SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
Bab11
                                                                               Gerak dalam
                                                                               Dua Dimensi

                                           Sumber: www.rit.edu




Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menganalisis gejala alam dan keteraturannya
dalam cakupan mekanika benda titik dengan cara menganalisis gerak lurus, gerak melingkar,
dan gerak parabola dengan menggunakan vektor.


     Pernahkah Anda menjentikkan uang logam dengan jari Anda? Jika Anda                     A. Persamaan Gerak
pernah melakukannya dan dapat mengamati bentuk lintasan yang dibentuk                          Benda
saat uang logam itu bergerak, Anda akan dapat melihat bahwa lintasan                        B. Gerak Parabola
tersebut berbentuk parabola. Bentuk lintasan uang logam yang berbentuk
                                                                                            C. Gerak Melingkar
parabola tersebut dapat difoto menggunakan stroboscope, seperti terlihat pada
gambar.
     Di Kelas X, Anda telah mempelajari gerak lurus dan gerak melingkar.
Dalam materi bab ini, Anda akan mempelajari tentang gerak secara ke-
seluruhan, yaitu gerak lurus, gerak parabola, dan gerak melingkar dengan
menggunakan analisis vektor, perhitungan diferensial, dan integral.
     Setelah mempelajari materi bab ini, Anda akan memahami bahwa gerak
parabola dapat dianalisis melalui perpaduan antara gerak lurus beraturan
(GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yang arahnya saling tegak
lurus. Dapatkah Anda menyebutkan contoh-contoh gerak keseharian lain
yang lintasannya berbentuk parabola?




                                                                                                            1
Soal Pramateri                     A      Persamaan Gerak Benda
1.   Apakah perbedaan
     antara besaran vektor
     dan skalar?
                                            Apakah yang dimaksud dengan gerak? Banyak definisi telah dikemuka-
2.   Sebutkanlah definisi               kan oleh para ilmuwan untuk mendeskripsikan gerak. Namun, secara Fisika
     posisi, perpindahan,               Anda dapat menyatakan bahwa gerak ditentukan karena adanya kelajuan,
     kecepatan, dan
     percepatan.                        kecepatan, dan percepatan benda. Seluruh kajian tentang gerak benda yang
3.   Jelaskanlah pengertian             Anda pelajari akan berhubungan dengan kedudukan benda, kecepatan,
     kecepatan sudut.
                                        percepatan, dan waktu. Dalam membahas tentang gerak benda, seringkali
                                        benda dimisalkan sebagai partikel atau benda titik, yaitu benda yang
                                        ukurannya diabaikan dan memiliki massa tetap (konstan). Hal ini di-
                                        maksudkan untuk memudahkan dalam mempelajari gerak benda tersebut.
            y                           Di Kelas X, Anda telah mempelajari tentang gerak lurus dan gerak melingkar,
                                        serta hubungan antara gaya dan percepatan. Dalam bab ini, Anda akan
                                        mempelajari materi tentang gerak dengan lebih dalam menggunakan
                                        perhitungan vektor, diferensial, dan integral.
        j

                                   x
                                        1. Vektor Posisi
         o       i                          Di Kelas X, Anda telah mempelajari bahwa besaran dalam Fisika
                     Gambar 1.1         digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu besaran skalar dan besaran
       Vektor satuan i pada arah        vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja,
     sumbu-x dan vektor satuan j        sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.
             pada arah sumbu-y.
                                        Bandingkanlah kedua pernyataan berikut. Mobil Ali bergerak dengan
                                        kecepatan 60 km/jam ke utara. Mobil Budi bergerak dengan kelajuan 60
             y
                                        km/jam. Manakah dari dua pernyataan tersebut yang merupakan besaran
                                        vektor? Kecepatan memiliki besar dan arah sehingga disebut sebagai besaran
       yj                   A
                                        vektor, sedangkan kelajuan hanya memiliki besar saja sehingga disebut
                                        sebagai besaran skalar. Apabila benda dianggap sebagai benda titik, atau
                     r = xi + yj        partikel, posisi benda tersebut pada suatu bidang dapat dinyatakan dengan
                                   x    vektor posisi r, yaitu sebuah vektor yang ditarik dari titik asal sampai ke
            o             xi
                                        posisi titik tersebut berada. Vektor posisi r suatu partikel pada bidang xy
                                        dapat dinyatakan sebagai berikut.
                     Gambar 1.2
            Posisi titik A dinyatakan                                          r = xi + yj                    (1–1)
                dalam vektor posisi
              dengan rA = xi + y j .    dengan (x, y) adalah koordinat partikel, sementara i dan j adalah vektor
                                        satuan yang menyatakan arah pada sumbu-x dan sumbu-y. Vektor satuan
                                        memiliki nilai 1 satuan.
                                            Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah Gambar 1.3 berikut.
                                                                      y (cm)
                                                                  5
                     Gambar 1.3
                                                                  4
         Posisi titik A apabila
                                                                  3                     A
dinyatakan dalam vektor posisi
             rA=(5i + 3j) cm.                                     2
                                                                  1              rA
                                                                                         x (cm)
                                                                      0   1 2 3 4 5

                                           Posisi partikel A di bidang xy adalah pada x = 5 cm dan y = 3 cm, atau
                                        pada koordinat (5, 3). Vektor posisi partikel A dinyatakan sebagai berikut.
                                                                  rA = xAi + yA j = (5i + 3j) cm.




 2     Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
2. Perpindahan
     Perpindahan adalah perubahan posisi (kedudukan) suatu benda dalam                       y
waktu tertentu. Sebuah partikel berpindah dari titik P ke titik Q menurut                                                  Q
lintasan kurva PQ, seperti pada Gambar 1.4. Apabila posisi titik P dinyatakan
                                                                                                  P
sebagai rP dan posisi titik Q dinyatakan sebagai rQ maka perpindahan yang                                Δr
terjadi dari titik P ke titik Q tersebut adalah vektor Δ r, yaitu
                                                                                                 rP          rQ
                                     Δr = rQ – rP                                (1–2)

    Persamaan (1–2) jika diubah dalam kalimat dapat dinyatakan bahwa                                                       x
perpindahan suatu benda sama dengan posisi akhir benda dikurangi posisi
awal.                                                                                     Gambar 1.4
    Bagaimanakah cara menentukan besar perpindahan yang dilakukan oleh                    Garis putus-putus menyatakan
partikel tersebut? Setiap benda membutuhkan waktu untuk berpindah atau                    lintasan partikel. Perpindahan
                                                                                          posisi partikel dari posisi awal
mengubah kedudukannya. Dalam kasus perpindahan tersebut, pada saat t = t1,                di titik P ke posisi titik Q
partikel berada di titik P dengan vektor posisinya rP. Pada saat t = t2, partikel         dinyatakan dengan Δr..
berada di titik Q dengan vektor posisinya rQ.
    Kemudian, apabila rP= (xPi + yPj) dan rQ = (xQi + yQj), Persamaan (1–2)
dapat dituliskan menjadi rPQ = (xQi + yQj) – (xPi + yPj) = (xQ – xP)i + (yQ – yP)j.
Apabila xQ – xP = Δx dan yQ – yP = Δy, serta perpindahan yang dilakukan                      y
partikel rPQ dinyatakan sebagai Δr, Persamaan (1–2) berubah menjadi
                                                                                                                       Q
                                                                                                            Δr
                                  Δr = Δxi + Δyj                                 (1–3)            P                    Δy
                                                                                                        θ
                                                                                                                  Δx
Oleh karena besar perpindahan partikel Δr sama dengan panjang vektor Δr
maka dapat dituliskan                                                                            rP     rQ

                              | Δr| =    ( Δx )2 + ( Δy)2                        (1–4)
                                                                                                                           x
    Arah perpindahan partikel dapat ditentukan dari besar sudut yang
                                                                                          Gambar 1.5
dibentuk oleh vektor perpindahan Δ r terhadap sumbu-x. Perhatikanlah
                                                                                          Perpindahan vektor Δ r menurut
Gambar 1.5 berikut.
                                                                                          sumbu-x adalah sebesar Δ x dan
    Apabila sudut yang dibentuk oleh vektor perpindahan Δ r terhadap                      menurut sumbu-y sebesar Δ y.
sumbu-x adalah θ , arah perpindahan vektor Δr dinyatakan sebagai
                                               Δy
                                     tan θ =                                     (1–5)
                                               Δx

    Contoh 1.1
Sebuah titik materi bergerak dari titik P (3, 2) ke titik Q (11, 8). Tuliskanlah vektor
posisi titik itu ketika berada di titik P dan di titik Q. Hitunglah vektor perpindahan
dari titik P ke titik Q serta besar dan arah vektor perpindahan tersebut.
Jawab
Diketahui: koordinat di titik P (3, 2) dan di titik Q (11, 8).
Vektor posisi di titik P (rP) dan vektor posisi di titik Q (rQ) adalah
rP = 3i + 2j
r Q = 11i + 8j
Vektor perpindahan dari titik P ke titik Q adalah Δ r yang diperoleh sebagai berikut
 Δ r = rQ – rP = (11i + 8j) – (3i + 2j)
 Δ r = 8i + 6j
Besar vektor Δr adalah
| Δ r| =   8 2 + 6 2 = 100 = 10 satuan




                                                                                          Gerak dalam Dua Dimensi              3
Δy    6    3
                                     Arah perpindahan vektor itu adalah tan θ =      =    =    sehingga θ = 37°
                                                                                 Δx    8    4
                                     Jadi, vektor perpindahan adalah Δr = 8i + 6j, panjang perpindahannya 10 satuan,
                                     dan sudut arah perpindahannya 37° terhadap arah sumbu-x positif. Untuk lebih
                                     jelasnya, perhatikanlah gambar berikut.
                                                                 y


                                                             8
                                                                                     Δr
                                                             2
                                                                                          θ
                                                                     rP                   rQ
                                                                                                                  x
                                                              0            3                             11



                                     3. Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat
                                         Secara matematis, kecepatan didefinisikan sebagai perubahan posisi per
                                     satuan waktu. Di Kelas X, Anda telah mempelajari tentang kecepatan yang
                                     terbagi atas kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. Sekarang, Anda akan
                                     membahas analisis mengenai kedua jenis kecepatan tersebut ditinjau dari
                                     perhitungan vektor.
                                     a. Kecepatan Rata-Rata
                                         Perhatikanlah Gambar 1.6. Posisi benda di titik P pada saat t dinyatakan
                                     sebagai r. Kemudian, benda tersebut berpindah selama selang waktu Δt sejauh
                                     Δr sehingga pada saat t + Δt, benda berada di titik Q dengan posisi r + Δr.
                                                                           y
                                                                                                         Q
                                                                                           Δr
                                                                               P

                                                                                               r + Δr
                                                                           r
                 Gambar 1.6
Sebuah benda berpindah secara                                                                  Δt
                                                                                                              x
   linear dari titik P ke titik Q.                                    0         t1                      t2

                                         Berdasarkan Persamaan (1–3) dapat dituliskan perpindahan posisi benda
                                     adalah sebagai berikut.
                                                                   Δr = (r + Δr) – r
                                         Berdasarkan definisi matematis kecepatan, dapat dituliskan

                                                                          v=
                                                                               ( r + Δr ) − r = Δr
                                                                                                                      (1–6)
                                                                                (t + Δt ) − t Δt
                                                        Δr
                                         dengan v atau      disebut kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata
                                                        Δt
                                     benda dalam arah sumbu-x dan sumbu-y dapat dicari dengan cara
                                     memasukkan nilai Δr dari Persamaan (1–3) sebagai berikut.

                                                                          Δx i + Δy j Δx Δy
                                                                     v=              =    i+    j                     (1–7)
                                                                              Δt       Δt    Δt




4     Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
Perhatikanlah Gambar 1.7. Gambar tersebut menunjukkan grafik
perpindahan benda dari titik P ke titik Q menurut sumbu-x.
                        x


                       x2                                          Q                          Gambar 1.7
                                                                                              Apabila gerak benda hanya pada
                                                                    Δ x = x2 – x1             arah sumbu-x maka kecepatan
                       x1                P
                                                                                              rata-rata benda v x adalah
                                                 Δ t = t2 – t1                                kemiringan garis yang
                                                                                              menghubungkan titik P dengan
                                                                                                               Δx
                                                                             t                titik Q, yaitu         .
                                          t1                       t2                                           Δt

    Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa selama selang waktu Δt, benda
berpindah sejauh Δx. Oleh karena itu, kecepatan rata-rata benda dalam arah
                 Δx
sumbu-x, yaitu       dituliskan dengan lambang vx . Apabila benda tersebut
                 Δt
juga berpindah menurut sumbu-y, kecepatan rata-rata benda dalam arah
                  Δy
sumbu-y, yaitu        dituliskan dengan lambang v y . Dengan demikian,
                  Δt
kecepatan rata-rata sebuah benda pada bidang xy dapat dituliskan sebagai
berikut.
                                                Δr
                                        v=         = v xi + v y j                     (1–8)
                                                Δt

   Besar kecepatan rata-rata benda dapat dihitung menggunakan per-
samaan berikut.
                                        | v| =          vx2 + vy2                     (1–9)
                                                                                              Perlu Anda
b. Kecepatan Sesaat                                                                                  Ketahui
    Kecepatan sesaat suatu benda dapat diketahui dengan cara menghitung
                                                                                               dr dx
                                                                                                      , dan
                                                                                                            dy disebut
kecepatan rata-rata benda tersebut untuk selang waktu yang sangat singkat                        ,
                                                                                               dt dt        dt
atau Δt mendekati nol. Penulisannya secara matematis adalah sebagai berikut.                  fungsi turunan posisi (r, x,
                                                                                              atau y) terhadap waktu t.
                                                                   Δr
                                                       lim
                                        v = Δt → 0 v = Δ t → 0
                                            lim                                      (1–10)   Rumus fungsi turunan:
                                                                   Δt
                                                                                                           dr
                                                                                              r = at n →      = nat n −1
    Perhatikanlah Gambar 1.8 berikut.                                                                      dt
                                                                                              contoh:
                                                                                                           dr
                   x                                                                          r = 3t 4 →
                                                                                                           dt
                                                                                                                           (
                                                                                                              = (4 )(3) t 4 −1   )
                                                                        S
                                                                                                              = 12t 3
                                                      R


                                   Q


                            P
                                 Δ t3                                                         Gambar 1.8
                                                                                              Grafik x terhadap t untuk selang
                                               Δ t2
                                                                                              waktu Δ t yang semakin kecil.
                                                            Δ t1
                                                                                 t
                            t1      t2                t3                t4




                                                                                              Gerak dalam Dua Dimensi                5
Dari gambar tersebut, dapat Anda lihat bahwa kemiringan garis yang
                                       menyatakan kecepatan rata-rata suatu benda akan semakin curam apabila
                                       selang waktu perpindahannya semakin kecil. Oleh karena itu, kecepatan
                                       sesaat dapat didefinisikan sebagai kemiringan garis tangensial pada titik P,
                                       yaitu turunan posisi terhadap waktu.
                                           Pada Gambar 1.8, kecepatan sesaatnya secara matematis dituliskan
                                       sebagai berikut.
                                                                               lim Δ x = dx
                                                                           v = Δt → 0                                    (1–11)
                                                                                      Δt dt
                                          Dalam kajian vektor, kecepatan sesaat benda yang bergerak menurut
                                       sumbu-x dan sumbu-y dinyatakan sebagai berikut.
                                                                                 Δr dr dx dy
                                                                      v = lim      = = i+ j                              (1–12)
                                                                          Δ→
                                                                           t 0   Δt dt dt dt
                                                             dx          dy
y
                                            Oleh karena         = vx dan    = vy maka Persamaan (1–12) dapat dituliskan
               vy              v                             dt          dt
                                       menjadi
                P      θ                                                        v = vxi + vy j                           (1–13)
                               vx
                                          Besarnya kecepatan sesaat atau kelajuan rata-rata benda dapat dihitung
                                       dengan menggunakan persamaan berikut.

