SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
Baixar para ler offline
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan
kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran di Indonesia
menjadi semakin serius. Masalah ini di pandang lebih serius lagi bagi mereka
yang berusia 15-24 tahun yang kebanyakan mempunyai pendidikan yang
lumayan. Karena mereka merasa pendidikan yang sudah mereka dapatkan,
ternyata belum dapat menjamin mereka dapat bekerja. Pengangguran terjadi
disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih
kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan
pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para
pencari kerja.
Fakta membuktikan bahwa dari 150.000.000 penduduk Indonesia, 60%
diantaranya adalah angkatan kerja yang potensial. Dalam masa pembangunan
yang dicanangkan pemerintah sekarang ini, jelas merupakan modal dasar bagi
kelancaran pembangunan. Angkatan kerja yang sedemikian besar, jelas sekali
mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian bangsa. Hanya saja
masalahnya adalah pemerintah maupun pihak swasta belum mempunyai
kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja yang bisa menyerap seluruh
angkatan kerja potensial yang ada. Sehingga timbullah masalah pengangguran
baik tersembunyi maupun terbuka pada semua tingkat pendidikan yang disandang
tenaga kerja.
Berdasarkan data BPS Tahun 2010, jumlah angkatan kerja di Indonesia pada
Agustus 2010 mencapai 116,5 juta orang, bertambah sekitar 530 ribu orang
dibanding angka jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2010
mencapai 108,2 juta orang, bertambah sekitar 800 ribu orang dibanding keadaan
pada Februari 2010 yang sebesar 107,4 juta orang atau bertambah 3,3 juta orang
dibanding keadaan Agustus 2009 yang sebesar 104,9 juta orang. Sedangkan,
tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai
7,14 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2010 yang sebesar
7,41 persen dan TPT Agustus 2009 yang sebesar 7,87 persen. Angkatan kerja
Februari 2010 yang sebesar 116,0 juta orang atau bertambah 2,7 juta orang
dibanding Agustus 2009 yang sebesar 113,8 juta orang. Dari tahun ke tahun,
pengangguran di Indonesia semakin bertambah, hal tersebut mengakibatkan
kacaunya stabilitas perkembangan ekonomi Indonesia. Berdasarkan masalah
tersebut, penulis ingin mengetahui lebih mendasar mengenai masalah
pengangguran yang tersaji dalam makalah yang berjudul pengangguran ini.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan
kesempatan kerja?
2. Apa definisi pengangguran ?
3. Apa saja jenis-jenis pengangguran ?
4. Apa yang menjadi penyebab pengangguran di Indonesia ?
5. Bagaimana dampak pengangguran terhadap kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional?
6. Apa saja kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi
pengangguran?
7. Bagaimana strategi dalam mengatasi pengangguran di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja
dan kesempatan kerja
2. Untuk mengetahui definisi pengangguran
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pengangguran
4. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab pengangguran di Indonesia
5. Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional
6. Untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi
pengangguran
7. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi pengangguran di Indonesia?
1.4 Manfaat
1. Secara praktisi, makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
mengenai materi yang berhubungan dengan pengangguran
2. Secara akademis, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca
dalam melihat permasalahan pengangguran yang terjadi di Indonesia
3
II. PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Jumlah Penduduk, Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan
Kesempatan Kerja
Jumlah penduduk adalah banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah
negara. Penduduk suatu negara dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni
kelompok penduduk usia kerja (tenaga kerja) dan kelompok penduduk bukan usia
kerja. Penduduk usia kerja (tenaga kerja) untuk negara-negara berkembang seperti
Indonesia adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Sedangkan di negara-
negara maju, penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berusia
antara 15 dan 64 tahun.
Untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, penduduk bukan usia
kerja adalah penduduk yang berumur 0 hingga 14 tahun. Sedangkan, untuk
negara-negara maju penduduk bukan usia kerja adalah mereka yang berumur 0
hingga 14 tahun dan mereka yang berumur 64 tahun ke atas. Tenaga kerja juga
dapat di bagi dalam dua kelompok, yakni kelompok angkatan kerja dan kelompok
bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15
tahun ke atas), baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Kelompok ini biasa
disebut sebagai kelompok usia produktif. Namun, tidak semua angkatan kerja
dalam suatu negara mendapat kesempatan bekerja.
Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang
membutuhkan pekerjaan. Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam Pasal 27
ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak”. Dari bunyi Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 itu jelas
bahwa pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas penciptaan lapangan kerja.
Tenaga Kerja
1. Angkatan Kerja
a. Golongan yang bekerja
b. Golongan yang menganggur dan mencari
pekerjaan
2. Kelompok bukan angkatan kerja
a. Golongan yang bersekolah
b. Golongan yang mengurus rumah tangga
c. Golongan lain atau penerima pendapatan
tidak tetap
4
Jumlah penduduk Indonesia merupakan keempat terbesar di dunia setelah
RRC, India, dan Amerika Serikat. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia rata-
rata 1,46%, sehingga pada tahun 2006, jumlah penduduk Indonesia telah
mencapai 222 juta orang (data BPS Maret 2006). Sejalan dengan pertumbuhan
penduduk tersebut, jumlah tenaga kerja dan angkatan kerja juga meningkat. Pada
tahun 1980, jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 106,8 juta orang pada
bulan Februari 2006 (data BPS). Dengan demikian, dapat kita katakan semakin
besar jumlah penduduk, semakin besar pula jumlah angkatan kerjanya. Angkatan
kerja ini membutuhkan lapangan pekerjaan. Namun umumnya, baik negara
berkembang maupun negara maju, laju pertumbuhan penduduk (termasuk
angkatan kerjanya) lebih besar daripada laju pertumbuhan lapangan kerja. Oleh
karena itu, dari sekian banyak angkatan kerja tersebut, sebagian tidak bekerja atau
menganggur. Dengan demikian, kesempatan kerja dan pengangguran
berhubungan erat dengan tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat. Semakin
banyak lapangan kerja yang tersedia di suatu negara, semakin besar pula
kesempatan kerja bagi penduduk usia produktif, sehingga semakin kecil tingkat
pengangguran. Sebaliknya, semakin sedikit lapangan kerja di suatu negara,
semakin kecil pula kesempatan kerja bagi penduduk usia produktif, sehingga
semakin tinggi tingkat pengangguran. Mereka yang tidak bekerja disebut
penganggur. Penganggur adalah penduduk yang tidak bekerja, sedang mencari
kerja, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru.
1. Adapun upaya peningkatan kualitas kerja dapat dilakukan melalui :
Pengembangan Kemampuan Tenaga Kerja, misalnya melalui latihan kerja
2. Pengelolaan Prestasi Tenaga Kerja, misalnya dengan meningkatkan
profesionalisme
3. Pengelolaan Fungsi Sumber Daya Manusia, misalnya peningkatan gizi,
kesehatan dan kulitas mental dan spiritual.
2.2 Definisi Pengangguran
Orang yang menganggur didefinisikan sebagai orang yang tidak bekerja dan
secara aktif mencari pekerjaan selama 4 minggu sebelumnya, atau sedang
menunggu dipanggil kembali untuk suatu pekerjaan setelah diberhentikan atau
sedang menunggu untuk melapor pada pekerjaan yang baru di dalam waktu 4
minggu. Syarat sedang mencari pekerjaan dalam 4 minggu yang lalu adalah untuk
mencoba menyakinkan bahwa orang tersebut secara aktif tertarik pada suatu
pekerjaan dan tidak semata-mata mencerminkan keinginan jika suatu pekerjaan
kebetulan akan muncul.
5
Ada beberapa definisi pengangguran menurut para ahli, diantaranya:
1. Menurut Sadono Sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang
tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu
sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
3. Menurut Menakertrans
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan,
mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
4. Menurut Ida Bagoes Mantra
Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak
bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai
keadaan pengangguran terbuka.
5. Menurut Dumairy
Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap.
Lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan.
6. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Data pengangguran
dikumpulkan BPS melalui survey rumah tangga, seperti Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas), Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS), dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Di antara sensus/survei
tersebut Sakernas merupakan survei yang khusus dirancang untuk mengumpulkan
data ketenagakerjaan secara periodik. Saat ini Sakernas diselenggarakan dua kali
setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
6
2.3 Jenis-jenis Pengangguran
1. Pengangguran Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerjanya, pengangguran dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja
normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan
lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.
b. Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja
normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan
lain.
2. Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penggolongan ini pengangguran dapat dibedakan kepada jenis
pengangguran berikut:
a. Pengangguran Normal atau Friksional
Apabila dalam suatu perekonomian terdapat pengangguran sebanyak dua atau
tiga persen dari jumlah tenaga kerja, maka perekonomian itu sudah dianggap
mencapai kesempatan kerja penuh (full employment). Pengangguran sebanyak
dua atau tiga persen tersebut dinamakan pengangguran normal atau pengangguran
friksional.
Jenis-jenis
pengangguran
Berdasarkan Jam
Kerja
1. Pengangguran Sukarela
2. Pengangguran Terpaksa
Berdasarkan
Penyebab
Terjadinya
1. Pengangguran Friksional
2. Pengangguran Siklikal
3. Pengangguran Struktural
4. Pengangguran Teknologi
Berdasarkan
Cirinya
1. Pengangguran Terbuka
2. Pengangguran Tersembunyi
3. Pengangguran Musiman
4. Pengangguran Setengah
Menganggur
7
b. Pengangguran Siklikal
Perekonomian tidak selalu berkembang dengan konsisten. Adakalanya
