2. BAB I
Konsep dasar kurikulum
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam
proses pembelajaran. Keberhasilan dan kegagalan suatu
proses pendidikan, mampu dan tidaknya anak didik
menyerap materi pempelajaran, tercapai atau tidaknya
tujuan pendidikan bergantung pada kurikulum yang
digunakan. Jika kurikulumnya didesain dengan baik
dan sistematis, komprehensif, dan integraldengan
segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran
anak didik untuk mempersiapkan diri menghadapi
kehidupannya, tentu hasil atau output pendidikan
itupun akan mampu mewujudkan harapan.
3. Kurikulum berisikan suatu cita-cita yang
dituangkan dalam bentuk rencana atau program
pendidikan untuk dilaksanakan guru di sekolah.
Isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah,
termasuk kegiatan dan pengalaman belajar, yang
disusun sesuai dengan taraf perkembangan anak
didik. Kurikulum akan mempunyai arti dan fungsi
mengubah perilaku siswa, jika dilaksanakan dan
ditransformasikan oleh guru kepada siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, proses
pembelajaran adalah perwujudan pelaksanaan
atau operasionalisasi kurikulum. Sedangkan
kurikulum merupakan bentuk operasionalisasi
pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan
institusi dari masing-masing jenjang sekolah.
4. B. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Dalam perkembangan suatu negara tergantung pada
mutu suatu pendidikan, karnapendidikan merupakan salah
satu penunjang dalam perkembangan negara, dalam
perkembangan modernisasi ini negara kita ingin mencoba
ikut berpartisipasi dalam mengembangkan pendidikan
seperti negara-negara maju khususnya.
Dinegara-negara maju telah banyak mengalami
perubahan terutama dalam halpendidikan, karana bagai
mereka pendidikanlah yang membentuk suatu negara itu
akan berkembang pesat, seperti yang telah di katakan oleh
orang Jerman pada waktu mereka kalah dalam berperang
“pendidikan ku telah mati”, bagaimana pendidikan tersebut
bisa berkembang? salah satunya cara mengembangkan
pendidikan tersebut adalah mengembangkan dalam tubuh
pendidikan yaitu kurikulum, karana kurikulum yang
dijadikan acuan dalam pendidikan.
5. C. FUNGSI KURIKULUM
1. Fungsi penyesuaian atau the adjastive of adaptive function Fungsi penyesuaian berarti
individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh.
Lingkungan yang selalu berubah dan bersifat dinamis menuntut individu harus memiliki
kemampuan menyesuaikan diri secara dinamis pula. Disinilah letak fungsi kurikulum sebagai
alat pendidikan sehingga individu bersifat well adjusted.
2. Fungsi pengintegrasian atau the integrating function Kurikulum berfungsi mendidik
pribadi-pribadi yang terintegrasi, oleh sebab itu individu itu sendiri merupakan bagian integral
dari masyarakat, sehingga pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan kontribusi terhadap
pembentukan dan pengintegrasian masyarakat.
3. Fungsi deferensiasi atau the defferentiating function Kurikulum perlu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya
deferensiasi akanmendorong orang berfikir kritis dan kreatif, sehingga mendorong kemajuan
dalam masyarakat.Akan tetapi bukan berarti bahwa dengan deferensiasi kita mengabaikan
solidaritas sosial dan integrasi, melainkan deferensiasi itu sendiri juga untuk menghindarkan
terjadinya stagnasi sosial.
6. D. Hubungan kurikulum dengan teori pendidikan
Pendidikan merupakan ilmu terapan (applied
science), yaitu terapan dari ilmu atau disiplin lain
terutama filsafat, psikologi, sosiologi dan humanitas.
Sebagai ilmu terapan, perkembangan teori pendidikan
berasal dari pemikiran–pemikiran filosofis-teoritis,
penelitian empiris dalam praktik pendidikan.dengan
latar belakang seperti itu, beberapa ahli menyatakan
bahwa ilmu pendidikan merupakan ilmu yang “belum
jelas”. Hal itu diperkuat oleh kenyataan bahwa cukup
sulit untuk merumuskan teori pendidikan. Teori-teori
pendidikan yang ada lebih menggambarkan pandangan
filosofis, seperti teori pendidikan Langeveld,
Kohnstam, dan sebagainya, atau lebih menekankan
pada pengajaran seperti teori Gagne, Skinner, dan
sebagainya .
