SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
ASIDI-ALKALIMETRI 
TUJUAN 
Memahami reaksi asidi-alkalimetri 
HASIL PENELITIAN 
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. 
 Percobaan standarisasi larutan HCl 
Titrasi ke- 
Volume larutan standar yang diperlukan 
1. 
2. 
3. 
4,1 ml 
3,3 ml 
3,4 ml 
 Percobaan penetapan campuran NaOH dan Na₂CO₃ 
 Titrasi saat menggunakan indikator PP 
Titrasi ke- 
Volume larutan standar yang diperlukan 
1. 
2. 
3. 
19 ml 
18,3 ml 
18 ml 
 Titrasi saat menggunakan indikator MO 
Titrasi ke- 
Volume larutan standar yang diperlukan 
1. 
2. 
3. 
9,9 ml 
9,9 ml 
10,6 ml 
 Percobaan menentukan amonia di dalam garam amonium 
Titrasi ke- 
Volume larutan standar yang diperlukan 
1. 
2. 
3. 
4,7 ml 
4,6 ml 
3 ml 
PEMBAHASAN 
Metode titrimeti merupakan suatu metode analisis kuantitatif di mana dengan mereaksi suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan yang ingin diketahui konsentrasinya. Pada percobaan ini lebih digunakan metode titrimeti untuk asidimetri. Hal ini dikarenakan larutan standar yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
larutan HCl, di mana HCl bersifat asam. Telah diketahui bahwa proses titrasi yang menggunakan larutan standar berupa asam dikenal sebagai asidimetri. Pada percobaan pertama yakni percobaan standarisasi HCl. Larutan HCl inilah yang nantinya akan digunakan sebagai titran dalam percobaan-percobaan selanjutnya. Akan tetapi, larutan HCl harus distandarisasikan terlebih dahulu. HCl harus distandardisasi karena larutan ini mudah menguap dan mudah bereaksi dengan senyawa lain di udara. Dengan kata lain larutan HCl bersifat higrokopis, menyerap uap air, dan menyerap CO2 pada waktu proses penimbangannya, sehingga konsentrasinya dapat berubah degan cepat. Oleh karena itu, larutan HCl merupakan contoh dari larutan standar sekunder. Larutan standar sekunder merupakan larutan standar yang tidak dapat dibuat dan ditentukan konsentrasinya hanya dengan melarutkan padatannya dalam sebuah pelarut dikarenakan sifatnya yang mudah bereaksi dengan senyawa lain di udara, sehingga setiap kali ingin digunakan dalam proses titrasi maka harus distandarisasi terlebih dahulu. Pada larutan standar sekunder, konsentrasi pasti ditentukan dengan menitrasi larutan asam tersebut dengan suatu titran tertentu (titran harus berupa larutan standar primer) yang sudah diketahui konsentrasi pastinya. Pada percobaan ini, larutan HCl akan distandarisasi menggunakan larutan boraks. Boraks digunakan dalam standarisasi larutan HCl karena sifatnya yang mudah diperoleh dalam keadaan murni, cukup stabil, mudah dikeringkan, dan memiliki berat ekuivalen yang tinggi (dapat mengurangi konsekuensi akibat kesalahan dalam penimbangan). Boraks yang akan digunakan harus dilarutkan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan boraks berbentuk kristal sehingga tidak bisa dititrasi secara langsung. Reaksi yang terjadi pada saat pelarutan boraks dengan air adalah sebagai berikut. Na₂B₄O₇ + 2H₂O → 2NaOH + H₂B₄O₇ Standarisasi HCl dengan menggunakan Na₂B₄O₇ ini disebut metode acidimetri, di mana menggunakan larutan asam sebagai titrannya. Indikator yang digunakan pada percobaan ini yakni metil orange. Indikator metil orange ini memilike range pH dari 3,1 sampai 4,4. Warna larutan akan berubah menjadi warna merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange. Indikator ini biasa digunakan dalam analisis larutan yang bersifat basa. Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. 
Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya adalah: 
Larutan boraks dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan indikator metil orange 2 tetes. Larutan ini kemudian dititrasi dengan HCl. Semula larutan boraks bersifat basa, namun ketika dititrasi dengan larutan HCl akan berangsur-angsur menjadi asam yang mana ditandai dengan turunnya nilai pH. Penambahan larutan HCl akan menyebabkan ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan rangkap nitrogen-nitrogen untuk
memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti berikut ini: 
Kesetimbangan terjadi saat warna larutan boraks berubah dari yang semula berwarna kuning menjadi merah keorangean. Di mana pada saat itu terjadi jumlah mol ion H+ yang ditambahkan ke larutan sama dengan jumlah mol ion OH- yang semula ada. 
Reaksi yang terjadi saat penambahan larutan HCl ke dalam larutan boraks adalah sebagai berikut. 
Na₂B₄O₇.10 H₂O + 2 HCl → 2NaCl + 4H₃BO₃ + 5 H₂O 
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume larutan HCl yang digunakan dalam proses titrasi dengan larutan boraks dalam 3 kali perulangan yakni 4,1 ml, 3,3 ml, dan 3,4 ml. Apabila volume tersebut dirata-rata diperoleh hasil volume rata-rata titrasi yaitu 3,6 ml. Hasil volume ini yang digunakan untuk menghitung nilai normalitas larutan HCl. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai normalitas larutan HCl yakni 0,0927 N. 
Pada percobaan kedua yaitu penetepan campuran NaOH dan Na₂CO₃. Percobaan ini dilakukan dengan menitrasi larutan tersebut dengan larutan HCl 0,1 N. Percobaan ini terdapat dua kali titrasi. Di mana pada dua kali titrasi ini akan menggunakan dua indikator yang berbeda (indikator campuran), yaitu indikator PP dan MO (metil orange). Indikator campuran adalah dua indikator yang berbeda range pHnya lalu dicampurkan, di mana pada indikator PP memiliki range pH antara 8,2-10 sementara pada indikator MO memiliki range pH antara 3,1-4,4. Alasan digunakannya dua indikator ini yakni karena larutan yang akan ditentukan yakni dalam bentuk campuran, sehingga dapat menentukan konsentrasi komponen-komponen dalam campuran. Selain itu, juga dapat memperkecil kesalahan titrasi dan dapat memperpendek range pH. 
Pada waktu titrasi pertama penetapan campuran NaOH dan Na₂CO₃ dipakai indikator PP. Penggunaan indikator PP ini dikarenakan NaOH dan Na₂CO₃ mempunyai pH diatas 7, sedangkan diketahui bahwa indikator PP memiliki rentang pH antara 8,3 sampai 10,0. Sehingga dengan indikator tersebut dapat mengidentifikasi perubahan pH pada larutan campuran tersebut. 
Larutan HCl 0,1 N digunakan sebagai larutan standar dalam percobaan ini. Warna awal larutan setelah ditambahkan indikator PP dan sebelum dititrasi yakni merah muda. Warna ini karena kondisi campuran larutan sebelumnya yakni dalam kondisi basa. Dengan adanya penambahan larutan asam HCl, perlahan kondisi larutan akan mengalami penurunan pH, di mana ditandai dengan perubahan warna menjadi bening. Kondisi inilah yang disebut ekivalen. Namun, titrasi harus dihentikan pada waktu sesaat sebelum warna jadi bening hal ini untuk menghindari kelebihan volume titran yang digunakan.
