Laporan ini membahas pengembangan instrumen penilaian pada tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mata pelajaran Sistem Operasi. Secara khusus membahas pengembangan tes pilihan ganda dan analisis butir soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya bedanya. Hasilnya digunakan untuk mengembangkan aplikasi penilaian yang dapat mempermudah proses penilaian guru.
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi masa depan. Untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas dibutuhkan keterlibatan elemen Pemerintah dan masyarakat. Pemerintah
telah mengeluarkan berbagai macam rambu-rambu tentang standar pendidikan
nasional, salah satunya adalah standar penilaian pendidikan. Standar penilaian
pendidikan merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
hasil belajar dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan
dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.
Peran penting penilaian untuk guru adalah penilaian dapat dijadikan acuan
dalam mencapai tujuan pembelajaran sekaligus dapat memberikan masukan tentang
kondisi peserta didik sedangkan untuk siswa penilaian adalah untuk mengetahui
sejauh mana kemampuannya dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu guru harus
mengembangkan suatu perangkat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur
ketuntasan hasil belajar peserta didik. Dalam mengembangkan perangkat penilaian
tentunya mengacu pada kurikulum yang digunakan di sekolah dan silabus mata
pelajaran sehingga dapat menghasilkan kisi-kisi dari sebuah tes.
Ada dua macam tes yakni tes hasil belajar dan psikotes. THB (tes hasil belajar)
digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai
bahan/keterampilan yang telah dipelajari diwaktu yang lalu. Psikotes (tes psikologis)
digunakan untuk mengetahui potensi individu yang dapat dikembangkan
/diwujudkan pada masa yang akan datang. Khusus pada THB, ada dua bentuk soal
yakni tes bentuk uraian dan tes bentuk pilihan ganda. Tes hendaknya disusun sesuai
dengan prosedur dan prinsip penyusunan tes. Setelah digunakan, perlu diketahui
apakah tes itu cukup obyektif dan efektif atau tergolong buruk. Tes yang baik dapat
digunakan berulang-ulang dengan sedikit perubahan. Sebaliknya tes yang buruk
hendaknya dibuang bahkan kalau terlalu buruk sebaiknya tidak digunakan untuk
memberi nilai kepada peserta didik.
2. 2
Suatu instrument baik berupa tes atau non tes harus dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur dan hasilnya harus konsisten . Hal ini berkaitan
dengan validitas dan reliabilitas. Menurut Syaifuddin Azwar (2015) validitas adalah
pertimbangan yang paling utama dalam mengevaluasi kualitas tes sebagai instrument
ukur. Konsep validitas mengacu pada kelayakan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan
inferensi tertentu yang dapat dibuat berdasarkan skor hasil tes yang bersangkutan.
Sedangkan reliabilitas adalah konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan,
keajegan dan sebagainya, namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya.
Selain validitas dan reliabilitas, yang perlu diperhatikan dengan serius adalah
analisis butir soal dari sebuah tes. Menurut Thorndike dan Hagen (1977) analisis
terhadap soal-soal tes yang telah dijawab oleh peserta didik memiliki dua tujuan : (1)
jawaban soal-soal itu merupakan informasi diagnostic untuk meneliti pelajaran dari
kelas itu dan kegagalan-kegagalan belajarnya serta selanjutnya untuk membimbing
ke arah cara belajar yang lebih baik, (2) jawaban terhadap soal-soal terpisah dan
perbaikan soal-soal yang didasarkan atas jawaban-jawaban itu merupakan langkah
awal bagi penyiapan tes-tes yang lebih baik untuk tahun berikutnya.
Tujuan dari analisis butir soal adalah untuk mengetahui butir soal mana yang
baik dan butir soal mana yang kurang baik selanjutnya mencari sebab-sebab
mengapa butir soal tersebut kurang baik. Menurut Silverius (1991) baik buruknya
butir soal ditetapkan dengan melihat taraf kesukarannya, fungsi steam (pokok soal),
fungsi distractor (pengecoh), serta penyebaran jawaban pada pengecoh dalam total
kelompok. Menurut Purwanto (1994) dengan membuat analisis soal, sedikitnya guru
dapat mengetahui tiga hal penting yang dapat diperoleh dari tiap soal. Pertama,
sampai dimana tingkat atau taraf kesukaran soal. Kedua, apakah soal tersebut
mempunyai daya pembeda (discriminating power) sehingga dapat membedakan
kelompok siswa yang pandai dan kelompok siswa yang bodoh (kurang). Ketiga,
apakah semua alternative jawaban (option) menarik jawaban-jawaban, ataukah ada
yang demikian tidak menarik sehingga tidak perlu dimasukan kedalam soal.
Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa selama ini kegiatan pengembangan
instrument dalam bentuk tes pilihan ganda yang sesuai dengan kaidah dan aturan
belum dilakukan dengan baik. Demikian juga dengan kegiatan analisis butir soal
3. 3
masih sangat jarang dilakukan oleh guru. Sehingga belum dapat dipastikan apakah
soal tersebut sudah memenuhi syarat-syarat tes yang baik atau belum. Selain itu uji
validitas dan reliabilitas juga sangat jarang dilakukan oleh guru sehingga belum
dapat diketahui kualitas soal apakah baik atau tidak.
Selain penilaian dari ranah pengetahuan, penilaian terhadap peserta didik juga
perlu dilakukan dari ranah sikap dan psikomotor. Pada Kurikulum 2013 penilaian
terhadap peserta didik meliputi penilaian pengetahuan /kognitif, penilaian sikap /
afektif dan penilaian keterampilan / psikomotor. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengembangan instrumen penilaian dari ketiga ranah tersebut. Karena instrumen
yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan menghasilkan data yang
akurat, maka setiap instrumen khusus ranah sikap dan keterampilan harus
mempunyai skala. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan antara lain : skala Likert, skala
Guttman, rating Scale, dan Semantic deferential. Pada pengembangan instrumen
penilaian sikap dan keterampilan di laporan ini, penulis menggunakan skala Likert.
Pengembangan instrumen penilaian sikap dan keterampilan dengan tetap
mengacu pada silabus mata pelajaran Sistem Operasi Semester 2 Kelas X Paket
Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Kemudian menetapkan kisi-kisi dan
rubrik penilaian. Pada rubrik penilaian harus jelas indicator-indikator dari setiap
aspek yang di nilai serta skornya. Sehingga guru dalam memberikan penilaian sikap
dan keterampilan secara objektif dan tepat untuk setiap peserta didik.
Berbagai permasalahan yang muncul ketika guru diperhadapkan harus
melakukan penilaian dari 3 ranah tersebut diatas. Tugas dan tanggung jawab
mengajar dengan beban 24 jam membuat guru tidak maksimal dalam melakukan
penilaian. Apalagi kalau penilaian dilakukan secara manual. Pasti akan
membutuhkan waktu lama dalam proses pengolahan nilai tersebut. Oleh karena itu di
zaman teknologi sekarang ini sudah selayaknya guru memanfaatkan teknologi yang
ada untuk mengefektifkan setiap pekerjaannya.
Dari permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
pengembangan instrument dari 3 ranah penilaian yakni ranah pengetahuan /kognitif
dengan mengembangkan instrumen dalam bentuk tes Ulangan Harian pilihan ganda
4. 4
khususnya pada mata pelajaran Sistem Operasi. Instrumen tes Ulangan Harian di uji
cobakan pada peserta didik khususnya kelas X Paket Keahlian RPL-B SMK Negeri 3
Kota Palu Propinsi Sulteng. Proses pelaksaan uji coba ini dilakukan dengan manual.
Penulis menyiapkan soal tes ulangan harian sebanyak 23 peserta didik yang ada di
Kelas RPL-B dan disertai blangko lembar jawabannya. Setelah di uji cobakan, hasil
jawaban peserta didik di analisis yang meliputi analisis validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda, efektivitas distractor (pengecoh), dan analisis deskripsi
berdasarkan kriteria dan norma. Pengembangan dan analisis ini dengan
menggunakan perangkat lunak pengolah angka (Ms. Excell) dan perangkat lunak
(software) Item and Test Analysis (ITEMAN).
Dari hasil pengujian dan analisis hasil tes Ulangan Harian, penulis menyeleksi
soal-soal yang tergolong layak di gunakan. Kemudian penulis mengembangkan
sebuah aplikasi dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi dengan
memasukan soal-soal yang tergolong baik tersebut. Selain itu, terdapat juga
instrumen penilaian sikap dan instrumen penilaian keterampilan. Report/ laporan
akhir dalam bentuk daftar nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan
peserta didik kelas X RPL-B. Dengan adanya software aplikasi instrumen penilaian
ini maka proses penilaian akan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat oleh guru.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka laporan ini difokuskan
pada masalah : mengembangkan instrument penilaian pada 3 ranah meliputi ranah
pengetahuan/ kognitif, ranah sikap / afektif, dan ranah keterampilan /psikomotor.
Pada ranah pengetahuan dalam bentuk tes ulangan harian pilihan ganda mata
pelajaran Sistem Operasi semester 2. dan melakukan analisisnya dari segi validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh dan analisis
deskripsi berdasarkan kriteria dan norma.
5. 5
3. Tujuan
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai pada
laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari tes pilihan ganda.
2. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tes pilihan ganda.
3. Untuk mengetahui daya pembeda dari tes pilihan ganda.
4. Untuk mengetahui efektifitas pengecoh dari tes pilihan ganda.
5. Untuk mengetahui deskripsi penilaian berdasarkan kriteria dan norma.
4. Manfaat
Laporan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dari segi teoritis dan
praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis.
Laporan ini diharapkan dapat menghasilkan pemahaman konsep tentang
bagaimana pengembangan instrument penilaian yang baik dan berkualitas dan
memahami bagaimana melakukan analisis butir soal dari sebuah tes pilihan
ganda.
2. Manfaat Praktis.
a. Manfaat bagi sekolah.
Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah
tentang pentingnya pemahaman dan implementasi dari pengembangan
sebuah instrument penilaian sesuai kaidah dan rambu-rambu tes yang baik
da berkualitas sehingga pihak sekolah dapat mengambil tindakan-tindakan
untuk meningkatkan kemampuan para guru misalnya dengan
menyelenggarakan pelatihan terhadap guru dalam hal pengembangan
instrument penilaian dan analisisnya.
b. Manfaat bagi guru.
Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para guru
tentang pentingnya meningkatkan kualitas diri dalam hal pelaksanaan
penilaian yang baik dan tepat terhadap peserta didik sehingga dapat
mengetahui ketercapaian pembelajaran dan penguasaan materi dari para
peserta didik.
6. 6
c. Manfaat bagi peserta didik.
Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peserta
didik tentang hasil belajarnya selama ini. Hasil belajar yang baik akan
terlihat pada nilai yang di dapatkan pada waktu mengikuti tes misalnya
ulangan harian. Dari nilai yang didapatkan dapat memotivasi peserta didik
dalam meningkatkan kualitas dirinya.
7. 7
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Validitas
Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Tes yang valid
adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya tes mata
pelajaran Sistem Operasi kelas X SMK, hendaknya benar-benar mengukur hasil
belajar Sistem Operasi peserta didik kelas X SMK bukan peserta didik kelas XII atau
peserta didik SMP kelas XI dan bukan mengukur hasil belajar dalam mata pelajaran
lainnya. Menurut Syaifuddin Azwar (2015) validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi
pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variable
yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut.
Tipe validitas secara tradisional dapat digolongkan dalam tiga kategori besar,
yaitu validitas isi (content validity), validitas konstrak (construct validity), dan
validitas kriteria/eksternal.
a. Validitas isi
Untuk instrument yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas konstrak dan
validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument atau
matrik pengembangan instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat variable yang
diteliti, indicator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau
pernyataan yang telah dijabarkan dari indicator. Menurut Syaifuddin Azwar
(2015) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel
yang berkompeten atau melalui expert judgment.
b. Validitas konstrak
Menurut Syaifuddin Azwar (2015) konsep validitas konstrak sangat
berguna pada tes yang mengukur trait yang tidak memiliki kriteria eksternal.
Menurut Sugiono (2014) untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan
8. 8
pendapat dari ahli. Dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli.
c. Validitas kriteria
Menurut Sugiono (2014) validitas kriteria/eksternal instrument diuji
dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang
ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan.
Menurut Syaifuddin Azwar (2015) prosedur validitas tes berdasarkan kriteria
menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar
pengujian skor tes.
Instrument penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi
akan mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi
pula. Validitas kriteria yang tinggi dapat dilakukan dengan koefisien korelasi
skor tes dan skor kriteria.
Validitas butir dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien
korelasi point-biserial. Korelasi ini untuk menguji validitas butir tes dengan
skor benar 1 dan skor salah 0. Rumus dari koefisien korelasi point biserial
adalah :
2. Reliabilitas
Reliabilitas tes merupakan tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni
sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten
(tidak berubah-ubah). Sebaliknya tes yang tidak reliable seperti karet untuk
mengukur panjang, hasil pengukuran dengan karet dapat berubah-ubah (tidak
konsisten). Menurut Sugiono (2014) pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara
9. 9
internal dan eksternal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan tes retest (stability),
equivalent, gabungan keduanya. Secara internal dapat dilakukan dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.
Bila suatu tes berisi aitem-aitem yang diberi skor dikotomi sedangkan jumlah
aitemnya sendiri tidak begitu banyak sangat mungkin membagi tes itu menjadi dua
bagian tidak menghasilkan bagian yang setara sedangkan membagi tes menjadi lebih
dari dua belahan akan mengakibatkan jumlah aitem dalam setiap belahan hanya
berisi sedikit aitem. Rumus untuk menguji reliabilitas dengan data dikotomi
digunakan KR-20 sebagai berikut :
3. Tingkat kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah tes tersebut
tergolong mudah atau sukar. Dalam setiap tes pilihan ganda selalu digunakan
alternative jawaban yang mengandung dua kemungkinan, yaitu jawaban yang
tepat/benar dan jawaban yang salah sebagai pengecoh. Untuk mengetahui bahwa soal
tersebut memiliki taraf kesukaran yang tinggi maka perlu dilakukan analisis setiap
butir soal yang ada. Menurut Arikunto (1995) analisis soal merupakan prosedur
sistematis yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap
butir tes. Menurut Purwanto (1994) langkah awal yang harus dilakukan guru adalah
mengelompokkan hasil tes menjadi tiga kelompok berdasarkan peringkat dari
keseluruhan skor atau nilai yang diperoleh masing-masing peserta didik. Ketiga
kelompok yang dimaksud adalah :
10. 10
1. Kelompok peserta didik yang pandai (upper group) yang diambil 25% atau
27% dari jumlah peserta didik yang berada pada peringkat paling atas
berdasarkan skor nilai yang diperoleh.
2. Kelompok peserta didik yang bodoh/kurang (lower group) yang diambil dari
25% atau 27% dari jumlah peserta didik yang berada pada peringkat paling
bawah berdasarkan skor nilai yang diperoleh.
3. Kelompok peserta didik yang berada di tengah (middle group) yaitu selain
kelompok pandai dan kelompok bodoh/kurang.
Dari ketiga kelompok yang ada, dua kelompok (upper dan lower) dapat
digunakan untuk membantu menganalisis setiap butir soal. Untuk dapat mengetahui
taraf kesukaran setiap butir soal, dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Indeks kesukaran diklasifikasikan seperti tabel berikut :
P-P Klasifikasi
0,00 – 0,29
0,30 – 0,69
0,70 – 1,00
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah
(Arikunto, 1995). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan
persamaan :
11. 11
Keterangan :
DP = Indeks daya pembeda
BA = Banyaknya peserta tes kelompok atas yg menjawab benar
BB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah yg menjawab benar
JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas
JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Kriteria indeks daya pembeda adalah sebagai berikut :
DP Klasifikasi
0,00 – 0,19
0,20 – 0,39
0,40 – 0,69
0,70 – 1,00
Negatif
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
Tidak baik, harus dibuang
5. Pengecoh
Menganalisis fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah menganalisis
pola penyebaran jawaban butir soal pada bentuk pilihan ganda. Pola tersebut
diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban butir
soal atau yang tidak memilih pilihan manapun. Dari pola penyebaran jawaban butir
soal dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak. Menurut
Supranata (2005) suatu pengecoh berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih
oleh 5% peserta tes.
12. 12
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
1. TEMPAT & WAKTU
Penerapan Instrument tes pilihan ganda mata pelajaran Sistem Operasi
dilakukan di SMK Negeri 3 Palu Propinsi Sulawesi Tengah, khususnya kelas X
Jurusan RPL-B. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 April 2015 sampai dengan
9 April 2015.
2. SUBJEK & OBJEK
Subjek dari kegiatan ini adalah peserta didik kelas X Jurusan RPL-B sebanyak
23 orang. Sementara objeknya adalah instrument tes pilihan ganda mata pelajaran
Sistem Operasi beserta lembar jawaban peserta didik kelas X Jurusan RPL-B.
3. INSTRUMEN PENILAIAN
Instrument penilaian yang akan dikembangkan meliputi instrument penilaian
Kognitif/Pengetahuan, Penilaian Sikap, dan Penilaian Psikomotor.
1. Instrumen Penilaian Kognitif/Pengetahuan.
Pengembangan instrument penilaian kognitif meliputi instrument tes pilihan
ganda. Untuk mengembangkan instrumen ini harus sesuai kaidah dan aturan
antara lain harus mengacu pada silabus mata pelajaran yang bersangkutan. Dalam
hal ini adalah silabus mata pelajaran Sistem Operasi kelas X. Tahap
pengembangan instrument tes pilihan ganda meliputi 2 tahap yakni : tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan.
a. Tahap Persiapan.
Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap persiapan adalah :
Menyiapkan silabus mata pelajaran Sistem Operasi Kls X Semester 2.
Membuat kisi-kisi tes pilihan ganda.
Membuat soal/tes pilihan ganda mata pelajaran Sistem Operasi Kls X
Semester 2.
13. 13
Untuk menyusun tes pilihan ganda harus mengetahui kaidah dan rambu-
rambu penyusunan yang baik dan tepat. Adapun kaidah dalam penulisan tes
pilihan ganda adalah sebagai berikut :
1. Soal harus sesuai dengan indicator.
2. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
4. Pokok soal sebaiknya tidak mengandung pernyataan yang bersifat negasi, bahkan
negasi ganda.
5. Stem soal sebaiknya bukan kalimat tanya.
6. Bahasa yang digunakan harus komunikatif dan tidak bermakna ganda.
7. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan
didaerah lain atau nasional.
8. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
9. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.
10. Pengecoh harus berfungsi.
11. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
12. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama.
13. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan.
14. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya.
15. Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas
dan berfungsi.
Adapun silabus, kisi-kisi dan soal/tes pilihan ganda terlampir pada laporan
ini.
b. Tahap Pelaksanaan.
Soal pilihan ganda yang telah dibuat kemudian diperbanyak sebanyak
jumlah siswa kelas X RPL-B disertai blangko lembar jawaban.
Soal pilihan ganda di ujikan kepada siswa kelas X RPL-B.
Memeriksa hasil jawaban siswa.
Memasukan jawaban siswa ke ITEMAN.
14. 14
Khusus untuk point ke 3 (memeriksa hasil jawaban siswa) ini dilakukan untuk
analisis butir soal dengan menggunakan Ms. Excel, sementara untuk analisis
butir soal dengan menggunakan ITEMAN, proses pemeriksaan jawaban
dilakukan secara otomatis di ITEMAN dengan cara memasukan setiap jawaban
siswa ke Notepad dan oleh ITEMAN akan didapatkan hasil skor benar dari
setiap siswa. Proses analisis lebih lengkapnya baik dengan Ms. Excel maupun
ITEMAN akan dibahas di bab berikutnya.
2. Instrument Penilaian Sikap.
Instrumen penilaian sikap merupakan instrumen yang digunakan untuk
menilai sikap siswa kelas X RPL-B. Tahap-tahap mengembangkan instrumen
penilaian sikap sebagai berikut :
Menyiapkan silabus Sistem Operasi dengan melihat KI-2.
Menetapkan aspek-aspek penilaian sikap.
Menetapkan indikator dari setiap aspek penilaian sikap.
Menetapkan rubrik penilaian sikap.
Karena instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur. Berbagai skala sikap yang
dapat digunakan antara lain : skala Likert, skala Guttman, Rating Scale, Semantic
Deferential. Pada instrumen penilaian sikap ini menggunakan skala Likert (1-4 :
Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang).
Instrumen penilaian sikap akan di isi oleh guru yang mengajar di kelas. Setiap
guru akan mengetahui sikap dari setiap siswa. Namun dalam memberikan
penilaian sikap harus bersifat objektif yang sesuai dengan kenyataan. Oleh karena
itu guru harus mengacu kepada rubrik dari penilaian sikap yang telah di
tetapkan/dikembangkan sebelumnya. Proses pengolahan nilai sikap dari siswa
kelas X RPL-B dengan menggunakan software yang dikembangkan dengan
menggunakan Bahasa Pemrograman Borland Delphi 7.0. Adapun bentuk dari
penilaian sikap, rubric dan aplikasinya dilampirkan dilaporan ini.
15. 15
3. Instrumen Penilaian Psikomotor.
Instrumen ini dikembangkan untuk menilai skill atau keterampilan siswa.