7. E. organisasi kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang
berupa kerangka umum program-program pengajaran yang di
sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan
atau pembelajaran yang di tetapkan. Organisasi kurikulum
merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan
kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab
menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian
bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di
sajikan kepada terdidik dan menentukan peranan pendidik dan
terdidik dalam implementasi kurikulum. Organisasi kurikulum
terdiri dari mata pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuan
menyampaikan kebudayaan atau sejumlah pengetahuan, sikap dan
ketrampilan yang harus diajarkan kepada anak-anak. Setiap
organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Implementasi
kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada beberapa factor
terutama guru, kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua murid.
8. BAB II
Landasan dan prinsip pengembangan kurikulum
A. Landasan pengembangan kurikulum
Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide,
rencana, pengelaman maupun kurkulum sebagai hasil
dalam pengembangannya harus mengacu atau
menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar
kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan
sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin
dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan
pendidikan nasional yang telah digariskan dalam
undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional
9. 1. Landasan filodofis
adalah asumsi asumsi tentang hakikat
realitas, hakikat manusia, hakikat
pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi
titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi
pada rumusan tujuan pendidikan,
pengembangan isi atau materi pendidikan,
penentuan strategi, serta pada peranan peserta
didik dan peranan pendidikan.
10. 2. Landasan psikologis
adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
psikologi yang dijadikan titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis
psikologi yang harus menjadi acuan yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan mempelajari proses dan
karakteristik perkembangan peserta didik sebagai
subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar
mempelajari tingkah laku peserta didik dalam
situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang
mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan
kurikulum, yaitu teori belajar kognitif,
nehavioristik, dan humanistic.
11. 3. Landasan sosiologis
adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik
tolah dalam mengembangkan kurikulum.
Karakteristik social budaya di mana peserta
didik hidup berimplikasi pada program
pendidikan yang akan dikembangkan.
12. B. Prinsip pengembangan kukrikulum
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari
masa ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat.
Penerapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam
kurikulum berbasis kompetensi dimana dalam prinsip
pengembangan ini juga memperhatikan beberapa aspek
mendasar tentang karakteristik bangsa. Dalam makalah
ini juga disebutkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum yang harus dijadikan acuan oleh pendidik
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP), serta prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
pada pendidikan anak usia dini.
13. Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum
meliputi:
Prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikanTujuan pendidikan merupakan pusat dan
arah semua kegiatan pendidikan sehingga perumusan
komponen pendidikan harus selalu mengacu pada
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini
bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah
dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan
bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah,
survey mengenai persepsi orangtua / masyarakat
tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan
para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang
manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam
masalah yang sama, dan penelitian.
14. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi
pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke
dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang
khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran
harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus
disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis.
15. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh
penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran
yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa
hal berikut, yaitu alat/media apa yang dibutuhkan,
bila belum ada apa penggantinya, bagaimana
pembuatannya, siapa yang membuat, bagaimana
pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana
pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan
belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil
terbaik akan diperoleh dengan menggunakan
multi media
16. BAB III
Komponen komponen kurikulum
A. Komponen tujuan
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
17. Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan
menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum
pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
18. B. Komponen materi
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi
kurikulum yang dikembangkan dan disusun
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran
terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam
proses pembelajaran.
2) Mengacu pada pencapaian tujuan setiap
satuan pelajaran.
3) Diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
19. • Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah
semua kegiatan dan pengalaman yang
dikembangkan dan disusun untuk mencapai
tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum
itu dapat dikelompokan menjadi :
a. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar
salah berdasarkan prosedur keilmuan.
b. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik
buruk, nilai dan moral.
c. Estetika, pengetahuan tentang indah-
jelek, yang ada nilai seninya.
