SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
Baixar para ler offline
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14



        PERENCANAAN KEGIATAN MAINTENANCE DENGAN METODE
                REABILITY CENTERED MAINTENANCE II
                            Rachmad Hidayat*), Nachnul Ansori, dan Ali Imron

    Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo, PO BOX 2, Madura 16912, Indonesia

                                        *)
                                             E-mail: dr.rachmad.mt@gmail.com



                                                      Abstrak
Penelitian ini membahas perencanaan kegiatan maintenance dengan metode reability centered maintenance (RCM) II
untuk menilai risiko kerusakan fungsi pada compresor screw. Perhitungan waktu maintenance optimal dilakukan
dengan memperhatikan biaya maintenance dan biaya perbaikan. Hasil penilaian risiko dengan risk priority number
(RPN) menunjukkan bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan prioritas utama dalam memberikan maintenance
pada compresor screw adalah kerusakan fungsi pada piston yang aus, dan pada spon filter udara keluar rusak yang
mendapatkan RPN 45. Penentuan waktu maintenance optimal diberikan pada komponen yang mengalami scheduled
restoration dan scheduled discard task agar tindakan tersebut menjadi technically feasible untuk menurunkan
konsekuensi kerusakan. Nilai waktu maintenance optimal yang diperoleh untuk mencegah kerusakan pada compresor
screw lebih kecil dari nilai mean time to failure (MTTF) yang menunjukkan bahwa waktu maintenance optimal akan
berusaha untuk menghindari terjadinya kerusakan fungsi komponen sebelum kerusakan terjadi.


                                                       Abstract
Maintenance Activity Planning by Reability Centered Maintenance II Method. This research discusses
maintenance activity planning using the RCM II method to evaluate failure function risk on compresor screw. The
calculation of maintenance time is performed by considering maintenance and repair costs. The risk evaluation result
with RPN shows that the critical component that needs to get the main priority in applying maintenance on compresor
screw is function disorder on timeworn piston and on the broken outgoing air sponge’s filter that receives RPN 45. The
optimum maintenance time calculation is applied on components that undergo scheduled restoration and scheduled
discard task so that this action becomes technically feasible in decreasing the consequence of damage. The optimum
maintenance time value that is acquired to prevent damage on compresor screw is lower than the value of its MTTF,
which demonstrates that optimum maintenance time will be significant in avoiding component function damage before
the damage happens.

Keywords: Compresor screw, maintenance activity schedule plan, optimum time maintenance interval, RCM II, risk
          assessment



1. Pendahuluan                                                 atau untuk alasan keselamatan (safety). Kegiatan
                                                               maintenance pada dasarnya terbagi menjadi dua
Kegiatan perawatan (maintenance) ditujukan untuk               kategori, yaitu preventive maintenance dan corrective
meyakinkan bahwa aset fisik yang dimiliki dapat terus          maintenance. Pemilihan kegiatan maintenance tersebut
berlanjut memenuhi apa yang diinginkan oleh pengguna           didasari atas sifat dari kerusakan pada peralatan, apakah
terhadap fungsi yang dijalankan oleh aset tersebut [1].        bersifat terprediksi atau tidak terprediksi. Selain itu,
Maintenance merupakan salah satu cara efektif untuk            pemilihan tersebut juga didasari atas biaya yang harus
meningkatkan keandalan suatu sistem [2]. Kegiatan              dikeluarkan untuk kegiatan maintenance tersebut.
tersebut dapat bersifat terencana (planned) dan tidak          Maintenance seringkali dihubungkan sebagai akar dari
terencana (unplanned). Hanya ada satu bentuk kegiatan          suatu keandalan (reliability). Hal ini dikarenakan
maintenance yang tidak terencana, yakni emergency              seringkali masalah keandalan datangnya dari bagian
maintenance, dimana tindakan maintenance tersebut              maintenance. Oleh karena itu, perlu adanya strategi
dibutuhkan sesegera mungkin untuk mencegah                     maintenance yang baik untuk meningkatkan reliability
kerusakan yang lebih parah seperti loss of production          dari suatu sistem produksi [3].

                                                           7
8                      MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14
 

Mesin juga akan mengalami penurunan tingkat                  mengenai konsekuensi kerusakan terhadap keselamatan
keandalan (reliability) apabila digunakan secara terus-      dan lingkungan dalam penentuan kebijakan kegiatan
menerus. Keandalan merupakan peluang suatu unit atau         maintenance melalui decision diagram [1]. Tujuan
sistem berfungsi normal jika digunakan menurut kondisi       penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi kerusakan
operasi tertentu untuk periode waktu tertentu [4].           dan menilai risiko kerusakan pada compresor screw
Meskipun demikian, tingkat keandalan dapat dijaga dan        ingersoll rand P375 WD, (2) menentukan jadwal
masa pakai mesin dapat diperpanjang dengan                   kegiatan maintenance yang tepat untuk mengantisipasi
melakukan penjadwalan perawatan mesin dengan baik            terjadinya kerusakan (failure) dengan memperhatikan
dan teratur [5]. Pemeliharaan merupakan aktivitas            konsekuensi yang ditimbulkan oleh kerusakan
menjaga sistem peralatan dan mesin selalu tetap              compresor screw       ingersoll rand P375 WD, (3)
konsisten dalam proses produksi. Secara umum,                menentukan waktu maintenance dari kegiatan
masalah pemeliharaan sering terabaikan sehingga              maintenance yang diberikan pada compresor screw
kegiatan pemeliharaan tidak teratur, yang pada akhirnya      ingersoll rand P375 WD.
dapat mempengaruhi kapasitas produksi. Dengan
demikian, kegiatan pemeliharaan harus dilakukan secara       2. Metode Penelitian
tepat dan konsisten [6].
                                                             Pengolahan data dilakukan dengan membuat functional
Reability centered maintenance (RCM) adalah teknik           block diagram (FBD). Langkah pendeskripsian sebuah
yang lebih maju untuk menentukan aktivitas preventive        sistem diperlukan untuk mengetahui komponen-
maintenance, menjamin aset beroperasi dengan desain          komponen yang terdapat dalam sistem dan bagaimana
asli dan menjalankan fungsinya sesuai keinginan              komponen tersebut bekerja sesuai fungsinya. Data
pemakai. Failure mode and effects analysis (FMEA)            fungsi peralatan dan cara beroperasinya dipakai untuk
adalah kunci RCM yang menerapkan proses pada                 membuat definisi dan dasar untuk menentukan kegiatan
masing-masing aset ditinjau dari fungsi dan                  maintenance pencegahan [1]. FMEA merupakan salah
performance yang diinginkan [7]. RCM merupakan cara          satu metode sistematis yang digunakan untuk
untuk mengembangkan strategi perawatan dan desain            menganalisis kerusakan. FMEA pertama kali
alternatif, berdasarkan pada operasional, ekonomi dan        dikembangkan oleh para reliability engineers pada akhir
keselamatan serta ramah lingkungan [8].                      tahun 1950-an untuk menentukan masalah yang muncul
                                                             pada malfungsi sistem peralatan militer ketika itu [2].
Pendapat lain menyatakan RCM adalah metode yang              Teknik FMEA digunakan sebagai bagian integral dari
menawarkan strategi terbaik bagi perawatan                   pelaksanaan analisis RCM. Ide utama RCM adalah
pencegahan. Cara-cara RCM yang mendasar diuraikan            untuk mencegah kerusakan dengan mengeliminasi atau
dalam: (1) preserve function (pemeliharaan fungsi),          mengurangi penyebab kerusakan. Analisis FMEA
(2) identifity failure modes that can defeat the function,   memfokuskan pada penyebab kerusakan dan
(3) priotize function need, (4) select only applicable and   mekanisme terjadinya kerusakan [1]. Ketika penyebab
effective preventive maintenance (PM) tasks [9]. Setelah     dan mekanisme kerusakan telah diidentifikasi untuk
maintenance task dirumuskan dalam step logic tree            setiap failure mode, selanjutnya dapat diberikan saran
analysis and maintenance task selections, langkah            untuk waktu pelaksanaan preventive maintenance, atau
selanjutnya adalah merangkum tasks tersebut agar             perencanaan tindakan monitoring untuk menurunkan
mudah dipahami dan lebih terstruktur. Tasks                  failure rate. Setelah rating ditentukan selanjutnya tiap
dikelompokkan berdasarkan jenisnya (on condition task,       pokok persoalan dikalkulasi dengan mengalikan
restoration task). Perbandingan antara task hasil RCM        severity, occurrence, dan detection [11] (Pers. 1):
dengan task exiting PM dilakukan untuk memutuskan
apakah task yang ada pada exiting PM perlu                   RPN = Severity x Occurrence x Detection             (1)
dimodifikasi, karena tujuan yang akan dicapai dalam
RCM adalah bagaimana mendapatkan maintenance task            Nilai RPN yang dihasilkan menunjukkan tingkat
yang efektif. Modifikasi dapat berupa pengurangan atau       prioritas perbaikan untuk area/komponen yang terdapat
penambahan task [10].                                        dalam sistem. FMEA menghasilkan nilai RPN,
                                                             sedangkan RCM II decision worksheet untuk
Penelitian ini mengkaji kegiatan maintenance pada            menentukan kebijakan kegiatan maintenance yang
compresor screw ingersoll rand P375 WD dengan                sesuai dengan penggunaan RCM II decision diagram.
mengimplementasikan metode RCM II. RCM II                    Uji distribusi dilakukan terhadap waktu antar kerusakan
merupakan metode kualitatif yang digunakan untuk             (TTF) dan waktu lama perbaikan (TTR) yang ada pada
menentukan jenis kegiatan maintenance yang tepat             maintenance record komponen mesin produksi dengan
untuk menjaga aset fisik perusahaan agar dapat               bantuan software Weibull version 6.0. Kemudian
berfungsi sebagaimana mestinya, sesuai dengan standar        ditentukan waktu maintenance optimal ditinjau dari segi
performansi yang telah ditetapkan. Selain itu RCM II         minimasi biaya. Selanjutnya dilakukan perhitungan
juga telah memasukkan pertimbangan-pertimbangan              MTTF dan MTTR, perhitungan biaya maintenance
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14                                          9