                                                                         |v| =       vx2 + vy2                           (1–14)
                                   x
                                            Perhatikanlah Gambar 1.9. Dari grafik kecepatan terhadap waktu benda
                    Gambar 1.9         di titik P yang memiliki kecepatan v, arah kecepatan benda di titik tersebut
        Arah percepatan v di titik P   terhadap sumbu-x dinyatakan dengan θ .
          terhadap sumbu-x positif.         Besar θ secara matematis, dapat diperoleh sebagai berikut
                                                                                           vy
                                                                                 tan θ =                                 (1–15)
                                                                                           vx

Perlu Anda                             dengan: vx = v cosθ , dan
         Ketahui                               vy = v sinθ .
Pada buku ini, besaran
vektor ditulis dengan huruf
tebal dan miring,
                                            Contoh 1.2
contohnya: r, v, a. Adapun,            Sebuah partikel sedang bergerak pada suatu bidang dengan sumbu koordinat x
vektor satuan ditulis
                                       dan y. Posisi partikel berubah terhadap waktu mengikuti persamaan r = (6 + 3t)i +
dengan huruf tebal dan
tegak, contohnya: i, j,                (8 + 4t)j dengan r dalam meter dan t dalam sekon. Tentukanlah:
dan k.                                 a. perpindahan partikel dalam selang waktu t = 0 hingga t = 2 sekon;
                                       b. besar kecepatan rata-rata partikel dalam selang waktu t = 0 hingga t = 2 sekon;
                                       c. besar dan arah kecepatan partikel pada saat t = 2 sekon.
                                       Jawab
                                       Diketahui: vektor posisi partikel, yaitu r = (6 + 3t)i + (8 + 4t)j.
                                       a. t1 = 0 sekon adalah r1 = [6 + (3)(0)]i + [8 + (4)(0)]j = (6i + 8j) meter.
                                           t2 = 2 sekon adalah r2 = [6 + (3)(2)]i + [8 + (4)(2)]j = (12i + 16j) meter.
                                           Perpindahan partikel dari t1 = 0 sekon hingga t2 = 2 sekon adalah
                                            Δr = r2 – r1= (12i + 16j) – (6i + 8j) = (6i + 8j) meter
                                           Besar vektor Δr adalah
                                            Δr = | Δr| =  6 2 + 8 2 = 100 = 10 m.
                                       b.   Kecepatan rata-rata partikel adalah
                                                       6i + 8 j (3i + 4j) m/s
                                            v = Δr =           =
                                                 Δt     2−0




    6    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
Besar kecepatan rata-rata partikel adalah
     v = 32 + 4 2 = 5 m/s.
c.   Vektor kecepatan partikel sebagai fungsi waktu ditentukan sebagai berikut.

     vx = dx = d (6 + 3t) = 3 m/s
          dt dt
           dy d
     vy=     = (8 + 4t) = 4 m/s
           dt dt
     Dengan demikian, diperoleh vektor kecepatan sesaat partikel adalah
     v = vxi + vy j = (3i + 4j) m/s.                                                   Jelajah
     Besar kecepatan sesaat partikel adalah
                                                                                      Fisika
     v = 32 + 4 2 = 5 m/s.                                                         Galileo Galilei
                                                                                   (1564–1642)
     Arah vektor kecepatan sesaat terhadap sumbu-x adalah θ dengan
              v
     tan θ = y = 4
              vx   3
     θ = 53°.


     Contoh 1.3
Perhatikan grafik kedudukan (x) terhadap waktu (t) berikut.
                          x (m)


                          12


                                                                                  Galileo lahir di Pisa, Italia. Pada
                                                                                  umur 19 tahun, ia mempelajari
                                                                                  matematika dan
                                                                                  mengembangkan penelitiannya
                                                                                  tentang gerak mekanik,
                                                                                  terutama mengenai gerak di
                                                                                  bidang miring, gerak pendulum,
                                                         t (s)
                                                                                  dan gerak jatuh bebas. Saat
                               0   3      8         12                            mengajar di Universitas Padua,
                                                                                  ia menjadi penyokong teori
                                                                                  Copernicus mengenai sistem
Tentukanlah kecepatan rata-rata benda dalam selang waktu:                         Matahari, yang bertentangan
a. antara t = 0 sampai t = 3 s;                                                   dengan teori yang diakui saat
b. antara t = 3 sampai t = 8 s; dan                                               itu. Saat menerbitkan karyanya,
c. antara t = 8 sampai t = 12 s.                                                  ia disidang untuk menyangkal
                                                                                  hasil penelitiannya, namun ia
Jawab                                                                             tetap yakin dengan penelitiannya
                                                                                  dan tidak mau menyerah.
                                                Δx i                              Setelah ia dijatuhi hukuman
Diketahui: grafik x–t dan kecepatan rata-rata v =    .
                                                Δt                                tahanan rumah, ia meninggal
a.   Kecepatan rata-rata benda antara t = 0 sampai t = 3 s adalah                 pada umur 78 tahun. Walaupun
                                                                                  begitu, ia menyelesaikan
           (12 − 0) i m
      v=                                                                          penelitiannya mengenai gerak.
             (3 − 0)s = 4i m/s                                                    Karya tulisnya, kemudian
                                                                                  diselundupkan dari Italia dan
b.   Kecepatan rata-rata benda antara t = 3 sampai t = 8 s adalah
                                                                                  diterbitkan di Belanda.

      v=
           (12 − 12) i m                                                                     Sumber: www.hao.ucar.edu
                           = 0i m/s
             (8 − 3)s
c.   Kecepatan rata-rata benda antara t = 8 sampai t = 12 s adalah

      v=
           (0 − 12) i m
                           = –3i m/s
            (12 − 8)s




                                                                                  Gerak dalam Dua Dimensi         7
Perlu Anda                          4. Menetukan Posisi dari Fungsi Kecepatan
      Ketahui                          Fungsi posisi suatu benda, yaitu koordinat benda (x, y) dapat diperoleh
                                    dengan cara mengintegralkan persamaan kecepatan benda sebagai fungsi
∫ adalah      lambang integral.
                                    waktu.
rumus integral:
                                       Dalam arah sumbu-x, fungsi posisi benda diturunkan sebagai berikut.
                         a n +1
r = ∫ at n dt → r =          t                                                          dx
                        n +1                                           vx =                atau dx = vx dt
contoh:
                                                                                        dt
                                    Posisi x ditentukan dengan
          3        4 3 +1                                     x                 t                                  t
r = ∫ 4t dt → r =     t                                       ∫ dx = ∫ vx dt ⇒ x – x0 = ∫ vx dt
                  3+1                                         x0                0                                  0
                        = t4                                                              t
                                                                   x = x0 + ∫ vx dt
                                                                                          0
                                    Dalam arah sumbu-y, fungsi posisi benda diturunkan sebagai berikut.
                                                                    dy
                                                               vy =    atau dy = vy dt
                                                                    dt
                                    Posisi y ditentukan dengan
     Solusi                                                   y                 t
                                                              ∫ dy = ∫ vy dt ⇒ y – y0 = ∫ vy dt
                                                                                                                   t

                    Cerdas                                    y0                0                                  0
                                                                                          t
 Sebuah mobil dengan kecepatan
 36 km/jam direm mendadak                                          y = y0 + ∫ vy dt
                                                                                          0
 sehingga terbentuk bekas di
                                    (x 0, y 0) menyatakan koordinat posisi awal benda, sedangkan (x, y)
 jalan sepanjang 20 m. Waktu
 pengereman yang dibutuhkan         menyatakan koordinat posisi benda setelah bergerak dalam selang waktu t.
 sampai mobil tersebut berhenti           Apabila dituliskan dalam bentuk vektor, posisi benda dapat dituliskan
 adalah ....                        sebagai berikut
 a. 2 s         d. 8 s
 b. 4 s         e. 10 s                                   r = xi + yj
 c. 6 s
                                                                           t                          t
 Penyelesaian                                           r = (x0 + ∫ vx dt)i + (y0 + ∫ vy dt)j                                        (1–16)
 Diketahui: v0 = 36 km/jam                                                 0                          0
                = 10 m/s
            Δ r = luas segitiga
 maka,                                   atau                                   r = r0 + ∫ v dt                                      (1–17)
        1
 20 = ( )(t)(10)
        2
                                          Secara matematis, integral adalah penjumlahan yang kontinu. Dengan
  t =4s                             demikian, posisi benda dapat ditentukan dengan metode grafik sebagai
               v                    berikut. Apabila kecepatan sebuah benda dinyatakan dengan persamaan
      10                            vx = 2t + 5, posisi benda adalah
                                                          t                               t            t
                                                                                                                        t
                                                      x = ∫ (2t + 5) dt = ∫ 2t dt + ∫ 5 dt = t2 + 5t                    0
                                                          0                               0           0
                                       Misalkan, batas integral adalah dari t = 0 sampai dengan t = 2. Dengan
                                    memasukkan nilai batas integral, didapatkan perpindahan benda adalah
                               t                                       2
           0        t                                x = t2 + 5t       0
                                                                               = [22 + (5)(2)] – [02 + (5)(0)] = 14
 Jawab: d
                                        Cara lain untuk menentukan perpindahan benda adalah dengan meng-
 Soal SMPB 2005 Regional III
                                    hitung luas daerah di bawah kurva v(t).
                                                                           v (m/s)
                                                               9

                                                                                              x = luas daerah di bawah kurva v (t)
                    Gambar 1.10                                                                 = luas trapesium
                                                               5
      Luas daerah yang diarsir                                                                      1
 menyatakan besar perpindahan                                                                   = ( )(5 + 9)(2) = 14
                                                                                                    2
   yang dilakukan benda dalam
    selang waktu t = 0 sampai
                 dengan t = 2.
                                                                                                           t (s)
                                                                   0                2



 8    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa besar perpindahan benda
sama dengan luas di bawah kurva kecepatan sebagai fungsi waktu v(t). Secara
matematis dituliskan sebagai berikut.
                                                                     (1–18)
                                Δr = ∫ v dt


     Contoh 1.4
Sebuah benda bergerak pada bidang xy. Pada posisi awal, benda berada pada
koordinat (3,2) m. Komponen-komponen kecepatan benda memenuhi persamaan
vx = 12 + 4t dan vy = 9 + 3t dengan v x dan vy dalam m/s, dan t dalam sekon.
Tentukanlah:
a. persamaan umum vektor posisi benda,
b. posisi benda pada saat t = 3 sekon, dan
c. perpindahan benda antara t = 1 sekon dan t = 3 sekon.
Jawab
Diketahui: posisi awal benda (3, 2) m, vx = 12 + 4t, dan vy = 9 + 3t.
a. Posisi awal benda (3,2) m maka x0 = 3 m dan y 0 = 2 m. Dengan demikian,
    diperoleh
                    t                 t
     r = (x0 + ∫ vx dt)i + (y0 + ∫ vy dt)j
                    0                 0
                t                          t
     r = [3 + ∫ (12 + 4t)]i + [2 + ∫ (9 + 3t)]j
                0                          0

                                               3 2
     r = (3 + 12t + 2t2 )i + (2 + 9t +           t )j.
                                               2
b.   Posisi benda pada saat t = 3 sekon adalah
     x = 3 + (12)(3) + (2)(32) = 57 m
                        3
     y = 2 + (9)(3) + (   )(32) = 42,5 m
                        2
     Jadi, pada saat t = 3 sekon vektor posisi benda dapat dituliskan sebagai
     r = (57i + 42,5j ) meter.
                                                                              3 2
c.   Pada t1 = 1 sekon maka r1 = [3 + (12)(1) + (2)(12)]i + [2 + (9)(1) + (     )(1 )]j
                                                                              2
                                          = (17i + 12,5j) meter
                                                                              3
     Pada t2 = 3 sekon maka r2 = [3 + (12)(3) + (2)(32)]i + [2 + (9)(3) + (     )(32)]j
                                                                              2
                                   = (57i + 42,5j) meter
     Perpindahan partikel dari t1 = 1 sekon hingga t2 = 3 sekon adalah
     Δ r = r2 – r1 = (57i + 42,5j) – (17i + 12,5j) = (40i + 30j) meter
     Besar vektor Δ r adalah
                                                                                           Sumber: Fisika untuk Sains dan Teknik,
     | Δ r| =           40 2 + 30 2 = 2.500 = 50 meter                                                                     1991

                                                                                          Gambar 1.11
                                                                                          Foto dari sebuah apel yang
5. Percepatan Rata-Rata dan Percepatan Sesaat                                             dijatuhkan. Gambar diambil
                                                                                          sebanyak 60 kali setiap sekon
     Percepatan adalah perubahan kecepatan per satuan waktu. Perubahan                    agar percepatannya dapat
kecepatan per satuan waktu yang bernilai positif disebut percepatan, sedangkan            diamati. Percepatan apel
                                                                                          ditandai dengan jarak antartitik
yang bernilai negatif disebut perlambatan. Sebagaimana halnya dengan                      apel yang semakin besar di
kecepatan, pembahasan percepatan juga terbagi atas dua, yaitu percepatan rata-            bagian bawah foto.
rata dan percepatan sesaat.




                                                                                          Gerak dalam Dua Dimensi           9
a. Percepatan Rata-Rata
                                                  Perhatikanlah Gambar 1.12. Grafik kecepatan terhadap waktu pada
                                             gambar tersebut menyatakan gerak benda yang berpindah dengan kecepatan
                                             tertentu setiap saatnya. Apabila pada saat t kecepatan benda adalah v dan
                                             pada saat t + Δ t kecepatannya v + Δ v, percepatan rata-rata benda tersebut ( a )
 v (m/s)
                                             dinyatakan sebagai berikut.
 v2
                   a                                                          a=
                                                                                   (v + Δv) − v = Δv
                                 Δv                                                                                          (1–19)
 v1                                                                                 (t + Δt ) − t Δt
                       Δt
                                             Penulisan Persamaan (1–19) dalam bentuk vektor dalam arah sumbu-x dan
                                             sumbu-y adalah sebagai berikut.
                                                                             Δv x i + Δv y j Δvx    Δv y
              t1            t2
                                      t(s)                              a=                  =    i+      j                   (1–20)
                                                                                   Δt         Δt    Δt
                Gambar 1.12                  Oleh karena Δvx = a x dan Δvy = a y, Persamaan (1–20) dapat ditulis menjadi
               Grafik percepatan
                                                                                     a = ax i + ay j                         (1–21)
                                             Besar percepatan rata-rata dinyatakan sebagai

      Jelajah                                                                   | a| =       ax 2 + ay 2                     (1–22)
  Fisika                                     Arah percepatan rata-rata dapat dituliskan sebagai berikut.
Jatuh Bebas
                                                                                                 ay
                                                                                       tan θ =                               (1–23)
                                                                                                 ax

                                             b. Percepatan Sesaat
                                                  Percepatan sesaat merupakan kecepatan rata-rata untuk selang waktu
                                             Δ t yang sangat kecil atau mendekati nol. Secara matematis, persamaannya
                                             dituliskan sebagai berikut.

                                                                                                     Δ v dv
                                                                             a = Δt → 0 a = Δt → 0
                                                                                 lim        lim         =                    (1–24)
                                                                                                     Δt dt
                                                 Apabila vektornya disesuaikan menurut arah sumbu-x dan sumbu-y,
                                             Persamaan (1–24) berubah menjadi
Dahulu orang percaya pada
gagasan Aristoteles mengenai
benda jatuh, yaitu benda yang                                                    dv x    dv y
lebih berat akan lebih dulu
                                                                          a=          i+      j = axi + ay j                 (1–25)
                                                                                  dt      dt
mencapai tanah dibandingkan
benda yang lebih ringan. Melalui                                      dr
percobaannya dengan mengukur                     Oleh karena v =         maka Persamaan (1–25) dapat dituliskan sebagai
waktu tempuh bola-bola yang                                           dt
digelindingkan pada suatu bidang             berikut
miring, Galileo membantah
gagasan Aristoteles tersebut.                                             dv d ⎛ dr ⎞ d 2 r d 2 x d 2 y
Dari hasil percobaannya, Galileo
                                                                     a=     = ⎜ ⎟=         =     i+     j                    (1–26)
                                                                          dt dt ⎝ dt ⎠ dt    dt     dt
berkesimpulan bahwa waktu
yang dibutuhkan kedua benda
jatuh untuk mencapai tanah
adalah sama.
                                                 Contoh 1.5
        Sumber: Jendela Iptek, 1997          Sebuah partikel bergerak dengan fungsi kecepatan v(t) = 2t2 – 3t + 10 jika v dinyatakan
                                             dalam m/s dan t dalam sekon, tentukanlah:
                                             a. percepatan rata-rata partikel untuk selang waktu t = 2 sekon sampai t = 4 sekon,
                                             b. percepatan awal partikel, dan
                                             c. percepatan partikel pada saat t = 6 sekon.




10    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
Jawab
Diketahui: v(t) = 2t2 – 3t + 10.
a.   Untuk menghitung percepatan rata-rata, tentukan lebih dahulu Δ v dan Δ t
     sebagai berikut.
     Persamaan umum kecepatan adalah v(t) = 2t2 – 3t + 10 sehingga
     untuk t2 = 4 sekon, v2 = 2(4)2 – 3(4) + 10 = 30 m/s
     untuk t1 = 2 sekon, v1 = 2(2)2 – 3(2) + 10 = 12 m/s
                   Δv   v −v       30 − 12
     Diperoleh a =    = t2 − t 1 =         = 9 m/s2.
                   Δt    2    1     4−2
b.   Persamaan umum percepatan sesaat diperoleh sebagai turunan pertama dari
     fungsi kecepatan, yaitu

     a = dv = dt (2t2 – 3t + 10) = (4t – 3) m/s2.
         dt
              d

     Percepatan awal partikel adalah percepatan pada t = 0 sehingga
     a = 4(0) – 3 = –3 m/s2.
c.   Percepatan partikel pada saat t = 6 sekon adalah
     a = 4(6) – 3 = 21 m/s2.



