4. Definisi Konflik
• Konflik adalah tidak adanya persetujuan
antara individu tentang sesuatu yang
penting (Kelly, 2010).
• Menurut Kehinde (2011) bahwa Konflik
didalam suatu organisasi dikarenakan
setiap individu memiliki ketertarikan
personal dan profesional yang berbeda
akan tetapi harus bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.
4
5. • Konflik adalah suatu bagian kehidupan yang
timbul dan selalu ada karena adanya kompleksitas
hubungan manusia dimana tiap-tiap orang unik,
memiliki sitem nilai, filosofi, struktur,
kepribadaian, pilihan dan pola (Huber, 2000).
• Cummings (1980) mendefinisikan konflik sebagai
suatu proses interaksi sosial dimana dua orang
atau lebih, atau dua kelompok atau lebih, berbeda
atau bertentangan dalam pendapat atau tujuam
mereka.
5
6. Konflik dapat menjadi masalah serius dalam setiap
organisasi, Konflik dapat menciptakan kondisi
yang kacau yang membuat karyawan hampir tidak
mungkin bekerja sama akan tetapi dipihak lain
konflik juga mempunyai sisi positif yang kurang
dikenal.
6
8. PERILAKU MENENTANG
• 1) Competitive Bomber yang mudah menolak untuk bekerja,
sering menggerutu dengan bergumam yang dapat
diterjemahkan sebagai urus saja sendiri. Perilaku-perilaku
ini dilakukan untuk memancing respons manajerial.
• 2) Martyred Accomodator yang menggunakan kepatuhan
palsu. Mereka bekerja dan mampu bekerja sama tetapi
sambil juga melakukan ejekan dan hinaan, mengeluh dan
mengkritik untuk mendapatkan dukungan yang lainnya.
• 3) Avoider, penentang ini menhindarkan kesepakatan dan
partisipasi, tidak berespon terhadap manajer perawat.
8
9. Kategori Konflik
Marquis dan Huston (2012)
Intergroup
(antar kelompok)
Intrapersonal
(di alam diri seseorang)
Interpersonal
(antara 2 orang)
9
10. Peran manajer keperawatan adalah menciptakan lingkungan
dimana konflik bisa digunakan sebagai saluran terjadi
pertumbuhan, inovasi dan produktivitas
(Marquis dan Huston, 2006)
10
11. Definisi Manajemen Konflik
• Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan
langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga
dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil
tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan
suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau
tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif,
bermufakat, atau agresif.
11
12. Menurut Marquis & Huston (2012) peran kepemimpinan
terkait dengan penyelesaian konflik adalah:
• Sadar diri dan bekerja dengan sungguh – sungguh dalam
menyelesaikan konflik intrapersonal.
• Mengatasi konflik segera setelah pertama kali dirasakan dan
sebelum termanifestasikan.
• Mencari penyelesaian menang – menang (win – win
solution) jika memungkinkan.
• Memperkecil perbedaan persepsi antar pihak yang
mengalami konflik dan memperluas pengertian kedua belah
pihak tentang masalah.
12
13. • Membantu pegawai mengidentifikasi alternatif penyelesaian
konflik.
• Mengenali dan menerima perbedaan individual yang dimiliki
staf.
• Menggunakan keterampilan komunikasi asertif untuk
meningkatkan cara persuasif dan membantu komunikasi
terbuka.
• Menjadi model peran yang jujur dan mengupayakan
negosiasi kolaboratif.
13
14. fungsi manajemen terkait dengan penyelesaian
konflik adalah:
• Menciptakan lingkungan kerja yang meminimalkan kondisi
pencetus konflik
• Secara tepat menggunakan wewenang sah jika harus
membuat keputusan yang tidak populer atau cepat.
• Jika perlu, secara formal memfasilitasi penyelesaian konflik
yang melibatkan pegawai.
• Menerima tanggung jawab secara mutual untuk mencapai
tujuan supraordinat yang telah ditentukan sebelumnya.
• Mendapatkan sumber yang dibutuhkan unit melalui strategi
negosiasi yang efektif.
14
15. • Mengkompromikan kebutuhan unit jika kebuttuhan tersebut
tidak kritis untuk menjalankan fungsi unit dan jika
manajemen yang lebih tinggi melepaskan sesuatu yang
sama berharganya.
• Mempersiapkan segalanya untuk melakukan negosiasi
untuk mendapatkan sumber unit, termasuk penentuan
lanjutan total biaya dan kemungkinan pertukaran sumber
unit.
• Menangani kebutuhan pengakhiran dan tindak lanjut
negosiasi.
15
16. STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
KOMPETESI (Competing)
• Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba ”memaksakan”
kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan
tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu
membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah
satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital.
16
17. MENGHINDAR (Avoiding)
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindar dari
situasi tersebut secara fisik atau pun psikologis. Sifat
tindakan ini adalah hanya menunda konflik yang terjadi.
Situasi menang-kalah terjadi lagi di sini. Menghindari konflik
bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk
mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk
sementara.
17
18. AKOMODASI (Accomodating)
• Jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa
kepentingan sendiri agar pihak lain mendapatkan
keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai
• Pendekatan menyesuaikan (accomodating) dilakukan oleh
pihak-pihak yang terlibat konflik dengan cara salah satu
pihak melepaskan atau mengesampingkan keinginan
kelompoknya dan memenuhi keinginan pihak lain.
• Melalui pendekatan ini, pihak yang satu merelakan
kebutuhannya, sehingga pihak yang lain mendapatkan
sepenuhnya hal yang diinginkan.
• Tehnik menyesuaikan merupakan pendekatan kalah-
menang (lose-win approach).
18
19. • KOMPROMI (Compromising)
• Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa
bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan
hubungan baik menjadi yang utama.
• Tehnik penyelesaian konflik mengharuskan kedua belah
pihak yang terlibat konflik saling memberi kelonggaran atau
konsesi. Keduanya saling bekerja sama untuk
menyelesaikan konflik tanpa mengorbankan kepentingan
organisasi.
• Kedua belah pihak mendapatkan apa yang diinginkan tetapi
tidak penuh, dan kehilangan tetapi tidak seluruhnya. (win-
win or lose-lose approach).
19
20. KOLABORASI (Collaborating)
• Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja
sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan
konsekuensi dari masing-masing tindakan.
• Kedua belah pihak yang terlibat bekerjasama dan mencari
pemecahan konflik yang dapat memuaskan kepentingan
kedua belah pihak.
• Pengelolaan konflik menggunakan tehnik kerja sama
merupakan pendekatan menang-menang (win-win
approach).
20