SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id



REMOTE CONTROL ALARM
SEPEDA MOTOR
Quad Edisi 3
quad@brawijaya.ac.id


                                                Lisensi Dokumen
                                                Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id
                                                          PERINGATAN!!!
                                                Seluruh Artikel di quad.brawijaya.ac.id dapat
                                                digunakan, dimodifikasi, disebarluaskan secara
                                                bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),
                                                dengan syarat tidak menghapus atau merubah
                                                atribut penulis dan pernyataan copyright yang
                                                disertakan dalam setiap dokumen.
                                                Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang,
                                                kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari
                                                quad.brawijaya.ac.id




    Banyak cara melindungi sepeda motor dari jahilnya tangan pencuri, ada sebagian yang
menggunakan kunci ganda, ada yang menggunakan saklar rahasia, ada yang menggunakan sist em
alarm. Alat ini dirancang untuk memberikan alternatif dalam usaha pengamanan sepeda motor.

    Pengaman ini dapat dikendalikan dari jarak jauh, dan menggunakan sensor getaran yang apabila
tergoncang sedikit akan mengaktifkan alarmnya.

    Rangkaian pengontrol pengaman sepeda motor ini pada prinsipnya adalah dengan
menumpangkan beberapa frekuensi isyarat pada trasmitter 35 MHz. Frekuensi isyarat tadi
ditumpangkan ke transmitter dengan pemodulasian amplitudo. Frekuensi isyarat yang
ditransmisikan tersebut diterima oleh receiver 35 Mhz, dan dideteksi oleh tone dekode. Tone dekode
bertugas untuk mengubah frekuensi isyarat tersebut menjadi logika rendah atau tinggi. Tone dekode
ini bila diberi frekuensi masukan yang sama dengan free running frequency dari VCO (Voltage
Control Oscillator)- nya maka keluarannya akan mendekati nol Volt (logika rendah). Dan bila
frekuensi yang masuk tidak sama dengan free running frequency VCO-nya keluarannya mendekati
VCC-nya (logika tinggi). Dalam perancangan ini dibangkitkan tiga frekue nsi isyarat sehingga
dibutuhkan tiga buah rangkaian tone decode. Ketiga keluaran dari tone dekode tersebut digunakan
untuk mengontrol tiga keadaaan dari sistem pengaman sepeda yaitu alarm aktif atau non aktif dan
menghidupkan sepeda motor jarak jauh.
Diagram blok sistem pengaman ini bisa dilihat dalam Gambar 1.
Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id




Untuk lebih jelasnya tentang bagaimana cara kerja rangkaian ini akan dijelaskan prinsip kerja
rangkaian per blok.

1. Rangkaian Pembangkit Frekuensi Isyarat
    Rangkaian pembangkit frekuensi isyarat ini berguna untuk menghasilkan sinyal yang
   mempunyai frekuensi tertentu yang akan did eteksi oleh tone decode. Komponen utamanya
   adalah IC 555 yang dioperasikan pada mode stabil. Frekuensi keluarannya ditentukan oleh C1,
   R1, dan Rm dengan persamaan :
                                    1
                      F0 =
                           0,369( Rm + 2R1 )C1
   Karena diinginkan ada tiga frekuensi berbeda yang harus dihasilkan oleh IC 555 ini maka
   diadakan pilihan untuk Rm pada masing- masing frekuensi. Frekuensi yang dihasilkan ditentukan
   sebesar 500, 750 dan 1000 Hz, maka untuk masing-masing frekuensi nilai resistansi Rm adalah
   Rm1 = 2,7 K ohm, Rm2 = 1,7 K ohm, Rm3 = 1,2 K ohm. Ketiga resistor tersebut disambungkan
   dengan saklar pilih, apabila yang dipilih saklar pertama maka keluarnya adalah frekuensi 500
   Hz,. Demikian juga untuk saklar kedua dan ketiga. Keluaran IC 555 ini yang berupa gelomba ng
   kotak ini diumpankan ke transmitter 35 Mhz yang selanjutnya di modulasi secara amplitudo,
   gambar lengkapnya bisa dilihat pada Gambar 2.
Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id



2. Transmitter 35 Mhz
     Subsistem ini bertugas untuk membangkitkan gelombang radio berfrekuensi 35 MHz dengan
   daya sekitar 200 mW yang bertugas untuk mentransmisikan sinyal informasi dari pembangkitan
   frekuensi isyarat. Sistem pemodulasian yang digunakan adalah modulasi amplitudo (AM).
   Rangkaian lengkap dari transmitter ini bisa dilihat pada Gambar 3.

     Rangkaian pertama dari subsistem ini adalah osilator. Dalam pembuatan osilator harus
   diperhatikan persyaratan-persyaratan penting diantaranya stabilitas frekuensi, kecilnya ayunan
   frekuensi, dan terbebas dari gelombang atas dan frekeunsi harmonisa. Untuk itu osilator harus
   diusahakan menghasilkan gelombang sinus yang sempurna dengan daya kecil. Frekuensi kerja
   osilator ini ditentukan oleh L1, C1, C3 dan C5 yang hubungannya dapat dinyatakan dengan
   rumus :
                                1
                       f =
                           2 π L1 Ceq
   dimana Ceq adalah hubungan seri antara C1, C3, C4 dan paralel dengan C5, sehingga didapat
   Ceq sebesar 110,27 pF dengan diinginkan fo sebesar 35 MHz maka L sebesar 0,188 uH.
                                                                             1
   Kapasitor C2 adalah kapasitor kopel umpan balik ke basis.
   Agar osilator ini tidak terbebani yang berakibat terpengaruhnya kestabilan frekuensi kerjanya
   maka perlu diberi buffer sebelum dimasukkan ke transistor penguat RF akhir (Tr3). Tr4
   berfungsi sebagai modulator, yang akan menyebabkan perubahan amplitudo keluaran Tr3 sesuai
   dengan amplitudo masukan pada basis Tr4. Induktor L4, L5 dan kapasitor C11 berfungsi sebagai
   filter dan penyesuai impedansi keluaran dengan antena sehingga didapatkan penyaluran daya
   maksimal.




3. Receiver 35 MHz
     Receiver 35 MHz ini prinsipnya sama seperti rangkaian penerima superheterodyne yang lama
   telah kita kenal. Frekuensi osilatornya dibangkitkan oleh kristal yang mempunyai frekuensi
   dasar 34,595 MHz. Frekuensi dari osilator lokal ini akan dicampur dengan frekuensi dari hasil
   penerimaan yang sebelumnya telah ditala oleh bagian penala yaitu sebesar 35 m sehingga
                                                                                  Hz
Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id
   menghasilkan frekuensi IF sebesar 455 KHz. Kemudian dikuatkan oleh bagian penguat IF1, IF2
   dan IF3 kemudian oleh dioda detektor D1 dan C11 frekuensi informasi akan dideteksi dan
   dipisahkan dari frekuensi pembawanya sehingga keluarannya merupakan sinyal informasi. R6
   dan R9 berfungsi sebagai umpan balik yang akan mengatur penguatan yang biasanya disebut
   AGC (Automatic Gain Control). Gambar lengkapnya bisa dilihat dalam Gambar 4.




4. Tone Decoder
    Bagian ini berfungsi untuk membedakan frekuensi isya rat yang masuk. Komponen utama
   untuk mendeteksi frekuensi masukan tersebut adalah IC LM 567. IC ini menggunakan prinsip
   kerja Phase Locked Loop yaitu untuk mendekodekan suatu frekuensi pada masukannya dan
   menghasilkan keadaan logika tertentu pada keluarannya. Rangkaian PLL yang demikian itu
   disebut sebagai penyidik nada (tone decoder)

    Fungsi PLL pada IC LM 567 adalah untuk mengunci fasa sinyal masukan, tahanan R1 dan C1
   berfungsi sebagai komponen penentu free running frequency (fo) dari VCO, dimana fo
   menentukan frekuensi yang akan dideteksi.
   Hubungan ini dinyatakan dengan persamaan :
                                1
                      fo =
                           1,1 R1 C1
   nilai maksimum dari fo untuk LM 567CN adalah 500 KHz, apabila sinyal masukan yang berada
   dalam bidang kunci disekitar fo maka PLL akan mengunci sinyal masukan tersebut. Lebar pita
   bidang kunci ini ditentukan oleh tegangan Vin dan C2. Agar didapatkan lebar pita yang sesuai
   dengan persyaratan untuk LM 567 maka ditentukan C2 sebesar 2,2 mF 16 Volt.

    Suatu rangkaian tone decoder ditunjukkan dalam Gambar 5. kapasitor C3 berfungsi untuk
   memperhalus sinyal masukan. Dan jika nilai kapasitor ini diperbesar, akan memberikan suatu
   penundaan (delay) fungsi kerja saat menerima suatu frekuensi. Nilai yang ideal untuk C3 adalah
   2 kali C2 sehingga nilai C3 adalah 4,7 mF.
Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id
   Selama frekuensi masukan berada dalam bidang kunci maka keluaran tone decoder mendekati
   nol Volt, dan bila frekuensi masukan tidak berada dalam bidang kunci atau tidak sama dengan
   frekuensi yang dihasilkan oleh IC LM 567 akan membuat keluarannya mendekati tegangan Vcc.




5. Rangkaian Penggerak
    Rangkaian ini terdiri dari beberapa transistor yang berfungsi sebagai saklar dan IC flip-flop tipe
   D yang berfungsi sebagai rangkaian penahan. Rangkaian ini dihubungkan dengan keluaran tone
   decoder pertama dan kedua. Bila keluaran tone decoder pertama berlogika rendah maka
   keluaran rangkaian penahan berlogika tinggi, sehingga rangkaian alarm diijinkan. Bila keluaran
   decoder kedua yang berlogika rendah maka keluarannya berlogika rendah, sehingga rangkaian
   alarm off.

   Rangkaian alarm dilengkapi dengan sensor goyang yang dibuat dari kawat yang mudah
   bergetar(bisa dipakai pegas ballpoint bekas). Dimana di sekelilingnya dilingkari dengan kawat
   yang dihubungkan dengan tegangan 12 Volt. Bila terjadi hubung singkat diantara keduanya
   maka C13 akan terisi, hal ini akan membuat sirine aktif bila rangkaian penahan mengijinkan. R5
   berguna untuk menentukan lamanya sirene berbunyi. Keluaran tone decoder ketiga dihubungkan
Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id
   dengan transistor darlington untuk menggerakkan relay yang nantinya digunakan sebagai driver
   starter electronic.

6. Perakitan dan Pengujian Rangkaian
     Pertama yang perlu dibuat adalah rangkaian pembangkitan frekuensi isyarat. Dengan
   menggunakan frekuensi counter, besar frekuensi yang dibangkitkan untuk masing- masing Rm
   bisa diketahui langsung. Bila tidak ada frekuensi counter bisa digunakan cara lain yaitu dengan
   menyelesaikan pembuatan tone decoder. Keluaran dari pembangkit frek uensi dimasukkan ke
   masukan tone decoder. Keluaran tone decoder diukur tegangannya dengan voltmeter. Bila
   frekuensi masukan sesuai dengan fo dari VCO decoder maka keluarannya akan nol Volt.
   Demikian selanjutnya sehingga untuk masing-masing frekuensi isyarat bisa dideteksi dengan
   masing-masing tone decoder.

   Selanjutnya pe mbuatan receiver, T1 adalah osilator coil yang sering digunakan dalam SW untuk
   IF trafo T2, T3, T4 adalah satu set trafo IF yang sering digunakan dalam penerimaan AM. Untuk
   pengetesan hubungkan keluarannya ke amplifier audio. Set T1, T2, T3, T4 sehingga di apatkan
                                                                                         d
   desah yang paling keras.

   Langkah selanjutnya adalah pembuatan transceiver, L1 adalah 6 lilit kawal email koker berinti
   ferit 5 mm. Setelah semuanya terpasang, hubungkan keluaran pembangkit frekuensi isyarat ke
   dalam input pemancar Q4 dan trim osilator sehingga frekuensi yang dipancarkan bisa diterima di
   receiver denga n baik. Selanjutnya hubungkan decoder ke dalam keluaran penerimaan dan coba
   pilih salah satu Rm sehingga keluaran tone decoder 0 Volt. Bila keluaran tone decoder tidak nol
   Volt, set kembali tone decoder hingga didapatkan keluaran 0 Volt.

   Setelah semuanya selesai bisa dilanjutkan dengan pembuatan bagian penggerak dan keseluruhan
   sistem bisa langsung dicoba, tombol satu dan dua untuk mengaktifkan atau nonaktifkan alarm,
   tombol tiga untuk menghidupkan sepeda motor. Selamat Mencoba!!

Daftar Komponen:                                    R10 = 560 Ohm
                                                    C1     = 68 pF
Pembangkit frekuensi isyarat                        C2     = 1 nF
Rm1, R1 = 2K7                                       C3,C4 = 10 pF
Rm2 = 1K5                                           C6     = 30 pF
Rm3 = 1K2                                           C7     = 100 pF
C1    = 2,2 uF                                      C8     = 33 pF
C2    = 0,1 uF                                      C10 = 1 nF
IC NE 555                                           C11 = trimer capasitor 0-60 pF
                                                    Q1     = C717
Transceiver 35 MHz                                  Q2     = C930
R1    = 1K2                                         Q3     = 2N3053
R2    = 5K6                                         Q4     = BC141
R3    =1K                                           L1     = 8 lilit kawat 0,4 pada koker 5 mm
R4    = 47 K                                        L2     = 7 lilit kawat 0,7 mm dengan
R5    = 5K7                                         diameter 6 mm
R6    = 100 Ohm                                     L3     = Rfc 1 mH
R7    = 4K7                                         L4,L5 = 5 lilit kawat 0,6 mm dengan
R8    = 1K5                                         diameter lingkaran 7 mm
R9    = 10 Ohm
Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id
Penerima 35 Mhz                         R6,R8 = 10 K
T1    = antena loopstlok                R7    = 22 K
T2    = osilator coil SW                R9    = 3,3 K
T3    = input IF transformer
T4    = interstage IF transformer       Tone Decoder dan Rangkaian Penggerak
T5    = output IF transformer
X     = kristal 34,545 MHz              R1, R2, R3 = 2K7
C1    = 20-60 pF                        R4,R6 = 1 K
C2,C3,C10,C12 = 10 nF                   C1,C2,C3,C4,C5,C6 = 0,1 uF 16 V
C3    = 2 nF                            C7,C8,C9,C13 = 2,2 uF 16 V
C6    = 30 nF                           C10, C11, C12 = 4,7 uF 16 V
C7, C8, C10 = 10 pF                     Q1     = BC158
C9    = 10 pF                           Q2     = BD138
R1    = 15 K                            Q4     = BC828
R2    = 4,7 K                           Q5     = BD313
R3    =1K                               IC1, IC2, IC3 = LM567
R4    = 18 K                            IC4    = 4011
R5    =1K                               IC 5 = 7475

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Il agus sistem radio
Il agus sistem radioIl agus sistem radio
Il agus sistem radio
 
Balmon pontianak
Balmon pontianakBalmon pontianak
Balmon pontianak
 
Cara kerja televisi
Cara kerja televisiCara kerja televisi
Cara kerja televisi
 
Paper penerima-am-dan-fm
Paper penerima-am-dan-fmPaper penerima-am-dan-fm
Paper penerima-am-dan-fm
 
Amplifier dan Operational Amplifier
Amplifier dan Operational AmplifierAmplifier dan Operational Amplifier
Amplifier dan Operational Amplifier
 
Penguat transistor
Penguat transistorPenguat transistor
Penguat transistor
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
 
Radio penerima fm
Radio penerima fmRadio penerima fm
Radio penerima fm
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
 
penguat dan op amp
penguat dan op amppenguat dan op amp
penguat dan op amp
 
IS1313 02-Terminal Devices
IS1313 02-Terminal Devices IS1313 02-Terminal Devices
IS1313 02-Terminal Devices
 
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufronPenguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
 
Radio penerima am
Radio penerima amRadio penerima am
Radio penerima am
 
2 op amp
2 op amp2 op amp
2 op amp
 
Amplifier & Operational Amplifier
Amplifier & Operational AmplifierAmplifier & Operational Amplifier
Amplifier & Operational Amplifier
 
Timer 555
 Timer 555 Timer 555
Timer 555
 
Galih ardiyanto.tmb
Galih ardiyanto.tmbGalih ardiyanto.tmb
Galih ardiyanto.tmb
 
Pembumian CB204
Pembumian CB204Pembumian CB204
Pembumian CB204
 
Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)
 
Ml2 f004456
Ml2 f004456Ml2 f004456
Ml2 f004456
 

Destaque

Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDMateri Kuliah Online
 
Alarm Anti Maling Menggunakan Aplikasi Rangkaian Sensor Sentuh Sederhana
Alarm Anti Maling Menggunakan Aplikasi Rangkaian Sensor Sentuh SederhanaAlarm Anti Maling Menggunakan Aplikasi Rangkaian Sensor Sentuh Sederhana
Alarm Anti Maling Menggunakan Aplikasi Rangkaian Sensor Sentuh SederhanaToro Jr.
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessMateri Kuliah Online
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Materi Kuliah Online
 
Proses dan Penjadualan : Prioritas dan Multiprosesor
Proses dan Penjadualan : Prioritas dan MultiprosesorProses dan Penjadualan : Prioritas dan Multiprosesor
Proses dan Penjadualan : Prioritas dan MultiprosesorMateri Kuliah Online
 
aplikasi database berbasis web - studi kasus 2010
aplikasi database berbasis web - studi kasus 2010aplikasi database berbasis web - studi kasus 2010
aplikasi database berbasis web - studi kasus 2010Materi Kuliah Online
 
Pernyataan Select: Function Date/Time
Pernyataan Select: Function Date/TimePernyataan Select: Function Date/Time
Pernyataan Select: Function Date/TimeMateri Kuliah Online
 
Pernyataan Select (Function) Alur Control dan Perbandingan
Pernyataan Select (Function) Alur Control dan PerbandinganPernyataan Select (Function) Alur Control dan Perbandingan
Pernyataan Select (Function) Alur Control dan PerbandinganMateri Kuliah Online
 
aplikasi teknologi online - aplikasi database berbasis web
aplikasi teknologi online - aplikasi database berbasis webaplikasi teknologi online - aplikasi database berbasis web
aplikasi teknologi online - aplikasi database berbasis webMateri Kuliah Online
 
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakMateri Kuliah Online
 

Destaque (19)

Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
 
Alarm anti maling
Alarm anti malingAlarm anti maling
Alarm anti maling
 
Alarm Anti Maling Menggunakan Aplikasi Rangkaian Sensor Sentuh Sederhana
Alarm Anti Maling Menggunakan Aplikasi Rangkaian Sensor Sentuh SederhanaAlarm Anti Maling Menggunakan Aplikasi Rangkaian Sensor Sentuh Sederhana
Alarm Anti Maling Menggunakan Aplikasi Rangkaian Sensor Sentuh Sederhana
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
 
Interfacing Number Display
Interfacing Number DisplayInterfacing Number Display
Interfacing Number Display
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
 
mobile based ui
mobile based uimobile based ui
mobile based ui
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
 
Proses dan Penjadualan : Prioritas dan Multiprosesor
Proses dan Penjadualan : Prioritas dan MultiprosesorProses dan Penjadualan : Prioritas dan Multiprosesor
Proses dan Penjadualan : Prioritas dan Multiprosesor
 
aplikasi database berbasis web - studi kasus 2010
aplikasi database berbasis web - studi kasus 2010aplikasi database berbasis web - studi kasus 2010
aplikasi database berbasis web - studi kasus 2010
 
Access control-systems
Access control-systemsAccess control-systems
Access control-systems
 
Arsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis DataArsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis Data
 
Pernyataan Select: Function Date/Time
Pernyataan Select: Function Date/TimePernyataan Select: Function Date/Time
Pernyataan Select: Function Date/Time
 
Web Based UI
Web Based UIWeb Based UI
Web Based UI
 
Pernyataan Select (Function) Alur Control dan Perbandingan
Pernyataan Select (Function) Alur Control dan PerbandinganPernyataan Select (Function) Alur Control dan Perbandingan
Pernyataan Select (Function) Alur Control dan Perbandingan
 
aplikasi teknologi online - aplikasi database berbasis web
aplikasi teknologi online - aplikasi database berbasis webaplikasi teknologi online - aplikasi database berbasis web
aplikasi teknologi online - aplikasi database berbasis web
 
Pengantar sistem terdistribusi
Pengantar sistem terdistribusiPengantar sistem terdistribusi
Pengantar sistem terdistribusi
 
Pemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data LainnyaPemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data Lainnya
 
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
 

Semelhante a SEPEDAALARM

Rangkaian sistem minimum avr 8535
Rangkaian sistem minimum avr 8535Rangkaian sistem minimum avr 8535
Rangkaian sistem minimum avr 8535vstarz
 
kelompok 3_Sensor Suara dan Sensor Gas.pptx
kelompok 3_Sensor Suara dan Sensor Gas.pptxkelompok 3_Sensor Suara dan Sensor Gas.pptx
kelompok 3_Sensor Suara dan Sensor Gas.pptxRaissaAlfatikarani
 
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)IPA 2014
 
Kelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bKelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bLingga arum
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digitalTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digitalBeny Nugraha
 
Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6kemenag
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Marina Natsir
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaMuhammad Kennedy Ginting
 
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DCDESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DCLusiana Diyan
 
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2Lusiana Diyan
 
S fis 0341010_chapter4
S fis 0341010_chapter4S fis 0341010_chapter4
S fis 0341010_chapter4Dwi Yoga
 
Amplifier 900 MHz ADS 2011
Amplifier 900 MHz ADS 2011Amplifier 900 MHz ADS 2011
Amplifier 900 MHz ADS 2011kristarist
 
Physical layer
Physical layerPhysical layer
Physical layerpurli
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6Enchenk
 

Semelhante a SEPEDAALARM (20)

Rangkaian sistem minimum avr 8535
Rangkaian sistem minimum avr 8535Rangkaian sistem minimum avr 8535
Rangkaian sistem minimum avr 8535
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
 
kelompok 3_Sensor Suara dan Sensor Gas.pptx
kelompok 3_Sensor Suara dan Sensor Gas.pptxkelompok 3_Sensor Suara dan Sensor Gas.pptx
kelompok 3_Sensor Suara dan Sensor Gas.pptx
 
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
 
Kelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bKelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 b
 
Osilator
OsilatorOsilator
Osilator
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digitalTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
 
Osilator
OsilatorOsilator
Osilator
 
Komdat
KomdatKomdat
Komdat
 
Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6
 
Komponen handphone aktif
Komponen handphone aktifKomponen handphone aktif
Komponen handphone aktif
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhana
 
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DCDESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
 
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
 
S fis 0341010_chapter4
S fis 0341010_chapter4S fis 0341010_chapter4
S fis 0341010_chapter4
 
Amplifier 900 MHz ADS 2011
Amplifier 900 MHz ADS 2011Amplifier 900 MHz ADS 2011
Amplifier 900 MHz ADS 2011
 
Physical layer
Physical layerPhysical layer
Physical layer
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 

Mais de Materi Kuliah Online

Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiMateri Kuliah Online
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaMateri Kuliah Online
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesMateri Kuliah Online
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananMateri Kuliah Online
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorMateri Kuliah Online
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyMateri Kuliah Online
 
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12VPembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12VMateri Kuliah Online
 
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-LearningKonsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-LearningMateri Kuliah Online
 
Pengaturan Level Sistem SCPC-FM untuk Memperoleh Performansi yang Baik dalam ...
Pengaturan Level Sistem SCPC-FM untuk Memperoleh Performansi yang Baik dalam ...Pengaturan Level Sistem SCPC-FM untuk Memperoleh Performansi yang Baik dalam ...
Pengaturan Level Sistem SCPC-FM untuk Memperoleh Performansi yang Baik dalam ...Materi Kuliah Online
 
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis NirkabelPenataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis NirkabelMateri Kuliah Online
 
Perancangan dan Pengkajian UHF Spread Spectrum Ethernet Radio
Perancangan dan Pengkajian UHF Spread Spectrum Ethernet RadioPerancangan dan Pengkajian UHF Spread Spectrum Ethernet Radio
Perancangan dan Pengkajian UHF Spread Spectrum Ethernet RadioMateri Kuliah Online
 
Akuisisi Runtun Pseudo Noise Tanpa Dan Dengan Modulasi Menggunakan Teknik Pen...
Akuisisi Runtun Pseudo Noise Tanpa Dan Dengan Modulasi Menggunakan Teknik Pen...Akuisisi Runtun Pseudo Noise Tanpa Dan Dengan Modulasi Menggunakan Teknik Pen...
Akuisisi Runtun Pseudo Noise Tanpa Dan Dengan Modulasi Menggunakan Teknik Pen...Materi Kuliah Online
 
Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh
Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh
Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh Materi Kuliah Online
 
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi SelularOptimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi SelularMateri Kuliah Online
 
Rencana Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah
Rencana Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah DaerahRencana Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah
Rencana Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah DaerahMateri Kuliah Online
 

Mais de Materi Kuliah Online (20)

Sekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKISekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKI
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Dioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu DayaDioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu Daya
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
 
Radio Frequency Identification
Radio Frequency IdentificationRadio Frequency Identification
Radio Frequency Identification
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
 
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12VPembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
 
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-LearningKonsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
 
Pengaturan Level Sistem SCPC-FM untuk Memperoleh Performansi yang Baik dalam ...
Pengaturan Level Sistem SCPC-FM untuk Memperoleh Performansi yang Baik dalam ...Pengaturan Level Sistem SCPC-FM untuk Memperoleh Performansi yang Baik dalam ...
Pengaturan Level Sistem SCPC-FM untuk Memperoleh Performansi yang Baik dalam ...
 
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis NirkabelPenataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
 
Perancangan dan Pengkajian UHF Spread Spectrum Ethernet Radio
Perancangan dan Pengkajian UHF Spread Spectrum Ethernet RadioPerancangan dan Pengkajian UHF Spread Spectrum Ethernet Radio
Perancangan dan Pengkajian UHF Spread Spectrum Ethernet Radio
 
Akuisisi Runtun Pseudo Noise Tanpa Dan Dengan Modulasi Menggunakan Teknik Pen...
Akuisisi Runtun Pseudo Noise Tanpa Dan Dengan Modulasi Menggunakan Teknik Pen...Akuisisi Runtun Pseudo Noise Tanpa Dan Dengan Modulasi Menggunakan Teknik Pen...
Akuisisi Runtun Pseudo Noise Tanpa Dan Dengan Modulasi Menggunakan Teknik Pen...
 
Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh
Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh
Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh
 
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi SelularOptimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
 
WLAN workshop
WLAN workshopWLAN workshop
WLAN workshop
 
Rencana Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah
Rencana Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah DaerahRencana Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah
Rencana Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah
 

Último

PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Último (20)

PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

SEPEDAALARM

  • 1. Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id REMOTE CONTROL ALARM SEPEDA MOTOR Quad Edisi 3 quad@brawijaya.ac.id Lisensi Dokumen Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id PERINGATAN!!! Seluruh Artikel di quad.brawijaya.ac.id dapat digunakan, dimodifikasi, disebarluaskan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari quad.brawijaya.ac.id Banyak cara melindungi sepeda motor dari jahilnya tangan pencuri, ada sebagian yang menggunakan kunci ganda, ada yang menggunakan saklar rahasia, ada yang menggunakan sist em alarm. Alat ini dirancang untuk memberikan alternatif dalam usaha pengamanan sepeda motor. Pengaman ini dapat dikendalikan dari jarak jauh, dan menggunakan sensor getaran yang apabila tergoncang sedikit akan mengaktifkan alarmnya. Rangkaian pengontrol pengaman sepeda motor ini pada prinsipnya adalah dengan menumpangkan beberapa frekuensi isyarat pada trasmitter 35 MHz. Frekuensi isyarat tadi ditumpangkan ke transmitter dengan pemodulasian amplitudo. Frekuensi isyarat yang ditransmisikan tersebut diterima oleh receiver 35 Mhz, dan dideteksi oleh tone dekode. Tone dekode bertugas untuk mengubah frekuensi isyarat tersebut menjadi logika rendah atau tinggi. Tone dekode ini bila diberi frekuensi masukan yang sama dengan free running frequency dari VCO (Voltage Control Oscillator)- nya maka keluarannya akan mendekati nol Volt (logika rendah). Dan bila frekuensi yang masuk tidak sama dengan free running frequency VCO-nya keluarannya mendekati VCC-nya (logika tinggi). Dalam perancangan ini dibangkitkan tiga frekue nsi isyarat sehingga dibutuhkan tiga buah rangkaian tone decode. Ketiga keluaran dari tone dekode tersebut digunakan untuk mengontrol tiga keadaaan dari sistem pengaman sepeda yaitu alarm aktif atau non aktif dan menghidupkan sepeda motor jarak jauh. Diagram blok sistem pengaman ini bisa dilihat dalam Gambar 1.
  • 2. Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id Untuk lebih jelasnya tentang bagaimana cara kerja rangkaian ini akan dijelaskan prinsip kerja rangkaian per blok. 1. Rangkaian Pembangkit Frekuensi Isyarat Rangkaian pembangkit frekuensi isyarat ini berguna untuk menghasilkan sinyal yang mempunyai frekuensi tertentu yang akan did eteksi oleh tone decode. Komponen utamanya adalah IC 555 yang dioperasikan pada mode stabil. Frekuensi keluarannya ditentukan oleh C1, R1, dan Rm dengan persamaan : 1 F0 = 0,369( Rm + 2R1 )C1 Karena diinginkan ada tiga frekuensi berbeda yang harus dihasilkan oleh IC 555 ini maka diadakan pilihan untuk Rm pada masing- masing frekuensi. Frekuensi yang dihasilkan ditentukan sebesar 500, 750 dan 1000 Hz, maka untuk masing-masing frekuensi nilai resistansi Rm adalah Rm1 = 2,7 K ohm, Rm2 = 1,7 K ohm, Rm3 = 1,2 K ohm. Ketiga resistor tersebut disambungkan dengan saklar pilih, apabila yang dipilih saklar pertama maka keluarnya adalah frekuensi 500 Hz,. Demikian juga untuk saklar kedua dan ketiga. Keluaran IC 555 ini yang berupa gelomba ng kotak ini diumpankan ke transmitter 35 Mhz yang selanjutnya di modulasi secara amplitudo, gambar lengkapnya bisa dilihat pada Gambar 2.
  • 3. Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id 2. Transmitter 35 Mhz Subsistem ini bertugas untuk membangkitkan gelombang radio berfrekuensi 35 MHz dengan daya sekitar 200 mW yang bertugas untuk mentransmisikan sinyal informasi dari pembangkitan frekuensi isyarat. Sistem pemodulasian yang digunakan adalah modulasi amplitudo (AM). Rangkaian lengkap dari transmitter ini bisa dilihat pada Gambar 3. Rangkaian pertama dari subsistem ini adalah osilator. Dalam pembuatan osilator harus diperhatikan persyaratan-persyaratan penting diantaranya stabilitas frekuensi, kecilnya ayunan frekuensi, dan terbebas dari gelombang atas dan frekeunsi harmonisa. Untuk itu osilator harus diusahakan menghasilkan gelombang sinus yang sempurna dengan daya kecil. Frekuensi kerja osilator ini ditentukan oleh L1, C1, C3 dan C5 yang hubungannya dapat dinyatakan dengan rumus : 1 f = 2 π L1 Ceq dimana Ceq adalah hubungan seri antara C1, C3, C4 dan paralel dengan C5, sehingga didapat Ceq sebesar 110,27 pF dengan diinginkan fo sebesar 35 MHz maka L sebesar 0,188 uH. 1 Kapasitor C2 adalah kapasitor kopel umpan balik ke basis. Agar osilator ini tidak terbebani yang berakibat terpengaruhnya kestabilan frekuensi kerjanya maka perlu diberi buffer sebelum dimasukkan ke transistor penguat RF akhir (Tr3). Tr4 berfungsi sebagai modulator, yang akan menyebabkan perubahan amplitudo keluaran Tr3 sesuai dengan amplitudo masukan pada basis Tr4. Induktor L4, L5 dan kapasitor C11 berfungsi sebagai filter dan penyesuai impedansi keluaran dengan antena sehingga didapatkan penyaluran daya maksimal. 3. Receiver 35 MHz Receiver 35 MHz ini prinsipnya sama seperti rangkaian penerima superheterodyne yang lama telah kita kenal. Frekuensi osilatornya dibangkitkan oleh kristal yang mempunyai frekuensi dasar 34,595 MHz. Frekuensi dari osilator lokal ini akan dicampur dengan frekuensi dari hasil penerimaan yang sebelumnya telah ditala oleh bagian penala yaitu sebesar 35 m sehingga Hz
  • 4. Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id menghasilkan frekuensi IF sebesar 455 KHz. Kemudian dikuatkan oleh bagian penguat IF1, IF2 dan IF3 kemudian oleh dioda detektor D1 dan C11 frekuensi informasi akan dideteksi dan dipisahkan dari frekuensi pembawanya sehingga keluarannya merupakan sinyal informasi. R6 dan R9 berfungsi sebagai umpan balik yang akan mengatur penguatan yang biasanya disebut AGC (Automatic Gain Control). Gambar lengkapnya bisa dilihat dalam Gambar 4. 4. Tone Decoder Bagian ini berfungsi untuk membedakan frekuensi isya rat yang masuk. Komponen utama untuk mendeteksi frekuensi masukan tersebut adalah IC LM 567. IC ini menggunakan prinsip kerja Phase Locked Loop yaitu untuk mendekodekan suatu frekuensi pada masukannya dan menghasilkan keadaan logika tertentu pada keluarannya. Rangkaian PLL yang demikian itu disebut sebagai penyidik nada (tone decoder) Fungsi PLL pada IC LM 567 adalah untuk mengunci fasa sinyal masukan, tahanan R1 dan C1 berfungsi sebagai komponen penentu free running frequency (fo) dari VCO, dimana fo menentukan frekuensi yang akan dideteksi. Hubungan ini dinyatakan dengan persamaan : 1 fo = 1,1 R1 C1 nilai maksimum dari fo untuk LM 567CN adalah 500 KHz, apabila sinyal masukan yang berada dalam bidang kunci disekitar fo maka PLL akan mengunci sinyal masukan tersebut. Lebar pita bidang kunci ini ditentukan oleh tegangan Vin dan C2. Agar didapatkan lebar pita yang sesuai dengan persyaratan untuk LM 567 maka ditentukan C2 sebesar 2,2 mF 16 Volt. Suatu rangkaian tone decoder ditunjukkan dalam Gambar 5. kapasitor C3 berfungsi untuk memperhalus sinyal masukan. Dan jika nilai kapasitor ini diperbesar, akan memberikan suatu penundaan (delay) fungsi kerja saat menerima suatu frekuensi. Nilai yang ideal untuk C3 adalah 2 kali C2 sehingga nilai C3 adalah 4,7 mF.
  • 5. Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id Selama frekuensi masukan berada dalam bidang kunci maka keluaran tone decoder mendekati nol Volt, dan bila frekuensi masukan tidak berada dalam bidang kunci atau tidak sama dengan frekuensi yang dihasilkan oleh IC LM 567 akan membuat keluarannya mendekati tegangan Vcc. 5. Rangkaian Penggerak Rangkaian ini terdiri dari beberapa transistor yang berfungsi sebagai saklar dan IC flip-flop tipe D yang berfungsi sebagai rangkaian penahan. Rangkaian ini dihubungkan dengan keluaran tone decoder pertama dan kedua. Bila keluaran tone decoder pertama berlogika rendah maka keluaran rangkaian penahan berlogika tinggi, sehingga rangkaian alarm diijinkan. Bila keluaran decoder kedua yang berlogika rendah maka keluarannya berlogika rendah, sehingga rangkaian alarm off. Rangkaian alarm dilengkapi dengan sensor goyang yang dibuat dari kawat yang mudah bergetar(bisa dipakai pegas ballpoint bekas). Dimana di sekelilingnya dilingkari dengan kawat yang dihubungkan dengan tegangan 12 Volt. Bila terjadi hubung singkat diantara keduanya maka C13 akan terisi, hal ini akan membuat sirine aktif bila rangkaian penahan mengijinkan. R5 berguna untuk menentukan lamanya sirene berbunyi. Keluaran tone decoder ketiga dihubungkan
  • 6. Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id dengan transistor darlington untuk menggerakkan relay yang nantinya digunakan sebagai driver starter electronic. 6. Perakitan dan Pengujian Rangkaian Pertama yang perlu dibuat adalah rangkaian pembangkitan frekuensi isyarat. Dengan menggunakan frekuensi counter, besar frekuensi yang dibangkitkan untuk masing- masing Rm bisa diketahui langsung. Bila tidak ada frekuensi counter bisa digunakan cara lain yaitu dengan menyelesaikan pembuatan tone decoder. Keluaran dari pembangkit frek uensi dimasukkan ke masukan tone decoder. Keluaran tone decoder diukur tegangannya dengan voltmeter. Bila frekuensi masukan sesuai dengan fo dari VCO decoder maka keluarannya akan nol Volt. Demikian selanjutnya sehingga untuk masing-masing frekuensi isyarat bisa dideteksi dengan masing-masing tone decoder. Selanjutnya pe mbuatan receiver, T1 adalah osilator coil yang sering digunakan dalam SW untuk IF trafo T2, T3, T4 adalah satu set trafo IF yang sering digunakan dalam penerimaan AM. Untuk pengetesan hubungkan keluarannya ke amplifier audio. Set T1, T2, T3, T4 sehingga di apatkan d desah yang paling keras. Langkah selanjutnya adalah pembuatan transceiver, L1 adalah 6 lilit kawal email koker berinti ferit 5 mm. Setelah semuanya terpasang, hubungkan keluaran pembangkit frekuensi isyarat ke dalam input pemancar Q4 dan trim osilator sehingga frekuensi yang dipancarkan bisa diterima di receiver denga n baik. Selanjutnya hubungkan decoder ke dalam keluaran penerimaan dan coba pilih salah satu Rm sehingga keluaran tone decoder 0 Volt. Bila keluaran tone decoder tidak nol Volt, set kembali tone decoder hingga didapatkan keluaran 0 Volt. Setelah semuanya selesai bisa dilanjutkan dengan pembuatan bagian penggerak dan keseluruhan sistem bisa langsung dicoba, tombol satu dan dua untuk mengaktifkan atau nonaktifkan alarm, tombol tiga untuk menghidupkan sepeda motor. Selamat Mencoba!! Daftar Komponen: R10 = 560 Ohm C1 = 68 pF Pembangkit frekuensi isyarat C2 = 1 nF Rm1, R1 = 2K7 C3,C4 = 10 pF Rm2 = 1K5 C6 = 30 pF Rm3 = 1K2 C7 = 100 pF C1 = 2,2 uF C8 = 33 pF C2 = 0,1 uF C10 = 1 nF IC NE 555 C11 = trimer capasitor 0-60 pF Q1 = C717 Transceiver 35 MHz Q2 = C930 R1 = 1K2 Q3 = 2N3053 R2 = 5K6 Q4 = BC141 R3 =1K L1 = 8 lilit kawat 0,4 pada koker 5 mm R4 = 47 K L2 = 7 lilit kawat 0,7 mm dengan R5 = 5K7 diameter 6 mm R6 = 100 Ohm L3 = Rfc 1 mH R7 = 4K7 L4,L5 = 5 lilit kawat 0,6 mm dengan R8 = 1K5 diameter lingkaran 7 mm R9 = 10 Ohm
  • 7. Copyright © 2007 quad.brawijaya.ac.id Penerima 35 Mhz R6,R8 = 10 K T1 = antena loopstlok R7 = 22 K T2 = osilator coil SW R9 = 3,3 K T3 = input IF transformer T4 = interstage IF transformer Tone Decoder dan Rangkaian Penggerak T5 = output IF transformer X = kristal 34,545 MHz R1, R2, R3 = 2K7 C1 = 20-60 pF R4,R6 = 1 K C2,C3,C10,C12 = 10 nF C1,C2,C3,C4,C5,C6 = 0,1 uF 16 V C3 = 2 nF C7,C8,C9,C13 = 2,2 uF 16 V C6 = 30 nF C10, C11, C12 = 4,7 uF 16 V C7, C8, C10 = 10 pF Q1 = BC158 C9 = 10 pF Q2 = BD138 R1 = 15 K Q4 = BC828 R2 = 4,7 K Q5 = BD313 R3 =1K IC1, IC2, IC3 = LM567 R4 = 18 K IC4 = 4011 R5 =1K IC 5 = 7475