Dokumen tersebut membahas ruang lingkup pengawasan APIP di tingkat provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah terkait pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
3. PP 79/2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan di Daerah
Terhadap Pemerintah Daerah
Provinsi
Pasal 21
1. pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah yang
bersifat wajib;
2. pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah yang
bersifat pilihan; dan
3. pelaksanaan urusan
pemerintahan menurut
dekonsentrasi dan tugas
pembantuan
Terhadap Pemerintah Daerah
Kab/Kota
Pasal 26
Ayat 3. Inspektorat Provinsi
melakukan pengawasan terhadap:
a. pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
b. pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah
provinsi; dan
c. pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah
kabupaten/kota.
1
4. • Pasal 379
(1) Gubernur sebagai kepala daerah
provinsi berkewajiban melaksanakan
pembinaan dan pengawasan terhadap
Perangkat Daerah provinsi.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Gubernur dibantu oleh
inspektorat provinsi
4
• Pasal 378
(1) Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat melakukan pengawasan umum
dan pengawasan teknis terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kabupaten/kota
diakomodir
2
5. (1) Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan atas dugaan penyimpangan yang
dilakukan oleh aparatur sipil negara di instansi Daerah kepada Aparat Pengawas
Internal Pemerintah dan/atau aparat penegak hukum.
(2) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah wajib melakukan pemeriksaan atas dugaan
penyimpangan yang diadukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Aparat penegak hukum melakukan pemeriksaan atas pengaduan yang disampaikan
oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah terlebih dahulu
berkoodinasi dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah atau lembaga
pemerintah nonkementerian yang membidangi pengawasan.
(4) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditemukan
bukti adanya penyimpangan yang bersifat administratif, proses lebih lanjut
diserahkan kepada Aparat Pengawas Internal Pemerintah.
(5) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditemukan bukti adanya penyimpangan yang bersifat pidana, proses lebih lanjut
diserahkan kepada aparat penegak hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 385
UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
6. PP 60/2008
tentang
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
Ps. 49
Ayat 5
• Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan
kerja perangkat daerah provinsi yang didanai
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah provinsi.
3
7. Jika hasil pengawasan aparat intern
pemerintah berupa terdapat kesalahan
administratif yang menimbulkan
kerugian keuangan negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c, dilakukan pengembalian
kerugian keuangan negara paling lama
10 (sepuluh) hari kerja terhitung
sejak diputuskan dan diterbitkannya
hasil pengawasan.
Pengawasan terhadap
larangan
penyalahgunaan
Wewenang
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 17 dan Pasal 18
dilakukan oleh aparat
pengawasan intern
pemerintah
PENYALAHGU
NAAAN
WEWENANG
UU 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Pasal 20 ayat 1:
7
Pasal 20 ayat 4:
4
8. RUANG LINGKUP PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH
Pemeriksan terhadap:
Adm Umum
Pemerintahan dan
Urusan Pemerintahan;
Bantuan Keuangan ;
Belanja Hibah dan Bansos
Pengaduan
Masyarakat/Kasus;
EKPPD;
Pemeriksaan Reguler
OPD;
Reviu LKPD, LKIP, RKA;
Evaluasi SAKIP;
Monitoring
Pemeriksaan Pengaduan
Masyarakat/Kasus.
Pemerintah
Kab/Kota
OPD
Provinsi
PKPT
Kebijakan
Pengawasan
Ruang
Lingkup
PP 79 / 2005
PP 60 Tahun
2008
PMDN No. 23 / 2007
Jo 8 / 2009
PMDN No. 25 / 2007
PMDN No. 52 / 2015
PP No. 6 / 2008
Entitas Jabar:
1) 56 OPD
2) 130 UPTD
/Balai
3) 27 Kab
/Kota
10. UU no.6 / 2014 (pasal112)
Pembinaan dan Pengawasan
10
(1) Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota membina
dan
mengawasi penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
UU 15/2014
Pasal 2 Ayat (2)
“BPK melaksanakan
pemeriksaan atas
pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan
negara”
1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
12. REVIU
PENYERAPAN
APBD &
PENGADAAN
BARANG
JASA
12
FGD
Pembahasan
Reviu Tender
Pra DIPA/DPA
Tahun 2016
Tanggal 9 Februari
2016
KEPPRES 20/2015
tentang Tim Evaluasi &
Pengawasan Realisasi
APBN & APBD
PERPRES 3/2016 &
INPRES 1/2016
tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional
1) Mengetahui jml/posisi belanja modal & barang APBD
yg telah dilakukan pelelangan sebelum terbitnya DPA
& telah ditetapkannya pemenang per 5 Januari
2) Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan
lelang sebelum terbitnya anggaran, agar
Pemda dpt melaksanakan lelang segera
setelah terbit DPA
3) Memberikan solusi/saran perbaikan
atas hambatan dlm pelaksanaan lelang
Pra-DPA
13. PERPRES
3/2016
13
4) Dalam hal pemeriksaan awal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditemukan indikasi penyalahgunaan wewenang, pimpinan
kementerian/lembaga, gubernur, atau bupati/walikota meminta APIP
untuk melakukan pemeriksaan/audit lebih lanjut paling lama dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kerja.