Bentuk instrumennya hampir sama dengan penilaian sikap. Bedanya kalau
penilaian sikap tidak memiliki nilai dalam bentuk angka dan tdk di rata-ratakan.
Sedangkan penilaian psikomotor memiliki nilai angka dan dirata-ratakan.
Pengolahan nilai psikomotor juga menggunakan aplikasi yang dikembangkan
dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Borland Delphi. Adapun bentuk dari
penilaian psikomotor, rubrik,aplikasinya terlampir di laporan ini.
16. 16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan
oleh setiap guru, untuk meningkatkan mutu soal yang akan dikerjakan oleh peserta didik
atau siswa. Pada laporan ini, kegiatan ini meliputi beberapa tahap mulai dari tahap
pengembangan instrumen tes pilihan ganda, penggunaan/pengujian pada peserta didik,
hingga pada tahap analisisnya. Bab ini akan membahas sesuai dari batasan masalah pada
Bab 1 yakni melakukan analisis dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya
pembeda, efektivitas pengecoh dan analisis deskripsi berdasarkan kriteria dan norma,
instrumen penilaian sikap, instrumen penilaian psikomotor. Selain itu juga akan di
paparkan tentang komparatif antara instrumen tes yang di desain dengan hasil empirik
dilihat dari Tingkat Kesukaran butir soal.
1. Penilaian Pengetahuan / Kognitif.
Tes pilihan ganda Mata Pelajaran Sistem Operasi ini diterapkan pada kelas X Paket
Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL-B) di SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi
Sulteng. Purwanto (2011: 114) menerangkan bahwa alat ukur yang baik harus
memenuhi dua syarat yaitu validitas dan reliabilitas. Berkaitan dengan hal tersebut
penulis menganalisis THB (Tes Hasil Belajar) dengan cara pengujian signifikansi
korelasi yakni membandingkan antara korelasi hitung (r hitung) dengan r pada tabel (r
tabel).
Validitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi
Kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.
Penulis menghitung validitas butir soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus
rpbis (korelasi point biserial). Berikut hasil perhitungan validitas butir soal pilihan
ganda.
17. 17
Tabel 1. Validitas Butir Soal Pilihan Ganda
Butir Soal r tabel r hitung Hasil
1 0,413 -0,27 Tidak Valid
2 0,413 0,26 Tidak Valid
3 0,413 0,48 Valid
4 0,413 -0,55 Tidak Valid
5 0,413 0,72 Valid
6 0,413 0,6 Valid
7 0,413 0,6 Valid
8 0,413 0,43 Valid
9 0,413 0,82 Valid
10 0,413 0,08 Tidak Valid
11 0,413 0,25 Tidak Valid
12 0,413 0,21 Tidak Valid
13 0,413 0,413 Valid
14 0,413 0,31 Tidak Valid
15 0,413 0,26 Tidak Valid
16 0,413 -0,01 Tidak Valid
17 0,413 0,82 Valid
18 0,413 0,7 Valid
19 0,413 0,73 Valid
20 0,413 0 Tidak Valid
21 0,413 0,43 Valid
22 0,413 0,62 Valid
23 0,413 -0,11 Tidak Valid
24 0,413 0,11 Tidak Valid
25 0,413 0 Tidak Valid
26 0,413 0,63 Valid
27 0,413 0,56 Valid
28 0,413 0,55 Valid
29 0,413 0,19 Tidak Valid
30 0,413 -0,35 Tidak Valid
31 0,413 0,19 Tidak Valid
32 0,413 0,82 Valid
33 0,413 0,04 Tidak Valid
34 0,413 0,56 Valid
35 0,413 -0,17 Tidak Valid
18. 18
36 0,413 0,53 Valid
37 0,413 0,33 Tidak Valid
38 0,413 -0,6 Tidak Valid
39 0,413 0,1 Tidak Valid
40 0,413 -0,14 Tidak Valid
Berdasarkan perhitungan validitas butir soal pilihan ganda dengan taraf
signifikansi 5 % dan jumlah peserta didik 23 orang dengan tabel korelasi sebesar
0,413, validitas butir soal Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B menunjukan
sejumlah 18 butir soal valid dan 22 butir soal tidak valid.
18 butir soal yang valid yakni butir soal 3, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 17, 18, 19, 21, 22, 26,
27, 28, 32, 34, dan 36. Soal yang valid ini memiliki nilai r hitung >= dari nilai r tabel.
Sementara butir soal yang tidak valid sebanyak 22 butir soal yang terdiri dari 14 butir
soal memiliki nilai r hitung < r tabel, 8 butir soal memiliki r hitung negative, dan 2
butir soal memiliki r hitung 0. Delapan butir soal yang r hitung negative yakni butir
soal 1, 4, 16, 23, 30, 35, 38, 40. Butir soal 16 dan butir soal 35 tidak valid karena rata-
rata peserta didik yang kelompok atas (pandai) dan kelompok bawah (kurang pandai)
dapat menjawab. Sedangkan butir soal 1, 4, 23, 30, 38, 40 tidak valid karena rata-rata
peserta didik kelompok atas (pandai) tidak dapat menjawab sedangkan kelompok
bawah (kurang pandai) dapat menjawab. Sementara dua butir soal yang memiliki r
hitung 0 yakni butir soal 20 dan butir soal 25. Pada butir soal 20 tidak valid karena
semua peserta didik tidak dapat menjawab dengan benar, sedangkan butir soal 25 tidak
valid karena semua peserta didik dapat menjawab dengan benar.
Reliabilitas Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B
SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.
Untuk mengetahui realiabel atau tidak tes Ulangan Harian Pilihan ganda ini,
penulis menggunakan rumus KR-20. KR-20 digunakan untuk data dikotomi yaitu
benar 1 dan salah 0. Berikut ditampilkan perhitungan Reliabilitas Soal Ulangan Harian
Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B.
19. 19
Tabel 2. Reliabilitas Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi.
Subjek Skor (X) (Xi-Xbar) (Xi-Xbar)2
1 29 4,13 17,06
2 29 4,13 17,06
3 29 4,13 17,06
4 28 3,13 9,8
5 28 3,13 9,8
6 27 2,13 4,54
7 27 2,13 4,54
8 27 2,13 4,54
9 26 1,13 1,28
10 26 1,13 1,28
11 26 1,13 1,28
12 25 0,13 0,02
13 25 0,13 0,02
14 25 0,13 0,02
15 25 0,13 0,02
16 25 0,13 0,02
17 25 0,13 0,02
18 25 0,13 0,02
19 24 -0,87 0,76
20 22 -2,87 8,24
21 21 -3,87 14,98
22 14 -10,87 118,16
23 14 -10,87 118,16
Dari data Skor yang diperoleh oleh peserta didik kelas X RPL-B maka didapatkan
∑ p(1-p) = 5,16 dan varians skor tes sx
2
= 15,85 dengan banyaknya butir soal dalam
tes adalah k= 40. Hasil komputasi koefisien KR-20 adalah :
KR-20 = [40 / (40-1)] [1-5,16 / 15,85 ] = 0,69 atau 0,7. Hal ini menunjukan bahwa
Tes Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi kelas X ini memiliki reliabilitas
yang tinggi.
20. 20
Analisis Deskripsi Berdasarkan Kriteria dan Norma Kelas X RPL-B SMK Negeri 3
Kota Palu Propinsi Sulteng.
Analisis deskripsi berdasarkan Kriteria dan Norma dilakukan untuk mengetahui
kategori ( sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang ) yang diperoleh dari setiap
peserta didik berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil tes. Proses perhitungan
berdasarkan kriteria dengan menggunakan rerata ideal, simpangan baku ideal dan skor
minimum dan maksimum ideal (0 dan 100) sedangkan proses perhitungan berdasarkan
norma dengan menggunakan rerata empirik, simpangan baku empirik, dan skor
maksimum dan skor minimum dari data empirik siswa. Berikut hasil perhitungan
berdasarkan kriteria dan norma.
1. Berdasarkan Kriteria.
Rerata = 62,5.
Simpangan baku = 10,25.
Rerata ideal = 50.
Simpangan baku ideal = 16,67.
-3 -1,5 0 1,5 3
0 25 50 75 100
Nilai Kategori
0 sd < 25 Sangat kurang
25 sd < 50 Kurang
50 sd < 75 Baik
75 sd 100 Sangat baik
2. Berdasarkan Norma.
Min = 35.
Max = 75.
Rerata empirik = 55.
Simpangan baku empirik = 6,67.
21. 21
-3 -1,5 0 1,5 3
35 45 55 65 75
Nilai Kategori
>= 35 Sangat kurang
>= 45 Kurang
>= 55 Cukup
>= 65 Baik
>= 75 Sangat Baik
Tabel 3. Analisis Deskripsi Berdasarkan Kriteria dan Norma.
No Nama Skor Nilai
Kategori
Kriteria Norma
1. Hardiani 29 72,5 Baik Sangat Baik
2. Mayfanny 29 72,5 Baik Sangat Baik
3. Sukma Pratiwi 29 72,5 Baik Sangat Baik
4. Muh.Yudha Prakasa 28 70 Baik Baik
5. Oktavianus 28 70 Baik Baik
6. Muh.Hardiansyah R 27 67,5 Baik Baik
7. Gina Silvia Olan 30 75 Sangat Baik Sangat Baik
8. Farhan Syaban 27 67,5 Baik Baik
9. Miftach Farid 26 65 Baik Baik
10. Faiz Alfaridzi 26 67,5 Baik Baik
11. Malikul Mulki 26 65 Baik Baik
12. Moh.Gabriel Fernanda 25 62,5 Baik Cukup
13. Moh. Amar Ramadan 25 65 Baik Cukup
14. Bagus Pramono 25 65 Baik Cukup
15. Hidayat Sangia 25 62,5 Baik Cukup
16. Muh.Risky 25 62,5 Baik Cukup
17. Praja Suganda 25 62,5 Baik Cukup
22. 22
18. Muh.Kholbi 25 62,5 Baik Cukup
19. Dirga Andika 24 60 Baik Cukup
20. Moh.Nauval 22 55 Baik Cukup
21. Fadli Renaldi 21 52,5 Baik Kurang
22. Ekal 14 35 Kurang Sangat Kurang
23. Muh.Muharram 14 35 Kurang Sangat Kurang
Total Siswa Mendapatkan : Kriteria Norma
Sangat kurang 0 2
Kurang 2 1
Baik 20 7
Sangat baik 1 4
Cukup 9
Hasil analisis berdasarkan kriteria menunjukan bahwa 1 peserta didik yang
memperoleh nilai >= 75, sebanyak 20 peserta didik yang memperoleh nilai baik antara
nilai 50 sd < 75 dan 2 peserta didik yang memperoleh nilai kurang antara nilai 25 sd < 50
dengan skor benar yang di peroleh adalah 14 benar. Sementara hasil analisis berdasarkan
norma menunjukan bahwa sebanyak 4 peserta didik yang memperoleh nilai sangat baik
yakni >= 75 , 7 peserta didik yang memperoleh nilai baik yakni >= 65 , 9 peserta didik
memperoleh nilai cukup yakni >= 55 , 1 peserta didik yang memperoleh nilai kurang yakni
>= 45 dan 2 peserta didik memperoleh nilai yang sangat kurang yakni >= 35.
