Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
1. KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-FAKTOR
PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar (ISBD)
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Gina Hanindya Rini
NIM : K1A020022
Prodi/Kelas : FARMASI/A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
2. I
Daftar Isi
Cover
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..i
Pengertian, Konsep, Serta Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar ……………………………..1
Perubahan Sosial Dan Budaya: Pengertian Serta Faktor-Faktor Penyebabnya ……………7
Teori-Teori Kebudayaan Dan Teori-Teori Tentang Interaksi Sosial ……………………...13
Hirarkhi Kebutuhan Manusia Dan Kaitannya Dengan Kemunculan Budaya……………..19
Solidaritas Sosial Kota Dan Desa (Mekanis-Organis, Gemeinschaft-Gesselschaft,
Paguyuban-Patembayan)…………………………………………………………………...24
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………...…28
3. 1
1. Pengertian, Konsep, Serta Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
ISBD (llmu Sosial Budaya Dasar) adalah suatu ilmu pengetahuan yang dimana
berkaitan dengan konsep-konsep hubungan antar manusia yang biasa disebut social
dan juga hubungan berbagai budaya yang dikembangkan. Budaya-budaya tersebut
dikembangkan digunakan untuk mengkaji masalah-masalah kehidupan baik masalah
kemanusiaan, social, dan budaya. Ilmu Social Budaya Dasar adalah cabang ilmu
pengetahuan yang berasal dari integrasi dua keilmuan. Dua keilmuan tersebut adalah
ilmu social atau biasanya disebut ilmu sosiologi yang berasal dari kata sosio (social)
dan logos (ilmu) dan juga keilmuan budaya, yang dimana merupakan cabang dari
ilmu social. Perlu diketahui bahwa ilmu social adalah pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi suatu masalah social
disekitar kita. Sedangkan ilmu budaya adalah suatu ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, adanya mengkaji tentang masalah kemanusiaan dan
kebudayaan.
Jadi secara umum, pengertian Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD) adalah suatu
ilmu pengetahuan yang diharapkan memberikan pengertian dan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang berbagai konsep yang telah dikembangkan untuk
mengkaji masalah – masalah yang kita alami yaitu masalah social budaya. Istilah
Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD) ini pertama kali dikembangkan sebagai suatu
pengganti istilah basic humanitiesm, yang dimana berasal dari kata “The
Humanities”. Jadi dengan mempelajari “The Humanities” ini kita diharapkan
mampu untuk menjadi seseorang yang lebih manusiawi, lebih berbudaya dan juga
lebih halus. Dapat disimpulkan bahwa “The Humanities” ini berkaitan dengan
hubungan manusia sebagai makhluk social yang berbudaya. Agar mengetahui lebih
pasti mengenai Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD), kita sebaiknya mengetahui
pengertian dari para ahli mengenai kebudayaan. Berikut adalah pengertian
kebudayaan menurut pendapat ahli:
1. E. B. Tylor,
Menurut E. B. Tylor, budaya merupakan suatu keseluruhan kompleks
yang meliputi pengetahuan, kepercayan, kesenian, moral, keilmuan, hukum,
4. 2
adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang diporeleh oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton
Menurut R. Linton menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi
dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur – unsur pembentuknya di
dukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu. Pendapat R.
Linton ini dituliska dalan bukunya yang berjudul “The Cultural Background
of Personality”
3. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan system
gagasan, milik dari manusia dengan belajar.
4. Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi,
Menurut mereka dengan engatakan bahwa kebudayaan adalah semua
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5. Herkovits,
Pendapat Herkovits bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan
hidup yang diciptakan oleh manusia.
6. TakdirAlisyahbana
Beliau mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara
berfikir
Adapun latar belakang dari Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD) adalah bukan
hanya dengan melihat konteks budaya – budaya yang ada di Indonesia akan tetapi
Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD) sesuai dengan dengan pendidikan di Indonesia.
Dan juga Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD) dalam konteks budaya, negara dan
masyarakat Indonesia berkaitan dengan berbagai masalah – masalah berikut:
Fakta bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri berbagai
suku bangsa dengan berbagai macam budaya yang tercermin dalam masing-
masing kebudayaannnya.
Adanya proses pembangunan yang selama ini terus menerus menumbuhkan
dampak psitif dan negative yang berupa terjadinya pergeseran nilai budaya
sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Maka
akibat dari pengaruhnya adalah konflik dalam kehidupan.
5. 3
Kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia,
timbul konflik dengan tata nilai budayanya yang mengakibatkan manusia
bingung pada kemajuan yang diciptakan.
Adapun dalam Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD) ini terdapat berbagai konsep –
konsep yang terdapat didalamnya. Berikut adalah konsep- konsepnya:
Manusia dan Tanggung Jawab
Dasar dari tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang mau menjadi baik dan memperoleh
kebahagiaan.
Manusia dan Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagi perihal perilaku berbakti atau memperhamba
diri kepada tugas yang dianggap mulia.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia di dunia yang
dimaksud adalah hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama
manusia dan juga hubungan manusia dengan alam yang kita tempati.
Contohnya adalah pandangan hidup seorang petani Jawa yang memandang
bahwa tanah atau lingkungan sekitarnya sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari diri dan keluarganya.
Manusia dan Keindahan
Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi
kehidupan. Dan juga manusia secara umum adalah sebagai makhluk pribadi
dan makhluk social. Hal ini dikarenakan manusia perlu bantuan dari orang
lain. Oleh sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk
social. Adapaun keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu dan arti
keindahan itu sendiri yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai,
cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan pun identik dengan
kebenaran yang berarti sesuatu yang indah itu selalu mengandung
kebenaran. Walaupun misalnya kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan ini pun
bersifat universal, artinya yang tidak terikat oleh selera perorangan, waktu,
6. 4
tempat atau daerah tertentu,dan bersifat menyeluruh. Adapun contoh sesuatu
yang indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia
dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya.
Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan merupakan gambaran seseorang yang tidak tentram baik hati
maupun perbuatan. Kegelisahan dapat diartikan sebagai rasa khawatir
ataupun berupa sikap yang tidak tenang terhadap sesuatu.
Selain konsep - konsep diatas dalam mempelajari Ilmu Social Budaya Dasar
(ISBD) terdapat beberapa pokok- pokok bahasan. Pokok – pokok bahasan tersebut
menjadi interpretasi dari pengertian maupun pengaplikasian dari definisi-defini tentang
Ilmu Social Budaya Dasar diatas. Berikut adalah beberapa pokok – pokok bahasannya:
a. Manusia, Keragaman dan Kesederajatan
Keragaman ini dapat ditandai dengan banyaknya suku bangsa, agama,
ras hingga kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Keragaman –
keragaman yang dimiliki ini dapat menimbulkan dampak positif maupun
negative dalam berkehidupan social. Hal tersebut dapat pula diatasi dengan
adanya semangat pluralism, keterbukaan dan juga mengembangkan
kesederajatan. Dimana pluralism adalah paham yang menghargai adanya
perbedaan dalam suatu masyarakat dan memperbolehkan kelompok yang
berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-masing.