     Contoh 1.6
                                                                                        v (m/ s)
Sebuah mobil bergerak dengan grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) seperti terlihat
pada gambar disamping.
Tentukanlah:                                                                             8
a. percepatan rata-rata benda antara t = 0 sekon sampai t = 4 sekon, dan
b. percepatan rata-rata benda antara t = 4 sekon sampai t = 8 sekon
Jawab
                                                                                         2
Diketahui: grafik v – t.
a. Percepatan rata-rata benda antara t = 0 sampai t = 4 sekon, yaitu                                                 t (s)
                                                                                             0         4     8
                v −v
       a = Δv = 2 1 = 8 − 2 = 1,5 m/s2.
           Δt   t 2 − t1 4−0
b.   Percepatan rata-rata benda antara t = 4 sampai t = 8 sekon, yaitu
                v −v
       a = Δv = 2 1 = 0 − 8 = –2 m/s2.
           Δt   t 2 − t1 8−4



6. Menentukan Kecepatan dari Fungsi Percepatan
                                                                                         a
    Fungsi kecepatan dapat diperoleh dari fungsi percepatan dengan metode
integral, yaitu
                                                                                                                 kurva a (t)
                                                t
                                     v = v0 + ∫ a dt                                               t
                                               0
                                                                                                   ∫ a dt = luas daerah di
                                                                                                   0
                                                                                                           bawah kurva
atau                     v = (vox + ∫ ax dt)i + (voy + ∫ ay dt)j              (1–27)
     Secara matematis, integral adalah penjumlahan yang kontinu. Metode
yang digunakan untuk memeroleh nilai kecepatan dari fungsi percepatan dapat                                                  t
dilakukan dengan analogi pada cara untuk mendapatkan nilai perpindahan
dari fungsi kecepatan. Perhatikan Gambar 1.13. Kecepatan partikel secara grafik         Gambar 1.13
dapat ditentukan sebagai berikut.
                                                                                        Luas daerah yang diarsir
             Besar kecepatan = luas daerah di bawah kurva a (t)                         menyatakan besar kecepatan
                                                                                        yang dilakukan benda dalam
                                                                                        selang waktu t.




                                                                                        Gerak dalam Dua Dimensi         11
Contoh 1.7
                                         Sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal 3 m/s. Jika benda mengalami
                                         percepatan a (t) = (4t –2) m/s2, tentukanlah:
                                         a. persamaan kecepatan benda, dan
                                         b. kecepatan benda pada t = 2 sekon.
                                         Jawab
                                         Diketahui: vo = 3 m/s dan a(t) = (4t – 2) m/s2.
                                         a. Kecepatan dapat diperoleh dari fungsi percepatan dengan metode integral.
                                               v = v0 + ∫ a dt = 3 + ∫ (4t – 2) dt = (3 + 2t2 – 2 t) m/s2.
                                         b.   Kecepatan benda pada saat t = 2 sekon adalah
                                              v = 3 + (2)(2)2 – (2)(2) = 7 m/s.


     Solusi                              7. Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah
                        Cerdas              Beraturan
              v (m/s)                        Di Kelas X, Anda telah mengenal dan mempelajari dua jenis gerak lurus,
     20
                                         yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
                                         (GLBB). Pada gerak lurus beraturan, kecepatan gerak benda tetap dan
                                         percepatan benda sama dengan nol. Persamaan geraknya diperoleh melalui
                                         persamaan
                                                                                                    s        t
                                                                  ds
                                                              v=     ⇒ ds = v dt ⇒ s∫ ds = t∫ v dt
                                                                  dt                0       0
                                 t (s)       Pada GLB, nilai v tetap dan tidak bergantung pada waktu sehingga
          0       4      10 12
                                         persamaan dapat dituliskan menjadi
Sebuah mobil bergerak dengan                                                s                 t
grafik kecepatan terhadap                                                   ∫ ds = v ∫ dt ⇒ s – s0 = vt
waktu, seperti terlihat pada                                                s0            t0
gambar. Pada Interval waktu              Dengan demikian, dapat dituliskan persamaan
antara 10 sekon hingga 12
sekon, mobil bergerak ....                                                           s = s0 + vt                 (1–28)
a. lurus diperlambat dengan
   perlambatan 10 m/s2                   dengan s0 merupakan jarak tempuh benda pada saat t = 0.
b. lurus dipercepat dengan                   Pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB), benda bergerak dengan
   percepatan 10 m/s2
c. lurus dipercepat dengan               percepatan tetap. Persamaan geraknya diperoleh melalui
                                                                                                    vt       t
   percepatan 5 m/s2                                               dv
d. lurus diperlambat dengan                                    a=     ⇒ dv = a dt ⇒ ∫ dv = ∫ a dt
   perlambatan 10 m/s2                                             dt                v0    0
e. lurus beraturan dengan                Pada GLBB, nilai a tetap dan tidak bergantung waktu sehingga persamaan
   kecepatan tetap sebesar               dapat dituliskan menjadi
   10 m/s                                                                  vt             t
Penyelesaian                                                               ∫ dv = a ∫ dt ⇒ vt – v0 = at
t1 = 10 → v1 = 20 m/s                                                     v0              0

t1 = 10 → v1 = 20 m/s
                                         Dengan demikian, diperoleh persamaan sebagai berikut.
Dalam selang waktu antara 10                                                        vt = v0 + at                 (1–29)
sekon hingga 12 sekon
     v 2 − v 1 0 − 20                    atau
a=            =
     t 2 − t1 12 − 10                                                      vt − v0
a = -10 m/s2                                                                         t=                    (1–30)
                                                                              a
Jawab: a
                                            Apabila Persamaan (1–29) diintegralkan, akan diperoleh jarak tempuh
                                         benda, yaitu
                                                                                         ds
                                                                                v(t) =      ⇒ ds = v(t) dt
                                                                                         dt




12    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
Oleh karena v (t) = v0 + at maka
                                           s            t            t
                                          ∫ ds = ∫ v(t)dt = ∫ (v + at )dt
                                          s0                    0
                                                        0            0
                                                        t        t              t         t
                                          s – s0 = ∫ v0 dt + ∫ (at)dt = v0 ∫ dt + a ∫ t dt
                                                        0        0             0          0

                                            1
                           s – s0 = v0 t + at 2
                                            2
                                               1
                                s = s0 + v0 t + at 2              (1–31)
                                               2
Jika s0 = 0, akan diperoleh persamaan
                                            1
                                s = v0 t + at 2                   (1–32)
                                            2
     Kemudian, jika Persamaan (1–30) disubstitusikan ke Persamaan (1–32)
diperoleh
                                                                                                           Kata Kunci
                                                       ⎛ vt − v0 ⎞
                                                                                      2
                                                                   1 ⎛ vt − v0 ⎞                            •   Vektor posisi
                                                s = v0 ⎜
                                                       ⎝ a ⎟ + 2 a⎜ a ⎟
                                                                                                            •   Vektor kecepatan
                                                                 ⎠   ⎝         ⎠                            •   Vektor percepatan
                                                                                                            •   Gerak lurus beraturan
                                                   ⎛ v0 vt − v0 2 ⎞ 1 ⎛ vt 2 − 2vt v0 − v0 2 ⎞              •   Gerak lurus berubah
                                                s= ⎜
                                                   ⎝      a       ⎟ + 2 a⎜
                                                                  ⎠      ⎝      a2           ⎟
                                                                                             ⎠
                                                                                                                beraturan


                                                   ⎛ v0 vt − v0 2 ⎞     ⎛ v 2 − 2vt v0 − v0 2 ⎞
                                            2s = 2 ⎜              ⎟ + a⎜ t                    ⎟
                                                   ⎝      a       ⎠     ⎝         a           ⎠
                                           2as = 2v0 vt – 2v0 + vt – 2v0vt + v0
                                                                2     2                2



                                               vt2 = v02 + 2as                                    (1–33)



          Contoh 1.8
Besar kecepatan suatu partikel yang mengalami perlambatan konstan ternyata
berubah dari 30 m/s menjadi 15 m/s setelah menempuh jarak sejauh 75 m. Setelah
menempuh jarak berapa lagi partikel tersebut berhenti?
Jawab
Diketahui: v0 = 30 m/s, vt1 = 15 m/s, vt2 = 0 m/s, dan s = 75 m

         v0 = 30 m/s             vt1 = 15 m/s                      vt2 = 0
                                                                 (berhenti)


          s1 = 75 m/s                          s2 = ?


     vt12 − v0 2 152 − 302
a=              =          = − 4,5 m/s2.
        2 s1      2 (75)

       vt 2 2 − vt12 02 −152
s2 =                =           = 25 m.
             2a       2 ( −4,5)




                                                                                                           Gerak dalam Dua Dimensi      13
Soal Penguasaan Materi 1.1
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
1. Seekor semut bergerak dari titik A (–2, 5) ke titik B                     vx = 12 + 3t dan vy = 16 + 4t dengan vx dan vy dalam
    (7, –7). Tentukanlah:                                                    m/s, dan t dalam sekon. Tentukanlah:
    a. vektor posisi semut itu saat berada di titik A                        a. persamaan umum vektor posisi benda,
         dan di titik B, dan                                                 b. posisi benda pada saat t = 2 sekon, dan
    b. vektor perpindahan dari titik A ke titik B, serta                     c. perpindahan benda antara t = 0 sekon dan t = 4
         besar vektor perpindahan tersebut.                                        sekon.
2. Sebuah partikel sedang bergerak pada suatu bidang                    4.   Sebuah partikel bergerak dengan fungsi kecepatan
    dengan sumbu koordinat x dan y. Posisi partikel                          v(t) = (2,5t – 4)i + (6t + 3)j dengan v dalam m/s dan
    berubah terhadap waktu mengikuti persamaan r =                           t dalam sekon. Tentukanlah:
    (3 – 6t + 3t2)i + (4 – 8t + 4t2)j dengan r dalam meter                   a. percepatan rata-rata partikel untuk selang
    dan t dalam sekon. Tentukanlah:                                                waktu t = 0 sekon sampai t = 3 sekon, dan
    a. perpindahan partikel dalam selang waktu t = 2                         b. percepatan benda pada t = 2 sekon.
         sekon sampai dengan t = 4 sekon,                               5.   Benda bergerak dengan kecepatan awal 3 m/s. Jika
    b. besar kecepatan rata-rata partikel dalam selang                       benda mengalami percepatan a(t) = (4t – 2) m/s2,
         waktu t = 2 sekon sampai dengan t = 4 sekon, dan                    tentukanlah:
    c. besar dan arah kecepatan partikel tersebut pada                       a. persamaan kecepatan benda, dan
         saat t = 2 sekon.                                                   b. kecepatan benda pada t = 2 sekon.
3. Sebuah benda bergerak pada bidang xy. Pada saat
    awal, benda berada di koordinat (5, 2) m komponen-
    komponen kecepatan benda memenuhi persamaan



                                    B         Gerak Parabola

                                        Perhatikanlah lintasan yang dibentuk oleh bola basket yang dilemparkan
                                    ke dalam ring pada Gambar 1.14. Lintasan bola basket tersebut berbentuk
                                    parabola. Gerak yang lintasannya berbentuk parabola disebut gerak parabola.
                                    Contoh umum gerak parabola adalah gerak benda yang dilemparkan ke atas
                                    membentuk sudut tertentu terhadap permukaan tanah. Gerak parabola dapat
                                    dipandang dalam dua arah, yaitu arah vertikal (sumbu-y) yang merupakan
                                    gerak lurus berubah beraturan (GLBB), dan arah horizontal (sumbu-x) yang
                                    merupakan gerak lurus beraturan (GLB). Perhatikan Gambar 1.15 berikut.
               Gambar 1.14                            y

      Lintasan bola basket saat
 dilemparkan ke dalam ring akan                                    vy        v              v = vx
            berbentuk parabola.
                                                                                 vx                       vx
                                               v 0y           v0
                                                                                                     vy

                                                          α
                                                                                                                      vx
                                                0                                                                             x
                                                          v 0x
               Gambar 1.15
  Arah gaya pada lintasan gerak                                                                                        v
                      parabola.                                                                                 vy

                                        Gerak pada sumbu-x (horizontal) adalah gerak lurus beraturan karena
                                    kecepatan benda di setiap titik bernilai konstan dan berlaku persamaan
                                                                              vx = v0x = v0 cos α                          (1–34)




14    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
Adapun, jarak mendatar yang ditempuh oleh sebuah benda ditentukan oleh
persamaan
                           x = vx t = v0cos α t                 (1–35)
    Gerak pada sumbu-y (vertikal) adalah gerak lurus berubah beraturan,
karena benda mengalami perubahan kecepatan akibat percepatan gravitasi
Bumi. Dalam hal ini, arah gerak benda vertikal ke atas sehingga persamaan
kecepatan geraknya pada setiap titik adalah
                                 vy = v0y – gt                           (1–36)

oleh karena v0y = v0 sin α , Persamaan (1–36) dapat dituliskan menjadi
                              vy = v0 sin α – gt                         (1–37)
Posisi benda pada sumbu-y (menurut ketinggian) dapat dituliskan dengan
persamaan berikut
                                            1
                              y = v0y t –     gt 2                       (1–38)
                                            2
atau
                                                 1
                            y = v0 sin α t –       gt 2                  (1–39)
                                                 2


1. Kecepatan dan Arah Kecepatan Benda di Sembarang
   Titik
    Pada gerak parabola, benda memiliki kecepatan pada komponen
sumbu-x dan sumbu-y sehingga besar kecepatan benda di sembarang titik
secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

                               v=     v2 + v2
                                       x    y                            (1–40)

    Arah kecepatan benda terhadap sumbu mendatar (sumbu-x) dirumuskan
sebagai berikut.
                                            vy
                               tan θ =                                   (1–41)
                                       vx
Oleh karena nilai vx selalu positif maka positif atau negatifnya sudut θ
                                                                                                B
bergantung pada nilai vy.
                                                                                      v0
                                                                                                H
2. Beberapa Persamaan Khusus pada Gerak Parabola                                      θ                        C
                                                                                  A
     Persamaan-persamaan khusus gerak parabola ini hanya berlaku untuk                          X
gerak parabola dengan lintasan dari tanah, kemudian kembali lagi ke tanah
                                                                                  Gambar 1.16
seperti pada Gambar 1.16.
                                                                                  Lintasan gerak parabola benda
     Pada contoh gerak parabola tersebut, suatu benda bergerak dari titik A       dengan titik tertinggi di B dan
dengan kecepatan awal v0 dan sudut θ . Benda tersebut mencapai titik              titik terjauh di C.
tertinggi di titik B dan jarak terjauh di titik C.
a. Waktu untuk Mencapai Titik Tertinggi (Titik B)
    Pada saat benda yang melakukan gerak parabola mencapai titik tertinggi,
kecepatan benda pada komponen vertikal (sumbu-y) vy = 0. Persamaannya
adalah sebagai berikut.




