Buku Pedoman Pelaksanaan Program Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat yang di terbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020. Pedoman ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan dalam pelaksanaannya.
2. Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
615.1
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Pedoman Pelaksanaan Program Gerakan Masyarakat
Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat).— Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.2020
ISBN 978-623-301-006-1
1. Judul I. DRUG INFORMATION SERVICES
II. GOVERNMENT PROGRAMS
III. PHARMACEUTICAL PREPARATIONS
615.1
Ind
p
3. i | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat dan izin Allah SWT, penyusunan buku Pedoman Pelaksanaan
Program Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat)
dapat diselesaikan.
Dokumen ini merupakan pedoman bagi Pembina GeMa CerMat di tingkat
provinsi, kabupaten/kota, apoteker Agent of Change/Master Agent of Change
yang akan melaksanakan program GeMa CerMat. Dokumen ini memuat secara
detail mulai dari peran masing-masing pemangku kepentingan, strategi
pelaksanaan GeMa CerMat dan pemantauan dan evaluasi.
Sebagai pedoman umum, dokumen ini tidak bersifat statis. Oleh karena itu
selama perjalanan pelaksanaan program GeMa CerMat akan dilaksanakan
revisi secara periodik.
Ucapan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Tim Penyusun,
Editor, Kontributor dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan
pedoman ini.
Semoga pedoman ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan
memberikan manfaat sebesar-besarnya.
Jakarta, Juli 2020
Direktur Pelayanan Kefarmasian
Dita Novianti S.A, S.Si, Apt, MM
NIP.197311231998032002
4. ii | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
KATA SAMBUTAN
Pembangunan kesehatan terus bergerak progresif dan dinamis, sebagai upaya
memenuhi hak-hak masyarakat untuk mendapatkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan melalui
pendekatan Sistem Kesehatan Nasional, diwujudkan dengan menggerakkan
berbagai elemen masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan tentunya dikawal
pemerintah untuk bersama-sama menjamin akses terhadap pelayanan
kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.
Arah kebijakan RPJMN 2020-2024 menyebutkan bahwa peningkatan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dilakukan
dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar dengan
mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, dimana salah satunya
mencakup peningkatan promosi dan pengawasan penggunaan obat rasional.
Penyelenggaraan upaya promosi penggunaan obat rasional dilakukan antara
lain dengan pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan
edukasi.
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah melakukan upaya
pemberdayaan masyarakat terkait penggunaan obat yang telah dikukuhkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/427/2015
tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat).
Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan dalam pelaksanaan Strategi
GeMa CerMat secara terintegrasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasinya sehingga upaya untuk mewujudkan kepedulian,
kesadaran, pemahaman dan kemampuan masyakarat dalam menggunakan
obat secara tepat dan benar dapat tercapai.
Jakarta, Juli 2020
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Dra Engko Sosialine Magdalene, Apt, M.BioMed
5. iii | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
KATA SAMBUTAN ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Landasan Hukum ................................................................................. 4
C. Pengertian ........................................................................................... 5
D. Tujuan .................................................................................................. 6
E. Sasaran ................................................................................................ 7
F. Logo ..................................................................................................... 7
BAB II PERAN DAN FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN ................................. 9
A. Kementerian/Lembaga ........................................................................ 9
B. Instansi ................................................................................................ 9
C. Lembaga dan organisasi ...................................................................... 9
D. Mitra lainnya ....................................................................................... 10
BAB III PELAKSANAAN GEMA CERMAT ........................................................... 13
A. Strategi Regulasi dan Advokasi ............................................................ 14
B. Strategi Edukasi ................................................................................... 15
C. Anggaran/sumber pendanaan ............................................................. 22
D. Strategi Komunikasi dan Publikasi ....................................................... 22
E. Strategi Optimalisasi Peranan Tenaga Kesehatan ............................... 24
F. Tahapan Kegiatan ................................................................................ 27
BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI ............................................................ 35
A. Pendahuluan ........................................................................................ 35
6. iv | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
B. Metode Pemantauan dan Evaluasi ...................................................... 36
C. Pelaporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi .......................................... 43
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................... 43
E. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 44
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 45
LAMPIRAN ....................................................................................................... 46
7. v | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 CONTOH SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN AGENT OF
CHANGE GEMA CERMAT ................................................. 47
LAMPIRAN 2 FORMAT SURAT KETERANGAN PINDAH DOMISILI
SEBAGAI AOC ................................................................... 50
LAMPIRAN 3 FORMULIR MONITORING DAN EVALUASI
PELAKSANAAN GERAKAN MASYARAKAT CERDAS
MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT) DINAS
KESEHATAN PROVINSI ..................................................... 51
LAMPIRAN 4 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM MONITORING
DAN EVALUASI PELAKSANAAN GERAKAN MASYARAKAT
CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT) DINAS
KESEHATAN PROVINSI ..................................................... 62
LAMPIRAN 5 FORMULIR MONITORING DAN EVALUASI
PELAKSANAAN GERAKAN MASYARAKAT CERDAS
MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT) DINAS
KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ....................................... 73
LAMPIRAN 6 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM MONITORING
DAN EVALUASI PELAKSANAAN GERAKAN MASYARAKAT
CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT) DINAS
KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ....................................... 82
LAMPIRAN 7 FORMULIR MONITORING DAN EVALUASI
PELAKSANAAN GERAKAN MASYARAKAT CERDAS
MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT) MASTER
AGENT OF CHANGE/AGENT OF CHANGE (MAoC/AoC) .... 93
LAMPIRAN 8 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM MONITORING
DAN EVALUASI PELAKSANAAN GERAKAN MASYARAKAT
CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT)
MASTER OF AGENT OF CHANGE/AGENT OF CHANGE
(MAOC/AOC) .................................................................... 104
LAMPIRAN 9 KUESIONER MASYARAKAT INFORMED CONSENT ............ 112
LAMPIRAN 10 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN KUESIONER PERUBAHAN
PERILAKU MASYARAKAT .................................................. 118
8. vi | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM
GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GeMa CerMat)
Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Jakarta, 2020
Pembina:
Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt., M.Bio Med. (Direktur Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Pengarah:
Dita Novianti, S.A., Apt., MM (Direktur Pelayanan Kefarmasian)
Tim Penyusun:
Refiandes S.Si., Apt., MPH (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Candra Lesmana, S.Farm., Apt (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Andrie Fitrianyah, S.Farm., Apt (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Fachriah Syamsuddin, S.Si., Apt (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Rizqi Machdiawati, S.Farm., Apt (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Tri Ratna Rejeki, S.Farm., Apt (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
I G A Trisnadewi, S.Farm., M.Farm.Klin.Apt (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Devina Liretha, S.Farm., Apt (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Utami Tri Adiningsih, S.Farm., Apt (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Alam Herlambang (Direktorat Pelayanan Kefarmasian)
Dr. Adji Prayitno, Apt (Universitas Surabaya)
Rd. Hermalia, S.F., Apt (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat)
Nurul Fadhilah S.Si, Apt, M.Si (Dinas Kesehatan Provinsi Riau)
Umy Qalsum, S.Farm., Apt (Dinas Kesehatan Polewali Mandar)
Pandu Wibowo, S.Si., Apt (Dinas Kesehatan Kota Pontianak)
Sani Nur’aeni, S.Farm., Apt (Apoteker Puskesmas Pasundan Kota Bandung)
Primadi Avianto, S.Farm., Apt (Apoteker Apotek swasta di Sidoarjo)
Diterbitkan Oleh :
Kementerian Kesehatan RI
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk dan dengan cara apapun juga,
baik secara mekanis maupun elektronik termasuk fotocopy rekaman dan lain-lain tanpa seijin tertulis dari
penerbit.
9. vii | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
10. 1 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam pelayanan
kesehatan, mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan,
diagnosa, pengobatan dan pemulihan harus selalu tersedia pada saat
dibutuhkan. Obat dapat mempengaruhi kesehatan apabila tidak
memenuhi persyaratan, digunakan secara tidak tepat atau disalahgunakan.
Secara definisi menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, obat adalah obat jadi termasuk produk biologi yang merupakan
bahan atau paduan bahan, digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi untuk manusia.
Salah satu penyebab masalah kesehatan yaitu penggunaan obat
secara tidak rasional, yang dapat mengakibatkan terapi menjadi kurang
efektif dan tidak efisien. Menurut WHO, lebih dari 50% obat di dunia
diresepkan dan digunakan secara tidak tepat/rasional. Ketidakrasionalan
penggunaan obat dapat berupa penggunaan obat secara berlebihan
(overuse), penggunaan obat yang kurang (underuse) dan penggunaan obat
tidak tepat indikasi, dosis, cara dan lama pemakaian, dan lain-lain (misuse).
Di lain pihak, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang farmasi
yang pesat diikuti dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat,
semakin gencarnya promosi/iklan obat melalui media massa dan tingginya
biaya pelayanan kesehatan, sehingga memicu dilakukannya swamedikasi
oleh masyarakat. Swamedikasi merupakan upaya yang paling banyak
dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit,
sebelum mencari pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan/tenaga
kesehatan terdekat.
11. 2 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari tahun ke
tahun selalu menunjukkan bahwa lebih dari 60 % masyarakat melakukan
pengobatan sendiri (swamedikasi). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menunjukkan bahwa 35,2% masyarakat Indonesia menyimpan obat di
rumah tangga, baik diperoleh dari resep dokter maupun dibeli sendiri
secara bebas. Proporsi masyarakat yang menyimpan obat keras tanpa
resep mencapai 81,9% (Kementerian Kesehatan, 2013), di antaranya
termasuk antibiotik.
Swamedikasi oleh masyarakat seringkali tidak hanya
menggunakan obat bebas dan bebas terbatas tetapi juga menggunakan
obat keras yang seharusnya diresepkan oleh dokter (ethical). Swamedikasi
yang dilakukan secara tidak tepat dan tidak disertai informasi yang
memadai, dapat menyebabkan tujuan pengobatan tidak tercapai. Sebagai
contoh, penggunaan antibiotik tanpa resep dokter dapat menyebabkan
masalah kesehatan seperti resistensi bakteri.
Swamedikasi yang benar menggambarkan tingkat pengetahuan
masyarakat yang baik atas pentingnya penggunaan obat rasional, dimana
tingkat pengetahuan masyarakat ini merupakan salah satu indikator dari
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat. Dalam melakukan
swamedikasi secara benar, masyarakat memerlukan informasi yang jelas,
benar dan dapat dipercaya. Untuk itu swamedikasi sebaiknya dilakukan di
bawah supervisi dan pembinaan tenaga kefarmasian.
Informasi tentang obat banyak diperoleh masyarakat dari
berbagai sumber, namun belum tentu semuanya benar atau netral. Oleh
karena itu perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat
mampu menyaring informasi yang benar. Informasi seharusnya didapatkan
dari tenaga kesehatan dan sumber informasi yang terpercaya. Peran
tenaga kefarmasian terutama Apoteker di komunitas perlu ditingkatkan
dalam memberikan pelayanan informasi tentang obat, baik dalam upaya
12. 3 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
pengobatan (kuratif), maupun upaya promotif dan preventif (pencegahan
penyakit).
Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan penggunaan obat secara rasional baik oleh tenaga
kesehatan maupun masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain melalui
Penggerakan Penggunaan Obat Rasional yang melibatkan Dinas Kesehatan
Provinsi/ Kabupaten/Kota, organisasi profesi kesehatan serta perguruan
tinggi kedokteran dan farmasi. Selain itu juga dilakukan kegiatan
penyebaran informasi dan pemberdayaan masyarakat dengan metode
CBIA (Cara Belajar Insan Aktif). Berbagai kendala masih dihadapi, terkait
dengan masalah anggaran, fasilitas, sumber daya manusia, dan lain-lain.
Untuk itu perlu ditingkatkan dengan upaya yang lebih masif dan
berkesinambungan dengan melibatkan masyarakat secara aktif dan
berbagai pemangku kepentingan terkait.
Dalam rangka percepatan upaya peningkatan pengetahuan,
kesadaran, kepedulian, dan keterampilan masyarakat mengenai
penggunaan obat secara rasional, dilaksanakan program Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat) yang merupakan
wadah penggerakan penggunaan obat rasional, CBIA dan program terkait
lain yang berkesinambungan dengan melibatkan lintas sektor dan
pemangku kepentingan terkait. Gerakan ini telah dicanangkan oleh
Menteri Kesehatan RI pada tanggal 13 November 2015 dan ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/Menkes/427/2015 tentang Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat.