Kesederajatan tersebut akan sangat membantu untuk meminimalisir adanya
dampak negative dari keragaman.
b. Manusia, Sains dan Teknologi
Sains dan teknologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan
(discovery), penciptaan (invention) melalui berbagai bentuk kreasi dan
rekayasa yang dibuat dan diciptakan oleh manusia. Kegunaan perkembangan
sains dan teknologi melalui perkembangan IPTEK dalam menemukaan
kegunaannya sangatlah tergantung melalui berbagai aspek. Aspek – aspek
tersebut dilihat dari aspek nilai, moral norma dan juga hukum yang
mendasarinya. Adanya perkembangan IPTEK bagi manusia sangatlah
7. 5
berbahaya dan begitu juga manusia tanpa perkembangan IPTEK sangat
merugikan hingga menyebabkan keterbelakangan.
c. Manusia dan Lingkungan
Dalam kehidupan manusia lingkungan merupakan faktor yang cukup
signifikan. Sejak manusia dilahirkan kedunia ini manusia langsung
ditempatkan dilingkungkannya. Lingkungan dapat dibagi menjadi 2 jenis
yaitu lingkungan sosial dan lingkungan hidup atau lingkungan alam.
Lingkungan dapat diartikan sebagai suatu media dimana makhluk hidup
tinggal, mencari dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana
terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang
menempatinya, terutama manusia yang memilki peranan yang lebih
kompleks dan riil (Elly M.Setiadi,2006).
Jadi dalam pokok bahasan ini, perlakuan manusia terhadap
lingkungannya sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap
masyarakat yang berada di sekitarnya. Dan juga bagaimana menyikapi dan
mengelola lingkungan sekitarnya akan memunculkan pola – pola peradaban
kebudayaan.
Dalam mempelajari suatu ilmu, mengetahui tujuan dari suatu ilmu tersebut
sangatlah penting. Sama halnya dengan mempelajari Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD)
ini, kita seharusnya mengetahui dan memahami tujuan dari ilmu ini. Oleh karena itu
dibawah ini adalah beberapa tujuan dari mempelajari Ilmu Social Budaya Dasar
(ISBD):
a. Mengusahakan adanya kepekaan seseorang terhadap suatu lingkungan
budaya. Hal ini bertujuan agar dapat memudahkan beradaptasi atau
penyesuaian diri sesorang terhadap sesuatu yang sangat penting didunia
kerja kedepan.
b. Memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memperluas pandangan
masing – masing mengenai masalah social. Masalah social disini baik berupa
masalah kemanusiaan ataupun masalah budaya. Dengan demikian
terciptanya pola berpikir kritis terhadap sekitar yang menyangkut kedua
aspek tersebut.
8. 6
c. Berusaha untuk membentuk seseorang sebagai calon pemimpin, baik
pemimpin bangsa hingga yang lainnya dan juga mendidik agar selalu disiplin
pada masing- masing bidang yang ditekuni. Hal ini bertujuan agar calon
pemimpin ini tidak terjatuh pada sifat – sifat kedaerahan dan pengkotakan
disiplin yang ketat. Karena hingga saat ini pendidikan di Indonesia
mencerminkan sesuatu yang masih kedaerahan.
d. Memberi landasan pengetahuan dan wawasan yang luas sebagai bekal dalam
hidup bermsyarakat.
e. Mengembangkan kesadaran seseorang mengenai pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan juga
makhluk social dalam hidup bermasyarakat.
9. 7
2. Perubahan Sosial Dan Budaya: Pengertian Serta Faktor - Faktor Penyebabnya
Dalam kehidupan bersosial, khususnya bermasyarakat kita dapat jumpai adanya
perubahan – perubahan yang terjadi. Perubahan - perubahan yang terjadi pun dapat
dilihat oleh beberapa aspek baik berupa aspek budaya, social, ekonomi, teknologi
bahkan hingga ilmu pengetahuan. Akan tetapi kali ini saya akan membahas tentang
perubahan pada aspek social dan perubahan pada aspek budaya. Dimana perubahan
social dan budaya merupakan suatu perubahan yang memiliki ciri dengan berubahnya
struktur social dan perubahan pola budaya dalam ssuatu masyarakat. Perubahan social
budaya adalah sebuah gejala umum yang biasa terjadi dalam setiap masyarakat di
berbagai tempat. Perubahan social dan budaya ini selaras dengan hakikat sifat dasar
manusia yang selalu menginginkan dan mengadakan adanya perubahan. Adapun
menurut Hirchman penyebab terjadinya suatu perubahan pada masyarakat adalah
dengan adanya kebonasan pada masing – masing individu yang menyebabkan
perubahan semakin terdorong.
Adapun pengertian perubahan social adalah segala perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya terdiri dari nilai, sikap dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok masyarakat. Beberapa ahli pun memberikan pendapat – pendapat
mereka mengenai pengertian atau definisi dari perubahan social. Berikut adalah
pendapat ahli mengenai pengertian perubahan social:
William F.Ogburn
Menurut William F.Ogburn, ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-
unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial, yang ditekankan
adalah pengaruh besar unsur-unsur material terhadap unsur immaterial.
Kingsley Davis
Perubahan sosial menurut Davis adalah sebagai perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat. Misaalnya adalah berupa pengorganisasian
buruh menyebabkan perubahan hubungan buruh dan majikan dan seterusnya.
Max Iver
Perubahan sosial adalah sebagai perubahan yang berupa hubungan sosial
(social relationships) atau dapat diartikan sebagai perubahan terhadap adanya
10. 8
suatu keseimbangan (equilibrium) hubungan social. Hal ini terdapat dalam
bukunya yang berjudul A Text Book Fo Sociology.
Gillin dan Gillin
Perubahan sosial menjadi suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah
diterima, baik dikarenakan perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi maupun difusi ataupun penemuan
baru dalam masyarakat.
Selo Soemardjan
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga
-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Selain pendapat – pendapat tersebut perubahan social dapat diartikan sebagai
pergeseraan atau pergantian sebagian ataupun keseluruhan kultur maupun struktur yang
ada dalam masyarakat. Dan juga perubahan social dapat diartikan berupa gejala yang
universal yang artinya perubahan ini dapat terjadi di masyarakat pada kapanpun dan
dimana pun. Adanya perubahan social dan budaya dapat dirasakan oleh hamper semua
manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut adalah wajar.
Mengingat bahwa manusia memiliki kebutuhan - kebutuhan yang tidak terbatas dalam
kehidupan, seperti :
1. Perlatan dan perlengkapan hidup yang mencakup berupa pakaian,
perumahan, alat – alat rumah tangga, senjata, alat produksi dan transportasi.
Contoh, pada zaman nenek moyang kita memasak makanan dengan cara
membakarnya, pada zaman sekarang yaitu zaman modern memasak
makanan dengan menggunakan alat modern seperti oven ataupun makanan
yang diawetkan.
