SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
 HYPERLINK quot;
http://meilia.student.umm.ac.id/2010/10/28/makalah-ekologi-tumbuhan/quot;
  quot;
Permanent Link to Makalah Ekologi Tumbuhanquot;
 Makalah Ekologi Tumbuhan Author: meilia Oct 28 <br />MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN<br />JENIS ENDEMIK DAN KOSMOPOLIT<br />SERTA JENIS PENYEBARANNYA<br />Disusun Oleh :<br />1. Nurisma Afifatun Nisa’        (09330103)<br />2. Aan Fitriana                          (09330129)<br />3. Meilia Wahyuningsih            (09330148)<br />4. Lalu M. Fathul Karim          (09330151)<br />JURUSAN BIOLOGI<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG<br />2010<br /><br />KATA PENGANTAR<br />Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami , sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.<br />Makalah yang berjudul ”Jenis Endemik dan Kosmopolit Serta Cara Penyebarannya” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan.<br />Tersusunya makalah ini tidak terlepas dari bantuan  berbagai pihak. Sehingga dengan selesainya penulisan dan penyusunan. Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:<br />Bapak Husamah, S. Pd selaku dosen pembimbing<br />Pihak – pihak yamg telah membantu sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.<br />Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Penulis menyadari makalah ini memang masih jauh dari sempurna .Untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar dapat memperbaiki di waktu selanjutnya.<br />Malang, 24 Oktober 2010<br />Penyusun<br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang<br />Tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis dan menghasilkan kanji. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan dalam beberapa segi termasuk sel tumbuhan mempunyai dinding sel.<br />Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan erat kaitannya dengan reproduksi karena yang dipencarkan umumnya ad alat reproduksi tumbuhan, misalnya buah dan biji. Suatu jenis tumbuhan dapat tersebar atau terdistribusi pada daerah yang luas karena tumbuhan tersebut mampu memencarkan diri. Daerah tempat penyebaran suatu jenis tumbuhan disebut daerah distribusi. Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan berfungsi untuk memperluas daerah distribusinya dan untuk mengurangi persaingan untuk mendapatkan cahaya dan air diantara sesame anggota suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan luasnya area atau daerah distribusi, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan kosmopolit dan tumbuhan endemik.<br />1.2 Rumusan Masalah<br />Apa pengertian dari tanaman endemik dan kosmopolit?<br />Apakah contoh tanaman dari tanaman endemik dan kosmopolit?<br />Bagaimana cara penyebaran tumbuhan endemik dan kosmopolit?<br />Bagaimana cara pelestarian tanaman endemik dan kosmopolit?<br />1.3 Tujuan<br />Mengetahui pengertian dari tanaman endemik dan kosmopolit.<br />Menetahui contoh-contoh tanaman dari tanaman endemik dan kosmopolit.<br />Mengetahui penyebaran tumbuhan endemik dan kosmopolit.<br />Mengetahui cara pelestarian tanaman endemik dan kosmopolit.<br />BAB II<br />PEMBAHASAN<br />2.1 Pengertian Tumbuhan Endemik dan Tumbuhan Kosmopolit<br />Menurut pakar biologi dan ekologi, endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota), berlawanan dengan kosmopolitan atau introduksi yang hadir di berbagai tempat. Suatu jenis tumbuhan dikatakan endemik apabila keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Istilah ini biasanya diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau, tetapi kadangkadang dapat berupa negara, tipe habitat atau wilayah. Tumbuhan yang hidup pada suatu kepulauan cenderung berkembang menjadi tipe atau jenis endemik karena isolasi geografi. Istilah endemik biasanya digunakan untuk daerah yang secara geografi terisolasi. Pengertian tumbuhan endemik dapat dibagi menjadi dua yaitu endemik luas dan endemik sempit.<br />Endemik luas adalah umumnya jenis-jenis yang berpembuluh yaitu mereka yang terbatas pada suatu daerah tumbuhan tertentu, yang floranya berbeda pada tingkat spesies (jenis) dan batas tak tegas antara daerah-daerah ini. Luas kawasan dari yang luas sekali seperti Euro siberia sampai yang sempit/kecil seperti Hawai. Tetapi masing-masing mempunyai flora yang berbeda-beda. Contoh: Quercus alba, Acer accharum, Liriodendron tulipifera dan lain-lain.<br />Endemik sempit adalah jenis yang tedapat dengan luas yang kecil (beberapa kilometer persegi) dan mempunyai kisaran toleransi yang sempit untuk keadaan lingkungan sehingga hampir tidak ada bagian di dunia dimana mereka hidup. Contoh: Tanaman pionner, tanaman yang tumbuh di tanah serpentine.<br />Tumbuhan tersebar luas atau yang sering dinamakan juga tumbuhan kosmopolit adalah kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya hampir di seluruh dunia. Untuk tumbuhan yang tersebar luas di wilayah tropis tumbuhan dan dinamakan tumbuhan “pantropis”.<br />Tumbuhan kosmopolit merupakan tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana dan areal penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya rumput dan lumut.<br />2.2 Contoh Tanaman Endemik dan Kosmopolit<br />2.2.1 Contoh Tanaman Endemik<br />NO.Nama SpesiesGambar1.Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) di Kalimantan 2.Rafflesia borneensis di Kalimantan 3.Rafflesia cilliata di Kalimantan Timur 4.Rafflesia patma di Nusa Kambangan dan Pangandaran5.Rafflesia arnoldi di Sumatra 6.Sawo Kecik (Manilkara kauki) di Jawa 7.Bambu manggong di Jawa 8.Ketapang (Terminalia cattapa) di Jawa 9.Nyamplung ( Calophyllum inophyllum) di Jawa10.Kepuh (Sterculia foetida) di Jawa 11.Keben (Barringtonia asiatica) di Jawa 12.Kayu Eboni (Diospyros sp) di Sulawesi 13.Kayu Cendana (Santalum album) di Nusa Tenggara 14.Sagu (Metroxylon sagu) di Papua 15.Matoa (Pometia pinnata) khas dari papua 16.Dendrobium Dianae dan Dendrobium Flos-Wanua <br />2.2.2 Contoh Kosmopolit<br />Tanaman tersebut diantaranya:<br />1. Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.<br />2. Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.<br />3. Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.<br />4. Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan.<br />5. Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.<br />2.3 Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia<br />Fitogeografi adalah kajian ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup di bumi pada masa yang lalu dan saat ini. Kajian tentang distribusi vegetasi dapat dilakukan menurut jenis-jenisnya secara terpisah atau secara keseluruhan pola distribusi tumbuhan dapat secara luas atau secara terbatas pada wilayah tertentu. Berdasarkan terdapat atau tidak terdapat jenis-jenis tumbuhan di suatu wilayah, dikenal 2 kelompok taksa tumbuhan, yaitu tumbuhan yang tersebar luas dan tumbuhan endemik. Contoh tumbuhan tersebar luas (wides) antara lain, plantago mayor, atau agathis australis dan tumbuhan endemik adalah Ginko biloba atau Rafflesia arnoldii.