Pelaksanaan GeMa CerMat yang dimulai dari advokasi, sosialisasi,
edukasi, penyebaran informasi hingga optimalisasi peran tenaga kesehatan
membutuhkan suatu pedoman sebagai acuan. Pedoman ini dapat
dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan dalam melaksanakan GeMa
CerMat.
13. 4 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3821);
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998
tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara 3781);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara 5044);
5. Intruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan
Terpadu;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Pemberdayaan Masyarakat melalui Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39 tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
14. 5 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 189/Menkes/SK/III/2006
tentang Kebijakan Obat Nasional;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 585/Menkes/SK/V/2007
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas;
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/ Menkes/427/2015
tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat;
C. Pengertian
1. Swamedikasi adalah upaya yang dilakukan oleh perorangan atau
masyarakat dalam menentukan pengobatan atau memilih obat untuk
mengatasi keluhan atau gejala penyakitnya sebelum memutuskan
mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan.
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Jenis
Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kefarmasian terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
3. Penggunaan Obat Rasional (POR). Menurut WHO, penggunaan obat
dikatakan rasional bila pasien menerima obat sesuai dengan
kebutuhan klinis, pada dosis yang sesuai untuk periode waktu yang
tepat dengan biaya yang paling terjangkau bagi pasien dan
masyarakat.
4. Cara Belajar Insan Aktif yang selanjutnya disingkat CBIA adalah suatu
metode pendidikan masyarakat yang didasarkan pada proses belajar
mandiri, melibatkan insan aktif dalam diskusi dengan mencari sumber-
sumber informasi yang terdapat dalam media informasi tertulis
15. 6 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
(kemasan dan lembar informasi obat, brosur, dan sumber lainnya)
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk
memilih obat yang diperlukan dalam swamedikasi yang rasional.
5. Agen Perubahan/ Agent of Change (AoC) GeMa CerMat adalah
tenaga kesehatan terutama apoteker yang mempunyai komitmen dan
kemampuan untuk melaksanakan kegiatan edukasi dan
pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan POR dalam rangka
GeMa CerMat dengan tujuan mengubah perilaku pada masyarakat
maupun tenaga kesehatan, telah mendapatkan pembekalan dan
ditandai dengan pemberian sertifikat.
6. Kader GeMa CerMat adalah anggota masyarakat yang telah
mendapatkan edukasi dan pemberdayaan peningkatan POR dalam
rangka GeMa CerMat, sehingga dapat memberi bimbingan dan
mengajar kelompok kecil masyarakat lainnya atau perorangan .
7. Fasilitator adalah tenaga kesehatan atau masyarakat yang bersedia
memfasilitasi jalannya kegiatan edukasi, untuk mendapatkan jawaban
atas suatu masalah tetapi tidak mendominasi, kemudian
menyimpulkan temuan-temuan penting di akhir kegiatan. Kriteria
fasilitator adalah tidak buta huruf dan tidak buta warna.
8. Narasumber adalah tenaga profesional kesehatan yang memiliki
kemampuan untuk menyampaikan informasi tentang penggunaan
obat secara rasional baik kepada tenaga kesehatan maupun
masyarakat.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya Pedoman yaitu untuk memberikan acuan bagi
pihak yang berkepentingan dalam melaksanakan program GeMa
CerMat.
2. Tujuan Khusus
16. 7 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
a. Menjelaskan pelaksanaan GeMa CerMat yang memuat strategi
regulasi dan advokasi, komunikasi publik dan publikasi, edukasi
dan pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi peran tenaga
kesehatan.
b. Menyediakan instrumen pemantauan dan evaluasi secara
berjenjang mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota
organisasi/lembaga, dan agen perubahan (Agent of Change) untuk
mengetahui keberhasilan GeMa CerMat.
E. Sasaran
Sasaran pedoman adalah pemangku kepentingan terkait,
kementerian/ lembaga/ dinas/ instansi, organisasi,
perkumpulan/kelompok masyarakat, perorangan, dan mitra lainnya yang
akan melaksanakan kegiatan GeMa CerMat.
F. Logo
Gambar 01.
Logo GeMa CerMat
Makna logo GeMa CerMat
- Lingkaran menggambarkan citra permukaan obat yang bulat.
- Simbol empat lingkaran mencerminkan keseimbangan obat untuk
kesehatan.
- Simbol hati berwarna putih mencerminkan kepedulian masyarakat
akan nilai penting obat untuk kesehatan.
17. 8 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
- Figur manusia mencerminkan masyarakat. Posisi tangan yang
membentang menandakan peran aktif masyarakat yang selalu turut
berperan serta untuk mendukung keberhasilan program GeMa
CerMat.
- Warna pada bulatan berbentuk tablet mencitrakan keanekaragaman
jenis obat yang beredar dan dinamika gerakan masyarakat.
- Warna merah mencitrakan keunggulan program GeMa CerMat
sebagai program pemerintah yang energik dan proaktif serta
menjangkau seluruh Indonesia (bersifat nasional). Warna merah juga
melambangkan kekuatan dan keberanian untuk gigih mencapai tujuan
utama yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang memiliki
kepedulian terhadap obat.
- Warna putih mencitrakan keluhuran, kesungguhan dan dedikasi
program GeMa CerMat serta independensi dari kepentingan
komersial.
- Warna kuning melambangkan kehati-hatian masyarakat dalam
penggunaan obat.
- Warna hijau melambangkan kesembuhan dan kesehatan yang
merupakan capaian dari kegiatan GeMa CerMat .
- Warna biru melambangkan keluasan pengetahuan dan informasi yang
diperlukan untuk penggunaan obat rasional.
- Warna oranye melambangkan kehangatan, keceriaan dan semangat
serta optimisme dalam melaksanakan program GeMa CerMat .
- Komposisi grafis menampilkan gaya desain modern, sederhana, unik,
komunikatif dan informatif.
Logo GeMa CerMat dicantumkan pada media dan materi yang
digunakan dalam pelaksanaan GeMa CerMat. Logo dapat diunduh dari
website Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan yaitu
www.farmalkes.kemkes.go.id
18. 9 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
BAB II
PERAN DAN FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat)
dilaksanakan secara bersama di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan,
dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait, yaitu:
A. Kementerian/Lembaga, antara lain:
1. Kementerian Dalam Negeri
2. Kementerian Agama
3. Kementerian Keuangan
4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
5. Kementerian Komunikasi dan Informatika
6. Kementerian Pertanian
7. Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
8. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
9. Kementerian Riset, dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional
10. Badan Pengawas Obat dan Makanan
11. Badan Narkotika Nasional (BNN)
12. Kementerian/Lembaga lain yang terkait
B. Instansi
1. Dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota
2. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
3. Dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota
4. Dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak provinsi/
kabupaten/kota
5. Seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lain yang terkait
C. Lembaga dan organisasi, antara lain:
1. Organisasi profesi kesehatan
2. Organisasi sosial dan kemasyarakatan
3. Organisasi kepemudaan
19. 10 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
4. Organisasi mahasiswa
5. Organisasi kesiswaan
6. Organisasi lainnya
D. Mitra lainnya, antara lain:
1. Fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik,
dan apotek
2. Institusi pendidikan
3. WHO
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Non-Government Organization
(NGO)
5. Lembaga donor keuangan internasional
6. Sektor swasta/dunia usaha
7. Media massa
8. dan lain-lain.
Setiap pemangku kepentingan terkait memberikan peran dan fungsi
tersendiri yang akan mendukung terlaksananya GeMa CerMat secara baik dan
efektif. Peran dan fungsi tersebut dilaksanakan pada setiap tingkat, yaitu
tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
A. Pusat
Pelaksana utama GeMa CerMat di tingkat pusat adalah Kementerian
Kesehatan. Pemangku kepentingan terkait yang dilibatkan antara lain
organisasi profesi kesehatan tingkat pusat, Kementerian atau lembaga
pemerintah yang terkait, institusi/lembaga/organisasi kesehatan,
kemasyarakatan, kepemudaan, kemahasiswaan tingkat pusat lainnya.
Sesuai tugas dan fungsi pemerintah pusat, Kementerian Kesehatan
menyiapkan kebijakan program, menyusun NSPK, melakukan pembinaan
kepada dinas kesehatan provinsi/kabupaten kota, menyediakan sarana
prasarana, melakukan monitoring dan evaluasi, serta melaksanakan
kegiatan yang mendukung program GeMa CerMat.
Sarana prasarana yang disediakan oleh pemerintah pusat,
diantaranya:
20. 11 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
1. Materi promosi, berupa: banner, baliho, brosur, iklan, audiovisual, dan
media promosi lainnya.
2. Materi edukasi, berupa: buku pedoman, bahan tayang, audiovisual
edukasi, bahan Q &A, permainan edukasi, leaflet, dan lain sebagainya.
B. Provinsi
Pelaksana utama di tingkat provinsi adalah dinas kesehatan
provinsi. Pemangku kepentingan terkait yang dilibatkan antara lain
organisasi profesi kesehatan tingkat provinsi, dinas atau lembaga
pemerintah tingkat provinsi yang terkait, institusi/lembaga/organisasi
kesehatan, kemasyarakatan, kepemudaan, kemahasiswaan, kesiswaan
tingkat provinsi lainnya jika memungkinkan.
Dinas kesehatan provinsi melakukan pembinaan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota, menyediakan sarana prasarana terkait
program GeMa CerMat, melaksanakan kegiatan yang mendukung program
GeMa CerMat, membuat inovasi terkait pelaksanaan program GeMa
CerMat, melaporkan kegiatan yang dilaksanakan, dan melakukan
monitoring dan evaluasi.
C. Kabupaten/Kota
Pelaksana utama di tingkat Kabupaten/Kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemangku kepentingan terkait yang
dilibatkan antara lain, organisasi profesi kesehatan tingkat
kabupaten/kota, Dinas atau lembaga pemerintah tingkat Kabupaten/Kota,
institusi/lembaga/organisasi kesehatan, kemasyarakatan, kepemudaan,
kemahasiswaan, kesiswaan tingkat kabupaten/kota lainnya jika
memungkinkan.
Dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pembinaan kepada
puskesmas dan AoC, menyediakan sarana prasarana terkait program GeMa
CerMat, melaksanakan kegiatan yang mendukung program GeMa CerMat,
membuat inovasi terkait pelaksanaan program, melaporkan kegiatan yang
dilaksanakan, dan melakukan monitoring dan evaluasi.
21. 12 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
D. Provinsi
Pelaksana utama di tingkat provinsi adalah dinas kesehatan
provinsi. Pemangku kepentingan terkait yang dilibatkan antara lain
organisasi profesi kesehatan tingkat provinsi, dinas atau lembaga
pemerintah tingkat provinsi yang terkait, institusi/lembaga/organisasi
kesehatan, kemasyarakatan, kepemudaan, kemahasiswaan, kesiswaan
tingkat provinsi lainnya jika memungkinkan.
Dinas kesehatan provinsi melakukan pembinaan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota, menyediakan sarana prasarana terkait
program GeMa CerMat, melaksanakan kegiatan yang mendukung program
GeMa CerMat, membuat inovasi terkait pelaksanaan program GeMa
CerMat, melaporkan kegiatan yang dilaksanakan, dan melakukan
monitoring dan evaluasi.
22. 13 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
BAB III
PELAKSANAAN GEMA CERMAT
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat)
merupakan program Kementerian Kesehatan yang melibatkan lintas sektor dan
komponen masyarakat. Keterlibatan kementerian/lembaga selain Kementerian
Kesehatan akan sangat membantu dalam menunjang keberhasilan gerakan ini.
Di samping itu, selain dari organisasi profesi kesehatan, perlu adanya dukungan
dari lembaga atau organisasi kemasyarakatan, kepemudaan, kemahasiswaan
dan kesiswaan, serta mitra lainnya. Lembaga/organisasi tersebut akan menjadi
perantara dalam meneruskan informasi dan pengetahuan tentang penggunaan
obat secara rasional pada masyarakat.
Tujuan dilaksanakannya GeMa CerMat yaitu:
a. meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penggunaan obat secara tepat dan benar;
b. meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memilih, mendapatkan,
menggunakan, menyimpan dan memusnahkan obat secara tepat dan
benar;
c. meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Sasaran GeMa CerMat adalah seluruh masyarakat dengan melibatkan
lintas sektor dan lintas program, organisasi profesi kesehatan, institusi
pendidikan, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama, tokoh adat
serta elemen-elemen lain yang ada di masyarakat.