                                                                                                           ∞
(CM) dan biaya perbaikan (CR) serta perhitungan waktu
                                                                                                           ∫t
                                                                  Γ (γ) = Fungsi gamma =                           γ −1 −t      (12)
maintenance optimal (TM).                                                                                                e dt
                                                                                                           0
Model laju kerusakan konstan untuk sistem beroperasi
secara kontinyu mengarah pada distribusi eksponensial.           Distribusi ini digunakan untuk menggambarkan
Rumusan yang digunakan pada distribusi eksponensial 1            distribusi kerusakan untuk kondisi yang bervariasi. Time
parameter adalah:                                                to failure (t) dari suatu komponen disana diasumsikan
                                                                 memiliki distribusi Lognormal bila y = ln (t), mengikuti
Fungsi kepadatan : f (t) = λe-λt, 0 ≤ t < ∞                (2)   distribusi normal dengan rata-rata µ dan variansinya
                                                   -λ t          adalah s. Fungsi padat peluang (pdf) dari distribusi
Fungsi keandalan : R(t) = e                                (3)
                                                                 Lognormal:
Fungsi kumulatif : F(t) = 1 – R(t)                         (4)                1       ⎧ 1             2⎫
                                                                  f (t ) =        exp ⎨− 2 [ln t − µ ] ⎬             (13)
                                               f (t )                      t.s 2π     ⎩ 2s             ⎭
Fungsi kerusakan : λ(t) =                                  (5)
                                               R(t )
                                                                 Fungsi keandalan distribusi lognormal:
                      MTTF = 1/ λ                          (6)                  ⎡ 1 ⎛ t ⎞⎤
                                                                 R (t ) = 1 − φ ⎢ ln⎜ ⎟⎥                                        (14)
dengan                                                                              ⎜ ⎟
                                                                                ⎣ s ⎝ µ ⎠⎦
λ     = Failure rate (konstan)
MTTF = waktu rata-rata antar kerusakan (jam)
                                                                 Laju kerusakannya:
Selain distribusi eksponensial yang sering dipakai dalam                  f (t )
                                                                 λ (t ) =                                                       (15)
mengevaluasi keandalan sistem, distribusi Weibull juga                    R (t )
banyak dipakai karena distribusi ini memiliki bentuk
parameter     sehingga     distribusi   mampu      untuk         MTTF distribusi Lognormal:
memodelkan berbagai data. Jika time to failure dari              MTTF = exp ( µ + (0.5 x s 2 ))                                 (16)
suatu komponen adalah T mengikuti distribusi Weibull
dengan tiga parameter β, η, dan γ maka fungsi padat
distribusi dapat diekspresikan:
                                                                 Distribusi normal digunakan untuk menggambarkan
                                                   β
                          β −1        ⎛ t −γ   ⎞                 pengaruh      pertambahan      waktu      ketika   dapat
           β ⎛t −γ ⎞                 −⎜
                                      ⎜ η      ⎟
                                               ⎟
                                                           (7)   menspesifikasikan waktu antar kerusakan dengan
f (t ) =     ⎜     ⎟             e    ⎝        ⎠
           η⎜ η ⎟
             ⎝     ⎠                                             ketidakpastian [13]. Distribusi ini juga digunakan untuk
                                                                 menggambarkan ketergantungan terhadap waktu.
Jika nilai γ = 0, maka akan diperoleh distribusi Weibull         Distribusi normal mempunyai rumus:
dengan dua parameter. Beberapa karakteristik dari                Fungsi kepadatan:
distribusi Weibull adalah: untuk 0 < β < 1, laju                                       ⎡ 1 ⎛ t −µ ⎞2 ⎤
kerusakan (failure rate) akan berkurang seiring                           1   ⎢− ⎜                ⎟ ⎥
                                                                                               σ ⎠ ⎥
                                                                                                         , - ∞ <t< ∞
                                                                              ⎢ 2⎝
bertambahnya waktu. Untuk β = 1, maka failure rate-              F(t) =      e⎣                      ⎦
                                                                                                                                (17)
nya adalah konstan. Untuk β > 1, laju kerusakan (failure                σ 2π
rate) akan bertambah seiring bertambahnya waktu.                 Fungsi kumulatif:
Sedangkan fungsi reliability-nya adalah [12]:                                             t
                                                                                                  ⎡ 1 ⎛ t −µ ⎞2 ⎤
                                                                                                  ⎢− ⎜       ⎟ ⎥
                                                                          1                       ⎢ 2⎝ σ ⎠ ⎥
             ⎛ t −γ ⎞
            −⎜
             ⎜ η ⎟  ⎟
                      β                                          F(t)
                                                                       σ 2π
                                                                             =
                                                                                         ∫    e   ⎣             ⎦
                                                                                                                    dt          (18)
R(t ) = e    ⎝      ⎠
                                                           (8)                          −∞
                                                                 MTTF = µ
Sehingga untuk mean time to failure diperoleh:
             ∞
                                                                 Dengan mengasumsikan bahwa scheduled preventive
MTTF = ∫ R(t )dt                                           (9)   maintenance akan memulihkan sistem seperti kondisi
             0
                                                                 baru. Untuk menentukan total biaya operasi
                                 β                               menggunakan rumus sebagai berikut:
                 ∞    ⎛ t− y ⎞
                                                                                              (t − R(t ) ) Cf
                     −⎜
                      ⎜ η ⎟  ⎟
            = ∫e      ⎝      ⎠                                               tR (t )                           t
                                      dt                  (10)    Tc =                 Cp +
                                                                         ∞
                 0
                                                                                                  T
                                                                                                                                (19)
            = γ + ηΓ(1/β + 1)                             (11)           ∫ R(t )dt
                                                                         0
                                                                                                  ∫ R(t )dt
                                                                                                  0
dengan
γ = gamma = location parameter                                   Untuk menentukan waktu penggantian yang dapat
η = eta   = scale parameter                                      meminimalkan total biaya operasi tersebut dapat
β = beta = shape parameter                                       digunakan metode kalkulus standar [14]. Untuk
MTTF = waktu rata-rata antar kerusakan (jam)                     distribusi Weibull 3 parameter diperoleh:
10                        MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14
 

                                     1
                                                                              isap, langkah kompresi, langkah buang. Keempat
T ≈ γ + η ⎡ 1 x CM ⎤                                           (20)
                              β
          ⎢ β − 1 CR − CM ⎥                                                   langkah ini harus bekerja sama untuk dapat
          ⎣                 ⎦                                                 menghasilkan udara yang bertekanan sehingga bisa
Untuk distribusi Weibull 2 parameter diperoleh:                               digunakan untuk proses painting, blasting pada badan
                              1
                                                                              kapal. Terjadinya kerusakan pada salah satu bagian
T ≈ η ⎡ 1 x CM ⎤
                        β
      ⎢ β − 1 CR − CM ⎥                                        (21)           komponen utama dapat mengganggu kinerja pada
      ⎣               ⎦                                                       compresor screw saat beroperasi. FMEA atau pada
                                                                              RCM II information worksheet dapat mengetahui
3. Hasil dan Pembahasan                                                       beberapa bentuk kerusakan (failure modes) yang
                                                                              mengakibatkan kerusakan pada komponen compresor
Functional block diagram (FBD) digunakan untuk                                screw dalam memenuhi fungsinya (functional failure).
menggambarkan beberapa fungsi komponen dalam satu                             Berdasarkan dampak (effect) yang ditimbulkan, maka
kesatuan blok yang saling berhubungan antara fungsi                           dapat diketahui bahwa terdapat beberapa dampak yang
komponen satu dengan komponen lain hingga                                     secara keseluruhan mengganggu proses operasi/kinerja
membentuk satu kesatuan fungsi sistem kerja. Input dan                        compresor screw. Pertama adalah kerusakan yang
output pada masing-masing variabel/komponen dapat                             ditimbulkan oleh komponen compresor screw. Yang
dikoneksikan dengan blok-blok yang lain dengan                                mengakibatkan shut down pada compresor screw seperti
menggunakan garis penghubung.                                                 low pressure pada piston, valve bocor dan liner aus.
                                                                              Kondisi ini mengakibatkan proses produksi painting dan
Hubungan antar fungsi komponen yang membentuk                                 blasting tidak dapat dilakukan atau terhambat yang
suatu sistem kerja dalam kasus ini adalah sistem kerja                        mengakibatkan kehilangan fungsi pada beberapa
pada     compresor     screw.    Hubungan      tersebut                       komponen compresor screw. Kedua, kerusakan pada
menggambarkan perpindahan dari material, energi serta                         komponen compresor screw yang tidak sampai
control signals dengan melewati elemen-elemen yang                            mengakibatkan proses produksi pada berhenti (shut
berbeda pada sebuah sistem kerja.  Gambar 1 diagram                           down) namun mengakibatkan turunnya gangguan
blok komponen compresor screw menunjukkan sistem                              operasi pada compresor screw dalam melakukan proses
kerja pada compresor screw terdiri dari beberapa bagian                       painting dan blasting sehingga output yang dihasilkannya
utama, yakni langkah gerak pada crankshaft, langkah                           akan mengalami penurunan. Jenis kerusakan yang

                                                                                              Air Inlet
                                                                                           Udara masuk


                                                                      Filter Udara
                                                                                            Air Valve            Inlet Valve
                                                                   Penyaring udara
                                                                                            Klep udara           Pegas klep
                                                                    terhadap debu/
                                                                                            masuk/isap            udara isap
                                                                        kotoran

          Main Bearing              Piston Pin      Con Rod Bearing       Unloader Valve   Cylinder Block
                                                                                                               Cylinder Head
        Bantalan crankshaft       Pengunci antara    Menerima beban          Tempat        Rumah silinder
                                                                            penyetelan     (Tempat lewat        Tutup silinder
         agarar tetap pada        connecting rod    dari piston supaya                                         dan rumah klep
           posisi sumbu            dengan piston     tidak makan As          tekanan           udara)


                                                                         Piston & Ring         Liner
   Crankshaft                    Connecting Rod                              Piston
                                                                                           Sebagai tempat
   Penggerak                       Penghubung                             Pengisap &        gerak piston
 connecting rod                crankshaft terhadap                         penekanan
                              piston sebagai lengan                          udara
                                                                                                Valve
                                    pendorong
Minyak Pelumas                                                                                 Menahan
                                                                                               kompresi

                                                                         Outket Valve
                                                                                             Outklet Valve
                                         Filter Udara Keluar             Katub buang       Pegas katub buang
                                           Penyaring udara                                       (klep)
                                              terhadap
                                            kandungan air                 Air Outlet
                                                                          Udara yang
                                                                          bertekanan

