SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
TUGAS MANDIRI

       Mata Kuliah:
FILSAFAT PENDIDIKAN




      Nama : Lilik Atminiwati
      NIM   : 1007676




   Program S-1 Dual Modes
Universitas Pendidikan Indonesia
   Kampus Cibiru - Bandung
              2012
TUGAS MANDIRI

       Mata Kuliah:
PSIKOLOGI PENDIDIKAN




      Nama : Lilik Atminiwati
      NIM   : 1007676




   Program S-1 Dual Modes
Universitas Pendidikan Indonesia
   Kampus Cibiru - Bandung
              2012
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BISA
                   MENDIDIK DAN DIDIDIK


A. Manusia Sebagai Makhluk yang Bisa Mendidik

   1. Pengertian

      Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi

bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani

dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan

tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di muka bumi, sebagai makhluk

sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.

      Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk mendidik ialah guru.

Pendidik dan guru memiliki persamaan arti. Bedanya ialah bahwa istilah guru

dipakai dilingkungan pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai di

lingkungan formal maupun informal.

      Pada dasarnya pendidik yang pertama adalah orang tua dari anak

didik. Sekurang-kurangnya ada dua alasan untuk itu. Pertama karena kodrat ;

orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya dan karena itu ia

ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya. Kedua, karena

kepentingan kedua orang tuanya ; yaitu orang tua berkepentingan terhadap

kenajuan perkembangan anaknya.
2. Tugas Pendidik

      a.   Membimbing si Terdidik : Mencari pengenalan terhadapnya

           mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, dan sebagainya.

      b.   Menciptakan situasi untuk pendidikan

Yang dimaksud dengan situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana

tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan dengan

hasil yang memuaskan.

      Tugas lain ialah harus pula memiliki pengetahuan-pengetahuan yang

diperlukan, pengetahuan-pengetahuan agama, dan lain-lain. Pengetahuan ini

jangan hanya sekadar diketahui tetapi juga diamalkan dan diyakini sendiri.

Ingatlah bahwa kedudukan pendidik adalah pihak yang “lebih” dalam situasi

pendidikan. Dan harus ingat pula bahwa pendidik itu adalah seorang manusia

dengan sifat-sifatnya tidak sempurna.

      Allah SWT telah menyerukan kepada umat-Nya supaya melaksanakan

pekerjaan sebagai pendidik atau pengajar.

Ø    Perbuatan mendidik adalah perintah yang wajib dilaksanakan, dan

barang siapa yang mengelak dari kewajiban ini diancam dengan siksa api

neraka.

Ø    Perbuatan mendidik adalah perbuatan yang terpuji dan mendapat

pahala dari Allah dengan pahala yang sangat banyak
Ø   Perbuatan mendidik merupakan amal kebajikan jariyah yang akan

mengalirkan pahala selama ilmu yang diajarkan tersebut masih diamalkan

oleh orang yang belajar tersebut.

Ø   Perbuatan mendidik adalah amal kebajikan yang dapat mendapatkan

magrifah dari Allah SWT.

Ø   Perbuatan mendidik adalah perbuatan yang sangat mulia karena

mengolah organ manusia yang mulia.

      Menurut H. Mubangid bahwa syarat untuk menjadi pendidik adalah

dia harus orang beragama, mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan

agama, memiliki perasaan panggilan murni.



C. Manusia Sebagai Makhluk yang Bisa Dididik

      Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari

orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan

dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini. Allah berfirman

dalam surat An-Nahl : 78, Yang artinya “Tuhan itu melahirkan kamu dari

perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun”.

      Untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya maka

manusia harus mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini keharusan

mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung

aspek-aspek kepentingan, antara lain :
a)   Aspek Paedagogis

Dalam aspek ini, para ahli didik memandang manusia sebagai animal

educandum : Makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya

manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat

dididik. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya mereka dapat

dididik dan dikembangkan ke arah yang diciptakan setaraf dengan

kemampuan yang dimilikinya. Rosululloh bersabda ; “kewajiban orang tua

kepada anaknya adalah memberi nama yang baik, mendidik sopan santun,

dan mengajari tulis menulis, renang, memanah, memberi makan dengan

makanan yang baik serta mengawinkannya apabila ia telah mencapai

dewasa”. (H.R. Hakim)

      Islam mengajarkan bahwa anak itu membawa berbagai potensi yang

selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan ia akan

menjadi manusia yang secara fisik dan mental memadai.

b)   Aspek Sosiologis dan Kultural

Menurut ahli sosiologi pada prinsipnya manusia adalah homo socius

(makhluk yang berwatak dan berkemapuan dasar atau yang memiliki

garizah/instink untuk hidup bermasyarakat). Sebagai makhluk sosial

manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial (social responsibility)

yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (inter relasi)
dan saling menpengaruhi antara sesama anggota masyarakat dalam kesatuan

hidup mereka.

