SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 73
Baixar para ler offline
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Masalah Penelitian ..................................................................... 5
1. Identifikasi Masalah ............................................................. 5
2. Pembatasan Masalah ............................................................ 6
3. Perumusan Masalah ............................................................. 7
C. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
D. Sistematika Penulisan ................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Anak Usia Dini ....................................................... 9
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ............................... 9
2. Hakikat Anak Usia Dini ....................................................... 11
3. Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini ................................ 12
B. Manajemen Kurikulum .............................................................. 14
1. Pengertian Manajemen Kurikulum ...................................... 14
2. Komponen-komponen Kurikulum ....................................... 16
3. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum .............................. 18
iv
C. Manajemen Kurikulum Taman Kanak-kanak ............................ 19
1. Kurikulum Taman Kanak-kanak ......................................... 19
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar Taman Kanak-kanak ............................................ 21
3. Materi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak ..................... 24
4. Sarana dan Prasarana Belajar di Taman Kanak-kanak ........ 25
5. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak ........................ 27
6. Evaluasi pembelajaran di Taman Kanak-kanak .................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ........................................................................ 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 32
C. Jenis Penelitian, Jenis Data dan Teknik Penulisan ..................... 33
D. Metode Penelitian ........................................................................ 34
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 34
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil TK Bhayangkari XI Ciputat .............................................. 38
B. Profil TK Patra V Pondok Ranji ................................................. 45
C. Implementasi Kurikulum di TK Bhayangkari XI Ciputat
dan TK Patra V Pondok Ranji .................................................... 52
v
1. Perencanaan, Pelaksanaan dan Supervisi Kegiatan
Belajar Mengajar di TK Bhayangkari XI Ciputat dan
TK Patra V Pondok Ranji ..................................................... 52
2. Materi Pengajaran TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK
Patra V Pondok Ranji ........................................................... 58
3. Metode Pengajaran TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK
Patra V Pondok Ranji ........................................................... 60
4. Media Belajar TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra
V Pondok Ranji ..................................................................... 62
5. Evaluasi Pembelajaran TK Bhayangkari XI Ciputat dan
TK Patra V Pondok Ranji ..................................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 66
B. Saran ............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
LAMPIRAN –LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia, pada
dasarnya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi manusia
sehingga bisa hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat. Pendidikan juga bertujuan mendewasakan anak, kedewasaan tersebut
mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral tidak semata-mata
kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan adalah proses sosialisasi untuk mencapai
kompetisi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dirinya
sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.1
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Segera setelah anak dilahirkan mulai
terjadi proses belajar pada diri anak dan hasil yang diperoleh adalah kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan. Pendidikan
membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna.
Maka dari itu anak sebagai harta yang perlu dibina dan dipupuk sejak dini, ia
membutuhkan pendidikan untuk menyiapkan diri menatap masa depan sehingga
menjadi manusia dewasa yang berkualitas. Kini dunia juga bergantung kepada
sistem dan dasar pendidikannya. Apabila pendidikannya benar maka wajah dunia
1
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Bandung: Sinar Baru
Al-Gasindo, 1995), Cet. ke-1, h. 3
2
akan menjadi indah berseri dan sebaliknya apabila pendidikannya salah dunia
akan dibelenggu oleh kegarangan hidup yang bisa mengubah watak manusia
menjadi hewan yang buas yang selalu ingin menerkam kawan dan lawan..
Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Soegeng Santoso
mengingatkan, mendidik anak agar cerdas, kreatif dan terampil harus dimulai
sejak usia dini. Mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, anak yang cerdas perlu
diawali di taman anak (sekarang Taman Kanak-kanak atau masa wiraga), dimana
diberikan pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan daya cipta dan pikir,
bahasa, perilaku dan keterampilan, jasmani serta moral, emosi, sosial, dan
disiplin.2
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun
2003, Pasal 28 Tentang Pendidikan Anak Usia Dini:
a. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar.
b. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal.
c. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman
kanak-kanak (TK), raudlatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
d. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain
yang sederajat.
2
Layanan Pendidikan Anak Usia Dini, Kompas, Senin, 4 Oktober 2004, h. 49
3
e. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.3
Dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal atau
informal. Dalam hal ini, TK (Taman Kanak-kanak) merupakan salah satu jalur
pendidikan formal yang diselenggarakan untuk anak usia dini dalam rangka
mengembangkan potensi mereka dengan sistem bermain sambil belajar.
Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang pendidikan anak usia dini, maka
manajemen kurikulum yang jelas dan sistematis tentunya harus sangat
diperhatikan dalam pendidikan usia dini, karena harus selalu memperhatikan
tingkat perkembangan dan psikologi anak didik. Karena setiap anak adalah unik,
dalam arti pola dan saat pertumbuhan dan perkembangan, baik kepribadian, gaya
pembelajaran dan latar belakang keluarga. Kurikulum dan interaksi orang
dewasa-anak seharusnya di sesuaikan dengan masing-masing individu.
3
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
4
Pembelajaran pada anak usia dini adalah hasil dari interaksi antara
pemikiran anak dan pengalamannya dengan materi-materi, ide-ide dan orang di
sekitarnya. Pendidik dapat menggunakan pengetahuan tentang perkembangan
anak guna mengidentifikasi tentang ketepatan tingkah laku, aktivitas dan materi-
materi yang diperlukan untuk suatu kelompok usia, yang sekaligus dapat
dipergunakan untuk memahami pola perkembangan anak, kekuatan, minat dan
pengalaman serta guna merancang lingkungan pembelajaran yang sesuai.
Walaupun gaya pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor antara lain tradisi,
nilai sosial-budaya, harapan orang tua dan strategi guna mencapai perkembangan
yang optimal yang harus disesuaikan dengan usia dari masing-masing individu.
Dikalangan para pendidik sudah ada kesepahaman bahwa anak bukanlah
orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus di perlakukan sesuai
dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja dalam praktik pendidikan
sehari-hari tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan
betapa peran orang tua dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak
tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Walaupun dalam peraturuan pemerintah terlihat perbedaan yang jelas
antara TK dan SD, dalam kenyataan di lapangan kedua jenjang pendidikan
tersebut tidak banyak membedakan materi maupun metodologi pembelajarannya.
Di banyak tempat, sistem pembelajaran di Taman Kanak-Kanak tidak banyak
berbeda dengan di Sekolah Dasar. Jika praktik pendidikan seperti ini di teruskan,
di khawatirkan akan terjadi dampak-dampak negatif pada perkembangan anak di
kemudian hari. Oleh karena itu, dalam pendidikan usia dini harus selalu
5
memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak, yakni: kurikulum yang
digunakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk membahas akan
perkembangan pendidikan anak usia dini di Indonesia dengan mengangkat judul:
“Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini”, studi di TK
Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Setelah diuraikan latar belakang masalah, maka perlu di identifikasi
dengan maksud agar masalah dapat diketahui dan dicari sumber
permasalahan:
a. Bagaimana profil TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok
Ranji ?
b. Bagaimana Implementasi kurikulum di TK Bhayangkari XI Ciputat dan
TK Patra V Pondok Ranji ?
c. Bagaimana kurikulum yang sesuai untuk anak usia Taman Kanak-kanak ?
d. Kegiatan apa saja yang dilakukan di Taman Kanak-kanak ?
e. Bagaimana bentuk kurikulum untuk anak usia Taman Kanak-kanak ?
f. Bagaimana bentuk materi pembelajaran yang digunakan di Taman Kanak-
kanak ?
g. Bagaimana metode pengajaran yang sesuai dan tepat untuk digunakan di
Taman Kanak-kanak ?
6
h. Media apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di Taman
Kanak-kanak ?
i. Bagaimana sistem evaluasi pembelajaran yang digunakan di Taman
Kanak-kanak ?
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penulisan skripsi dalam penelitian ini, maka
pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi:
a. Profil TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji
b. Materi yang di berikan
c. Metode pengajaran yang diterapkan
d. Media pembelajaran yang digunakan, dan
e. Evaluasi pembelajaran.
Sedangkan pengertian anak usia dini dalam penelitian ini adalah anak-
anak yang berusia 4 sampai 6 tahun yang mengikuti kegiatan
pembelajarannya di Taman Kanak-kanak.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan
masalah yang di ajukan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana profil TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok
Ranji
b. Bagaimana bentuk materi pembelajaran yang digunakan di TK
Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji
7
c. Bagaimana bentuk metode pengajaran yang digunakan di TK
Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji
d. Media apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di TK
Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji
e. Bagaimana evaluasi pembelajaran yang digunakan di TK Bhayangkari XI
Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji
C. Manfaat Penelitian
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti
mengenai kurikulum untuk anak usia dini di Taman Kanak-kanak, khususnya
pada bagian materi, media, metode dan evaluasi yang sangat mempengaruhi
tingkat perkembangan anak didik.
2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dan para guru Taman Kanak-kanak
dalam menerapkan kurikulum yang tepat dan berpegang teguh pada dasar
psikologis dan paedagogis pendidikan anak usia dini.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi yang dilakukan melalui penelitian ini disusun
berdasarkan prosedur penulisan yang telah baku dan untuk lebih jelasnya berikut
ini gambaran isi proposal skripsi, yang terbagi menjadi lima bab.
Bab I Pendahuluan yang mencakup: latar belakang masalah, masalah
penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan
8
Bab II Kajian Teori yang terdiri dari: pengertian pendidikan anak usia dini,
hakikat anak usia dini, hakikat pembelajaran anak usia dini,
pendekatan pembelajaran dan penilaian pendidikan anak usia dini,
pengertian manajemen kurikulum, komponen-komponen kurikulum,
bentuk-bentuk kurikulum, ruang lingkup manajemen kurikulum,
Kurikulum Taman Kanak-kanak, perencanaan, pelaksanaan dan
supervisi kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak, Materi
pembelajaran Taman Kanak-kanak, Media pembelajaran di Taman
Kanak-kanak, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, dan
Evaluasi pembelajaran.
Bab III Metodologi Penelitian yang mencakup: tujuan penelitian, waktu dan
tempat penelitian, metode penelitian, teknik dan instrumen
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian : gambaran umum objek penelitian, deskripsi data
dan analisis data.
Bab V Penutup : kesimpulan dan saran.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Anak Usia Dini
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 disebutkan
bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Menurut M. Ngalim Purwanto pendidikan adalah “segala usaha orang
dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.2
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan
1
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2
M.Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Rosda Karya, 2004),
Cet. Ke-10, h. 16
10
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada intinya pendidikan adalah suatu
proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga
memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk
siap hidup di tengah-tengah masyarakat.
Pendidikan anak ialah pendidikan yang diberikan kepada anak yang
mempunyai sifat ke anak-an, anak yang mempunyai hakekat sebagai sub
species adolescentiae; yaitu “anak yang di samping mempunyai sifat-sifat
serba tak berdaya, serba masih menggantungkan diri pada orang lain, juga
merupakan anak sebagai calon orang dewasa di mana di dalam dirinya
terdapat kekuatan, dorongan dan naluri untuk mengembangkan dirinya
menuju kedewasaan”.3
Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ciri khas dari seorang anak
adalah mengalami proses tumbuh-kembang, yakni dengan adanya peranan
pendidikan di masa dini, khususnya lingkungan keluarga yang sangat
mempengaruhi. Anak adalah tumpuan harapan bangsa karena ia merupakan
generasi penerus. Tumbuh kembang merupakan suatu proses utama yang
hakiki dan khas pada anak dan merupakan sesuatu yang terpenting bagi anak
tersebut. Agar anak menjadi generasi penerus dan potensi sumber daya
manusia yang tangguh proses tumbuh kembangnya harus berjalan seoptimal
mungkin. Penyimpangan, gangguan, dan kelainan yang terjadi pada proses
3
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Penerbit Usaha Nasional,
1973), h. 134
11
tumbuh-kembang anak akan sangat merugikannya dan dengan sendirinya
kelak akan menurunkan kualitas sumber daya manusianya.
Jadi, pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran
yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak.
2. Hakikat Anak Usia Dini
Pengertian dari anak usia dini yaitu “proses pertumbuhan anak dimana
kehidupan sianak seluruhnya masih tergantung dalam perawatan orang tuanya
atau bisa ditafsirkan anak usia 0-2 tahun”.4
Sedangkan Hibana S. Rahman
berpendapat lain, beliau mengemukakan bahwa “anak usia dini diartikan masa
anak pada usia 0-8 tahun”.5
Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa anak usia
dini adalah masa kehidupan anak yang masih tergantung dan membutuhkan
pertolongan orang lain (khususnya orang tua) dalam setiap kegiatannya, yakni
pada usia 0-6 tahun. Penulis mengambil kesimpulan ini karena pada umumnya
batas usia 6 tahun itulah orang tua mendidik anak-anak mereka pada
pendidikan prasekolah (Taman Kanak-kanak), kemudian setelah umur 6 tahun
biasanya anak akan dimasukkan ke sekolah dasar.
4
Abdurrahman Isawi, Serial Psikologi Islam (Anak dalam keluarga), (Jakarta: Studia Press,
1994), Cet.ke-1, h. 11
5
Hibana S. Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogjakarta: PGTKI Press,
tt) h. 5
12
3. Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini harus senantiasa
berorientasi kepada kebutuhan anak. Oleh karena itu, perlulah kiranya kita
mengetahui hakikat pembelajaran anak usia dini:
a. Proses pembelajaran bagi anak usia dini adalah proses interaksi antar
anak, sumber belajar dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan
berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain, maka proses
pembelajarannya ditekankan pada aktifitas anak dalam bentuk belajar
sambil bermain.
c. Belajar sambil bermain ditekankan pada pengembangan potensi di bidang
fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya
cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial-emosional (sikap,
perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi menjadi kompetensi/
kemampuan yang secara actual dimiliki anak.
d. Penyelenggaraan pembelajaran bagi anak usia dini perlu memberikan rasa
aman bagi anak usia tersebut.
e. Sesuai dengan sifat perkembangan anak usia dini proses pembelajarannya
di laksanakan secara terpadu.
f. Proses pembelajaran pada anak usia dini akan terjadi apabila anak tersebut
secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur pendidik.
13
g. Program belajar mengajar bagi anak usia dini dirancang dan dilaksanakan
sebagai suatu sistem yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah
dan memberi kemudahan bagi anak usia dini untuk belajar sambil
bermain melalui berbagai aktifitas yang bersifat konkrit, dan yang sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak
usia dini.
h. Keberhasilan proses pembelajaran anak usia dini ditandai dengan
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak-anak usia secara
optimal dan dengan hasil pembelajaran yang mampu menjadi jembatan
bagi anak usia dini untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
perkembangan selanjutnya.6
Uraian di atas kiranya dapat dipahami oleh pendidik, karena cukup
banyak pendidik yang tidak sabar menghadapi anak-anak usia dini, khususnya
yang berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan. Mereka memperlakukan
anak-anak usia dini dengan tuntutan-tuntutan kemampuan yang sering tidak
tepat dan melebihi dari batas kemampuan yang dimiliki. Cukup banyak
pelajaran dan pelatihan yang hanya membawa kebosanan, kejenuhan,
kelelahan dan akhirnya menghasilkan kegagalan entah pada masa kanak-
kanaknya entah ketika tumbuh sebagai remaja.
6
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia
Dini, (Jakarta, 2002), h. 4-5
14
B. Manajemen Kurikulum
1. Pengertian Manajemen Kurikulum
Seperti banyak bidang studi lainnya yang menyangkut manusia,
manajemen sulit untuk didefinisikan. Dalam kenyataannya, tidak ada definisi
manajemen yang telah diterima secara universal.
Secara bahasa manajemen berasal dari kata ‘to manage’ yang artinya
mengatur. Secara etimologi manajemen adalah “ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam sebuah
organisasi”.7
Menurut Patterson dan E.G Plowman, dalam bukunya “Business
Organization and Management” manajemen dapat didefinisikan sebagai
suatu teknik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang
ditetapkan, dijelaskan dan dijalankan.8
Sedangkan menurut Harold Koontz dan Cygil O’Donnel dalam
bukunya “Principles of Management, an analysis of Management
Functions”, memberikan batasan sebagai berikut: “manajemen adalah usaha
mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian
7
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji Masagung,
1994)Cet. Ke-4, h. 1
8
Malayu SP Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah), (Jakarta: CV. Haji
Masagung, 1993), h. 3
15
manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakkan dan
pengendalian”9
.
Kemudian Sondang Siagian menyatakan bahwa “manajemen adalah
kemampuan atau keterampilan seseorang untuk memperoleh sesuatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain”.10
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan
mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan
mendayagunakan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.11
Menurut Soemiarti Patmonodewo, kurikulum adalah “suatu
perencanaan pengalaman belajar secara tertulis. Kurikulum itu akan
9
Ibid.
10
Soebagio Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000),
Cet. Ke-1, h. 112
11
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
16
menghasilkan suatu proses yang akan terjadi seluruhnya di sekolah.
Rancangan tersebut merupakan silabus yang berupa daftar judul pelajaran
dan urutannya akan tersusun secara runtut sehingga merupakan program”.12
Berdasarkan beberapa definisi manajemen dan kurikulum yang telah
dipaparkan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa manajemen
kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk memudahkan guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang diawali dari
tahap perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi program, agar kegiatan
belajar mengajar dapat terarah serta dapat berdaya hasil guna dan berdaya
guna.
Indikator keefektifan dan keefisienan kegiatan belajar mengajar di
sekolah sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola
manajemen kurikulum. Dengan kata lain, keberhasilan sekolah sangat
ditentukan oleh pelaksana manajemen kurikulum yang merupakan salah satu
dari kegiatan manajemen sekolah.
2. Komponen-komponen Kurikulum
Menurut Abdullah Idi, komponen-komponen kurikulum dibagi
dalam:
a. Komponen Tujuan
12
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.
Ke-2, h. 54
17
Tujuan merupakan suatu hal yang paling penting dalam proses pendidikan,
yakni hal yang ingin dicapai secara keseluruhan yang meliputi tujuan
domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor.
b. Komponen Isi dan Struktur Program dan Materi
Komponen ini merupakan materi yang diprogramkan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
c. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana atau media merupakan alat Bantu untuk
memudahkan dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah
dimengerti oleh anak didik dalam proses belajar mengajar.
d. Komponen Strategi Belajar Mengajar
Strategi menunjuk pada suatu pendekatan (approach), metode (method),
dan peralatan belajar mengajar yang diperlukan dalam pengajaran.
e. Komponen Proses Belajar Mengajar
Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah diharapkan terjadinya
perubahan dalam tingkah laku anak.
f. Komponen Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum,
maka diperlukan evaluasi. Hal ini sangat penting, mengingat hasil
penelitian atau hasil yang dimiliki oleh anak didik tidak jarang menjadi
barometer atas keberhasilan proses pengajaran pada suatu Taman Kanak-
kanak dan berkaitan erat dengan masa depan anak didik.
18
Dari beberapa uraian di atas, terlihat tiap komponen saling
berkaitan erat dengan komponen lainnya dan merupakan suatu kesatuan
yang mempunyai hubungan dan pengaruh timbal balik antara satu dengan
yang lainnya dapat digambarkan dalam bagan:
Tujuan
Evaluasi Isi/Bahan
Metode/ PBM
Sumber: Fuaddudin dan Sukama Karya, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum,
(Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, 1995)
3. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
a. Kegiatan Perencanaan Kurikulum
Kurikulum dapat berjalan dengan baik, membutuhkan adanya
perencanaan yang baik. Adapun perencanaan tersebut meliputi:
1) Penyusunan program pengajaran.
2) Membuat program-program tahunan dan program semester.
3) Penyusunan satuan pelajaran dan rencana pengajaran.
4) Membuat program evaluasi sesuai kegiatan belajar mengajar.
b. Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum
1) Pengorganisasian siswa.
2) Pengkondisian kelas.
3) Mengelola dan menyajikan materi.
4) Menyajikan materi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
19
5) Dalam menyajikan materi mencari metode yang efektif dan efisien.
6) Menggunakan media atau alat Bantu pelajaran.
7) Menggunakan buku penunjang.
c. Kegiatan Pengawasan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan kurikulum, kepala
sekolah mengadakan pengawasan yang berkenaan dengan pelaksanaan
kurikulum tersebut yang telah dilaksanakan oleh guru.
d. Kegiatan Evaluasi Kurikulum
1) Mengadakan pre test
2) Evaluasi proses
3) Memberikan tes formatif
4) Membuat kisi-kisi soal
5) Menyusun soal
6) Mencatat hasil ulangan dalam buku nilai
7) Mengadakan pelajaran tambahan bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
C. Manajemen Kurikulum Taman Kanak-kanak
1. Pengertian Kurikulum Taman Kanak-kanak
Menurut Ibrahim dan Benny, kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu:
(1) Kurikulum menurut pandangan tradisional adalah sejumlah pelajaran yang
harus ditempuh murid di suatu Taman Kanak-kanak itulah yang merupakan
20
kurikulum, sedangkan kegiatan belajar selain mempelajari sejumlah mata
pelajaran yang sudah ditentukan bukan merupakan kurikulum. (2) Kurikulum
menurut pandangan modern adalah sesuatu yang nyata terjadi dalam proses
pendidikan di Taman Kanak-kanak, pandangan ini bertolak dari sesuatu yang
bersifat aktual sebagai suatu proses, kegiatan yang dilakukan murid dapat
memberikan pengalaman belajar.13
Kurikulum Taman Kanak-kanak adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.14
Struktur kurikulum di Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal
disebut dengan program kegiatan belajar yang mencakup tiga bidang
pengembangan. Jenis program kegiatan belajar serta alokasi waktu
berdasarkan kurikulum Diknas tahun 2004 sistem KBK adalah sebagai
berikut:
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004, Kerangka Dasar Taman Kanak-Kanak
dan Raudlatul Athfal, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h.2
21
Tabel 1
Struktur Kurikulum Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal
Bidang Pengembangan Alokasi Waktu
A. Pembiasaan 1. Moral dan Nilai-nilai Agama
2. Sosial, Emosional dan
Kemandirian
B. Kemampuan
Dasar
1. Berbahasa
2. Kognitif
3. Fisik/ Motorik
4. Seni
Alokasi Waktu Per Minggu 15 Jam
Sumber data: Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar Taman
Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal (TK & RA), (Jakarta: Depdiknas, 2004)
Ketentuan untuk Taman Kanak-Kanak:
a. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu.
Jam belajar efektif per hari adalah 2,5 jam (150 menit); per minggu adalah
15 jam (900 menit); dan per tahun adalah 510 jam (30.600 menit).
b. Pengelolaan kegiatan belajar ketiga jenis bidang pengembangan diserahkan
sepenuhnya kepada penyelenggara Taman Kanak-Kanak.
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Taman
Kanak-kanak (TK)
a. Perencanaan
Perencanaan kegiatan berdasarkan buku pedoman kegiatan
belajar mengajar Taman Kanak-kanak dibagi atas:
22
1) Perencanaan Tahunan dan Semester
2) Perencanaan Mingguan (SKM)
3) Perencanaan Harian (SKH)
Menurut Agus F. Tangyong dkk, langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh guru Taman Kanak-kanak sebelum ia mengajar adalah:
1) Memahami Program Kegiatan Belajar TK
Sebelum mengajar hendaknya guru memahami program
kegiatan belajar TK yaitu memahami tujuan pendidikan, cara belajar,
cara menggunakan dan memanfaatkan sarana, cara menilai hasil
pengembangan anak.
2) Menyusun Satuan Kegiatan Mingguan
Guru memikirkan dan merencanakan kegiatan untuk satu
minggu. Satuan kegiatan mingguan berisi beberapa bahan
pengembangan diri berbagai bidang pengembangan.
3) Menyusun Satuan Kegiatan Harian
Kegiatan mingguan dibagi-bagi dalam kegiatan harian. Satuan
kegiatan harian berisi uraian tentang kegiatan yang direncanakan akan
dilaksanakan oleh guru pada hari tertentu. Penjadwalan program harian
yang fleksibel akan memunculkan pembiasaan-pembiasaan.15
15
Agus F. Tangyong dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta:
Grasindo, 1994), h. 8
23
Dalam merencanakan kurikulum suatu kurikulum untuk anak,
seorang guru harus memilih tujuan, bagaimana mengorganisasi isi
kurikulum (materi), memilih bentuk pengalaman belajar bagi anak,
bagaimana urutan pelajaran diberikan kemudian menentukan bagaimana
melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak dan program itu sendiri.
Selain itu, dalam merencanakan kurikulum seorang guru harus mempunyai
wawasan yang luas, tanggap dan kreatif agar anak tidak mudah bosan
dengan kegiatan yang dirancang guru.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan Satuan Kegiatan Harian yang telah disusun, guru
melaksanakan:
1) Pengorganisasian Kelas
Kelas diatur sedemikian rupa sehingga lebih banyak kegiatan
dilaksanakan secara berkelompok (kecil) dan perorangan daripada
klasikal. Ruang belajar tidak perlu selalu di kelas. Kegiatan dapat
dilakukan juga di halaman. Anak diperkenankan untuk memilih sendiri
kegiatannya, sedangkan guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak
sebagai pendorong serta fasilitator.
2) Penggunaan Sarana Belajar Mengajar
Pilihlah sarana belajar mengajar yang paling sesuai dengan
bahan yang hendak dikembangkan. Usahakanlah agar sebanyak-
banyaknya menggunakan sarana yang berasal dari lingkungan alam
24
sekitarnya, murah atau berasal dari bahan-bahan bekas. Yang penting
bukanlah mahal dan bagusnya sarana, tetapi bagaimana guru
memanfaatkan sarana belajar tersebut seefektif mungkin.
3) Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar
Guru bersama anak didik secara aktif melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Guru selalu memberikan kesempatan pada anak
untuk berbuat, dan semua kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
melalui bermain. Anak diperkenankan melakukan kegiatan yang paling
sesuai dengan minatnya. Ia boleh mencoba, diperkenankan membuat
kesalahan, dan lebih dari itu didorong untuk menciptakan sesuatu.
Yang penting adalah mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan
menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan
kemampuannya.16
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru
melaksanakannya berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. Dengan
begitu, proses belajar mengajar pun akan terlaksana dengan baik.
3. Materi Pembelajaran Taman Kanak-kanak
Materi merupakan isi program kurikulum yakni segala sesuatu yang
diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
16
Ibid,. h. 9
25
diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Akan tetapi,
apabila di Sekolah Dasar terdapat bidang studi, maka di Taman Kanak-kanak
disebut dengan tema.
Tema-tema yang digunakan dalam program kegiatan belajar Taman
Kanak-kanak kelompok A dan B adalah: Aku, Keluargaku, Rumah, Sekolah,
Makanan dan Minuman, Pakaian, Kebersihan, Kesehatan dan Keamanan,
Binatang, Tanaman, Kendaraan, Pekerjaan, Rekreasi, Air dan Udara, Api,
Negara, Alat Komunikasi, Gejala Alam, Matahari, Bulan, Bintang dan Bumi,
Kehidupan Kota, Desa, Pesisir dan Pegunungan.17
4. Media Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, media mengajar merupakan
“segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorong siswa belajar”.18
Sedangkan menurut Anggani Sudono, media mengajar merupakan
“bagian dari sumber belajar dimana termasuk juga alat permainan untuk
memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun
17
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), Cet. Ke-2, h.13-14
18
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2004), h. 108
26
guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber,
benda atau hasil-hasil budaya”.19
Bahan dan peralatan yang disediakan hendaknya merupakan sumber
belajar yang dapat membantu mengembangkan seluruh dimensi
perkembangan anak usia TK, yaitu bagi perkembangan motorik, kognitif,
kreatifitas, bahasa, sosial, perkembangan emosional bagi anak TK.
Berbagai macam sumber belajar di Taman Kanak-kanak,
diantaranya:
a. Tempat Sumber Belajar Alamiah
Sumber belajar dapat berupa tempat yang sebenarnya dimana anak
mendapatkan informasi langsung seperti kantor pos, kantor polisi,
pemadam kebakaran, sawah, peternakan, hutan, perkapalan, atau lapangan
udara. Tempat-tempat tersebut mampu memberikan informasi secara
langsung dan alamiah.
b. Perpustakaan
Berbagai ensiklopedi, buku-buku dengan beragam tema dapat dikumpulkan
dan ditata rapi di ruang perpustakaan. Perpustakaan memiliki fungsi
sebagai “jantung sekolah”, karena di dalamnya berisi berbagai informasi
yang dapat membantu setiap orang yang menggunakannya untuk
mengembangkan diri.
19
Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini,
(Jakarta: Grasindo, 2000), h. 7
27
c. Nara Sumber
Para tokoh dan ahli di berbagai bidang merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat diandalkan karena biasanya mereka memberikan
informasi berdasarkan penelitian dan pengalaman mereka. Dengan
demikian diharapkan para murid dapat melatih kemahiran mereka dalam
berbahasa melalui wawancara dan komunikasi dengan para nara sumber.
d. Media Cetak dan Elektronik
Termasuk di dalamnya bahan cetak, buku, majalah atau tabloid. Gambar-
gambar yang ekspresif dapat memberi kesempatan anak menggunakan
nalar dan mengungkapkan pikirannya dengan menggunakan kosa kata yang
semakin hari semakin berkembang. Perkembangan media elektronik
khususnya televisi akan menambah pengetahuan anak terutama dari segi
visualisasi, misalnya tentang perilaku binatang laut, binatang buas, dan
lainnya.
e. Alat Peraga
Berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran
dalam proses belajar mengajar.20
5. Metode Pengajaran Taman Kanak-kanak
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode adalah “suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.21
Dalam
20
Ibid., h. 11-14
28
kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru guna kepentingan
pembelajaran.
Sedangkan menurut Moeslichatoen, metode merupakan bagian dari
strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah
dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.22
Berikut merupakan metode-metode pengajaran yang digunakan
untuk anak usia Taman Kanak-kanak, yaitu:
a. Metode Bermain
Bermain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang
memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat nonserius, lentur dan
bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif
ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa.
b. Metode Karyawisata
Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan
anak karena dapat membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal,
memperluas perolehan informasi. Juga memperkaya lingkup program
kegiatan belajar anak TK yang tidak mungkin dihadirkan di kelas; seperti
21
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), h.19
22
Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Cet. Ke-2, h. 7
29
melihat bermacam hewan, mengamati proses pertumbuhan, tempat-tempat
khusus dan pengelolaannya, bermacam kegiatan transportasi dan
sebagainya.
c. Metode Bercakap-cakap
Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi
perkembangan anak taman kanak-kanak karena bercakap-cakap dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain,
meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama. Juga
meningkatkan keterampilan menyatakan perasaan, serta menyatakan
gagasan atau pendapat secara verbal.
d. Metode Bercerita
Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi
media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Seorang pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu
yang menarik dan hidup.
e. Metode Demonstrasi
Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan
menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan
cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan anak
dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan.
f. Metode Proyek
30
Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan
untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak
dalam kehidupan sehari-hari. Cara ini juga dapat menggerakkan anak
untuk melakukan kerjasama sepenuh hati. Kerjasama dilaksanakan secara
terpadu untuk mencapai tujuan bersama.
g. Metode Pemberian Tugas
Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan
sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di taman kanak-
kanak tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan petunjuk langsung guru. Dengan pemberian tugas, anak
dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai
tuntas. Tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan.23
6. Evaluasi Pembelajaran
Penilaian adalah suatu usaha yang mendapatkan Taman Kanak-
kanak berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.24
23
Muslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), Cet. Ke-2, h.24
24
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penilaian, (Jakarta: Depdikbud, 1995),
h. 4
31
Agar guru mudah menilai kemajuan anak di setiap bidang
pengembangan, guru harus mengetahui tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar tersebut. Berdasarkan pengetahuan tersebut kemudian guru: (a)
mengumpulkan informasi (keterangan) yang diperlukan untuk menentukan tingkat
pemahaman dan keterampilan anak, (b) membandingkan hasil penilaian yang
terdahulu dan yang ada saat ini, (c) membandingkan hasil penilaian saat ini dengan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh anak, (d) mengamati secara
konsisten kegiatan tersebut sambil ikut serta di dalamnya.25
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan penilaian
yaitu menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada proses dan tujuan,
objektif, mendidik, bermakna, kesesuaian. Sedangkan alat penilaian yang
digunakan di Taman Kanak-kanak dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pengamatan (observasi) dan pencatatan anekdot (anecdotal Record).
b. Pemberian tugas. 26
Dalam melaksanakan penilaian guru mengacu pada kemampuan yang
hendak dicapai dalam suatu kegiatan yang direncanakan dalam tahap waktu
tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian
dilakukan bersama-sama secara khusus membuat kegiatan untuk penilaian tetapi
ketika kegiatan belajar dan bermain guru dapat sekaligus melaksanakan penilaian.
25
Agus F. Tangyong dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta:
Grasindo, 1994), h. 11
26
Op. Cit., h. 7
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Profil dari TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V
Pondok Ranji.
2. Untuk mengetahui bagaimana materi pembelajaran yang di gunakan di dua
TK tersebut.
3. Untuk mengetahui metode belajar apa saja yang di gunakan di dua TK
tersebut.
4. Untuk mengetahui media belajar apa saja yang di gunakan di dua TK tersebut.
5. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi pembelajaran yang di gunakan di dua
TK tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V
Pondok Ranji tahun ajaran 2006-2007. Pemilihan tempat penelitian ini
berdasarkan rekomendasi dari kepala cabang dinas pendidikan kecamatan
ciputat.
Penelitian dilakukan terhitung mulai bulan April sampai dengan bulan
Mei 2006.
33
C. Jenis Penelitian, Jenis Data dan Teknik Penulisan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari
fenomena objek yang diteliti.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data-data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diambil langsung dari TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK
Patra V Pondok Ranji, yaitu:
1. Gambaran Umum TK
2. Implementasi kurikulum di kedua TK tersebut
3. Hasil wawancara
Data sekunder merupakan data atau keterangan-keterangan yang diambil
dari hasil membaca dan literatur lainnya seperti artikel, majalah, dan surat kabar
yang berkaitan dengan judul skripsi.
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan diterbitkan oleh PT. UIN Jakarta Press, dengan mempergunakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).1
1
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Jakarta: UIN Press, 2002), cet. ke-2
34
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan komparatif, yaitu
melakukan penelitian dengan tujuan ingin menggambarkan masalah dan
melakukan analisis terhadap masalah. Disamping itu, peneliti juga melakukan
studi perbandingan tentang implementasi manajemen kurikulum di dua TK
tersebut.
Metode deskripsi merupakan metode penelitian non hipotesis sehingga
dalam langkah penelitiannya tidak perlu menentukan hipotesis.2
Dengan metode
diatas, penulis akan menggambarkan mengenai implementasi manajemen
kurikulum di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang berkenaan dengan judul penelitian,
penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Yaitu percakapan yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)
yang memberikan jawaban dengan maksud tertentu yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala
Sekolah dan staf pengajar di sekolah tersebut.
2. Studi Pustaka
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Cet. ke-20, h.208
35
Yaitu penulis menggunakan buku-buku sebagai referensi yang sesuai
dengan judul penelitian.
3. Observasi
Yaitu penulis melakukan kunjungan ke tempat penelitian dan
melakukan pengamatan yang berkaitan dengan tujuan penelitian tersebut.
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik bersifat resmi ataupun
tidak. Penulis berusaha memahami dan menganalisa dokumen-dokumen
tertulis yang diperoleh dari tempat penelitian untuk selanjutnya
dikembangkan pada bagian bab tertentu.
Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
1. Pedoman wawancara yang terdiri dari beberapa daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan judul penelitian.
2. Pedoman observasi. Pedoman tersebut berisi mengenai gambaran nyata yang
akan dijadikan objek penelitian diantaranya adalah bagaimana kondisi objek
yang akan diteliti tersebut.
3. Pedoman dokumentasi
Kisi-kisi Instrumen
36
Tabel 2
Matriks Kisi-kisi instrumen
Fokus Penelitian Dimensi Indikator
Manajemen Kurikulum
Pendidikan Anak Usia
Dini
1. Profil TK
2. Implementasi
Kurikulum
- Sejarah singkat TK
- Visi, misi dan tujuan
- Sumber daya manusia
- Sarana dan prasarana
- Menyusun program pengajaran
- Membuat program tahunan dan
semester
- Menyusun SKH dan SKM
- Membuat program evaluasi
- Pengorganisasian siswa dan
pengkondisian kelas
- Mengelola dan menyajikan materi
sesuai dengan alokasi waktu yang
telah direncanakan
- Melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menyajikan
materi, dengan mencari metode
yang efektif dan efisien, serta
penggunaan sarana dan prasarana
yang ada di Taman Kanak-kanak
- Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan program kurikulum
- Melakukan evaluasi setelah
kegiatan belajar mengajar selesai
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data
tersebut dapat dipahami bukan saja oleh peneliti, akan tetapi juga oleh orang lain
yang ingin mengetahui hasil penelitian itu.
37
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satu kesatuan
data yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa saja yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang diceritakan kepada orang lain.3
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul
dari berbagai sumber yang diperoleh dari kegiatan wawancara, pengamatan lokasi
dan dokumentasi. Kemudian data yang telah terkumpul di uraikan kedalam bahasa
yang mudah dipahami dan logis sesuai dengan penelitian yang di bahas.
Untuk menetapkan keabsahan data, di perlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan berdasarkan kriteria derajat kepercayaan
(credibility) yang pemeriksaan datanya di lakukan dengan teknik perpanjangan
keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, dan kecukupan referensial.4
3
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2006), Cet. ke-22, h.248
4
Ibid., h. 327
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian berlangsung di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok
Ranji. Kedua tempat tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi dari Diknas kecamatan
Ciputat bahwa kedua TK tersebut termasuk TK yang sudah mempunyai manajemen
cukup bagus dan sudah terakreditasi.
A. TK Bhayangkari XI Ciputat
1. Sejarah Singkat Berdirinya TK Bhayangkari XI Ciputat
TK Bhayangkari XI Ciputat terletak di kawasan komplek asrama
POLRI ciputat. TK Bhayangkari XI berdiri pada tanggal 25 juli 1957, oleh
Ibu Sukardi (istri dari Komandan KOMPI 5122 yaitu Mayor Sukardi).
Menurut sejarah, tujuan awal didirikannya TK ini adalah untuk menampung
putra/i POLRI dalam sebuah lembaga pendidikan dibawah Yayasan Kemala
Bhayangkari (perkumpulan istri-istri POLRI), karena pada saat itu
dilingkungan TK ini sangat sedikit sekali sekolah TK dan jaraknya sangat
jauh, sehingga akhirnya didirikanlah TK Bhayangkari XI ini. Tetapi kemudian
seiring berjalannya waktu, mulai tahun 1972 TK ini sudah mulai menerima
siswa dari luar POLRI.1
1
Supartien, Kepala TK Bhayangkari XI Ciputat, Wawancara Pribadi, Ciputat, 03 Mei 2006
39
Gedung TK Bhayangkari XI Ciputat telah beberapa kali mengalami
perpindahan tempat dikarenakan beberapa sebab. Pertama dari mulai kepala
sekolah Ibu Rajimah tahun 1958, gedung terletak dekat lapangan bola. Tahun
1972, gedung tersebut roboh/ hancur dan pindah pada gedung kesehatan
KOMPI (yang sudah tidak terpakai lagi). Kemudian pindah lagi karena
gedung tersebut akan di bangun perumahan. Dan setelah menempati
madrasah, maka pindah lagi karena akan dibangun flat. Dari madrasah
tersebut pindah lagi ke bekas gedung Brimob, kemudian tak beberapa lama
harus pindah lagi karena gedung tersebut akan dibangun gedung Brimob yang
baru untuk KOMPI 5995 (yang sekarang). Kemudian pindah pada SD yang
bersifat numpang selama kurang lebih setengah tahun. Dari situlah dapat
berdiri sebuah gedung TK baru, berkat sumbangan dari bagian teknik Bank
POLDA, yaitu Bapak Sukartoyo dari tahun 1981 sampai dengan sekarang.
2. Visi, Misi dan Tujuan
Visi TK Bhayangkari XI Ciputat ialah:
Anak adalah buah hati kita di mana setiap orang tua menginginkan
anak-anak kita menjadi anak yang tangguh dalam menghadapi tantangan
hidup, kreatif dan terampil dalam hidup sehari-hari dan berharap menjadi
anak-anak yang dapat dibanggakan.Untuk mewujudkan harapan-harapan kita,
maka berikanlah ilmu pengetahuan seluas-luasnya bagi mereka sejak dini.
40
Menyadari hal ini TK BHAYANGKARI XI CIPUTAT ingin
mewujudkan kreatifitas, keterampilan, dan pembelajaran kemandirian yang
telah kami sediakan.
Misi TK Bhayangkari XI Ciputat ialah:
a. Mengembangkan pola belajar yang kreatif dan mandiri.
b. Mendorong anak untuk mengembangkan bakatnya, intelektual dan
disiplin.
c. Menciptakan suasana interaksi sosial anak pada lingkungannya.
Tujuan
Terwujudnya kesejajaran dan keterpaduan langkah dan tindakan yang
dilakukan oleh masing-masing pihak dalam rangka mewujudkan anak usia
dini yang beriman dan bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis.
3. Sumber Daya Manusia
Guru merupakan sub sistem dari sistem pendidikan. Kualitas suatu
lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh pendidiknya, karena pendidik
merupakan salah satu sumber belajar dan orang yang berhubungan langsung
dengan peserta didik. Mengenai keadaan guru TK Bhayangkari XI Ciputat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
41
Tabel 3
Data guru TK Bhayangkari XI Ciputat
No Nama Status Pendidikan
1 Supartien Kepsek SMA
2 Widiawati GTY D I
3 Neneng GTY D II
4 Yuliana Lisbeth Wowor GTY D I
5 Diana Rahak Ratat GTY SMA
6 Dwi Sukma Ningsih GTY D II
7 Dwi Yuni Hartanti GTY D II
8 Hayati GTY D II
Sumber: Data dokumentasi TK
Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
terakhir guru-guru pada TK Bhayangkari XI kurang memenuhi standar guru
TK berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Taman Kanak-Kanak. Karena
dalam SPM disebutkan bahwa pendidikan guru TK sekurang-kurangnya
adalah DII-PGTK. Guru TK yang paling ideal adalah seorang profesional
yang terdidik dan terlatih baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di
bidangnya. Pengembangan potensi tenaga guru baik dengan pelatihan-
pelatihan ataupun penataran-penataran masih perlu ditingkatkan, karena
bagaimanapun profesionalisme seorang guru sangat menentukan berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang ia berikan.
Anak didik merupakan salah satu faktor dalam dunia pendidikan yang
paling penting, karena dengan adanya anak didik maka proses belajar
mengajar dapat berjalan. Mengenai keadaan siswa TK Bhayangkari XI
Ciputat dapat dilihat pada tabel berikut ini.
42
Tabel 4
Data siswa TK Bhayangkari XI Ciputat
SiswaNo Kelas
putera Puteri
Jumlah
1 TK A 9 20 29
2 TK B 41 38 79
Jumlah 50 58 108
Sumber: Data dokumentasi TK
Rasio antara guru dengan jumlah siswa dalam satu kelas pada TK
Bhayangkari XI Ciputat yaitu 1:26. Sementara berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal Taman Kanak-Kanak bahwa jumlah anak didik dalam satu
rombongan belajar/ kelas maksimal 25 anak. Maka TK Bhayangkari XI
Ciputat dalam hal ini kurang memenuhi standar SPM. Akan tetapi
berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Kepala Sekolah TK Bhayangkari
XI Ciputat Ibu Supartien, bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya tenaga
pengajar di karenakan keterbatasan dari pihak Yayasan.
Tabel 5
Data tenaga non-guru pda TK Bhayangkari XI Ciputat
No Nama Pendidikan Jenis Pekerjaan Status
1 Anik SD Tukang Kebun dan
Pembantu Sekolah
PTY
2 Surya SD Penjaga Sekolah PTY
Sumber: Data dokumentasi TK
Apabila dilihat dari jumlah guru dan jumlah siswa pada TK
Bhayangkari XI ciputat, maka dengan jumlah tenaga non guru yang hanya dua
orang sangat kurang memenuhi standar. Karena Taman Kanak-Kanak
merupakan program pendidikan anak usia dini, dimana sekolah seharusnya
43
menyiapkan beberapa tenaga pembantu. Selain itu, seharusnya pembantu
sekolah dan tukang kebun mempunyai tugas tersendiri. Apabila 1 orang
merangkap dua pekerjaan, maka hasilnya tidak maksimal.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan. Sedangkan
prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Mengenai sarana dan prasarana
yang ada di TK Bhayangkari XI Ciputat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6
Sarana Prasarana TK Bhayangkari XI Ciputat
No Fasilitas Jumlah
1 Bangunan Milik Sendiri
2 Ruang Kepala TK 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tamu 1
5 Ruang Kelas 6
6 Ruang Lab 1
7 WC/ Kamar Mandi Guru/ Karyawan 1
8 WC/ Kamar Mandi Anak Didik 3
9 Ruang Penjaga TK -
10 Aula/ Gedung Serbaguna -
11 Halaman TK 1
12 Gudang 1
13 Dapur 1
14 Kantin TK -
15 Perpustakaan -
16 Tempat/ Ruang Tunggu Pengantar/ Penjemput 1
17 Musholla -
18 Ruang UKS 1
19 Mobil Jemputan -
44
20 Mading hasil karya anak 6
Tidak adanya fasilitas perpustakaan seharusnya menjadi hal yang harus
mendapatkan perhatian khusus, baik bagi kepala sekolah maupun pihak
Yayasan. Karena bagaimanapun perpustakaan merupakan salah satu sarana
pendidikan menunjang yang wajib ada dalam suatu sekolah. Sarana dan
prasarana yang ada di TK Bhayangkari XI Ciputat dalam keadaan baik dan
layak sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar.
Sedangkan alat-alat permainan atau alat peraga pendidikan yang ada di
TK Bhayangkari XI dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7
Alat permainan luar ruangan pada TK Bhayangkari XI Ciputat
No Alat bermain di luar ruangan Jumlah
1 Bak Pasir 1
2 Bak Air 1
3 Jungkat-jungkit 3
4 Ayunan 4
5 Papan Titian 1
6 Papan Luncur 3
7 Tangga Majemuk 1
8 Putaran -
Tabel 8
Alat bermain dalam ruangan TK Bhayangkari XI Ciputat
No Alat bermain di dalam ruangan Jumlah
1 Balok Bangunan Ada
2 Puzzle Ada
3 Pohon Hitung Ada
4 Kotak Merjan Ada
5 Papan Geometri Ada
6 Papan Warna Ada
7 Papan Bentuk & Ukuran Ada
8 Alat Kesenian Ada
45
Alat permainan yang berada di luar ruangan pada TK Bhayangkari XI
sudah cukup memadai. Untuk alat peraga dan bermain di dalam kelas sudah
memenuhi standar, karena pada setiap kelas sudah tersedia alat tersebut.
Semuanya dalam keadaan baik dan layak.
B. TK Patra V Pondok Ranji
1. Sejarah Singkat Berdirinya TK Patra V Pondok Ranji
TK Patra V Pondok Ranji berada di kawasan komplek pertamina di Jl.
Pertamina Raya No.2 Komperta, kelurahan Pondok Ranji, kecamatan Ciputat,
kabupaten Tangerang.
TK Patra V Pondok Ranji didirikan di atas tanah dengan luas 1300 m
persegi, dengan luas bangunan 900 m persegi yang terdiri dari ruang kelas,
kantor, dapur, perpustakaan, serta aula serbaguna.
TK Patra V Pondok Ranji berdiri pada tanggal 1 juli 1980 di bawah
Yayasan Dharma Wanita Pertamina. Kemudian terjadi pembaharuan nama
Yayasan menjadi Yayasan BPTK Patra (Badan Pengelola Taman Kanak-
kanak Patra) yang dipegang oleh kepengurusan Ibu Hudiono, sekretaris Ibu
Anggoro, bendahara Ibu Hj. Samhuri, seksi ketua harian Ibu Hj. Kamari,
pengawas Ibu Dra. Tinil Suwarni, seksi logistik Ibu Huway, penanganan anak
asuh Ibu Saherman.
46
Terdapat 6 TK Patra di Jakarta yang berada di bawah Yayasan BPTK
Patra yaitu TK Patra 1-6, di mana semuanya berlokasi di komplek-komplek
Pertamina. Setiap TK Patra mempunyai koordinator masing-masing. Untuk
TK Patra V koordinatornya yaitu Ibu Sukomawati.
TK Patra berada di kawasan komplek-komplek pertamina, yang
utamanya dulu mengkhususkan bahwa anak-anak dari pegawai pertamina
mempunyai wadah tersendiri untuk anak-anak usia Taman Kanak-kanak yang
dikelola oleh Yayasan Dharma Wanita Pertamina. Pada awalnya TK PatraV
dikhususkan untuk anak-anak dari pegawai pertamina, tetapi kemudian TK
Patra tidak hanya memprioritaskan anak-anak pertamina saja yang akhirnya
dapat menerima anak-anak dari luar pegawai pertamina.2
2. Visi, Misi dan Motto
Visi TK Patra V Pondok Ranji ialah:
Menjadikan TK yang berkualitas, unggul, menyenangkan, bernuansa
IMTAK serta IPTEK untuk menciptakan generasi bangsa yang handal.
Misi TK Patra V Pondok Ranji ialah:
a. Meningkatkan kinerja sekolah.
b. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, mandiri dengan suasana
kelas yang kondusif.
c. Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, bersih dan indah.
2
Suwarsih, Kepala TK Patra V Pondok Ranji , Wawancara Pribadi, Pondok Ranji, 17 April
2006
47
d. Meningkatkan kualitas guru melalui pembinaan, penataran serta pelatihan-
pelatihan.
Motto TK Patra V Pondok Ranji: “Kreatif, Mandiri, dan Menyenangkan”
3. Sumber Daya Manusia
Berikut adalah keadaan guru pada TK Patra V Pondok Ranji dilihat dari
status kepegawaian dan tingkat pendidikan.
Tabel 9
Data guru TK Patra V Pondok Ranji
No Nama Status Pendidikan
1 Suwarsih S. Pd Kepsek (PNS) S I
2 Juarsih GTY SPGTK
3 N. Fajriah Munawaroh GTY SPGTK
4 Hj. E. Ine Intani PNS SPGTK
5 Nena Danenah GTY D III
6 Rosmawati GTY SPGTK
7 Sayyidatun GTY PGTK
8 Rima Trimalasari A. Md GTY D III
Sumber: Data dokumentasi TK
Tabel diatas menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan guru TK
Patra V Pondok Ranji kurang memenuhi standar pendidik. Akan tetapi
pengalaman mengajar guru diTK tersebut cukup lama, dan juga sudah
mengikuti penataran-penataran ataupun bentuk kegiatan pengembangan guru.
Bahkan berdasarkan wawancara pribadi dengan kepala sekolah TK Patra V
Pondok Ranji yaitu ibu Suwarsih, bahwa guru pada TK Patra V Pondok Ranji
sudah ada yang melanjutkan kejenjang S1.
48
Anak didik merupakan salah satu faktor dalam dunia pendidikan yang
paling penting, karena dengan adanya anak didik maka proses belajar
mengajar dapat berjalan. Mengenai keadaan siswa TK Patra V Pondok Ranji
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10
Data siswa tiga tahun terakhir TK Patra V Pondok Ranji
TK A TK B JumlahTahun
L P L P L P
Total
2003 23 23 29 23 52 46 98
2004 24 29 20 30 44 59 103
2005 27 19 20 27 47 46 93
Sumber: data dokumentasi TK
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama tahun pelajaran
2003 sampai 2005 jumlah siswa mengalami fluktuasi yaitu terjadinya
penurunan dan kenaikan jumlah siswa. Hal ini disebabkan oleh faktor
ekonomi orang tua.3
Rasio antara guru dan siswa per kelas pada TK Patra V Pondok Ranji
yaitu 1:23. Sedangkan Standar Pelayanan Minimal Taman Kanak-Kanak
bahwa rasio jumlah guru dan siswa per kelas/ rombongan belajar untuk
Taman Kanak-Kanak maksimal yaitu 25 siswa. Berdasarkan SPM tersebut,
maka TK Patra V Pondok Ranji, rasio antara guru dan jumlah siswa
perkelasnya sudah memenuhi standar SPM.
3
Suwarsih S.Pd, Kepala TK Patra V Pondok Ranji, Wawancara Pribadi, Pondak Ranji,17
April 2006
49
Tabel 11
Data tenaga non-guru pada TK Patra V pondok Ranji
No Nama Pendidikan Jenis Pekerjaan Status
1 M. Agan SD Tukang Kebun PTY
2 Tarmini SMP Pembantu Sekolah PTY
3 Mahpudin SMP Pembantu Sekolah PTY
Sumber: Data dokumentasi TK
Tenaga non guru pada TK Patra V Pondok Ranji yaitu berjumlah 3
orang. 1 orang untuk tukang kebun, dan 2 orang untuk pembantu sekolah.
Apabila dilihat dari jumlah guru dan siswa, maka TK Patra V Pondok Ranji
cukup untuk memenuhi standar.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat penting untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada suatu sekolah, baik dalam pencapaian program belajar
mengajar, tujuan sekolah dan tujuan pendidikan nasional. Adapun sarana dan
prasarana yang menunjang efektifitas belajar siswa/i di TK Patra V Pondok
Ranji adalah sebagai berikut:
Tabel 12
Sarana Prasarana TK Patra V Pondok Ranji
No Jenis Bangunan/ Barang Jumlah
1 Bangunan Milik Sendiri
2 Ruang Kepala TK 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tamu 1
5 Kantin TK -
6 WC/ Kamar Mandi Guru/ Karyawan 1
7 WC/ Kamar Mandi Anak Didik 3
8 Ruang Penjaga TK 1
50
9 Aula/ Gedung Serbaguna 1
10 Halaman TK 1
11 Gudang 1
12 Dapur 1
13 Tempat/ Ruang Tunggu Pengantar/ Penjemput 1
14 Perpustakaan 1
15 Ruang Kelas 5
16 Ruang Lab 1
17 Musholla 1
18 Ruang UKS 1
19 Mobil Jemputan 2
20 Mading hasil karya anak 9
Secara umum, kondisi sarana dan prasarana pada TK Patra V cukup
terawat dengan baik. Keadaan sekolah yang asri dan bersih jelas terlihat ketika
penulis melakukan observasi. Fasilitas perpustakaan yang sudah cukup
lengkap, dengan koleksi buku + 450 buku, 100 buku untuk buku guru dan 350
buku untuk buku anak didik (buku cerita bergambar, buku gambar berseri).
Hanya saja, masih ada kelengkapan yang kurang. Misalnya, sekolah belum
memiliki tenaga perpustakaan sendiri, jadi masih ditangani oleh guru-guru.
Masalah dana adalah alasan yang digunakan di TK Patra V tersebut.
Sedangkan alat-alat permainan yang ada di TK Patra V dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 13
Alat permainan luar ruangan TK Patra V Pondok Ranji
No Alat bermain di luar ruangan Jumlah
1 Bak Pasir 1
2 Bak Air 1
3 Jungkat-jungkit 3
4 Ayunan 6
51
5 Papan Titian 1
6 Papan Luncur 2
7 Tangga Majemuk 2
8 Putaran 2
Tabel 14
Alat permainan dalam ruangan TK Patra V Pondok Ranji
No Alat bermain di dalam ruangan Jumlah
1 Balok Bangunan Ada
2 Puzzle Ada
3 Pohon Hitung Ada
4 Kotak Merjan Ada
5 Papan Geometri Ada
6 Papan Warna Ada
7 Papan Bentuk & Ukuran Ada
8 Alat Kesenian Ada
Pada setiap kelas sudah dilengkapi alat-alat peraga pendidikan/
permainan, sehingga anak didik dapat belajar kreatif. Sementara untuk alat
permaianan yang berada diluar ruangan sudah tersedia dengan cukup lengkap
dengan jumlah yang cukup berdasarkan jumlah siswa yang ada.
Alat peraga pendidikan/permainan anak baik yang berada di dalam
ruangan maupun di luar ruangan pada TK Patra V semuanya dalam keadaan
baik dan terawat dengan penempatan yang apik dan rapih.
52
C. Implementasi Manajemen Kurikulum TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK
Patra V Pondok Ranji
Dalam pelaksanaannya, TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V
Pondok Ranji kepala sekolah diberi wewenang untuk melakukan kegiatan
kurikulum sekaligus mengevaluasi kurikulum, yang pada tataran teoritis
sebenarnya didelegasikan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Sementara itu pelaksana kurikulum adalah guru-guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
1. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar TK
Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji
a. Perencanaan
Perencanaan kegiatan belajar mengajar di kedua TK tersebut sudah
terlaksana dengan baik, yaitu dibagi atas: Perencanaan Tahunan dan
Semester, Perencanaan Mingguan (SKM), dan Perencanaan Harian
(SKH).
Sebelum dilakukan proses belajar mengajar, guru harus melakukan
beberapa persiapan di antaranya yaitu membuat SKH yang isinya
mencakup pembukaan, kegiatan inti dengan tema yang akan diberikan,
jenis permainan dan media/ alat yang akan digunakan, istirahat hingga
penutup.4
4
Sayyidatun, , Guru TK Patra V Pondok Ranji, Wawancara Pribadi, Pondok Ranji, 11 April
2006
53
Seorang guru harus selalu siap dengan segala tanggung jawab yang
harus ia laksanakan, di samping sebagai seorang guru atau pendidik di
sekolah juga harus memperhatikan tugas tertulisnya yaitu membuat
perencanaan belajar agar dalam pelaksanaannya dapat terealisasi dengan
baik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal perencanaan di
kedua TK tersebut ialah:
1) Pada TK Bhayangkari XI Ciputat, pembuatan SKM dan SKH harus
menjadi perhatian bagi setiap guru dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar. Keberadaan hal tersebut harus dijadikan dokumentasi guru
sebagai acuan untuk menuju kearah yang lebih baik.
2) Pada TK Patra V Pondok Ranji, walaupun SKM dan SKH sudah
disusun tetapi dalam pelaksanaannya tidak bersifat kaku, sehingga
kreatifitas guru dapat berkembang.
b. Pelaksanaan
Kegiatan belajar mengajar di TK Bhayangkari XI Ciputat adalah 2
jam 30 menit/ hari, yang dimulai pada Pukul. 07.30-10.00 WIB dengan
hari efektif belajar yaitu hari Senin sampai Sabtu.
Hari efektif belajar di TK Patra V adalah 5 hari, yaitu hari Senin
sampai Jumat. Lama belajar di TK Patra V adalah 3 jam, ditambah dengan
1 jam untuk kegiatan ekstrakurikuler pada hari yang sudah ditentukan bagi
anak yang mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan belajar dimulai pada
54
Pukul. 07.30-10.30 WIB. Sedangkan bagi yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, setelah selesai belajar langsung masuk ke dalam kelas
ekstrakurikuler dan pulang kurang lebih Pukul. 11.30 WIB.
TK Bhayangkari XI Ciputat menggunakan kurikulum Diknas tahun
2004 dan pelaksanaannya dipadukan dengan sistem CRI (Children’s
Resources International). Dengan sistem tersebut, anak-anak bebas
memilih area belajar yang ia sukai, jadi proses pembelajaran anak tidak
ada paksaan dan tekanan dari gurunya untuk berada pada area yang sudah
ditentukan.
Taman Kanak-kanak Patra menggunakan sistem belajar yang lebih
mengutamakan keaktifan dan kreatifitas anak, dengan metode belajar
sambil bermain, bermain seraya belajar dan menggunakan kurikulum
2004, standar kompetensi TK/RA dari Diknas. Kegiatan belajar berpusat
pada anak dengan sistem 10 area, antara lain: area Agama, Bahasa,
Membaca, Menulis, Seni, Musik, Balok, Matematika, IPA, Drama, Pasir
dan Air dan kegiatan di luar kelas.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berdasarkan SKH
yang telah dibuat di TK Bhayangkari XI Ciputat, guru mengatur kelas
sedemikian rupa sehingga kegiatan dapat dilaksanakan secara
berkelompok (kecil) maupun perorangan. Guru memberikan kebebasan
kepada anak untuk memilih area yang lebih ia sukai berdasarkan minat
dan kemampuannya, di samping itu guru juga tidak selalu membiarkan
55
anak untuk bermain di satu area saja tetapi mengingatkan anak untuk
berpindah ke area lain agar tidak mematikan kreativitas anak.5
TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan membiarkan anak secara
aktif melalui kegiatan bermain. Karena yang terpenting adalah
mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan
yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuannya.
Berikut ini adalah jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada TK
Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ditinjau dari jenis
dan waktunya.
Tabel 15
Kegiatan ekstrakurikuler pada TK Bhayangkari XI Ciputat
No Jenis Kegiatan Waktu
1 Melukis Selasa
2 Berenang Senin
3 Drum Band Sabtu
Tabel 16
Kegiatan ekstrakurikuler pada TK Patra V Pondok Ranji
No Jenis Kegiatan Waktu
1 Bahasa Inggris Selasa
2 Menari Rabu
3 Melukis Senin
4 Berenang Kamis
5 Agama Islam Jumat
6 Agama Kristen Jumat
7 Drum Band Kamis
Sumber: data dokumentasi TK
5
Widyawati, , Guru TK Bhayangkari XI Ciputat, Wawancara Pribadi, Ciputat, 01 Mei 2006
56
Dari kedua tabel di atas, jelas terlihat perbedaan kegiatan
ekstrakurikuler antara TK Bhayangkari XI dan TK Patra V. Pada TK Patra
V, bahasa Inggris dan pelajaran Agama (Islam dan Kristen) dimasukkan
ke dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan alasan keterbatasan waktu.
Sementara untuk TK Bhayangkari XI, selain tidak adanya kegiatan
ekstrakurikuler menari, bahasa Inggris dan Agama termasuk ke dalam
kegiatan intrakurikuler.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di TK Bhayangkari XI
menggunakan waktu yang seharusnya untuk kegiatan intrakurikuler yaitu
pada hari Sabtu pada jam belajar. Sedangkan pada TK Patra V jelas bahwa
waktunya pun sudah terjadwal tanpa mengganggu dan menggunakan
waktu efektif bermain dan belajar.
Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan, TK Bhayangkari
XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji memang sudah banyak
mengukir prestasi. Hal itu dapat dilihat dari sekian banyaknya Piagam
Penghargaan dan Piala-piala yang terpajang di kantor kepala sekolah.
Prestasi yang pernah dicapai oleh siswa TK Bhayangkari XI Ciputat
tahun 2006 di antaranya lomba Poco-poco di POLDA meraih juara III,
lomba baca puisi di POLDA juara II, lomba geometri di IGTK Ciputat
juara I, lomba menari tikus di Ancol juara I, lomba mozaik di IGTK
Ciputat juara I dan masih banyak lagi prestasi lainnya.
57
Prestasi siswa TK Patra V Pondok Ranji pun tidak sedikit, di
antaranya yaitu lomba menyanyi PORSENI se-kecamatan Ciputat juara I,
lomba permainan angka PORSENI tahun 2005 juara I, lomba permainan
geometri se-kecamatan Ciputat juara I tahun 2005, lomba kolase antar
sekolah TK se-kecamatan Ciputat juara I & II, dan masih banyak lagi
prestasi lainnya.
Dari kedua TK tersebut dapat diketahui, bahwa pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler dan keikutsertaan siswa TK berjalan dengan baik.
Selain itu, perlu diperhatikan pengadaan tenaga pelatih yang profesional
dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.
Dari deskripsi diatas, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dalam
hal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikedua TK tersebut yaitu:
1) Pada TK Bhayangkari XI Ciputat, tidak adanya jadwal yang jelas
untuk kegiatan ekstrakurikuler, sehingga dalam pelaksanaannya kerap
menggunakan waktu belajar anak. Sebagai contoh, dalam kegiatan
ekstrakurikuler drumband yaitu menggunakan jam belajar pada hari
Sabtu pada jam belajar efektif. Selain itu, kurang kondusifnya kegiatan
belajar mengajar karena tidak teraturnya wali murid yang menunggu
anaknya dengan tidak memanfaatkan ruang tunggu.
2) Pada TK Patra V Pondok Ranji, pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar sangat kondusif. Selain letrak gedung yang cukup jauh dari
58
keramaian lalu lintas, orang tua yang menunggu anaknya pun terlihat
tertib di ruang tunggu sehingga tidak mengganggu proses belajar anak.
2. Materi belajar TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok
Ranji
TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji sama-sama
menggunakan kurikulum 2004 sistem kurikulum berbasis kompetensi, hanya
saja dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya yang berbeda. Karena di
TK Bhayangkari XI menggunakan sistem CRI yang melibatkan keluarga atau
orang tua di kelas, sedangkan di TK Patrra V dalam proses belajar mengajar,
orang tua/ keluarga tidak diikutsertakan dalam kelas-kelas.
Berikut ini adalah kegiatan intrakurikuler di TK Bhayangkari XI
Ciputat:
Tabel 17
Kurikulum TK Bhayangkari XI Ciputat
ALOKASI
WAKTUSmt TEMA
TK A TK B
I 1. Diri Sendiri (Aku dan Panca Indera) 4 4
2. Lingkunganku (Keluargaku, Rumahku dan
Sekolah)
3 3
3. Kebutuhanku (Makanan, Minuman, Pakaian,
Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan)
7 7
4. Binatang 3 3
5. Taman 3 3
II 6. Rekreasi (Kendaraan, Pesisir dan Pegunungan) 5 5
7. Pekerjaan 3 3
8. Air, Udara dan Api 2 2
9. Alat Komunikasi 1 1
10. Tanah Airku (Negaraku, Kehidupan di kota 4 4
59
dan Kehidupan di desa)
11. Alam Semesta (Matahari, Bulan, Bintang,
Bumi, Langit dan Gejala Alam)
3 3
Jumlah 38 38
Tabel 18
Kurikulum TK Patra V Pondok Ranji
ALOKASI
WAKTUSmt TEMA
TK A TK B
I 1. Diri Sendiri (Aku dan Panca Indera) 3 3
2. Lingkunganku (Keluargaku, Rumahku dan
Sekolah)
4 4
3. Kebutuhanku (Makanan, Minuman, Pakaian,
Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan)
4 4
4. Binatang 3 3
5. Taman 3 3
II 6. Rekreasi (Kendaraan, Pesisir dan Pegunungan) 4 4
7. Pekerjaan 3 3
8. Air, Udara dan Api 2 2
9. Alat Komunikasi 3 3
10. Tanah Airku (Negaraku, Kehidupan di kota
dan Kehidupan di desa)
3 3
11. Alam Semesta (Matahari, Bulan, Bintang,
Bumi, Langit dan Gejala Alam)
3 3
Jumlah 35 35
Berdasarkan kedua tabel di atas, jelas terlihat pada jumlah alokasi
waktu dalam satu tahun pelajaran (2 Semester) yaitu pada TK Bhayangkari XI
lebih banyak 4 minggu dari standar kurikulum Taman Kanak-kanak,
sedangkan pada TK Patra V hanya lebih satu minggu. Karena berdasarkan
ketentuan kurikulum untuk Taman Kanak-kanak dari Diknas, minggu efektif
60
dalam satu tahun pelajaran adalah 34 minggu dengan jam belajar efektif per
hari adalah 2,5 jam (150 menit).
Penetapan minggu efektif pada TK Bhayangkari XI Ciputat tidak
terealisasi dengan baik, karena kurangnya manajemen waktu. Untuk TK Patra
V Pondok Ranji, dalam hal pengadaan dan penyajian materi berdasarkan
kurikulum yang sudah ada lebih terencana sehingga materi yang sudah ada
tersampaikan kepada anak didik.
3. Metode Pengajaran TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V
Pondok Ranji
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di TK Bhayangkari XI
Ciputat bahwa metode mengajar yang digunakan harus bervariasi, diantaranya
yaitu metode Tanya jawab, permainan, becerita, karya wisata, bernyanyi dan
lain sebagainya. Tetapi metode yang paling disenangi oleh anak-anak yaitu
metode bercerita. Karena pasalnya bahwa dengan menggunakan media
apapun, apabila diawali dengan bercerita, anak-anak pasti merasa senang.6
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya dipadukan dengan sistem
belajar CRI (Children’s Resources International) yaitu sistem pembelajaran
yang berpusat pada anak, di mana dalam pelaksanaannya melibatkan peran
orang tua untuk ikut serta dalam kelas-kelas, yang sudah diatur berdasarkan
jadwal.
6
Widyawati, Guru TK Bhayangkari XI Ciputat, Wawancara Pribadi, Ciputat, 01 Mei 2006
61
Pada TK Patra V Pondok Ranji, kegiatan belajar lebih mengutamakan
keaktifan dan kreatifitas anak dengan metode belajar sambil bermain, bermain
seraya belajar.7
Sama seperti pada TK Bhayangkari XI, guru di TK Patra V
juga menggunakan metode belajar yang bervariasi tergantung tema, situasi
dan kondisi anak-anak.8
Metode bervariasi digunakan untuk menghindari
kebosanan dan kejenuhan anak dalam belajar. Metode karyawisata yang
pernah dilakukan TK Patra V Pondok Ranji di antaranya yaitu outing ke
gelanggang samudera Ancol (TMII), kunjungan ke pabrik roti “Banana
Cake”, kunjungan ke MC. Donald. Selain itu, TK Patra V Pondok Ranji juga
sudah melakukan kerjasama dengan lembaga non-pendidikan lain di
antaranya yaitu dengan puskesmas dan polisi (POLSEK) dengan tema “Polisi
Sahabat Anak”.
Walaupun TK Bhayangkari XI Ciputat sudah menggunakan sistem
belajar CRI (Children’s Resources International), yaitu sistem pembelajaran
yang berpusat pada anak dengan mengikut sertakan wali murid dalam kelas-
kelas, tetapi dalam pelaksanaannya sangat jarang sekali wali murid datang dan
masuk kedalam kelas untuk turut serta dalam kegiatan belajar anak.
7
Suwarsih, Kepsek TK Patra V Pondok Ranji, Wawancara Pribadi, Pondok Ranji, 17 April
2006
8
Sayyidatun, Guru TK Patra V Pondok Ranji, Wawancara Pribadi, Pondok Ranji, 11 April
2006
62
TK Patra V Pondok Ranji harus lebih kreatif dalam memilih dan
menggunakan metode belajar supaya dalam proses pembelajarannya anak
tidak cepat merasa bosan dan jenuh.
4. Media Belajar TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok
Ranji
Media belajar pada TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V
Pondok Ranji terdapat sepuluh media belajar berdasarkan area. Berikut adalah
media belajar pada TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok
Ranji.
Tabel 19
Media belajar pada TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V
Pondok Ranji.
No Media Belajar/ Area TK Bhayangkari XI
Ciputat
TK Patra V
Pondok Ranji
1 Media Baca Tulis Ada Ada
2 Media Berhitung/
Matematika
Ada Ada
3 Media IPA & SAINS Ada Ada
4 Area Bahasa Ada Ada
5 Area Drama Ada Ada
6 Area Musik Ada Ada
7 Area Seni Ada Ada
8 Area Balok Ada Ada
9 Area Pasir dan Air Ada Ada
10 Area Agama Ada Ada
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di TK
Bhayangkari XI Ciputat, dari segi pengadaan peralatan bermain sudah cukup
lengkap untuk standar Taman Kanak-Kanak, hanya saja perlu diperhatikan
63
dalam hal penataannya sehingga anak merasa nyaman ketika
menggunakannya. Sedangkan di TK Patra V Pondok Ranji, media belajar
pada masing-masing area sudah dilengkapi dengan penataan yang cukup
rapih. Hal tersebut dapat membuat anak nyaman ketika berada didalam
ruangan.
Media belajar merupakan bagian dari sumber belajar dimana termasuk
juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai
keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku
cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya dan
sebagainya.
Perpustakaan berfungsi sebagai jantung sekolah yang di dalamnya
berisi berbagai informasi yang dapat membantu mengembangkan diri sertiap
orang. Pada TK Bhayangkari XI Ciputat, fasilitas perpustakaan tidak tersedia.
Akan tetapi, pada setiap kelas disediakan rak buku kecil yang mereka sebut
perpustakaan mini dengan jumlah buku yang sangat terbatas, sehingga
kreatifitas anak kurang berkembang. Selain itu, media elektronik seperti
televisi tidak ada, padahal media tersebut sangat membantu dalam menambah
pengetahuan anak terutama dari segi visualisasi, misalnya tentang perilaku
binatang laut, binatang buas, dan lain sebagainya.
TK Patra V Pondok Ranji mempunyai tempat khusus untuk apotik
hidup. Itu merupakan salah satu tempat belajar ilmiah untuk anak dalam
mengenal berbagai macam bentuk dan kegunaan rempah-rempah. Selain itu,
64
TK Patra V Pondok Ranji menyediakan perpustakaan yang cukup lengkap
dengan koleksi buku + 500 buku. Tetapi, TK Patra V belum mempunyai
tenaga perpustakaan khusus, yang sementara masih dipegang oleh guru.
5. Sistem Evaluasi TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok
Ranji
Sistem evaluasi yang digunakan pada TK Bhayangkari XI Ciputat
diantaranya yaitu dengan melakukan pengamatan langsung, yang kemudian
dimasukkan ke dalam buku pengamatan anak setiap harinya, evaluasi hanya
untuk anak-anak yang menonjol saja. Kemudian untuk catatan anekdot,
sedikitnya satu observasi/ pengamatan dilakukan setiap 6 minggu sekali atau
pada saat guru melihat perubahan tingkah laku anak yang signifikan/ berarti.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan sikap
anak yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak dalam kegiatan
sehari-hari secara terus-menerus. Sedangkan pencatatan anekdot merupakan
sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu.
Pada TK Patra V Pondok Ranji, evaluasi dilakukan dengan cara
mengobservasi anak dalam kegiatan bermain dan belajarnya. Evaluasi
dilakukan setiap hari setelah selesai proses belajar mengajar yang meliputi
aspek pembiasaan, kognitif, fisikmotorik, seni, bahasa yang dimasukkan pada
Satuan Kegiatan Harian. Sementara untuk laporan perkembangan anak kepada
orang tua yaitu dalam bentuk Buku Laporan Pribadi (Raport) yang diberikan
pada setiap semester, yang penilaiannya berbentuk narasi.
65
Sementara untuk alat penilaian yang digunakan oleh TK Bhayangkari
XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji untuk memperoleh gambaran
perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain:
a. Portofolio yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang
dapat menggambarkan sejauh mana keterampilan anak berkembang.
b. Unjuk Kerja (Performance) merupakan penilaian yang menuntut anak
untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya
praktek menyanyi, olah raga dan memperagakan sesuatu.
c. Penugasan (Project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang
memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Misalnya
melakukan percobaan dengan menanam biji-bijian.
d. Hasil Karya (Product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan
suatu kegiatan.
Pada dasarnya proses penilaian yang dilakukan pada kedua TK
tersebut sama dengan penilaian yang dilakukan TK pada umumnya. Hanya
saja perbedaannya terletak pada waktu dan bagaimana guru tersebut
melaksanakan evaluasi secara teliti dan komprehensif. Dalam hal ini, guru
dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, khususnya
dalam melakukan evaluasi perkembangan anak.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini yang dilaksanakan di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V
Pondok Ranji, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi manajemen kurikulum di TK Bhayangkari XI Ciputat telah
berjalan cukup baik. Aspek-aspek manajemen kurikulum seperti perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dibuat dan dilaksanakan. Akan tetapi aspek
pengawasan tidak dibuat perencanaan terlebih dahulu yaitu hanya bersifat
insidental. Meskipun demikian, di TK Bhayangkari XI Ciputat telah
menggunakan metode belajar CRI (Children’s Resources International) yaitu
sistem belajar yang berpusat pada anak yang melibatkan peran orang tua
secara langsung dalam proses belajar di kelas. Media yang di gunakan dalam
proses belajar mengajar terbagi dalam 10 area belajar yang masing-masingnya
di lengkapi dengan media yang cukup memadai. Alat evaluasi yang di
gunakan adalah Portofolio, unjuk kerja (Performance), Penugasan (Project)
dan hasil karya anak.
2. Pada TK Patra V Pondok Ranji, secara keseluruhan manajemennya baik.
Aspek kurikulum dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga
evaluasi sudah dibuat dan dilaksanakan. Sama seperti TK Bhayangkari XI,
67
TK Patra V Pondok Ranji memanfaatkan tema sebagai materi pembelajaran
berdasarkan kurikulum diknas sistem KBK. Media yang di gunakan terbagi
dalam 10 area belajar. Pada masing-masing area tersebut sudah di lengkapi
denan media belajar yang menunjang proses pembelajaran anak. Metode
belajar yang di terapkan yaitu belajar sambil bermain, bermain seraya belajar
yang lebih mengutamakan keaktifan dan kreativitas anak. Evaluasi dilakukan
dengan pengamatan (observasi), catatan anekdot dan penugasan. TK Patra V
Pondok Ranji berusaha menerapkan sistem pendidikan anak usia dini yang
sebenarnya.
3. Rekapitulasi hasil penelitian di dua objek penelitian
No Komponen
TK Bhayangkari
XI Ciputat
TK Patra V
Pondok Ranji
1 Perencanaan
a. Program pengajaran
tahunan dan semester
b. SKH dan SKM
c. Program evaluasi
Dilaksanakan
Dibuat dan
dilaksanakan
Dibuat dan
dilaksanakan
Dibuat dan
dilaksanakan
Dibuat dan
dilaksanakan
Dibuat dan
dilaksanakan
2 Pelaksanaan
a. Pengorganisasian siswa
dan pengkondisian kelas
b. Penyajikan materi sesuai
dengan alokasi waktu
c. Penggunaan metode dan
media yang efektif dan
efisien
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
3 Pengawasan pelaksanaan
program kurikulum
Insidental dan
dilaksanakan
Terencana dan
dilaksanakan
4 Evaluasi program kurikulum Dilaksanakan Dilaksanakan
68
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan skripsi ini, beberapa saran yang akan
disampaikan adalah:
1. Bagi TK Bhayangkari XI Ciputat, hendaknya melaksanakan seluruh aspek
manajemen kurikulum khususnya pengawasan. Pengawasan harus dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan. Selain itu, manajemen administrasi
sekolah masih perlu dibenahi. Data-data tertulis penting untuk memantau
perkembangan sekolah dan pencapaian tujuan dari program yang telah
disusun.
2. Bagi TK Patra V Pondok Ranji, kerjasama dengan orang tua siswa perlu
ditingkatkan, karena hal itu sangat mempengaruhi tingkat perkembangan pada
anak didik.
3. Bagi Yayasan yang menaungi TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V
Pondok Ranji hendaknya melengkapi kekurangan jumlah tenaga pengajar dan
mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan
potensi guru.
4. Bagi pemerintah, hendaknya memberikan bantuan dan pembinaan secara
berkala dan berkesinambungan sebagai upaya peningkatan kualitas
pendidikan anak usia dini.
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penilaian, Jakarta, Rineka Cipta, 1993, Cet. ke-20
Atmodiwiro, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Ardadizya Jaya,
2000, Cet. ke-1
Bahri Djamarah, Syaiful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta,
Rineka Cipta, 2000
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar (Taman Kanak-
Kanak dan Raudlatul Athfal (TK & RA)), Jakarta, Depdiknas, 2004
Fajar, Maulana, Haji, Mendidik Anak Sejak Dini Menuju Anak yang Kreatif,
Surabaya, Jawara Offset, 2002
Fuaddudin, dan Sukama Karya, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta,
Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, 1995
Hasibuan, Malayu SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, CV. Haji
Masagung, 1994, Cet. ke-4
___________________, Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah), Jakarta, CV.
Haji Masagung, 1993
Indrakusuma, Amir Daien, Drs, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya, Penerbit
Usaha Nasional, 1973
Isawi, Abdurrahman, Serial Psikologi Islam (Anak Dalam Keluarga), Jakarta, Studia
Press, 1994, Cet. ke-1
Magazine, Mahjubah, Terj. Yudi, Kurniawan, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga
Masa Depan, Jakarta, CV. Firdaus, 1993
Megawangi, Ratna, et. al., Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan, Jakarta,
Indonesia Heritage Foundation, 2004, Cet. ke-1
Moeslichatun R., M. Pd, Dra, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta,
PT Rineka Cipta, 2004, Cet. ke-2
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosda
Karya, 2004, Cet. ke-20
70
Munandar, SC Utami, Dr., Prof., Psikologi Perkembangan Pribadi dari bayi Sampai
Lanjut Usia, Jakarta, Penerbit UI, 2001
Nurdiyantoro, Burhan, Dasar Pengembangan Kurikulum TK, Jogjakarta, BPFE, 1985
Patmonodewo, Soemiarti, DR, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta , Penerbit
Rineka Cipta, 2003, Cet. ke-2
Purwanto, M Ngalim, MP, Drs, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung,
Rosda Karya, 2004, Cet. ke-14
Rahman, Hibana S, M. Pd, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jogjakarta,
PGTKI Press
Riyanto, Theo, FIC dan Handoko, Martin, FIC , Pendidikan Pada Usia Dini, Jakarta,
Grasindo, 2004
Sabri, Alisuf, H.M, Drs, Ilmu Pendidikan, Jakarta, CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999
Sudjana, S, SPd, Med, Phd, H.D, Prof, Manajemen Program Pendidikan untuk
Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan SDM, Bandung, Penerbit Falah
Production, 2000
Sudono, Anggani, Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini,
PT Grasindo, 2000, Cet. ke-1
Syaodih Sukmadinata, Nana, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek),
Bandung, Remaja Rosda Karya, 2004
Tangyong, Agus F, dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak, Jakarta, PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994, Cet. ke-2
Tim Dosen FIP- IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya,
Penerbit Usaha Nasional, 1981
Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Produksi pakan alami 1
Produksi pakan alami 1Produksi pakan alami 1
Produksi pakan alami 1lombkTBK
 
Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airPengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airlombkTBK
 
Teknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan KrustaceaTeknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan KrustacealombkTBK
 
Pengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
Pengolahan Diversifikasi Hasil PerikananPengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
Pengolahan Diversifikasi Hasil PerikananlombkTBK
 
Kesehatan biota air
Kesehatan biota airKesehatan biota air
Kesehatan biota airlombkTBK
 
Agribisnis Ternak Ruminasia Pedaging
Agribisnis Ternak Ruminasia PedagingAgribisnis Ternak Ruminasia Pedaging
Agribisnis Ternak Ruminasia PedaginglombkTBK
 
Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatan Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatan lombkTBK
 
Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatanProduksi pakan buatan
Produksi pakan buatanlombkTBK
 
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madrajuklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madraSuaidin -Dompu
 
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportPengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportlombkTBK
 
dskp pjpk tingkatan 1 pdf
dskp pjpk tingkatan 1 pdfdskp pjpk tingkatan 1 pdf
dskp pjpk tingkatan 1 pdfNas Lin
 
Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan
Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan PerikananDasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan
Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan PerikananlombkTBK
 
Kbk sd d. pendidikan agama hindu
Kbk sd d. pendidikan agama hinduKbk sd d. pendidikan agama hindu
Kbk sd d. pendidikan agama hinduJasmin Jasin
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan panganlombkTBK
 
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Amphie Yuurisman
 
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput LautPengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput LautlombkTBK
 
Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
Agribisnis Pembibitan Ternak RuminasiAgribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
Agribisnis Pembibitan Ternak RuminasilombkTBK
 
Agribisnis Pakan Ternak Unggas
Agribisnis Pakan Ternak UnggasAgribisnis Pakan Ternak Unggas
Agribisnis Pakan Ternak UnggaslombkTBK
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Pajeg Lempung
 

Mais procurados (20)

Produksi pakan alami 1
Produksi pakan alami 1Produksi pakan alami 1
Produksi pakan alami 1
 
Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airPengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas air
 
Teknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan KrustaceaTeknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan Krustacea
 
Teknik pembenihan-ikan-3
Teknik pembenihan-ikan-3Teknik pembenihan-ikan-3
Teknik pembenihan-ikan-3
 
Pengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
Pengolahan Diversifikasi Hasil PerikananPengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
Pengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
 
Kesehatan biota air
Kesehatan biota airKesehatan biota air
Kesehatan biota air
 
Agribisnis Ternak Ruminasia Pedaging
Agribisnis Ternak Ruminasia PedagingAgribisnis Ternak Ruminasia Pedaging
Agribisnis Ternak Ruminasia Pedaging
 
Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatan Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatan
 
Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatanProduksi pakan buatan
Produksi pakan buatan
 
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madrajuklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
 
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportPengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
 
dskp pjpk tingkatan 1 pdf
dskp pjpk tingkatan 1 pdfdskp pjpk tingkatan 1 pdf
dskp pjpk tingkatan 1 pdf
 
Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan
Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan PerikananDasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan
Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan
 
Kbk sd d. pendidikan agama hindu
Kbk sd d. pendidikan agama hinduKbk sd d. pendidikan agama hindu
Kbk sd d. pendidikan agama hindu
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
 
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput LautPengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
 
Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
Agribisnis Pembibitan Ternak RuminasiAgribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminasi
 
Agribisnis Pakan Ternak Unggas
Agribisnis Pakan Ternak UnggasAgribisnis Pakan Ternak Unggas
Agribisnis Pakan Ternak Unggas
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
 

Semelhante a Desriii

Kbk sd 05. pengetahuan alam
Kbk sd 05. pengetahuan alamKbk sd 05. pengetahuan alam
Kbk sd 05. pengetahuan alamJasmin Jasin
 
Kbk smp 06. pengetahuan alam
Kbk smp 06. pengetahuan alamKbk smp 06. pengetahuan alam
Kbk smp 06. pengetahuan alamJasmin Jasin
 
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umiSD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umisekolah maya
 
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAHPEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAHAnang Sarbaini
 
Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber BelajarPusat Sumber Belajar
Pusat Sumber BelajarAgus Gunawan
 
Kbk sd 06. kerajinan tangan & kesenian
Kbk sd 06. kerajinan tangan & kesenianKbk sd 06. kerajinan tangan & kesenian
Kbk sd 06. kerajinan tangan & kesenianJasmin Jasin
 
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiatiKelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiatiw0nd0
 
Kbk smp b. pendidikan agama katolik
Kbk smp b. pendidikan agama katolikKbk smp b. pendidikan agama katolik
Kbk smp b. pendidikan agama katolikJasmin Jasin
 
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniKbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniJasmin Jasin
 
SMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didang
SMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didangSMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didang
SMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didangsekolah maya
 
Bs buddha sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bs buddha sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bs buddha sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bs buddha sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Randy Ikas
 
Kbk sd 07. pendidikan jasmani
Kbk sd 07. pendidikan jasmaniKbk sd 07. pendidikan jasmani
Kbk sd 07. pendidikan jasmaniJasmin Jasin
 
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniKbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniJasmin Jasin
 
Peraturan pembinaan sekolah rssn
Peraturan pembinaan sekolah  rssnPeraturan pembinaan sekolah  rssn
Peraturan pembinaan sekolah rssnNandang Sukmara
 
Kelas 10 sosiologi_1_suhardi_sri_sunarti
Kelas 10 sosiologi_1_suhardi_sri_sunartiKelas 10 sosiologi_1_suhardi_sri_sunarti
Kelas 10 sosiologi_1_suhardi_sri_sunartiRizal Ferdiand
 
SD-MI kelas06 pkn sunarso anis
SD-MI kelas06 pkn sunarso anisSD-MI kelas06 pkn sunarso anis
SD-MI kelas06 pkn sunarso anissekolah maya
 

Semelhante a Desriii (20)

Kbk sd 05. pengetahuan alam
Kbk sd 05. pengetahuan alamKbk sd 05. pengetahuan alam
Kbk sd 05. pengetahuan alam
 
Kbk smp 06. pengetahuan alam
Kbk smp 06. pengetahuan alamKbk smp 06. pengetahuan alam
Kbk smp 06. pengetahuan alam
 
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umiSD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
 
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAHPEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
 
Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber BelajarPusat Sumber Belajar
Pusat Sumber Belajar
 
Kbk sd 06. kerajinan tangan & kesenian
Kbk sd 06. kerajinan tangan & kesenianKbk sd 06. kerajinan tangan & kesenian
Kbk sd 06. kerajinan tangan & kesenian
 
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiatiKelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
 
Kbk smp b. pendidikan agama katolik
Kbk smp b. pendidikan agama katolikKbk smp b. pendidikan agama katolik
Kbk smp b. pendidikan agama katolik
 
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniKbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
 
SMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didang
SMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didangSMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didang
SMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didang
 
Bs buddha sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bs buddha sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bs buddha sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bs buddha sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
Kbk sd 07. pendidikan jasmani
Kbk sd 07. pendidikan jasmaniKbk sd 07. pendidikan jasmani
Kbk sd 07. pendidikan jasmani
 
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniKbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
 
PPKN kelas 9
PPKN kelas 9 PPKN kelas 9
PPKN kelas 9
 
Kelas vi sd pkn_sunarso
Kelas vi sd pkn_sunarsoKelas vi sd pkn_sunarso
Kelas vi sd pkn_sunarso
 
Kls 6 pend. kewrgngran
Kls 6 pend. kewrgngranKls 6 pend. kewrgngran
Kls 6 pend. kewrgngran
 
Peraturan pembinaan sekolah rssn
Peraturan pembinaan sekolah  rssnPeraturan pembinaan sekolah  rssn
Peraturan pembinaan sekolah rssn
 
Panduan NGABASO
Panduan NGABASOPanduan NGABASO
Panduan NGABASO
 
Kelas 10 sosiologi_1_suhardi_sri_sunarti
Kelas 10 sosiologi_1_suhardi_sri_sunartiKelas 10 sosiologi_1_suhardi_sri_sunarti
Kelas 10 sosiologi_1_suhardi_sri_sunarti
 
SD-MI kelas06 pkn sunarso anis
SD-MI kelas06 pkn sunarso anisSD-MI kelas06 pkn sunarso anis
SD-MI kelas06 pkn sunarso anis
 

Desriii

  • 1. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Masalah Penelitian ..................................................................... 5 1. Identifikasi Masalah ............................................................. 5 2. Pembatasan Masalah ............................................................ 6 3. Perumusan Masalah ............................................................. 7 C. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 D. Sistematika Penulisan ................................................................ 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Anak Usia Dini ....................................................... 9 1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ............................... 9 2. Hakikat Anak Usia Dini ....................................................... 11 3. Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini ................................ 12 B. Manajemen Kurikulum .............................................................. 14 1. Pengertian Manajemen Kurikulum ...................................... 14 2. Komponen-komponen Kurikulum ....................................... 16 3. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum .............................. 18
  • 2. iv C. Manajemen Kurikulum Taman Kanak-kanak ............................ 19 1. Kurikulum Taman Kanak-kanak ......................................... 19 2. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Taman Kanak-kanak ............................................ 21 3. Materi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak ..................... 24 4. Sarana dan Prasarana Belajar di Taman Kanak-kanak ........ 25 5. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak ........................ 27 6. Evaluasi pembelajaran di Taman Kanak-kanak .................. 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ........................................................................ 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 32 C. Jenis Penelitian, Jenis Data dan Teknik Penulisan ..................... 33 D. Metode Penelitian ........................................................................ 34 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 34 F. Teknik Analisis Data .................................................................. 36 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil TK Bhayangkari XI Ciputat .............................................. 38 B. Profil TK Patra V Pondok Ranji ................................................. 45 C. Implementasi Kurikulum di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji .................................................... 52
  • 3. v 1. Perencanaan, Pelaksanaan dan Supervisi Kegiatan Belajar Mengajar di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ..................................................... 52 2. Materi Pengajaran TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ........................................................... 58 3. Metode Pengajaran TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ........................................................... 60 4. Media Belajar TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ..................................................................... 62 5. Evaluasi Pembelajaran TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ..................................................... 64 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 66 B. Saran ............................................................................................. 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69 LAMPIRAN –LAMPIRAN
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia, pada dasarnya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi manusia sehingga bisa hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral tidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan adalah proses sosialisasi untuk mencapai kompetisi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.1 Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Segera setelah anak dilahirkan mulai terjadi proses belajar pada diri anak dan hasil yang diperoleh adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan. Pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Maka dari itu anak sebagai harta yang perlu dibina dan dipupuk sejak dini, ia membutuhkan pendidikan untuk menyiapkan diri menatap masa depan sehingga menjadi manusia dewasa yang berkualitas. Kini dunia juga bergantung kepada sistem dan dasar pendidikannya. Apabila pendidikannya benar maka wajah dunia 1 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Bandung: Sinar Baru Al-Gasindo, 1995), Cet. ke-1, h. 3
  • 5. 2 akan menjadi indah berseri dan sebaliknya apabila pendidikannya salah dunia akan dibelenggu oleh kegarangan hidup yang bisa mengubah watak manusia menjadi hewan yang buas yang selalu ingin menerkam kawan dan lawan.. Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Soegeng Santoso mengingatkan, mendidik anak agar cerdas, kreatif dan terampil harus dimulai sejak usia dini. Mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, anak yang cerdas perlu diawali di taman anak (sekarang Taman Kanak-kanak atau masa wiraga), dimana diberikan pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan daya cipta dan pikir, bahasa, perilaku dan keterampilan, jasmani serta moral, emosi, sosial, dan disiplin.2 Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pasal 28 Tentang Pendidikan Anak Usia Dini: a. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. b. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. c. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudlatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. d. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. 2 Layanan Pendidikan Anak Usia Dini, Kompas, Senin, 4 Oktober 2004, h. 49
  • 6. 3 e. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.3 Dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal atau informal. Dalam hal ini, TK (Taman Kanak-kanak) merupakan salah satu jalur pendidikan formal yang diselenggarakan untuk anak usia dini dalam rangka mengembangkan potensi mereka dengan sistem bermain sambil belajar. Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang pendidikan anak usia dini, maka manajemen kurikulum yang jelas dan sistematis tentunya harus sangat diperhatikan dalam pendidikan usia dini, karena harus selalu memperhatikan tingkat perkembangan dan psikologi anak didik. Karena setiap anak adalah unik, dalam arti pola dan saat pertumbuhan dan perkembangan, baik kepribadian, gaya pembelajaran dan latar belakang keluarga. Kurikulum dan interaksi orang dewasa-anak seharusnya di sesuaikan dengan masing-masing individu. 3 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
  • 7. 4 Pembelajaran pada anak usia dini adalah hasil dari interaksi antara pemikiran anak dan pengalamannya dengan materi-materi, ide-ide dan orang di sekitarnya. Pendidik dapat menggunakan pengetahuan tentang perkembangan anak guna mengidentifikasi tentang ketepatan tingkah laku, aktivitas dan materi- materi yang diperlukan untuk suatu kelompok usia, yang sekaligus dapat dipergunakan untuk memahami pola perkembangan anak, kekuatan, minat dan pengalaman serta guna merancang lingkungan pembelajaran yang sesuai. Walaupun gaya pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor antara lain tradisi, nilai sosial-budaya, harapan orang tua dan strategi guna mencapai perkembangan yang optimal yang harus disesuaikan dengan usia dari masing-masing individu. Dikalangan para pendidik sudah ada kesepahaman bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus di perlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja dalam praktik pendidikan sehari-hari tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa peran orang tua dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Walaupun dalam peraturuan pemerintah terlihat perbedaan yang jelas antara TK dan SD, dalam kenyataan di lapangan kedua jenjang pendidikan tersebut tidak banyak membedakan materi maupun metodologi pembelajarannya. Di banyak tempat, sistem pembelajaran di Taman Kanak-Kanak tidak banyak berbeda dengan di Sekolah Dasar. Jika praktik pendidikan seperti ini di teruskan, di khawatirkan akan terjadi dampak-dampak negatif pada perkembangan anak di kemudian hari. Oleh karena itu, dalam pendidikan usia dini harus selalu
  • 8. 5 memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak, yakni: kurikulum yang digunakan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk membahas akan perkembangan pendidikan anak usia dini di Indonesia dengan mengangkat judul: “Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini”, studi di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji. B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah Setelah diuraikan latar belakang masalah, maka perlu di identifikasi dengan maksud agar masalah dapat diketahui dan dicari sumber permasalahan: a. Bagaimana profil TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ? b. Bagaimana Implementasi kurikulum di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ? c. Bagaimana kurikulum yang sesuai untuk anak usia Taman Kanak-kanak ? d. Kegiatan apa saja yang dilakukan di Taman Kanak-kanak ? e. Bagaimana bentuk kurikulum untuk anak usia Taman Kanak-kanak ? f. Bagaimana bentuk materi pembelajaran yang digunakan di Taman Kanak- kanak ? g. Bagaimana metode pengajaran yang sesuai dan tepat untuk digunakan di Taman Kanak-kanak ?
  • 9. 6 h. Media apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak ? i. Bagaimana sistem evaluasi pembelajaran yang digunakan di Taman Kanak-kanak ? 2. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah penulisan skripsi dalam penelitian ini, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi: a. Profil TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji b. Materi yang di berikan c. Metode pengajaran yang diterapkan d. Media pembelajaran yang digunakan, dan e. Evaluasi pembelajaran. Sedangkan pengertian anak usia dini dalam penelitian ini adalah anak- anak yang berusia 4 sampai 6 tahun yang mengikuti kegiatan pembelajarannya di Taman Kanak-kanak. 3. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang di ajukan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana profil TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji b. Bagaimana bentuk materi pembelajaran yang digunakan di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji
  • 10. 7 c. Bagaimana bentuk metode pengajaran yang digunakan di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji d. Media apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji e. Bagaimana evaluasi pembelajaran yang digunakan di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji C. Manfaat Penelitian 1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti mengenai kurikulum untuk anak usia dini di Taman Kanak-kanak, khususnya pada bagian materi, media, metode dan evaluasi yang sangat mempengaruhi tingkat perkembangan anak didik. 2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dan para guru Taman Kanak-kanak dalam menerapkan kurikulum yang tepat dan berpegang teguh pada dasar psikologis dan paedagogis pendidikan anak usia dini. D. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi yang dilakukan melalui penelitian ini disusun berdasarkan prosedur penulisan yang telah baku dan untuk lebih jelasnya berikut ini gambaran isi proposal skripsi, yang terbagi menjadi lima bab. Bab I Pendahuluan yang mencakup: latar belakang masalah, masalah penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan
  • 11. 8 Bab II Kajian Teori yang terdiri dari: pengertian pendidikan anak usia dini, hakikat anak usia dini, hakikat pembelajaran anak usia dini, pendekatan pembelajaran dan penilaian pendidikan anak usia dini, pengertian manajemen kurikulum, komponen-komponen kurikulum, bentuk-bentuk kurikulum, ruang lingkup manajemen kurikulum, Kurikulum Taman Kanak-kanak, perencanaan, pelaksanaan dan supervisi kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak, Materi pembelajaran Taman Kanak-kanak, Media pembelajaran di Taman Kanak-kanak, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, dan Evaluasi pembelajaran. Bab III Metodologi Penelitian yang mencakup: tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian : gambaran umum objek penelitian, deskripsi data dan analisis data. Bab V Penutup : kesimpulan dan saran.
  • 12. 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Anak Usia Dini 1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini Dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1 Menurut M. Ngalim Purwanto pendidikan adalah “segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.2 Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan 1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2 M.Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Rosda Karya, 2004), Cet. Ke-10, h. 16
  • 13. 10 dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan anak ialah pendidikan yang diberikan kepada anak yang mempunyai sifat ke anak-an, anak yang mempunyai hakekat sebagai sub species adolescentiae; yaitu “anak yang di samping mempunyai sifat-sifat serba tak berdaya, serba masih menggantungkan diri pada orang lain, juga merupakan anak sebagai calon orang dewasa di mana di dalam dirinya terdapat kekuatan, dorongan dan naluri untuk mengembangkan dirinya menuju kedewasaan”.3 Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ciri khas dari seorang anak adalah mengalami proses tumbuh-kembang, yakni dengan adanya peranan pendidikan di masa dini, khususnya lingkungan keluarga yang sangat mempengaruhi. Anak adalah tumpuan harapan bangsa karena ia merupakan generasi penerus. Tumbuh kembang merupakan suatu proses utama yang hakiki dan khas pada anak dan merupakan sesuatu yang terpenting bagi anak tersebut. Agar anak menjadi generasi penerus dan potensi sumber daya manusia yang tangguh proses tumbuh kembangnya harus berjalan seoptimal mungkin. Penyimpangan, gangguan, dan kelainan yang terjadi pada proses 3 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Penerbit Usaha Nasional, 1973), h. 134
  • 14. 11 tumbuh-kembang anak akan sangat merugikannya dan dengan sendirinya kelak akan menurunkan kualitas sumber daya manusianya. Jadi, pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. 2. Hakikat Anak Usia Dini Pengertian dari anak usia dini yaitu “proses pertumbuhan anak dimana kehidupan sianak seluruhnya masih tergantung dalam perawatan orang tuanya atau bisa ditafsirkan anak usia 0-2 tahun”.4 Sedangkan Hibana S. Rahman berpendapat lain, beliau mengemukakan bahwa “anak usia dini diartikan masa anak pada usia 0-8 tahun”.5 Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah masa kehidupan anak yang masih tergantung dan membutuhkan pertolongan orang lain (khususnya orang tua) dalam setiap kegiatannya, yakni pada usia 0-6 tahun. Penulis mengambil kesimpulan ini karena pada umumnya batas usia 6 tahun itulah orang tua mendidik anak-anak mereka pada pendidikan prasekolah (Taman Kanak-kanak), kemudian setelah umur 6 tahun biasanya anak akan dimasukkan ke sekolah dasar. 4 Abdurrahman Isawi, Serial Psikologi Islam (Anak dalam keluarga), (Jakarta: Studia Press, 1994), Cet.ke-1, h. 11 5 Hibana S. Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogjakarta: PGTKI Press, tt) h. 5
  • 15. 12 3. Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Oleh karena itu, perlulah kiranya kita mengetahui hakikat pembelajaran anak usia dini: a. Proses pembelajaran bagi anak usia dini adalah proses interaksi antar anak, sumber belajar dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain, maka proses pembelajarannya ditekankan pada aktifitas anak dalam bentuk belajar sambil bermain. c. Belajar sambil bermain ditekankan pada pengembangan potensi di bidang fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial-emosional (sikap, perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi menjadi kompetensi/ kemampuan yang secara actual dimiliki anak. d. Penyelenggaraan pembelajaran bagi anak usia dini perlu memberikan rasa aman bagi anak usia tersebut. e. Sesuai dengan sifat perkembangan anak usia dini proses pembelajarannya di laksanakan secara terpadu. f. Proses pembelajaran pada anak usia dini akan terjadi apabila anak tersebut secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur pendidik.
  • 16. 13 g. Program belajar mengajar bagi anak usia dini dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi kemudahan bagi anak usia dini untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktifitas yang bersifat konkrit, dan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak usia dini. h. Keberhasilan proses pembelajaran anak usia dini ditandai dengan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak-anak usia secara optimal dan dengan hasil pembelajaran yang mampu menjadi jembatan bagi anak usia dini untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perkembangan selanjutnya.6 Uraian di atas kiranya dapat dipahami oleh pendidik, karena cukup banyak pendidik yang tidak sabar menghadapi anak-anak usia dini, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan. Mereka memperlakukan anak-anak usia dini dengan tuntutan-tuntutan kemampuan yang sering tidak tepat dan melebihi dari batas kemampuan yang dimiliki. Cukup banyak pelajaran dan pelatihan yang hanya membawa kebosanan, kejenuhan, kelelahan dan akhirnya menghasilkan kegagalan entah pada masa kanak- kanaknya entah ketika tumbuh sebagai remaja. 6 Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta, 2002), h. 4-5
  • 17. 14 B. Manajemen Kurikulum 1. Pengertian Manajemen Kurikulum Seperti banyak bidang studi lainnya yang menyangkut manusia, manajemen sulit untuk didefinisikan. Dalam kenyataannya, tidak ada definisi manajemen yang telah diterima secara universal. Secara bahasa manajemen berasal dari kata ‘to manage’ yang artinya mengatur. Secara etimologi manajemen adalah “ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam sebuah organisasi”.7 Menurut Patterson dan E.G Plowman, dalam bukunya “Business Organization and Management” manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu teknik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang ditetapkan, dijelaskan dan dijalankan.8 Sedangkan menurut Harold Koontz dan Cygil O’Donnel dalam bukunya “Principles of Management, an analysis of Management Functions”, memberikan batasan sebagai berikut: “manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian 7 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1994)Cet. Ke-4, h. 1 8 Malayu SP Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah), (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1993), h. 3
  • 18. 15 manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakkan dan pengendalian”9 . Kemudian Sondang Siagian menyatakan bahwa “manajemen adalah kemampuan atau keterampilan seseorang untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain”.10 Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.11 Menurut Soemiarti Patmonodewo, kurikulum adalah “suatu perencanaan pengalaman belajar secara tertulis. Kurikulum itu akan 9 Ibid. 10 Soebagio Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000), Cet. Ke-1, h. 112 11 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
  • 19. 16 menghasilkan suatu proses yang akan terjadi seluruhnya di sekolah. Rancangan tersebut merupakan silabus yang berupa daftar judul pelajaran dan urutannya akan tersusun secara runtut sehingga merupakan program”.12 Berdasarkan beberapa definisi manajemen dan kurikulum yang telah dipaparkan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa manajemen kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang diawali dari tahap perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi program, agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah serta dapat berdaya hasil guna dan berdaya guna. Indikator keefektifan dan keefisienan kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola manajemen kurikulum. Dengan kata lain, keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh pelaksana manajemen kurikulum yang merupakan salah satu dari kegiatan manajemen sekolah. 2. Komponen-komponen Kurikulum Menurut Abdullah Idi, komponen-komponen kurikulum dibagi dalam: a. Komponen Tujuan 12 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-2, h. 54
  • 20. 17 Tujuan merupakan suatu hal yang paling penting dalam proses pendidikan, yakni hal yang ingin dicapai secara keseluruhan yang meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. b. Komponen Isi dan Struktur Program dan Materi Komponen ini merupakan materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. c. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana atau media merupakan alat Bantu untuk memudahkan dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh anak didik dalam proses belajar mengajar. d. Komponen Strategi Belajar Mengajar Strategi menunjuk pada suatu pendekatan (approach), metode (method), dan peralatan belajar mengajar yang diperlukan dalam pengajaran. e. Komponen Proses Belajar Mengajar Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah diharapkan terjadinya perubahan dalam tingkah laku anak. f. Komponen Evaluasi atau Penilaian Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Hal ini sangat penting, mengingat hasil penelitian atau hasil yang dimiliki oleh anak didik tidak jarang menjadi barometer atas keberhasilan proses pengajaran pada suatu Taman Kanak- kanak dan berkaitan erat dengan masa depan anak didik.
  • 21. 18 Dari beberapa uraian di atas, terlihat tiap komponen saling berkaitan erat dengan komponen lainnya dan merupakan suatu kesatuan yang mempunyai hubungan dan pengaruh timbal balik antara satu dengan yang lainnya dapat digambarkan dalam bagan: Tujuan Evaluasi Isi/Bahan Metode/ PBM Sumber: Fuaddudin dan Sukama Karya, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, 1995) 3. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum a. Kegiatan Perencanaan Kurikulum Kurikulum dapat berjalan dengan baik, membutuhkan adanya perencanaan yang baik. Adapun perencanaan tersebut meliputi: 1) Penyusunan program pengajaran. 2) Membuat program-program tahunan dan program semester. 3) Penyusunan satuan pelajaran dan rencana pengajaran. 4) Membuat program evaluasi sesuai kegiatan belajar mengajar. b. Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum 1) Pengorganisasian siswa. 2) Pengkondisian kelas. 3) Mengelola dan menyajikan materi. 4) Menyajikan materi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
  • 22. 19 5) Dalam menyajikan materi mencari metode yang efektif dan efisien. 6) Menggunakan media atau alat Bantu pelajaran. 7) Menggunakan buku penunjang. c. Kegiatan Pengawasan Kurikulum Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan kurikulum, kepala sekolah mengadakan pengawasan yang berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum tersebut yang telah dilaksanakan oleh guru. d. Kegiatan Evaluasi Kurikulum 1) Mengadakan pre test 2) Evaluasi proses 3) Memberikan tes formatif 4) Membuat kisi-kisi soal 5) Menyusun soal 6) Mencatat hasil ulangan dalam buku nilai 7) Mengadakan pelajaran tambahan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. C. Manajemen Kurikulum Taman Kanak-kanak 1. Pengertian Kurikulum Taman Kanak-kanak Menurut Ibrahim dan Benny, kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Kurikulum menurut pandangan tradisional adalah sejumlah pelajaran yang harus ditempuh murid di suatu Taman Kanak-kanak itulah yang merupakan
  • 23. 20 kurikulum, sedangkan kegiatan belajar selain mempelajari sejumlah mata pelajaran yang sudah ditentukan bukan merupakan kurikulum. (2) Kurikulum menurut pandangan modern adalah sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di Taman Kanak-kanak, pandangan ini bertolak dari sesuatu yang bersifat aktual sebagai suatu proses, kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan pengalaman belajar.13 Kurikulum Taman Kanak-kanak adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.14 Struktur kurikulum di Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal disebut dengan program kegiatan belajar yang mencakup tiga bidang pengembangan. Jenis program kegiatan belajar serta alokasi waktu berdasarkan kurikulum Diknas tahun 2004 sistem KBK adalah sebagai berikut: 14 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004, Kerangka Dasar Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h.2
  • 24. 21 Tabel 1 Struktur Kurikulum Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal Bidang Pengembangan Alokasi Waktu A. Pembiasaan 1. Moral dan Nilai-nilai Agama 2. Sosial, Emosional dan Kemandirian B. Kemampuan Dasar 1. Berbahasa 2. Kognitif 3. Fisik/ Motorik 4. Seni Alokasi Waktu Per Minggu 15 Jam Sumber data: Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal (TK & RA), (Jakarta: Depdiknas, 2004) Ketentuan untuk Taman Kanak-Kanak: a. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu. Jam belajar efektif per hari adalah 2,5 jam (150 menit); per minggu adalah 15 jam (900 menit); dan per tahun adalah 510 jam (30.600 menit). b. Pengelolaan kegiatan belajar ketiga jenis bidang pengembangan diserahkan sepenuhnya kepada penyelenggara Taman Kanak-Kanak. 2. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Taman Kanak-kanak (TK) a. Perencanaan Perencanaan kegiatan berdasarkan buku pedoman kegiatan belajar mengajar Taman Kanak-kanak dibagi atas:
  • 25. 22 1) Perencanaan Tahunan dan Semester 2) Perencanaan Mingguan (SKM) 3) Perencanaan Harian (SKH) Menurut Agus F. Tangyong dkk, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru Taman Kanak-kanak sebelum ia mengajar adalah: 1) Memahami Program Kegiatan Belajar TK Sebelum mengajar hendaknya guru memahami program kegiatan belajar TK yaitu memahami tujuan pendidikan, cara belajar, cara menggunakan dan memanfaatkan sarana, cara menilai hasil pengembangan anak. 2) Menyusun Satuan Kegiatan Mingguan Guru memikirkan dan merencanakan kegiatan untuk satu minggu. Satuan kegiatan mingguan berisi beberapa bahan pengembangan diri berbagai bidang pengembangan. 3) Menyusun Satuan Kegiatan Harian Kegiatan mingguan dibagi-bagi dalam kegiatan harian. Satuan kegiatan harian berisi uraian tentang kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan oleh guru pada hari tertentu. Penjadwalan program harian yang fleksibel akan memunculkan pembiasaan-pembiasaan.15 15 Agus F. Tangyong dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Grasindo, 1994), h. 8
  • 26. 23 Dalam merencanakan kurikulum suatu kurikulum untuk anak, seorang guru harus memilih tujuan, bagaimana mengorganisasi isi kurikulum (materi), memilih bentuk pengalaman belajar bagi anak, bagaimana urutan pelajaran diberikan kemudian menentukan bagaimana melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak dan program itu sendiri. Selain itu, dalam merencanakan kurikulum seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas, tanggap dan kreatif agar anak tidak mudah bosan dengan kegiatan yang dirancang guru. b. Pelaksanaan Berdasarkan Satuan Kegiatan Harian yang telah disusun, guru melaksanakan: 1) Pengorganisasian Kelas Kelas diatur sedemikian rupa sehingga lebih banyak kegiatan dilaksanakan secara berkelompok (kecil) dan perorangan daripada klasikal. Ruang belajar tidak perlu selalu di kelas. Kegiatan dapat dilakukan juga di halaman. Anak diperkenankan untuk memilih sendiri kegiatannya, sedangkan guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak sebagai pendorong serta fasilitator. 2) Penggunaan Sarana Belajar Mengajar Pilihlah sarana belajar mengajar yang paling sesuai dengan bahan yang hendak dikembangkan. Usahakanlah agar sebanyak- banyaknya menggunakan sarana yang berasal dari lingkungan alam
  • 27. 24 sekitarnya, murah atau berasal dari bahan-bahan bekas. Yang penting bukanlah mahal dan bagusnya sarana, tetapi bagaimana guru memanfaatkan sarana belajar tersebut seefektif mungkin. 3) Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar Guru bersama anak didik secara aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru selalu memberikan kesempatan pada anak untuk berbuat, dan semua kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui bermain. Anak diperkenankan melakukan kegiatan yang paling sesuai dengan minatnya. Ia boleh mencoba, diperkenankan membuat kesalahan, dan lebih dari itu didorong untuk menciptakan sesuatu. Yang penting adalah mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuannya.16 Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru melaksanakannya berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. Dengan begitu, proses belajar mengajar pun akan terlaksana dengan baik. 3. Materi Pembelajaran Taman Kanak-kanak Materi merupakan isi program kurikulum yakni segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang 16 Ibid,. h. 9
  • 28. 25 diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Akan tetapi, apabila di Sekolah Dasar terdapat bidang studi, maka di Taman Kanak-kanak disebut dengan tema. Tema-tema yang digunakan dalam program kegiatan belajar Taman Kanak-kanak kelompok A dan B adalah: Aku, Keluargaku, Rumah, Sekolah, Makanan dan Minuman, Pakaian, Kebersihan, Kesehatan dan Keamanan, Binatang, Tanaman, Kendaraan, Pekerjaan, Rekreasi, Air dan Udara, Api, Negara, Alat Komunikasi, Gejala Alam, Matahari, Bulan, Bintang dan Bumi, Kehidupan Kota, Desa, Pesisir dan Pegunungan.17 4. Media Pembelajaran di Taman Kanak-kanak Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, media mengajar merupakan “segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar”.18 Sedangkan menurut Anggani Sudono, media mengajar merupakan “bagian dari sumber belajar dimana termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun 17 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h.13-14 18 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 108
  • 29. 26 guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya”.19 Bahan dan peralatan yang disediakan hendaknya merupakan sumber belajar yang dapat membantu mengembangkan seluruh dimensi perkembangan anak usia TK, yaitu bagi perkembangan motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa, sosial, perkembangan emosional bagi anak TK. Berbagai macam sumber belajar di Taman Kanak-kanak, diantaranya: a. Tempat Sumber Belajar Alamiah Sumber belajar dapat berupa tempat yang sebenarnya dimana anak mendapatkan informasi langsung seperti kantor pos, kantor polisi, pemadam kebakaran, sawah, peternakan, hutan, perkapalan, atau lapangan udara. Tempat-tempat tersebut mampu memberikan informasi secara langsung dan alamiah. b. Perpustakaan Berbagai ensiklopedi, buku-buku dengan beragam tema dapat dikumpulkan dan ditata rapi di ruang perpustakaan. Perpustakaan memiliki fungsi sebagai “jantung sekolah”, karena di dalamnya berisi berbagai informasi yang dapat membantu setiap orang yang menggunakannya untuk mengembangkan diri. 19 Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 7
  • 30. 27 c. Nara Sumber Para tokoh dan ahli di berbagai bidang merupakan salah satu sumber belajar yang dapat diandalkan karena biasanya mereka memberikan informasi berdasarkan penelitian dan pengalaman mereka. Dengan demikian diharapkan para murid dapat melatih kemahiran mereka dalam berbahasa melalui wawancara dan komunikasi dengan para nara sumber. d. Media Cetak dan Elektronik Termasuk di dalamnya bahan cetak, buku, majalah atau tabloid. Gambar- gambar yang ekspresif dapat memberi kesempatan anak menggunakan nalar dan mengungkapkan pikirannya dengan menggunakan kosa kata yang semakin hari semakin berkembang. Perkembangan media elektronik khususnya televisi akan menambah pengetahuan anak terutama dari segi visualisasi, misalnya tentang perilaku binatang laut, binatang buas, dan lainnya. e. Alat Peraga Berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar.20 5. Metode Pengajaran Taman Kanak-kanak Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode adalah “suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.21 Dalam 20 Ibid., h. 11-14
  • 31. 28 kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. Sedangkan menurut Moeslichatoen, metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.22 Berikut merupakan metode-metode pengajaran yang digunakan untuk anak usia Taman Kanak-kanak, yaitu: a. Metode Bermain Bermain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat nonserius, lentur dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa. b. Metode Karyawisata Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena dapat membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal, memperluas perolehan informasi. Juga memperkaya lingkup program kegiatan belajar anak TK yang tidak mungkin dihadirkan di kelas; seperti 21 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.19 22 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 7
  • 32. 29 melihat bermacam hewan, mengamati proses pertumbuhan, tempat-tempat khusus dan pengelolaannya, bermacam kegiatan transportasi dan sebagainya. c. Metode Bercakap-cakap Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak taman kanak-kanak karena bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama. Juga meningkatkan keterampilan menyatakan perasaan, serta menyatakan gagasan atau pendapat secara verbal. d. Metode Bercerita Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. e. Metode Demonstrasi Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan. f. Metode Proyek
  • 33. 30 Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari. Cara ini juga dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerjasama sepenuh hati. Kerjasama dilaksanakan secara terpadu untuk mencapai tujuan bersama. g. Metode Pemberian Tugas Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di taman kanak- kanak tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru. Dengan pemberian tugas, anak dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai tuntas. Tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan.23 6. Evaluasi Pembelajaran Penilaian adalah suatu usaha yang mendapatkan Taman Kanak- kanak berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.24 23 Muslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h.24 24 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penilaian, (Jakarta: Depdikbud, 1995), h. 4
  • 34. 31 Agar guru mudah menilai kemajuan anak di setiap bidang pengembangan, guru harus mengetahui tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Berdasarkan pengetahuan tersebut kemudian guru: (a) mengumpulkan informasi (keterangan) yang diperlukan untuk menentukan tingkat pemahaman dan keterampilan anak, (b) membandingkan hasil penilaian yang terdahulu dan yang ada saat ini, (c) membandingkan hasil penilaian saat ini dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh anak, (d) mengamati secara konsisten kegiatan tersebut sambil ikut serta di dalamnya.25 Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan penilaian yaitu menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada proses dan tujuan, objektif, mendidik, bermakna, kesesuaian. Sedangkan alat penilaian yang digunakan di Taman Kanak-kanak dikelompokkan sebagai berikut: a. Pengamatan (observasi) dan pencatatan anekdot (anecdotal Record). b. Pemberian tugas. 26 Dalam melaksanakan penilaian guru mengacu pada kemampuan yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan yang direncanakan dalam tahap waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan bersama-sama secara khusus membuat kegiatan untuk penilaian tetapi ketika kegiatan belajar dan bermain guru dapat sekaligus melaksanakan penilaian. 25 Agus F. Tangyong dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Grasindo, 1994), h. 11 26 Op. Cit., h. 7
  • 35. 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Profil dari TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji. 2. Untuk mengetahui bagaimana materi pembelajaran yang di gunakan di dua TK tersebut. 3. Untuk mengetahui metode belajar apa saja yang di gunakan di dua TK tersebut. 4. Untuk mengetahui media belajar apa saja yang di gunakan di dua TK tersebut. 5. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi pembelajaran yang di gunakan di dua TK tersebut. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji tahun ajaran 2006-2007. Pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan rekomendasi dari kepala cabang dinas pendidikan kecamatan ciputat. Penelitian dilakukan terhitung mulai bulan April sampai dengan bulan Mei 2006.
  • 36. 33 C. Jenis Penelitian, Jenis Data dan Teknik Penulisan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti. Jenis data yang dikumpulkan berupa data-data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil langsung dari TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji, yaitu: 1. Gambaran Umum TK 2. Implementasi kurikulum di kedua TK tersebut 3. Hasil wawancara Data sekunder merupakan data atau keterangan-keterangan yang diambil dari hasil membaca dan literatur lainnya seperti artikel, majalah, dan surat kabar yang berkaitan dengan judul skripsi. Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan diterbitkan oleh PT. UIN Jakarta Press, dengan mempergunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).1 1 Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Jakarta: UIN Press, 2002), cet. ke-2
  • 37. 34 D. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan komparatif, yaitu melakukan penelitian dengan tujuan ingin menggambarkan masalah dan melakukan analisis terhadap masalah. Disamping itu, peneliti juga melakukan studi perbandingan tentang implementasi manajemen kurikulum di dua TK tersebut. Metode deskripsi merupakan metode penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu menentukan hipotesis.2 Dengan metode diatas, penulis akan menggambarkan mengenai implementasi manajemen kurikulum di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Yaitu percakapan yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban dengan maksud tertentu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan staf pengajar di sekolah tersebut. 2. Studi Pustaka 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Cet. ke-20, h.208
  • 38. 35 Yaitu penulis menggunakan buku-buku sebagai referensi yang sesuai dengan judul penelitian. 3. Observasi Yaitu penulis melakukan kunjungan ke tempat penelitian dan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan tujuan penelitian tersebut. 4. Studi Dokumentasi Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik bersifat resmi ataupun tidak. Penulis berusaha memahami dan menganalisa dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari tempat penelitian untuk selanjutnya dikembangkan pada bagian bab tertentu. Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: 1. Pedoman wawancara yang terdiri dari beberapa daftar pertanyaan yang berhubungan dengan judul penelitian. 2. Pedoman observasi. Pedoman tersebut berisi mengenai gambaran nyata yang akan dijadikan objek penelitian diantaranya adalah bagaimana kondisi objek yang akan diteliti tersebut. 3. Pedoman dokumentasi Kisi-kisi Instrumen
  • 39. 36 Tabel 2 Matriks Kisi-kisi instrumen Fokus Penelitian Dimensi Indikator Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini 1. Profil TK 2. Implementasi Kurikulum - Sejarah singkat TK - Visi, misi dan tujuan - Sumber daya manusia - Sarana dan prasarana - Menyusun program pengajaran - Membuat program tahunan dan semester - Menyusun SKH dan SKM - Membuat program evaluasi - Pengorganisasian siswa dan pengkondisian kelas - Mengelola dan menyajikan materi sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan - Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menyajikan materi, dengan mencari metode yang efektif dan efisien, serta penggunaan sarana dan prasarana yang ada di Taman Kanak-kanak - Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program kurikulum - Melakukan evaluasi setelah kegiatan belajar mengajar selesai F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh peneliti, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu.
  • 40. 37 Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satu kesatuan data yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa saja yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.3 Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber yang diperoleh dari kegiatan wawancara, pengamatan lokasi dan dokumentasi. Kemudian data yang telah terkumpul di uraikan kedalam bahasa yang mudah dipahami dan logis sesuai dengan penelitian yang di bahas. Untuk menetapkan keabsahan data, di perlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan berdasarkan kriteria derajat kepercayaan (credibility) yang pemeriksaan datanya di lakukan dengan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, dan kecukupan referensial.4 3 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. ke-22, h.248 4 Ibid., h. 327
  • 41. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian berlangsung di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji. Kedua tempat tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi dari Diknas kecamatan Ciputat bahwa kedua TK tersebut termasuk TK yang sudah mempunyai manajemen cukup bagus dan sudah terakreditasi. A. TK Bhayangkari XI Ciputat 1. Sejarah Singkat Berdirinya TK Bhayangkari XI Ciputat TK Bhayangkari XI Ciputat terletak di kawasan komplek asrama POLRI ciputat. TK Bhayangkari XI berdiri pada tanggal 25 juli 1957, oleh Ibu Sukardi (istri dari Komandan KOMPI 5122 yaitu Mayor Sukardi). Menurut sejarah, tujuan awal didirikannya TK ini adalah untuk menampung putra/i POLRI dalam sebuah lembaga pendidikan dibawah Yayasan Kemala Bhayangkari (perkumpulan istri-istri POLRI), karena pada saat itu dilingkungan TK ini sangat sedikit sekali sekolah TK dan jaraknya sangat jauh, sehingga akhirnya didirikanlah TK Bhayangkari XI ini. Tetapi kemudian seiring berjalannya waktu, mulai tahun 1972 TK ini sudah mulai menerima siswa dari luar POLRI.1 1 Supartien, Kepala TK Bhayangkari XI Ciputat, Wawancara Pribadi, Ciputat, 03 Mei 2006
  • 42. 39 Gedung TK Bhayangkari XI Ciputat telah beberapa kali mengalami perpindahan tempat dikarenakan beberapa sebab. Pertama dari mulai kepala sekolah Ibu Rajimah tahun 1958, gedung terletak dekat lapangan bola. Tahun 1972, gedung tersebut roboh/ hancur dan pindah pada gedung kesehatan KOMPI (yang sudah tidak terpakai lagi). Kemudian pindah lagi karena gedung tersebut akan di bangun perumahan. Dan setelah menempati madrasah, maka pindah lagi karena akan dibangun flat. Dari madrasah tersebut pindah lagi ke bekas gedung Brimob, kemudian tak beberapa lama harus pindah lagi karena gedung tersebut akan dibangun gedung Brimob yang baru untuk KOMPI 5995 (yang sekarang). Kemudian pindah pada SD yang bersifat numpang selama kurang lebih setengah tahun. Dari situlah dapat berdiri sebuah gedung TK baru, berkat sumbangan dari bagian teknik Bank POLDA, yaitu Bapak Sukartoyo dari tahun 1981 sampai dengan sekarang. 2. Visi, Misi dan Tujuan Visi TK Bhayangkari XI Ciputat ialah: Anak adalah buah hati kita di mana setiap orang tua menginginkan anak-anak kita menjadi anak yang tangguh dalam menghadapi tantangan hidup, kreatif dan terampil dalam hidup sehari-hari dan berharap menjadi anak-anak yang dapat dibanggakan.Untuk mewujudkan harapan-harapan kita, maka berikanlah ilmu pengetahuan seluas-luasnya bagi mereka sejak dini.
  • 43. 40 Menyadari hal ini TK BHAYANGKARI XI CIPUTAT ingin mewujudkan kreatifitas, keterampilan, dan pembelajaran kemandirian yang telah kami sediakan. Misi TK Bhayangkari XI Ciputat ialah: a. Mengembangkan pola belajar yang kreatif dan mandiri. b. Mendorong anak untuk mengembangkan bakatnya, intelektual dan disiplin. c. Menciptakan suasana interaksi sosial anak pada lingkungannya. Tujuan Terwujudnya kesejajaran dan keterpaduan langkah dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing pihak dalam rangka mewujudkan anak usia dini yang beriman dan bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis. 3. Sumber Daya Manusia Guru merupakan sub sistem dari sistem pendidikan. Kualitas suatu lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh pendidiknya, karena pendidik merupakan salah satu sumber belajar dan orang yang berhubungan langsung dengan peserta didik. Mengenai keadaan guru TK Bhayangkari XI Ciputat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
  • 44. 41 Tabel 3 Data guru TK Bhayangkari XI Ciputat No Nama Status Pendidikan 1 Supartien Kepsek SMA 2 Widiawati GTY D I 3 Neneng GTY D II 4 Yuliana Lisbeth Wowor GTY D I 5 Diana Rahak Ratat GTY SMA 6 Dwi Sukma Ningsih GTY D II 7 Dwi Yuni Hartanti GTY D II 8 Hayati GTY D II Sumber: Data dokumentasi TK Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan terakhir guru-guru pada TK Bhayangkari XI kurang memenuhi standar guru TK berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Taman Kanak-Kanak. Karena dalam SPM disebutkan bahwa pendidikan guru TK sekurang-kurangnya adalah DII-PGTK. Guru TK yang paling ideal adalah seorang profesional yang terdidik dan terlatih baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Pengembangan potensi tenaga guru baik dengan pelatihan- pelatihan ataupun penataran-penataran masih perlu ditingkatkan, karena bagaimanapun profesionalisme seorang guru sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang ia berikan. Anak didik merupakan salah satu faktor dalam dunia pendidikan yang paling penting, karena dengan adanya anak didik maka proses belajar mengajar dapat berjalan. Mengenai keadaan siswa TK Bhayangkari XI Ciputat dapat dilihat pada tabel berikut ini.
  • 45. 42 Tabel 4 Data siswa TK Bhayangkari XI Ciputat SiswaNo Kelas putera Puteri Jumlah 1 TK A 9 20 29 2 TK B 41 38 79 Jumlah 50 58 108 Sumber: Data dokumentasi TK Rasio antara guru dengan jumlah siswa dalam satu kelas pada TK Bhayangkari XI Ciputat yaitu 1:26. Sementara berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Taman Kanak-Kanak bahwa jumlah anak didik dalam satu rombongan belajar/ kelas maksimal 25 anak. Maka TK Bhayangkari XI Ciputat dalam hal ini kurang memenuhi standar SPM. Akan tetapi berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Kepala Sekolah TK Bhayangkari XI Ciputat Ibu Supartien, bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya tenaga pengajar di karenakan keterbatasan dari pihak Yayasan. Tabel 5 Data tenaga non-guru pda TK Bhayangkari XI Ciputat No Nama Pendidikan Jenis Pekerjaan Status 1 Anik SD Tukang Kebun dan Pembantu Sekolah PTY 2 Surya SD Penjaga Sekolah PTY Sumber: Data dokumentasi TK Apabila dilihat dari jumlah guru dan jumlah siswa pada TK Bhayangkari XI ciputat, maka dengan jumlah tenaga non guru yang hanya dua orang sangat kurang memenuhi standar. Karena Taman Kanak-Kanak merupakan program pendidikan anak usia dini, dimana sekolah seharusnya
  • 46. 43 menyiapkan beberapa tenaga pembantu. Selain itu, seharusnya pembantu sekolah dan tukang kebun mempunyai tugas tersendiri. Apabila 1 orang merangkap dua pekerjaan, maka hasilnya tidak maksimal. 4. Sarana dan Prasarana Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Mengenai sarana dan prasarana yang ada di TK Bhayangkari XI Ciputat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 Sarana Prasarana TK Bhayangkari XI Ciputat No Fasilitas Jumlah 1 Bangunan Milik Sendiri 2 Ruang Kepala TK 1 3 Ruang Guru 1 4 Ruang Tamu 1 5 Ruang Kelas 6 6 Ruang Lab 1 7 WC/ Kamar Mandi Guru/ Karyawan 1 8 WC/ Kamar Mandi Anak Didik 3 9 Ruang Penjaga TK - 10 Aula/ Gedung Serbaguna - 11 Halaman TK 1 12 Gudang 1 13 Dapur 1 14 Kantin TK - 15 Perpustakaan - 16 Tempat/ Ruang Tunggu Pengantar/ Penjemput 1 17 Musholla - 18 Ruang UKS 1 19 Mobil Jemputan -
  • 47. 44 20 Mading hasil karya anak 6 Tidak adanya fasilitas perpustakaan seharusnya menjadi hal yang harus mendapatkan perhatian khusus, baik bagi kepala sekolah maupun pihak Yayasan. Karena bagaimanapun perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan menunjang yang wajib ada dalam suatu sekolah. Sarana dan prasarana yang ada di TK Bhayangkari XI Ciputat dalam keadaan baik dan layak sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan alat-alat permainan atau alat peraga pendidikan yang ada di TK Bhayangkari XI dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 7 Alat permainan luar ruangan pada TK Bhayangkari XI Ciputat No Alat bermain di luar ruangan Jumlah 1 Bak Pasir 1 2 Bak Air 1 3 Jungkat-jungkit 3 4 Ayunan 4 5 Papan Titian 1 6 Papan Luncur 3 7 Tangga Majemuk 1 8 Putaran - Tabel 8 Alat bermain dalam ruangan TK Bhayangkari XI Ciputat No Alat bermain di dalam ruangan Jumlah 1 Balok Bangunan Ada 2 Puzzle Ada 3 Pohon Hitung Ada 4 Kotak Merjan Ada 5 Papan Geometri Ada 6 Papan Warna Ada 7 Papan Bentuk & Ukuran Ada 8 Alat Kesenian Ada
  • 48. 45 Alat permainan yang berada di luar ruangan pada TK Bhayangkari XI sudah cukup memadai. Untuk alat peraga dan bermain di dalam kelas sudah memenuhi standar, karena pada setiap kelas sudah tersedia alat tersebut. Semuanya dalam keadaan baik dan layak. B. TK Patra V Pondok Ranji 1. Sejarah Singkat Berdirinya TK Patra V Pondok Ranji TK Patra V Pondok Ranji berada di kawasan komplek pertamina di Jl. Pertamina Raya No.2 Komperta, kelurahan Pondok Ranji, kecamatan Ciputat, kabupaten Tangerang. TK Patra V Pondok Ranji didirikan di atas tanah dengan luas 1300 m persegi, dengan luas bangunan 900 m persegi yang terdiri dari ruang kelas, kantor, dapur, perpustakaan, serta aula serbaguna. TK Patra V Pondok Ranji berdiri pada tanggal 1 juli 1980 di bawah Yayasan Dharma Wanita Pertamina. Kemudian terjadi pembaharuan nama Yayasan menjadi Yayasan BPTK Patra (Badan Pengelola Taman Kanak- kanak Patra) yang dipegang oleh kepengurusan Ibu Hudiono, sekretaris Ibu Anggoro, bendahara Ibu Hj. Samhuri, seksi ketua harian Ibu Hj. Kamari, pengawas Ibu Dra. Tinil Suwarni, seksi logistik Ibu Huway, penanganan anak asuh Ibu Saherman.
  • 49. 46 Terdapat 6 TK Patra di Jakarta yang berada di bawah Yayasan BPTK Patra yaitu TK Patra 1-6, di mana semuanya berlokasi di komplek-komplek Pertamina. Setiap TK Patra mempunyai koordinator masing-masing. Untuk TK Patra V koordinatornya yaitu Ibu Sukomawati. TK Patra berada di kawasan komplek-komplek pertamina, yang utamanya dulu mengkhususkan bahwa anak-anak dari pegawai pertamina mempunyai wadah tersendiri untuk anak-anak usia Taman Kanak-kanak yang dikelola oleh Yayasan Dharma Wanita Pertamina. Pada awalnya TK PatraV dikhususkan untuk anak-anak dari pegawai pertamina, tetapi kemudian TK Patra tidak hanya memprioritaskan anak-anak pertamina saja yang akhirnya dapat menerima anak-anak dari luar pegawai pertamina.2 2. Visi, Misi dan Motto Visi TK Patra V Pondok Ranji ialah: Menjadikan TK yang berkualitas, unggul, menyenangkan, bernuansa IMTAK serta IPTEK untuk menciptakan generasi bangsa yang handal. Misi TK Patra V Pondok Ranji ialah: a. Meningkatkan kinerja sekolah. b. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, mandiri dengan suasana kelas yang kondusif. c. Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, bersih dan indah. 2 Suwarsih, Kepala TK Patra V Pondok Ranji , Wawancara Pribadi, Pondok Ranji, 17 April 2006
  • 50. 47 d. Meningkatkan kualitas guru melalui pembinaan, penataran serta pelatihan- pelatihan. Motto TK Patra V Pondok Ranji: “Kreatif, Mandiri, dan Menyenangkan” 3. Sumber Daya Manusia Berikut adalah keadaan guru pada TK Patra V Pondok Ranji dilihat dari status kepegawaian dan tingkat pendidikan. Tabel 9 Data guru TK Patra V Pondok Ranji No Nama Status Pendidikan 1 Suwarsih S. Pd Kepsek (PNS) S I 2 Juarsih GTY SPGTK 3 N. Fajriah Munawaroh GTY SPGTK 4 Hj. E. Ine Intani PNS SPGTK 5 Nena Danenah GTY D III 6 Rosmawati GTY SPGTK 7 Sayyidatun GTY PGTK 8 Rima Trimalasari A. Md GTY D III Sumber: Data dokumentasi TK Tabel diatas menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan guru TK Patra V Pondok Ranji kurang memenuhi standar pendidik. Akan tetapi pengalaman mengajar guru diTK tersebut cukup lama, dan juga sudah mengikuti penataran-penataran ataupun bentuk kegiatan pengembangan guru. Bahkan berdasarkan wawancara pribadi dengan kepala sekolah TK Patra V Pondok Ranji yaitu ibu Suwarsih, bahwa guru pada TK Patra V Pondok Ranji sudah ada yang melanjutkan kejenjang S1.
  • 51. 48 Anak didik merupakan salah satu faktor dalam dunia pendidikan yang paling penting, karena dengan adanya anak didik maka proses belajar mengajar dapat berjalan. Mengenai keadaan siswa TK Patra V Pondok Ranji dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 10 Data siswa tiga tahun terakhir TK Patra V Pondok Ranji TK A TK B JumlahTahun L P L P L P Total 2003 23 23 29 23 52 46 98 2004 24 29 20 30 44 59 103 2005 27 19 20 27 47 46 93 Sumber: data dokumentasi TK Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama tahun pelajaran 2003 sampai 2005 jumlah siswa mengalami fluktuasi yaitu terjadinya penurunan dan kenaikan jumlah siswa. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi orang tua.3 Rasio antara guru dan siswa per kelas pada TK Patra V Pondok Ranji yaitu 1:23. Sedangkan Standar Pelayanan Minimal Taman Kanak-Kanak bahwa rasio jumlah guru dan siswa per kelas/ rombongan belajar untuk Taman Kanak-Kanak maksimal yaitu 25 siswa. Berdasarkan SPM tersebut, maka TK Patra V Pondok Ranji, rasio antara guru dan jumlah siswa perkelasnya sudah memenuhi standar SPM. 3 Suwarsih S.Pd, Kepala TK Patra V Pondok Ranji, Wawancara Pribadi, Pondak Ranji,17 April 2006
  • 52. 49 Tabel 11 Data tenaga non-guru pada TK Patra V pondok Ranji No Nama Pendidikan Jenis Pekerjaan Status 1 M. Agan SD Tukang Kebun PTY 2 Tarmini SMP Pembantu Sekolah PTY 3 Mahpudin SMP Pembantu Sekolah PTY Sumber: Data dokumentasi TK Tenaga non guru pada TK Patra V Pondok Ranji yaitu berjumlah 3 orang. 1 orang untuk tukang kebun, dan 2 orang untuk pembantu sekolah. Apabila dilihat dari jumlah guru dan siswa, maka TK Patra V Pondok Ranji cukup untuk memenuhi standar. 4. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan pada suatu sekolah, baik dalam pencapaian program belajar mengajar, tujuan sekolah dan tujuan pendidikan nasional. Adapun sarana dan prasarana yang menunjang efektifitas belajar siswa/i di TK Patra V Pondok Ranji adalah sebagai berikut: Tabel 12 Sarana Prasarana TK Patra V Pondok Ranji No Jenis Bangunan/ Barang Jumlah 1 Bangunan Milik Sendiri 2 Ruang Kepala TK 1 3 Ruang Guru 1 4 Ruang Tamu 1 5 Kantin TK - 6 WC/ Kamar Mandi Guru/ Karyawan 1 7 WC/ Kamar Mandi Anak Didik 3 8 Ruang Penjaga TK 1
  • 53. 50 9 Aula/ Gedung Serbaguna 1 10 Halaman TK 1 11 Gudang 1 12 Dapur 1 13 Tempat/ Ruang Tunggu Pengantar/ Penjemput 1 14 Perpustakaan 1 15 Ruang Kelas 5 16 Ruang Lab 1 17 Musholla 1 18 Ruang UKS 1 19 Mobil Jemputan 2 20 Mading hasil karya anak 9 Secara umum, kondisi sarana dan prasarana pada TK Patra V cukup terawat dengan baik. Keadaan sekolah yang asri dan bersih jelas terlihat ketika penulis melakukan observasi. Fasilitas perpustakaan yang sudah cukup lengkap, dengan koleksi buku + 450 buku, 100 buku untuk buku guru dan 350 buku untuk buku anak didik (buku cerita bergambar, buku gambar berseri). Hanya saja, masih ada kelengkapan yang kurang. Misalnya, sekolah belum memiliki tenaga perpustakaan sendiri, jadi masih ditangani oleh guru-guru. Masalah dana adalah alasan yang digunakan di TK Patra V tersebut. Sedangkan alat-alat permainan yang ada di TK Patra V dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 13 Alat permainan luar ruangan TK Patra V Pondok Ranji No Alat bermain di luar ruangan Jumlah 1 Bak Pasir 1 2 Bak Air 1 3 Jungkat-jungkit 3 4 Ayunan 6
  • 54. 51 5 Papan Titian 1 6 Papan Luncur 2 7 Tangga Majemuk 2 8 Putaran 2 Tabel 14 Alat permainan dalam ruangan TK Patra V Pondok Ranji No Alat bermain di dalam ruangan Jumlah 1 Balok Bangunan Ada 2 Puzzle Ada 3 Pohon Hitung Ada 4 Kotak Merjan Ada 5 Papan Geometri Ada 6 Papan Warna Ada 7 Papan Bentuk & Ukuran Ada 8 Alat Kesenian Ada Pada setiap kelas sudah dilengkapi alat-alat peraga pendidikan/ permainan, sehingga anak didik dapat belajar kreatif. Sementara untuk alat permaianan yang berada diluar ruangan sudah tersedia dengan cukup lengkap dengan jumlah yang cukup berdasarkan jumlah siswa yang ada. Alat peraga pendidikan/permainan anak baik yang berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan pada TK Patra V semuanya dalam keadaan baik dan terawat dengan penempatan yang apik dan rapih.
  • 55. 52 C. Implementasi Manajemen Kurikulum TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji Dalam pelaksanaannya, TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji kepala sekolah diberi wewenang untuk melakukan kegiatan kurikulum sekaligus mengevaluasi kurikulum, yang pada tataran teoritis sebenarnya didelegasikan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Sementara itu pelaksana kurikulum adalah guru-guru dalam kegiatan belajar mengajar. 1. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji a. Perencanaan Perencanaan kegiatan belajar mengajar di kedua TK tersebut sudah terlaksana dengan baik, yaitu dibagi atas: Perencanaan Tahunan dan Semester, Perencanaan Mingguan (SKM), dan Perencanaan Harian (SKH). Sebelum dilakukan proses belajar mengajar, guru harus melakukan beberapa persiapan di antaranya yaitu membuat SKH yang isinya mencakup pembukaan, kegiatan inti dengan tema yang akan diberikan, jenis permainan dan media/ alat yang akan digunakan, istirahat hingga penutup.4 4 Sayyidatun, , Guru TK Patra V Pondok Ranji, Wawancara Pribadi, Pondok Ranji, 11 April 2006
  • 56. 53 Seorang guru harus selalu siap dengan segala tanggung jawab yang harus ia laksanakan, di samping sebagai seorang guru atau pendidik di sekolah juga harus memperhatikan tugas tertulisnya yaitu membuat perencanaan belajar agar dalam pelaksanaannya dapat terealisasi dengan baik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal perencanaan di kedua TK tersebut ialah: 1) Pada TK Bhayangkari XI Ciputat, pembuatan SKM dan SKH harus menjadi perhatian bagi setiap guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Keberadaan hal tersebut harus dijadikan dokumentasi guru sebagai acuan untuk menuju kearah yang lebih baik. 2) Pada TK Patra V Pondok Ranji, walaupun SKM dan SKH sudah disusun tetapi dalam pelaksanaannya tidak bersifat kaku, sehingga kreatifitas guru dapat berkembang. b. Pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar di TK Bhayangkari XI Ciputat adalah 2 jam 30 menit/ hari, yang dimulai pada Pukul. 07.30-10.00 WIB dengan hari efektif belajar yaitu hari Senin sampai Sabtu. Hari efektif belajar di TK Patra V adalah 5 hari, yaitu hari Senin sampai Jumat. Lama belajar di TK Patra V adalah 3 jam, ditambah dengan 1 jam untuk kegiatan ekstrakurikuler pada hari yang sudah ditentukan bagi anak yang mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan belajar dimulai pada
  • 57. 54 Pukul. 07.30-10.30 WIB. Sedangkan bagi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, setelah selesai belajar langsung masuk ke dalam kelas ekstrakurikuler dan pulang kurang lebih Pukul. 11.30 WIB. TK Bhayangkari XI Ciputat menggunakan kurikulum Diknas tahun 2004 dan pelaksanaannya dipadukan dengan sistem CRI (Children’s Resources International). Dengan sistem tersebut, anak-anak bebas memilih area belajar yang ia sukai, jadi proses pembelajaran anak tidak ada paksaan dan tekanan dari gurunya untuk berada pada area yang sudah ditentukan. Taman Kanak-kanak Patra menggunakan sistem belajar yang lebih mengutamakan keaktifan dan kreatifitas anak, dengan metode belajar sambil bermain, bermain seraya belajar dan menggunakan kurikulum 2004, standar kompetensi TK/RA dari Diknas. Kegiatan belajar berpusat pada anak dengan sistem 10 area, antara lain: area Agama, Bahasa, Membaca, Menulis, Seni, Musik, Balok, Matematika, IPA, Drama, Pasir dan Air dan kegiatan di luar kelas. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berdasarkan SKH yang telah dibuat di TK Bhayangkari XI Ciputat, guru mengatur kelas sedemikian rupa sehingga kegiatan dapat dilaksanakan secara berkelompok (kecil) maupun perorangan. Guru memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih area yang lebih ia sukai berdasarkan minat dan kemampuannya, di samping itu guru juga tidak selalu membiarkan
  • 58. 55 anak untuk bermain di satu area saja tetapi mengingatkan anak untuk berpindah ke area lain agar tidak mematikan kreativitas anak.5 TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan membiarkan anak secara aktif melalui kegiatan bermain. Karena yang terpenting adalah mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuannya. Berikut ini adalah jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji ditinjau dari jenis dan waktunya. Tabel 15 Kegiatan ekstrakurikuler pada TK Bhayangkari XI Ciputat No Jenis Kegiatan Waktu 1 Melukis Selasa 2 Berenang Senin 3 Drum Band Sabtu Tabel 16 Kegiatan ekstrakurikuler pada TK Patra V Pondok Ranji No Jenis Kegiatan Waktu 1 Bahasa Inggris Selasa 2 Menari Rabu 3 Melukis Senin 4 Berenang Kamis 5 Agama Islam Jumat 6 Agama Kristen Jumat 7 Drum Band Kamis Sumber: data dokumentasi TK 5 Widyawati, , Guru TK Bhayangkari XI Ciputat, Wawancara Pribadi, Ciputat, 01 Mei 2006
  • 59. 56 Dari kedua tabel di atas, jelas terlihat perbedaan kegiatan ekstrakurikuler antara TK Bhayangkari XI dan TK Patra V. Pada TK Patra V, bahasa Inggris dan pelajaran Agama (Islam dan Kristen) dimasukkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan alasan keterbatasan waktu. Sementara untuk TK Bhayangkari XI, selain tidak adanya kegiatan ekstrakurikuler menari, bahasa Inggris dan Agama termasuk ke dalam kegiatan intrakurikuler. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di TK Bhayangkari XI menggunakan waktu yang seharusnya untuk kegiatan intrakurikuler yaitu pada hari Sabtu pada jam belajar. Sedangkan pada TK Patra V jelas bahwa waktunya pun sudah terjadwal tanpa mengganggu dan menggunakan waktu efektif bermain dan belajar. Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan, TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji memang sudah banyak mengukir prestasi. Hal itu dapat dilihat dari sekian banyaknya Piagam Penghargaan dan Piala-piala yang terpajang di kantor kepala sekolah. Prestasi yang pernah dicapai oleh siswa TK Bhayangkari XI Ciputat tahun 2006 di antaranya lomba Poco-poco di POLDA meraih juara III, lomba baca puisi di POLDA juara II, lomba geometri di IGTK Ciputat juara I, lomba menari tikus di Ancol juara I, lomba mozaik di IGTK Ciputat juara I dan masih banyak lagi prestasi lainnya.
  • 60. 57 Prestasi siswa TK Patra V Pondok Ranji pun tidak sedikit, di antaranya yaitu lomba menyanyi PORSENI se-kecamatan Ciputat juara I, lomba permainan angka PORSENI tahun 2005 juara I, lomba permainan geometri se-kecamatan Ciputat juara I tahun 2005, lomba kolase antar sekolah TK se-kecamatan Ciputat juara I & II, dan masih banyak lagi prestasi lainnya. Dari kedua TK tersebut dapat diketahui, bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan keikutsertaan siswa TK berjalan dengan baik. Selain itu, perlu diperhatikan pengadaan tenaga pelatih yang profesional dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dalam hal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikedua TK tersebut yaitu: 1) Pada TK Bhayangkari XI Ciputat, tidak adanya jadwal yang jelas untuk kegiatan ekstrakurikuler, sehingga dalam pelaksanaannya kerap menggunakan waktu belajar anak. Sebagai contoh, dalam kegiatan ekstrakurikuler drumband yaitu menggunakan jam belajar pada hari Sabtu pada jam belajar efektif. Selain itu, kurang kondusifnya kegiatan belajar mengajar karena tidak teraturnya wali murid yang menunggu anaknya dengan tidak memanfaatkan ruang tunggu. 2) Pada TK Patra V Pondok Ranji, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sangat kondusif. Selain letrak gedung yang cukup jauh dari
  • 61. 58 keramaian lalu lintas, orang tua yang menunggu anaknya pun terlihat tertib di ruang tunggu sehingga tidak mengganggu proses belajar anak. 2. Materi belajar TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji sama-sama menggunakan kurikulum 2004 sistem kurikulum berbasis kompetensi, hanya saja dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya yang berbeda. Karena di TK Bhayangkari XI menggunakan sistem CRI yang melibatkan keluarga atau orang tua di kelas, sedangkan di TK Patrra V dalam proses belajar mengajar, orang tua/ keluarga tidak diikutsertakan dalam kelas-kelas. Berikut ini adalah kegiatan intrakurikuler di TK Bhayangkari XI Ciputat: Tabel 17 Kurikulum TK Bhayangkari XI Ciputat ALOKASI WAKTUSmt TEMA TK A TK B I 1. Diri Sendiri (Aku dan Panca Indera) 4 4 2. Lingkunganku (Keluargaku, Rumahku dan Sekolah) 3 3 3. Kebutuhanku (Makanan, Minuman, Pakaian, Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan) 7 7 4. Binatang 3 3 5. Taman 3 3 II 6. Rekreasi (Kendaraan, Pesisir dan Pegunungan) 5 5 7. Pekerjaan 3 3 8. Air, Udara dan Api 2 2 9. Alat Komunikasi 1 1 10. Tanah Airku (Negaraku, Kehidupan di kota 4 4
  • 62. 59 dan Kehidupan di desa) 11. Alam Semesta (Matahari, Bulan, Bintang, Bumi, Langit dan Gejala Alam) 3 3 Jumlah 38 38 Tabel 18 Kurikulum TK Patra V Pondok Ranji ALOKASI WAKTUSmt TEMA TK A TK B I 1. Diri Sendiri (Aku dan Panca Indera) 3 3 2. Lingkunganku (Keluargaku, Rumahku dan Sekolah) 4 4 3. Kebutuhanku (Makanan, Minuman, Pakaian, Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan) 4 4 4. Binatang 3 3 5. Taman 3 3 II 6. Rekreasi (Kendaraan, Pesisir dan Pegunungan) 4 4 7. Pekerjaan 3 3 8. Air, Udara dan Api 2 2 9. Alat Komunikasi 3 3 10. Tanah Airku (Negaraku, Kehidupan di kota dan Kehidupan di desa) 3 3 11. Alam Semesta (Matahari, Bulan, Bintang, Bumi, Langit dan Gejala Alam) 3 3 Jumlah 35 35 Berdasarkan kedua tabel di atas, jelas terlihat pada jumlah alokasi waktu dalam satu tahun pelajaran (2 Semester) yaitu pada TK Bhayangkari XI lebih banyak 4 minggu dari standar kurikulum Taman Kanak-kanak, sedangkan pada TK Patra V hanya lebih satu minggu. Karena berdasarkan ketentuan kurikulum untuk Taman Kanak-kanak dari Diknas, minggu efektif
  • 63. 60 dalam satu tahun pelajaran adalah 34 minggu dengan jam belajar efektif per hari adalah 2,5 jam (150 menit). Penetapan minggu efektif pada TK Bhayangkari XI Ciputat tidak terealisasi dengan baik, karena kurangnya manajemen waktu. Untuk TK Patra V Pondok Ranji, dalam hal pengadaan dan penyajian materi berdasarkan kurikulum yang sudah ada lebih terencana sehingga materi yang sudah ada tersampaikan kepada anak didik. 3. Metode Pengajaran TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di TK Bhayangkari XI Ciputat bahwa metode mengajar yang digunakan harus bervariasi, diantaranya yaitu metode Tanya jawab, permainan, becerita, karya wisata, bernyanyi dan lain sebagainya. Tetapi metode yang paling disenangi oleh anak-anak yaitu metode bercerita. Karena pasalnya bahwa dengan menggunakan media apapun, apabila diawali dengan bercerita, anak-anak pasti merasa senang.6 Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya dipadukan dengan sistem belajar CRI (Children’s Resources International) yaitu sistem pembelajaran yang berpusat pada anak, di mana dalam pelaksanaannya melibatkan peran orang tua untuk ikut serta dalam kelas-kelas, yang sudah diatur berdasarkan jadwal. 6 Widyawati, Guru TK Bhayangkari XI Ciputat, Wawancara Pribadi, Ciputat, 01 Mei 2006
  • 64. 61 Pada TK Patra V Pondok Ranji, kegiatan belajar lebih mengutamakan keaktifan dan kreatifitas anak dengan metode belajar sambil bermain, bermain seraya belajar.7 Sama seperti pada TK Bhayangkari XI, guru di TK Patra V juga menggunakan metode belajar yang bervariasi tergantung tema, situasi dan kondisi anak-anak.8 Metode bervariasi digunakan untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan anak dalam belajar. Metode karyawisata yang pernah dilakukan TK Patra V Pondok Ranji di antaranya yaitu outing ke gelanggang samudera Ancol (TMII), kunjungan ke pabrik roti “Banana Cake”, kunjungan ke MC. Donald. Selain itu, TK Patra V Pondok Ranji juga sudah melakukan kerjasama dengan lembaga non-pendidikan lain di antaranya yaitu dengan puskesmas dan polisi (POLSEK) dengan tema “Polisi Sahabat Anak”. Walaupun TK Bhayangkari XI Ciputat sudah menggunakan sistem belajar CRI (Children’s Resources International), yaitu sistem pembelajaran yang berpusat pada anak dengan mengikut sertakan wali murid dalam kelas- kelas, tetapi dalam pelaksanaannya sangat jarang sekali wali murid datang dan masuk kedalam kelas untuk turut serta dalam kegiatan belajar anak. 7 Suwarsih, Kepsek TK Patra V Pondok Ranji, Wawancara Pribadi, Pondok Ranji, 17 April 2006 8 Sayyidatun, Guru TK Patra V Pondok Ranji, Wawancara Pribadi, Pondok Ranji, 11 April 2006
  • 65. 62 TK Patra V Pondok Ranji harus lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan metode belajar supaya dalam proses pembelajarannya anak tidak cepat merasa bosan dan jenuh. 4. Media Belajar TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji Media belajar pada TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji terdapat sepuluh media belajar berdasarkan area. Berikut adalah media belajar pada TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji. Tabel 19 Media belajar pada TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji. No Media Belajar/ Area TK Bhayangkari XI Ciputat TK Patra V Pondok Ranji 1 Media Baca Tulis Ada Ada 2 Media Berhitung/ Matematika Ada Ada 3 Media IPA & SAINS Ada Ada 4 Area Bahasa Ada Ada 5 Area Drama Ada Ada 6 Area Musik Ada Ada 7 Area Seni Ada Ada 8 Area Balok Ada Ada 9 Area Pasir dan Air Ada Ada 10 Area Agama Ada Ada Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di TK Bhayangkari XI Ciputat, dari segi pengadaan peralatan bermain sudah cukup lengkap untuk standar Taman Kanak-Kanak, hanya saja perlu diperhatikan
  • 66. 63 dalam hal penataannya sehingga anak merasa nyaman ketika menggunakannya. Sedangkan di TK Patra V Pondok Ranji, media belajar pada masing-masing area sudah dilengkapi dengan penataan yang cukup rapih. Hal tersebut dapat membuat anak nyaman ketika berada didalam ruangan. Media belajar merupakan bagian dari sumber belajar dimana termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya dan sebagainya. Perpustakaan berfungsi sebagai jantung sekolah yang di dalamnya berisi berbagai informasi yang dapat membantu mengembangkan diri sertiap orang. Pada TK Bhayangkari XI Ciputat, fasilitas perpustakaan tidak tersedia. Akan tetapi, pada setiap kelas disediakan rak buku kecil yang mereka sebut perpustakaan mini dengan jumlah buku yang sangat terbatas, sehingga kreatifitas anak kurang berkembang. Selain itu, media elektronik seperti televisi tidak ada, padahal media tersebut sangat membantu dalam menambah pengetahuan anak terutama dari segi visualisasi, misalnya tentang perilaku binatang laut, binatang buas, dan lain sebagainya. TK Patra V Pondok Ranji mempunyai tempat khusus untuk apotik hidup. Itu merupakan salah satu tempat belajar ilmiah untuk anak dalam mengenal berbagai macam bentuk dan kegunaan rempah-rempah. Selain itu,
  • 67. 64 TK Patra V Pondok Ranji menyediakan perpustakaan yang cukup lengkap dengan koleksi buku + 500 buku. Tetapi, TK Patra V belum mempunyai tenaga perpustakaan khusus, yang sementara masih dipegang oleh guru. 5. Sistem Evaluasi TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji Sistem evaluasi yang digunakan pada TK Bhayangkari XI Ciputat diantaranya yaitu dengan melakukan pengamatan langsung, yang kemudian dimasukkan ke dalam buku pengamatan anak setiap harinya, evaluasi hanya untuk anak-anak yang menonjol saja. Kemudian untuk catatan anekdot, sedikitnya satu observasi/ pengamatan dilakukan setiap 6 minggu sekali atau pada saat guru melihat perubahan tingkah laku anak yang signifikan/ berarti. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan sikap anak yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak dalam kegiatan sehari-hari secara terus-menerus. Sedangkan pencatatan anekdot merupakan sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu. Pada TK Patra V Pondok Ranji, evaluasi dilakukan dengan cara mengobservasi anak dalam kegiatan bermain dan belajarnya. Evaluasi dilakukan setiap hari setelah selesai proses belajar mengajar yang meliputi aspek pembiasaan, kognitif, fisikmotorik, seni, bahasa yang dimasukkan pada Satuan Kegiatan Harian. Sementara untuk laporan perkembangan anak kepada orang tua yaitu dalam bentuk Buku Laporan Pribadi (Raport) yang diberikan pada setiap semester, yang penilaiannya berbentuk narasi.
  • 68. 65 Sementara untuk alat penilaian yang digunakan oleh TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain: a. Portofolio yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat menggambarkan sejauh mana keterampilan anak berkembang. b. Unjuk Kerja (Performance) merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olah raga dan memperagakan sesuatu. c. Penugasan (Project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Misalnya melakukan percobaan dengan menanam biji-bijian. d. Hasil Karya (Product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan. Pada dasarnya proses penilaian yang dilakukan pada kedua TK tersebut sama dengan penilaian yang dilakukan TK pada umumnya. Hanya saja perbedaannya terletak pada waktu dan bagaimana guru tersebut melaksanakan evaluasi secara teliti dan komprehensif. Dalam hal ini, guru dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, khususnya dalam melakukan evaluasi perkembangan anak.
  • 69. 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini yang dilaksanakan di TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi manajemen kurikulum di TK Bhayangkari XI Ciputat telah berjalan cukup baik. Aspek-aspek manajemen kurikulum seperti perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dibuat dan dilaksanakan. Akan tetapi aspek pengawasan tidak dibuat perencanaan terlebih dahulu yaitu hanya bersifat insidental. Meskipun demikian, di TK Bhayangkari XI Ciputat telah menggunakan metode belajar CRI (Children’s Resources International) yaitu sistem belajar yang berpusat pada anak yang melibatkan peran orang tua secara langsung dalam proses belajar di kelas. Media yang di gunakan dalam proses belajar mengajar terbagi dalam 10 area belajar yang masing-masingnya di lengkapi dengan media yang cukup memadai. Alat evaluasi yang di gunakan adalah Portofolio, unjuk kerja (Performance), Penugasan (Project) dan hasil karya anak. 2. Pada TK Patra V Pondok Ranji, secara keseluruhan manajemennya baik. Aspek kurikulum dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga evaluasi sudah dibuat dan dilaksanakan. Sama seperti TK Bhayangkari XI,
  • 70. 67 TK Patra V Pondok Ranji memanfaatkan tema sebagai materi pembelajaran berdasarkan kurikulum diknas sistem KBK. Media yang di gunakan terbagi dalam 10 area belajar. Pada masing-masing area tersebut sudah di lengkapi denan media belajar yang menunjang proses pembelajaran anak. Metode belajar yang di terapkan yaitu belajar sambil bermain, bermain seraya belajar yang lebih mengutamakan keaktifan dan kreativitas anak. Evaluasi dilakukan dengan pengamatan (observasi), catatan anekdot dan penugasan. TK Patra V Pondok Ranji berusaha menerapkan sistem pendidikan anak usia dini yang sebenarnya. 3. Rekapitulasi hasil penelitian di dua objek penelitian No Komponen TK Bhayangkari XI Ciputat TK Patra V Pondok Ranji 1 Perencanaan a. Program pengajaran tahunan dan semester b. SKH dan SKM c. Program evaluasi Dilaksanakan Dibuat dan dilaksanakan Dibuat dan dilaksanakan Dibuat dan dilaksanakan Dibuat dan dilaksanakan Dibuat dan dilaksanakan 2 Pelaksanaan a. Pengorganisasian siswa dan pengkondisian kelas b. Penyajikan materi sesuai dengan alokasi waktu c. Penggunaan metode dan media yang efektif dan efisien Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan 3 Pengawasan pelaksanaan program kurikulum Insidental dan dilaksanakan Terencana dan dilaksanakan 4 Evaluasi program kurikulum Dilaksanakan Dilaksanakan
  • 71. 68 B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan skripsi ini, beberapa saran yang akan disampaikan adalah: 1. Bagi TK Bhayangkari XI Ciputat, hendaknya melaksanakan seluruh aspek manajemen kurikulum khususnya pengawasan. Pengawasan harus dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Selain itu, manajemen administrasi sekolah masih perlu dibenahi. Data-data tertulis penting untuk memantau perkembangan sekolah dan pencapaian tujuan dari program yang telah disusun. 2. Bagi TK Patra V Pondok Ranji, kerjasama dengan orang tua siswa perlu ditingkatkan, karena hal itu sangat mempengaruhi tingkat perkembangan pada anak didik. 3. Bagi Yayasan yang menaungi TK Bhayangkari XI Ciputat dan TK Patra V Pondok Ranji hendaknya melengkapi kekurangan jumlah tenaga pengajar dan mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan potensi guru. 4. Bagi pemerintah, hendaknya memberikan bantuan dan pembinaan secara berkala dan berkesinambungan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.
  • 72. 69 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penilaian, Jakarta, Rineka Cipta, 1993, Cet. ke-20 Atmodiwiro, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Ardadizya Jaya, 2000, Cet. ke-1 Bahri Djamarah, Syaiful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta, Rineka Cipta, 2000 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar (Taman Kanak- Kanak dan Raudlatul Athfal (TK & RA)), Jakarta, Depdiknas, 2004 Fajar, Maulana, Haji, Mendidik Anak Sejak Dini Menuju Anak yang Kreatif, Surabaya, Jawara Offset, 2002 Fuaddudin, dan Sukama Karya, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta, Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, 1995 Hasibuan, Malayu SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, CV. Haji Masagung, 1994, Cet. ke-4 ___________________, Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah), Jakarta, CV. Haji Masagung, 1993 Indrakusuma, Amir Daien, Drs, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya, Penerbit Usaha Nasional, 1973 Isawi, Abdurrahman, Serial Psikologi Islam (Anak Dalam Keluarga), Jakarta, Studia Press, 1994, Cet. ke-1 Magazine, Mahjubah, Terj. Yudi, Kurniawan, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, Jakarta, CV. Firdaus, 1993 Megawangi, Ratna, et. al., Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan, Jakarta, Indonesia Heritage Foundation, 2004, Cet. ke-1 Moeslichatun R., M. Pd, Dra, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2004, Cet. ke-2 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2004, Cet. ke-20
  • 73. 70 Munandar, SC Utami, Dr., Prof., Psikologi Perkembangan Pribadi dari bayi Sampai Lanjut Usia, Jakarta, Penerbit UI, 2001 Nurdiyantoro, Burhan, Dasar Pengembangan Kurikulum TK, Jogjakarta, BPFE, 1985 Patmonodewo, Soemiarti, DR, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta , Penerbit Rineka Cipta, 2003, Cet. ke-2 Purwanto, M Ngalim, MP, Drs, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, Rosda Karya, 2004, Cet. ke-14 Rahman, Hibana S, M. Pd, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jogjakarta, PGTKI Press Riyanto, Theo, FIC dan Handoko, Martin, FIC , Pendidikan Pada Usia Dini, Jakarta, Grasindo, 2004 Sabri, Alisuf, H.M, Drs, Ilmu Pendidikan, Jakarta, CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999 Sudjana, S, SPd, Med, Phd, H.D, Prof, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan SDM, Bandung, Penerbit Falah Production, 2000 Sudono, Anggani, Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini, PT Grasindo, 2000, Cet. ke-1 Syaodih Sukmadinata, Nana, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), Bandung, Remaja Rosda Karya, 2004 Tangyong, Agus F, dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994, Cet. ke-2 Tim Dosen FIP- IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya, Penerbit Usaha Nasional, 1981 Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional