Kerangka konseptual akuntansi keuangan terdiri atas tiga tingkatan: tujuan pelaporan keuangan, karakteristik kualitatif informasi akuntansi dan unsur-unsur laporan keuangan, serta konsep pengakuan dan pengukuran. Kerangka ini menjadi fondasi dalam pelaporan dan praktik akuntansi keuangan.
2. PENERBIT ERLANGGAPENERBIT ERLANGGA
P r in s ip - p r in s ip
a k u n t a n s i y a n g
b e r la k u u m u m
d ib a n g u n
m e n g g u n a k a n
K e r a n g k a
K o n s e p t u a l
t e r d ir i a ta s
T in g k a t
S a t u
a d a la h T u ju a n
P e la p o r a n
K e u a n g a n
T in g k a t
D u a
a d a la h
K a r a k t e r is t ik
K u a lit a ta if
In f o r m a s i
A k u n ta n s i
D a p a t d ip a h a m i
R e le v a n
K e a n d a la n
D a p a t
d ip e r b a n d in g k a n
K o n s is t e n
te r d ir i a t a s
U n s u r - u n s u r
L a p o r a n
K e u a n g a n
te r d ir i a t a s
N e r a c a
L a p o r a n L a b a
R u g i
L a p . P e r u b a h a n
M o d a l
L a p o r a n A r u s K a s
T in g k a t
T ig a
a d a la h K o n s e p P e n g a k u a n
d a n P e n g u k u r a n
t e r d ir i a t a s
A k u n t a n s i D a s a r
P r in s ip - p r in s ip
K e t e r b a t a s a n -
k e t e r b a ta s a n
b e r d a s a r k a n p a d a
A k u n t a n s i
d ic a t a t
b e r d a s a r k a n
B a s is K a s
B a s is
A k r u a l
3. PENERBIT ERLANGGA
PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM
• Tidaklah memungkinkan untuk membuat laporan akuntansi menurut
kepentingan atau kebutuhan masing-masing pemakai laporan keuangan.
Itulah mengapa dikembangkan suatu standar atau prinsip dalam pelaporan
keuangan sehingga dapat diterima dan berlaku secara umum (generally
accepted accounting principles).
• Prinsip akuntansi yang berlaku umum merupakan suatu pedoman untuk
bertindak dan dapat berubah dari waktu ke waktu.
• Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum harus dirumuskan oleh suatu
lembaga yang kompeten. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
sebagai lembaga yang berwenang dalam menetapkan peraturan-peraturan di
bidang akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia pertama kali
dibukukan pada tahun 1973 dengan judul Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
dan pada tahun 1994 mengalami revisi menjadi Standar Akuntansi Keuangan
(SAK).
4. PENERBIT ERLANGGA
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN
K a r a k t e r is t ik
K u a lit a t id
I n f o r m a s i
A k u n t a n s i
U n u r - u n s u r
L a p o r a n
K e u a n g a n
T u ju a n P e la p o r a n
K e u a n g a n
K o n s e p P e n g a k u a n d a n P e n g u k u r a n
A s u m s i P r in s ip - p r in s ip K e t e r b a t a s a n
T in g k a t k e t ig a :
" B a g a im a n a - im p le m e n t a s i "
T in g k a t k e d u a :
J e m b a t a n a n t a r a t in g k a t 1 d a n 3
T in g k a t p e r t a m a :
" K e n a p a - t u ju a n d a r i a k u n t a n s i"
5. PENERBIT ERLANGGA
• Kerangka konseptual adalah sebagai fondasi dalam pelaporan dan
praktik akuntansi keuangan.
• Peraga di atas memperlihatkan bahwa kerangka konseptual pada
tingkat pertama mengidentifikasi tujuan dan fungsi laporan
keuangan.
• Pada tingkatan ke dua, kerangka konseptual terdiri dari:
a. Karakteristik kualitatif laporan keuangan agar informasi akuntansi
dapat berguna;
b. Unsur-unsur pada laporan keuangan.