Kegiatan GeMa CerMat meliputi upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan, serta perubahan perilaku masyarakat dalam memilih,
mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar,
meliputi obat bebas untuk swamedikasi, maupun obat keras yang diperoleh
dengan resep dokter.
GeMa CerMat dilaksanakan melalui 4 (empat) strategi berikut:
23. 14 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
A. Strategi Regulasi dan Advokasi
Untuk melaksanakan GeMa CerMat diperlukan kebijakan,
regulasi dan pedoman sebagai instrumen penguat dan dapat digunakan
untuk advokasi kepada para pemangku kepentingan.
1. Penyusunan Regulasi
Kementerian Kesehatan menyusun dan menyiapkan regulasi
dan pedoman yang dibutuhkan dengan melibatkan pemangku
kepentingan terkait. Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota
menerbitkan kebijakan kepala daerah, yang diinisiasi oleh dinas
kesehatan provinsi / kabupaten/kota dengan melibatkan pemangku
kepentingan terkait. Pemerintah daerah juga menyusun petunjuk
pelaksanaan dan Standar Prosedur Operasional (SPO) dengan
mengacu pada regulasi dan pedoman yang disusun oleh
Kementerian Kesehatan.Fasilitas pelayanan kesehatan, instansi,
organisasi dan kelompok masyarakat dapat menyusun kebijakan
sesuai kebutuhan, dan diterbitkan oleh pengambil kebijakan
setempat dengan mengacu pada kebijakan yang lebih tinggi.
AoC sebagai pelaksana program di lapangan, diberikan surat
penetapan/pengesahan sebagai AoC, misalnya melalui surat
keputusan bupati/walikota atau kepala dinas kesehatan tentang
penunjukan AoC GeMa CerMat. Contoh SK pengesahan sebagai AoC
dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Advokasi pada pemangku kepentingan terkait
Upaya advokasi kepada pemangku kepentingan terkait
diperlukan agar program GeMa CerMat dapat tercapai secara optimal.
Kementerian Kesehatan perlu melakukan advokasi kepada pemangku
kepentingan di tingkat Pusat dalam hal kebijakan, regulasi, pedoman,
perjanjian kerjasama, teknis pelaksanaan, dan rencana tindak lanjut.
Advokasi juga perlu dilakukan kepada pemangku kepentingan di
tingkat daerah provinsi dan kabupaten/kota.
Advokasi yang efektif sebaiknya dibangun dengan
memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
24. 15 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
1. Prioritas advokasi yang jelas
2. Didukung hasil analisis dan kajian yang mencukupi
3. Memahami proses – proses dalam pemerintahan dan administrasi
serta cara masuk yang efektif
B. Strategi Edukasi
Strategi edukasi terdiri dari metode edukasi dan materi edukasi.
1. Metode Edukasi
Metode edukasi yang digunakan dapat dipilih yang bersifat
interaktif atau non interaktif. Metode interaktif sesuai untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku,
sedangkan metode edukasi non interaktif lebih sesuai untuk
meningkatkan pengetahuan saja.
a. Metode edukasi interaktif
Contoh metode edukasi yang bersifat interaktif yaitu:
1) Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)
Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) atau dikenal juga sebagai
Community-Based Interactive Approach merupakan metode
edukasi dan pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan
dalam mengedukasi masyarakat untuk memilih dan
menggunakan obat yang benar, terutama pada pengobatan
sendiri (swamedikasi). CBIA dikembangkan pertama kali oleh
Prof. Dr. Sri Suryawati, guru besar Farmakologi dan Terapi dari
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada bersama timnya di
Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas
Gadjah Mada.
Metode ini telah dikembangkan dan diadopsi oleh
beberapa negara di Asia serta diakui oleh WHO. Pada tahun
2007, bekerjasama dengan Direktorat Bina Penggunaan Obat
Rasional, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dilaksanakan kegiatan pilot
project di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Kegiatan
25. 16 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
tersebut terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan peserta dalam memilih dan menggunakan obat,
serta terlihat adanya antusiasme dari kader maupun tenaga
kesehatan.
Metode ini diutamakan bagi para ibu rumah tangga
melalui kader kesehatan yang aktif di masyarakat. Melalui
metode ini diharapkan masyarakat, terutama para ibu, dapat
lebih aktif dalam mencari informasi mengenai obat yang
digunakan oleh keluarga, menggunakan dan mengelola obat di
rumah tangga secara benar, serta mempunyai sikap kritis
terhadap informasi yang ada. Sumber informasi obat terdapat
pada kemasan maupun package insert (brosur) dari obat.
Sejak tahun 2008 hingga saat ini, kegiatan CBIA telah
disosialisasikan secara nasional dan dilaksanakan di hampir
semua provinsi, baik oleh pemerintah pusat (Kementerian
Kesehatan) maupun oleh Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota, institusi pendidikan, organisasi/ kelompok
masyarakat, organisasi profesi, dll. Kegiatan CBIA juga telah
dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan lain, misalnya
terkait upaya promosi kesehatan.
Pengobatan sendiri atau swamedikasi yang dilakukan
dengan tepat dan benar dapat mendukung upaya pemeliharaan
kesehatan. Swamedikasi hendaknya hanya dilakukan untuk
penyakit ringan dan bertujuan mengurangi gejala, menggunakan
obat yang dapat digunakan tanpa resep dokter sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Jika tidak tepat, dapat
menyebabkan tidak tercapainya efek pengobatan, timbulnya efek
samping yang tidak diinginkan, timbulnya penyakit baru,
keracunan karena kelebihan pemakaian obat (overdosis). Untuk
melakukan swamedikasi secara tepat, masyarakat memerlukan
informasi yang lengkap, jelas, benar, dan dapat dipercaya.
26. 17 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
Metode CBIA mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- bersifat interaktif/ diskusi kelompok kecil;
- proses belajar mandiri (self-learning process);
- membekali masyarakat dengan pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan tingkah laku kritis;
- memunculkan perilaku mencari informasi;
- memanfaatkan forum yang ada dalam masyarakat (arisan,
pengajian, PKK, dll).
2) Permainan Edukatif
Permainan edukatif bertujuan untuk memberikan edukasi
tentang cara memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan
dan membuang obat secara benar sambil bermain sehingga
tercipta suasana belajar yang lebih menarik.
Contoh permainan yang dapat dipilih :
a) Ular tangga
Permainan ular tangga adalah permainan yang menggunakan
alas dapat berupa papan/karton/kain dan dimainkan secara
berkelompok. Alas permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil
dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga dan ular yang
menghubungkannya dengan kotak lain. Permainan ini
dilengkapi dengan dadu. Peserta yang akan bermain duduk
melingkar. Setiap peserta mendapat kesempatan melempar
dadu dan melangkah sesuai nomor dadu. Peserta selanjutnya
mendapat pertanyaan untuk setiap kotak yang dilalui.
Permainan ini dilengkapi daftar pertanyaan berjenjang dari
yang termudah sampai tersulit. Dari setiap pertanyaan yang
terjawab atau tidak terjawab, tenaga kesehatan bertugas
memberikan penjelasan yang detail dan benar kepada
masyarakat.
b) Roda permainan (wheel of challenge)
Peserta diminta memutar roda sampai berhenti pada nomor
tertentu yang berisi pertanyaan berjenjang dari mudah sampai
sulit. Dari setiap pertanyaan yang terjawab atau tidak terjawab,
27. 18 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
tenaga kesehatan bertugas memberikan penjelasan yang benar
dan rinci kepada masyarakat.
c) Permainan Edukatif Lainnya, seperti kartu kuartet, dll.
3) Metode interaktif lainnya
Selain metode-metode di atas, dapat juga menggunakan
metode lainnya yang sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang
tersedia. Metode interaktif lainnya seperti ceramah interaktif,
penyuluhan interaktif, webinar interaktif, diskusi interaktif, siaran
radio dan televisi interaktif, dll. Di samping itu dapat juga dilakukan
kombinasi dari metode-metode interaktif tersebut di atas.
b. Metode edukasi non interaktif
Metode edukasi non interaktif dilakukan tanpa dialog dengan
audiens, contohnya brosur, spanduk, pamflet, komik, buku cerita,
pantun, film, drama, komedi situasi atau operet, lagu, senam, video
dengan topik atau materi penggunaan obat yang telah ditetapkan.
Tahap Pelaksanaan
1) Berkoordinasi dengan tim promosi kesehatan dan
menentukan materi penyuluhan beserta jadwal.
2) Menyusun materi penyuluhan dan mempersiapkan alat
peraga yang diperlukan (misalnya kemasan obat, poster dan
gambar yang menarik)
3) Melaksanakan penyuluhan dan melakukan evaluasi kegiatan.
4) Mengukur pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
obat dengan mempersiapkan bahan pre test dan post test.
2. Materi Edukasi
Materi edukasi untuk pendekatan interaktif harus dikemas
menarik sehingga peserta dan masyarakat dapat berperan aktif. Bahasa
yang digunakan dalam penyampaian materi juga diupayakan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami atau menyesuaikan dengan
kearifan lokal daerah setempat. Jika ada istilah dalam bahasa ilmiah
yang belum ada terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, sebaiknya
28. 19 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
dijelaskan pengertiannya dalam Bahasa Indonesia. Materi edukasi yang
disampaikan sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Deskripsi Informasi
Deskripsi informasi obat meliputi informasi awal tentang hal-hal
yang tercantum dalam kemasan dan brosur obat yang harus
diketahui oleh pasien meliputi:
1) Nama obat
2) Komposisi
3) Indikasi (khasiat)
4) Dosis dan Cara Pemakaian
5) Efek Samping
6) Kontra indikasi
7) Tanggal Kedaluwarsa atau Beyond Used Date (BUD)
8) Informasi Harga Eceran Tertinggi (HET)
9) Petunjuk Penyimpanan
10) Izin Edar dan Nama Produsen
11) Organoleptis Sediaan Farmasi
12) Dan lain lain
b. Penggolongan obat
Penggolongan obat dijelaskan berdasarkan:
1) Nama yaitu penjelasan tentang obat generik, obat generik
bermerek dan obat paten (inovator);
2) Bentuk sediaan yaitu penjelasan tentang sediaan obat dalam
dan obat luar;
3) Penandaan yaitu penjelasan tentang penandaan obat bebas,
obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika dan
narkotika;
4) Cara penggunaan yaitu penjelasan tentang jenis sediaan obat
dengan berbagai variasi cara/rute penggunaan, seperti tablet,
sirup, serbuk, tetes, salep, krim, injeksi, dan lain-lain;
29. 20 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
5) Efek farmakologi yaitu penjelasan tentang golongan obat
berdasarkan efek farmakologi atau mekanisme kerja obat di
dalam tubuh.
c. Cara Mendapatkan Obat dengan Benar
Yaitu penjelasan tentang cara mendapatkan obat dengan
benar di fasilitas pelayanan kefarmasian yang resmi sesuai
peraturan perundang-undangan (apotek, puskesmas, klinik,
instalasi farmasi rumah sakit, toko obat).
d. Cara Menggunakan Obat dengan Benar
Yaitu penjelasan tentang cara penggunaan obat yang benar
melalui metode Tanya 5 O, yaitu 5 (lima) hal yang minimal harus
diketahui terkait dengan obat:
- Obat ini apa nama dan kandungannya?
- Obat ini apa indikasi atau khasiatnya?
- Obat ini berapa dosisnya?
- Obat ini bagaimana cara menggunakannya?
- Obat ini apa efek sampingnya?
Tanya 5 O yang dipraktikkan oleh pasien/masyarakat merupakan
indikator keberhasilan pemberdayaan GeMa CerMat.
e. Cara Menyimpan Obat dengan Benar
Materi memuat hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penyimpanan obat secara benar , meliputi:
1) Organoleptis obat
2) Suhu dan tempat penyimpanan obat
3) Masa penggunaan obat (BUD)
f. Cara Membuang Obat dengan Benar
Yaitu penjelasan tentang obat rusak dan cara membuang
atau memusnahkan obat yang rusak. Pemusnahan obat yang tidak
terpakai karena kedaluarsa, rusak ataupun mutunya sudah tidak
memenuhi standar dapat melindungi masyarakat dari bahaya
yang disebabkan oleh penggunaan obat atau perbekalan
30. 21 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu keamanan dan
kemanfaatan.
g. Penggunaan Antibiotik Bijak
Antibiotik adalah obat untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri. Antibiotik tidak dapat membunuh virus atau
mikroba lain (jamur, parasit, protozoa). Penggunaan antibiotik
secara berlebihan dan tanpa indikasi memicu resistensi bakteri.