2. Pada mata pencarian, misalnya dalam system ekonomi yang meliputi
pertanian, peternakan dan sistem produksi. Contohnnya berupa kaum pria
atau laki – laki bekerja dengan cara berburu atau pekerjaan lainnya yang
biasanya berbahaya. Sementara kaum wanita berperan dengan tinggal di
rumah dengan mengurus rumah tangga dan mengasuh anak – anak mereka.
11. 9
Tapi pada zaman modern ini kaum wanita juga dapat bekerja baik menjadi
seorang pekerja yang sama dengan kaum laki – laki.
3. Sistem pada kemasyarakatan yang mencangkup sistem kekerabatan,
organisasi politik. sistem hukum dan sistem perkawinan. Sebagai contohnya
adalah pada masa kehidupan belum begitu kompleks orang-orang yang ada
ikatan darah atau keluarga selalu hidup bersama dalam satu rumah. Akan
tetapi pada saat ini ikatan masyarakat tidak hanya berdasarkan hubungan
kekerabatan, tetapi juga karena profesi, dan hobi yang sama, seperti ikatan
model Indonesia dan lain sebagainya.
4. Dalam aspek bahasa, yang dahulu bahasa hanya disampaikan dengan secara
lisan dan sekarang bahasa dapat disampaikan melalui berbagai dan beragam
media, baik berupa tulisan, sandi dan lain sebagainya.
5. Pada kesenian yang mencakup seni rupa, seni suara dan seni tari. Misalnya
adalah orang Jawa menganggap bahwa rumah yang indah adalah rumah yang
bernuansa gelap. Akan tetapi pada masa – masa sekarang ini masyarakat
Jawa sudah sangat menyukai rumah – rumah yang bernuansi cerah atau
terang.
6. Pada system pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi. Misalnya adalah
pada zaman dahulu orang – orang masih berpedoman pada alam atau
peristiwa alam. Akan tetapi pada zaman modern ini, masyarakat lebih suka
dan cenderung menggunakan alat – alat modern yang terjadi dengan
seiringnya berkembangnya ilmu pengetahuan.
Dalam mempelajari perubahan social dan budaya di masyarakat ini kita haruslah
mengenai perbedaan dan hubungan anatara keduanya. Dimana keduanya ini memiliki
hubungan yang sangat erat, yang dimana setiap adanya perubahan social maka
perubahan budaya pun akan ikut terjadi. Suatu perubahan kebudayaan mencakup semua
bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi filsafat, dan lain sebagainya.
Bagian dari budaya tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan sosial manusia dalam
masyarakat. Dan terkadang perubahan social dan budaya ini sering terjadi tumpang
tindih. Contohnya adalah pada saat ini masyarakat seringkali meningkatkan adanya
kesamaan gender yang berhubungan dengan perubahan yang seperangkat norma budaya
dan fungsi peran kaum laki – laki dan perempuan secara social. Untuk mengatasi
12. 10
masalah ini, maka sering kita gunakan istilah perubahan sosial budaya untuk mencakup
kedua perubahan tersebut.
Adapun penyebab dan factor terjadinya perubahan dalam social dan budaya ini,
sebagai berikut:
1. Perubahan dari dalam masyarakat
Perubahan dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut:
a. Perubahan Penduduk: perubahan terjadi yang dikarenakan bertambah
dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan
menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Dimana tempat tinggal
yang semulanya terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau
terpancar karena factor pekerjaan. Contohnya yang terjadi pada program
transmigrasi yang menyebabkan perubahan penduduk.
b. Pemberontakan atau Revolusi: dimana pemberontakan akan
menyebabkan perubahan sosial budaya, contohnya berupa
pemberontakan yang sudah terjadi yaitu G 30 S/PKI. Pemberontakan G
30 S/PKI pada tahun 1965 membawa perubahan terutama dalam sistem
politik Indonesia sehingga dilarangnya ajaran komunis di Indonesia.
c. Peranan Nilai yang Diubah: perubahan pun dapat terjadi dengan adanya
berubahnya peranan nilai di masyarakat. Misalnya, sosialisasi tentang
program keluarga berencana mampu untuk menghambat pertambahan
penduduk. Contohnya sebelum ada program keluarga berencana dari
pemerintah, masyarakat yang sudah berkeluarga akan terlihat cenderung
meningkatkan mempunyai anak banyak, namun setelah adanya
sosialisasi program keluarga berencana masyarakat adanya kesadaran
membatasi kelahiran anak.
d. Penemuan Baru: dengan adanya penemuan baru pada kehidupan
masyarakat baik itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi
mempengaruhi perubahan dalam masyarakat.
2. Perubahan dari Luar Masyarakat
Perubahan social dan budaya dapat terjadi karena unsur dari luar berupa
factor geografi, kebudayaan dan politik. Pengaruh luar masyarakat
13. 11
merupakan pengaruh yang wajar, adapun pengaruh – pengaruhnya sebagai
berikut:
a. Pengaruh Lingkungan Alam: pengaruh lingkungan alam ini sangat
berpengaruh dalam terjadinya perubahan social dan budaya. Misalnya
adalah tanah yang subur dapat berguna untuk lahan pertanian sehingga
masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha sebagai petani.
Kebudayannya pun tidak lepas dan kehidupan social penduduk sebagai
petani, yang berhubungan dengan alam.
b. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain: adanya kontak anatar
kebudayaan mempunyai dampak yang negative dan positif. Contohnya
adanya kontak kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat
(Eropa), dimana pengaruh positifnya berupa transfer ilmu pengetahuan
dan tenologi dan negatifnya adalah adanya wasternisme pada anak muda.
c. Pengaruh Perang: adanya perang akan menimbulkan pengaruh negative
pada kehidupan masyarakat. Contohnya perang Palestina yang membawa
derita dan adanya trauma berkepanjangan bagi rakyat Palestina
Selain kedua perubahan tersebut baik yang dari dalam masyarakat dan dari luar
masyarakat yang menjadi factor adanya perubahan social dan budaya. Terdapat juga
factor yang mendorong dan menghambat perubahan social dan budaya ini. Maka
dibawah ini adalah factor pendorong dan penghambatnya:
a. Factor Pendorong Perubahan Social Dan Budaya
Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Adanya Kebudayaan dalam
masyarakat selalu mengalami penimbunan yaitu budaya semakin
beragam dan bertambah yang disebabkan adanya penemuan baru.
Perubahan jumlah penduduk. Adanya pertambahan dan berkurangnya
jumlah penduduk suatu daerah mengakibatkan berubahnya struktur
dalam masyarakat.
Adanya konflik yang terjadi dalam masyarakat karena adanya
kemajemukan yang menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat
yang heterogen, adanya sifat individualistis masih lekat sehingga satu
sama lainnya tidak memiliki sebuah hubungan yang dekat.
