2. Selasa 27 Juli 2010
IPTEK TALK : Pupuk Organik Mikroba ”google”
Pupuk Organik berproduksi dengan memanfaatkan potensi bahan-bahan alami seperti kompos
dan limbah organik dengan tambahan mikroba khusus sebagai peramunya. Hasil
produktivitasnya tidak lagi lebih rendah dibanding dengan cara konvensional pupuk kimia,
demikian disampaikan Ir. Ali Zum Mashar, MA, M.Si, ID, peneliti dari Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi yang didampingi Drs. Michael M. Oendoen, MA, Komisaris Utama PT. Changa
Halmahera Resources, pada Iptek Talk, Minggu, 25 Juli 2010, pkl. 18.30-19.00 WIB di TVRI.
Ali menuturkan bahwa penemuan mikroba yang digunakan untuk pupuk organik ini merupakan
suatu terobosan baru, karena mikroba yang ditemukan oleh Ali ini cara kerjanya seperti mesin
pencari internet (search engine) 'google'. Mikroba ini bisa mencari kesuburan kemudian
mengumpulkannya sehingga bisa dengan mudah untuk dimanfaatkan, seperti menjadikan tanah
lebih subur atau mencari potensi tersembunyai yang ada di dalam tanaman muncul. Salah satu
contohnya adalah memunculkan gen kedelai sehingga kedelai mampu tumbuh menjadi raksasa
dengan ketinggian hampir 2 meter, kemudian kelapa sawit bisa berbuah sangat lebat dan lain
sebagainya.
Sebagai seorong peneliti Ali merasakan keprihatihan terhadap masyarakat yang hidup di
kampung-kampung pedalaman sangat kesusahan dalam mendapatkan pupuk, kemudian juga
cara bertani yang selalu mendapatkan hasil rendah. Apalagi ketika Ali ditugaskan di daerah
transmigrasi di lahan gambut sejuta hektar dengan sejuta permasalahannya. Hal inilah yang
melatarbelakangi Ali untuk melakukan penelitian tentang mikroba untuk pupuk organik. Di lahan
gambut Kalimantan Tengah yang paling masam dengan pH 2-3 ini juga Ali mendapatkan
anugerah kekuasaan dari Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian
pribadi yang kemudian langsung diujicobakan di lahan tersebut. Ternyata jerih payah Ali tidak
sia-sia, lahan gambut yang semua menjadi masalah ternyata bisa mendatangkan anugerah. Tidak
hanya di lahan gambut, Ali juga melakukan ujicoba di daerah pasir kwarsa di Kalimantan Tengah