<br />Tumbuhan yang tersebar luas atau sering dinamakan juga tumbuhan kosmopolit adalah kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya hampir di seluruh dunia. Untuk tumbuhan yang tersebar luas di wilayah tropis tumbuhan dan dinamakan tumbuhan “pantropis”<br />Tumbuhan endemik merupakan taksa tumbuhan yang penyebarannya terbatas di wilayah yang tidak terlalu luas, yang disebabkan oleh kondisi lingkungan setempat dan barier. Terdapat macam-macam tumbuhan endemik, antara lain tumbuhan endemik benua, endemik regional dan lokal atau setempat.<br />Menurut konsep dinamika fitogeografi, terdapat beberapa penyebab yang mempengaruhi pola dasar distribusi vegetasi, yaitu:<br />a) Kondisi habitat,<br />b) Respon tumbuhan,<br />c) Sifat adaptasi,<br />d) Migrasi dan<br />e) Kelangsungan hidup yang sebagian besar tergantung pada sifat proses evolusi dan  kemampuan bermigrasi.<br />Persebaran Tumbuhan dapat berlangsung dengan 2 cara :<br />1. Persebaran Tanpa Bantuan Faktor Dalam<br />Yaitu cara reproduksi yang memungkinkan tumbuhan memencar mencapai jarak yang tidak begitu jauh dari induknya, antara lain :<br />a. Stolon / Geragih<br />b. Rhizoma<br />c. Tunas<br />d. Umbi lapis<br />e. Umbi batang<br />f. Gerak Higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan kadar air ( udara menjadi kering ), ini terjadi pada kulit buah yang sudah tua sehingga mengakibatkan kulit buah<br />menjadi pecah dan bijinya terpelanting.<br />Contoh: petai cina, kapri, karet, sehingga memungkinkan tumbuhan memencar beberapa meter dari induknya.<br />Persebaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar<br />Berdasarkan perantara dalam penyebarannya dibagi 4 :<br />a. Anemokiri yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin.<br />Ciri – cirinya :<br />bijinya kecil dan ringan, contoh: biji anggrek<br />buah dan bijinya bersayap, contoh: mahoni (Sweitenia mahagoni)<br />bijinya memiliki rambut/bulu, contoh: kapuk (Ceiba pentandra) Alang-alang (Imperata cylindrica)<br />buahnya berambut<br />buahnya memiliki lubang-lubang biji yang akan membuat biji keluar bila tertiup angin, contoh: Opium (Popover somniferum)<br />b. Hidrokori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan air.<br />Ciri – cirinya :<br />bijinya ringan serta memiliki pelindung yang baik bagi calon individu baru<br />memiliki struktur buah dengan 3 lapis kulit :<br />Eksokarp merupakan lapisan terluar yang tipis, licin mengkilap&kuat sehingga tidak udah ditembus air.<br />Mesokarp merupakan lapisan tengah yang tebal&banyak rongga udara sehingga menjadi ringan dan dapat mengapung di air.<br />Endokarp merupakan lapisan paling dalam yang kuat&keras sebagai pelindung embrio<br />Contoh tumbuhan dengan ciri buah seperti ini ; Kelapa (Cocos nucifera)<br />c. Zookori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan hewan<br />Penyebarannya melalui 2 cara :<br />§ Endozoik melalui saluran pencernaan, biasa terjadi pada buah berair dan buah kacang-kacangan. Contoh hewan persebarannya: burung, kelelawar, tikus, serangga.<br />Biji buah yang dimakan tidak dapat dicerna karena terlalu keras sehingga biji tersebut dikeluarkan bersama feses diberbagai tempat yang dilaluinya.<br />§ Ektozoik tidak melalui saluran pencernaan;<br />ciri-ciri dari alat perkembangbiakan yang disebarkannya adalah buah yang memiliki perekat, pengait/sikat-sikat. Contoh: beberapa bunga tanaman majemuk (Synedrella nodiflora)<br />Berdasarkan jenis hewan yang membantu penyebarannya, Zookori dibedakan menjadi 4 macam :<br />Entomokori: pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan serangga<br />Contoh: Tembakau (Nicotiana tabacum) , Wijen (Sesasum sp).<br />Ornitokori: pemencaran alt perkembangbiakan dengan bantuan burung<br />Contoh: Beringin (Ficus benjamina), Benalu (Loranthus sp).<br />Kiropterokori: pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan kelelawar<br />Contoh: Jambu biji (Psidium guajava), Jambu air (Eugenia javanica).<br />Mamakori: pemencaran alat perkembangbiakan dg bantuan mamalia, biasanya tikus.<br />Contoh: Kopi (Cofea sp).<br />d. Antroprokori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan manusia<br />Ada 2 cara :<br />Dengan sengaja -> biasanya dilakukan karena tumbuhan yang bersangkutan mendatangkan keuntungan/bernilai ekonomis bagi manusia.<br />Contoh: Kopi, Cengkeh, Kelapa, Karet, Padi, Jagung.<br />Dengan tidak sengaja -> terjadi karena tumbuhan yang bersangkutan memiliki alat perekat pada buah/biji yangg mudah menempel pada pakaian/sepatu.<br />Contoh: Rumput jarum<br />Hambatan dalam penyebaran tumbuhan dapat bersifat mutlak/selektif.<br />Macam-macam hambatannya yaitu :<br />Edaphik -> meliputi zat-zat yang ada di dalam tanah (struktur fisik, komposisi kimia, kelembaban, temperatur, suhu tanah, kandungan air&unsur hara)<br />b. Fisiografik -> meliputi tingkah laku permukaan tanah&bumi<br />c. Klimatik -> meliputi perbadaan temperatur, kelembaban, cahaya.<br />2.4 Pelestarian Tanaman Endemik dan Kosmopolit<br />Pelestarian dari tumbuhan endemik di Indonesia terbukti  banyak terdapat kendala terutama karena kekurangan kelembagaan, dana yang kurang, pengetahuan yang tidak memadai, salah-pengertian mengenai isu-isu ekologis, perencanaan yang kurang pemaduannya, dan kurangnya komitmen yang sungguh-sungguh serta efektif dan dukungan politik, baik setempat, nasional dan internasional. Pemecahan masalah-masalah tersebut dengan pendekatan secara integral merupakan syarat mutlak, jika kita ingin melestarikan primata endemik di Wilayah Sondaik. Penelitian di masa depan seharusnya berfokus pada pengumpulan data-data ekologi dan perilaku yang begitu dibutuhkan untuk menanggapi isu-isu konservasi, dan sebaiknya berlangsung melalui program peninjauan jangka panjang.<br />Kecenderungan eksploitasi tumuhan endemik  yang berlebihan tanpa diimbangi dengan upaya pelestarian akan menyebabkan terjadinya penipisan keanekaragaman hayati yang serius (genetic erotion) yang lama-kelamaan dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan sumber daya genetik dari tumbuhan endemik itu sendiri.<br />Upaya pelestarian tanaman-tanaman endemik pengaruhi berbagai faktor, termasuk pemanfaatannya, sehingga pelestariannya haruslah merupakan kegiatan terpadu dalam suatu pengelolaan, mulai dari penanaman bibit sampai kepada pemanfaatannya, sehingga dapat memberikan nilai optimal,baik dari segi nilai ekologis dan nilai sosial budaya<br />Dalam upaya pelestarian tanaman endemik, hal-hal yang dapat dan telah dilakukan, yaitu :<br />1. Upaya perlindungan<br />Perlindungan meliputi perlindungan di dalam negeri melalui SK atau Perda yang sesuai untuk pelestarian tanaman-tanaman endemiki Penetapan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup. Pada pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945, yang menjadi landasan konstitusional pengelolaan lingkungan hidup, tersirat kewajiban negara untuk menjamin bahwa sumber daya alam dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat dari generasi ke generasi. Dalam Garis-garis besar Haluan Negara (GBHN) diberikan arahan bahwa pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dilakukan secara rasional dengan tiga pembatasan, yaitu tidak merusak tata lingkungan hidup manusia, dilakukan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh, dan memperhitungkan kebutuhan generasi mendatang.