Resistensi antibiotik adalah suatu keadaan dimana bakteri menjadi
kebal terhadap antibiotik yang pada awalnya efektif untuk
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut (WHO-
2015). Untuk penggunaan antibiotik bijak, dapat diberikan materi
tentang edukasi antimikroba, resistensi dan bahaya resistensi serta
edukasi dengan tagline 5T:
1. Tidak MEMBELI antibiotik sendiri (tanpa resep dokter)
2. Tidak MENGGUNAKAN antibiotik untuk selain infeksi bakteri
3. Tidak MENYIMPAN antibiotik di rumah
4. Tidak MEMBERI antibiotik SISA kepada orang lain
5. Tanyakan pada APOTEKER informasi obat antibiotik
31. 22 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
C. Anggaran/sumber pendanaan
Anggaran untuk mendukung kegiatan GeMa CerMat, yang
dapat bersumber dari Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara (APBN)
Pusat, Dekonsentrasi, atau Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), Anggaran Pembiayaan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran
Dana Desa (ADD), Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas,
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas, Bantuan Luar Negeri
(BLN), Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBH CHT), Corporate
Social Responsibility (CSR), swadaya masyarakat, lembaga/organisasi dan
institusi lainnya.
Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DHB
CHT) telah diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor.
222/PMK07/2017 tentang Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi DBH
CHT. Penggunaan tersebut untuk 5 program sesuai Undang-Undang No.39
tahun 2007 tentang Cukai. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor.
222/PMK07/2017 secara detail diatur penggunaan DBH CHT minimal 50%
untuk bidang kesehatan yang mendukung program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Dukungan JKN dalam DBH CHT diarahkan pada sisi supply
side yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) di daerah sebagai unit layanan
kesehatan terdepan dalam program JKN. Kegiatan bidang kesehatan yang
dimaksud antara lain adalah pelayanan kesehatan baik kegiatan
promotif/preventif maupun kuratif/rehabilitatif.
D. Strategi Komunikasi dan Publikasi
Pada tahap awal, komunikasi dan publikasi dimulai dengan
melakukan pencanangan secara resmi di tingkat pusat. Kemudian
dilanjutkan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Keberhasilan
pencapaian tujuan GeMa CerMat sangat tergantung pada tersosialisasinya
kegiatan ini pada masyarakat luas dan pemangku kepentingan. Untuk itu
penting dilakukan penyebaran informasi dan publikasi secara terus
menerus dan berkesinambungan pada masyarakat melalui berbagai media
baik elektronik, media cetak maupun media sosial. Selain itu perlu
32. 23 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
dilakukan kampanye publik secara terbuka dan masif untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat secara benar dan
mempublikasikan kegiatan GeMa CerMat. Agar dapat tersebar secara luas
pada masyarakat, kegiatan ini perlu melibatkan media massa. Dengan
demikian, diharapkan kegiatan GeMa CerMat dapat terpublikasi secara
luas.
1. Pencanangan secara resmi
GeMa CerMat yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI
pada tanggal 13 November 2015 diikuti dengan rangkaian kegiatan
yang terpadu dan berkesinambungan baik di pusat maupun daerah.
Kegiatan ini bukan hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan,
namun juga diharapkan dapat dilakukan di daerah secara bersama-
sama dengan pemangku kepentingan terkait. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pencanangan dan sosialisasi secara berjenjang di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota oleh pimpinan daerah setempat dengan
melibatkan pemangku kepentingan terkait di daerah. Kegiatan
pencanangan ini hendaknya juga mengundang media massa lokal,
sehingga dapat dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.
2. Penyebaran informasi melalui media
Agar materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dapat
diterima secara luas oleh masyarakat, perlu dilakukan penyebaran
informasi secara masif dan kontinu melalui berbagai media yaitu
media cetak, elektronik, dan media sosial.
Kementerian Kesehatan menyusun materi KIE GeMa CerMat
bersama pakar komunikasi kesehatan, praktisi dan akademisi farmasi,
organisasi profesi farmasi, dan unit terkait di Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan melakukan pengadaan materi KIE dapat
digandakan atau dimodifikasi di daerah sesuai dengan kebutuhan dan
ketersediaan dana di daerah. Materi KIE tersebut disebarluaskan
kepada seluruh masyarakat. Diharapkan melalui penyebaran informasi
33. 24 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
ini, penggunaan obat secara rasional dapat tersosialisasi pada tenaga
kesehatan dan masyarakat.
Materi KIE dan logo GeMa CerMat tidak boleh digunakan
untuk mempromosikan produk obat atau perusahaan tertentu
sehingga dapat mengarah pada konflik kepentingan.
3. Kampanye Publik dan Sosialisasi pada Masyarakat
Sosialisasi kepada masyarakat luas dapat dilakukan secara
langsung melalui pertemuan atau serangkaian kegiatan kampanye
publik. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya memberikan materi
pada talkshow dan pameran, pembagian leaflet dan pemberian
edukasi pada kegiatan seperti jalan sehat, sepeda santai, lomba dan
lain-lain dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Narasumber terdiri dari pakar atau praktisi kesehatan/klinisi,
akademisi, dan/atau figur publik. Kegiatan ini merupakan bagian dari
kampanye publik yang dilakukan secara terbuka dan masif agar dapat
dipublikasikan secara luas untuk meningkatkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi pada masyarakat dan
kampanye publik dilakukan di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. Kegiatan ini juga dapat diintegrasikan dalam kegiatan
lain seperti Hari Kesehatan Nasional, Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
RI, World Pharmacist’s Day, Pekan Peduli Antibiotik, Hari Ulang Tahun
provinsi atau kabupaten/kota, dan lain-lain.
E. Strategi Optimalisasi Peranan Tenaga Kesehatan
Dalam pelaksanaan edukasi dan pemberdayaan masyarakat perlu
melibatkan tenaga kesehatan sebagai fasilitator bagi masyarakat. Dengan
demikian tenaga kesehatan juga akan memotivasi dirinya dan tenaga
kesehatan lain untuk senantiasa belajar dan menambah ilmunya. Tenaga
kesehatan yang menjadi edukator sekaligus motivator GeMa CerMat
disebut Agent of Change (agen perubahan).
Sebelum menjadi Agent of Change (AoC), tenaga kefarmasian atau
tenaga kesehatan lainnya harus mengikuti pembekalan sebagai AoC yang
34. 25 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
diadakan baik oleh Kementerian Kesehatan RI, dinas kesehatan provinsi,
atau dinas kesehatan kabupaten/kota. Selanjutnya AoC ditetapkan melalui
Surat Keputusan bupati/walikota dan/atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dan diberikan Sertifikat Penunjukan sebagai Agent of
Change GeMa CerMat. Organisasi profesi dapat menyelenggarakan
pembekalan AoC berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan AoC ditetapkan melalui Surat Keputusan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pembekalan yang dilakukan pada calon AoC terdiri dari
beberapa materi inti dan materi tambahan sesuai dengan kondisi
setempat.
Pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap AoC GeMa
CerMat dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berkoordinasi
dengan pengurus cabang organisasi profesi yang bersangkutan. Misalnya
untuk apoteker, berkoordinasi dengan Pengurus Cabang Ikatan Apoteker
Indonesia. Kegiatan AoC dilaporkan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota dengan tembusan kepada pengurus cabang organisasi
profesi. Dalam hal AoC pindah domisili ke kabupaten/kota lain, yang
bersangkutan melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
dibuatkan surat keterangan pindah domisili sebagai AoC di
Kabupaten/Kota yang baru (contoh formulir pada Lampiran 2).
Agent of Change GeMa CerMat terdiri dari:
1. Tenaga Kefarmasian
Tenaga kefarmasian (apoteker dan tenaga teknis kefarmasian)
sebagai salah satu tenaga kesehatan yang berkewajiban dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian
berperan penting dalam kegiatan GeMa CerMat sebagai Agent of
Change. Melalui keterlibatan tenaga kefarmasian dalam kegiatan ini,
terutama apoteker praktisi komunitas, diharapkan tujuan penggunaan
obat secara rasional oleh masyarakat dapat tercapai secara efektif dan
efisien.
Tenaga teknis kefarmasian (TTK) memiliki peran menunjang tugas
dan fungsi apoteker untuk melaksanakan edukasi dalam pemberdayaan
masyarakat, terutama di daerah yang belum memiliki apoteker. Untuk
35. 26 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
itu TTK juga dapat berperan sebagai AoC GeMa CerMat. Namun pada
saat pelaksanaan kegiatan GeMa CerMat, TTK hendaknya berkoordinasi
dan melibatkan apoteker AoC yang terdekat dengan lokasi kegiatan,
sekaligus dapat menjadi narasumber.
Organisasi profesi kefarmasian yaitu Ikatan Apoteker Indonesia
(IAI) dan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) di tingkat pusat
maupun daerah sangat berperan penting dalam meningkatkan
keterlibatan tenaga kefarmasian dalam kegiatan GeMa CerMat. Oleh
karena itu, dapat disusun suatu kebijakan atau kesepakatan yang dapat
meningkatkan keberhasilan upaya ini misalnya melalui perjanjian
kerjasama antara dinas kesehatan dengan organisasi profesi, dan
pemberian Satuan Kredit Partisipasi (SKP) pembelajaran atau
pengabdian masyarakat bagi apoteker atau TTK yang telah
melaksanakan edukasi masyarakat dalam GeMa CerMat sesuai
mekanisme yang berlaku di organisasi profesi. Dokumen yang harus
dilengkapi dalam rangka pemenuhan SKP antara lain meliputi laporan
rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, foto, daftar hadir, materi yang
disampaikan, rencana tindak lanjut serta evaluasi kegiatan.
Bagi tenaga kefarmasian yang bekerja sebagai Aparatur Sipil
Negara (ASN) dapat memperoleh angka kredit dalam melakukan
edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
2. Tenaga kesehatan lainnya
Tenaga kesehatan lainnya seperti dokter, perawat, bidan
merupakan unsur penting dalam pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Mereka dapat berperan dalam pemberdayaan
masyarakat untuk mendiskusikan masalah terkait penggunaan obat
serta merumuskan pemecahannya.
Dalam rangka mengoptimalkan tenaga kesehatan lain sebagai
AoC GeMa CerMat perlu melibatkan organisasi profesi yang menaungi
yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Melalui peran serta
dokter, perawat, dan bidan, diharapkan dapat bersama tenaga
36. 27 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
kefarmasian untuk melakukan edukasi dalam pemberdayaan
masyarakat secara lebih komprehensif.
Tenaga kesehatan yang menjadi AoC GeMa CerMat
diharapkan juga dapat diberikan SKP pengabdian masyarakat oleh
organisasi profesi masing-masing.
F. Tahapan Kegiatan
1. Perencanaan
a) Strategi Regulasi dan Advokasi
Dalam perencanaan pelaksanaan GeMa CerMat
diperlukan adanya Kebijakan, regulasi dan pedoman sebagai
Instrument penguat dan dapat digunakan untuk advokasi kepada
Para Pemangku kepentingan, untuk itu diperlukan penyusunan
Regulasi dan Standar Operasional Prosedur agar pelaksanaan
GeMa CerMat optimal.
b) Penentuan Sasaran
Sasaran dalam pelaksanaan GeMa CerMat sebaiknya
ditentukan pada awal kegiatan serta masuk kedalam Dokumen
Rencana Kegiatan dan Penganggaran sehingga kegiatan
gemacermat dapat dilaksanankan dengan baik.
Sasaran pelaksanakan GeMa CerMat adalah seluruh
masyarakat dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program,
organisasi profesi kesehatan, institusi pendidikan, akademisi,
lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama, tokoh adat serta
elemen-elemen lain yang ada di masyarakat. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menentukan sasaran antara lain :
Masyarakat bisa membaca dan menulis,
Sasaran dapat ditentukan juga berdasarkan permasalahan atau
isu -isu yang terjadi di daerah masing-masing. Misal yang
menjadi sasaran adalah masyarakat dengan usia remaja dan
dewasa karena sering terjadi penyalahgunaan obat.