                                                                                  Gerak dalam Dua Dimensi      15
vy = v0y – gtAB
                                                                             0 = v0 sin α – gtAB
                                                                         gtAB = v0 sin α

                                                                                   v0 sin α
                                                                           tAB =                                           (1–42)
                                                                                       g

                                                                                                          1
                                         Ketinggian benda di titik tertinggi adalah H =                     g(tBC) 2. Sifat simetri
     Solusi                         grafik parabola memperlihatkan bahwa waktu yang diperlukan benda untuk
                                                                                                          2
                    Cerdas          mencapai titik tertinggi dari posisi awal (tAB), sama dengan waktu tempuh
Sebuah peluru ditembakkan
dengan kecepatan 60 m/s dan
                                    benda dari titik tertinggi ke jarak terjauh (t BC). Dengan demikian, akan
sudut elevasi 30°. Ketinggian       diperoleh persamaan
maksimum yang dicapai peluru
adalah ....                                                                        v0 sinα   2H
a. 30 m                                                           tAB = tBC =              =                               (1–43)
                                                                                       g      g
b. 45 m
c. 50 m
d. 90 m
e. 100 m
                                    b. Tinggi Maksimum (H )
Penyelesaian
                                        Tinggi maksimum benda yang melakukan gerak parabola dapat diten-
Diketahui: vo = 60 m/s              tukan dari penurunan Persamaan (1–43) sebagai berikut.
           α = 30°
            g = 10m/s2                   v0 sinα   2H                      v02 sin2 α 2H
                                                 =    dikuadratkan menjadi           =   sehingga diperoleh
      v 02 sin2 α                            g      g                          g2      g
H=
           2g
                                                                             v0 2 sin 2α
  =
      (60)2 sin2 (30°)                                                    H=                                               (1–44)
         (2)(10)                                                                  2g

                    1⎞
                         2          c. Jarak Terjauh (X )
      (3.600) ⎛
              ⎜
              ⎝      ⎟
                    2⎠                   Waktu tempuh untuk mencapai titik terjauh (titik C) sama dengan dua
  =
            20                      kali waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi (tAC = 2 tAB). Jarak
  = 45 m                            terjauh yang dicapai benda pada sumbu-x (dilambangkan dengan X) adalah
Jawab: b
                                                                  ⎛ v sinα ⎞        ⎛ sin α ⎞
       UMPTN 1997 Rayon B                X = v0x tAC = v0 cos α 2 ⎜ 0      ⎟ = v0 2 ⎜
                                                                                 2
                                                                                            ⎟ cos α
                                                                  ⎝ g ⎠             ⎝ g ⎠
                                    Menurut trigonometri, 2 sin α cos α = sin2 α sehingga persamaan untuk jarak
                                    terjauh yang dapat dicapai benda dapat dituliskan
                                                                      v0 2 sin 2α
                                                                         X=                        (1–45)
                                                                            g
                                       Perbandingan antara jarak terjauh (X) dan tinggi maksimum (H) akan
                                    menghasilkan persamaan

                                                                      ⎛ v0 2 sin α co s α ⎞
                                                                X     ⎜
                                                                      ⎝          g        ⎟
                                                                                          ⎠         4
                                                                  =                           =                            (1–46)
                                                                H       ⎛ v0 sin α ⎞
                                                                             2     2
                                                                                                  tan α
                                                                        ⎜
                                                                        ⎝    2g ⎟  ⎠




16    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
Contoh 1.9
Dari titik A di tanah, sebuah bola dilemparkan dengan kecepatan awal 20 m/s dan
sudut elevasi 37° (sin 37° = 0,6). Jika g = 10 m/s2, hitunglah:
a. komponen kecepatan awal dalam arah horizontal dan vertikal,
b. kecepatan bola setelah 0,4 sekon,                                                         Jelajah
c. posisi bola setelah 0,4 sekon,                                                            Fisika
d. tinggi maksimum yang dapat dicapai bola, dan
                                                                                           Loncat Batu Pulau Nias
e. jarak lemparan terjauh yang dicapai bola.
Jawab
Diketahui: v0 = 20 m/s, α = 37°, dan g = 10 m/s2.
a. Komponen kecepatan awal
    1) Dalam arah horizontal
        v0x = v0 cos α = (20 m/s)(cos 37°)
                        = (20 m/s)(0,8) = 16 m/s.
    2) Dalam arah vertikal
        v0y = v0 sin α = (20 m/s)(sin 37°)
                        = (20 m/s)(0,6) = 12 m/s.
b. Kecepatan bola setelah 0,4 s (t = 0,4 s)
    1) Kecepatan dalam arah horizontal tetap, yaitu
        vx = v0x = 16 m/s.
                                                                                         Penduduk di Pulau Nias memiliki
    2) Kecepatan dalam arah vertikal                                                     tradisi unik. Seorang pemuda
        vy = v0y – gt = 12 m/s – (10 m/s2)(0,4 s) = 8 m/s.                               Nias dewasa atau menginjak
    Dengan demikian diperoleh                                                            dewasa harus mampu meloncati
                                                                                         batu yang tingginya sekitar 2
     v=   v2 + v2 =
           x    y          16 2 + 82                                                     meter, sebagai tanda
                                                                                         keberanian, kedewasaan, dan
                                                                                         kesatriaan. Gerak yang dilakukan
      = 8 5 m/s.
                                                                                         oleh pemuda Nias ini merupakan
c.   Posisi bola setelah 0,4 s                                                           salah satu contoh gerak
     1) Posisi pada arah horizontal                                                      parabola yang telah dikenal sejak
          x = vxt = (16 m/s)(0,4 s) = 6,4 m.                                             dulu oleh para penduduk Nias.
     2) Posisi pada arah vertikal                                                        Dalam menyelesaikan tantangan
                                                                                         loncat batu ini, loncatan yang
                       1 2                                                               dibuat peloncat harus memiliki
          y = v0yt –     gt                                                              kecepatan awal tertentu, tinggi
                       2
                                                                                         maksimum, dan rentang
                                       1                                                 maksimum, sebagaimana yang
            = (12 m/s)(0,4 s) – (        )(10 m/s2)(0,4 s)2
                                       2                                                 telah Anda pelajari dalam
           = 5,6 m.                                                                      materi gerak parabola.
     Dengan demikian, posisi bola setelah 0,4 s berada pada koordinat (6,4 m ; 5,6 m).            Sumber: www.geocities.com
d.   Tinggi maksimum yang dicapai bola
          v0 2 sin 2α   (20)2 (0,6)2
     H=               =              = 7,2 m
               2g          2(10)
e.   Jarak lemparan terjauh yang dicapai bola
          v0 2 sin 2α  2v 2 sin α cos α
     X=               = 0
               2g              g
                         2(20 m /s)2 (0,6)(0,8)
                       =
                               10m / s2
                       = 38,4 m




                                                                                         Gerak dalam Dua Dimensi      17
Contoh 1.10
               Jangan              Sebuah benda dilemparkan dari puncak sebuah gedung yang tingginya 40 m.
                   Lupa            Kecepatan awal benda 20 m/s dengan sudut elevasi 30°. Tentukan jarak terjauh
dari rumus trigonometri,
                                   dalam arah mendatar yang dapat dicapai benda, dihitung dari dasar gedung.
diketahui                          Jawab
    sin 2 α = 2 sin α cos α
                                   Diketahui: h= 40 m, v0 = 20 m/s, dan θ = 30°.
                                   Perhatikan gambar.
                                   Untuk menentukan jarak terjauh                               v 0y v0 = 20 m/s
                                   dalam arah mendatar (X), lebih dahulu
                                                                                                A   30°
                                   Anda hitung waktu yang diperlukan                                  v 0x
                                   benda untuk bergerak dari A ke B.
                                   Waktu ini bisa dihitung dari gerak
                                   vertikal ke atas (sumbu-y) sebagai
                                   berikut:
                                                               ⎛ 1⎞         40 m
                                   v0y = v0 sin 30° = (20 m/s) ⎜ ⎟ = 10 m/s
                                                               ⎝ 2⎠

                                    y = v0yt – 1 gt 2
                                               2
                                                                                                                        B
                                   –40 = 10t –
                                                 1 (10)t2;          bagi 5                                    X=?
                                                 2
                                     –8 = 2t – t2
                                      0 = t2 – 2t – 8
                                      0 = (t + 2) (t – 4)
                                   Diperoleh
                                   t = –2 s (tidak digunakan)
                                   t=4s
                                   Dari gerak horizontal (sumbu -x), diperoleh
                                   x = v0t cos 30°
                                                        ⎛1 ⎞
                                      = (20 m/s)(4 s) ⎜ ⎝ 2 ⎟ = 40 3 m.
                                                            3
                                                              ⎠
                                   Catatan:
                                   nilai y diambil harga negatif (–40) karena posisi akhir (titik B) berada di bawah posisi
                                   asal (titik A).



                                       Contoh 1.11
                                   Sebuah mobil hendak menyeberangi sebuah
                                   parit yang lebarnya 4 m. Perbedaan tinggi
                                   antara kedua sisi parit itu adalah 15 cm,
                                                                                          15 cm
                                   seperti ditunjukkan pada gambar. Jika
                                                                                                              4m
                                   percepatan gravitasi 10 m/s 2, berapakah
                                   kelajuan (v) minimum agar penyeberangan
                                   mobil dapat tepat berlangsung?
                                   Jawab
                                   Perhatikan kembali gambar. Dari gambar diketahui: y = 0,15 m, x = 4 m, v0x = v, v0y = 0,
                                   dan g = 10 m/s2.
                                   Pada kasus tersebut, gerak mobil merupakan perpaduan antara GLB pada arah
                                   mendatar dan GLBB (gerak jatuh bebas) dalam arah vertikal. Oleh karena itu,
                                   diperoleh
                                   1) Dari gerak jatuh bebas diperoleh waktu untuk tiba di sisi parit bagian bawah
                                       sebagai berikut:
                                             1               2y      2 (0,15m )
                                        y=     gt2 → t =        =                  = 0,173 s.
                                             2                g       10 m/s
                                                                               2




18   Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
2)   Dari gerak horizontal diperoleh kelajuan v sebagai berikut
                         X     4m
     X = v0xt = vt → v =   = 0,173s = 23 m/s.
                         t
     Jadi, kelajuan minimum agar penyeberangan mobil dapat tepat berlangsung
     adalah v = 23 m/s.


      Mahir Meneliti
                                                                                         a
Membandingkan Waktu Tempuh Benda pada Gerak Jauh Bebas dan Gerak
Parabola
Alat dan Bahan
1. Penggaris plastik                                                                     b
2. Karton tebal
3. Dua uang logam (koin)
4. Selotip
Prosedur
1. Lipatlah karton tebal menjadi seperti huruf ''T'' terbalik dan pasangkan pada
                                                                                         c
   penggaris plastik dengan menggunakan selotip. Kemudian, letakkan satu uang
   logam (koin) di setiap sisi karton. Perhatikanlah gambar.
2. Lengkungkanlah penggaris plastik, kemudian lepaskan. Koin yang berada di
   depan akan mengalami gerak parabola, sedangkan koin yang berada di
   belakang akan mengalami gerak jatuh bebas.
3. Dengarkanlah bunyi yang timbul saat kedua koin tersebut jatuh dari penggaris
                                                                                        (a) Karton tebal yang telah
   plastik. Apakah yang dapat Anda simpulkan?
                                                                                            dilipat.
4. Diskusikanlah kesimpulan Anda dengan teman sebangku dan guru Fisika                  (b) Lipatan karton tebal yang
   Anda.                                                                                    telah dipasangkan pada
                                                                                            penggaris dan ditempati 2
                                                                                            keping uang logam.
3. Persamaan Vektor Gerak Parabola                                                      (c) Penggaris yang
                                                                                            dilengkungkan sebelum
    Menurut analisis vektor, persamaan-persamaan gerak parabola dapat                       dilepaskan.
dituliskan sebagai berikut. Vektor posisi pada gerak parabola adalah
                                   r = xi + yj
                                                          1
                      r = (v0 cos α t)i + (v0 sin α t –     gt 2)j            (1–47)
                                                          2
Vektor kecepatan gerak parabola adalah
                                   v = vxi + vy j
                         v = (v0 cos α )i + (v0 sin α – gt 2)j                (1–48)
    Dalam kehidupan sehari-hari, Anda banyak menjumpai contoh gerak
melingkar. Bumi berputar mengelilingi Matahari dalam orbit yang mendekati
lingkaran, demikian juga satelit-satelit yang bergerak dalam orbit melingkar
mengelilingi Bumi.
    Mobil yang bergerak mengitari suatu sudut juga bergerak dalam busur
melingkar. Kajian tentang gerak melingkar telah Anda pelajari di Kelas X.
Dalam subbab ini, pembahasan gerak melingkar akan ditinjau secara umum
menggunakan fungsi turunan dan integral.

     Contoh 1.12
Posisi peluru yang ditembakkan di atas bidang datar dengan sudut elevasi tertentu
dinyatakan oleh persamaan r = [80ti + (60t – 5t2)j] m. Jika i dan j menyatakan vektor
satuan dalam arah x dan y, serta t dalam sekon, tentukanlah:
a. kecepatan awal peluru,
b. sudut elevasi tembakan,
c. kecepatan peluru di titik tertinggi,




                                                                                        Gerak dalam Dua Dimensi     19
d.   waktu untuk mencapai jarak maksimum, dan
                                    e.   jarak mendatar maksimum tembakan.
                                    Jawab
                                    Diketahui: r [80ti + (60t – 5t2)j] m
                                    a. Kecepatan awal peluru (t = 0),
                                              dr
                                         v=      = 80i + (60 – 10t)j
                                              dt
                                         Pada t = 0 diperoleh
                                         v0 = 80i + 60j
                                                        2    2
                                         |v0| =       80 + 60 = 100 m/s
                                    b.   Sudut elevasi tembakan ( α )
                                                   v0 y       60 3
                                         tan α =          =     =
                                                   v0 x       80 4

                                             α = 37
                                    c.   Kecepatan peluru di titik tertinggi v y = 0 sehingga peluru hanya memiliki
                                         komponen kecepatan sumbu-x
Kata Kunci                          d.
                                         v = v0x = 80 m/s.
                                         Waktu untuk mencapai jarak maksimum (X) diperoleh apabila y = 0
 •   Gerak parabola
                                         (60t – 5t2) = 0 dan diperoleh t = 12 sekon
 •   Tinggi maksimum
 •   Jarak terjauh                  e.   Jarak mendatar maksimum tembakan
                                         X = v0xt = 80t = (80)(12)= 96 m.


      Soal Penguasaan Materi 1.2
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
1.   Satu peluru ditembakkan dengan kecepatan 100 m/s                     a.   kecepatan awal peluru,
     dan membentuk sudut 37° terhadap arah mendatar.                      b.   sudut elevasi tembakan,
     Tentukan:                                                            c.   kecepatan peluru di titik tertinggi,
     a. waktu untuk mencapai titik tertinggi,                             d.   jarak mendatar maksimum tembakan, dan
     b. tinggi maksimum yang dicapai peluru,                              e.   tinggi maksimum yang dicapai peluru.
     c. jarak mendatar maksimum yang dicapai
                                                                     3.   Dua buah benda dilemparkan dengan kecepatan
          peluru, dan
                                                                          awal sama besar dan sudut elevasi berbeda, yaitu
     d. kecepatan peluru setelah 2 sekon.
                                                                          30° dan 60°. Jika g = 10 m/s2, tentukanlah per-
2.   Posisi peluru yang ditembakkan di atas bidang datar                  bandingan:
     dengan sudut elevasi tertentu dinyatakan oleh                        a. tinggi maksimum yang dicapai kedua benda;
     persamaan r = [120t i + (160t – 5t2)j]m. Apabila i                   b. jarak mendatar terjauh yang dicapai kedua
     dan j menyatakan vektor satuan dalam arah x dan                          benda.
     y, serta t dalam sekon. Tentukan:


                                    C         Gerak Melingkar
                                         Di kelas X, Anda telah mempelajari bahwa suatu partikel dikatakan
                                    bergerak melingkar beraturan, jika partikel tersebut bergerak dalam lintasan
                                    berbentuk lingkaran atau busur lingkaran dengan kelajuan konstan.
                                    Walaupun kelajuan partikel tersebut tidak berubah, namun partikel tersebut
                                    tetap memiliki percepatan. Mengapa demikian? Anda tentu telah memahami
                                    bahwa percepatan partikel (perubahan kecepatan dalam selang waktu
                                    tertentu) merupakan perubahan kelajuan partikel tersebut. Namun, Anda
                                    tidak boleh lupa bahwa kecepatan merupakan besaran vektor. Oleh karena
                                    kecepatan merupakan besaran vektor, perubahan arah kecepatan saja (besar
                                    kecepatan tetap) akan menimbulkan percepatan, seperti yang terjadi pada
                                    gerak melingkar beraturan.



20    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
Perhatikanlah Gambar 1.17 berikut. Pada gambar tersebut ditunjukkan                                                             v
hubungan antara vektor kecepatan dan percepatan pada gerak melingkar
beraturan. Besar kecepatan dan percepatan pada gerak melingkar beraturan                                          a
                                                                                         v
tidak berubah-ubah, namun arahnya selalu berubah-ubah setiap saat. Arah                                                    a
kecepatan selalu menyinggung lintasan lingkaran (tangensial terhadap
lingkaran), sedangkan percepatan selalu mengarah ke pusat lingkaran                                   a
sehingga disebut percepatan sentripetal.
     Perhatikanlah Gambar 1.18. Suatu partikel yang bergerak melingkar
beraturan di titik P dengan jari-jari lingkaran r. Oleh karena arah kecepatan
                                                                                                                                v
selalu tegak lurus jari-jari r (tangensial terhadap lingkaran), sudut θ yang
dibentuk oleh v terhadap garis vertikal di titik P akan sama besar dengan                Gambar 1.17
sudut θ yang dibentuk oleh jari-jari r terhadap sumbu-x. Vektor kecepatan                Arah vektor kecepatan dan
di titik P tersebut dapat diuraikan menjadi vektor komponennya menurut                   percepatan pada gerak
                                                                                         melingkar.
sumbu-x dan sumbu-y, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.19 berikut.
Dengan demikian, dapat dituliskan
                                                                                                              y
                                   v = vxi + vy j                               (1–49)                            v
                                                                                                                       θ
atau                                                                                                                           p
                           v = (–v sin θ )i + (v cos θ )j                       (1–50)                            r
                                                                                                                           yp
                                                                                                                  θ                  x
    Perhatikan kembali Gambar 1.18. Dari gambar tersebut, Anda dapat                                                  xp

                          yp                            xp
mengganti sin θ dengan         dan cos θ dengan              sehingga Persamaan (1–50)
                           r                            r
dapat ditulis menjadi
                                 ⎛ vyp ⎞ ⎛ vx p ⎞                                        Gambar 1.18
                               v=⎜−     i+        j                             (1–51)
                                 ⎝ r ⎟ ⎜ r ⎟
                                       ⎠ ⎝      ⎠                                        Partikel P bergerak melingkar
                                                                                         berlawanan arah jarum jam.
    Percepatan gerak melingkar beraturan dapat ditentukan dari turunan                   Vektor kecepatannya (v ) selalu
                                                                                         berubah-ubah terhadap waktu,
pertama Persamaan (1–51) sebagai berikut.                                                walaupun besar vektor
                                                                                         kecepatannya tetap
                                    ⎛ vyp ⎞ ⎛ vx p ⎞
                                   d⎜      i+        j
                              dv    ⎝ r ⎟ ⎜ r ⎟
                                          ⎠ ⎝      ⎠
                           a=    =                                                                        y
                              dt           dt                                                                     v        vy
                                                                                                                       θ
                                                                                                              vx
                                 ⎛ v dyp ⎞ ⎛ v dxp ⎞
                                 ⎜− r r ⎟ i+⎜ r r ⎟ j
                                 ⎝       ⎠ ⎝       ⎠                                                                                 x
                           a=                                                   (1–52)
                                           dt

                  dyp              dx p
    Oleh karena         = vy dan = vx serta vx = -v sin θ dan vy = -v cos θ
                dt           dt
maka Persamaan (1–52) dapat ditulis menjadi
                                                                                         Gambar 1.19
                            ⎛ v     2
                                        ⎞ ⎛v        2
                                                        ⎞                                Kecepatan v dan komponen
                            ⎜ − r cos θ ⎟ i + ⎜ r sin θ ⎟ j
                            ⎝           ⎠ ⎝             ⎠
                                                                                         vektornya menurut sumbu-x dan
                                                                                         sumbu-y.
                         a=                                                     (1–53)
                                         dt

     Vektor percepatan dan komponen vektornya menurut sumbu-x dan
sumbu-y ditunjukkan oleh Gambar 1.20. Berdasarkan uraian gambar
tersebut, dapat ditentukan besar percepatan sentripetal melalui persamaan
berikut.