permintaan agregat lebih tinggi dan mendorong pengusaha menaikkan produksi.
Akibatnya, lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang.
Akan tetapi, pada masa lainnya permintaan agregat menurun dengan sangat
banyak.Kemerosotan permintaan agregat ini membuat perusahaan-perusahaan
mengurangi pekerjaan atau menutup usahanya. Akibatnya, pengangguran akan
bertambah. Kejadian ini terjadi dalam siklus konjungtur suatu negara yang
mengalami masa resesi dan masa depresi perekonomian. Pada masa resesi dan
depresi banyak perusahaan memberhentikan pekerjanya karena ketidakmampuan
untuk memberikan upah sehingga terjadi pengangguaran besar-besaran.
Pengangguran karena hal tersebut dinamakan pengangguran siklikal.
c. Pengangguran Struktural
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus
berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemunduran ini
ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor.Pertama, adanya barang baru
yang lebih baik. Kedua, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang
tersebut. Ketiga, biaya produksi sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing.
Keempat, ekspor produksi industri sangat menurun karena persaingan yang lebih
serius dari negara-negara lain. Kemunduran tersebut akan menyebabkan kegiatan
produksi dalam industri tersebut menurun. Hal ini menyebabkan sebagian pekerja
terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur. Pengangguran jenis ini disebut
sebagai pengangguran struktural atau pengangguran yang disebabkan oleh
perubahan struktur kegiatan ekonomi.
d. Pengangguran Teknologi
Dapat juga disebabkan oleh adanya penggantian tenaga kerja oleh mesin-mesin
dan bahan kimia. Contohnya, racun gulma dan rumput bisa mengurangi
penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah, dan lahan
pertanian lain. Demikian juga, mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja
untuk membuat lubang, memotong rumput, membersihkan lahan, dan memungut
hasil.Di pabrik-pabrik, robot telah menggantikan kerja manusia. Pengangguran
yang ditimbulkan oleh pengangguran mesin dan kemajuan teknologi ini
dinamakan pengangguran teknologi.
3. Pengangguran Berdasarkan Cirinya
Berdasarkan cirinya, pengangguran dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini terjadi karena pertambahan lapangan pekerjaan yang lebih
rendah daripada pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam perekonomian
banyak tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini
dalam suatu jangka waktu yang cukup panjang adalah mereka tidak melakukan
8
suatu pekerjaan. Jadi, mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu
sehingga dinamakan pengangguran terbuka. Untuk menghitung berapa besar
tingkat pengangguran terbuka, dapat dilakukan dengan rumus berikut :
b. Pengangguran Tersembunyi
Di negara berkembang seringkali ditemui jumlah pekerja dalam suatu kegiatan
ekonomi lebih banyak daripada yang sebenarnya diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan ini digolongkan dalam
pengangguran tersembunyi. Contohnya pelayan restoran yang lebih banyak dari
yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggita keluarga yang besar yang
mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
c. Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini terutama terdapat di sekotor pertanian dan perikanan. Pada
musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan dan
terpaksa menganggur. Pada musim kemarau para petani tidak dapat mengerjakan
tanahnya. Selain itu, para petani tidak begitu aktif antara waktu sesudah menanam
dan sesudah menuai. Apabila dalam masa di atas para penyadap karet, nelayan,
dan petani tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur.
Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.Untuk
menghitung angka pengangguran musiman menggunakan rumus :
d. Pengangguran Setengah Menganggur
Di negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota
adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota
dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi
penganggur sepenuh waktu. Di samping itu adapula yang tidak menganggur,
tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih
rendah dari yang normal. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti
yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam bahasa
Inggris: underemployed. Untuk menghitung berapa besar tingkat setengah
menganggur, dapat dilakukan dengan rumus berikut :
Tingkat pengangguran terbuka :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑥 100 %
Angka pengangguran musiman :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑥 100 %
Tingkat setengah menganggur :
𝐵𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 35 𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑥 100 %
9
4. Pembagian Jenis Pengangguran Menurut Departemen Tenaga Kerja
Dibawah ini merupakan pembagian jenis pengangguran menurut Departemen
Tenaga Kerja
a. Pengangguran Muda
Tenaga kerja kelompok umur 15-25 tahun yang belum bekerja dan baru
memasuki pasar kerja untuk mencari pekerjaan.
b. Pengangguran Musiman
Seorang yang sedang tidak mempunyai pekerjaan karena pola kegiatannya
bersifat musiman
c. Pengangguran Peralihan
Mereka yang menganggur karena tidak tahu bahwa ada lowongan yang sesuai
dengan keinginannya.
d. Pengangguran Sukarela
Seorang yang memilih untuk lebih baik menganggur dari pada menerima
pekerjaan dengan upah lebih rendah dari biasanya
e. Pengangguran Terpaksa
Orang yang tidak dapat memperoleh pekerjaan sekalipun mereka bersedia
menerima upah lebih rendah dari tingkat yang biasanya berlaku
f. Pengangguran Tua
Mereka yang telah berumur di atas 56 tahun karena sesuatu sebab tidak dapat
menjalankan kariernya sampai usia cukup tua untuk mengundurkan diri dari
pekerjaan
g. Pengangguran Bersiklus
Pengurangan pekerjaan sebagai akibat fluktuasi berkala dalam tingkat kegiatan
perekonomian. Pengangguran bersiklus dikaitkan penurunan dalam keseluruhan
kegitan ekonomi dan karenanya dapat dikurangi dengan pemulihan yang
berkelanjutan dari resesi.
h. Pengangguran Kunjungtural
Pengangguran yang terjadi dikarenakan suatu kondisi pasang surutnya produksi
atau karena adanya perubahan konjungtur (turunnya permintaan efektif terhadap
barang dan jasa dalam masyarakat akan menurunkan produksi sehingga
mengakibatkan pengurangan buruh).
i. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman muncul dalam industri tertentu dengan adanya
perubahan musim dalam kegiatan ekonomi pertanian, industri konstruksi dan
industri wisata semuanya menunjukkan pola pekerjaan musiman yang jelas.
j. Pengangguran Sektoral
Pengangguran sektoral ada dalam industri-industri tertentu
k. Pengangguran Sementara
Keadaan ketika pekerja untuk sementara menganggur atau sedang tidak
bekerja.
10
l. Pengangguran Struktural
Pengangguran yang disebabkan oleh perubahan di dalam struktur ekonomi
yang berasal dari faktor tertentu seperti perubahan teknologi atau relokasi industri
atau oleh perubahan dalam komposisi angkatan kerja. Pengangguran struktural
terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara lowongan pekerjaan dan pekerja yang
menganggur karena penganggur tersebut tidak mempunyai kemampuan yang tepat
atau tidak tinggal di tempat yang tepat untuk mengisi lowongan pekrejaan itu.
m. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi dapat terjadi ketika mesin menggantikan manusia.
n. Pengangguran Tersamar
Istilah pengangguran tersamar menggambarkan gejala dimana meskipun tidak
seorangpun yang menganggur, sejumlah besar tenaga kerja dipekerjakan dalam
tugas-tugas yang sebelumnya dapat dilakukan dengan baik oleh lebih sedikit
pekerja.
o. Pengangguran Terselubung
Keadaan menganggur suatu angkatan kerja yang tidak dilaporkan karena
mereka tidak giat mencari kerja disebabkan oleh alasan tertentu. Istilah
pengangguran terselubung mengacu kepada kenyataan bahwa meskipun tidak ada
satu orang pun yang menganggur, sejumlah besar tenaga kerja dipekerjakan untuk
tugas-tugas yang sebelutnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh lebih sedikit
pekerja (misalnya ketika perusahaan menimbun tenaga kerja).
p. Pengangguran Tersembunyi
Gejala yang meskipun tidak ada seorang pun yang menganggur, sejumlah besar
tenaga kerja melakukan tugas yang seharusnya dapat dilaksanakan dengan baik
oleh tenga kerja yang lebih sedikit jumlahnya. Sebagai contoh, kondisi tersebut
dapat dikatakan dialami oleh suatu negara yang padat penduduknya dengan
pertanian non moneter, yang apabila tidak dengan atau tanpa perubahan dalam
teknik produksi,pengurangan tenaga kerja pertanian dalam jumlah besar tidak
akan menyebabkan berkurangnya keseluruhan volume pertanian
q. Pengangguran Tersisa
Pengangguran yang terdiri dari orang-orang yang sulit untuk ditempatkan,
orang cacat atau orang-orang yang sedang tidak bekerja dan karenanya secara
teknis menganggur.
2.4 Penyebab Terjadinya Pengangguran di Indonesia
Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia
secara langsung dan merupakan yang paling berat. Secara teoritis, pengangguran
dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya :
11
1. Perubahan Struktural
Seperti disebutkan Reynolds, Masters dan Moser (1986:269) jenis
pengangguran ini terjadi karena mismatch (tak sepadan/ketidakcocokan) antara
kualifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang
diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi.
Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi kontribusi sektoral terhadap
produksi nasional (regional). Bila sektor industri memberikan kontribusi paling
besar terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur
perekonomian tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno, 1985).
Katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi
dari sektor pertanian ke industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya
kualifikasi tenaga kerja yang cocok di sektor industri. Ketika persyaratan ini tidak
terpenuhi (mismatch), maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali
terjadi penyesuaian kualifikasi seperti yang dibutuhkan.
2. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan
menimbulkan pengangguran baru, Menurut Menakertrans, kenaikan BBM
kemarin telah menambah pengangguran sekitar 1 juta orang. Kebijakan
Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan
pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran.
Banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah
mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada. Salah
satu kasus, misalnya, apa yang menimpa masyarakat Tani Baru di Kalimantan.
Tuntutan masyarakat Desa Tani Baru terhadap PT VICO untuk menghentikan
operasi seismiknya tidak mendapat tanggapan. Penghasilan tambak mereka turun
hampir 95 persen akibat pencemaran yang ditimbulkan PT VICO. Tanah menjadi
tidak subur, banyak lubang bekas pengeboran dan peledakan, serta mengeluarkan
gas alam beracun. Akibatnya, rakyat di sana menjadi orang-orang miskin dan
penganggguran.
3. Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya di sektor pertanian saja, tetapi sering
pula terjadi pada sektor lain. Pada musim liburan dan tahun baru, misalnya,
suasana sektor jasa transportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk (full
employed) dibanding dengan hari-hari biasa. Demikian pula pada saat menjelang,
sedang dan setelah bulan Suci Ramadhan, nampak permintaan terhadap barang
dan jasa meningkat (demand for good) yang selanjutnya akan membawa dampak
otomatis terhadap permintaan tenaga kerja (derived demand) di sektor yang
bersangkutan (Arfida B.R., 2003).
4. Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan
kerja (pengangguran friksional)
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya
waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak memiliki informasi yang
12
lengkap tentang lowongan kerja yang ada. Sehingga mereka kehilangan
kesempatan untuk memenuhi lowongan kerja tersebut. Mungkin juga karena
situasi kerja (tempat) yang ditempati tidak cocok dengan harapan si pencari kerja,
sehingga membuat pudarnya semangat kerja. Pilihannya adalah lebih baik tidak
bekerja, karena lingkungan kerja tidak kondusif lagi. Pengangguran jenis ini bisa
juga terjadi karena perkembangan (dinamika) ekonomi yang terus-menerus
berubah, sehingga membawa dampak terhadap permintaan tenaga kerja yang
dinamis pula. Artinya pada situasi demikian sangat dibutuhkan tenaga kerja yang
mampu mengikuti perubahan jaman dengan cepat serta mampu melakukan
adaptasi keahlian terhadap tuntutan lingkungan eksternal yang dinamis tersebut.
Bila situasi ini tidak bisa diikutinya, maka ia akan kehilangan kesempatan kerja.
5. Rendahnya Tingkat Keahlian
Keahlian dan produktifitas sangat berkaitan erat. Orang yang memiliki keahlian
akan memiliki produktifitas tinggi, karena ia mampu memanfaatkan potensi
dirinya pada kegiatan ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat
dilakukan berbagai cara, diantaranya adalah melalui pendidikan dan latihan,
magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat
pembinaan motivasi kerja dan corporate learning (percepatan belajar perusahaan)
(Reynolds, Masters and Moser, 1986; Rose-Nicholl, 2002).
6. Kurangnya tingkat EQ masyarakat.
Tingkat EQ meliputi kemampuan seseorang dalam mengandalikan emosi, yang
berpengaruh terhadap keterampilan berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi,
kepercayaan diri, dan sifat lainnya yang mendukung dalam hidup di masyarakat.
Orang yang pandai berkomunikasi dan pandai bersosialisasi lebih mudah
mendapatkan pekerjaan di banding orang yang selalu pendiam dan tidak berani
mengeksplor potensi diri.
7. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain
Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan
lebih suka menggantungkan hidup kepada orang tua atau pasangannya bila sudah
menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk
menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
8. Tidak mau berwirausaha
Umumnya sesorang yang baru lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari
pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan
mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha.
2.5 Dampak Pengangguran terhadap kehidupan sosial masyarakat dan
kehidupan pembangunan nasional
1) Dampak pengangguran terhadap kehidupan sosial masyarakat
1. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
13
Di negara-negara maju para penganggur memperoleh tunjangan (bantuan
keuangan) dari badan asuransi pengangguran. Oleh sebab itu, mereka masih
mempunyai pendapatan untuk membiayai kehidupannya dan keluarganya. Mereka
tidak perlu bergantung kepada tabungan mereka atau bantuan orang lain.
Sedangkan di negara Indonesia, tidak terdapat program asuransi pengangguran.
Maka kehidupan penganggur harus dibiayai oleh tabungan masa lalu atau
pinjaman batnuan keluarga dan kawan-kawan. Keadaan ini bisa menyebabkan
pertengkaran dan kehidupan keluarga yang tidak harmonis.
2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan
Keterampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan
apabila ketrampilan tersebut digunakan dalam praktek. Pengangguran dalam
periode yang lama akan menyebabkan tingkat keterampilan pekerja menjadi
semakin merosot.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik
Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat
menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah. Golongan yang
memerintah semakin tidak popular di mata masyarakat. Berbagai tuntunan dan
kritikan akan dilontarkan kepada pemerintah dan adakalanya disertai oleh aksi
demonstrasi. Karena masyarakat akan berpandangan bahwa pemerintah tidak
melakukan tindakan untuk menanggulanginya kemudian menimbulkan ketidak
percayaan pada pemerintah.
4. Meningkatnya kriminalitas
Mereka yang tidak memiliki pekerjaan terpaksa melakukan tindakan
kriminalitas guna memenuhi kebutuhannya.
5. Meningkatnya kemiskinan
Hal ini karena mereka tidak memiliki lagi sumber pendapatan.
2) Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern.
Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan
tingkat pendapatan masyarakat akan menurun. Pengangguran berdampak besar
terhadap pembangunan nasional. Dampak pengangguran terhadap pembangunan
dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan indikator-indikator
berikut ini :
1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita.
Upah merupakan salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan
nasional. Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen
upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan
semakin kecil.
2. Penerimaan Negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak
penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki
14
pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang
membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun
berkurang.
3. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang
harus ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai
perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Biaya Sosial
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial
yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-
tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat
meningkatnya tindak kejahatan.
2.6 Kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi
pengangguran
Adapun kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi pengangguran
adalah:
1. Kebijakan Fiskal
Yaitu kebijakan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian dengan cara
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) (Asfia Murni, 2013 : 15). Kebijakan ini bertujuan
untuk mengatasi masalah ekonomi yang sedang dihadapi. Bentuk kebijakan fiskal
dapat dibagi dua:
1) Untuk jangka pendek meliputi:
a. Membuat perubahan yang berkaitan dengan pembelanjaan/pengeluaran
pemerintah.
b. Membuat perubahan yang berkaitan dengan sistem dan jumlah pajak yang
ditetapkan.
2) Untuk jangka panjang meliputi:
a. Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan sistem pajak yang telah
ada, misalnya sistem pajak progresif dan proporsional.
b. Kebijakan fiskal diskresioner artinya kebijakan yang secara khusus membuat
perubahan terhadap setiap sistem yang ada, misalnya membuat undang-undang,
peraturan-peraturan baru di bidang penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
15
Kebijakan fiskal ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas
kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam
pemerataan pendapatan.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk mengendalikan jumlah uang
yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada
masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
3. Kebijakan Pendapatan
Kebijakan pendapatan (income policy) atau disebut kebijakan harga dan upah
(price and wage policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk
mempengaruhi atau mengendalikan tingkat kenaikan harga-harga, upah nominal,
dan bentuk-bentuk pendapatan lainnya. Contohnya : kebijakan upah minimum
(UMR), kebijakan harga tertinggi (ceiling price policy) dan lain-lain.
4. Kebijakan Ekonomi Internasional/Perdagangan Luar Negeri
Kebijakan ekonomi internasional (international economic policy) adalah
kebijakan yang ditujukan untuk mempengaruhi posisi keuangan dan moneter
suatu negara. Di dalam kelompok ini termasuk kebijakan perdagangan seperti
tarif, kuota dan lain-lain.
2.7 Strategi dalam mengatasi pengangguran di Indonesia
Dibawah ini merupakan strategi yang dapat dilakukan dalam mengatasi
pengangguran:
1. Cara mengatasi pengangguran friksional dan pengangguran voluntary
o Proyek padat karya untuk menambah kesempatan kerja dengan mendirikan
industri baru, pembangunan jalan raya, jembatan, dll. Menarik investor baru
dengan cara deregulasi dan debirokratisasi
o Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru di bidang
agraris dan sektor lain.
16
o Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan lain untuk memacu
kehidupan industri kecil.
2. Cara mengatasi pengangguran konjungtural
o Meningkatkan daya beli mesyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan
meningkatkan jumlah permintaan. Dengan demikian, perusahaan harus
meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerjanya.
o Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para investor lebih
suka menginvestasikan uangnya dalam bidang usaha untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar
3. Cara mengatasi pengangguran struktural
o Menyediakan lapangan kerja untuk menampung kelebihan tenaga kerja di
sektor ekonomi lain pada suatu daerah yang mengalami perubahan sektor
ekonomi.
o Pelatihan tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan.
o Menarik investor, khususnya merangsang berdirinya industri baru.
4. Cara mengatasi pengangguran musiman
o Pelatihan keterampilan lain, selain bidang yang sudah digeluti. Hal tersebut
dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lain pada saat musim – musim
tertentu (biasanya saat petani meninggu panen)
o Menginformasikan lowongan pekerjaan yang ada di sektor lain kepada
masyarakat.
5. Cara mengatasi pengangguran deflasionar
o Pelatihan tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja yang akan
dikirim ke luar negeri, supaya mereka tidak hanya menjadi tenaga kasar, tetapi
minimal menjadi tenaga terampil atau bahkan tenaga ahli.
o Seperti cara yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran lain, menarik
investor baru sangat perlu dilakukan.
6. Cara mengatasi pengangguran teknologi
o Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi
dengan cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi pada sekolah-
sekolah.
o Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini
o Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus
disampaikan pada anak.
Terdapat beberapa alternatif (cara) lain yang bisa dilakukan dalam rangka
mengatasi masalah pengangguran. Cara ini mengikuti dua pola (jalur), yaitu lewat
17
jalur demand for labour, dan supply of labour. Upaya mengatasi pengangguran
lewat jalur permintaan tenaga kerja berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja
baru secara langsung. Jalur ini biasanya berhubungan dengan aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam (misalnya lahan)
Hal ini bisa dilakukan apabila masyarakat diberi peluang (akses) terhadap
penguasaan (paling tidak) penggarapan lahan. Tidak hanya sampai di situ,
pemerintah pun harus memberikan fasilitas yang kondusif agar masyarakat
mampu mengelola lahan dengan optimal dan aman karena kepastian hukumnya
jelas.
2. Akses pada sumber-sumber modal
Akses pada sumber modal sangat menentukan bagi pengembangan usaha
sekaligus kesempatan kerja (sama seperti sumberdaya tanah/lahan). Ketika
kemudahan-kemudahan diciptakan untuk masyarakat lapisan bawah, dan
pembinaan pun dilakukan, maka dampaknya secara langsung akan dirasakan oleh
masyarakat.
3. Peningkatan investasi (pembentukan modal, capital formation)
Investasi bisa bersumber dari pihak internal maupun eksternal. Dari internal
bisa didapat lewat pemupukan tabungan (dana pihak ketiga) masyarakat dan dari
eksternal melalui peningkatan arus investasi (penanaman modal) dari pihak luar.
Bila dua sumber ini lancar dan kenaikannya cukup signifikan, maka dampaknya
akan terasa pada gairah usaha dan otomatis terhadap permintaan tenaga kerja
(kesempatan kerja).
4. Investasi bisa bersumber dari pihak internal maupun eksternal
Dari internal bisa didapat lewat pemupukan tabungan (dana pihak ketiga)
masyarakat dan dari eksternal melalui peningkatan arus investasi (penanaman
modal) dari pihak luar. Bila dua sumber ini lancar dan kenaikannya cukup
signifikan, maka dampaknya akan terasa pada gairah usaha dan otomatis terhadap
permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja)
5. Kerjasama
Kerjasama akan sangat bergantung pada kredibilitas pemerintah, situasi
objektif wilayah (peluang pasar, potensi wilayah, keamanan, politik dan
kelembagaan yang mendukung sistem pemerintahan). Bila hal ini telah dipastikan
kondusif, maka investor cenderung siap melakukan kerjasama (pengembangan
wilayah), sehingga pada gilirannya berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah
dan kesempatan kerja.
18
6. Perluasan pasar
Tahap ini tercipta setelah tahap kerjasama dan arus investasi masuk ke suatu
wilayah. Artinya tahap ini sebagai konsekuensi dari existing situation yang ada
sebelumnya. Perluasan pasar dapat ditingkatkan dengan beberapa cara diantaranya
dengan perbaikan kualitas (TQM), penguatan akses informasi, memahami prilaku
pesaing, memahami kehendak buyer dan lancarnya delivery order system.
7. Pembinaan usaha
Terdapat ragam upaya yang bisa dilakukan dalam rangka pembinaan usaha
(paket-paket pembinaan usaha sudah banyak tersedia). Tetapi yang paling penting
dari itu semua adalah jiwa wirausaha yang dilandasi dengan nilai-nilai
transendental yang nampaknya masih perlu ditingkatkan. Artinya harus dipahami
oleh semua, bahwa segala usaha dan upaya yang dilakukan, harus ditujukan hanya
semata untuk mengabdi kepada Tuhan dan bermaksud ingin memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi yang lain (manusia dan alam/lingkungan sekitar).
8. Pengembangan usaha padat karya (labor intensive)
Usaha padat karya adalah jenis karakteristik usaha yang paling cocok untuk
negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi. Seperti
halnya negara Indonesia. Tetapi bukan berarti kita menolak semua teknologi yang
terjadi saat ini. Teknologi tetap dibutuhkan, dengan catatan tidak akan
mempersulit (mempersempit) lapangan kerja baru, ramah lingkungan, terjangkau
biayanya dan adaptasinya dapat dengan mudah diserap dan diimplementasi oleh
tenaga kerja domestik.
9. Kebijakan pemerintah
Suasana kondusif dapat tercipta karena pemerintah dan pemerintah daerah
melakukan fasilitasi dan memberikan berbagai kemudahan (insentif ekonomi)
bagi pengembangan usaha. Berbagai peraturan yang diciptakan bertujuan untuk
memberikan motivasi dan semangat usaha, tidak sebaliknya (menjadikan
pengusaha atau kegiatan usaha menjadi objek penghasilan semata). Budaya
pendekatan proyek (project oriented) harus diubah menjadi budaya social benefit.
Artinya semua usaha yang dilakukan pemerintah tidak melulu profit seeking
(memburu laba) dalam rangka mendongkrak economic growth semata, tetapi lebih
jauh dari itu bagaimana “kue pertumbuhan” itu mengalir dan bermanfaat bagi
masyarakat kecil yang sekarang sedang terancam bahaya kelaparan.
Sedangkan lewat jalur supply of labor lebih terkait dengan pengembangan
sumber daya manusia (human capital formation). Implementasi praktis lewat jalur
ini, seperti disarankan beberapa ahli (Reynolds, Masters and Moser, 1986;
Ehrenberg-Smith, 1988; Sudarman Damin, 2003) adalah dengan model-model
kegiatan sebagai berikut :
19
1. Primary and high school education (peningkatan dan penguatan pendidikan
dasar dan menengah)
Bagaimana caranya supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan efektif ?
Biasanya (seharusnya) ini dilakukan oleh pemerintah. Mekanismenya adalah
dengan penyediaan anggaran yang cukup memadai. Tanpa dukungan dari
pemerintah, program ini tidak akan berjalan dengan baik, karena model
pendidikan ini bersifat massal. Artinya harus diikuti oleh semua warga yang telah
masuk pada usia sekolah,
2. College and postgraduate education (kursus-kursus dan pendidikan lanjutan,
misalnya Perguruan Tinggi)
Pendanaan program ini tidak menjadi kewajiban negara sepenuhnya, tetapi
tetap subsidi anggaran di sektor ini harus diberikan
3. Training provided by employers on the job (pelatihan yang disediakan
langsung oleh perusahaan terkait langsung dengan pekerjaan)
Program ini merupakan kebutuhan perusahaan dalam rangka penajaman
wilayah garapan (jobs) yang akan langsung ditangani di perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini bisa tidak terkait dengan program subsidi pemerintah.
Kegiatan ini akan beragam sekali tergantung spesifikasi bidang usaha yang
dikembangkan oleh perusahaan,
4. Accumulated of skill through continued work experience (peningkatan
keahlian melalui pengalaman kerja)
Keahlian ini tentunya tidak didapat dari bangku sekolah, atau pendidikan
formal lainnya, tetapi diperoleh melalui pengalaman kerja secara langsung
(learning by doing). Akumulasi pengetahuan sedemikian biasanya memiliki
kedalaman yang mantap pada bidangnya dan berkonsekuensi pada harga yang
mahal. Sekarang upaya kearah itu dapat dilakukan dengan melakukan kombinasi
antara pendidikan formal dengan terjun langsung (harus menempuh waktu
tertentu) pada bidang usaha yang relevan.
5. Government training programs for displaced or disadvantaged workers
(pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengganti tenaga
kerja yang akan pensiun)
Program ini bisa sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
mempersiapakan tenaga kerja yang siap bekerja untuk mengganti tenaga kerja
yang akan pensiun. Sebetulnya kondisi yang sama dapat juga dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka mempersiapakan tenaga kerja pengganti yang lebih
produktif dan semangat baru.
6. Memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan
Fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat diperlukan oleh tenaga kerja, karena
akan terkait langsung dengan produktifitas dan semangat kerja. Bahkan secara
permanen semua warga seharusnya mendapatakan pelayanan asuransi yang
memadai, tidak hanya tenaga kerja, dan g. Migrasi. Migrasi bisa ditolelir
sepanjang disertai beberapa syarat : (i) tenaga kerja memiliki keahlian yang
20
memadai sesuai dipersyaratkan di tempat tujuan mereka bekerja, (ii) tingkat
kepadatan penduduk di daerah tujuan masih kondusif, (iii) sudah tidak ada lagi
potensi daerah asal yang bisa dikembangkan, (iv) upah yang akan diterima lebih
baik daripada di daerah asal, dan (v) perlakuan terhadap tenaga kerja di daerah
tujuan tidak menyimpang.
21
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengangguran merupakan suatu masalah yang sering melanda perekonomian
suatu negara dan sangat penting untuk ditanggulangi. Hal ini akan menimbulkan
dampak-dampak negatif apabila tingkat pengangguran tinggi. Secara ekonomi
pengangguran akan berdampak pada turunnya jumlah produk nasional dan
turunnya pendapatan, sekaligus menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan. Indonesia sendiri menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat
pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pula
jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah
pengangguran ini pemerintah telah membuat berbagai program untuk menampung
para pengangguran. Disamping itu, terlepas dari bantuan yang pemerintah berikan
sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya
kita agar tidak menjadi seorang pengangguran dan menjadi beban pemerintah
sehingga tercipta suatu negara yang maju dan sejahtera.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan berbagai saran diantara
lain sebagai berikut:
1. Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan baik di bidang formal maupun
informal
2. Meningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
3. Meningkatkan program pendidikan dan pelatihan kerja
4. Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi
dengan cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi pada sekolah-
sekolah
5. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan
6. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran
7. Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru di bidang agraris
dan sektor lain
22
DAFTAR PUSTAKA
Asfia, Murni. 2013. Ekonomika Makro. Bandung : Refika Aditama
Dimas. (2013). Faktor masalah pengangguran dan cara mengatasinya. From
http://dimasjoe10.wordpress.com/2013/01/14/faktor-masalah-
pengangguran-dan-cara-mengatasinya/, 15 Oktober 2014
Arie, Basuki. (2012). Ini cara pemerintah kurangi pengagguran di Indonesia.
From http://www.merdeka.com/uang/ini-cara-pemerintah-kurangi-
pengangguran-di-indonesia.html, 21 Oktober 2014
Mohammad, Qadarusman. (2013). Makalah Pengangguran. From
http://mohammadqadarusman.blogspot.com/2013/06/makalah-
pengangguran.html, 15 Oktober 2014
Adrianus, Beda. (2014). Masalah Pengangguran dan Solusinya. From
http://adbeda87.wordpress.com/2014/06/11/masalah-pengangguran-dan-
solusinya/ , 21 Oktober 2014

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanPertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanShafa Fatin
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanHIMA KS FISIP UNPAD
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Penerapan inflation targeting di indonesia
Penerapan inflation targeting di indonesiaPenerapan inflation targeting di indonesia
Penerapan inflation targeting di indonesiaYuca Siahaan
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
Masalah pembangunan ekonomi di indonesia
Masalah pembangunan ekonomi di indonesiaMasalah pembangunan ekonomi di indonesia
Masalah pembangunan ekonomi di indonesiaamel shifa
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUIFarah Fauziah Hilman
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanWanjuve
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 

Mais procurados (20)

Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanPertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Utang luar negeri
Utang luar negeriUtang luar negeri
Utang luar negeri
 
Penerapan inflation targeting di indonesia
Penerapan inflation targeting di indonesiaPenerapan inflation targeting di indonesia
Penerapan inflation targeting di indonesia
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Masalah pembangunan ekonomi di indonesia
Masalah pembangunan ekonomi di indonesiaMasalah pembangunan ekonomi di indonesia
Masalah pembangunan ekonomi di indonesia
 
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim KursModel mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Bab 6 pengangguran
Bab 6 pengangguranBab 6 pengangguran
Bab 6 pengangguran
 
Fungsi konsumsi
Fungsi konsumsiFungsi konsumsi
Fungsi konsumsi
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Makalah ekonometrika -ECM
Makalah ekonometrika -ECMMakalah ekonometrika -ECM
Makalah ekonometrika -ECM
 
Transisi Demografi
Transisi DemografiTransisi Demografi
Transisi Demografi
 
Makalah pendapatan nasional
Makalah pendapatan nasional Makalah pendapatan nasional
Makalah pendapatan nasional
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 

Semelhante a Pengangguran

Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSWilliams Utaman
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaTerminal Purba
 
Perekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesiaPerekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesiaridhanur2
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
KetenagakerjaanDhanymdmdp
 
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian IndonesiaResuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian IndonesiaFahmy Metala
 
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptxKELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptxTristantoAnto
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguranNeo Fakhlur
 
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptxPP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptxMuhammadAkram782743
 
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTHBonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTHnelvy2
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
KetenagakerjaanNani Alitu
 
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...Bambang Deswantoro
 
PPT KELOMPOK 1 STUDI KEPENDUDUKAN.pdf
PPT KELOMPOK 1 STUDI KEPENDUDUKAN.pdfPPT KELOMPOK 1 STUDI KEPENDUDUKAN.pdf
PPT KELOMPOK 1 STUDI KEPENDUDUKAN.pdfNoviaWKalengkongan
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMari belajar Exact
 
K etenaga kerjaan
K etenaga kerjaanK etenaga kerjaan
K etenaga kerjaanarifin
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanDede Adi Nugraha
 

Semelhante a Pengangguran (20)

Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
 
Perekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesiaPerekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesia
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian IndonesiaResuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
 
Lks media
Lks media Lks media
Lks media
 
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptxKELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
 
Beatrice
BeatriceBeatrice
Beatrice
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptxPP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
 
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTHBonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
 
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
 
PPT KELOMPOK 1 STUDI KEPENDUDUKAN.pdf
PPT KELOMPOK 1 STUDI KEPENDUDUKAN.pdfPPT KELOMPOK 1 STUDI KEPENDUDUKAN.pdf
PPT KELOMPOK 1 STUDI KEPENDUDUKAN.pdf
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguran
 
K etenaga kerjaan
K etenaga kerjaanK etenaga kerjaan
K etenaga kerjaan
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
 
Bab 1 permintaan tenaga kerja
Bab  1 permintaan tenaga kerjaBab  1 permintaan tenaga kerja
Bab 1 permintaan tenaga kerja
 
Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 

Mais de Joel mabes

Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaJoel mabes
 
Ekspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianEkspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianJoel mabes
 
Investasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianInvestasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianJoel mabes
 
Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Joel mabes
 
Manajemen perusahaan
Manajemen perusahaanManajemen perusahaan
Manajemen perusahaanJoel mabes
 
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiKepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiJoel mabes
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiJoel mabes
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiJoel mabes
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Joel mabes
 
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnispraktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnisJoel mabes
 
laporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernanlaporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernanJoel mabes
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganJoel mabes
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Joel mabes
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia videoTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia videoJoel mabes
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambarTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambarJoel mabes
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audioTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audioJoel mabes
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantarTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantarJoel mabes
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikanTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikanJoel mabes
 
Teknologi informasi multimedia
Teknologi informasi multimediaTeknologi informasi multimedia
Teknologi informasi multimediaJoel mabes
 

Mais de Joel mabes (20)

Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Ekspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianEkspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor Pertanian
 
Investasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianInvestasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanian
 
Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Manajemen perusahaan
Manajemen perusahaanManajemen perusahaan
Manajemen perusahaan
 
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiKepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi
 
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnispraktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
 
laporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernanlaporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernan
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia videoTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambarTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audioTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantarTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikanTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
 
Teknologi informasi multimedia
Teknologi informasi multimediaTeknologi informasi multimedia
Teknologi informasi multimedia
 

Último

PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxPaket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxDarmiahDarmiah
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKTaufik241763
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahkrisdanarahmatullah7
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daWijaya Kusumah
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamabdulhamidalyFKIP
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridDonyAndriSetiawan
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSABDA
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekahellenchanel31
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxagunk4
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptxSuarniSuarni5
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Shoffan shoffa
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfbayuputra151203
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfAdindaRizkiThalia
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptxfurqanridha
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxFritzPieterMichaelNa
 

Último (20)

PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxPaket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
 
Persiapandalam Negosiasi dan Loby .pptx
Persiapandalam  Negosiasi dan Loby .pptxPersiapandalam  Negosiasi dan Loby .pptx
Persiapandalam Negosiasi dan Loby .pptx
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
 
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptxELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
 

Pengangguran

  • 1. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran di Indonesia menjadi semakin serius. Masalah ini di pandang lebih serius lagi bagi mereka yang berusia 15-24 tahun yang kebanyakan mempunyai pendidikan yang lumayan. Karena mereka merasa pendidikan yang sudah mereka dapatkan, ternyata belum dapat menjamin mereka dapat bekerja. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fakta membuktikan bahwa dari 150.000.000 penduduk Indonesia, 60% diantaranya adalah angkatan kerja yang potensial. Dalam masa pembangunan yang dicanangkan pemerintah sekarang ini, jelas merupakan modal dasar bagi kelancaran pembangunan. Angkatan kerja yang sedemikian besar, jelas sekali mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian bangsa. Hanya saja masalahnya adalah pemerintah maupun pihak swasta belum mempunyai kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja yang bisa menyerap seluruh angkatan kerja potensial yang ada. Sehingga timbullah masalah pengangguran baik tersembunyi maupun terbuka pada semua tingkat pendidikan yang disandang tenaga kerja. Berdasarkan data BPS Tahun 2010, jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 116,5 juta orang, bertambah sekitar 530 ribu orang dibanding angka jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 108,2 juta orang, bertambah sekitar 800 ribu orang dibanding keadaan pada Februari 2010 yang sebesar 107,4 juta orang atau bertambah 3,3 juta orang dibanding keadaan Agustus 2009 yang sebesar 104,9 juta orang. Sedangkan, tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 7,14 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2010 yang sebesar 7,41 persen dan TPT Agustus 2009 yang sebesar 7,87 persen. Angkatan kerja Februari 2010 yang sebesar 116,0 juta orang atau bertambah 2,7 juta orang dibanding Agustus 2009 yang sebesar 113,8 juta orang. Dari tahun ke tahun, pengangguran di Indonesia semakin bertambah, hal tersebut mengakibatkan kacaunya stabilitas perkembangan ekonomi Indonesia. Berdasarkan masalah tersebut, penulis ingin mengetahui lebih mendasar mengenai masalah pengangguran yang tersaji dalam makalah yang berjudul pengangguran ini.
  • 2. 2 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja? 2. Apa definisi pengangguran ? 3. Apa saja jenis-jenis pengangguran ? 4. Apa yang menjadi penyebab pengangguran di Indonesia ? 5. Bagaimana dampak pengangguran terhadap kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional? 6. Apa saja kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi pengangguran? 7. Bagaimana strategi dalam mengatasi pengangguran di Indonesia? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja 2. Untuk mengetahui definisi pengangguran 3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pengangguran 4. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab pengangguran di Indonesia 5. Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional 6. Untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi pengangguran 7. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi pengangguran di Indonesia? 1.4 Manfaat 1. Secara praktisi, makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai materi yang berhubungan dengan pengangguran 2. Secara akademis, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam melihat permasalahan pengangguran yang terjadi di Indonesia
  • 3. 3 II. PEMBAHASAN 2.1 Hubungan Jumlah Penduduk, Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Jumlah penduduk adalah banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah negara. Penduduk suatu negara dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok penduduk usia kerja (tenaga kerja) dan kelompok penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja (tenaga kerja) untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Sedangkan di negara- negara maju, penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berusia antara 15 dan 64 tahun. Untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang berumur 0 hingga 14 tahun. Sedangkan, untuk negara-negara maju penduduk bukan usia kerja adalah mereka yang berumur 0 hingga 14 tahun dan mereka yang berumur 64 tahun ke atas. Tenaga kerja juga dapat di bagi dalam dua kelompok, yakni kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas), baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Kelompok ini biasa disebut sebagai kelompok usia produktif. Namun, tidak semua angkatan kerja dalam suatu negara mendapat kesempatan bekerja. Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan. Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Dari bunyi Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 itu jelas bahwa pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas penciptaan lapangan kerja. Tenaga Kerja 1. Angkatan Kerja a. Golongan yang bekerja b. Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan 2. Kelompok bukan angkatan kerja a. Golongan yang bersekolah b. Golongan yang mengurus rumah tangga c. Golongan lain atau penerima pendapatan tidak tetap
  • 4. 4 Jumlah penduduk Indonesia merupakan keempat terbesar di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia rata- rata 1,46%, sehingga pada tahun 2006, jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 222 juta orang (data BPS Maret 2006). Sejalan dengan pertumbuhan penduduk tersebut, jumlah tenaga kerja dan angkatan kerja juga meningkat. Pada tahun 1980, jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 106,8 juta orang pada bulan Februari 2006 (data BPS). Dengan demikian, dapat kita katakan semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula jumlah angkatan kerjanya. Angkatan kerja ini membutuhkan lapangan pekerjaan. Namun umumnya, baik negara berkembang maupun negara maju, laju pertumbuhan penduduk (termasuk angkatan kerjanya) lebih besar daripada laju pertumbuhan lapangan kerja. Oleh karena itu, dari sekian banyak angkatan kerja tersebut, sebagian tidak bekerja atau menganggur. Dengan demikian, kesempatan kerja dan pengangguran berhubungan erat dengan tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat. Semakin banyak lapangan kerja yang tersedia di suatu negara, semakin besar pula kesempatan kerja bagi penduduk usia produktif, sehingga semakin kecil tingkat pengangguran. Sebaliknya, semakin sedikit lapangan kerja di suatu negara, semakin kecil pula kesempatan kerja bagi penduduk usia produktif, sehingga semakin tinggi tingkat pengangguran. Mereka yang tidak bekerja disebut penganggur. Penganggur adalah penduduk yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. 1. Adapun upaya peningkatan kualitas kerja dapat dilakukan melalui : Pengembangan Kemampuan Tenaga Kerja, misalnya melalui latihan kerja 2. Pengelolaan Prestasi Tenaga Kerja, misalnya dengan meningkatkan profesionalisme 3. Pengelolaan Fungsi Sumber Daya Manusia, misalnya peningkatan gizi, kesehatan dan kulitas mental dan spiritual. 2.2 Definisi Pengangguran Orang yang menganggur didefinisikan sebagai orang yang tidak bekerja dan secara aktif mencari pekerjaan selama 4 minggu sebelumnya, atau sedang menunggu dipanggil kembali untuk suatu pekerjaan setelah diberhentikan atau sedang menunggu untuk melapor pada pekerjaan yang baru di dalam waktu 4 minggu. Syarat sedang mencari pekerjaan dalam 4 minggu yang lalu adalah untuk mencoba menyakinkan bahwa orang tersebut secara aktif tertarik pada suatu pekerjaan dan tidak semata-mata mencerminkan keinginan jika suatu pekerjaan kebetulan akan muncul.
  • 5. 5 Ada beberapa definisi pengangguran menurut para ahli, diantaranya: 1. Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. 2. Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. 3. Menurut Menakertrans Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. 4. Menurut Ida Bagoes Mantra Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka. 5. Menurut Dumairy Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan. 6. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Data pengangguran dikumpulkan BPS melalui survey rumah tangga, seperti Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Di antara sensus/survei tersebut Sakernas merupakan survei yang khusus dirancang untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan secara periodik. Saat ini Sakernas diselenggarakan dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
  • 6. 6 2.3 Jenis-jenis Pengangguran 1. Pengangguran Berdasarkan Jam Kerja Berdasarkan jam kerjanya, pengangguran dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar. b. Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain. 2. Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya Berdasarkan penggolongan ini pengangguran dapat dibedakan kepada jenis pengangguran berikut: a. Pengangguran Normal atau Friksional Apabila dalam suatu perekonomian terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja, maka perekonomian itu sudah dianggap mencapai kesempatan kerja penuh (full employment). Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional. Jenis-jenis pengangguran Berdasarkan Jam Kerja 1. Pengangguran Sukarela 2. Pengangguran Terpaksa Berdasarkan Penyebab Terjadinya 1. Pengangguran Friksional 2. Pengangguran Siklikal 3. Pengangguran Struktural 4. Pengangguran Teknologi Berdasarkan Cirinya 1. Pengangguran Terbuka 2. Pengangguran Tersembunyi 3. Pengangguran Musiman 4. Pengangguran Setengah Menganggur
  • 7. 7 b. Pengangguran Siklikal Perekonomian tidak selalu berkembang dengan konsisten. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi dan mendorong pengusaha menaikkan produksi. Akibatnya, lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi, pada masa lainnya permintaan agregat menurun dengan sangat banyak.Kemerosotan permintaan agregat ini membuat perusahaan-perusahaan mengurangi pekerjaan atau menutup usahanya. Akibatnya, pengangguran akan bertambah. Kejadian ini terjadi dalam siklus konjungtur suatu negara yang mengalami masa resesi dan masa depresi perekonomian. Pada masa resesi dan depresi banyak perusahaan memberhentikan pekerjanya karena ketidakmampuan untuk memberikan upah sehingga terjadi pengangguaran besar-besaran. Pengangguran karena hal tersebut dinamakan pengangguran siklikal. c. Pengangguran Struktural Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemunduran ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor.Pertama, adanya barang baru yang lebih baik. Kedua, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut. Ketiga, biaya produksi sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing. Keempat, ekspor produksi industri sangat menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain. Kemunduran tersebut akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun. Hal ini menyebabkan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur. Pengangguran jenis ini disebut sebagai pengangguran struktural atau pengangguran yang disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. d. Pengangguran Teknologi Dapat juga disebabkan oleh adanya penggantian tenaga kerja oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Contohnya, racun gulma dan rumput bisa mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah, dan lahan pertanian lain. Demikian juga, mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang, memotong rumput, membersihkan lahan, dan memungut hasil.Di pabrik-pabrik, robot telah menggantikan kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh pengangguran mesin dan kemajuan teknologi ini dinamakan pengangguran teknologi. 3. Pengangguran Berdasarkan Cirinya Berdasarkan cirinya, pengangguran dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: a. Pengangguran Terbuka Pengangguran ini terjadi karena pertambahan lapangan pekerjaan yang lebih rendah daripada pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam perekonomian banyak tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam suatu jangka waktu yang cukup panjang adalah mereka tidak melakukan
  • 8. 8 suatu pekerjaan. Jadi, mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu sehingga dinamakan pengangguran terbuka. Untuk menghitung berapa besar tingkat pengangguran terbuka, dapat dilakukan dengan rumus berikut : b. Pengangguran Tersembunyi Di negara berkembang seringkali ditemui jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak daripada yang sebenarnya diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan ini digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggita keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil. c. Pengangguran Bermusim Pengangguran ini terutama terdapat di sekotor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau para petani tidak dapat mengerjakan tanahnya. Selain itu, para petani tidak begitu aktif antara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam masa di atas para penyadap karet, nelayan, dan petani tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.Untuk menghitung angka pengangguran musiman menggunakan rumus : d. Pengangguran Setengah Menganggur Di negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu adapula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam bahasa Inggris: underemployed. Untuk menghitung berapa besar tingkat setengah menganggur, dapat dilakukan dengan rumus berikut : Tingkat pengangguran terbuka : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 100 % Angka pengangguran musiman : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 100 % Tingkat setengah menganggur : 𝐵𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 35 𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 100 %
