Masalah kemiskinan di Indonesia masih menjadi tantangan besar meski pemerintah telah berupaya menurunkannya. Upaya pemerintah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin namun angka ini kembali meningkat beberapa tahun kemudian. Faktor penyebab kemiskinan yang kompleks menyebabkan upaya pemerintah kurang tepat mengatasinya. Partisipasi masyarakat diperlukan untuk menanggulangi masalah sosial
4. Upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah
kemiskinan telah berhasil menurunkan jumlah penduduk
miskin dari 36,10 juta (16,66%) pada tahun 2004 menjadi 35,10
juta (15,97%) pada tahun 2005. Namun, berbagai hal yang
terjadi di Indonesia membawa dampak negative bagi
kehidupan masyarakat, seperti: krisis ekonomi yang terjadi
sejak Juli 1997, bencana alam gempa bumi, dan tsunami yang
terjadi di Aceh dan Sumatra Utara pada akhir Desember 2004.
Menurut perhitungan BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah
penduduk miskin meningkat menjadi 39,30 juta jiwa (17,75%)
pada tahun 2006.
Dari data diatas menunjukan bahwa besarnya angka
kemiskinan di Indonesia, khususnya di daerah perkotaan
jumlah penduduk miskin dari 11,40 juta (12,13%) pada tahun
2004 menjadi 12,40 juta (11,68%) pada tahun 2005.
5. Kemiskinan seperti diungkapkan oleh Suparlan
(1994), dinyatakan sebagai suatu keadaan
kekurangan harta atau benda berharga yang
diderita oleh seseorang atau sekelompok orang.
Akibat dari kekurangan harta atau benda tersebut
maka seseorang atau sekelompok orang itu merasa
kurang mampu membiayai kebutuhan kebutuhan
hidupnya sebagaimana layaknya. Kekurang
mampuan tersebut mungkin hanya pada tingkat
kebutuhan-kebutuhan budaya (adat, upacara-
upacara, moral dan etika), atau pada tingkat
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial
(pendidikan, berkomunikasi dan berinteraksi
dengan sesama) atau pada tingkat pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan yang mendasar
(makanminum, berpakaian, bertempat tinggal atau
rumah, kesehatan dan sebagainya).
6. Pembicaraan tentang kemiskinan penduduk
perkotaan, diungkap oleh Gavin Jones (dalam
Dorodjatun, 1986), yang menyatakan bahwa
sebagai akibat dari migrasi penduduk pedesaan
ke kota (khususnya kota-kota di Jawa), telah
menambah jumlah penduduk miskin yang ada
karena dua hal yaitu : karena penambahan secara
alamiah (lebih banyak kelahiran dari pada
kematian); dan karena adanya migrasi orang desa
ke kota yang terus bertambah (untuk mencari
pekerjaan). Gavin Jones bahkan berteori bahwa
bagaimanapun orang-orang desa yang bermigrasi
Membandingkan bahwa ada peluang atau
kesempatan kerja yang lebih besar dan lebih
panjang dikota, walau harus tinggal
diperkampungan.