<br />Penempatan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan secara nasional. Peraturan perundang-undangan ini merupakan dasar hukum bagi penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup. Peraturan perundang-undangan ini memuat norma yang bertujuan agar ekosistem tetap berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan, dan mencakup ketentuan hukum substantif serta ketentuan hukum prosedural. Faktor yang penting dalam pengelolaan lingkungan adalah penataan baku mutu lingkungan (BML), baik baku mutu lingkungan ambient (BMLA) maupun baku mutu limbah dalam bentuk cair, gas, dan padat. BMLA merupakan kelengkapan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang menunjukkan tingkat mutu lingkungan yang ingin dipertahankan atau dicapai.<br />Penetapan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan daerah. Penetapan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan yang ditetapkan secara nasional memerlukan peraturan pelaksanaannya di daerah. BMLA yang ditetapkan secara nasional ditetapkan di daerah sesuai dengan kondisi lingkungan di daerah, namun harus diperhatikan bahwa BMLA yang ditetapkan oleh daerah tidak boleh lebih longgar dari BMLA yang ditetapkan secara nasional.<br />Penetapan izin setiap kegiatan. Peraturan perundang-undangan dan BMLA yang berlaku baik yang ditetapkan secara nasional maupun yang ditetapkan di daerah merupakan ketentuan umum yang memerlukan pelaksanaannya secara konkrit, individual, dan final (selesai). Ketentuan tersebut bagi suatu kegiatan berupa izin untuk melaksanakan kegiatan. Izin merupakan instrumen yang mengendalikan suatu kegiatan agar kegiatan tersebut tidak melanggar kepentingan yang dilindungi oleh hukum. Dalam izin harus dirumuskan secara jelas dan tegas mengenai syarat dan kewajiban yang harus ditaati oleh penanggungjawab kegiatan sebagai pemegang izin, sehingga di satu pihak akan jelas apa yang wajib ditaati oleh penanggungjawab kegiatan dalam menyelenggarakan kegiatannya, dan di lain pihak akan memudahkan untuk menentukan tindakan hukum yang harus diterapkan jika terjadi ketidaktaatan terhadap ketentuan dalam izin. Penentuan dilakukan di satu pihak untuk mengetahui apakah ketentuan dalam izin ditaati oleh penanggungjawab kegiatan dan di lain pihak untuk mengetahui perubahan kualitas lingkungan yang terjadi akibat dilaksanakannya kegiatan. Hasil pemantauan terhadap perubahan kualitas lingkungan dan evaluasinya merupakan bahan masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan lingkungan pada tahap berikutnya. Pelaksanaan pemantauan perlu kejelasan tentang institusi yang ditugaskan melakukan pemantauan serta kewenangannya.Perlindungan internasional, untuk mengendalikan penyelundupan yang semakin marak, sehingga kontrol perdagangan internasional melalui CITES sangat diperlukan.<br />2. Konservasi, meliputi Konservasi In-situ, Ex-situ dan Rehabilitasi<br />a.  Konservasi In- situ dapat dilakukan dengan penetapan cagar alam dan taman nasional dan stasiun pengadaan bibit di tempat/habitat tanaman endemik.Tujuan dari koverensi in-situ adalah untuk melindungi spesies, variasi genetik dan habitat dalam ekosistem aslinya. Misalnya cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, hutan lindung, sempadan sungai, kawasan plasma nutfah dan kawasan bergambut.<br />b.   Konservasi Ex-situ dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya     adalah penggunaan tanaman endemik sebagai tanaman pekarangan, hutan kota dan peneduh jalan, hutan kemasyarakatan atau hutan rakya tendemiki serta hutan tanaman tanaman endenmik. Konservasi exsitu bertujuan untuk melindungi spesies tanaman, satwa liar dan organisme mikro serta varietas genetik di luar habitat/ekosistem aslinya. Kegiatan yang umum dilakukan antara lain penangkaran, penyimpanan atau pengklonan; sebab habitat mengalami kerusakan akibat konversi dan materi tersebut dapat digunakan untuk penelitian, percobaan, pengembangan produk baru atau pendidikan lingkungan. Misalnya kebun raya, koleksi mikologi, museum, bank biji, koleksi kultur jaringan dan kebun binatang.<br />c. Konverensi Rehabilitasi merupakan gabungan antara konservasi insitu maupun eksitu, untuk membangun kembali spesies, varietas genetik, komunitas, populasi, habitat dan proses-proses ekologis. Restorasi ekologis biasanya melibatkan upaya rekonstruksi ekosistem alami atau semi alami di daerah-daerah yang mengalami degradasi, termasuk reintroduksi spesies asli, sedangkan rehabilitasi melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses ekosistem, misalnya Daerah Aliran Sungai (DAS), tetapi tidak diikuti dengan pemulihan ekosistem dan keberadaan spesies asli.<br />BAB III<br />PENUTUP<br />3.1 Kesimpulan<br />Tumbuhan endemik adalah suatu jenis tumbuhan  yang keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Contohnya : Cendana, Raflesia arnoldi, Sawo Kecik dan sebagainya. Sedangkan tumbuhan kosmopolit adalah tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana dan areal penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya Rumput, Lumut, Hutan Jati, Randu dan sebagainya.<br />Persebaran Tumbuhan dapat berlangsung dengan 2 cara : – Persebaran Tanpa Bantuan Faktor Dalam (Cara reproduksi yang memungkinkan tumbuhan memencar mencapai jarak yang tidak begitu jauh dari induknya) dengan melalui Stolon / Geragih, Rhizoma, Tunas, Umbi lapis, Umbi batang, dan Gerak Higroskopis. Sedangkan  Persebaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar dengan melalui anemokori, hidrokori, zookori, dan antropokori.<br />Cara pelestarian tumbuhan endemik dan kosmopolit dapat dilakukan dengan cara perlindungan terhadap tanaman endemik dan kosmopolit dan juga dengan konservasi [insitu, ex-situ, dan rehabilitasi (insitu dan ex-situ)].<br />DAFTAR PUSTAKA<br />Anonymous.2010.Reproduksi pada Tumbuhan.Diakses dari file :<br />http://biologimanzapo.blogspot.com/2010/reproduksi-pada-tumbuhan.html diakses tanggal 21 Oktober 2010<br />Anonymous.2010. Mau Insitu atau Eksitu.Diakses dari file:///D:/3_%20EKTUM/berita-detail.php.htm. 22 Oktober 2010<br />Anonymous.2010. jenis-jenis Spesies Anggrek Langka yang Dilindungi.Diakses dari file://localhost/D:/3_%20EKTUM/endemik%202.mht. 12 mei 2009 .<br />http://meilia.student.umm.ac.id/2010/10/28/makalah-ekologi-tumbuhan/<br />
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN
EKOTANAMAN

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistemsnurfia
 
Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistemKeanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistemdzul_fiqihiyah
 
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6 Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6 Pujiati Puu
 
Biosfer
Biosfer  Biosfer
Biosfer n4n4n0
 
Materi 1 Keanekaragaman Hayati
Materi 1 Keanekaragaman HayatiMateri 1 Keanekaragaman Hayati
Materi 1 Keanekaragaman HayatiMagdaNae
 
Sistem ekologi
Sistem ekologiSistem ekologi
Sistem ekologiharalhaj
 
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhanintraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhanlalurangga
 
Ekologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanEkologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanawengs
 
intraksi dan pengaruh suhu dan cahaya terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh suhu dan cahaya terhadap tumbuhanintraksi dan pengaruh suhu dan cahaya terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh suhu dan cahaya terhadap tumbuhanmuslimin569
 
Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan
Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan  Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan
Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan ayusitha
 
Buku x bab 10 (Ekosistem)
Buku x bab 10 (Ekosistem)Buku x bab 10 (Ekosistem)
Buku x bab 10 (Ekosistem)Muhamad Toha
 
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar EkologiAinal Chaza
 
Flora dan fauna di indonesia dan dunia
Flora dan fauna di indonesia dan duniaFlora dan fauna di indonesia dan dunia
Flora dan fauna di indonesia dan dunianiarohania1
 

Mais procurados (20)

Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistemKeanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistem
 
01 ekologi 1
01 ekologi 101 ekologi 1
01 ekologi 1
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6 Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
 
02 ekologi 2
02 ekologi 202 ekologi 2
02 ekologi 2
 
Biosfer
Biosfer  Biosfer
Biosfer
 
Materi 1 Keanekaragaman Hayati
Materi 1 Keanekaragaman HayatiMateri 1 Keanekaragaman Hayati
Materi 1 Keanekaragaman Hayati
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Sistem ekologi
Sistem ekologiSistem ekologi
Sistem ekologi
 
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhanintraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
 
Ekologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanEkologi tumbuhan
Ekologi tumbuhan
 
137478520 topik-8-ekosistem-dinamik
137478520 topik-8-ekosistem-dinamik137478520 topik-8-ekosistem-dinamik
137478520 topik-8-ekosistem-dinamik
 
Ilmu alamiah dasar bab 4
Ilmu alamiah dasar bab 4Ilmu alamiah dasar bab 4
Ilmu alamiah dasar bab 4
 
intraksi dan pengaruh suhu dan cahaya terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh suhu dan cahaya terhadap tumbuhanintraksi dan pengaruh suhu dan cahaya terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh suhu dan cahaya terhadap tumbuhan
 
Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan
Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan  Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan
Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan
 
Buku x bab 10 (Ekosistem)
Buku x bab 10 (Ekosistem)Buku x bab 10 (Ekosistem)
Buku x bab 10 (Ekosistem)
 
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
 
Flora dan fauna di indonesia dan dunia
Flora dan fauna di indonesia dan duniaFlora dan fauna di indonesia dan dunia
Flora dan fauna di indonesia dan dunia
 

Destaque

Bakteri kelas x ipa
Bakteri kelas x ipaBakteri kelas x ipa
Bakteri kelas x ipaluthfah85
 
Organ akar dan batang tumbuhan
Organ akar dan batang tumbuhanOrgan akar dan batang tumbuhan
Organ akar dan batang tumbuhanIs Wanto
 
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanAlat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanFikahati Rachmawati
 
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberBulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberSri Ariesty
 
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatifPerkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatifeLLa_AJA
 
Permen lh 05-tahun-2012 (1)
Permen lh 05-tahun-2012 (1)Permen lh 05-tahun-2012 (1)
Permen lh 05-tahun-2012 (1)martinwibowo
 
Presentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanPresentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanMutia Hanifah
 
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHANREPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHANAndi Rizal
 
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptPerkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptEVI PAULINA SIMAREMARE
 
Katabolisme - Respirasi Aerob
Katabolisme - Respirasi Aerob Katabolisme - Respirasi Aerob
Katabolisme - Respirasi Aerob Mahdi Akhmad
 

Destaque (17)

Bakteri kelas x ipa
Bakteri kelas x ipaBakteri kelas x ipa
Bakteri kelas x ipa
 
Organ akar dan batang tumbuhan
Organ akar dan batang tumbuhanOrgan akar dan batang tumbuhan
Organ akar dan batang tumbuhan
 
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanAlat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
 
Vegetatif
Vegetatif Vegetatif
Vegetatif
 
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberBulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
 
Glikolisis dan Siklus Krebs
Glikolisis dan Siklus KrebsGlikolisis dan Siklus Krebs
Glikolisis dan Siklus Krebs
 
stek batang
stek batangstek batang
stek batang
 
Kelompok Stek
Kelompok StekKelompok Stek
Kelompok Stek
 
Ppt selekta
Ppt selektaPpt selekta
Ppt selekta
 
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatifPerkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
 
