SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Baixar para ler offline
LEMBAGA SANDI NEGARA



                 PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
                              NOMOR 14 TAHUN 2010



                                     TENTANG

                  PEDOMAN GELAR JARING KOMUNIKASI SANDI



                   DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


                       KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
Menimbang :     a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan operasional Sistem
                   Persandian Negara perlu dibangun Jaring Komunikasi Sandi sebagai
                   sarana utama yang digunakan dalam kegiatan komunikasi
                   Persandian di lingkungan Instansi Pemerintah;
                b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
                   huruf a perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara
                   tentang Pedoman Gelar Jaring Komunikasi Sandi;

Mengingat   :   1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
                   Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
                   Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
                   Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
                   Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
                2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
                   Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                   2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                   Nomor 4741);
                3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
                   Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
                   Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali
                   diubah dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun
                   2005;
                4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan
                   dan Organisasi Kementerian Negara;
-2-

               5. Keputusan     Ketua    Lembaga    Sandi     Negara     Nomor
                  0192/K/SK.1.003/1997 Tahun 1997 tentang Pedoman Pokok
                  Penyelenggaraan Sistem Pengamanan Berita Rahasia Negara;
               6. Keputusan      Kepala     Lembaga       Sandi    Negara   Nomor
                  1085/K/SK.1003/1999 Tahun 1999 tentang Pedoman Organisasi dan
                  Tata Kerja Unit Teknis Persandian di Instansi Pemerintah;
               7. Keputusan    Kepala   Lembaga   Sandi    Negara   Nomor
                  76/K/KEP.4.003/2000 Tahun 2000 tentang Sistem Persandian
                  Negara;
               8. Keputusan     Kepala   Lembaga    Sandi    Negara  Nomor
                  119/K/KEP.4.003/2000 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembinaan
                  Sistem Sandi;
              9. Peraturan   Kepala     Lembaga   Sandi    Negara      Nomor
                 OT.001/PERKA.122/2007 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata
                 Kerja Lembaga Sandi Negara;

Memperhatikan :   Surat Edaran Bersama antara Menteri Dalam Negeri dan Kepala
                  Lembaga Sandi Negara Nomor 061/1727/SJ HK.104/SE.2061/2008
                  Tahun 2008 Perihal Penataan Kelembagaan Kantor Sandi Daerah;



                                 MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG
             PEDOMAN GELAR JARING KOMUNIKASI SANDI.



                                    BAB I
                               KETENTUAN UMUM
                                      Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang dimaksud dengan:
1. Persandian adalah kegiatan di bidang pengamanan Informasi Rahasia yang
   dilaksanakan dengan menerapkan konsep, teori dan seni dari ilmu kripto beserta
   ilmu pendukung lainnya secara sistematis, metodologis dan konsisten serta terikat
   pada etika profesi sandi.
2. Informasi Rahasia adalah informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan
   Undang-Undang yang berupa keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda
   yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya
   yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan
   dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
   elektronik ataupun non elektronik.
3. Jaring Komunikasi Sandi yang selanjutnya disebut JKS adalah keterhubungan antar
   Pengguna Persandian melalui jaringan telekomunikasi.
4. Pengguna Persandian adalah         pejabat   pada   Instansi   Pemerintah   yang
   memanfaatkan Persandian.
-3-

5. Gelar Jaring Komunikasi Sandi yang selanjutnya disebut Gelar JKS adalah kegiatan
   membangun JKS yang dimulai dari kegiatan perencanaan, implementasi, dan
   evaluasi.
6. Peralatan Sandi adalah seperangkat alat yang digunakan untuk kegiatan
   pengamanan informasi terdiri dari mesin sandi dan media lain yang berisi program
   aplikasi sandi yang secara langsung berfungsi dan/atau mempengaruhi proses
   penyandian.
7. Lembaga Sandi Negara yang selanjutnya disebut Lemsaneg adalah instansi
   pembina Persandian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Persandian
   yang mempunyai kewenangan membina JKS.
8. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif dari unit organisasi pemerintahan yang
   menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku meliputi
   kementerian negara, lembaga pemerintah non kementerian, pemerintah provinsi,
   pemerintah kabupaten, pemerintah kota, serta lembaga-lembaga yang menjalankan
   fungsi pemerintahan dengan menggunakan APBN dan/atau APBD.


                                    BAB II
                      TIPE JKS DAN TAHAPAN GELAR JKS
                                      Pasal 2
(1) JKS terbagi dalam 3 (tiga) tipe, yaitu:
     a. JKS Eksternal;
     b. JKS Internal; dan
     c. JKS Khusus.
(2) JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan untuk
    pertukaran Informasi Rahasia antar Pengguna Persandian pada Instansi
    Pemerintah yang berbeda.
(3) JKS Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan untuk
    pertukaran Informasi Rahasia antar Pengguna Persandian dalam satu Instansi
    Pemerintah atau pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di
    wilayahnya.
(4) JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dibentuk dan digunakan
    apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:
     a. tidak berfungsinya JKS pada Instansi Pemerintah disebabkan oleh bencana
         alam atau kondisi infrastruktur dan keamanan setempat yang tidak
         mendukung.
     b. adanya kegiatan khusus Instansi Pemerintah yang membutuhkan JKS.


                                      Pasal 3
Gelar JKS dilaksanakan melalui tahapan:
 a. perencanaan;
 b. implementasi; dan
 c. evaluasi.
-4-

                                    BAB III
                             GELAR JKS EKSTERNAL
                                   Bagian Kesatu
                                    Perencanaan
                                       Pasal 4
Instansi Pemerintah yang akan menggelar JKS Eksternal wajib menyampaikan surat
permohonan Gelar JKS Eksternal kepada Lemsaneg.


                                       Pasal 5
(1) Lemsaneg bersama Instansi Pemerintah yang akan terhubung dengan JKS
    Eksternal melakukan inventarisasi sumber daya di Instansi Pemerintah terkait.
(2) Inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
     a. kelembagaan yang melaksanakan fungsi persandian;
     b. peraturan di bidang pengamanan informasi;
     c. pengguna persandian;
     d. sarana komunikasi antar pengguna persandian;
     e. sumber daya manusia sandi;
     f. peralatan sandi;
     g. media transmisi; dan
     h. anggaran.
(3) Lemsaneg menggunakan hasil inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud
    pada ayat (2) sebagai bahan analisis kebutuhan dalam perencanaan Gelar JKS
    Eksternal.
(4) Perencanaan Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:
    a. desain JKS Eksternal;
    b. manajemen kunci sistem sandi; dan
    c. kebutuhan anggaran.
(5) Desain JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, terdiri dari:
    a. topologi komunikasi Pengguna Persandian;
    b. Peralatan Sandi yang digunakan; dan
    c. infrastruktur telekomunikasi yang digunakan.
(6) Lemsaneg menyusun perencanaan Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud
    pada ayat (4) dalam bentuk proposal rencana Gelar JKS Eksternal.
(7) Instansi Pemerintah yang akan menggelar JKS Eksternal menyusun kerangka
    acuan kerja dan rincian anggaran biaya Gelar JKS berdasarkan proposal rencana
    Gelar JKS Eksternal yang telah disusun Lemsaneg.


                                   Bagian Kedua
                                   Implementasi
                                       Pasal 6
Lemsaneg bersama Instansi Pemerintah melaksanakan implementasi Gelar JKS
Eksternal berdasarkan proposal rencana Gelar JKS Eksternal yang telah disusun.
-5-

                                      Pasal 7
Implementasi Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 meliputi
kegiatan:
a. penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan;
b. penyiapan kunci sistem sandi;
c. penyiapan Peralatan Sandi; dan
d. operasional Gelar JKS Eksternal.

                                      Pasal 8
Instansi Pemerintah melakukan penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah
ada atau membangun infrastruktur baru.

                                      Pasal 9
Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah ada maka ketentuan
penggunaannya adalah khusus untuk kepentingan JKS Eksternal.


                                     Pasal 10
Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf a membangun infrastruktur baru maka harus memenuhi persyaratan:
a. memperhatikan topologi komunikasi Pengguna Persandian;
b. sesuai dengan jenis Peralatan Sandi yang digunakan;
c. memperhatikan faktor keamanan jaringan.


                                     Pasal 11
Lemsaneg melakukan penyiapan kunci sistem sandi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf b yang terdiri dari kegiatan:
a. pembuatan kunci sistem sandi berdasarkan manajemen kunci sistem sandi yang
   telah dibuat; dan
b. administrasi kunci sistem sandi meliputi pencatatan, penggandaan, distribusi, dan
   pemusnahan kunci sistem sandi.

                                     Pasal 12
Lemsaneg melakukan penyiapan Peralatan Sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 huruf c yang terdiri dari kegiatan:
a. penentuan Peralatan Sandi yang digunakan;
b. uji coba Peralatan Sandi; dan
c. melakukan setting parameter Peralatan Sandi.

                                     Pasal 13
Operasional Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d
merupakan kegiatan implementasi perencanaan Gelar JKS Eksternal sampai dengan
siap dioperasikan.
-6-

                                    Bagian Ketiga
                                      Evaluasi
                                       Pasal 14
(1)   Lemsaneg berwenang melakukan evaluasi terhadap implementasi Gelar JKS
      Eksternal.
(2)   Evaluasi Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
      kegiatan:
      a. penilaian kesesuaian antara implementasi dengan perencanaan Gelar JKS
         Eksternal; dan
      b. penilaian efisiensi dan efektifitas pemanfaatan JKS Eksternal.


                                     BAB IV
                               GELAR JKS INTERNAL
                                   Bagian Kesatu
                                    Perencanaan
                                       Pasal 15
(1) Instansi Pemerintah melakukan        inventarisasi   sumber   daya   yang   ada   di
    lingkungannya.
(2) Inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sesuai
    dengan inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2).
(3) Instansi Pemerintah dapat mengkonsultasikan hasil inventarisasi sumber daya
    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Lemsaneg untuk mendapatkan
    rekomendasi Gelar JKS Internal.
(4) Instansi Pemerintah dapat menggunakan rekomendasi Gelar JKS Internal dari
    Lemsaneg untuk menyusun perencanaan Gelar JKS Internal.
(5) Perencanaan Gelar JKS Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi:
    a. desain JKS Internal;
    b. manajemen kunci sistem sandi; dan
    c. kebutuhan anggaran.
(6) Desain JKS Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a, terdiri dari:
    a. topologi komunikasi Pengguna Persandian;
    b. Peralatan Sandi yang digunakan; dan
    c. infrastruktur telekomunikasi yang digunakan.
(7) Instansi Pemerintah menyusun kerangka acuan kerja dan rincian anggaran biaya
    Gelar JKS berdasarkan perencanaan Gelar JKS Internal yang telah disusun.

                                       Pasal 16
Lemsaneg wajib memberikan asistensi yang dibutuhkan Instansi Pemerintah dalam
Gelar JKS Internal.

                                    Bagian Kedua
                                    Implementasi
                                       Pasal 17
Instansi Pemerintah melaksanakan implementasi Gelar JKS Internal berdasarkan
perencanaan Gelar JKS Internal yang telah disusun.
-7-

                                     Pasal 18
Implementasi Gelar JKS Internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, meliputi
kegiatan:
a. penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan;
b. penyiapan kunci sistem sandi;
c. penyiapan Peralatan Sandi; dan
d. operasional Gelar JKS Internal.
                                     Pasal 19
Instansi Pemerintah melakukan penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah
ada atau membangun infrastruktur baru.

                                     Pasal 20
Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah ada maka ketentuan
penggunaannya adalah khusus untuk kepentingan JKS Internal.

                                     Pasal 21
Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 huruf a membangun infrastruktur baru maka harus memenuhi persyaratan:
a. memperhatikan topologi komunikasi Pengguna Persandian;
b. sesuai dengan jenis Peralatan Sandi yang digunakan;
c. memperhatikan faktor keamanan jaringan.


                                     Pasal 22
Instansi Pemerintah melakukan penyiapan kunci sistem sandi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 huruf b dengan cara:
a. Instansi Pemerintah mengajukan permintaan kunci sistem sandi kepada
    Lemsaneg;_atau
b. Instansi Pemerintah melakukan penyiapan kunci sistem sandi secara mandiri.


                                     Pasal 23
Dalam hal Instansi Pemerintah melakukan penyiapan kunci sistem sandi secara mandiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b, Instansi Pemerintah harus melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a. menyusun perencanaan pembuatan kunci sistem sandi dan mengkonsultasikan
   kepada Lemsaneg untuk pengujian;
b. pembuatan kunci sistem sandi berdasarkan rekomendasi Lemsaneg;
c. pencatatan, penggandaan, distribusi, dan pemusnahan kunci sistem sandi; dan
d. menyusun rencana pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan kunci
   sistem sandi.
                                     Pasal 24
Instansi Pemerintah melakukan penyiapan Peralatan Sandi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 huruf c terdiri dari kegiatan:
a. penentuan Peralatan Sandi yang digunakan;
b. uji coba Peralatan Sandi; dan
c. melakukan setting parameter Peralatan Sandi.
-8-

                                      Pasal 25
Operasional Gelar JKS Internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d
merupakan kegiatan implementasi perencanaan Gelar JKS Internal sampai dengan siap
dioperasikan.

                                    Bagian Ketiga
                                      Evaluasi
                                      Pasal 26
(1)   Instansi Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap implementasi Gelar JKS
      Internal dilingkungannya.
(2)   Evaluasi Gelar JKS Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
      kegiatan:
      a. penilaian kesesuaian antara implementasi dengan perencanaan Gelar JKS
         Internal; dan
      b. penilaian efisiensi dan efektifitas pemanfaatan JKS Internal.



                                     BAB V
                                GELAR JKS KHUSUS
                                   Bagian Kesatu
                                    Perencanaan
                                      Pasal 27
(1)   Instansi Pemerintah yang akan menggelar JKS Khusus wajib menyampaikan surat
      permohonan Gelar JKS Khusus kepada Lemsaneg.
(2)   Lemsaneg menyusun perencanaan Gelar JKS Khusus berdasarkan kebutuhan
      Instansi Pemerintah.
(3)   Perencanaan Gelar JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
      a. desain JKS Khusus;
      b. manajemen kunci sistem sandi; dan
      c. kebutuhan anggaran.
(4)   Desain JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, terdiri dari:
      a. topologi komunikasi Pengguna Persandian;
      b. Peralatan Sandi yang digunakan; dan
      c. infrastruktur telekomunikasi yang digunakan.
(5)   Lemsaneg menyusun perencanaan Gelar JKS Khusus sebagaimana dimaksud
      pada ayat (3) dalam bentuk proposal rencana Gelar JKS Khusus.
(6)   Instansi Pemerintah yang akan menggelar JKS Khusus menyusun kerangka acuan
      kerja dan rincian anggaran biaya Gelar JKS berdasarkan proposal rencana Gelar
      JKS Khusus yang telah disusun Lemsaneg.


                                    Bagian Kedua
                                    Implementasi
                                      Pasal 28
Lemsaneg bersama Instansi Pemerintah melaksanakan implementasi Gelar JKS Khusus
berdasarkan proposal rencana Gelar JKS Khusus yang telah disusun.
-9-

                                     Pasal 29
Implementasi Gelar JKS Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, meliputi
kegiatan:
a. penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan;
b. penyiapan kunci sistem sandi;
c. penyiapan Peralatan Sandi; dan
d. operasional Gelar JKS Khusus.

                                     Pasal 30
(1)   Instansi Pemerintah dan/atau Lemsaneg melakukan penyiapan infrastruktur
      telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a.
(2)   Penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud
      pada ayat (1) dapat menggunakan infrastruktur yang telah ada atau membangun
      infrastruktur baru.
                                     Pasal 31
Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah ada maka ketentuan
penggunaannya adalah hanya untuk kepentingan JKS Khusus.

                                     Pasal 32
Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 huruf a membangun infrastruktur baru maka harus memenuhi persyaratan:
a. memperhatikan topologi komunikasi Pengguna Persandian;
b. sesuai dengan jenis Peralatan Sandi yang digunakan;
c. memperhatikan faktor keamanan jaringan.

                                     Pasal 33
Lemsaneg melakukan penyiapan kunci sistem sandi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 huruf b yang terdiri dari kegiatan:
a. pembuatan kunci sistem sandi berdasarkan manajemen kunci sistem sandi yang
   telah dibuat; dan
b. administrasi kunci sistem sandi meliputi pencatatan, penggandaan, distribusi, dan
   pemusnahan kunci sistem sandi.

                                     Pasal 34
Lemsaneg melakukan penyiapan Peralatan Sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 huruf c yang terdiri dari kegiatan:
a. penentuan Peralatan Sandi yang digunakan;
b. uji coba Peralatan Sandi; dan
c. melakukan setting parameter Peralatan Sandi.

                                     Pasal 35
Operasional Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf d
merupakan kegiatan implementasi perencanaan Gelar JKS Khusus sampai dengan siap
dioperasikan.
- 10 -



                                  Bagian Ketiga
                                    Evaluasi
                                     Pasal 36
(1)   Lemsaneg berwenang melakukan evaluasi Gelar JKS Khusus di lapangan setelah
      implementasi Gelar JKS Khusus selesai dilaksanakan.
(2)   Evaluasi Gelar JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
      kegiatan:
      a. penilaian kesesuaian antara implementasi dengan perencanaan Gelar JKS
         Khusus;
      b. penilaian efisiensi dan efektifitas pemanfaatan JKS Khusus.



                                    BAB VII
                              KETENTUAN PENUTUP

                                     Pasal 37
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala
Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.



                                                   Ditetapkan di Jakarta
                                                   pada tanggal 10 Juni 2010
                                                   KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,


                                                   ttd


                                                   WIRJONO BUDIHARSO



Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Juni 2010
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,


ttd

PATRIALIS AKBAR




BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 292

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarPerpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarCIkumparan
 
Peraturan menteri pan & rb no. 197 tahun 2012
Peraturan menteri pan & rb no. 197  tahun 2012Peraturan menteri pan & rb no. 197  tahun 2012
Peraturan menteri pan & rb no. 197 tahun 2012bimoadi88
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...Yudhi Aldriand
 
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011Rizki Malinda
 
Permen No.PER-06/MBU/2011
Permen No.PER-06/MBU/2011Permen No.PER-06/MBU/2011
Permen No.PER-06/MBU/2011izaupdate
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahHerry Prananto
 
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomo...
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomo...Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomo...
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomo...Penataan Ruang
 
Pp2002 13 ttg pengangkatan pns dalam jabatn struktural
Pp2002 13 ttg pengangkatan pns dalam jabatn strukturalPp2002 13 ttg pengangkatan pns dalam jabatn struktural
Pp2002 13 ttg pengangkatan pns dalam jabatn strukturalNandang Sukmara
 
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...Feriandi Mirza
 
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppk
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppkPeraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppk
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppkbppponcol
 

Mais procurados (19)

Perpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarPerpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam Beredar
 
Peraturan menteri pan & rb no. 197 tahun 2012
Peraturan menteri pan & rb no. 197  tahun 2012Peraturan menteri pan & rb no. 197  tahun 2012
Peraturan menteri pan & rb no. 197 tahun 2012
 
Spk mi sudah di edit
Spk mi sudah di editSpk mi sudah di edit
Spk mi sudah di edit
 
Permen 22 2008
Permen 22 2008Permen 22 2008
Permen 22 2008
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
 
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
 
Permen No.PER-06/MBU/2011
Permen No.PER-06/MBU/2011Permen No.PER-06/MBU/2011
Permen No.PER-06/MBU/2011
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
 
