IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRATION GOOGLEMAP - (IJCCS) - Vol 5, No 2 (2011)

Yazid Muchlisin
Yazid MuchlisinFounder and CEO em Shareface

IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRATION GOOGLEMAP - Indonesian Journal of Computing and Cybernetics Systems (IJCCS) - Vol 5, No 2 (2011)

IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011

Abstract— Vehicle tracking system using GPS and
GPRS integration googlemap provide information that
is maximized with the technology of GPS (Global
Positioning System) receiver which can indicate the
position of the vehicle with the map and the ability of
the appointment of direction and position coordinates
(x, y or latitude, longitude) textually and visual at any
location. Vehicle tracking system is built using
equipment GIS (Geographic Information System) and
dedicated to smartphones which support Global
Positioning System (GPS), as well as portable
computers, using General Packet Radio Service
(GPRS) as a connection to the internet. The hardware
used is a smartphone that supports GPS with
supporting tools used are GoogleMaps, Notepad + +,
NetBeans IDE 6.5.1, Mysql, Java (J2ME), PHP,
JavaScript.
The results of this system in the form of tracking
system capable of monitoring the movement of
vehicles on an ongoing position by utilizing GPS and
GPRS as the sender of the wireless data and Internet
connections.
Keywords— GIS, GPS, GPRS, googlemaps,
J2ME,
1. PENDAHULUAN
eiring dengan perkembangan zaman dan
perekonomian di dunia peningkatan jumlah
kendaraan bermotor yang sangat signifikan
dewasa ini berpotensi menimbulkan
ketidakteraturan, pelanggaran rambu lalulintas,
pelanggaran jalur kendaraan, dan pencurian
kendaraan, baik kendaraan yang sedang bergerak
maupun yang sedang diparkir, untuk kelancaran,
keamanan dan manajemen target yang bergerak
seperti mobil, truk, bus, pesawat terbang dan
sebagainya, diperlukan suatu sistem pengontrolan
dan pengawasan objek bergerak dari tempat lain
melalui jalur komunikasi jarak jauh, seperti
tracking armada taksi, tracking untuk jasa rental
mobil, tracking untuk truk pengangkut sembako,
Yazid Dul Muchlisin , Mahasiswa S2 Ilmu Komputer UGM, e-
mail: yazid.bcom@gmail.com
Jazi Eko Istiyanto, staf pengajar Jurusan Ilmu Komputer dan
Elektronika dan Ketua Jurusan Fisika, FMIPA UGM, Kantor:
FMIPA-UGM, website: http://jazi.staff.ugm.ac.id, e-mail:
jazi@ugm.ac.id.
tracking untuk jalur kereta api, tracking untuk
jalur pesawat terbang (airplane tracking) dan
sebagainya, merupakan objek serta target yang
perlu diawasi dan dimonitor supaya berjalan
sebagaimana mestinya.
Hal ini penting, karena pihak yang
mempunyai objek bergerak yaitu kendaraan
bermotor tidak bisa mengontrol dan mengawasi
sendiri, apalagi biaya masih relatif mahal,
khususnya pada biaya transfer data posisi.
Pendekatan teknologi pada kondisi ini dapat
dipenuhi dengan adanya sistem pelacakan
kendaraan bermotor yang merupakan salah satu
dari sekian banyak jenis teknologi informasi yang
berkembang dewasa ini.
Dalam hal ini, diperlukan sebuah teknologi
yang dapat membantu dalam memonitoring
secara terus menerus pergerakan kendaraan (fleet
management system) yang dapat dipantau dari
jarak jauh yang berbasis sistem pelacakan
kendaraan bermotor secara real time.
2. METODE PENELITIAN
Penyusunan penelitian ini menggunakan
teknik antara lain:
1. Studi Literatur
Mengumpulkan informasi dari website di
internet sebagai bahan referensi untuk
menunjang penyusunan penelitian ini.
2. Metode Pengembangan sistem yang meliputi
analisis, desain, implementasi. Pembuatan
aplikasi ini menggunakan perangkat lunak
dan perangkat keras yaitu:
a. Google map
b. Smartphone yang support GPS
c. Java ( J2ME )
d. JavaScript
e. Notepad++
f. PHP
g. Mysql
h. NetBeans IDE 6.5.1
2.1 Konsep mobile GIS (Geographical
Information System)
Perubahan penggunaan informasi geografis
salah satunya disebabkan oleh perkembangan
teknologi informasi berupa perubahan dari GIS
Y. Dul Muchlisin dan J. Eko Istiyanto
Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor
Menggunakan Gps Dan Gprs Dengan Integrasi Googlemap
S
76
YD. Muchlisin, Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor
berbasis komputer di kantor ke tangan pengguna.
Kombinasi mobilitas, koneksi tanpa kabel, dan
fungsionalitas dasar GIS, yaitu penyimpanan,
pencarian kembali, analisis, dan penampilan data
kartografi yang membentuk suatu sistem mobile
GIS, memungkinkan pencarian informasi di
manapun dan kapanpun [1].
Mobile GIS merupakan integrasi antara tiga
teknologi, yaitu perangkat lunak GIS, teknologi
Global Positioning System (GPS), dan perangkat
alat komunikasi genggam. Teknologi tersebut
membuat basis data yang dapat diakses oleh
personil di lapangan secara langsung di segala
tempat dan waktu. Sistem ini dapat menambah
informasi secara real-time ke basis data dan
aplikasinya dalam hal kecepatan akses, tampilan,
dan penentuan keputusan [1].
Mobile GIS adalah perpaduan dari teknologi
GIS, Mobile hardware dengan perangkat
lunaknya, Global Positioniong System (GPS) dan
komunikasi wireless untuk akses ke internet GIS.
Mobile GIS menawarkan fleksibilitas yang besar,
memungkinkan pengguna memperoleh hasil
secara cepat sesuai dengan kebutuhan mereka.
Mobile GIS menyediakan akses data dari segala
tempat dan di kapanpun keberadaan pengguna.
Adapun beberapa komponen yang bergabung
membentu mobile GIS, yaitu mobile client,
jaringan tanpa kabel, dan server. Mobile client
berupa perekam data posisi misalnya GPS, yang
mana pergerakan mobile dengan GPS yang
diperoleh dan dengan GSM dapat mengirimkan
posisi geografis ke server melalui Short Message
Service (SMS) atau dalam kondisi lain dimana
orang yang membawa PDA yang di dalamnya
sudah terinstal Palm OS atau Windows CE
dengan dilengkapi GPS. PDA tersebut dapat
menunjukkan peta digital beserta koordinatnya
dengan mengkomunikasikan dengan server
melalui jaringan tanpa kabel. Jaringan tersebut
dapat melalui Global System for Mobile
Communication (GSM), General Pocket Radio
System (GPRS), Code Division Multiple Access
(CDMA) yang mendukung transmisi digital [2].
2.2 Global Positioning System (GPS)
GPS merupakan sistem navigasi satelit yang
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat untuk keperluan sipil dan militer
dalam hal penentuan posisi tiga dimensi. Sistem
ini untuk mendapatkan posisi secara cepat dan
tepat. GPS dapat digunakan dalam pengukuran di
segala jenis cuaca pada siang atau malam hari.
GPS terdiri dari tiga segmen utama yaitu segmen
angkasa yang terdiri dari satelit-satelit GPS,
segmen sistem kontrol yang terdiri dari stasiun
monitor dan kontrol satelit yang tersebar di
seluruh permukaan bumi, dan segmen pemakai
yang terdiri dari pengguna di darat,udara ataupun
laut [3].
Pada pengamatan posisi dengan GPS, setiap
satelit akan memancarkan sinyal atau gelombang
GPS dan akan diterima oleh receiver. Satelit GPS
memancarkan sinyal secara terus menerus yang
berisi informasi kepada pengguna tentang posisi
satelit yang bersangkutan yang dapat digunakan
untuk menentukan jarak satelit ke pengamat.
Dengan mengamati sinyal satelit dalam jumlah
dan waktu yang cukup, pengamat dapat
menentukan posisinya. Dari wilayah Indonesia
umumnya enam sampai sembilan satelit GPS
akan bisa ditangkap dengan sudut elevasi diatas
100. Satelit GPS memiliki 27 satelit yang
mengorbit pada 6 bidang orbit yang berbeda
dimana periode orbitnya selama 12 jam,
kecepatan 3,87 km/detik, setengah sumbu orbit
26.660 km, inklinasi 55o dan jarak rata-rata dari
kulit bumi model global (WGS’84) ke setiap
satelit adalah 20.200 km. Sudut pandang dari
satelit terhadap permukaan bumi sebesar 270.
GPS menggunakan sistem pengukuran one way
ranging. Sinyal GPS yang baru terdiri dari tujuh
kode sinyal yaitu L1 C/A, L1 P(Y), L1M, L2C,
L2 P(Y), L2 M, L5C. Blok satelit II memiliki 8
satelit, blok II-A memiliki 18 satelit, dan blok IIR
memiliki 1 satelit. Beberapa blok satelit yang
baru diluncurkan antara lain blok satelit IIR-M
pada tahun 2003 dan IIF pada tahun 2005 [4].
2.3 Segmen Kontrol
Segmen kontrol dari Global Positioning
System terdiri dari satu Master Control Station
(MCS) yang terletak di Falcon Air Force Base di
Colorado Springs, Colorado, dan lima stasiun
monitor yang terletak strategis di seluruh dunia.
Selain itu, Angkatan Udara mempertahankan tiga
primer tanah antena, terletak kurang lebih
berjarak sama di sekitar khatulistiwa. Dalam hal
beberapa kegagalan katastropik, ada juga dua
cadangan Master Control Stasiun, satu yang
terletak di Sunnyvale, California, dan lain di
Rockville, Maryland.
Stasiun monitor pasif melacak semua satelit
GPS terlihat oleh setelit pada setiap saat,
mengumpulkan sinyal data dari masing-masing.
Informasi ini kemudian diteruskan ke Master
Control Station pada Colorado Springs melalui
DSCS aman (Pertahanan Satelit Komunikasi
System) dimana posisi satelit ("ephemeris") dan
77
IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011
data jam-waktu diperkirakan dan diprediksi.
Master Stasiun Kontrol kemudian secara berkala
mengirimkan koreksi/pengecekan posisi dan data
jam-waktu ke antenna/pemancar yang sesuai
yang kemudian meng-upload data tersebut ke
setiap satelit. Kemudian satelit mengkoreksi
informasi pada pengiriman data sampai ke
pengguna. Urutan peristiwa ini terjadi setiap
beberapa jam untuk masing-masing satelit untuk
membantu memastikan bahwa setiap
kemungkinan kesalahan pada posisi atau jam bisa
diminimalkan. Seperti pada Gambar 1 [5].
Gambar 1 Segmen kontrol pada GPS 5French [5].
2.4 GPRS
GPRS menyediakan paket layanan GSM
untuk transmisi data dengan model paket dalam
sebuah PLMN. Model paket- switched, tidak ada
sambungan permanen yang dibentuk antara
selular dan jaringan eksternal selama transfer
data. Sebaliknya, dalam mode circuit-switched,
sambungan dibentuk selama jangka waktu
transfer antar entitas panggilan dan entitas yang
disebut. Dalam paket-mode switched, data
ditransfer dalam blok data, yang disebut paket.
Ketika transmisi paket yang dibutuhkan, saluran
radio sudah dialokasikan, namun dilepaskan
segera setelah. Metode ini meningkatkan
kapasitas jaringan. Memang, beberapa pengguna
dapat berbagi saluran yang diberikan, karena
tidak dialokasikan untuk single user dalam suatu
periode panggilan keseluruhan.
Salah satu tujuan utama dari GPRS adalah
untuk memfasilitasi interkoneksi antara ponsel
dan paket lain-jaringan diaktifkan, yang
membuka pintu ke dunia Internet. Dengan
diperkenalkannya mode paket, telepon seluler
dan bertemu Internet untuk menjadi teknologi
mobile Internet. Teknologi ini diperkenalkan di
telepon seluler memungkinkan pengguna untuk
memiliki akses ke layanan bernilai tambah baru,
termasuk:
1. Client-server layanan, yang memungkinkan
akses ke data yang disimpan dalam database.
Contoh yang paling terkenal ini adalah akses
ke World Wide Web (WWW) melalui
browser.
2. Layanan olahpesan, dimaksudkan untuk
komunikasi user-to-user antara pengguna
individu melalui server penyimpanan untuk
penanganan pesan. Multimedia Messaging
Service (MMS) adalah contoh dari aplikasi
messaging terkenal.
3. Real-time layanan percakapan, yang
menyediakan komunikasi dua arah secara
real-time. Sejumlah aplikasi Internet dan
multimedia membutuhkan skema ini seperti
voice over IP dan video conferencing.
4. Tele-tindakan jasa, yang ditandai dengan
transaksi pendek dan diperlukan untuk
layanan seperti SMS, pemantauan elektronik,
sistem pengawasan, dan transaksi undian.
GPRS memungkinkan untuk optimalisasi
sumber daya radio dengan menggunakan packet
switching untuk aplikasi data yang dapat
menyajikan karakteristik transmisi sebagai
berikut:
a. Jarang transmisi data, seperti ketika waktu
antara dua transmisi melebihi rata- rata
keterlambatan transfer (misalnya, layanan
pesan).
b. Sering transmisi blok data kecil, dalam proses
beberapa transaksi kurang dari 500 oktet per
menit (misalnya, men-download beberapa
halaman HTML dari aplikasi browsing).
c. Jarang blok transmisi data yang lebih besar,
dalam proses beberapa transaksi per jam
(misalnya, akses informasi yang tersimpan di
pusat-pusat database);
d. Asimetris throughput antara uplink dan
downlink, seperti untuk pengambilan data
pada server di mana uplink digunakan untuk
mengirimkan perintah sinyal dan downlink
digunakan untuk menerima data sebagai
respon dari permintaan (misalnya, WEB /
WAP browser).
Sebagai operator GPRS mengoptimalkan
sumber daya radio dengan berbagi mereka antara
beberapa pengguna, ia mampu mengusulkan
biaya lebih menarik untuk transmisi data dalam
mode GPRS daripada di circuit-switched mode.
Memang, faktur dalam circuit-switched mode
memperhitungkan waktu koneksi antara
pengguna menelepon dan pengguna menelepon.
bahwa transmisi data dipertukarkan dari ujung ke
ujung selama 20% dari waktu koneksi circuit-
switched. Sebagai contoh, pengguna WWW,
download sebuah halaman HTML diidentifikasi
dengan uniform resource locator (URL),
78
YD. Muchlisin, Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor
membaca isi dari halaman HTML, kemudian
download sebuah halaman HTML baru untuk
membaca. Dalam contoh ini tidak ada data yang
dipertukarkan dari ujung ke ujung antara dua
download halaman HTML. Untuk jenis aplikasi,
suatu faktur yang lebih tepat akan
memperhitungkan volume pertukaran data bukan
waktu koneksi circuit-switched. Dalam mode
paket, pengguna GPRS dapat dikenakan tagihan
sesuai dengan jenis layanan yang diminta,
volume data yang dipertukarkan [6].
2.4.1 Arsitektur jaringan GSM
Struktur jaringan GSM bergantung pada
beberapa entitas fungsional, yang telah
ditetapkan dalam hal fungsi dan interface. Ini
melibatkan tiga subsistem utama, masing-masing
unit fungsional yang mengandung dan saling
berhubungan dengan orang lain melalui
serangkaian interface standar. Bagian-bagian
utama dari jaringan GSM, seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Arsitektur umum dari jaringan GSM[6].
1. Mobile Stations(MS), terminal genggam.
2. Base station subsystem (BSS), yang
mengontrol hubungan radio dengan MS;
3. Network and switching subsystem (NSS), yang
mengelola fungsi koneksi beralih ke jaringan
publik lainnya tetap atau pelanggan jaringan
selular, dan menangani database yang
diperlukan untuk manajemen mobilitas dan
untuk data pelanggan. Seperti yang bisa
dilihat dari angka tersebut, dalam PLMN,
akses radio bagian jaringan (BSS) secara
logika terpisah dari jaringan inti (NSS),
untuk mempermudah standarisasi fungsi
yang berbeda. (Seurre dkk, 2003).
2.4.2 Mobile Stations (MS)
Mobile Stations (MS) terdiri dari Mobile
Equipmen (ME), dan SIM. Ini melakukan fungsi-
fungsi berikut:
1. Radio transmisi dan penerimaan.
2. Sumber dan channel coding dan decoding,
modulasi dan demodulasi sinyal.
3. Fungsi audio (amplifier, mikrofon, earphone).
4. Protokol untuk menangani fungsi radio :
kontrol daya, frekuensi hopping, aturan untuk
akses ke media radio.
5. Protokol untuk menangani call control dan
mobilitas.
6. Keamanan algoritma (teknik enkripsi).
SIM memungkinkan pengguna untuk
memiliki akses ke layanan berlangganan terlepas
dari terminal tertentu. Penyisipan dari kartu SIM
ke terminal manapun GSM memungkinkan
pengguna untuk menerima panggilan pada
terminal itu, untuk membuat panggilan dari
terminal itu, dan untuk menggunakan layanan
berlangganan lain. ME diidentifikasi dengan
International Mobile Equipment Identity (IMEI).
Kartu SIM berisi, di antara informasi lain,
International Mobile Subscriber Identity (IMSI)
yang digunakan untuk mengidentifikasi
pelanggan ke sistem, dan kunci rahasia untuk
otentikasi. IMEI dan IMSI adalah independen,
sehingga memungkinkan mobilitas pribadi [6].
2.4.3 Kelas-kelas GPRS MS (Mobile Station)
GPRS telah didefinisikan dalam Tiga kelas
yaitu: kelas A, kelas B, dan kelas C. Kelas
Sebuah ponsel dapat mendukung secara
bersamaan komunikasi di sirkuit mode switched
dan satu lagi di paket-mode switched. Hal ini
juga mampu mendeteksi dalam modus siaga
panggilan masuk di sirkuit atau paket-mode
switched.
Kelas B mobile dapat mendeteksi panggilan
masuk dalam mode circuit-switched atau dalam
modus packet-switched pada modus siaga tetapi
tidak dapat mendukung mereka secara
bersamaan. Panggilan sirkuit dan paket dilakukan
secara berurutan. Dalam beberapa konfigurasi
yang diinginkan oleh pengguna, komunikasi
GPRS dapat ditangguhkan dalam rangka untuk
melakukan komunikasi dalam circuit-switched
mode dan kemudian dapat dilanjutkan setelah
rilis komunikasi dalam circuit-switched mode.
Kelas C mendukung mobile baik komunikasi
dalam circuit-switched mode atau dalam paket-
switched mode namun tidak mampu secara
bersamaan mendukung komunikasi di kedua
mode. Hal ini tidak mampu mendeteksi secara
bersamaan panggilan masuk dalam circuit-
switched dan packet-switched mode selama
modus siaga. Jadi ponsel kelas C dikonfigurasi
79
IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011
baik dalam circuit-switched mode atau dalam
modus paket-switched. Konfigurasi mode yang
dipilih secara manual oleh pengguna atau secara
otomatis oleh aplikasi.
Sebuah mobile didefinisikan dalam kelas B
kelas A atau IMSI terlampir untuk layanan
GPRS, dan non-GPRS layanan sementara mobile
didefinisikan dalam kelas C adalah IMSI
terpasang jika beroperasi di circuit-switched
mode atau IMSI terlampir untuk layanan GPRS
jika beroperasi di dalam paket -switched mode.
(Catatan: Sebuah MS yang IMSI berarti melekat
yang terpasang ke jaringan GSM) [6].
2.5. Hubungan Client-Server
GPRS paket-transmisi modus bergantung
pada klien / server prinsip dari dunia komputer,
bukan memanggil / disebut prinsip yang
digunakan dalam domain telepon. Klien
mengirimkan permintaan ke server, yang proses
permintaan dan mengirimkan hasilnya ke klien.
Jadi ponsel mungkin dikonfigurasi sesuai dengan
aplikasi baik dalam mode client atau dalam mode
server.
Mobile dapat dikonfigurasi dalam mode client
untuk memiliki akses ke Internet atau intranet
atau database dengan memulai komunikasi
GPRS. Biasanya, GPRS mobile dikonfigurasi
sebagai klien. Gambar 3.3 menunjukkan sebuah
mobile station (MS) GPRS dikonfigurasikan
dalam mode client. Seperti pada Gambar 3.
Gambar 3 GPRS mobile dikonfigurasi sebagai klien
[6].
Mobile juga dapat dikonfigurasikan dalam
mode server untuk aplikasi vertikal untuk
pemantauan telemetri. Pada jenis aplikasi ini,
ponsel dapat dihubungkan ke bagian yang
berbeda dari peralatan, seperti kamera untuk
memantau atau penculiknya untuk pengukuran.
Mobile dapat mengkonfigurasi sebuah peralatan
untuk memproses permintaan tersebut dan
kemudian mengirim kembali hasilnya ke klien.
Dalam rangka untuk menafsirkan permintaan dari
klien, mobile harus dapat informasi rute dari
jaringan ke aplikasi penerima. Dalam mode
server, MS harus IMSI terlampir untuk layanan
GPRS agar dapat menerima permintaan dari klien
[6].
2.6 Kualitas Layanan
Asosiasi jaringan kualitas tertentu layanan
(QoS) dengan masing-masing transmisi data
dalam modus paket GPRS. QoS yang tepat ini
ditandai menurut sejumlah atribut dinegosiasikan
antara mobile station (MS) dan jaringan. Gambar
3.4 ciri aplikasi dalam hal toleransi kesalahan dan
persyaratan penundaan. Seperti pada Gambar 4
[6].
Gambar 4 Aplikasi dalam hal persyaratan QoS [6].
2.7 Pendekatan Pelacakan (Tracking)
Obyek/benda bergerak yang dibatasi oleh
jaringan jalan dan mampu mengetahui posisi
mereka jika dihubungkan oleh GPS penerima
yang terkait. Obyek bergerak, yang disebut juga
klien akan mengirimkan informasi lokasi mereka
ke database pusat, yaitu server, melalui jaringan
komunikasi nirkabel (Wireless). Maka yang
menghubungkan antara klien dan server yang
akan ditangani oleh mekanisme lain yaitu
jaringan yang ada pada teknik pelacakan
(Tracking). Ketika terjadi terputusnya koneksi,
mekanismenya bahwa akan memberitahukan ke
server kemudian akan di ambil tindakan yang
sesuai. Setiap perubahan yang terjadi pada obyek
bergerak, database akan menginformasikan
obyek bergerak sebagai representasi atau fungsi
prediksi, untuk menggunakan obyek posisi. Pada
saat obyek bergerak terjadi perubah dan ketika
posisi diprediksi menyimpang dari posisi
sebenarnya maka informasi akan diperoleh dari
GPS receiver. Maka digunakan pendekatan
berbasis shared prediksi untuk melakukan
tracking. Gambar 5 menyajikan kegiatan diagram
UML untuk pendekatan dalam Tracking
(aktivitas model diagram aktifitas perubahan
obyek). Seperti pada Gambar 5 [7].
80
YD. Muchlisin, Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor
Gambar 5 Diagram skenario pelacakan [7].
2.7.1 Teknik dasar tracking
Menurut Wolfson dan Yin bahwa terdapat 3
jenis teknik dasar dalam pelacakan (tracking).
2.7.1.1 Pelacakan berbasis Point (Point-based
Tracking)
Dengan menggunakan teknik ini, Reprensetasi
server sebuah masa depan merupakan posisi
obyek sebagai yang paling baru-baru ini
melaporkan posisi. Sebuah perubahan
dikeluarkan oleh obyek ketika yang jarak
dilaporkan sebelumnya menyimpang posisi dari
posisi GPS dengan yang ditentukan ambang
batas. Dengan demikian, pergerakan sebuah
obyek direpresentasikan sebagai "titik
melompat." Ini teknik yang paling primitif di
antara teknik yang disajikan, tetapi juga mungkin
cocok untuk gerakan yang tidak menentu, atau
tidak diarahkan, sehubungan dengan ambang
digunakan. Contohnya adalah pelacakan dengan
ambang batas 200 m anak-anak yang bermain
sepak bola [7].
2.7.1.2 Pelacakan berbasis vektor (Vector-based
Tracking)
Dalam pelacakan berbasis vektor, posisi masa
depan benda yang bergerak diberikan oleh linier
fungsi dari waktu, yaitu, dengan posisi awal dan
vektor kecepatan. Point berbasis pelacakan
kemudian sesuai dengan kasus khusus dimana
vektor kecepatan adalah vektor nol.
Sebuah penerima GPS baik menghitung
kecepatan dan menuju obyek itu Associated
dengan vektor kecepatan yang digunakan dalam
representasi ini dihitung dari dua. Dengan
menggunakan teknik ini, pergerakan sebuah
obyek direpresentasikan sebagai jump vektor,
pelacakan berbasis vektor mungkin berguna
untuk menelusuri sebuah obyek. Algoritma PV
(Prediksikan dengan Vektor) memprediksi lokasi
obyek mo diberikan pada waktu t diberikan [7].
2.7.1.3 Segment-based Tracking
Dalam hal ini yang menjadi gagasan utama
adalah dengan memanfaatkan pengetahuan
tentang jaringan jalan dimana obyek bergerak.
Dengan tersedianya sebuah digital yang
merepresentasikan dari jaringan jalan sangat
diperlukan. Server menggunakan informasi
lokasi GPS yang diterimanya dari obyek untuk
mencari obyek dalam jaringan jalan. Hal ini
dilakukan dengan cara pencocokan peta, yang
merupakan teknik yang posisi obyek pada
segmen jaringan jalan, ditetapkan sebagai jarak
dari awal segmen itu, berdasarkan informasi
lokasi dari penerima GPS [7].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem yang dibuat untuk menangani
penambahan, pengurangan, dan perubahan pada
poi. Dinamisnya poi mengharuskan adanya
seseorang atau seoarng pengelola yang khusus
menangani perubahan-perubahan tersebut. Maka,
sistem yang dibuat dibedakan atas dua pengguna
yaitu admin dan public user/user umum. Admin
berhak melakukan administrasi pada poi (point of
interest). Admin bersifat tertutup, membutuhkan
verifikasi untuk masuk ke dalam sistem. Admin
berhak mengubah, manambah atau menghapus
data yang ada. Sedangkan public user/user
umum hanya dapat data poi melalui mobile untuk
menambahkan poi ke sebuah website.
3.1 Menu utama pada gps tracking pada
kendaraan dan untuk user public
Pada menu utama data input pada aplikasi
GPS tracking mobile digunakan oleh user
public/pemilik kendaraan, yaitu berfungsi untuk
input poi / kendaraan berada. Dalam hal ini
menggunakan input poi AB.8865.HK dan
memasukkan url dalam hal ini penulis
menggunakan alamat website
http://maptrack.uk.cm/ getgooglemap2.php, url
tersebut berfungsi untuk meng-isertkan posisi
poi, dapat juga mengatur update map setiap 1
menit ataupun 10 menit. Seperti pada Gambar 6.
Gambar 6 Tampilan input pada aplikasi mobile
81
IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011
Setelah public user/pemilik kendaraan
menginputkan poi AB.8865.HK, seperti pada
Gambar 7, kemudian pilih tombol save berfungsi
untuk proses insert poi, seperti pada Gambar 6.1.
maka setalah disave (disimpan), maka akan
ditampilkan proses insert pada posisi berada,
seperti pada Gambar 7.
Gambar 7 Tampilan posisi kendaraan dengan nomor
polisi AB.8865.HK dengan googlemap pada mobile
Dari Gambar 7 posisi awal kendaraan dengan
nomor polisi AB.8865.HK berada, dan terjadi
perubahan posisi setelah ada perubahan tempat
pada kendaraan dengan nomor polisi
AB.8865.HK. Sepert pada Gambar 8.
Gambar 8 Tampilan perubahan posisi kendaraan
dengan nomor polisi AB.8865.HK dengan googlemap
pada mobile
3.2 Pembacaan informasi dari GPS
Data posisi dikirim dari GPS receiver yaitu
dalam format NMEA-0183 tipe RMC. Pada
penelitian ini data yang diterima di smartphone
tidak selamanya lengkap. Seperti sebagai berikut:
Contoh data lengkap :
$GPGSV,21,07,02,32,123,,25,14,208,,26,06,0
Contoh data tidak lengkap:
A,1,,,,,,,,,,,,,,*32
Pada pembacaan data yang lengkap akan
menghasilkan informasi posisi dengan baik,
apabila pembacaan data yang kurang lengkap
akan menghasilkan infomasi yang kurang baik,
hal ini dikarenakan cuaca yang kurang
mendukung, sistem yang dibangun juga belum
stabil dan belum lengkap seperti fasilitas
pencarian obyek pada pada mobile, fasilitas
navigasi belum ada. Pada sistem ini telah
dilakukan uji coba mengakses ke sistem dengan 5
user pada waktu yang bersamaan masih berjalan
dengan baik, pada dasarnya sistem ini dapat
melayani lebih dari 5 user yang mengakses secara
bersamaan, dan sistem ini pada dasarnya bisa
atau tidak tidaknya melayani user lebih dari 5
user yaitu ada pada bandwidth (signal
processing) yang ada pada server, semakin besar
bandwidth semakin baik dalam melayani
pengaksesan yang diminta oleh user.
3.3 Hasil pengiriman data posisi ke server
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
dengan pengaturan interval pengiriman data dari
smartphone adalah per 1 menit, data yang
didapatkan dari pengiriman data ke server terjadi
delay hanya beberapa detik, data yang dikirm ke
server meliputi gpslocationid, lastupdate,
latitude, longitude, poi, speed, direction,
distance, gpstime, locationmethod, accuracy,
seperti pada contoh data poi AB.8865.HK dengan
jam 13:46:16 dan 13:48:20, hal ini terjadi delay
dikarenakan koneksi GPRS nya terganggu
dengan cuaca dan juga bandwith dari server
terbatas akibatnya server lambat dalam merespon
data yang dikirim oleh user melalui smartphone,
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil pengiriman data posisi ke server
Untuk hasil yang diinsertkan dari gps tracking
pada mobile oleh pubic user, akan ditampilkan
pada website, seperti pada Gambar 9.
GPSLoc
ationID
LastUpdate Latitude Longitude poi
29
2010-09-17
13:46:16
-7.761156 110.394267
AB.8865.
HK
30
2010-09-17
13:48:20
-7.758764 110.395576
AB.8865.
HK
31
2010-09-17
13:50:33
-7.758764 110.394868
AB.8865.
HK
32
2010-09-17
13:52:33
-7.759253 110.392765
AB.8865.
HK
82
YD. Muchlisin, Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor
Gambar 9 Tampilan hasil website dari tracking pada
mobile dengan poi AB.8865.HK
Infomasi pada hasil yang diinsertkan dari gps
tracking pada mobile oleh pubic user yang
ditampilkan pada website mempunyai informasi
posisi poi, yaitu dengan cara mengklik pada
waypoint, seperti pada Gambar 10.
Gambar 10 Tampilan informasi hasil website dari
tracking pada mobile dengan poi AB.8865.HK
4. KESIMPULAN
Telah dibangun sebuah sistem pelacakan
kendaraan bermotor menggunakan gps dan gprs
dengan integrasi googlemap.
1. Sistem pelacakan kendaraan bermotor
menggunakan gps dan gprs dengan
integrasi googlemap yang dibuat sesuai
tujuan yaitu mampu memonitoring secara
terus menerus pergerakan kendaraan
bermotor.
2. Sistem pelacakan kendaraan bermotor
menggunakan gps dan gprs dengan
integrasi googlemap ini memanfaatkan
gps receiver berupa latitude dan
longitude, kemudian diparsing ke
website melalui koneksi GPRS, dan data
posisi yang dikirim dari GPS receiver
dalam format NMEA-0183.
3. Sistem pelacakan kendaraan bermotor
menggunakan gps dan gprs dengan
integrasi googlemap memanfaatkan
googlemap untuk menampilkan waypoint
yang ada pada peta.
4. Sistem yang dibangun sudah bersifat
dinamis sehingga pengeditan/perubahan
data dapat dilakukan apabila ada
perubahan obyek dapat segera dilakukan
oleh administrator.
5. Sistem yang dibangun telah menyediakan
fasilitas pencarian posisi obyek dan
menampilkan posisi obyek, fasilitas ini
hanya terdapat pada website.
6. Sistem yang dibangun khususnya pada
mobile belum adanya fasilitas pencarian
obyek dan belum adanya fasilitas
navigasi untuk menampilkan obyek yang
terdapat mobile.
5. SARAN
Saran yang dapat diberikan dari hasil
pembuatan sistem pelacakan kendaraan bermotor
menggunakan gps dan gprs dengan integrasi
googlemap adalah sebagai berikut :
1. Perlunya informasi routing dengan
menunjukkan nama jalan untuk jalur
hasil routingnya dan nomor polisi.
2. Masih perlunya sistem yang terintegrasi
ke berbagai instansi yang terkait seperti
kepolisian, asuransi, kantor pajak, dan
lain-lain, supaya apabila terjadi hal-hal
tidak diinginkan seperti terjadi pencurian
kendaraan, maka sistem dapat
mengirimkan informasi ke pihak
kepolisian secara otomatis supaya dari
pihak kepolisian lebih cepat melacak dan
mengusut, dan bisa juga mengirimkan
informasi ke asuransi apabila kendaraan
yang dicuri itu sudah di asuransikan. Dan
supaya lebih mudah apabila dalam
pengurusan / meng-klaim asuransi.
3. Sistem yang telah dibuat untuk
pengembangan kedepannya, supaya pada
aplikasi mobile diberikan fasilitas
pencarian, navigasi, dan fasilitas
informasi tempat ataupun jalur
terpendek.
4. Masih diperlukannya fasilitas untuk SMS
pada aplikasi mobile, apabila terjadi lost
contact seperti gangguan dalam dalam
koneksi GPRS, supaya sistem tetap
berkerja dalam pengiriman data ke
server.
83
IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011
5. Masih diperlukannya teknologi pencarian
pada mobile dan didukung sistem
pendukung keputusan untuk
mendapatkan informasi pencarian
kendaraan yang lebih komplek dalam
pencarian dan penanganan terutama pada
pencatatan data kendaraan yang lebih
lengkap dan detail.
6. Sistem yang telah dibuat untuk
pengembangan lebih lanjut, supaya
ditambahkan teknologi A-GPS, agar
dalam pengiriman data ataupun
pendeteksian posisi dapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Egenhofer, M., 1992, “Why Not SQL!”, International Journal
of Geographical Information System.
[2] Li, L., Li, C. and Lin, Z., 2002, ”Investigation on The
Concept Model of Mobile GIS”, Symposium on Geospatial
Theory, Processing and Applications, Ottawa.
[3] Winardi., 2001, “Penentuan Posisi dengan GPS untuk Survei
Terumbu Karang”, Puslit Oceanografi – LIPI, Jakarta.
[4] Leick, A., 2004, “GPS Satellite Surveying”, third edition,
John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
[5] French., G.T., 1996, Understanding The GPS ”An
Introduction To the Global Positioning System”, First
Edition, GeoResearch, Inc, Bethesda, MD, United States of
America.
[6] Seurre, E, Savelli, P. and Pietri, J., 2003, “GPRS for Mobile
Internet”, Artech House. MA. United States of America.
[7] Civilis, A, Jensen, C.S, Nenortaite, N. and Pakalnis, S.,
2004,” Efficient Tracking Of Moving Objects With Precision
Guarantees”, http://www.springer.com/978-3-540-69877-7,
diakses pada tanggal 20 juni 2010.
84

Mais conteúdo relacionado

Similar a IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRATION GOOGLEMAP - (IJCCS) - Vol 5, No 2 (2011)

13 teknologi tran13 teknologi tran
13 teknologi tranNisita K. Wardhana
258 visualizações27 slides
Makalah gpsMakalah gps
Makalah gpsWarnet Raha
1.4K visualizações7 slides
80 304-1-pb80 304-1-pb
80 304-1-pbRatzman III
526 visualizações4 slides
makalah-gps 1makalah-gps 1
makalah-gps 1rajabilling
12.1K visualizações15 slides

Similar a IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRATION GOOGLEMAP - (IJCCS) - Vol 5, No 2 (2011)(20)

13 teknologi tran13 teknologi tran
13 teknologi tran
Nisita K. Wardhana258 visualizações
Makalah gpsMakalah gps
Makalah gps
Warnet Raha1.4K visualizações
80 304-1-pb80 304-1-pb
80 304-1-pb
Ratzman III526 visualizações
makalah-gps 1makalah-gps 1
makalah-gps 1
rajabilling12.1K visualizações
[Jurnal] pemanfaatan gps untuk pemetaan dengan koordinasi 3 g[Jurnal] pemanfaatan gps untuk pemetaan dengan koordinasi 3 g
[Jurnal] pemanfaatan gps untuk pemetaan dengan koordinasi 3 g
Aldima Arifiyanto10.4K visualizações
Ihtisar GPS (Global Positioning System)Ihtisar GPS (Global Positioning System)
Ihtisar GPS (Global Positioning System)
Andi Anriansyah88 visualizações
Tpki 1Tpki 1
Tpki 1
MuhammadAulia3533 visualizações
Tpki 1Tpki 1
Tpki 1
MuhammadAulia3525 visualizações
Pertemuan 81Pertemuan 81
Pertemuan 81
Rahmat Hidayat527 visualizações
Peta elektronik navigasi daratPeta elektronik navigasi darat
Peta elektronik navigasi darat
Retno Pratiwi1.5K visualizações
171810201031 b2 pemetaan_gps171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps
ssuserf8e577248 visualizações
Global Positioning SystemGlobal Positioning System
Global Positioning System
Laili Aidi971 visualizações
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitSistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Retno Pratiwi3.7K visualizações
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR BTRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
oriza steva andra2.3K visualizações
Gps (global Positioning System)Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)
mardian saputra205 visualizações
PUBLIKASI_S1_ITS_5108100001PUBLIKASI_S1_ITS_5108100001
PUBLIKASI_S1_ITS_5108100001
Ibnu Hallaz107 visualizações

IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRATION GOOGLEMAP - (IJCCS) - Vol 5, No 2 (2011)

  • 1. IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011  Abstract— Vehicle tracking system using GPS and GPRS integration googlemap provide information that is maximized with the technology of GPS (Global Positioning System) receiver which can indicate the position of the vehicle with the map and the ability of the appointment of direction and position coordinates (x, y or latitude, longitude) textually and visual at any location. Vehicle tracking system is built using equipment GIS (Geographic Information System) and dedicated to smartphones which support Global Positioning System (GPS), as well as portable computers, using General Packet Radio Service (GPRS) as a connection to the internet. The hardware used is a smartphone that supports GPS with supporting tools used are GoogleMaps, Notepad + +, NetBeans IDE 6.5.1, Mysql, Java (J2ME), PHP, JavaScript. The results of this system in the form of tracking system capable of monitoring the movement of vehicles on an ongoing position by utilizing GPS and GPRS as the sender of the wireless data and Internet connections. Keywords— GIS, GPS, GPRS, googlemaps, J2ME, 1. PENDAHULUAN eiring dengan perkembangan zaman dan perekonomian di dunia peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang sangat signifikan dewasa ini berpotensi menimbulkan ketidakteraturan, pelanggaran rambu lalulintas, pelanggaran jalur kendaraan, dan pencurian kendaraan, baik kendaraan yang sedang bergerak maupun yang sedang diparkir, untuk kelancaran, keamanan dan manajemen target yang bergerak seperti mobil, truk, bus, pesawat terbang dan sebagainya, diperlukan suatu sistem pengontrolan dan pengawasan objek bergerak dari tempat lain melalui jalur komunikasi jarak jauh, seperti tracking armada taksi, tracking untuk jasa rental mobil, tracking untuk truk pengangkut sembako, Yazid Dul Muchlisin , Mahasiswa S2 Ilmu Komputer UGM, e- mail: yazid.bcom@gmail.com Jazi Eko Istiyanto, staf pengajar Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika dan Ketua Jurusan Fisika, FMIPA UGM, Kantor: FMIPA-UGM, website: http://jazi.staff.ugm.ac.id, e-mail: jazi@ugm.ac.id. tracking untuk jalur kereta api, tracking untuk jalur pesawat terbang (airplane tracking) dan sebagainya, merupakan objek serta target yang perlu diawasi dan dimonitor supaya berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini penting, karena pihak yang mempunyai objek bergerak yaitu kendaraan bermotor tidak bisa mengontrol dan mengawasi sendiri, apalagi biaya masih relatif mahal, khususnya pada biaya transfer data posisi. Pendekatan teknologi pada kondisi ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem pelacakan kendaraan bermotor yang merupakan salah satu dari sekian banyak jenis teknologi informasi yang berkembang dewasa ini. Dalam hal ini, diperlukan sebuah teknologi yang dapat membantu dalam memonitoring secara terus menerus pergerakan kendaraan (fleet management system) yang dapat dipantau dari jarak jauh yang berbasis sistem pelacakan kendaraan bermotor secara real time. 2. METODE PENELITIAN Penyusunan penelitian ini menggunakan teknik antara lain: 1. Studi Literatur Mengumpulkan informasi dari website di internet sebagai bahan referensi untuk menunjang penyusunan penelitian ini. 2. Metode Pengembangan sistem yang meliputi analisis, desain, implementasi. Pembuatan aplikasi ini menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yaitu: a. Google map b. Smartphone yang support GPS c. Java ( J2ME ) d. JavaScript e. Notepad++ f. PHP g. Mysql h. NetBeans IDE 6.5.1 2.1 Konsep mobile GIS (Geographical Information System) Perubahan penggunaan informasi geografis salah satunya disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi berupa perubahan dari GIS Y. Dul Muchlisin dan J. Eko Istiyanto Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor Menggunakan Gps Dan Gprs Dengan Integrasi Googlemap S 76
  • 2. YD. Muchlisin, Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor berbasis komputer di kantor ke tangan pengguna. Kombinasi mobilitas, koneksi tanpa kabel, dan fungsionalitas dasar GIS, yaitu penyimpanan, pencarian kembali, analisis, dan penampilan data kartografi yang membentuk suatu sistem mobile GIS, memungkinkan pencarian informasi di manapun dan kapanpun [1]. Mobile GIS merupakan integrasi antara tiga teknologi, yaitu perangkat lunak GIS, teknologi Global Positioning System (GPS), dan perangkat alat komunikasi genggam. Teknologi tersebut membuat basis data yang dapat diakses oleh personil di lapangan secara langsung di segala tempat dan waktu. Sistem ini dapat menambah informasi secara real-time ke basis data dan aplikasinya dalam hal kecepatan akses, tampilan, dan penentuan keputusan [1]. Mobile GIS adalah perpaduan dari teknologi GIS, Mobile hardware dengan perangkat lunaknya, Global Positioniong System (GPS) dan komunikasi wireless untuk akses ke internet GIS. Mobile GIS menawarkan fleksibilitas yang besar, memungkinkan pengguna memperoleh hasil secara cepat sesuai dengan kebutuhan mereka. Mobile GIS menyediakan akses data dari segala tempat dan di kapanpun keberadaan pengguna. Adapun beberapa komponen yang bergabung membentu mobile GIS, yaitu mobile client, jaringan tanpa kabel, dan server. Mobile client berupa perekam data posisi misalnya GPS, yang mana pergerakan mobile dengan GPS yang diperoleh dan dengan GSM dapat mengirimkan posisi geografis ke server melalui Short Message Service (SMS) atau dalam kondisi lain dimana orang yang membawa PDA yang di dalamnya sudah terinstal Palm OS atau Windows CE dengan dilengkapi GPS. PDA tersebut dapat menunjukkan peta digital beserta koordinatnya dengan mengkomunikasikan dengan server melalui jaringan tanpa kabel. Jaringan tersebut dapat melalui Global System for Mobile Communication (GSM), General Pocket Radio System (GPRS), Code Division Multiple Access (CDMA) yang mendukung transmisi digital [2]. 2.2 Global Positioning System (GPS) GPS merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk keperluan sipil dan militer dalam hal penentuan posisi tiga dimensi. Sistem ini untuk mendapatkan posisi secara cepat dan tepat. GPS dapat digunakan dalam pengukuran di segala jenis cuaca pada siang atau malam hari. GPS terdiri dari tiga segmen utama yaitu segmen angkasa yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol yang terdiri dari stasiun monitor dan kontrol satelit yang tersebar di seluruh permukaan bumi, dan segmen pemakai yang terdiri dari pengguna di darat,udara ataupun laut [3]. Pada pengamatan posisi dengan GPS, setiap satelit akan memancarkan sinyal atau gelombang GPS dan akan diterima oleh receiver. Satelit GPS memancarkan sinyal secara terus menerus yang berisi informasi kepada pengguna tentang posisi satelit yang bersangkutan yang dapat digunakan untuk menentukan jarak satelit ke pengamat. Dengan mengamati sinyal satelit dalam jumlah dan waktu yang cukup, pengamat dapat menentukan posisinya. Dari wilayah Indonesia umumnya enam sampai sembilan satelit GPS akan bisa ditangkap dengan sudut elevasi diatas 100. Satelit GPS memiliki 27 satelit yang mengorbit pada 6 bidang orbit yang berbeda dimana periode orbitnya selama 12 jam, kecepatan 3,87 km/detik, setengah sumbu orbit 26.660 km, inklinasi 55o dan jarak rata-rata dari kulit bumi model global (WGS’84) ke setiap satelit adalah 20.200 km. Sudut pandang dari satelit terhadap permukaan bumi sebesar 270. GPS menggunakan sistem pengukuran one way ranging. Sinyal GPS yang baru terdiri dari tujuh kode sinyal yaitu L1 C/A, L1 P(Y), L1M, L2C, L2 P(Y), L2 M, L5C. Blok satelit II memiliki 8 satelit, blok II-A memiliki 18 satelit, dan blok IIR memiliki 1 satelit. Beberapa blok satelit yang baru diluncurkan antara lain blok satelit IIR-M pada tahun 2003 dan IIF pada tahun 2005 [4]. 2.3 Segmen Kontrol Segmen kontrol dari Global Positioning System terdiri dari satu Master Control Station (MCS) yang terletak di Falcon Air Force Base di Colorado Springs, Colorado, dan lima stasiun monitor yang terletak strategis di seluruh dunia. Selain itu, Angkatan Udara mempertahankan tiga primer tanah antena, terletak kurang lebih berjarak sama di sekitar khatulistiwa. Dalam hal beberapa kegagalan katastropik, ada juga dua cadangan Master Control Stasiun, satu yang terletak di Sunnyvale, California, dan lain di Rockville, Maryland. Stasiun monitor pasif melacak semua satelit GPS terlihat oleh setelit pada setiap saat, mengumpulkan sinyal data dari masing-masing. Informasi ini kemudian diteruskan ke Master Control Station pada Colorado Springs melalui DSCS aman (Pertahanan Satelit Komunikasi System) dimana posisi satelit ("ephemeris") dan 77
  • 3. IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011 data jam-waktu diperkirakan dan diprediksi. Master Stasiun Kontrol kemudian secara berkala mengirimkan koreksi/pengecekan posisi dan data jam-waktu ke antenna/pemancar yang sesuai yang kemudian meng-upload data tersebut ke setiap satelit. Kemudian satelit mengkoreksi informasi pada pengiriman data sampai ke pengguna. Urutan peristiwa ini terjadi setiap beberapa jam untuk masing-masing satelit untuk membantu memastikan bahwa setiap kemungkinan kesalahan pada posisi atau jam bisa diminimalkan. Seperti pada Gambar 1 [5]. Gambar 1 Segmen kontrol pada GPS 5French [5]. 2.4 GPRS GPRS menyediakan paket layanan GSM untuk transmisi data dengan model paket dalam sebuah PLMN. Model paket- switched, tidak ada sambungan permanen yang dibentuk antara selular dan jaringan eksternal selama transfer data. Sebaliknya, dalam mode circuit-switched, sambungan dibentuk selama jangka waktu transfer antar entitas panggilan dan entitas yang disebut. Dalam paket-mode switched, data ditransfer dalam blok data, yang disebut paket. Ketika transmisi paket yang dibutuhkan, saluran radio sudah dialokasikan, namun dilepaskan segera setelah. Metode ini meningkatkan kapasitas jaringan. Memang, beberapa pengguna dapat berbagi saluran yang diberikan, karena tidak dialokasikan untuk single user dalam suatu periode panggilan keseluruhan. Salah satu tujuan utama dari GPRS adalah untuk memfasilitasi interkoneksi antara ponsel dan paket lain-jaringan diaktifkan, yang membuka pintu ke dunia Internet. Dengan diperkenalkannya mode paket, telepon seluler dan bertemu Internet untuk menjadi teknologi mobile Internet. Teknologi ini diperkenalkan di telepon seluler memungkinkan pengguna untuk memiliki akses ke layanan bernilai tambah baru, termasuk: 1. Client-server layanan, yang memungkinkan akses ke data yang disimpan dalam database. Contoh yang paling terkenal ini adalah akses ke World Wide Web (WWW) melalui browser. 2. Layanan olahpesan, dimaksudkan untuk komunikasi user-to-user antara pengguna individu melalui server penyimpanan untuk penanganan pesan. Multimedia Messaging Service (MMS) adalah contoh dari aplikasi messaging terkenal. 3. Real-time layanan percakapan, yang menyediakan komunikasi dua arah secara real-time. Sejumlah aplikasi Internet dan multimedia membutuhkan skema ini seperti voice over IP dan video conferencing. 4. Tele-tindakan jasa, yang ditandai dengan transaksi pendek dan diperlukan untuk layanan seperti SMS, pemantauan elektronik, sistem pengawasan, dan transaksi undian. GPRS memungkinkan untuk optimalisasi sumber daya radio dengan menggunakan packet switching untuk aplikasi data yang dapat menyajikan karakteristik transmisi sebagai berikut: a. Jarang transmisi data, seperti ketika waktu antara dua transmisi melebihi rata- rata keterlambatan transfer (misalnya, layanan pesan). b. Sering transmisi blok data kecil, dalam proses beberapa transaksi kurang dari 500 oktet per menit (misalnya, men-download beberapa halaman HTML dari aplikasi browsing). c. Jarang blok transmisi data yang lebih besar, dalam proses beberapa transaksi per jam (misalnya, akses informasi yang tersimpan di pusat-pusat database); d. Asimetris throughput antara uplink dan downlink, seperti untuk pengambilan data pada server di mana uplink digunakan untuk mengirimkan perintah sinyal dan downlink digunakan untuk menerima data sebagai respon dari permintaan (misalnya, WEB / WAP browser). Sebagai operator GPRS mengoptimalkan sumber daya radio dengan berbagi mereka antara beberapa pengguna, ia mampu mengusulkan biaya lebih menarik untuk transmisi data dalam mode GPRS daripada di circuit-switched mode. Memang, faktur dalam circuit-switched mode memperhitungkan waktu koneksi antara pengguna menelepon dan pengguna menelepon. bahwa transmisi data dipertukarkan dari ujung ke ujung selama 20% dari waktu koneksi circuit- switched. Sebagai contoh, pengguna WWW, download sebuah halaman HTML diidentifikasi dengan uniform resource locator (URL), 78
  • 4. YD. Muchlisin, Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor membaca isi dari halaman HTML, kemudian download sebuah halaman HTML baru untuk membaca. Dalam contoh ini tidak ada data yang dipertukarkan dari ujung ke ujung antara dua download halaman HTML. Untuk jenis aplikasi, suatu faktur yang lebih tepat akan memperhitungkan volume pertukaran data bukan waktu koneksi circuit-switched. Dalam mode paket, pengguna GPRS dapat dikenakan tagihan sesuai dengan jenis layanan yang diminta, volume data yang dipertukarkan [6]. 2.4.1 Arsitektur jaringan GSM Struktur jaringan GSM bergantung pada beberapa entitas fungsional, yang telah ditetapkan dalam hal fungsi dan interface. Ini melibatkan tiga subsistem utama, masing-masing unit fungsional yang mengandung dan saling berhubungan dengan orang lain melalui serangkaian interface standar. Bagian-bagian utama dari jaringan GSM, seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Arsitektur umum dari jaringan GSM[6]. 1. Mobile Stations(MS), terminal genggam. 2. Base station subsystem (BSS), yang mengontrol hubungan radio dengan MS; 3. Network and switching subsystem (NSS), yang mengelola fungsi koneksi beralih ke jaringan publik lainnya tetap atau pelanggan jaringan selular, dan menangani database yang diperlukan untuk manajemen mobilitas dan untuk data pelanggan. Seperti yang bisa dilihat dari angka tersebut, dalam PLMN, akses radio bagian jaringan (BSS) secara logika terpisah dari jaringan inti (NSS), untuk mempermudah standarisasi fungsi yang berbeda. (Seurre dkk, 2003). 2.4.2 Mobile Stations (MS) Mobile Stations (MS) terdiri dari Mobile Equipmen (ME), dan SIM. Ini melakukan fungsi- fungsi berikut: 1. Radio transmisi dan penerimaan. 2. Sumber dan channel coding dan decoding, modulasi dan demodulasi sinyal. 3. Fungsi audio (amplifier, mikrofon, earphone). 4. Protokol untuk menangani fungsi radio : kontrol daya, frekuensi hopping, aturan untuk akses ke media radio. 5. Protokol untuk menangani call control dan mobilitas. 6. Keamanan algoritma (teknik enkripsi). SIM memungkinkan pengguna untuk memiliki akses ke layanan berlangganan terlepas dari terminal tertentu. Penyisipan dari kartu SIM ke terminal manapun GSM memungkinkan pengguna untuk menerima panggilan pada terminal itu, untuk membuat panggilan dari terminal itu, dan untuk menggunakan layanan berlangganan lain. ME diidentifikasi dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI). Kartu SIM berisi, di antara informasi lain, International Mobile Subscriber Identity (IMSI) yang digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan ke sistem, dan kunci rahasia untuk otentikasi. IMEI dan IMSI adalah independen, sehingga memungkinkan mobilitas pribadi [6]. 2.4.3 Kelas-kelas GPRS MS (Mobile Station) GPRS telah didefinisikan dalam Tiga kelas yaitu: kelas A, kelas B, dan kelas C. Kelas Sebuah ponsel dapat mendukung secara bersamaan komunikasi di sirkuit mode switched dan satu lagi di paket-mode switched. Hal ini juga mampu mendeteksi dalam modus siaga panggilan masuk di sirkuit atau paket-mode switched. Kelas B mobile dapat mendeteksi panggilan masuk dalam mode circuit-switched atau dalam modus packet-switched pada modus siaga tetapi tidak dapat mendukung mereka secara bersamaan. Panggilan sirkuit dan paket dilakukan secara berurutan. Dalam beberapa konfigurasi yang diinginkan oleh pengguna, komunikasi GPRS dapat ditangguhkan dalam rangka untuk melakukan komunikasi dalam circuit-switched mode dan kemudian dapat dilanjutkan setelah rilis komunikasi dalam circuit-switched mode. Kelas C mendukung mobile baik komunikasi dalam circuit-switched mode atau dalam paket- switched mode namun tidak mampu secara bersamaan mendukung komunikasi di kedua mode. Hal ini tidak mampu mendeteksi secara bersamaan panggilan masuk dalam circuit- switched dan packet-switched mode selama modus siaga. Jadi ponsel kelas C dikonfigurasi 79
  • 5. IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011 baik dalam circuit-switched mode atau dalam modus paket-switched. Konfigurasi mode yang dipilih secara manual oleh pengguna atau secara otomatis oleh aplikasi. Sebuah mobile didefinisikan dalam kelas B kelas A atau IMSI terlampir untuk layanan GPRS, dan non-GPRS layanan sementara mobile didefinisikan dalam kelas C adalah IMSI terpasang jika beroperasi di circuit-switched mode atau IMSI terlampir untuk layanan GPRS jika beroperasi di dalam paket -switched mode. (Catatan: Sebuah MS yang IMSI berarti melekat yang terpasang ke jaringan GSM) [6]. 2.5. Hubungan Client-Server GPRS paket-transmisi modus bergantung pada klien / server prinsip dari dunia komputer, bukan memanggil / disebut prinsip yang digunakan dalam domain telepon. Klien mengirimkan permintaan ke server, yang proses permintaan dan mengirimkan hasilnya ke klien. Jadi ponsel mungkin dikonfigurasi sesuai dengan aplikasi baik dalam mode client atau dalam mode server. Mobile dapat dikonfigurasi dalam mode client untuk memiliki akses ke Internet atau intranet atau database dengan memulai komunikasi GPRS. Biasanya, GPRS mobile dikonfigurasi sebagai klien. Gambar 3.3 menunjukkan sebuah mobile station (MS) GPRS dikonfigurasikan dalam mode client. Seperti pada Gambar 3. Gambar 3 GPRS mobile dikonfigurasi sebagai klien [6]. Mobile juga dapat dikonfigurasikan dalam mode server untuk aplikasi vertikal untuk pemantauan telemetri. Pada jenis aplikasi ini, ponsel dapat dihubungkan ke bagian yang berbeda dari peralatan, seperti kamera untuk memantau atau penculiknya untuk pengukuran. Mobile dapat mengkonfigurasi sebuah peralatan untuk memproses permintaan tersebut dan kemudian mengirim kembali hasilnya ke klien. Dalam rangka untuk menafsirkan permintaan dari klien, mobile harus dapat informasi rute dari jaringan ke aplikasi penerima. Dalam mode server, MS harus IMSI terlampir untuk layanan GPRS agar dapat menerima permintaan dari klien [6]. 2.6 Kualitas Layanan Asosiasi jaringan kualitas tertentu layanan (QoS) dengan masing-masing transmisi data dalam modus paket GPRS. QoS yang tepat ini ditandai menurut sejumlah atribut dinegosiasikan antara mobile station (MS) dan jaringan. Gambar 3.4 ciri aplikasi dalam hal toleransi kesalahan dan persyaratan penundaan. Seperti pada Gambar 4 [6]. Gambar 4 Aplikasi dalam hal persyaratan QoS [6]. 2.7 Pendekatan Pelacakan (Tracking) Obyek/benda bergerak yang dibatasi oleh jaringan jalan dan mampu mengetahui posisi mereka jika dihubungkan oleh GPS penerima yang terkait. Obyek bergerak, yang disebut juga klien akan mengirimkan informasi lokasi mereka ke database pusat, yaitu server, melalui jaringan komunikasi nirkabel (Wireless). Maka yang menghubungkan antara klien dan server yang akan ditangani oleh mekanisme lain yaitu jaringan yang ada pada teknik pelacakan (Tracking). Ketika terjadi terputusnya koneksi, mekanismenya bahwa akan memberitahukan ke server kemudian akan di ambil tindakan yang sesuai. Setiap perubahan yang terjadi pada obyek bergerak, database akan menginformasikan obyek bergerak sebagai representasi atau fungsi prediksi, untuk menggunakan obyek posisi. Pada saat obyek bergerak terjadi perubah dan ketika posisi diprediksi menyimpang dari posisi sebenarnya maka informasi akan diperoleh dari GPS receiver. Maka digunakan pendekatan berbasis shared prediksi untuk melakukan tracking. Gambar 5 menyajikan kegiatan diagram UML untuk pendekatan dalam Tracking (aktivitas model diagram aktifitas perubahan obyek). Seperti pada Gambar 5 [7]. 80
  • 6. YD. Muchlisin, Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor Gambar 5 Diagram skenario pelacakan [7]. 2.7.1 Teknik dasar tracking Menurut Wolfson dan Yin bahwa terdapat 3 jenis teknik dasar dalam pelacakan (tracking). 2.7.1.1 Pelacakan berbasis Point (Point-based Tracking) Dengan menggunakan teknik ini, Reprensetasi server sebuah masa depan merupakan posisi obyek sebagai yang paling baru-baru ini melaporkan posisi. Sebuah perubahan dikeluarkan oleh obyek ketika yang jarak dilaporkan sebelumnya menyimpang posisi dari posisi GPS dengan yang ditentukan ambang batas. Dengan demikian, pergerakan sebuah obyek direpresentasikan sebagai "titik melompat." Ini teknik yang paling primitif di antara teknik yang disajikan, tetapi juga mungkin cocok untuk gerakan yang tidak menentu, atau tidak diarahkan, sehubungan dengan ambang digunakan. Contohnya adalah pelacakan dengan ambang batas 200 m anak-anak yang bermain sepak bola [7]. 2.7.1.2 Pelacakan berbasis vektor (Vector-based Tracking) Dalam pelacakan berbasis vektor, posisi masa depan benda yang bergerak diberikan oleh linier fungsi dari waktu, yaitu, dengan posisi awal dan vektor kecepatan. Point berbasis pelacakan kemudian sesuai dengan kasus khusus dimana vektor kecepatan adalah vektor nol. Sebuah penerima GPS baik menghitung kecepatan dan menuju obyek itu Associated dengan vektor kecepatan yang digunakan dalam representasi ini dihitung dari dua. Dengan menggunakan teknik ini, pergerakan sebuah obyek direpresentasikan sebagai jump vektor, pelacakan berbasis vektor mungkin berguna untuk menelusuri sebuah obyek. Algoritma PV (Prediksikan dengan Vektor) memprediksi lokasi obyek mo diberikan pada waktu t diberikan [7]. 2.7.1.3 Segment-based Tracking Dalam hal ini yang menjadi gagasan utama adalah dengan memanfaatkan pengetahuan tentang jaringan jalan dimana obyek bergerak. Dengan tersedianya sebuah digital yang merepresentasikan dari jaringan jalan sangat diperlukan. Server menggunakan informasi lokasi GPS yang diterimanya dari obyek untuk mencari obyek dalam jaringan jalan. Hal ini dilakukan dengan cara pencocokan peta, yang merupakan teknik yang posisi obyek pada segmen jaringan jalan, ditetapkan sebagai jarak dari awal segmen itu, berdasarkan informasi lokasi dari penerima GPS [7]. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem yang dibuat untuk menangani penambahan, pengurangan, dan perubahan pada poi. Dinamisnya poi mengharuskan adanya seseorang atau seoarng pengelola yang khusus menangani perubahan-perubahan tersebut. Maka, sistem yang dibuat dibedakan atas dua pengguna yaitu admin dan public user/user umum. Admin berhak melakukan administrasi pada poi (point of interest). Admin bersifat tertutup, membutuhkan verifikasi untuk masuk ke dalam sistem. Admin berhak mengubah, manambah atau menghapus data yang ada. Sedangkan public user/user umum hanya dapat data poi melalui mobile untuk menambahkan poi ke sebuah website. 3.1 Menu utama pada gps tracking pada kendaraan dan untuk user public Pada menu utama data input pada aplikasi GPS tracking mobile digunakan oleh user public/pemilik kendaraan, yaitu berfungsi untuk input poi / kendaraan berada. Dalam hal ini menggunakan input poi AB.8865.HK dan memasukkan url dalam hal ini penulis menggunakan alamat website http://maptrack.uk.cm/ getgooglemap2.php, url tersebut berfungsi untuk meng-isertkan posisi poi, dapat juga mengatur update map setiap 1 menit ataupun 10 menit. Seperti pada Gambar 6. Gambar 6 Tampilan input pada aplikasi mobile 81
  • 7. IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011 Setelah public user/pemilik kendaraan menginputkan poi AB.8865.HK, seperti pada Gambar 7, kemudian pilih tombol save berfungsi untuk proses insert poi, seperti pada Gambar 6.1. maka setalah disave (disimpan), maka akan ditampilkan proses insert pada posisi berada, seperti pada Gambar 7. Gambar 7 Tampilan posisi kendaraan dengan nomor polisi AB.8865.HK dengan googlemap pada mobile Dari Gambar 7 posisi awal kendaraan dengan nomor polisi AB.8865.HK berada, dan terjadi perubahan posisi setelah ada perubahan tempat pada kendaraan dengan nomor polisi AB.8865.HK. Sepert pada Gambar 8. Gambar 8 Tampilan perubahan posisi kendaraan dengan nomor polisi AB.8865.HK dengan googlemap pada mobile 3.2 Pembacaan informasi dari GPS Data posisi dikirim dari GPS receiver yaitu dalam format NMEA-0183 tipe RMC. Pada penelitian ini data yang diterima di smartphone tidak selamanya lengkap. Seperti sebagai berikut: Contoh data lengkap : $GPGSV,21,07,02,32,123,,25,14,208,,26,06,0 Contoh data tidak lengkap: A,1,,,,,,,,,,,,,,*32 Pada pembacaan data yang lengkap akan menghasilkan informasi posisi dengan baik, apabila pembacaan data yang kurang lengkap akan menghasilkan infomasi yang kurang baik, hal ini dikarenakan cuaca yang kurang mendukung, sistem yang dibangun juga belum stabil dan belum lengkap seperti fasilitas pencarian obyek pada pada mobile, fasilitas navigasi belum ada. Pada sistem ini telah dilakukan uji coba mengakses ke sistem dengan 5 user pada waktu yang bersamaan masih berjalan dengan baik, pada dasarnya sistem ini dapat melayani lebih dari 5 user yang mengakses secara bersamaan, dan sistem ini pada dasarnya bisa atau tidak tidaknya melayani user lebih dari 5 user yaitu ada pada bandwidth (signal processing) yang ada pada server, semakin besar bandwidth semakin baik dalam melayani pengaksesan yang diminta oleh user. 3.3 Hasil pengiriman data posisi ke server Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan pengaturan interval pengiriman data dari smartphone adalah per 1 menit, data yang didapatkan dari pengiriman data ke server terjadi delay hanya beberapa detik, data yang dikirm ke server meliputi gpslocationid, lastupdate, latitude, longitude, poi, speed, direction, distance, gpstime, locationmethod, accuracy, seperti pada contoh data poi AB.8865.HK dengan jam 13:46:16 dan 13:48:20, hal ini terjadi delay dikarenakan koneksi GPRS nya terganggu dengan cuaca dan juga bandwith dari server terbatas akibatnya server lambat dalam merespon data yang dikirim oleh user melalui smartphone, seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil pengiriman data posisi ke server Untuk hasil yang diinsertkan dari gps tracking pada mobile oleh pubic user, akan ditampilkan pada website, seperti pada Gambar 9. GPSLoc ationID LastUpdate Latitude Longitude poi 29 2010-09-17 13:46:16 -7.761156 110.394267 AB.8865. HK 30 2010-09-17 13:48:20 -7.758764 110.395576 AB.8865. HK 31 2010-09-17 13:50:33 -7.758764 110.394868 AB.8865. HK 32 2010-09-17 13:52:33 -7.759253 110.392765 AB.8865. HK 82
  • 8. YD. Muchlisin, Implementasi Sistem Pelacakan Kendaraan Bermotor Gambar 9 Tampilan hasil website dari tracking pada mobile dengan poi AB.8865.HK Infomasi pada hasil yang diinsertkan dari gps tracking pada mobile oleh pubic user yang ditampilkan pada website mempunyai informasi posisi poi, yaitu dengan cara mengklik pada waypoint, seperti pada Gambar 10. Gambar 10 Tampilan informasi hasil website dari tracking pada mobile dengan poi AB.8865.HK 4. KESIMPULAN Telah dibangun sebuah sistem pelacakan kendaraan bermotor menggunakan gps dan gprs dengan integrasi googlemap. 1. Sistem pelacakan kendaraan bermotor menggunakan gps dan gprs dengan integrasi googlemap yang dibuat sesuai tujuan yaitu mampu memonitoring secara terus menerus pergerakan kendaraan bermotor. 2. Sistem pelacakan kendaraan bermotor menggunakan gps dan gprs dengan integrasi googlemap ini memanfaatkan gps receiver berupa latitude dan longitude, kemudian diparsing ke website melalui koneksi GPRS, dan data posisi yang dikirim dari GPS receiver dalam format NMEA-0183. 3. Sistem pelacakan kendaraan bermotor menggunakan gps dan gprs dengan integrasi googlemap memanfaatkan googlemap untuk menampilkan waypoint yang ada pada peta. 4. Sistem yang dibangun sudah bersifat dinamis sehingga pengeditan/perubahan data dapat dilakukan apabila ada perubahan obyek dapat segera dilakukan oleh administrator. 5. Sistem yang dibangun telah menyediakan fasilitas pencarian posisi obyek dan menampilkan posisi obyek, fasilitas ini hanya terdapat pada website. 6. Sistem yang dibangun khususnya pada mobile belum adanya fasilitas pencarian obyek dan belum adanya fasilitas navigasi untuk menampilkan obyek yang terdapat mobile. 5. SARAN Saran yang dapat diberikan dari hasil pembuatan sistem pelacakan kendaraan bermotor menggunakan gps dan gprs dengan integrasi googlemap adalah sebagai berikut : 1. Perlunya informasi routing dengan menunjukkan nama jalan untuk jalur hasil routingnya dan nomor polisi. 2. Masih perlunya sistem yang terintegrasi ke berbagai instansi yang terkait seperti kepolisian, asuransi, kantor pajak, dan lain-lain, supaya apabila terjadi hal-hal tidak diinginkan seperti terjadi pencurian kendaraan, maka sistem dapat mengirimkan informasi ke pihak kepolisian secara otomatis supaya dari pihak kepolisian lebih cepat melacak dan mengusut, dan bisa juga mengirimkan informasi ke asuransi apabila kendaraan yang dicuri itu sudah di asuransikan. Dan supaya lebih mudah apabila dalam pengurusan / meng-klaim asuransi. 3. Sistem yang telah dibuat untuk pengembangan kedepannya, supaya pada aplikasi mobile diberikan fasilitas pencarian, navigasi, dan fasilitas informasi tempat ataupun jalur terpendek. 4. Masih diperlukannya fasilitas untuk SMS pada aplikasi mobile, apabila terjadi lost contact seperti gangguan dalam dalam koneksi GPRS, supaya sistem tetap berkerja dalam pengiriman data ke server. 83
  • 9. IJCCS, Vol.5 No.2, Juli, 2011 5. Masih diperlukannya teknologi pencarian pada mobile dan didukung sistem pendukung keputusan untuk mendapatkan informasi pencarian kendaraan yang lebih komplek dalam pencarian dan penanganan terutama pada pencatatan data kendaraan yang lebih lengkap dan detail. 6. Sistem yang telah dibuat untuk pengembangan lebih lanjut, supaya ditambahkan teknologi A-GPS, agar dalam pengiriman data ataupun pendeteksian posisi dapat lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA [1] Egenhofer, M., 1992, “Why Not SQL!”, International Journal of Geographical Information System. [2] Li, L., Li, C. and Lin, Z., 2002, ”Investigation on The Concept Model of Mobile GIS”, Symposium on Geospatial Theory, Processing and Applications, Ottawa. [3] Winardi., 2001, “Penentuan Posisi dengan GPS untuk Survei Terumbu Karang”, Puslit Oceanografi – LIPI, Jakarta. [4] Leick, A., 2004, “GPS Satellite Surveying”, third edition, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. [5] French., G.T., 1996, Understanding The GPS ”An Introduction To the Global Positioning System”, First Edition, GeoResearch, Inc, Bethesda, MD, United States of America. [6] Seurre, E, Savelli, P. and Pietri, J., 2003, “GPRS for Mobile Internet”, Artech House. MA. United States of America. [7] Civilis, A, Jensen, C.S, Nenortaite, N. and Pakalnis, S., 2004,” Efficient Tracking Of Moving Objects With Precision Guarantees”, http://www.springer.com/978-3-540-69877-7, diakses pada tanggal 20 juni 2010. 84