Pada proses titrasi kedua, digunakan indikator metil orange (MO). Indikator ini memiliki rentang pH antara 3,1 sampai 4,4. Penggunakan indikator MO ini karena pada reaksi yang ke 2 terjadi penurunan pH, sehingga pH lebih kecil dari 7, sehingga MO cocok dipakai sebagai indikator pada reaksi yang ke II. Warna awal larutan saat telah ditambahkan MO dan sebelum dititrasi dengan HCl 0,1 N yaitu kuning. Penambahan larutan HCl akan menyebabkan kenaikan pH, sehingga warna larutan akan berubah menjadi orange. Reaksi keseluruhan pada penetapan campuran NaOH dan Na2CO3 adalah sebagai berikut. 
i. 
ii. 
Pada titik ekivalen I NaOH akan bereaksi sempurna dengan HCl membentuk NaCl dan H₂O. Sementara itu, Na₂CO₃ akan melepaskan satu ion Na⁺ dan diganti kedudukannya dengan atom H⁺ dari HCl dan membentuk NaHCO₃. Setelah itu, reaksi berlanjut dengan melepaskan Na⁺ dari NaHCO₃ kemudian digantikan kedudukannya dengan kelebihan HCl sehingga terbentuk H₂O, CO₂, dan NaCl. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume HCl yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen pada titrasi pertama yaitu 19 ml, 18,3 ml, dan 18 ml. Sementara itu, volume HCl yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen pada titrasi kedua yaitu 9,9 ml, 9,9 ml, dan 10,6 ml. Dengan hasil volume tersebut, maka dapat diketahui massa NaOH dan massa Na₂CO₃ dalam campuran tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa massa NaOH dalam campuran yitu 33,198 ml, sedangkan massa Na₂CO₃ dalam campuran yaitu 214,734 mg. Percobaan terakhir yakni menentukan amonia di dalam garam amonuim. Sama dengan percobaan sebelumnya, pada percobaan ini juga menggunakan larutan HCl 0,1 N sebagai larutan standarnya. Percobaan ini dilakukan dengan mencampurnkan sampel garam ammonium dengan larutan NaOH 0,1 M. Larutan ini kemudian dididihkan. Tujuan dari mendidihkan campuran larutan ini yaitu untuk menguapkan ammonia. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. 
Titrasi baru dilakukan sesudah larutan mendidih dan bau ammonia hilang. Sehingga setelah larutan mendidih perlu didiamkan beberapa saat dahulu (± 5 menitan). Pada percobaan ini digunakan indikator MO, sehingga warna larutan sebelum dititrasi yakni kuning. Titrasi baru dihentikan ketika terjadi perubahan menjadi orange (jingga). 
Pada saat melakukan percobaan ini, diusahakan rentang waktu antara titrasi tidak terlalu lama. Hal ini dikarenakan larutan sebelumnya didihkan harus didiamkan dahulu. Pendiaman ini akan menyebabkan penurunan suhu. Apabila saat dilakukan titrasi terdapat
perbedaan suhu yang mencolok antara titrasi pertama dan seterusnya, maka akan menyebabkan pengaruh yang cukup besar terhadap hasil. Hal ini karena ketika titrasi dilakukan pada waktu larutan masih panas volume titran yang diperlukan lebih sedikit sedangkan ketika titrasi dilakukan pada keadaan yang lebih dingin volume titran yang dipakai lebih banyak. Kejadian ini dapat disebabkan karena adanya faktor panas/suhu. Seperti yang telah diketahui bahwa kecepatan/laju reaksi dipengaruhi oleh suhu, sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat saat suhu tinggi demikian sebaliknya. 
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume larutan HCl yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen yakni 4,7 ml, 4,6 ml, dan 3 ml. Dengan hasil volume tersebut dapat digunakan untuk menghitung massa amonia yang terkandung dalam sampel garam ammonium. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh massa amonia yaitu 10,048 mg. 
Setiap percobaan titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Percobaan yang di lakukan 3 kali ini bertujuan agar diketahui hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalennya (lebih akurat).

