1. PERTANIAN BERKELANJUTAN
OLEH :
Ni Wayan Marsiningsih (1005105050)
Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Denpasar
2010
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
Pertanian Berkelanjutan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Pertanian.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Denpasar, 30 November 2010
Penyusun
i
3. DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan................................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II. Pembahasan...............................................................................................
2.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan................................................................3
2.2 Konsep Dasar dalam Pertanian Berkelanjutan...............................................4
2.3 Langkah-langkah yang harus dilakukan..........................................................5
2.4 Kegiatan yang dapat menunjang Pertanian Berkelanjutan..............................5
BAB III. Penutup....................................................................................................
3.1. Kesimpulan....................................................................................................9
3.2. Saran...............................................................................................................9
Daftar Pustaka.....................................................................................................10
ii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahun 1984 Indonesia mencapai swasembada beras dan merubah citra dari
negara pengimpor terbesar di dunia menjadi negara surplus beras. Disamping itu
tecapai pula mantapnya peningkatan produksi dan produktivitas beberapa
komoditas strategis lainnya yang berasal dari komoditas non beras. Keberhasilan
ini telah membawa dampak perbaikan terhadap pendapatan, kesejahteraan petani
dan masyarakat pada umumnya, terciptanya kesempatan kerja serta meningkatkan
ekspor non migas. Demikian pula keberhasilan pembangunan sektor pertanian
telah membawa dampak terhadap perubahan perilaku petani yang mulai beralih
dari usahatani subsisten ke usahatani semi komersial, dan dari usahatani tradisonal
kearah usahatani dengan teknologi yang lebih maju.
Gelombang krisis yang dimulai tahun 1997 ternyata berdampak lebih
besar pada pembangunan ekonomi. Sampai saat bangsa ini mengawali abad 21
sudah terlihat beragam tantangan yang harus dihadapi oleh sektor pertanian,
seperti membanjirnya impor produk pertanian, produksi beras yang belum stabil,
degradasi sumber daya alam dan lingkungan, melemahnya daya beli, kesenjangan
produksi yang belum dapat teratasi dengan baik dan banyak lagi. Hampir semua
mengatakan bahwa krisis yang dialami adalah akibat globalisasi.
Di banyak Negara berkembang, seperti pula di Indonesia dan terutama di
Asia, Afrika dan Amerika Latin, pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) banyak diperbicangkan sebagai salah satu pilar pendekatan untuk
menuju kesejahteraan masyarakat. MDG ( Millenium Development Goals) tahun
2000 mentargetkan bahwa tahun 2015 akan menghapuskan kemiskinan dari
penduduk dunia yang hanya berpenghasilan kurang dari 1 dollar per hari,
kelaparan dan yang tak mampu mengakses air yang sehat untuk diminum, Artinya
kemiskinan, air yang sehat, dan produksi bahan makan akan terus menjadi agenda
utama. Konsekuensi dari pada hal tersebut adalah diperlukannya suatu integrasi
yang baik untuk meningkatkan produkstivitas ekonomi di dunia dan untuk
menggerakkan kembali penelitian dan pengembangan di Negara-negara maju
1
5. untuk memfokuskan pada masalah-masalah yang mampu memberikan alternatif
pemecahan dan memberikan dampak bagi Negara berkembang.
Berkaitan dengan hal hal tersebut, sustainable development sebagai suatu
konsep berpikir ( conceptual framework), sangat diperlukan bagi Negara
berkembang seperti Indonesia. Secara prinsip pemahaman pembangunan
berkelanjutan mengedepankan pembangunan yang bermanfaat tidak hanya untuk
masyarakat pada masa sekarang tetapi juga dinikmati oleh masyarakat pada masa
akan datang dalam kurun waktu yang panjang. Suatu konsep yang efektif sebagai
kerangka pikir mengandung dua hal yang penting ( Hardi, 1999), yang pertama
adalah konsep tersebut merupakan suatu kerangka pemikiran yang memberikan
bantuan untuk menentukan prioritas dalam pemilihan-pemilihan indikator
kesejahteraan, dan yang kedua mendorong ( triggers) untuk melakukan
identifikasi variant variant atau indikator yang penting untuk masa depan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Pertanian Berkelanjutan.
2. Bagaimana konsep dasar dalam pertanian berkelanjutan?
3. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan?
4. Kegiatan apa saja yang dapat menunjang pertanian berkelanjutan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pertanian berkelanjutan.
2. Mengetahui konsep dasar dalam pertanian berkelanjutan.
3. Mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam
membangun pertanian berkelanjutan.
4. Mengetahui kegiatan apa saja yang dapat menunjang pertanian
berkelanjutan.
2
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan
sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya
yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources), untuk proses produksi
pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal
mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya,
kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian
yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang
ramah terhadap lingkungan (Kasumbogo Untung, 1997).
Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian
berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti
tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca
panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan
penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah. The
International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM)
menyatakan bahwa pertanian organik bertujuan untuk:
a) Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
b) Membudidayakan tanaman secara alami,
c) Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem
pertanian,
d) Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,
e) Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik
pertanian,
f) Memelihara keragaman genetik sistem pertanian dan sekitarnya, serta
g) Mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam sistem
usaha tani.
3
7. 2.2 Bagaimana konsep dasar dalam pertanian berkelanjutan?
Pengembangan pertanian berkelanjutan merupakan konsep pertanian
dengan mengintegrasi faktor- faktor yang selama ini kurang begitu diperhatikan,
adapun faktor-faktor tersebut yaitu lingkungan pendamping, peternakan
profitabilitas, dan kemakmuran masyarakat petani. Atau dalam kata lain
Sustainable yang mengoptimalkan penggunaan lima alam kerajaan, yaitu
tanaman, hewan, bakteri, jamur dan ganggang, untuk menghasilkan
keanekaragaman hayati-pangan, energi dan gizi. Selama ini petani beranggapan
bahwa menaikkan produksi pertanian hanya dengan menggunakan bahan-bahan
kimia yang tidak ramah lingkungan. Penggunaan bahan-bahan kimia yang tidak
ramah akan berdampak pada kandungan hasil bahan pangan yang dihasilkan
dengan kata lain tanpa mengandung residu berbahaya. Mengingat perkembangan
jaman dan tuntutan standar konsumen, baik kualitas maupun kuantitas sehingga
semua penunjang produksi pertanian dalam sektor on farm, meski berfikir untuk
beralih teknologi baru yang ramah lingkungan. Cara pertanian tersebut, dapat
menggunakan cara pertanian yang digabungkan dengan peternakan, sebagai
contoh : jika kita memiliki beberapa lahan, maka satu lahan kita gunakan untuk
menanam rumput gajah, yang akan digunakan untuk makanan ternak ( sapi perah,
kambing peranakan etawa, ataupun domba). Sedangkan lahan yang lain bisa kita
gunakan untuk bercocok tanam tanaman musiman, selain itu dapat kita gunakan
untuk memelihara ayam petelur, yang dibawah kandangnya dibuat kolam ikan lele
sehingga kotoran atau sisa pakan ternak dapat dimakan ikan lele. Selain
disamping-samping kandang ayam ditanami tanaman buah-buahan. Dari contoh
diatas maka dimaksudkan saat salah satu yang kita pelihara mengalami kegagalan
maka kita masih bisa mendapatkan hasil dari yang lain. Misalnya ketika harga
telur ayam rendah sehingga kita menderita kerugian dari hasil telur ayam, maka
kita masih mendapatkan hasil dari penjualan ikan dan buah-buahan.
Konsep dasar pertanian berkelanjutan adalah mempertahankan ekosistem
alami lahan pertanian yang sehat, bebas dari bahan-bahan kimia yang meracuni
lingkungan. Pertanian berkelanjutan memutus ketergantungan terhadap pupuk dan
pestisida kimiawi dalam kegiatan pertanian. Sehingga lingkungan pertanian yang
sehat dan berkelanjutan dapat terus diupayakan.
4
8. Kemudian dalam konsep dasar pertanian berkelanjutan kita mengenal dua
istilah yang mirip tapi tak sama. Yaitu istilah ‘pertanian alami’ dan ‘pertanian
organik’. Kedua istilah tersebut seringkali dianggap sama. Namun, jika dikaji
lebih mendalam, maka kita akan menemukan perbedaan yang sangat mendasar
pada kedua istilah tersebut.
2.3 Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan?
Langkah yang bisa ditempuh adalah pertama meningkatkan kesadaran
pertanian berkelanjutan. Kedua setiap pihak yang berkait dengan pertanian
melaksanakan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan. Ketiga dukungan
konsumen yang tidak mengkonsumsi produk pertanian yang tidak ramah
lingkungan. Langkah operasional yang bisa dilaksanakan adalah : melaksanakan
pengolahan tanaman minimal sebanyak mungkin menggunakan pupuk organik,
melaksanakan pengendalian hama penyakit dengan bahan yang ramah lingkungan.
2.4 Kegiatan apa saja yang dapat menunjang pertanian berkelanjutan?
Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan
kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka
panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup
masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan
hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan
kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko
lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;
� Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk
mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp.,
sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
� Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai
pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
� Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan
infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungsida sintetis.
5
9. � Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap
tahun .
2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput
Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan
memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang
ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan
biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan
waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan
rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain
ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal
pertanian.
3. Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau
tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi
angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:
� Menciptakan jalur-jalur konservasi.
� Menggunakan dan penahan erosi.
� Melakukan penterasan.
� Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.
4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah
Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam
pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan
tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam
melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun
langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain;
� Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian
atas (top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).
� Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
� Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
� Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah
peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada
peternakan intensif.
6
10. 5. Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim
panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat
termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan
meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman
Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat
mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga
pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-
pohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap
konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang
bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan;
� Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak,
burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek.
� Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan
sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis
tanaman saja.
7. Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan
melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di
lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan
(leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik
yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara
lain:
� Pengomposan
� Penggunaan kascing
� Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)
� Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.
8. Agroforestri (wana tani)
Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana
tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi
membentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi
7
11. tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik
secara ekologi maupun ekonomi. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari
pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain:
• Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman
dan tanaman-tanaman tahunan.
• Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi pada
tanaman satu jenis (monokultur).
• Keanekaragaman jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri
memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis
ke arah vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi
tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui
lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air
hujan yang jatuh bebas.
9. Pemasaran
Petani dan peternak mengakui bahwa meningkatkan pemasaran merupakan suatu
langkah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Adapun cara yang dapat
dikembangkan antara lain:
� Pemasaran langsung melalui surat permintaan, pasar petani, restoran lokal,
supermarket, dan kios-kios pasar tradisional.
� Menggunakan bisnis usaha kecil produk lokal sebagai bahan mentah makanan
olahan.
8
12. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber
daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya yang
tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources), untuk proses produksi
pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal
mungkin.
b. Konsep dasar pertanian berkelanjutan adalah mempertahankan ekosistem
alami lahan pertanian yang sehat, bebas dari bahan-bahan kimia yang
meracuni lingkungan.
c. Langkah yang bisa ditempuh adalah pertama meningkatkan kesadaran
pertanian berkelanjutan, menerapkan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan,
dukungan dari konsumen, dan beberapa langkah operasional yang dapat
dilakukan.
d. Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan
kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam
jangka panjang yaitu: pengendalian hama terpadu, sistem rotasi dan budidaya
rumput, konservasi lahan, menjaga kualitas air/lahan basah, tanaman
pelindung, diversifikasi lahan dan tanaman, pengelolaan nutrisi tanaman,
agroforesti dan pemasaran.
3.2 Saran
Adapun saran yang disampaikan yaitu agar pertanian berkelanjutan dapat
terus dikembangkan untuk kemajuan pertanian dan kehidupan masyarakat umum
dimasa mendatang. Selain itu juga, dapat membantu masyarakat atau para petani
untuk meningkatkan perekonomiannya.
9
13. DAFTAR PUSTAKA
Park J and R.A.F Seaton. 1996. Intergrative Research and Sustainable
Agricultural Systems. Elsevier Apllid Science.
Anon. 1991. Toward sustainability. Soil and water research priorities for
developing countries. National Academy press. Washington ,D.C. x
+65h.
Browse > Home / Daulat Pangan / Refleksi Pengembangan Kapasitas Petani
Melalui Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan
Ecological Agriculture Projects. 1989. Sustainability Agriculture. EAP
Publication – 16. Macdonald College of McGill University.
10