pptxMengajar dengan gaya Belajar yang aktif.pptx
Mengajar dengan gaya Belajar yang aktif.pptxmastikasinurat1
 

Semelhante a Bab v (20)

Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
 
Karya ilmiah faltin
Karya ilmiah faltinKarya ilmiah faltin
Karya ilmiah faltin
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran think
 
Ipi6884
Ipi6884Ipi6884
Ipi6884
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
1
11
1
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Implementasi pbl
Implementasi pblImplementasi pbl
Implementasi pbl
 
Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...
Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...
Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...
 
Skripsi titin
Skripsi titinSkripsi titin
Skripsi titin
 
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
 
Best practice LK 3.1 PPD DALJAB 2022.docx
Best practice LK 3.1 PPD DALJAB 2022.docxBest practice LK 3.1 PPD DALJAB 2022.docx
Best practice LK 3.1 PPD DALJAB 2022.docx
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Kerja kursus literasi bahasa
Kerja kursus literasi bahasaKerja kursus literasi bahasa
Kerja kursus literasi bahasa
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
PRESENTASI REFLEKSI 1.pptx
PRESENTASI REFLEKSI 1.pptxPRESENTASI REFLEKSI 1.pptx
PRESENTASI REFLEKSI 1.pptx
 
Mengajar dengan gaya Belajar yang aktif.pptx
Mengajar dengan gaya Belajar yang aktif.pptxMengajar dengan gaya Belajar yang aktif.pptx
Mengajar dengan gaya Belajar yang aktif.pptx
 

Mais de Helmy's Oellweis (17)

Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Daftar tabel
Daftar tabelDaftar tabel
Daftar tabel
 
Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupDaftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidup
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Bab iv.revisi
Bab iv.revisiBab iv.revisi
Bab iv.revisi
 
Bab iii revisi
Bab iii revisiBab iii revisi
Bab iii revisi
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Skripsi
 Skripsi Skripsi
Skripsi
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Surat pernyataan bersedia mengikuti kerja ikatan dinas selama waktu yang tela...
Surat pernyataan bersedia mengikuti kerja ikatan dinas selama waktu yang tela...Surat pernyataan bersedia mengikuti kerja ikatan dinas selama waktu yang tela...
Surat pernyataan bersedia mengikuti kerja ikatan dinas selama waktu yang tela...
 
Perangkat pengajaran matematika kurikulum 2013
Perangkat pengajaran matematika kurikulum 2013Perangkat pengajaran matematika kurikulum 2013
Perangkat pengajaran matematika kurikulum 2013
 
Rpp sma matematika kurikulum 2013
Rpp sma matematika kurikulum 2013Rpp sma matematika kurikulum 2013
Rpp sma matematika kurikulum 2013
 
Catatan kecil
Catatan kecilCatatan kecil
Catatan kecil
 
Penerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rmePenerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rme
 

Último

,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptxfurqanridha
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxMMuminSholih
 
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas Xyova9dspensa
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKTaufik241763
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxagunk4
 
KURSUS KEPIMPINAN KOKURIKULUM 2023-.pptx
KURSUS KEPIMPINAN KOKURIKULUM 2023-.pptxKURSUS KEPIMPINAN KOKURIKULUM 2023-.pptx
KURSUS KEPIMPINAN KOKURIKULUM 2023-.pptxMOHDNAZRIEBINMOHDNOR
 
Download Contoh Laporan observasi teman sejawat
Download Contoh Laporan observasi teman sejawatDownload Contoh Laporan observasi teman sejawat
Download Contoh Laporan observasi teman sejawatsriagunggb
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfbayuputra151203
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxPutriSoniaAyu
 
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfPTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfSMP Hang Kasturi, Batam
 
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)RezaWahyuni6
 
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaFungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaAdePutraTunggali
 
Sertifikat PMM aksi nyata "mengapa kurikulum perlu berubah".pdf
Sertifikat PMM aksi nyata "mengapa kurikulum perlu berubah".pdfSertifikat PMM aksi nyata "mengapa kurikulum perlu berubah".pdf
Sertifikat PMM aksi nyata "mengapa kurikulum perlu berubah".pdfWahyuHid3
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docxaljabarkoho
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf2210130220024
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 

Último (20)

,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
 
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
 
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptxKOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
 