6) Dalam hal hasil pemeriksaan APIPberupa kesalahan administrasi
yang tidak menimbulkan kerugian negara, penyelesaian dilakukan
melalui penyempurnaan administrasi paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja sejak hasil pemeriksaan APIP disampaikan.
7) Dalam hal hasil pemeriksaan APIP berupa kesalahan administrasi
yang menimbulkan kerugian negara, penyelesaian dilakukan melalui
penyempurnaan administrasi dan pengembalian kerugian negara
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak hasil pemeriksaan APIP
disampaikan. .
8) Penyelesaian hasil pemeriksaan APIP disampaikan oleh pimpinan
kementerian/lembaga, gubernur, atau bupati/walikota kepada
Kejaksaan Agung atau Kepolisian Negara Republik Indonesia paling
lama 5 (lima) hari kerja
9) Dalam hal hasil pemeriksaan APIP berupa tindak pidana yang
bukan bersifat administratif, pimpinan kementerian/lembaga,
gubernur, atau bupati/walikota dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) hari kerja menyampaikan kepada Kejagung atau Kepolisian
Negara RI untuk ditindak lanjuti sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
14. • Lampiran Poin IV. Uraian Teknis
Penyusunan APBD, nomor 9
Pelaksanaan Reviu atas
dokumen perencanaan dan
penganggaran daerah
reviu atas RKPD/Perubahan RKPD
reviu atas RK SKPD/Perubahan RK
SKPD
reviu atas KUA PPAS/Perubahan
KUPA PPAS
reviu atas RKA SKPD &PPKD
/Perubahan RKA SKPD &PPKD
“DALAM RANGKA PENINGKATAN
KUALITAS PERENCANAAN
PENGANGGARAN DAN MENJAMIN
KEPATUHAN TERHADAP KAIDAH –
KAIDAH PENGANGGARAN, KEPALA
DAERAH HARUS MENUGASKAN APIP
UNTUK MELAKUKAN REVIU ATAS
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(RKA-SKPD) DAN RENCANA KERJA DAN
ANGGARAN PEJABAT PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH (RKA-PPKD)”.
15. 15
• Lampiran Poin III. Uraian
Kebijakan Penyusunan APBD,
nomor 3
Pelaksanaan Pengawasan
Bantuan Keuangan,
Bantuan Hibah & Bantuan Sosial
APBD
Bantuan Keuangan ke Kab/Kota
Bantuan Keuangan Parpol
PP 60/2008
tentang
SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH
Ps. 49 ayat 5
16. 16
INSTRUKSI
MENDAGRI
180/3935/SJ
Th. 2016
Ttg Pengawasan
Pungli dlm
Penyelenggaraan PD
INSPEKTUR PROV/KAB/KOTA melakukan
pengawasan berkesinambungan utk mencegah &
menghapus pungli:
1) AREA PERIZINAN
2) AREA HIBAH BANSOS
3) AREA KEPEGAWAIAN
4) AREA PENDIDIKAN
5) AREA DANA DESA
6) AREA PELAYANAN PUBLIK
7) AREA PENGADAAN BARJAS
8) KEGIATAN LAINNYA BERISIKO
PENYIMPANGAN
17. I
STRUKTUR ORGANISASI
SATGAS SABER PUNGLI PROVINSI JAWA BARAT
KETUA PELAKS ANA : IRWASDA POLDA JABAR
WAKET PELAKSANA I : INSPEKTUR PROV JAWA BARAT
WAKET PELAKSANA II : ASWAS KEJATI
PENANGGUNG JWB : GUBERNUR JAWA BARAT
WAKIL P. JAWAB I : KAPOLDA JAWA BARAT