Okulasi Kakao
Okulasi KakaoOkulasi Kakao
Okulasi Kakao
 
Bioma
BiomaBioma
Bioma
 
Permen lh 05-tahun-2012 (1)
Permen lh 05-tahun-2012 (1)Permen lh 05-tahun-2012 (1)
Permen lh 05-tahun-2012 (1)
 
Presentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanPresentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif Buatan
 
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHANREPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
 
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptPerkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
 
Katabolisme - Respirasi Aerob
Katabolisme - Respirasi Aerob Katabolisme - Respirasi Aerob
Katabolisme - Respirasi Aerob
 

Semelhante a EKOTANAMAN

Modul geografi flora dan fauna
Modul geografi flora dan faunaModul geografi flora dan fauna
Modul geografi flora dan faunasman 2 mataram
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati Irma Suryani
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati Irma Suryani
 
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docxMODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docxWerenRano
 
Bab 2 Biologi Kelas X (Keanekaragaman Hayati)
Bab 2 Biologi Kelas X (Keanekaragaman Hayati)Bab 2 Biologi Kelas X (Keanekaragaman Hayati)
Bab 2 Biologi Kelas X (Keanekaragaman Hayati)RaissaMaulidya
 
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karinaKeanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karinalinkherz
 
BAB-2-Keanekaragaman-Hayati.ppt.ppt
BAB-2-Keanekaragaman-Hayati.ppt.pptBAB-2-Keanekaragaman-Hayati.ppt.ppt
BAB-2-Keanekaragaman-Hayati.ppt.pptBangDedth
 
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"Akhmad Puryanto
 
Kelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosferKelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosfernoviyulia2
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
Kelompok Ekosistem
Kelompok EkosistemKelompok Ekosistem
Kelompok EkosistemMitha Ye Es
 
geografi XI (Flora dan Fauna).pptx
geografi XI (Flora dan Fauna).pptxgeografi XI (Flora dan Fauna).pptx
geografi XI (Flora dan Fauna).pptxTheMASTERBimbel
 
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdfKelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdfalhaerik
 
KELOMPOK 3 kuliah EKOLOGI TERESTRIAL.pptx
KELOMPOK 3 kuliah EKOLOGI TERESTRIAL.pptxKELOMPOK 3 kuliah EKOLOGI TERESTRIAL.pptx
KELOMPOK 3 kuliah EKOLOGI TERESTRIAL.pptxwalieko
 
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIASIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIAEDIS BLOG
 
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxBAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxAgathaHaselvin
 

Semelhante a EKOTANAMAN (20)

Modul geografi flora dan fauna
Modul geografi flora dan faunaModul geografi flora dan fauna
Modul geografi flora dan fauna
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Biosfer x iis 2
Biosfer x iis 2Biosfer x iis 2
Biosfer x iis 2
 
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docxMODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
 
Bab 2 Biologi Kelas X (Keanekaragaman Hayati)
Bab 2 Biologi Kelas X (Keanekaragaman Hayati)Bab 2 Biologi Kelas X (Keanekaragaman Hayati)
Bab 2 Biologi Kelas X (Keanekaragaman Hayati)
 
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karinaKeanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
 
Bagian 1.pptx
Bagian 1.pptxBagian 1.pptx
Bagian 1.pptx
 
BAB-2-Keanekaragaman-Hayati.ppt.ppt
BAB-2-Keanekaragaman-Hayati.ppt.pptBAB-2-Keanekaragaman-Hayati.ppt.ppt
BAB-2-Keanekaragaman-Hayati.ppt.ppt
 
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"
 
Kelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosferKelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosfer
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistem
 
Kelompok Ekosistem
Kelompok EkosistemKelompok Ekosistem
Kelompok Ekosistem
 
PPT BIOGEOGRAFI.pptx
PPT BIOGEOGRAFI.pptxPPT BIOGEOGRAFI.pptx
PPT BIOGEOGRAFI.pptx
 
geografi XI (Flora dan Fauna).pptx
geografi XI (Flora dan Fauna).pptxgeografi XI (Flora dan Fauna).pptx
geografi XI (Flora dan Fauna).pptx
 
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdfKelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
 
KELOMPOK 3 kuliah EKOLOGI TERESTRIAL.pptx
KELOMPOK 3 kuliah EKOLOGI TERESTRIAL.pptxKELOMPOK 3 kuliah EKOLOGI TERESTRIAL.pptx
KELOMPOK 3 kuliah EKOLOGI TERESTRIAL.pptx
 
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIASIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
 
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxBAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
 
Presentasi gri
Presentasi griPresentasi gri
Presentasi gri
 

Último

(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxoperatorsttmamasa
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfAnggaaBaraat
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsBismaAdinata
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 

Último (20)

(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 

EKOTANAMAN

  • 1. HYPERLINK quot; http://meilia.student.umm.ac.id/2010/10/28/makalah-ekologi-tumbuhan/quot; quot; Permanent Link to Makalah Ekologi Tumbuhanquot; Makalah Ekologi Tumbuhan Author: meilia Oct 28 <br />MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN<br />JENIS ENDEMIK DAN KOSMOPOLIT<br />SERTA JENIS PENYEBARANNYA<br />Disusun Oleh :<br />1. Nurisma Afifatun Nisa’        (09330103)<br />2. Aan Fitriana                          (09330129)<br />3. Meilia Wahyuningsih            (09330148)<br />4. Lalu M. Fathul Karim          (09330151)<br />JURUSAN BIOLOGI<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG<br />2010<br /><br />KATA PENGANTAR<br />Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami , sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.<br />Makalah yang berjudul ”Jenis Endemik dan Kosmopolit Serta Cara Penyebarannya” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan.<br />Tersusunya makalah ini tidak terlepas dari bantuan  berbagai pihak. Sehingga dengan selesainya penulisan dan penyusunan. Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:<br />Bapak Husamah, S. Pd selaku dosen pembimbing<br />Pihak – pihak yamg telah membantu sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.<br />Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Penulis menyadari makalah ini memang masih jauh dari sempurna .Untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar dapat memperbaiki di waktu selanjutnya.<br />Malang, 24 Oktober 2010<br />Penyusun<br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang<br />Tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis dan menghasilkan kanji. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan dalam beberapa segi termasuk sel tumbuhan mempunyai dinding sel.<br />Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan erat kaitannya dengan reproduksi karena yang dipencarkan umumnya ad alat reproduksi tumbuhan, misalnya buah dan biji. Suatu jenis tumbuhan dapat tersebar atau terdistribusi pada daerah yang luas karena tumbuhan tersebut mampu memencarkan diri. Daerah tempat penyebaran suatu jenis tumbuhan disebut daerah distribusi. Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan berfungsi untuk memperluas daerah distribusinya dan untuk mengurangi persaingan untuk mendapatkan cahaya dan air diantara sesame anggota suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan luasnya area atau daerah distribusi, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan kosmopolit dan tumbuhan endemik.<br />1.2 Rumusan Masalah<br />Apa pengertian dari tanaman endemik dan kosmopolit?<br />Apakah contoh tanaman dari tanaman endemik dan kosmopolit?<br />Bagaimana cara penyebaran tumbuhan endemik dan kosmopolit?<br />Bagaimana cara pelestarian tanaman endemik dan kosmopolit?<br />1.3 Tujuan<br />Mengetahui pengertian dari tanaman endemik dan kosmopolit.<br />Menetahui contoh-contoh tanaman dari tanaman endemik dan kosmopolit.<br />Mengetahui penyebaran tumbuhan endemik dan kosmopolit.<br />Mengetahui cara pelestarian tanaman endemik dan kosmopolit.<br />BAB II<br />PEMBAHASAN<br />2.1 Pengertian Tumbuhan Endemik dan Tumbuhan Kosmopolit<br />Menurut pakar biologi dan ekologi, endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota), berlawanan dengan kosmopolitan atau introduksi yang hadir di berbagai tempat. Suatu jenis tumbuhan dikatakan endemik apabila keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Istilah ini biasanya diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau, tetapi kadangkadang dapat berupa negara, tipe habitat atau wilayah. Tumbuhan yang hidup pada suatu kepulauan cenderung berkembang menjadi tipe atau jenis endemik karena isolasi geografi. Istilah endemik biasanya digunakan untuk daerah yang secara geografi terisolasi. Pengertian tumbuhan endemik dapat dibagi menjadi dua yaitu endemik luas dan endemik sempit.<br />Endemik luas adalah umumnya jenis-jenis yang berpembuluh yaitu mereka yang terbatas pada suatu daerah tumbuhan tertentu, yang floranya berbeda pada tingkat spesies (jenis) dan batas tak tegas antara daerah-daerah ini. Luas kawasan dari yang luas sekali seperti Euro siberia sampai yang sempit/kecil seperti Hawai. Tetapi masing-masing mempunyai flora yang berbeda-beda. Contoh: Quercus alba, Acer accharum, Liriodendron tulipifera dan lain-lain.<br />Endemik sempit adalah jenis yang tedapat dengan luas yang kecil (beberapa kilometer persegi) dan mempunyai kisaran toleransi yang sempit untuk keadaan lingkungan sehingga hampir tidak ada bagian di dunia dimana mereka hidup. Contoh: Tanaman pionner, tanaman yang tumbuh di tanah serpentine.<br />Tumbuhan tersebar luas atau yang sering dinamakan juga tumbuhan kosmopolit adalah kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya hampir di seluruh dunia. Untuk tumbuhan yang tersebar luas di wilayah tropis tumbuhan dan dinamakan tumbuhan “pantropis”.<br />Tumbuhan kosmopolit merupakan tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana dan areal penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya rumput dan lumut.<br />2.2 Contoh Tanaman Endemik dan Kosmopolit<br />2.2.1 Contoh Tanaman Endemik<br />NO.Nama SpesiesGambar1.Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) di Kalimantan 2.Rafflesia borneensis di Kalimantan 3.Rafflesia cilliata di Kalimantan Timur 4.Rafflesia patma di Nusa Kambangan dan Pangandaran5.Rafflesia arnoldi di Sumatra 6.Sawo Kecik (Manilkara kauki) di Jawa 7.Bambu manggong di Jawa 8.Ketapang (Terminalia cattapa) di Jawa 9.Nyamplung ( Calophyllum inophyllum) di Jawa10.Kepuh (Sterculia foetida) di Jawa 11.Keben (Barringtonia asiatica) di Jawa 12.Kayu Eboni (Diospyros sp) di Sulawesi 13.Kayu Cendana (Santalum album) di Nusa Tenggara 14.Sagu (Metroxylon sagu) di Papua 15.Matoa (Pometia pinnata) khas dari papua 16.Dendrobium Dianae dan Dendrobium Flos-Wanua <br />2.2.2 Contoh Kosmopolit<br />Tanaman tersebut diantaranya:<br />1. Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.<br />2. Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.<br />3. Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.<br />4. Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan.<br />5. Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.<br />2.3 Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia<br />Fitogeografi adalah kajian ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup di bumi pada masa yang lalu dan saat ini. Kajian tentang distribusi vegetasi dapat dilakukan menurut jenis-jenisnya secara terpisah atau secara keseluruhan pola distribusi tumbuhan dapat secara luas atau secara terbatas pada wilayah tertentu. Berdasarkan terdapat atau tidak terdapat jenis-jenis tumbuhan di suatu wilayah, dikenal 2 kelompok taksa tumbuhan, yaitu tumbuhan yang tersebar luas dan tumbuhan endemik. Contoh tumbuhan tersebar luas (wides) antara lain, plantago mayor, atau agathis australis dan tumbuhan endemik adalah Ginko biloba atau Rafflesia arnoldii.<br />Tumbuhan yang tersebar luas atau sering dinamakan juga tumbuhan kosmopolit adalah kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya hampir di seluruh dunia. Untuk tumbuhan yang tersebar luas di wilayah tropis tumbuhan dan dinamakan tumbuhan “pantropis”<br />Tumbuhan endemik merupakan taksa tumbuhan yang penyebarannya terbatas di wilayah yang tidak terlalu luas, yang disebabkan oleh kondisi lingkungan setempat dan barier. Terdapat macam-macam tumbuhan endemik, antara lain tumbuhan endemik benua, endemik regional dan lokal atau setempat.<br />Menurut konsep dinamika fitogeografi, terdapat beberapa penyebab yang mempengaruhi pola dasar distribusi vegetasi, yaitu:<br />a) Kondisi habitat,<br />b) Respon tumbuhan,<br />c) Sifat adaptasi,<br />d) Migrasi dan<br />e) Kelangsungan hidup yang sebagian besar tergantung pada sifat proses evolusi dan  kemampuan bermigrasi.<br />Persebaran Tumbuhan dapat berlangsung dengan 2 cara :<br />1. Persebaran Tanpa Bantuan Faktor Dalam<br />Yaitu cara reproduksi yang memungkinkan tumbuhan memencar mencapai jarak yang tidak begitu jauh dari induknya, antara lain :<br />a. Stolon / Geragih<br />b. Rhizoma<br />c. Tunas<br />d. Umbi lapis<br />e. Umbi batang<br />f. Gerak Higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan kadar air ( udara menjadi kering ), ini terjadi pada kulit buah yang sudah tua sehingga mengakibatkan kulit buah<br />menjadi pecah dan bijinya terpelanting.<br />Contoh: petai cina, kapri, karet, sehingga memungkinkan tumbuhan memencar beberapa meter dari induknya.<br />Persebaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar<br />Berdasarkan perantara dalam penyebarannya dibagi 4 :<br />a. Anemokiri yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin.<br />Ciri – cirinya :<br />bijinya kecil dan ringan, contoh: biji anggrek<br />buah dan bijinya bersayap, contoh: mahoni (Sweitenia mahagoni)<br />bijinya memiliki rambut/bulu, contoh: kapuk (Ceiba pentandra) Alang-alang (Imperata cylindrica)<br />buahnya berambut<br />buahnya memiliki lubang-lubang biji yang akan membuat biji keluar bila tertiup angin, contoh: Opium (Popover somniferum)<br />b. Hidrokori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan air.<br />Ciri – cirinya :<br />bijinya ringan serta memiliki pelindung yang baik bagi calon individu baru<br />memiliki struktur buah dengan 3 lapis kulit :<br />Eksokarp merupakan lapisan terluar yang tipis, licin mengkilap&kuat sehingga tidak udah ditembus air.<br />Mesokarp merupakan lapisan tengah yang tebal&banyak rongga udara sehingga menjadi ringan dan dapat mengapung di air.<br />Endokarp merupakan lapisan paling dalam yang kuat&keras sebagai pelindung embrio<br />Contoh tumbuhan dengan ciri buah seperti ini ; Kelapa (Cocos nucifera)<br />c. Zookori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan hewan<br />Penyebarannya melalui 2 cara :<br />§ Endozoik melalui saluran pencernaan, biasa terjadi pada buah berair dan buah kacang-kacangan. Contoh hewan persebarannya: burung, kelelawar, tikus, serangga.<br />Biji buah yang dimakan tidak dapat dicerna karena terlalu keras sehingga biji tersebut dikeluarkan bersama feses diberbagai tempat yang dilaluinya.<br />§ Ektozoik tidak melalui saluran pencernaan;<br />ciri-ciri dari alat perkembangbiakan yang disebarkannya adalah buah yang memiliki perekat, pengait/sikat-sikat. Contoh: beberapa bunga tanaman majemuk (Synedrella nodiflora)<br />Berdasarkan jenis hewan yang membantu penyebarannya, Zookori dibedakan menjadi 4 macam :<br />Entomokori: pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan serangga<br />Contoh: Tembakau (Nicotiana tabacum) , Wijen (Sesasum sp).<br />Ornitokori: pemencaran alt perkembangbiakan dengan bantuan burung<br />Contoh: Beringin (Ficus benjamina), Benalu (Loranthus sp).<br />Kiropterokori: pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan kelelawar<br />Contoh: Jambu biji (Psidium guajava), Jambu air (Eugenia javanica).<br />Mamakori: pemencaran alat perkembangbiakan dg bantuan mamalia, biasanya tikus.<br />Contoh: Kopi (Cofea sp).<br />d. Antroprokori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan manusia<br />Ada 2 cara :<br />Dengan sengaja -> biasanya dilakukan karena tumbuhan yang bersangkutan mendatangkan keuntungan/bernilai ekonomis bagi manusia.<br />Contoh: Kopi, Cengkeh, Kelapa, Karet, Padi, Jagung.<br />Dengan tidak sengaja -> terjadi karena tumbuhan yang bersangkutan memiliki alat perekat pada buah/biji yangg mudah menempel pada pakaian/sepatu.<br />Contoh: Rumput jarum<br />Hambatan dalam penyebaran tumbuhan dapat bersifat mutlak/selektif.<br />Macam-macam hambatannya yaitu :<br />Edaphik -> meliputi zat-zat yang ada di dalam tanah (struktur fisik, komposisi kimia, kelembaban, temperatur, suhu tanah, kandungan air&unsur hara)<br />b. Fisiografik -> meliputi tingkah laku permukaan tanah&bumi<br />c. Klimatik -> meliputi perbadaan temperatur, kelembaban, cahaya.<br />2.4 Pelestarian Tanaman Endemik dan Kosmopolit<br />Pelestarian dari tumbuhan endemik di Indonesia terbukti  banyak terdapat kendala terutama karena kekurangan kelembagaan, dana yang kurang, pengetahuan yang tidak memadai, salah-pengertian mengenai isu-isu ekologis, perencanaan yang kurang pemaduannya, dan kurangnya komitmen yang sungguh-sungguh serta efektif dan dukungan politik, baik setempat, nasional dan internasional. Pemecahan masalah-masalah tersebut dengan pendekatan secara integral merupakan syarat mutlak, jika kita ingin melestarikan primata endemik di Wilayah Sondaik. Penelitian di masa depan seharusnya berfokus pada pengumpulan data-data ekologi dan perilaku yang begitu dibutuhkan untuk menanggapi isu-isu konservasi, dan sebaiknya berlangsung melalui program peninjauan jangka panjang.<br />Kecenderungan eksploitasi tumuhan endemik  yang berlebihan tanpa diimbangi dengan upaya pelestarian akan menyebabkan terjadinya penipisan keanekaragaman hayati yang serius (genetic erotion) yang lama-kelamaan dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan sumber daya genetik dari tumbuhan endemik itu sendiri.<br />Upaya pelestarian tanaman-tanaman endemik pengaruhi berbagai faktor, termasuk pemanfaatannya, sehingga pelestariannya haruslah merupakan kegiatan terpadu dalam suatu pengelolaan, mulai dari penanaman bibit sampai kepada pemanfaatannya, sehingga dapat memberikan nilai optimal,baik dari segi nilai ekologis dan nilai sosial budaya<br />Dalam upaya pelestarian tanaman endemik, hal-hal yang dapat dan telah dilakukan, yaitu :<br />1. Upaya perlindungan<br />Perlindungan meliputi perlindungan di dalam negeri melalui SK atau Perda yang sesuai untuk pelestarian tanaman-tanaman endemiki Penetapan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup. Pada pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945, yang menjadi landasan konstitusional pengelolaan lingkungan hidup, tersirat kewajiban negara untuk menjamin bahwa sumber daya alam dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat dari generasi ke generasi. Dalam Garis-garis besar Haluan Negara (GBHN) diberikan arahan bahwa pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dilakukan secara rasional dengan tiga pembatasan, yaitu tidak merusak tata lingkungan hidup manusia, dilakukan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh, dan memperhitungkan kebutuhan generasi mendatang.<br />Penempatan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan secara nasional. Peraturan perundang-undangan ini merupakan dasar hukum bagi penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup. Peraturan perundang-undangan ini memuat norma yang bertujuan agar ekosistem tetap berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan, dan mencakup ketentuan hukum substantif serta ketentuan hukum prosedural. Faktor yang penting dalam pengelolaan lingkungan adalah penataan baku mutu lingkungan (BML), baik baku mutu lingkungan ambient (BMLA) maupun baku mutu limbah dalam bentuk cair, gas, dan padat. BMLA merupakan kelengkapan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang menunjukkan tingkat mutu lingkungan yang ingin dipertahankan atau dicapai.<br />Penetapan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan daerah. Penetapan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan yang ditetapkan secara nasional memerlukan peraturan pelaksanaannya di daerah. BMLA yang ditetapkan secara nasional ditetapkan di daerah sesuai dengan kondisi lingkungan di daerah, namun harus diperhatikan bahwa BMLA yang ditetapkan oleh daerah tidak boleh lebih longgar dari BMLA yang ditetapkan secara nasional.<br />Penetapan izin setiap kegiatan. Peraturan perundang-undangan dan BMLA yang berlaku baik yang ditetapkan secara nasional maupun yang ditetapkan di daerah merupakan ketentuan umum yang memerlukan pelaksanaannya secara konkrit, individual, dan final (selesai). Ketentuan tersebut bagi suatu kegiatan berupa izin untuk melaksanakan kegiatan. Izin merupakan instrumen yang mengendalikan suatu kegiatan agar kegiatan tersebut tidak melanggar kepentingan yang dilindungi oleh hukum. Dalam izin harus dirumuskan secara jelas dan tegas mengenai syarat dan kewajiban yang harus ditaati oleh penanggungjawab kegiatan sebagai pemegang izin, sehingga di satu pihak akan jelas apa yang wajib ditaati oleh penanggungjawab kegiatan dalam menyelenggarakan kegiatannya, dan di lain pihak akan memudahkan untuk menentukan tindakan hukum yang harus diterapkan jika terjadi ketidaktaatan terhadap ketentuan dalam izin. Penentuan dilakukan di satu pihak untuk mengetahui apakah ketentuan dalam izin ditaati oleh penanggungjawab kegiatan dan di lain pihak untuk mengetahui perubahan kualitas lingkungan yang terjadi akibat dilaksanakannya kegiatan. Hasil pemantauan terhadap perubahan kualitas lingkungan dan evaluasinya merupakan bahan masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan lingkungan pada tahap berikutnya. Pelaksanaan pemantauan perlu kejelasan tentang institusi yang ditugaskan melakukan pemantauan serta kewenangannya.Perlindungan internasional, untuk mengendalikan penyelundupan yang semakin marak, sehingga kontrol perdagangan internasional melalui CITES sangat diperlukan.<br />2. Konservasi, meliputi Konservasi In-situ, Ex-situ dan Rehabilitasi<br />a.  Konservasi In- situ dapat dilakukan dengan penetapan cagar alam dan taman nasional dan stasiun pengadaan bibit di tempat/habitat tanaman endemik.Tujuan dari koverensi in-situ adalah untuk melindungi spesies, variasi genetik dan habitat dalam ekosistem aslinya. Misalnya cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, hutan lindung, sempadan sungai, kawasan plasma nutfah dan kawasan bergambut.<br />b.   Konservasi Ex-situ dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya     adalah penggunaan tanaman endemik sebagai tanaman pekarangan, hutan kota dan peneduh jalan, hutan kemasyarakatan atau hutan rakya tendemiki serta hutan tanaman tanaman endenmik. Konservasi exsitu bertujuan untuk melindungi spesies tanaman, satwa liar dan organisme mikro serta varietas genetik di luar habitat/ekosistem aslinya. Kegiatan yang umum dilakukan antara lain penangkaran, penyimpanan atau pengklonan; sebab habitat mengalami kerusakan akibat konversi dan materi tersebut dapat digunakan untuk penelitian, percobaan, pengembangan produk baru atau pendidikan lingkungan. Misalnya kebun raya, koleksi mikologi, museum, bank biji, koleksi kultur jaringan dan kebun binatang.<br />c. Konverensi Rehabilitasi merupakan gabungan antara konservasi insitu maupun eksitu, untuk membangun kembali spesies, varietas genetik, komunitas, populasi, habitat dan proses-proses ekologis. Restorasi ekologis biasanya melibatkan upaya rekonstruksi ekosistem alami atau semi alami di daerah-daerah yang mengalami degradasi, termasuk reintroduksi spesies asli, sedangkan rehabilitasi melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses ekosistem, misalnya Daerah Aliran Sungai (DAS), tetapi tidak diikuti dengan pemulihan ekosistem dan keberadaan spesies asli.<br />BAB III<br />PENUTUP<br />3.1 Kesimpulan<br />Tumbuhan endemik adalah suatu jenis tumbuhan  yang keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Contohnya : Cendana, Raflesia arnoldi, Sawo Kecik dan sebagainya. Sedangkan tumbuhan kosmopolit adalah tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana dan areal penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya Rumput, Lumut, Hutan Jati, Randu dan sebagainya.<br />Persebaran Tumbuhan dapat berlangsung dengan 2 cara : – Persebaran Tanpa Bantuan Faktor Dalam (Cara reproduksi yang memungkinkan tumbuhan memencar mencapai jarak yang tidak begitu jauh dari induknya) dengan melalui Stolon / Geragih, Rhizoma, Tunas, Umbi lapis, Umbi batang, dan Gerak Higroskopis. Sedangkan  Persebaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar dengan melalui anemokori, hidrokori, zookori, dan antropokori.<br />Cara pelestarian tumbuhan endemik dan kosmopolit dapat dilakukan dengan cara perlindungan terhadap tanaman endemik dan kosmopolit dan juga dengan konservasi [insitu, ex-situ, dan rehabilitasi (insitu dan ex-situ)].<br />DAFTAR PUSTAKA<br />Anonymous.2010.Reproduksi pada Tumbuhan.Diakses dari file :<br />http://biologimanzapo.blogspot.com/2010/reproduksi-pada-tumbuhan.html diakses tanggal 21 Oktober 2010<br />Anonymous.2010. Mau Insitu atau Eksitu.Diakses dari file:///D:/3_%20EKTUM/berita-detail.php.htm. 22 Oktober 2010<br />Anonymous.2010. jenis-jenis Spesies Anggrek Langka yang Dilindungi.Diakses dari file://localhost/D:/3_%20EKTUM/endemik%202.mht. 12 mei 2009 .<br />http://meilia.student.umm.ac.id/2010/10/28/makalah-ekologi-tumbuhan/<br />