7. Sehingga yang mempunyai kemungkinan besar untuk memiliki kebudayaan
kemiskinan adalah kelompok masyarakat yang berstrata rendah, mengalami
perubahan sosial yang drastis yang ditunjukkan oleh ciri-ciri :
1. Kurang efektifnya partisipasi dan integrasi kaum miskin kedalam lembaga-
lembaga utama masarakat, yang berakibat munculnya rasa ketakutan, kecurigan
tinggi, apatis dan perpecahan;
2. Pada tingkat komunitas lokal secara fisik ditemui rumah-rumah dan pemukiman
kumuh, penuh sesak, bergerombol, dan rendahnya tingkat organisasi diluar
keluarga inti dan keluarga luas;
3. Pada tingkat keluarga ditandai oleh masa kanak-kanak yang singkat dan kurang
pengasuhan oleh orang tua, cepat dewasa, atau perkawinan usia dini, tingginya
angka perpisahan keluarga, dan kecenderungan terbentuknya keluarga
matrilineal dan dominannya peran sanak keluarga ibu pada anak-anaaknya;
4. Pada tingkat individu dengan ciri yang menonjol adalah kuatnya perasaan tidak
berharga, tidak berdaya, ketergantungan yang tinggi dan rasa rendah diri;
5. Tingginya (rasa) tingkat kesengsaraan, karena beratnya penderitaan
ibu,lemahnya struktur pribadi, kurangnya kendali diri dan dorongan nafsu,
kuatnya orientasi masa kini, dan kekurang sabaran dalam hal menunda
keinginan dan rencana masa depan, perasaan pasrah/tidak berguna, tingginya
anggapan terhadap keunggulan lelaki, dan berbagai jenis penyakit kejiwaan
lainnya;
6. Kebudayaan kemiskinan juga membentuk orientasi yang sempit dari
kelompoknya, mereka hanya mengetahui kesulitankesulitan, kondisi setempat,
lingkungan tetangga dan cara hidup mereka sendiri saja, tidak adanya kesadaran
kelas walau mereka sangat sensitif terhadap perbedaan-perbedaan status;
8. Pengertian Kemiskinan.
1. Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak berharta-
benda (Poerwadarminta, 1976). Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat
dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga,
maupun kelompok sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan
sosial yang lain.
2. Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk
kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:
3. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin
absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan,
papan, dan pendidikan,
4. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di
atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat
sekitarnya,
5. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
9. Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan
sepenuhnya untuk menetapkan tujuan,
mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan
proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada
tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga
miskin meliputi :
1. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar,
contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran keluarga,
kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal
yang ditamatkan, dan kemampuan menjangkau
perlindungan dasar.
2. Kemampuan dalam melakukan peran sosial akan dilihat
dari kegiatan utama dalam mencari nafkah, peran dalam
bidang pendidikan, peran dalam bidang perlindungan,
dan peran dalam bidang kemasyarakatan.
3. Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat
dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk
menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan
ekonomi dan non ekonomi.
10. Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
1. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber
daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah,
dan bencana alam.
2. Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-
lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan
berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan
masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat
disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain:
1. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin
secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat
dikelola untuk bertani.
2. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin
tidak dapat menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan
dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
11. 4. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang
mencapai haknya karena mereka kurang mendapat
pengetahuan mengenai pentingnya memiliki
pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
5. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan
keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan
mendapatkan penghasilan yang layak.
6. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit
bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah
dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan
terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan
dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan
wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan.
12. Kemiskinan yang terjadi di perkotaan yang adalah masalah
besar yang akan berpengaruh di kota tersebut. Perpindahan
penduduk dari desa ke kota-kota besar dengan harapan
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, namun kenyataannya
justru menambah populasi kemiskinan di perkotaan. Jumlah
lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah migrasi
yang terjadi dan menyebabkan tidak semuanya mendapatkan
pekerjaan, selain itu juga persyaratan yang dimiliki penduduk
yang bermigrasi tidak memenuhi syarat untuk bekerja, seperti
faktor umur, pendidikan dan sebagainya. Sehingga
menyebabkan pengangguran, penduduk yang sudah
bermigrasi namun tidak memiliki pekerjaan akan berdampak
pada lingkungan tersebut. Mereka harus tetap bertahan di kota
tersebut tanpa pekerjaan, dan tidak bisa kembali kerena tidak
memiliki biaya. Keberadaan penduduk yang seperti ini akan
menimbulkan kriminalitas dan gelandangan. Sehingga
kenyamanan, ketertiban dan keamanan terganggu.
13. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian korelatif. Yaitu penelitian yang
menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian
tersebut penulis menghubungkan data-data yang penulis dapat
antara yang satu dengan yang lain. Selain itu penulis juga
menghubungkan data-data yang terdapat pada landasan teori
yang penulis gunakan. Sehingga diharapkan penelitian ini bisa
menjadi penelitian yang benar dan tepat.
Sumber Data
Sumber data yang di ambil yaitu dari internet, dimana beberapa
sumber data digabungkan dan berkaitan dengan masalah
kemiskinan.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam
penelitian ini adalah dengan pengumpulan data dari internet dan
referensi lainnya yang berkaitan dengan masalah kemiskinan.
14. Masalah kemiskinan bukan masalah biasa yang terjadi di Indonesia,
berbagai program pemerintah yang telah dilakukan untuk menanggulangi
kemiskinan masih belum mampu mengatasi dan mengurangi populasi
penduduk miskin di Indonesia. Pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi angka
kemiskinan. Namun jika kita lihat faktor-faktor penyebab kemiskinan,
upaya-upaya pemerintah dalam penanggulangan mungkin dinilai
sebagian masyarakat kurang tepat dan tidak mengenai pokok permasalah
yang menjadi penyebab sehingga angka kemiskinan masih terus
bertambah setiap tahunnya. Pemerintah juga dinilai lambat dalam
menanggulangi masalah kemiskinan dan pemerintah lebih cenderung
mengatasi masalah lain dibanding masalah kemiskinan.
Upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan telah
berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 36,10 juta (16,66%)
pada tahun 2004 menjadi 35,10 juta (15,97%) pada tahun 2005. Menurut
perhitungan BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah penduduk miskin
meningkat menjadi 39,30 juta jiwa (17,75%) pada tahun 2006. Dari data
diatas menunjukan bahwa besarnya angka kemiskinan di Indonesia,
khususnya di daerah perkotaan jumlah penduduk miskin dari 11,40 juta
(12,13%) pada tahun 2004 menjadi 12,40 juta (11,68%) pada tahun 2005.
15. Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Persentase Penduduk Miskin
Tahun
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2004 11,40 24,80 36,10 12,13 20,11 16,66
2005 12,40 22,70 35,10 11,68 19,98 15,97
2006 14,49 24,81 39,30 13,47 21,81 17,75
2007 13,56 23,61 37,17 12,52 20,37 16,58
2008 12,77 22,19 34,96 11,65 18,93 15,42
2009 11,91 20,62 32,53 10,72 17,35 14,15
2010 11,10 19,93 31,02 9,87 16,56 13,33
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
16. Peran pemerintah saja masih belum bisa optimal dalam mengatasi kemiskinan
yang terjadi di Indonesia, masyarakat khususnya pemuda-pemuda Indonesia
yang sudah memiliki pendidikan di tingkat yang lebih tinggi juga sangat
berperan penting dalam membantu mengatasi masalah ini. Pemuda juga
memiliki peranan penting karena dengan keterlibatan pemuda tentunya akan
memberikan dampak terhadap pemuda yang lain, dan mendorong para
pemuda untuk bisa berkontribusi dan menerapkan langsung dari apa yang
telah mereka dapatkan.
Para pemuda yang memiliki pendidikan, khususnya mahasiswa. Selain belajar
sesuai kurikulum, mereka juga sering memanfaatkan waktu mereka mengikuti
kegiatan ektra kampus, seperti organisasi yang ada dikampus. Di dalam
organisasi mereka diajarkan bagaimana menjadi orang yang peduli terhadap
lingkungan disekitarnya. Sehingga terbentuklah beberapa organisasi yang
memiliki tujuan membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan. Dari
peran pemuda tersebut penulis yakin jika pemerintah juga mendukung penuh
kegiatan positif yang dilakukan pemuda dalam membantu kesulitan
masyarakat akan dapat berpengaruh besar dalam menanggulangi masalah
kemiskinan.
Sebuah organisasi kemahasiswaan yang ada di Politeknik Negeri Pontianak,
yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa yang dimana adalah sekumpulan para
pemuda yang selain menuntut ilmu sesuai bidang keilmuannya, mereka juga
menyempatkan diri berkumpul dan bergabung dalam organisasi yang dimana
dalam organisasi tersebut mereka belajar memahami masalah sosial yang
terjadi, baik yang ada dilingkungan kampus maupun di luar kampus. Berbagai
program kerja yang disusun adalah diantaranya bertujuan membantu
meringankan beban masyarakat khususnya yang kurang mampu. Seperti
kunjungan ke panti asuhan, panti jompo, kunjungan kedesa-desa dan
memberikan bantuan, hingga melakukan pengalangan dana untuk membantu
masyarakat yang membutuhkan bantuan.
17. Namun aktifitas yang dilakukan sangatlah terbatas pada
daerah tersebut, dan mereka juga terbatas masalah
kewenangan, untuk itu dukungan pemerintah baik nasional
maupun daerah akan mampu memotivasi para pemuda
untuk lebih banyak membantu mengatasi masalah
kemiskinan. Jika semua organisasi kemahasiswaan
melakukan hal yang sama pada daerah mereka masing-
masing dan mendapatkan dukungan dari pemerintah,
tentunya akan sangat membantu pemerintah dalam
menanggulangi masalah kemiskinan di Indonesia.
Keterlibatan pemuda dalam penanggulangan masalah
kemiskinan, selain membantu program pemerintah juga
memberikan pelajaran sosial kepada pemuda akan
pentingnya pendidikan yang merupakan salah satu faktor
penyebab kemiskinan. Dan juga pemuda akan lebih siap
ketika turun langsung kemasyarakat. Dan diharapkan
pemuda akan bisa menjadi penerus bangsa dalam
mensejahterakan masyarakat sehingga kemiskinan menjadi
berkurang.
18. Simpulan
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya
bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian yaitu,
Kemiskinan Absolut, Kemiskinan Relatif, Kemiskinan Kultural.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain
rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,
terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya
mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan
kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu Kemiskinan
alamiah dan kemiskinan buatan. kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut
dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka
dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan yaitu, Kurang
tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak. Kurangnya
dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan
mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak. Rendahnya
minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka kurang
mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memiliki pendidikan tinggi dan
kesehatan yang baik. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan
keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan
yang layak. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah
untuk menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama.
19. Rekomendasi
Untuk menangani masalah kemiskinan pemerintah harus bekerja
sama dengan pihak-pihak yang dianggap bisa membantu
mengurangi jumlah angka kemiskinan. Dan disarankan
pemerintah membantu secara penuh terhadap kegiatan-kegiatan
pemuda yang berkaitan atau yang akan berdampak terhadap
pengurangan populasi kemiskinan. Dan pemerintah diharapkan
lebih fokus dalam menangani masalah kemiskinan ini kerena
kemiskinan bisa terus bertambah jika tidak ditangani secara
serius. Pemerintah juga harus meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan dan sebagainya yang
dianggap sebagai penyebab ternyadinya kemiskinan. Pemerintah
juga harus mensosialisasikan akan pentingnya pendidikan dan
kesehatan. Merehabilitasi penduduk miskin dan diberikan
bantuan yang layak.
20. Astika, Ketut Sudhana. 2010. Budaya Kemiskinan di
Masyarakat : Tinjauan Kondisi Kemiskinan dan
Kesadaran Budaya Miskin di Masyarakat.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/3%20pdf.pdf,
(diakses tanggal 4 Mei 2011).
Badan Pusat Statistik. 2010. Profil Kemiskinan di
Indonesia Maret 2010. No. 45/07/Th. XIII. Berita Resmi
Statistik. XX(7):3.
Syaprilis, Helmi. 2009. Masalah Kemiskinan dan
Penanggulangannya.
http://helmisyaprilis.blogspot.com/2009/05/karya-
ilmiah.html, (diakses tanggal 4 Mei 2011).