PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
Kti bakteri
1. 1
KATA PENGANTAR
Untaian kalimat syukur tak pernah lepas penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah begitu banyak melimpahkan karunia hidup yang sangat mahal,
setelah hidayah dan keimanan kepada Allah SWT atas ridha dan izin-Nya Yang
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul
“IDENTIFIKASI E.coli PATOGEN PADA AIR PEMANDIAN UMUM DI
DAERAH HAURGEULIS – INDRAMAYU”
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW,
keluarga, sahabat serta para penerus perjuangan-Nya yang Insya Allah istiqomah
hingga akhir zaman.
Proposal ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen
Laboratorium, pada jurusan Analis Kesehatan Bakti Asih Bandung. Penulis sadar
akan kekurangan dalam penyusunan proposal ini, baik dari segi penyajian teknik
maupun materi. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan
kritik yang bersifat membangun dari semua pihak, mengingat pengetahuan dan
pengalaman penulis yang terbatas.
Bandung, Oktober 2009
Penulis
2. 2
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 4
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………..... 5
1.3 Definisi Operasional ………………………………………………….... 6
1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 6
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………....... 6
1.6 Hipotesis Penelitian ……………………………………………………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………. 8
2.1 Air …………………………………….………………………………... 8
2.2 Mikroorganisme Indikator …………………….……………………….. 9
2.3 Sumber Mikroorganisme Pada Air …………………………………….. 10
2.4 Kualitas Air ……………………………………………………………. 11
2.5 Escherichia coli (E.coli) ……………………………………………….. 12
2.6 Peranan Air Yang Tercemar Dalam Penularan Penyakit ……………… 16
2.7 Kerangka Konsep ……………………………………………………… 16
2.8 Metodologi Penelitian …………………………………………………. 16
2.8.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………. 16
2.8.2 Desain Penelitian …………………………………………………….. 17
2.8.3 Populasi dan Sampel ………………………………………………… 17
2.8.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 17
2.8.5 Instrumen Penelitian …………………………………………………. 17
2.8.6 Cara Kerja …………………………………………………………… 18
2.8.7 Analisis Data ………………………………………………………… 20
2.8.8 Alur Penelitian ……………………………………………………….. 21
3. 3
2.8.9 Rancangan Biaya …………………………………………………….. 22
2.8.10 Jadwal Kegiatan ……………………………………………………. 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 23
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan yang tidak dapat diganti dalam berbagai
kegunaannya, antara lain penyediaan air minum dan makan, kebersihan
perseorangan dan lingkungan, sebagai bahan dasar pada berbagai industri,
irigasi, perikanan dan pariwisata. Keberadaan air mutlak bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Manusia dapat hidup hampir dua bulan tanpa
makan, tetapi hanya dapat hidup tiga atau empat hari tanpa air.
Peranan air bersih sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita
untuk memenuhi kebutuhan manusia, antara lain ; untuk air minum,
memasak, mandi, mencuci, dan keperluan lainnya. Hal ini berarti bahwa
pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan, harus dilakukan secara
bijaksana.(PP No. 20 tahun 1990 ; Direktorat Jendral PPM dan PLP DEPKES RI, 1989)
Sumber air yang digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-
hari ada 3 macam, yaitu air hujan, air permukaan, dan air tanah. (DEPKES RI.
1984)
Air tersebut mempunyai standar 3B, yaitu tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak beracun. Air yang baik dan aman untuk diminum ialah
air yag bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang
dapat merusak kesehatan.