Sasaran dari seluruh masyarakat ditentukan secara
bertahap dan disesuaikan dengan permasalahan yang terjadi,
37. 28 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
sehingga diharapkan seluruh masyarakat diwilayah tersebut
terpapar tentang Penggunaan Obat Rasional melalui
GeMaCerMat.
Kementerian kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, dinas
kesehatan kabupaten kotasecara berjenjang dan Organisasi
Profesi berperan penting dalam penentuan sasaran tersebut
sehingga akan memudahkan pemantauan dan evaluasi dalam
mencapai sasaran tersebut.
c) Pengembangan Sasaran
Program GeMa CerMat yang telah berhasil dilakukan pada
sasaran tertentu dan mencapai target, sebaiknya dikembangkan
lebih lanjut untuk sasaran yang lebih luas, sehingga semakin
besar populasi masyarakat yang terpapar dan telah diedukasi.
Kualitas dan kuantitas Agent of Change perlu
ditingkatkan untuk melakukan upaya perubahan perilaku tidak
hanya kepada masyarakat tetapi juga pada tenaga kesehatan
lain. Dengan demikian jumlah tenaga kesehatan yang melakukan
edukasi kepada masyarakat akan semakin meningkat dan
cakupan masyarakat yang teredukasi akan semakin luas.
Pengetahuan, keterampilan dan peran kader GeMa CerMat di
komunitas juga perlu ditingkatkan.
Pada tahap lanjutan, pelaksanaan program ini akan
meningkatkan capaian indikator terkait penggunaan obat yang
rasional. Dan dalam jangka panjang, pelaksanaan pengembangan
program GeMa CerMat diharapkan dapat meningkatkan
penggunaan obat rasional pada masyarakat.
2. Penganggaran
Untuk menentukan anggaran sebaiknya kegiatan GeMa
CerMat sudah tertuang pada dokumen perencanaan dan
penganggaran di wilayah masing -masing. Penentuan sasaran
merupakan salah satu indikator dalam penganggaran tesebut.
Sumber anggaran yang dapat digunakan dapat bersumber dari:
38. 29 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara (APBN) Pusat,
Dekonsentrasi,
Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK),
Anggaran Pembiayaan dan Belanja Daerah (APBD),
Anggaran Dana Desa (ADD),
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas,
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas,
Bantuan Luar Negeri (BLN),
Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau,
Corporate Social Responsibility (CSR),
Swadaya masyarakat,
Lembaga/organisasi dan institusi lainnya.
3. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
opersionalisasi dari strategi yang dijelaskan pada strategi edukasi dan
pemberdayaan masyarakat, strategi komunikasi dan publikasi serta
strategi optmalisasi peran tenaga kesehatan. Bentuk pelaksanaan
kegiatan yang dapat dilakukan:
a. Pembekalan GeMa CerMat kepada calon AoC
Pembekalan yang dilakukan difokuskan kepada apoteker yang
berpraktik di puskesmas, apotek, dan klinik. Dalam hal
keterbatasan jumlah apoteker yang berpraktik di puskesmas,
apotek, dan klinik, pembekalan dapat mengikutsertakan apoteker
yang berpraktik di rumah sakit dan tenaga teknis kefarmasian.
Pembekalan sebaiknya dilaksanakan kepada calon AoC yang telah
diseleksi sesuai dengan kriteria. AoC yang dipilih adalah AoC yang
memiliki komitmen dan kemampuan mempengaruhi perilaku
masyarakat dan tenaga kesehatan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
39. 30 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
Kriteria Apoteker Agent of Change:
1) Berpraktik di apotek/klinik/puskesmas (komunitas) dan
memiliki SIPA yang masih berlaku. Dalam hal keterbatasan
jumlah apoteker yang berpraktik di puskesmas, apotek, dan
klinik, pembekalan dapat mengikutsertakan apoteker yang
berpraktik di rumah sakit dan tenaga teknis kefarmasian.
2) Melakukan praktik pelayanan kefarmasian sesuai standar.
3) Bersedia aktif melakukan edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan.
4) Bersedia melakukan pemantauan dan evaluasi GeMa CerMat.
5) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
6) Memiliki jiwa edukatif dan keinginan untuk selalu belajar hal
baru (long life learner).
7) Kreatif dan inovatif dalam meningkatkan eksistensi apoteker di
masyarakat dan mengembangkan metode edukasi pada
masyarakat dalam penggunaan obat.
Penyelenggara kegiatan (pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah) wajib memberikan sertifikat sebagai tanda pengukuhan
calon AoC menjadi AoC GeMa CerMat. Pengukuhan ini dapat
dilakukan secara simbolis dengan melibatkan pimpinan daerah
setempat. Sertifikat ini sebaiknya melibatkan Organisasi Profesi
setempat dalam rangka pemberian SKP untuk tenaga profesi.
Setelah dilakukan pembekalan, Kementerian Kesehatan cq.
Direktorat Pelayanan Kefarmasian akan memberikan sertifikat
kepada calon AoC sebagai tanda pengukuhan menjadi AoC GeMa
CerMat. Sertifikat ini memiliki nomor induk dan nomor induk
diberikan oleh Kementerian Kesehatan cq. Direktorat Pelayanan
Kefarmasian, untuk informasi selanjutnya tentang nomor induk
AoC dapat menghubungi Direktorat Pelayanan Kefarmasian
melalui email: por.yanfar@gmail.com.
Materi yang dapat diberikan pada saat pembekalan AoC:
40. 31 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
1) Strategi Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat
2) Metode Edukasi GeMa Cermat
3) Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan GeMa CerMat
4) Optimalisasi AoC dalam program prioritas kesehatan
5) Materi pendukung lainnya
Master AoC GeMa CerMat
Apoteker AoC yang paling aktif melaksanakan kegiatan
edukasi masyarakat akan ditunjuk dan diberikan predikat sebagi
Master AoC GeMa CerMat, untuk menjadi Tim Pembina AoC di
tingkat provinsi/kabupaten/kota setempat.
Master AoC dipilih melalui pemantauan dan evaluasi secara
berjenjang yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,
dinas kesehatan provinsi dan koordinasi dengan organisasi profesi
dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1) Kriteria Umum
a. Memiliki komitmen tinggi dalam pelaksanakan program
GeMa CerMat.
b. Memiliki kemampuan komunikasi dan edukasi yang baik
c. Sudah menjadi AoC aktif minimal selama 1 tahun
2) Kriteria kinerja
a. Aktif dalam melakukan edukasi ke masyarakat secara
kontinu.
b. Memiliki jejaring kerja dengan tenaga kesehatan lain.
c. Memiliki inovasi yang diterapkan dalam program GeMa
CerMat.
d. Implementasi rencana tindaklanjut dan pelaporan disertai
dokumentasi lengkap
Master AoC dapat membantu dinas kesehatan dalam melakukan
pembinaan pelaksanaan Gema Cermat di wilayahnya masing
masing.
41. 32 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
b. Sosialisasi GeMa CerMat kepada Masyarakat
Sosialisasi GeMa CerMat kepada Masyarakat dilaksanakan
untuk memperkenalkan program GeMa CerMat kepada
masyarakat dan memberikan pemahaman tentang penggunaan
obat dengan harapan terjadinya perubahan perilaku dalam
penggunaan obat yang benar. Anggota masyarakat yang diundang
sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Materi edukasi pada
sosialisasi Gema CerMat:
1) Penggolongan obat
2) DAGUSIBU dan cara penggunaan obat
3) Penggunaan obat rasional dan penggunaan penggunaan
antibiotik bijak
4) Tanya 5 O dan informasi pada kemasan obat
5) Simulasi praktek CBIA (berdasar materi yg sudah di sampaikan)
6) Dapat ditambahkan materi lainya sesuai dengan sasaran dan
kebutuhan
4. Rencana Tindak Lanjut dan Pelaporan
a.Tindaklanjut
1)Setelah kegiatan sosialisasi, Kementerian Kesehatan dan
stakeholder terkait menyusun kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh pembina GeMa CerMat
Provinsi/Kabupaten/Kota termasuk pemetaan wilayah yang
akan menjadi target pelaksanaan sosialisasi oleh Apoteker
Agent of Change.
2)Dinkes Provinsi menindaklanjuti kegiatan sosialisasi dan
edukasi masyarakat serta membangun jejaring lintas sektor di
tingkat provinsi.
3)Dinkes Kabupaten/Kota menindaklanjuti kegiatan sosialisasi
dan edukasi masyarakat serta membangun jejaring lintas
sektor di tingkat kabupaten/kota.
4)Apoteker AoC menindaklanjuti kegiatan edukasi masyarakat
42. 33 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
serta membangun jejaring dengan apoteker lainnya yang ada
di wilayah tersebut, dan dengan organisasi/lembaga di
wilayah sekitar apotek/puskesmas/klinik atau instansi.
5)Apoteker AoC yang paling aktif melaksanakan kegiatan
edukasi masyarakat akan ditunjuk dan diberikan predikat
sebagi Master AoC GeMa CerMat, untuk menjadi Tim Pembina
AoC di tingkat provinsi setempat.
Master AoC GeMa CerMat
Master AoC merupakan AoC pilihan yang paling aktif melakukan
edukasi di masyarakat. Master AoC dipilih melalui pemantauan
dan evaluasi yang dilakukan dinas kesehatan, dengan
memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.Memiliki komitmen tinggi dalam pelaksanakan GeMa CerMat.
2.Implementasi rencana tindaklanjut
3.Aktif dalam melakukan edukasi ke masyarakat
4.Memiliki jejaring kerja dengan tenaga kesehatan lain.
5.Memiliki inovasi yang diterapkan dalam GeMa CerMat.
b. Pelaporan
Pelaporan dilakukan oleh dan dari AoC/Master AoC,
dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi
sesuai dengan kedudukan, fungsi dan tanggungjawab masing
masing dan secara berjenjang ke kementerian kesehatan (cq.
Direktorat Pelayanan Kefarmasian) dan ditembuskan kepada
organisasi profesi dengan melampirkan dokumentasi
pelaksanaan kegiatan.
Kementerian Kesehatan merupakan institusi
tertinggi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
GeMa CerMat. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya
diperlukan koordinasi lintas program dan lintas sektor yang
43. 34 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
intensif dan berkesinambungan. Pengorganisasian kegiatan
GeMa CerMat dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 02.
Pengorganisasian GeMa CerMat
Kegiatan GeMa CerMat dapat juga diinisiasi oleh masyarakat
melalui koordinasi dengan institusi atau lembaga pelaksana GeMa
CerMat setempat atau terdekat. Kader atau Agent of Change dapat
memulai dan mengembangkan GeMa CerMat untuk menjawab
kebutuhan masyarakat di sekitarnya sesuai dengan sumber daya yang
tersedia.
44. 35 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. Pendahuluan
Pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan
Obat (GeMa CerMat). Pemantauan dan evaluasi dilakukan mulai dari
komponen input, proses, output dan outcome.
Pada komponen input pemantauan dan evaluasi dimaksudkan
untuk melihat dukungan terhadap pelaksanaan GeMa CerMat dari sisi
Kebijakan, Perencanaan termasuk sumber penganggaran. Pada komponen
proses pemantauan dan evaluasi dimaksudkan untuk melihat implementasi
strategi pelaksanaan GeMa CerMat yang meliputi; (1) Regulasi dan
Kebijakan, (2) Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat, (3) Komunikasi dan
Publikasi, (4) Optimalisasi Peranan Tenaga Kesehatan.
Pada komponen output pemantauan dan evaluasi dimaksudkan
untuk menilai capaian terhadap target yang telah ditetapkan, yang
meliputi; jumlah cakupan wilayah yang telah diedukasi, jumah cakupan
tenaga kesehatan yang menjadi Agent of Change (AoC) dan jumlah
cakupan masyarakat yang telah diberikan edukasi melalui GeMa CerMat.
Pada komponen outcome dimaksudkan untuk melihat perubahan perilaku
masyarakat mulai dari mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan
membuang obat di rumah.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi menggunakan instrumen yang
telah disusun, kemudian data yang diperoleh dilakukan analisis dan
hasilnya dijadikan sebagai bahan perbaikan dan rencana tindak lanjut.
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan bagi Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan
provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota dalam melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GeMa CerMat.
