buku
Edisi Asli Bahasa Inggris
Judul: Visioneering
Penulis: Andy Stanley
Penerbit: Multnomah
Tahun terbit: 1999
Edisi Terjemahan Bahasa Indonesia
Judul: Visioneering
Penerbit: Yayasan Andi
Tahun terbit: 2002, 2011
daftar isi
Pendahuluan
1. Visi itu Dilahirkan
2. Berdoa dan
Merencanakan
3. Tempatkan Diri Anda
4. Allah yang Memberi Tahu
Bgmn Melakukannya
5. Iman, Materi yang
Penting
6. Membuat Inventaris
7. Mengumumkan Visi
Anda, #1
8. Mengumumkan Visi
Anda, #2
9. Kekuatan Visi
10. Visi Memiliki Harga
11. Menanggapi Kritik
12. Keterpaduan
13. Otoritas Moral
14. Gangguan-gangguan
15. Kehidupan yang Tidak
Mudah Dipahami
16. Akhir dari Proses
17. Mempertahankan Jalan
yang Sedang Anda
Tempuh
18. Mandat Pemimpin
Kesimpulan
Visioneering adalah proses untuk membangun
dan memertahankan visi. Dengan gaya yang
hangat dan membumi, Andy Stanley
mengeksplorasi dan mengambil prinsip-prinsip
dari kehidupan Nehemia dan visi yang diberikan
Tuhan kepadanya.
Andy Stanley mendorong kita untuk menemukan
visi Tuhan bagi setiap peran dalam hidup kita. Ini
berlaku baik bagi orang tua dengan visi atas anak-
anaknya maupun bagi CEO yang mengejar visi
organisasinya.
Visioneering merupakan sarana yang sangat baik
untuk menemukan dan memertahankan tujuan
unik Tuhan bagi hidup kita.
sinopsis
Pendeta, pengajar, dan pendiri North Point
Ministries. NPM merupakan salah satu
organisasi yang paling cepat berkembang dan
berpengaruh di Amerika. Setiap hari Minggu,
lebih dari 20.000 orang dewasa menghadiri
kebaktian di salah satu dari tiga kampus gereja
NPM di wilayah Atlanta.
Penulis buku-buku terlaris. Buku-bukunya antara
lain The Principle of the Path, Making Vision
Stick, Communicating for a Change,
Visioneering, Next Generation Leader, dll.
Bersama istrinya, Sandra, tinggal di Alpharetta,
Georgia, dengan tiga anak.
penulis
Andy Stanley
Visioneering adalah buku terbaik
mengenai visi yang pernah saya
baca. Buku ini akan menempatkan
Anda di jalan yang benar dalam
menemukan tujuan Tuhan dalam
hidup Anda.
Dalam kursus saya “The Vision of
the Leader”, saya lebih banyak
mengutip dari buku ini dibanding-
kan dengan buku-buku lain.
Visioneering seharusnya ada di rak
buku setiap pemimpin
gereja, pemimpin bisnis, dan
orang tua.
Visioneering (vision + engineering)
adalah proses dalam
menemukan, menjalankan, dan
mewujudkan sebuah visi.
Visi adalah suatu gambaran mental
yang jelas mengenai apa yang bisa
(could be) terjadi, yang didorong
oleh keyakinan bahwa hal tersebut
harus (should be) terjadi.
Hidup adalah sebuah perjalanan. Setiap
perjalanan memiliki tujuan. Yang
dimaksud bukanlah surga dan neraka
tetapi tujuan Anda dalam hidup ini, di
mana Anda berakhir dalam berbagai peran
yang Anda mainkan, dalam hidup
pribadi, keluarga, profesi, rohani, dll.
Setiap orang berakhir di suatu titik dalam
hidupnya. Beberapa orang berakhir di
suatu tempat dengan sengaja. Mereka
adalah orang-orang yang memiliki visi.
Visi berfungsi sebagai peta
perjalanan. Visi akan
menyederhanakan pengambilan
keputusan.
Segala sesuatu yang
menggerakkan kita ke arah
perwujudan visi akan mendapat
lampu hijau.
Segala sesuatu yang lain akan
didekati dengan hati-hati.
Visi bersifat unik untuk Anda. Tidak ada
orang yang memiliki kegairahan khusus
Anda atas apa yang dapat terjadi.
Orang lain mungkin akan menghargai,
mendukung, dan bekerja sama dengan
Anda pada bidang-bidang di mana visi
Anda sama dengan visi mereka. Tetapi
visi Anda unik bagi Anda.
Keunikan ini memberikan tujuan bagi
hidup Anda. Anda memiliki sebuah alasan
untuk bangun tidur setiap hari dan
bekerja memberi buah.
Visi selalu disertai dengan
emosi yang kuat.
Semakin jelas visinya,
semakin kuat pula emosi
yang mengikutinya.
Visi tidak dapat dihasilkan
dari menjalankan kewajiban.
Gairah, ya. Perintah, tidak.
Apakah perbedaan antara bekerja
mengisi karung-karung pasir
dengan membuat tanggul untuk
menyelamatkan sebuah kota?
Para pembangun tanggul adalah
kelompok yang memiliki gairah.
Menyelamatkan sebuah kota cukup
untuk membuat Anda terus bekerja
sepanjang malam.
Tetapi jika aktivitas mengisi karung
dengan pasir hanya demi terisinya
karung-karung tersebut, maka hal ini
akan menyebabkan Anda tidak sabar
menanti kegiatan itu akan berakhir.
Tugas-tugas yang kelihatannya
paling tidak hidup, remeh-
temeh, atau rutin sekalipun
bisa ‘terasa’ enak ketika
dikaitkan dengan sebuah visi.
Melalui jalur visi, perasaan-
perasaan yang tersedia untuk
masa depan dialirkan mundur
ke kenyataan kita pada saat ini.
Orang-orang yang didorong oleh
visi adalah orang-orang yang
bergairah. Tunjukkan pada saya
orang yang kurang memiliki
motivasi, maka saya akan
menunjukkan kepada Anda orang
dengan sedikit atau bahkan tanpa
visi. Mereka mungkin memiliki
ide-ide atau mimpi-mimpi. Tetapi
yang jelas bukan visi.
Sebuah visi yang jelas akan
menunjukkan apa yang penting
dari jadwal dan pola hidup Anda.
Sekali Anda memperjelas visi-visi
Anda, ada banyak keputusan yang
telah siap untuk dibuat.
Tanpa visi, hal-hal yang baik akan
menghalangi Anda dalam
mencapai hal-hal yang terbaik.
Orang yang tidak memiliki visi yang jelas
akan mudah dibelokkan. Mereka
memiliki kecenderungan untuk beralih
dari aktivitas, kesenangan, atau
hubungan yang satu ke yang lain.
Tanpa visi tidak ada pedoman dalam
pengambilan keputusan. Akibatnya
mereka sering membuat keputusan-
keputusan yang bodoh. Keputusan-
keputusan yang merampas mereka dari
kehidupan yang mereka dambakan.
Anda mungkin pernah mendengar
atau membaca hal semacam ini
sebelumnya. Jenis buku-buku
pengembangan diri (self-help) penuh
dengan promosi semacam ini.
Bahan-bahan yang berkaitan dengan
penetapan sasaran (goal setting) ini
intinya mengatakan: Mimpikan apa
yang mau dicapai, fokuskan hidup,
dan percayalah, maka Anda dapat
mencapainya!
Mengumpulkan uang atau barang adalah
bentuk visi juga. Tetapi visi semacam ini akan
menyebabkan kita terus bertanya-tanya:
apakah di dalam hidup ada yang lebih dari
sekedar ini? Apa yang sebenarnya dapat—
dan seharusnya telah dilakukan—dalam
keberadaan kita yang singkat di atas bumi ini?
“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya
itu.” (LUKAS 12:15)
Visi dan pengejaran-pengejaran
pribadi Anda—tidak peduli semenan-
tang dan semenuntut apa pun—
tidak akan memenuhkan hidup Anda.
Sebab dua kali umat-Ku berbuat
jahat: mereka meninggalkan
Aku, sumber air yang hidup, untuk
menggali kolam bagi mereka
sendiri, yakni kolam yang
bocor, yang tidak dapat menahan
Dunia ini menawarkan banyak pilihan
visi yang bisa dikejar. Sebagai orang
yang telah ditebus ketika menerima
Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat,
kita tidak memiliki hak untuk
mengambil talenta, kemampuan,
pengalaman, kesempatan, serta
pendidikan kita dan kemudian
menuju ke arah yang kita suka. Kita
kehilangan hak itu di salib Kristus!
Kita telah kehilangan hak untuk
menentukan masa depan kita
sendiri, karena kita bukan milik
kita sendiri.
Sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar:
Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu! (1 KOR 6:20)
Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di
dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam
Anak Allah yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri-Nya untuk aku.
(GALATIA 2:19b-20)
Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi
hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk
Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan
untuk mereka. (2 KORINTUS 5:15)
Memuliakan Allah mencakup usaha untuk
menemukan visi-Nya tentang apa yang bisa
dan seharusnya terjadi dalam hidup kita.
Kita telah diciptakan dan diciptakan-ulang
dengan tujuan-tujuan yang ada dalam
pikiran Allah.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan
dalam Kristus Yesus untuk melakukan
pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di
dalamnya. (EFESUS 2:10)
Kita kehilangan hak untuk
menentukan visi kita sendiri.
Kita juga tidak berhak untuk hidup
tanpa visi.
Pikirkan ini: Jika Allah memiliki sebuah
visi mengenai apa yang harus Anda
lakukan dengan jatah tahun-tahun
Anda, Anda sebaiknya masuk di
dalamnya. Alangkah tragisnya jika kita
melewatkan hal itu.
Maka kata tuannya itu
kepadanya: BAIK sekali
perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia
dalam perkara kecil, aku
akan memberikan
kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar.
Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan
tuanmu. (MATIUS 25:21)
Tetapi firman Allah
kepadanya: Hai
engkau orang
BODOH, pada malam
ini juga jiwamu akan
diambil dari
padamu, dan apa
yang telah
kausediakan, untuk
siapakah itu nanti?
Only one life,
twill soon be past,
only what’s done
for Christ will last.
Hanya ada satu kehidupan,
Yang akan segera berlalu,
Hanya yang kita lakukan bagi
Kristus yang bernilai tetap. +
Prinsip-prinsip dari kehidupan Nehemia:
1. Visi berawal dari kepedulian.
2. Visi tidak selalu memerlukan tindakan segera.
3. Berdoalah agar dibukakan peluang dan buatlah
rencana seolah-olah Tuhan menjawab doa Anda.
4. Allah sedang menggunakan berbagai situasi untuk
menempatkan dan mempersiapkan Anda dalam
mencapai visi-Nya bagi hidup Anda.
5. Apa yang Allah mulai, Dia juga yang akan
mengaturnya.
6. Bertindaklah sebelum Anda bicara; selidikilah
sebelum Anda memulainya.
7. Komunikasikanlah visi Anda sebagai solusi atas
masalah yang harus segera ditangani.
8. Sampaikan visi Anda kepada orang yang tepat pada
saat yang tepat.
9. Jangan mengharapkan orang lain untuk mengambil
risiko atau membuat pengorbanan yang lebih besar
dari yang Anda lakukan.
10.Jangan mencampuradukkan rencana Anda dengan
visi Allah.
11.Visi bersifat terus-menerus dipertajam—tidak
berubah; rencanalah yang diperbaiki—jarang sekali
tetap sama.
12.Tanggapilah kritik dengan doa, mengingat Allah,
dan jika perlu, merevisi rencana Anda.
13.Visi tumbuh subur dalam lingkungan yang bersatu,
tetapi mati dalam lingkungan yang terpecah-belah.
14. Tinggalkan visi sebelum Anda meninggalkan
otoritas moral Anda.
15. Jangan sampai Anda dibelokkan.
16. Ada potensi ilahi di dalam semua hal yang
menjadi visi Anda untuk dilakukan.
17. Tujuan akhir dari visi yang diberikan Allah adalah
Allah sendiri.
18. Memelihara visi mengharuskan kita berpegang
pada sekumpulan keyakinan dan perilaku inti.
19. Visi memerlukan perhatian yang terus-menerus.
20. Mempertahankan visi menuntut kepemimpinan
yang berani.