Hasil analisis deskriptif ini menunjukan terdapat perbedaan antara perhitungan
berdasarkan kriteria dan berdasarkan norma. Yang membedakan antara kedua metode ini
adalah pada metode kriteria dalam proses pengolahan nilai hanya mengacu pada rerata
ideal, simpangan baku ideal, nilai minimum dan nilai maksimum ideal yakni nilai
minimum ideal 0 dan nilai maksimum ideal 100 tanpa melihat nilai minimum dan
maksimum yang diperoleh peserta didik pada waktu mengikuti tes. Sedangkan pada
metode berdasarkan norma, proses pengolahan nilai mengacu pada rerata empiric,
23. 23
simpangan baku empiric, nilai minimum dan nilai maksimum empiric artinya nilai riil
/nyata yang di peroleh peserta didik yang mengikuti tes.
Tingkat Kesukaran Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas
X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.
Untuk menganalisis tingkat kesukaran setiap butir soal dengan mengelompokan hasil
tes berdasarkan peringkat dari keseluruhan skor atau nilai yang diperoleh masing-masing
peserta didik. Pengelompokan ini terdiri dari :
a. Kelompok peserta didik yang pandai (Upper Group) diambil 25 % dari jumlah peserta
didik yang berada pada peringkat paling atas berdasarkan skor atau nilai yang
diperoleh.
b. Kelompok peserta didik yang kurang (Lower Group) diambil 25 % dari jumlah peserta
didik yang berada pada peringkat paling bawah berdasarkan skor atau nilai yang
diperoleh.
Proses komputasi dengan menggunakan Software Pengolah Angka Ms.Excel dan
Program ITEMAN. Adapun tingkat kesukaran butir soal yang di peroleh dari
pengujian di kelas X RPL-B sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran (Menggunakan Ms. Excel)
Butir Soal Upper Lower TK Klasifikasi
1 0,0 2,0 0,2 Sukar
2 6,0 4,0 0,8 Mudah
3 6,0 3,0 0,8 Mudah
4 0,0 1,0 0,1 Sukar
5 6,0 3,0 0,8 Mudah
6 6,0 5,0 0,9 Mudah
7 6,0 5,0 0,9 Mudah
8 3,0 0,0 0,3 Sedang
9 6,0 4,0 0,8 Mudah
24. 24
10 6,0 5,0 0,9 Mudah
11 1,0 0,0 0,1 Sukar
12 5,0 5,0 0,8 Mudah
13 6,0 5,0 0,9 Mudah
14 6,0 5,0 0,9 Mudah
15 5,0 2,0 0,6 Sedang
16 6,0 6,0 1,0 Mudah
17 6,0 4,0 0,8 Mudah
18 6,0 4,0 0,8 Mudah
19 6,0 0,0 0,5 Sedang
20 0,0 0,0 0,0 Sukar
21 4,0 0,0 0,3 Sedang
22 6,0 2,0 0,7 Mudah
23 0,0 1,0 0,1 Sukar
24 3,0 4,0 0,6 Sedang
25 6,0 6,0 1,0 Mudah
26 0,0 3,0 0,3 Sedang
27 6,0 4,0 0,8 Mudah
28 5,0 2,0 0,6 Sedang
29 6,0 3,0 0,8 Mudah
30 1,0 2,0 0,3 Sedang
31 6,0 3,0 0,8 Mudah
32 6,0 4,0 0,8 Mudah
33 5,0 3,0 0,7 Mudah
34 6,0 0,0 0,5 Sedang
35 6,0 6,0 1,0 Mudah
36 6,0 3,0 0,8 Mudah
37 6,0 5,0 0,9 Mudah
25. 25
38 0,0 3,0 0,3 Sedang
39 0,0 0,0 0,0 Sukar
40 0,0 3,0 0,3 Sedang
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal Ulangan Harian Sistem
Operasi di Kelas X RPL-B terdapat 6 butir soal termasuk dalam klasifikasi Sukar, 23
butir soal termasuk dalam klasifikasi Mudah dan 11 butir soal termasuk dalam
klasifikasi Sedang. Butir soal yang termasuk sukar yakni butir soal 1, 4, 11, 20, 23, 39.
Pada butir soal 1, 4 dan 23 termasuk sukar karena kelompok atas (pandai) tidak dapat
menjawab dengan benar sedangkan kelompok bawah (kurang pandai) hanya sedikit
sekali yang bisa menjawab. Butir soal 11 termasuk sukar karena hanya kelompok atas
(pandai) yang bisa menjawab dan kelompok bawah tidak bisa menjawab benar. Butir
soal 20 termasuk sukar karena semua peserta tes tidak bisa menjawab dengan benar.
Butir soal 39 termasuk sukar karena kelompok atas dan kelompok bawah tidak bisa
menjawab dengan benar.
Butir soal yang termasuk tingkat kesukaran mudah sebanyak 23 butir yakni butir
soal 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 22, 25, 27, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37.
Dari 23 butir soal ini yang butir soal mudah tapi termasuk soal jelek adalah butir soal
12, 16, 25 dan 35. Dikatakan mudah tapi jelek karena soal ini bisa di jawab dengan
benar oleh kelompok atas dan kelompok bawah.
Butir soal yang termasuk tingkat kesukaran sedang sebanyak 11 butir yakni butir
soal 8, 15, 19, 21, 24, 26, 28, 30, 34, 38, 40. Dari 11 butir soal yang sedang ini yang
merupakan butir soal sedang tapi termasuk soal tidak baik adalah butir soal 24, 26, 30,
38, dan 40. Dikatakan sedang tapi tidak baik karena soal ini tidak bisa membedakan
kelompok atas dan bawah. Kelompok atas tidak bisa menjawab dengan benar tetapi
kelompok bawah justru bisa menjawab dengan benar meskipun hanya sedikit.
26. 26
Daya Pembeda Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas
X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.
Daya pembeda soal merupakan pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu
membedakan peserta didik yang termasuk kelompok pandai (upper group) dan peserta
didik yang termasuk kelompok rendah (lower group). Hasil perhitungan daya
pembeda butir soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B
sebagai berikut :
Tabel 5. Daya Pembeda Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem
Operasi Kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.
Butir Soal Upper Lower DP Klasifikasi
1 0,0 2,0 -0,3 Tidak Baik
2 6,0 4,0 0,3 Cukup
3 6,0 3,0 0,5 Baik
4 0,0 1,0 -0,2 Tidak Baik
5 6,0 3,0 0,5 Baik
6 6,0 5,0 0,2 Cukup
7 6,0 5,0 0,2 Cukup
8 3,0 0,0 0,5 Baik
9 6,0 4,0 0,3 Cukup
10 6,0 5,0 0,2 Cukup
11 1,0 0,0 0,2 Cukup
12 5,0 5,0 0,0 Jelek
13 6,0 5,0 0,2 Cukup
14 6,0 5,0 0,2 Cukup
15 5,0 2,0 0,5 Baik
16 6,0 6,0 0,0 Jelek
17 6,0 4,0 0,3 Cukup
18 6,0 4,0 0,3 Cukup
27. 27
19 6,0 0,0 1,0 Baik Sekali
20 0,0 0,0 0,0 Jelek
21 4,0 0,0 0,7 Baik Sekali
22 6,0 2,0 0,7 Baik Sekali
23 0,0 1,0 -0,2 Tidak Baik
24 3,0 4,0 -0,2 Tidak Baik
25 6,0 6,0 0,0 Jelek
26 0,0 3,0 -0,5 Tidak Baik
27 6,0 4,0 0,3 Cukup
28 5,0 2,0 0,5 Baik
29 6,0 3,0 0,5 Baik
30 1,0 2,0 -0,2 Tidak Baik
31 6,0 3,0 0,5 Baik
32 6,0 4,0 0,3 Cukup
33 5,0 3,0 0,3 Cukup
34 6,0 0,0 1,0 Baik Sekali
35 6,0 6,0 0,0 Jelek
36 6,0 3,0 0,5 Baik
37 6,0 5,0 0,2 Cukup
38 0,0 3,0 -0,5 Tidak Baik
39 0,0 0,0 0,0 Jelek
40 0,0 3,0 -0,5 Tidak Baik
Dari hasil perhitungan diperoleh sebanyak 4 butir soal yang memiliki daya pembeda
baik sekali, 8 butir soal memiliki daya pembeda baik, 14 butir soal memiliki daya pembeda
cukup, 6 butir soal memiliki daya pembeda jelek, dan 8 butir soal memiliki daya pembeda
tidak baik. Butir soal yang memiliki daya pembeda baik sekali adalah butir soal 19, 21, 22,
34. Daya pembedanya baik sekali karena mampu membedakan antara peserta didik yang
berkemampuan tinggi (upper group) dengan peserta didik yang berkemampuan rendah
28. 28
(lower group). Butir soal yang memiliki daya pembeda baik adalah butir soal 3, 5, 8, 15,
28, 29, 31, dan 36. Butir soal yang memiliki daya pembeda cukup adalah butir soal 2, 6, 7,
9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 27, 32, 33 dan 37. Butir soal yang memiliki daya pembeda jelek
adalah 12, 16, 20, 25, 35, 39. Dikatakan jelek karena tidak dapat membedakan kelompok
atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group) contohnya pada butir soal 12, 16,
25 dan 35, kelompok pandai (upper group) dan kelompok kurang pandai (lower group)
mampu untuk menjawab dengan benar sehingga 4 butir soal ini termasuk butir soal mudah
dengan daya pembeda jelek. Kemudian butir soal 20 dan 39, kelompok pandai (upper
group) dan kelompok kurang pandai (lower group) sama- sama tidak bisa menjawab
dengan benar sehingga sehingga 2 butir soal ini termasuk butir soal sukar dengan daya
pembeda jelek.
Butir soal yang memiliki daya pembeda tidak baik adalah butir soal 1, 4, 23, 24, 26,
30, 38, 40. Dikatakan tidak baik karena tidak mampu membedakan dengan baik kelompok
pandai dan kelompok kurang pandai. Kelompok pandai tidak bisa menjawab dengan benar
tetapi justru kelompok kurang pandai yang dapat menjawab dengan benar. Butir soal ini
memiliki daya pembeda negative sehingga soal seperti ini tidak dapat digunakan.
Pengecoh (Distractor) Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi
Kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.
