Anúncio
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Anúncio

DISMENORE PPT.pptx

  1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DISNMINORE 1. AHMAD NURUL SUBKHAN NIM 2127001 2. AKA PRAVITA SEPTIANA NIM 2127002 3. ASEP SUNATA NIM 2127005 4. FEBRI ABDUL RIADI NIM 2127009 5. FITRIAH SUKAISIH NIM 2127012 6. KISTIA RITA SANTI NIM 2127015 7. MELA NIM 2127021
  2. LATAR BELAKANG HampIr seluruh perempuan di dunia merasakan nyeri haid dengan berbagai tingkatan, mulai dari sekedar pegal-pegal diseputaran panggul dan sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. Rasa nyeri haid atau yang disebut dismenore banyak dialami oleh banyak wanita. Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap negara mengalami dismenor. Di Amerika angka presentasenya sekitar 60% dan 10- 15% di Swedia. Angka kejadian dismenore di Indonesia sendiri mencapai 60-70% (ANNA, 2005) dalam Puspitasari dan Novia (2008).
  3. DEFINISI DISMENORE • Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang di sebabkan oleh kejang otot uterus. Nyeri ini terasa di perut bagian bawah dan atau di daerah bujur sangkar Michaelis . Nyeri dapat terasa sebelum dan sesudah haid. Dapat bersifat kolik atau terus menerus. • Nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Istilah dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat dimana penderita mengobati sendiri dengan analgesik atau sampai memeriksakan diri ke dokter.
  4. KLASIFIKASI DISMENORE DISMENORE PRIMER Dismenore ini seringkali hilang saat berusia 25thn atau setelah wanita hamil dan melahirkan pervaginam. Faktor psikogenik dapat mempengaruhi gejala, tetapi gejala pasti berhubungan dengan ovulasi dan tidak terjadi saat ovulasi disupresi. Selama fase luteal dan aliran menstruasi berikutnya, prostaglandin F2 alfa (PGF2a) disekresi. Pelepasan PGF2a yang berlebihan meningkatkan amplitude dan frekuensi reaksiuterus dan menyebabkan vesospasme arteriol uterus, sehingga menyebabkan iskemia dan kram abdomen bawah yang bersifat siklik. Respon sistemik terhadap PGF2a meliputi nyeri punggung, kelemahan, mengeluarkan keringat, gejala saluran cerna (anoreksia, mual, muntah, diare) dan gejala system saraf pusat (pusing, sinkop, nyeri kepala, dan konsentrasi buruk) (Heitkemper,dkk 1991). Penyebab pelepasan prostaglandin yang berlebihan belum diketahui. DISMENORE SEKUNDER Dismenore sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organic, seperti endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus. IUD juga dapat menyebabkan dismenore sekunder.
  5. ETIOLOGI DISMENORE PRIMER • Faktor Endokrin Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus luteum. Menurut Novak dan Reynolds, hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus sedangkan hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus. • Kelainan Organic Seperti: retrofleksia uterus, hipoplasia uterus, obstruksi kanalis servikalis, mioma submukosum bertangkai, polip endometrium. • Faktor Kejiwaan Atau Gangguan Psikis Seperti: rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnyatempat berteduh, konflik dengan kewanitaannya, dan imaturitas. • Faktor Konstitusi Seperti: anemia, penyakit menahun, dsb dapat memengaruhitimbulnya dismenorea. • Faktor Alergi Menurut Smith, penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria, migren, danasma bronkiale. DISMENORE SEKUNDER • Endometriosis • Polip atau fibroid uterus • Penyakit radang panggul • Perdarahan uterus disfungsional • Prolaps uterus • Maladaptasi pemakaian AKDR • Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abotus spontan, abortus terapeutik atau melahirkan. • Kanker ovarium atau uterus.