14. 12
Terjadinya revolusi
Sistem terbuka lapisan mayarakat. Kehidupan masyarakat dengan adanya
system lapisan terbuka cenderung lebih mudah dalam terjadinya suatu
perubahan. Masyarakat cenderung memberikan kesempatan dalam
berkarya bagi orang – orang yang potensial.
Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
System pendidikan formal yang maju memicu adanya sikap rasional
dalam berpikir dan bertindak.
Orientasi ke masa depan
Adanya akulturasi
Adanya asimilasi budaya yang menghasilkan budaya yang baru.
b. Factor Penghambat Perubahan Social Dan Budaya
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
Sikap masyarakat yang tradisional.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Adanya kepentingan – kepentingan yang tertanam kuat.
Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Hubungan yang bersifat ideologis.
Adat atau kebiasaan.
Prasangka buruk terhadap adanya hal – hal baru yang diciptakan.
15. 13
3. Teori-Teori Kebudayaan Dan Teori-Teori Tentang Interaksi Sosial
Di dalam mempelajai Ilmu Social Budaya Dasar (ISBD) pastinya kita akan
menemukan tentang teori – teori kebudayaan. Akan tetapi kita perlu mengetahui defines
dari teori, dimana teori adalah berupa upaya dan tindakan orang untuk menjelaskan
sesuatu secara logis dan terorganisir yang dapat dilihat dari kenyataannya. Yang dimana
penjelasan yang dimaksud adalah dikerjakan dengan melepaskan kepentingan subjektif
dan berasa di bawah kaidah – kaidah umum. Selain itu penjelasan dapat berupa
pengisyaratan tentang adanya hal – hal yang dapat diprediksi untuk sebuah fakta yang
akan dating.
Pada saat ini terdapat banyak sekali teori – teori tentang kebudayaan yang
dikemukaan oleh para ahli. Berikut adalah rincian tentang teori – teori kebudayaan
tersebut:
1. Teori Evolusionisme
Teori ini merupakan sebuah filsafat materialistic yang muncul bersamaan
dengan adanya kebangkitan filsafat – filsafat materialistic kuno yang kemudian
menyebar luas pada abad ke-19. Paham materialism ini adalah paham yang
menjelaskan alam semesta melalui factor - factor materi. Filsafat yang
materialistic yang bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal
manusia kemudian memunculkan teori evolusi.
Akan tetapi teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin tentang seleksi
alam dalam teori evolusinya telah banyak terbukti. Dimana Darwin
melengkapkan teori evolusinya dengan menerapkan prinsip yang sama dengan
asal – usul spesies kepada asal – usul manusia. Kemudian teori tersebut
memberikan tempat bagi manusia untuk melakukan proses evolusi dalam rangka
terjadinya seleksi alam yang bertujuan untuk mempertahankan eksistensinya
untuk hidup.
2. Teori Fungsionalisme Menurut Emile Durkheim
Teori fungsionalisme adalah teori yang paling besar pengaruhnya dalam
ilmu social pada saat ini. Adapun tokoh – tokoh ahli yang pertama kali
mencetuskan tentang teori ini adalah August Comte, Emile Durkheim dan
Herbet Spencer. Pemikiran tentang teori ini sangatlah dipengaruhi oleh
16. 14
pemikiran biologis, yang dimana dicontohkan dengan organ yang saling
ketergantungan. Dimana ketergantungan ini merupakan suatu hasil dan juga
konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Hal ini juga
selaras dengan tujuan pendekatan structural fungsional yaitu untuk mencapai
keteraturan sosial.
Teori struktural fungsional ini berawal dan berangkat dari sebuah
pemikiran Emile Durkheim, yang dimana pemikirannya Durkheim ini
dipengaruhi oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer. Comte yang dengan
pemikirannya tentang suatu analogi organismik kemudian oleh Herbert Spencer
dikembangkan dengan membandingkan dan juga mencari kesamaan antara
masyarakat dengan suatu organisme, yang akhirnya berkembang menjadi apa
yang disebut dengan requisite functionalism, dimana ini menjadi panduan bagi
analisis substantif Spencer dan penggerak analisis fungsional. Dipengaruhi oleh
kedua orang ini, studi Durkheim tertanam kuat terminology organismik tersebut.
Durkheim berkata bahwasannya masyarakat adalah sebuah kesatuan
yang dimana di dalamnya terdapat bagian – bagian yang dibedakan. Dimana
bagian- bagian tersebut memiliki fungsi masing – masing yang membuat system
tersebut menjadi seimbang. Dimana bagian - bagian tersebut saling
interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga apabila ada yang tidak
berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem. Jadi pemikiran inilah yang
menjadi pemikiran Durkheim dalam teori Parsons dan Merton mengenai
struktural fungsional. Selain itu, antropologis fungsional Malinowski dan
Radcliffe Brown yang juga membantu membentuk berbagai perspektif
fungsional modern.
Jadi teori ini mengutamakan keseimbangan atau dapat dikatakan semua
peristiwa dan struktur adalah fungsional bagi suatu kelompok masyarakat.
Dimana jika sekelompok masyarakat ingin memajukan kelompoknya, maka
mereka akan melihat suatu aspek atau suatu hal yang dapat dikembangkan dan
tetap memperthankan hal tersebut. Bahkan mereka akan cenderung melestarikan
tradisi –tradisi dan budaya yang sudah berkembang tersebut dan juga tidak
menutup kemungkinan bahwa dapat digunakan sebagai alat modernisasi.
3. Teori Kontak Budaya
17. 15
Jadi dalam kontak budaya ini, biasanya budaya yang lebih tinggi dan
lebih aktif akan mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan juga bersifat pasif.
Hal ini selaras dengan pernyataan teori Malinowski, yang sangat Nampak dalam
pergeseran nilai – nilai budaya yang kita miliki yang cenderung ke Barat. Dalam
era globalisasi ini, informasi merupakan kekuatan yang sangat besar yang dapat
mempengaruhi pola pikir masyarakat saat ini. Yang dimana budaya Barat ini
sangat identic dengan kesan modernisasi yang bertolak belakang dengan budaya
Timur. Yang contohnya seperti seorang yang sudah lama menetap di Amerika
kemudian kembali ke Indonesia. Dia kemudian tercengang melihat perubahan
budaya di Indonesia. Bahkan saat itu dia merasa sedang berada di Amerika.
Pada saat itu dia melihat beberapa saluran televisi yang menayangkan banyak
film Amerika yang penuh dengan adegan kekerasan dan seks. Akan tetapi
selama beberapa minggu di Indonesia, dia tidak melihat adanya kesenian
tradisional yang ditayangkan di TV swasta seperti dahulu di TVRI. Kemudian
dia sadar bahwa kesenian tradisional tidak hanya nyaris tidak ditayangkan di
televisi, tetapi juga jarang sekali dipertontonkan langsung di tengah-tengah
masyarakatnya. Sementara itu, dia malah menemukan Mc. Donald’s, Kentucky
Fried Chicken, Pizza Hut, dan beberapa toserba dan pasar swalayan juga mirip
seperti di luar negeri dengan penataannya.
