Dokumen tersebut membahas empat jenis validitas tes yaitu validitas isi, konstruk, sejalan, dan prediktif. Validitas prediktif dibuktikan dengan menghitung koefisien korelasi antara hasil tes awal dan tes berikutnya. Koefisien korelasi menunjukkan tingkat korelasi antara variabel yang diukur. Dokumen tersebut juga mendemonstrasikan perhitungan koefisien korelasi untuk membuktikan validitas prediktif suatu tes.
1. Jenis Validitas
1. Validitas Isi
2. Validitas Konstruk
3. Validitas Sejalan
4. Validitas Prediktif
Untuk membuktikan tinggi rendahnya kadar valditas prediktif, biasanya dilakukan dengan
mencari koefisien korelasi antara hasil tes yang pertama dan hasil tes atau prestasi yang
dicapai kemudian. Tinggi rendahnya koefisien korelasi yang diperoleh membuktikan kadar
validitas produktif alat tes yang diuji validitasnya itu.
Besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1,0 sampai dengan +1,0. Koefisien +1,0
menunjukkan adanya korelasi yang sempurna (significan), kesejajaran yang sempurna.
Koefisien -1,0 menunjukkan adanya korelasi yang sempurna, adanya kebalikan yang
sempurna. Artinya, peserta didik yang tes pertama mendapat skor tinggi pada tes kedua
menjadi rendah, sebaliknya peserta didik yang tes pertama mendapat skor rendah pada tes
kedua justru menjadi tinggi. Koefisien 0,00 menunjukkan nilai yang tidak menentu, tidak ada
korelasi.
Penghitungan koefisien korlasi terhadapa skor kedua hasil tes itu dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment. Berikut ini adalah rumus yang dimaksud.
N X1 X 2 X1 X2
r1.2
2 2
2
N X1 X1 N X2
atau
data-data berikut diumpamakan sebagai hasil te Membaca Pemahaman (X1), yang
diuji validitasnya, dan skor hasil tes Kompetensi Bersastra (X2).
2. Tabel 1
Persiapan Penghitungan Koefisien Korelasi
Untuk Bukti Hasil Pengukuran Validitas Tes
No Urut
Peserta X1 X2 X22 X12 X1 X2
Tes
1. 6,5 7,0 42,25 49,00 45,50
2. 6,5 6,5 42,25 42,25 42,25
3. 6,0 6,5 36,00 42,25 39,00
4. 5,6 6,5 31,36 42,25 36,40
5. 7,0 6,8 49,00 46,24 47,60
6. 7,0 7,5 49,00 56,25 52,50
7. 6,5 7,0 42,25 49,00 45,50
8. 6,0 6,8 36,00 46,24 40,80
N=8 ∑X1= 51,1 ∑X2= 54,6 ∑X22=373,48 ∑X12=328,11 ∑X1 X2=349,55
Data-data di atas kita masukkan ke dalam rumus:
8x349,55 (5,11)(54,6)
r1.2
(8x328,11 51,12 )(8x373 48 54,62 )
,
2.796,4 2.790,06
13,67x6,68
6,34
9,56
0,663
Berdasarkan ketentuan seperti yang dikemukakan di atas koefisien koelasi yang
berkisar antara 0,600 sampai dengan 0,799 termasuk golongan tinggi. Oleh karena
koefisien korelasi yang diperoleh dalam perhitungan ini berada di dalam interval
tersebut, tes penguasaan kosakata secara aktif reseptif di atas mempunyai validitas
sejalan yang tinggi.
Akan tetapi, jika penafsiran hasil penghitungan koefisien korelasi itu dengan
mengkonsultasikannya dalam tabel nilai kritis korelasi, koefisien sebesar 0,663 di
atas tidak signifikan.