KURSUS KEPIMPINAN KOKURIKULUM 2023-.pptx
KURSUS KEPIMPINAN KOKURIKULUM 2023-.pptxKURSUS KEPIMPINAN KOKURIKULUM 2023-.pptx
KURSUS KEPIMPINAN KOKURIKULUM 2023-.pptx
 
Download Contoh Laporan observasi teman sejawat
Download Contoh Laporan observasi teman sejawatDownload Contoh Laporan observasi teman sejawat
Download Contoh Laporan observasi teman sejawat
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
 
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfPTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
 
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
 
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaFungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
 
Sertifikat PMM aksi nyata "mengapa kurikulum perlu berubah".pdf
Sertifikat PMM aksi nyata "mengapa kurikulum perlu berubah".pdfSertifikat PMM aksi nyata "mengapa kurikulum perlu berubah".pdf
Sertifikat PMM aksi nyata "mengapa kurikulum perlu berubah".pdf
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 

Bab v

  • 1. BAB V PEMBAHASAN A. Aktivitas siswa selama pembelajaran yang menggunakan model TTW Data hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran TTW selama tiga kali pertemuan secara ringkas disajikan dalam tabel 5.1 berikut. Tabel 5.1 Aktivitas siswa selama pembelajaran yang menggunakan model TTW No Kategori Pengamatan Mendengarkan/memperhatika n penjelasan guru/teman Membaca/memahami 2 masalah di LKS Menyelesaikan masalah atau 3 menemukan cara penyelesaian masalah Mengoreksi kembali hasil 4 jawaban yang belum benar Mengkomunikasikan dengan 5 guru kekeliruan hasil jawaban yang diperoleh Menarik kesimpulan suatu 6 konsep atau prosedur Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran (seperti: melamun, berjalan-jalan di 7 luar kelompok belajarnya, membaca buku/mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bermain-main dengan teman, dan lain-lain). Sumber: Hasil olah data 1 Persentase aktivitas siswa dalam PersentaseWaktu pembelajaran (%) rata-rata Ideal Toleransi 5% RPP RPP RPP (%) (%) I II III 14,58 10,42 11,46 12,15 13 7%≤ P ≤18% 13,54 12,50 10,42 12,15 10 5%≤ P ≤15% 20,83 27,08 27,08 25,00 27 22%≤ P ≤32% 21,88 29,17 28.13 26,39 30 25%≤ P≤35% 11,46 10,42 12,50 11,46 10 5%≤ P ≤15% 11,46 7,29 9,38 9,38 10 5%≤ P ≤15% 6,25 1,04 3,47 0 0%≤ P ≤5% 3,13 86
  • 2. 87 Berdasarkan tabel hasil pengamatan terhadap siswa yang dilakukan oleh pengamat, ada beberapa aktivitas siswa yang belum efektif selama pembelajaran berlangsung pada RPP I yaitu kategori menyelesaikan masalah atau menemukan cara penyelesaian masalah. Pada RPP I persentase untuk kategori ini 20,83%, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menemukan sendiri cara menyelesaikan masalah. Sedangkan pada RPP II dan RPP III kategori ini sudah memenuhi waktu ideal dengan persentase 27,08%, Begitu juga dengan persentase rata-rata aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah atau menemukan cara penyelesaian masalah selama tiga kali pertemuan juga sudah memenuhi waktu ideal yaitu 25,00%. Kategori mengoreksi kembali hasil jawaban yang belum benar untuk RPP I juga belum efektif dengan persentase 19,79%. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa mengoreksi sendiri hasil jawaban yang mereka peroleh karena biasanya siswa cenderung belajar secara individu dan siswa yang lain hanya menunggu jawaban dari satu siswa yang memiliki kemampuan lebih. Namun pada RPP II persentase untuk aktivitas ini sudah memenuhi waktu ideal dengan persentase 29,17%. Pada RPP III terjadi penurunan persentase hingga mencapai 28,13% sehingga persentase rata-rata untuk kategori mengoreksi kembali hasil jawaban yang belum benar selama tiga kali pertemuan sudah memenuhi waktu ideal dengan persentase 26,39%. Sedangkan untuk kategori aktivitas siswa yang lainnya seperti: mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman dengan persentase rata-rata selama tiga kali pertemuan adalah 12,15% termasuk dalam kategori efektif,
