SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 65
Baixar para ler offline
 Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos,
"menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah
suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal
paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru.
Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang
dimasukkan tanpa memulai baris baru.
 Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik.
 paragraf adalah bagian-bagian karangan yang
terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan
secara utuh dan padu serta merupakan satu
kesatuan pikiran.
 Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan,
atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat
pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai
dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga
dapat memunculkan argumen atau sudut pandang.
Setiap paragraf berawal dari apa yang datang
sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf
umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat
semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf
tunggal.
 Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan
gagasan utama paragraf.
 Memberikan detail pendukung untuk mendukung
gagasan utama.
 Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan
kembali gagasan utama.
 contoh sebuah paragraf:
 Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan lisan. Bahasa
tulis ialah bahasa yang dituliskan atau dicetak,
berupa karangan, sedangkan bahasa lisan ialah
bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa
pidato atau percakapan. Dalam bahasa tulis
paragraf merupakan bagian dari suatu karangan
dan dalam bahasa lisan merupakan bagian dari
suatu tuturan.
 Paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat. Semua kalimat
itu membicarakan soal bahasa tulis dan lisan. Oleh karena
itu, topik paragraf itu adalah masalah bahasa. Dalam
tulisan-tulisan lain kita juga akan menjumpai topik
paragraf yang lain pula. Topik-topik paragraf adalah
pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua
pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran
utama. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok
pembicaraan. Karena itu, pikiran utama disebut juga
gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan
demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam
sebuah paragraf itulah topik paragraf.
 a. Kesatuan
 Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok
pikiran. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang
membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar
tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari
pokok pikiran paragraf itu. Apabila ada kalimat yang
menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok
paragraf itu, maka paragraf itu menjadi tidak padu
dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus
dikeluarkan dari paragraf.
 Perhatikan paragraf di bawah ini.
 Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari
pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas
Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri
Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara
pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng. Pernyataan itu
dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama
ini dapar terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali
perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi
oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan
Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak
yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena kejurnas.
 Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Dalam
paragraf itu, kalimat ketiga, yaitu Kota Semarang
terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota
propinsi Jatengmenyimpang dari pokok
pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat yang lain
mendukung pokok pikiran. Kalimat ketiga
menyebabkan paragraf tersebut tidak utuh. Oleh
sebab itu, kalimat itu hendaknya dikeluarkan sehingga
paragraf itu menjadi utuh.
 b. Kepaduan
 Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan
kalimat secara logis dan dari ungkapan-ungkapan
(kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis
akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat
dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada
kalimat yang sumbang atau keluar dari
permasalahan yang dibicarakan.
 Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung
transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk
menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah
sebagai berikut.
 (1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di
samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
 (2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun,
walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
 (3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang
demikian, sehubungan dengan itu.
 (4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, maka.
 (5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
 (6) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada
umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
 (7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat
kemudian.
 (8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
 Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan
pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung
transisi.
 Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik
tabungan deposito mereka.Sementara itu, bursa efek Indonesia
mulai guncang menampung serbuan para pemburu
saham. Agaknya, pemilik-pemilik uang berusaha meraih
sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena
itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik yang
menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan
(IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100
persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828
persen.
 Dengan dipasangnya pengait antar kalimat sementara itu, oleh
karena itu, akibatnya, danbahkan dalam paragraf tersebut,
kepaduan paragraf dapat dirasakan dan urutan kalimat-kalimat
dalam paragraf itu logis dan kompak
 c. Isi yang memadai
 Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai
jika memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan
patut sebagai pendukung pokok pikiran paragraf.
Pembaca berharap akan menemukan semua informasi
yang kerkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara
memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan yang
terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau
tidak didukung dengan rincian yang memadai.
Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat,
jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling tidak kalimat
utama dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas.
 Berdasarkan jenisnya :
A. Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian,
ada palaku, dan ada waktu kejadian.
• Contoh:
 Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena
merasa khawatir seseorang akan memergoki
kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu
itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang
lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya.
Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya
ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut
karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka
lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa
yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang
kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
B. Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan
suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat,
mendengar, atau merasa objek yang digambarkan
itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang,
benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang
digambarkan.
 Contoh:
 Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu
yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya
yang kuning nampak semakin cantik. Matanya
bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal.
Hidungnya mancung sekali mirip dengan para
wanita palestina.
C. Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan
suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga
orang yang membacanya akan bertambah
wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi.
 Contoh:
 Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi
keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di
dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci,
dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar
topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau
keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial,
budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul
masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren
untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif
agama.
D. Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan
suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada
pendapat dan ada alasannya.
 Contoh:
 Keberhasilan domain itu memang tidak mudah
diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang
sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta
penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak
kelihatan. Membentuk karakter manusia memang
membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang
dilakukan negara-negara maju seperti Jepang,
Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena
memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
E. Persuasi adalah paragraf yang mengajak,
membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar
melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau
ajakan untuk berbuat sesuatu.
 Contoh:
 Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan.
Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun
membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun
kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga
selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan
perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara
berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang
dimiliki tidak cukup untuk itu.
A. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai
dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-
kalimat penjelas.
 Contoh:
 Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat
sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus
disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal
itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya membuka usaha baru.
 Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai
dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan
kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf
induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
generalisasi, analogi, dan kausalitas.
 Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf
yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh:
 Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa,
ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai
delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh.
Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun
mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh
dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai
mengarang.
 Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
 Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan
anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa
khusus.
 Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan
penalaran yang logis.
 Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa
anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
 Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai
mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman,
dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata
cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika
Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan,
kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai
mengarang.
 Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi
perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola
ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada
persamaan dalam berbagai segi maka akan ada
persamaan pula dalam bidang yang lain
 Contoh:
 Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti
halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang
berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti
teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak
mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya,
yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar
rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta
alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang
menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti
demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang
kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
 Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan
mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada
penciptanya, yakni manusia sehingga penulis
berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula
penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada
ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan
sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
 Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola
penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-
fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.
Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala
atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada
tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat,
akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
 Sebab-Akibat
 Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan
sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai
akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B.
 Contoh:
 Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua
ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati.
Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat
direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun
meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak
bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar
dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian,
kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi
Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena
itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga
Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima
pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak
untuk membiayai pembangunan.
 Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam
membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah
kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor
penyebab.
 Akibat-Sebab
 Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang
menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis
untuk mencari penyebabnya.
 Contoh:
 Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak.
Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena
itu, pasti Badu itu sedang sakit.
 Sebab-Akibat-1 Akibat-2
 Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang
menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya
hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
 Contoh:
 Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak
bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan
lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah
ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi
Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga
bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun
akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-
barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk
transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-
barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu,
kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha
menaikkan pendapatan masyarakat.
 Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai
dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan
diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada
pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal
paragraf.
 Contoh:
 Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang
dilakukan manusia pasti menggunakan sarana
komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana
maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban
manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini
tanpa adanya sarana komunikasi.
 Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah
paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau
tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
 Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan
minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak
lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan
sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan
hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan
tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan
dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.
 Paragraf pembuka merupakan pembuka atau
pengantar untuk sampai pada isi suatu pembicaraan
yang akan dipaparkan kemudian di dalam karangan.
Karena itu, paragraf pembuka hendaknya menarik
minat dan perhatian pembaca serta sanggup
menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan disajikan berikutnya. Salah satu cara untuk
menarik perhatian adalah dengan mengutip
pernyataan atau pendapat yang merangsang dari para
ahli atau orang yang terkenal di bidangnya.
 Sebuah karangan pendek atau bagian karangan
panjang yang tidak dibuka dengan menampilkan
alinea yang menarik akan kehilangan kesempatan
untuk menggiring minat pembaca. Anwar (dalam
Widagdo 1997:99) menyebut alinea pembuka dengan
sepuluh kata pertama. Hal itu ditegaskan oleh Elmer
Wheeler (dalam Widagdo 1997:99), “Ceritakanlah
dalam sepuluh perkataan pertama atau Anda tidak
akan berkesempatan mempergunakan 10.000
perkataan berikutnya”.
 Paragraf pengembang adalah paragraf yang terletak
antara paragraf pembuka dan penutup. Paragraf ini
mengemukakan inti persoalan yang dikemukakan.
Karena itu, paragraf satu dengan paragraf lainnya
hendaknya memperlihatkan hubungan yang serasi
dan logis. Paragraf ini dapat dikembangkan dengan
cara deskriptif, ekspositoris, naratif, atau argumentatif
yang akan dibicarakan pada halaman-halaman
berikutnya.
 Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada
akhir karangan. Paragraf ini umumnya berupa
simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan
pada bagian-bagian sebelumnya yang mengunci atau
menutup sebuah karangan. Dalam mengunci
karangan hendaknya dapat memberikan kesan yang
baik di benak pembaca. Untuk itu, perlu dikemukakan
hal-hal yang penting, seperti simpulan atau simpulan
yang diramu dengan saran-saran atau pendapat
pribadi pengarang.
 .Sampai sekarang tidak ada patokan tentang
ukuran paragraf. Oleh karena itu, penulis harus
dapat mengendalikan panjang paragraf
berdasarkan beberapa pertimbangan yang
ditentukan oleh masalah yang ditulis. Paragraf
pendek yang terdiri atas satu kalimat dapat efektif
dan mudah dipahami dapat digunakan, asal tidak
terlalu sering.
 Mengarang adalah mengembangkan beberapa kalimat
topik. Dalam karangan itu kita harus mengembangkan
paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus
dapat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf
hanya mengandung satu kalimat topik. Contoh di
bawah ini menunjukkan perbedaan paragraf yang
tidak hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak
hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.
 Penggemar seruling buatan Frederick Morgan
bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh
seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli
Morgan menghentikan pemesanan seruling karena
terlalu banyak pihak yang telah memesan seruling
buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong
pembuat instrumen tiup kelas dunia
 Perhatikan paragraf berikut yang merupakan pengembangan kalimat-kalimat
topik di atas.
 Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas
tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah
Morgan mengemukakan bahwa pemesanan serulingnya ditutup.
 Pada pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling
karena terlalu banyak pihak yang telah memesan seruling buatannya. Jika
dibuat terus menerus, Morgan harus bekerja selama empat belas tahun guna
memenuhi pesanan tersebut. Seruling buatan Morgan sangat berperan pada
musik di dunia Eropa sejak tahun 1950.
 Dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup kelas dunia.
Beberapa ahli lainnya adalah Hans Caolsma (Utreacth), Mortin Skovroneck
(Bremen), Frederick van Huene (Amerika Serikat), Klaus Scheel (Jerman),
serta Sighoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito (Jepang). (Dikutip dari Arifin
1988:138).
 Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih “berbicara”
daripada paragraf sebelumnya yang mengandung tiga buah kalimat topik.
Paragraf terakhir hemat akan kalimat topik, tetapi kreatif akan kalimat-
kalimat penjelas.
Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada
dua macam. Teknik pertama, menggunakan “ilustrasi“.
Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan
digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas
sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata
apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua,
dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat
topik dianalisis secara logika sehingga penyataan tadi
merupakan suatu yang meyakinkan.
 Dalam praktek pengembangan paragraf, kedua teknik
di atas dapat dirinci lagi menjadi beberapa cara yang
lebih praktis, di antaranya dengan (a) memaparkan
hal-hal yang khusus (umum-khusus/khusus-umum),
(b) memberikan contoh, (b) menampilkan fakta-fakta,
(c) memberikan alasan-alasan, dan (d) dengan
bercerita, definisi luas, atau campuran. Ketiga cara
tersebut dapat dilihat pada contoh-contoh berikut:
 a. Pengembangan Paragraf dengan Memaparkan
Hal-Hal Khusus
 1) Kalimat Utama ditulis pada awal paragraf, kemudian
diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas. Berikut ini