WAKIL P. JAWAB II : KAJATI JAWA BARAT
WAKIL P. JAWAB III : SEKDA PROV JABAR
FORKOMPINDA
POK AHLI :
KETUA POKJA UNIT
PENINDAKAN
KETUA POKJA UNIT
YUSTISI
SEKRETARIS
KETUA POKJA UNIT
PENCEGAHAN
UNIT SABER
PUNGLI
KAB/KOTA
KETUA POKJA UNIT
INTELIJEN
19. 19
Pelimpahan SMA/SMK dari
Pemda Kab/Kota ke Pemda
Provinsi (738 SMA/SMK &
sekitar 28.000 guru)
UU 23/2014
Lampiran
Pembagian
urusan
pemerintahan
Bidang
Pendidikan
DAERAH PROVINSI
1. Pengelolaan pendidikan
menengah
2. Pengelolaan pendidikan
khusus
Penambahan
Obyek
Pemeriksaan
20. 20
• Join audit dengan Itjen Kemendikbud
• Join audit dengan Itjen Kementerian PU
• Join audit dengan Itjen Kementerian
lainnya
21. 21
8. PELIMPAHAN KASUS PENGADUAN
DARI ITJEN KEMENTERIAN
Permendagri 25/2007
Ttg Pedoman Penanganan Pengaduan
Masyarakat di Lingkungan Depdagri &
Pemda
Ps. 3
Sumber pengaduan:
1. Lembaga-Lembaga Negara;
2. Badan/Lembaga/Instansi Pemerintah &
Pemda;
3. Badan Hukum;
4. Partai Politik;
5. Organisasi Masyarakat;
6. Media Masa; dan
7. Perorangan.
22. 8. TINDAK LANJUT
HASIL PEMERIKSAAN
PERMENDAGRI
13/2010
ttg Pedoman
Pelaksanaan
Fungsi
Pengawasan
DPRD terhadap
TLHP BPK
Ps. 8
Pelaksanaan pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 dapat dilakukan melalui
koordinasi dengan tim tindak lanjut
laporan hasil pemeriksaan BPK
yang dibentuk oleh
Pemerintah Daerah.
Tim Tindak Lanjut
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Wakil Gubernur/Wakil
Bupati/Wakil Walikota
selaku
penanggungjawab;
b. Inspektur
Propinsi/Kabupaten
/Kota selaku
sekretaris; dan
c. Para Kepala Satuan
Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) terkait
selaku anggota.
24. PERMENDAGRI
23/2007
Pedoman Tata Cara
atas
Penyelenggaraan PD
PP 79/2005
Pedoman
Pembinaan &
Pengawasan
Penyelenggaraan PD
Ps.34
(1) Pimpinan Satuan
Kerja penyelenggara
PD provinsi, kab/kota
dan desa wajib
melaksanakan tindak
lanjut hasil
pengawasan
Ps.17
(1) Hasil pemeriksaan Pejabat Pengawas
Pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ditindaklanjuti oleh
pemerintah daerah sesuai dengan
rekomendasi
Ps.18
SKPD yang tidak menindaklanjuti
rekomendasi Pejabat Pengawas
Pemerintah sebagaimana
dimaksud dlm Pasal 17 ayat (1) dpt
dikenakan sanksi sesuai dgn ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PP
60/2008
SPIP
Ps.43
(2) Pemantauan SPI
sebagaimana
dimaksud pd ayat (1)
dilaksanakan
melalui pemantauan
berkelanjutan,
evaluasi
terpisah, & tindak
lanjut rekomendasi
hasil audit & reviu
lainnya
25. ???
PERATURAN
TERKAIT
SANKSI
Pasal 5 ayat (3)
Apabila dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3)
Pejabat tidak
menindaklanjuti
rekomendasi tanpa adanya
alasan yang sah, BPKdapat
melaporkan kepada instansi
yang berwenang.
