Dokumen membahas pentingnya media literasi di Indonesia karena pengaruh media terhadap isu-isu sosial. Media literasi berarti memahami proses pembuatan media dan tidak menelan mentah informasi yang disajikan. Contoh karakter ideal versi televisi Indonesia dinilai tidak realistis dan dapat memengaruhi pandangan masyarakat. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap media.
1. FGD I3M : Media + Teknologi<br />Media literasi adalah salah satu penyebab isu-isu sosial yang berkaitan dengan media di Indonesia. Media literasi berarti ‘melek media’, seseorang sadar tentang pembuatan suatu media. Oleh karena itu tidak serta-merta menelan mentah-mentah apa yang disajikan oleh media. Di bawah ini adalah salah satu contoh ‘sajian gagasan’ dari media kita.<br />Berikut karakter manusia ideal Indonesia ala Televisi Indonesia.<br />Laki-laki Ideal:<br />Ganteng ,Tinggi 170++ ,Kulit putih bersih, Hidung mancung ,Alis lebat, Bertutur sopan, Penyayang, Lembut sampai-sampai mirip banci, Tajir, walau tak jelas kerjanya apa, Berpakaian rapi, selalu pakai sepatu meskipun di dalam rumah<br />Perempuan Ideal :<br />Cantik, Kulit putih, Rambut panjang lurus, Bicaranya lembut, Suka di kasihani, Mampu menahan siksaan dari mertua dan ipar<br />Da’i Ideal:<br />Ganteng, Muda, Pake nama arab, Tidak poligami, Dakwahnya harus lucu, kalo tidak lucu nggak laku, Harus bisa nyanyi, Bisa jadi trendsetter untuk sarung dan baju koko<br />Presenter Ideal:<br />Kalo laki-laki harus banci! Kalaupun nggak banci harus klimis maknyus! Kalo perempuan harus mau pamer paha dan dada!!!!!!!<br />By achmad sulfikar<br />Diambil dari sulfikar.com pada tanggal 2 september 2010<br />Bayangkan bila kita tidak sesuai dengan ‘kriteria’ di atas. Berarti kita tidak ideal dong? Kalau begitu, saya harus sebisa mungkin mengikuti ‘pakem’ tersebut dengan meluruskan rambut, pakai krim pemutih…ini hanya salah satu contoh. Masih banyak contoh kejadian lainnya. Media literasi juga berhubungan dengan bagaimana seseorang menggunakan media tertentu. Jika pengguna facebook sadar bahwa statusnya bisa dikunci atau bisa dibaca oleh siapapun, tentunya tidak akan ada kasus demo warga Papua di ITB, kasus sosial di Bali terkait Nyepi…<br />Solusi apa yang bisa kita berikan sebagai warga ‘Gajah Duduk’ terkait tantangan yang makin menantang ini?<br />