  6. PATHOFISIOLOGI DISMENORE PRIMER Biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah menarche (haid pertama) segera setelah siklus ovulasi teratur (regular ovulatory cycle) ditetapkan/ditentukan. Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas (sloughing endometrial cells) melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan iskemia uterus melalui kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid (menstrual fluid) pada wanita dengan dismenorea berat (severe dysmenorrhea). Kadar ini memang meningkat terutama selama dua hari pertamamenstruasi. DISMENODRE SEKUNDER Dapat terjadi kapan saja setelah menarche (haid pertama), namun paling sering muncul di usia 20-an atau 30- an, setelah tahun-tahun normal, siklus tanpa nyeri (relatively painless cycles). Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada dismenorea sekunder, namun, secara pengertian (by definition), penyakit pelvis yang menyertai (concomitant pelvic pathology) haruslah ada. Penyebab yang umum termasuk: endometriosis, leiomyomata (fibroid), adenomyosis, polip endometrium, chronic pelvic inflammatory disease, dan penggunaan peralatan kontrasepsi atau IUD (intrauterine device).
  7. GEJALA DISMENORE PRIMER a. usia lebih muda b. timbul segera setelah terjadinya siklus haid yang teratur c. sering pada nulipara d. nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik e. nyeri timbul mendahului haid, meningkat pada dan meningkatbersamaan hari pertama dan kemudian dengan keluarnya darah haid f. sering memberikan respons - sering memerlukan tindakan terhadappengobatan medika dakan operatif mentosa g. sering disertai mual, muntah, - tidak diare, kelelahan dan nyerikepala DISMENORE SEKUNDER a. usia lebih tua b. tidak tentu c. tidak berhubungan dengan paritas d. nyeri terus-menerus e. nyeri mulai pada saat haid menghilang bersamaan haid dengan keluarnya darah haid.
  8. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted diseases. 2.Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi. 3.Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan kehamilan ektopik. 4.Sedimentation rate. 5.Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis yang terbatas dalam mengevaluasi wanita dengan dismenorea karena nilai prediktif negatifnya yang relatif rendah. 6.Laparoscopy 7.Hysteroscopy 8.Dilatation 9.Curettage 10.Biopsi Endomentrium
  9. PENATALAKSANAAN DISMENORE PRIMER a. Latihan 1) Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang 2) Latihan menggoyangkan panggul 3) Latihan dengan posisi lutut di tekukkan ke dada, berbaring telentang atau miring. b. Panas 1) Buli-buli panas atau botol air panas yang di letakkan pada punggung atau abdomen bagian bawah 2) Mandi air hangat atau sauna c. Orgasme yang mampu menegakkan kongesti panggul. (peringatan: hubungan seksual tanpa orgasme, dapat meningkatkan kongesti panggul. d. Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostaglandin e. Pijat daerah punggung, kaki , atau betis. f. Istirahat g. Obat-obatan h. Terapi Komplementer 1) Biofeedback 2) Akupuntur 3) Meditasi 4) Black cohos DISMENORE SEKUNDER a. PRP 1) PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba ovarium, atau peritonitis panggul. 2) Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria Gonnorrhoea dan C. thrachomatis, seperti bakteri gram negative, anaerob, kelompok B streptokokus, dan mikoplasmata genital. Lakukan kultur dengan benar. 3) Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan segera saat diagnosis di tegakkan untuk mencegah kerusakan permanen (mis, adhesi, sterilitas). Rekomendasi dari center for disease control and prevention (CDC) adalah sebagai berikut : a)Minum 400 mg oflaksasin per oral 2 kali/hari selama 14 hahri, di tambah 500 mg flagyl 2 kali/hari selama 14 hari. b)Berikan 250mg seftriakson IM 2 g sefoksitin IM, dan 1g probenesid peroral di tambah 100 mg doksisiklin per oral, 2 kali/ hari selama 14 hari. c)Untuk kasus yang serius konsultasikan dengan dokter b. Endometriosis 1) Diagnosis yang jelas perlu di tegakkan melalui laparoskopi 2) Pasien mungkin di obati dengan pil KB, lupron, atau obat-obatanlain sesuai anjuran dokter. c. Fibroid dan polip uterus 1) Polip serviks harus di angkat 2) Pasien yang mengalami fibroleomioma uterus simtomatik harusdi rujuk ke dokter. d. Prolaps uterus 1) Terapi definitive termasuk histerektomi 2) Sistokel dan inkonmtenensia strees urine yang terjadi bersamaandapat di ringankan dengan beberapa cara berikut : -Latihan kegel -Peralatan pessary dan introl untuk reposisi dan mengangkatkandung kemih.