      Apabila manusia sebagai makhluk sosial itu berkembang, maka berarti

pula manusia itu adalah makhluk yang berkebudayaan, baik moral maupun

material.   Diantara   instink   manusia   adalah   adanya   kecenderungan

mempertahankan segala apa yang dimilikinya termasuk kebudayaanya. Oleh

karena itu maka manusia perlu melakukan transformasi dan transmisi

(penyaluran dan pemindahan serta pengoperan) kebudayaannya kepada

generasi yang akan menggantikan dikemudian hari.

c)   Aspek Tauhid

Ialah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk

yang berketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous

(makhluk yang percaya adanya tuhan) atau homo religius (makluk yang

beragama). Adapun kemampuan dasar yang menyebabkan manusia m,enjadi

makhluk yang berketuhanan atau beragama adalah karena didalam jiwa

manusia terdapat instink yang disebut instink religius atau garizah diniyah

(instink percaya pada agama). Itulah sebabnya, tanpa melalui proses

pendidikan instink religius atu garizah diniyah tersebut tidak akan mungkin

dapat berkembang secara wajar. Dengan demikian pendidikan keagamaan

mutlak diperlukan untuk mengembangkan instink religius atau garizah

diniyah tersebut.
Hakekat Manusia dalam Pandangan Filsafat



       Manusia merupakan makhluk yang sangat unik. Upaya pemahaman hakekat

manusia sudah dilakukan sejak dahulu. Namun, hingga saat ini belum mendapat

pernyataan yang benar-benar tepat dan pas, dikarenakan manusia itu sendiri yang

memang unik, antara manusia satu dengan manusia lain berbeda-beda. Bahkan orang

kembar identik sekalipun, mereka pasti memiliki perbedaaan. Mulai dari fisik,

ideologi, pemahaman, kepentingan dll. Semua itu menyebabkan suatu pernyataan

belum tentu pas untuk di amini oleh sebagian orang. Para ahli pikir dan ahli filsafat

memberikan sebutan kepada manusia sesuai dengan kemampuan yang dapat

dilakukan manusia di bumi ini:

       Manusia adalah Homo Sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi,

       Manusia adalah Animal Rational, artinya binatang yang berpikir,

       Manusia adalah Homo Laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan

       bahasa dan menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dalam kata-kata yang

       tersusun,

       Manusia adalah Homo Faber, artinya makhluk yang terampil. Dia pandai

       membuat perkakas atau disebut juga Toolmaking Animalyaitu binatang yang

       pandai membuat alat,
Manusia adalah Zoon Politicon, yaitu makhluk yang pandai bekerjasama,

bergaul dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya,

Manusia adalah Homo Economicus, artinya makhluk yang tunduk pada

prinsip-prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis,

Manusia adalah Homo Religious, yaitu makhluk yang beragama. Dr. M. J.

Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda, memandang manusia

sebagai Animal    Educadum dan Animal      Educable, yaitu manusia   adalah

makhluk yang harus dididik dan dapat dididik. Oleh karena itu, unsur

rohaniah     merupakan   syarat   mutlak   terlaksananya   program-program

pendidikan

More Related Content

What's hot

Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moralModul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Hon Shan Shan
 
Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an
Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'anPendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an
Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an
iqbalmayzun
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
mrlakmono
 
B ii urgensi dan peran pendidikan islam dalam memahami islam
B ii urgensi dan peran pendidikan islam dalam memahami islamB ii urgensi dan peran pendidikan islam dalam memahami islam
B ii urgensi dan peran pendidikan islam dalam memahami islam
Fajar Zain
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Ahmat Fanany
 

What's hot (20)

Makalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamMakalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
 
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moralModul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
 
makalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikanmakalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikan
 
Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an
Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'anPendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an
Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan PengembangannyaHakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan Pengembangannya
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Hakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembanganHakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembangan
 
Konseppendidikan 121010031652-phpapp02
Konseppendidikan 121010031652-phpapp02Konseppendidikan 121010031652-phpapp02
Konseppendidikan 121010031652-phpapp02
 
Hakekat manusia dan PSDM
Hakekat manusia dan PSDMHakekat manusia dan PSDM
Hakekat manusia dan PSDM
 
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanResume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
 
Minggu 3 perkembangan keguruan
Minggu 3   perkembangan keguruanMinggu 3   perkembangan keguruan
Minggu 3 perkembangan keguruan
 
Esensi Kurikulum
Esensi Kurikulum Esensi Kurikulum
Esensi Kurikulum
 
B ii urgensi dan peran pendidikan islam dalam memahami islam
B ii urgensi dan peran pendidikan islam dalam memahami islamB ii urgensi dan peran pendidikan islam dalam memahami islam
B ii urgensi dan peran pendidikan islam dalam memahami islam
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
 
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan  IslamFilsafat Pendidikan  Islam
Filsafat Pendidikan Islam
 
Hakikat pendidikan
Hakikat pendidikanHakikat pendidikan
Hakikat pendidikan
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 
Minggu 2 falsafah pendidikan kebangsaan
Minggu 2   falsafah pendidikan kebangsaanMinggu 2   falsafah pendidikan kebangsaan
Minggu 2 falsafah pendidikan kebangsaan
 

Similar to Tugas mandiri filsafat

Hakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didikHakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didik
Arif Al Swei
 
Penganta Pendidikan (Tugas Akhir)
Penganta Pendidikan (Tugas Akhir)Penganta Pendidikan (Tugas Akhir)
Penganta Pendidikan (Tugas Akhir)
retnoza triee
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
retnoza triee
 

Similar to Tugas mandiri filsafat (20)

Hakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didikHakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didik
 
22222
2222222222
22222
 
Ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islamIlmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islam
 
filsafat pendidikan Islam.docx
filsafat pendidikan Islam.docxfilsafat pendidikan Islam.docx
filsafat pendidikan Islam.docx
 
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamKelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
 
kelompok 3 putri muna nurul.docx
kelompok 3 putri muna nurul.docxkelompok 3 putri muna nurul.docx
kelompok 3 putri muna nurul.docx
 
Hakikat pendidik dalam islam
Hakikat pendidik dalam islamHakikat pendidik dalam islam
Hakikat pendidik dalam islam
 
Penganta Pendidikan (Tugas Akhir)
Penganta Pendidikan (Tugas Akhir)Penganta Pendidikan (Tugas Akhir)
Penganta Pendidikan (Tugas Akhir)
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdfpaper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
 
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdfpaper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
 
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdfpaper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
 
Manusia homo educandum
Manusia homo educandumManusia homo educandum
Manusia homo educandum
 
Resume.docx
Resume.docxResume.docx
Resume.docx
 
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikanProses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
sistem pendidikan islam
sistem pendidikan islamsistem pendidikan islam
sistem pendidikan islam
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
RESUME_MAKALAH_FILSAFAT_KEL._4.pdf
RESUME_MAKALAH_FILSAFAT_KEL._4.pdfRESUME_MAKALAH_FILSAFAT_KEL._4.pdf
RESUME_MAKALAH_FILSAFAT_KEL._4.pdf
 
Subjek Pendidikan dalam Islam
Subjek Pendidikan dalam IslamSubjek Pendidikan dalam Islam
Subjek Pendidikan dalam Islam
 

Tugas mandiri filsafat

  • 1. TUGAS MANDIRI Mata Kuliah: FILSAFAT PENDIDIKAN Nama : Lilik Atminiwati NIM : 1007676 Program S-1 Dual Modes Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru - Bandung 2012
  • 2. TUGAS MANDIRI Mata Kuliah: PSIKOLOGI PENDIDIKAN Nama : Lilik Atminiwati NIM : 1007676 Program S-1 Dual Modes Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru - Bandung 2012
  • 3. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BISA MENDIDIK DAN DIDIDIK A. Manusia Sebagai Makhluk yang Bisa Mendidik 1. Pengertian Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk mendidik ialah guru. Pendidik dan guru memiliki persamaan arti. Bedanya ialah bahwa istilah guru dipakai dilingkungan pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai di lingkungan formal maupun informal. Pada dasarnya pendidik yang pertama adalah orang tua dari anak didik. Sekurang-kurangnya ada dua alasan untuk itu. Pertama karena kodrat ; orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya dan karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya. Kedua, karena kepentingan kedua orang tuanya ; yaitu orang tua berkepentingan terhadap kenajuan perkembangan anaknya.
  • 4. 2. Tugas Pendidik a. Membimbing si Terdidik : Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, dan sebagainya. b. Menciptakan situasi untuk pendidikan Yang dimaksud dengan situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Tugas lain ialah harus pula memiliki pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan, pengetahuan-pengetahuan agama, dan lain-lain. Pengetahuan ini jangan hanya sekadar diketahui tetapi juga diamalkan dan diyakini sendiri. Ingatlah bahwa kedudukan pendidik adalah pihak yang “lebih” dalam situasi pendidikan. Dan harus ingat pula bahwa pendidik itu adalah seorang manusia dengan sifat-sifatnya tidak sempurna. Allah SWT telah menyerukan kepada umat-Nya supaya melaksanakan pekerjaan sebagai pendidik atau pengajar. Ø Perbuatan mendidik adalah perintah yang wajib dilaksanakan, dan barang siapa yang mengelak dari kewajiban ini diancam dengan siksa api neraka. Ø Perbuatan mendidik adalah perbuatan yang terpuji dan mendapat pahala dari Allah dengan pahala yang sangat banyak
  • 5. Ø Perbuatan mendidik merupakan amal kebajikan jariyah yang akan mengalirkan pahala selama ilmu yang diajarkan tersebut masih diamalkan oleh orang yang belajar tersebut. Ø Perbuatan mendidik adalah amal kebajikan yang dapat mendapatkan magrifah dari Allah SWT. Ø Perbuatan mendidik adalah perbuatan yang sangat mulia karena mengolah organ manusia yang mulia. Menurut H. Mubangid bahwa syarat untuk menjadi pendidik adalah dia harus orang beragama, mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama, memiliki perasaan panggilan murni. C. Manusia Sebagai Makhluk yang Bisa Dididik Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini. Allah berfirman dalam surat An-Nahl : 78, Yang artinya “Tuhan itu melahirkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun”. Untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya maka manusia harus mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini keharusan mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan, antara lain :
  • 6. a) Aspek Paedagogis Dalam aspek ini, para ahli didik memandang manusia sebagai animal educandum : Makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya mereka dapat dididik dan dikembangkan ke arah yang diciptakan setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya. Rosululloh bersabda ; “kewajiban orang tua kepada anaknya adalah memberi nama yang baik, mendidik sopan santun, dan mengajari tulis menulis, renang, memanah, memberi makan dengan makanan yang baik serta mengawinkannya apabila ia telah mencapai dewasa”. (H.R. Hakim) Islam mengajarkan bahwa anak itu membawa berbagai potensi yang selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan ia akan menjadi manusia yang secara fisik dan mental memadai. b) Aspek Sosiologis dan Kultural Menurut ahli sosiologi pada prinsipnya manusia adalah homo socius (makhluk yang berwatak dan berkemapuan dasar atau yang memiliki garizah/instink untuk hidup bermasyarakat). Sebagai makhluk sosial manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial (social responsibility) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (inter relasi)
  • 7. dan saling menpengaruhi antara sesama anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka. Apabila manusia sebagai makhluk sosial itu berkembang, maka berarti pula manusia itu adalah makhluk yang berkebudayaan, baik moral maupun material. Diantara instink manusia adalah adanya kecenderungan mempertahankan segala apa yang dimilikinya termasuk kebudayaanya. Oleh karena itu maka manusia perlu melakukan transformasi dan transmisi (penyaluran dan pemindahan serta pengoperan) kebudayaannya kepada generasi yang akan menggantikan dikemudian hari. c) Aspek Tauhid Ialah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk yang berketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau homo religius (makluk yang beragama). Adapun kemampuan dasar yang menyebabkan manusia m,enjadi makhluk yang berketuhanan atau beragama adalah karena didalam jiwa manusia terdapat instink yang disebut instink religius atau garizah diniyah (instink percaya pada agama). Itulah sebabnya, tanpa melalui proses pendidikan instink religius atu garizah diniyah tersebut tidak akan mungkin dapat berkembang secara wajar. Dengan demikian pendidikan keagamaan mutlak diperlukan untuk mengembangkan instink religius atau garizah diniyah tersebut.
  • 8. Hakekat Manusia dalam Pandangan Filsafat Manusia merupakan makhluk yang sangat unik. Upaya pemahaman hakekat manusia sudah dilakukan sejak dahulu. Namun, hingga saat ini belum mendapat pernyataan yang benar-benar tepat dan pas, dikarenakan manusia itu sendiri yang memang unik, antara manusia satu dengan manusia lain berbeda-beda. Bahkan orang kembar identik sekalipun, mereka pasti memiliki perbedaaan. Mulai dari fisik, ideologi, pemahaman, kepentingan dll. Semua itu menyebabkan suatu pernyataan belum tentu pas untuk di amini oleh sebagian orang. Para ahli pikir dan ahli filsafat memberikan sebutan kepada manusia sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan manusia di bumi ini: Manusia adalah Homo Sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi, Manusia adalah Animal Rational, artinya binatang yang berpikir, Manusia adalah Homo Laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan bahasa dan menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dalam kata-kata yang tersusun, Manusia adalah Homo Faber, artinya makhluk yang terampil. Dia pandai membuat perkakas atau disebut juga Toolmaking Animalyaitu binatang yang pandai membuat alat,
  • 9. Manusia adalah Zoon Politicon, yaitu makhluk yang pandai bekerjasama, bergaul dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Manusia adalah Homo Economicus, artinya makhluk yang tunduk pada prinsip-prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis, Manusia adalah Homo Religious, yaitu makhluk yang beragama. Dr. M. J. Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda, memandang manusia sebagai Animal Educadum dan Animal Educable, yaitu manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik. Oleh karena itu, unsur rohaniah merupakan syarat mutlak terlaksananya program-program pendidikan