  • 3. 88 dimana pada setiap RPP kategori ini sesuai dengan waktu ideal pembelajaran. Kategori membaca/memahami masalah di LKS juga termasuk dalam kategori efektif dengan persentase rata-rata adalah 12,15% dan pada setiap RPP kategori ini sudah memenuhi waktu ideal. Kategori mengkomunikasikan dengan guru kekeliruan hasil jawaban yang diperoleh dikategorikan efektif walaupun tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada setiap pertemuannya, untuk setiap RPP dengan masing-masing persentase setiap RPP adalah 11,46%, 10,42%, 12,50% dan persentase rata-ratanya adalah 11,46%. Kategori menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur termasuk dalam kategori efektif dengan persentase rata-rata 9,38% dan pada setiap RPP kategori ini juga sesuai dengan waktu ideal. Untuk kategori perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran pada RPP I melebihi waktu ideal dengan persentase 6,25%, hal ini dikarenakan siswa pada saat pembagian LKS banyak yang ribut dan pada saat berlangsungnya diskusi sebagian siswa tidak mengerti dan cenderung berjalan-jalan melihat LKS teman yang lain. Tetapi pada RPP II hal tersebut sudah dapat diatasi dan hampir memenuhi waktu ideal dengan persentase 3,13%, dan pada RPP III sudah memenuhi waktu ideal dengan persentase 1,04. Sehingga persentase rata-rata untuk kategori perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan sudah memenuhi waktu ideal dengan persentase 3,47%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada setiap aspek pengamatan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa untuk masing-masing kategori efektif. Aktivitas siswa efektif disebabkan karena penyajian LKS dan soal-soal yang memudahkan siswa untuk menemukan sendiri penyelesaian terhadap masalah
  • 4. 89 dengan cara mereka sendiri, dan siswa dapat mengalami sendiri atau bekerja/menemukan sendiri penyelesaian dari masalah yang dihadapi sehingga mereka akan terbiasa aktif dalam belajar baik dalam bertanya maupun mengemukakan ide/gagasan mereka secara bebas dan terbuka. B. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model TTW Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan mode TTW secara ringkas dapat disajikan pada tabel 5.2 berikut. Tabel 5.2 Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model TTW No Aspek yang diamati RPP RPP RPP I II III Ratarata Pendahuluan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemampuan memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran Kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sebelumnya atau membahas PR Kemampuan menginformasikan langkahlangkah pembelajaran Kegiatan Inti Kemampuan menjelaskan soal Kemampuan bertanya kepada siswa bagaimana menemukan jawaban dan cara menjawab soal, dengan memberikan bantuan terbatas. Kemampuan mengamati cara siswa menyelesaikan soal/masalah Kemampuan memimpin diskusi kelas/menguasai kelas Kemampuan menghargai berbagai pendapat siswa Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari 4 4 4 4 4 5 5 4,66 4 4 5 4,33 4 5 5 4,66 3 4 4 3,66 4 4 4 4 4 4 5 4,33 4 3 5 4 4 5 5 4,66
  • 5. 90 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kemampuan menghargai berbagai pendapat siswa Kemampuan mengalokasikan waktu yang tepat kepada siswa untuk mengeksplorasikan masalah Kemampuan mendorong siswa untuk mengoreksi kembali jawaban yang salah Kemampuan mengajukan dan menjawab pertanyaan siswa Penutup Kemampuan menegaskan hal-hal penting intisari Kemampuan memberikan puji kepada siswa Kemampuan menyampaikan judul sub materi berikutnya, memberikan PR kepada siswa dan menutup pelajaran Kemampuan Mengelola Waktu Suasana Kelas Antusias siswa dalam belajar dan bertanya Siswa aktif dalam mengerjakan lembar kerja Kumon masaing-masing Adanya interaksi aktif antara guru dan siswa Rata-rata 3 4 4 3,66 4 4 4 3,66 3 4 4 3,66 4 3 4 3,66 4 5 4 4,33 4 5 5 4,66 4 4 4 4 3 4 4 3,66 3 4 4 3,66 4 4 4 4 3 4 4 3,66 3,6 4,15 4,35 4,03 Sumber: Hasil olah data Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada setiap pertemuan sudah termasuk dalam kategori baik. Pada RPP I kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah tergolong baik walaupun peneliti baru pertama kali melakukan pembelajaran menggunakan model Kumon. Pada RPP II terlihat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mulai mengalami peningkatan meskipun masih dalam kategori baik. Hal ini terlihat pada aspek kemampuan memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan
  • 6. 91 cara menjawab soal dengan memberikan bantuan terbatas, kemampuan memimpin diskusi kelas/menguasai kelas, kemampuan menegaskan hal-hal penting intisari yang berkaitan dengan pembelajaran, kemampuan mengelola waktu, Adanya interaksi aktif antara guru dan siswa sudah termasuk kategori baik dibandingkan pada RPP I yang masih dalam kategori cukup baik. Hal ini disebabkan karena pada RPP II, guru mencoba untuk lebih sering berkomunikasi dengan siswa, memberikan motivasi dan bimbingan serta pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada saat siswa mengalami kesulitan, sehingga siswa mampu mengoreksi kembali jawabannya yang belum benar. Pada RPP II, kemampuan memimpin diskusi kelas/menguasai kelas dan kemampuan mengelola waktu juga meningkat. Hal ini disebabkan karena pada RPP II, guru mencoba untuk menciptakan kondisi kelas agar tidak ribut dan terkendali sehingga guru dapat dengan mudah memimpin diskusi kelas, dan waktu pun tidak terbuang sia-sia. Sehingga kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada RPP II sudah dalam kategori baik dari setiap aspek yang diamati. Secara keseluruhan, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menggunakan model TTW dikategorikan baik dan sangat baik. Ini terlihat dari kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sebelumnya atau membahas PR, kemampuan menginformasikan langkah-langkah pembelajaran, kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari, serta antusias siswa dalam belajar dan bertanya juga meningkat.
  • 7. 92 Pada RPP III kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah bernilai baik dari setiap aspek yang diamati. Secara keseluruhan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model TTW dikategorikan baik ini terlihat dari kemampuan memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan baik yaitu dengan rata-rata 4 untuk tiga kali pertemuan, dan kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sebelumnya atau membahas PR dengan rata-rata 4,66. Pada kegiatan inti kemampuan bertanya kepada siswa bagaimana menemukan jawaban dan cara menjawab soal, dengan memberikan bantuan terbatas pada RPP I masih dikategorikan cukup baik, pada RPP II dan III sudah dikategorikan baik dengan rata-rata 3,66. Begitu juga dengan kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada RPP I masih dalam kategori cukup baik namun pada RPP II dan III sudah mengalami peningkatan dengan kategori baik dengan ratarata tiga kali pertemuan 4,66. Pada kegiatan penutup terlihat antusias siswa dan guru pada RPP I dan II mencapai kategori baik dan pada RPP III mencapai kategori sangat baik, sedangkan untuk kategori kemampuan guru dalam mengelola waktu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, ini terlihat dari kemampuan mengelola waktu pada RPP I masih dalam kategori cukup baik namun pada RPP II dan III guru sudah dapat memperbaiki kemampuannya dalam mengelola waktu dengan kategori baik. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu setiap aspek yang diamati harus bernilai baik dan sangat baik, maka kemampuan guru dalam mengelola
  • 8. 93 pembelajaran dengan model TTW adalah efektif dengan nilai rata-rata 4,03 untuk keseluruhan aspek yang diamati dalam tiga kali pertemuan. C. Hasil belajar siswa Untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran melalui model pembelajaran TTW maka peneliti mengadakan tes pada setiap akhir pertemuan. Dari hasil tes pada setiap akhir pertemuan akan diketahui berapa persen siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan berapa persen yang tidak mencapai ketuntasan belajar. Tes yang diadakan setiap setelah pembelajaran bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran. Setelah hasil tes terkumpul maka data tersebut diolah dengan melihat kriteria ketuntasan minimal yang diberlakukan dismp negeri 1 beutong atueh Pada RPP I berdasarkan hasil tes belajar siswa yang terlihat dalam tabel 4.6 didapat bahwa rata-rata nilai hasil tes belajar siswa adalah 63,14 dari 65 pada skala 100 yang ditetapkan, maka tindakan I berdasarkan hasil tes tindakan I belum berhasill. Terdapat 20 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal baru mencapai 42,86% dari 65% sehingga keutuntasan belajar siswa secara klasikal pada RPP I belum tercapai. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ada. Selama ini dalam mengerjakan permasalahan, siswa terbiasa menunggu atau mengharapkan guru menyelesaikan permasalahan tersebut di depan secara klasikal. Selain itu, siswa juga belum terbiasa berdiskusi dalam kelompok dan membandingkan jawaban dengan