Pasal 26 ayat (2)
Setiap orang yang tidak
memenuhi kewajiban untuk
menindaklanjuti rekomendasi
yang disampaikan dalam
laporan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 dipidana
dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun 6 (enam)
bulan dan/atau denda
paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
3. SANKSI
25
BPK
APIP
UU
15/2004
Pemeriksaan
Pengelolaan
& Tanggung
Jawab Keu
Negara
Peraturan
BPK-RI
2/2010
Pemantauan
Pelaksanaan TL
Rekomendasi
Hasil
Pemeriksaan
BPK
Ps.18
SKPD yang tidak
menindaklanjuti
rekomendasi Pejabat
Pengawas Pemerintah
sebagaimana
dimaksud dlm Pasal 17
ayat (1) dpt dikenakan
sanksi sesuai dgn
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PERMENDAGRI
23/2007
Pedoman Tata
Cara atas
Penyelenggara
an PD DISIPLIN PNS (PP 53/2010)
26. 26
DISIPLIN PNS (PP 53/2010)
PELANGGARAN
TERHADAP
KEWAJIBAN
Ps. 3
Setiap PNS wajib:
4. Menaati segala ketentuan
peraturan perundang-undangan;
6. Menjunjung tinggi kehormatan
negara, pemerintah, dan
martabat PNS
dll….
27. Pasal 3 ayat (1)
Pejabat wajib
menindaklanjuti
rekomendasi dalam
hasil pemeriksaan
setelah hasil
pemeriksaan diterima.
Pasal 3 ayat (3)
Tindak lanjut wajib
disampaikan kepada
BPK paling lambat 60
(enam puluh) hari
setelah laporan hasil
pemeriksaan diterima
Pasal 5 ayat (3)
Apabila dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (3) Pejabat tidak
menindaklanjuti rekomendasi
tanpa adanya alasan yang sah,
BPKdapat melaporkan kepada
instansi yang berwenang.
Pasal 20 ayat (1)
Pejabat wajib
menindaklanjuti
rekomendasi dalam
laporan hasil
pemeriksaan
Pasal 23 ayat (1)
Menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati
/walikota/direksi
perusahaan negara dan
badanbadan Lain Yang
Mengelola Keuangan
Negara Melaporkan
Penyelesaian Kerugian
negara/daerah kepada
BPK selambat-lambatnya
60 (enam puluh) hari
setelah Diketahui
terjadinya kerugian
negara/daerah
dimaksud.
Pasal 26 ayat (2)
Setiap orang yang tidak memenuhi
kewajiban untuk menindaklanjuti
rekomendasi yang disampaikan dalam
laporan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam)
bulan dan/atau denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
UU No
15/2004
Peraturan BPK
RI Nomor
2/2010
BPK-RI SEDANG MELAKUKAN PROSES REVISI
28. VERIFIKATOR
SIPTL BPK
Penerimaan LHP
Tim TLHP
Prov/Kab/Kota
manual
SIPTL
Penyusunan
rencana aksi
Admin & Inputers
SIPTL
Entry data
terima LHP,
temuan &
rekomendasi
Pembuatan
surat Kepala
Daerah
Perangkat
Daerah
Penyerahan
dokumen & bukti
TL
Validasi oleh
Tim TLHP
Softcopy/scanned
document TL
Input TL & Upload data
pendukung
BPK
Lapor memadai
Belum
memadai
Penyusunan
TLHP
TELAH SESUAI/
BELUM SESUAI
PROSES
Penyerahan
dokumen TL
PROSES
1
2 3a
3b
4 5 6
7
8
9
10 11 12
13
14
Mekanisme Sistem Informasi Pemantauan
Tindak Lanjut (SIPTL) BPK-RI
29. Konsolidasi Internal
April 2016
Juli 2016
Final Aplikasi
SIPTL
Piloting
Agustus 2016
September2016
5/9 TOT pemeriksa di BPK Pwk
Jabar
14/9 Pelatihan Admin Se Jabar
29 -30/9 Pelatihan Admin Se Jateng
Januari 2017
Launching di Magelang
Implementasi penuh
TOT pemeriksa di seluruh AKN
dan Perwakilan
Diseminasi seluruh Inspektorat
Kementerian/Lembaga/Provinsi/
Kab/Kota/BUMN
Oktober-Nov-Des 2016
31. NO PERMASALAHAN SOLUSI RENCANA AKSI
1 Belum ada peraturan yang
mengatur sanksi terkait dengan
TLHP APIP
Diterbitkannya
peraturan
pengawasan yang
mengatur sanksi
terkait dengan
TLHP APIP (RUU
Pengawasan)
1) AAIPI ikut
serta secara
aktif dalam
mewujudkan
RUU
Pengawasan;
2) Penerbitan
SOP Mandiri
berkenaan
dengan sanksi
2 Beban amanat pengawasan
yang sangat tinggi, sementara
SDM APIP terbatas
Peningkatan
kuantitas dan
kualitas SDM
APIP
Peningkatan
Level Kapabilitas
APIP
31