4. Teori Sinkronisasi dan Tanggapan
Menurut Hamelink, 1983, Teori Sinkronisasi adalah sebagai lalu lintas
produk budaya masih berjalan satu arah dan pada dasarnya mempunyai mode
yang sinkronik. Hamelink juga mengatakan bahwa dalam sejarah budaya
manusia belum pernah terjadi lalu lintas satu arah dalam suatu konfrontasi
budaya seperti yang dialami saat ini. Oleh karena itu, sebenarnya konfrontasi
budaya dua arah di mana budaya yang satu dengan budaya yang lainnya saling
mempengaruhi. Dimana akan menghasilkan suatu budaya yang lebih kaya akan
budaya – budaya yang ada.
Sedangkan konfrontasi pada suatu budaya searah akan memusnahkan
suatu budaya yang pasif dan tetu yang lebih lemah. Dan menurut Hamelink, bila
otonomi budaya didefinisikan sebagai kapasitas masyarkat untuk memutuskan
alokasi sumber-sumber dayanya sendiri demi penyesuaian diri yang memadai
18. 16
terhadap kondisii lingkungan, maka sinkronisasi budaya tersebut merupakan
suatu ancaman bagi otonomi budaya masyarakatnya.
Selain terdapat Teori Kebudayaan diatas, terdapat juga teori interaksi social.
Teori interaksi social tidak hanya satu tetapi lebih dari itu. Maka dibawah ini adalah
beberapa teori – teori interaksi yang dikemukakan oleh para ahli:
a. Teori Perbandingan Sosial
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli, yaitu Festinger (1954). Yang
pada dasarnya teori ini berpendapat bahwa proses saling mempengaruhi dan
perilaku saling bersaing dalam interaksi sosial ditimbulkan karena adanya suatu
kebutuhan untuk menilai diri sendiri. Maka kebutuhan ini dapat dipenuhi
dengan memebandingkan diri dengan orang lain. Di dalam teori yang
dikemukakan oleh Festinger ini ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
untuk adanya pembandingam diri:
Adanya dorongan untuk menikai pendapat dan kemampuan, semua
orang mempunyai dorongan untuk menilai pendapat dan kemampuan
diri sendri dengan cara membandingkan pendapat dan kemampuan
dengan orang lain.
Menggunakan sumber – sumber penilaian, biasanya untuk
membandingkan orang – orang akan menggunakan ukuran objektif
sebagai suatu acuan.
Adanya pemilihan orang untuk perbandingan, dimana memilih
seseorang yang sebaya dengan yang akan membandingkan diri.
b. Teori Inferensi Korespodensi
Teori ini dikembangkan oleh Jones & davis (1965). Pada dasarnya teori
ini mencoba untuk mengartikan dan menjelaskan kesimpulan yang ditarik oleh
seorang pengamat (perceiver) dari pengamatannya atas perilaku tertentu dari
orang lain. Dengan perkataan lain pengamat mengadakan peramalan
(inferences) terhadap niat (intention) orang lain dari perilaku orang lain
tersebut.Pada teori ini, terdapat tesis utama yaitu perkiraan tentang intensi dari
suatu perbuatan tertentu dapat ditarik dengan adanya pertimbangan
19. 17
kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat dilakukan oleh pelaku. Di dalam
teori ini beberapa hal yang dapat dibahas sebagai berikut, yaitu:
Konsep korespodensi yang berarti jika suatu perilaku dari intensi yang
mendasari tingkah laku diperkirakan sama. Maka hubungan antara suatu
perbuatan dan niat yang mendasari perbuatan akan meningkat jika si
pengamat menilai bahwa bahwa ciri – ciri perilaku tersebut
menyimpang.
Tidakan dan efek, dimana tidakan adalah keseluruhan respons (reaksi)
yang mencerminkan pilihan pelaku dan yang mempunyai akibat (efek)
terhadap lingkungannya. Dan efek diartikan sebagai perubahan –
perubahan yang nyata yang dihasilkan oleh tindakan.
Factor – factor yang menentukan korespodensi:
1. Bila suatu tindakan mengakibatkan efek ganda, maka si pengamat
pertama-tama memperkirakan bahwa ada beberapa efek tertentu
yang lebih merupakan tujuan dari pelaku.
2. Aspek lain dari proses interferensi adalah signifikansi dari efek
tindakan yang menjadi tujuan kator bagi pengamat.
3. Faktor - faktor yang menentukan assumed desirability, dimana
assumed desirability adalah perkiraan pengamat bahwa perilaku
tertentu akan dilakukan oleh orang-orang lain pada posisi perilaku
dan bahwa pelaku mengharapkan efek yang tidak berbeda dari
orang-orang lain pada posisinuya.Yang mempengaruhi assumed
desirabillity adalah hal-hal seperti penampilan pelaku, stereotipi
pengamat dan lain-lain.
c. Teori Atribusi Eksternal
Teori Atribusi Eksternal adalah teori yang membahas tentang perilaku
seseorang. Perilaku seseorang tersebut apakah disebabkan karena factor
internal, misalnya sifat, karakter, sikap dan sebagainya. Karena factor eksternal
misalnya berupa tekanan situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang
melakukan perbuatan tertentu. Maka pengamat tersebut dapat mengambil
kesimpulan atas suatu perilaku yang sedang orang tersebut tampilkan. Oleh
karena itu, data disimpulkan bahwa setiap individu adalah seorang ilmuan semu
20. 18
yang berusaha mencari sebab kenapa seseoranng berbuat sesuatu dengan cara
tertentu.
d. Teori Penilaian Sosial
Teori penilaian sosial adalah suatu teori yang memusatkan bagaimana
kita membuat penilaian tentang opini atau pendapat yang kita dengar dengan
melibatkan ego dalam pendapat tersebut. Teori ini dikemukakan oleh Sherif dan
Hovland (1961) yang mencoba menggabungkan sudut pandangan psikologi,
sosiologi dan antropologi. Mereka mengatakan bahwa dalil yang mendasar dari
teori ini adalah yang membentuk situasi yang penting buat dirinya. Jadi ia tidak
ditentukan oleh factor internal berupa sikap, situasi dan motif maupun eksternal
berupa obyek, orang-orang dan lingkungan fisik. Interaksi dan factor internal
dan eksternal inilah yang menjadi kerangka acuan dari setiap perilaku.
21. 19
4. Hirarkhi Kebutuhan Manusia Dan Kaitannya Dengan Kemunculan Budaya
Teori mengenai kebutuhan manusia dicetuskan oleh Abraham Maslow.
Pencetusan mengenai teori ini didasari oleh peristiwa kelahiran anak pertama Abraham
Maslow yang membuatnya tertarik untuk mempelajari sifat-sifat manusia yang lebih
mulia dan luhur. Yang kemudian muncullah kritik terhadap dua aliran psikologi
sebelumnya yaitu aliran Freud dan Biehaviorisme. Dengan psikologi humanistiknya,
Maslow berusaha membawa psikologi berfokus pada potensi manusia secara utuh.