Uu 39 Tahun 2008
Uu 39 Tahun 2008Uu 39 Tahun 2008
Uu 39 Tahun 2008
 
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomo...
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomo...Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomo...
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomo...
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Pp2002 13 ttg pengangkatan pns dalam jabatn struktural
Pp2002 13 ttg pengangkatan pns dalam jabatn strukturalPp2002 13 ttg pengangkatan pns dalam jabatn struktural
Pp2002 13 ttg pengangkatan pns dalam jabatn struktural
 
Permen no.8 th_2016
Permen no.8 th_2016Permen no.8 th_2016
Permen no.8 th_2016
 
PPno 2 2012
PPno 2  2012PPno 2  2012
PPno 2 2012
 
Uu 41 2003
Uu 41 2003Uu 41 2003
Uu 41 2003
 
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
 
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
 
Uu 09 2002
Uu 09 2002Uu 09 2002
Uu 09 2002
 
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppk
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppkPeraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppk
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppk
 

Semelhante a JKS

20180228033355 pergub2 2018
20180228033355 pergub2 201820180228033355 pergub2 2018
20180228033355 pergub2 2018MuhammadFagi
 
Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2
Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2
Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2Cahyo Darujati
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...iniPurwokerto
 
Draft perpres-nsw-091007 ver4a
Draft perpres-nsw-091007 ver4aDraft perpres-nsw-091007 ver4a
Draft perpres-nsw-091007 ver4aguest8a8903
 
Kemenkominfo draft rpp e govt.19 feb 2013 (edit) revisi iii
Kemenkominfo draft rpp e govt.19 feb 2013 (edit) revisi iiiKemenkominfo draft rpp e govt.19 feb 2013 (edit) revisi iii
Kemenkominfo draft rpp e govt.19 feb 2013 (edit) revisi iiiRizki Malinda
 
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIGPerpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIGMohammad Singgih
 
PERANRI NO. 4 TAHUN 2021 PEDOMAN PENERAPAN SRIKANDI.pdf
PERANRI NO. 4 TAHUN 2021 PEDOMAN PENERAPAN SRIKANDI.pdfPERANRI NO. 4 TAHUN 2021 PEDOMAN PENERAPAN SRIKANDI.pdf
PERANRI NO. 4 TAHUN 2021 PEDOMAN PENERAPAN SRIKANDI.pdfResaN2
 
Perpres no 73_2011
Perpres no 73_2011Perpres no 73_2011
Perpres no 73_2011kaywira
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...temanna #LABEDDU
 
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negaraPedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negarainfosanitasi
 
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdfPermen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdfssuser087c2d
 
Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007ADIJM
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007Nia Octora
 
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptxBahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptxMallombasiMattawang1
 
Permen no.41 th_2012
Permen no.41 th_2012Permen no.41 th_2012
Permen no.41 th_2012ariy12
 
Permen pu no. 45 prt-m-2007
Permen pu no. 45 prt-m-2007Permen pu no. 45 prt-m-2007
Permen pu no. 45 prt-m-2007Alif Adityawan
 
Petunjuk teknis pembangunan gedung negara
Petunjuk teknis pembangunan gedung negaraPetunjuk teknis pembangunan gedung negara
Petunjuk teknis pembangunan gedung negaraDina Pramudianti
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007Aas Jaz
 

Semelhante a JKS (20)

20180228033355 pergub2 2018
20180228033355 pergub2 201820180228033355 pergub2 2018
20180228033355 pergub2 2018
 
Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2
Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2
Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
 
Draft perpres-nsw-091007 ver4a
Draft perpres-nsw-091007 ver4aDraft perpres-nsw-091007 ver4a
Draft perpres-nsw-091007 ver4a
 
Kemenkominfo draft rpp e govt.19 feb 2013 (edit) revisi iii
Kemenkominfo draft rpp e govt.19 feb 2013 (edit) revisi iiiKemenkominfo draft rpp e govt.19 feb 2013 (edit) revisi iii
Kemenkominfo draft rpp e govt.19 feb 2013 (edit) revisi iii
 
5 perda izin tower
5 perda izin tower5 perda izin tower
5 perda izin tower
 
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIGPerpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
 
PERANRI NO. 4 TAHUN 2021 PEDOMAN PENERAPAN SRIKANDI.pdf
PERANRI NO. 4 TAHUN 2021 PEDOMAN PENERAPAN SRIKANDI.pdfPERANRI NO. 4 TAHUN 2021 PEDOMAN PENERAPAN SRIKANDI.pdf
PERANRI NO. 4 TAHUN 2021 PEDOMAN PENERAPAN SRIKANDI.pdf
 
Perpres no 73_2011
Perpres no 73_2011Perpres no 73_2011
Perpres no 73_2011
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
 
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negaraPedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
 
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdfPermen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
 
Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007
 
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptxBahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
 
Permen no.41 th_2012
Permen no.41 th_2012Permen no.41 th_2012
Permen no.41 th_2012
 
Permen pu no. 45 prt-m-2007
Permen pu no. 45 prt-m-2007Permen pu no. 45 prt-m-2007
Permen pu no. 45 prt-m-2007
 
Petunjuk teknis pembangunan gedung negara
Petunjuk teknis pembangunan gedung negaraPetunjuk teknis pembangunan gedung negara
Petunjuk teknis pembangunan gedung negara
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007
 

JKS

  • 1. LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN GELAR JARING KOMUNIKASI SANDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan operasional Sistem Persandian Negara perlu dibangun Jaring Komunikasi Sandi sebagai sarana utama yang digunakan dalam kegiatan komunikasi Persandian di lingkungan Instansi Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Pedoman Gelar Jaring Komunikasi Sandi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
  • 2. -2- 5. Keputusan Ketua Lembaga Sandi Negara Nomor 0192/K/SK.1.003/1997 Tahun 1997 tentang Pedoman Pokok Penyelenggaraan Sistem Pengamanan Berita Rahasia Negara; 6. Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 1085/K/SK.1003/1999 Tahun 1999 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Teknis Persandian di Instansi Pemerintah; 7. Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 76/K/KEP.4.003/2000 Tahun 2000 tentang Sistem Persandian Negara; 8. Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 119/K/KEP.4.003/2000 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembinaan Sistem Sandi; 9. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001/PERKA.122/2007 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara; Memperhatikan : Surat Edaran Bersama antara Menteri Dalam Negeri dan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 061/1727/SJ HK.104/SE.2061/2008 Tahun 2008 Perihal Penataan Kelembagaan Kantor Sandi Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG PEDOMAN GELAR JARING KOMUNIKASI SANDI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang dimaksud dengan: 1. Persandian adalah kegiatan di bidang pengamanan Informasi Rahasia yang dilaksanakan dengan menerapkan konsep, teori dan seni dari ilmu kripto beserta ilmu pendukung lainnya secara sistematis, metodologis dan konsisten serta terikat pada etika profesi sandi. 2. Informasi Rahasia adalah informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang yang berupa keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. 3. Jaring Komunikasi Sandi yang selanjutnya disebut JKS adalah keterhubungan antar Pengguna Persandian melalui jaringan telekomunikasi. 4. Pengguna Persandian adalah pejabat pada Instansi Pemerintah yang memanfaatkan Persandian.
  • 3. -3- 5. Gelar Jaring Komunikasi Sandi yang selanjutnya disebut Gelar JKS adalah kegiatan membangun JKS yang dimulai dari kegiatan perencanaan, implementasi, dan evaluasi. 6. Peralatan Sandi adalah seperangkat alat yang digunakan untuk kegiatan pengamanan informasi terdiri dari mesin sandi dan media lain yang berisi program aplikasi sandi yang secara langsung berfungsi dan/atau mempengaruhi proses penyandian. 7. Lembaga Sandi Negara yang selanjutnya disebut Lemsaneg adalah instansi pembina Persandian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Persandian yang mempunyai kewenangan membina JKS. 8. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif dari unit organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku meliputi kementerian negara, lembaga pemerintah non kementerian, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota, serta lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi pemerintahan dengan menggunakan APBN dan/atau APBD. BAB II TIPE JKS DAN TAHAPAN GELAR JKS Pasal 2 (1) JKS terbagi dalam 3 (tiga) tipe, yaitu: a. JKS Eksternal; b. JKS Internal; dan c. JKS Khusus. (2) JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan untuk pertukaran Informasi Rahasia antar Pengguna Persandian pada Instansi Pemerintah yang berbeda. (3) JKS Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan untuk pertukaran Informasi Rahasia antar Pengguna Persandian dalam satu Instansi Pemerintah atau pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya. (4) JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dibentuk dan digunakan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. tidak berfungsinya JKS pada Instansi Pemerintah disebabkan oleh bencana alam atau kondisi infrastruktur dan keamanan setempat yang tidak mendukung. b. adanya kegiatan khusus Instansi Pemerintah yang membutuhkan JKS. Pasal 3 Gelar JKS dilaksanakan melalui tahapan: a. perencanaan; b. implementasi; dan c. evaluasi.
  • 4. -4- BAB III GELAR JKS EKSTERNAL Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 4 Instansi Pemerintah yang akan menggelar JKS Eksternal wajib menyampaikan surat permohonan Gelar JKS Eksternal kepada Lemsaneg. Pasal 5 (1) Lemsaneg bersama Instansi Pemerintah yang akan terhubung dengan JKS Eksternal melakukan inventarisasi sumber daya di Instansi Pemerintah terkait. (2) Inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kelembagaan yang melaksanakan fungsi persandian; b. peraturan di bidang pengamanan informasi; c. pengguna persandian; d. sarana komunikasi antar pengguna persandian; e. sumber daya manusia sandi; f. peralatan sandi; g. media transmisi; dan h. anggaran. (3) Lemsaneg menggunakan hasil inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai bahan analisis kebutuhan