contoh pengembangan paragraf dengan memaparkan
hal-hal khusus.
 (1) Semua isi alam ini ciptaan Tuhan. (2) Ciptaan
Tuhan yang paling berkuasa di dunia ini
adalah manusia. (3) Manusia diizinkan oleh
Tuhan memanfaatkan isi alam ini sebaik-baiknya.
(4) Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa,
mengabaikan, dan menyia-nyiakan
 Paragraf seperti ini dinamakan paragraf deduktif.
Paragraf-paragraf dalam karya ilmiah umumnya
berbentuk deduktif. Pengembangan paragraf itu dapat
didiagramkan sebagai berikut:
 khusus (2)
 umum (1)
 khusus (3)
 khusus (4)
 Selain itu, paragraf dapat disusun dengan cara
mengembangkan ide pokok secara khusus-umum.
Berikut ini contoh pengembangan paragraf khusus-
umum:
 (1) Sudah beberapa kali Pancasila dirongrong bahkan
hendak diubah dan dipecah-pecah. (2) Namun, setiap
usaha yang hendak mengubah, merongrong, dan
memecah-mecah itu ternyata gagal. (3) Betapa pun
usaha itu dipersiapkan dengan cara yang teliti dan
matang, semuanya dapat dihancurleburkan. (4) Bukti
yang lalu meyakinkan kita bahwa Pancasila benar-
benar sakti, tidak dapat diubah dan dipecah-pecah.
 Paragraf seperti ini dinamakan paragraf induktif.
Mula-mula dikemukakan hal-hal khusus kemudian
dipaparkan hal umum yang merupakan pikiran pokok.
Pengembangan paragraf seperti itu dapat
didiagramkan sebagai berikut.
 khusus (1)
 khusus (2) umum (4)
 khusus (3)
 b. Pengembangan Paragraf dengan Pemberian Contoh
 Dalam jenis pengembangan ini dikemukakan suatu pernyataan,
kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh
kongkret. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan
memberikan contoh-contoh:
 Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, pada umumnya
terletak pada pemilihan kata (diksi) dan penyusunan kalimat
efektif. Kesalahan pemilihan kata yang tepat, di antaranya
digunakannya kata sering, mungkin, kadang-kadang,
sangat, danmemang yang mengarah pada ketidakyakinan
penulis akan hal yang dikemukakan. Adapun kesalahan
penyusunan kalimat efektif, misalnya menulis kalimat yang
panjang yang di dalamnya terdapat kata yang tidak perlu, seperti
penulisan kata dapat, telah, dan adalah pada kalimat Dalam
bab ini dapat dituliskan dua hal yang telah menjadi
temuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
 Untuk itu dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya
pandai memilih contoh-contoh yang umum, representatif, dan
dapat mewakili keadaan sebenarnya.
 c. Pengembangan Paragraf dengan Menampilkan
Fakta-Fakta
 Pengembangan paragraf dengan cara ini mula-mula
dikemukakan pendapat umum yang menjadi pikiran pokok
kemudian kalimat-kalimat penjelas yang merupakan fakta-
fakta yang meyakinkan pendapat tersebut. Berikut ini
contoh pengembangan paragraf dengan cara tersebut:
 Banyak ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan
paragraf secara efektif. Kagagalan ini terjadi karena tidak
dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat-
kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab dan
akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau
tema. Oleh karena itu, sering dijumpai tulisan yang sukar
dipahami sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya
untuk menghasilkan argumen yang meyakinkan.
 d. Pengembangan Paragraf dengan
Memberikan Alasan-Alasan
 Alasan-alasan yang digunakan untuk
mengembangkan paragraf jenis ini dapat berupa
sebab-akibat atau akibat-sebab. Dalam
pengembangan jenis sebab-akibat, lebih dahulu
dikemukakan fakta yang menjadi sebab terjadinya
sesuatu kemudian diikuti rincian-rincian sebagai
akibatnya. Dalam hal ini, sebab merupakan pikiran
utama, sedangkan akibat merupakan pikiran-
pikiran penjelas.
 Contoh:
 (1) Kemampuan menyusun paragraf yang baik adalah modal
kesuksesan bagi mahasiswa. (2) Ia dapat mengungkapkan ide atau
gagasannya dengan jelas kepada dosen atau kepada partisipan ketika
berdiskusi. (3) Tugas-tugas juga terbaca dan dapat dipahami dengan
cepat oleh dosen karena ide, gagasan, maupun argumentasinya
dipaparkan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang singkat,
padat, dan jelas. (4) Dosen tidak segan memberikan nilai yang bagus
karena tidak memusingkan kepala ketika memeriksa dan
argumentasinya jelas meskipun kurang tepat.
 Paragraf tersebut tergolong paragraf deduktif. Kalimat (1) merupakan
sebab, sedangkan kalimat (2), (3), dan (4) merupakan akibat.
Pengembangan ini dapat didiagramkan sebagai berikut.
 akibat (2)
 sebab (1) akibat (3)
 akibat (4)
 d. Pengembangan Paragraf dengan Perbandingan
 Dalam jenis pengembangan ini dipaparkan semua
persamaan dan atau perbedaan tentang dua atau lebih
objek/gagasan. Paragraf berikut merupakan paragraf yang
dikembangkan dengan perbandingan.
 Contoh :
 (1) Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal cipta
sastra yang disebut pantun dan syair. (2) Kedua cipta sastra
itu berbentuk puisi dan tergolong hasil sastra lama. (3)
Kedua puisi lama itu jumlah baris-barisnya sama, yaitu
empat baris. (4) Baik pantun maupun syair seperti pada
bentuk aslinya, tidak kita jumpai pada cipta sastra masa
kini. (5) Kalau pun ada, biasanya hanya dalam nyanyian
saja.
 Pada pengembangan contoh a di atas dipaparkan
perbandingan pantun dan syair dari segi persamaan-
persamannya.
 e. Pengembangan Paragraf dengan Definisi Luas
 Definisi luas (definisi formal yang diperluas) dapat dipakai
untuk mengembangkan pokok pikiran. Semua penjelasan
atau uraian menuju pada perumusan definisi itu. Berikut
contoh pengembangan paragraf dengan definisi luas.
 Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha
menerangkan suatu hal atau sesuatu gagasan. Dalam
memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan
memberi keterangan belaka, dapat pula mengembangkan
sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang
dimengerti. Panjang karangan tidak dibatasi, bergantung
pada kemampuan pengarang dalam memaparkan atau
memberikan penjelasan ide atau gagasan yang
disampaikan.
 Pengembangan dengan definisi luas tidak hanya berupa
paragraf, bahkan dapat pula berupa sebuah buku.
Meskipun demikian, dasar-dasar definisi tetap sama
 f. Pengembangan Paragraf dengan Campuran
 Dalam jenis pengembangan ini, rincian-rincian
terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari dua
atau lebih cara pengembangan paragraf. Jadi, misalnya
terdapat campuran umum-khusus dengan sebab
akibat, sebab-akibat dengan perbandingan, contoh-
contoh dengan perbandingan, dan sebagainya. Berikut
contoh pengembangan paragraf jenis ini.
 (1) Bahasa tutur ialah bahasa yang dipakai dalam pergaulan
sehari-hari, terutama dalam percakapan. (2) Pada
umumnya bersahaja/sederhana dan singkat bentuknya. (3)
Kata-kata yang digunakan tidak banyak macam dan
jumlahnya. (4) Lagi pula hanya menggunakan kata-kata
yang lazim dipakai sehari-hari. (5) Untuk itu, digunakan
kata kata tutur, yaitu kata yang hanya boleh dipakai dalam
bahasa tutur, misalnya bilang, bikin, sendirian, nggak,
emang, dipikirin, dan sebagainya. (6) Sering pula kata-
katanya dibentuk secara salah, misalnya dibikin
betul(dibetulkan), belum lihat (belum
melihat), merobah(mengubah), dan sebagainya. (7)
Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal yang umum,
misalnya: dapet(dapat), malem (malam), ampat (empat),
dipersilahkan (dipersilakan), dan sebagainya. (8) Bahkan
sering juga menggunakan urutan kata yang menyimpang
dari bahasa umum, misalnya ini hari, itu orang, lain hari,
lain kali, dan seb
PARAGRAF