45. 36 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh data yang dapat dijadikan bahan pengambilan
keputusan oleh pengambil kebijakan di berbagai tingkatan
wilayah administrasi;
b. Memperoleh informasi tentang kesiapan sumber daya bagi
pelaksanaan GeMa CerMat;
c. Memperoleh informasi dan menilai keberhasilan pelaksanaan
GeMa CerMat dalam suatu periode tertentu;
d. Meningkatkan komitmen dalam pelaksanaan GeMa CerMat;
e. Memberikan umpan balik dari pelaksanaan GeMa CerMat;
f. Memberikan gambaran perubahan perilaku dan dampak
keberhasilan pelaksanaan GeMa CerMat pada masyarakat.
B. Metode Pemantauan dan Evaluasi
1. Prinsip – prinsip
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan
monitoring dan evaluasi;
b. Menilai kondisi lapangan secara objektif;
c. Melibatkan beberapa pihak yang dipandang perlu dan
berkepentingan secara proaktif;
d. Pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan
eksternal;
e. Menggambarkan secara untuh kondisi dan situasi pada setiap
tahapan pelaksanaan GeMa CerMat;
f. Dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan;
g. Berorientasi peningkatan mutu pelaksanaan GeMa CerMat.
46. 37 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
2. Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dilakukan pada tahapan:
a. Aspek Perencanaan
b. Aspek Strategi Pelaksanaan
1) Strategi Regulasi dan Advokasi;
2) Strategi Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat;
3) Strategi Komunikasi dan Publikasi;
4) Strategi Optimalisasi Peranan Tenaga Kesehatan.
c. Aspek Pengorganisasian
d. Aspek Tindak Lanjut
e. Aspek Capaian Indikator
Gambar 03.
Proses Pemantauan dan evaluasi berdasarkan tahapan pelaksanaan
2.a. Aspek perencanaan
Tujuan:
Pemantauan dan evaluasi terhadap aspek perencanaan
kegiatan GeMa CerMat bertujuan untuk memastikan bahwa
telah dilakukan perencanaan kegiatan GeMa CerMat oleh
institusi atau lembaga di setiap tingkat wilayah administrasi
seperti provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan.
47. 38 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
Lingkup pemantauan dan evaluasi perencanaan
kegiatan GeMa CerMat ini meliputi kebijakan yang mendukung
pemangku kepentingan yang ikut serta dalam perencanaan
kegiatan GeMa CerMat dan sumber pendanaan.
Pemantauan perencanaan program GeMa CerMat
adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk
memastikan kegiatan GeMa CerMat mendapatkan dukungan
dari pemegang kebijakan dan pemangku kepentingan.
Bagi pengelola program, pemantauan dan evaluasi
pada aspek ini dapat dijadikan sebagai umpan balik serta
memastikan kegiatan GeMa CerMat dapat dilaksanakan dalam
tahun anggaran yang sedang berjalan.
Indikator:
1) Adanya kebijakan sebagai dasar hukum perencanaan;
2) Adanya unit kerja penanggung jawab;
3) Adanya penetapan sasaran pelaksanaan GeMa CerMat;
4) Adanya sumber daya pendukung (SDM dan sarana
prasarana)
5) Adanya pengalokasian anggaran;
6) Tercantumnya program GeMa CerMat dalam dokumen
perencanaan.
2.b. Aspek pelaksanaan
1) Strategi Regulasi dan Advokasi
Tujuan:
Untuk mengetahui kebijakan, regulasi dan pedoman
yang mendukung pelaksanaan GeMa CerMat serta upaya
advokasi yang sudah dilakukan kepada pemangku
kepentingan.
48. 39 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
Indikator:
a) Adanya Regulasi yang mendukung pelaksanaan GeMa
CerMat;
b) Adanya SPO (Standar Prosedur Operasional)
pelaksanaan kegiatan GeMa CerMat;
c) Adanya upaya advokasi pada pemangku kepentingan
terkait.
2) Strategi Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan:
Untuk mengetahui jenis serta materi edukasi dan
pemberdayaan masyarakat yang digunakan dalam
pelaksanaan GeMa CerMat.
Indikator:
a) Jenis metode edukasi yang digunakan pada
masyarakat, baik secara interaktif maupun non
interaktif;
b) Topik materi edukasi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;
c) Jenis media yang digunakan untuk menyampaikan
edukasi.
3) Strategi Komunikasi dan Publikasi
Tujuan:
Untuk mengetahui jenis dan jumlah media
komunikasi dan publikasi yang digunakan dalam
pelaksanaan GeMa CerMat.
Indikator:
a) Adanya pencanangan GeMa CerMat secara resmi;
b) Jumlah kegiatan publikasi yang dilaksanakan;
c) Jenis media yang digunakan untuk menyampaikan
publikasi;
d) Jenis dan jumlah kampanye publik atau sosialisasi yang
dilakukan.
49. 40 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
4) Strategi Optimalisasi Peranan Tenaga Kesehatan
Tujuan:
Untuk mengetahui jumlah apoteker, tenaga teknis
kefarmasian, atau tenaga kesehatan lainnya yang telah
diberikan pembekalan sebagai Agent of Change (AoC)
GeMa CerMat serta pemetaan wilayah kerja dan jejaring
yang dibentuk.
Indikator:
a) Persentase apoteker yang menjadi AoC dibandingkan
dengan seluruh apoteker di suatu daerah;
b) Persentase TTK yang menjadi AoC dibandingkan
dengan seluruh TTK di suatu daerah;
c) Persentase AoC aktif dibandingkan dengan seluruh
AoC di suatu wilayah;
d) Frekuensi kegiatan pembinaan lanjutan terhadap AoC;
e) Adanya pemetaan wilayah dalam membentuk jejaring
kerja AoC.
Terkait poin (a), (b) dan (c) masing-masing daerah bisa
menentukan cakupan yang ingin dicapai setiap tahun, sesuai
dengan ketersediaan anggaran masing-masing daerah dan
jumlah sasaran program.
2.c. Pengorganisasian
Tujuan:
Untuk mengetahui pengorganisasian kegiatan GeMa
CerMat pada setiap tingkat wilayah administratif pemerintahan
serta organisasi/lembaga swadaya masyarakat/institusi non
pemerintahan.
Indikator:
1) Adanya penanggungjawab kegiatan GeMa CerMat pada
setiap tingkat wilayah administratif, untuk Pemerintah
mulai dari Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan;
50. 41 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
2) Adanya penanggungjawab kegiatan GeMa CerMat pada
organisasi profesi atau organisasi/institusi lainnya.
2.d. Aspek tindak lanjut
Tujuan:
Untuk mengetahui rencana tindak lanjut setelah
dilakukan sosialisasi GeMa CerMat pada satu wilayah kerja.
Indikator:
1) Adanya kegiatan pada rencana tidak lanjut disetiap
sosialisasi GeMa CerMat;
2) Adanya sasaran yang jelas dan terukur pada setiap rencana
tindaklanjut.
2.e. Aspek capaian indikator
Tujuan:
Untuk mengetahui capaian indiaktor GeMa CerMat
dengan cakupan wilayah, cakupan Agent of Change (AoC) dan
cakupan masyarakat yang diedukasi melalui GeMa CerMat.
Indikator:
1) Jumlah cakupan wilayah yang telah melaksanakan GeMa
CerMat;
2) Jumlah cakupan Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
yang menjadi Agent of Change (AOC); sesuai dengan
Indikator point 4) Strategi Optimalisasi Peranan Tenaga
Kesehatan butir a dan b
3) Jumlah cakupan masyarakat yang telah diedukasi GeMa
CerMat.
3. Penanggungjawab pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berjenjang sesuai
dengan tugas dan fungsi dari masing-masing tingkat
penanggungjawab. Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan untuk
memastikan pelaksanaan GeMa CerMat berjalan sesuai regulasi serta
menilai kemajuan implementasi GeMa CerMat dalam rangka
51. 42 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
penggunaan obat secara rasional oleh masyarakat. Secara rinci
tanggungjawab para pemangku kepentingan dalam pemantauan dan
evaluasi GeMa CerMat dijelaskan pada tabel 01 sebagai berikut:
Tabel 01
Distribusi Penanggungjawab dalam Pemantauan dan Evaluasi GeMa CerMat
Unit Organisasi Penanggugjawab
Pemerintah Non Pemerintah
Tingkat Pusat Direktorat Pelayanan
Kefarmasian – Ditjen
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan – Kementerian
Kesehatan RI
Pengurus Pusat
Organisasi
Profesi/organisasi
kemasyarakatan/LSM/
organisasi lainnya
Tingkat Provinsi Bidang/Bagian/Seksi
Kefarmasian
Pengurus Wilayah
Organisasi
Profesi/organisasi
kemasyarakatan/LSM/
organisasi lainnya
Tingkat
Kabupaten/ Kota
Bidang/Bagian/Seksi
Kefarmasian
Pengurus Daerah
Organisasi
Profesi/organisasi
kemasyarakatan/LSM/
organisasi lainnya
Tingkat
Kecamatan/
Kelurahan
Kepala Puskesmas Pengurus Cabang
Organisasi
Profesi/Ormas/LSM/
Organisasi lainnya
Direktorat Pelayanan Kefarmasian telah mengembangkan
Formulir Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan GeMa CerMat yang terdiri
atas:
1. Formulir Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan GeMa Cermat
untuk Dinas Kesehatan Provinsi
2. Formulir Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan GeMa Cermat
untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
52. 43 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
3. Formulir Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan GeMa Cermat
untuk Apoteker Agent of Change dan Master Agent of Change
4. Kuesioner Masyarakat
Formulir monitoring dan evaluasi tersebut di atas juga dilengkapi dengan
petunjuk teknis pengisian untuk masing-masing form dan menjadi bagian
dari Pedoman Pelaksanaan GeMa CerMat.
C. Pelaporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi
1. Pelaporan untuk unit organisasi pemerintah dilakukan secara
berjenjang pada instansi di tingkat wilayah administrasi yang lebih
tinggi, dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan di tingkat wilayah
administrasi pada tingkat yang sama.
2. Pelaporan untuk unit organisasi non pemerintah dilakukan secara
berjenjang pada instansi di tingkat wilayah administrasi yang lebih
tinggi, dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan di tingkat wilayah
administrasi pada tingkat yang sama.
3. Pelaporan dilakukan setiap semester (6 bulan) dengan jadwal sebagai
berikut:
No Instansi Periode Semeter I Periode Semester 2
1 Apoteker AoC Setiap tgl 5 Juli Setiap tgl 5 Januari
2 Kabupaten/Kota Setiap tgl 15 Juli Setiap tgl 15 Januari
3 Provinsi Setiap tgl 25 Juli Setiap tgl 25 Januari
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Umpan balik berupa hasil analisis dan rekomendasi tindak lanjut
disampaikan secara tertulis ataupun melalui pertemuan ke jenjang di
bawahnya sebagai bentuk evaluasi dan klarifikasi atas pelaporan yang
diterima. Umpan balik diperlukan untuk membina komunikasi antar
instansi dan berfungsi untuk memacu proses implementasi GeMa CerMat.
Tindakan korektif pada pelaksanaan GeMa CerMat didasarkan pada
derajat keberhasilan pelaksanaan kegiatan GeMa CerMat di unit organisasi
tiap tingkat wilayah adminstratif.
53. 44 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
E. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan GeMa CerMat perlu
ditetapkan indikator yang dapat dipahami dan diterima oleh semua pihak.
Dengan menggunakan indikator tersebut, diharapkan dapat diketahui
keberhasilan kegiatan GeMa CerMat dan dapat pula digunakan untuk
membandingkan keberhasilan kegiatan GeMa CerMat antar wilayah.
Pengukuran keberhasilan ini baru sebatas indikator output, mengingat
untuk mengukur indikator outcome diperlukan suatu survei tersendiri.
54. 45 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
BAB V
PENUTUP
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan
program GeMa CerMat oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Gambaran
pencapaian semua indikator dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
kegiatan di berbagai daerah. Apabila dikompilasi di tingkat nasional, dapat
digunakan sebagai indikator keberhasilan di tingkat nasional. Indikator tersebut
dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pengembangan kegiatan atau sasaran
lebih lanjut.
Sebaliknya, capaian indikator yang belum memenuhi target diharapkan
dapat dicarikan solusinya, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat lebih efektif
dan efisien sesuai harapan. Permasalahan yang ditemukan dari aspek
perencanaan, pelaksanaan kegiatan atau penyelenggaraan, sebaiknya
diselesaikan terlebih dahulu, sebelum mengembangkan kegiatan lebih lanjut.