Sebuah pengecoh dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 %
pengikut tes. Pertimbangan terhadap analisis pengecoh :
a. Diterima, karena sudah baik.
b. Ditolak, karena tidak baik.
c. Ditulis kembali, karena kurang baik.
Hasil analisis pengecoh pada soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi
apakah berfungsi dengan baik atau tidak akan di paparkan pada bagian analisis butir soal
dengan menggunakan ITEMAN.
29. 29
Analisis Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B
SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng dengan Menggunakan ITEMAN.
Item and Test Analysis (ITEMAN) merupakan perangkat lunak yang dibuat melalui
bahasa pemrograman komputer dan dibuat khusus untuk analisis butir soal dan tes. Hasil
analisis meliputi : tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda soal, statistik sebaran
jawaban, kehandalan/reliabilitas tes, kesalahan pengukuran (standar error) dan distribusi
skor serta skor setiap peserta tes. Untuk menjalankan program ITEMAN cukup dengan
mengcopy file ITEMAN.EXE. Untuk lebih memudahkan dalam melakukan analisis
sebaiknya file DATA yang akan di analisis, file ITEMAN.EXE, dan file HASIL analisis
ditempatkan dalam satu sub direktori.
Pada file data berisi jawaban dari sejumlah peserta didik yang ikut tes. Peserta didik
kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng yang ikut tes berjumlah 23
orang. Data ini kemudian akan di proses secara otomatis dengan ITEMAN dan akan
menghasilkan analisis sesuai yang telah dipaparkan diatas.
Berikut ditampilkan file data yang akan di olah dengan ITEMAN.
Gambar 1. File Data dengan nama RPLB.Txt.
30. 30
Gambar 2. File Hasil Analisis ITEMAN dengan nama file RPLBHASIL.Txt
Analisis butir soal No. 1 sd butir soal No. 4 sebagai berikut :
1. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,087 (sukar), hanya 8 % peserta tes yang dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = -0,479 dan rpbis = -0,269
menunjukan keduanya bertanda negative. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik. Tampak bahwa sebanyak 4% merespon
alternative jawaban A, 0 % merespon alternative jawaban D dan E, 87 % merespon
alternative jawaban B. Tanda bintang di alternative jawaban C menunjukan bahwa
kunci jawaban. Namun ditinjau dari daya pembeda dari alternative jawaban bahwa
31. 31
kunci jawaban C belum berfungsi dengan baik karena ternyata pada alternative
jawaban B daya pembedanya bertanda positif dan lebih besar nilainya dari alternative
kunci jawaban C. Ini menunjukan bahwa peserta tes yang pintar cenderung memilih
jawaban B. Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban
ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban
sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan
konsep oleh peserta didik.
2. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 0,479 dan rpbis = 0,269
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing/ pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak sebanyak 8% merespon alternative jawaban A,
0 % merespon alternative jawaban C, D, dan E. Di tinjau dari daya pembeda,
alternative jawaban B sebagai kunci sudah berfungsi dengan baik, ini dilihat dari
tanda positif pada daya pembeda jawaban B. Soal ini perlu di revisi karena
pengecohnya belum berfungsi dengan baik.
3. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,826 (mudah), sebanyak 82 % peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 0,718 dan rpbis = 0,486
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing/pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 4 % merespon alternative jawaban A, 13 %
merespon alternative jawaban C, 0 % merespon alternative jawaban D dan E. Tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban B sebagai kunci menunjukan sdh
berfungsi kunci dengan baik.
4. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,043 (sukar), hanya 4% peserta tes yang dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = -1,00 dan rpbis = -0,585
menunjukan bahwa keduanya bertanda negative. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
32. 32
/pengecoh belum berfungsi dengan baik. Tampak 91 % merespon altenatif jawaban
A, 0 % merespon alternative jawaban B dan C, 4 % merespon jawaban E. Tanda
negative pada alternative jawaban D sebagai kunci menunjukan bahwa kunci belum
berfungsi dengan baik, karena ternyata alternative jawaban A memiliki tanda positif
dan sebanyak 91 % yang memilih jawabn A. Hal ini menunjukan peserta tes yang
pintar cenderung lebih banyak memilih jawaban A. Sehingga perlu diperiksa kembali
kunci jawabannya.
Gambar 3. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 5 sd 9)
33. 33
Analisis Butir Soal No. 5 sd Butir Soal No. 9 sebagai berikut :
5. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,826 (mudah), sebanyak 82% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 1,0 dan rpbis = 0,715
menunjukan bahwa keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop
endorsing/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak sebanyak 4% merespon
alternative jawaban B dan E, 0% merespon alternative jawaban A, 8% merespon
alternative jawaban C . Tanda positif daya pembeda pada alternative jawaban E
sebagai kunci menunjukan bahwa kunci sdh berfungsi dengan baik.
6. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,957 (mudah), sebanyak 95% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 1,0 dan rpbis = 0,585
menunjukan bahwa keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop
endorsing/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% yang merespon
alternative jawaban C, D dan E, dan 4% merespon alternative jawaban B. Tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban A sebagai kunci menunjukan bahwa
kunci sudah berfungsi dengan baik.
7. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,957 (mudah), sebanyak 95% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 1,0 dan rpbis = 0,585
menunjukan bahwa keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop
endorsing/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative
jawaban A, C dan E, 4% merespon alternative jawaban D. Tanda positif daya
pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan kunci menunjukan bahwa
kunci sudah berfungsi dengan baik.
8. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,304 (sedang), sebanyak 30% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 0,558 dan rpbis = 0,424
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
34. 34
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
sudah berfungsi dengan baik yakni sebanyak 39% merespon alternative jawaban B,
8% merespon alternative jawabn C, 17% merespon alternative jawaban D, 4%
merespon alternative jawaban A (pengecoh A belum berfungsi). Tanda positif daya
pembeda pada alternative jawaban E yang merupakan kunci menunjukan bahwa
kunci sudah berfungsi dengan baik.
9. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 1,0 dan rpbis = 0,846,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing/pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, D dan E.
8% merespon alternative jawaban B. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban C yang merupakan kunci menunjukan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
Gambar 4. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 10 sd 14)
35. 35
Analisis Butir Soal No. 10 sd Butir Soal No. 14 sebagai berikut :
10. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,870 (mudah), sebanyak 87% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,153 dan rpbis = 0,097,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A dan D,
4% merespon alternative jawaban B, 8% merespon alternative jawaban C. Tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban E yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
11. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,087 (sukar), hanya 8% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,616 dan rpbis = 0,346,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban D dan E, 8%
merespon alternative jawaban C, 82% merespon alternative jawaban B. Namun tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban A yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata daya
pembeda pada alternative jawaban B juga positif dan cenderung peserta tes yang
pintar lebih memilih alternative jawaban B dari pada alternative jawaban A (kunci).
Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah
lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka
kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan konsep oleh peserta
didik.
12. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,870 (mudah), sebanyak 87% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,358 dan rpbis = 0,225,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A dan E, 8%
merespon alternative jawaban B, 4% merespon alternative jawaban C. Tanda positif
36. 36
daya pembeda pada alternative jawaban D yang merupakan kunci menandakan
bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
13. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,753 dan rpbis = 0,423,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban C, D dan E,
8% merespon alternative jawaban A. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban B yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
14. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,870 (mudah), sebanyak 87% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,511 dan rpbis = 0,322,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban C, 4%
merespon alternative jawaban A, D, E. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban B yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
38. 38
Analisis Butir Soal No. 15 sd Butir Soal No. 19 sebagai berikut :
15. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,565 (sedang), sebanyak 56% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,358 dan rpbis = 0,284,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A dan E,
34% merespon alternative jawaban B. 8% merespon alternative jawaban D. Tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban C yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
16. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,957 (mudah), sebanyak 95% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,0 dan rpbis = 0,0,
menunjukan keduanya bertanda positif. Namun tidak dapat membedakan peserta tes
yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh belum
berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban B, C dan D, 4%
merespon alternative jawaban E. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
17. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,846,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban B, C dan E,
8% merespon alternative jawaban D. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
18. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,870 (mudah), sebanyak 87% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,708,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
39. 39
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban B dan E, 4%
merespon alternative jawaban A. 8% merespon alternative jawaban C. Tanda positif
daya pembeda pada alternative jawaban D yang merupakan kunci menandakan
bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
19. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,739 (mudah), sebanyak 73% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,741,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, 8%
merespon alternative jawaban B. 4% merespon alternative jawaban D. 13%
merespon alternative jawaban E Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban C yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
Gambar 6. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 20 sd 24)
40. 40
Analisis Butir Soal No. 20 sd Butir Soal No. 24 sebagai berikut:
20. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,000 (sukar), sebanyak 0% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -9,000 dan rpbis = -9,000,
menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A
dan E, 4% merespon alternative jawaban B. 95% merespon alternative jawaban C.
Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban D yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik.
21. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,435 (sedang), sebanyak 43% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,578 dan rpbis = 0,459,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban E, 8%
merespon alternative jawaban A dan D. 39% merespon alternative jawaban C. Tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
22. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,652 (mudah), sebanyak 65% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,821 dan rpbis = 0,637,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban D, 21%
merespon alternative jawaban B. 8% merespon alternative jawaban C. 4% merespon
alternative jawaban E. Tanda positif daya pembeda pada alternative jawaban A yang
merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
23. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,087 (sukar), hanya 8% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,205 dan rpbis = -0,115,
menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
41. 41
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 8% merespon alternative jawaban B
dan D, 4% merespon alternative jawaban E. 69% merespon alternative jawaban A.
Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban C yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata alternative
jawaban A memiliki daya pembeda positif dan cenderung peserta tes yang pintar
lebih banyak memilih alternative jawaban A dari pada alternative jawaban C (kunci).
Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah
lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka
kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan konsep oleh peserta
didik.
24. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,609 (sedang), sebanyak 60% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,085 dan rpbis = 0,067,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 4% merespon alternative jawaban A dan C,
8% merespon alternative jawaban D. 21% merespon alternative jawaban B. Tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban E yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata daya
pembeda pada alternative jawaban B lebih besar sehingga hal ini menunjukan peserta
tes yang pintar cenderung memilih alternative jawaban B dari pada alternative
jawaban E (kunci). Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci
jawaban ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci
jawaban sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan
penguasaan konsep oleh peserta didik.
43. 43
Analisis Butir Soal No. 25 sd Butir Soal No. 29 sebagai berikut :
25. Tingkat kesukaran soal ini adalah 1,000 (mudah), sebanyak 100% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -9,000 dan rpbis = -9,000,
menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban
B, C, D dan E. Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban A yang
merupakan kunci menandakan bahwa kunci tidak berfungsi dengan baik. Karena
semua peserta tes dapat menjawab dengan benar soal ini.
26. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,174 (sukar), sebanyak 17% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,253 dan rpbis = -0,172,
menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban
D. 17% merespon alternative jawaban B, 8% merespon alternative jawaban C, 56%
merespon alternative jawaban E. Tanda negatif daya pembeda pada alternative
jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci tidak berfungsi dengan
baik. Karena ternyata daya pembeda pada alternative jawaban E bertanda positif dan
lebih banyak di respon oleh peserta yang pintar. Oleh karena itu periksa kembali
kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah lakukan kembali analisis soal,
dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka kemungkinan kesalahan
terletak pada kesalahan penguasaan konsep oleh peserta didik.
27. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,783 (mudah), sebanyak 78% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,811 dan rpbis = 0,578,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A dan C,
4% merespon alternative jawaban D. 17% merespon alternative jawaban E. Tanda
44. 44
positif daya pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
28. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,652 (mudah), sebanyak 65% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,733 dan rpbis = 0,569,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban C, 4%
merespon alternative jawaban B dan E, 26% merespon alternative jawaban D. Tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban A yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
29. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,783 (mudah), sebanyak 78% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,295 dan rpbis = 0,210,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban D dan E, 8%
merespon alternative jawaban A, 13% merespon alternative jawaban C. Tanda positif
daya pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan kunci menandakan
bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
46. 46
Analisis Butir Soal No. 30 sd Butir Soal No. 34 sebagai berikut :
30. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,130 (sukar), hanya sebanyak 13% peserta tes
dapat menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,652 dan rpbis = -
0,354, menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 13% merespon alternative jawaban
A, 8% merespon alternative jawaban B, 4% merespon alternative jawaban E. 60%
merespon alternative jawaban C. Tanda negatif daya pembeda pada alternative
jawaban D yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan
baik karena ternyata daya pembeda alternative jawaban C bertanda positif dan
cenderung peserta tes yang pintar lebih memilih alternative jawaban C dari pada
alternative jawaban D (kunci). Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban,
apabila kunci jawaban ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila
ternyata kunci jawaban sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada
kesalahan penguasaan konsep oleh peserta didik.
31. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,783 (mudah), sebanyak 78% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,295 dan rpbis = 0,210,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, 8%
merespon alternative jawaban B dan E, 4% merespon alternative jawaban D. Tanda
positif daya pembeda pada alternative jawaban C yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.
32. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,846,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, D dan E,
8% merespon alternative jawaban B. Tanda positif daya pembeda pada alternative
47. 47
jawaban C yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
33. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,609 (sedang), sebanyak 60% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,085 dan rpbis = 0,067,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban E, 21%
merespon alternative jawaban C. 4% merespon alternative jawaban D, 13%
merespon alternative jawaban B. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan
baik karena ternyata daya pembeda pada alternative jawaban B bertanda positif juga
dan lebih besar dari kunci. Hal ini menunjukan peserta tes yang pintar cenderung
memilih alternative jawaban B dari pada alternative jawaban A sebagai kunci. Oleh
karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah
lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka
kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan konsep oleh peserta
didik.
34. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,478 (sedang), sebanyak 47% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,735 dan rpbis = 0,586,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
sudah berfungsi dengan baik, tampak 26% merespon alternative jawaban A, 8%
merespon alternative jawaban B, C dan E,. Tanda positif daya pembeda pada
alternative jawaban D yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah
berfungsi dengan baik.
48. 48
Gambar 9. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 35 sd 36)
Analisis Butir Soal No. 35 sd Butir Soal No. 36 sebagai berikut :
35. Tingkat kesukaran soal ini adalah 1,000 (mudah), sebanyak 100% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -9,000 dan rpbis = -9,000,
menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban
A, C, D, E. Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan
kunci menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata semua
peserta tes dapat menjawab dengan benar soal ini.
36. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,826 (mudah), sebanyak 82% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,971 dan rpbis = 0,658,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban B, C, E.
17% merespon alternative jawaban A. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban D yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
49. 49
Gambar 10. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 37 sd 40)
Analisis Butir Soal No. 37 sd Butir Soal No. 40 sebagai berikut :
37. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,957 (mudah), sebanyak 95% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,585,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, B, C. 4%
merespon alternative jawaban D. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban E yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
50. 50
38. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,261 (sukar), sebanyak 26% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,834 dan rpbis = -0,617,
menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A
dan D. 8% merespon alternative jawaban B. 65% merespon alternative jawaban E.
Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban C yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata daya
pembeda pada alternative jawaban E bertanda positif dan cenderung peserta tes yang
pintar lebih memilih alternative jawaban E dari pada alternative jawaban C sebagai
kunci. Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban
ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban
sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan
konsep oleh peserta didik.
39. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,087 (sukar), hanya 8% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,068 dan rpbis = 0,038,
menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan
peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh
belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban E. 4%
merespon alternative jawaban B. 13% merespon alternative jawaban C, 73%
merespon alternative jawaban D. Tanda positif daya pembeda pada alternative
jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan
baik.
40. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,304 (sedang), sebanyak 30% peserta tes dapat
menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,217 dan rpbis = -0,165,
menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat
membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing
/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban
D. 4% merespon alternative jawaban B dan C. 60% merespon alternative jawaban A.
51. 51
Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban E yang merupakan kunci
menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata daya
pembeda pada alternative jawaban A bertanda positif dan cenderung peserta tes yang
pintar lebih memilih alternative jawaban A daripada alternative jawaban E sebagai
kunci. Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban
ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban
sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan
konsep oleh peserta didik.
Gambar 11. Statistik Scale/ Statistik Tes, Nama File: RPLBHASIL.Txt
52. 52
Analisis Scale Statistic di atas adalah sebagai berikut :
1. N of Items : Jumlah butir soal dalam tes ulangan harian mata
pelajaran Sistem Operasi yakni sebanyak 40 butir
soal.
2. N of Examines : Jumlah peserta tes yang digunakan dalam analisis.
Jumlah peserta didik kelas X RPL-B yakni 23.
3. Mean : Skor/rata-rata peserta tes yakni 25,00.
4. Varians : Varian dari distribusi skor peserta tes yang
memberikan gambaran tentang sebaran skor peserta
tes. Nilai varians diperoleh 16,087.
5. Std deviasi : Standar deviasi dari distribusi skor peserta tes.
Standar deviasi diperoleh 4,011.
6. Skew : Kemiringan distribusi skor peserta yang memberikan
gambaran tentang bentuk distribusi skor peserta tes.
Kemiringan negative menunjukan bahwa sebagian
besar skor berada pada bagian atas/skor tinggi dari
distribusi skor. Sebaliknya kemiringan positif
menunjukan bahwa sebagian besar skor berada pada
bagian bawah/skor rendah dari distribusi skor.
Kemiringan nol menunjukan bahwa skor
berdistribusi secara simetris di sekitar rata-
rata/mean. Dari hasil komputasi menunjukan bahwa
skew -1,593. Artinya sebagian besar skor berada
pada bagian atas/skor tinggi dari distribusi skor.
7. Kurtosis : Puncak distribusi skor yang menggambarkan
kelandaian distribusi skor dibanding dengan
distribusi normal. Nilai positif menunjukan
distribusi yang lebih lancip/memuncak dan nilai
negative menunjukan distribusi yang lebih
landai/merata. Kurtosis untuk distribusi normal
adalah nol. Hasil komputasi menunjukan kurtosis
53. 53
diperoleh 2,243 artinya ini menunjukan distribusi
lancip/memuncak.
8. Minimum : Skor terendah peserta dalam tes. Pada tes Ulangan
Harian ini skor terendah adalah 14.
9. Maximum : Skor tertingi peserta dalam tes. Pada tes Ulangan
Harian ini skor maksimum adalah 30.
10. Median : Skor tengah dimana 50% berada pada/lebih rendah
dari skor tersebut. Pada tes ini diperoleh median
adalah 25.
11. Alpha : Koefisien reliabilitas alpha untuk tes yang
merupakan indeks homogenitas tes. Reliabilitas
adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang
sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada
situasi yang berbeda. Pada tes Ulangan Harian ini
diperoleh Alpha / reliabilitas 0,703 termasuk
reliabilitas tinggi.
12. SEM : Kesalahan pengukuran standar untuk setiap tes.
SEM merupakan estimit dari standar deviasi
kesalahan pengukuran dalam skor tes. Kesalahan
pengukuran membantu pemakai tes dalam
memahami kesalahan bersifat random yang
mempengaruhi skor peserta dalam pelaksanaan tes.
SEM yang diperoleh adalah 2,184.
13. Mean-p : Rata-rata tingkat kesukaran semua butir soal dalam
tes secara klasikal dihitung dengan cara mencari
rata-rata proporsi peserta tes yang menjawab benar
semua butir soal dalam tes. Mean-p diperoleh 0,625.
14. Mean item tot : Nilai rata-rata indeks daya pembeda dari semua soal
dalam tes yang diperoleh dengan menghitung nilai
rata-rata point biserial dari semua soal dalam tes.
Mean item tot diperoleh 0,301.
54. 54
15. Mean biserial : Nilai rata-rata indeks daya pembeda yang diperoleh
dengan menghitung nilai rata-rata korelasi biserial
dari semua butir soal dalam tes. Mean biserial
diperoleh 0,417.
Gambar 12. File Skor Kelas X RPL-B Dengan nama File SKORRPLB.Txt
Gambar 12. Menunjukan tampilan dari skor yang diperoleh peserta tes kelas X RPL-B
SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng sebanyak 23 peserta didik. Terlihat skor yang
paling rendah diperoleh oleh peserta didik no urut 020 dan 022 dengan skor 14. Sedangkan
skor tertinggi diperoleh oleh peserta didik no urut 014 dengan perolehan skor 30.
55. 55
Komparatif Desain Instrumen Tes Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem
Operasi dengan Data Empirik.
Pengembangan instrumen tes Ulangan Harian Pilihan Ganda ini berdasarkan
silabus dan kisi-kisi yang dikembangkan sendiri. Di dalam kisi-kisi untuk setiap butir
soal di masukan Tingkat Kesukarannya yang meliputi Mudah, Sedang, Sukar.
Penetapan tingkat kesukaran ini, berdasarkan prediksi awal penulis. Dengan harapan
semua soal akan dapat di jawab dengan benar oleh setiap peserta didik kelas X RPL-B.
Setelah tes pilihan ganda di ujikan ke peserta didik Kelas X RPL-B, penulis
melakukan analisis perbandingan dari desain awal setiap butir soal dari tingkat
kesukaran dengan hasil analisis butir soal data empirik. Dari 40 butir soal ditemukan
24 butir soal yang sama artinya antara desain awal dan hasil data empirik adalah sama.