  10. PENGKAJIAN 1. Riwayat 2. Pemeriksaan fisik a.Pencatatan usia dan berat badan b.Pemeriksaan speculum 1)Observasi ostiumm uteri untuk mendeteksi polip. 2)Catat warna atau bau yang tidak biasa dari rabas vagina , lakukanpemeriksaan sediaan basah. 3)Persiapkan uji kultur serviks, kultur IMS, dan uji darah bila perlu,berdasarkan riwayat pasien. 3. Pemeriksaan bimanual a. Catat nyeri tekan akibat gerakan serviks b. Catat ukuran bentuk dan konsestensi uterus, periksa adanya fibroid. c. Catat setiap masa atau nodul pada adneksa, terutama nyeri unilateral. d. Catat bila terdapat sistokel atau prolaps uterus.
  11. DIAGNOSA 1. Nyeri Akut b.d dismenore (D.0077) 2. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan (D0055) 3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080) 4. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi (D.0111)
  12. INTERVENSI SDKI SLKI SIKI Nyeri Akut b.d dismenore. (D.0077)Gejala dan Tanda Mayor Subjektif: (tidak tersedia)Objektif: - Tampak meringis - Bersikap protektif (mis. Waspada,posisi menghindari nyeri) - Gelisah - Frekuensi nadi meningkat - Sulit tidur Gejala dan Tanda Minor Subjektif: (tidak tersedia)Objektif: - Tekanan darah meningkat - Pola napas berubah Setelah dilakukan tindakan keperawatan3x24 jam diharapkan nyeri menurun (L.08066)dengan kriteria hasil: Tingkat Nyeri - Keluhan nyeri menurun - Gelisah menurun - Meringis menurun - Kesulitan tidur menurun - Pola tidur membaikKontrol Nyeri - Kemampuan mengunakan tekniknon- farmakologis meningkat - Dukungan orang terdekatmeningkat - Pengunaan analgetik menurun Manajemen nyeri (I.08238) Observasi • Identifikasi local, karakteristik,durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,. • Identifikasi nyeri. • Identifikasi respon nyeri nonverbal. • Identifikasi factor yang memperberat dan memperingannyeri • Monitor efek samping penggunaan analgetik.