  • 9. 94 temannya karena biasanya siswa cenderung belajar secara individu dan siswa yang lain hanya menunggu jawaban dari satu siswa yang memiliki kemampuan yang lebih. Pada RPP II guru mencoba menyediakan waktu khusus untuk memberikan pengarahan kepada siswa dan memberikan bimbingan pribadi pada siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar pada tindakan I, sehingga ketuntasan belajar siswa pada RPP II meningkat menjadi 77,14%. Ini berarti ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada RPP II juga belum mencapai ketuntasan. Jadi untuk mengatasi siswa yang belum tuntas tersebut, maka perlu diberikan motivasi dan dorongan yang lebih baik lagi agar mereka bisa lebih berhasil pada pertemuan selanjutnya. Hal ini berdasarkan pendapat M. Sobry Sutikno bahwa terdapat beberapa stategi yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik, saingan/kompetisi, pujian, membentuk kebiasaan belajar yang baik, menggunakan metode yang bervariasi, dan menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada RPP III guru mencoba menyediakan waktu khusus untuk memberikan pengarahan kepada siswa dan memberikan bimbingan pribadi pada siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar pada tindakan II. Pada RPP III tidak diadakan tes pada akhir pertemuan, tapi diberikan tes akhir berupa semua materi yang telah dipelajari selama tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada keesokan harinya. Hasil tes akhir berdasarkan tabel 4.12 didapat bahwa rata-rata nilai tes belajar siswa meningkat menjadi 79,71 dan ketuntasan belajar siswa pada
  • 10. 95 RPP III juga meningkat menjadi 91,42%. Sehingga pada RPP III ini ketuntasan belajar siswa secara klasikal termasuk dalam kategori tuntas dan hanya 8,57% atau 3 orang siswa tidak tuntas belajar dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di SMP negeri 1 beutong ateuh yaitu 65 untuk setiap materi pada bidang studi matematika. Angka tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model Kumon pada materi operasi aljabar tuntas. Terhadap 3 orang siswa yang belum tuntas, peneliti meminta guru bidang studi matematika yang ada di sekolah tersebut untuk memberikan remedial mata pelajaran khususnya materi operasi aljabar. Remedial untuk siswa sangat perlu diberikan karena siswa masih ada yang belum tuntas, sehingga dengan adanya remedial dapat membantu siswa memperdalam lagi kemampuan mereka. Guru harus lebih memberikan perhatian kepada semua siswa khususnya kepada 3 orang siswa yang belum tuntas tentang konsep dasar operasi perkalian dan pembagian yang ada variabel-variabel, karena siswa banyak mengalami kesulitan dan keliru dalam menyelesaikan soal disebabkan mereka kurang mengerti dengan konsep tersebut. D. Respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model TTW Respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran materi operasi aljabar yang menggunakan model TTW sangat positif. Hal ini sesuai dengan hasil angket yang menyatakan bahwa siswa senang terhadap kegiatan pembelajaran tersebut karena mereka bisa ikut serta dalam proses belajar dan bisa mengekspresikan ide secara luas, bebas dan terbuka. Siswa mengharapkan pembelajaran dengan model TTW juga diterapkan pada materi lain, walaupun pembelajaran dengan model TTW membutuhkan waktu yang lama,lembar kerja yang banyak, tapi siswa tetap
  • 11. 96 berminat untuk mengikuti pembelajaran. Siswa juga sependapat bahwa mereka merasa lebih mandiri dalam belajar dengan menggunakan model TTW karena mereka dapat mengembangkan kreativitas, mengalami dan melakukan sendiri cara mendapatkan penyelesaian dari permasalahan sehingga dapat membantu mereka dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan dan siswa juga terlihat aktif. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa respon siswa terhadap komponen pembelajaran yang menggunakan model TTW. adalah positif dan siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya dengan menggunakan model TTW. Minat positif dari siswa akan membuat siswa antusias untuk belajar, sehingga siswa diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Akan tetapi terdapat beberapa kelemahan dalam penelitian ini, yaitu waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah di LKS masih kurang, siswa juga masih ada yang malu mengkomunikasikan dengan guru kesulitan dalam mengerjakan LKS dan mengharapkan permasalahan dapat diselesaikan oleh teman yang lebih pintar dan ada beberapa siswa yang membuat keributan. Akan tetapi semangat belajar mereka sangat besar sehingga peneliti dapat melakukan penelitian di SMP negeri 1 beutong ateuh tanpa ada kendala apapun dan berhasil melakukan penelitian ini. E. Hasil wawancara siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model TTW Berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan pada 6 orang siswa yang terpilih pada RPP I, beberapa siswa masih banyak menghadapi kendala dan kesulitan dalam menyelesaikan LKS yang telah disediakan, merasa kesulitan dalam melakukan perkalian tanda dan pengurangan dalam operasi aljabar. Selain
  • 12. 97 itu siswa juga mengaku kurang konsentrasi dalam meyelesaikan soal karena siswa terlalu bergembira sehingga kondisi kelas menjadi ribut dan waktu yang tidak cukup. Hal ini berdasarkan pendapat Meier dalam DR. Nyayu Khodijah yang menyatakan bahwa emosi sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar.. Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dengan penciptaan kegembiraan belajar. Menurut Meier, kegembiraan belajar seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi. Kegembiraan bukan berarti menciptakan suasana kelas yang ribut dan penuh hura-hura. Akan tetapi, kegembiraan berarti bangkitnya pemahaman dan nilai yang membahagiakan pada diri si pembelajar. Pada RPP II, mereka masih banyak terdapat kesilapan dalam menentukan nilai dari suatu perkalian dan pembagian dua tanda yang berlaianan. Pada RPP II siswa mulai mendapatkan kesulitan yang lain, yaitu siswa kurang mengerti dalam menjumlahkan atau mengurangkan bilangan positif dengan bilangan negatif. Pada RPP III, siswa sudah mulai bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui pada RPP I dan RPP II. Siswa mengaku sudah terbiasa dengan situasi pembelajaran yang mereka temui di RPP III karena banyak sekali pengalaman yang mereka dapatkan dari RPP I dan RPP II, sehingga disaat pembelajaran pada RPP III, siswa sudah punya banyak konsep yang didapatkan pada pertemuan sebelumnya dan mereka tidak menemukan lagi kesulitan seperti yang mereka
  • 13. 98 alami pada pertemuan sebelumnya. Hal ini berarti penguasaan materi prasyarat sangat membantu siswa dalam memahami konsep materi lanjutan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudoyo yang menyatakan bahwa belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar. Ini berarti bahwa belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinu. Sehubungan dengan itu, maka dalam mengajar guru hendaknya dapat memberikan pengetahuan prasyarat sebagai dasar untuk mempelajari topik matematika yang diajarkan agar dalam menyelesaikan soal-soal matematika tidak terlalu banyak mengalami kesulitan E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan-keterbatasan, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti tidak meninjau tingkat validitas soal yang diberikan kepada siswa, sehingga bisa menjadi indikator ketidaktuntasan belajar siswa. 2. Peneliti belum pernah mengajar di sekolah tersebut. Akibatnya ada beberapa siswa yang kurang terbuka/berani bertanya terhadap materi yang belum dipahaminya. 3. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti dalam merangkul ataupun membimbing semua siswa dalam proses pembelajaran. 4. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti dalam merancang LKS sesuai kemampuan siswa
  • 14. 99 5. Waktu penelitian yang singkat (tiga kali pertemuan) dengan materi yang meliputi satu Kompetensi Dasar (KD) yaitu: KD melakukan operasi aljabar. Akibatnya pada saat penelitian, peneliti merasa sulit dalam menerapkan model pembelajaran Kumon dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. 6. Penentuan rentang waktu pada lembar aktifitas siswa yang lama (5 menit). Akibatnya observer (pengamat) kesulitan menentukan aktifitas siswa yang sebenarnya, karena dalam 5 menit ada siswa yang melakukan kegiatan lebih dari dua aktifitas. 7. Kemampuan siswa dalam menguasai operasi hitung masih sangat kurang, menyebabkan siswa lamban dalam menyelesaikan permasalahan di LKS. Hal ini berdampak pada waktu yang tidak dapat disesuaikan seperti dalam RPP. 8. Berdasarkan keterangan guru yang mengajar dikelas yang diteliti diketahui bahwa siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran baru. Sehingga siswa memerlukan waktu yang lama untuk terbiasa dan beradaptasi dengan pembelajaran yang menggunakan metode TTW.