  • 9. 9 4. Pembagian Jenis Pengangguran Menurut Departemen Tenaga Kerja Dibawah ini merupakan pembagian jenis pengangguran menurut Departemen Tenaga Kerja a. Pengangguran Muda Tenaga kerja kelompok umur 15-25 tahun yang belum bekerja dan baru memasuki pasar kerja untuk mencari pekerjaan. b. Pengangguran Musiman Seorang yang sedang tidak mempunyai pekerjaan karena pola kegiatannya bersifat musiman c. Pengangguran Peralihan Mereka yang menganggur karena tidak tahu bahwa ada lowongan yang sesuai dengan keinginannya. d. Pengangguran Sukarela Seorang yang memilih untuk lebih baik menganggur dari pada menerima pekerjaan dengan upah lebih rendah dari biasanya e. Pengangguran Terpaksa Orang yang tidak dapat memperoleh pekerjaan sekalipun mereka bersedia menerima upah lebih rendah dari tingkat yang biasanya berlaku f. Pengangguran Tua Mereka yang telah berumur di atas 56 tahun karena sesuatu sebab tidak dapat menjalankan kariernya sampai usia cukup tua untuk mengundurkan diri dari pekerjaan g. Pengangguran Bersiklus Pengurangan pekerjaan sebagai akibat fluktuasi berkala dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pengangguran bersiklus dikaitkan penurunan dalam keseluruhan kegitan ekonomi dan karenanya dapat dikurangi dengan pemulihan yang berkelanjutan dari resesi. h. Pengangguran Kunjungtural Pengangguran yang terjadi dikarenakan suatu kondisi pasang surutnya produksi atau karena adanya perubahan konjungtur (turunnya permintaan efektif terhadap barang dan jasa dalam masyarakat akan menurunkan produksi sehingga mengakibatkan pengurangan buruh). i. Pengangguran Musiman Pengangguran musiman muncul dalam industri tertentu dengan adanya perubahan musim dalam kegiatan ekonomi pertanian, industri konstruksi dan industri wisata semuanya menunjukkan pola pekerjaan musiman yang jelas. j. Pengangguran Sektoral Pengangguran sektoral ada dalam industri-industri tertentu k. Pengangguran Sementara Keadaan ketika pekerja untuk sementara menganggur atau sedang tidak bekerja.
  • 10. 10 l. Pengangguran Struktural Pengangguran yang disebabkan oleh perubahan di dalam struktur ekonomi yang berasal dari faktor tertentu seperti perubahan teknologi atau relokasi industri atau oleh perubahan dalam komposisi angkatan kerja. Pengangguran struktural terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara lowongan pekerjaan dan pekerja yang menganggur karena penganggur tersebut tidak mempunyai kemampuan yang tepat atau tidak tinggal di tempat yang tepat untuk mengisi lowongan pekrejaan itu. m. Pengangguran Teknologi Pengangguran teknologi dapat terjadi ketika mesin menggantikan manusia. n. Pengangguran Tersamar Istilah pengangguran tersamar menggambarkan gejala dimana meskipun tidak seorangpun yang menganggur, sejumlah besar tenaga kerja dipekerjakan dalam tugas-tugas yang sebelumnya dapat dilakukan dengan baik oleh lebih sedikit pekerja. o. Pengangguran Terselubung Keadaan menganggur suatu angkatan kerja yang tidak dilaporkan karena mereka tidak giat mencari kerja disebabkan oleh alasan tertentu. Istilah pengangguran terselubung mengacu kepada kenyataan bahwa meskipun tidak ada satu orang pun yang menganggur, sejumlah besar tenaga kerja dipekerjakan untuk tugas-tugas yang sebelutnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh lebih sedikit pekerja (misalnya ketika perusahaan menimbun tenaga kerja). p. Pengangguran Tersembunyi Gejala yang meskipun tidak ada seorang pun yang menganggur, sejumlah besar tenaga kerja melakukan tugas yang seharusnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh tenga kerja yang lebih sedikit jumlahnya. Sebagai contoh, kondisi tersebut dapat dikatakan dialami oleh suatu negara yang padat penduduknya dengan pertanian non moneter, yang apabila tidak dengan atau tanpa perubahan dalam teknik produksi,pengurangan tenaga kerja pertanian dalam jumlah besar tidak akan menyebabkan berkurangnya keseluruhan volume pertanian q. Pengangguran Tersisa Pengangguran yang terdiri dari orang-orang yang sulit untuk ditempatkan, orang cacat atau orang-orang yang sedang tidak bekerja dan karenanya secara teknis menganggur. 2.4 Penyebab Terjadinya Pengangguran di Indonesia Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Secara teoritis, pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya :
  • 11. 11 1. Perubahan Struktural Seperti disebutkan Reynolds, Masters dan Moser (1986:269) jenis pengangguran ini terjadi karena mismatch (tak sepadan/ketidakcocokan) antara kualifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi. Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi kontribusi sektoral terhadap produksi nasional (regional). Bila sektor industri memberikan kontribusi paling besar terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno, 1985). Katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian ke industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya kualifikasi tenaga kerja yang cocok di sektor industri. Ketika persyaratan ini tidak terpenuhi (mismatch), maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian kualifikasi seperti yang dibutuhkan. 2. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru, Menurut Menakertrans, kenaikan BBM kemarin telah menambah pengangguran sekitar 1 juta orang. Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada. Salah satu kasus, misalnya, apa yang menimpa masyarakat Tani Baru di Kalimantan. Tuntutan masyarakat Desa Tani Baru terhadap PT VICO untuk menghentikan operasi seismiknya tidak mendapat tanggapan. Penghasilan tambak mereka turun hampir 95 persen akibat pencemaran yang ditimbulkan PT VICO. Tanah menjadi tidak subur, banyak lubang bekas pengeboran dan peledakan, serta mengeluarkan gas alam beracun. Akibatnya, rakyat di sana menjadi orang-orang miskin dan penganggguran. 3. Pengaruh Musim Perubahan musim terjadi bukan hanya di sektor pertanian saja, tetapi sering pula terjadi pada sektor lain. Pada musim liburan dan tahun baru, misalnya, suasana sektor jasa transportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk (full employed) dibanding dengan hari-hari biasa. Demikian pula pada saat menjelang, sedang dan setelah bulan Suci Ramadhan, nampak permintaan terhadap barang dan jasa meningkat (demand for good) yang selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga kerja (derived demand) di sektor yang bersangkutan (Arfida B.R., 2003). 4. Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja (pengangguran friksional) Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak memiliki informasi yang
  • 12. 12 lengkap tentang lowongan kerja yang ada. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk memenuhi lowongan kerja tersebut. Mungkin juga karena situasi kerja (tempat) yang ditempati tidak cocok dengan harapan si pencari kerja, sehingga membuat pudarnya semangat kerja. Pilihannya adalah lebih baik tidak bekerja, karena lingkungan kerja tidak kondusif lagi. Pengangguran jenis ini bisa juga terjadi karena perkembangan (dinamika) ekonomi yang terus-menerus berubah, sehingga membawa dampak terhadap permintaan tenaga kerja yang dinamis pula. Artinya pada situasi demikian sangat dibutuhkan tenaga kerja yang mampu mengikuti perubahan jaman dengan cepat serta mampu melakukan adaptasi keahlian terhadap tuntutan lingkungan eksternal yang dinamis tersebut. Bila situasi ini tidak bisa diikutinya, maka ia akan kehilangan kesempatan kerja. 5. Rendahnya Tingkat Keahlian Keahlian dan produktifitas sangat berkaitan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktifitas tinggi, karena ia mampu memanfaatkan potensi dirinya pada kegiatan ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan berbagai cara, diantaranya adalah melalui pendidikan dan latihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motivasi kerja dan corporate learning (percepatan belajar perusahaan) (Reynolds, Masters and Moser, 1986; Rose-Nicholl, 2002). 6. Kurangnya tingkat EQ masyarakat. Tingkat EQ meliputi kemampuan seseorang dalam mengandalikan emosi, yang berpengaruh terhadap keterampilan berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi, kepercayaan diri, dan sifat lainnya yang mendukung dalam hidup di masyarakat. Orang yang pandai berkomunikasi dan pandai bersosialisasi lebih mudah mendapatkan pekerjaan di banding orang yang selalu pendiam dan tidak berani mengeksplor potensi diri. 7. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka menggantungkan hidup kepada orang tua atau pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain. 8. Tidak mau berwirausaha Umumnya sesorang yang baru lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha. 2.5 Dampak Pengangguran terhadap kehidupan sosial masyarakat dan kehidupan pembangunan nasional 1) Dampak pengangguran terhadap kehidupan sosial masyarakat 1. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
  • 13. 13 Di negara-negara maju para penganggur memperoleh tunjangan (bantuan keuangan) dari badan asuransi pengangguran. Oleh sebab itu, mereka masih mempunyai pendapatan untuk membiayai kehidupannya dan keluarganya. Mereka tidak perlu bergantung kepada tabungan mereka atau bantuan orang lain. Sedangkan di negara Indonesia, tidak terdapat program asuransi pengangguran. Maka kehidupan penganggur harus dibiayai oleh tabungan masa lalu atau pinjaman batnuan keluarga dan kawan-kawan. Keadaan ini bisa menyebabkan pertengkaran dan kehidupan keluarga yang tidak harmonis. 2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan Keterampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila ketrampilan tersebut digunakan dalam praktek. Pengangguran dalam periode yang lama akan menyebabkan tingkat keterampilan pekerja menjadi semakin merosot. 3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah. Golongan yang memerintah semakin tidak popular di mata masyarakat. Berbagai tuntunan dan kritikan akan dilontarkan kepada pemerintah dan adakalanya disertai oleh aksi demonstrasi. Karena masyarakat akan berpandangan bahwa pemerintah tidak melakukan tindakan untuk menanggulanginya kemudian menimbulkan ketidak percayaan pada pemerintah. 4. Meningkatnya kriminalitas Mereka yang tidak memiliki pekerjaan terpaksa melakukan tindakan kriminalitas guna memenuhi kebutuhannya. 5. Meningkatnya kemiskinan Hal ini karena mereka tidak memiliki lagi sumber pendapatan. 2) Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan menurun. Pengangguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional. Dampak pengangguran terhadap pembangunan dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan indikator-indikator berikut ini : 1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita. Upah merupakan salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil. 2. Penerimaan Negara Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki
  • 14. 14 pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun berkurang. 3. Beban Psikologis Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Biaya Sosial Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas- tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan. 2.6 Kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi pengangguran Adapun kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi pengangguran adalah: 1. Kebijakan Fiskal Yaitu kebijakan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) (Asfia Murni, 2013 : 15). Kebijakan ini bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi yang sedang dihadapi. Bentuk kebijakan fiskal dapat dibagi dua: 1) Untuk jangka pendek meliputi: a. Membuat perubahan yang berkaitan dengan pembelanjaan/pengeluaran pemerintah. b. Membuat perubahan yang berkaitan dengan sistem dan jumlah pajak yang ditetapkan. 2) Untuk jangka panjang meliputi: a. Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan sistem pajak yang telah ada, misalnya sistem pajak progresif dan proporsional. b. Kebijakan fiskal diskresioner artinya kebijakan yang secara khusus membuat perubahan terhadap setiap sistem yang ada, misalnya membuat undang-undang, peraturan-peraturan baru di bidang penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
  • 15. 15 Kebijakan fiskal ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. 2. Kebijakan Moneter Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. b. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy). 3. Kebijakan Pendapatan Kebijakan pendapatan (income policy) atau disebut kebijakan harga dan upah (price and wage policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi atau mengendalikan tingkat kenaikan harga-harga, upah nominal, dan bentuk-bentuk pendapatan lainnya. Contohnya : kebijakan upah minimum (UMR), kebijakan harga tertinggi (ceiling price policy) dan lain-lain. 4. Kebijakan Ekonomi Internasional/Perdagangan Luar Negeri Kebijakan ekonomi internasional (international economic policy) adalah kebijakan yang ditujukan untuk mempengaruhi posisi keuangan dan moneter suatu negara. Di dalam kelompok ini termasuk kebijakan perdagangan seperti tarif, kuota dan lain-lain. 2.7 Strategi dalam mengatasi pengangguran di Indonesia Dibawah ini merupakan strategi yang dapat dilakukan dalam mengatasi pengangguran: 1. Cara mengatasi pengangguran friksional dan pengangguran voluntary o Proyek padat karya untuk menambah kesempatan kerja dengan mendirikan industri baru, pembangunan jalan raya, jembatan, dll. Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debirokratisasi o Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru di bidang agraris dan sektor lain.
  • 16. 16 o Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan lain untuk memacu kehidupan industri kecil. 2. Cara mengatasi pengangguran konjungtural o Meningkatkan daya beli mesyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan meningkatkan jumlah permintaan. Dengan demikian, perusahaan harus meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerjanya. o Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para investor lebih suka menginvestasikan uangnya dalam bidang usaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar 3. Cara mengatasi pengangguran struktural o Menyediakan lapangan kerja untuk menampung kelebihan tenaga kerja di sektor ekonomi lain pada suatu daerah yang mengalami perubahan sektor ekonomi. o Pelatihan tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan. o Menarik investor, khususnya merangsang berdirinya industri baru. 4. Cara mengatasi pengangguran musiman o Pelatihan keterampilan lain, selain bidang yang sudah digeluti. Hal tersebut dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lain pada saat musim – musim tertentu (biasanya saat petani meninggu panen) o Menginformasikan lowongan pekerjaan yang ada di sektor lain kepada masyarakat. 5. Cara mengatasi pengangguran deflasionar o Pelatihan tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja yang akan dikirim ke luar negeri, supaya mereka tidak hanya menjadi tenaga kasar, tetapi minimal menjadi tenaga terampil atau bahkan tenaga ahli. o Seperti cara yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran lain, menarik investor baru sangat perlu dilakukan. 6. Cara mengatasi pengangguran teknologi o Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi pada sekolah- sekolah. o Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini o Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus disampaikan pada anak. Terdapat beberapa alternatif (cara) lain yang bisa dilakukan dalam rangka mengatasi masalah pengangguran. Cara ini mengikuti dua pola (jalur), yaitu lewat
  • 17. 17 jalur demand for labour, dan supply of labour. Upaya mengatasi pengangguran lewat jalur permintaan tenaga kerja berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja baru secara langsung. Jalur ini biasanya berhubungan dengan aspek-aspek sebagai berikut : 1. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam (misalnya lahan) Hal ini bisa dilakukan apabila masyarakat diberi peluang (akses) terhadap penguasaan (paling tidak) penggarapan lahan. Tidak hanya sampai di situ, pemerintah pun harus memberikan fasilitas yang kondusif agar masyarakat mampu mengelola lahan dengan optimal dan aman karena kepastian hukumnya jelas. 2. Akses pada sumber-sumber modal Akses pada sumber modal sangat menentukan bagi pengembangan usaha sekaligus kesempatan kerja (sama seperti sumberdaya tanah/lahan). Ketika kemudahan-kemudahan diciptakan untuk masyarakat lapisan bawah, dan pembinaan pun dilakukan, maka dampaknya secara langsung akan dirasakan oleh masyarakat. 3. Peningkatan investasi (pembentukan modal, capital formation) Investasi bisa bersumber dari pihak internal maupun eksternal. Dari internal bisa didapat lewat pemupukan tabungan (dana pihak ketiga) masyarakat dan dari eksternal melalui peningkatan arus investasi (penanaman modal) dari pihak luar. Bila dua sumber ini lancar dan kenaikannya cukup signifikan, maka dampaknya akan terasa pada gairah usaha dan otomatis terhadap permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja). 4. Investasi bisa bersumber dari pihak internal maupun eksternal Dari internal bisa didapat lewat pemupukan tabungan (dana pihak ketiga) masyarakat dan dari eksternal melalui peningkatan arus investasi (penanaman modal) dari pihak luar. Bila dua sumber ini lancar dan kenaikannya cukup signifikan, maka dampaknya akan terasa pada gairah usaha dan otomatis terhadap permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) 5. Kerjasama Kerjasama akan sangat bergantung pada kredibilitas pemerintah, situasi objektif wilayah (peluang pasar, potensi wilayah, keamanan, politik dan kelembagaan yang mendukung sistem pemerintahan). Bila hal ini telah dipastikan kondusif, maka investor cenderung siap melakukan kerjasama (pengembangan wilayah), sehingga pada gilirannya berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesempatan kerja.
  • 18. 18 6. Perluasan pasar Tahap ini tercipta setelah tahap kerjasama dan arus investasi masuk ke suatu wilayah. Artinya tahap ini sebagai konsekuensi dari existing situation yang ada sebelumnya. Perluasan pasar dapat ditingkatkan dengan beberapa cara diantaranya dengan perbaikan kualitas (TQM), penguatan akses informasi, memahami prilaku pesaing, memahami kehendak buyer dan lancarnya delivery order system. 7. Pembinaan usaha Terdapat ragam upaya yang bisa dilakukan dalam rangka pembinaan usaha (paket-paket pembinaan usaha sudah banyak tersedia). Tetapi yang paling penting dari itu semua adalah jiwa wirausaha yang dilandasi dengan nilai-nilai transendental yang nampaknya masih perlu ditingkatkan. Artinya harus dipahami oleh semua, bahwa segala usaha dan upaya yang dilakukan, harus ditujukan hanya semata untuk mengabdi kepada Tuhan dan bermaksud ingin memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang lain (manusia dan alam/lingkungan sekitar). 8. Pengembangan usaha padat karya (labor intensive) Usaha padat karya adalah jenis karakteristik usaha yang paling cocok untuk negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi. Seperti halnya negara Indonesia. Tetapi bukan berarti kita menolak semua teknologi yang terjadi saat ini. Teknologi tetap dibutuhkan, dengan catatan tidak akan mempersulit (mempersempit) lapangan kerja baru, ramah lingkungan, terjangkau biayanya dan adaptasinya dapat dengan mudah diserap dan diimplementasi oleh tenaga kerja domestik. 9. Kebijakan pemerintah Suasana kondusif dapat tercipta karena pemerintah dan pemerintah daerah melakukan fasilitasi dan memberikan berbagai kemudahan (insentif ekonomi) bagi pengembangan usaha. Berbagai peraturan yang diciptakan bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat usaha, tidak sebaliknya (menjadikan pengusaha atau kegiatan usaha menjadi objek penghasilan semata). Budaya pendekatan proyek (project oriented) harus diubah menjadi budaya social benefit. Artinya semua usaha yang dilakukan pemerintah tidak melulu profit seeking (memburu laba) dalam rangka mendongkrak economic growth semata, tetapi lebih jauh dari itu bagaimana “kue pertumbuhan” itu mengalir dan bermanfaat bagi masyarakat kecil yang sekarang sedang terancam bahaya kelaparan. Sedangkan lewat jalur supply of labor lebih terkait dengan pengembangan sumber daya manusia (human capital formation). Implementasi praktis lewat jalur ini, seperti disarankan beberapa ahli (Reynolds, Masters and Moser, 1986; Ehrenberg-Smith, 1988; Sudarman Damin, 2003) adalah dengan model-model kegiatan sebagai berikut :
  • 19. 19 1. Primary and high school education (peningkatan dan penguatan pendidikan dasar dan menengah) Bagaimana caranya supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan efektif ? Biasanya (seharusnya) ini dilakukan oleh pemerintah. Mekanismenya adalah dengan penyediaan anggaran yang cukup memadai. Tanpa dukungan dari pemerintah, program ini tidak akan berjalan dengan baik, karena model pendidikan ini bersifat massal. Artinya harus diikuti oleh semua warga yang telah masuk pada usia sekolah, 2. College and postgraduate education (kursus-kursus dan pendidikan lanjutan, misalnya Perguruan Tinggi) Pendanaan program ini tidak menjadi kewajiban negara sepenuhnya, tetapi tetap subsidi anggaran di sektor ini harus diberikan 3. Training provided by employers on the job (pelatihan yang disediakan langsung oleh perusahaan terkait langsung dengan pekerjaan) Program ini merupakan kebutuhan perusahaan dalam rangka penajaman wilayah garapan (jobs) yang akan langsung ditangani di perusahaan yang bersangkutan. Hal ini bisa tidak terkait dengan program subsidi pemerintah. Kegiatan ini akan beragam sekali tergantung spesifikasi bidang usaha yang dikembangkan oleh perusahaan, 4. Accumulated of skill through continued work experience (peningkatan keahlian melalui pengalaman kerja) Keahlian ini tentunya tidak didapat dari bangku sekolah, atau pendidikan formal lainnya, tetapi diperoleh melalui pengalaman kerja secara langsung (learning by doing). Akumulasi pengetahuan sedemikian biasanya memiliki kedalaman yang mantap pada bidangnya dan berkonsekuensi pada harga yang mahal. Sekarang upaya kearah itu dapat dilakukan dengan melakukan kombinasi antara pendidikan formal dengan terjun langsung (harus menempuh waktu tertentu) pada bidang usaha yang relevan. 5. Government training programs for displaced or disadvantaged workers (pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengganti tenaga kerja yang akan pensiun) Program ini bisa sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mempersiapakan tenaga kerja yang siap bekerja untuk mengganti tenaga kerja yang akan pensiun. Sebetulnya kondisi yang sama dapat juga dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mempersiapakan tenaga kerja pengganti yang lebih produktif dan semangat baru. 6. Memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan Fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat diperlukan oleh tenaga kerja, karena akan terkait langsung dengan produktifitas dan semangat kerja. Bahkan secara permanen semua warga seharusnya mendapatakan pelayanan asuransi yang memadai, tidak hanya tenaga kerja, dan g. Migrasi. Migrasi bisa ditolelir sepanjang disertai beberapa syarat : (i) tenaga kerja memiliki keahlian yang
  • 20. 20 memadai sesuai dipersyaratkan di tempat tujuan mereka bekerja, (ii) tingkat kepadatan penduduk di daerah tujuan masih kondusif, (iii) sudah tidak ada lagi potensi daerah asal yang bisa dikembangkan, (iv) upah yang akan diterima lebih baik daripada di daerah asal, dan (v) perlakuan terhadap tenaga kerja di daerah tujuan tidak menyimpang.
  • 21. 21 III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengangguran merupakan suatu masalah yang sering melanda perekonomian suatu negara dan sangat penting untuk ditanggulangi. Hal ini akan menimbulkan dampak-dampak negatif apabila tingkat pengangguran tinggi. Secara ekonomi pengangguran akan berdampak pada turunnya jumlah produk nasional dan turunnya pendapatan, sekaligus menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Indonesia sendiri menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pula jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat berbagai program untuk menampung para pengangguran. Disamping itu, terlepas dari bantuan yang pemerintah berikan sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak menjadi seorang pengangguran dan menjadi beban pemerintah sehingga tercipta suatu negara yang maju dan sejahtera. 3.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan berbagai saran diantara lain sebagai berikut: 1. Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan baik di bidang formal maupun informal 2. Meningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja 3. Meningkatkan program pendidikan dan pelatihan kerja 4. Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi pada sekolah- sekolah 5. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan 6. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran 7. Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru di bidang agraris dan sektor lain
  • 22. 22 DAFTAR PUSTAKA Asfia, Murni. 2013. Ekonomika Makro. Bandung : Refika Aditama Dimas. (2013). Faktor masalah pengangguran dan cara mengatasinya. From http://dimasjoe10.wordpress.com/2013/01/14/faktor-masalah- pengangguran-dan-cara-mengatasinya/, 15 Oktober 2014 Arie, Basuki. (2012). Ini cara pemerintah kurangi pengagguran di Indonesia. From http://www.merdeka.com/uang/ini-cara-pemerintah-kurangi- pengangguran-di-indonesia.html, 21 Oktober 2014 Mohammad, Qadarusman. (2013). Makalah Pengangguran. From http://mohammadqadarusman.blogspot.com/2013/06/makalah- pengangguran.html, 15 Oktober 2014 Adrianus, Beda. (2014). Masalah Pengangguran dan Solusinya. From http://adbeda87.wordpress.com/2014/06/11/masalah-pengangguran-dan- solusinya/ , 21 Oktober 2014