Maslow percaya bahwa manusia adalah makhluk yang terintegrasi secara penuh. Ia
mempunyai potensi untuk mencapai tingkat yang paling tinggi sehingga disinilah posisi
transendensinya. Manusia dapat berkembang dengan mencari suatu batas kreativitasnya
menuju pencapaian tertinggi dari kesadaran dan kebijaksanaan.
Faktor lain yang mempengaruhi pemikiran Maslow adalah kondisi dimana pasca
Perang Dunia II yang sangat prihatin. Maslow kemudian berpikir, apabila psikologi
dapat mempelajari manusia secara menyeluruh maka perang mungkin dapat dihindari.
Inilah yang kemudian membantunya menemukan sebuah teori psikologi yang dapat
bermanfaat dan mendamaikan dunia. Jadi pusat dari pemikiran Abraham Maslow
tentang manusia adalah bagaimana mereka dapat mencapai aktualisasi diri yang menjadi
indeks pencapaian manusia pada level tertinggi. Kesimpulannya, pemikiran Maslow ini
didasarkan pada pertimbangan rasio semata dengan mengacu pada data empirik atau
fakta yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini adalah, pengalaman hidup Maslow dan
terjadinya perang dunia II. Yang akhirnya Abraham Maslow memperkenalkan konsep
hierarki kebutuhan dalam makalahnya pada tahun 1943 yang berjudul "A Theory of
Human Motivation" dan pada bukunya yang berjudul Motivation and Personality.
Menurut Abraham Maslow teori kebutuhan manusia ini tidak bisa lepas dari
teori motivasi yang menjadi landasannya. Ada tujuh belas konsep dasar yang digunakan
Maslow dalam memahami manusia secara menyeluruh. Yang dimana yang digunakan
adalah yang pertama, manusia adalah individu yang terintegrasi penuh. Kedua berupa
dorongan atau kebutuhan yang muncul tidak bisa dilokasikan pada satu jenis kebutuhan
tertentu. Ketiga, adanya kajian tentang motivasi harus menjadi bagian dari studi tentang
puncak tujuan manusia. Keempat, berupa teori motivasi tidak dapat mengabaikan
tentang kehidupan bawah sadar. Kelima, adanya keinginan yang mutlak dan
fundamental manusia adalah tidak jauh dari kehidupan sehari-harinya. Dan yang
22. 20
keenam, keinginan yang muncul dan disadari, seringkali merupakan pencetus dari
tujuan lain yang tersembunyi. Ketujuh, teori motivasi yaitu harus mengasumsikan
bahwa motivasi adalah konstan dan tidak pernah berakhir, dan masih ada beberapa
konsep dasar lainnya. Adapun Maslow membagi hierarki kebutuhan dalam lima tingkat
dasar, yaitu:
a. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik).
Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan
kondisi tubuh seperti pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan fisik ini adalah
kebutuhan yang paling mendasar dan paling mendominasi kebutuhan manusia.
Kebutuhan ini merupakan suatu kebutuhan biologi seperti contoh diatas. Selain
itu kebutuhan fisik ini dikatakan kebutuhan biologis juga karena manusia
membutuhkan oksigen, makanan dan lain sebagainya untuk menopang hidup
didunia. Adanya kebutuhan ini didasari leh pemikiran Maslow pada era perang
dunia II. Dimana saai itu manusia berada pada suatu yang sangat buruk, dimana
manusia dilanda kelaparan. Jadi Maslow berpkir bahwasannya kebutuhan
fisiklah merupakan kebutuhan yang utama bagi manusia.
b. Safety Needs. (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman).
Kebutuhan ini lebih bersifat psikologi individu dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya adalah perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminaan
keamanan. Adanya kebutuhan rasa aman ini akan muncul apabila kebutuhan
fisik telah terpenuhi. Dimana manusia akan lebih cenderung untuk meminta
suatu ataupun mencari rasa aman. Selain contoh diatas, kebutuhan rasa aman ini
dapat berupa adanya perlindungan, Keamanan keuangan, Kesehatan,
Keselamatan dari kecelakaan dan cedera adanya kebebasan dari suatu rasa takut
ataupun kekacauan dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa kebutuhan ini
bertujuan untuk agar manusia menjadi individu yang lebih baik. Adapun
pengaplikasian dari kebutuhan ini adalah berupa adanya usaha mencari
pekerjaan, mendapatkan asuransi kesehatan dan perawatan kesehatan, tabungan,
dan pindah ke lingkungan yang lebih aman.
c. Social Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial).
Setalah kedua kebutuhan diatas terpenuhi maka kebutuhan selanjutnya
adalah kebutuhan social. Dimana biasanya kebutuhan social ini cenderung
23. 21
berupa kebutuhan kepemilikan dan cinta. Misalnya adalah jika manusia dengan
kebutuhan fisik dan rasa aman telah terpenuhi, biasanya manusia tersebut akan
mencari cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain.
Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kali berkaitan
dengan kebutuhan lainnya. ya. Perlu diketahui bahwa kebutuhan cinta ini tidak
berkaitan dengan kebutuhan akan seks. Karena menurut Maslow, kebutuhan
akan seks merupakan kebutuhan fisik yang dimana mendefiisikan bahwa
manusia tidak akan bisa terlepas dari sesama manusia. Cotoh dari kebutuhan ini
misalnya dengan diakui sebagai anggota, diajak berpartisipasi, berkunjung ke
tetangga, adanya pertemanan dan lain sebagainya. Adanya ebutuhan social ini
bertujuan agar manusia terhindar dari masalah psikologis berupa, kesepian,
depresi, dan kecemasan.
d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan).
Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah
melakukan kegiatan. Kebutuhan ini secara naluri akan terbentuk apabila ketiga
kebutuhan sebelumnya sudah terpenuhi. Menurut Maslow, kebutuhan akan
penghargaan ini diklasifikasikan berdasarkan 2 hal. Yang pertama berupa
penghargaan yang mengarah pada harga diri. Dimana kebutuhan ini dianggap
kuat, mampu mencapai sesuatu yang memadai, memiliki keahlian tertentu
menghadapi dunia, bebas dan mandiri. Sedangkan kebutuhan yang lainnya
adalah kebutuhan yang lebih pada sebuah penghargaan. Yaitu keinginan untuk
memiliki reputasi dan pretise tertentu (penghormatan atau penghargaan dari
orang lain). Kebutuhan ini akan memiliki dampak secara psikologis berupa
adanya rasa percaya diri, bernilai, kuat dan sebagainya. Bentuk dari kebutuhan
ini adalah berupa dihargai, dipuji, dipercaya dan lain sebagainya.
e. Self Actualization (kebutuhan aktualisasi diri).