20. C. Komponen evaluasi
Evaluasi merupakan komponen yang
sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Dengan sistem evaluasi yang baik
maka kualitas pembelajaran diharapkan akan
meningkat. Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran tersebut, evaluasi sebaiknya
dilakukan dengan memperhatikan semua
ranah yang dimiliki peserta didik.
21. BAB IV
BELAJAR : KONSEP DAN TEORI
A. Hakikat belajar
Belajar adalah merubah diri kita kearah
yang lebih baik atau dari apa yang belum tau
menjadi tau, dan yang paling penting adalah
bersikap bijak terhadap perubahan untuk
yang lebih baik
22. suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil / tujuan. Belajar bukan hanya mengingat
akan tetapi belajar lebih luas dari pada itu, yakni
mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan
hasil latihan melainkan perubahan kelakuan,
kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh
orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati
oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa
perilaku kompleks tersebut menimbulkan
berbagai teori belajar. Seorang pebelajar ( siswa )
harus menghayati apa yang dipelajarinya karena
erat hubungannya dengan usaha pembelajaran,
yang dilakukan oleh pembelajar ( guru ).
23. B. Teori-teori pokok belajar
Teori belajar dapat dipahami sebagai
prinsip umum yang merupakan penjelasan atas
sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan
dengan peristiwa belajar.
24. 1. Koneksionisme
Teori Koneksionisme adalah Teori yang ditemukan dan
dikembangkan oleh Edwar L. Thorndike (1874/1949)
berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-an.
Eksperimen Thorndike ini menggunakan hewan-hewan untuk
mengetahui fenomene belajar.
2. Pembiasaan Klasikal
Teori Pembiasaan Klasikal ini berkembang berdasarkan
hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-
1936), pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah
prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan
stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut (Terrace, 1973).
Teori Pavlov ini juga dapat disebut responsdent conditioning
(Pembiasaan yang dituntut).
25. BAB V
PEMBELAJARAN : KONSEP DASAR DAN RAGAM
A. Konsep dasar pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar
informasi.
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pengertian pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
26. 2. Prinsip-prinsip pembelajaran
prinsip Pembelajaran Kontekstual
Prinsip pembelajaran Kontekstual
melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran. Berikut adalah uraian mengenai
ketujuh komponen utama dalam pembelajaran
Kontekstual :
1. Kontrukstivisme (constructivism)
Salah satu landasan teoritis pendidikan modern
termasuk CTL adalah teori pembelajaran
konstruktivisme.
27. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan
pentingnya siswa membangun sendiri pengetahun
mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai
pada pembelajaran siswa aktif. Sebagian besar
waktu proses belajar mengajar berlangsung
dengan berbasis pada aktivitas siswa. Menurut
Nurhadi kontruktivisme merupakan landasan
berpikir dalam pendekatan belajar Kontekstual,
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas. Dalam hal ini,
manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu
dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
28. B. Ragam pembelajaran
Sistem pembelajaran pada hampir semua
program studi perguruan tinggi di Indonesia
masih bersifat satu arah, yaitu pemberian
materi oleh dosen. Sistem pembelajaran
tersebut dikenal dengan model Teacher
Centereded Learning (TCL), yang ternyata
membuat mahasiswa pasif karena hanya
mendengarkan kuliah sehingga kreativitas
mereka kurang terpupuk atau bahkan
cenderung tidak kreatif.
29. BAB VI
PERAN DAN KOMPETENSI GURU
A. Peran guru dan pembelajaran
1. Peran guru sbagai manajer pembelajaran
Sebagai manajer, guru hendaknya mampu
mempergunakan pengetahuan tentang teori
belajar mengajar dari teori perkembangan
hingga memungkinkan untuk menciptakn
situasi belajar yang baik mengendalikan
pelaksanaan pengajaran dan pencapaian
tujuan.
30. a. Perencanaan pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang
artinya konsep, rancangan, atau program, dan
perencanaan berarti proses, perbuatan, cara
merencanakan. Selain itu, rencana dapat diartikan
sebagai pengambilan keputusan tentang apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, proses perencanaan harus dimulai dari
penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analis
kebutuhan serta dokumen yang lengkap,
kemudian menetapkan langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
31. b. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari
perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari
perencanaan pengajaran / pembelajaran/ pemelajaran
yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam
pelaksanaannya akan sangat tergantung pada
bagaimana perencanaan pengajaran sebagai
operasionalisasi dari sebuah kurikulum.
Landasan filsafat psikologi , pendidikan, ekonomi dan
sebagainya serta pesan-pesan dari kurikulum lainnya
dari kurikulum tersebut akan sangat mempengaruhi
warna perencana di samping untuk tingkatan
pendidikan mana kurikulum tersebut dan model-model
pengembangan perencanaan apa yang digunakan.
Semua aspek tersebut akan tergambarkan dalam bagian
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau scenario
pembelajaran.
32. C. penilaian pembelajaran
Penilaian adalah suatu keputusan tentang nilai dengan
dipengaruhi oleh hasil pengukuran (James S Cangelosi,
1995 : 21)
Penilaian berarti menilai sesuatu sedangkan menilai itu
mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik
atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dll. (Anas
Sudijono.2001:4)
Dalam proses penilaian pada hakekatnya mencakup proses
belajar seorang individu dan menyangkut seluruh aspek
kepribadian meliputi pengalaman, sikap, minat, kematangan
dan pertumbuhan kemampuannya, pendek kata seluruh
kondisi kehidupan psikis maupun fisik di dalam situasi dan
pada waktu tertentu. (Conny Semiawan.1982.21)
33. BAB VII
PROSES PEMBELAJARAN
A. Pengertian pendekatan, strategi, model, metode, dan skill
pembelajaran.
Sebelum membahas tentang pengertian pendekatan, strategi,
dan metode (pembelajaran), maka hal pertama yang harus
diketengahkan adalah pengertian pembelajaran itu sendiri. Hal ini
penting dalam rangka menyama-kan persepsi tentang makna
pembelajaran yang akan digandengkan dengan ketiga term
tersebut. Dalam mendefinisikan pembelajaran ini, penulis lebih
menyepakati apa yang dirumuskan oleh Gagne dan Briggs (1979),
bahwa pembelajaran (instruction) adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa yang bersifat internal.
Selanjutnya, penulis akan menyajikan secara komprehensif
tentang pengertian pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran.
34. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggambarkan
suatu model yang digunakan untuk mengatur
pencapaian tujuan kurikulum dan memberi
petunjuk kepada guru mengenai langkah-langkah
pencapaian tujuan itu.
Pendekatan pembelajaran dapat pula
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
35. Pengertian Strategi Pembelajaran
Kata “strategi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu
kata strategy yang berarti “siasat atau taktik”. Untuk
lebih memahami apa itu strategi pembelajaran, berikut
pendapat para ahli tentang istilah tersebut:
Zakky Fuad mengatakan, strategi pembelajaran
adalah suatu pola umum perbuatan guru di dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar. Menurut
Ahmad Rohani, strategi pembelajaran (pengajaran)
adalah pola umum tindakan guru-murid dalam
manifestasi pengajaran. Senada dengan pendapat itu,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain berpendapat bahwa
strategi pembelajaran adalah merupakan pola-pola
umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.
36. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode (Yunani: methodos, Inggris: method,
Arab: thariqah) secara bahasa berarti cara yang
telah teratur dan terpikir baik-baik untuk
mencapai suatu maksud, atau cara mengajar dan
lain sebagainya. Sehubungan dengan upaya
ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode
berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam
pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai
cara melakukan suatu kegiatan atau cara
melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta
dan konsep-konsep secara sistematis.