                                                                                         Gerak dalam Dua Dimensi                    21
Gerak Dua Dimensi
Gerak Dua Dimensi
Gerak Dua Dimensi
Gerak Dua Dimensi
Gerak Dua Dimensi
Gerak Dua Dimensi
Gerak Dua Dimensi

More Related Content

What's hot (20)

Materi 4 gerak_2d
Materi 4 gerak_2dMateri 4 gerak_2d
Materi 4 gerak_2d
 
RPP Parabola
RPP ParabolaRPP Parabola
RPP Parabola
 
Gerak parabola dan gerak melingkar lengkap lp
Gerak parabola dan gerak melingkar lengkap lpGerak parabola dan gerak melingkar lengkap lp
Gerak parabola dan gerak melingkar lengkap lp
 
Skenario Pembelajaran Kls Xi
Skenario Pembelajaran Kls XiSkenario Pembelajaran Kls Xi
Skenario Pembelajaran Kls Xi
 
Bab 1 kinematika dengan analisis vektor
Bab 1 kinematika dengan analisis vektorBab 1 kinematika dengan analisis vektor
Bab 1 kinematika dengan analisis vektor
 
Kinematika
KinematikaKinematika
Kinematika
 
Gerak vektor
Gerak vektorGerak vektor
Gerak vektor
 
Glb dan glbb (2)
Glb dan glbb (2)Glb dan glbb (2)
Glb dan glbb (2)
 
Rpp parabola part1
Rpp parabola part1Rpp parabola part1
Rpp parabola part1
 
Rpp 9
Rpp 9Rpp 9
Rpp 9
 
Dinamika
DinamikaDinamika
Dinamika
 
buku fisika kelas XI
buku fisika kelas XIbuku fisika kelas XI
buku fisika kelas XI
 
Glbb
GlbbGlbb
Glbb
 
buku Fisika kelas X-bab 2
buku Fisika kelas X-bab 2buku Fisika kelas X-bab 2
buku Fisika kelas X-bab 2
 
Kinematika dan dinamika
Kinematika dan dinamikaKinematika dan dinamika
Kinematika dan dinamika
 
Glb dan glbb
Glb dan glbbGlb dan glbb
Glb dan glbb
 
Silabus fisika
Silabus fisika Silabus fisika
Silabus fisika
 
Pembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baruPembelajaran gel tali baru
Pembelajaran gel tali baru
 
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstanGerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
 
Modul Fisika Kelas XI IPA K13
Modul Fisika Kelas XI IPA K13Modul Fisika Kelas XI IPA K13
Modul Fisika Kelas XI IPA K13
 

Similar to Gerak Dua Dimensi

Similar to Gerak Dua Dimensi (20)

Kinematika Gerak Lurus
Kinematika Gerak LurusKinematika Gerak Lurus
Kinematika Gerak Lurus
 
Integral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat carteciusIntegral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat cartecius
 
Kinematika vektor xi
Kinematika vektor xiKinematika vektor xi
Kinematika vektor xi
 
Modul 2 (besaran besaran gerak)
Modul 2 (besaran besaran gerak)Modul 2 (besaran besaran gerak)
Modul 2 (besaran besaran gerak)
 
02 bab 1
02 bab 102 bab 1
02 bab 1
 
Kinematika
KinematikaKinematika
Kinematika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
fisikkk
fisikkkfisikkk
fisikkk
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Kinematika gl1
Kinematika gl1Kinematika gl1
Kinematika gl1
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 

More from mahboeba

Test formatif online
Test formatif onlineTest formatif online
Test formatif onlinemahboeba
 
Mtk ipa 2014
Mtk ipa 2014Mtk ipa 2014
Mtk ipa 2014mahboeba
 
Penilaian kurikulum 13 by mahbub
Penilaian kurikulum 13 by mahbubPenilaian kurikulum 13 by mahbub
Penilaian kurikulum 13 by mahbubmahboeba
 
INFO REGULASI UJIAN NASIONAL 2015
INFO REGULASI UJIAN NASIONAL 2015INFO REGULASI UJIAN NASIONAL 2015
INFO REGULASI UJIAN NASIONAL 2015mahboeba
 
Deskripsi kompetensi Kurikulum 2013
Deskripsi kompetensi Kurikulum 2013Deskripsi kompetensi Kurikulum 2013
Deskripsi kompetensi Kurikulum 2013mahboeba
 
Soal ut mtk sains1
Soal ut mtk sains1Soal ut mtk sains1
Soal ut mtk sains1mahboeba
 
test online UT
test online UTtest online UT
test online UTmahboeba
 
Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013mahboeba
 
Soal kimia xi online p h news
Soal kimia xi online p h newsSoal kimia xi online p h news
Soal kimia xi online p h newsmahboeba
 
Soal kimia xi online p h
Soal kimia xi online p hSoal kimia xi online p h
Soal kimia xi online p hmahboeba
 
Soal fisika xi online fluida
Soal fisika xi online fluidaSoal fisika xi online fluida
Soal fisika xi online fluidamahboeba
 
Demonstrasi kimia
Demonstrasi kimiaDemonstrasi kimia
Demonstrasi kimiamahboeba
 
Tugas fisika x maret
Tugas fisika x maretTugas fisika x maret
Tugas fisika x maretmahboeba
 
Test online kimia maret 2013 01
Test online kimia maret 2013 01Test online kimia maret 2013 01
Test online kimia maret 2013 01mahboeba
 
Soal kimia xi online
Soal kimia xi onlineSoal kimia xi online
Soal kimia xi onlinemahboeba
 
fisika kelas x sma/ma
fisika kelas x sma/mafisika kelas x sma/ma
fisika kelas x sma/mamahboeba
 
kimia kelas xi ipa sma/ma
kimia kelas xi ipa sma/makimia kelas xi ipa sma/ma
kimia kelas xi ipa sma/mamahboeba
 
20090904011043 kelas10 kimia_poppy
20090904011043 kelas10 kimia_poppy20090904011043 kelas10 kimia_poppy
20090904011043 kelas10 kimia_poppymahboeba
 

More from mahboeba (19)

Test formatif online
Test formatif onlineTest formatif online
Test formatif online
 
Mtk ipa 2014
Mtk ipa 2014Mtk ipa 2014
Mtk ipa 2014
 
Penilaian kurikulum 13 by mahbub
Penilaian kurikulum 13 by mahbubPenilaian kurikulum 13 by mahbub
Penilaian kurikulum 13 by mahbub
 
INFO REGULASI UJIAN NASIONAL 2015
INFO REGULASI UJIAN NASIONAL 2015INFO REGULASI UJIAN NASIONAL 2015
INFO REGULASI UJIAN NASIONAL 2015
 
Deskripsi kompetensi Kurikulum 2013
Deskripsi kompetensi Kurikulum 2013Deskripsi kompetensi Kurikulum 2013
Deskripsi kompetensi Kurikulum 2013
 
Soal ut mtk sains1
Soal ut mtk sains1Soal ut mtk sains1
Soal ut mtk sains1
 
test online UT
test online UTtest online UT
test online UT
 
Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013
 
Soal kimia xi online p h news
Soal kimia xi online p h newsSoal kimia xi online p h news
Soal kimia xi online p h news
 
Soal kimia xi online p h
Soal kimia xi online p hSoal kimia xi online p h
Soal kimia xi online p h
 
Soal fisika xi online fluida
Soal fisika xi online fluidaSoal fisika xi online fluida
Soal fisika xi online fluida
 
Demonstrasi kimia
Demonstrasi kimiaDemonstrasi kimia
Demonstrasi kimia
 
Tugas fisika x maret
Tugas fisika x maretTugas fisika x maret
Tugas fisika x maret
 
Test online kimia maret 2013 01
Test online kimia maret 2013 01Test online kimia maret 2013 01
Test online kimia maret 2013 01
 
Soal kimia xi online
Soal kimia xi onlineSoal kimia xi online
Soal kimia xi online
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
fisika kelas x sma/ma
fisika kelas x sma/mafisika kelas x sma/ma
fisika kelas x sma/ma
 
kimia kelas xi ipa sma/ma
kimia kelas xi ipa sma/makimia kelas xi ipa sma/ma
kimia kelas xi ipa sma/ma
 
20090904011043 kelas10 kimia_poppy
20090904011043 kelas10 kimia_poppy20090904011043 kelas10 kimia_poppy
20090904011043 kelas10 kimia_poppy
 

