SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
Pengantar Teknologi
Informasi
" Pertemuan 5-6 "
" Sistem Bilangan dan Pengkodean "
Dasar Sistem Bilangan
Bilangan ialah suatu jumlah dan suku-suku angka. Dimana tiap
suku angka adalah merupakan hasil perkalian antara angka
dengan hasil perpangkatan dan bilangan dasar, dimana
pangkat ini sesuai dengan letak suku angka tersebut.
Contoh: Bilangan 127
dapat diuraikan sbb :

dalam sistem bilangan dasar sepuluh

(127)10 = 1 x 102 + 2 x 101 + 7 x 100
angka(digit)

suku angka

bilangan dasar

pangkat
Bilangan Dasar Sepuluh (DESIMAL)
• Adalah bilangan yang menggunakan basis 10
yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
• Memiliki 10 suku angka (Radix)
• Radix = banyaknya suku angka atau digit yang
digunakan dalam sistem bilangan
• Penulisan : 17 = 1710, 8 = 810
• Contoh :
8 = 10º x 8
18 = (10¹ x 1) + (10º x 8)
2000 = (10³ x 2) + (10² x 0) + (10¹ x 0) + (10º x 0)
Bilangan Dasar Dua (BINER)
• Mempunyai bilangan dasar (base) = 2, karena
hanya mengenal 2 notasi yaitu 0 dan 1.
• Digit biner digunakan untuk menunjukan dua
keadaan level tegangan: HIGH atau LOW.

• Sebagian besar sistem digital level HIGH
direpresentasikan oleh 1 atau ON dan level
LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
• Contoh :
(1011)2 = 1 x 23 + 0 + 22 + 1 x 21 + 1 x 20 = (11)10
Bilangan Dasar Delapan (OCTAL)
• Mempunyai bilangan dasar (base) = 8.
• Kombinasi dari system bilangan
oktadesimal ini dibentuk dari bilangan 0
sampai 7.
• Contoh :
(701)8 = 7 x 82 + 0 x 81 + 1 x 80 = (449)10
Bilangan Dasar Enambelas
(HEKSADESIMAL)
Mempunyai bilangan dasar (base) = 16.
Kombinasi dari system bilangan heksadesimal ini
dibentuk dari bilangan 0 sampai 9 dan abjad A
sampai F.
Contoh :
(AF01)16 = A x 163 + F x 162 + 0 x 161 + 1 x 160
Bilangan Dengan Basisnya
Decimal
( base 10 )

Binary
( base 2)

Octal
( base 8 )

Hexadecimal
( base 16 )

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15

0000
0001
0010
0011
0100
0101
0110
0111
1000
1001
1010
1011
1100
1101
1110
1111

00
01
02
03
04
05
06
07
10
11
12
13
14
15
16
17

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
B
C
D
E
F
Kode yang mewakili data
• Suatu komputer yang berbeda menggunakan kode biner
untuk mewakili suatu karakter.
• Komputer 1 byte untuk 4 bit menggunakan kode biner
yang berbentuk kombinasi 4 bit yaitu BCD (Binary
Coded Decimal).
• Komputer yang menggunakan 1 byte untuk 6 bit,
menggunakan kode biner dengan kombinasi 6 bit yaitu
SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Interchange
Code).
• Komputer 1 byte untuk 8 bit menggunakan kode biner
dengan kombinasi 8 bit yaitu EBCDIC (Extended Binary
Coded Decimal Interchange Code) atau ASCII
(American Standard Code for Information Interchange).
BCD (Binary Coded Decimal)
• BCD merupakan kode biner yang digunakan
hanya untuk mewakili nilai digit decimal saja,
yaitu angka 0 sampai dengan 9. Menggunakan
kombinasi 4-bit, sehingga hanya 10 kombinasi
yang dipergunakan.
SBCDIC (Standar Binary Coded Decimal
Interchange Code)
• Merupakan kode biner yang dikembangkan dari BCD, BCD
dianggap tanggung, karena masih ada 6 karakter kombinasi
yang tidak dipergunakan, tetapi tidak dapat digunakan untuk
mewakili karakter yang lain. SBCDIC menggunakan
kombinasi 6-bit, sehingga lebih banyak kombinasi yang
dihasilkan yaitu sebanyak 64 (26 = 64) kombinasi kode adalah
10 kode untuk digit angka, 26 kode untuk huruf alphabetic
dan sisanya karakter-karaker khusus yang dipilih.
• Posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone yaitu 2 bit
pertama (diberi nama A dan B) disebut alpha bit position dan
4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1)
disebut numeric bit position.
EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)
atau
ASCII (American Standard Code for Information Interchange).

• EBCDIC banyak digunakan pada computer
generasi ketiga, seperti IBM S/360. EBCDIC
terdiri dari kombinasi 8-bit yang memungkinkan
untuk mewakili karakter sebanyak 256 (28 = 256)
kombinasi karakter. Pada EBCDIC high-order
bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone bits
dan low-order bits atau 4 bit kedua disebut
dengan numeric bits.
Karakter yang diwakili oleh EBCDIC
ditunjukkan oleh kombinasi digit biner 1 dan
0 pada zone bits dan numeric bits sebagai
berikut:
ASCII 7-bit
 ASCII singkatan dari American Standard Code for Information Interchange
atau ada yang menyebut dengan American Standard Commintee on
Information Interchange dikembangkan oleh ANSI (American National
Standards Institute) untuk tujuan membuat kode biner yang standar. Kode
ASCII yang standar menggunakan kombinasi 7-bit, dengan kombinasi
sebanyak 127 dari 128 (27 = 128) kemungkinan kombinasi, yaitu :
 26 buah huruf capital (upper case) dari A s/d Z
 26 buah huruf kecil (lower case) dari a s/d z
 10 digit decimal dari 0 s/d 9
 34 karakter kontrol yang tidak dapat dicetak hanya digunakan untuk
informasi status operasi computer
 32 karakter khusus (special characters)

 ASCII 7-bit banyak digunakan untuk komputer-komputer generasi
sekarang, termasuk komputer mikro
ASCII 8-bit
• ASCII 8-bit terdiri dari kombinasi 8-bit.
mulai banyak digunakan, karena lebih
banyak memberikan kombinasi karakter.
Dengan ASCII 8-bit, karakter-karakter
graphic yang tidak dapat diwakili ASCII 7bit, seperti ♥ ♦ ♣ ♠ α β ►◄ karakter dan
sebagainya dapat diwakili.
Konversi Bilangan
Secara umum ekspresi sistem bilangan basis –r
mempunyai perkalian koefisien oleh pangkat
dari r.
anrn + a n-1 r n-1 + … + a2r2 + a1r1 + a0r0 + a-1 r -1 + a-2 r2 + …

Contoh :
Konversi bilangan n berbasisi r ke desimal
11010,112 = 1.24 + 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20 +1.2-1 +
1.2-2
= 26,7510
4021,25

= 4.53 + 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1
= 511,410
Diagram Konversi Bilangan
Contoh Konversi ke biner
4110 =

41/2
20/2
10/2
5/2
2/2
1/2

Integer
41
=
=
=
=
2
=
1
=
0

 4110 = 1010012

Reminder
20
10
5

1
0
0

1
0
1
Pecahan Biner….
0,37510 =
Integer
0,375 x 2
0,75 x 2
0,50 x 2
0
x2

=
=
=
=

 0,37510 = 0, 0112

0
1
1
0

Reminder
0,75
0,50
0
0
Konversi dari biner ke Octal & Hexadecimal

 10 110 001 101 011, 111 1002 = 26153, 748
2

6

1

5

3

7

4

 10 1110 0110 1011, 1111 00102 = 2E6B,F216
2

E

6

B

F

2
Konversi dari Octal dan Hexadecimal ke biner

 673,1248 = 110 111 011, 001 010 1002
6

 306,D16

7

3

1

2

4

= 0011 0000 0110, 11012
3

0

6

D
:: Selesai ::
Next : UTS dulu ya..

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Raflyzon Lie
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilanganAbuAziziy
 
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDIPpt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDIArdiMawardi1
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Eddy_TKJ
 
Algoritma copy
Algoritma   copyAlgoritma   copy
Algoritma copyEddy_TKJ
 
2.1 sistem nombor perduaan
2.1 sistem nombor perduaan2.1 sistem nombor perduaan
2.1 sistem nombor perduaantinalisalokman
 
Presentasi modul 6 - sistem bilangan
Presentasi modul 6 - sistem bilanganPresentasi modul 6 - sistem bilangan
Presentasi modul 6 - sistem bilanganParis Dkc
 
Organisasi Komputer- representasi informasi
Organisasi Komputer- representasi informasiOrganisasi Komputer- representasi informasi
Organisasi Komputer- representasi informasidaru2501
 
Presentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilanganPresentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilanganRizma Ariyani
 

Mais procurados (16)

Bab 1 siskom
Bab 1 siskomBab 1 siskom
Bab 1 siskom
 
Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 
Presentation6
Presentation6Presentation6
Presentation6
 
Daskom 5
Daskom 5Daskom 5
Daskom 5
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDIPpt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)
 
Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
Algoritma copy
Algoritma   copyAlgoritma   copy
Algoritma copy
 
Modul6ppt
Modul6pptModul6ppt
Modul6ppt
 
Pti mtr06
Pti mtr06Pti mtr06
Pti mtr06
 
2.1 sistem nombor perduaan
2.1 sistem nombor perduaan2.1 sistem nombor perduaan
2.1 sistem nombor perduaan
 
Presentasi modul 6 - sistem bilangan
Presentasi modul 6 - sistem bilanganPresentasi modul 6 - sistem bilangan
Presentasi modul 6 - sistem bilangan
 
Organisasi Komputer- representasi informasi
Organisasi Komputer- representasi informasiOrganisasi Komputer- representasi informasi
Organisasi Komputer- representasi informasi
 
Presentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilanganPresentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilangan
 

Destaque

Rekayasa perangkat lunak(Jilid2)
Rekayasa perangkat lunak(Jilid2)Rekayasa perangkat lunak(Jilid2)
Rekayasa perangkat lunak(Jilid2)sekolah maya
 
Rekayasa perangkat lunak(Jilid1)
Rekayasa perangkat lunak(Jilid1)Rekayasa perangkat lunak(Jilid1)
Rekayasa perangkat lunak(Jilid1)sekolah maya
 
TIK SMA Kelas 10 Semester 1
TIK SMA Kelas 10 Semester 1TIK SMA Kelas 10 Semester 1
TIK SMA Kelas 10 Semester 1sekolah maya
 
Sistem komputer kelas 10 semester 1
Sistem komputer kelas 10 semester 1Sistem komputer kelas 10 semester 1
Sistem komputer kelas 10 semester 1SIFA dhilah
 
Release Party Ubuntu 12.04
Release Party Ubuntu 12.04Release Party Ubuntu 12.04
Release Party Ubuntu 12.04Ilham Kurniawan
 
Hardening Linux Server Security
Hardening Linux Server SecurityHardening Linux Server Security
Hardening Linux Server SecurityIlham Kurniawan
 
Buku TIK SMA Kelas 12 Semester 2 (KTSP)
Buku TIK SMA Kelas 12 Semester 2 (KTSP)Buku TIK SMA Kelas 12 Semester 2 (KTSP)
Buku TIK SMA Kelas 12 Semester 2 (KTSP)alvinnoor
 
TIK SMA Kelas 12 Semester 1
TIK SMA Kelas 12 Semester 1TIK SMA Kelas 12 Semester 1
TIK SMA Kelas 12 Semester 1sekolah maya
 
TIK SMA Kelas 10 Semester 2
TIK SMA Kelas 10 Semester 2TIK SMA Kelas 10 Semester 2
TIK SMA Kelas 10 Semester 2sekolah maya
 
TIK SMA Kelas 11 Semester 2
TIK SMA Kelas 11 Semester 2TIK SMA Kelas 11 Semester 2
TIK SMA Kelas 11 Semester 2sekolah maya
 
TIK SMA Kelas 11 Semester 1
TIK SMA Kelas 11 Semester 1TIK SMA Kelas 11 Semester 1
TIK SMA Kelas 11 Semester 1sekolah maya
 
Debian Server Tutorial Komplit
Debian Server Tutorial KomplitDebian Server Tutorial Komplit
Debian Server Tutorial KomplitRahmad Kurniawan
 

Destaque (19)

P1
P1P1
P1
 
Test
TestTest
Test
 
Rekayasa perangkat lunak(Jilid2)
Rekayasa perangkat lunak(Jilid2)Rekayasa perangkat lunak(Jilid2)
Rekayasa perangkat lunak(Jilid2)
 
P2
P2P2
P2
 
P7
P7P7
P7
 
Xbmc / Kodi
Xbmc / KodiXbmc / Kodi
Xbmc / Kodi
 
Rekayasa perangkat lunak(Jilid1)
Rekayasa perangkat lunak(Jilid1)Rekayasa perangkat lunak(Jilid1)
Rekayasa perangkat lunak(Jilid1)
 
TIK SMA Kelas 10 Semester 1
TIK SMA Kelas 10 Semester 1TIK SMA Kelas 10 Semester 1
TIK SMA Kelas 10 Semester 1
 
Sistem komputer kelas 10 semester 1
Sistem komputer kelas 10 semester 1Sistem komputer kelas 10 semester 1
Sistem komputer kelas 10 semester 1
 
Release Party Ubuntu 12.04
Release Party Ubuntu 12.04Release Party Ubuntu 12.04
Release Party Ubuntu 12.04
 
Hardening Linux Server Security
Hardening Linux Server SecurityHardening Linux Server Security
Hardening Linux Server Security
 
Buku TIK SMA Kelas 12 Semester 2 (KTSP)
Buku TIK SMA Kelas 12 Semester 2 (KTSP)Buku TIK SMA Kelas 12 Semester 2 (KTSP)
Buku TIK SMA Kelas 12 Semester 2 (KTSP)
 
Hakikat IPA SMP
Hakikat IPA SMPHakikat IPA SMP
Hakikat IPA SMP
 
TIK SMA Kelas 12 Semester 1
TIK SMA Kelas 12 Semester 1TIK SMA Kelas 12 Semester 1
TIK SMA Kelas 12 Semester 1
 
TIK SMA Kelas 10 Semester 2
TIK SMA Kelas 10 Semester 2TIK SMA Kelas 10 Semester 2
TIK SMA Kelas 10 Semester 2
 
TIK SMA Kelas 11 Semester 2
TIK SMA Kelas 11 Semester 2TIK SMA Kelas 11 Semester 2
TIK SMA Kelas 11 Semester 2
 
Basic Mikrotik
Basic MikrotikBasic Mikrotik
Basic Mikrotik
 
TIK SMA Kelas 11 Semester 1
TIK SMA Kelas 11 Semester 1TIK SMA Kelas 11 Semester 1
TIK SMA Kelas 11 Semester 1
 
Debian Server Tutorial Komplit
Debian Server Tutorial KomplitDebian Server Tutorial Komplit
Debian Server Tutorial Komplit
 

Semelhante a OPTIMASI SISTEM BILANGAN

Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-2.pptx
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-2.pptxPer-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-2.pptx
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-2.pptxPutriDewintari1
 
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Ismanu Rahadi
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Fazar Ikhwan Guntara
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3adealfarisi
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2adealfarisi
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeDavid Adi Nugroho
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 

Semelhante a OPTIMASI SISTEM BILANGAN (20)

Modul6 terry
Modul6 terryModul6 terry
Modul6 terry
 
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-2.pptx
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-2.pptxPer-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-2.pptx
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-2.pptx
 
Power poin modul 6
Power poin modul 6Power poin modul 6
Power poin modul 6
 
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
 
6 sistem bilangan dan kode (pti)
6 sistem bilangan dan kode (pti)6 sistem bilangan dan kode (pti)
6 sistem bilangan dan kode (pti)
 
6 sistem bilangan dan kode (pti)
6 sistem bilangan dan kode (pti)6 sistem bilangan dan kode (pti)
6 sistem bilangan dan kode (pti)
 
ppt BAB 1.pptx
ppt BAB 1.pptxppt BAB 1.pptx
ppt BAB 1.pptx
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Tugas b log
Tugas b logTugas b log
Tugas b log
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Presentation Simbil.pptx
Presentation Simbil.pptxPresentation Simbil.pptx
Presentation Simbil.pptx
 
Daskom 5
Daskom 5Daskom 5
Daskom 5
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
 
Assembly 01
Assembly 01Assembly 01
Assembly 01
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 

OPTIMASI SISTEM BILANGAN

  • 1. Pengantar Teknologi Informasi " Pertemuan 5-6 " " Sistem Bilangan dan Pengkodean "
  • 2. Dasar Sistem Bilangan Bilangan ialah suatu jumlah dan suku-suku angka. Dimana tiap suku angka adalah merupakan hasil perkalian antara angka dengan hasil perpangkatan dan bilangan dasar, dimana pangkat ini sesuai dengan letak suku angka tersebut. Contoh: Bilangan 127 dapat diuraikan sbb : dalam sistem bilangan dasar sepuluh (127)10 = 1 x 102 + 2 x 101 + 7 x 100 angka(digit) suku angka bilangan dasar pangkat
  • 3. Bilangan Dasar Sepuluh (DESIMAL) • Adalah bilangan yang menggunakan basis 10 yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 • Memiliki 10 suku angka (Radix) • Radix = banyaknya suku angka atau digit yang digunakan dalam sistem bilangan • Penulisan : 17 = 1710, 8 = 810 • Contoh : 8 = 10º x 8 18 = (10¹ x 1) + (10º x 8) 2000 = (10³ x 2) + (10² x 0) + (10¹ x 0) + (10º x 0)
  • 4. Bilangan Dasar Dua (BINER) • Mempunyai bilangan dasar (base) = 2, karena hanya mengenal 2 notasi yaitu 0 dan 1. • Digit biner digunakan untuk menunjukan dua keadaan level tegangan: HIGH atau LOW. • Sebagian besar sistem digital level HIGH direpresentasikan oleh 1 atau ON dan level LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF. • Contoh : (1011)2 = 1 x 23 + 0 + 22 + 1 x 21 + 1 x 20 = (11)10
  • 5. Bilangan Dasar Delapan (OCTAL) • Mempunyai bilangan dasar (base) = 8. • Kombinasi dari system bilangan oktadesimal ini dibentuk dari bilangan 0 sampai 7. • Contoh : (701)8 = 7 x 82 + 0 x 81 + 1 x 80 = (449)10
  • 6. Bilangan Dasar Enambelas (HEKSADESIMAL) Mempunyai bilangan dasar (base) = 16. Kombinasi dari system bilangan heksadesimal ini dibentuk dari bilangan 0 sampai 9 dan abjad A sampai F. Contoh : (AF01)16 = A x 163 + F x 162 + 0 x 161 + 1 x 160
  • 7. Bilangan Dengan Basisnya Decimal ( base 10 ) Binary ( base 2) Octal ( base 8 ) Hexadecimal ( base 16 ) 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 00 01 02 03 04 05 06 07 10 11 12 13 14 15 16 17 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
  • 8. Kode yang mewakili data • Suatu komputer yang berbeda menggunakan kode biner untuk mewakili suatu karakter. • Komputer 1 byte untuk 4 bit menggunakan kode biner yang berbentuk kombinasi 4 bit yaitu BCD (Binary Coded Decimal). • Komputer yang menggunakan 1 byte untuk 6 bit, menggunakan kode biner dengan kombinasi 6 bit yaitu SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Interchange Code). • Komputer 1 byte untuk 8 bit menggunakan kode biner dengan kombinasi 8 bit yaitu EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) atau ASCII (American Standard Code for Information Interchange).
  • 9. BCD (Binary Coded Decimal) • BCD merupakan kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit decimal saja, yaitu angka 0 sampai dengan 9. Menggunakan kombinasi 4-bit, sehingga hanya 10 kombinasi yang dipergunakan.
  • 10. SBCDIC (Standar Binary Coded Decimal Interchange Code) • Merupakan kode biner yang dikembangkan dari BCD, BCD dianggap tanggung, karena masih ada 6 karakter kombinasi yang tidak dipergunakan, tetapi tidak dapat digunakan untuk mewakili karakter yang lain. SBCDIC menggunakan kombinasi 6-bit, sehingga lebih banyak kombinasi yang dihasilkan yaitu sebanyak 64 (26 = 64) kombinasi kode adalah 10 kode untuk digit angka, 26 kode untuk huruf alphabetic dan sisanya karakter-karaker khusus yang dipilih. • Posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone yaitu 2 bit pertama (diberi nama A dan B) disebut alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1) disebut numeric bit position.
  • 11.
  • 12. EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) atau ASCII (American Standard Code for Information Interchange). • EBCDIC banyak digunakan pada computer generasi ketiga, seperti IBM S/360. EBCDIC terdiri dari kombinasi 8-bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter sebanyak 256 (28 = 256) kombinasi karakter. Pada EBCDIC high-order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone bits dan low-order bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bits.
  • 13. Karakter yang diwakili oleh EBCDIC ditunjukkan oleh kombinasi digit biner 1 dan 0 pada zone bits dan numeric bits sebagai berikut:
  • 14. ASCII 7-bit  ASCII singkatan dari American Standard Code for Information Interchange atau ada yang menyebut dengan American Standard Commintee on Information Interchange dikembangkan oleh ANSI (American National Standards Institute) untuk tujuan membuat kode biner yang standar. Kode ASCII yang standar menggunakan kombinasi 7-bit, dengan kombinasi sebanyak 127 dari 128 (27 = 128) kemungkinan kombinasi, yaitu :  26 buah huruf capital (upper case) dari A s/d Z  26 buah huruf kecil (lower case) dari a s/d z  10 digit decimal dari 0 s/d 9  34 karakter kontrol yang tidak dapat dicetak hanya digunakan untuk informasi status operasi computer  32 karakter khusus (special characters)  ASCII 7-bit banyak digunakan untuk komputer-komputer generasi sekarang, termasuk komputer mikro
  • 15. ASCII 8-bit • ASCII 8-bit terdiri dari kombinasi 8-bit. mulai banyak digunakan, karena lebih banyak memberikan kombinasi karakter. Dengan ASCII 8-bit, karakter-karakter graphic yang tidak dapat diwakili ASCII 7bit, seperti ♥ ♦ ♣ ♠ α β ►◄ karakter dan sebagainya dapat diwakili.
  • 16. Konversi Bilangan Secara umum ekspresi sistem bilangan basis –r mempunyai perkalian koefisien oleh pangkat dari r. anrn + a n-1 r n-1 + … + a2r2 + a1r1 + a0r0 + a-1 r -1 + a-2 r2 + … Contoh : Konversi bilangan n berbasisi r ke desimal 11010,112 = 1.24 + 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20 +1.2-1 + 1.2-2 = 26,7510 4021,25 = 4.53 + 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1 = 511,410
  • 18. Contoh Konversi ke biner 4110 = 41/2 20/2 10/2 5/2 2/2 1/2 Integer 41 = = = = 2 = 1 = 0  4110 = 1010012 Reminder 20 10 5 1 0 0 1 0 1
  • 19. Pecahan Biner…. 0,37510 = Integer 0,375 x 2 0,75 x 2 0,50 x 2 0 x2 = = = =  0,37510 = 0, 0112 0 1 1 0 Reminder 0,75 0,50 0 0
  • 20. Konversi dari biner ke Octal & Hexadecimal  10 110 001 101 011, 111 1002 = 26153, 748 2 6 1 5 3 7 4  10 1110 0110 1011, 1111 00102 = 2E6B,F216 2 E 6 B F 2
  • 21. Konversi dari Octal dan Hexadecimal ke biner  673,1248 = 110 111 011, 001 010 1002 6  306,D16 7 3 1 2 4 = 0011 0000 0110, 11012 3 0 6 D
  • 22. :: Selesai :: Next : UTS dulu ya..