Untuk menjamin kontinuitas dan keberhasilan dari pelaksanaan GeMa
CerMat ke depan, program ini perlu dicantumkan di dalam Rencana Strategis
Pemerintah Pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Hal ini akan mempermudah
pengalokasian anggaran kegiatan. Selain itu sangat diperlukan dukungan dari
pemangku kepentingan terkait.
Hasil dari pemantauan dan evaluasi program GeMa CerMat dapat
menjadi dasar dalam pengembangan kegiatan lebih lanjut. Capaian
keberhasilan yang telah memenuhi target indikator, akan menjadi tantangan
untuk pengembangan kegiatan menjadi lebih kreatif dan inovatif, serta
menaikkan target indikator.
Kegiatan lain yang lebih kreatif dan inovatif dapat dikembangkan dan
diintegrasikan dengan kegiatan GeMa CerMat. Gerakan ini juga dapat
diintegrasikan dengan kegiatan lintas program dan lintas sektor seperti
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK), Upaya
Kesehatan Sekolah (UKS) dan lain lain. Hal lain yang dapat dilakukan misalnya
pemilihan lokasi pelaksanaan kegiatan yang menarik bagi masyarakat, materi
bahan diskusi dibuat lebih aplikatif, petunjuk kegiatan dimodifikasi, dan lain-
lain dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
55. 46 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
LAMPIRAN
56. 47 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
LAMPIRAN 1
CONTOH SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN AGENT OF CHANGE GEMA CERMAT
KOP INSTANSI
SURAT KEPUTUSAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
NO.
TENTANG PENETAPAN APOTEKER AGENT OF CHANGE GEMA CERMAT
Menimbang : bahwa untuk pelaksanaan program Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa
CerMat) berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.02/MENKES/427/2015;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di
atas, untuk pelaksanaan GeMa CerMat di
Kabupaten/Kota……., perlu ditetapkan apoteker
yang dapat bertindak sebagai Agent of Change
GeMa CerMat;
bahwa nama-nama yang tercantum dalam Surat
Keputusan ini dianggap mampu dan memenuhi
syarat untuk melakukan tugas sebagai Agent of
Change GeMa CerMat
Mengingat : -
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Menunjuk Saudara yang namanya tercantum
pada lampiran sebagai Agent of Change GeMa
CerMat Kabupaten/Kota……
KEDUA : Menugaskan kepada Agent of Change GeMa
CerMat Kabupaten/Kota…….untuk:
57. 48 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
Melaksanakan sosialisasi dan edukasi di wilayah
kerja Kabputen/Kota…..dengan menggunakan
dana dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota….,
Puskesmas, Organisasi Profesi maupun swadana
masing-masing.
Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota pada setiap pelaksanaan
kegiatan sosialisasi dan edukasi baik yang
dilaksanakan dengan menggunakan dana Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota..., Puskesmas,
Organisasi Profesi maupun swadana masing-
masing.
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota c.q Seksi
Kefarmasian secara berjenjang ke Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan
KETIGA : Keputusan ini berlaku mulai tanggal….dan akan
diadakan perbaikan dan perubahan apabila
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini.
Ditetapkan di………………
Pada tanggal………………..
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Nama dan NIP
58. 49 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
LAMPIRAN
Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
No.
Tentang Penetapan Apoteker
Agent of Change GeMa CerMat
PENETAPAN APOTEKER AGENT OF CHANGE GEMA CERMAT
NO NAMA TEMPAT TUGAS/PRAKTIK
1.
2.
3.
dst
59. 50 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
LAMPIRAN 2
FORMAT SURAT KETERANGAN PINDAH DOMISILI SEBAGAI AOC
KOP INSTANSI
SURAT KETERANGAN
No.
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
NIP :
Jabatan :
menjelaskan bahwa
Nama :
Tempat Praktik :
Nomor SIPA :
telah pindah tempat praktik yang semula di.....menjadi ........
Yang bersangkutan telah mengikuti pembekalan sebagai Agent of
Change GeMa CerMat dan siap untuk menjadi Agent of Change di
tempat praktik yang baru.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
...................................,...........20....
Yang membuat keterangan
Nama dan NIP
60. 51 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
LAMPIRAN 3
FORMULIR MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN
GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT)
DINAS KESEHATAN PROVINSI
Nama Provinsi : ………………………………………..………
Alamat : ....………………………………………..….
Tanggal pengisian kuesioner : …………………………………………………
Nama responden : …………………………………………………
Jabatan responden : …………………………………………………
Telepon/HP : …………………………………………………
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
I PERENCANAAN (Nilai Total 10)
1 Dasar hukum perencanaan kegiatan GeMa
CerMat di tingkat Provinsi
Instruksi/Peraturan/Surat
Keputusan/Surat Edaran Gubernur
0.6
Instruksi/Surat Keputusan/Surat Edaran
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
0.5
Surat Edaran Ketua Pengurus Daerah
Organisasi Profesi Kesehatan
0.3
Lainnya, sebutkan ........... 0.1
61. 52 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
2 Unit kerja penanggungjawab kegiatan
GeMa CerMat
Seksi Kefarmasian 0.6
Seksi Promosi Kesehatan 0.5
UPT/Instalasi Farmasi Provinsi 0.3
Lainnya, sebutkan ........... 0.1
3 Sasaran kegiatan GeMa CerMat
Institusi/lembaga pemerintah, sebutkan 0.6
Institusi/lembaga swasta, sebutkan ..... 0.5
Organisasi profesi kesehatan, sebutkan 0.3
Organisasi/kelompok masyarakat,
sebutkan
0.1
62. 53 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
4 Sumber daya untuk mendukung
kegiatan GeMa CerMat yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Anggaran 0.6
SDM/tim pelaksana kegiatan 0.4
Paket obat untuk edukasi misalnya
untuk CBIA (Cara Belajar Insan Aktif)
0.2
Media KIE (Komunikasi Informasi
Edukasi)
0.2
Lainnya, sebutkan ........... 0.1
5 Sumber daya untuk mendukung
kegiatan GeMa CerMat yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Anggaran 0.6
SDM, misalnya sebagai narasumber,
pembina, dll
0.4
Paket obat untuk edukasi misalnya
untuk CBIA (Cara Belajar Insan Aktif)
0.2
Media KIE (komunikasi Informasi
Edukasi)
0.2
Lainnya, sebutkan ........... 0.1
63. 54 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
6 Sumber dana (anggaran) untuk
mendukung kegiatan GeMa CerMat
APBN/Dekonsentrasi 0.6
APBD Provinsi 0.4
DAK Non Fisik/BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan)
0.2
Organisasi profesi kesehatan, sebutkan
.........
0.2
Lainnya, sebutkan ………… 0.1
7 Dokumen perencanaan dan anggaran
yang mencantumkan kegiatan GeMa
CerMat tercantum dalam
RENSTRA (Rencana Strategis) 0.3
RENJA (Rencana Kerja) 0.2
RKAKL (Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/ Lembaga)
0.2
RKA (Rencana Kerja Anggaran)/ DPA
(Daftar Penggunaan Anggaran)
0.2
Lainnya, sebutkan ......... 0.1
64. 55 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
II STRATEGI PELAKSANAAN (Nilai Total 30)
1 Pejabat daerah yang mencanangan
GeMa CerMat di tingkat provinsi
Gubernur 1.4
Anggota DPR/DPRD 1.2
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 1
Lainnya, sebutkan ........... 0.4
2 Sasaran advokasi/sosialisasi kepada
stakeholder
Institusi/lembaga pemerintah, sebutkan 0.7
Institusi/lembaga swasta, sebutkan .... 0.7
Organisasi profesi kesehatan, sebutkan 0.7
Organisasi/kelompok masyarakat,
sebutkan
0.7
Lainnya, sebutkan ......... 0.2
3 Koordinasi dan Pembinaan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan AoC
GeMa CerMat
Pembagian penanggung jawab wilayah 1
Peningkatan kapasitas bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota dan AoC
0.8
Pertemuan secara berkala 0.8
Jejaring komunikasi misalnya group
aplikasi pesan melalui telepon selular
seperti Whatsapp/Telegram dll
0.6
Pendampingan/supervisi secara aktif 0.6
Lainnya, sebutkan ........... 0.2
65. 56 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
4 Metode edukasi dan pemberdayaan
masyarakat
CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) atau
diskusi interaktif lainnya
1.3
Ceramah dan tanya jawab 1
Diskusi terbuka atau talk show 1
Permainan interaktif 1
Konsultasi obat di area publik 0.8
5 Materi edukasi dan pemberdayaan
masyarakat
Penggunaan Antibiotik Bijak 0.8
Tanya Lima O 0.7
DAGUSIBU 0.7
Penggunaan Obat dalam Program
Prioritas Kesehatan dan PIS-PK misalnya
obat kronis (PTM), tablet tambah
darah, TB
0.6
Materi lainnya, sebutkan ............ 0.2
66. 57 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
6 Media/materi KIE yang dibuat oleh Dinas
Kesehatan Provinsi
Elektronik (video, rekaman audio,dll) 1
Cetak (leaflet/ poster/ stiker/ banner/
spanduk/buku saku, dll)
0.9
Akun media sosial/ blog/website/ youtube
channel khusus GeMa CerMat
0.8
Lainnya, sebutkan ........... 0.3
7 Media lain yang dimanfaatkan untuk
penyebaran informasi/publikasi
Media elektronik (TV, radio, portal
online), sebutkan .......
1
Media cetak (surat kabar, majalah,
bulletin, tabloid), sebutkan ......
1
Kampanye di area publik misalnya Car
Free Day, lapangan, dll
0.8
Lainnya, sebutkan ........... 0.2
8 Pelaksanaan kegiatan pembekalan Agent
of Change (AoC) GeMa CerMat lanjutan
Dinas Kesehatan Provinsi 1
Dinas Kesehatan Provinsi bersama
organisasi profesi kesehatan
1
Organisasi profesi kesehatan 0.8
Lainnya, sebutkan ........... 0.2
67. 58 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
III MONITORING DAN EVALUASI (Nilai Total 20)
1 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
a Instansi/ unit/ organisasi/ lembaga
yang terlibat dalam penyusunan
Rencana Tindak Lanjut
Unit kerja lain di Dinas Kesehatan
Provinsi (lintas program)
0.9
Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
selain Dinas Kesehatan
0.8
Organisasi Profesi Kesehatan 0.8
Organisasi kemasyarakatan/
kewanitaan/ kepemudaan
0.8
Institusi lainnya, sebutkan ............ 0.2
b Komponen tindak lanjut
Uraian/sasaran/jadwal/materi kegiatan 0.9
Sumber dan estimasi anggaran (RAB) 0.9
Roadmap atau rencana aksi
pelaksanaan kegiatan
0.9
Lainnya, sebutkan ............... 0.2
c Penanggung jawab pelaksanaan
kegiatan tindak lanjut
Dinas Kesehatan Provinsi 0.9
Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
selain Dinas Kesehatan
0.9
Organisasi profesi kesehatan 0.8
Organisasi kemasyarakatan/
kewanitaan/ kepemudaan, sebutkan
0.8
Institusi lainnya, sebutkan ......... 0.2
68. 59 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO URAIAN DOKUMEN
PENDUKUNG
(ADA/ TIDAK)
NILAI
2 Evaluasi hasil peningkatan pengetahuan
pada masyarakat
Pretest - posttest 2
Analisis hasil pretest - posttest 1.8
Laporan hasil pretest- posttest 1
Lainnya, sebutkan ........... 0.2
3 Evaluasi dampak perubahan sikap dan
perilaku pada masyarakat
Wawancara 1.2
Focus Group Discussion 0.9
Pengisian kuesioner secara langsung 0.9
Pengisian kuesioner secara elektronik 0.9
Observasi 0.9
Lainnya, sebutkan ........... 0.2
IV CAPAIAN INDIKATOR (tidak tercapai=0, tercapai < 25 %=1;
25 - 49,9 % = 2; 50 - 74,9 % = 3; >75 % =4). Nilai Total 20
1 Cakupan Wilayah
Yaitu jumlah kabupaten/kota yang telah melaksanakan kegiatan GeMa
CerMat dibagi dengan jumlah kabupaten/kota seluruhnya dalam tahun
berjalan dikalikan 100%.