Gerak Dua Dimensi

  • 1. Bab11 Gerak dalam Dua Dimensi Sumber: www.rit.edu Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik dengan cara menganalisis gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabola dengan menggunakan vektor. Pernahkah Anda menjentikkan uang logam dengan jari Anda? Jika Anda A. Persamaan Gerak pernah melakukannya dan dapat mengamati bentuk lintasan yang dibentuk Benda saat uang logam itu bergerak, Anda akan dapat melihat bahwa lintasan B. Gerak Parabola tersebut berbentuk parabola. Bentuk lintasan uang logam yang berbentuk C. Gerak Melingkar parabola tersebut dapat difoto menggunakan stroboscope, seperti terlihat pada gambar. Di Kelas X, Anda telah mempelajari gerak lurus dan gerak melingkar. Dalam materi bab ini, Anda akan mempelajari tentang gerak secara ke- seluruhan, yaitu gerak lurus, gerak parabola, dan gerak melingkar dengan menggunakan analisis vektor, perhitungan diferensial, dan integral. Setelah mempelajari materi bab ini, Anda akan memahami bahwa gerak parabola dapat dianalisis melalui perpaduan antara gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yang arahnya saling tegak lurus. Dapatkah Anda menyebutkan contoh-contoh gerak keseharian lain yang lintasannya berbentuk parabola? 1
  • 2. Soal Pramateri A Persamaan Gerak Benda 1. Apakah perbedaan antara besaran vektor dan skalar? Apakah yang dimaksud dengan gerak? Banyak definisi telah dikemuka- 2. Sebutkanlah definisi kan oleh para ilmuwan untuk mendeskripsikan gerak. Namun, secara Fisika posisi, perpindahan, Anda dapat menyatakan bahwa gerak ditentukan karena adanya kelajuan, kecepatan, dan percepatan. kecepatan, dan percepatan benda. Seluruh kajian tentang gerak benda yang 3. Jelaskanlah pengertian Anda pelajari akan berhubungan dengan kedudukan benda, kecepatan, kecepatan sudut. percepatan, dan waktu. Dalam membahas tentang gerak benda, seringkali benda dimisalkan sebagai partikel atau benda titik, yaitu benda yang ukurannya diabaikan dan memiliki massa tetap (konstan). Hal ini di- maksudkan untuk memudahkan dalam mempelajari gerak benda tersebut. y Di Kelas X, Anda telah mempelajari tentang gerak lurus dan gerak melingkar, serta hubungan antara gaya dan percepatan. Dalam bab ini, Anda akan mempelajari materi tentang gerak dengan lebih dalam menggunakan perhitungan vektor, diferensial, dan integral. j x 1. Vektor Posisi o i Di Kelas X, Anda telah mempelajari bahwa besaran dalam Fisika Gambar 1.1 digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu besaran skalar dan besaran Vektor satuan i pada arah vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja, sumbu-x dan vektor satuan j sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. pada arah sumbu-y. Bandingkanlah kedua pernyataan berikut. Mobil Ali bergerak dengan kecepatan 60 km/jam ke utara. Mobil Budi bergerak dengan kelajuan 60 y km/jam. Manakah dari dua pernyataan tersebut yang merupakan besaran vektor? Kecepatan memiliki besar dan arah sehingga disebut sebagai besaran yj A vektor, sedangkan kelajuan hanya memiliki besar saja sehingga disebut sebagai besaran skalar. Apabila benda dianggap sebagai benda titik, atau r = xi + yj partikel, posisi benda tersebut pada suatu bidang dapat dinyatakan dengan x vektor posisi r, yaitu sebuah vektor yang ditarik dari titik asal sampai ke o xi posisi titik tersebut berada. Vektor posisi r suatu partikel pada bidang xy dapat dinyatakan sebagai berikut. Gambar 1.2 Posisi titik A dinyatakan r = xi + yj (1–1) dalam vektor posisi dengan rA = xi + y j . dengan (x, y) adalah koordinat partikel, sementara i dan j adalah vektor satuan yang menyatakan arah pada sumbu-x dan sumbu-y. Vektor satuan memiliki nilai 1 satuan. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah Gambar 1.3 berikut. y (cm) 5 Gambar 1.3 4 Posisi titik A apabila 3 A dinyatakan dalam vektor posisi rA=(5i + 3j) cm. 2 1 rA x (cm) 0 1 2 3 4 5 Posisi partikel A di bidang xy adalah pada x = 5 cm dan y = 3 cm, atau pada koordinat (5, 3). Vektor posisi partikel A dinyatakan sebagai berikut. rA = xAi + yA j = (5i + 3j) cm. 2 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 3. 2. Perpindahan Perpindahan adalah perubahan posisi (kedudukan) suatu benda dalam y waktu tertentu. Sebuah partikel berpindah dari titik P ke titik Q menurut Q lintasan kurva PQ, seperti pada Gambar 1.4. Apabila posisi titik P dinyatakan P sebagai rP dan posisi titik Q dinyatakan sebagai rQ maka perpindahan yang Δr terjadi dari titik P ke titik Q tersebut adalah vektor Δ r, yaitu rP rQ Δr = rQ – rP (1–2) Persamaan (1–2) jika diubah dalam kalimat dapat dinyatakan bahwa x perpindahan suatu benda sama dengan posisi akhir benda dikurangi posisi awal. Gambar 1.4 Bagaimanakah cara menentukan besar perpindahan yang dilakukan oleh Garis putus-putus menyatakan partikel tersebut? Setiap benda membutuhkan waktu untuk berpindah atau lintasan partikel. Perpindahan posisi partikel dari posisi awal mengubah kedudukannya. Dalam kasus perpindahan tersebut, pada saat t = t1, di titik P ke posisi titik Q partikel berada di titik P dengan vektor posisinya rP. Pada saat t = t2, partikel dinyatakan dengan Δr.. berada di titik Q dengan vektor posisinya rQ. Kemudian, apabila rP= (xPi + yPj) dan rQ = (xQi + yQj), Persamaan (1–2) dapat dituliskan menjadi rPQ = (xQi + yQj) – (xPi + yPj) = (xQ – xP)i + (yQ – yP)j. Apabila xQ – xP = Δx dan yQ – yP = Δy, serta perpindahan yang dilakukan y partikel rPQ dinyatakan sebagai Δr, Persamaan (1–2) berubah menjadi Q Δr Δr = Δxi + Δyj (1–3) P Δy θ Δx Oleh karena besar perpindahan partikel Δr sama dengan panjang vektor Δr maka dapat dituliskan rP rQ | Δr| = ( Δx )2 + ( Δy)2 (1–4) x Arah perpindahan partikel dapat ditentukan dari besar sudut yang Gambar 1.5 dibentuk oleh vektor perpindahan Δ r terhadap sumbu-x. Perhatikanlah Perpindahan vektor Δ r menurut Gambar 1.5 berikut. sumbu-x adalah sebesar Δ x dan Apabila sudut yang dibentuk oleh vektor perpindahan Δ r terhadap menurut sumbu-y sebesar Δ y. sumbu-x adalah θ , arah perpindahan vektor Δr dinyatakan sebagai Δy tan θ = (1–5) Δx Contoh 1.1 Sebuah titik materi bergerak dari titik P (3, 2) ke titik Q (11, 8). Tuliskanlah vektor posisi titik itu ketika berada di titik P dan di titik Q. Hitunglah vektor perpindahan dari titik P ke titik Q serta besar dan arah vektor perpindahan tersebut. Jawab Diketahui: koordinat di titik P (3, 2) dan di titik Q (11, 8). Vektor posisi di titik P (rP) dan vektor posisi di titik Q (rQ) adalah rP = 3i + 2j r Q = 11i + 8j Vektor perpindahan dari titik P ke titik Q adalah Δ r yang diperoleh sebagai berikut Δ r = rQ – rP = (11i + 8j) – (3i + 2j) Δ r = 8i + 6j Besar vektor Δr adalah | Δ r| = 8 2 + 6 2 = 100 = 10 satuan Gerak dalam Dua Dimensi 3
  • 4. Δy 6 3 Arah perpindahan vektor itu adalah tan θ = = = sehingga θ = 37° Δx 8 4 Jadi, vektor perpindahan adalah Δr = 8i + 6j, panjang perpindahannya 10 satuan, dan sudut arah perpindahannya 37° terhadap arah sumbu-x positif. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut. y 8 Δr 2 θ rP rQ x 0 3 11 3. Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat Secara matematis, kecepatan didefinisikan sebagai perubahan posisi per satuan waktu. Di Kelas X, Anda telah mempelajari tentang kecepatan yang terbagi atas kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. Sekarang, Anda akan membahas analisis mengenai kedua jenis kecepatan tersebut ditinjau dari perhitungan vektor. a. Kecepatan Rata-Rata Perhatikanlah Gambar 1.6. Posisi benda di titik P pada saat t dinyatakan sebagai r. Kemudian, benda tersebut berpindah selama selang waktu Δt sejauh Δr sehingga pada saat t + Δt, benda berada di titik Q dengan posisi r + Δr. y Q Δr P r + Δr r Gambar 1.6 Sebuah benda berpindah secara Δt x linear dari titik P ke titik Q. 0 t1 t2 Berdasarkan Persamaan (1–3) dapat dituliskan perpindahan posisi benda adalah sebagai berikut. Δr = (r + Δr) – r Berdasarkan definisi matematis kecepatan, dapat dituliskan v= ( r + Δr ) − r = Δr (1–6) (t + Δt ) − t Δt Δr dengan v atau disebut kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata Δt benda dalam arah sumbu-x dan sumbu-y dapat dicari dengan cara memasukkan nilai Δr dari Persamaan (1–3) sebagai berikut. Δx i + Δy j Δx Δy v= = i+ j (1–7) Δt Δt Δt 4 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 5. Perhatikanlah Gambar 1.7. Gambar tersebut menunjukkan grafik perpindahan benda dari titik P ke titik Q menurut sumbu-x. x x2 Q Gambar 1.7 Apabila gerak benda hanya pada Δ x = x2 – x1 arah sumbu-x maka kecepatan x1 P rata-rata benda v x adalah Δ t = t2 – t1 kemiringan garis yang menghubungkan titik P dengan Δx t titik Q, yaitu . t1 t2 Δt Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa selama selang waktu Δt, benda berpindah sejauh Δx. Oleh karena itu, kecepatan rata-rata benda dalam arah Δx sumbu-x, yaitu dituliskan dengan lambang vx . Apabila benda tersebut Δt juga berpindah menurut sumbu-y, kecepatan rata-rata benda dalam arah Δy sumbu-y, yaitu dituliskan dengan lambang v y . Dengan demikian, Δt kecepatan rata-rata sebuah benda pada bidang xy dapat dituliskan sebagai berikut. Δr v= = v xi + v y j (1–8) Δt Besar kecepatan rata-rata benda dapat dihitung menggunakan per- samaan berikut. | v| = vx2 + vy2 (1–9) Perlu Anda b. Kecepatan Sesaat Ketahui Kecepatan sesaat suatu benda dapat diketahui dengan cara menghitung dr dx , dan dy disebut kecepatan rata-rata benda tersebut untuk selang waktu yang sangat singkat , dt dt dt atau Δt mendekati nol. Penulisannya secara matematis adalah sebagai berikut. fungsi turunan posisi (r, x, atau y) terhadap waktu t. Δr lim v = Δt → 0 v = Δ t → 0 lim (1–10) Rumus fungsi turunan: Δt dr r = at n → = nat n −1 Perhatikanlah Gambar 1.8 berikut. dt contoh: dr x r = 3t 4 → dt ( = (4 )(3) t 4 −1 ) S = 12t 3 R Q P Δ t3 Gambar 1.8 Grafik x terhadap t untuk selang Δ t2 waktu Δ t yang semakin kecil. Δ t1 t t1 t2 t3 t4 Gerak dalam Dua Dimensi 5
  • 6. Dari gambar tersebut, dapat Anda lihat bahwa kemiringan garis yang menyatakan kecepatan rata-rata suatu benda akan semakin curam apabila selang waktu perpindahannya semakin kecil. Oleh karena itu, kecepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai kemiringan garis tangensial pada titik P, yaitu turunan posisi terhadap waktu. Pada Gambar 1.8, kecepatan sesaatnya secara matematis dituliskan sebagai berikut. lim Δ x = dx v = Δt → 0 (1–11) Δt dt Dalam kajian vektor, kecepatan sesaat benda yang bergerak menurut sumbu-x dan sumbu-y dinyatakan sebagai berikut. Δr dr dx dy v = lim = = i+ j (1–12) Δ→ t 0 Δt dt dt dt dx dy y Oleh karena = vx dan = vy maka Persamaan (1–12) dapat dituliskan vy v dt dt menjadi P θ v = vxi + vy j (1–13) vx Besarnya kecepatan sesaat atau kelajuan rata-rata benda dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. |v| = vx2 + vy2 (1–14) x Perhatikanlah Gambar 1.9. Dari grafik kecepatan terhadap waktu benda Gambar 1.9 di titik P yang memiliki kecepatan v, arah kecepatan benda di titik tersebut Arah percepatan v di titik P terhadap sumbu-x dinyatakan dengan θ . terhadap sumbu-x positif. Besar θ secara matematis, dapat diperoleh sebagai berikut vy tan θ = (1–15) vx Perlu Anda dengan: vx = v cosθ , dan Ketahui vy = v sinθ . Pada buku ini, besaran vektor ditulis dengan huruf tebal dan miring, Contoh 1.2 contohnya: r, v, a. Adapun, Sebuah partikel sedang bergerak pada suatu bidang dengan sumbu koordinat x vektor satuan ditulis dan y. Posisi partikel berubah terhadap waktu mengikuti persamaan r = (6 + 3t)i + dengan huruf tebal dan tegak, contohnya: i, j, (8 + 4t)j dengan r dalam meter dan t dalam sekon. Tentukanlah: dan k. a. perpindahan partikel dalam selang waktu t = 0 hingga t = 2 sekon; b. besar kecepatan rata-rata partikel dalam selang waktu t = 0 hingga t = 2 sekon; c. besar dan arah kecepatan partikel pada saat t = 2 sekon. Jawab Diketahui: vektor posisi partikel, yaitu r = (6 + 3t)i + (8 + 4t)j. a. t1 = 0 sekon adalah r1 = [6 + (3)(0)]i + [8 + (4)(0)]j = (6i + 8j) meter. t2 = 2 sekon adalah r2 = [6 + (3)(2)]i + [8 + (4)(2)]j = (12i + 16j) meter. Perpindahan partikel dari t1 = 0 sekon hingga t2 = 2 sekon adalah Δr = r2 – r1= (12i + 16j) – (6i + 8j) = (6i + 8j) meter Besar vektor Δr adalah Δr = | Δr| = 6 2 + 8 2 = 100 = 10 m. b. Kecepatan rata-rata partikel adalah 6i + 8 j (3i + 4j) m/s v = Δr = = Δt 2−0 6 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 7. Besar kecepatan rata-rata partikel adalah v = 32 + 4 2 = 5 m/s. c. Vektor kecepatan partikel sebagai fungsi waktu ditentukan sebagai berikut. vx = dx = d (6 + 3t) = 3 m/s dt dt dy d vy= = (8 + 4t) = 4 m/s dt dt Dengan demikian, diperoleh vektor kecepatan sesaat partikel adalah v = vxi + vy j = (3i + 4j) m/s. Jelajah Besar kecepatan sesaat partikel adalah Fisika v = 32 + 4 2 = 5 m/s. Galileo Galilei (1564–1642) Arah vektor kecepatan sesaat terhadap sumbu-x adalah θ dengan v tan θ = y = 4 vx 3 θ = 53°. Contoh 1.3 Perhatikan grafik kedudukan (x) terhadap waktu (t) berikut. x (m) 12 Galileo lahir di Pisa, Italia. Pada umur 19 tahun, ia mempelajari matematika dan mengembangkan penelitiannya tentang gerak mekanik, terutama mengenai gerak di bidang miring, gerak pendulum, t (s) dan gerak jatuh bebas. Saat 0 3 8 12 mengajar di Universitas Padua, ia menjadi penyokong teori Copernicus mengenai sistem Tentukanlah kecepatan rata-rata benda dalam selang waktu: Matahari, yang bertentangan a. antara t = 0 sampai t = 3 s; dengan teori yang diakui saat b. antara t = 3 sampai t = 8 s; dan itu. Saat menerbitkan karyanya, c. antara t = 8 sampai t = 12 s. ia disidang untuk menyangkal hasil penelitiannya, namun ia Jawab tetap yakin dengan penelitiannya dan tidak mau menyerah. Δx i Setelah ia dijatuhi hukuman Diketahui: grafik x–t dan kecepatan rata-rata v = . Δt tahanan rumah, ia meninggal a. Kecepatan rata-rata benda antara t = 0 sampai t = 3 s adalah pada umur 78 tahun. Walaupun begitu, ia menyelesaikan (12 − 0) i m v= penelitiannya mengenai gerak. (3 − 0)s = 4i m/s Karya tulisnya, kemudian diselundupkan dari Italia dan b. Kecepatan rata-rata benda antara t = 3 sampai t = 8 s adalah diterbitkan di Belanda. v= (12 − 12) i m Sumber: www.hao.ucar.edu = 0i m/s (8 − 3)s c. Kecepatan rata-rata benda antara t = 8 sampai t = 12 s adalah v= (0 − 12) i m = –3i m/s (12 − 8)s Gerak dalam Dua Dimensi 7