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatNurul Wulandari
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 

What's hot (20)

Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 

Similar to LAPORAN asidi alkalimetri

Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HClAulia Rizqi
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaFeren Jr
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3qlp
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 
Perconbaan titrasi asam
Perconbaan titrasi asamPerconbaan titrasi asam
Perconbaan titrasi asamIrsan Septian
 
laporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatorlaporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatoraji indras
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxkeishanadine186
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaAnggastya Andita HP
 

Similar to LAPORAN asidi alkalimetri (20)

Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Titrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka MakanTitrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka Makan
 
Perconbaan titrasi asam
Perconbaan titrasi asamPerconbaan titrasi asam
Perconbaan titrasi asam
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
laporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatorlaporan penentuan indikator
laporan penentuan indikator
 
titrasi
titrasititrasi
titrasi
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
 

More from qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 

More from qlp (20)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

LAPORAN asidi alkalimetri

  • 1. ASIDI-ALKALIMETRI TUJUAN Memahami reaksi asidi-alkalimetri HASIL PENELITIAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.  Percobaan standarisasi larutan HCl Titrasi ke- Volume larutan standar yang diperlukan 1. 2. 3. 4,1 ml 3,3 ml 3,4 ml  Percobaan penetapan campuran NaOH dan Na₂CO₃  Titrasi saat menggunakan indikator PP Titrasi ke- Volume larutan standar yang diperlukan 1. 2. 3. 19 ml 18,3 ml 18 ml  Titrasi saat menggunakan indikator MO Titrasi ke- Volume larutan standar yang diperlukan 1. 2. 3. 9,9 ml 9,9 ml 10,6 ml  Percobaan menentukan amonia di dalam garam amonium Titrasi ke- Volume larutan standar yang diperlukan 1. 2. 3. 4,7 ml 4,6 ml 3 ml PEMBAHASAN Metode titrimeti merupakan suatu metode analisis kuantitatif di mana dengan mereaksi suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan yang ingin diketahui konsentrasinya. Pada percobaan ini lebih digunakan metode titrimeti untuk asidimetri. Hal ini dikarenakan larutan standar yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
  • 2. larutan HCl, di mana HCl bersifat asam. Telah diketahui bahwa proses titrasi yang menggunakan larutan standar berupa asam dikenal sebagai asidimetri. Pada percobaan pertama yakni percobaan standarisasi HCl. Larutan HCl inilah yang nantinya akan digunakan sebagai titran dalam percobaan-percobaan selanjutnya. Akan tetapi, larutan HCl harus distandarisasikan terlebih dahulu. HCl harus distandardisasi karena larutan ini mudah menguap dan mudah bereaksi dengan senyawa lain di udara. Dengan kata lain larutan HCl bersifat higrokopis, menyerap uap air, dan menyerap CO2 pada waktu proses penimbangannya, sehingga konsentrasinya dapat berubah degan cepat. Oleh karena itu, larutan HCl merupakan contoh dari larutan standar sekunder. Larutan standar sekunder merupakan larutan standar yang tidak dapat dibuat dan ditentukan konsentrasinya hanya dengan melarutkan padatannya dalam sebuah pelarut dikarenakan sifatnya yang mudah bereaksi dengan senyawa lain di udara, sehingga setiap kali ingin digunakan dalam proses titrasi maka harus distandarisasi terlebih dahulu. Pada larutan standar sekunder, konsentrasi pasti ditentukan dengan menitrasi larutan asam tersebut dengan suatu titran tertentu (titran harus berupa larutan standar primer) yang sudah diketahui konsentrasi pastinya. Pada