SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Download to read offline
www.nawasis.com
Road Map
PNPM Mandiri
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri
www.nawasis.com
Road Map
5 Pilar PNPM Mandiri
Pilar I :
Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat
Pilar II :
Keberlanjutan Pendampingan
Pilar III :
Penguatan Kelembagaan Masyarakat
Pilar IV :
Penguatan Peran Pemerintah Daerah
Pilar V :
Perwujudan Tata Kelola yang Baik (Good Governance)
www.nawasis.com
INTEGRASI PROGRAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Pilar Pertama :
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.1 :
Penyusunan Mekanisme Perencanaan Partisipatif Pada Tingkat Desa/Kelurahan dan
Kecamatan Yang Terintegrasi dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
• Sasaran Akhir
– Rumusan revisi mekanisme integrasi perencanaan partisipatif dengan
sistem perencanaan reguler Kementerian/Lembaga dan/atau
penyempurnaan Permendagri (Permendagri no. 54 tahun 2010,
Permendagri no. 66 tahun 2007, Surat Mendagri no.
414.2/2207/PMD).
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.1 :
Penyusunan Mekanisme Perencanaan Partisipatif Pada Tingkat Desa/Kelurahan dan
Kecamatan Yang Terintegrasi dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
• Langkah Aksi
1. Review Permendagri no. 54 tahun 2010, Permendagri no. 66 tahun
2007, Surat Mendagri no. 414.2/2207/PMD untuk Harmonisasi
Perencanaan,
2. Telaahan Panduan Mekanisme Perencanaan Partisipatif,
3. Penyusunan Naskah Akademis dan Draft Regulasi Integrasi
Mekanisme Perencanaan Partisipatif,
4. Pelaksanaan Workshop/Lokakarya K/L terkait dengan fokus tematik
Mekanisme Integrasi Pembangunan Partisipatif (Perencanaan) pada
tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan dengan Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah,
5. Penyusunan draft Regulasi Integrasi Mekanisme Perencanaan
Partisipatif ke dalam Perencanaan Pembangunan Daerah,
6. Penyusunan Legal Drafting Regulasi.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.2 :
Penyempurnaan Struktur dan Bentuk Pendampingan Partisipatif Kepada Masyarakat
Yang Disesuaikan Dengan Tematik Program
• Sasaran Akhir
– Rumusan revisi Peraturan (Permendagri/Surat Edaran/Pedoman)
tentang Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat yang terintegrasi.
– Revisi Pedoman Pendampingan Teknis/Tematik.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.2 :
Penyempurnaan Struktur dan Bentuk Pendampingan Partisipatif Kepada Masyarakat
Yang Disesuaikan Dengan Tematik Program
• Langkah Aksi
– Kajian Permendagri tentang kader pemberdayaan masyarakat dan
desa,
– Telaahan atas seluruh Panduan/Pedoman Pendampingan PNPM
Mandiri,
– Pelaksanaan Lokakarya ‘Struktur dan Bentuk Pendampingan
Pemberdayaan Masyarakat’,
– Penyusunan Pedoman Struktur
dan Bentuk Pendampingan
Pemberdayaan Masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.3 :
Perumusan Mekanisme Penganggaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta Transfer Langsung Penyaluran Dana
kepada Masyarakat
• Sasaran Akhir
– Rumusan mekanisme pengganggaran pemberdayaan masyarakat yang
bersifat Tematik pada setiap K/L terkait yang konsisten dan harmonis
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam bidang
Pemberdayaan Masyarakat untuk mendanai kegiatan usulan
masyarakat.
– Naskah akademis usulan perubahan regulasi (PP no. 19 tahun 2008)
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.3 :
Perumusan Mekanisme Penganggaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta Transfer Langsung Penyaluran Dana
kepada Masyarakat
• Langkah Aksi
1. Review PP no. 19 tahun 2008 tentang Kecamatan,
2. Studi/Kajian tentang Posibilitas dan Efektifitas Alokasi Dana
Kemitraan Daerah dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat,
3. Kegiatan Workshop dengan fokus tematik, pada:
• Kapasitas Utilisasi Pos Belanja Modal dan Belanja Sosial dalam APBD
Kab/Kota untuk pembiayaan kegiatan penurunan kemiskinan di
Desa/kelurahan
• Mekanisme Penyaluran BLM melalui
DIPDA Kab/Kota (sesuai dengan PP
no. 7 Tahun 2008, ayat 1).
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.4 :
Penguatan dan Peningkatan Peran TKPK Kabupaten/Kota Dalam Koordinasi dan
Pemantauan Program Pemberdayaan Masyarakat
• Sasaran Akhir
– Perubahan Peraturan tentang tugas pokok dan fungsi, serta peran
TKPD dalam koordinasi dan pemantauan terkait dengan Permendagri
no. 42 tahun 2010.
– Perubahan PTO masing-masing program terkait dengan peran
koordinasi dan pemantauan program dikembalikan ke TKPKD dan
tidak lagi melekat di SKPD pelaksana program.
– Sekretariat TKPKD yang berdaya dan berkemampuan
mengkoordinasikan dan memantau program serta menyusun
kebijakan berbasis fakta dan data terpadu
dalam penanggulangan kemiskinan dan
pemberdayaan masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.4 :
Penguatan dan Peningkatan Peran TKPK Kabupaten/Kota Dalam Koordinasi dan
Pemantauan Program Pemberdayaan Masyarakat
• Langkah Aksi (1/2):
1. Review Permendagri no. 42 tahun 2010 dan review semua PTO
program PNPM terkait dengan fungsi koordinasi dan pemantauan
program,
2. Revisi Permendagri dan PTO untuk memperkuat peran TKPKD dalam
koordinasi dan pemantauan,
3. Lokakarya/FGD dengan K/L dan TKPKD tentang peningkatan dan
penguatan peran TKPKD dalam korodinasi dan pemantauan,
4. Pemberdayaan dan penguatan Sekretariat TKPKD dan Kelompok
Kerja yang akan menjadi basis dukungan substansi kebijakan,
maupun kegiatan administrasi pendukung utama kegiatan TKPKD,
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.4 :
Penguatan dan Peningkatan Peran TKPK Kabupaten/Kota Dalam Koordinasi dan
Pemantauan Program Pemberdayaan Masyarakat
• Langkah Aksi (2/2):
5. Penguatan kapasitas TKPKD dalam koordinasi dan pemantauan
program, penyusunan kebijakan berbasis fakta dan data terpadu
agar dapat mempersiapkan Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (SPKD) sebagai dokumen strategi penanggulangan
kemiskinan yang akan menjadi rancangan kebijakan dan arahan
prioritas pembangunan daerah dalam bidang penanggulangan
kemiskinan, serta menjadi pedoman lintas sektor (SKPD) dan
pemangku kepentingan (dunia usaha dan masyarakat),
6. Membentuk Unit Pendamping TKPKD
dalam Pelaksanaan Pilot atau
Uji Coba di beberapa provinsi.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.5 :
Penyusunan Mekanisme Penggunaan Data Terpadu dalam rangka Efektifitas Cakupan
Program Pemberdayaan Masyarakat
• Sasaran Akhir
– Penyusunan Mekanisme Penggunaan Data Terpadu dalam rangka
Efektifitas Cakupan Program Pemberdayaan Masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 1.5 :
Penyusunan Mekanisme Penggunaan Data Terpadu dalam rangka Efektifitas Cakupan
Program Pemberdayaan Masyarakat
• Langkah Aksi
– Peningkatan peran dan kapasitas TKPK Provinsi dalam mengelola
koordinasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. basis
data terpadu di Daerah,
– Rangkaian Lokakarya Provinsi dalam rangka Harmonisasi Cakupan dan
Target Nasional,
– Penetapan Cakupan dan Target
Capaian Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (untuk penganggaran
tahun 2014).
www.nawasis.com
KEBERLANJUTAN PENDAMPINGAN
Pilar Kedua :
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 2.1 :
Meningkatkan Kapasitas dan Standar Kompetensi Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat melalui Penguatan terhadap Lembaga Sertifikasi Profesi
• Sasaran Akhir
– Rumusan kebijakan peran K/L dalam meningkatkan kompetensi
fasilitator yang bekerja dalam program pemberdayaan masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 2.1 :
Meningkatkan Kapasitas dan Standar Kompetensi Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat melalui Penguatan terhadap Lembaga Sertifikasi Profesi
• Langkah Aksi
1. Kajian tentang strategi penguatan kapasitas dan standar kompetensi
fasilitator dan bentuk-bentuk dukungan yang perlu diberikan oleh
pemerintah sebagai bahan merumuskan kebijakan di atas,
2. Workshop untuk membangun konsensus antara pemerintah dan
asosiasi pendamping pemberdayaan masyarakat mengenai standar
kompetensi.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 2.2 :
Penyusunan Standar Remunerasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
setara dengan Profesi Pengabdian lainnya
• Sasaran Akhir
– Tersedianya standar remunerasi bagi fasilitator pemberdayaan
masyarakat, dan diharapkan juga menjadi pedoman bagi pemangku
kepentingan lainnya untuk mengalokasikan pembiayaan
pendampingan.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 2.2 :
Penyusunan Standar Remunerasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
setara dengan Profesi Pengabdian lainnya
• Langkah Aksi
1. Kajian untuk merumuskan faktor determinan dalam penentuan
remunerasi untuk pekerjaan non-standar sebagai fasilitator
pemberdayaan masyarakat dengan referensi dari remunerasi yang
diterima oleh profesi lainnya (guru, penyuluh, dan lainnya),
2. Lokakarya/Workshop untuk merumuskan standar remunerasi
beserta tunjangan operasional bagi fasilitator pemberdayaan
masyarakat, termasuk model insentif lainnya (beasiswa, termasuk
asuransi, dan lainnya) yang dapat menjadi pilihan bagi fasilitator
pemberdayaan masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 2.3 :
Peningkatan Peran dan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka
Keberlanjutan Pemberdayaan
• Sasaran Akhir
– Rumusan kebijakan peningkatan peran kader pemberdayaan
masyarakat untuk menjamin keberlanjutan pendamping dalam
pemberdayaan masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 2.3 :
Peningkatan Peran dan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka
Keberlanjutan Pemberdayaan
• Langkah Aksi
– Kajian atas Permendagri no.7 tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat.
– Identifikasi berbagai jenis kader pemberdayaan yang tersedia dan
peranan eksisting mereka secara aktif dalam konteks pelaksanaan
program,
– Kajian untuk melakukan redefinisi peranan kader agar dapat terlibat
aktif dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat guna menjamin
keberlanjutan pemberdayaan di desa/kelurahan,
– Penyusunan bahan pelatihan kader
eksisting untuk disesuaikan dengan
kebutuhan keberlanjutan program
pemberdayaan masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 2.4 :
Mengembangkan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk Membentuk Program
Studi Pemberdayaan Masyarakat guna meningkatkan Kapasitas dan Kompetensi
setiap Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
• Sasaran Akhir
– Naskah akademis pembentukan program studi pemberdayaan
masyarakat untuk digunakan dalam membangun kerjasama dengan
perguruan tinggi.
– Naskah Perjanjian Kerjasama antara Pokja Pengendali dan Perguruan
Tinggi dalam pembentukan program studi.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 2.4 :
Mengembangkan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk Membentuk Program
Studi Pemberdayaan Masyarakat guna meningkatkan Kapasitas dan Kompetensi
setiap Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
• Langkah Aksi
1. Workshop penyusunan naskah akademik dan perjanjian kerjasama
pembentukan program studi pemberdayaan masyarakat,
2. Sosialisasi pembentukan program studi pemberdayaan ke berbagai
perguruan tinggi di Indonesia.
www.nawasis.com
PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT
Pilar Ketiga :
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 3.1 :
Perumusan Dasar Hukum bagi Eksistensi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan
Perannya dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat
• Sasaran Akhir
– Perumusan dasar/kepastian hukum Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 3.1 :
Perumusan Dasar Hukum bagi Eksistensi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan
Perannya dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat
• Langkah Aksi
1. Kajian Inventarisasi landasan hukum kelembagan masyarakat BKAD,
UPK dan BKM sebagai Lembaga Keswadayaan/Pemberdayaan
Masyarakat (terkait PP no. 72 tahun 2005, Permendagri no 5 tahun
2007, PEDUM dan PTO terkait), dan produk pengaturan yg
diterbitkan oleh Pemda Kabupaten/Kota,
2. Kajian/pendalaman Identifikasi mekanisme dan hubungan
kelembagaan BKAD/BKM (AD/ART, SOP) dengan UPK,
3. Pelaksanaan Lokakarya/Workshop
tentang Eksistensi dan Landasan Hukum
Kelembagaaan Masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 3.2 :
Penetapan Kebijakan Kelembagaan Dana Bergulir Masyarakat, termasuk Prosedur dan
Mekanisme Pengelolaannya
• Sasaran Akhir
– Inventarisasi produk pengaturan kegiatan pinjaman dana bergulir.
– Rumusan kebijakan dan kepastian hukum dan bentuk kelembagaan
kegiatan dana bergulir, termasuk prosedur dan mekanisme
pengelolaan.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 3.2 :
Penetapan Kebijakan Kelembagaan Dana Bergulir Masyarakat, termasuk Prosedur dan
Mekanisme Pengelolaannya
• Langkah Aksi
1. Kajian inventarisasi landasan hukum kelembagaan dana bergulir dan
produk pengaturan yg diterbitkan oleh Pemda Kabupaten/Kota,
serta review prosedur dan mekanisme pengelolaan pinjaman dana
bergulir yang difasilitasi PNPM Mandiri (PTO, AD/ART, SOP, dan
lainnya),
2. Identifikasi prosedur dan mekanisme pengelolaan pinjaman dana
bergulir yang ada dan yg berlaku di PNPM Mandiri Perdesaan dan
Perkotaan (AD/ART, SOP, dan lainnya).
3. Lokakarya Perumusan Kebijakan dan Kepastian/Landasan Hukum
Pengelolaan Dana Bergulir (kegiatan dan kelembagaan).
4. Lokakarya pelaku BKAD/BKM dan UPK dengan para pihak berwenang
(BI, Kemenku, Perbankan).
www.nawasis.com
PENGUATAN PERAN PEMERINTAH DAERAH
Pilar Keempat :
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 4.1 :
Perumusan Skema Alokasi Pembiayaan Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Penetapan Pagu Indikatif Kecamatan
• Sasaran Akhir
– Menyusun Mekanisme Perbaikan Skema Alokasi Dana yang lebih
efektif sebagai sumber pendanaan program Pemberdayaan
Masyarakat ditinjau dari ruang lingkup, kegiatan yang didanai dan
pengelola kegiatan dibandingkan dengan skema pendanaan lainnya.
– Menetapkan Peraturan tentang Mekanisme Penyaluran Daftar Alokasi
Dana Pemberdayaan Masyarakat yang didasarkan atas penetapan
Pagu Indikatif Kecamatan sesuai dengan kriteria intensitas angka
kemiskinan tertentu.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 4.1 :
Perumusan Skema Alokasi Pembiayaan Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Penetapan Pagu Indikatif Kecamatan
• Langkah Aksi
1. Studi Kajian ‘Skema Alternatif Alokasi Dana’ untuk Pembiayaan
Bidang Pemberdayaan Masyarakat (tinjauan atas PP no. 19 tahun
2008 tentang Kecamatan),
2. Lokakarya/Workshop dengan focus tematik pada ‘Perluasan
Rumusan Alokasi Dana’ sebagai salah satu sumber pembiayaan
bidang Pemberdayaan Masyarakat,
3. Perumusan Rancangan (Draft) Mekanisme Penyaluran Alokasi Dana
Pemberdayaan Masyarakat untuk
Program Pemberdayaan Masyarakat
di Daerah.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 4.2 :
Penyusunan Pedoman Umum Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Yang
Menegaskan Peran dan Tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
• Sasaran Akhir
– Rumusan pembagian peran dan tugas Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat, berikut implikasinya pada bagian lain dari pedoman
umum.
– Revisi pedoman umum tentang Pelaksanaan PNPM Mandiri sesuai
dengan rumusan pembagian peran Pusat, Provinsi, Kab/Kota.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 4.2 :
Penyusunan Pedoman Umum Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Yang
Menegaskan Peran dan Tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
• Langkah Aksi
1. Pembentukan tim teknis untuk melakukan kaji-ulang pedoman
umum PNPM Mandiri,
2. Kajian atas PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Peran/Wewenang Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kab/Kota), serta
Review Pedoman umum PNPM Mandiri yang ada.
3. Perumusan bahan dan jadwal konsultasi untuk pembahasan yang
efektif dan konsultasi,
4. Konsultasi/pembahasan rumusan pembagian peran dan tugas
tersebut berikut implikasinya secara keseluruhan dalam pedoman
umumbersama Kementerian/Lembaga Negara, serta pemangku
kepentingan di provinsi, kabupaten dan kota,
5. Perumusan revisi pedoman umum berikut penerbitan dan
diseminasinya.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 4.3 :
Penyusunan Kebijakan Penetapan Sistim dan Mekanisme Pro-Poor Budgeting untuk
Kesinambungan Program Pemberdayaan Masyarakat
• Sasaran Akhir
– Pedoman untuk meningkatkan kapasitas PEMDA dalam menyusun
perencanaan, pengalokasian anggaran serta pemantauan yang lebih
fokus pada program pemberdayaan masyarakat dan penyelesaian
masalah kemiskinan multidimensi dengan menggunakan indikator
MDGs dan pemenuhan hak dasar (right-based).
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 4.3 :
Penyusunan Kebijakan Penetapan Sistim dan Mekanisme Pro-Poor Budgeting untuk
Kesinambungan Program Pemberdayaan Masyarakat
• Langkah Aksi
– Studi Kajian dan Kegiatan Workshop tentang ‘Perluasan’ penerapan
model pengalokasian pengganggaran yang ‘pro-poor’ pada
Kabupaten/Kota untuk kegiatan Pemberdayaan Masyarakat oleh
Daerah (misalnya P3BM Bappenas, dan lainnya),
– Kajian tentang ‘best-practices’ penerapan pro-poor budgeting yang
diinisiasi oleh Pemerintah Daerah.
– Menyusun Pedoman Peningkatan kapasitas PEMDA dalam
penyusunan perencanaan dan
pengalokasian anggaran yang ‘pro-poor’,
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 4.4 :
Penetapan Mekanisme Tanggung Jawab Pemeliharaan Aset Hasil Pemberdayaan
Masyarakat oleh Pemerintah Daerah & Swakelola Pemeliharaan oleh Masyarakat
• Sasaran Akhir
– Penyusunan Pedoman Pemeliharaan Aset Hasil Pemberdayaan
Masyarakat.
– Penyempurnaan Peraturan/Regulasi yang berkaitan dengan
Pemeliharaan Aset Hasil Pembangunan (terutama yang berkaitan
dengan Masyarakat).
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 4.4 :
Penetapan Mekanisme Tanggung Jawab Pemeliharaan Aset Hasil Pemberdayaan
Masyarakat oleh Pemerintah Daerah & Swakelola Pemeliharaan oleh Masyarakat
• Langkah Aksi
1. Review Pedoman pemeliharaan hasil pembangunan oleh
masyarakat,
2. Pelaksanaan Workshop/FGD/Konsultasi Publik terkait dengan
Pemeliharaan Aset Hasil Pemberdayaan Masyarakat,
3. Penyusunan Pedoman Mekanisme Pengelolaan dan Pemeliharaan
Hasil Pembangunan oleh Masyarakat,
4. Diseminasi Pedoman kepada Pemda.
www.nawasis.com
PILAR KELIMA : PERWUJUDAN TATA KELOLA
YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
Pilar Kelima :
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.1 :
Meningkatkan Akuntabilitas Sosial melalui Pengarusutamaan Komponen
Pemberdayaan Hukum Masyarakat dalam Program Pemberdayaan
• Sasaran Akhir
– Kebijakan pemerintah yang mendorong Pelaksana Program di tingkat
pusat dan daerah untuk melaksanakan komponen pemberdayaan
hukum bekerjasama dengan mitra donor dan CSO yang disesuaikan
dengan mekanisme dan desain program pemberdayaan masyarakat
yang dijalankan.
– Panduan berbagai bentuk komponen kegiatan penguatan keadilan
masyarakat untuk diimplementasikan dalam program-program PNPM
Mandiri oleh penyelenggara program, Pemerintah Daerah, LSM dan
Fasilitator.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.1 :
Meningkatkan Akuntabilitas Sosial melalui Pengarusutamaan Komponen
Pemberdayaan Hukum Masyarakat dalam Program Pemberdayaan
• Langkah Aksi
1. Mengkoordinasikan berbagai inisiatif pemberdayaan dan bantuan
hukum yang dikembangkan oleh Kementrian/Lembaga, CSO serta
mitra donor untuk menjadi komponen kegiatan PNPM Keadilan,
2. Menyusun panduan dan contoh-contoh komponen kegiatan
pemberdayaan hukum masyarakat yang dapat dipakai oleh K/L
untuk dilaksanakan dalam program pemberdayaan masyarakat,
3. Review terhadap berbagai panduan atau PTO program untuk
menghilangkan hambatan dan memperkuat partisipasi masyarakat
dalam penanganan pengaduan masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.2 :
Penetapan Kebijakan dan Strategi Kampanye Nasional ‘Tidak Ada Toleransi bagi
Korupsi di PNPM’ (zero tolerance for corruption)
• Sasaran Akhir
– Rumusan strategi dan materi sosialisasi kampanye nasional zero
tolerance for corruption dalam pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat.
– Kemitraan Pelaku PNPM Mandiri dan Lembaga Penegak Hukum yang
diwujudkan dalam bentuk Nota Kesepahaman
(MoU) antara Pelaksana program pemberdayaan
di tingkat nasional dan daerah dan lembaga
Penegak Hukum.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.2 :
Penetapan Kebijakan dan Strategi Kampanye Nasional ‘Tidak Ada Toleransi bagi
Korupsi di PNPM’ (zero tolerance for corruption)
• Langkah Aksi
1. Penyusunan materi sosialisasi dan kampanye anti korupsi bagi
pelaku PNPM dan Kajian audit pengelolaan konsultan oleh Satuan
Kerja tingkat propinsi yang hasilnya akan menjadi SOP audit di
seluruh lokasi PNPM,
2. Kajian Tata Kelola dan Mekanisme Akuntabilitas dalam Panduan dan
PTO program yang akan dilakukan bersama oleh Pokja Pengendali
dan mitra donor yang akan menjadi acuan bagi perbaikan tata kelola
dan akuntabilitas PNPM Mandiri,
3. Penjajakan kerjasama dengan lembaga penegak hukum, baik di
tingkat nasional maupun daerah, guna mendapatkan kesepahaman
mengenai prinsip, tata cara dan dukungan dalam penanganan kasus
korupsi dalam pelaksanaan program.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.3 :
Penguatan Mekanisme Transparansi dan Akuntabilitas Program Pemberdayaan
Masyarakat Sebagai Bagian dari Pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi
• Sasaran Akhir
– Petunjuk teknis pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas yang
memuat skema akuntabilitas yang menyeluruh bagi seluruh pelaku
program.
– Pelembagaan prinsip dan mekanisme transparansi dan akuntabilitas
dalam tata kelola pemerintahan di daaerah.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.3 :
Penguatan Mekanisme Transparansi dan Akuntabilitas Program Pemberdayaan
Masyarakat Sebagai Bagian dari Pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi
• Langkah Aksi
1. Penyusunan mekanisme akuntabilitas PNPM Mandiri yang
menyeluruh dan komprehensif,
2. Penyelenggaraan FGD dan Kajian mengenai manajemen sistem
informasi dan strategi komunikasi dalam menyusun petunjuk teknis
penguatan transparansi dan keterbukaan informasi PNPM Mandiri,
3. Kajian penguatan peran Pemerintah Daerah dalam
menyelenggarakan transparansi dan akuntabilitas program
pemberdayaan masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.4 :
Deklarasi Pelarangan Pemanfaatan Aset dan Kegiatan Program Pemberdayaan
Masyarakat untuk Kepentingan Politik Praktis
• Sasaran Akhir
– Naskah deklarasi Pelarangan Pemanfaatan Aset dan Kegiatan Program
Pemberdayaan Masyarakat demi kepentingan Politik praktis.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.4 :
Deklarasi Pelarangan Pemanfaatan Aset dan Kegiatan Program Pemberdayaan
Masyarakat untuk Kepentingan Politik Praktis
• Langkah Aksi
1. Review dan diskusi untuk menyusun deklarasi tersebut serta
melakukan pendekatan kepada lembaga-lembaga politik di tingkat
Pusat dan Daerah,
2. Deklarasi oleh Pemerintah serta pernyataan komitmen oleh
Pendamping dan Fasilitator Program serta Pelaksana Program di
Masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.5 :
Penyempurnaan Indikator Kinerja Capaian Program Pemberdayaan Masyarakat
• Sasaran Akhir
– Perangkat indikator sebagai pedoman kinerja program yang
berbasiskan pemberdayaan masyarakat.
www.nawasis.com
Langkah Kebijakan 5.5 :
Penyempurnaan Indikator Kinerja Capaian Program Pemberdayaan Masyarakat
• Langkah Aksi
1. Kajian tentang Penyusunan Key Performance Indicator (KPI)
program-program yang berada dalam payung PNPM Mandiri guna
meletakkan platform dasar pemberdayaan dan penanggulangan
kemiskinan,
2. Workshop bersama Kementerian dan Lembaga terkait, termasuk
UKP4 guna melakukan revisi atas indikator kinerja Kementerian yang
sejalan dengan prinsip dan mekanisme
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
www.nawasis.com
Referensi
http://www.pnpm-mandiri.org/
Page 50
Webs Berita, Info & Pelatihan
Nawasis.Com, Sanitasi.Net,
Sanitasi.Org, PenataanRuang.Com
Page 51
Contact:
Joy Irmanputhra
Indonesian Institute for
Infrastructure Studies
Jl. P. Antasari, Jakarta, Indonesia
Email : joyirman@nawasis.com

