5. Tanda dan gejala campak
1. Fase pertama ( masa inkubasi )
• Berlangsung 10-12 hari
• Anak sudah terinfeksi namun belum tampak gejala
apapun
2. Fase prodormal
• Timbul gejala seperti flu s/ sakit tenggorokan, batuk,
pilek, demam
• Mata kemerahan dan berair ( conjungtivitis )
• Nyeri otot
6. Lanjutan…
• Photopobia ( Silau saat melihat )
• Bercak koplik( bercak putih di dalam mulut/mukosa
pipi bertahan 3-4 hari )
• Diare
• Demam naik turun ( 38-40 ºc )
7. Lanjutan…
3. Fase ketiga
• Keluarnya bercak merah ( rash/ mokulopapuler )
bertahap mulai dari belakang kuping, leher, dada,
muka, tangan dan kaki. (memenuhi seluruh tubuh
dalam waktu seminggu )
• Disertai demam
9. Pengobatan campak
• Tidak ada pengobatan khusus untuk campak.
• Anak sebaiknya menjalani tirah baring.
• Tempatkan di kamar yang tidak terlalu terang
• Beri makanan bergizi
• Untuk menurunkan demam, berikan analgetik
antipiretik Co : paracetamol, ibuprofen.
• Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
10. Pencegahan campak
• Vaksin campak, biasanya diberikan dalam bentuk
kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman
(vaksin MMR/mumps, measles, rubella),
disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
• Vaksin campak pertama diberikan pada usia 12-15
bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
• Istirahat yang cukup
• Makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh
meningkat.
13. Pengertian
Diare adalah suatu kondisi buang air
besar yang tidak normal yaitu lebih dari
3 kali sehari dengan karakteristik yang
encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah dan lendir.
14. Jenis Diare
1. Diare akut : berlangsung < 14 hari ( 3-5 hari )
2. Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari
15. Penyebab Diare
1. Infeksi : virus, bakteri, parasit.
2. Makanan : basi, beracun, alergi makanan.
3. Gangguan penyerapan makanan : tidak toleransi
terhadap karbohidrat, lemak, protein.
4. Sistem kekebalan tubuh menurun.
5. Psikologis : rasa takut dan cemas.
16. Tanda dan Gejala Diare
• anak/bayi cengeng gelisah
• suhu tubuh meningkat
• nafsu makan berkurang.
• Sering buang air besar > 3X dengan bentuk encer,
kadang disertai mual, muntah, sakit perut
• tanda dan gejala dehidrasi yaitu ubun-ubun cekung dan
mata cowong, Kelenturan kulit menurun,kulit kering,
merasa haus, bibir kering dan penurunan berat badan.
• Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya BAB
• Frekuensi kencing menurun : Disebabkan karena terjadi
kekurangan cairan dalam tubuh
17. Cara Penanganan Diare
• ibu yang masih menyusui diharapkan menghindari makanan
yg berminyak, pedas,mengandung gas
• Beri larutan oralit dan tetap minum ASI (bayi). Larutan gula
garam dibuat dengan cara air matang sebanyak 250cc
dicampur dengan 2 sendok teh gula dan 1 sendok teh garam.
• Tablet zinc; pertumbuhan sel,antioksidan, kekebalan
tubuh,menjalankan fungsi usus.
• Tetap makan dan minum.
• Istirahat yang cukup.
• Bila masih diare segera bawa ke Puskesmas atau rumah
sakit terdekat.
18. Kebutuhan oralit sesuai umur
Umur Takaran Jumlah oralit yang disediakan
< 1 tahun ½ gelas 400 ml/hari (2 bungkus)
1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
5 – 12 tahun 11/2 gelas 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10bungkus)
19. Cara Mencegah Diare
1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
2. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum
memasak, mengolah makanan dan makan,
sebelum memberi makan pada anak-anak.
3. Mencuci payudara dengan air hangat sebelum
memberikan ASI pada anak
4. Khusus ibu yg bekerja/setelah bepergian, sebelum
memberikan ASI Pada anak bersihkan payudara
terlebih dahulu dan ASI dibuang sedikit.
5. BAB pada tempatnya.
20. Lanjutan …
6. Jangan makan sembarangan
7. Menggunakan air matang untuk minum.
8. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2
tahun pertama, meningkatkan status gizi, dan
imunisasi.
9. Meletakkan makanan di tempat tertutup
24. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri haid yang sedemikian
hebatnya sehingga memaksa penderita untuk
istirahat dan meninggalkan aktivitas sehari-hari,
untuk beberapa jam atau beberapa hari.
25. Klasifikasi
1. Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologis
• Dismenorea primer
• Dismenorea sekunder
2. Berdasarkan intensitas nyeri
» Dismenorea ringan
» Dismenorea sedang
» Disminorea berat
27. 1. Dismenorea primer
• Dismenorea primer yaitu dismenorea yang terjadi tanpa
disertai adanya kelainan ginekologis, faktor psikis dapat
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.
• timbul sejak menarche usia antara 15-25 tahun
• hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an.
• Nyeri biasanya terjadi beberapa jam sebelum atau
setelah periode menstruasi
• berlanjut hingga 48-72 jam. Nyeri terlokalisasi pada
perut bagian bawah (area suprapubik) dan dapat
menjalar ke paha dan pinggang bawah. Dapat disertai
dengan mual, muntah, diare, nyeri kepala, nyeri
pinggang bawah, iritabilitas, rasa lelah.
28. 2. Dismenorea sekunder
• Dismenorea sekunder, yaitu dismenorea yang berkaitan
dengan kelainan ginekologis, baik kelainan anatomi maupun
proses patologis pada pelvis.
• kelainan ginekologis seperti endometriosis, adenomiosis, kista
ovarium, mioma uteri, radang pelvis dan lain-lain. Dapat pula
disertai dengan dispareuni, kemandulan, dan perdarahan yang
abnormal
• Dismenorea sekunder biasanya terjadi beberapa tahun
setelah menarche, dapat juga dimulai setelah usia 25 tahun.
• Nyeri dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus
berlangsung hingga beberapa hari setelah menstruasi.
29. Berdasarkan intensitas nyeri
• Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa
nyeri yang berlangsung beberapa saat sehingga
perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri,
tanpa disertai pemakaian obat.
• Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang
memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri,
tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari.
• Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang
memerlukan istirahat lama dan meninggalkan
aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih
30. Etiologi
Disminorea primer
1. Faktor Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja yang tidak stabil
emosional tidak stabil, mempunyai ambang nyeri tang
rendah, sehingga dengansedikit rangsangan nyeri, maka
akan sangat merasakan kesakitan
2. Faktor Endokrin
Pada umumnya haid ini dihubungkan dengan kontraksi
uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi
prostlagandin akan menyebabakan terjadinya kontraksi
uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan
nyeri
31. Disminorea sekunder
1. Faktor konstitusi seperti anemia, pemakaian
kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan
perdarahan, tumor atau fibroid
2. Anomali uterus konginental, seperti : rahim yang
terbalik, peradangan selaput lendir rahim
3. Endometriosis
4. Infeksi pelvis
32. Tanda dan Gejala
• Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa
menjalar ke pinggang dan paha
• Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul
• nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24
jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
• sering disertai oleh sakit kepala, mual, muntah,
sembelit atau diare dan sering berkemih.
33. penatalaksanaan
Terapi medis
1. obat analgetik
2. Terapi Hormonal
3. Terapi dengan obat Non-steroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs)
• yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin
digunakan untuk mengatasi dismenore primer.
• NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil,
penderita gangguan saluran pencernaan, asma dan
alergi obat anti prostaglandin
34. Terapi non Medis dapat dilakukan :
1. Rileksasi menggunakan suhu panas (bantal
pemanas, kompres hangat, minum minuman
hangat, mandi air hangat)
2. Tidur dan istirahat yang cukup
3. Mendengarkan musik
4. Olahraga teratur
36. Pengertian
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat
kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup
di luar kandungan
( Nugroho, 2010 )
41. 1. Abortus Inkomplit
Adalah abortus dimana sebagian jaringan hasil
konsepsi masih tertinggal di dalam uterus.
Px vagina :
kanalis servikalis masih terbuka
pendarahan hebat k/ placental site masih tersisa
42. 2. Abortus imminen
( masih bisa di pertahankan )
Adalah pendarahan dari uterus sebelum usia
kehamilan 20 minggu, hasil konsepsi masih di
dalam uterus tanpa ada dilatasi serviks
43. 3. Abortus insipien
(sangat berbahaya, tidak bisa dipertahankan )
Abortus yang sedang berlangsung dimana
pengeluaran hasil konsepsi belum terjadi tetapi
telah ada dilatasi serviks
44. 4. Abortus komplit
abortus yang lengkap, dimana seluruh jaringan hasil
konsepsi meluruh/ keluar dengan sempurna
5. Abortus tertunda ( missed abortion )
Janin sudah meninggal di dalam rahim tetapi
tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
45. 6. Abortus Sepsis
akibat infeksi genetal ( panas & bau )
7. Abortus Habitualis
lebih dari 3X berturut-turut
46. Abortus Intervensi
1. Abortus Provokatus
suatu intervensi tertentu yang bertujuan untuk
mengakhiri kehamilan
Abortus medisinalis ( indikasi medis )
Co : jantung, hipertensi, ca serviks
Abortus kriminalis
tindakan yang dilakukan secara ilegal tanpa
indikasi medis
48. 6. Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 30 tahun
• usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah
20-30 tahun
• Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara
emosional dan fisik belum matang,
• Sedangkan abortus ibu yg tua usianya
karenakondisi badan dan kesehatannya sudah
menurun sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin
Lanjutan `````
49. 7. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat (< 2 thn)
• menyebabkan abortus, persalinan lama dan
perdarahan pada saat persalinan
• karena keadaan rahim belum pulih dengan baik.
Lanjutan `````
50. Faktor janin :
• gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau
plasenta contohnya Endarteritis (gangguan
oksigenasi plasenta ), kelainan kromosom
(monosomi, trisomi).
Faktor eksternal :
• radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol, kopi, dan
bahan kimia.
51. Tanda gejala
1. Abortus inkomplit
• Nyeri hebat
• Pendarahan banyak
• Sudah abortus tapi sebagian hasil konsepsi masih
tertinggal pada uterus
• Px dalam
Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
Serviks masih terbuka
Teraba jaringan sisa
• Tes Ppt +
• Kehamilan tidak bisa dipertahankan
52. 2. Abortus imminens
• Nyeri / keram ringan abdomen
• Pendarahan ringan encer / bercak
• Px dalam
Serviks tertutup
Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
Hasil konsepsi masih di dalam uterus
• Tes Ppt +
53. 3. Abortus insipien
• Nyeri berat
• Pendarahan banyak + gumpalan
• Px dalam ( speculum )
serviks membuka
Ketuban menonjol
Kontraksi terus berlanjut
Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
Belum ekspulsi hasil konsepsi
• Tes Ppt mungkin masih +
54. 4. Abortus komplit
• Nyeri ringan abdomen
• Ekspulsi total jaringan hasil konsepsi
• Pendarahan sedikit
• Px dalam
serviks terbuka sedikit kadang sudah menutup
Jaringan kosong
Pendarahan minimal
Uterus lebih kecil dari usia kehamilan
• Tes PPt -
55. 5. Missed abortion
• Nyeri –
• Pendarahan bisa - / +
• Payudara mengecil
• Tanda-tanda kehamilan menghilang
• BB ibu menurun
• Besar uterus lebih kecil dari usia kehamilan
56. 6. Abortus sepsis
• Nyeri dan panas
• Pendarahan ringan
• Bau + pada jalan lahir
• Infeksi genetal
• Uterus nyeri saat palpasi
57. 6. Abortus sepsis
• Pendarahan
• Pengeluaran jaringan
• Nyeri berat
• Demam
• Nadi lemah dan cepat
• Tekanan darah turun
• Tanda infeksi genetal
• Jalan lahir terbuka
58. Penatalaksanaan abortus
Abortus inkomplit
oevakuasi secara digital dan kuretase
oPemberian cairan intravena
oUterotonika
oAntibiotik
oPastikan untuk tetap memantau kondisi ibu
setelah penanganan.
59. Abortus iminens
1. Istirahat baring.
2. Observasi perdarahan.
3. Hindarkan koitus
4. Terapi hormone progeteron intramuscular atau
dengan berbagai zat
5. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup.
60. Abortus insipiens
• Evakuasi digital danKuretase
• Uterotonika
• Pemberian cairan infus
• Antibiotik
• Pantau kondisi ibu setelah penanganan
62. Pencegahan abortus
• Usia ibu hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 30 tahun.
• melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk
mendeteksi adanya masalah-masalah kesehatan atau
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau
bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
• Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional
dan fisik untuk menjadi orangtua.
• Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu
dekat.
• Pemeriksaan kehamilan secara teratur
63. Lanjutan…
• istirahat yang cukup,
• makan makanan yang bergizi dan teratur
• menghindari trauma fisik
• menghindari bahaya radiasi
• tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas
• tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang
mengandung bahan kimia
• tidak merokok, minum kopi dan minuman
beralkohol.
65. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.
66. Kebutuhan Personal Hygiene
Ibu nifas
membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu.
• Jaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur
minimal 2 kali sehari,
• mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta
lingkungan dimana ibu tinggal.
• Merawat vulva dan perineum dengan baik dengan
menggunakan air dan antiseptik bila perlu dari arah
depan ke belakang.
67. Lanjutan…
Pakaian
• Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah
menyerap keringat
• pakaian agak longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering.
• Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak
terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat
lochea.
68. Lanjutan…
Kebersihan rambut
• Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami
kerontokan rambut akibat gangguan perubahan
hormon, kebanyakan akan pulih setelah beberapa
bulan.
• Cuci rambut dengan shampo dan conditioner yang
cukup
• Sisir menggunakan sisir yang lembut.
• Hindari penggunaan pengering rambut.
69. Lanjutan…
Kebersihan kulit
• Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang
dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali
melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu.
• oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang
lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih
sering dan jaga agar kulit tetap kering.
70. Lanjutan…
Kebersihan vulva dan sekitarnya.
• Bersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan
daerah di sekitar vulva dari depan ke belakang, baru
kemudian perineum dan sekitar anus
• ganti pembalut setidaknya dua kali sehari.
• cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelamin
• Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi
– hindari menyentuh luka
– Hindari cebok dengan air dingin atau mencucinya
menggunakan sabun.
71. Akibat Kurang Menjaga Personal
Hygiene
• Ibu Mudah Sakit
• Ibu terlihat kotor/ kurang bersih
• Bayi ibu sakit
• Ibu kurang percaya diri
• Ibu mengalami infeksi
73. Pengertian
• Kata menopouse berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “bulan” dan “penghentian sementara”.
Berdasarkan definisinya
• Menopouse ialah haid terakhir atau saat terjadinya
haid terakhir
• Umur waktu terjadinya monopouse dipengaruhi
oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan
• Umumnya terjadi pada usia 45-55 tahun
75. 1. Menopause Alamiah
• Menopause ini terjadi secara bertahap pada usia 45-55
tahun.
• Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih
mempunyai indung telur.
• Durasinya sekitar 5-10 tahun
• Menstruasi akan berhenti beberapa bulan kemudian
akan kembali lagi.
• Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya,
intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau
berkurang.
76. • proses menopause berjalan sangat lambat
sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
saat menopause.
• Tidak memerluakan perawatan khusus.
Lanjutan…
77. 2. Menopause Dini
• Menopause dini adalah berhentinya haid di bawah
usia 40 tahun
• pengangkatan rahim
• jika kedua indung telurnya di angkat
• keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan
penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat
79. 1. Pramenopause
• Pramenopause yaitu masa transisi antara masa
ketika wanita mulai merasakan gejala menopause
• (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40
tahun) dan pada
• terjadi perubahan fisik yang berarti.
80. 2. Menopause
• Masa menopause menandakan haid terakhir.
Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan
setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1
tahun penuh.
• masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51
tahun).
81. 3. Pasca menopause
• Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang
wanita. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya
sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan-
perubahan hormonalnya.
• Kurang lebih pada Usia 52 tahun
82. Penyebab
• Berhentinya produksi hormon estrogen
• Penyakit autoimun yaitu kondisi tubuh membentuk antibodi
yang menyerang ovarium.
• Adanya tindakan penyinaran atau pengangkatan indung
telur sehingga perempuan kekurangan estrogen karena
yang memproduksi estrogen adalah indung telur.
• Penggunaan obat obatan diet yang akan meningkatkan
hormon prolaktin, sehingga akan menekan hormon
estrogen
• Pola hidup buruk; perokok berat, gizi kurang dan
vegetarian.
• Tidak berolahraga
83. Tanda gejala
Fisik
• Ketidakteraturan siklus haid
• Gejolak rasa panas
• Perubahan kulit ( Kering & keriput )
• Keringat dimalam hari
• Sulit tidur
• Kerapuhan tulang ( osteoporosis )
• nyeri sendi & sakit pada punggung
• peningkatan tekanan darah
84. • pertambahan berat badan & peningkatan kadar
kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat
menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner, dementia, stroke, kanker
usus besar, gigi rontok & katarak.
• pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat
melakukan hubungan seksual)
• sulit menahan kencing
• Libido menurun
Lanjutan…
86. Cara menghadapi menopouse
• Merubah gaya hidup.
• Hindari napza, alkohol atau kafein.
• Olahraga teratur.
• Hindari stress.
• Gunakan krim pengganti esterogen atau gel
pelumas vagina saat hendak berhubungan intim.
• Cukup tidur.
• Lakukan senam kegel
• Konsumsi kalsium 1000-1200 mg/hari
87. • Terapi suntik hormon phytoestrogen, tetapi perlu
pemeriksaan mendetail, karena memiliki efek
samping negatif seperti perdarahan vagina, nyeri
payudara, mual, muntah, kram rahim ataupun perut
kembung. Juga tidak boleh diberikan pada
perempuan yang menderita kanker payudara dan
endometrium dan penyakit pembekuan darah.
Lanjutan…