SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 88
MATERI PENYULUHAN
 CAMPAK
DIARE
DISMENOREA
ABORTUS
MASA NIFAS
MENOPOUSE
Campak
pengertian
Campak atau Morbili adalah suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus morbili (paramiksovirus) yang
bersifat akut dan menular
Etiologi ( penyebab )
• Virus morbili ( paramikso virus )
• Tertular melalui percikan cairan
penderita campak
Tanda dan gejala campak
1. Fase pertama ( masa inkubasi )
• Berlangsung 10-12 hari
• Anak sudah terinfeksi namun belum tampak gejala
apapun
2. Fase prodormal
• Timbul gejala seperti flu s/ sakit tenggorokan, batuk,
pilek, demam
• Mata kemerahan dan berair ( conjungtivitis )
• Nyeri otot
Lanjutan…
• Photopobia ( Silau saat melihat )
• Bercak koplik( bercak putih di dalam mulut/mukosa
pipi bertahan 3-4 hari )
• Diare
• Demam naik turun ( 38-40 ºc )
Lanjutan…
3. Fase ketiga
• Keluarnya bercak merah ( rash/ mokulopapuler )
bertahap mulai dari belakang kuping, leher, dada,
muka, tangan dan kaki. (memenuhi seluruh tubuh
dalam waktu seminggu )
• Disertai demam
Lanjutan…
4. Fase penyembuhan
• Demam turun
• Bercak merah menjadi kehitaman dan bersisik lalu
rontok
Pengobatan campak
• Tidak ada pengobatan khusus untuk campak.
• Anak sebaiknya menjalani tirah baring.
• Tempatkan di kamar yang tidak terlalu terang
• Beri makanan bergizi
• Untuk menurunkan demam, berikan analgetik
antipiretik Co : paracetamol, ibuprofen.
• Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Pencegahan campak
• Vaksin campak, biasanya diberikan dalam bentuk
kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman
(vaksin MMR/mumps, measles, rubella),
disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
• Vaksin campak pertama diberikan pada usia 12-15
bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
• Istirahat yang cukup
• Makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh
meningkat.
DIARE
Pengertian
Diare adalah suatu kondisi buang air
besar yang tidak normal yaitu lebih dari
3 kali sehari dengan karakteristik yang
encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah dan lendir.
Jenis Diare
1. Diare akut : berlangsung < 14 hari ( 3-5 hari )
2. Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari
Penyebab Diare
1. Infeksi : virus, bakteri, parasit.
2. Makanan : basi, beracun, alergi makanan.
3. Gangguan penyerapan makanan : tidak toleransi
terhadap karbohidrat, lemak, protein.
4. Sistem kekebalan tubuh menurun.
5. Psikologis : rasa takut dan cemas.
Tanda dan Gejala Diare
• anak/bayi cengeng gelisah
• suhu tubuh meningkat
• nafsu makan berkurang.
• Sering buang air besar > 3X dengan bentuk encer,
kadang disertai mual, muntah, sakit perut
• tanda dan gejala dehidrasi yaitu ubun-ubun cekung dan
mata cowong, Kelenturan kulit menurun,kulit kering,
merasa haus, bibir kering dan penurunan berat badan.
• Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya BAB
• Frekuensi kencing menurun : Disebabkan karena terjadi
kekurangan cairan dalam tubuh
Cara Penanganan Diare
• ibu yang masih menyusui diharapkan menghindari makanan
yg berminyak, pedas,mengandung gas
• Beri larutan oralit dan tetap minum ASI (bayi). Larutan gula
garam dibuat dengan cara air matang sebanyak 250cc
dicampur dengan 2 sendok teh gula dan 1 sendok teh garam.
• Tablet zinc; pertumbuhan sel,antioksidan, kekebalan
tubuh,menjalankan fungsi usus.
• Tetap makan dan minum.
• Istirahat yang cukup.
• Bila masih diare segera bawa ke Puskesmas atau rumah
sakit terdekat.
Kebutuhan oralit sesuai umur
Umur Takaran Jumlah oralit yang disediakan
< 1 tahun ½ gelas 400 ml/hari (2 bungkus)
1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
5 – 12 tahun 11/2 gelas 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10bungkus)
Cara Mencegah Diare
1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
2. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum
memasak, mengolah makanan dan makan,
sebelum memberi makan pada anak-anak.
3. Mencuci payudara dengan air hangat sebelum
memberikan ASI pada anak
4. Khusus ibu yg bekerja/setelah bepergian, sebelum
memberikan ASI Pada anak bersihkan payudara
terlebih dahulu dan ASI dibuang sedikit.
5. BAB pada tempatnya.
Lanjutan …
6. Jangan makan sembarangan
7. Menggunakan air matang untuk minum.
8. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2
tahun pertama, meningkatkan status gizi, dan
imunisasi.
9. Meletakkan makanan di tempat tertutup
Dismenore
Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan
siklik dari uterus, disertai dengan pelepasan
(deskuamasi) endometrium
(Prawirohardjo, 1999)
Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri haid yang sedemikian
hebatnya sehingga memaksa penderita untuk
istirahat dan meninggalkan aktivitas sehari-hari,
untuk beberapa jam atau beberapa hari.
Klasifikasi
1. Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologis
• Dismenorea primer
• Dismenorea sekunder
2. Berdasarkan intensitas nyeri
» Dismenorea ringan
» Dismenorea sedang
» Disminorea berat
Berdasarkan ada tidaknya
kelainan ginekologis
1. Dismenorea primer
• Dismenorea primer yaitu dismenorea yang terjadi tanpa
disertai adanya kelainan ginekologis, faktor psikis dapat
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.
• timbul sejak menarche usia antara 15-25 tahun
• hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an.
• Nyeri biasanya terjadi beberapa jam sebelum atau
setelah periode menstruasi
• berlanjut hingga 48-72 jam. Nyeri terlokalisasi pada
perut bagian bawah (area suprapubik) dan dapat
menjalar ke paha dan pinggang bawah. Dapat disertai
dengan mual, muntah, diare, nyeri kepala, nyeri
pinggang bawah, iritabilitas, rasa lelah.
2. Dismenorea sekunder
• Dismenorea sekunder, yaitu dismenorea yang berkaitan
dengan kelainan ginekologis, baik kelainan anatomi maupun
proses patologis pada pelvis.
• kelainan ginekologis seperti endometriosis, adenomiosis, kista
ovarium, mioma uteri, radang pelvis dan lain-lain. Dapat pula
disertai dengan dispareuni, kemandulan, dan perdarahan yang
abnormal
• Dismenorea sekunder biasanya terjadi beberapa tahun
setelah menarche, dapat juga dimulai setelah usia 25 tahun.
• Nyeri dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus
berlangsung hingga beberapa hari setelah menstruasi.
Berdasarkan intensitas nyeri
• Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa
nyeri yang berlangsung beberapa saat sehingga
perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri,
tanpa disertai pemakaian obat.
• Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang
memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri,
tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari.
• Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang
memerlukan istirahat lama dan meninggalkan
aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih
Etiologi