More Related Content

What's hot

kader pembangunan manusia
kader pembangunan manusiakader pembangunan manusia
kader pembangunan manusiarrahmad_14
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMIchsan10
 
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaPerencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaFormasi Org
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaDadang Solihin
 
Revisi rancangan proyek perubahan
Revisi rancangan  proyek perubahanRevisi rancangan  proyek perubahan
Revisi rancangan proyek perubahanIoWibisono
 
Program Inovasi Desa
Program Inovasi DesaProgram Inovasi Desa
Program Inovasi DesaEka Saputra
 
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...TV Desa
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatPekerja Sosial Masyarakat
 
LAPORAN PELAKSANAAN BBGRM TAHUN 2017
LAPORAN PELAKSANAAN BBGRM TAHUN 2017LAPORAN PELAKSANAAN BBGRM TAHUN 2017
LAPORAN PELAKSANAAN BBGRM TAHUN 2017Strobillus Found
 
Pembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desaPembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desaEka Saputra
 
Sambutan pejabat baru acara serah terima jabatan
Sambutan pejabat baru acara serah terima jabatanSambutan pejabat baru acara serah terima jabatan
Sambutan pejabat baru acara serah terima jabatanShintaDevi11
 
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil 23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil ShintaDevi11
 
rembuk stunting.pptx
rembuk stunting.pptxrembuk stunting.pptx
rembuk stunting.pptxdatangawen
 
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkContoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkHambali Nasuka
 
Surat permohonan aliran listrik desa bahutara kab. muna
Surat permohonan aliran listrik desa bahutara kab. munaSurat permohonan aliran listrik desa bahutara kab. muna
Surat permohonan aliran listrik desa bahutara kab. munaOperator Warnet Vast Raha
 
Bahan Musrenbang Kecamatan Di Kota Depok
Bahan Musrenbang Kecamatan Di Kota DepokBahan Musrenbang Kecamatan Di Kota Depok
Bahan Musrenbang Kecamatan Di Kota Depokifa09
 

What's hot (20)

kader pembangunan manusia
kader pembangunan manusiakader pembangunan manusia
kader pembangunan manusia
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
 
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaPerencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Hibah dan bansos
Hibah dan bansosHibah dan bansos
Hibah dan bansos
 
Revisi rancangan proyek perubahan
Revisi rancangan  proyek perubahanRevisi rancangan  proyek perubahan
Revisi rancangan proyek perubahan
 
Program Inovasi Desa
Program Inovasi DesaProgram Inovasi Desa
Program Inovasi Desa
 
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
 
Analisis issue ganesha
Analisis issue ganeshaAnalisis issue ganesha
Analisis issue ganesha
 
LAPORAN PELAKSANAAN BBGRM TAHUN 2017
LAPORAN PELAKSANAAN BBGRM TAHUN 2017LAPORAN PELAKSANAAN BBGRM TAHUN 2017
LAPORAN PELAKSANAAN BBGRM TAHUN 2017
 
Pembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desaPembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desa
 
Presentasi musrenbang
Presentasi musrenbangPresentasi musrenbang
Presentasi musrenbang
 
Sambutan pejabat baru acara serah terima jabatan
Sambutan pejabat baru acara serah terima jabatanSambutan pejabat baru acara serah terima jabatan
Sambutan pejabat baru acara serah terima jabatan
 
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil 23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
 
rembuk stunting.pptx
rembuk stunting.pptxrembuk stunting.pptx
rembuk stunting.pptx
 
Paparan ketua tim pkk teladan tahun 2012
Paparan ketua tim pkk teladan tahun 2012Paparan ketua tim pkk teladan tahun 2012
Paparan ketua tim pkk teladan tahun 2012
 
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkContoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
 
Surat permohonan aliran listrik desa bahutara kab. muna
Surat permohonan aliran listrik desa bahutara kab. munaSurat permohonan aliran listrik desa bahutara kab. muna
Surat permohonan aliran listrik desa bahutara kab. muna
 
Bahan Musrenbang Kecamatan Di Kota Depok
Bahan Musrenbang Kecamatan Di Kota DepokBahan Musrenbang Kecamatan Di Kota Depok
Bahan Musrenbang Kecamatan Di Kota Depok
 

Similar to PNPM MANDIRI

Pengembangan Skema Audit Sosial Berbasis Masyarakat Dalam PNPM - MP di Provin...
Pengembangan Skema Audit Sosial Berbasis Masyarakat Dalam PNPM - MP di Provin...Pengembangan Skema Audit Sosial Berbasis Masyarakat Dalam PNPM - MP di Provin...
Pengembangan Skema Audit Sosial Berbasis Masyarakat Dalam PNPM - MP di Provin...konsepsintb
 
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timurPresentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timurGedhe Foundation
 
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasianPanduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasianAbdul Kohar
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Dadang Solihin
 
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdfBappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdfSriWahyuni439447
 
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingBappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingKhasrulTsani1
 
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk SanitasiTahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk SanitasiJoy Irman
 
Pelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan Kota Surakarta
Pelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan Kota SurakartaPelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan Kota Surakarta
Pelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan Kota SurakartaBagus ardian
 
Modul MP-01 Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi dalam rangka Penyusunan Memoran...
Modul MP-01 Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi dalam rangka Penyusunan Memoran...Modul MP-01 Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi dalam rangka Penyusunan Memoran...
Modul MP-01 Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi dalam rangka Penyusunan Memoran...Joy Irman
 
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...khoiril anwar
 
Program dan Kegiatan Subsektor Persampahan, Bidang Pengembangan Penyehatan Li...
Program dan Kegiatan Subsektor Persampahan, Bidang Pengembangan Penyehatan Li...Program dan Kegiatan Subsektor Persampahan, Bidang Pengembangan Penyehatan Li...
Program dan Kegiatan Subsektor Persampahan, Bidang Pengembangan Penyehatan Li...infosanitasi
 
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri ProjectUrban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Projectinfosanitasi
 
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...Joy Irman
 
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfpenyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfDeni Hardiman
 
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Zulhamdi AnWar SinaGa
 
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdfWildanSaputra9
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...keuangandesa
 
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publikAkuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publikKurniawan Saputra
 
Kajian program stbm ntb 1 upload
Kajian program  stbm   ntb 1 uploadKajian program  stbm   ntb 1 upload
Kajian program stbm ntb 1 uploadHerdianty Prajitno
 

Similar to PNPM MANDIRI (20)

Pengembangan Skema Audit Sosial Berbasis Masyarakat Dalam PNPM - MP di Provin...
Pengembangan Skema Audit Sosial Berbasis Masyarakat Dalam PNPM - MP di Provin...Pengembangan Skema Audit Sosial Berbasis Masyarakat Dalam PNPM - MP di Provin...
Pengembangan Skema Audit Sosial Berbasis Masyarakat Dalam PNPM - MP di Provin...
 
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timurPresentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
 
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasianPanduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
 
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdfBappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
 
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingBappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
 
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk SanitasiTahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
 
Pelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan Kota Surakarta
Pelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan Kota SurakartaPelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan Kota Surakarta
Pelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan Kota Surakarta
 
Modul MP-01 Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi dalam rangka Penyusunan Memoran...
Modul MP-01 Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi dalam rangka Penyusunan Memoran...Modul MP-01 Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi dalam rangka Penyusunan Memoran...
Modul MP-01 Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi dalam rangka Penyusunan Memoran...
 
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
 
Program dan Kegiatan Subsektor Persampahan, Bidang Pengembangan Penyehatan Li...
Program dan Kegiatan Subsektor Persampahan, Bidang Pengembangan Penyehatan Li...Program dan Kegiatan Subsektor Persampahan, Bidang Pengembangan Penyehatan Li...
Program dan Kegiatan Subsektor Persampahan, Bidang Pengembangan Penyehatan Li...
 
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri ProjectUrban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) Support to PNPM Mandiri Project
 
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
 
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfpenyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
 
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
 
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
 
Pagu indikatif kewilayahan1
Pagu indikatif kewilayahan1Pagu indikatif kewilayahan1
Pagu indikatif kewilayahan1
 
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publikAkuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
 
Kajian program stbm ntb 1 upload
Kajian program  stbm   ntb 1 uploadKajian program  stbm   ntb 1 upload
Kajian program stbm ntb 1 upload
 

More from Joy Irman

Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan EvaluasiInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan EvaluasiJoy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan KeuanganInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan KeuanganJoy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
 

More from Joy Irman (20)

Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan EvaluasiInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan KeuanganInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
 

PNPM MANDIRI

  • 1. www.nawasis.com Road Map PNPM Mandiri Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
  • 2. www.nawasis.com Road Map 5 Pilar PNPM Mandiri Pilar I : Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pilar II : Keberlanjutan Pendampingan Pilar III : Penguatan Kelembagaan Masyarakat Pilar IV : Penguatan Peran Pemerintah Daerah Pilar V : Perwujudan Tata Kelola yang Baik (Good Governance)
  • 4. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.1 : Penyusunan Mekanisme Perencanaan Partisipatif Pada Tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan Yang Terintegrasi dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah • Sasaran Akhir – Rumusan revisi mekanisme integrasi perencanaan partisipatif dengan sistem perencanaan reguler Kementerian/Lembaga dan/atau penyempurnaan Permendagri (Permendagri no. 54 tahun 2010, Permendagri no. 66 tahun 2007, Surat Mendagri no. 414.2/2207/PMD).
  • 5. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.1 : Penyusunan Mekanisme Perencanaan Partisipatif Pada Tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan Yang Terintegrasi dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah • Langkah Aksi 1. Review Permendagri no. 54 tahun 2010, Permendagri no. 66 tahun 2007, Surat Mendagri no. 414.2/2207/PMD untuk Harmonisasi Perencanaan, 2. Telaahan Panduan Mekanisme Perencanaan Partisipatif, 3. Penyusunan Naskah Akademis dan Draft Regulasi Integrasi Mekanisme Perencanaan Partisipatif, 4. Pelaksanaan Workshop/Lokakarya K/L terkait dengan fokus tematik Mekanisme Integrasi Pembangunan Partisipatif (Perencanaan) pada tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, 5. Penyusunan draft Regulasi Integrasi Mekanisme Perencanaan Partisipatif ke dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, 6. Penyusunan Legal Drafting Regulasi.
  • 6. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.2 : Penyempurnaan Struktur dan Bentuk Pendampingan Partisipatif Kepada Masyarakat Yang Disesuaikan Dengan Tematik Program • Sasaran Akhir – Rumusan revisi Peraturan (Permendagri/Surat Edaran/Pedoman) tentang Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat yang terintegrasi. – Revisi Pedoman Pendampingan Teknis/Tematik.
  • 7. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.2 : Penyempurnaan Struktur dan Bentuk Pendampingan Partisipatif Kepada Masyarakat Yang Disesuaikan Dengan Tematik Program • Langkah Aksi – Kajian Permendagri tentang kader pemberdayaan masyarakat dan desa, – Telaahan atas seluruh Panduan/Pedoman Pendampingan PNPM Mandiri, – Pelaksanaan Lokakarya ‘Struktur dan Bentuk Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat’, – Penyusunan Pedoman Struktur dan Bentuk Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat.
  • 8. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.3 : Perumusan Mekanisme Penganggaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta Transfer Langsung Penyaluran Dana kepada Masyarakat • Sasaran Akhir – Rumusan mekanisme pengganggaran pemberdayaan masyarakat yang bersifat Tematik pada setiap K/L terkait yang konsisten dan harmonis antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat untuk mendanai kegiatan usulan masyarakat. – Naskah akademis usulan perubahan regulasi (PP no. 19 tahun 2008)
  • 9. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.3 : Perumusan Mekanisme Penganggaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta Transfer Langsung Penyaluran Dana kepada Masyarakat • Langkah Aksi 1. Review PP no. 19 tahun 2008 tentang Kecamatan, 2. Studi/Kajian tentang Posibilitas dan Efektifitas Alokasi Dana Kemitraan Daerah dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat, 3. Kegiatan Workshop dengan fokus tematik, pada: • Kapasitas Utilisasi Pos Belanja Modal dan Belanja Sosial dalam APBD Kab/Kota untuk pembiayaan kegiatan penurunan kemiskinan di Desa/kelurahan • Mekanisme Penyaluran BLM melalui DIPDA Kab/Kota (sesuai dengan PP no. 7 Tahun 2008, ayat 1).
  • 10. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.4 : Penguatan dan Peningkatan Peran TKPK Kabupaten/Kota Dalam Koordinasi dan Pemantauan Program Pemberdayaan Masyarakat • Sasaran Akhir – Perubahan Peraturan tentang tugas pokok dan fungsi, serta peran TKPD dalam koordinasi dan pemantauan terkait dengan Permendagri no. 42 tahun 2010. – Perubahan PTO masing-masing program terkait dengan peran koordinasi dan pemantauan program dikembalikan ke TKPKD dan tidak lagi melekat di SKPD pelaksana program. – Sekretariat TKPKD yang berdaya dan berkemampuan mengkoordinasikan dan memantau program serta menyusun kebijakan berbasis fakta dan data terpadu dalam penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
  • 11. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.4 : Penguatan dan Peningkatan Peran TKPK Kabupaten/Kota Dalam Koordinasi dan Pemantauan Program Pemberdayaan Masyarakat • Langkah Aksi (1/2): 1. Review Permendagri no. 42 tahun 2010 dan review semua PTO program PNPM terkait dengan fungsi koordinasi dan pemantauan program, 2. Revisi Permendagri dan PTO untuk memperkuat peran TKPKD dalam koordinasi dan pemantauan, 3. Lokakarya/FGD dengan K/L dan TKPKD tentang peningkatan dan penguatan peran TKPKD dalam korodinasi dan pemantauan, 4. Pemberdayaan dan penguatan Sekretariat TKPKD dan Kelompok Kerja yang akan menjadi basis dukungan substansi kebijakan, maupun kegiatan administrasi pendukung utama kegiatan TKPKD,
  • 12. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.4 : Penguatan dan Peningkatan Peran TKPK Kabupaten/Kota Dalam Koordinasi dan Pemantauan Program Pemberdayaan Masyarakat • Langkah Aksi (2/2): 5. Penguatan kapasitas TKPKD dalam koordinasi dan pemantauan program, penyusunan kebijakan berbasis fakta dan data terpadu agar dapat mempersiapkan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dokumen strategi penanggulangan kemiskinan yang akan menjadi rancangan kebijakan dan arahan prioritas pembangunan daerah dalam bidang penanggulangan kemiskinan, serta menjadi pedoman lintas sektor (SKPD) dan pemangku kepentingan (dunia usaha dan masyarakat), 6. Membentuk Unit Pendamping TKPKD dalam Pelaksanaan Pilot atau Uji Coba di beberapa provinsi.
  • 13. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.5 : Penyusunan Mekanisme Penggunaan Data Terpadu dalam rangka Efektifitas Cakupan Program Pemberdayaan Masyarakat • Sasaran Akhir – Penyusunan Mekanisme Penggunaan Data Terpadu dalam rangka Efektifitas Cakupan Program Pemberdayaan Masyarakat.
  • 14. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 1.5 : Penyusunan Mekanisme Penggunaan Data Terpadu dalam rangka Efektifitas Cakupan Program Pemberdayaan Masyarakat • Langkah Aksi – Peningkatan peran dan kapasitas TKPK Provinsi dalam mengelola koordinasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. basis data terpadu di Daerah, – Rangkaian Lokakarya Provinsi dalam rangka Harmonisasi Cakupan dan Target Nasional, – Penetapan Cakupan dan Target Capaian Nasional Pemberdayaan Masyarakat (untuk penganggaran tahun 2014).
  • 16. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 2.1 : Meningkatkan Kapasitas dan Standar Kompetensi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat melalui Penguatan terhadap Lembaga Sertifikasi Profesi • Sasaran Akhir – Rumusan kebijakan peran K/L dalam meningkatkan kompetensi fasilitator yang bekerja dalam program pemberdayaan masyarakat.
  • 17. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 2.1 : Meningkatkan Kapasitas dan Standar Kompetensi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat melalui Penguatan terhadap Lembaga Sertifikasi Profesi • Langkah Aksi 1. Kajian tentang strategi penguatan kapasitas dan standar kompetensi fasilitator dan bentuk-bentuk dukungan yang perlu diberikan oleh pemerintah sebagai bahan merumuskan kebijakan di atas, 2. Workshop untuk membangun konsensus antara pemerintah dan asosiasi pendamping pemberdayaan masyarakat mengenai standar kompetensi.