Butir soal yang sama yakni butir soal nomor 2, 3, 5, 6, 8, 9, 14, 15, 18, 22, 24, 25, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40. Misalkan pada butir soal nomor 2, di desain
awal dimasukan tingkat kesulitan soal ini adalah mudah. Ternyata ketika setelah di
lakukan uji coba kepada peserta didik dan jawaban di analisis dengan menggunakan
Ms. Exel dan ITEMAN di peroleh data empirik yang sama dengan tingkat kesukaran
butir soal mudah. Pada butir soal nomor 8, di desain awal dimasukan tingkat kesulitan
soal ini adalah sedang. Ternyata ketika setelah di lakukan uji coba kepada peserta
didik dan jawaban di analisis dengan menggunakan Ms. Exel dan ITEMAN di peroleh
data empirik yang sama dengan tingkat kesukaran butir soal sedang.
Namun dari 40 butir soal terdapat juga perbedaan antara yang di desain awal
dengan data empirik. Butir soal yang berbeda sebanyak 16 butir soal yakni butir soal
nomor 1, 4, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 26, 37, 38. Misalkan pada butir
soal nomor 1, di desain awal dimasukan tingkat kesulitan soal ini adalah mudah.
Ternyata ketika setelah di lakukan uji coba kepada peserta didik dan jawaban di
analisis dengan menggunakan Ms. Exel dan ITEMAN di peroleh data empirik yang
berbeda dengan tingkat kesukaran butir soal sukar. Padahal soal ini merupakan soal
dari kompetensi dasar pertama untuk mata pelajaran Sistem Operasi Semester 2.
Penulis memprediksikan, bahwa terjadi kesalahan pemahaman konsep.tentang maksud
pertanyaan butir soal ini. Pada butir soal nomor 4, di desain awal dimasukan tingkat
kesulitan soal ini adalah sedang. Ternyata ketika setelah di lakukan uji coba kepada
56. 56
peserta didik dan jawaban di analisis dengan menggunakan Ms. Exel dan ITEMAN di
peroleh data empirik yang berbeda dengan tingkat kesukaran butir soal sukar.
2. Penilaian Sikap
Penilaian sikap harus mengacu kepada rubrik penilaian. Di dalam rubric
penilaian terdapat aspek-aspek penilaian sikap dengan indicator beserta skor untuk
masing-masing indicator. Sehingga guru menilai secara objektif sesuai dengan apa
yang di tampilkan peserta didik. Skor yang di berikan adalah skor 1-4 dengan
menggunakan skala Likert. Skor 4 adalah sangat baik, skor 3 adalah baik, skor 2
cukup dan skor 1 kurang. Adapun aspek-aspek yang menjadi penilaian sikap adalah
sebagai berikut :
a. Tekun.
b. Kerja sama
c. Tanggung jawab
d. Toleran
e. Kreatifitas
f. Kejujuran
g. Kecermatan
h. Santun
i. Responsive
j. Proaktif
k. Taat menjalankan agama.
Di dalam proses pengolahan nilai sikap tidak bisa dirata-ratakan dalam bentuk
angka, melainkan harus di deskripsikan dengan kalimat yang di sebut dengan deskripsi
kemajuan belajar. Deskripsi ini meliputi aspek-aspek yang di sebutkan diatas yang di
tampilkan oleh setiap peserta didik. Untuk pengisian dan pengolahan nilai sikap
menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi. Penulis mengembangkan sebuah aplikasi
sederhana untuk mengolah nilai sikap dan nilai praktik peserta didik. Dengan aplikasi
sederhana ini, guru tidak perlu mengetik manual setiap deskripsi kemajuan belajar
peserta didik. Di aplikasi ini akan muncul secara otomatis deskripsi kemajuan belajar
57. 57
dari peserta didik sehingga pekerjaan guru menjadi lebih efisien. Berikut tampilan dari
penilaian sikap.
Gambar 13. Tampilan Input Aspek Penilaian.
Pada tampilan Data Aspek Penilaian di atas merupakan tampilan untuk guru mula-
mula memasukan/input aspek-aspek yang menjadi penilaian, dalam aplikasi ini ada 11
aspek penilaian seperti yang telah disebutkan diatas.
Gambar 14. Tampilan Input Indikator Aspek Penilaian.
Pada tampilan di atas merupakan tampilan untuk guru memasukan indicator serta
skor untuk masing-masing indicator dari setiap aspek penilaian. Skor yang digunakan
antara 1-4 menggunakan skala Likert. Tampilan ini bisa di input manakala tampilan
awal (Gambar.13. Tampilan Input Aspek Penilaian) telah di input.
58. 58
Gambar. 15. Tampilan Aspek dan Rubrik Penilaian.
Tampilan Gambar. 15. Tampilan Aspek dan Rubrik penilaian merupakan tampilan
yang berisi aspek-aspek penilaian beserta indicator dari setiap aspek dan skor dari
setiap aspek yang telah di input guru pada tampilan gambar sebelumnya.
59. 59
Gambar. 16. Tampilan Instrumen Penilaian Sikap.
Tampilan gambar. 16. Tampilan Instrumen Penilaian Sikap merupakan tampilan
untuk memasukan/menginput nilai sikap masing-masing peserta didik. Dalam
memasukan nilai sikap untuk masing-masing aspek penilaian, hendaknya guru
bersikap objektif dan mengacu kepada rubric penilaian. Guru dapat membaca di kolom
Grid rubric penilaian yang disediakan di bagian atas tampilan/form ini. Sehingga guru
dengan tepat memberikan skor antara 1-4 untuk masing-masing aspek.
60. 60
3. Penilaian Keterampilan
Sama halnya dengan penilaian sikap, penilaian keterampilan juga harus
mengacu pada rubric penilaian. Hanya saja bedanya kalau penilaian sikap,aspek-aspek
yang menjadi penilaian sudah jelas dan paten. Sedangkan penilaian keterampilan tidak
paten artinya setiap KD /Kompetensi Dasar memiliki aspek-aspek penilaian yang
berbeda. Sehingga guru harus membuat rubric penilaian praktik untuk setiap KD
/Kompetensi Dasar yang akan di praktikan. Skala penilaian juga menggunakan skala
Likert 1-4. Kemudian dari nilai ini di konversi untuk menentukan nilai akhir
keterampilan peserta didik.
Pada kurikulum 2013, system penilaian baik dari ranah pengetahuan, sikap dan
keterampilan harus mempunyai penilaian dalam bentuk deskripsi kalimat yang di
sebut dengan deskripsi kemajuan belajar. Oleh karena itu dalam perangkat lunak
aplikasi penilaian yang dikembangkan dengan menggunakan Bahasa Pemrograman
Borland Delphi, penulis membuat pengolahan nilai menjadi otomatis. Demikian juga
dengan deskripsi kemajuan belajar akan muncul secara otomatis tanpa harus di ketik
manual yang akan membutuhkan waktu lama.
Deskripsi kemajuan belajar inilah yang membuat guru-guru sangat terbebani
dalam mengolah nilai. Karena setiap peserta didik harus di deskripsikan dari ranah
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sehingga jika dalam sekelas jumlah peserta
didik 32 orang dan guru tersebut mengampuh sebanyak 5 kelas maka akan semakin
lama waktu yang dibutuhkan dalam mengolah nilai jika manual. Berikut ditampilkan
instrumen penilaian keterampilan.
61. 61
Gambar 17. Tampilan Instrumen Penilaian Keterampilan.
Pada tampilan Gambar 17. Tampilan Instrumen Penilaian Keterampilan
merupakan tampilan untuk memasukan/menginput nilai keterampilan setiap peserta
didik. Setiap KD /Kompetensi Dasar yang di praktikan memiliki indicator penilaian
yang berbeda-beda. Pada kesempatan ini, penulis hanya membuat instrumen penilaian
untuk 1 KD/ Kompetensi Dasar dengan 5 indikator penilaian yakni persiapan,
ringkasan, kerapihan, waktu dan materi. Penilaian untuk masing –masing indicator
memiliki rentang nilai 1-4 menggunakan skala Likert sama seperti pada penilaian
sikap.
62. 62
4. Penjelasan Aplikasi Instrumen Penilaian Menggunakan Borland Delphi 7.0
Pada kesempatan ini, penulis mengembangkan sebuah aplikasi instrumen penilaian
yang meliputi penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk penilaian
pengetahuan, penulis mengembangkan tes ulangan harian mata pelajaran Sistem
Operasi kelas X dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Butir soal ini
merupakan butir soal yang telah di ujikan kepada peserta didik dan telah di lakukan
analisis.
1. Tampilan Login User.
Berikut tampilan dari bagian instrumen penilaian pengetahuan.
Gambar 18. Tampilan Login User.
Pada tampilan Login User merupakan tampilan awal user untuk masuk ke
tampilan berikutnya. Disini terdapat kombo box kategori yakni kategori siswa dan
guru. Siswa hanya memiliki hak akses untuk menjawab soal tes ulangan harian Mata
pelajaran Sistem Operasi sebanyak 30 butir soal. Sedangkan guru memiliki hak akses
untuk mengisi instrumen penilaian sikap dan penilaian keterampilan. Berikut
tampilan untuk tes ulangan harian Mata Pelajaran Sistem Operasi.
63. 63
Gambar 19. Instrumen Tes Pilihan Ganda Ulangan Harian SO.
Pada tampilan diatas merupakan tampilan untuk peserta didik mengikuti tes
pilihan ganda ulangan harian mata pelajaran Sistem Operasi. Nama peserta didik
yang penulis masukan di sini merupakan sampel dari kelas X TKJ-A. Pada tampilan
ini setelah peserta didik login pada tampilan user, maka akan terbuka tampilan tes ini
dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal pilihan ganda. Peserta didik dapat
memilih soal yang di anggap mudah untuk dikerjakan terlebih dahulu. Dengan
mengklik pada setiap butir soal dan akan muncul option pilihan jawaban di bagian
tengah bawah. Dan peserta didik memilih jawaban yang tepat pada kombo box yang
disediakan. Di bagian ujung sebelah kanan terlihat jawaban dari peserta didik untuk
setiap butir soal. Di sini berfungsi agar peserta didik dapat mengetahui butir soal
mana yang belum terjawab. Pada bagian tengah yang tampilan kosong, merupakan
tampilan untuk butir soal bergambar. Gambar akan muncul pada bagian yg kososng
ini.
64. 64
2. Tampilan Pengembangan Tes Pilihan Ganda
Pada bagian ini merupakan bagian pengembangan tes pilihan ganda mata
pelajaran Sistem Operasi Kelas X. Pada proses pembuatan ini terdiri dari
tampilan input butir soal, tampilan input alternative jawaban, dan input
alternative kunci jawaban. Berikut tampilan dari ketiga bagian tersebut.
Gambar 20. Tampilan Input Butir Soal.
Pada tampilan ini merupakan tampilan untuk mulai memasukan butir soal.
Terdiri dari nomor butir soal dan soalnya. Jika sebanyak 30 butir soal maka
sebanyak 30 kali guru menginput/memasukan di tampilan ini.
65. 65
Gambar 21. Tampilan Label/Alternatif Jawaban A-E.
Pada tampilan ini merupakan tampilan untuk mengisi/memasukan
alternative jawaban untuk pilihan A-E. pada bagian ini setelah dimasukan alternative
setiap jawaban A-E maka akan tampil di kolom grid sehingga guru dapat melihat
hasil dari masukannya tadi. Hal ini memudahkan guru dalam membaca kembali
jawaban dari setiap option A-E dan guru dapat melakukan pengeditan kembali jika
ada yang ingin diperbaiki.
66. 66
Gambar 22. Tampilan Kunci Jawaban
Pada tampilan diatas merupakan tampilan untuk memasukan kunci jawaban
untuk setiap butir soal. Setelah di masukan maka akan muncul di kolom grid di
bagian tengah dari tampilan ini.
3. Input Data Siswa.
Pada bagian ini guru memasukan data siswa untuk setiap kelas dan angkatan.
Sehingga akan memudahkan dalam pengolahan nilai akhir. Berikut tampilan dari
input data siswa.
67. 67
Gambar 23. Tampilan Input Data Siswa.
Pada tampilan ini guru memasukan tahun masuk siswa, kelas, Nim, nama siswa
dan status siswa. Di masukan sebanyak kelas yang di ampuh pada mata pelajaran
yang bersangkutan.
Gambar 24. Hasil Inputan Data Siswa.
Pada tampilan gambar 24. Merupakan data siswa yang telah di masukan/di input
guru. Di sebelah kiri terdapat tahun ajaran masuk dan di sebelah kanan terdapat nama-
nama siswa. Ketika di klik tahun ajaran maka akan muncul kelas-kelas yang ada di tahun
ajaran tersebut dan untuk melihat data siswanya, guru memilih kelas yang hendak di lihat
data siswanya.
68. 68
4. Tampilan Laporan Nilai Akhir Semester Siswa.
Pada bagian ini merupakan tampilan nilai akhir siswa yang meliputi nilai
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Laporan Nilai akhir ini merupakan nilai
akhir semester yang diberikan guru mata pelajaran kepada wali kelas di setiap
semester berakhir.
Gambar 25. Laporan Nilai Akhir Semester Siswa.
Pada tampilan gambar 25 merupakan laporan nilai akhir semester mata
pelajaran Sistem Operasi yang meliputi nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Bentuk laporan ini sesuai dengan Kurikulum 2013 yang di gunakan di SMK Negeri 3
Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah hingga sekarang ini. Semua nilai-nilai yang ada
di dalam laporan ini terisi secara otomatis demikian juga dengan deskripsi kemajuan
belajar siswa. Sehingga dengan aplikasi yang dikembangkan ini dapat memudahkan
pekerjaan guru dalam melakukan pengolalah nilai mata pelajaran yang di ampuh.
69. 69
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil dan Pembahasan di Bab IV dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan validitas butir soal Tes Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem
Operasi Kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng diperoleh 18
butir soal valid dan 22 butir soal tidak valid.
2. 18 butir soal yang valid yakni butir soal 3, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 17, 18, 19, 21, 22, 26,
27, 28, 32, 34, dan 36. Soal yang valid ini memiliki nilai r hitung >= dari nilai r
tabel.
3. Delapan butir soal yang r hitung negative yakni butir soal 1, 4, 16, 23, 30, 35, 38,
40.
4. Dua butir soal yang memiliki r hitung 0 yakni butir soal 20 dan butir soal 25. Pada
butir soal 20 tidak valid karena semua peserta didik tidak dapat menjawab dengan
benar, sedangkan butir soal 25 tidak valid karena semua peserta didik dapat
menjawab dengan benar.
5. Tingkat reliabilitas dari Tes Ulangan Harian ini tergolong tinggi yakni 0,7.
6. Hasil analisis berdasarkan kriteria menunjukan bahwa 1 peserta didik yang
memperoleh nilai >= 75, sebanyak 20 peserta didik yang memperoleh nilai baik
antara nilai 50 sd < 75 dan 2 peserta didik yang memperoleh nilai kurang antara
nilai 25 sd < 50 dengan skor benar yang di peroleh adalah 14 benar.
7. hasil analisis berdasarkan norma menunjukan bahwa sebanyak 4 peserta didik
yang memperoleh nilai sangat baik yakni >= 75 , 7 peserta didik yang memperoleh
nilai baik yakni >= 65, 9 peserta didik memperoleh nilai cukup yakni >= 55 , 1
peserta didik yang memperoleh nilai kurang yakni >= 45 dan 2 peserta didik
memperoleh nilai yang sangat kurang yakni >= 35.
8. Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal Ulangan Harian Sistem Operasi
di Kelas X RPL-B terdapat 6 butir soal termasuk dalam klasifikasi Sukar, 23 butir
soal termasuk dalam klasifikasi Mudah dan 11 butir soal termasuk dalam klasifikasi
Sedang.
70. 70
9. Dari hasil perhitungan diperoleh sebanyak 4 butir soal yang memiliki daya
pembeda baik sekali, 8 butir soal memiliki daya pembeda baik, 14 butir soal
memiliki daya pembeda cukup, 6 butir soal memiliki daya pembeda jelek, dan 8
butir soal memiliki daya pembeda tidak baik.
10. Pengecoh butir soal belum berfungsi dengan baik karena nilai prop endorsing <
0,05 atau < 5 % yang memilih pengecoh tersebut.
11. Di tinjau dari daya pembeda pada alternative jawaban, Nampak alternative jawaban
yang merupakan kunci sudah berfungsi dengan baik. Hal ini terlihat dari daya
pembeda alternative jawaban kunci bertanda positif.
12. Di tinjau dari daya pembeda butir soal yakni rbis dan rpbis bertanda positif. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar soal dari tes ini sudah dapat membedakan
kelompok peserta tes yang pandai dan kelompok peserta tes yang kurang pandai.
13. Pengembangan aplikasi instrumen penilaian yang meliputi penilaian pengetahuan,
sikap dan keterampilan dapat memudahkan guru dalam mengolah nilai. Seperti
pada penilaian sikap dan penilaian keterampilan yang menuntut harus mengisi
deskripsi kemajuan belajar siswa, aplikasi ini sangat membantu mengefisienkan
pekerjaan guru.
2. Saran
Dari hasil pembahasan laporan ini tentang Pengembangan Instrumen Penilaian dan
Analisisnya, penulis dapat memberi saran sebagai berikut :
1. Sebagai pendidik, hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dalam
mengembangkan instrumen penilaian baik berupa tes pilihan ganda atau tes
uraian.
2. Kegiatan analisis butir soal dari hasil tes kepada peserta didik hendaknya selalu
dilakukan agar diketahui butir soal yang layak untuk dijadikan bank soal. Selain
itu untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar peserta didik.
3. Hendaknya memanfaatkan teknologi yang ada dalam melakukan pengembangan
dan analisis butir soal sehingga pekerjaan menjadi efektif dan efisien contohnya
dengan menggunakan software khusus yang disiapkan untuk menganalisis butir
soal yakni ITEMAN.
71. 71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, Saifudin. 2015. Reliabilitas dan Validitas Cetakan V. Yogyakarta: Pustakan
Pelajar.
Purwanto, M.Ngalim. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT. Remaja RosdaKarya
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Surapranata. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung: PT. Remaja Rosda karya.
Thorndike, R.I., dan Hagen,E.P. 1997. Measurement and Evaluation in Psychology and
education, fourt edition. New York: Wiley and Sons.
72. 72
SEKILAS PROFIL & UCAPAN TERIMA KASIH
Saya merupakan guru kejuruan (produktif) di SMK Negeri 3 Palu Sulawesi Tengah.
Lahir di Poso, 1 Maret 1984. Mengawali karir di dunia pendidikan sejak semester 3 di
STMIK Adhi Guna Palu dengan menjadi asisten dosen mata kuliah computer. Setelah lulus
kuliah tahun 2006, melanjutkan mengajar sebagai dosen mata kuliah Riset Operasional
(RO) di almamater hingga sekarang . Selain sebagai dosen, di Tahun 2007 hingga 2009
bekerja sebagai kepala bagian pendidikan di Widyaloka Cabang Palu. Berhenti bekerja dari
Widyaloka karena di terima sebagai Pegawai Negeri Sipil ( Guru Kejuruan TI ) Desember
tahun 2009.
Saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan Kuliah S2 di Pascasarjana UNY
karena mendapatkan Beasiswa dari Dikjar Propinsi Sulawesi Tengah. Ini merupakan kali
pertama Pemprof Sulteng bekerja sama dengan Pasca Sarjana UNY. Untuk mendapatkan
beasiswa ini, saya mengikuti tahap demi tahap persyaratan kualifikasi S2 guru kejuruan
dan guru IPS dan Sejarah. Proses penjaringan ini di ikuti oleh 45 guru dari kota dan
seluruh kabupaten yang ada di Sulteng dan yang lulus dan berhak mendapatkan beasiswa
ini sebanyak 12 guru yang terdiri dari 2 guru dari Kota Palu dan 10 guru dari kabupaten (6
guru kejuruan, 6 guru IPS dan Sejarah).
Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Dr. Drs.
Haryanto, M.Pd, M.T yang selama perkuliahan Mata Kuliah Evaluasi dan Asesmen PTK
telah membimbing dan memberikan begitu banyak pengetahuan dan pengalaman berkaitan
dengan Evaluasi dan Asesmen, Pengembangan Instrumen Penilaian, Teknik dan Analisis
Butir Soal. Selain itu banyak pengetahuan dan pengalaman di dapatkan ketika melakukan
Uji Coba Instrumen Tes Penilaian yakni Tes Ulangan Harian di Kelas X RPL-B di SMK
Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng. Semua ini sangat bermanfaat bagi saya khususnya
dan teman-teman Vokasi E umumnya. Sekali lagi saya ucapkan Banyak Terima Kasih
kepada Pak Dr. Drs. Haryanto, M.Pd, M.T dan mohon maaf atas segala kehilafan saya
selama perkuliahan.
WassalamuAlaikum Wr.Wb.
73. 73
LAMPIRAN
1. SILABUS MATA PELAJARAN SISTEM
OPERASI
2. KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN
3. TES ULANGAN HARIAN SISTEM
OPERASI
4. SAMPEL LEMBAR JAWABAN
5. KISI-KISI PENILAIAN SIKAP
6. KISI-KISI PENILAIAN KETERAMPILAN
7. RUBRIK PENILAIAN SIKAP
8. RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN