SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
MATRIKS
PERATURAN PRESIDEN
NOMOR 4 TAHUN 2015
Oleh :
BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN - SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Tujuan
 Banyaknya terjadi pelelangan gagal yang menghambat pelaksanaan
pekerjaan;
 Perlu meningkatkan kecepatan proses pengadaan;
 Penyederhaan proses pengadaan barang/jasa;
 Medorong penggunaan e-Procurement dan e-Purchasing.
PERPRES 54/2010 BESERTA PERUBAHANNYA
Perubahan pertama sampai dengan ke-4
70 1723554
2010
Pengganti Keppres
80/2003
2011 2012 2014
4
2015
Tambahan
Penunjukan
Langsung Jasa
Konsultan Hukum di
Pasal 44
Tambahan
Penunjukan
Langsung Pupuk dan
Benih
Pasal 38
Penyempurnaan
istilah, Penegasan
Tupoksi, Perubahan
Kriteria Pemilihan dan
bukti perjanjian
dll
Penekanan eProc dan
ePurchasing,
penyederhaan
prosedur dan
perlindungan
pengelola PBJ
dll
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 1 angka 9
Perpres 70/2012
Pasal 1 angka 9
Pejabat Pengadaan adalah personil yang
ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan
Langsung.
Pejabat Pengadaan adalah personil yang
ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan
Langsung, Penunjukan Langsung, dan E-
Purchasing.
Catatan !
Penugasan pejabat pengadaan dilakukan untuk pengadaan yang dianggap sederhana dan cukup dikerjakan oleh 1
orang personil.
Namun dalam kenyataannya tidak hanya pengadaan langsung yang dianggap sederhana dan
bisa dikerjakan oleh seorang pejabat pengadaan tetapi juga penunjukan langsung sampai
dengan 200 juta untuk B/K/JL, 50 juta untuk Jasa Konsultansi dan juga epurchasing.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 70/2012
Penjelasan Pasal 17 ayat (1a)
Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam ayat
ini, hanya berlaku dalam hal Kepala ULP tidak
merangkap anggota Kelompok Kerja ULP
Catatan !
Penegasan bahwa Kepala ULP wajib memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa apabila
merangkap sebagai Anggota Pokja dan Pejabat Pengadaan.
Perpres 4/2015
Penjelasan Pasal 17 ayat (1a)
Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam ayat
ini, hanya berlaku dalam hal Kepala ULP tidak
merangkap anggota Kelompok Kerja ULP /
Pejabat Pengadaan
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 17 ayat (2) huruf h
Perpres 70/2012
Pasal 17 ayat (2) huruf h
Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan
Penyedia barang/jasa untuk:
a. Pengadaan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai
paling tinggi Rp 200 juta; dan/atau
b. Pengadaan Langsung untuk paket
pengadaan Jasa Konsutasi yang bernilai
paling tinggi Rp 50 juta
Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan
Penyedia barang/jasa untuk:
a. Pengadaan Langsung atau Penunjukan
Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
yang bernilai paling tinggi Rp200 juta;
dan/atau
b. Pengadaan Langsung atau Penunjukan
Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp
50 juta
Catatan !
Perubahan ini merupakan kelanjutan dari perubahan Pasal 1 angka 9, dimana Pejabat Pengadaan tidak hanya
menetapkan penyedia barang/jasa untuk pengadaan langsung sampai dengan Rp. 200 juta (konsultan sd Rp. 50 juta)
tetapi juga menetapkan penyedia barang/jasa untuk Penujukan Langsung sampai dengan Rp.200 juta (konsultan sd
Rp. 50 juta).
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 19 ayat (1) huruf l
Perpres 54/2010
Pasal 19 ayat (1) huruf l
sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah
memenuhi kewajiban perpajakan tahun
terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki
laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal
23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak)
paling kurang 3(tiga) bulan terakhir dalam
tahun berjalan
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
dan telah memenuhi kewajiban perpajakan
tahun terakhir
Catatan !
Perubahan ini dimaksudkan untuk menyederhanan persyaratan perpajakan.
Kalau dalam Perpres 70/2012, penyedia disyaratkan untuk memiliki NPWP, SPT Tahunan dan Pajak
Bulanan, maka pada Perpres 4/2015 cukup memiliki NPWP dan SPT Tahunan (lihat penjelasan pasal).
Pejelasan :
Kewajiban Perpajakan Tahun terakhir
dipenuhi dengan penyerahan SPT Tahunan
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 19 ayat (2a)
Perpres 54/2010
Pasal 19 ayat (2a)
Belum diatur
Persyaratan pemenuhan kewajiban
perpajakan tahun terakhir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf l,
dikecualikan untuk Pengadaan Langsung
dengan menggunakan bukti pembelian
atau kuitansi
Catatan !
Pengadaan Langsung dengan menggunakan Bukti Pembelian dan Kuitansi cukup
mempersyaratkan memiliki NPWP.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 25 ayat (1a) dan (1b)
Perpres 70/2012
Pasal 25 ayat (1a)
(1a). PA pada Pemerintah Daerah
mengumumkan Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa secara terbuka
kepada masyarakat luas, setelah APBD
yang merupakan rencana keuangan
tahunan Pemerintah Daerah dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah
dan DPRD
(1a). PA pada Pemerintah Daerah mengumumkan
Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa secara
terbuka kepada masyarakat luas, setelah
rancangan peraturan daerah tentang APBD
yang merupakan rencana keuangan tahunan
Pemerintah Daerah disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD.
(1b). PA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (1a) mengumumkan kembali Rencana
Umum Pengadaan, apabila terdapat
perubahan/penambahan DIPA/DPA.
Catatan !
Perubahan pada ayat (1a) hanya penyempurnaan kalimat,
sedangkan penambahan ayat (1b) dimaksudkan untuk menegaskan bahwa perubahan DIPA/DPA
mengakibatkan perubahan RUP dan perubahan tersebut harus diumumkan kembali.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 45 ayat (1)
Perpres 54/2010
Pasal 45 ayat (1)
Pengadaan Langsung dapat dilakukan
terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. merupakan kebutuhan operasional
K/L/D/I; dan/atau
b. bernilai paling tinggi Rp 50 juta
Pengadaan Langsung dapat dilakukan
terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi
yang bernilai paling tinggi Rp 50 juta
Catatan !
Kebutuhan jasa konsultansi dengan nilai kecil tidak terkait dengan kebutuhan operasional K/L/D/I, karena itu ketentuan
tersebut dihapuskan karena akan mempersempit kriteria dan menyulitkan. Kalau ketentuan tersebut diberlakukan, maka
pengadaan Jasa Konsultansi yang bukan merupakan kebutuhan operasional, maka berapapun nilainya harus dilakukan
dengan seleksi, padahal pengadaan langsung dilakukan karena nilainya sampai dengan Rp. 50 juta dianggap nilai yang
kecil dan cocok dengan metode Pengadaan Langsung.
Penegasan :
Bahwa pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai sampai dengan Rp. 50 juta dilakukan dengan
Pengadaan Langsung.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 55 ayat (1) dan tambahan ayat (6)
Perpres 70/2012
Pasal 55 ayat (1)
(1). Tanda bukti perjanjian terdiri atas:
a. bukti pembelian;
b. kuitansi;
c. Surat Perintah Kerja (SPK); dan
d. surat perjanjian.
(1) Tanda bukti perjanjian terdiri atas:
a. bukti pembelian;
b. kuitansi;
c. Surat Perintah Kerja (SPK); dan
d. surat perjanjian;
e. surat pesanan
(6) Surat Pesanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e digunakan untuk
Pengadaan Barang/Jasa melalui E-
Purchasing dan pembelian secara online.
Catatan !
Surat Pesanan diperuntukan khusus untuk pengadaan yang dilaksanakan secara e-Purchasing
dan pembelian secara online yang berbasis IT.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 70 ayat (2)
Perpres 70/2012
Pasal 70 ayat (2)
Jaminan Pelaksanaan dapat diminta PPK
kepada Penyedia Jasa Lainnya untuk
Kontrak bernilai di atas Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah), kecuali untuk
Pengadaan Jasa Lainnya dimana aset
Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna.
Jaminan Pelaksanaan tidak diperlukan dalam hal :
a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang dilaksanakan dengan metode
Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung
Untuk Penanganan Darurat, Kontes, atau
Sayembara;
b. Pengadaan Jasa Lainnya, dimana aset Penyedia
sudah dikuasai oleh Pengguna; atau
c. Pengadaan Barang/Jasa dalam Katalog
Elektronik melalui E-Purchasing.
Catatan !
Persyaratan Jaminan Pelaksanaan lebih dipertegas pada metode pemilihan dan bukan sekedar
berdasarkan nilai paket.
Apabila proses pemilihan menggunakan e-purchasing, maka tidak diperlukan Jaminan
Pelaksanaan.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 73 ayat (1)
Perpres 70/2012
Pasal 73 ayat (1)
Dalam rangka percepatan pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa, Kelompok Kerja ULP
dapat mengumumkan pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa secara luas kepada masyarakat
dengan syarat:
a. setelah penetapan APBD untuk Pengadaan
Barang/Jasa yang bersumber dari APBD;
b. setelah rencana kerja dan anggaran
Kementerian/Lembaga/Institusi disetujui oleh
DPR untuk pengadaan yang bersumber dari
APBN.
Kelompok Kerja ULP segera
mengumumkan pelaksanaan pemilihan
Penyedia Barang/Jasa secara luas kepada
masyarakat setelah RUP diumumkan.
Catatan !
Pada dasarnya Perpres ini mendorong agar proses pemilihan segera dilakukan setelah RUP
diumumkan, agar dalam triwulan pertama proses pemilihan sudah dapat diselesaikan.
Ketentuan ini untuk mendorong percepatan program pemerintah dan penyerapan anggaran.
Perubahan ini juga dimaksudkan untuk menyederhanakan redaksi perpres.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 73 ayat (2)
Perpres 70/2012
Pasal 73 ayat (2)
Dalam hal DIPA/DPA tidak ditetapkan atau
alokasi anggaran dalam DIPA/DPA yang
ditetapkan kurang dari nilai Pengadaan
Barang/Jasa yang diadakan, proses
Pemilihan dibatalkan.
Untuk Pengadaan Barang/Jasa tertentu, Kelompok
Kerja ULP dapat mengumumkan pelaksanaan
pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara luas
kepada masyarakat sebelum RUP diumumkan.
Penjelasan Pasal 73 ayat (2) :
Dalam hal pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan mendahului penetapan DIPA/DPA, isi pengumuman
pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat kondisi bahwa :
a. DIPA/DPA belum ditetapkan; dan
b. Apabila proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dibatalkan karena DIPA/DPA tidak ditetapkan atau alokasi
anggaran dalam DIPA/DPA yang ditetapkan kurang dari nilai pengadaan yang diadakan, kepada Penyedia
Barang/Jasa tidak diberikan ganti rugi.
Pengadaan Barang/Jasa tertentu yang proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dapat diumumkan sebelum RUP
diumumkan antara lain :
a. Pengadaan Barang/Jasa yang membutuhkan waktu perencanaan dan persiapan pelaksanaan pengadaan
barang/jasa yang lama;
b. Pekerjaan kompleks; dan/atau
c. Pekerjaan rutin yang harus dipenuhi diawal tahun anggaran dan tidak boleh berhenti.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 86 ayat (2a)
Perpres 54 2010
Pasal 86
Tidak diatur Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dilaksanakan mendahului pengesahan DIPA/DPA dan alokasi
anggaran dalam DIPA/DPA tidak disetujui atau ditetapkan
kurang dari nilai Pengadaan Barang/Jasa yang diadakan,
proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilanjutkan ke tahap
penandatanganan kontrak setelah dilakukan revisi DIPA/DPA
atau proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dibatalkan.
Catatan !
Ketentuan baru ini dimaksudkan untuk mengakomodasi suatu kondisi, dimana DIPA/DPA belum
disahkan tetapi proses pemilihan harus dilakukan. Misalnya kebutuhan makan minum, jasa internet, jasa
kebersihan dan lainnya yang dibutuhkan sejak awal tahun. Sehingga walaunpun DIPA/DPA belum
disahkan, maka proses pemilihan harus dilakukan. Setelah proses pemilihan dilakukan namun ternyata
anggarannya tidak mencukupi, maka tindaklanjutnya bisa dilakukan revisi DIPA/DPA dan lanjut
tandatangan kontrak atau pemilihan dibatalkan bilamana DIPA/DPA tidak disahkan atau disahkan kurang
dari nilai perkiraan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengurangi potensi lelang gagal.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 86 ayat (3)
Perpres 70/2012
Pasal 86 ayat (3)
Para pihak menandatangani Kontrak setelah
Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja terhitung sejak diterbitkannya SPPBJ.
Para pihak menandatangani Kontrak setelah
Penyedia Barang/Jasa menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan.
Catatan !
Perubahan ketentuan ini dilakukan agar tidak membatasi lama waktu penyerahan jaminan
pelaksanaan. Mengingat sering kali setelah penetapan pemenang terjadi masalah sanggahan,
sanggahan banding dan pengaduan yang membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan. Selain itu
ketentuan ini untuk mengakomodasi situasi dimana pelelangan sudah selesai dan tinggal
menunggu SPPBJ dan kontrak, namun anggaran masih dalam tahap revisi sehingga untuk lanjut
ke SPPBJ dan kontrak harus menunggu selesai revisi yang lama waktunya tidak bisa dipastikan.
Ketentuan ini juga mengurangi potensi lelang gagal.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 89 ayat :
Perpres 70/2012
Pasal 89 ayat (2)
Pembayaran prestasi kerja diberikan
kepada Penyedia Barang/Jasa setelah
dikurangi angsuran pengembalian Uang
Muka dan denda apabila ada, serta pajak
(2) Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan
kepada Penyedia Barang/Jasa senilai
prestasi pekerjaan yang diterima setelah
dikurangi angsuran pengembalian Uang
Muka dan denda apabila ada, serta pajak.
(2a) Pembayaran untuk pekerjaan
konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang
Catatan !
Perubahan ketentuan ini hanya menegaskan bahwa pembayaran yang dilakukan tidak
diperkenankan melampaui prestasi pekerjaan, khusus utuk pekerjaan konstruksi yang dapat
dibayarkan adalah pekerjaan yang telah terpasang.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 89 ayat (4) :
Perpres 70/2012
Pasal 89 ayat (4)
Pembayaran bulanan/termin untuk
Pekerjaan Konstruksi, dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang, termasuk
peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan, sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam Kontrak
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
diatur pada ayat (2) dan ayat (2a),
pembayaran dapat dilakukan sebelum
prestasi pekerjaan diterima/terpasang untuk :
(a) pemberian Uang Muka kepada
Penyedia Barang/Jasa dengan
pemberian Jaminan Uang Muka;
Penjelasan Pasal 89 ayat (4a) :
Cukup jelas
Catatan !
Perubahan ketentuan pada Pasal 89 ayat
(4a,b,c), termasuk perubahan besar dari redaksi
ayat dan dijelaskan dengan lebih rinci.
Ketentuan ini menjelaskan pembayaran
sebelum prestasi pekerjaan dihasilkan.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 89 ayat (4) :
Perpres 70/2012
Pasal 89 ayat (4)
Pembayaran bulanan/termin untuk
Pekerjaan Konstruksi, dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang, termasuk
peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan, sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam Kontrak
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur
pada ayat (2) dan ayat (2a), pembayaran dapat
dilakukan sebelum prestasi pekerjaan
diterima/terpasang untuk :
(b) Pengadaan Barang/Jasa yang karena
sifatnya dapat dilakukan pembayaran
terlebih dahulu, sebelum Barang/Jasa
diterima setelah Penyedia Barang/Jasa
menyampaikan jaminan atas pembayaran
yang akan dilakukan;
Penjelasan 89 ayat (4b) :
Contoh kegiatan yang karena sifatnya harus dilakukan pembayanan terlebih dahulu, antara lain namun tidak
terbatas pada sewa menyewa, jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko, kontrak penyelenggaraan
beasiswa, belanja online, atau jasa penasehat hukum.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 89 ayat (4) :
Perpres 70/2012
Pasal 89 ayat (4)
Pembayaran bulanan/termin untuk
Pekerjaan Konstruksi, dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang, termasuk
peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan, sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam Kontrak
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur
pada ayat (2) dan ayat (2a), pembayaran dapat
dilakukan sebelum prestasi pekerjaan
diterima/terpasang untuk:
(c) pembayaran peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang
akan diserahterimakan, namun belum
terpasang.
Contoh : untuk ketentuan huruf c adalah lift, dll untuk pekerjaan konstruksi.
Penjelasan Pasal 89 ayat (4c) :
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan namun
belum terpasang, dibayar senilai peralatan dan/atau bahan tersebut, tidak termasuk biaya pemasangan dan
biaya uji fungsi.
Penyelesaian pekerjaan pemasangan dan uji fungsi peralatan dan/atau bahan dilakukan dalam Tahun
Anggaran berjalan.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 89 ayat (4a)
Perpres 54/2010
Sampai perubahan ke-3
Tidak diatur Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf b, termasuk bentuk
jaminan diatur oleh Menteri Keuangan
Catatan !
Ketentuan ini merupakan ketentuan baru yang menegaskan bahwa tatacara pembayaran termasuk
jaminan akan diatur lebih rinci oleh Menteri Keuangan.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Perpres 54/2010
Pasal 91 ayat (2)
Yang dapat digolongkan sebagai Keadaan Kahar
dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
Dihapus
Catatan !
Ketentuan tentang jenis keadaan kahar dihapuskan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pembatasan kondisi keadaan kahar. Karena dalam
kenyataannya banyak peristiwa yang menganggu penyelesaian pekerjaan yang sifatnya bukan
kesalahan penyedia atau diluar kendali para pihak, yang secara prinsip harusnya dianggap sebagai
keadaan kahar. Namun karena tidak ada di Pasal 91 ayat (2), maka kondisi tadi tidak dianggap
keadaan kahar.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 54/2010
Penjelasan Pasal 93 ayat (1). Huruf a.2.
Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan.
Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan.
Catatan :
Masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
untuk Pekerjaan Konstruksi disebut juga
Provisiinal Hand Over.
Perpres 4/2015
Penjelasan Pasal 93 ayat (1). Huruf a.2.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 93 ayat (1a)
Belum diatur Pemberian kesempatan kepada Penyedia
Barang/Jasa menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender, sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.1.
dan huruf a.2., dapat melampaui Tahun
Anggaran.
Penjelasan Pasal 93 ayat (1a) :
Dalam hal pemberian kesempatan kepada
Penyedia Barang/Jasa melampaui Tahun
Anggaran, maka dilakukan Addendum
Kontrak atas sumber pembiayaan dari DIPA
Tahun Anggaran berikutnya atas sisa
pekerjaan yang akan diselesaikan.
Catatan !
Ketentuan ini merupakan ketentuan baru yang
dimaksudkan untuk menegaskan bahwa
pemberian kesempatan 50 hari kerja tidak
terkait tahun anggaran, sehingga pemberian
kesempatan ini dimungkinkan untuk dilakukan
walaupun melampaui tahun anggaran.
Sedangkan tatacara pengelolaan
keuangannya akan diatur oleh Menteri
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri.
Perpres 54/2010
Pasal 93 ayat (1a)
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 93 ayat (3)
Belum diatur Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara
sepihak oleh PPK karena kesalahan Penyedia
Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kelompok Kerja ULP dapat melakukan
Penunjukan Langsung kepada pemenang
cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang
sama atau Penyedia Barang/Jasa yang mampu
dan memenuhi syarat.
Catatan !
Ini adalah salah satu ketentuan baru yang sangat penting untuk menangani masalah pemutusan
kontrak sebelum pekerjaan selesai.
Untuk menyelamatkan pekerjaan dan untuk memastikan pekerjaan selesai, maka harus diberikan
kemudahan untuk menetapkan penyedia yang akan melanjutkan sisa pekerjaan yang tentu prosesnya
tidak boleh lama, karena pekerjaan sisa harus segera dikerjakan dan penunjukan langsung adalah
metode yang tepat yang bisa digunakan.
Perpres 54/2010
Pasal 93 ayat (3)
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 106 ayat (1)
Perpres 54/2010
Pasal 106 ayat (1)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat
dilakukan secara elektronik.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dilakukan secara elektronik.
Catatan !
Perubahan ketentuan ini terkesan sederhana, tetapi maknanya sangat signifikan terhadap arah
kebijakan kita.
Dengan menghilangkan kata dapat, maka pelelangan secara elektronik bukanlah sebagai pilihan tetapi
menjadi suatu keharusan.
Selain itu ketentuan pengadaan nantinya akan diarahkan untuk menunjang pelelangan secara
elektronik, sejalan dengan makin ditinggalkannya pelelangan manual. Artinya secara sederhana
dapat dikatakan bahwa default nya proses pelelangan adalah secara elektronik.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 108 ayat (3) dan ayat (4)
Belum diatur 3) K/L/D/I mempergunakan Sistem
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara Elektronik yang dikembangkan oleh
LKPP.
4) Ketentuan lebih lanjut tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik
ditetapkan oleh LKPP.
Catatan !
Ketentuan ini mengamanatkan bahwa sistem pengadaan elektronik yang digunakan oleh K/L/D/I wajib
menggunakan system yang dikembangkan oleh LKPP, dalam hal ini SPSE.
Dengan ketentuan ini maka K/L/D/I tidak diperkenankan menggunakan system yang
dikembangkan instansinya sendiri atau system lain diluar yang dikembangkan oleh LKPP.
Ketentuan ini menjadi sangat penting dalam upaya membuat single system untuk eProcurement
Indonesia.
Perpres 54/2010
Pasal 108 ayat (3) dan ayat (4)
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 109 ayat (7)
Perpres 70/2012
Pasal 109 ayat (7)
Belum diatur Dalam pelaksanaan E-Tendering dilakukan
dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. tidak diperlukan Jaminan Penawaran;
b. tidak diperlukan sanggahan kualifikasi;
c. apabila penawaran yang masuk kurang dari
3 (tiga) peserta, pemilihan penyedia
dilanjutkan dengan dilakukan negosiasi
teknis dan harga/biaya;
d. tidak diperlukan sanggahan banding;
e. Untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
a)daftar pendek berjumlah 3 (tiga) sampai 5
(lima) penyedia Jasa Konsultansi;
b)seleksi sederhana dilakukan dengan
metode pascakualifikasi.
Catatan !
Ini adalah ketentuan yang revolusioner untuk
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ke depan.
Ketentuan ini menggambarkan keinginan yang kuat
untuk menyederhanakan dan mempercepat proses
pengadaan. Hal ini juga dimungkinkan dengan
perkembangan teknologi informasi saat ini.
Dengan dibangunnya Vendor Management System,
maka tahapan kualifikasi menjadi sangat mudah atau
bahkan mungkin tidak perlu dilakukan oleh Pokja
ULP.
Demikian pula dengan ketentuan dihapuskannya
ketentuan pelelangan gagal yang diakibatkan oleh
pemasukan penawaran kurang dari 3, memungkinkan
potensi pelelangan gagal berkurang.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 109 ayat (8)
Perpres 70/2012
Pasal 109 ayat (8)
Belum diatur Ketentuan lebih lanjut mengenai E-Tendering
ditetapkan oleh LKPP.
Catatan !
Ketentuan ini hanya mempertegas bahwa pengembangan eTendering hanya akan ditetapkan oleh
LKPP, sehingga K/L/D/I lain tidak memiliki kewenangan untuk menetapkan sistemnya sendiri.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 109A
Belum diatur 1) Percepatan pelaksanaan E-Tendering
dilakukan dengan memanfaatkan Informasi
Kinerja Penyedia Barang/Jasa
2) Pelaksanaan E-Tendering sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
hanya memasukan penawaran harga untuk
Pengadaan Barang/Jasa yang tidak
memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi,
dan teknis, serta tidak ada sanggahan dan
sanggahan banding.
3) Tahapan E-Tendering sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling kurang terdiri atas:
a. undangan;
b. pemasukan penawaran harga;
c. pengumuman pemenang.
Catatan !
Ini adalah ketentuan revolusioner berikutnya. Metode
pelelangan yang kemudian dikenal “eTendering Cepat”
ini akan membuat pelelangan menjadi sangat sederhana,
bahkan tidak diperlukan sanggahan dan sanggahan
banding, karena tidak akan lagi terjadi penawaran gugur
karena aspek kualifikasi, administrasi bahkan teknis.
Sehingga kompetisi hanya terkait dengan masalah harga.
Namun demikian, pelelangan ini hanya dimungkinkan
dilakukan untuk pengadaan barang/jasa yang secara
teknis sudah standar, sehingga semua penawaran
seluruhnya dianggap lulus teknis. Untuk sementara
pelelangan ini hanya dapat diakukan SPSE v4.
Perpres 54/2010
Pasal 109A
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 110
Perpres 70/2012
Pasal 110
3) Dalam rangka pengelolaan sistem
katalog elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), LKPP
melaksanakan Kontrak Payung
dengan Penyedia Barang/Jasa untuk
Barang/Jasa tertentu.
4) K/L/D/I melakukan E-Purchasing
terhadap barang/jasa yang sudah
dimuat dalam sistem katalog elektronik.
3) Dihapus
4) K/L/D/I wajib melakukan E-Purchasing
terhadap Barang/Jasa yang sudah dimuat
dalam sistem katalog elektronik sesuai
dengan kebutuhan K/L/D/I.
5) E-Purchasing dilaksanakan oleh Pejabat
Pengadaan/ PPK atau pejabat yang
ditetapkan oleh Pimpinan Instansi/Institusi.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai E-
Purchasing ditetapkan oleh LKPP
Catatan !
Ketentuan ini menghapus ketentuan mengenai kontrak payung yang dilakukan oleh LKPP
dengan penyedia.
Ketentuan lainnya menyatakan bahwa e-Purchasing merupakan metode pemilihan yang wajib
dilakukan oleh K/L/D/I. Kemudian pelaksananya bisa dilakukan oleh siapun yang diberi tugas tidak
terbatas pada Pokja ULP atau Pejabat Pengadaan.
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 115
Belum diatur 3) Pimpinan K/L/D/I wajib memberikan
pelayanan hukum kepada
PA/KPA/PPK/ULP/Pejabat Pengadaan/PPHP
/PPSPM/Bendahara/APIP dalam menghadapi
permasalahan hukum dalam lingkup
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
4) Khusus untuk tindak pidana dan pelanggaran
persaingan usaha, pelayanan hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya
diberikan hingga tahap penyelidikan.
Catatan !
Ketentuan ini lahir dari banyaknya keluhan dari pengelola pengadaan yang sering mengalami
masalah hukum dalam menjalankan tugasnya.
Di lain sisi sering tidak mendapatkan hak layanan hukum dari Instansinya, padahal masalah
tersebut timbul karena posisinya sebagai pelaksana pengadaan.
Perpres 54/2010
Pasal 115 ayat (3) dan (4)
Matriks Perubahan
Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015
Pasal 129
Belum diatur 6) Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa di Desa
diatur dengan peraturan Bupati/Walikota
yang mengacu pada pedoman yang
ditetapkan oleh LKPP.
7) Pimpinan K/L/D/I mendorong konsolidasi
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Catatan !
Ketentuan ayat (6) Menindaklanjuti UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka Desa memiliki pengaturan
Pengadaan Barang/Jasa sendiri serta tidak tunduk kepada Perpres No. 54 Tahun 2010 dan perubahannya. Hal
ini karena sumber anggaran PBJ Desa adalah APBDes yang tidak termasuk ruang lingkup Pasal 2 Perpres 54
Tahun 2010 dan perubahannya. Oleh sebab itu, setiap Kepala Daerah wajib membuat aturan PBJ pada Desa
Wilayahnya namun tetap mengacu kepada Perka LKPP No.13 Tahun 2013 tentang PBJ di Desa.
Ayat (7) merupakan amanat agar pimpinan K/L/D/I mendorong konsolidasi sehingga PBJ tidak terkotak-kotak
berdasarkan kegiatan dan anggaran. Dengan munculnya aturan ini, maka pelaksanaan pengadaan didorong
secara terkonsolidasi sehingga tidak lagi banyak dilaksanakan secara Pengadaan Langsung dan dapat
mendorong pelaksanaan pengadaan yang lebih efektif dan efisien.
Perpres 54/2010
Pasal 129 ayat (6) dan (7)
Ketentuan Peralihan
1. Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang
sedang dilaksanakan, dilanjutkan dengan tetap berpedoman
pada ketentuan sebelum diubah berdasarkan Peraturan Presiden
ini.
2. Perjanjian/Kontrak yang ditandatangani sebelum berlakunya
Peraturan Presiden ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
Perjanjian/Kontrak.
3. Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Catatan :
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015, tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, diundangkan di Jakarta,
pada tanggal 16 Januari 2015.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Khalid Mustafa
 
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Kacung Abdullah
 
Pengadaan langsung
Pengadaan langsungPengadaan langsung
Pengadaan langsungAbdul Aziz
 
4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barangJoy Irman
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahpublicprocurementinstitute
 
Korelasi latihan soal dengan ujian sertifikasi pbj
Korelasi latihan soal dengan ujian sertifikasi pbjKorelasi latihan soal dengan ujian sertifikasi pbj
Korelasi latihan soal dengan ujian sertifikasi pbjRedi Cahyadi
 
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE KemenhutMateri Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE KemenhutPoltak Hutabarat
 
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenAdd 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenHeru Kurniawan
 
01 dokumen pengadaan ac 2015
01 dokumen pengadaan ac 201501 dokumen pengadaan ac 2015
01 dokumen pengadaan ac 2015jaiyyu
 
Materi pengadaan obat dikes lombok barat
Materi pengadaan obat dikes lombok baratMateri pengadaan obat dikes lombok barat
Materi pengadaan obat dikes lombok baratMc Yayan
 
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]Agus Nurwahyudi
 
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Agus Nurwahyudi
 
Pengadaan barang dan jasa tingkat desa
Pengadaan barang dan jasa tingkat desaPengadaan barang dan jasa tingkat desa
Pengadaan barang dan jasa tingkat desaHeru Suprapto
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Furqan Husaini
 

What's hot (14)

Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
 
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
 
Pengadaan langsung
Pengadaan langsungPengadaan langsung
Pengadaan langsung
 
4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Korelasi latihan soal dengan ujian sertifikasi pbj
Korelasi latihan soal dengan ujian sertifikasi pbjKorelasi latihan soal dengan ujian sertifikasi pbj
Korelasi latihan soal dengan ujian sertifikasi pbj
 
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE KemenhutMateri Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
 
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenAdd 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
 
01 dokumen pengadaan ac 2015
01 dokumen pengadaan ac 201501 dokumen pengadaan ac 2015
01 dokumen pengadaan ac 2015
 
Materi pengadaan obat dikes lombok barat
Materi pengadaan obat dikes lombok baratMateri pengadaan obat dikes lombok barat
Materi pengadaan obat dikes lombok barat
 
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
 
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
 
Pengadaan barang dan jasa tingkat desa
Pengadaan barang dan jasa tingkat desaPengadaan barang dan jasa tingkat desa
Pengadaan barang dan jasa tingkat desa
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
 

Viewers also liked

Ignite Cleanweb: Jon Leighton, Loco2
Ignite Cleanweb: Jon Leighton, Loco2Ignite Cleanweb: Jon Leighton, Loco2
Ignite Cleanweb: Jon Leighton, Loco2Cleanweb UK
 
E 12 bsp0724_nanda kishore mallick visual cv
E 12 bsp0724_nanda kishore mallick visual cvE 12 bsp0724_nanda kishore mallick visual cv
E 12 bsp0724_nanda kishore mallick visual cvNanda_kishore_mallick
 
Cleanweb uk worthing
Cleanweb uk worthingCleanweb uk worthing
Cleanweb uk worthingCleanweb UK
 
Lesson 3 extra slideshare
Lesson 3 extra slideshareLesson 3 extra slideshare
Lesson 3 extra slidesharekarinwinkel
 
11مجموعة الرواد للإنشاء والتعمير
11مجموعة الرواد للإنشاء والتعمير11مجموعة الرواد للإنشاء والتعمير
11مجموعة الرواد للإنشاء والتعميرAL-Road Real
 
Edukasyon sa Pagpapakatao 5
Edukasyon sa Pagpapakatao 5Edukasyon sa Pagpapakatao 5
Edukasyon sa Pagpapakatao 5Lady Roberts
 
Human resource management
Human resource managementHuman resource management
Human resource managementnaveedakq
 
Healthy_Product_Backlog.eql?let_me_developer_break_down_tasks
Healthy_Product_Backlog.eql?let_me_developer_break_down_tasksHealthy_Product_Backlog.eql?let_me_developer_break_down_tasks
Healthy_Product_Backlog.eql?let_me_developer_break_down_tasksAnkit Gupta
 
Life correlated with_accounting_terms
Life correlated with_accounting_termsLife correlated with_accounting_terms
Life correlated with_accounting_termsnaveedakq
 
Lesson 3 extra slideshare TPR
Lesson 3 extra slideshare TPRLesson 3 extra slideshare TPR
Lesson 3 extra slideshare TPRkarinwinkel
 
Sheep heart dissection
Sheep heart dissectionSheep heart dissection
Sheep heart dissectiondragonfly191
 
Development of Personal Manufacturing. Open Kitting Machine
Development of Personal Manufacturing. Open Kitting MachineDevelopment of Personal Manufacturing. Open Kitting Machine
Development of Personal Manufacturing. Open Kitting MachineVarvara Guljajeva
 
Dia Washing Powder
Dia Washing PowderDia Washing Powder
Dia Washing PowderUmair Adil
 
Project promotion and marketing for non-profit organizations
Project promotion and marketing for non-profit organizationsProject promotion and marketing for non-profit organizations
Project promotion and marketing for non-profit organizationsmaulik_baxi
 

Viewers also liked (15)

Ignite Cleanweb: Jon Leighton, Loco2
Ignite Cleanweb: Jon Leighton, Loco2Ignite Cleanweb: Jon Leighton, Loco2
Ignite Cleanweb: Jon Leighton, Loco2
 
E 12 bsp0724_nanda kishore mallick visual cv
E 12 bsp0724_nanda kishore mallick visual cvE 12 bsp0724_nanda kishore mallick visual cv
E 12 bsp0724_nanda kishore mallick visual cv
 
Cleanweb uk worthing
Cleanweb uk worthingCleanweb uk worthing
Cleanweb uk worthing
 
Lesson 3 extra slideshare
Lesson 3 extra slideshareLesson 3 extra slideshare
Lesson 3 extra slideshare
 
11مجموعة الرواد للإنشاء والتعمير
11مجموعة الرواد للإنشاء والتعمير11مجموعة الرواد للإنشاء والتعمير
11مجموعة الرواد للإنشاء والتعمير
 
Edukasyon sa Pagpapakatao 5
Edukasyon sa Pagpapakatao 5Edukasyon sa Pagpapakatao 5
Edukasyon sa Pagpapakatao 5
 
Human resource management
Human resource managementHuman resource management
Human resource management
 
Healthy_Product_Backlog.eql?let_me_developer_break_down_tasks
Healthy_Product_Backlog.eql?let_me_developer_break_down_tasksHealthy_Product_Backlog.eql?let_me_developer_break_down_tasks
Healthy_Product_Backlog.eql?let_me_developer_break_down_tasks
 
Kidney dissection
Kidney dissectionKidney dissection
Kidney dissection
 
Life correlated with_accounting_terms
Life correlated with_accounting_termsLife correlated with_accounting_terms
Life correlated with_accounting_terms
 
Lesson 3 extra slideshare TPR
Lesson 3 extra slideshare TPRLesson 3 extra slideshare TPR
Lesson 3 extra slideshare TPR
 
Sheep heart dissection
Sheep heart dissectionSheep heart dissection
Sheep heart dissection
 
Development of Personal Manufacturing. Open Kitting Machine
Development of Personal Manufacturing. Open Kitting MachineDevelopment of Personal Manufacturing. Open Kitting Machine
Development of Personal Manufacturing. Open Kitting Machine
 
Dia Washing Powder
Dia Washing PowderDia Washing Powder
Dia Washing Powder
 
Project promotion and marketing for non-profit organizations
Project promotion and marketing for non-profit organizationsProject promotion and marketing for non-profit organizations
Project promotion and marketing for non-profit organizations
 

Similar to Matriks perpres

Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaYuni
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Agus Triyono
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Ssdotnet
 
jasa konsultan hukum.pptx
jasa konsultan hukum.pptxjasa konsultan hukum.pptx
jasa konsultan hukum.pptxagushw3
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121dhoan Evridho
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012dhoan Evridho
 
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015Yuni
 
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015Ssdotnet
 
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015 pengadaan baran...
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015   pengadaan baran...Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015   pengadaan baran...
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015 pengadaan baran...Eko Wachyu
 
Matrix perbedaan
Matrix perbedaanMatrix perbedaan
Matrix perbedaanYobin Manik
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123EnvaPya
 
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxPENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxAqilahUzma1
 
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptxKurohilost
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
 
Sosialisasiperpres70tahun2012 120820180953-phpapp01
Sosialisasiperpres70tahun2012 120820180953-phpapp01Sosialisasiperpres70tahun2012 120820180953-phpapp01
Sosialisasiperpres70tahun2012 120820180953-phpapp01Furqan Husaini
 
Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Sosialisasi perpres 70 tahun 2012razitakhalyla
 
perpres 70 tahun 2012 1
perpres 70 tahun 2012 1perpres 70 tahun 2012 1
perpres 70 tahun 2012 1jovansatria
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaFormasi Org
 

Similar to Matriks perpres (20)

Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
 
jasa konsultan hukum.pptx
jasa konsultan hukum.pptxjasa konsultan hukum.pptx
jasa konsultan hukum.pptx
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
 
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
 
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
 
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015 pengadaan baran...
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015   pengadaan baran...Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015   pengadaan baran...
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015 pengadaan baran...
 
Matrix perbedaan
Matrix perbedaanMatrix perbedaan
Matrix perbedaan
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
 
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxPENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
 
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
 
Sosialisasiperpres70tahun2012 120820180953-phpapp01
Sosialisasiperpres70tahun2012 120820180953-phpapp01Sosialisasiperpres70tahun2012 120820180953-phpapp01
Sosialisasiperpres70tahun2012 120820180953-phpapp01
 
Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
 
perpres 70 tahun 2012 1
perpres 70 tahun 2012 1perpres 70 tahun 2012 1
perpres 70 tahun 2012 1
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada Desa
 
Pokok2 ketentuan perpres54
Pokok2 ketentuan perpres54Pokok2 ketentuan perpres54
Pokok2 ketentuan perpres54
 

Recently uploaded

pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 

Recently uploaded (10)

pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 

Matriks perpres

  • 1. MATRIKS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015 Oleh : BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN - SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG
  • 2. PENDAHULUAN Latar Belakang dan Tujuan  Banyaknya terjadi pelelangan gagal yang menghambat pelaksanaan pekerjaan;  Perlu meningkatkan kecepatan proses pengadaan;  Penyederhaan proses pengadaan barang/jasa;  Medorong penggunaan e-Procurement dan e-Purchasing.
  • 3. PERPRES 54/2010 BESERTA PERUBAHANNYA Perubahan pertama sampai dengan ke-4 70 1723554 2010 Pengganti Keppres 80/2003 2011 2012 2014 4 2015 Tambahan Penunjukan Langsung Jasa Konsultan Hukum di Pasal 44 Tambahan Penunjukan Langsung Pupuk dan Benih Pasal 38 Penyempurnaan istilah, Penegasan Tupoksi, Perubahan Kriteria Pemilihan dan bukti perjanjian dll Penekanan eProc dan ePurchasing, penyederhaan prosedur dan perlindungan pengelola PBJ dll
  • 4. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 1 angka 9 Perpres 70/2012 Pasal 1 angka 9 Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan E- Purchasing. Catatan ! Penugasan pejabat pengadaan dilakukan untuk pengadaan yang dianggap sederhana dan cukup dikerjakan oleh 1 orang personil. Namun dalam kenyataannya tidak hanya pengadaan langsung yang dianggap sederhana dan bisa dikerjakan oleh seorang pejabat pengadaan tetapi juga penunjukan langsung sampai dengan 200 juta untuk B/K/JL, 50 juta untuk Jasa Konsultansi dan juga epurchasing.
  • 5. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 70/2012 Penjelasan Pasal 17 ayat (1a) Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, hanya berlaku dalam hal Kepala ULP tidak merangkap anggota Kelompok Kerja ULP Catatan ! Penegasan bahwa Kepala ULP wajib memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa apabila merangkap sebagai Anggota Pokja dan Pejabat Pengadaan. Perpres 4/2015 Penjelasan Pasal 17 ayat (1a) Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, hanya berlaku dalam hal Kepala ULP tidak merangkap anggota Kelompok Kerja ULP / Pejabat Pengadaan
  • 6. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 17 ayat (2) huruf h Perpres 70/2012 Pasal 17 ayat (2) huruf h Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan Penyedia barang/jasa untuk: a. Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp 200 juta; dan/atau b. Pengadaan Langsung untuk paket pengadaan Jasa Konsutasi yang bernilai paling tinggi Rp 50 juta Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan Penyedia barang/jasa untuk: a. Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200 juta; dan/atau b. Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp 50 juta Catatan ! Perubahan ini merupakan kelanjutan dari perubahan Pasal 1 angka 9, dimana Pejabat Pengadaan tidak hanya menetapkan penyedia barang/jasa untuk pengadaan langsung sampai dengan Rp. 200 juta (konsultan sd Rp. 50 juta) tetapi juga menetapkan penyedia barang/jasa untuk Penujukan Langsung sampai dengan Rp.200 juta (konsultan sd Rp. 50 juta).
  • 7. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 19 ayat (1) huruf l Perpres 54/2010 Pasal 19 ayat (1) huruf l sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3(tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir Catatan ! Perubahan ini dimaksudkan untuk menyederhanan persyaratan perpajakan. Kalau dalam Perpres 70/2012, penyedia disyaratkan untuk memiliki NPWP, SPT Tahunan dan Pajak Bulanan, maka pada Perpres 4/2015 cukup memiliki NPWP dan SPT Tahunan (lihat penjelasan pasal). Pejelasan : Kewajiban Perpajakan Tahun terakhir dipenuhi dengan penyerahan SPT Tahunan
  • 8. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 19 ayat (2a) Perpres 54/2010 Pasal 19 ayat (2a) Belum diatur Persyaratan pemenuhan kewajiban perpajakan tahun terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l, dikecualikan untuk Pengadaan Langsung dengan menggunakan bukti pembelian atau kuitansi Catatan ! Pengadaan Langsung dengan menggunakan Bukti Pembelian dan Kuitansi cukup mempersyaratkan memiliki NPWP.
  • 9. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 25 ayat (1a) dan (1b) Perpres 70/2012 Pasal 25 ayat (1a) (1a). PA pada Pemerintah Daerah mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa secara terbuka kepada masyarakat luas, setelah APBD yang merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD (1a). PA pada Pemerintah Daerah mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa secara terbuka kepada masyarakat luas, setelah rancangan peraturan daerah tentang APBD yang merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD. (1b). PA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (1a) mengumumkan kembali Rencana Umum Pengadaan, apabila terdapat perubahan/penambahan DIPA/DPA. Catatan ! Perubahan pada ayat (1a) hanya penyempurnaan kalimat, sedangkan penambahan ayat (1b) dimaksudkan untuk menegaskan bahwa perubahan DIPA/DPA mengakibatkan perubahan RUP dan perubahan tersebut harus diumumkan kembali.
  • 10. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 45 ayat (1) Perpres 54/2010 Pasal 45 ayat (1) Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I; dan/atau b. bernilai paling tinggi Rp 50 juta Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp 50 juta Catatan ! Kebutuhan jasa konsultansi dengan nilai kecil tidak terkait dengan kebutuhan operasional K/L/D/I, karena itu ketentuan tersebut dihapuskan karena akan mempersempit kriteria dan menyulitkan. Kalau ketentuan tersebut diberlakukan, maka pengadaan Jasa Konsultansi yang bukan merupakan kebutuhan operasional, maka berapapun nilainya harus dilakukan dengan seleksi, padahal pengadaan langsung dilakukan karena nilainya sampai dengan Rp. 50 juta dianggap nilai yang kecil dan cocok dengan metode Pengadaan Langsung. Penegasan : Bahwa pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai sampai dengan Rp. 50 juta dilakukan dengan Pengadaan Langsung.
  • 11. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 55 ayat (1) dan tambahan ayat (6) Perpres 70/2012 Pasal 55 ayat (1) (1). Tanda bukti perjanjian terdiri atas: a. bukti pembelian; b. kuitansi; c. Surat Perintah Kerja (SPK); dan d. surat perjanjian. (1) Tanda bukti perjanjian terdiri atas: a. bukti pembelian; b. kuitansi; c. Surat Perintah Kerja (SPK); dan d. surat perjanjian; e. surat pesanan (6) Surat Pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa melalui E- Purchasing dan pembelian secara online. Catatan ! Surat Pesanan diperuntukan khusus untuk pengadaan yang dilaksanakan secara e-Purchasing dan pembelian secara online yang berbasis IT.
  • 12. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 70 ayat (2) Perpres 70/2012 Pasal 70 ayat (2) Jaminan Pelaksanaan dapat diminta PPK kepada Penyedia Jasa Lainnya untuk Kontrak bernilai di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), kecuali untuk Pengadaan Jasa Lainnya dimana aset Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna. Jaminan Pelaksanaan tidak diperlukan dalam hal : a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang dilaksanakan dengan metode Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung Untuk Penanganan Darurat, Kontes, atau Sayembara; b. Pengadaan Jasa Lainnya, dimana aset Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna; atau c. Pengadaan Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik melalui E-Purchasing. Catatan ! Persyaratan Jaminan Pelaksanaan lebih dipertegas pada metode pemilihan dan bukan sekedar berdasarkan nilai paket. Apabila proses pemilihan menggunakan e-purchasing, maka tidak diperlukan Jaminan Pelaksanaan.
  • 13. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 73 ayat (1) Perpres 70/2012 Pasal 73 ayat (1) Dalam rangka percepatan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, Kelompok Kerja ULP dapat mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara luas kepada masyarakat dengan syarat: a. setelah penetapan APBD untuk Pengadaan Barang/Jasa yang bersumber dari APBD; b. setelah rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga/Institusi disetujui oleh DPR untuk pengadaan yang bersumber dari APBN. Kelompok Kerja ULP segera mengumumkan pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara luas kepada masyarakat setelah RUP diumumkan. Catatan ! Pada dasarnya Perpres ini mendorong agar proses pemilihan segera dilakukan setelah RUP diumumkan, agar dalam triwulan pertama proses pemilihan sudah dapat diselesaikan. Ketentuan ini untuk mendorong percepatan program pemerintah dan penyerapan anggaran. Perubahan ini juga dimaksudkan untuk menyederhanakan redaksi perpres.
  • 14. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 73 ayat (2) Perpres 70/2012 Pasal 73 ayat (2) Dalam hal DIPA/DPA tidak ditetapkan atau alokasi anggaran dalam DIPA/DPA yang ditetapkan kurang dari nilai Pengadaan Barang/Jasa yang diadakan, proses Pemilihan dibatalkan. Untuk Pengadaan Barang/Jasa tertentu, Kelompok Kerja ULP dapat mengumumkan pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara luas kepada masyarakat sebelum RUP diumumkan. Penjelasan Pasal 73 ayat (2) : Dalam hal pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan mendahului penetapan DIPA/DPA, isi pengumuman pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat kondisi bahwa : a. DIPA/DPA belum ditetapkan; dan b. Apabila proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dibatalkan karena DIPA/DPA tidak ditetapkan atau alokasi anggaran dalam DIPA/DPA yang ditetapkan kurang dari nilai pengadaan yang diadakan, kepada Penyedia Barang/Jasa tidak diberikan ganti rugi. Pengadaan Barang/Jasa tertentu yang proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dapat diumumkan sebelum RUP diumumkan antara lain : a. Pengadaan Barang/Jasa yang membutuhkan waktu perencanaan dan persiapan pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang lama; b. Pekerjaan kompleks; dan/atau c. Pekerjaan rutin yang harus dipenuhi diawal tahun anggaran dan tidak boleh berhenti.
  • 15. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 86 ayat (2a) Perpres 54 2010 Pasal 86 Tidak diatur Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilaksanakan mendahului pengesahan DIPA/DPA dan alokasi anggaran dalam DIPA/DPA tidak disetujui atau ditetapkan kurang dari nilai Pengadaan Barang/Jasa yang diadakan, proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilanjutkan ke tahap penandatanganan kontrak setelah dilakukan revisi DIPA/DPA atau proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dibatalkan. Catatan ! Ketentuan baru ini dimaksudkan untuk mengakomodasi suatu kondisi, dimana DIPA/DPA belum disahkan tetapi proses pemilihan harus dilakukan. Misalnya kebutuhan makan minum, jasa internet, jasa kebersihan dan lainnya yang dibutuhkan sejak awal tahun. Sehingga walaunpun DIPA/DPA belum disahkan, maka proses pemilihan harus dilakukan. Setelah proses pemilihan dilakukan namun ternyata anggarannya tidak mencukupi, maka tindaklanjutnya bisa dilakukan revisi DIPA/DPA dan lanjut tandatangan kontrak atau pemilihan dibatalkan bilamana DIPA/DPA tidak disahkan atau disahkan kurang dari nilai perkiraan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengurangi potensi lelang gagal.
  • 16. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 86 ayat (3) Perpres 70/2012 Pasal 86 ayat (3) Para pihak menandatangani Kontrak setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan Pelaksanaan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya SPPBJ. Para pihak menandatangani Kontrak setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan Pelaksanaan. Catatan ! Perubahan ketentuan ini dilakukan agar tidak membatasi lama waktu penyerahan jaminan pelaksanaan. Mengingat sering kali setelah penetapan pemenang terjadi masalah sanggahan, sanggahan banding dan pengaduan yang membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan. Selain itu ketentuan ini untuk mengakomodasi situasi dimana pelelangan sudah selesai dan tinggal menunggu SPPBJ dan kontrak, namun anggaran masih dalam tahap revisi sehingga untuk lanjut ke SPPBJ dan kontrak harus menunggu selesai revisi yang lama waktunya tidak bisa dipastikan. Ketentuan ini juga mengurangi potensi lelang gagal.
  • 17. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 89 ayat : Perpres 70/2012 Pasal 89 ayat (2) Pembayaran prestasi kerja diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa setelah dikurangi angsuran pengembalian Uang Muka dan denda apabila ada, serta pajak (2) Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa senilai prestasi pekerjaan yang diterima setelah dikurangi angsuran pengembalian Uang Muka dan denda apabila ada, serta pajak. (2a) Pembayaran untuk pekerjaan konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang Catatan ! Perubahan ketentuan ini hanya menegaskan bahwa pembayaran yang dilakukan tidak diperkenankan melampaui prestasi pekerjaan, khusus utuk pekerjaan konstruksi yang dapat dibayarkan adalah pekerjaan yang telah terpasang.
  • 18. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 89 ayat (4) : Perpres 70/2012 Pasal 89 ayat (4) Pembayaran bulanan/termin untuk Pekerjaan Konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, termasuk peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Kontrak Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (2) dan ayat (2a), pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan diterima/terpasang untuk : (a) pemberian Uang Muka kepada Penyedia Barang/Jasa dengan pemberian Jaminan Uang Muka; Penjelasan Pasal 89 ayat (4a) : Cukup jelas Catatan ! Perubahan ketentuan pada Pasal 89 ayat (4a,b,c), termasuk perubahan besar dari redaksi ayat dan dijelaskan dengan lebih rinci. Ketentuan ini menjelaskan pembayaran sebelum prestasi pekerjaan dihasilkan.
  • 19. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 89 ayat (4) : Perpres 70/2012 Pasal 89 ayat (4) Pembayaran bulanan/termin untuk Pekerjaan Konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, termasuk peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Kontrak Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (2) dan ayat (2a), pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan diterima/terpasang untuk : (b) Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya dapat dilakukan pembayaran terlebih dahulu, sebelum Barang/Jasa diterima setelah Penyedia Barang/Jasa menyampaikan jaminan atas pembayaran yang akan dilakukan; Penjelasan 89 ayat (4b) : Contoh kegiatan yang karena sifatnya harus dilakukan pembayanan terlebih dahulu, antara lain namun tidak terbatas pada sewa menyewa, jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko, kontrak penyelenggaraan beasiswa, belanja online, atau jasa penasehat hukum.
  • 20. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 89 ayat (4) : Perpres 70/2012 Pasal 89 ayat (4) Pembayaran bulanan/termin untuk Pekerjaan Konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, termasuk peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Kontrak Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (2) dan ayat (2a), pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan diterima/terpasang untuk: (c) pembayaran peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, namun belum terpasang. Contoh : untuk ketentuan huruf c adalah lift, dll untuk pekerjaan konstruksi. Penjelasan Pasal 89 ayat (4c) : Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan namun belum terpasang, dibayar senilai peralatan dan/atau bahan tersebut, tidak termasuk biaya pemasangan dan biaya uji fungsi. Penyelesaian pekerjaan pemasangan dan uji fungsi peralatan dan/atau bahan dilakukan dalam Tahun Anggaran berjalan.
  • 21. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 89 ayat (4a) Perpres 54/2010 Sampai perubahan ke-3 Tidak diatur Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, termasuk bentuk jaminan diatur oleh Menteri Keuangan Catatan ! Ketentuan ini merupakan ketentuan baru yang menegaskan bahwa tatacara pembayaran termasuk jaminan akan diatur lebih rinci oleh Menteri Keuangan.
  • 22. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015Perpres 54/2010 Pasal 91 ayat (2) Yang dapat digolongkan sebagai Keadaan Kahar dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi: a. bencana alam; b. bencana non alam; c. bencana sosial; d. pemogokan; e. kebakaran; dan/atau f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait. Dihapus Catatan ! Ketentuan tentang jenis keadaan kahar dihapuskan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pembatasan kondisi keadaan kahar. Karena dalam kenyataannya banyak peristiwa yang menganggu penyelesaian pekerjaan yang sifatnya bukan kesalahan penyedia atau diluar kendali para pihak, yang secara prinsip harusnya dianggap sebagai keadaan kahar. Namun karena tidak ada di Pasal 91 ayat (2), maka kondisi tadi tidak dianggap keadaan kahar.
  • 23. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 54/2010 Penjelasan Pasal 93 ayat (1). Huruf a.2. Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan. Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan. Catatan : Masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk Pekerjaan Konstruksi disebut juga Provisiinal Hand Over. Perpres 4/2015 Penjelasan Pasal 93 ayat (1). Huruf a.2.
  • 24. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 93 ayat (1a) Belum diatur Pemberian kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender, sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.1. dan huruf a.2., dapat melampaui Tahun Anggaran. Penjelasan Pasal 93 ayat (1a) : Dalam hal pemberian kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa melampaui Tahun Anggaran, maka dilakukan Addendum Kontrak atas sumber pembiayaan dari DIPA Tahun Anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan diselesaikan. Catatan ! Ketentuan ini merupakan ketentuan baru yang dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pemberian kesempatan 50 hari kerja tidak terkait tahun anggaran, sehingga pemberian kesempatan ini dimungkinkan untuk dilakukan walaupun melampaui tahun anggaran. Sedangkan tatacara pengelolaan keuangannya akan diatur oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri. Perpres 54/2010 Pasal 93 ayat (1a)
  • 25. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 93 ayat (3) Belum diatur Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak oleh PPK karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kelompok Kerja ULP dapat melakukan Penunjukan Langsung kepada pemenang cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang sama atau Penyedia Barang/Jasa yang mampu dan memenuhi syarat. Catatan ! Ini adalah salah satu ketentuan baru yang sangat penting untuk menangani masalah pemutusan kontrak sebelum pekerjaan selesai. Untuk menyelamatkan pekerjaan dan untuk memastikan pekerjaan selesai, maka harus diberikan kemudahan untuk menetapkan penyedia yang akan melanjutkan sisa pekerjaan yang tentu prosesnya tidak boleh lama, karena pekerjaan sisa harus segera dikerjakan dan penunjukan langsung adalah metode yang tepat yang bisa digunakan. Perpres 54/2010 Pasal 93 ayat (3)
  • 26. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 106 ayat (1) Perpres 54/2010 Pasal 106 ayat (1) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat dilakukan secara elektronik. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dilakukan secara elektronik. Catatan ! Perubahan ketentuan ini terkesan sederhana, tetapi maknanya sangat signifikan terhadap arah kebijakan kita. Dengan menghilangkan kata dapat, maka pelelangan secara elektronik bukanlah sebagai pilihan tetapi menjadi suatu keharusan. Selain itu ketentuan pengadaan nantinya akan diarahkan untuk menunjang pelelangan secara elektronik, sejalan dengan makin ditinggalkannya pelelangan manual. Artinya secara sederhana dapat dikatakan bahwa default nya proses pelelangan adalah secara elektronik.
  • 27. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 108 ayat (3) dan ayat (4) Belum diatur 3) K/L/D/I mempergunakan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik yang dikembangkan oleh LKPP. 4) Ketentuan lebih lanjut tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik ditetapkan oleh LKPP. Catatan ! Ketentuan ini mengamanatkan bahwa sistem pengadaan elektronik yang digunakan oleh K/L/D/I wajib menggunakan system yang dikembangkan oleh LKPP, dalam hal ini SPSE. Dengan ketentuan ini maka K/L/D/I tidak diperkenankan menggunakan system yang dikembangkan instansinya sendiri atau system lain diluar yang dikembangkan oleh LKPP. Ketentuan ini menjadi sangat penting dalam upaya membuat single system untuk eProcurement Indonesia. Perpres 54/2010 Pasal 108 ayat (3) dan ayat (4)
  • 28. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 109 ayat (7) Perpres 70/2012 Pasal 109 ayat (7) Belum diatur Dalam pelaksanaan E-Tendering dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. tidak diperlukan Jaminan Penawaran; b. tidak diperlukan sanggahan kualifikasi; c. apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta, pemilihan penyedia dilanjutkan dengan dilakukan negosiasi teknis dan harga/biaya; d. tidak diperlukan sanggahan banding; e. Untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi a)daftar pendek berjumlah 3 (tiga) sampai 5 (lima) penyedia Jasa Konsultansi; b)seleksi sederhana dilakukan dengan metode pascakualifikasi. Catatan ! Ini adalah ketentuan yang revolusioner untuk Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ke depan. Ketentuan ini menggambarkan keinginan yang kuat untuk menyederhanakan dan mempercepat proses pengadaan. Hal ini juga dimungkinkan dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Dengan dibangunnya Vendor Management System, maka tahapan kualifikasi menjadi sangat mudah atau bahkan mungkin tidak perlu dilakukan oleh Pokja ULP. Demikian pula dengan ketentuan dihapuskannya ketentuan pelelangan gagal yang diakibatkan oleh pemasukan penawaran kurang dari 3, memungkinkan potensi pelelangan gagal berkurang.
  • 29. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 109 ayat (8) Perpres 70/2012 Pasal 109 ayat (8) Belum diatur Ketentuan lebih lanjut mengenai E-Tendering ditetapkan oleh LKPP. Catatan ! Ketentuan ini hanya mempertegas bahwa pengembangan eTendering hanya akan ditetapkan oleh LKPP, sehingga K/L/D/I lain tidak memiliki kewenangan untuk menetapkan sistemnya sendiri.
  • 30. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 109A Belum diatur 1) Percepatan pelaksanaan E-Tendering dilakukan dengan memanfaatkan Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa 2) Pelaksanaan E-Tendering sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan hanya memasukan penawaran harga untuk Pengadaan Barang/Jasa yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi, dan teknis, serta tidak ada sanggahan dan sanggahan banding. 3) Tahapan E-Tendering sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang terdiri atas: a. undangan; b. pemasukan penawaran harga; c. pengumuman pemenang. Catatan ! Ini adalah ketentuan revolusioner berikutnya. Metode pelelangan yang kemudian dikenal “eTendering Cepat” ini akan membuat pelelangan menjadi sangat sederhana, bahkan tidak diperlukan sanggahan dan sanggahan banding, karena tidak akan lagi terjadi penawaran gugur karena aspek kualifikasi, administrasi bahkan teknis. Sehingga kompetisi hanya terkait dengan masalah harga. Namun demikian, pelelangan ini hanya dimungkinkan dilakukan untuk pengadaan barang/jasa yang secara teknis sudah standar, sehingga semua penawaran seluruhnya dianggap lulus teknis. Untuk sementara pelelangan ini hanya dapat diakukan SPSE v4. Perpres 54/2010 Pasal 109A
  • 31. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 110 Perpres 70/2012 Pasal 110 3) Dalam rangka pengelolaan sistem katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan Penyedia Barang/Jasa untuk Barang/Jasa tertentu. 4) K/L/D/I melakukan E-Purchasing terhadap barang/jasa yang sudah dimuat dalam sistem katalog elektronik. 3) Dihapus 4) K/L/D/I wajib melakukan E-Purchasing terhadap Barang/Jasa yang sudah dimuat dalam sistem katalog elektronik sesuai dengan kebutuhan K/L/D/I. 5) E-Purchasing dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaan/ PPK atau pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi/Institusi. 6) Ketentuan lebih lanjut mengenai E- Purchasing ditetapkan oleh LKPP Catatan ! Ketentuan ini menghapus ketentuan mengenai kontrak payung yang dilakukan oleh LKPP dengan penyedia. Ketentuan lainnya menyatakan bahwa e-Purchasing merupakan metode pemilihan yang wajib dilakukan oleh K/L/D/I. Kemudian pelaksananya bisa dilakukan oleh siapun yang diberi tugas tidak terbatas pada Pokja ULP atau Pejabat Pengadaan.
  • 32. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 115 Belum diatur 3) Pimpinan K/L/D/I wajib memberikan pelayanan hukum kepada PA/KPA/PPK/ULP/Pejabat Pengadaan/PPHP /PPSPM/Bendahara/APIP dalam menghadapi permasalahan hukum dalam lingkup Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 4) Khusus untuk tindak pidana dan pelanggaran persaingan usaha, pelayanan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya diberikan hingga tahap penyelidikan. Catatan ! Ketentuan ini lahir dari banyaknya keluhan dari pengelola pengadaan yang sering mengalami masalah hukum dalam menjalankan tugasnya. Di lain sisi sering tidak mendapatkan hak layanan hukum dari Instansinya, padahal masalah tersebut timbul karena posisinya sebagai pelaksana pengadaan. Perpres 54/2010 Pasal 115 ayat (3) dan (4)
  • 33. Matriks Perubahan Dari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015 Perpres 4/2015 Pasal 129 Belum diatur 6) Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa di Desa diatur dengan peraturan Bupati/Walikota yang mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh LKPP. 7) Pimpinan K/L/D/I mendorong konsolidasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Catatan ! Ketentuan ayat (6) Menindaklanjuti UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka Desa memiliki pengaturan Pengadaan Barang/Jasa sendiri serta tidak tunduk kepada Perpres No. 54 Tahun 2010 dan perubahannya. Hal ini karena sumber anggaran PBJ Desa adalah APBDes yang tidak termasuk ruang lingkup Pasal 2 Perpres 54 Tahun 2010 dan perubahannya. Oleh sebab itu, setiap Kepala Daerah wajib membuat aturan PBJ pada Desa Wilayahnya namun tetap mengacu kepada Perka LKPP No.13 Tahun 2013 tentang PBJ di Desa. Ayat (7) merupakan amanat agar pimpinan K/L/D/I mendorong konsolidasi sehingga PBJ tidak terkotak-kotak berdasarkan kegiatan dan anggaran. Dengan munculnya aturan ini, maka pelaksanaan pengadaan didorong secara terkonsolidasi sehingga tidak lagi banyak dilaksanakan secara Pengadaan Langsung dan dapat mendorong pelaksanaan pengadaan yang lebih efektif dan efisien. Perpres 54/2010 Pasal 129 ayat (6) dan (7)
  • 34. Ketentuan Peralihan 1. Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang sedang dilaksanakan, dilanjutkan dengan tetap berpedoman pada ketentuan sebelum diubah berdasarkan Peraturan Presiden ini. 2. Perjanjian/Kontrak yang ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Perjanjian/Kontrak. 3. Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Catatan : Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015, tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, diundangkan di Jakarta, pada tanggal 16 Januari 2015.