dalam perencanaan Gelar JKS Eksternal. (4) Perencanaan Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi: a. desain JKS Eksternal; b. manajemen kunci sistem sandi; dan c. kebutuhan anggaran. (5) Desain JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, terdiri dari: a. topologi komunikasi Pengguna Persandian; b. Peralatan Sandi yang digunakan; dan c. infrastruktur telekomunikasi yang digunakan. (6) Lemsaneg menyusun perencanaan Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam bentuk proposal rencana Gelar JKS Eksternal. (7) Instansi Pemerintah yang akan menggelar JKS Eksternal menyusun kerangka acuan kerja dan rincian anggaran biaya Gelar JKS berdasarkan proposal rencana Gelar JKS Eksternal yang telah disusun Lemsaneg. Bagian Kedua Implementasi Pasal 6 Lemsaneg bersama Instansi Pemerintah melaksanakan implementasi Gelar JKS Eksternal berdasarkan proposal rencana Gelar JKS Eksternal yang telah disusun.
  • 5. -5- Pasal 7 Implementasi Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 meliputi kegiatan: a. penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan; b. penyiapan kunci sistem sandi; c. penyiapan Peralatan Sandi; dan d. operasional Gelar JKS Eksternal. Pasal 8 Instansi Pemerintah melakukan penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah ada atau membangun infrastruktur baru. Pasal 9 Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah ada maka ketentuan penggunaannya adalah khusus untuk kepentingan JKS Eksternal. Pasal 10 Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a membangun infrastruktur baru maka harus memenuhi persyaratan: a. memperhatikan topologi komunikasi Pengguna Persandian; b. sesuai dengan jenis Peralatan Sandi yang digunakan; c. memperhatikan faktor keamanan jaringan. Pasal 11 Lemsaneg melakukan penyiapan kunci sistem sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b yang terdiri dari kegiatan: a. pembuatan kunci sistem sandi berdasarkan manajemen kunci sistem sandi yang telah dibuat; dan b. administrasi kunci sistem sandi meliputi pencatatan, penggandaan, distribusi, dan pemusnahan kunci sistem sandi. Pasal 12 Lemsaneg melakukan penyiapan Peralatan Sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c yang terdiri dari kegiatan: a. penentuan Peralatan Sandi yang digunakan; b. uji coba Peralatan Sandi; dan c. melakukan setting parameter Peralatan Sandi. Pasal 13 Operasional Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d merupakan kegiatan implementasi perencanaan Gelar JKS Eksternal sampai dengan siap dioperasikan.
  • 6. -6- Bagian Ketiga Evaluasi Pasal 14 (1) Lemsaneg berwenang melakukan evaluasi terhadap implementasi Gelar JKS Eksternal. (2) Evaluasi Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan: a. penilaian kesesuaian antara implementasi dengan perencanaan Gelar JKS Eksternal; dan b. penilaian efisiensi dan efektifitas pemanfaatan JKS Eksternal. BAB IV GELAR JKS INTERNAL Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 15 (1) Instansi Pemerintah melakukan inventarisasi sumber daya yang ada di lingkungannya. (2) Inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sesuai dengan inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2). (3) Instansi Pemerintah dapat mengkonsultasikan hasil inventarisasi sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Lemsaneg untuk mendapatkan rekomendasi Gelar JKS Internal. (4) Instansi Pemerintah dapat menggunakan rekomendasi Gelar JKS Internal dari Lemsaneg untuk menyusun perencanaan Gelar JKS Internal. (5) Perencanaan Gelar JKS Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi: a. desain JKS Internal; b. manajemen kunci sistem sandi; dan c. kebutuhan anggaran. (6) Desain JKS Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a, terdiri dari: a. topologi komunikasi Pengguna Persandian; b. Peralatan Sandi yang digunakan; dan c. infrastruktur telekomunikasi yang digunakan. (7) Instansi Pemerintah menyusun kerangka acuan kerja dan rincian anggaran biaya Gelar JKS berdasarkan perencanaan Gelar JKS Internal yang telah disusun. Pasal 16 Lemsaneg wajib memberikan asistensi yang dibutuhkan Instansi Pemerintah dalam Gelar JKS Internal. Bagian Kedua Implementasi Pasal 17 Instansi Pemerintah melaksanakan implementasi Gelar JKS Internal berdasarkan perencanaan Gelar JKS Internal yang telah disusun.
  • 7. -7- Pasal 18 Implementasi Gelar JKS Internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, meliputi kegiatan: a. penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan; b. penyiapan kunci sistem sandi; c. penyiapan Peralatan Sandi; dan d. operasional Gelar JKS Internal. Pasal 19 Instansi Pemerintah melakukan penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah ada atau membangun infrastruktur baru. Pasal 20 Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah ada maka ketentuan penggunaannya adalah khusus untuk kepentingan JKS Internal. Pasal 21 Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a membangun infrastruktur baru maka harus memenuhi persyaratan: a. memperhatikan topologi komunikasi Pengguna Persandian; b. sesuai dengan jenis Peralatan Sandi yang digunakan; c. memperhatikan faktor keamanan jaringan. Pasal 22 Instansi Pemerintah melakukan penyiapan kunci sistem sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b dengan cara: a. Instansi Pemerintah mengajukan permintaan kunci sistem sandi kepada Lemsaneg;_atau b. Instansi Pemerintah melakukan penyiapan kunci sistem sandi secara mandiri. Pasal 23 Dalam hal Instansi Pemerintah melakukan penyiapan kunci sistem sandi secara mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b, Instansi Pemerintah harus melakukan kegiatan sebagai berikut: a. menyusun perencanaan pembuatan kunci sistem sandi dan mengkonsultasikan kepada Lemsaneg untuk pengujian; b. pembuatan kunci sistem sandi berdasarkan rekomendasi Lemsaneg; c. pencatatan, penggandaan, distribusi, dan pemusnahan kunci sistem sandi; dan d. menyusun rencana pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan kunci sistem sandi. Pasal 24 Instansi Pemerintah melakukan penyiapan Peralatan Sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c terdiri dari kegiatan: a. penentuan Peralatan Sandi yang digunakan; b. uji coba Peralatan Sandi; dan c. melakukan setting parameter Peralatan Sandi.
  • 8. -8- Pasal 25 Operasional Gelar JKS Internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d merupakan kegiatan implementasi perencanaan Gelar JKS Internal sampai dengan siap dioperasikan. Bagian Ketiga Evaluasi Pasal 26 (1) Instansi Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap implementasi Gelar JKS Internal dilingkungannya. (2) Evaluasi Gelar JKS Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan: a. penilaian kesesuaian antara implementasi dengan perencanaan Gelar JKS Internal; dan b. penilaian efisiensi dan efektifitas pemanfaatan JKS Internal. BAB V GELAR JKS KHUSUS Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 27 (1) Instansi Pemerintah yang akan menggelar JKS Khusus wajib menyampaikan surat permohonan Gelar JKS Khusus kepada Lemsaneg. (2) Lemsaneg menyusun perencanaan Gelar JKS Khusus berdasarkan kebutuhan Instansi Pemerintah. (3) Perencanaan Gelar JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. desain JKS Khusus; b. manajemen kunci sistem sandi; dan c. kebutuhan anggaran. (4) Desain JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, terdiri dari: a. topologi komunikasi Pengguna Persandian; b. Peralatan Sandi yang digunakan; dan c. infrastruktur telekomunikasi yang digunakan. (5) Lemsaneg menyusun perencanaan Gelar JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam bentuk proposal rencana Gelar JKS Khusus. (6) Instansi Pemerintah yang akan menggelar JKS Khusus menyusun kerangka acuan kerja dan rincian anggaran biaya Gelar JKS berdasarkan proposal rencana Gelar JKS Khusus yang telah disusun Lemsaneg. Bagian Kedua Implementasi Pasal 28 Lemsaneg bersama Instansi Pemerintah melaksanakan implementasi Gelar JKS Khusus berdasarkan proposal rencana Gelar JKS Khusus yang telah disusun.
  • 9. -9- Pasal 29 Implementasi Gelar JKS Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, meliputi kegiatan: a. penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan; b. penyiapan kunci sistem sandi; c. penyiapan Peralatan Sandi; dan d. operasional Gelar JKS Khusus. Pasal 30 (1) Instansi Pemerintah dan/atau Lemsaneg melakukan penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a. (2) Penyiapan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan infrastruktur yang telah ada atau membangun infrastruktur baru. Pasal 31 Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a menggunakan infrastruktur yang telah ada maka ketentuan penggunaannya adalah hanya untuk kepentingan JKS Khusus. Pasal 32 Dalam hal infrastruktur telekomunikasi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a membangun infrastruktur baru maka harus memenuhi persyaratan: a. memperhatikan topologi komunikasi Pengguna Persandian; b. sesuai dengan jenis Peralatan Sandi yang digunakan; c. memperhatikan faktor keamanan jaringan. Pasal 33 Lemsaneg melakukan penyiapan kunci sistem sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf b yang terdiri dari kegiatan: a. pembuatan kunci sistem sandi berdasarkan manajemen kunci sistem sandi yang telah dibuat; dan b. administrasi kunci sistem sandi meliputi pencatatan, penggandaan, distribusi, dan pemusnahan kunci sistem sandi. Pasal 34 Lemsaneg melakukan penyiapan Peralatan Sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf c yang terdiri dari kegiatan: a. penentuan Peralatan Sandi yang digunakan; b. uji coba Peralatan Sandi; dan c. melakukan setting parameter Peralatan Sandi. Pasal 35 Operasional Gelar JKS Eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf d merupakan kegiatan implementasi perencanaan Gelar JKS Khusus sampai dengan siap dioperasikan.
  • 10. - 10 - Bagian Ketiga Evaluasi Pasal 36 (1) Lemsaneg berwenang melakukan evaluasi Gelar JKS Khusus di lapangan setelah implementasi Gelar JKS Khusus selesai dilaksanakan. (2) Evaluasi Gelar JKS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan: a. penilaian kesesuaian antara implementasi dengan perencanaan Gelar JKS Khusus; b. penilaian efisiensi dan efektifitas pemanfaatan JKS Khusus. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2010 KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd WIRJONO BUDIHARSO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 292