  13. - Nafsu makan berubah - Proses berpikir terganggu - Menarik diri - Berfokus pada diri sendiri - Diaphoresis Penyembuhan luka - Pembentukan jaringan parutmenurun. - Peradangan luka menurun - Peningkatan suhu kulit - Infeksi menurun Terapeutik • Berikan teknik nonfarmakologisuntuk mengurangi rasa nyeri (mis.tarik napas dalam, kompres hanagat/dingin). • Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri . • Fasilitasi istirahat dan tidur. • Pertimbangkan jenis dan sumbernyeri dalam pemilihan strategy meredakan nyeri. • Jelaskan penyebab, periode, danpemicu nyeri. • Jelaskan strategi meredakan
  14. nyeri. • Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri. • Anjurkan mengunakan analgetik secara tepat. • Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri. Kolaborasi • Kolaborasi pemberian analgetik Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan .(D0055) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x24 jam kunjungan maka toleransi aktivitas meningkat (L.05047) dengan Kriteria Hasil: 1. Kemudahan dalam melakukan aktvitas sehari-hari cukup meningkat Manajemen Energi (I.05178) Observasi  Identifikasi gangguan fungsi tubuhyang mengakibatkan kelelahan  Monitor kelelahan fisik dan emosional
  15. 1. Mengeluh lelahObjektif 1. frekuensi jantung meningkat >20%dari kondisi sehat Gejala dan Tanda Minor Subjektif 1. Dispnea saat/setelah aktivitas 2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas 3. Merasa lemahObjektif 1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat 2. tekanan darah cukup membaik 2. Perasaan lemah cukup menurun  Monitor pola tidur  Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas Terapeutik  Sediakan lingkungan nyamandan rendah stimulus (mis cahaya.suara, kunjungan)  Lakukan gerak rentang pasifatau aktif  Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan  Fasilitas duduk di sisi tempat tidur ,jika tidak dapat berpindahatau berjalan Edukasi
  16. 2. Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas 3. Gambaran EKG menunjukan iskemia 4. Sianosis  Anjurkan tirah baring  Anjurkan melakukanaktivitas bertahap  Anjurkan menghubungiperawat jika tan da dangejala kelelahan tidak berkurang Ansietas b/d kurang terpapar informasi.(D.0080) Gejala dan Tanda Mayor. Subjektif. 1. Merasa bingung. 2. Merasa khawatir dengan akibat. 3. Sulit berkonsenstrasi. Setelah dilakukan Tindakan keperawatan diharapkan Tingkat ansietas menurun (L.09093) dengan kriteria hasil : - verbalisasi kebingungan menurun (skor 5) - verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (skor 5) - prilaku gelisah menurun (skor 5) - konsentrasi membaik (skor 5) - perasaan keberdayaan membaik (skor5) - kontak mata membaik (skor5) Reduksi Ansietas (I.09314) Observasi 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah 2. identifikasi kemampuan mengambil keputusan 3. monitor tanda-tanda ansietas Teraupetik 1. ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan
  17. Objektif. 1. Tampak gelisah. 2. Tampak tegang. 3. Sulit tidur Gejala dan Tanda Minor. Subjektif. 1. Mengeluh pusing. 2. Anoreksia. 3. Palpitasi. 4. Merasa tidak berdaya. Objekif. 1. Frekuensi napas meningkat. 2. Frekuensi nadi meningkat. 3. Tekanan darah meningkat. 4. Diaforesis. 2. temani pasien untuk mengurangi kecemasan 3. pahami situasi yang membuat ansietas 4. gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinan 5. diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang Edukasi 1. informasikan secara factual mengenaidiagnosis, pengobatan dan prognosis 2. anjurkan keluarga tetap Bersamapasien 3. latih kegiatan pengalihan yangmengurangi ketegangan Kolaborasi Kolaborasi pemberian obat ansietas
  18. 5. Tremor 6. Muka tampak pucat. 7. Suara bergetar. 8. Kontak mata buruk. 9. Sering berkemih. 10. Berorientasi pada masa lalu. Defisit Pengetahuan b.d. kurang terpapar informasi (D.0111) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif  (tidak tersedia) Objektif 1. Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran Tingkat Pengetahuan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat pengetahuan membaik Kriteria hasil: 1. Perilaku seusai anjuran meningkat (5) 2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan suatu topic meningkat (5) 3. Pertanyaan tentang masalah yangdihadapi meningkat (1) 4. Persepsi yang keliru terhdapa masalah menurun (1) Edukasi kesehatan Observasi - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi - Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat Terapeutik - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
  19. 2. Menunjikan presepsi yang keliruterhadap 5. Menjalani pemeriksaan yang tidaktepat menurun (1) 6. Perilaku menurun (5) - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan - Berikan kesempatan untuk bertanyaEdukasi - Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat - Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat 1.
Anúncio