                                      Gambar 1. Functional Block Diagram (FBD) Compresor Screw
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14                                                                           11



  terjadi misalnya kekuatan main bearing sebagai                                                                         Penilaian RPN yang telah dihasilkan pada masing-
  bantalan crankshaft tidak maksimal, con rod bearing                                                                    masing bentuk kerusakan (failure mode) dari komponen
  abrasive dan filter udara masuk buntu. Kerusakan ini                                                                   compresor screw serta mengacu pada Gambar 2, maka
  mengakibatkan proses produksi painting dan blasting                                                                    dapat diketahui bahwa potential failure modes & cause
  tidak akan maksimal sehingga compresor screw                                                                           yang memiliki prioritas risiko tertinggi dengan nilai
  mengalami penurunan performansi. Ketiga, kerusakan                                                                     RPN 45 adalah kerusakan pada piston disebabkan aus
  pada komponen/equipment compresor screw yang tidak                                                                     (umur pemakaian pada material tersebut), dan spon
  berpengaruh terhadap proses produksi painting dan                                                                      filter yang kaku atau rusak sehingga berpotensi
  blasting, akan tetapi berpengaruh terhadap keselamatan/                                                                menyebabkan terjadinya ledakan, yang pada akhirnya
  safety saat compresor screw beroperasi sehingga dapat                                                                  berpengaruh terhadap keselamatan kerja operator dan
  mengakibatkan dampak terhadap keselamatan operator.                                                                    operasional. Prioritas yang kedua dari kerusakan
  Kerusakan pada komponen compresor screw yang dapat                                                                     komponen compresor screw adalah kompresi bocor
  mengakibatkan hal tersebut adalah gangguan pada                                                                        pada piston, filter udara masuk buntu karena banyak
  kinerja filter udara keluar karena rusak dalam                                                                         debu, con rod bearing tidak maksimal untuk menerima
  menyuplai udara yang bertekanan tinggi sehingga                                                                        tekanan/beban dari piston disebabkan abrasive (terkikis
  terjadi sebuah ledakan.                                                                                                oleh debu/pengaruh lingkungan kerja), valve mengalami
                                                                                                                         low pressure. Kondisi ini menyebabkan valve
  RPN merupakan penilaian risiko yang diberikan setelah                                                                  mengalami kebocoran dan konsumsi oli pada liner
  dilakukan identifikasi kerusakan pada komponen                                                                         terlalu banyak sehingga menyebabkan udara bercampur
  compresor screw dengan menggunakan metode FMEA.                                                                        dengan oli. Masing-masing equipment mendapatkan
  Nilai RPN yang diperoleh menunjukkan tingkat                                                                           RPN 30. Prioritas yang ketiga adalah liner sebagai
  kepentingan terhadap perhatian atau prioritas risiko                                                                   tempat gerak piston aus sehingga berbentuk oval dengan
  yang diberikan untuk komponen-komponen yang ada di                                                                     RPN 24. Prioritas keempat adalah filter udara masuk
  dalam sistem compresor screw. Nilai RPN yang telah                                                                     berkarat dan permukaan bearing aus sehingga
  diperoleh akan dipresentasikan ke dalam histogram,                                                                     kinerjanya tidak maksimal dengan RPN 20. Prioritas
  untuk membantu memberikan visualisasi/gambaran                                                                         kelima adalah body filter udara keluar berkarat sehingga
  tingkat risiko adanya potensi kerusakan (potential                                                                     menyebabkan masa pakai turun, dengan RPN 15.
  failure modes) pada compresor screw (Gambar 2).
                                                                                                                         RCM II decission worksheet digunakan untuk
                                                                                                                         menentukan dampak atau konsekuensi yang akan timbul
                                                                                                        100%
                                                                                                                         jika kerusakan terjadi, dan tindakan proactive
      300.00
                                                                                                                         maintenance untuk mencegah atau meminimalisir
                                                                                                                         dampak yang timbul ketika kerusakan terjadi. Untuk
                                                                                                                         menentukan concequence dan proactive task pada setiap
                                                                                                        80%
                                                                                                                         komponen dengan failure mode yang berbeda, maka
                                                                                                                         digunakan decission diagram yang merupakan diagram
      200.00
                                                                                                                         dalam RCM II untuk menentukan concequence dan
                                                                                                                         proactive task yang akan diberikan. Evaluasi terhadap
                                                                                                               Percent




                                                                                                        60%
RPN




                                                                                                                         consequence dan proactive task yang diberikan terhadap
                                                                                                                         peralatan compresor screw yang akan digunakan.
                                                                                                        40%              failure mode dari compresor screw adalah filter udara
      100.00
                                                                                                                         keluar yang gagal berfungsi, sehingga akan memberikan
                               Need most attention                                                                       dampak terhadap keselamatan (safety) dan operasional.
                                                                                                        20%              Spon filter yang kaku atau rusak, akan menyebabkan
                                                                                                                         terjadi ledakan dan udara akan bercampur dengan air
               45.00   45.00                                                                                             sehingga tidak bisa digunakan untuk proses painting
        0.00
                                30.00   30.00   30.00   30.00   30.00   24.00   20.00   20.00   15.00
                                                                                                        0%
                                                                                                                         dan blasting pada badan kapal. Kolom consequence
                 2       7       9       3       11      8        1      10      4        5      6                       evaluation decission worksheet untuk kerusakan pada
                                                 Case Number                                                             spon filter udara keluar adalah Y (yes) untuk H (hidden
  Keterangan: 1. Kompresi bocor, 2. Piston aus, 3. Filter udara                                                          function) dan S (safety). Body filter yang berkarat akan
  masuk kotor, 4. Filter udara masuk berkarat, 5. Main bearing                                                           menyebabkan umur pakai compresor screw menurun
  aus, 6. Body filter udara keluar berkarat, 7. Spon filter udara                                                        sehingga berdampak terhadap operasional compresor
  keluar rusak, 8. Con rod bearing abrasive, 9. Valve bocor, 10.                                                         screw. Kolom consequence evaluation decission
  Liner aus, 11. Konsumsi oli terlalu banyak                                                                             worksheet untuk body filter yang berkarat adalah Y
  Gambar 2. Pareto Diagram pada Failure Mode Compresor                                                                   (yes) untuk O (operational) H (hidden fuction).
            Screw
12                       MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14
 

Oleh karena kerusakan pada spon filter udara keluar                maintenance yang diberikan pada setiap kerusakan
berdampak pada hidden fuction, keselamatan dan                     fungsi komponen compresor screw dapat dilihat pada
operasional, maka kegiatan maintenance yang dilakukan              Tabel 1.
adalah dengan cara melakukan perpaduan antara dua
kegiatan maintenance (combination task), yaitu inspeksi            Dalam penyusunan task-task tersebut, dilakukan
secara rutin (scheduled on condition task) dan penggantian         brainstorming dengan petugas dan manajer engineering.
komponen (scheduled discard task). Oleh karena itu,                Task yang telah disusun secara keseluruhan dapat
pada kolom S4 yang merupakan kolom default action                  dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu (1) Scheduled
diisikan Y (yes) yang berarti tindakan maintenance yang            discard task, kegiatan maintenance ini diambil jika
diberikan adalah combination task, dan pada body filter            komponen yang mengalami kerusakan tidak dapat
udara keluar yang berkarat, kegiatan maintenance                   diperbaiki lagi, atau biaya perbaikan sama atau melebihi
adalah pemulihan komponen (scheduled restoration                   biaya penggantian sehingga diputuskan untuk
task,), sesuai dengan waktu maintenance optimal. Jenis             melakukan penggantian (discard) komponen. Misalnya
maintenance ini dirasa sangat tepat dengan harapan                 kerusakan pada piston, (2) Scheduled restoration task,
tindakan tersebut dapat secara signifikan menurunkan               kegiatan maintenance dilakukan jika komponen yang
konsekuensi kerusakan yang ditimbulkan. Decission                  mengalami kerusakan fungsi masih memungkinkan

                            Tabel 1. Propased Task pada Compresor Screw Ingersoll Rand P375 WD
No     Equipment          Function        Functional Failure        Failure Mode                     Proposed Task
1    Piston          Sebagai pengisap    Low pressure            Kompresi bocor        Scheduled restoration task: tindakan
                     & penekan udara                                                   preventif dilakukan dengan mengencangkan
                                                                                       top ring yang mengalami kelonggaran dan
                                                                                       pemberian pelumas (oli/grease)
                                         Terdengar suara ketokan Kerusakan pada        Scheduled discard task: tindakan preventif
                                         pada saat operasi       piston (aus)          dilakukan penggantian piston sesuai dengan
                                                                                       waktu maintenance optimalnya
2    Filter Udara    Sebagai penyaring Tidak bisa menyaring      Terlalu banyak        Scheduled restoration task: tindakan
     Masuk           udara dari kotoran udara dengan optimal/    kotoran (berdebu)     preventif dilakukan dengan membersihkan
                                        buntu                                          kotoran/debu
                                                                 Filter berkarat       Scheduled discard task: tindakan preventif
                                                                                       dilakukan penggantian filter sesuai dengan
                                                                                       waktu maintenance optimalnya.
3    Main Bearing    Sebagai bantalan    Kekuatan untuk menahan Permukaan Metal/       Scheduled discard task: tindakan preventif
                     crankshaft          beban (bantalan) tidak bearing aus            dilakukan penggantian main bearing sesuai
                                         maksimal                                      dengan waktu maintenance optimalnya
4    Filter Udara    Menjaga udara       Tidak bisa menyaring   Body filter berkarat   Scheduled restoration task: tindakan
     Keluar          keluar agar tidak   kandungan air                                 preventif dilakukan dengan membersihkan
                     lembab                                                            karat dan pemberian grease pada body
                                                                 Spon filter kaku/     Combination of task
                                                                 rusak                 Scheduled on condition task: dengan teknik
                                                                                       primary effect monitoring, yaitu dengan
                                                                                       pemeriksaan secara manual pada kondisi
                                                                                       Spon filter secara periodik setiap beberapa
                                                                                       hari oleh operator
                                                                                       Scheduled discard task: tindakan preventif
                                                                                       dilakukan penggantian filter sesuai dengan
                                                                                       waktu maintenance optimalnya
5    Con Rod Bearing Menerima beban/ Beban/tekanan yang          Terkikis karena       Scheduled discard task: tindakan preventif
                     tekanan dari piston dihasilkan tidak dapat  debu ikut masuk/      dilakukan penggantian con rod bearing
                                         bekerja secara maksimal pengaruh lingkung-    sesuai dengan waktu maintenance
                                                                 an kerja (Abrasif)    optimalnya
6    Valve           Menahan kompresi Low pressure               Valve bocor (worn)    Scheduled discard task: tindakan preventif
                                                                                       dilakukan penggantian Valve sesuai dengan
                                                                                       waktu maintenance optimalnya
7    Liner           Sebagai tempat      Piston bergetar sehingga Liner aus sehingga   Scheduled discard task: tindakan preventif
                     gerak piston        putus                    berbentuk oval       dilakukan penggantian liner sesuai dengan
                                                                                       waktu maintenance optimalnya
                                         Gerak piston trouble    Konsumsi oli          Scheduled restoration task: tindakan
                                         dalam proses mengisap   terlalu banyak/       preventif dilakukan dengan membersihkan
                                         & menekan udara         encer                 oli pada liner dan ganti oli
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14                                        13