• Pada tingkatan ke tiga, kerangka konseptual terdiri dari konsep-
konsep pengakuan (recognition) dan pengukuran (measurement),
antara lain:
a. Asumsi dasar;
b. Prinsip-prinsip; dan
c. Keterbatasan-keterbatasan.
6. PENERBIT ERLANGGA
TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi berkaitan
dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan, sehingga bermaanfaat bagi sebagian besar pembaca laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Fungsi Laporan Keuangan
Fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui berbagai macam kondisi
keuangan perusahaan.
7. PENERBIT ERLANGGA
KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI
1. Dapat Dipahami (Understandability).
2. Relevan (Relevance).
3. Keandalan (Reliability).
4. Dapat Diperbandingkan (Comparability).
5. Konsisten (Consistency).
8. PENERBIT ERLANGGA
UNSUR-UNSUR DALAM LAPORAN KEUANGAN
Neraca
Neraca atau laporan posisi keuangan adalah suatu daftar
yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan),
kewajiban, dan modal yang dimiliki oleh suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Unsur-unsur dalam
neraca adalah:
Aktiva (Assets). Aktiva antara lain terdiri dari :
1. Aktiva lancar.
2. Penyertaan (investasi).
3. Aktiva tetap.
4. Aktiva tidak berwujud.
5. Aktiva lain-lain.
9. PENERBIT ERLANGGA
1. Aktiva Lancar (Current Assets).
Aktiva lancar adalah aktiva yang diperkirakan dapat direalisasikan
atau yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau
digunakan hingga habis per unitnya dalam jangka waktu 12 bulan.
Contoh aktiva lancar sebagai berikut:
a.Uang kas rekening giro bank.
b.Surat berharga (yang segera dapat dijual).
c.Deposito jangka pendek.
d.Wesel tagih dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
e.Piutang usaha.
f.Persediaan barang dagang.
g.Biaya dibayar di muka.
10. PENERBIT ERLANGGA
2. Penyertaan (Investasi).
Penyertaan merupakan penyertaan modal jangka panjang kepada
perusahaan lain atau dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain. Contoh
penyertaan antara lain sebagai berikut:
a.Penyertaan dalam bentuk saham atau obligasi.
b.Aktiva lain, seperti pembelian tanah dengan rencana penggunaan yang
akan datang.
3. Aktiva Tetap (Fixed Assets).
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan untuk operasi
perusahaan dan mempunyai masa manfaat satu tahun atau lebih. Contoh
aktiva tetap antara lain sebagai berikut:
a.Tanah atau hak atas tanah.
b.Bangunan.
c.Mesin.
d.Peralatan dan sumber alam.
e.Kendaraan.
11. PENERBIT ERLANGGA
4. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Assets).
Aktiva tidak berwujud merupakan hak-hak istimewa atau posisi yang
menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh
aktiva tidak berwujud antara lain sebagai berikut:
1.Hak paten.
2.Hak cipta.
3.Hak merk.
4.Waralaba (franchise).
5.Goodwill.
12. PENERBIT ERLANGGA
5. Aktiva Lain-Lain (Other Assets).
Aktiva lain-lain merupakan aktiva yang tidak dapat digolongkan ke dalam
keempat jenis aktiva sebelumnya. Contoh aktiva lain sebagai berikut:
a.Aktiva tetap yang tidak digunakan.
b.Aktiva lancar yang tidak disertakan dalam kegiatan.
c.Beban-beban yang ditangguhkan.
d.Piutang kepada pemegang saham.
13. PENERBIT ERLANGGA
Kewajiban (Liabilities).
Kewajiban (liabilitas), yang lazim disebut hutang, adalah pengorbanan
ekonomis yang wajib dilakukan perusahaan di masa yang akan datang dalam
bentuk penterahan aktiva/pemberian jasa. Kewajiban timbul dari tindakan
atau transaksi pada masa sebelumnya.
1.Kewajiban Lancar/Jangka Pendek (Short Term Liabilities).