37. KOMPARABILITAS ANTARA PENDEKATAN, STRATEGI, METODE,
TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN
Term Pembelajaran
Sisi Komparabilitas
1 Pendekatan pembelajaran
Lebih merupakan titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran yang
sifatnya masih sangat umum; di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2 Strategi pembelajaran
Lebih berifat konseptual untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
3 Metode pembelajaran
Menekankan pada cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentukkegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4 Teknik pembelajaran
Lebih mengarah pada implementasi metode secara spesifik dan teknis.
5 Taktik pembelajaran
Lebih mengarah pada gaya mengajar seorang guru yang bersifat personal. Di sini bertemu
antara ilmu (mengajar) dan seni.
6 Model pembelajaran
Bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.
38. Metode pembelajaran
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik.
Pendidik adalah orang dewasa dengan segala
kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah
psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu
menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah
dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling
penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana
seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga
tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan
demikian guru harus menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya.
39. 1. metode diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses
pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran
yang menggunakan metode diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif
40. 2. Metode pembelajaran demontrasi
merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong siswa mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana
cara mengaturnya? Bagaimana proses
bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah
bilamana seorang guru atau seorang demonstrator
(orang luar yang sengaja diminta) atau seorang
siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas
sesuatau proses.
41. 3. Metode Pembelajaran Ceramah Plus
adalah metode pengajaran yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni
metode ceramah yang dikombinasikan dengan
metode lainnya. Ada tiga macam metode
ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL)
42. Penutup
komentar
Proses pendidikan merupakan semua upaya yang
harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas dilihat dari segi pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyampaikan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Tingkat-tingkat tujuan pendidikan antara lain tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan
kurikulum, tujuan pembelajaran. Peserta didik ditinjau
dari berbagai pendekatan antara lain pendekatan sosial,
pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/
pedagogis.
43. Tenaga kependidikan merupakan komponen
yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan
yang bertugas menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang
pendidikan. Pendekatan baru dalam pengajaran :
prinsip-prinsip belajar mengajar, aspek-aspek
perkembangan peserta didik, menghormati
individu peserta didik, perkembangan pribadi,
metode dan teknik mengajar, konsep masalah
disiplin, pengukuran dan evaluasi, penggunaan
alat-alat audio visual.
44. Proses pendidikan jika diterapkan secara baik dan
benar akan mencapai tujuan pendidikan yang kita
harapkan sebab proses pendidikan merupakan
pengembangan diri atau pengembangan sumber daya
manusia yang dilihat dari segi pendidikan masing-
masing manusia. Proses pendidikan dimulai dengan
adanya peserta didik, pengertian pendidikan itu apa,
tujuan pendidikan itu apa, prinsip - prinsip belajar
mengajar, aspek-aspek perkembangan peserta didik,
menghormati individu peserta didik, perkembangan
pribadi, metode dan teknik mengajar, konsep masalah
disiplin, pengukuran dan evaluasi, penggunaan alat-alat
audio visual. Jika semuanya tersusun/ terprogram
dengan rapih serta telah dicapai, maka proses
pendidikan pun akan berjalan dengan lancar tanpa ada
kendala apa pun yang menghambat yang menghambat
proses pendidikan itu sendiri.
45. Kurikulum memuat isi dan materi
pelajaran, sebagai rencana pembelajaran,
sebagai pengalaman belajar. Landasan
pengembangan kurikulum antara lain filsafat
dan tujuan pendidikan, keadaan lingkungan,
kebutuhan pembangunan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Prinsip - prinsip
pengembangan kurikulum terdiri dari
berorientasi pada tujuan, relevansi dengan
kebutuhan, efisiensi dan efektivitas dalam
pelaksanaan, fleksibilitas, berkesinambungan,
keterpaduan, dan bermutu
46. Komponen - komponen pengembangan
kurikulum : Tujuan kurikulum; Materi
kurikulum terdiri dari teori, konsep,
generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah,
contoh dan illustrasi, definisi, preposisi;
Metode merupakan cara untuk menyampaikan
materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
kurikkulum; Organisasi kurikulum antara lain
mata pelajaran terpisah, mata pelajaran
berkolerasi, bidang studi, program yang
berpusat pada anak, core program, dan electic
program; Evaluasi kurikulum