  • 8. Perlu Anda 4. Menetukan Posisi dari Fungsi Kecepatan Ketahui Fungsi posisi suatu benda, yaitu koordinat benda (x, y) dapat diperoleh dengan cara mengintegralkan persamaan kecepatan benda sebagai fungsi ∫ adalah lambang integral. waktu. rumus integral: Dalam arah sumbu-x, fungsi posisi benda diturunkan sebagai berikut. a n +1 r = ∫ at n dt → r = t dx n +1 vx = atau dx = vx dt contoh: dt Posisi x ditentukan dengan 3 4 3 +1 x t t r = ∫ 4t dt → r = t ∫ dx = ∫ vx dt ⇒ x – x0 = ∫ vx dt 3+1 x0 0 0 = t4 t x = x0 + ∫ vx dt 0 Dalam arah sumbu-y, fungsi posisi benda diturunkan sebagai berikut. dy vy = atau dy = vy dt dt Posisi y ditentukan dengan Solusi y t ∫ dy = ∫ vy dt ⇒ y – y0 = ∫ vy dt t Cerdas y0 0 0 t Sebuah mobil dengan kecepatan 36 km/jam direm mendadak y = y0 + ∫ vy dt 0 sehingga terbentuk bekas di (x 0, y 0) menyatakan koordinat posisi awal benda, sedangkan (x, y) jalan sepanjang 20 m. Waktu pengereman yang dibutuhkan menyatakan koordinat posisi benda setelah bergerak dalam selang waktu t. sampai mobil tersebut berhenti Apabila dituliskan dalam bentuk vektor, posisi benda dapat dituliskan adalah .... sebagai berikut a. 2 s d. 8 s b. 4 s e. 10 s r = xi + yj c. 6 s t t Penyelesaian r = (x0 + ∫ vx dt)i + (y0 + ∫ vy dt)j (1–16) Diketahui: v0 = 36 km/jam 0 0 = 10 m/s Δ r = luas segitiga maka, atau r = r0 + ∫ v dt (1–17) 1 20 = ( )(t)(10) 2 Secara matematis, integral adalah penjumlahan yang kontinu. Dengan t =4s demikian, posisi benda dapat ditentukan dengan metode grafik sebagai v berikut. Apabila kecepatan sebuah benda dinyatakan dengan persamaan 10 vx = 2t + 5, posisi benda adalah t t t t x = ∫ (2t + 5) dt = ∫ 2t dt + ∫ 5 dt = t2 + 5t 0 0 0 0 Misalkan, batas integral adalah dari t = 0 sampai dengan t = 2. Dengan memasukkan nilai batas integral, didapatkan perpindahan benda adalah t 2 0 t x = t2 + 5t 0 = [22 + (5)(2)] – [02 + (5)(0)] = 14 Jawab: d Cara lain untuk menentukan perpindahan benda adalah dengan meng- Soal SMPB 2005 Regional III hitung luas daerah di bawah kurva v(t). v (m/s) 9 x = luas daerah di bawah kurva v (t) Gambar 1.10 = luas trapesium 5 Luas daerah yang diarsir 1 menyatakan besar perpindahan = ( )(5 + 9)(2) = 14 2 yang dilakukan benda dalam selang waktu t = 0 sampai dengan t = 2. t (s) 0 2 8 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 9. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa besar perpindahan benda sama dengan luas di bawah kurva kecepatan sebagai fungsi waktu v(t). Secara matematis dituliskan sebagai berikut. (1–18) Δr = ∫ v dt Contoh 1.4 Sebuah benda bergerak pada bidang xy. Pada posisi awal, benda berada pada koordinat (3,2) m. Komponen-komponen kecepatan benda memenuhi persamaan vx = 12 + 4t dan vy = 9 + 3t dengan v x dan vy dalam m/s, dan t dalam sekon. Tentukanlah: a. persamaan umum vektor posisi benda, b. posisi benda pada saat t = 3 sekon, dan c. perpindahan benda antara t = 1 sekon dan t = 3 sekon. Jawab Diketahui: posisi awal benda (3, 2) m, vx = 12 + 4t, dan vy = 9 + 3t. a. Posisi awal benda (3,2) m maka x0 = 3 m dan y 0 = 2 m. Dengan demikian, diperoleh t t r = (x0 + ∫ vx dt)i + (y0 + ∫ vy dt)j 0 0 t t r = [3 + ∫ (12 + 4t)]i + [2 + ∫ (9 + 3t)]j 0 0 3 2 r = (3 + 12t + 2t2 )i + (2 + 9t + t )j. 2 b. Posisi benda pada saat t = 3 sekon adalah x = 3 + (12)(3) + (2)(32) = 57 m 3 y = 2 + (9)(3) + ( )(32) = 42,5 m 2 Jadi, pada saat t = 3 sekon vektor posisi benda dapat dituliskan sebagai r = (57i + 42,5j ) meter. 3 2 c. Pada t1 = 1 sekon maka r1 = [3 + (12)(1) + (2)(12)]i + [2 + (9)(1) + ( )(1 )]j 2 = (17i + 12,5j) meter 3 Pada t2 = 3 sekon maka r2 = [3 + (12)(3) + (2)(32)]i + [2 + (9)(3) + ( )(32)]j 2 = (57i + 42,5j) meter Perpindahan partikel dari t1 = 1 sekon hingga t2 = 3 sekon adalah Δ r = r2 – r1 = (57i + 42,5j) – (17i + 12,5j) = (40i + 30j) meter Besar vektor Δ r adalah Sumber: Fisika untuk Sains dan Teknik, | Δ r| = 40 2 + 30 2 = 2.500 = 50 meter 1991 Gambar 1.11 Foto dari sebuah apel yang 5. Percepatan Rata-Rata dan Percepatan Sesaat dijatuhkan. Gambar diambil sebanyak 60 kali setiap sekon Percepatan adalah perubahan kecepatan per satuan waktu. Perubahan agar percepatannya dapat kecepatan per satuan waktu yang bernilai positif disebut percepatan, sedangkan diamati. Percepatan apel ditandai dengan jarak antartitik yang bernilai negatif disebut perlambatan. Sebagaimana halnya dengan apel yang semakin besar di kecepatan, pembahasan percepatan juga terbagi atas dua, yaitu percepatan rata- bagian bawah foto. rata dan percepatan sesaat. Gerak dalam Dua Dimensi 9
  • 10. a. Percepatan Rata-Rata Perhatikanlah Gambar 1.12. Grafik kecepatan terhadap waktu pada gambar tersebut menyatakan gerak benda yang berpindah dengan kecepatan tertentu setiap saatnya. Apabila pada saat t kecepatan benda adalah v dan pada saat t + Δ t kecepatannya v + Δ v, percepatan rata-rata benda tersebut ( a ) v (m/s) dinyatakan sebagai berikut. v2 a a= (v + Δv) − v = Δv Δv (1–19) v1 (t + Δt ) − t Δt Δt Penulisan Persamaan (1–19) dalam bentuk vektor dalam arah sumbu-x dan sumbu-y adalah sebagai berikut. Δv x i + Δv y j Δvx Δv y t1 t2 t(s) a= = i+ j (1–20) Δt Δt Δt Gambar 1.12 Oleh karena Δvx = a x dan Δvy = a y, Persamaan (1–20) dapat ditulis menjadi Grafik percepatan a = ax i + ay j (1–21) Besar percepatan rata-rata dinyatakan sebagai Jelajah | a| = ax 2 + ay 2 (1–22) Fisika Arah percepatan rata-rata dapat dituliskan sebagai berikut. Jatuh Bebas ay tan θ = (1–23) ax b. Percepatan Sesaat Percepatan sesaat merupakan kecepatan rata-rata untuk selang waktu Δ t yang sangat kecil atau mendekati nol. Secara matematis, persamaannya dituliskan sebagai berikut. Δ v dv a = Δt → 0 a = Δt → 0 lim lim = (1–24) Δt dt Apabila vektornya disesuaikan menurut arah sumbu-x dan sumbu-y, Persamaan (1–24) berubah menjadi Dahulu orang percaya pada gagasan Aristoteles mengenai benda jatuh, yaitu benda yang dv x dv y lebih berat akan lebih dulu a= i+ j = axi + ay j (1–25) dt dt mencapai tanah dibandingkan benda yang lebih ringan. Melalui dr percobaannya dengan mengukur Oleh karena v = maka Persamaan (1–25) dapat dituliskan sebagai waktu tempuh bola-bola yang dt digelindingkan pada suatu bidang berikut miring, Galileo membantah gagasan Aristoteles tersebut. dv d ⎛ dr ⎞ d 2 r d 2 x d 2 y Dari hasil percobaannya, Galileo a= = ⎜ ⎟= = i+ j (1–26) dt dt ⎝ dt ⎠ dt dt dt berkesimpulan bahwa waktu yang dibutuhkan kedua benda jatuh untuk mencapai tanah adalah sama. Contoh 1.5 Sumber: Jendela Iptek, 1997 Sebuah partikel bergerak dengan fungsi kecepatan v(t) = 2t2 – 3t + 10 jika v dinyatakan dalam m/s dan t dalam sekon, tentukanlah: a. percepatan rata-rata partikel untuk selang waktu t = 2 sekon sampai t = 4 sekon, b. percepatan awal partikel, dan c. percepatan partikel pada saat t = 6 sekon. 10 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 11. Jawab Diketahui: v(t) = 2t2 – 3t + 10. a. Untuk menghitung percepatan rata-rata, tentukan lebih dahulu Δ v dan Δ t sebagai berikut. Persamaan umum kecepatan adalah v(t) = 2t2 – 3t + 10 sehingga untuk t2 = 4 sekon, v2 = 2(4)2 – 3(4) + 10 = 30 m/s untuk t1 = 2 sekon, v1 = 2(2)2 – 3(2) + 10 = 12 m/s Δv v −v 30 − 12 Diperoleh a = = t2 − t 1 = = 9 m/s2. Δt 2 1 4−2 b. Persamaan umum percepatan sesaat diperoleh sebagai turunan pertama dari fungsi kecepatan, yaitu a = dv = dt (2t2 – 3t + 10) = (4t – 3) m/s2. dt d Percepatan awal partikel adalah percepatan pada t = 0 sehingga a = 4(0) – 3 = –3 m/s2. c. Percepatan partikel pada saat t = 6 sekon adalah a = 4(6) – 3 = 21 m/s2. Contoh 1.6 v (m/ s) Sebuah mobil bergerak dengan grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) seperti terlihat pada gambar disamping. Tentukanlah: 8 a. percepatan rata-rata benda antara t = 0 sekon sampai t = 4 sekon, dan b. percepatan rata-rata benda antara t = 4 sekon sampai t = 8 sekon Jawab 2 Diketahui: grafik v – t. a. Percepatan rata-rata benda antara t = 0 sampai t = 4 sekon, yaitu t (s) 0 4 8 v −v a = Δv = 2 1 = 8 − 2 = 1,5 m/s2. Δt t 2 − t1 4−0 b. Percepatan rata-rata benda antara t = 4 sampai t = 8 sekon, yaitu v −v a = Δv = 2 1 = 0 − 8 = –2 m/s2. Δt t 2 − t1 8−4 6. Menentukan Kecepatan dari Fungsi Percepatan a Fungsi kecepatan dapat diperoleh dari fungsi percepatan dengan metode integral, yaitu kurva a (t) t v = v0 + ∫ a dt t 0 ∫ a dt = luas daerah di 0 bawah kurva atau v = (vox + ∫ ax dt)i + (voy + ∫ ay dt)j (1–27) Secara matematis, integral adalah penjumlahan yang kontinu. Metode yang digunakan untuk memeroleh nilai kecepatan dari fungsi percepatan dapat t dilakukan dengan analogi pada cara untuk mendapatkan nilai perpindahan dari fungsi kecepatan. Perhatikan Gambar 1.13. Kecepatan partikel secara grafik Gambar 1.13 dapat ditentukan sebagai berikut. Luas daerah yang diarsir Besar kecepatan = luas daerah di bawah kurva a (t) menyatakan besar kecepatan yang dilakukan benda dalam selang waktu t. Gerak dalam Dua Dimensi 11
  • 12. Contoh 1.7 Sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal 3 m/s. Jika benda mengalami percepatan a (t) = (4t –2) m/s2, tentukanlah: a. persamaan kecepatan benda, dan b. kecepatan benda pada t = 2 sekon. Jawab Diketahui: vo = 3 m/s dan a(t) = (4t – 2) m/s2. a. Kecepatan dapat diperoleh dari fungsi percepatan dengan metode integral. v = v0 + ∫ a dt = 3 + ∫ (4t – 2) dt = (3 + 2t2 – 2 t) m/s2. b. Kecepatan benda pada saat t = 2 sekon adalah v = 3 + (2)(2)2 – (2)(2) = 7 m/s. Solusi 7. Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Cerdas Beraturan v (m/s) Di Kelas X, Anda telah mengenal dan mempelajari dua jenis gerak lurus, 20 yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Pada gerak lurus beraturan, kecepatan gerak benda tetap dan percepatan benda sama dengan nol. Persamaan geraknya diperoleh melalui persamaan s t ds v= ⇒ ds = v dt ⇒ s∫ ds = t∫ v dt dt 0 0 t (s) Pada GLB, nilai v tetap dan tidak bergantung pada waktu sehingga 0 4 10 12 persamaan dapat dituliskan menjadi Sebuah mobil bergerak dengan s t grafik kecepatan terhadap ∫ ds = v ∫ dt ⇒ s – s0 = vt waktu, seperti terlihat pada s0 t0 gambar. Pada Interval waktu Dengan demikian, dapat dituliskan persamaan antara 10 sekon hingga 12 sekon, mobil bergerak .... s = s0 + vt (1–28) a. lurus diperlambat dengan perlambatan 10 m/s2 dengan s0 merupakan jarak tempuh benda pada saat t = 0. b. lurus dipercepat dengan Pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB), benda bergerak dengan percepatan 10 m/s2 c. lurus dipercepat dengan percepatan tetap. Persamaan geraknya diperoleh melalui vt t percepatan 5 m/s2 dv d. lurus diperlambat dengan a= ⇒ dv = a dt ⇒ ∫ dv = ∫ a dt perlambatan 10 m/s2 dt v0 0 e. lurus beraturan dengan Pada GLBB, nilai a tetap dan tidak bergantung waktu sehingga persamaan kecepatan tetap sebesar dapat dituliskan menjadi 10 m/s vt t Penyelesaian ∫ dv = a ∫ dt ⇒ vt – v0 = at t1 = 10 → v1 = 20 m/s v0 0 t1 = 10 → v1 = 20 m/s Dengan demikian, diperoleh persamaan sebagai berikut. Dalam selang waktu antara 10 vt = v0 + at (1–29) sekon hingga 12 sekon v 2 − v 1 0 − 20 atau a= = t 2 − t1 12 − 10 vt − v0 a = -10 m/s2 t= (1–30) a Jawab: a Apabila Persamaan (1–29) diintegralkan, akan diperoleh jarak tempuh benda, yaitu ds v(t) = ⇒ ds = v(t) dt dt 12 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 13. Oleh karena v (t) = v0 + at maka s t t ∫ ds = ∫ v(t)dt = ∫ (v + at )dt s0 0 0 0 t t t t s – s0 = ∫ v0 dt + ∫ (at)dt = v0 ∫ dt + a ∫ t dt 0 0 0 0 1 s – s0 = v0 t + at 2 2 1 s = s0 + v0 t + at 2 (1–31) 2 Jika s0 = 0, akan diperoleh persamaan 1 s = v0 t + at 2 (1–32) 2 Kemudian, jika Persamaan (1–30) disubstitusikan ke Persamaan (1–32) diperoleh Kata Kunci ⎛ vt − v0 ⎞ 2 1 ⎛ vt − v0 ⎞ • Vektor posisi s = v0 ⎜ ⎝ a ⎟ + 2 a⎜ a ⎟ • Vektor kecepatan ⎠ ⎝ ⎠ • Vektor percepatan • Gerak lurus beraturan ⎛ v0 vt − v0 2 ⎞ 1 ⎛ vt 2 − 2vt v0 − v0 2 ⎞ • Gerak lurus berubah s= ⎜ ⎝ a ⎟ + 2 a⎜ ⎠ ⎝ a2 ⎟ ⎠ beraturan ⎛ v0 vt − v0 2 ⎞ ⎛ v 2 − 2vt v0 − v0 2 ⎞ 2s = 2 ⎜ ⎟ + a⎜ t ⎟ ⎝ a ⎠ ⎝ a ⎠ 2as = 2v0 vt – 2v0 + vt – 2v0vt + v0 2 2 2 vt2 = v02 + 2as (1–33) Contoh 1.8 Besar kecepatan suatu partikel yang mengalami perlambatan konstan ternyata berubah dari 30 m/s menjadi 15 m/s setelah menempuh jarak sejauh 75 m. Setelah menempuh jarak berapa lagi partikel tersebut berhenti? Jawab Diketahui: v0 = 30 m/s, vt1 = 15 m/s, vt2 = 0 m/s, dan s = 75 m v0 = 30 m/s vt1 = 15 m/s vt2 = 0 (berhenti) s1 = 75 m/s s2 = ? vt12 − v0 2 152 − 302 a= = = − 4,5 m/s2. 2 s1 2 (75) vt 2 2 − vt12 02 −152 s2 = = = 25 m. 2a 2 ( −4,5) Gerak dalam Dua Dimensi 13
  • 14. Soal Penguasaan Materi 1.1 Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1. Seekor semut bergerak dari titik A (–2, 5) ke titik B vx = 12 + 3t dan vy = 16 + 4t dengan vx dan vy dalam (7, –7). Tentukanlah: m/s, dan t dalam sekon. Tentukanlah: a. vektor posisi semut itu saat berada di titik A a. persamaan umum vektor posisi benda, dan di titik B, dan b. posisi benda pada saat t = 2 sekon, dan b. vektor perpindahan dari titik A ke titik B, serta c. perpindahan benda antara t = 0 sekon dan t = 4 besar vektor perpindahan tersebut. sekon. 2. Sebuah partikel sedang bergerak pada suatu bidang 4. Sebuah partikel bergerak dengan fungsi kecepatan dengan sumbu koordinat x dan y. Posisi partikel v(t) = (2,5t – 4)i + (6t + 3)j dengan v dalam m/s dan berubah terhadap waktu mengikuti persamaan r = t dalam sekon. Tentukanlah: (3 – 6t + 3t2)i + (4 – 8t + 4t2)j dengan r dalam meter a. percepatan rata-rata partikel untuk selang dan t dalam sekon. Tentukanlah: waktu t = 0 sekon sampai t = 3 sekon, dan a. perpindahan partikel dalam selang waktu t = 2 b. percepatan benda pada t = 2 sekon. sekon sampai dengan t = 4 sekon, 5. Benda bergerak dengan kecepatan awal 3 m/s. Jika b. besar kecepatan rata-rata partikel dalam selang benda mengalami percepatan a(t) = (4t – 2) m/s2, waktu t = 2 sekon sampai dengan t = 4 sekon, dan tentukanlah: c. besar dan arah kecepatan partikel tersebut pada a. persamaan kecepatan benda, dan saat t = 2 sekon. b. kecepatan benda pada t = 2 sekon. 3. Sebuah benda bergerak pada bidang xy. Pada saat awal, benda berada di koordinat (5, 2) m komponen- komponen kecepatan benda memenuhi persamaan B Gerak Parabola Perhatikanlah lintasan yang dibentuk oleh bola basket yang dilemparkan ke dalam ring pada Gambar 1.14. Lintasan bola basket tersebut berbentuk parabola. Gerak yang lintasannya berbentuk parabola disebut gerak parabola. Contoh umum gerak parabola adalah gerak benda yang dilemparkan ke atas membentuk sudut tertentu terhadap permukaan tanah. Gerak parabola dapat dipandang dalam dua arah, yaitu arah vertikal (sumbu-y) yang merupakan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), dan arah horizontal (sumbu-x) yang merupakan gerak lurus beraturan (GLB). Perhatikan Gambar 1.15 berikut. Gambar 1.14 y Lintasan bola basket saat dilemparkan ke dalam ring akan vy v v = vx berbentuk parabola. vx vx v 0y v0 vy α vx 0 x v 0x Gambar 1.15 Arah gaya pada lintasan gerak v parabola. vy Gerak pada sumbu-x (horizontal) adalah gerak lurus beraturan karena kecepatan benda di setiap titik bernilai konstan dan berlaku persamaan vx = v0x = v0 cos α (1–34) 14 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 15. Adapun, jarak mendatar yang ditempuh oleh sebuah benda ditentukan oleh persamaan x = vx t = v0cos α t (1–35) Gerak pada sumbu-y (vertikal) adalah gerak lurus berubah beraturan, karena benda mengalami perubahan kecepatan akibat percepatan gravitasi Bumi. Dalam hal ini, arah gerak benda vertikal ke atas sehingga persamaan kecepatan geraknya pada setiap titik adalah vy = v0y – gt (1–36) oleh karena v0y = v0 sin α , Persamaan (1–36) dapat dituliskan menjadi vy = v0 sin α – gt (1–37) Posisi benda pada sumbu-y (menurut ketinggian) dapat dituliskan dengan persamaan berikut 1 y = v0y t – gt 2 (1–38) 2 atau 1 y = v0 sin α t – gt 2 (1–39) 2 1. Kecepatan dan Arah Kecepatan Benda di Sembarang Titik Pada gerak parabola, benda memiliki kecepatan pada komponen sumbu-x dan sumbu-y sehingga besar kecepatan benda di sembarang titik secara matematis, dirumuskan sebagai berikut. v= v2 + v2 x y (1–40) Arah kecepatan benda terhadap sumbu mendatar (sumbu-x) dirumuskan sebagai berikut. vy tan θ = (1–41) vx Oleh karena nilai vx selalu positif maka positif atau negatifnya sudut θ B bergantung pada nilai vy. v0 H 2. Beberapa Persamaan Khusus pada Gerak Parabola θ C A Persamaan-persamaan khusus gerak parabola ini hanya berlaku untuk X gerak parabola dengan lintasan dari tanah, kemudian kembali lagi ke tanah Gambar 1.16 seperti pada Gambar 1.16. Lintasan gerak parabola benda Pada contoh gerak parabola tersebut, suatu benda bergerak dari titik A dengan titik tertinggi di B dan dengan kecepatan awal v0 dan sudut θ . Benda tersebut mencapai titik titik terjauh di C. tertinggi di titik B dan jarak terjauh di titik C. a. Waktu untuk Mencapai Titik Tertinggi (Titik B) Pada saat benda yang melakukan gerak parabola mencapai titik tertinggi, kecepatan benda pada komponen vertikal (sumbu-y) vy = 0. Persamaannya adalah sebagai berikut. Gerak dalam Dua Dimensi 15
  • 16. vy = v0y – gtAB 0 = v0 sin α – gtAB gtAB = v0 sin α v0 sin α tAB = (1–42) g 1 Ketinggian benda di titik tertinggi adalah H = g(tBC) 2. Sifat simetri Solusi grafik parabola memperlihatkan bahwa waktu yang diperlukan benda untuk 2 Cerdas mencapai titik tertinggi dari posisi awal (tAB), sama dengan waktu tempuh Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan 60 m/s dan benda dari titik tertinggi ke jarak terjauh (t BC). Dengan demikian, akan sudut elevasi 30°. Ketinggian diperoleh persamaan maksimum yang dicapai peluru adalah .... v0 sinα 2H a. 30 m tAB = tBC = = (1–43) g g b. 45 m c. 50 m d. 90 m e. 100 m b. Tinggi Maksimum (H ) Penyelesaian Tinggi maksimum benda yang melakukan gerak parabola dapat diten- Diketahui: vo = 60 m/s tukan dari penurunan Persamaan (1–43) sebagai berikut. α = 30° g = 10m/s2 v0 sinα 2H v02 sin2 α 2H = dikuadratkan menjadi = sehingga diperoleh v 02 sin2 α g g g2 g H= 2g v0 2 sin 2α = (60)2 sin2 (30°) H= (1–44) (2)(10) 2g 1⎞ 2 c. Jarak Terjauh (X ) (3.600) ⎛ ⎜ ⎝ ⎟ 2⎠ Waktu tempuh untuk mencapai titik terjauh (titik C) sama dengan dua = 20 kali waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi (tAC = 2 tAB). Jarak = 45 m terjauh yang dicapai benda pada sumbu-x (dilambangkan dengan X) adalah Jawab: b ⎛ v sinα ⎞ ⎛ sin α ⎞ UMPTN 1997 Rayon B X = v0x tAC = v0 cos α 2 ⎜ 0 ⎟ = v0 2 ⎜ 2 ⎟ cos α ⎝ g ⎠ ⎝ g ⎠ Menurut trigonometri, 2 sin α cos α = sin2 α sehingga persamaan untuk jarak terjauh yang dapat dicapai benda dapat dituliskan v0 2 sin 2α X= (1–45) g Perbandingan antara jarak terjauh (X) dan tinggi maksimum (H) akan menghasilkan persamaan ⎛ v0 2 sin α co s α ⎞ X ⎜ ⎝ g ⎟ ⎠ 4 = = (1–46) H ⎛ v0 sin α ⎞ 2 2 tan α ⎜ ⎝ 2g ⎟ ⎠ 16 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 17. Contoh 1.9 Dari titik A di tanah, sebuah bola dilemparkan dengan kecepatan awal 20 m/s dan sudut elevasi 37° (sin 37° = 0,6). Jika g = 10 m/s2, hitunglah: a. komponen kecepatan awal dalam arah horizontal dan vertikal, b. kecepatan bola setelah 0,4 sekon, Jelajah c. posisi bola setelah 0,4 sekon, Fisika d. tinggi maksimum yang dapat dicapai bola, dan Loncat Batu Pulau Nias e. jarak lemparan terjauh yang dicapai bola. Jawab Diketahui: v0 = 20 m/s, α = 37°, dan g = 10 m/s2. a. Komponen kecepatan awal 1) Dalam arah horizontal v0x = v0 cos α = (20 m/s)(cos 37°) = (20 m/s)(0,8) = 16 m/s. 2) Dalam arah vertikal v0y = v0 sin α = (20 m/s)(sin 37°) = (20 m/s)(0,6) = 12 m/s. b. Kecepatan bola setelah 0,4 s (t = 0,4 s) 1) Kecepatan dalam arah horizontal tetap, yaitu vx = v0x = 16 m/s. Penduduk di Pulau Nias memiliki 2) Kecepatan dalam arah vertikal tradisi unik. Seorang pemuda vy = v0y – gt = 12 m/s – (10 m/s2)(0,4 s) = 8 m/s. Nias dewasa atau menginjak Dengan demikian diperoleh dewasa harus mampu meloncati batu yang tingginya sekitar 2 v= v2 + v2 = x y 16 2 + 82 meter, sebagai tanda keberanian, kedewasaan, dan kesatriaan. Gerak yang dilakukan = 8 5 m/s. oleh pemuda Nias ini merupakan c. Posisi bola setelah 0,4 s salah satu contoh gerak 1) Posisi pada arah horizontal parabola yang telah dikenal sejak x = vxt = (16 m/s)(0,4 s) = 6,4 m. dulu oleh para penduduk Nias. 2) Posisi pada arah vertikal Dalam menyelesaikan tantangan loncat batu ini, loncatan yang 1 2 dibuat peloncat harus memiliki y = v0yt – gt kecepatan awal tertentu, tinggi 2 maksimum, dan rentang 1 maksimum, sebagaimana yang = (12 m/s)(0,4 s) – ( )(10 m/s2)(0,4 s)2 2 telah Anda pelajari dalam = 5,6 m. materi gerak parabola. Dengan demikian, posisi bola setelah 0,4 s berada pada koordinat (6,4 m ; 5,6 m). Sumber: www.geocities.com d. Tinggi maksimum yang dicapai bola v0 2 sin 2α (20)2 (0,6)2 H= = = 7,2 m 2g 2(10) e. Jarak lemparan terjauh yang dicapai bola v0 2 sin 2α 2v 2 sin α cos α X= = 0 2g g 2(20 m /s)2 (0,6)(0,8) = 10m / s2 = 38,4 m Gerak dalam Dua Dimensi 17
  • 18. Contoh 1.10 Jangan Sebuah benda dilemparkan dari puncak sebuah gedung yang tingginya 40 m. Lupa Kecepatan awal benda 20 m/s dengan sudut elevasi 30°. Tentukan jarak terjauh dari rumus trigonometri, dalam arah mendatar yang dapat dicapai benda, dihitung dari dasar gedung. diketahui Jawab sin 2 α = 2 sin α cos α Diketahui: h= 40 m, v0 = 20 m/s, dan θ = 30°. Perhatikan gambar. Untuk menentukan jarak terjauh v 0y v0 = 20 m/s dalam arah mendatar (X), lebih dahulu A 30° Anda hitung waktu yang diperlukan v 0x benda untuk bergerak dari A ke B. Waktu ini bisa dihitung dari gerak vertikal ke atas (sumbu-y) sebagai berikut: ⎛ 1⎞ 40 m v0y = v0 sin 30° = (20 m/s) ⎜ ⎟ = 10 m/s ⎝ 2⎠ y = v0yt – 1 gt 2 2 B –40 = 10t – 1 (10)t2; bagi 5 X=? 2 –8 = 2t – t2 0 = t2 – 2t – 8 0 = (t + 2) (t – 4) Diperoleh t = –2 s (tidak digunakan) t=4s Dari gerak horizontal (sumbu -x), diperoleh x = v0t cos 30° ⎛1 ⎞ = (20 m/s)(4 s) ⎜ ⎝ 2 ⎟ = 40 3 m. 3 ⎠ Catatan: nilai y diambil harga negatif (–40) karena posisi akhir (titik B) berada di bawah posisi asal (titik A). Contoh 1.11 Sebuah mobil hendak menyeberangi sebuah parit yang lebarnya 4 m. Perbedaan tinggi antara kedua sisi parit itu adalah 15 cm, 15 cm seperti ditunjukkan pada gambar. Jika 4m percepatan gravitasi 10 m/s 2, berapakah kelajuan (v) minimum agar penyeberangan mobil dapat tepat berlangsung? Jawab Perhatikan kembali gambar. Dari gambar diketahui: y = 0,15 m, x = 4 m, v0x = v, v0y = 0, dan g = 10 m/s2. Pada kasus tersebut, gerak mobil merupakan perpaduan antara GLB pada arah mendatar dan GLBB (gerak jatuh bebas) dalam arah vertikal. Oleh karena itu, diperoleh 1) Dari gerak jatuh bebas diperoleh waktu untuk tiba di sisi parit bagian bawah sebagai berikut: 1 2y 2 (0,15m ) y= gt2 → t = = = 0,173 s. 2 g 10 m/s 2 18 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 19. 2) Dari gerak horizontal diperoleh kelajuan v sebagai berikut X 4m X = v0xt = vt → v = = 0,173s = 23 m/s. t Jadi, kelajuan minimum agar penyeberangan mobil dapat tepat berlangsung adalah v = 23 m/s. Mahir Meneliti a Membandingkan Waktu Tempuh Benda pada Gerak Jauh Bebas dan Gerak Parabola Alat dan Bahan 1. Penggaris plastik b 2. Karton tebal 3. Dua uang logam (koin) 4. Selotip Prosedur 1. Lipatlah karton tebal menjadi seperti huruf ''T'' terbalik dan pasangkan pada c penggaris plastik dengan menggunakan selotip. Kemudian, letakkan satu uang logam (koin) di setiap sisi karton. Perhatikanlah gambar. 2. Lengkungkanlah penggaris plastik, kemudian lepaskan. Koin yang berada di depan akan mengalami gerak parabola, sedangkan koin yang berada di belakang akan mengalami gerak jatuh bebas. 3. Dengarkanlah bunyi yang timbul saat kedua koin tersebut jatuh dari penggaris (a) Karton tebal yang telah plastik. Apakah yang dapat Anda simpulkan? dilipat. 4. Diskusikanlah kesimpulan Anda dengan teman sebangku dan guru Fisika (b) Lipatan karton tebal yang Anda. telah dipasangkan pada penggaris dan ditempati 2 keping uang logam. 3. Persamaan Vektor Gerak Parabola (c) Penggaris yang dilengkungkan sebelum Menurut analisis vektor, persamaan-persamaan gerak parabola dapat dilepaskan. dituliskan sebagai berikut. Vektor posisi pada gerak parabola adalah r = xi + yj 1 r = (v0 cos α t)i + (v0 sin α t – gt 2)j (1–47) 2 Vektor kecepatan gerak parabola adalah v = vxi + vy j v = (v0 cos α )i + (v0 sin α – gt 2)j (1–48) Dalam kehidupan sehari-hari, Anda banyak menjumpai contoh gerak melingkar. Bumi berputar mengelilingi Matahari dalam orbit yang mendekati lingkaran, demikian juga satelit-satelit yang bergerak dalam orbit melingkar mengelilingi Bumi. Mobil yang bergerak mengitari suatu sudut juga bergerak dalam busur melingkar. Kajian tentang gerak melingkar telah Anda pelajari di Kelas X. Dalam subbab ini, pembahasan gerak melingkar akan ditinjau secara umum menggunakan fungsi turunan dan integral. Contoh 1.12 Posisi peluru yang ditembakkan di atas bidang datar dengan sudut elevasi tertentu dinyatakan oleh persamaan r = [80ti + (60t – 5t2)j] m. Jika i dan j menyatakan vektor satuan dalam arah x dan y, serta t dalam sekon, tentukanlah: a. kecepatan awal peluru, b. sudut elevasi tembakan, c. kecepatan peluru di titik tertinggi, Gerak dalam Dua Dimensi 19
  • 20. d. waktu untuk mencapai jarak maksimum, dan e. jarak mendatar maksimum tembakan. Jawab Diketahui: r [80ti + (60t – 5t2)j] m a. Kecepatan awal peluru (t = 0), dr v= = 80i + (60 – 10t)j dt Pada t = 0 diperoleh v0 = 80i + 60j 2 2 |v0| = 80 + 60 = 100 m/s b. Sudut elevasi tembakan ( α ) v0 y 60 3 tan α = = = v0 x 80 4 α = 37 c. Kecepatan peluru di titik tertinggi v y = 0 sehingga peluru hanya memiliki komponen kecepatan sumbu-x Kata Kunci d. v = v0x = 80 m/s. Waktu untuk mencapai jarak maksimum (X) diperoleh apabila y = 0 • Gerak parabola (60t – 5t2) = 0 dan diperoleh t = 12 sekon • Tinggi maksimum • Jarak terjauh e. Jarak mendatar maksimum tembakan X = v0xt = 80t = (80)(12)= 96 m. Soal Penguasaan Materi 1.2 Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1. Satu peluru ditembakkan dengan kecepatan 100 m/s a. kecepatan awal peluru, dan membentuk sudut 37° terhadap arah mendatar. b. sudut elevasi tembakan, Tentukan: c. kecepatan peluru di titik tertinggi, a. waktu untuk mencapai titik tertinggi, d. jarak mendatar maksimum tembakan, dan b. tinggi maksimum yang dicapai peluru, e. tinggi maksimum yang dicapai peluru. c. jarak mendatar maksimum yang dicapai 3. Dua buah benda dilemparkan dengan kecepatan peluru, dan awal sama besar dan sudut elevasi berbeda, yaitu d. kecepatan peluru setelah 2 sekon. 30° dan 60°. Jika g = 10 m/s2, tentukanlah per- 2. Posisi peluru yang ditembakkan di atas bidang datar bandingan: dengan sudut elevasi tertentu dinyatakan oleh a. tinggi maksimum yang dicapai kedua benda; persamaan r = [120t i + (160t – 5t2)j]m. Apabila i b. jarak mendatar terjauh yang dicapai kedua dan j menyatakan vektor satuan dalam arah x dan benda. y, serta t dalam sekon. Tentukan: C Gerak Melingkar Di kelas X, Anda telah mempelajari bahwa suatu partikel dikatakan bergerak melingkar beraturan, jika partikel tersebut bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran atau busur lingkaran dengan kelajuan konstan. Walaupun kelajuan partikel tersebut tidak berubah, namun partikel tersebut tetap memiliki percepatan. Mengapa demikian? Anda tentu telah memahami bahwa percepatan partikel (perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu) merupakan perubahan kelajuan partikel tersebut. Namun, Anda tidak boleh lupa bahwa kecepatan merupakan besaran vektor. Oleh karena kecepatan merupakan besaran vektor, perubahan arah kecepatan saja (besar kecepatan tetap) akan menimbulkan percepatan, seperti yang terjadi pada gerak melingkar beraturan. 20 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI
  • 21. Perhatikanlah Gambar 1.17 berikut. Pada gambar tersebut ditunjukkan v hubungan antara vektor kecepatan dan percepatan pada gerak melingkar beraturan. Besar kecepatan dan percepatan pada gerak melingkar beraturan a v tidak berubah-ubah, namun arahnya selalu berubah-ubah setiap saat. Arah a kecepatan selalu menyinggung lintasan lingkaran (tangensial terhadap lingkaran), sedangkan percepatan selalu mengarah ke pusat lingkaran a sehingga disebut percepatan sentripetal. Perhatikanlah Gambar 1.18. Suatu partikel yang bergerak melingkar beraturan di titik P dengan jari-jari lingkaran r. Oleh karena arah kecepatan v selalu tegak lurus jari-jari r (tangensial terhadap lingkaran), sudut θ yang dibentuk oleh v terhadap garis vertikal di titik P akan sama besar dengan Gambar 1.17 sudut θ yang dibentuk oleh jari-jari r terhadap sumbu-x. Vektor kecepatan Arah vektor kecepatan dan di titik P tersebut dapat diuraikan menjadi vektor komponennya menurut percepatan pada gerak melingkar. sumbu-x dan sumbu-y, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.19 berikut. Dengan demikian, dapat dituliskan y v = vxi + vy j (1–49) v θ atau p v = (–v sin θ )i + (v cos θ )j (1–50) r yp θ x Perhatikan kembali Gambar 1.18. Dari gambar tersebut, Anda dapat xp yp xp mengganti sin θ dengan dan cos θ dengan sehingga Persamaan (1–50) r r dapat ditulis menjadi ⎛ vyp ⎞ ⎛ vx p ⎞ Gambar 1.18 v=⎜− i+ j (1–51) ⎝ r ⎟ ⎜ r ⎟ ⎠ ⎝ ⎠ Partikel P bergerak melingkar berlawanan arah jarum jam. Percepatan gerak melingkar beraturan dapat ditentukan dari turunan Vektor kecepatannya (v ) selalu berubah-ubah terhadap waktu, pertama Persamaan (1–51) sebagai berikut. walaupun besar vektor kecepatannya tetap ⎛ vyp ⎞ ⎛ vx p ⎞ d⎜ i+ j dv ⎝ r ⎟ ⎜ r ⎟ ⎠ ⎝ ⎠ a= = y dt dt v vy θ vx ⎛ v dyp ⎞ ⎛ v dxp ⎞ ⎜− r r ⎟ i+⎜ r r ⎟ j ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ x a= (1–52) dt dyp dx p Oleh karena = vy dan = vx serta vx = -v sin θ dan vy = -v cos θ dt dt maka Persamaan (1–52) dapat ditulis menjadi Gambar 1.19 ⎛ v 2 ⎞ ⎛v 2 ⎞ Kecepatan v dan komponen ⎜ − r cos θ ⎟ i + ⎜ r sin θ ⎟ j ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ vektornya menurut sumbu-x dan sumbu-y. a= (1–53) dt Vektor percepatan dan komponen vektornya menurut sumbu-x dan sumbu-y ditunjukkan oleh Gambar 1.20. Berdasarkan uraian gambar tersebut, dapat ditentukan besar percepatan sentripetal melalui persamaan berikut. Gerak dalam Dua Dimensi 21