5. 5
Air merupakan tempat yang baik bagi kehidupa mikroorganisme
karena air mengandung zat-zat organik dan anorganik, dan juga air
merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit,
misalnya ; penyakit diare yang disebabkan oleh Escherichia coli (E.coli)
patogen yang terdapat dalam air. Peranan air menyebabkan terjadinya
penyakit menular serta dapat berperan sebagai penyebar mikroba patogen,
sarang insekta, penyebar penyakit. Jumlah air yang tidak mencukupi
sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik dan sebagai
hospes perantara penyakit. (PP No. 20 tahun 1990 ; Direktorat Jendral PPM dan PLP DEPKES RI,
1989)
Air pemandian umum ialah air yang banyak digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi keperluan sehari-hari, air pemandian tersebut
kemungkinan tercemar oleh E.coli patogen. Hal ini dilihat dari sumber air
yang berasal dari air tanah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dalam air
pemandian umum tercemar oleh E.coli patogen.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil identifikasi masalah
maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pada air pemandian umum ditemukan E.coli patogen ?
2. Berapakah persentase E.coli patogen pada air pemandian umum ?
6. 6
1.3 Definisi Operasional
Identifikasi : proses pemeriksaan ada atau tidaknya E.coli
patogen pada air pemandian umum, mulai dari
Isolasi sampai Uji Biokimia.
E.coli : bakteri gram negatif (-) batang, tumbuh subur pada
media MCA dengan koloni merah muda,
menguraikan laktosa, dan merupakan bakteri yang
banyak ditemukan dalam usus manusia sebagai flora
normal.
Air pemandian umum : sumber air yang berasal dari tanah yang sering
digunakan manusia untuk keperluan sehari-hari.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya E.coli patogen pada air pemandian
umum.
2. Untuk mengetahui berapa persentase E.coli patogen pada air
pemandian umum.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat diketahui pada air pemandian
umum diketahui E.coli patogen, dan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat pengguna air pemandian umum agar dapat memperhatikan
higienitas air pemandian tersebut agar tidak tercemar oleh E.coli.
7. 7
1.6 Hipotesis Penelitian
Pada air pemandian umum terdapat E.coli patogen.
8. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air bermula dari air hujan yang akan membawa serta mikroba-
mikroba udara terlebih dari mikroba dari tanah berdebu, yang setiba di
tanah air akan menjadi lebih tercemar oleh adanya sisa-sisa kehidupan
seperti sampah, kotoran binatang maupun manusia, sisa buangan baik
buangan industri maupun limbah rumah tangga.(Pudiknakes., 1989)
Peranan air bersih sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita
untuk memenuhi kebutuhan manusia, antara lain ; untuk air minum,
memasak, mandi, mencuci, dan keperluan lain. Hal ini berarti bahwa
pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan, harus dilakukan secara
bijaksana.(PP No. 20 tahun 1990 ; Direktorat Jendral PPM dan PLP DEPKES RI, 1989)
2.1.1 Sumber Air
Sumber air yang digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-
hari ada 3 macam, yaitu air hujan, air permukaan, dan air tanah. (DEPKES RI.
1984)
Air tersebut mempunyai standar 3B, yaitu tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak beracun.(PP No. 20 tahun 1990)
2.1.1.1 Air Hujan
Air hujan adalah air yang berasal dari uap air yang mencair di
angkasa dan jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan merupakan air murni
9. 9
yang bebas dari zat-zat pengganggu, tetapi mengingat perjalanannya ke
bumi diperkirakan air tersebut telah mengalami pencemaran.
2.1.1.2 Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di permukaan bumi,
sebagai air tergenang maupun air yang mengalir, seperti ; air hujan, telaga,
dan waduk. Kualitas air permukaan tergantung dari lingkungannya, maka
untuk memanfaatkan sebagai sumber air minum harus melalui pengolahan
terlebih dahulu.
2.1.1.3 Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dibawah permukaan tanah,
terjadinya air tanah tersebut berasal dari air hujan yang jatuh ke bumi
kemudian sebagian meresap masuk kedalam tanah. Air tanah ini banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat.
2.2 Mikroorganisme Indikator
Istilah “Mikroorganisme Indikator” mengacu pada sejenis
mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa
air tersebut tercemar oleh udara, tanah, kotoran manusia atau hewan, dan
sampah-sampah organik lainnya. Artinya terdapat peluang bagi berbagai
macam mikroorganisme patogen, yang secara berkala terdapat dalam
saluran pencernaan, untuk masuk ke dalam air tersebut.
Syarat mikroorganisme indikator :
- Ditemukan di dalam air yang tercemar.
10. 10
- Jumlah bakteri patogen berkorelasi dengan jumlah mikroorganisme
indikator.
- Daya tahan hidup di luar tubuh atau di dalam air lebih lama.
- Mempunyai bentuk yang seragam dan konsisten.
- Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
- Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada mikroorganisme
patogen (hal ini membuatnya mudah terdeteksi).
- Mudah dideteksi dengan teknik-teknik sederhana.
2.3 Sumber Mikroorganisme Pada Air
Mikroorganisme air berasal dari udara, tanah, kotoran manusia dan
hewan, serta sampah-sampah organik lainnya.
2.3.1 Mikroorganisme Dalam Air
Air merupakan tempat yang baik bagi kehidupan mikroorganisme
karena air mengandung zat-zat organik dan anorganik, dan juga air
merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit.
Faktor biotik yang terdapat dalam air terdiri dari bakteri, jamur,
mikroalgae, protozoa, dan virus. Kehadiran mikroorganisme di dalam air
ada yang bersifat patogen dan apatogen, yang paling dikhawatirkan adalah
bila di dalam air terdapat jasad-jasad mikroorganisme penyebab penyakit
pada manusia atau yang dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti ;
penyakit diare yang disebabkan oleh E.coli patogen, demam tifoid yang
disebabkan oleh Salmonella typhi, dan shigellosis atau disentri basiler
11. 11
yang disebabkan oleh genus Shigella dysentriae.(PP NO.20 tahun 1990 ; Direktorat
Jendral PPM dan PLP DEPKES RI., 1989)
2.4 Kualitas Air
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga di Indonesia
harus memenuhi persyaratan tergantung di dalam PERMENKES RI No.
(PP No. 20 tahun
416/MENKES/PER/IX/1990 kualitas tersebut menyangkut :
1990)
2.4.1 Kualitas Fisik
Jernih, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna.
2.4.2 Kualitas Kimia
Dalam air minum tidak boleh mengandung unsur-unsur kimia
beracun, zat-zat yang dapat memberi gangguan kesehatan, zat-zat yang
kadarnya melebuhi batas tertentu sehingga menimbulkan gangguan
physikologi, zat-zat yang kadarnya melebihi batas tertentu sehingga
menimbulkan gangguan teknis dan ekonomis. Unsur kimia tersebut
misalnya : Arsen (As), Nitrit (NO2), Cyanida (CN), Selenium (Se), Air
Raksa (Hg), Besi (Fe), Sulfat (SO4), Timah hitam (Pb).
2.4.3 Kualitas Biologis
Kualitas bioligis berhubungan dengan kehadiran mikroorganisme
patogen penyebab penyakit pada manusia atau yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, seperti ; penyakit diare yang disebabkan oleh E.coli
patogen, demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella typhi, dan
12. 12
shigellosis atau disentri basiler yang disebabkan oleh genus Shigella
dysentriae.
2.5 Escherichia coli (E.coli)
2.5.1 Sejarah E.coli
E.coli pertama kali ditemukan oleh ahli Jerman dan ahli
bakteriologi Theodor Escherich pada tahun 1885 dan sekarang
diklasifikasikan pada bagian keluarga Enterobacteriaceae pada gamma-
proteobacteria. E.coli merupakan flora normal yang terdapat pada usus
besar manusia dan hewan.
2.5.2 Klasifikasi E.coli
Klasifikasi E.coli menurut Migulla castellani dan Chalmers tahun
1919 :
Domain : Bacteria
Phylum : Probacteria
Class : Gamma-proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : E.coli.(Pusdiknakes., 1989 ; Fardiaz Srikandi., 1989)
2.5.3 Morfologi dan Reaksi Biokimia E.coli
E.coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam
usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
13. 13
menyebabkan infeksi primer pada usus manusia, misalnya diare pada anak,
dan juga kemampuannya dapat menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh
lain di luar usus.
E.coli merupakan bakteri gram negatif batang, tidak berspora,
berflagel peritrik, dan tumbuh optimal pada suhu 37ºC secara aerob dan
respirasi anaerob. E.coli dapat menguraikan banyak karbohidrat disertai
banyak asam dan gas (tampak kuning dan ada gelembung udara), reaksi
IMVIC (indol, metil red, voges proskauer dan simon citrat) ialah positif,
positif, negatif, negatif (++--). Sensitif terhadap brilliangreen dan
sitrat.(Bonang G., 1982 ; Staf Fakultas Kedokteran UI., 1989)
2.5.4 Patogenitas
E.coli membentuk dua macam enterotoksin yang telah berhasil
diisolasi, yaitu :
- Toksin LT (Termolabil)
Toksin LT bekerja merangsang enzin adenil siklase yang terdapat
di dalan sel epitel mukosa usus halus, menyebakan peningkatan aktifitas
enzim tersebut dan terjadinya peningkatan permeabilitas sel epitel usus.
Sehingga terjadi akumulasi cairan di dalam usus dan berakhir dengan
diare.
- Toksin ST (Termostabil)
Toksin ST bekerja mengaktifasi enzim guanilat siklase
menghasilkan siklik guanosin monoposfat, menyababkan gangguan
14. 14
absorbsi klorida dan natrium, selain itu ST menurunkan motilitas usus
halus.
Produksi kedua macam toksin diatur oleh plasmid yang mampu
pindah dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya. Terdapat dua macam
plasmid yaitu :
- satu plasmid mengkode pembentukan toksin LT dan ST
- satu plasmid lainnya mengatur pembentukan ST saja.
Demam virulensi E.coli adalah bagian dasar dari karakteristik
serologi dan sifat virulensi E.coli beberapa tipe virulensi :
- ETEC (Enreotoksigenik E.coli)
Merupakan salah satu bakteri penyebab diare (dengan penyakit)
terdapat pada manusia, babi, biri-biri, kambing, anjing, dan kuda. ETEC
menghasilkan 2 enterotoksin yaitu LT enterotoksin dan ST enterotoksin.
Faktor-faktor permukaan untuk perlekatan sel bakteri pada mukosa usus
penting di dalam patogenesis diare, karena sel bakteri melekat terlebih
dahulu pada sel epitel mukosa usus sebelum bakteri mengeluarkan toksin.
- EPEC (Eneropatogenik E.coli)
Merupakan salah satu bakteri penyebab diare, terdapat pada
manusia, kelinci, anjing, kucing, dan kuda. Menyebabkan diare pada bayi
dan anak-anak di negara yang sedang berkembang dengan mekanisme
yang belum jelas diketahui. Frekuensi penyakit diare yang disebabkan oleh
strain bakteri ini sudah jauh berkurang.
15. 15
- EIEC (Enteroinvasif E.coli)
Hanya menyerang manusia. Menyebabkan penyakit diare yang
disebabkan oleh Shigella. Bakteri menginfasi sel mukosam, menimbulkan
kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mukosa, ciri khas yang disebabkan
oleh strain EIEC adalah : tinja mengandung darah, mukus dan pus.
- EHEC (Enterohaemoragic E.coli)
Kolitis hemoragik disebabkan oleh E.coli serotipe 0157 : H7
(EHEC) adalah tinja bercampur banyak darah. Strai E.coli ini
menghasilkan substansi yang bersifat sitotoksik, identik dengan toksin dari
Shigella dysentriae. Toksin merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi
pendarahan yang kemudian masuk ke dalam usus. Hanya menyerang
manusia dan kambing.
- EAggEC (Enteroaggregative E.coli)
Menyebabkan diare yang akut dan kronis (dalam jangka waktu >
14 hari) pada orang di negara berkembang. Organisme ini juga
menyebabkan food borne dissease di negara industri. Patogenitas EAggEC
penyebab diare tidak begitu dipahami dengan baik, meskipun demikian
dinyatakan bahwa EAggEC melekat pada mukosa intestinal dan
menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin. Akibatnya adalah kerusakan
mukosa, pengeluaran sejumlah besar mukus dan terjadinya diare. Hanya
menyerang manusia.(Jawetz., 2005)
16. 16
2.6 Peranan Air Yang Tercemar Dalam Penularan Penyakit
Air disamping berguna sebagai sumber daya dalam kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan, dapat pula berperan sebagai salah satu
media dari berbagai macam penularan penyakit. Penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui air ini terjadi karena meminum, mandi, mencuci, atau
membersihkan peralatan rumah tangga dengan menggunakan air yang
telah tercemar oleh sumber pencemar yang berdekatan dengan sumber
air.(Jawetz., 2005)
2.7 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Air pemandian umum E.coli patogen
Variabel Pengguna
- media
- pengguna
2.8 Metodologi Penelitian
2.8.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu peneliti akan melakukan
kegiatan pengumpulan data berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian
hasil dari penelitian yang dilakukan.
17. 17
2.8.2 Desain Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui E.coli patogen pada air pemandian
umum, serta untuk mengetahui berapa persentase E.coli patogen pada air
pemandian umum.
2.8.3 Populasi dan Sampel
2.8.3.1 Populasi :
Air pemandian umum di daerah Haurgeulis - Indramayu.
2.8.3.2 Sampel :
20 botol air pemandian umum di daerah Haurgeulis - Indramayu.
Untuk bahan pemeriksaan diambil air pemandian umum 250 mL.
2.8.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
2.8.4.1 Lokasi
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Sekolah Tinggi
AAK Bakti Asih Bandung.
2.8.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2010.
2.8.5 Instrumen Penelitian
2.8.5.1 Alat :
- Cawan Petri kering dan steril.
- Botol atau tabung kering dan steril.
- Lampu spirtus.
- Ose.
18. 18
- Kaca objek.
- Kapas steril.
- Tabung dan rak tabung reaksi.
- Inkubator, Oven dan Otoklaf.
2.8.5.2 Bahan :
- Air pemandian umum.
- Media : MCA, TSB, dan AN miring.
-Gula-gula : pepton (indol), metil red, voges proskauer, simon
citrat (IMVIC).
- Antiserum spesifik EPEC polivalen tipe 1 – 11, 1- 5 dan 6 – 11.
- NaCl fisiologis.
2.8.6 Cara Kerja
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah air pemandian umum
yang berasal dari mata air yang berada di daerah Haurgeulis - Indramayu.
2.8.6.1 Cara Pengambilan Sampel
- Disiapkan 20 botol steril terlebih dahulu.
- Diambil sampel air pemandian umum tersebut sebanyak 250 mL
secara aseptik.
- Diberi identitas botol sampel (jenis spesimen dan tanggal
pengambilan sampel).
- Kemudian dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi
2.8.6.2 Cara Kerja Laboatorium
19. 19
Hari Pertama (Penyuburan) :
- Dipipet 1 mL bahan pemeriksaan dengan menggunakan mat pipet
steril pada media TSB yang bervolume 5 mL.
- Dieramkan di dalam inkubator pada suhu 37°C selama 18-24
jam.
Hari Kedua (Pengamatan dan Isolasi) :
- Diamati pertumbuhan pada media TSB.
- Diambil sampel 1 Ose yang sudah disuburkan pada media TSB,
lalu diisolasi pada media MCA dan dieramkan di dalam
inkubator pada suhu 37°C selama 18-24 jam.
Hari Ketiga (Pengamatan dan Penanaman) :
- Diamati koloni pada media MCA dimulai dari bentuk koloni,
warna koloni, elevasi dan sifat, kemudian diambil koloni
tersangka dari media MCA untuk di uji serologi dengan
antiserum spesifik EPEC polivalen 1-11 dan ditanam kembali
pada AN miring dan gula-gula (IMVIC).
- Dieramkan di dalam inkubator pada suhu 37°C selama 18-24
jam.
Hari Keempat (Pengamatan dan Uji Serologi)
- Diamati koloni pada AN miring dan reaksi uji biokimia pada
gula-gula IMVIC (++--). Kemudian dilanjutkan dengan
menentukan apakah bakteri tersebut termasuk EPEC.
20. 20
- Diuji serologi, uji ini berguna untuk melihat E.coli patogen atau
apatogen.
Dibersihkan kaca objek dengan menggunakan kapas
beralkohol, kemudian dikeringkan, setelah kering dibuat 2
lingkaran menggunakan spidol permanen, lingkaran pertama untuk
kontrol dan lingkaran yang kedua untuk tes, diambil koloni dari
AN miring, kemudian diuji antiserum spesifik EPEC polivalen 1-5
dan 6-11 :
Kontrol = koloni + NaCl fis → harus ( -) aglutinasi.
Tes = koloni + antiserum spesifik EPEC polivalen 1-5 dan 6-11
→ amati aglutinasi.
2.8.7 Analisis Data
Mengetahui berapa persentase air pemandian umum yang
tercemar E.coli patogen, yaitu dengan cara melihat koloni yang
tumbuh pada media MCA, uji biokimia IMVIC dan uji serologi
(antisera polivalen 1-11, 1-5, dan 6-11)
21. 21
2.8.8 Alur Penelitian
Sampel
Tidak langsung
TSB
Inkubasi 37°C, aerob→24 jam
Hari I
Pengamatan, kemudian isolasi
MCA langsung
Inkubasi 37°C, aerob→24 jam
Hari II
Pengamatan dan Uji Serologi dengan antiserum
spesifik polivalen 1- 11 kemudian diuji biokimia
Inkubasi 37°C, aerob→24 jam Hari III
AN miring Pengamatan
uji Biokimia
(IMVIC)
Uji Serologi
Data
Kesimpulan Hari IV
22. 22
2.8.9 Rancangan Biaya
Kebutuhan Biaya dalam penelitian ini yaitu :
Alat dan Bahan = Rp. 200.000
Kertas dan Print = Rp. 250.000
Transportasi dan Komunikasi = Rp. 200.000
Lain-lain = Rp. 250.000 +
= Rp. 900.000
2.8.10 Jadwal Kegiatan
Bulan
Kegiatan Juli September
1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Proposal √
Seminar Proposal √
Pengambilan Sampel √
Penelitian √
Pengolahan Data √
Analisis Data √
Penyusunan TA √
Sidang Tugas Akhir √
23. 23
2.9 Daftar Pustaka
DEPKES RI. 1984. “Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan
Pembangunan Sarana Kesehatan Inpres Nomor 16 Tahun 1984”.
Jakarta.
Direktorat Jendral PPM dan PLP DEPKES RI. 1989. “Peranan Wanita
Dalam Pengelolaan Air Bersih Pedesaan”. Jakarta.
Guntara, A. (2008). Identifikasi Escherichia coli Patogen Pada Air Cucian
Mangkuk Tukang Bakso Di Daerah Cimuncang, AAK Bakti Asih.
PP No. 20 tahun 1990 “Tentang Pengendalian Pencemaran Air”.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1989. “Bakteriologi Klinik”. Jakarta
: DEPKES RI.
Tim Praktikum. 2006. “Penuntun dan Jurnal Praktikum Bakteriologi”.
Bandung : AAK Bakti Asih.