 Disminorea primer
1. Faktor Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja yang tidak stabil
emosional tidak stabil, mempunyai ambang nyeri tang
rendah, sehingga dengansedikit rangsangan nyeri, maka
akan sangat merasakan kesakitan
2. Faktor Endokrin
Pada umumnya haid ini dihubungkan dengan kontraksi
uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi
prostlagandin akan menyebabakan terjadinya kontraksi
uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan
nyeri
Disminorea sekunder
1. Faktor konstitusi seperti anemia, pemakaian
kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan
perdarahan, tumor atau fibroid
2. Anomali uterus konginental, seperti : rahim yang
terbalik, peradangan selaput lendir rahim
3. Endometriosis
4. Infeksi pelvis
Tanda dan Gejala
• Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa
menjalar ke pinggang dan paha
• Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul
• nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24
jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
• sering disertai oleh sakit kepala, mual, muntah,
sembelit atau diare dan sering berkemih.
penatalaksanaan
 Terapi medis
1. obat analgetik
2. Terapi Hormonal
3. Terapi dengan obat Non-steroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs)
• yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin
digunakan untuk mengatasi dismenore primer.
• NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil,
penderita gangguan saluran pencernaan, asma dan
alergi obat anti prostaglandin
Terapi non Medis dapat dilakukan :
1. Rileksasi menggunakan suhu panas (bantal
pemanas, kompres hangat, minum minuman
hangat, mandi air hangat)
2. Tidur dan istirahat yang cukup
3. Mendengarkan musik
4. Olahraga teratur
Abortus ( keguguran )
Pengertian
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat
kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup
di luar kandungan
( Nugroho, 2010 )
MACAM – MACAM
ABORTUS
Abortus spontan
• Abortus inkomplit
• Abortus imminen
• Abortus insipien
• Abortus komplit
• Abortus tertunda ( missed abortion )
• Abortus habitualis
Abortus Intervensi
• Abortus Provokatus
Abortus Spontan
Abortus Spontan Adalah abortus yang terjadi
secara alami, tidak ada intervensi dari luar
1. Abortus Inkomplit
Adalah abortus dimana sebagian jaringan hasil
konsepsi masih tertinggal di dalam uterus.
Px vagina :
kanalis servikalis masih terbuka
pendarahan hebat k/ placental site masih tersisa
2. Abortus imminen
( masih bisa di pertahankan )
Adalah pendarahan dari uterus sebelum usia
kehamilan 20 minggu, hasil konsepsi masih di
dalam uterus tanpa ada dilatasi serviks
3. Abortus insipien
(sangat berbahaya, tidak bisa dipertahankan )
Abortus yang sedang berlangsung dimana
pengeluaran hasil konsepsi belum terjadi tetapi
telah ada dilatasi serviks
4. Abortus komplit
abortus yang lengkap, dimana seluruh jaringan hasil
konsepsi meluruh/ keluar dengan sempurna
5. Abortus tertunda ( missed abortion )
Janin sudah meninggal di dalam rahim tetapi
tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
6. Abortus Sepsis
akibat infeksi genetal ( panas & bau )
7. Abortus Habitualis
lebih dari 3X berturut-turut
 Abortus Intervensi
1. Abortus Provokatus
suatu intervensi tertentu yang bertujuan untuk
mengakhiri kehamilan
 Abortus medisinalis ( indikasi medis )
Co : jantung, hipertensi, ca serviks
 Abortus kriminalis
tindakan yang dilakukan secara ilegal tanpa
indikasi medis
Penyebab
Faktor ibu
1. Infeksi akut : virus (cacar, rubella, hepatitis, herpes
simplex),bakteri (salmonella tphy), parasit
(plasmodium).
2. Infeksi kronis : sifilis, TB paru aktif, keracunan
(keracunan tembaga, merkuri)
3. Penyakit kronis : hipertensi, nepritis, diabetes, anemia
berat, penyakit jantung.
4. Gangguan fisiologis : syok, ketakutan.
5. Trauma fisik
6. Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 30 tahun
• usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah
20-30 tahun
• Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara
emosional dan fisik belum matang,
• Sedangkan abortus ibu yg tua usianya
karenakondisi badan dan kesehatannya sudah
menurun sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin
Lanjutan `````
7. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat (< 2 thn)
• menyebabkan abortus, persalinan lama dan
perdarahan pada saat persalinan
• karena keadaan rahim belum pulih dengan baik.
Lanjutan `````
Faktor janin :
• gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau
plasenta contohnya Endarteritis (gangguan
oksigenasi plasenta ), kelainan kromosom
(monosomi, trisomi).
Faktor eksternal :
• radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol, kopi, dan
bahan kimia.
Tanda gejala
1. Abortus inkomplit
• Nyeri hebat
• Pendarahan banyak
• Sudah abortus tapi sebagian hasil konsepsi masih
tertinggal pada uterus
• Px dalam
 Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
 Serviks masih terbuka
 Teraba jaringan sisa
• Tes Ppt +
• Kehamilan tidak bisa dipertahankan
2. Abortus imminens
• Nyeri / keram ringan abdomen
• Pendarahan ringan encer / bercak
• Px dalam
Serviks tertutup
Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
Hasil konsepsi masih di dalam uterus
• Tes Ppt +
3. Abortus insipien
• Nyeri berat
• Pendarahan banyak + gumpalan
• Px dalam ( speculum )
 serviks membuka
Ketuban menonjol
Kontraksi terus berlanjut
Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
Belum ekspulsi hasil konsepsi
• Tes Ppt mungkin masih +
4. Abortus komplit
• Nyeri ringan abdomen
• Ekspulsi total jaringan hasil konsepsi
• Pendarahan sedikit
• Px dalam
 serviks terbuka sedikit kadang sudah menutup
Jaringan kosong
Pendarahan minimal
Uterus lebih kecil dari usia kehamilan
• Tes PPt -
5. Missed abortion
• Nyeri –
• Pendarahan bisa - / +
• Payudara mengecil
• Tanda-tanda kehamilan menghilang
• BB ibu menurun
• Besar uterus lebih kecil dari usia kehamilan
6. Abortus sepsis
• Nyeri dan panas
• Pendarahan ringan
• Bau + pada jalan lahir
• Infeksi genetal
• Uterus nyeri saat palpasi
6. Abortus sepsis
• Pendarahan
• Pengeluaran jaringan
• Nyeri berat
• Demam
• Nadi lemah dan cepat
• Tekanan darah turun
• Tanda infeksi genetal
• Jalan lahir terbuka
Penatalaksanaan abortus
 Abortus inkomplit
oevakuasi secara digital dan kuretase
oPemberian cairan intravena
oUterotonika
oAntibiotik
oPastikan untuk tetap memantau kondisi ibu
setelah penanganan.
Abortus iminens
1. Istirahat baring.
2. Observasi perdarahan.
3. Hindarkan koitus
4. Terapi hormone progeteron intramuscular atau
dengan berbagai zat
5. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup.
Abortus insipiens
• Evakuasi digital danKuretase
• Uterotonika
• Pemberian cairan infus
• Antibiotik
• Pantau kondisi ibu setelah penanganan
Missed abortion
• Pemberian uterotonika
• Dilatasi dan kuretase
• antibiotik
 Abortus sepsis