Cakupan Wilayah (%) =
Kabupaten/kota yang telah melaksanakan kegiatan GeMa CerMat
--------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah kabupaten/kota seluruhnya
Cakupan Wilayah .......... % = ------------- X 100%
69. 60 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
2 Cakupan Apoteker Agent of Change (AoC) GeMa CerMat aktif
Yaitu jumlah apoteker AoC GeMa CerMat yang aktif dalam melaksanakan
kegiatan GeMa CerMat di tingkat provinsi dibagi dengan jumlah seluruh
apoteker yang mengikuti pembekalan sebagai AoC GeMa CerMat dalam
tahun berjalan dikalikan 100%.
Cakupan Apoteker AoC GeMa CerMat aktif (%) =
Jumlah apoteker AoC GeMa CerMat aktif di tingkat provinsi
------------------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah seluruh apoteker AoC GeMa CerMat di tingkat provinsi
Cakupan Apoteker AoC aktif …….. % = --------- X 100%
3 Cakupan TTK Agent of Change (AoC) GeMa CerMat aktif:
Yaitu jumlah TTK AoC GeMa CerMat yang aktif dalam melaksanakan
kegiatan GeMa CerMat di tingkat provinsi dalam tahun berjalan dibagi
dengan jumlah seluruh TTK yang mengikuti pembekalan sebagai AoC
GeMa CerMat dikalikan 100%.
Cakupan TTK AoC GeMa CerMat aktif (%) =
Jumlah TTK AoC GeMa CerMat aktif di tingkat provinsi
---------------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah seluruh TTK AoC GeMa CerMat di tingkat provinsi
Cakupan TTK AoC aktif……… (%) = ------ X 100%
4 Cakupan Masyarakat
Yaitu jumlah masyarakat umum (non tenaga kesehatan) yang telah
mengikuti kegiatan edukasi GeMa CerMat di tingkat provinsi dalam tahun
berjalan dikalikan 100%.
Cakupan Masyarakat (%) =
Jumlah masyarakat umum yang mengikuti edukasi GeMa CerMat
= -------------------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah seluruh masyarakat yang ditargetkan sebagai sasaran di tingkat
provinsi
Cakupan Masyarakat .......... % = ------------- X 100%
70. 61 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
5 Perubahan Perilaku Masyarakat:
Yaitu jumlah masyarakat umum (non tenaga kesehatan) yang telah
mengalami perubahan perilaku di tingkat provinsi tersebut dalam
tahun berjalan dikalikan 100%.
Persentase Perubahan Perilaku Masyarakat (%) =
Jumlah masyarakat (non tenaga kesehatan) yang telah mengalami
perubahan perilaku di tingkat provinsi
= ------------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah seluruh masyarakat yang telah mengikuti edukasi dan
dievaluasi di tingkat provinsi dalam tahun berjalan yang sama
Persentase Perubahan Perilaku Masyarakat …. (%) = --------- X 100%
V Uraian Kegiatan Inovasi (Total: 20)
VI Kendala/Masalah
VII Saran dan Masukan
...................,..........,...........20.....
(Diisi dengan tempat dan tanggal pengisian formulir)
Petugas Monitoring & Evaluasi Responden
(Tanda tangan, Nama dan NIP ) (Tanda tangan, Nama Responden)
71. 62 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
LAMPIRAN 4
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM MONITORING DAN EVALUASI
PELAKSANAAN GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT
(GEMA CERMAT) DINAS KESEHATAN PROVINSI
DATA DASAR
1. Nama Provinsi : Diisi sesuai nama Dinas Kesehatan Provinsi
2. Alamat : Diisi alamat lengkap Dinas Kesehatan Provinsi
3. Telefon/HP : Diisi nomor telepon kantor/ HP Responden
4. Tanggal Pengisian Kuesioner: Diisi sesuai tanggal pengisian
5. Nama responden : Diisi nama responden
6. Jabatan responden : Diisi jabatan responden, minimal pejabat eselon IV
FORM KUESIONER
1. Beri tanda check list (√) pada kotak yang sesuai dengan jawaban.
2. Semua pertanyaan dapat diisi lebih dari 1 jawaban, kecuali nomor 2.
3. Pertanyaan berikut merupakan kegiatan yang dilakukan dalam lingkup
provinsi.
72. 63 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN KETERANGAN
I. PERENCANAAN
1 Dasar hukum
perencanaan
kegiatan GeMa
CerMat di tingkat
Provinsi
Instruksi/Peraturan/Surat
Keputusan/Surat Edaran
Gubernur
Cukup jelas
dibuktikan
dengan lampiran
dokumenInstruksi/Peraturan/Surat
Keputusan/Surat Edaran
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi
Surat Edaran Ketua
Pengurus Organisasi
Profesi Tingkat Provinsi
Lainnya, sebutkan .....
2 Unit kerja
penanggung
jawab kegiatan
GeMa CerMat
Seksi Kefarmasian Hanya diisi satu
jawaban yaitu
koordinator/
penanggungjawab
utama
Seksi Promosi Kesehatan
UPT/Instalasi Farmasi
Provinsi
Lainnya, sebutkan .....
3 Sasaran kegiatan
GeMa CerMat
Institusi/lembaga
pemerintah, sebutkan
Organisasi
Masyarakat
termasuk kader
kesehatan, PKK,
Dharma Wanita,
dll.
Institusi/Lembaga
Swasta, sebutkan
Organisasi Profesi,
sebutkan ….
Organisasi/Kelompok
Masyarakat, sebutkan …
73. 64 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN KETERANGAN
4 Sumber daya
untuk mendukung
kegiatan GeMa
CerMat yang
dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan
Provinsi
Anggaran Cukup jelas
SDM/tim pelaksana
Paket obat untuk
edukasi misalnya untuk
CBIA (Cara Belajar
Insan Aktif)
Media KIE (Komunikasi
Informasi Edukasi)
Lainnya, sebutkan
5 Sumber daya
untuk mendukung
kegiatan GeMa
CerMat yang
dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Anggaran Cukup jelas
SDM misalnya sebagai
narasumber, pembina,
dan lain-lain.
Paket obat untuk
edukasi misalnya untuk
CBIA (Cara Belajar
Insan Aktif)
Media KIE (Komunikasi
Informasi Edukasi)
Lainnya, sebutkan
6 Sumber dana
(anggaran) untuk
mendukung
kegiatan GeMa
CerMat
APBN/Dekonsentrasi Jika kegiatan bersifat
kerjasama termasuk
di isian Lainnya.
APBD Provinsi
DAK Non Fisik/ BOK
(Bantuan Operasional
Kesehatan)
Organisasi profesi
kesehatan lainnya
Lainnya, sebutkan
74. 65 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN KETERANGAN
7 Dokumen
perencanaan dan
anggaran yang
mencantumkan
kegiatan GeMa
CerMat tercantum
dalam
RENSTRA (Rencana
Strategis)
Cukup jelas
RENJA (Rencana Kerja)
RKAKL (Rencana Kerja
Anggaran
Kementerian/Lembaga)
RKA( Rencana Kerja
Anggaran /DPA
(Dokumen Pelaksanaan
Anggaran)
Lainnya, sebutkan
II. STRATEGI PELAKSANAAN GEMA CERMAT
1 Pejabat daerah
yang
mencanangkan
GeMa CerMat di
tingkat provinsi
Gubernur Cukup jelas
Anggota DPR/DPRD
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi
Lainnya, sebutkan
2 Sasaran
advokasi/sosialisasi
kepada
stakeholder
Institusi/lembaga
pemerintah, sebutkan
Organisasi/Kelompok
Masyarakat
termasuk kader, PKK,
Dharma Wanita, dll.
Institusi/lembaga
swasta, sebutkan
Organisasi profesi
kesehatan, sebutkan
Organisasi/kelompok
masyarakat, sebutkan
Lainnya, sebutkan……
75. 66 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN KETERANGAN
3 Koordinasi dan
Pembinaan
kepada Dinas
Kesehatan
Kabupaten/ Kota
dan AoC GeMa
CeMat
Pembagian penanggung
jawab wilayah
Cukup jelas
Peningkatan kapasitas bagi
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan AoC
Pertemuan secara berkala
Jejaring komunikasi
misalnya group aplikasi
pesan melalui telepon
selular seperti Whatsapp/
Telegram dan lain-lain
Pendampingan/ supervisi
secara aktif
Lainnya, sebutkan…..
4 Metode edukasi
dan
pemberdayaan
masyarakat
CBIA (Cara Belajar Insan
Aktif) atau diskusi interaktif
lainnya
Diskusi
terbuka/talk
show
termasuk
Focus Group
Discussion
/FGD
Lainnya,
termasuk
pemutaran
video.
Ceramah dan tanya jawab
Diskusi terbuka/talk show
Permainan interaktif
Konsultasi obat di area
publik
Penampilan seni misalnya
operet, drama, lagu dan
lain-lain
Lainnya, sebutkan ...........
76. 67 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN KETERANGAN
5 Materi edukasi
dan
pemberdayaan
masyarakat:
Penggunaan Antibiotik Bijak Cukup jelas
Tanya Lima O
DAGUSIBU
Penggunaan Obat dalam
Program Prioritas Kesehatan
dan PIS-PK misalnya obat
kronis (PTM), tablet tambah
darah dan TB
Materi lainnya, sebutkan
6 Materi/ media KIE
yang dibuat oleh
Dinas Kesehatan
Provinsi
Elektronik (video,rekaman
audio, dll)
Materi KIE ini
termasuk
yang dibuat
oleh Bidang/
Seksi
Promkes.
Cetak (leaflet/
poster/stiker/banner/
spanduk/ buku saku,dll)
Akun media sosial/
blog/website/YouTube
channel khusus GeMa CerMat
Lainnya, sebutkan
7 Media lain yang
dimanfaatkan
untuk penyebaran
informasi/
publikasi
Media elektronik (TV, radio,
portal online), sebutkan ........
Termasuk
materi KIE
yang ada
misalnya dari
Kementerian
Kesehatan.
Media cetak (surat kabar,
majalah, bulletin, tabloid),
sebutkan
Media sosial pribadi
(facebook, instagram, twitter,
youtube) atau aplikasi pesan
melalui pesan seluler seperti
Whatsapp, sebutkan …….
Kampanye di area publik
Lainnya, sebutkan ...........
77. 68 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN KETERANGAN
8 Pelaksanaan
kegiatan
pembekalan
Agent of Change
(AoC) GeMa
CerMat lanjutan
Dinas Kesehatan Provinsi Cukup jelas
Dinas Kesehatan Provinsi
bersama organisasi profesi
kesehatan
Organisasi Profesi Kesehatan
Lainnya, sebutkan ...........
III. MONITORING DAN EVALUASI
1 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
a Instansi/
unit/organisasi/
lembaga yang
terlibat dalam
penyusunan
Rencana Tindak
Lanjut (RTL)
Unit kerja lain di Dinas
Kesehatan Provinsi (lintas
program)
Cukup jelas
Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) selain Dinas Kesehatan
Organisasi profesi kesehatan
Organisasi kemasyarakatan/
kewanitaan/ kepemudaan
Institusi lainnya, sebutkan…….
b Komponen Tindak
Lanjut
Uraian/sasaran/jadwal/materi
kegiatan
Cukup jelas
Sumber dan estimasi
anggaran (RAB)
Roadmap atau rencana aksi
pelaksanaan kegiatan
Lainnya, sebutkan ...........
78. 69 | P e d o m a n P e l a k s a n a a n G e M a C e r M a t
NO PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN KETERANGAN
c Penanggung
jawab
pelaksanaan
kegiatan tindak
lanjut
Dinas Kesehatan Provinsi Cukup jelas
Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) selain Dinas Kesehatan
Organisasi profesi kesehatan
Organisasi kemasyarakatan/
kewanitaan/ kepemudaan
Institusi lainnya, sebutkan ….
2 Evaluasi hasil
peningkatan
pengetahuan
pada
masyarakat
Pretest - posttest Cukup jelas
Analisis hasil pretest -
posttest
Laporan hasil pretest-
posttest
Lainnya, sebutkan ...........
3 Evaluasi
dampak
perubahan
sikap dan
perilaku pada
masyarakat
Wawancara Contoh
Observasi
adalah
kunjungan ke
rumah melihat
obat yang
disimpan dan
cara menyimpan
obat di rumah
tangga.
Focus Group Discussion
Pengisian kuesioner secara
langsung
Pengisian kuesioner secara
elektronik
Observasi
Lainnya, sebutkan ...........