Kewajiban lancar adalah hutang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu
tahun. Kewajiban lancar mencakup :
a.Hutang usaha.
b.Uang muka pembayaran.
c.Beban-beban yang masih harus dibayar.
d.Hutang pembelian aktiva tetap atau pinjaman bank yang harus diselesaikan
dalam waktu satu tahun.
14. PENERBIT ERLANGGA
2. Kewajiban jangka Panjang (Long Term Liabilities).
Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang tidak jatuh tempo dalam
waktu satu tahun atau hutang yang umumnya tidak bisa menggunakan
aktiva lancar dalam pelunasannya. Kewajiban jangka panjang mencakup:
a.Obligasi.
b.Hipotik.
c.Pinjaman gadai.
3. Kewajiban Lain-Lain (Other Liabilities).
Kewajiban lain-lain merupakan hutang yang tidak bisa digolongkan ke
dalam kewajiban lancar atau jangka panjang. kewajiban- lain-lain
mencakup:
a.Pendapatan yang ditangguhkan (lebih dari satu tahun).
b.Hutang jaminan jangka panjang.
c.Hutang kepada direksi atau perusahaan afiliasi.
15. PENERBIT ERLANGGA
Modal (Equity).
• Modal (equity) merupakan hak pemilik dalam perusahaan.
•Secara teknis, modal direpresentasikan oleh selisih antara aktiva dan
kewajiban.
•Modal berasal dari investasi pemilik (pemegang saham) dan akumulasi hasil
usaha (laba/rugi) perusahaan.
16. PENERBIT ERLANGGA
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan hasil operasi
perusahaan dalam satu periode waktu tertentu.
Pendapatan (Income). Aliran penerimaan kas atau aktiva lain yang
diterima dari konsumen sebagai hasil barang atau pemberian jasa
(usaha pokok) atau dari aktivitas di luar usaha pokok perusahaan
dalam satu periode. Pendapatan dikelompokkan menjadi dua:
1.Pendapatan Usaha (Operating Income). Pendapatan usaha timbul
dari usaha pokok perusahaan.
2.Pendapatan di Luar Usaha (Non Operating Income). Pendapatan di
luar usaha timbul dari selain kegiatan usaha pokok perusahaan.
17. PENERBIT ERLANGGA
Beban (Expense).
Beban merupakan biaya yang telah dimanfaatkan dalam
usaha menghasilkan pendapatan dalam satu periode.
Beban dapat dikelompokkan menjadi:
1. Beban Usaha (Operating Expense). Biaya yang
dikorbankan untuk usaha utama.
2. Beban di Luar Usaha (Non Operating Expense). Biaya yang
dikorbankan untuk kegiatan bukan usaha utama.
3. Beban Lain-Lain (Other Expense). Biaya yang dikorbankan
untuk kegiatan di luar usaha perusahaan.
18. PENERBIT ERLANGGA
Laporan Perubahan Modal.
Laporan ini hanya menyajikan perubahan modal perusahaan
pada suatu periode tertentu. Modal yang berubah tergantung
dari laba atau rugi yang dialami oleh perusahaan pada periode
yang sama.
Laporan Arus Kas.
Laporan arus kas perusahaan digunakan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Laporan ini merupakan
jembatan antara accural basis dan cash basis. Laporan arus kas
terbagi menjadi tiga komponen besar:
1. Arus kas dari kegiatan operasional.
2. Arus kas dari kegiatan investasi.
3. Arus kas dari kegiatan pendanaan.
19. PENERBIT ERLANGGA
KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Konsep pengakuan dan pengukuran terkait
dengan kerangka konseptual tingkat ke tiga
(asumsi dasar, prinsip-prinsip dasar, dan
keterbatasan-keterbatasan).
Asumsi Dasar.
Struktur akuntansi keuangan dibangun
oleh empat asumsi dasar sebagai berikut:
1.Asas Kesatuan Usaha.
2.Kesinambungan Usaha.
3.Pengukuran Nilai Uang.
4.Periode Akuntansi.
20. PENERBIT ERLANGGA
Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi.
Pencatatan transaksi menggunakan empat prinsip akuntansi
berikut:
1.Nilai Historis.
2.Pengakuan Pendapatan.
3.Penandingan Pendapatan-Beban.
4.Pengungkapan Penuh. Keterbatasan-
Keterbatasan.
Beberapa keterbatasan perlu dipertimbangkan agar informasi dengan
karakteristik kulitatif memiliki manfaat antara lain:
1.Hubungan antara Manfaat dan Biaya.
2.Materialitas.
3.Praktik di industri.
4.Konservatisme.
21. PENERBIT ERLANGGA
MENERAPKAN RUMUS PERSAMAAN AKUNTANSI
Hubungan antara kekayaan dan hak atau klaim atas kekayaan tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan akuntansi (accounting equation) dan
dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Hak atau klaim pemilik atas aktiva atau kekayaan perusahaan adalah suatu
residu atau sisa dari aktiva dikurangkan dengan kewajiban, seperti
ditunjukkan oleh persamaan berikut:
Aktiva – Kewajiban = Ekuitas
22. PENERBIT ERLANGGA
• Tujuan perusahaan adalah meningkatkan aktiva dan ekuitas
melalui pendapatam (revenues), yakni jumlah yang diperoleh
dengan menyerahkan barang dan jasa kepada para pelangggan.
• Pendapatan akan menambah ekuitas perusahaan karena
pendapatan menambah aktiva tetapi tidak menambah
kewajiban.
• Investasi pemilik juga menambah ekuitas perusahaan.
• Sementara itu, pengambilan pemilik atau prive (withdrawals)
dan beban-beban (expense) akan mengurangi ekuitas.
• Pengambilan pemilik atau prive merupakan lawan dari investasi
pemilik.
• Beban-beban merupakan penurunan dalam ekuitas sehubungan
dengan kegiatan penyerahan barang atau jasa kepada
pelanggan.
23. PENERBIT ERLANGGA
Contoh: Transaksi yang terjadi pada Salon Lily selama satu bulan pertama
dalam suatu periode akuntansi.
Transaksi 1
Nona Lily menyetor modalnya Rp. 7.500.000. pengaruh dari transkasi ini
adalah menambah aktiva perusahaan dalam bentuk “Kas” pada sisi kiri
dan jumlah yang sama dalam bentuk “Modal Lily”.
Aktiva = Ekuitas
Kas = Ekuitas
+ 7.500 + 7.500
24. PENERBIT ERLANGGA
Transaksi 2
Salon Lily membeli sebidang tanah untuk pembangunan gedung kantor di
masa yang akan datang sebesar Rp. 5.000.000 tunai. Nona Lily untuk
beberapa bulan ini akan merencanakan menyewa gedung kantor dan
peralatan salon. Akibat transaksi ini persamaan akuntansi menjadi
sebagai berikut.
Aktiva = Ekuitas
Kas + Tanah = Modal Lily
7.500 = 7.500
5.000 5000
2.500 + 5000 = 7.500
25. PENERBIT ERLANGGA
Transaksi 3
Selama bulan ini, Salon Lily membeli secara kredit perlengkapan sebesar
Rp. 675.000. perlengkapan yang akan digunakan dalam usaha salon
termasuk unsur dari beban di bayar di muka (prepaid expense) dan
kewajiban yang timbul disebut dengan hutang dagang (account payable).
Pengaruh transaksi ini adalah sebagai berikut.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Kas + Perlengkapan + Tanah
= Hutang Dagang +
Modal Nona
Lily
2.500 5.000 7.500
+675 +675
2.500+ 675+ 5.000= 675 + 7500
26. PENERBIT ERLANGGA
Transaksi 4
Nona Lily memperoleh pendapatan jasa (service revenue) dari
pelanggannya. Selama bulan pertama menjalankan usaha, Nona Lily
memperoleh pendapatan jasa salon sebesar Rp. 3.750.000. transaksi
perolehan pendapatan ini membuat usaha Salon Lily menjadi
berkembang, sebagaimana ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah
aktiva dan jumlah ekuitas.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Kas + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal Nona Lily
2.500 +675 5.000 +675 7.500
+3750 +3750
Pendapatan Jasa
6.250 + 675 + 5.000 = 675 + 11.250
27. PENERBIT ERLANGGA
Transaksi 5
Nona Lily membayar gaji pegawai sebesar Rp. 1.062.500; sewa kantor Rp.
400.000; tagihan listrik dan telepon sebesar Rp. 225.000; dan beban rupa-
rupa Rp. 137.500. pengaruh terhadap persamaan akuntansi sebagai
berikut.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Kas + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal Nona Lily
6.250 675 5.000 675 11.250
(1.062,5)
Beban Gaji
(400)
Beban Sewa Kantor
(225)
Beban Listrik dan
Telepon
(1.825) (137,5)
Beban rupa-rupa
4.425 + 675 + 5.000 = 675 + 9.425
28. PENERBIT ERLANGGA
Transaksi 6
Selama bulan ini, Salon Lily membayar hutang dagang sebesar Rp.
475.000,00. Pengaruh terhadap persamaan akuntansi adalah sebagai
berikut.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Kas + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal Nona Lily
4.425 675 5.000 675 9.425
(475) (475)
3.950 + 675 + 5.000 200 + 9.425
29. PENERBIT ERLANGGA
Transaksi 7
Perlengkapan yang terpakai selama bulan berjalan adalah sebesar Rp.
400.000. transaksi ini menjadi beban perusahaan yang akan mengurangi
ekuitas dan aktiva perusahaan. Pengaruh transaksi ini adalah sebagai
berikut.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Kas + Perlengkapan + Tanah
=
Hutang
Dagang + Modal Nona Lily
3.950 675 5.000 200 9.425
(400) (400)
Beban
perlengkapan
3.950 + 275 + 5.000 200 + 9.025
30. PENERBIT ERLANGGA
Transaksi 8
Pada akhir bulan, Nona Lily mengambil uang sebesar Rp. 1.000.000 dari
perusahaan untuk keperluan pribadi. Transaksi ini mengakibatkan
penurunan dalam kas dan modal Nona Lily (ekuitas). Bagi perusahaan,
pengambilan uang ini bukan merupakan beban dan biasa disebut prive.
Pengaruh pengambilan ini adalah sebagai berikut.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Kas + Perlengkapan + Tanah
=
Hutang
Dagang + Modal Nona Lily
3.950 275 5.000 200 9.025
(1.000) (1.000) Prive
2.950 + 275 + 5.000 200 + 8.025
31. PENERBIT ERLANGGA
Berdasarkan ilustrasi Salon Lily tersebut dapat
diperhatikan tiga hal penting yang berlaku untuk
setiap bentuk dan jenis usaha antara lain:
a.Pengaruh dari setiap transaksi ditunjukkan dengan
kenaikkan atau penurunan satu atau lebih dari unsur
persamaan akuntansi.
b.Pengaruh ini tidak mengganggu keseimbangan dari
persamaan akuntansi.
c.Ekuitas modal akan bertambah apabila ada
kenaikkan dalam investasi pemilik dan pendapatan
(revenue). Sebaliknya, ekuitas akan berkurang apabila
ada pengambilan oleh pemilik (prive) dan beban
(expense).
33. PENERBIT ERLANGGA
IKHTISAR TRANSAKSI USAHA SALON LILY
BULAN JANUARI 2004
1) Nona Lily menyetor modal sebesar Rp. 7.500.000.
2) Salon Lily membeli tunai sebidang tanah seharga Rp. 5.000.000.
3) Membeli perlengkapan secara kredit sebesar Rp. 675.000.
4) Menerima uang tunai dari pendapatan jasa salon sebanyak Rp.
3.750.000.
5) Membayar beban gaji sebesar Rp. 1.062.500, beban sewa sebesar
Rp. 400.000, beban listrik dan telepon sebesar Rp. 225.000, dan
beban rupa-rupa sebesar Rp. 137.500.
6) Membayar hutang dagang sebesar Rp. 475.000.
7) Jumlah perlengkapan yang tersis pada akhir bulan Rp. 275.000.
8) Nona Lily mengambil uang untuk urusan pribadi Rp. 1.000.000.
34. PENERBIT ERLANGGA
METODE PENCATATAN TRANSAKSI
Akuntansi mengakui dua basis pencatatan transaksi:
1. Basis Kas (Cash Basis). Pada basis kas, segala transaksi dicatat
jika terdapat kas yang diterima atau diserahkan. Dalam basis kas
tidak mengenal hutang dan piutang.
2. Basis Akrual (Accrual Basis). Pada basis akrual, pendapatan
dicatat saat perusahaan memang telah menyelesaikan
kewajiban dalam menyerahkan barang atau jasa kepada pihak
lain. Dismping itu, beban dicatat pada saat periode terjadinya
beban tersebut, tanpa mempedulikan apakah kas atau uang
diterima atau diserahkan kepada pihak lain.
35. PENERBIT ERLANGGA
Ilustrasi Pencatatan
1. Pada bulan Januari, PT Sedap menyetujui untuk memberikan jasa katering
selama 1 bulan kepada PT bangun yang ada di pedalaman Kalimantan.
Nilai perjanjian itu adalah Rp. 500 Juta.
2. PT Sedap memiliki hubungan baik dengan para pemasok bahan baku
makanannya, sehingga dapat membeli secara kredit. Keseluruhan nilai
bahan baku makanan yang diperlukan sebesar Rp. 350 Juta.
3. Pada bulan Februari, PT Bangun melakukan pembayaran atas jasa katering
yang telah diberikan oleh PT Sedap. Pada bulan itu pula PT Sedap
melakukan pembayaran kepada para pemasok bahan baku makanan.
36. PENERBIT ERLANGGA
a. PT Sedap menggunakan basis kas.
PT SEDAP
LAPOAN LABA RUGI
(BASIS KAS)
UNTUK BULAN JANUARI DAN FEBRUARI
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Januari Februari Total
Penerimaan Kas 0 500.000 500.000
Pengeluaran Kas 0 (350.000) (350.000)
Laba 0 150.000 150.000
b. PT Sedap menggunakan basis akrual
PT SEDAP12
LAPOAN LABA RUGI
(BASIS AKRUAL)
UNTUK BULAN JANUARI DAN FEBRUARI
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Januari Februari Total
Pendapatan 500.000 0 500.000
Beban (350.000) 0 (350.000)
Laba 150.000 0 150.000
37. PENERBIT ERLANGGA
Basis pencatatan akuntansi tersebut akan mempengaruhi neraca PT sedap
sebagai berikut.
a. PT Sedap menggunakan basis kas.
PT SEDAP
LAPOAN LABA RUGI
(BASIS AKRUAL)
UNTUK BULAN JANUARI DAN FEBRUARI
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Januari Februari
Aktiva
Kas 0 150.000
Total Aktiva 0 150.000
Hutang dan Modal
Modal Pemilik 0 150.000
Total Hutang dan Modal 0 150.000
38. PENERBIT ERLANGGA
b. PT Sedap menggunakan basis akrual
PT SEDAP
LAPOAN LABA RUGI
(BASIS AKRUAL)
UNTUK BULAN JANUARI DAN FEBRUARI
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Januari Februari
Aktiva
Kas 0 150.000
Piutang 500.000 0
Total Aktiva 500.000 150.000
Hutang dan Modal
Hutang 350.000 0
Modal Pemilik 150.000 150.000
Total Hutang dan Modal 500.000 150.000
39. PENERBIT ERLANGGA
Praktik akuntansi saat ini menggunakan basis akrual oleh karena
beberapa alasan sebagai berikut:
1. Basis kas merendahkan nilai pendapatan dan aktiva saat
perusahaan memang telah memenuhi kewajibannya kepada
pihak lain.
2. Basis kas merendahkan nilai beban yang memang sudah
seharusnya dicatat pada saat terjadinya serta nilai hutang yang
memang telah muncul.
3. Basis kas merendahkan nilai modal pemilik dengan tidak
mengakui keuntungan perusahaan yang akan menambah modal
pemilik.