percobaan ini, larutan HCl akan distandarisasi menggunakan larutan boraks. Boraks digunakan dalam standarisasi larutan HCl karena sifatnya yang mudah diperoleh dalam keadaan murni, cukup stabil, mudah dikeringkan, dan memiliki berat ekuivalen yang tinggi (dapat mengurangi konsekuensi akibat kesalahan dalam penimbangan). Boraks yang akan digunakan harus dilarutkan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan boraks berbentuk kristal sehingga tidak bisa dititrasi secara langsung. Reaksi yang terjadi pada saat pelarutan boraks dengan air adalah sebagai berikut. Na₂B₄O₇ + 2H₂O → 2NaOH + H₂B₄O₇ Standarisasi HCl dengan menggunakan Na₂B₄O₇ ini disebut metode acidimetri, di mana menggunakan larutan asam sebagai titrannya. Indikator yang digunakan pada percobaan ini yakni metil orange. Indikator metil orange ini memilike range pH dari 3,1 sampai 4,4. Warna larutan akan berubah menjadi warna merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange. Indikator ini biasa digunakan dalam analisis larutan yang bersifat basa. Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya adalah: Larutan boraks dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan indikator metil orange 2 tetes. Larutan ini kemudian dititrasi dengan HCl. Semula larutan boraks bersifat basa, namun ketika dititrasi dengan larutan HCl akan berangsur-angsur menjadi asam yang mana ditandai dengan turunnya nilai pH. Penambahan larutan HCl akan menyebabkan ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan rangkap nitrogen-nitrogen untuk
  • 3. memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti berikut ini: Kesetimbangan terjadi saat warna larutan boraks berubah dari yang semula berwarna kuning menjadi merah keorangean. Di mana pada saat itu terjadi jumlah mol ion H+ yang ditambahkan ke larutan sama dengan jumlah mol ion OH- yang semula ada. Reaksi yang terjadi saat penambahan larutan HCl ke dalam larutan boraks adalah sebagai berikut. Na₂B₄O₇.10 H₂O + 2 HCl → 2NaCl + 4H₃BO₃ + 5 H₂O Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume larutan HCl yang digunakan dalam proses titrasi dengan larutan boraks dalam 3 kali perulangan yakni 4,1 ml, 3,3 ml, dan 3,4 ml. Apabila volume tersebut dirata-rata diperoleh hasil volume rata-rata titrasi yaitu 3,6 ml. Hasil volume ini yang digunakan untuk menghitung nilai normalitas larutan HCl. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai normalitas larutan HCl yakni 0,0927 N. Pada percobaan kedua yaitu penetepan campuran NaOH dan Na₂CO₃. Percobaan ini dilakukan dengan menitrasi larutan tersebut dengan larutan HCl 0,1 N. Percobaan ini terdapat dua kali titrasi. Di mana pada dua kali titrasi ini akan menggunakan dua indikator yang berbeda (indikator campuran), yaitu indikator PP dan MO (metil orange). Indikator campuran adalah dua indikator yang berbeda range pHnya lalu dicampurkan, di mana pada indikator PP memiliki range pH antara 8,2-10 sementara pada indikator MO memiliki range pH antara 3,1-4,4. Alasan digunakannya dua indikator ini yakni karena larutan yang akan ditentukan yakni dalam bentuk campuran, sehingga dapat menentukan konsentrasi komponen-komponen dalam campuran. Selain itu, juga dapat memperkecil kesalahan titrasi dan dapat memperpendek range pH. Pada waktu titrasi pertama penetapan campuran NaOH dan Na₂CO₃ dipakai indikator PP. Penggunaan indikator PP ini dikarenakan NaOH dan Na₂CO₃ mempunyai pH diatas 7, sedangkan diketahui bahwa indikator PP memiliki rentang pH antara 8,3 sampai 10,0. Sehingga dengan indikator tersebut dapat mengidentifikasi perubahan pH pada larutan campuran tersebut. Larutan HCl 0,1 N digunakan sebagai larutan standar dalam percobaan ini. Warna awal larutan setelah ditambahkan indikator PP dan sebelum dititrasi yakni merah muda. Warna ini karena kondisi campuran larutan sebelumnya yakni dalam kondisi basa. Dengan adanya penambahan larutan asam HCl, perlahan kondisi larutan akan mengalami penurunan pH, di mana ditandai dengan perubahan warna menjadi bening. Kondisi inilah yang disebut ekivalen. Namun, titrasi harus dihentikan pada waktu sesaat sebelum warna jadi bening hal ini untuk menghindari kelebihan volume titran yang digunakan.
  • 4. Pada proses titrasi kedua, digunakan indikator metil orange (MO). Indikator ini memiliki rentang pH antara 3,1 sampai 4,4. Penggunakan indikator MO ini karena pada reaksi yang ke 2 terjadi penurunan pH, sehingga pH lebih kecil dari 7, sehingga MO cocok dipakai sebagai indikator pada reaksi yang ke II. Warna awal larutan saat telah ditambahkan MO dan sebelum dititrasi dengan HCl 0,1 N yaitu kuning. Penambahan larutan HCl akan menyebabkan kenaikan pH, sehingga warna larutan akan berubah menjadi orange. Reaksi keseluruhan pada penetapan campuran NaOH dan Na2CO3 adalah sebagai berikut. i. ii. Pada titik ekivalen I NaOH akan bereaksi sempurna dengan HCl membentuk NaCl dan H₂O. Sementara itu, Na₂CO₃ akan melepaskan satu ion Na⁺ dan diganti kedudukannya dengan atom H⁺ dari HCl dan membentuk NaHCO₃. Setelah itu, reaksi berlanjut dengan melepaskan Na⁺ dari NaHCO₃ kemudian digantikan kedudukannya dengan kelebihan HCl sehingga terbentuk H₂O, CO₂, dan NaCl. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume HCl yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen pada titrasi pertama yaitu 19 ml, 18,3 ml, dan 18 ml. Sementara itu, volume HCl yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen pada titrasi kedua yaitu 9,9 ml, 9,9 ml, dan 10,6 ml. Dengan hasil volume tersebut, maka dapat diketahui massa NaOH dan massa Na₂CO₃ dalam campuran tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa massa NaOH dalam campuran yitu 33,198 ml, sedangkan massa Na₂CO₃ dalam campuran yaitu 214,734 mg. Percobaan terakhir yakni menentukan amonia di dalam garam amonuim. Sama dengan percobaan sebelumnya, pada percobaan ini juga menggunakan larutan HCl 0,1 N sebagai larutan standarnya. Percobaan ini dilakukan dengan mencampurnkan sampel garam ammonium dengan larutan NaOH 0,1 M. Larutan ini kemudian dididihkan. Tujuan dari mendidihkan campuran larutan ini yaitu untuk menguapkan ammonia. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. Titrasi baru dilakukan sesudah larutan mendidih dan bau ammonia hilang. Sehingga setelah larutan mendidih perlu didiamkan beberapa saat dahulu (± 5 menitan). Pada percobaan ini digunakan indikator MO, sehingga warna larutan sebelum dititrasi yakni kuning. Titrasi baru dihentikan ketika terjadi perubahan menjadi orange (jingga). Pada saat melakukan percobaan ini, diusahakan rentang waktu antara titrasi tidak terlalu lama. Hal ini dikarenakan larutan sebelumnya didihkan harus didiamkan dahulu. Pendiaman ini akan menyebabkan penurunan suhu. Apabila saat dilakukan titrasi terdapat
  • 5. perbedaan suhu yang mencolok antara titrasi pertama dan seterusnya, maka akan menyebabkan pengaruh yang cukup besar terhadap hasil. Hal ini karena ketika titrasi dilakukan pada waktu larutan masih panas volume titran yang diperlukan lebih sedikit sedangkan ketika titrasi dilakukan pada keadaan yang lebih dingin volume titran yang dipakai lebih banyak. Kejadian ini dapat disebabkan karena adanya faktor panas/suhu. Seperti yang telah diketahui bahwa kecepatan/laju reaksi dipengaruhi oleh suhu, sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat saat suhu tinggi demikian sebaliknya. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume larutan HCl yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen yakni 4,7 ml, 4,6 ml, dan 3 ml. Dengan hasil volume tersebut dapat digunakan untuk menghitung massa amonia yang terkandung dalam sampel garam ammonium. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh massa amonia yaitu 10,048 mg. Setiap percobaan titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Percobaan yang di lakukan 3 kali ini bertujuan agar diketahui hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalennya (lebih akurat).