  • 18. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 2.2 : Penyusunan Standar Remunerasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat setara dengan Profesi Pengabdian lainnya • Sasaran Akhir – Tersedianya standar remunerasi bagi fasilitator pemberdayaan masyarakat, dan diharapkan juga menjadi pedoman bagi pemangku kepentingan lainnya untuk mengalokasikan pembiayaan pendampingan.
  • 19. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 2.2 : Penyusunan Standar Remunerasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat setara dengan Profesi Pengabdian lainnya • Langkah Aksi 1. Kajian untuk merumuskan faktor determinan dalam penentuan remunerasi untuk pekerjaan non-standar sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat dengan referensi dari remunerasi yang diterima oleh profesi lainnya (guru, penyuluh, dan lainnya), 2. Lokakarya/Workshop untuk merumuskan standar remunerasi beserta tunjangan operasional bagi fasilitator pemberdayaan masyarakat, termasuk model insentif lainnya (beasiswa, termasuk asuransi, dan lainnya) yang dapat menjadi pilihan bagi fasilitator pemberdayaan masyarakat.
  • 20. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 2.3 : Peningkatan Peran dan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Keberlanjutan Pemberdayaan • Sasaran Akhir – Rumusan kebijakan peningkatan peran kader pemberdayaan masyarakat untuk menjamin keberlanjutan pendamping dalam pemberdayaan masyarakat.
  • 21. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 2.3 : Peningkatan Peran dan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Keberlanjutan Pemberdayaan • Langkah Aksi – Kajian atas Permendagri no.7 tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat. – Identifikasi berbagai jenis kader pemberdayaan yang tersedia dan peranan eksisting mereka secara aktif dalam konteks pelaksanaan program, – Kajian untuk melakukan redefinisi peranan kader agar dapat terlibat aktif dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat guna menjamin keberlanjutan pemberdayaan di desa/kelurahan, – Penyusunan bahan pelatihan kader eksisting untuk disesuaikan dengan kebutuhan keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat.
  • 22. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 2.4 : Mengembangkan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk Membentuk Program Studi Pemberdayaan Masyarakat guna meningkatkan Kapasitas dan Kompetensi setiap Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat • Sasaran Akhir – Naskah akademis pembentukan program studi pemberdayaan masyarakat untuk digunakan dalam membangun kerjasama dengan perguruan tinggi. – Naskah Perjanjian Kerjasama antara Pokja Pengendali dan Perguruan Tinggi dalam pembentukan program studi.
  • 23. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 2.4 : Mengembangkan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk Membentuk Program Studi Pemberdayaan Masyarakat guna meningkatkan Kapasitas dan Kompetensi setiap Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat • Langkah Aksi 1. Workshop penyusunan naskah akademik dan perjanjian kerjasama pembentukan program studi pemberdayaan masyarakat, 2. Sosialisasi pembentukan program studi pemberdayaan ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
  • 25. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 3.1 : Perumusan Dasar Hukum bagi Eksistensi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Perannya dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat • Sasaran Akhir – Perumusan dasar/kepastian hukum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
  • 26. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 3.1 : Perumusan Dasar Hukum bagi Eksistensi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Perannya dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat • Langkah Aksi 1. Kajian Inventarisasi landasan hukum kelembagan masyarakat BKAD, UPK dan BKM sebagai Lembaga Keswadayaan/Pemberdayaan Masyarakat (terkait PP no. 72 tahun 2005, Permendagri no 5 tahun 2007, PEDUM dan PTO terkait), dan produk pengaturan yg diterbitkan oleh Pemda Kabupaten/Kota, 2. Kajian/pendalaman Identifikasi mekanisme dan hubungan kelembagaan BKAD/BKM (AD/ART, SOP) dengan UPK, 3. Pelaksanaan Lokakarya/Workshop tentang Eksistensi dan Landasan Hukum Kelembagaaan Masyarakat.
  • 27. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 3.2 : Penetapan Kebijakan Kelembagaan Dana Bergulir Masyarakat, termasuk Prosedur dan Mekanisme Pengelolaannya • Sasaran Akhir – Inventarisasi produk pengaturan kegiatan pinjaman dana bergulir. – Rumusan kebijakan dan kepastian hukum dan bentuk kelembagaan kegiatan dana bergulir, termasuk prosedur dan mekanisme pengelolaan.
  • 28. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 3.2 : Penetapan Kebijakan Kelembagaan Dana Bergulir Masyarakat, termasuk Prosedur dan Mekanisme Pengelolaannya • Langkah Aksi 1. Kajian inventarisasi landasan hukum kelembagaan dana bergulir dan produk pengaturan yg diterbitkan oleh Pemda Kabupaten/Kota, serta review prosedur dan mekanisme pengelolaan pinjaman dana bergulir yang difasilitasi PNPM Mandiri (PTO, AD/ART, SOP, dan lainnya), 2. Identifikasi prosedur dan mekanisme pengelolaan pinjaman dana bergulir yang ada dan yg berlaku di PNPM Mandiri Perdesaan dan Perkotaan (AD/ART, SOP, dan lainnya). 3. Lokakarya Perumusan Kebijakan dan Kepastian/Landasan Hukum Pengelolaan Dana Bergulir (kegiatan dan kelembagaan). 4. Lokakarya pelaku BKAD/BKM dan UPK dengan para pihak berwenang (BI, Kemenku, Perbankan).
  • 30. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 4.1 : Perumusan Skema Alokasi Pembiayaan Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penetapan Pagu Indikatif Kecamatan • Sasaran Akhir – Menyusun Mekanisme Perbaikan Skema Alokasi Dana yang lebih efektif sebagai sumber pendanaan program Pemberdayaan Masyarakat ditinjau dari ruang lingkup, kegiatan yang didanai dan pengelola kegiatan dibandingkan dengan skema pendanaan lainnya. – Menetapkan Peraturan tentang Mekanisme Penyaluran Daftar Alokasi Dana Pemberdayaan Masyarakat yang didasarkan atas penetapan Pagu Indikatif Kecamatan sesuai dengan kriteria intensitas angka kemiskinan tertentu.
  • 31. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 4.1 : Perumusan Skema Alokasi Pembiayaan Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penetapan Pagu Indikatif Kecamatan • Langkah Aksi 1. Studi Kajian ‘Skema Alternatif Alokasi Dana’ untuk Pembiayaan Bidang Pemberdayaan Masyarakat (tinjauan atas PP no. 19 tahun 2008 tentang Kecamatan), 2. Lokakarya/Workshop dengan focus tematik pada ‘Perluasan Rumusan Alokasi Dana’ sebagai salah satu sumber pembiayaan bidang Pemberdayaan Masyarakat, 3. Perumusan Rancangan (Draft) Mekanisme Penyaluran Alokasi Dana Pemberdayaan Masyarakat untuk Program Pemberdayaan Masyarakat di Daerah.
  • 32. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 4.2 : Penyusunan Pedoman Umum Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Yang Menegaskan Peran dan Tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah • Sasaran Akhir – Rumusan pembagian peran dan tugas Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, berikut implikasinya pada bagian lain dari pedoman umum. – Revisi pedoman umum tentang Pelaksanaan PNPM Mandiri sesuai dengan rumusan pembagian peran Pusat, Provinsi, Kab/Kota.
  • 33. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 4.2 : Penyusunan Pedoman Umum Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Yang Menegaskan Peran dan Tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah • Langkah Aksi 1. Pembentukan tim teknis untuk melakukan kaji-ulang pedoman umum PNPM Mandiri, 2. Kajian atas PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Peran/Wewenang Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kab/Kota), serta Review Pedoman umum PNPM Mandiri yang ada. 3. Perumusan bahan dan jadwal konsultasi untuk pembahasan yang efektif dan konsultasi, 4. Konsultasi/pembahasan rumusan pembagian peran dan tugas tersebut berikut implikasinya secara keseluruhan dalam pedoman umumbersama Kementerian/Lembaga Negara, serta pemangku kepentingan di provinsi, kabupaten dan kota, 5. Perumusan revisi pedoman umum berikut penerbitan dan diseminasinya.
  • 34. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 4.3 : Penyusunan Kebijakan Penetapan Sistim dan Mekanisme Pro-Poor Budgeting untuk Kesinambungan Program Pemberdayaan Masyarakat • Sasaran Akhir – Pedoman untuk meningkatkan kapasitas PEMDA dalam menyusun perencanaan, pengalokasian anggaran serta pemantauan yang lebih fokus pada program pemberdayaan masyarakat dan penyelesaian masalah kemiskinan multidimensi dengan menggunakan indikator MDGs dan pemenuhan hak dasar (right-based).
  • 35. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 4.3 : Penyusunan Kebijakan Penetapan Sistim dan Mekanisme Pro-Poor Budgeting untuk Kesinambungan Program Pemberdayaan Masyarakat • Langkah Aksi – Studi Kajian dan Kegiatan Workshop tentang ‘Perluasan’ penerapan model pengalokasian pengganggaran yang ‘pro-poor’ pada Kabupaten/Kota untuk kegiatan Pemberdayaan Masyarakat oleh Daerah (misalnya P3BM Bappenas, dan lainnya), – Kajian tentang ‘best-practices’ penerapan pro-poor budgeting yang diinisiasi oleh Pemerintah Daerah. – Menyusun Pedoman Peningkatan kapasitas PEMDA dalam penyusunan perencanaan dan pengalokasian anggaran yang ‘pro-poor’,
  • 36. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 4.4 : Penetapan Mekanisme Tanggung Jawab Pemeliharaan Aset Hasil Pemberdayaan Masyarakat oleh Pemerintah Daerah & Swakelola Pemeliharaan oleh Masyarakat • Sasaran Akhir – Penyusunan Pedoman Pemeliharaan Aset Hasil Pemberdayaan Masyarakat. – Penyempurnaan Peraturan/Regulasi yang berkaitan dengan Pemeliharaan Aset Hasil Pembangunan (terutama yang berkaitan dengan Masyarakat).
  • 37. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 4.4 : Penetapan Mekanisme Tanggung Jawab Pemeliharaan Aset Hasil Pemberdayaan Masyarakat oleh Pemerintah Daerah & Swakelola Pemeliharaan oleh Masyarakat • Langkah Aksi 1. Review Pedoman pemeliharaan hasil pembangunan oleh masyarakat, 2. Pelaksanaan Workshop/FGD/Konsultasi Publik terkait dengan Pemeliharaan Aset Hasil Pemberdayaan Masyarakat, 3. Penyusunan Pedoman Mekanisme Pengelolaan dan Pemeliharaan Hasil Pembangunan oleh Masyarakat, 4. Diseminasi Pedoman kepada Pemda.
  • 38. www.nawasis.com PILAR KELIMA : PERWUJUDAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) Pilar Kelima :
  • 39. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.1 : Meningkatkan Akuntabilitas Sosial melalui Pengarusutamaan Komponen Pemberdayaan Hukum Masyarakat dalam Program Pemberdayaan • Sasaran Akhir – Kebijakan pemerintah yang mendorong Pelaksana Program di tingkat pusat dan daerah untuk melaksanakan komponen pemberdayaan hukum bekerjasama dengan mitra donor dan CSO yang disesuaikan dengan mekanisme dan desain program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan. – Panduan berbagai bentuk komponen kegiatan penguatan keadilan masyarakat untuk diimplementasikan dalam program-program PNPM Mandiri oleh penyelenggara program, Pemerintah Daerah, LSM dan Fasilitator.
  • 40. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.1 : Meningkatkan Akuntabilitas Sosial melalui Pengarusutamaan Komponen Pemberdayaan Hukum Masyarakat dalam Program Pemberdayaan • Langkah Aksi 1. Mengkoordinasikan berbagai inisiatif pemberdayaan dan bantuan hukum yang dikembangkan oleh Kementrian/Lembaga, CSO serta mitra donor untuk menjadi komponen kegiatan PNPM Keadilan, 2. Menyusun panduan dan contoh-contoh komponen kegiatan pemberdayaan hukum masyarakat yang dapat dipakai oleh K/L untuk dilaksanakan dalam program pemberdayaan masyarakat, 3. Review terhadap berbagai panduan atau PTO program untuk menghilangkan hambatan dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam penanganan pengaduan masyarakat.
  • 41. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.2 : Penetapan Kebijakan dan Strategi Kampanye Nasional ‘Tidak Ada Toleransi bagi Korupsi di PNPM’ (zero tolerance for corruption) • Sasaran Akhir – Rumusan strategi dan materi sosialisasi kampanye nasional zero tolerance for corruption dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. – Kemitraan Pelaku PNPM Mandiri dan Lembaga Penegak Hukum yang diwujudkan dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU) antara Pelaksana program pemberdayaan di tingkat nasional dan daerah dan lembaga Penegak Hukum.
  • 42. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.2 : Penetapan Kebijakan dan Strategi Kampanye Nasional ‘Tidak Ada Toleransi bagi Korupsi di PNPM’ (zero tolerance for corruption) • Langkah Aksi 1. Penyusunan materi sosialisasi dan kampanye anti korupsi bagi pelaku PNPM dan Kajian audit pengelolaan konsultan oleh Satuan Kerja tingkat propinsi yang hasilnya akan menjadi SOP audit di seluruh lokasi PNPM, 2. Kajian Tata Kelola dan Mekanisme Akuntabilitas dalam Panduan dan PTO program yang akan dilakukan bersama oleh Pokja Pengendali dan mitra donor yang akan menjadi acuan bagi perbaikan tata kelola dan akuntabilitas PNPM Mandiri, 3. Penjajakan kerjasama dengan lembaga penegak hukum, baik di tingkat nasional maupun daerah, guna mendapatkan kesepahaman mengenai prinsip, tata cara dan dukungan dalam penanganan kasus korupsi dalam pelaksanaan program.
  • 43. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.3 : Penguatan Mekanisme Transparansi dan Akuntabilitas Program Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Bagian dari Pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi • Sasaran Akhir – Petunjuk teknis pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas yang memuat skema akuntabilitas yang menyeluruh bagi seluruh pelaku program. – Pelembagaan prinsip dan mekanisme transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan di daaerah.
  • 44. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.3 : Penguatan Mekanisme Transparansi dan Akuntabilitas Program Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Bagian dari Pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi • Langkah Aksi 1. Penyusunan mekanisme akuntabilitas PNPM Mandiri yang menyeluruh dan komprehensif, 2. Penyelenggaraan FGD dan Kajian mengenai manajemen sistem informasi dan strategi komunikasi dalam menyusun petunjuk teknis penguatan transparansi dan keterbukaan informasi PNPM Mandiri, 3. Kajian penguatan peran Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan transparansi dan akuntabilitas program pemberdayaan masyarakat.
  • 45. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.4 : Deklarasi Pelarangan Pemanfaatan Aset dan Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Kepentingan Politik Praktis • Sasaran Akhir – Naskah deklarasi Pelarangan Pemanfaatan Aset dan Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat demi kepentingan Politik praktis.
  • 46. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.4 : Deklarasi Pelarangan Pemanfaatan Aset dan Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Kepentingan Politik Praktis • Langkah Aksi 1. Review dan diskusi untuk menyusun deklarasi tersebut serta melakukan pendekatan kepada lembaga-lembaga politik di tingkat Pusat dan Daerah, 2. Deklarasi oleh Pemerintah serta pernyataan komitmen oleh Pendamping dan Fasilitator Program serta Pelaksana Program di Masyarakat.
  • 47. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.5 : Penyempurnaan Indikator Kinerja Capaian Program Pemberdayaan Masyarakat • Sasaran Akhir – Perangkat indikator sebagai pedoman kinerja program yang berbasiskan pemberdayaan masyarakat.
  • 48. www.nawasis.com Langkah Kebijakan 5.5 : Penyempurnaan Indikator Kinerja Capaian Program Pemberdayaan Masyarakat • Langkah Aksi 1. Kajian tentang Penyusunan Key Performance Indicator (KPI) program-program yang berada dalam payung PNPM Mandiri guna meletakkan platform dasar pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan, 2. Workshop bersama Kementerian dan Lembaga terkait, termasuk UKP4 guna melakukan revisi atas indikator kinerja Kementerian yang sejalan dengan prinsip dan mekanisme kegiatan pemberdayaan masyarakat.
  • 50. Page 50 Webs Berita, Info & Pelatihan Nawasis.Com, Sanitasi.Net, Sanitasi.Org, PenataanRuang.Com
  • 51. Page 51 Contact: Joy Irmanputhra Indonesian Institute for Infrastructure Studies Jl. P. Antasari, Jakarta, Indonesia Email : joyirman@nawasis.com