2. Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya
kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training
yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-
program tersebut (Armstrong, 1997:504) . Pengembangan sumber daya
manusia adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang
dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan
kinerja organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan
pengembangan (Mondy and Noe, 1990:270)
3. Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dan Pengembangan haruslah bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral
sumber daya manusia supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil
yang optimal. Pengembangan sumber daya manusia dirasa semakin
penting manfaatnya karena tuntutan jabatan atau pekerjaan, sebagai
akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara
perusahaan yang sejenis.
4. Pengembangan sumber daya secara makro ini bertumpu pada pengertian
bahwa pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana disertai
pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam yang ada, atau
setidaknya pengelolaan dan pemakaian sumber daya alam dapat secara tepat guna
pengembangan sumber daya manusia secara mikro. Pengembangan sumber
daya manusia secara mikro ini lebih menekankan pada pengoptimalan hasil kerja
yang maksimal dalam suatu perusahaan. Baik secara makro maupun mikro,
pengembangan sumber daya manusia jelaslah menuju pada sasaran yakni
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang nantinya akan bermuara pada
pembangunan bangsa
5. Meningkatkan Produktivitas Kerja
Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan
kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill
karyawan yang semakin baik.
Mencapai Efisiensi
Pengembangan SDM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku,
dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relative kecil
sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
Meminimalisir Kerusakan
Pengembangan SDM bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, dan mesin-
mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya
Mengurangi Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah
biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
6. Meningkatkan Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelaayanan yang lebih baik dari SDM kepada
nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik
yang sangat penting bagi rekana-rekanan perusahaan bersangkutan.
Memelihara Moral Pegawai
Dengan pengembangan moral SDM akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya
sesuai dengan pekerjaannya sehinggamereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaanya
dengan baik.
Meningkatkan Peluang Karier
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar,
karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya
didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.
Meningkatkan Kemampuan Konseptual
Dengan pengembangan, SDM semakin cakap dan cepat dalam memgambil keputusan yang
lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill nya lebih baik
7. Meningkatkan Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manager akan lebih baik, human relationsnya
lebih luwes, motivasinya lebih terararh sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal
semakin harmonis
Peningkatan Balas jasa
Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits) SDM akan meningkat
karena prestasi kerja mereka semakin besar.
8. Pendapat William N. Dunn, istilah evaluasi mempunyai arti yaitu:
“Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian
angka (rating) dan penilaian (assessment), katakata yang menyatakan usaha untuk
menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi
berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan” (Dunn,
2003:608).
Pengertian di atas menjelaskan bahwa evaluasi merupakan hasil kebijakan dimana pada
kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran kebijakan. Bagian akhir dari
suatu proses kerja adalah evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja membantu pimpinan untuk
mengambil keputusan dalam suatu kebijakan, nilai yang dihasilkan dari evaluasi membuat
suatu kebijan bermanfaat bagi pelayanan publik.
9. 1. Memberi informasi yang valid mengenai kinerja kebijakan, program dan kegiatan, yaitu
mengenai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dicapai. Dengan evaluasi
dapat diungkapkan mengenai pencapaian suatu tujuan, sasaran dan target tertentu.
2. Memberi sumbangan pada klarifiaksi dan kritik. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi
dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
3. Memberi sumbangan pada aplikasi metode analisis kebijakan, termasuk perumusan masalah
dan rekomendasinya. Informasi mengenai tidak memadainya suatu kinerja kebijakan, program
dan kegiatan memberikan kontribusi bagi perumusan ulang kebijakan, program dan kegiatan
10. Sasaran-sasaran evaluasi kinerja Aparatur yang dikemukakan Agus Sunyoto (1999) dalam
bukunya Kualitas Kinerja Aparatur (edisi kelima) sebagai berikut :
1. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik
kinerja aparatur maupun kinerja organisasi.
2. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para aparatur melalui audit keterampilan dan
pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi
kebutuhan pelatihan itu dapat
11. 3 .Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab
perorangan dan kelompok sehingga untuk periode yang selanjutnya jelas apa yang harus
diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai, sarana dan prasaranan
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
4. Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan kalau mendasarkan
hasil diskusi antara karyawan dan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal
mengenai sistem bijak (merit system) dan sistem promosi lainnya, seperti imbalan
(reward system recommendation).
12. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana
dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Definisi kinerja menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya manajemen sumber
daya perusahaan adalah :
“Kinerja Karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”(Mangkunegara, 2000:67).
13. 1. Mengurangi keterlibatan dalam semua hal;
2. Menghemat waktu, karena para pegawai dapat mengambil berbagai keputusan sendiri dengan
memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan untuk
mengambil keputusan yang benar
3. Adanya kesatuan pendapat dan menguarangi kesalahpahaman diantara pegawai tentang siapa
yang mengerjakan dan siapa yang bertanggungjawab;
4. Mnegurangi frekuensi situasi dimana atasan tidak memiliki informasi pada saat dibutuhkan;
5. Pegawai mampu memperbaiki kesalahannya dan mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya
kesalahan atau inefesiensi.
14. 1. Membantu para pegawai untuk mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan dan mengapa
hal tersebut harus dikerjakan serta memberikan kewenangan dalam mengambil keputusan;
2. Membarikan kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan
baru;
3. Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja dan kebutuhan sumber daya yang
memadai;
4. Pegawai memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaan dan tanggungjawa
kerja mereka.
5. (Mangkunegara, 2005:20
15. Secara umum tujuan pengembangan SDM dan evaluasi Kinerja adalah untuk
memastikan bahwa organisasi mempunyai orang orang yang berkualitas untuk mencapai
tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan (Armstrong, 1997:507).
Pengembangan SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam
memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/ atau sikap yang
dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan dating Progam
pengembangan sumber daya manusia hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan
kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibituhkan
perusahaan saat ini maupun masa depan