• Pemberian cairan Intravena
• Antibiotik
• Tindakan oprasi
Pencegahan abortus
• Usia ibu hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 30 tahun.
• melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk
mendeteksi adanya masalah-masalah kesehatan atau
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau
bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
• Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional
dan fisik untuk menjadi orangtua.
• Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu
dekat.
• Pemeriksaan kehamilan secara teratur
Lanjutan…
• istirahat yang cukup,
• makan makanan yang bergizi dan teratur
• menghindari trauma fisik
• menghindari bahaya radiasi
• tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas
• tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang
mengandung bahan kimia
• tidak merokok, minum kopi dan minuman
beralkohol.
Masa nifas atau puerperium
Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.
Kebutuhan Personal Hygiene
Ibu nifas
 membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu.
• Jaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur
minimal 2 kali sehari,
• mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta
lingkungan dimana ibu tinggal.
• Merawat vulva dan perineum dengan baik dengan
menggunakan air dan antiseptik bila perlu dari arah
depan ke belakang.
Lanjutan…
 Pakaian
• Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah
menyerap keringat
• pakaian agak longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering.
• Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak
terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat
lochea.
Lanjutan…
Kebersihan rambut
• Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami
kerontokan rambut akibat gangguan perubahan
hormon, kebanyakan akan pulih setelah beberapa
bulan.
• Cuci rambut dengan shampo dan conditioner yang
cukup
• Sisir menggunakan sisir yang lembut.
• Hindari penggunaan pengering rambut.
Lanjutan…
Kebersihan kulit
• Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang
dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali
melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu.
• oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang
lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih
sering dan jaga agar kulit tetap kering.
Lanjutan…
Kebersihan vulva dan sekitarnya.
• Bersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan
daerah di sekitar vulva dari depan ke belakang, baru
kemudian perineum dan sekitar anus
• ganti pembalut setidaknya dua kali sehari.
• cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelamin
• Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi
– hindari menyentuh luka
– Hindari cebok dengan air dingin atau mencucinya
menggunakan sabun.
Akibat Kurang Menjaga Personal
Hygiene
• Ibu Mudah Sakit
• Ibu terlihat kotor/ kurang bersih
• Bayi ibu sakit
• Ibu kurang percaya diri
• Ibu mengalami infeksi
MENOPOUSE
Pengertian
• Kata menopouse berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “bulan” dan “penghentian sementara”.
Berdasarkan definisinya
• Menopouse ialah haid terakhir atau saat terjadinya
haid terakhir
• Umur waktu terjadinya monopouse dipengaruhi
oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan
• Umumnya terjadi pada usia 45-55 tahun
JENIS-JENIS
MENOPAUSE
1. Menopause Alamiah
• Menopause ini terjadi secara bertahap pada usia 45-55
tahun.
• Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih
mempunyai indung telur.
• Durasinya sekitar 5-10 tahun
• Menstruasi akan berhenti beberapa bulan kemudian
akan kembali lagi.
• Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya,
intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau
berkurang.
• proses menopause berjalan sangat lambat
sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
saat menopause.
• Tidak memerluakan perawatan khusus.
Lanjutan…
2. Menopause Dini
• Menopause dini adalah berhentinya haid di bawah
usia 40 tahun
• pengangkatan rahim
• jika kedua indung telurnya di angkat
• keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan
penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat
TAHAP- TAHAP MENOPAUSE ALAMI
1. Pramenopause
2. Menopause
3. Pascamenopause
1. Pramenopause
• Pramenopause yaitu masa transisi antara masa
ketika wanita mulai merasakan gejala menopause
• (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40
tahun) dan pada
• terjadi perubahan fisik yang berarti.
2. Menopause
• Masa menopause menandakan haid terakhir.
Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan
setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1
tahun penuh.
• masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51
tahun).
3. Pasca menopause
• Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang
wanita. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya
sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan-
perubahan hormonalnya.
• Kurang lebih pada Usia 52 tahun
Penyebab
• Berhentinya produksi hormon estrogen
• Penyakit autoimun yaitu kondisi tubuh membentuk antibodi
yang menyerang ovarium.
• Adanya tindakan penyinaran atau pengangkatan indung
telur sehingga perempuan kekurangan estrogen karena
yang memproduksi estrogen adalah indung telur.
• Penggunaan obat obatan diet yang akan meningkatkan
hormon prolaktin, sehingga akan menekan hormon
estrogen
• Pola hidup buruk; perokok berat, gizi kurang dan
vegetarian.
• Tidak berolahraga
Tanda gejala
Fisik
• Ketidakteraturan siklus haid
• Gejolak rasa panas
• Perubahan kulit ( Kering & keriput )
• Keringat dimalam hari
• Sulit tidur
• Kerapuhan tulang ( osteoporosis )
• nyeri sendi & sakit pada punggung
• peningkatan tekanan darah
• pertambahan berat badan & peningkatan kadar
kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat
menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner, dementia, stroke, kanker
usus besar, gigi rontok & katarak.
• pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat
melakukan hubungan seksual)
• sulit menahan kencing
• Libido menurun
Lanjutan…
Lanjutan…
 psikologis
• gangguan emosi,stres & depresi
• Konsentrasi lemah / cepat lupa
• Cemas
• Mudah tersinggung
Cara menghadapi menopouse
• Merubah gaya hidup.
• Hindari napza, alkohol atau kafein.
• Olahraga teratur.
• Hindari stress.
• Gunakan krim pengganti esterogen atau gel
pelumas vagina saat hendak berhubungan intim.
• Cukup tidur.
• Lakukan senam kegel
• Konsumsi kalsium 1000-1200 mg/hari
• Terapi suntik hormon phytoestrogen, tetapi perlu
pemeriksaan mendetail, karena memiliki efek
samping negatif seperti perdarahan vagina, nyeri
payudara, mual, muntah, kram rahim ataupun perut
kembung. Juga tidak boleh diberikan pada
perempuan yang menderita kanker payudara dan
endometrium dan penyakit pembekuan darah.
Lanjutan…
Terimakasih