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan
kebutuhan ini sekaligus paling sulit dilaksanakan. Apabila kebutuhan
aktualisasi diri ini tercapai akan sangat berdampak pada kondisi manusia itu
sendiri. Hal ini akan berdampak pada kondisi psikologi yang akan meninggi
yang akan menyebaban perubahan persepsi dan motivasi untuk selalu tumbuh
berkembang. Adapun menurut Maslow kebutuhan aktualisasi diri ini adalah “Ini
24. 22
dapat secara umum digambarkan sebagai penggunaan penuh dan eksploitasi
bakat, kemampuan, potensi, dll. Orang-orang tersebut tampaknya memenuhi
diri mereka sendiri dan melakukan yang terbaik yang mampu mereka lakukan.
Mereka adalah berupa orang - orang yang telah mengembangkan atau sedang
berkembang menuju kepribadian penuh yang mereka mampu”. Adapun contoh
dari kebutuhan ini adalah adanya mengakui pendapat orang lain, mengakui
kebenaran orang lain, mengakui kesalahan orang lain dan juga dapat
menyesuaikan diri dengan situasi. Adapun dalam kebutuhan aktualisasi diri ini
dipengaruhi oleh berbagai factor. Berikut adalah factor – faktornya:
1. Factor Internal
Faktor internal merupakan bentuk yang berasal dari dalam diri seseorang,
yang dimana didalamnya meliputi ketidaktahuan akan potensi yang dimiliki.
Dan juga biasanya terdapat adanya perasaan ragu dan takut untuk
mengungkapkan potensi diri, sehingga potensinya tidak dapat berkembang.
Potensi diri merupakan suatu modal yang sangat penting yang perlu digali
di dalam diri masing – masing yang akan mengarahkan kita kepada sesuatu
yang tepat dan baik.
2. Factor Eksternal
Faktor eksternal merupakan factor yang berasal dari luar diri kita sendiri,
berupa:
a. Adanya suatu budaya masyarakat yang tidak mendukung adanya
aktualisasi diri yang berupa potensi diri sendri yang diakibatkan adanya
perbedaan karakter ataupun watak. Padahal kenyataanya lingkungan
masyarakat malah tidak sepenuhnya menunjang upaya aktualisasi diri.
b. Adanya lingkungan masyarakat yang berpengaruh terhadap wujudnya
aktualisasi diri. Dimana aktualisasi diri dapat dilakukan apabila
lingkungan tersebut mengizinkannya. Dimana lingkungan sendiri sangat
mempengaruhi terdapa pembentukan dan perkembangan perilaku suatu
individu, baik berupa fisik maupun lingkungan sosio – psikologisnya
suatu manusia.
c. Adanya pengaruh pola asuh pada aktualisasi diri anak sangatlah
berpengaruh. Banyak sekali factor dalam keluarga yang ikut
25. 23
berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam
keluarga yang mempunyai peranan penting dalam pengaktualisasian diri
adalah praktik pengasuhan anak.
26. 24
5. Solidaritas Sosial Kota Dan Desa (Mekanis-Organis, Gemeinschaft-
Gesselschaft, Paguyuban-Patembayan)
Kelompok social merupakansuatu kesatuan social yang dimana terdiri dari
bebrapa individu yang hidup bersama dengan adanya hubungan timbal balik yang
intensif dan juga teratur. Adapun pengertian solidaritas berdasarkan etimologi adalah
kesetiakawanan atau kekompakkan. Pendapat lain mengatakan bahwa solidaritas adalah
kombinasi atau persetujuan dari seluruh elemen atau individu sebagai sebuah kelompok.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa solidaritas diambil
dari kata Solider yang berarti mempunyai atau memperliatkan perasaan bersatu
Dengan demikian, bila dikaitkan dengan kelompok sosial dapat disimpulkan bahwa
Solidaritas adalah rasa kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut
tentang kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama.
Berdasarkan Encyclopedia Britannica, sosiologi Jerman, yaitu Ferdinand
Tonnies dalam Gameinschaft und Gassellschaff atau dapat dikatakan Community and
Society (1887). Dimana dia membedakan tipe kelompok social menjadi 2 yaitu,
Gameinschaft dan juga Gassellschaff. Dimana konsep – konsep ini membedakan
kehidupan masyarakat kota dan juga masyarakat pedesaan atau kehidupan komunitas
dan dalam masyarakat massa. Berikut adalah pemabahasan mengenai kedua konsep
tersebut :
1. Gameinschaft (Paguyuban)
Gameinschaft atau masyarakat paguyuban merupakan bentuk kehidupan
bersama dimana anggota – anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni
dan juga bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasarnya adalah berupa rasa cinta
dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan dan kehidupan tersebut
dinamakan juga bersifat nyata dan oragnis. Kelompok social ini ini digambarkan
sebagai suatu kelompok kehidupan bersama yang intim dan pribadi dimana
merupakan suatu keterikatan yang dibawanya sejak lahir.
Adapun menurut Ferdinand Tonnies mengatakan bahwa suatu kelompok
paguyuban mempunyai beberapa ciri – ciri pokok, yaitu:
Intimate, yaitu hubungan menyeluruh mesra
Private, yaitu hubungan yang berdifat pribadi yang dimana khususnya
untuk beberapa orang saja dan tertentu.
27. 25
Exclusive, yang dimana hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja
tidak untuk orang – orang lain diluar “kita”.
Dan juga perlu diketahui bahwa Tonnies membedakan kelompok social
paguyuban ini dibagi menjad 3, yaitu:
a. Gameinschaft by blood
Dimana meupakan paguyuban yang mengacu pada kekerabatan atau
dapat dikatakan didasarkan pada ikatan darah atau keturunan.
Misalnya adalah keluarga, kekerabatan atau juga masyarakat –
masyarakat daerah yang terdapat di di Yogyakarta, Solo dan lain
sebagainya.
b. Gameinschaft of place
Paguyuban yang mengacu pada kedekatan tempat sehingga dapat
bekerja sama dan saling tolong menolong.
c. Gameinschaft of mind
Merupakan suatu paguyuban yang mengacu pada hubungan
persahabatan karena adanya persamaan minat, hobi, profesi, ideology
atau dapat berupa pemikiran yang sama baik pada keyakinan atau
sesuatu yang lainnya. Misalnya adalah berupa kelompok agama,
komunitas ataupun lain sebagainya. Biasanya paguyuban seperti ini
ikatannya tidak sekuat paguyuban iktan darah ataupun keturunan.
2. Gasellschaft (Patembayan)
Gasellschaft adalah seumpulan masyarakat yang dimana merupakan
ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek, yang bersifat
sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka dan strukturnya bersifat mekanis.
Contoh bentuk patembayan dapat kita jumpai dalam suatu ikatan timbal
balik baik berupa ikatan antarpedagang, organisasi pegawai dalam suatu
pabrik ataupun sebuah industry dan lain sebagainya.
Patembayan juga merupakan konsep yang merujuk pada hubungan
anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah. Dan kadangkala tiap
individunya tidak saling mengenal, norma dan sikap yang menjadikannya
kurang berperan dengan baik lingkungan social. Patembayan ini juga adalah
28. 26
suatu kehidupan bersama dimana anggotanya mempunyai hubungan yang
bersifat semetara dan disatukan oleh pemikiran yang sama.