dilakukan perbaikan untuk mengembalikan fungsinya            Tabel 2. Rekap Hasil Perhitungan TM dan Nilai MTTF
seperti semula. Misalnya filter udara masuk terlalu
                                                             Equipment    Jenis Kerusakan          TM        MTTF
banyak kotoran sehingga dilakukan pembersihan pada
                                                                                                  (hour)     (hour)
kotoran-kotoran filter, (3) Combination of task, tindakan    Piston       Kompresi bocor         1567,600   3857,320
ini merupakan langkah antisipasi dalam menghadapi                         Kerusakan pada         1505,700   3006,786
kerusakan yang memiliki dampak terhadap keselamatan                       piston (aus)
(safety) atau lingkungan (environment). Hal ini              Filter       Terlalu banyak         1567,589   4428,233
dilakukan karena scheduled discard task, scheduled           Udara        kotoran (berdebu)
restoration task dan scheduled on condition task tidak       Masuk        Filter berkarat        2692,815   3587,320
dapat ditemukan untuk dapat mengurangi risiko
                                                             Main         Permukaan metal/        695,889   2232,144
kerusakan pada level yang dapat diterima. Sehingga           Bearing      bearing aus
dengan pemberian tindakan kombinasi (combination             Filter       Body filter berkarat   2370,917   8916,778
task), scheduled on condition task dan scheduled             Udara        Spon filter kaku/      1066,105   4009,789
discard task diharapkan dapat mencegah kerusakan             Keluar       rusak
komponen yang memiliki dampak terhadap keselamatan           Con Rod      Terkikis karena        1659,349   4876,271
operator. Misalnya tindakan maintenance yang                 Bearing      debu ikut masuk
diberikan pada komponen filter udara keluar dengan                        (abrasif)
failure mode berupa spon filter rusak sehingga bisa          Valve        Valve bocor             571,754   4180,248
                                                             Liner        Liner aus sehingga     4215,004   4463,072
menyebabkan terjadi ledakan dan udara bercampur
                                                                          berbentuk oval
dengan air.                                                               Konsumsi oli           1612,640   3657,409
                                                                          terlalu banyak
Perhitungan kuantitatif yang telah dilakukan akan
membantu proses analisis dalam RCM II. RCM
merupakan langkah untuk mengambil keputusan dalam
memberikan maintenance terhadap bentuk kerusakan            dapat diketahui bahwa besarnya nilai TM lebih rendah
yang terjadi sehingga metode RCM ini lebih cenderung        dari nilai MTTF-nya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2
menggunakan analisis kualitatif. Perhitungan kuantitatif    mengenai rekap hasil perhitungan TM dengan nilai
perlu dilakukan untuk mengetahui waktu maintenance          MTTF-nya yang menunjukkan bahwa waktu maintenance
optimal (TM). Waktu maintenance optimal, maka               optimal (TM) bertujuan untuk menghindari dan
diharapkan komponen tersebut mampu mempertahankan           mencegah terjadinya kerusakan (failure) pada
kehandalannya dalam memenuhi fungsi yang                    komponen sebelum kerusakan tersebut terjadi. Dengan
dimilikinya. Dimana perhitungan kuantitatif dimulai         menentukan waktu maintenance optimal (TM), maka
dengan melakukan uji distribusi terhadap waktu              perbaikan pada komponen menjadi lebih efektif dan
kerusakan dan selang lamanya perbaikan komponen             efisien sehingga dapat meminimalisir biaya yang
sehingga diperoleh parameter distribusi dengan              dikeluarkan untuk kegiatan maintenance.
menggunakan software Weibull version 6. Parameter
distribusi yang telah diperoleh akan digunakan dalam        4. Simpulan
penentuan MTTF dan MTTR. Hasil perhitungan MTTF
menunjukkan bahwa semakin besar nilai MTTF dari             Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik
suatu komponen maka hal ini menunjukkan bahwa               beberapa simpulan yaitu terdapat 11 bentuk kerusakan
peralatan tersebut memiliki rentang waktu kerusakan         (failure modes). Dampak yang ditimbulkan dapat dibagi
yang lama. Sebaliknya jika nilai MTTF pada suatu            menjadi 3 kriteria diantaranya: kerusakan yang
komponen kecil, maka hal ini berarti komponen tersebut      berdampak hingga proses produksi terhenti (shut down),
semakin rentan untuk mengalami kerusakan. Hasil dari        kerusakan yang berdampak pada menurunnya kuantitas
perhitungan MTTF menunjukkan bahwa komponen                 maupun kualitas produk serta kerusakan yang
yang memiliki nilai waktu antar kerusakan tertinggi         berpengaruh terhadap keamanan operasi compresor
adalah filter udara keluar yaitu 8916,778 jam,              screw. Hasil penilaian risiko dengan RPN menunjukkan
sedangkan komponen yang nilai MTTF-nya paling               bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan
rendah adalah main bearing yaitu 2232,144 jam.              prioritas utama atau memiliki tingkat kepentingan tinggi
                                                            untuk diperhatikan (need most attention) adalah
Penentuan TM dilakukan dengan mempertimbangkan              kerusakan fungsi (functional failure) pada piston yang
biaya yang dikeluarkan untuk maintenance (CM), biaya        aus, dan pada spon filter udara keluar yang rusak
untuk perbaikan (CR), serta nilai dari waktu antar          dengan nilai RPN masing-masing adalah 45. Kompresi
perbaikan (MTTR). Oleh karena itu besarnya biaya            bocor pada piston, filter udara masuk kotor, con rod
yang dikeluarkan untuk maintenance dan perbaikan            bearing abrasive, velve bocor, dan konsumsi oli terlalu
harus ditentukan terlebih dahulu sebelum menghitung         banyak pada liner dengan nilai masing-masing RPN 30.
nilai waktu maintenance optimal (TM). Berdasarkan           Liner aus dengan RPN 24. Filter udara masuk berkarat,
perhitungan waktu maintenance optimal (TM), maka            main bearing aus mendapatkan RPN 20, dan yang
14                    MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14
 

terakhir pada body filter udara keluar yang berkarat       [3] R.T. Anderson, L. Neri, Reliability Centered
dengan RPN 15.                                                  Maintenance: Management and Engineering
                                                                Methods, Elsevier Science Publishers Ltd., New
Kebijakan maintenance yang diberikan untuk                      York, 1990, p.122.
menghadapi kerusakan fungsi (functional failures) pada     [4] B.S. Dhillon, Engineering Maintenance: A Modern
komponen compresor screw adalah: (a) Scheduled                  Approach, CRC Pres LLC, N.W. Corporate Blvd.,
discard task, komponen pada compresor screw yang                Boca Raton, Florida, 2007, p.153.
perlu task/jenis maintenance ini diantaranya adalah        [5] B.T. Cahyono, Manajemen Produksi, IPWI,
piston yang aus, filter udara masuk berkarat, main              Jakarta, 2005, p. 115.
bearing, con rod bearing, valve, liner; (b) Scheduled      [6] M.P. Tampubolon, Manajemen Operasional,
restoration tas, low pressure pada piston, filter udara         Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, p.98.
masuk kotor, body filter udara keluar berkarat, dan        [7] D.      Berger,    Advanced     Failure    Analysis
konsumsi oli terlalu banyak pada liner; (c) Combination         Methodologies            and           Techniques,
of task, tindakan kombinasi maintenance ini diberikan           http://www.plantservices.com/articles/2007/073.ht
pada komponen yang tidak dapat ditemukan dengan                 ml?page=print, 2007.
salah satu task untuk menurunkan risiko dari kerusakan     [8] Anon., Reliability Centered Maintenance, Det
yang dimiliki. Combination of task diberikan pada               Norske Veritas (DNV) Managing Risk,
komponen compresor screw adalah spon filter udara               www.dnv.com, 2006.
keluar yang rusak.                                         [9] A.M. Smith, G.R. Hoinchcliffe, Reliability
                                                                Centered Maintenance, McGraw-Hill Inc., New
Waktu maintenance optimal dengan mempertimbangkan               York, USA, 2004, p.223.
biaya maintenance dan biaya perbaikan, maka dapat          [10] Jamasri, C.A. Pinto, Prosiding Seminar Nasional
diketahui nilai waktu maintenance optimal yang                  Industrial Service, Teknik Industri, Universitas
diperoleh untuk mencegah kerusakan pada compresor               Sultan Ageng Tirtayasa, 2009, p.III-151.
screw. Komponen yang memiliki nilai waktu                  [11] B.S. Blanchard, D. Verma, E.L. Peterson,
maintenance optimal tertinggi adalah filter udara keluar        Maintainability, John Wiley & Sons Inc., New
dengan jenis kerusakan body filter berkarat yaitu               York, 1994, p.127.
2370,917 jam, sedangkan komponen dengan nilai waktu        [12] C.E. Ebeling, An Intruduction to Reliability and
maintenance optimal paling rendah adalah main bearing           Maintainability Engineering, The McGraw-Hill
yaitu 695,889 jam.                                              Companies, Inc., New York, 1997, p.23.
                                                           [13] A. Stagliano, A. Rath, Strong’s Six Sigma
Daftar Acuan                                                    Advanced Tools Pocked Guide, ANDI,
                                                                Yogyakarta, 2005, p.29.
[1] J. Moubray, Introduction Reliability Centered          [14] Haryono, Perencanaan Suku Cadang berdasarkan
    Maintenance, International Edition, Industrial              Analisis Reliabilitas, Laporan Penelitian, Jurusan
    Press Inc., New York, 2001, p.135.                          Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh
[2] I. Setyana, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri,           November, Indonesia, 2004.
    FTI, Institut Teknologi Sepuluh November,
    Indonesia, 2007.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlBab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlVarindo Megatek
 
Sistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceSistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceZainal Abidin
 
Kegiatan perawatan dan perbaikan serta jenis jenis perbaikan
Kegiatan perawatan dan perbaikan serta jenis jenis perbaikanKegiatan perawatan dan perbaikan serta jenis jenis perbaikan
Kegiatan perawatan dan perbaikan serta jenis jenis perbaikanSaepul_Anwar
 
Kuliah 1 total productive maintenance (tpm)
Kuliah 1 total productive maintenance (tpm)Kuliah 1 total productive maintenance (tpm)
Kuliah 1 total productive maintenance (tpm)Sulistyo Pratomo
 
Mengembangkan Rencana Dan Prosedur (Disaster Recovery Plan)
Mengembangkan Rencana Dan Prosedur (Disaster Recovery Plan)Mengembangkan Rencana Dan Prosedur (Disaster Recovery Plan)
Mengembangkan Rencana Dan Prosedur (Disaster Recovery Plan)Yudita Eka
 
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan KeandalanManajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan KeandalanHerni Rahayuning
 
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenanceManajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenanceDede Faishal
 
pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
 pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
pemeliharaan dan keandalan in Bahasa MakalahYesica Adicondro
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Khairul Fadli
 
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4Muhammad Abid
 
Total Productive Maintenance (TPM)
Total Productive Maintenance (TPM)Total Productive Maintenance (TPM)
Total Productive Maintenance (TPM)Taufik Azzikra
 
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comDisaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comsuleman ganteng
 

Mais procurados (20)

Filosofi perawatan
Filosofi perawatanFilosofi perawatan
Filosofi perawatan
 
Bab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlBab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance control
 
Sistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceSistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenance
 
design for operational feasibility
design for operational feasibilitydesign for operational feasibility
design for operational feasibility
 
Kegiatan perawatan dan perbaikan serta jenis jenis perbaikan
Kegiatan perawatan dan perbaikan serta jenis jenis perbaikanKegiatan perawatan dan perbaikan serta jenis jenis perbaikan
Kegiatan perawatan dan perbaikan serta jenis jenis perbaikan
 
manajement preventive maintenance
manajement preventive maintenancemanajement preventive maintenance
manajement preventive maintenance
 
Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)
 
10. perawatan mesin dan peralatan
10. perawatan mesin dan peralatan10. perawatan mesin dan peralatan
10. perawatan mesin dan peralatan
 
Kuliah 1 total productive maintenance (tpm)
Kuliah 1 total productive maintenance (tpm)Kuliah 1 total productive maintenance (tpm)
Kuliah 1 total productive maintenance (tpm)
 
Mengembangkan Rencana Dan Prosedur (Disaster Recovery Plan)
Mengembangkan Rencana Dan Prosedur (Disaster Recovery Plan)Mengembangkan Rencana Dan Prosedur (Disaster Recovery Plan)
Mengembangkan Rencana Dan Prosedur (Disaster Recovery Plan)
 
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan KeandalanManajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
 
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenanceManajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
 
Maintenance and reliability
Maintenance and reliabilityMaintenance and reliability
Maintenance and reliability
 
pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
 pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan
 
Metode perawatan mesin
Metode perawatan mesinMetode perawatan mesin
Metode perawatan mesin
 
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
 
MAINTENANCE
MAINTENANCEMAINTENANCE
MAINTENANCE
 
Total Productive Maintenance (TPM)
Total Productive Maintenance (TPM)Total Productive Maintenance (TPM)
Total Productive Maintenance (TPM)
 
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comDisaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
 

Semelhante a 02 hidayat r perencaan keg maintenance_layout final-new

adoc.pub_preventive-maintenance.pdf
adoc.pub_preventive-maintenance.pdfadoc.pub_preventive-maintenance.pdf
adoc.pub_preventive-maintenance.pdfarif492169
 
Total productive maintenance
Total productive maintenanceTotal productive maintenance
Total productive maintenanceYesica Adicondro
 
Manajemen lab dan bengkel
Manajemen lab dan bengkelManajemen lab dan bengkel
Manajemen lab dan bengkellapalutu
 
Dokumen Template DRP - Menrisk
Dokumen Template DRP - Menrisk Dokumen Template DRP - Menrisk
Dokumen Template DRP - Menrisk Cumi Dila
 
Sie06 maintenance informationsystem
Sie06 maintenance informationsystemSie06 maintenance informationsystem
Sie06 maintenance informationsystemArif Rahman
 
00. handout perawatan dan perbaikan smk negeri 2 wonogiri
00. handout perawatan dan perbaikan smk negeri 2 wonogiri00. handout perawatan dan perbaikan smk negeri 2 wonogiri
00. handout perawatan dan perbaikan smk negeri 2 wonogiriEdi Sutanto
 
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxPRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxEndiNurholiludin
 
1-s2.0-S1474667016341842-main.en.id.pdf
1-s2.0-S1474667016341842-main.en.id.pdf1-s2.0-S1474667016341842-main.en.id.pdf
1-s2.0-S1474667016341842-main.en.id.pdfIjiMuizi2
 
Total Productive Maintenance TPM Presentation
Total Productive Maintenance TPM PresentationTotal Productive Maintenance TPM Presentation
Total Productive Maintenance TPM PresentationDenditPSU
 
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesinFarras Japstyle
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Novia Putri
 
Mid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkelMid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkellapalutu
 
Pemrograman dasar cnc ant. kristjono
Pemrograman dasar cnc ant. kristjonoPemrograman dasar cnc ant. kristjono
Pemrograman dasar cnc ant. kristjonoEko Supriyadi
 
PENYELENGGARAAN COCU5.pptx
PENYELENGGARAAN COCU5.pptxPENYELENGGARAAN COCU5.pptx
PENYELENGGARAAN COCU5.pptxSafwanFahim1
 
Praktik Perawatan Dasar.pptx
Praktik Perawatan Dasar.pptxPraktik Perawatan Dasar.pptx
Praktik Perawatan Dasar.pptxApriSetiawan8
 

Semelhante a 02 hidayat r perencaan keg maintenance_layout final-new (20)

adoc.pub_preventive-maintenance.pdf
adoc.pub_preventive-maintenance.pdfadoc.pub_preventive-maintenance.pdf
adoc.pub_preventive-maintenance.pdf
 
Total productive maintenance
Total productive maintenanceTotal productive maintenance
Total productive maintenance
 
Manajemen lab dan bengkel
Manajemen lab dan bengkelManajemen lab dan bengkel
Manajemen lab dan bengkel
 
Dokumen Template DRP - Menrisk
Dokumen Template DRP - Menrisk Dokumen Template DRP - Menrisk
Dokumen Template DRP - Menrisk
 
Kertas penerangan k1
Kertas penerangan k1Kertas penerangan k1
Kertas penerangan k1
 
Sie06 maintenance informationsystem
Sie06 maintenance informationsystemSie06 maintenance informationsystem
Sie06 maintenance informationsystem
 
00. handout perawatan dan perbaikan smk negeri 2 wonogiri
00. handout perawatan dan perbaikan smk negeri 2 wonogiri00. handout perawatan dan perbaikan smk negeri 2 wonogiri
00. handout perawatan dan perbaikan smk negeri 2 wonogiri
 
Journal rcm
Journal rcmJournal rcm
Journal rcm
 
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxPRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
 
1-s2.0-S1474667016341842-main.en.id.pdf
1-s2.0-S1474667016341842-main.en.id.pdf1-s2.0-S1474667016341842-main.en.id.pdf
1-s2.0-S1474667016341842-main.en.id.pdf
 
Maintenance Practices
Maintenance PracticesMaintenance Practices
Maintenance Practices
 
Total Productive Maintenance TPM Presentation
Total Productive Maintenance TPM PresentationTotal Productive Maintenance TPM Presentation
Total Productive Maintenance TPM Presentation
 
Basic training maintenance
Basic training maintenanceBasic training maintenance
Basic training maintenance
 
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14
 
Fever patch plester penurun demam panas dari rohto
Fever patch plester penurun demam panas dari rohtoFever patch plester penurun demam panas dari rohto
Fever patch plester penurun demam panas dari rohto
 
Mid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkelMid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkel
 
Pemrograman dasar cnc ant. kristjono
Pemrograman dasar cnc ant. kristjonoPemrograman dasar cnc ant. kristjono
Pemrograman dasar cnc ant. kristjono
 
PENYELENGGARAAN COCU5.pptx
PENYELENGGARAAN COCU5.pptxPENYELENGGARAAN COCU5.pptx
PENYELENGGARAAN COCU5.pptx
 
Praktik Perawatan Dasar.pptx
Praktik Perawatan Dasar.pptxPraktik Perawatan Dasar.pptx
Praktik Perawatan Dasar.pptx
 

02 hidayat r perencaan keg maintenance_layout final-new

  • 1. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14 PERENCANAAN KEGIATAN MAINTENANCE DENGAN METODE REABILITY CENTERED MAINTENANCE II Rachmad Hidayat*), Nachnul Ansori, dan Ali Imron Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo, PO BOX 2, Madura 16912, Indonesia *) E-mail: dr.rachmad.mt@gmail.com Abstrak Penelitian ini membahas perencanaan kegiatan maintenance dengan metode reability centered maintenance (RCM) II untuk menilai risiko kerusakan fungsi pada compresor screw. Perhitungan waktu maintenance optimal dilakukan dengan memperhatikan biaya maintenance dan biaya perbaikan. Hasil penilaian risiko dengan risk priority number (RPN) menunjukkan bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan prioritas utama dalam memberikan maintenance pada compresor screw adalah kerusakan fungsi pada piston yang aus, dan pada spon filter udara keluar rusak yang mendapatkan RPN 45. Penentuan waktu maintenance optimal diberikan pada komponen yang mengalami scheduled restoration dan scheduled discard task agar tindakan tersebut menjadi technically feasible untuk menurunkan konsekuensi kerusakan. Nilai waktu maintenance optimal yang diperoleh untuk mencegah kerusakan pada compresor screw lebih kecil dari nilai mean time to failure (MTTF) yang menunjukkan bahwa waktu maintenance optimal akan berusaha untuk menghindari terjadinya kerusakan fungsi komponen sebelum kerusakan terjadi. Abstract Maintenance Activity Planning by Reability Centered Maintenance II Method. This research discusses maintenance activity planning using the RCM II method to evaluate failure function risk on compresor screw. The calculation of maintenance time is performed by considering maintenance and repair costs. The risk evaluation result with RPN shows that the critical component that needs to get the main priority in applying maintenance on compresor screw is function disorder on timeworn piston and on the broken outgoing air sponge’s filter that receives RPN 45. The optimum maintenance time calculation is applied on components that undergo scheduled restoration and scheduled discard task so that this action becomes technically feasible in decreasing the consequence of damage. The optimum maintenance time value that is acquired to prevent damage on compresor screw is lower than the value of its MTTF, which demonstrates that optimum maintenance time will be significant in avoiding component function damage before the damage happens. Keywords: Compresor screw, maintenance activity schedule plan, optimum time maintenance interval, RCM II, risk assessment 1. Pendahuluan atau untuk alasan keselamatan (safety). Kegiatan maintenance pada dasarnya terbagi menjadi dua Kegiatan perawatan (maintenance) ditujukan untuk kategori, yaitu preventive maintenance dan corrective meyakinkan bahwa aset fisik yang dimiliki dapat terus maintenance. Pemilihan kegiatan maintenance tersebut berlanjut memenuhi apa yang diinginkan oleh pengguna didasari atas sifat dari kerusakan pada peralatan, apakah terhadap fungsi yang dijalankan oleh aset tersebut [1]. bersifat terprediksi atau tidak terprediksi. Selain itu, Maintenance merupakan salah satu cara efektif untuk pemilihan tersebut juga didasari atas biaya yang harus meningkatkan keandalan suatu sistem [2]. Kegiatan dikeluarkan untuk kegiatan maintenance tersebut. tersebut dapat bersifat terencana (planned) dan tidak Maintenance seringkali dihubungkan sebagai akar dari terencana (unplanned). Hanya ada satu bentuk kegiatan suatu keandalan (reliability). Hal ini dikarenakan maintenance yang tidak terencana, yakni emergency seringkali masalah keandalan datangnya dari bagian maintenance, dimana tindakan maintenance tersebut maintenance. Oleh karena itu, perlu adanya strategi dibutuhkan sesegera mungkin untuk mencegah maintenance yang baik untuk meningkatkan reliability kerusakan yang lebih parah seperti loss of production dari suatu sistem produksi [3].   7
  • 2. 8 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14   Mesin juga akan mengalami penurunan tingkat mengenai konsekuensi kerusakan terhadap keselamatan keandalan (reliability) apabila digunakan secara terus- dan lingkungan dalam penentuan kebijakan kegiatan menerus. Keandalan merupakan peluang suatu unit atau maintenance melalui decision diagram [1]. Tujuan sistem berfungsi normal jika digunakan menurut kondisi penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi kerusakan operasi tertentu untuk periode waktu tertentu [4]. dan menilai risiko kerusakan pada compresor screw Meskipun demikian, tingkat keandalan dapat dijaga dan ingersoll rand P375 WD, (2) menentukan jadwal masa pakai mesin dapat diperpanjang dengan kegiatan maintenance yang tepat untuk mengantisipasi melakukan penjadwalan perawatan mesin dengan baik terjadinya kerusakan (failure) dengan memperhatikan dan teratur [5]. Pemeliharaan merupakan aktivitas konsekuensi yang ditimbulkan oleh kerusakan menjaga sistem peralatan dan mesin selalu tetap compresor screw ingersoll rand P375 WD, (3) konsisten dalam proses produksi. Secara umum, menentukan waktu maintenance dari kegiatan masalah pemeliharaan sering terabaikan sehingga maintenance yang diberikan pada compresor screw kegiatan pemeliharaan tidak teratur, yang pada akhirnya ingersoll rand P375 WD. dapat mempengaruhi kapasitas produksi. Dengan demikian, kegiatan pemeliharaan harus dilakukan secara 2. Metode Penelitian tepat dan konsisten [6]. Pengolahan data dilakukan dengan membuat functional Reability centered maintenance (RCM) adalah teknik block diagram (FBD). Langkah pendeskripsian sebuah yang lebih maju untuk menentukan aktivitas preventive sistem diperlukan untuk mengetahui komponen- maintenance, menjamin aset beroperasi dengan desain komponen yang terdapat dalam sistem dan bagaimana asli dan menjalankan fungsinya sesuai keinginan komponen tersebut bekerja sesuai fungsinya. Data pemakai. Failure mode and effects analysis (FMEA) fungsi peralatan dan cara beroperasinya dipakai untuk adalah kunci RCM yang menerapkan proses pada membuat definisi dan dasar untuk menentukan kegiatan masing-masing aset ditinjau dari fungsi dan maintenance pencegahan [1]. FMEA merupakan salah performance yang diinginkan [7]. RCM merupakan cara satu metode sistematis yang digunakan untuk untuk mengembangkan strategi perawatan dan desain menganalisis kerusakan. FMEA pertama kali alternatif, berdasarkan pada operasional, ekonomi dan dikembangkan oleh para reliability engineers pada akhir keselamatan serta ramah lingkungan [8]. tahun 1950-an untuk menentukan masalah yang muncul pada malfungsi sistem peralatan militer ketika itu [2]. Pendapat lain menyatakan RCM adalah metode yang Teknik FMEA digunakan sebagai bagian integral dari menawarkan strategi terbaik bagi perawatan pelaksanaan analisis RCM. Ide utama RCM adalah pencegahan. Cara-cara RCM yang mendasar diuraikan untuk mencegah kerusakan dengan mengeliminasi atau dalam: (1) preserve function (pemeliharaan fungsi), mengurangi penyebab kerusakan. Analisis FMEA (2) identifity failure modes that can defeat the function, memfokuskan pada penyebab kerusakan dan (3) priotize function need, (4) select only applicable and mekanisme terjadinya kerusakan [1]. Ketika penyebab effective preventive maintenance (PM) tasks [9]. Setelah dan mekanisme kerusakan telah diidentifikasi untuk maintenance task dirumuskan dalam step logic tree setiap failure mode, selanjutnya dapat diberikan saran analysis and maintenance task selections, langkah untuk waktu pelaksanaan preventive maintenance, atau selanjutnya adalah merangkum tasks tersebut agar perencanaan tindakan monitoring untuk menurunkan mudah dipahami dan lebih terstruktur. Tasks failure rate. Setelah rating ditentukan selanjutnya tiap dikelompokkan berdasarkan jenisnya (on condition task, pokok persoalan dikalkulasi dengan mengalikan restoration task). Perbandingan antara task hasil RCM severity, occurrence, dan detection [11] (Pers. 1): dengan task exiting PM dilakukan untuk memutuskan apakah task yang ada pada exiting PM perlu RPN = Severity x Occurrence x Detection (1) dimodifikasi, karena tujuan yang akan dicapai dalam RCM adalah bagaimana mendapatkan maintenance task Nilai RPN yang dihasilkan menunjukkan tingkat yang efektif. Modifikasi dapat berupa pengurangan atau prioritas perbaikan untuk area/komponen yang terdapat penambahan task [10]. dalam sistem. FMEA menghasilkan nilai RPN, sedangkan RCM II decision worksheet untuk Penelitian ini mengkaji kegiatan maintenance pada menentukan kebijakan kegiatan maintenance yang compresor screw ingersoll rand P375 WD dengan sesuai dengan penggunaan RCM II decision diagram. mengimplementasikan metode RCM II. RCM II Uji distribusi dilakukan terhadap waktu antar kerusakan merupakan metode kualitatif yang digunakan untuk (TTF) dan waktu lama perbaikan (TTR) yang ada pada menentukan jenis kegiatan maintenance yang tepat maintenance record komponen mesin produksi dengan untuk menjaga aset fisik perusahaan agar dapat bantuan software Weibull version 6.0. Kemudian berfungsi sebagaimana mestinya, sesuai dengan standar ditentukan waktu maintenance optimal ditinjau dari segi performansi yang telah ditetapkan. Selain itu RCM II minimasi biaya. Selanjutnya dilakukan perhitungan juga telah memasukkan pertimbangan-pertimbangan MTTF dan MTTR, perhitungan biaya maintenance
  • 3. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14 9 ∞ (CM) dan biaya perbaikan (CR) serta perhitungan waktu ∫t Γ (γ) = Fungsi gamma = γ −1 −t (12) maintenance optimal (TM). e dt 0 Model laju kerusakan konstan untuk sistem beroperasi secara kontinyu mengarah pada distribusi eksponensial. Distribusi ini digunakan untuk menggambarkan Rumusan yang digunakan pada distribusi eksponensial 1 distribusi kerusakan untuk kondisi yang bervariasi. Time parameter adalah: to failure (t) dari suatu komponen disana diasumsikan memiliki distribusi Lognormal bila y = ln (t), mengikuti Fungsi kepadatan : f (t) = λe-λt, 0 ≤ t < ∞ (2) distribusi normal dengan rata-rata µ dan variansinya -λ t adalah s. Fungsi padat peluang (pdf) dari distribusi Fungsi keandalan : R(t) = e (3) Lognormal: Fungsi kumulatif : F(t) = 1 – R(t) (4) 1 ⎧ 1 2⎫ f (t ) = exp ⎨− 2 [ln t − µ ] ⎬ (13) f (t ) t.s 2π ⎩ 2s ⎭ Fungsi kerusakan : λ(t) = (5) R(t ) Fungsi keandalan distribusi lognormal: MTTF = 1/ λ (6) ⎡ 1 ⎛ t ⎞⎤ R (t ) = 1 − φ ⎢ ln⎜ ⎟⎥ (14) dengan ⎜ ⎟ ⎣ s ⎝ µ ⎠⎦ λ = Failure rate (konstan) MTTF = waktu rata-rata antar kerusakan (jam) Laju kerusakannya: Selain distribusi eksponensial yang sering dipakai dalam f (t ) λ (t ) = (15) mengevaluasi keandalan sistem, distribusi Weibull juga R (t ) banyak dipakai karena distribusi ini memiliki bentuk parameter sehingga distribusi mampu untuk MTTF distribusi Lognormal: memodelkan berbagai data. Jika time to failure dari MTTF = exp ( µ + (0.5 x s 2 )) (16) suatu komponen adalah T mengikuti distribusi Weibull dengan tiga parameter β, η, dan γ maka fungsi padat distribusi dapat diekspresikan: Distribusi normal digunakan untuk menggambarkan β β −1 ⎛ t −γ ⎞ pengaruh pertambahan waktu ketika dapat β ⎛t −γ ⎞ −⎜ ⎜ η ⎟ ⎟ (7) menspesifikasikan waktu antar kerusakan dengan f (t ) = ⎜ ⎟ e ⎝ ⎠ η⎜ η ⎟ ⎝ ⎠ ketidakpastian [13]. Distribusi ini juga digunakan untuk menggambarkan ketergantungan terhadap waktu. Jika nilai γ = 0, maka akan diperoleh distribusi Weibull Distribusi normal mempunyai rumus: dengan dua parameter. Beberapa karakteristik dari Fungsi kepadatan: distribusi Weibull adalah: untuk 0 < β < 1, laju ⎡ 1 ⎛ t −µ ⎞2 ⎤ kerusakan (failure rate) akan berkurang seiring 1 ⎢− ⎜ ⎟ ⎥ σ ⎠ ⎥ , - ∞ <t< ∞ ⎢ 2⎝ bertambahnya waktu. Untuk β = 1, maka failure rate- F(t) = e⎣ ⎦ (17) nya adalah konstan. Untuk β > 1, laju kerusakan (failure σ 2π rate) akan bertambah seiring bertambahnya waktu. Fungsi kumulatif: Sedangkan fungsi reliability-nya adalah [12]: t ⎡ 1 ⎛ t −µ ⎞2 ⎤ ⎢− ⎜ ⎟ ⎥ 1 ⎢ 2⎝ σ ⎠ ⎥ ⎛ t −γ ⎞ −⎜ ⎜ η ⎟ ⎟ β F(t) σ 2π = ∫ e ⎣ ⎦ dt (18) R(t ) = e ⎝ ⎠ (8) −∞ MTTF = µ Sehingga untuk mean time to failure diperoleh: ∞ Dengan mengasumsikan bahwa scheduled preventive MTTF = ∫ R(t )dt (9) maintenance akan memulihkan sistem seperti kondisi 0 baru. Untuk menentukan total biaya operasi β menggunakan rumus sebagai berikut: ∞ ⎛ t− y ⎞ (t − R(t ) ) Cf −⎜ ⎜ η ⎟ ⎟ = ∫e ⎝ ⎠ tR (t ) t dt (10) Tc = Cp + ∞ 0 T (19) = γ + ηΓ(1/β + 1) (11) ∫ R(t )dt 0 ∫ R(t )dt 0 dengan γ = gamma = location parameter Untuk menentukan waktu penggantian yang dapat η = eta = scale parameter meminimalkan total biaya operasi tersebut dapat β = beta = shape parameter digunakan metode kalkulus standar [14]. Untuk MTTF = waktu rata-rata antar kerusakan (jam) distribusi Weibull 3 parameter diperoleh:
  • 4. 10 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14   1 isap, langkah kompresi, langkah buang. Keempat T ≈ γ + η ⎡ 1 x CM ⎤ (20) β ⎢ β − 1 CR − CM ⎥ langkah ini harus bekerja sama untuk dapat ⎣ ⎦ menghasilkan udara yang bertekanan sehingga bisa Untuk distribusi Weibull 2 parameter diperoleh: digunakan untuk proses painting, blasting pada badan 1 kapal. Terjadinya kerusakan pada salah satu bagian T ≈ η ⎡ 1 x CM ⎤ β ⎢ β − 1 CR − CM ⎥ (21) komponen utama dapat mengganggu kinerja pada ⎣ ⎦ compresor screw saat beroperasi. FMEA atau pada RCM II information worksheet dapat mengetahui 3. Hasil dan Pembahasan beberapa bentuk kerusakan (failure modes) yang mengakibatkan kerusakan pada komponen compresor Functional block diagram (FBD) digunakan untuk screw dalam memenuhi fungsinya (functional failure). menggambarkan beberapa fungsi komponen dalam satu Berdasarkan dampak (effect) yang ditimbulkan, maka kesatuan blok yang saling berhubungan antara fungsi dapat diketahui bahwa terdapat beberapa dampak yang komponen satu dengan komponen lain hingga secara keseluruhan mengganggu proses operasi/kinerja membentuk satu kesatuan fungsi sistem kerja. Input dan compresor screw. Pertama adalah kerusakan yang output pada masing-masing variabel/komponen dapat ditimbulkan oleh komponen compresor screw. Yang dikoneksikan dengan blok-blok yang lain dengan mengakibatkan shut down pada compresor screw seperti menggunakan garis penghubung. low pressure pada piston, valve bocor dan liner aus. Kondisi ini mengakibatkan proses produksi painting dan Hubungan antar fungsi komponen yang membentuk blasting tidak dapat dilakukan atau terhambat yang suatu sistem kerja dalam kasus ini adalah sistem kerja mengakibatkan kehilangan fungsi pada beberapa pada compresor screw. Hubungan tersebut komponen compresor screw. Kedua, kerusakan pada menggambarkan perpindahan dari material, energi serta komponen compresor screw yang tidak sampai control signals dengan melewati elemen-elemen yang mengakibatkan proses produksi pada berhenti (shut berbeda pada sebuah sistem kerja.  Gambar 1 diagram down) namun mengakibatkan turunnya gangguan blok komponen compresor screw menunjukkan sistem operasi pada compresor screw dalam melakukan proses kerja pada compresor screw terdiri dari beberapa bagian painting dan blasting sehingga output yang dihasilkannya utama, yakni langkah gerak pada crankshaft, langkah akan mengalami penurunan. Jenis kerusakan yang Air Inlet Udara masuk Filter Udara Air Valve Inlet Valve Penyaring udara Klep udara Pegas klep terhadap debu/ masuk/isap udara isap kotoran Main Bearing Piston Pin Con Rod Bearing Unloader Valve Cylinder Block Cylinder Head Bantalan crankshaft Pengunci antara Menerima beban Tempat Rumah silinder penyetelan (Tempat lewat Tutup silinder agarar tetap pada connecting rod dari piston supaya dan rumah klep posisi sumbu dengan piston tidak makan As tekanan udara) Piston & Ring Liner Crankshaft Connecting Rod Piston Sebagai tempat Penggerak Penghubung Pengisap & gerak piston connecting rod crankshaft terhadap penekanan piston sebagai lengan udara Valve pendorong Minyak Pelumas Menahan kompresi Outket Valve Outklet Valve Filter Udara Keluar Katub buang Pegas katub buang Penyaring udara (klep) terhadap kandungan air Air Outlet Udara yang bertekanan Gambar 1. Functional Block Diagram (FBD) Compresor Screw
  • 5. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14 11 terjadi misalnya kekuatan main bearing sebagai Penilaian RPN yang telah dihasilkan pada masing- bantalan crankshaft tidak maksimal, con rod bearing masing bentuk kerusakan (failure mode) dari komponen abrasive dan filter udara masuk buntu. Kerusakan ini compresor screw serta mengacu pada Gambar 2, maka mengakibatkan proses produksi painting dan blasting dapat diketahui bahwa potential failure modes & cause tidak akan maksimal sehingga compresor screw yang memiliki prioritas risiko tertinggi dengan nilai mengalami penurunan performansi. Ketiga, kerusakan RPN 45 adalah kerusakan pada piston disebabkan aus pada komponen/equipment compresor screw yang tidak (umur pemakaian pada material tersebut), dan spon berpengaruh terhadap proses produksi painting dan filter yang kaku atau rusak sehingga berpotensi blasting, akan tetapi berpengaruh terhadap keselamatan/ menyebabkan terjadinya ledakan, yang pada akhirnya safety saat compresor screw beroperasi sehingga dapat berpengaruh terhadap keselamatan kerja operator dan mengakibatkan dampak terhadap keselamatan operator. operasional. Prioritas yang kedua dari kerusakan Kerusakan pada komponen compresor screw yang dapat komponen compresor screw adalah kompresi bocor mengakibatkan hal tersebut adalah gangguan pada pada piston, filter udara masuk buntu karena banyak kinerja filter udara keluar karena rusak dalam debu, con rod bearing tidak maksimal untuk menerima menyuplai udara yang bertekanan tinggi sehingga tekanan/beban dari piston disebabkan abrasive (terkikis terjadi sebuah ledakan. oleh debu/pengaruh lingkungan kerja), valve mengalami low pressure. Kondisi ini menyebabkan valve RPN merupakan penilaian risiko yang diberikan setelah mengalami kebocoran dan konsumsi oli pada liner dilakukan identifikasi kerusakan pada komponen terlalu banyak sehingga menyebabkan udara bercampur compresor screw dengan menggunakan metode FMEA. dengan oli. Masing-masing equipment mendapatkan Nilai RPN yang diperoleh menunjukkan tingkat RPN 30. Prioritas yang ketiga adalah liner sebagai kepentingan terhadap perhatian atau prioritas risiko tempat gerak piston aus sehingga berbentuk oval dengan yang diberikan untuk komponen-komponen yang ada di RPN 24. Prioritas keempat adalah filter udara masuk dalam sistem compresor screw. Nilai RPN yang telah berkarat dan permukaan bearing aus sehingga diperoleh akan dipresentasikan ke dalam histogram, kinerjanya tidak maksimal dengan RPN 20. Prioritas untuk membantu memberikan visualisasi/gambaran kelima adalah body filter udara keluar berkarat sehingga tingkat risiko adanya potensi kerusakan (potential menyebabkan masa pakai turun, dengan RPN 15. failure modes) pada compresor screw (Gambar 2). RCM II decission worksheet digunakan untuk menentukan dampak atau konsekuensi yang akan timbul 100% jika kerusakan terjadi, dan tindakan proactive 300.00 maintenance untuk mencegah atau meminimalisir dampak yang timbul ketika kerusakan terjadi. Untuk menentukan concequence dan proactive task pada setiap 80% komponen dengan failure mode yang berbeda, maka digunakan decission diagram yang merupakan diagram 200.00 dalam RCM II untuk menentukan concequence dan proactive task yang akan diberikan. Evaluasi terhadap Percent 60% RPN consequence dan proactive task yang diberikan terhadap peralatan compresor screw yang akan digunakan. 40% failure mode dari compresor screw adalah filter udara 100.00 keluar yang gagal berfungsi, sehingga akan memberikan Need most attention dampak terhadap keselamatan (safety) dan operasional. 20% Spon filter yang kaku atau rusak, akan menyebabkan terjadi ledakan dan udara akan bercampur dengan air 45.00 45.00 sehingga tidak bisa digunakan untuk proses painting 0.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 24.00 20.00 20.00 15.00 0% dan blasting pada badan kapal. Kolom consequence 2 7 9 3 11 8 1 10 4 5 6 evaluation decission worksheet untuk kerusakan pada Case Number spon filter udara keluar adalah Y (yes) untuk H (hidden Keterangan: 1. Kompresi bocor, 2. Piston aus, 3. Filter udara function) dan S (safety). Body filter yang berkarat akan masuk kotor, 4. Filter udara masuk berkarat, 5. Main bearing menyebabkan umur pakai compresor screw menurun aus, 6. Body filter udara keluar berkarat, 7. Spon filter udara sehingga berdampak terhadap operasional compresor keluar rusak, 8. Con rod bearing abrasive, 9. Valve bocor, 10. screw. Kolom consequence evaluation decission Liner aus, 11. Konsumsi oli terlalu banyak worksheet untuk body filter yang berkarat adalah Y Gambar 2. Pareto Diagram pada Failure Mode Compresor (yes) untuk O (operational) H (hidden fuction). Screw
  • 6. 12 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14   Oleh karena kerusakan pada spon filter udara keluar maintenance yang diberikan pada setiap kerusakan berdampak pada hidden fuction, keselamatan dan fungsi komponen compresor screw dapat dilihat pada operasional, maka kegiatan maintenance yang dilakukan Tabel 1. adalah dengan cara melakukan perpaduan antara dua kegiatan maintenance (combination task), yaitu inspeksi Dalam penyusunan task-task tersebut, dilakukan secara rutin (scheduled on condition task) dan penggantian brainstorming dengan petugas dan manajer engineering. komponen (scheduled discard task). Oleh karena itu, Task yang telah disusun secara keseluruhan dapat pada kolom S4 yang merupakan kolom default action dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu (1) Scheduled diisikan Y (yes) yang berarti tindakan maintenance yang discard task, kegiatan maintenance ini diambil jika diberikan adalah combination task, dan pada body filter komponen yang mengalami kerusakan tidak dapat udara keluar yang berkarat, kegiatan maintenance diperbaiki lagi, atau biaya perbaikan sama atau melebihi adalah pemulihan komponen (scheduled restoration biaya penggantian sehingga diputuskan untuk task,), sesuai dengan waktu maintenance optimal. Jenis melakukan penggantian (discard) komponen. Misalnya maintenance ini dirasa sangat tepat dengan harapan kerusakan pada piston, (2) Scheduled restoration task, tindakan tersebut dapat secara signifikan menurunkan kegiatan maintenance dilakukan jika komponen yang konsekuensi kerusakan yang ditimbulkan. Decission mengalami kerusakan fungsi masih memungkinkan Tabel 1. Propased Task pada Compresor Screw Ingersoll Rand P375 WD No Equipment Function Functional Failure Failure Mode Proposed Task 1 Piston Sebagai pengisap Low pressure Kompresi bocor Scheduled restoration task: tindakan & penekan udara preventif dilakukan dengan mengencangkan top ring yang mengalami kelonggaran dan pemberian pelumas (oli/grease) Terdengar suara ketokan Kerusakan pada Scheduled discard task: tindakan preventif pada saat operasi piston (aus) dilakukan penggantian piston sesuai dengan waktu maintenance optimalnya 2 Filter Udara Sebagai penyaring Tidak bisa menyaring Terlalu banyak Scheduled restoration task: tindakan Masuk udara dari kotoran udara dengan optimal/ kotoran (berdebu) preventif dilakukan dengan membersihkan buntu kotoran/debu Filter berkarat Scheduled discard task: tindakan preventif dilakukan penggantian filter sesuai dengan waktu maintenance optimalnya. 3 Main Bearing Sebagai bantalan Kekuatan untuk menahan Permukaan Metal/ Scheduled discard task: tindakan preventif crankshaft beban (bantalan) tidak bearing aus dilakukan penggantian main bearing sesuai maksimal dengan waktu maintenance optimalnya 4 Filter Udara Menjaga udara Tidak bisa menyaring Body filter berkarat Scheduled restoration task: tindakan Keluar keluar agar tidak kandungan air preventif dilakukan dengan membersihkan lembab karat dan pemberian grease pada body Spon filter kaku/ Combination of task rusak Scheduled on condition task: dengan teknik primary effect monitoring, yaitu dengan pemeriksaan secara manual pada kondisi Spon filter secara periodik setiap beberapa hari oleh operator Scheduled discard task: tindakan preventif dilakukan penggantian filter sesuai dengan waktu maintenance optimalnya 5 Con Rod Bearing Menerima beban/ Beban/tekanan yang Terkikis karena Scheduled discard task: tindakan preventif tekanan dari piston dihasilkan tidak dapat debu ikut masuk/ dilakukan penggantian con rod bearing bekerja secara maksimal pengaruh lingkung- sesuai dengan waktu maintenance an kerja (Abrasif) optimalnya 6 Valve Menahan kompresi Low pressure Valve bocor (worn) Scheduled discard task: tindakan preventif dilakukan penggantian Valve sesuai dengan waktu maintenance optimalnya 7 Liner Sebagai tempat Piston bergetar sehingga Liner aus sehingga Scheduled discard task: tindakan preventif gerak piston putus berbentuk oval dilakukan penggantian liner sesuai dengan waktu maintenance optimalnya Gerak piston trouble Konsumsi oli Scheduled restoration task: tindakan dalam proses mengisap terlalu banyak/ preventif dilakukan dengan membersihkan & menekan udara encer oli pada liner dan ganti oli
  • 7. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14 13 dilakukan perbaikan untuk mengembalikan fungsinya Tabel 2. Rekap Hasil Perhitungan TM dan Nilai MTTF seperti semula. Misalnya filter udara masuk terlalu Equipment Jenis Kerusakan TM MTTF banyak kotoran sehingga dilakukan pembersihan pada (hour) (hour) kotoran-kotoran filter, (3) Combination of task, tindakan Piston Kompresi bocor 1567,600 3857,320 ini merupakan langkah antisipasi dalam menghadapi Kerusakan pada 1505,700 3006,786 kerusakan yang memiliki dampak terhadap keselamatan piston (aus) (safety) atau lingkungan (environment). Hal ini Filter Terlalu banyak 1567,589 4428,233 dilakukan karena scheduled discard task, scheduled Udara kotoran (berdebu) restoration task dan scheduled on condition task tidak Masuk Filter berkarat 2692,815 3587,320 dapat ditemukan untuk dapat mengurangi risiko Main Permukaan metal/ 695,889 2232,144 kerusakan pada level yang dapat diterima. Sehingga Bearing bearing aus dengan pemberian tindakan kombinasi (combination Filter Body filter berkarat 2370,917 8916,778 task), scheduled on condition task dan scheduled Udara Spon filter kaku/ 1066,105 4009,789 discard task diharapkan dapat mencegah kerusakan Keluar rusak komponen yang memiliki dampak terhadap keselamatan Con Rod Terkikis karena 1659,349 4876,271 operator. Misalnya tindakan maintenance yang Bearing debu ikut masuk diberikan pada komponen filter udara keluar dengan (abrasif) failure mode berupa spon filter rusak sehingga bisa Valve Valve bocor 571,754 4180,248 Liner Liner aus sehingga 4215,004 4463,072 menyebabkan terjadi ledakan dan udara bercampur berbentuk oval dengan air. Konsumsi oli 1612,640 3657,409 terlalu banyak Perhitungan kuantitatif yang telah dilakukan akan membantu proses analisis dalam RCM II. RCM merupakan langkah untuk mengambil keputusan dalam memberikan maintenance terhadap bentuk kerusakan dapat diketahui bahwa besarnya nilai TM lebih rendah yang terjadi sehingga metode RCM ini lebih cenderung dari nilai MTTF-nya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 menggunakan analisis kualitatif. Perhitungan kuantitatif mengenai rekap hasil perhitungan TM dengan nilai perlu dilakukan untuk mengetahui waktu maintenance MTTF-nya yang menunjukkan bahwa waktu maintenance optimal (TM). Waktu maintenance optimal, maka optimal (TM) bertujuan untuk menghindari dan diharapkan komponen tersebut mampu mempertahankan mencegah terjadinya kerusakan (failure) pada kehandalannya dalam memenuhi fungsi yang komponen sebelum kerusakan tersebut terjadi. Dengan dimilikinya. Dimana perhitungan kuantitatif dimulai menentukan waktu maintenance optimal (TM), maka dengan melakukan uji distribusi terhadap waktu perbaikan pada komponen menjadi lebih efektif dan kerusakan dan selang lamanya perbaikan komponen efisien sehingga dapat meminimalisir biaya yang sehingga diperoleh parameter distribusi dengan dikeluarkan untuk kegiatan maintenance. menggunakan software Weibull version 6. Parameter distribusi yang telah diperoleh akan digunakan dalam 4. Simpulan penentuan MTTF dan MTTR. Hasil perhitungan MTTF menunjukkan bahwa semakin besar nilai MTTF dari Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik suatu komponen maka hal ini menunjukkan bahwa beberapa simpulan yaitu terdapat 11 bentuk kerusakan peralatan tersebut memiliki rentang waktu kerusakan (failure modes). Dampak yang ditimbulkan dapat dibagi yang lama. Sebaliknya jika nilai MTTF pada suatu menjadi 3 kriteria diantaranya: kerusakan yang komponen kecil, maka hal ini berarti komponen tersebut berdampak hingga proses produksi terhenti (shut down), semakin rentan untuk mengalami kerusakan. Hasil dari kerusakan yang berdampak pada menurunnya kuantitas perhitungan MTTF menunjukkan bahwa komponen maupun kualitas produk serta kerusakan yang yang memiliki nilai waktu antar kerusakan tertinggi berpengaruh terhadap keamanan operasi compresor adalah filter udara keluar yaitu 8916,778 jam, screw. Hasil penilaian risiko dengan RPN menunjukkan sedangkan komponen yang nilai MTTF-nya paling bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan rendah adalah main bearing yaitu 2232,144 jam. prioritas utama atau memiliki tingkat kepentingan tinggi untuk diperhatikan (need most attention) adalah Penentuan TM dilakukan dengan mempertimbangkan kerusakan fungsi (functional failure) pada piston yang biaya yang dikeluarkan untuk maintenance (CM), biaya aus, dan pada spon filter udara keluar yang rusak untuk perbaikan (CR), serta nilai dari waktu antar dengan nilai RPN masing-masing adalah 45. Kompresi perbaikan (MTTR). Oleh karena itu besarnya biaya bocor pada piston, filter udara masuk kotor, con rod yang dikeluarkan untuk maintenance dan perbaikan bearing abrasive, velve bocor, dan konsumsi oli terlalu harus ditentukan terlebih dahulu sebelum menghitung banyak pada liner dengan nilai masing-masing RPN 30. nilai waktu maintenance optimal (TM). Berdasarkan Liner aus dengan RPN 24. Filter udara masuk berkarat, perhitungan waktu maintenance optimal (TM), maka main bearing aus mendapatkan RPN 20, dan yang
  • 8. 14 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 14, NO. 1, APRIL 2010: 7-14   terakhir pada body filter udara keluar yang berkarat [3] R.T. Anderson, L. Neri, Reliability Centered dengan RPN 15. Maintenance: Management and Engineering Methods, Elsevier Science Publishers Ltd., New Kebijakan maintenance yang diberikan untuk York, 1990, p.122. menghadapi kerusakan fungsi (functional failures) pada [4] B.S. Dhillon, Engineering Maintenance: A Modern komponen compresor screw adalah: (a) Scheduled Approach, CRC Pres LLC, N.W. Corporate Blvd., discard task, komponen pada compresor screw yang Boca Raton, Florida, 2007, p.153. perlu task/jenis maintenance ini diantaranya adalah [5] B.T. Cahyono, Manajemen Produksi, IPWI, piston yang aus, filter udara masuk berkarat, main Jakarta, 2005, p. 115. bearing, con rod bearing, valve, liner; (b) Scheduled [6] M.P. Tampubolon, Manajemen Operasional, restoration tas, low pressure pada piston, filter udara Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, p.98. masuk kotor, body filter udara keluar berkarat, dan [7] D. Berger, Advanced Failure Analysis konsumsi oli terlalu banyak pada liner; (c) Combination Methodologies and Techniques, of task, tindakan kombinasi maintenance ini diberikan http://www.plantservices.com/articles/2007/073.ht pada komponen yang tidak dapat ditemukan dengan ml?page=print, 2007. salah satu task untuk menurunkan risiko dari kerusakan [8] Anon., Reliability Centered Maintenance, Det yang dimiliki. Combination of task diberikan pada Norske Veritas (DNV) Managing Risk, komponen compresor screw adalah spon filter udara www.dnv.com, 2006. keluar yang rusak. [9] A.M. Smith, G.R. Hoinchcliffe, Reliability Centered Maintenance, McGraw-Hill Inc., New Waktu maintenance optimal dengan mempertimbangkan York, USA, 2004, p.223. biaya maintenance dan biaya perbaikan, maka dapat [10] Jamasri, C.A. Pinto, Prosiding Seminar Nasional diketahui nilai waktu maintenance optimal yang Industrial Service, Teknik Industri, Universitas diperoleh untuk mencegah kerusakan pada compresor Sultan Ageng Tirtayasa, 2009, p.III-151. screw. Komponen yang memiliki nilai waktu [11] B.S. Blanchard, D. Verma, E.L. Peterson, maintenance optimal tertinggi adalah filter udara keluar Maintainability, John Wiley & Sons Inc., New dengan jenis kerusakan body filter berkarat yaitu York, 1994, p.127. 2370,917 jam, sedangkan komponen dengan nilai waktu [12] C.E. Ebeling, An Intruduction to Reliability and maintenance optimal paling rendah adalah main bearing Maintainability Engineering, The McGraw-Hill yaitu 695,889 jam. Companies, Inc., New York, 1997, p.23. [13] A. Stagliano, A. Rath, Strong’s Six Sigma Daftar Acuan Advanced Tools Pocked Guide, ANDI, Yogyakarta, 2005, p.29. [1] J. Moubray, Introduction Reliability Centered [14] Haryono, Perencanaan Suku Cadang berdasarkan Maintenance, International Edition, Industrial Analisis Reliabilitas, Laporan Penelitian, Jurusan Press Inc., New York, 2001, p.135. Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh [2] I. Setyana, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri, November, Indonesia, 2004. FTI, Institut Teknologi Sepuluh November, Indonesia, 2007.