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Diare & water related disease
Diare & water related diseaseDiare & water related disease
Diare & water related diseaseMuhammad Munandar
 
Leaflet diare sis.
Leaflet diare sis.Leaflet diare sis.
Leaflet diare sis.askep33
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Leaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamLeaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamaskep33
 
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...Argo Dio
 
Diare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiDiare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiMalika Jamal
 
Slide Pencegahan Penyakit Diare
Slide Pencegahan Penyakit DiareSlide Pencegahan Penyakit Diare
Slide Pencegahan Penyakit Diarenurafnisinaga
 
Satuan acara penyuluhan diare
Satuan acara penyuluhan diareSatuan acara penyuluhan diare
Satuan acara penyuluhan diareMJM Networks
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBSmoharip1
 

Mais procurados (20)

Diare mencret
Diare mencretDiare mencret
Diare mencret
 
Ppt gastroenterintis
Ppt gastroenterintisPpt gastroenterintis
Ppt gastroenterintis
 
Diare Pada Anak
Diare Pada AnakDiare Pada Anak
Diare Pada Anak
 
Diare & water related disease
Diare & water related diseaseDiare & water related disease
Diare & water related disease
 
Leaflet diare sis.
Leaflet diare sis.Leaflet diare sis.
Leaflet diare sis.
 
GASTROENTERITIS AKUT
GASTROENTERITIS AKUTGASTROENTERITIS AKUT
GASTROENTERITIS AKUT
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Leaflet diare
Leaflet diareLeaflet diare
Leaflet diare
 
Presus diare
Presus diarePresus diare
Presus diare
 
Leaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamLeaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demam
 
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
 
Diare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiDiare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasi
 
DIARE
DIAREDIARE
DIARE
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
Slide Pencegahan Penyakit Diare
Slide Pencegahan Penyakit DiareSlide Pencegahan Penyakit Diare
Slide Pencegahan Penyakit Diare
 
Satuan acara penyuluhan diare
Satuan acara penyuluhan diareSatuan acara penyuluhan diare
Satuan acara penyuluhan diare
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Diare pada balita
Diare pada balita Diare pada balita
Diare pada balita
 

Destaque

Diare infeksi strategi pendekatan
Diare infeksi strategi pendekatanDiare infeksi strategi pendekatan
Diare infeksi strategi pendekatanBudi Riyanto
 
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 finalDr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 finalmataharitimoer MT
 
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratArgo Dio
 
Presentasi diare anak
Presentasi diare anakPresentasi diare anak
Presentasi diare anakDwi Ap
 
Pedoman nasional diare
Pedoman nasional diarePedoman nasional diare
Pedoman nasional diareMelania Taolin
 
Penyuluhan Diare mencret pada ibu pkk
Penyuluhan Diare mencret pada ibu pkkPenyuluhan Diare mencret pada ibu pkk
Penyuluhan Diare mencret pada ibu pkkRobiokta Mona
 