Patembayan ini ditentukan oleh suatu Kurwille atau sebuah kehendak
rasional yang dilambangkan oleh masyarakat kosmopolita modern dengan
adanya birokrasi pemerintahan dan organisasi industry besar. Dalam
kelompok patembayan ini hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan
tidak langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau
pertimbangan ekonomi dan politik lainnya. Jadi kelompok masyarakat yang
mencerminkan kelompok patembayan adalah kelompok masyarakat yang
hidup di perkotaan modern.
Adapun dalam kedua kelompok tersebut kita dapat mengetahui perbedaan –
perbedaaanya. Berikut adalah perbedaan kedua kelompok social tersebut:
Ciri Gameinschaft menurut hubungan social yaitu ikatan keluarga sedangkan
Gesselschaft yaitu pertukaran ekonomi.
Ciri Gameinschaft menurut institusi khas yaitu keluarga sedangkan Gesselschaft
yaitu negara dan ekonomi.
Gameinschaft menurut citra yaitu tentang suatu individu yang kedirian
sedangkan Gesselschaft yaitu orang ataupun warga..
Gameinschaft menurut citra yaitu tentang suatu bentuk kekayaan tanah
sedangkan Gesselschaft yaitu uang.
Gameinschaft menurut tipe hukum yaitu keluarga sedangkan pada Gesselschaft
yaitu hukum kontrak.
Gameinschaft menurut institusi social adalah masyarakat desa sedangkan
Gesselschaft yaitu masyarakat kota.
Gameinschaft menurut control social yaitu berupa adar dan agama sedangkan
Gesselschaft yaitu berupa hukum dan pendapat.
Gameinschaft berupa kelompok social yang berbentuk komunitas sedangkan
Gesselschaft yaitu berupa masyarakat modern.
Dan juga Tonnies menjelasakan bahwasannya terdapat factor – factor yang dapat
mempengaruhi perubahan masyarakat dimana prinsipnya berupa evolusi yang ia miliki
hampIr sama dan juga senada dengan adanya prinsip oleh ahli lainnya. Adapun
penyebab perubahannya berupa adanya kecenderungan berfikir secara rasional,
29. 27
perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan suatu system
organisasi. Untuk lebih jelasnya mengenai penjelasan komunitas social paguyuban dan
patembayang, berikut adalah ciri – ciri yang dimiliki oleh kedua kelompok social ini.
Ciri-ciri masyarakat yang berada dalam komunitas Gemeinschaft (paguyuban)
adalah berupa ikatan sosial bersifat personal, tipikal masyarakat rural dan tradisional.
Dan juga memiliki tipikal masyarakat petani, yang dimana tradisi masih kuat, hubungan
sosial bersifat tradisional dan didominasi oleh kerjasama. Adanya sistem kekeluargaan
dan kekerabatan masih kuat, tindakan sosial berdasarkan keyakinan, selalu
mengedepankan prinsip berdasarkan nilai bersama. Adapun memiliki komposisi
masyarakat bersifat homogeny dan juga peran agama dominan dalam pengorganisasian
sosial.
Adapun ciri-ciri Gesellschaft (patembayan) adalah sebagai memiliki ikatan
sosial bersifat impersonal, berupa tipikal masyarakat urban, modern dan industri.
Memiliki tradisi lemah dengan hubungan sosial bersifat kontraktual yang didominasi
oleh kompetisi. Selain itu, patembayan memiliki sistem kekeluargaan dan kekerabatan
lemah. Adanya tindakan sosial berdasarkan komando dan selalu mengedepankan prinsip
efisiensi. Biasanya juga memiliki komposisi masyarakat bersifat heterogen dengan
tatanan sosial dibentul oleh birokrasi adannya interaksi sosial bersifat rasional. Dan juga
adanya pembagian kerja bersifat kompleks. Dan juga biasanya dalam masyarakat
patembayan memiliki peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasian
sosial.
30. 28
Daftar Pustaka
Baharudi. (unknown). BENTUK - BENTUK PERUBAHAN SOSIAL DAN
KEBUDAYAAN. Unknown. 180-205
Hidayat, Nur. (2017). Solidaritas Sosial Kota Dan Desa (Mekanis-Organis,
Gemeinschaft- Gesselschaft, Paguyuban-Patembayan). Dilihat pada tanggal 8
Juni 2021. https://digilib.uin-suka.ac.id/24836/2/12540099_BAB-I_IV-atau-
V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
IndoPositive. (2019). 5 Tingkatan dalam Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow.
Dilihat pada tanggal 6 Juni 2021. https://www.indopositive.org/2019/08/5-
tingkatan-dalam-teori-hirarki.html
Keesing, R. M. Teori – Teori Tentang Budaya. Antropologi 52. Dilihat pada tanggal 4
Juni 2021.
http://pusdikmin.com/perpus/file/TEORI%20TEORI%20KEBUDAYAAN.pdf
Mahatia. (2012). Teori – Teori Interaksi Sosial. Dilihat pada 4 Juni 2021.
http://mahatiakurniasari.blogspot.com/2012/11/teori-teori-interaksi-sosial.html
Mumtazinur. (2019). Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Lembaga Kajian Konstitusi
Indonesia (LKKI).
Nagara, Salaka.(2013). Teori – Teori Kebudayaan. Dilihat pada 4 Juni 2021.
http://mustazab81.blogspot.com/2013/06/teori-teori-kebudayaan.html
Putri, A. S. (2019). Pengertian dan Perbedaan Gemeinschaft dan Gesellschaft. Dilihat 8
Juni 2021. https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/200000469/
pengertian -dan- perbedaan-gemeinschaft-dan-gesellschaft?page=allUmmainilo,
M. C. B. (2016). Ilmu Sosial Budaya Dasar. FAM PUBLISHING.
Siti, M., 2019. KEBUTUHAN MANUSIA DALAM PEMIKIRAN ABRAHAM
MASLOW (TINJAUAN MAQASID SYARIAH). Al-Mazahib, Vol. 7, No.1,17
-33.
(Unknown). (2018). Hierarki Kebutuhan Maslow Pengertian Karyawan Adalah Salah
Satu Tahap Dalam Branding. Dilihat pada 6 Juni 2021.
https://brandadventureindonesia.com/pengertian-karyawan-adalah-salah- satu-
tahap-dalam-branding-hierarki-kebutuhan-maslow/
Welianto, Ari. (2020). Perubahan Sosial Budaya ; Bentuk, Faktor Pendorong dan
Penghambat. Dilihat pada tanggal 3 Juni 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/15/170000569/perubahan-sosial-
budaya-bentuk-faktor-pendorong-dan-penghambat?page=all
31. 29
Yuliana, A. (2018). Teori Abraham Maslow dalam Analisa Kebutuhan Pemustaka.
Libraria, 6, 349–376.