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

MAKALAH PARAGRAF
MAKALAH PARAGRAFMAKALAH PARAGRAF
MAKALAH PARAGRAF
 
7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya
 
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragrafPola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
 
PARAGRAF
PARAGRAFPARAGRAF
PARAGRAF
 
Paragraf Bahasa Indonesia
Paragraf Bahasa IndonesiaParagraf Bahasa Indonesia
Paragraf Bahasa Indonesia
 
Paragraf dan Pengembangannya
Paragraf dan PengembangannyaParagraf dan Pengembangannya
Paragraf dan Pengembangannya
 
Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia
 
Makalah jenis paragraf dan contohnya
Makalah jenis paragraf dan contohnyaMakalah jenis paragraf dan contohnya
Makalah jenis paragraf dan contohnya
 
Mellisa munazad
Mellisa munazadMellisa munazad
Mellisa munazad
 
terjemahan arab-melayu
terjemahan arab-melayuterjemahan arab-melayu
terjemahan arab-melayu
 
Materi bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smpMateri bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smp
 
paragraf
paragrafparagraf
paragraf
 
Tpki materi 1
Tpki materi 1Tpki materi 1
Tpki materi 1
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Paragraf
ParagrafParagraf
Paragraf
 
Pembelejaran Bahasa Indonesia Menulis Pantun
Pembelejaran Bahasa Indonesia Menulis PantunPembelejaran Bahasa Indonesia Menulis Pantun
Pembelejaran Bahasa Indonesia Menulis Pantun
 
Pengembangan Wacana
Pengembangan WacanaPengembangan Wacana
Pengembangan Wacana
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
Makalah Pantun
Makalah PantunMakalah Pantun
Makalah Pantun
 
Mjld0208
Mjld0208Mjld0208
Mjld0208
 

Semelhante a PARAGRAF

B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAFB. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAFEuisKomaracilvi
 
Tugas Simkomdig-Bu Ning SMK CKTC (Jessica_N)
Tugas Simkomdig-Bu Ning SMK CKTC (Jessica_N)Tugas Simkomdig-Bu Ning SMK CKTC (Jessica_N)
Tugas Simkomdig-Bu Ning SMK CKTC (Jessica_N)JessicaNatasya2
 
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptxMODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptxindro14
 
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdfini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdfAriaSonta1
 
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..friget_rudzi
 
Pengembangan paragraf
Pengembangan paragrafPengembangan paragraf
Pengembangan paragrafadityaaad
 
MKU Bahasa Indonesia Paragraf By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.
MKU Bahasa Indonesia Paragraf By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.MKU Bahasa Indonesia Paragraf By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.
MKU Bahasa Indonesia Paragraf By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.AsepPerdiansyah
 
Hanna sofiah
Hanna sofiahHanna sofiah
Hanna sofiahtaufiq99
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafNINI IBRAHIM
 
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Tentang_PARAGRA.pdf
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Tentang_PARAGRA.pdfMAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Tentang_PARAGRA.pdf
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Tentang_PARAGRA.pdfRusdhyCharles
 
3_JENIS_PARAGRAF_pptx.pptx
3_JENIS_PARAGRAF_pptx.pptx3_JENIS_PARAGRAF_pptx.pptx
3_JENIS_PARAGRAF_pptx.pptxArdiyah1
 
Makalah paragram yuli susastra stit bb edit
Makalah paragram yuli susastra stit bb editMakalah paragram yuli susastra stit bb edit
Makalah paragram yuli susastra stit bb editMuhammad Arifin
 
jenis-jenis paragraf dan pola pengembangan paragraf-1.pptx
jenis-jenis paragraf dan pola pengembangan paragraf-1.pptxjenis-jenis paragraf dan pola pengembangan paragraf-1.pptx
jenis-jenis paragraf dan pola pengembangan paragraf-1.pptxIdaAyuSavitri
 

Semelhante a PARAGRAF (20)

B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAFB. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
 
Penulisan paragraf
Penulisan paragrafPenulisan paragraf
Penulisan paragraf
 
Tugas Simkomdig-Bu Ning SMK CKTC (Jessica_N)
Tugas Simkomdig-Bu Ning SMK CKTC (Jessica_N)Tugas Simkomdig-Bu Ning SMK CKTC (Jessica_N)
Tugas Simkomdig-Bu Ning SMK CKTC (Jessica_N)
 
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptxMODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
 
Palagraf
PalagrafPalagraf
Palagraf
 
B.indo kel 7
B.indo kel 7B.indo kel 7
B.indo kel 7
 
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdfini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
 
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
 
Pengembangan paragraf
Pengembangan paragrafPengembangan paragraf
Pengembangan paragraf
 
MKU Bahasa Indonesia Paragraf By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.
MKU Bahasa Indonesia Paragraf By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.MKU Bahasa Indonesia Paragraf By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.
MKU Bahasa Indonesia Paragraf By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.
 
Kelompok Paragraf
Kelompok ParagrafKelompok Paragraf
Kelompok Paragraf
 
Mellisa munazad
Mellisa munazadMellisa munazad
Mellisa munazad
 
Hanna sofiah
Hanna sofiahHanna sofiah
Hanna sofiah
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Alinea
AlineaAlinea
Alinea
 
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Tentang_PARAGRA.pdf
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Tentang_PARAGRA.pdfMAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Tentang_PARAGRA.pdf
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Tentang_PARAGRA.pdf
 
3_JENIS_PARAGRAF_pptx.pptx
3_JENIS_PARAGRAF_pptx.pptx3_JENIS_PARAGRAF_pptx.pptx
3_JENIS_PARAGRAF_pptx.pptx
 
Makalah paragram yuli susastra stit bb edit
Makalah paragram yuli susastra stit bb editMakalah paragram yuli susastra stit bb edit
Makalah paragram yuli susastra stit bb edit
 
jenis-jenis paragraf dan pola pengembangan paragraf-1.pptx
jenis-jenis paragraf dan pola pengembangan paragraf-1.pptxjenis-jenis paragraf dan pola pengembangan paragraf-1.pptx
jenis-jenis paragraf dan pola pengembangan paragraf-1.pptx
 

Último

bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWKafe Buku Pak Aw
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 

Último (20)

bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 

PARAGRAF

  • 1.
  • 2.  Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru.
  • 3.  Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.  paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
  • 4.  Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal.
  • 5.  Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.  Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.  Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.
  • 6.  contoh sebuah paragraf:  Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang dituliskan atau dicetak, berupa karangan, sedangkan bahasa lisan ialah bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa pidato atau percakapan. Dalam bahasa tulis paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan merupakan bagian dari suatu tuturan.
  • 7.  Paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal bahasa tulis dan lisan. Oleh karena itu, topik paragraf itu adalah masalah bahasa. Dalam tulisan-tulisan lain kita juga akan menjumpai topik paragraf yang lain pula. Topik-topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok pembicaraan. Karena itu, pikiran utama disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf itulah topik paragraf.
  • 8.  a. Kesatuan  Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok paragraf itu, maka paragraf itu menjadi tidak padu dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.
  • 9.  Perhatikan paragraf di bawah ini.  Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapar terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena kejurnas.
  • 10.  Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Dalam paragraf itu, kalimat ketiga, yaitu Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jatengmenyimpang dari pokok pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat yang lain mendukung pokok pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan paragraf tersebut tidak utuh. Oleh sebab itu, kalimat itu hendaknya dikeluarkan sehingga paragraf itu menjadi utuh.
  • 11.  b. Kepaduan  Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat secara logis dan dari ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.
  • 12.  Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah sebagai berikut.  (1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.  (2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.  (3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.  (4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, maka.  (5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.  (6) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.  (7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.  (8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
  • 13.  Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.  Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai guncang menampung serbuan para pemburu saham. Agaknya, pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen.  Dengan dipasangnya pengait antar kalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, danbahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf dapat dirasakan dan urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak
  • 14.  c. Isi yang memadai  Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai jika memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang kerkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan rincian yang memadai. Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat, jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling tidak kalimat utama dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas.
  • 15.  Berdasarkan jenisnya : A. Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
  • 16. • Contoh:  Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
  • 17. B. Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan.
  • 18.  Contoh:  Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
  • 19. C. Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi.
  • 20.  Contoh:  Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
  • 21. D. Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
  • 22.  Contoh:  Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
  • 23. E. Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu.
  • 24.  Contoh:  Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
  • 25. A. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat- kalimat penjelas.
  • 26.  Contoh:  Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
  • 27.  Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
  • 28.  Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:  Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
  • 29.  Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:  Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.  Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.  Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.  Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
  • 30.  Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain
  • 31.  Contoh:  Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
  • 32.  Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
  • 33.  Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta- fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
  • 34.  Sebab-Akibat  Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B.
  • 35.  Contoh:  Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
  • 36.  Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
  • 37.  Akibat-Sebab  Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya.  Contoh:  Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
  • 38.  Sebab-Akibat-1 Akibat-2  Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
  • 39.  Contoh:  Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang- barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang- barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
  • 40.  Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
  • 41.  Contoh:  Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
  • 42.  Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:  Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.
  • 43.  Paragraf pembuka merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada isi suatu pembicaraan yang akan dipaparkan kemudian di dalam karangan. Karena itu, paragraf pembuka hendaknya menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan berikutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengutip pernyataan atau pendapat yang merangsang dari para ahli atau orang yang terkenal di bidangnya.
  • 44.  Sebuah karangan pendek atau bagian karangan panjang yang tidak dibuka dengan menampilkan alinea yang menarik akan kehilangan kesempatan untuk menggiring minat pembaca. Anwar (dalam Widagdo 1997:99) menyebut alinea pembuka dengan sepuluh kata pertama. Hal itu ditegaskan oleh Elmer Wheeler (dalam Widagdo 1997:99), “Ceritakanlah dalam sepuluh perkataan pertama atau Anda tidak akan berkesempatan mempergunakan 10.000 perkataan berikutnya”.
  • 45.  Paragraf pengembang adalah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan penutup. Paragraf ini mengemukakan inti persoalan yang dikemukakan. Karena itu, paragraf satu dengan paragraf lainnya hendaknya memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf ini dapat dikembangkan dengan cara deskriptif, ekspositoris, naratif, atau argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman-halaman berikutnya.
  • 46.  Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan. Paragraf ini umumnya berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya yang mengunci atau menutup sebuah karangan. Dalam mengunci karangan hendaknya dapat memberikan kesan yang baik di benak pembaca. Untuk itu, perlu dikemukakan hal-hal yang penting, seperti simpulan atau simpulan yang diramu dengan saran-saran atau pendapat pribadi pengarang.
  • 47.  .Sampai sekarang tidak ada patokan tentang ukuran paragraf. Oleh karena itu, penulis harus dapat mengendalikan panjang paragraf berdasarkan beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah yang ditulis. Paragraf pendek yang terdiri atas satu kalimat dapat efektif dan mudah dipahami dapat digunakan, asal tidak terlalu sering.
  • 48.  Mengarang adalah mengembangkan beberapa kalimat topik. Dalam karangan itu kita harus mengembangkan paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus dapat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung satu kalimat topik. Contoh di bawah ini menunjukkan perbedaan paragraf yang tidak hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.
  • 49.  Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang telah memesan seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong pembuat instrumen tiup kelas dunia
  • 50.  Perhatikan paragraf berikut yang merupakan pengembangan kalimat-kalimat topik di atas.  Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah Morgan mengemukakan bahwa pemesanan serulingnya ditutup.  Pada pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang telah memesan seruling buatannya. Jika dibuat terus menerus, Morgan harus bekerja selama empat belas tahun guna memenuhi pesanan tersebut. Seruling buatan Morgan sangat berperan pada musik di dunia Eropa sejak tahun 1950.  Dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup kelas dunia. Beberapa ahli lainnya adalah Hans Caolsma (Utreacth), Mortin Skovroneck (Bremen), Frederick van Huene (Amerika Serikat), Klaus Scheel (Jerman), serta Sighoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito (Jepang). (Dikutip dari Arifin 1988:138).  Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih “berbicara” daripada paragraf sebelumnya yang mengandung tiga buah kalimat topik. Paragraf terakhir hemat akan kalimat topik, tetapi kreatif akan kalimat- kalimat penjelas.
  • 51. Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam. Teknik pertama, menggunakan “ilustrasi“. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua, dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logika sehingga penyataan tadi merupakan suatu yang meyakinkan.
  • 52.  Dalam praktek pengembangan paragraf, kedua teknik di atas dapat dirinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya dengan (a) memaparkan hal-hal yang khusus (umum-khusus/khusus-umum), (b) memberikan contoh, (b) menampilkan fakta-fakta, (c) memberikan alasan-alasan, dan (d) dengan bercerita, definisi luas, atau campuran. Ketiga cara tersebut dapat dilihat pada contoh-contoh berikut:
  • 53.  a. Pengembangan Paragraf dengan Memaparkan Hal-Hal Khusus  1) Kalimat Utama ditulis pada awal paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan memaparkan hal-hal khusus.  (1) Semua isi alam ini ciptaan Tuhan. (2) Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ini adalah manusia. (3) Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan isi alam ini sebaik-baiknya. (4) Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan menyia-nyiakan
  • 54.  Paragraf seperti ini dinamakan paragraf deduktif. Paragraf-paragraf dalam karya ilmiah umumnya berbentuk deduktif. Pengembangan paragraf itu dapat didiagramkan sebagai berikut:  khusus (2)  umum (1)  khusus (3)  khusus (4)
  • 55.  Selain itu, paragraf dapat disusun dengan cara mengembangkan ide pokok secara khusus-umum. Berikut ini contoh pengembangan paragraf khusus- umum:  (1) Sudah beberapa kali Pancasila dirongrong bahkan hendak diubah dan dipecah-pecah. (2) Namun, setiap usaha yang hendak mengubah, merongrong, dan memecah-mecah itu ternyata gagal. (3) Betapa pun usaha itu dipersiapkan dengan cara yang teliti dan matang, semuanya dapat dihancurleburkan. (4) Bukti yang lalu meyakinkan kita bahwa Pancasila benar- benar sakti, tidak dapat diubah dan dipecah-pecah.
  • 56.  Paragraf seperti ini dinamakan paragraf induktif. Mula-mula dikemukakan hal-hal khusus kemudian dipaparkan hal umum yang merupakan pikiran pokok. Pengembangan paragraf seperti itu dapat didiagramkan sebagai berikut.  khusus (1)  khusus (2) umum (4)  khusus (3)
  • 57.  b. Pengembangan Paragraf dengan Pemberian Contoh  Dalam jenis pengembangan ini dikemukakan suatu pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh kongkret. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh:  Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, pada umumnya terletak pada pemilihan kata (diksi) dan penyusunan kalimat efektif. Kesalahan pemilihan kata yang tepat, di antaranya digunakannya kata sering, mungkin, kadang-kadang, sangat, danmemang yang mengarah pada ketidakyakinan penulis akan hal yang dikemukakan. Adapun kesalahan penyusunan kalimat efektif, misalnya menulis kalimat yang panjang yang di dalamnya terdapat kata yang tidak perlu, seperti penulisan kata dapat, telah, dan adalah pada kalimat Dalam bab ini dapat dituliskan dua hal yang telah menjadi temuan penelitian ini adalah sebagai berikut.  Untuk itu dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, representatif, dan dapat mewakili keadaan sebenarnya.
  • 58.  c. Pengembangan Paragraf dengan Menampilkan Fakta-Fakta  Pengembangan paragraf dengan cara ini mula-mula dikemukakan pendapat umum yang menjadi pikiran pokok kemudian kalimat-kalimat penjelas yang merupakan fakta- fakta yang meyakinkan pendapat tersebut. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan cara tersebut:  Banyak ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Kagagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat- kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu, sering dijumpai tulisan yang sukar dipahami sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk menghasilkan argumen yang meyakinkan.
  • 59.  d. Pengembangan Paragraf dengan Memberikan Alasan-Alasan  Alasan-alasan yang digunakan untuk mengembangkan paragraf jenis ini dapat berupa sebab-akibat atau akibat-sebab. Dalam pengembangan jenis sebab-akibat, lebih dahulu dikemukakan fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu kemudian diikuti rincian-rincian sebagai akibatnya. Dalam hal ini, sebab merupakan pikiran utama, sedangkan akibat merupakan pikiran- pikiran penjelas.
  • 60.  Contoh:  (1) Kemampuan menyusun paragraf yang baik adalah modal kesuksesan bagi mahasiswa. (2) Ia dapat mengungkapkan ide atau gagasannya dengan jelas kepada dosen atau kepada partisipan ketika berdiskusi. (3) Tugas-tugas juga terbaca dan dapat dipahami dengan cepat oleh dosen karena ide, gagasan, maupun argumentasinya dipaparkan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, padat, dan jelas. (4) Dosen tidak segan memberikan nilai yang bagus karena tidak memusingkan kepala ketika memeriksa dan argumentasinya jelas meskipun kurang tepat.  Paragraf tersebut tergolong paragraf deduktif. Kalimat (1) merupakan sebab, sedangkan kalimat (2), (3), dan (4) merupakan akibat. Pengembangan ini dapat didiagramkan sebagai berikut.  akibat (2)  sebab (1) akibat (3)  akibat (4)
  • 61.  d. Pengembangan Paragraf dengan Perbandingan  Dalam jenis pengembangan ini dipaparkan semua persamaan dan atau perbedaan tentang dua atau lebih objek/gagasan. Paragraf berikut merupakan paragraf yang dikembangkan dengan perbandingan.  Contoh :  (1) Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal cipta sastra yang disebut pantun dan syair. (2) Kedua cipta sastra itu berbentuk puisi dan tergolong hasil sastra lama. (3) Kedua puisi lama itu jumlah baris-barisnya sama, yaitu empat baris. (4) Baik pantun maupun syair seperti pada bentuk aslinya, tidak kita jumpai pada cipta sastra masa kini. (5) Kalau pun ada, biasanya hanya dalam nyanyian saja.  Pada pengembangan contoh a di atas dipaparkan perbandingan pantun dan syair dari segi persamaan- persamannya.
  • 62.  e. Pengembangan Paragraf dengan Definisi Luas  Definisi luas (definisi formal yang diperluas) dapat dipakai untuk mengembangkan pokok pikiran. Semua penjelasan atau uraian menuju pada perumusan definisi itu. Berikut contoh pengembangan paragraf dengan definisi luas.  Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau sesuatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. Panjang karangan tidak dibatasi, bergantung pada kemampuan pengarang dalam memaparkan atau memberikan penjelasan ide atau gagasan yang disampaikan.  Pengembangan dengan definisi luas tidak hanya berupa paragraf, bahkan dapat pula berupa sebuah buku. Meskipun demikian, dasar-dasar definisi tetap sama
  • 63.  f. Pengembangan Paragraf dengan Campuran  Dalam jenis pengembangan ini, rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf. Jadi, misalnya terdapat campuran umum-khusus dengan sebab akibat, sebab-akibat dengan perbandingan, contoh- contoh dengan perbandingan, dan sebagainya. Berikut contoh pengembangan paragraf jenis ini.
  • 64.  (1) Bahasa tutur ialah bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapan. (2) Pada umumnya bersahaja/sederhana dan singkat bentuknya. (3) Kata-kata yang digunakan tidak banyak macam dan jumlahnya. (4) Lagi pula hanya menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari. (5) Untuk itu, digunakan kata kata tutur, yaitu kata yang hanya boleh dipakai dalam bahasa tutur, misalnya bilang, bikin, sendirian, nggak, emang, dipikirin, dan sebagainya. (6) Sering pula kata- katanya dibentuk secara salah, misalnya dibikin betul(dibetulkan), belum lihat (belum melihat), merobah(mengubah), dan sebagainya. (7) Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal yang umum, misalnya: dapet(dapat), malem (malam), ampat (empat), dipersilahkan (dipersilakan), dan sebagainya. (8) Bahkan sering juga menggunakan urutan kata yang menyimpang dari bahasa umum, misalnya ini hari, itu orang, lain hari, lain kali, dan seb