Pengaruh Status Gizi dengan Kejadian Disminore pada Remaja Putri
Pengaruh Status Gizi dengan Kejadian Disminore pada Remaja PutriPengaruh Status Gizi dengan Kejadian Disminore pada Remaja Putri
Pengaruh Status Gizi dengan Kejadian Disminore pada Remaja PutriDesintha Nurfaddhella
 
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDAWASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDAakuikut
 

Destaque (17)

Diare penkes
Diare penkesDiare penkes
Diare penkes
 
Diare infeksi strategi pendekatan
Diare infeksi strategi pendekatanDiare infeksi strategi pendekatan
Diare infeksi strategi pendekatan
 
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 finalDr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
 
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
 
DESMINOREA
DESMINOREADESMINOREA
DESMINOREA
 
Disminore
DisminoreDisminore
Disminore
 
Leaflet menarche & dismenorhea
Leaflet menarche  & dismenorheaLeaflet menarche  & dismenorhea
Leaflet menarche & dismenorhea
 
Presentasi diare anak
Presentasi diare anakPresentasi diare anak
Presentasi diare anak
 
Pedoman nasional diare
Pedoman nasional diarePedoman nasional diare
Pedoman nasional diare
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Penyuluhan Diare mencret pada ibu pkk
Penyuluhan Diare mencret pada ibu pkkPenyuluhan Diare mencret pada ibu pkk
Penyuluhan Diare mencret pada ibu pkk
 
PPT Diare
PPT DiarePPT Diare
PPT Diare
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Pengaruh Status Gizi dengan Kejadian Disminore pada Remaja Putri
Pengaruh Status Gizi dengan Kejadian Disminore pada Remaja PutriPengaruh Status Gizi dengan Kejadian Disminore pada Remaja Putri
Pengaruh Status Gizi dengan Kejadian Disminore pada Remaja Putri
 
Askep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diareAskep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diare
 
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDAWASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
 
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
 

Semelhante a MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

KETUBAN PECAH DINI.ppt
KETUBAN PECAH DINI.pptKETUBAN PECAH DINI.ppt
KETUBAN PECAH DINI.pptSriGustini6
 
Materi-Pertemuan-Pertama-Kelas-Ibu-Hamil.docx
Materi-Pertemuan-Pertama-Kelas-Ibu-Hamil.docxMateri-Pertemuan-Pertama-Kelas-Ibu-Hamil.docx
Materi-Pertemuan-Pertama-Kelas-Ibu-Hamil.docxDarrenOlshopp
 
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdfMK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdfYuyunyagustina
 
Presentasi asuhan-neonatus-pptkel-2
Presentasi asuhan-neonatus-pptkel-2Presentasi asuhan-neonatus-pptkel-2
Presentasi asuhan-neonatus-pptkel-2Iedtha Miaw
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaWarnet Raha
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasSumiaty Syifah
 
Melda dan eri tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Melda dan eri tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutMelda dan eri tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Melda dan eri tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutuniversitas islam madura
 
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutTanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjuteriyanti2517
 
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatalKb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatalpjj_kemenkes
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxFatimahNur28
 
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaChiyapuri
 
Tanda-tanda Bahaya Hamil Lanjut
Tanda-tanda Bahaya Hamil LanjutTanda-tanda Bahaya Hamil Lanjut
Tanda-tanda Bahaya Hamil LanjutUFDK
 
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdftugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdfDhilaReska1
 
DISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptxDISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptxkistiarita
 

Semelhante a MATERI PENYULUHAN KESEHATAN (20)

Komplikasi nifas
Komplikasi nifasKomplikasi nifas
Komplikasi nifas
 
KETUBAN PECAH DINI.ppt
KETUBAN PECAH DINI.pptKETUBAN PECAH DINI.ppt
KETUBAN PECAH DINI.ppt
 
Materi-Pertemuan-Pertama-Kelas-Ibu-Hamil.docx
Materi-Pertemuan-Pertama-Kelas-Ibu-Hamil.docxMateri-Pertemuan-Pertama-Kelas-Ibu-Hamil.docx
Materi-Pertemuan-Pertama-Kelas-Ibu-Hamil.docx
 
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdfMK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
 
Presentasi asuhan-neonatus-pptkel-2
Presentasi asuhan-neonatus-pptkel-2Presentasi asuhan-neonatus-pptkel-2
Presentasi asuhan-neonatus-pptkel-2
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Melda dan eri tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Melda dan eri tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutMelda dan eri tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Melda dan eri tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
 
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutTanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
 
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatalKb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
 
Komplikasi masa nifas
Komplikasi masa nifasKomplikasi masa nifas
Komplikasi masa nifas
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
 
ASUHAN KEBIDANAN METRITIS
ASUHAN KEBIDANAN METRITISASUHAN KEBIDANAN METRITIS
ASUHAN KEBIDANAN METRITIS
 
Tanda-tanda Bahaya Hamil Lanjut
Tanda-tanda Bahaya Hamil LanjutTanda-tanda Bahaya Hamil Lanjut
Tanda-tanda Bahaya Hamil Lanjut
 
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdftugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
 
Tugas individu tanda bahaya kehamilan
Tugas individu tanda bahaya kehamilanTugas individu tanda bahaya kehamilan
Tugas individu tanda bahaya kehamilan
 
DISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptxDISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptx
 

Último

D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 

Último (17)

D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

  • 3. pengertian Campak atau Morbili adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus morbili (paramiksovirus) yang bersifat akut dan menular
  • 4. Etiologi ( penyebab ) • Virus morbili ( paramikso virus ) • Tertular melalui percikan cairan penderita campak
  • 5. Tanda dan gejala campak 1. Fase pertama ( masa inkubasi ) • Berlangsung 10-12 hari • Anak sudah terinfeksi namun belum tampak gejala apapun 2. Fase prodormal • Timbul gejala seperti flu s/ sakit tenggorokan, batuk, pilek, demam • Mata kemerahan dan berair ( conjungtivitis ) • Nyeri otot
  • 6. Lanjutan… • Photopobia ( Silau saat melihat ) • Bercak koplik( bercak putih di dalam mulut/mukosa pipi bertahan 3-4 hari ) • Diare • Demam naik turun ( 38-40 ºc )
  • 7. Lanjutan… 3. Fase ketiga • Keluarnya bercak merah ( rash/ mokulopapuler ) bertahap mulai dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. (memenuhi seluruh tubuh dalam waktu seminggu ) • Disertai demam
  • 8. Lanjutan… 4. Fase penyembuhan • Demam turun • Bercak merah menjadi kehitaman dan bersisik lalu rontok
  • 9. Pengobatan campak • Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. • Anak sebaiknya menjalani tirah baring. • Tempatkan di kamar yang tidak terlalu terang • Beri makanan bergizi • Untuk menurunkan demam, berikan analgetik antipiretik Co : paracetamol, ibuprofen. • Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
  • 10. Pencegahan campak • Vaksin campak, biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. • Vaksin campak pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. • Istirahat yang cukup • Makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
  • 11. DIARE
  • 12.
  • 13. Pengertian Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan karakteristik yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah dan lendir.
  • 14. Jenis Diare 1. Diare akut : berlangsung < 14 hari ( 3-5 hari ) 2. Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari
  • 15. Penyebab Diare 1. Infeksi : virus, bakteri, parasit. 2. Makanan : basi, beracun, alergi makanan. 3. Gangguan penyerapan makanan : tidak toleransi terhadap karbohidrat, lemak, protein. 4. Sistem kekebalan tubuh menurun. 5. Psikologis : rasa takut dan cemas.
  • 16. Tanda dan Gejala Diare • anak/bayi cengeng gelisah • suhu tubuh meningkat • nafsu makan berkurang. • Sering buang air besar > 3X dengan bentuk encer, kadang disertai mual, muntah, sakit perut • tanda dan gejala dehidrasi yaitu ubun-ubun cekung dan mata cowong, Kelenturan kulit menurun,kulit kering, merasa haus, bibir kering dan penurunan berat badan. • Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya BAB • Frekuensi kencing menurun : Disebabkan karena terjadi kekurangan cairan dalam tubuh
  • 17. Cara Penanganan Diare • ibu yang masih menyusui diharapkan menghindari makanan yg berminyak, pedas,mengandung gas • Beri larutan oralit dan tetap minum ASI (bayi). Larutan gula garam dibuat dengan cara air matang sebanyak 250cc dicampur dengan 2 sendok teh gula dan 1 sendok teh garam. • Tablet zinc; pertumbuhan sel,antioksidan, kekebalan tubuh,menjalankan fungsi usus. • Tetap makan dan minum. • Istirahat yang cukup. • Bila masih diare segera bawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
  • 18. Kebutuhan oralit sesuai umur Umur Takaran Jumlah oralit yang disediakan < 1 tahun ½ gelas 400 ml/hari (2 bungkus) 1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus) 5 – 12 tahun 11/2 gelas 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus) Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10bungkus)
  • 19. Cara Mencegah Diare 1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan 2. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum memasak, mengolah makanan dan makan, sebelum memberi makan pada anak-anak. 3. Mencuci payudara dengan air hangat sebelum memberikan ASI pada anak 4. Khusus ibu yg bekerja/setelah bepergian, sebelum memberikan ASI Pada anak bersihkan payudara terlebih dahulu dan ASI dibuang sedikit. 5. BAB pada tempatnya.
  • 20. Lanjutan … 6. Jangan makan sembarangan 7. Menggunakan air matang untuk minum. 8. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama, meningkatkan status gizi, dan imunisasi. 9. Meletakkan makanan di tempat tertutup
  • 22.
  • 23. Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 1999)
  • 24. Dismenorea Dismenorea adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan aktivitas sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.
  • 25. Klasifikasi 1. Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologis • Dismenorea primer • Dismenorea sekunder 2. Berdasarkan intensitas nyeri » Dismenorea ringan » Dismenorea sedang » Disminorea berat
  • 27. 1. Dismenorea primer • Dismenorea primer yaitu dismenorea yang terjadi tanpa disertai adanya kelainan ginekologis, faktor psikis dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. • timbul sejak menarche usia antara 15-25 tahun • hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. • Nyeri biasanya terjadi beberapa jam sebelum atau setelah periode menstruasi • berlanjut hingga 48-72 jam. Nyeri terlokalisasi pada perut bagian bawah (area suprapubik) dan dapat menjalar ke paha dan pinggang bawah. Dapat disertai dengan mual, muntah, diare, nyeri kepala, nyeri pinggang bawah, iritabilitas, rasa lelah.
  • 28. 2. Dismenorea sekunder • Dismenorea sekunder, yaitu dismenorea yang berkaitan dengan kelainan ginekologis, baik kelainan anatomi maupun proses patologis pada pelvis. • kelainan ginekologis seperti endometriosis, adenomiosis, kista ovarium, mioma uteri, radang pelvis dan lain-lain. Dapat pula disertai dengan dispareuni, kemandulan, dan perdarahan yang abnormal • Dismenorea sekunder biasanya terjadi beberapa tahun setelah menarche, dapat juga dimulai setelah usia 25 tahun. • Nyeri dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus berlangsung hingga beberapa hari setelah menstruasi.
  • 29. Berdasarkan intensitas nyeri • Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri, tanpa disertai pemakaian obat. • Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari. • Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang memerlukan istirahat lama dan meninggalkan aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih
  • 30. Etiologi  Disminorea primer 1. Faktor Psikologis Biasanya terjadi pada remaja yang tidak stabil emosional tidak stabil, mempunyai ambang nyeri tang rendah, sehingga dengansedikit rangsangan nyeri, maka akan sangat merasakan kesakitan 2. Faktor Endokrin Pada umumnya haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostlagandin akan menyebabakan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri
  • 31. Disminorea sekunder 1. Faktor konstitusi seperti anemia, pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan perdarahan, tumor atau fibroid 2. Anomali uterus konginental, seperti : rahim yang terbalik, peradangan selaput lendir rahim 3. Endometriosis 4. Infeksi pelvis
  • 32. Tanda dan Gejala • Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke pinggang dan paha • Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul • nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. • sering disertai oleh sakit kepala, mual, muntah, sembelit atau diare dan sering berkemih.
  • 33. penatalaksanaan  Terapi medis 1. obat analgetik 2. Terapi Hormonal 3. Terapi dengan obat Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) • yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin digunakan untuk mengatasi dismenore primer. • NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil, penderita gangguan saluran pencernaan, asma dan alergi obat anti prostaglandin
  • 34. Terapi non Medis dapat dilakukan : 1. Rileksasi menggunakan suhu panas (bantal pemanas, kompres hangat, minum minuman hangat, mandi air hangat) 2. Tidur dan istirahat yang cukup 3. Mendengarkan musik 4. Olahraga teratur
  • 36. Pengertian Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup di luar kandungan ( Nugroho, 2010 )
  • 38. Abortus spontan • Abortus inkomplit • Abortus imminen • Abortus insipien • Abortus komplit • Abortus tertunda ( missed abortion ) • Abortus habitualis
  • 40. Abortus Spontan Abortus Spontan Adalah abortus yang terjadi secara alami, tidak ada intervensi dari luar
  • 41. 1. Abortus Inkomplit Adalah abortus dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus. Px vagina : kanalis servikalis masih terbuka pendarahan hebat k/ placental site masih tersisa
  • 42. 2. Abortus imminen ( masih bisa di pertahankan ) Adalah pendarahan dari uterus sebelum usia kehamilan 20 minggu, hasil konsepsi masih di dalam uterus tanpa ada dilatasi serviks
  • 43. 3. Abortus insipien (sangat berbahaya, tidak bisa dipertahankan ) Abortus yang sedang berlangsung dimana pengeluaran hasil konsepsi belum terjadi tetapi telah ada dilatasi serviks
  • 44. 4. Abortus komplit abortus yang lengkap, dimana seluruh jaringan hasil konsepsi meluruh/ keluar dengan sempurna 5. Abortus tertunda ( missed abortion ) Janin sudah meninggal di dalam rahim tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
  • 45. 6. Abortus Sepsis akibat infeksi genetal ( panas & bau ) 7. Abortus Habitualis lebih dari 3X berturut-turut
  • 46.  Abortus Intervensi 1. Abortus Provokatus suatu intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri kehamilan  Abortus medisinalis ( indikasi medis ) Co : jantung, hipertensi, ca serviks  Abortus kriminalis tindakan yang dilakukan secara ilegal tanpa indikasi medis
  • 47. Penyebab Faktor ibu 1. Infeksi akut : virus (cacar, rubella, hepatitis, herpes simplex),bakteri (salmonella tphy), parasit (plasmodium). 2. Infeksi kronis : sifilis, TB paru aktif, keracunan (keracunan tembaga, merkuri) 3. Penyakit kronis : hipertensi, nepritis, diabetes, anemia berat, penyakit jantung. 4. Gangguan fisiologis : syok, ketakutan. 5. Trauma fisik
  • 48. 6. Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun • usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun • Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, • Sedangkan abortus ibu yg tua usianya karenakondisi badan dan kesehatannya sudah menurun sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin Lanjutan `````
  • 49. 7. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat (< 2 thn) • menyebabkan abortus, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan • karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Lanjutan `````
  • 50. Faktor janin : • gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta contohnya Endarteritis (gangguan oksigenasi plasenta ), kelainan kromosom (monosomi, trisomi). Faktor eksternal : • radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol, kopi, dan bahan kimia.
  • 51. Tanda gejala 1. Abortus inkomplit • Nyeri hebat • Pendarahan banyak • Sudah abortus tapi sebagian hasil konsepsi masih tertinggal pada uterus • Px dalam  Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan  Serviks masih terbuka  Teraba jaringan sisa • Tes Ppt + • Kehamilan tidak bisa dipertahankan
  • 52. 2. Abortus imminens • Nyeri / keram ringan abdomen • Pendarahan ringan encer / bercak • Px dalam Serviks tertutup Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan Hasil konsepsi masih di dalam uterus • Tes Ppt +
  • 53. 3. Abortus insipien • Nyeri berat • Pendarahan banyak + gumpalan • Px dalam ( speculum )  serviks membuka Ketuban menonjol Kontraksi terus berlanjut Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan Belum ekspulsi hasil konsepsi • Tes Ppt mungkin masih +
  • 54. 4. Abortus komplit • Nyeri ringan abdomen • Ekspulsi total jaringan hasil konsepsi • Pendarahan sedikit • Px dalam  serviks terbuka sedikit kadang sudah menutup Jaringan kosong Pendarahan minimal Uterus lebih kecil dari usia kehamilan • Tes PPt -
  • 55. 5. Missed abortion • Nyeri – • Pendarahan bisa - / + • Payudara mengecil • Tanda-tanda kehamilan menghilang • BB ibu menurun • Besar uterus lebih kecil dari usia kehamilan
  • 56. 6. Abortus sepsis • Nyeri dan panas • Pendarahan ringan • Bau + pada jalan lahir • Infeksi genetal • Uterus nyeri saat palpasi
  • 57. 6. Abortus sepsis • Pendarahan • Pengeluaran jaringan • Nyeri berat • Demam • Nadi lemah dan cepat • Tekanan darah turun • Tanda infeksi genetal • Jalan lahir terbuka
  • 58. Penatalaksanaan abortus  Abortus inkomplit oevakuasi secara digital dan kuretase oPemberian cairan intravena oUterotonika oAntibiotik oPastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
  • 59. Abortus iminens 1. Istirahat baring. 2. Observasi perdarahan. 3. Hindarkan koitus 4. Terapi hormone progeteron intramuscular atau dengan berbagai zat 5. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
  • 60. Abortus insipiens • Evakuasi digital danKuretase • Uterotonika • Pemberian cairan infus • Antibiotik • Pantau kondisi ibu setelah penanganan
  • 61. Missed abortion • Pemberian uterotonika • Dilatasi dan kuretase • antibiotik  Abortus sepsis • Pemberian cairan Intravena • Antibiotik • Tindakan oprasi
  • 62. Pencegahan abortus • Usia ibu hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun. • melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk mendeteksi adanya masalah-masalah kesehatan atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan janin. • Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional dan fisik untuk menjadi orangtua. • Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu dekat. • Pemeriksaan kehamilan secara teratur
  • 63. Lanjutan… • istirahat yang cukup, • makan makanan yang bergizi dan teratur • menghindari trauma fisik • menghindari bahaya radiasi • tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas • tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung bahan kimia • tidak merokok, minum kopi dan minuman beralkohol.
  • 64. Masa nifas atau puerperium
  • 65. Pengertian Masa Nifas Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.
  • 66. Kebutuhan Personal Hygiene Ibu nifas  membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. • Jaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, • mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal. • Merawat vulva dan perineum dengan baik dengan menggunakan air dan antiseptik bila perlu dari arah depan ke belakang.
  • 67. Lanjutan…  Pakaian • Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat • pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. • Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
  • 68. Lanjutan… Kebersihan rambut • Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. • Cuci rambut dengan shampo dan conditioner yang cukup • Sisir menggunakan sisir yang lembut. • Hindari penggunaan pengering rambut.
  • 69. Lanjutan… Kebersihan kulit • Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. • oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
  • 70. Lanjutan… Kebersihan vulva dan sekitarnya. • Bersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva dari depan ke belakang, baru kemudian perineum dan sekitar anus • ganti pembalut setidaknya dua kali sehari. • cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin • Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi – hindari menyentuh luka – Hindari cebok dengan air dingin atau mencucinya menggunakan sabun.
  • 71. Akibat Kurang Menjaga Personal Hygiene • Ibu Mudah Sakit • Ibu terlihat kotor/ kurang bersih • Bayi ibu sakit • Ibu kurang percaya diri • Ibu mengalami infeksi
  • 73. Pengertian • Kata menopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara”. Berdasarkan definisinya • Menopouse ialah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir • Umur waktu terjadinya monopouse dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan • Umumnya terjadi pada usia 45-55 tahun
  • 75. 1. Menopause Alamiah • Menopause ini terjadi secara bertahap pada usia 45-55 tahun. • Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. • Durasinya sekitar 5-10 tahun • Menstruasi akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. • Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang.
  • 76. • proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause. • Tidak memerluakan perawatan khusus. Lanjutan…
  • 77. 2. Menopause Dini • Menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun • pengangkatan rahim • jika kedua indung telurnya di angkat • keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat
  • 78. TAHAP- TAHAP MENOPAUSE ALAMI 1. Pramenopause 2. Menopause 3. Pascamenopause
  • 79. 1. Pramenopause • Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause • (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada • terjadi perubahan fisik yang berarti.
  • 80. 2. Menopause • Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh. • masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun).
  • 81. 3. Pasca menopause • Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan- perubahan hormonalnya. • Kurang lebih pada Usia 52 tahun
  • 82. Penyebab • Berhentinya produksi hormon estrogen • Penyakit autoimun yaitu kondisi tubuh membentuk antibodi yang menyerang ovarium. • Adanya tindakan penyinaran atau pengangkatan indung telur sehingga perempuan kekurangan estrogen karena yang memproduksi estrogen adalah indung telur. • Penggunaan obat obatan diet yang akan meningkatkan hormon prolaktin, sehingga akan menekan hormon estrogen • Pola hidup buruk; perokok berat, gizi kurang dan vegetarian. • Tidak berolahraga
  • 83. Tanda gejala Fisik • Ketidakteraturan siklus haid • Gejolak rasa panas • Perubahan kulit ( Kering & keriput ) • Keringat dimalam hari • Sulit tidur • Kerapuhan tulang ( osteoporosis ) • nyeri sendi & sakit pada punggung • peningkatan tekanan darah
  • 84. • pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, dementia, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak. • pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual) • sulit menahan kencing • Libido menurun Lanjutan…
  • 85. Lanjutan…  psikologis • gangguan emosi,stres & depresi • Konsentrasi lemah / cepat lupa • Cemas • Mudah tersinggung
  • 86. Cara menghadapi menopouse • Merubah gaya hidup. • Hindari napza, alkohol atau kafein. • Olahraga teratur. • Hindari stress. • Gunakan krim pengganti esterogen atau gel pelumas vagina saat hendak berhubungan intim. • Cukup tidur. • Lakukan senam kegel • Konsumsi kalsium 1000-1200 mg/hari
  • 87. • Terapi suntik hormon phytoestrogen, tetapi perlu pemeriksaan mendetail, karena memiliki efek samping negatif seperti perdarahan vagina, nyeri payudara, mual, muntah, kram rahim ataupun perut kembung. Juga tidak boleh diberikan pada perempuan yang menderita kanker payudara dan endometrium dan penyakit pembekuan darah. Lanjutan…