Dokumen tersebut membahas tentang apresiasi seni rupa, meliputi pengertian seni rupa, perbandingan antara seni rupa tradisional dan modern, serta perkembangan seni rupa modern di Indonesia secara historis mulai dari masa Raden Saleh hingga periode seni rupa baru.
5. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Pengertian Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang
membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan
rabaan.
Secara kasar terjemahan seni rupa di
dalam Bahasa Inggris adalah fine art.
Namun, sesuai perkembangan dunia seni
rupa modern, istilah fine art menjadi lebih
spesifik kepada pengertian seni rupa murni
untuk kemudian menggabungkannya
dengan desain dan kriya kedalam bahasan
visual art.
8. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Adapun ciri-ciri dari seni rupa
tradisional antara lain:
• Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi
sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa
aktivitas religius maupun seremonial/istana
sentris.
• Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
• Bersifat tradisional/statis, karena kebudayaan
agraris dan bahari.
• Bersifat progresif/dinamis adanya kebudayaan
maritim.
• Bersifat kebhinekaan, berdasar keadaan alam,
maka seni tradisional memiliki kejayaan ungkapan
seni yang berbeda antara daerah yang satu
dengan daerah yang lainnya.
9. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
• Bersifat nonrealistis dan seninya bersifat perlambangan atau
simbol
• Fungsi untuk acara ritual keagamaan atau upacara adat.
• Corak lama (kuno atau klasik)
• Dekorasi hias beraneka ragam
• Cara pengerjaan karya, umunya dengan tangan (hand made)
misalnya, wayang kulit, wayang golek, wayang beber,
ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah,
batik, songket, dan lain-lain.
10. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Seni Rupa Modern/Kontemporer
Seni rupa modern adalah suatu karya seni
rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk
menciptakan karya yang baru atau dengan
kata lain karya seni rupa pembaruan. Seni
rupa modern merupakan seni rupa yang tidak
terbatas pada kebudayaan suatu adat atau
daerah, namun tetap berdasarkan sebuah
filosofi dan aliran-aliran seni rupa. Karya seni
rupa yang mengalami perubahan dan
kemajuan diberbagai aspek, baik dari segi
tema, gaya, maupun bentuk dan bahan
pembuatannya.
11. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Adapun Ciri-Ciri dar Seni Rupa Modern,
antara lain
• Konsep penciptaannya tetap berdasarkan pada
sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran
visualisasinya tidak terbatas.
• Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu
• Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dahulu dan
berkembang sesuai zaman
• Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni,
alias meleburnya batas-batas antara seni lukis,
patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi
politik
• Bentuk unik
• Batasan pengelompokkan seni menjadi kabur, tidak
terpisah antara seni lukis, seni patung, dan seni
arsitektur
12. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
• Wujud karya terkesan aneh, bahkan terkadang sulit
dipahami bagi orang awam apabila tanpa memiliki
pengetahuan seni rupa yang mendalam
• Berfungsi sebagai hiburan
• Corak bebas (kreasi baru)
• Cara pengerjaan umumnya menggunakan mesin
(mechanical)
• Dekorasi bervariasi, kreasi baru misal ukiran dan
vignet.
• Hasilnya seni instalasi, body painting, lukisan wayang
pasir, patung pasir, dan lain-lain.
15. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Masa Raden Saleh (Perintisan)
Raden Saleh Syarief Boestman adalah putra seorang
bangsawan. Ketika umurnya 10 tahun (1817) beliau
diserahkan oleh pamannya kepada Belanda untuk
dididik menjadi pegawai. Pada tahun 1826, beliau
mendapat pelajaran menggambar dari A.A.J. Payen.
Seorang pelukis dari Belgia. Payen meminta Jenderal
V.Der Capellen untuk memberi izin kepada Raden Saleh
untuk meneruskan pelajaran dinegeri Belanda.
Cornelius Krusemen dan Andrean Schelf Vernet
menjadi guru beliau.
Karya Raden Saleh bergaya naturalis yang romantik.
Seperti lukisan terkenal miliknya yaitu lukisan “Berburu
Banteng”, yang tampak Banteng dihujani tombak,
namun tidak berdarah.
16. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Masa Indonesia Jelita (1878)
Beberapa pengamat seni menilai bahwa masa
Indonesia Jelita (mooi indie) menghasilkan karya-karya
lukisan yang bersifat futuristik, dengan gaya denting
yaitu melukis dengan merekam langsung objek-objek
pemandangan di sekitarnya secara naturalistik dan
romantik. Lukisan-lukisan era mooi indie hanya
menyenangkan secara visual, serba indah dan
dianggap miskin kreativitas, serta tidak menghayati
objek yang dilukis. Karya mooi indie memandang dunia
hanya dari aspek visual. Hanya memandang dunia dari
sudut pandang yang indah, cantik, molek, permai, dan
jelita baik dari pemandangan alam hingga manusia,
terutama gadis-gadis Indonesia yang cantik-cantik.
Yang menggunakan warna-warna menyala sehingga
berkesan lebih molek.
17. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Masa Cita Nasional (Persagi)
Pada masa ini, kesenian Indonesia sedang berusaha
untuk mencari ciri khas kesenian nasional. S. Sudjojono
adalah figur yang meledak-ledak dibakar rasa
rasionalisme dan tidak puas dengan kehidupan seni
rupa.
Pada masa mooi indie semua lukisan serba indah,
karena hal ini dianggap mengingkari kenyataan yang
ada, maka dibentuklah Persagi (Persatuan Ahli-Ahli
Gambar Indonesia) yang bertujuanmencari gaya
Indonesia asli yang lebih mementingkan penumpahan
jiwa dan isi hati bukan teknik dan bahan seperti yang
diutamakan oleh pelukis masa mooi indie. Organisasi ini
diketuai oleh Agus Jaya Sasmita.
18. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa ini didirikan sebuah kelompok lukis oleh
Jepang yang bernama Keimin Bunka Shidoso yang
disupervisi langsung oleh seniman Jepang Saseo Ono
dan Yamamoto, sedangkan kepemimpinannya
ditangani oleh Agus Jaya Sasmita, dengan anggota Otto
Djaya, Subanto, Trubus, Kusnadi, dan Zaini.
Di pihak Indonesia didirikan POETRA (Pusat Tenaga
Rakyat) dengan bagian seni dipimpin oleh S. Sudjojono
dan Affandi, adapun anggotanya yaitu Dullah, Emiria
Sunassa, Kartono Yudokusumo, Hendra Gunawan,
Sudarso, Barli, Wahdi, dan lain-lain.
19. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Masa Sesudah Kemerdekaan
Periode ini berlangsung antara tahun 1945-1950
dan ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok
seniman di berbagai kota. Mereka membentuk sanggar
dan organisasi kesenian, seperti berikut.
• Pusat Tenaga Pelukis (1945), pimpinan
Djayengasmoro yang bergerak dalam lukisan poster.
• Seniman Indonesia Muda (1946)
• Pelukis Rakyat (1974), bentukan Hendra Gunawan
• Dan beberapa organisasi lain, seperti GPI, Sticousa,
ASRI (Angkatan Seni Rupa Indonesia) dan Seniman
Muda Indonesia di Bukit Tinggi.
20. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Masa Pendidikan Formal
Tahun 1950 lahir beberapa sekolah tinggi seni rupa
di Indonesia antara lain sebagai berikut.
• ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) di Jogjakarta
dipimpin oleh R.J. Katamsi. ASRI berganti nama
menjadi STRSI dan kini menjadi ISI (Institut Seni
Indonesia).
• Balai Perguruan Tinggi Gambar yang Dipelopori oleh
Prof. Syafe’I Sumardja, yang kemudian menjadi ITB.
• AKSERA (Akademi Seni Rupa Surabaya)
22. BERANDA
SK/KD
INDIKATOR
MATERI
LATIHAN
REFERENSI
PENYUSUN
Periode Seni Rupa Baru
Masa seni rupa baru di Indonesia dimulai pada
tahun 1974 dengan munculnya kelompok baru dari
kalangan seniman muda, diprakarsai oleh sederet
pelukis muda dari Bandung, Jakarta, dan Jogjakarta.
Seniman pada periode ini antara lain Hardi, Jim Supakat
(kemudian intens dalam dunia kuratorial hingga akhir
hayatnya), bonyong, Harsono, S. Prinka, Murni Ardhi,
Nyoman Nuarta, Bakhtiar Zainul, Dede Eri Supria,
Ronald Manulang, Muryoto Kartoyo, Gendut Royanto,
Slamet Riyadi, dan lain-lain.