Dengan mengadakan penilaian, guru dapat mengetahui kelemahan siswa dan mengetahui sebab kelemahan tersebut. Dengan mengadakan penilaian maka mempermudah mencari cara untuk mengatasi kelemahan tersebut
2. BAB I
PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan suatu negara
menunjukan tingkat kemakmuran suatu
bangsa.
Melalui pendidikan, Indonesia berusaha
mencetak generasi unggul, yang beriman dan
bertakwa, mampu bersaing dengan negara
lain , mampu menghadapi tantangan jaman ,
trampil dan cerdas dalam menyelesaikan
masalah-masalah pribadi dan social.
Evaluasi Kuantitatif
2
3. Evaluasi kuantitatif
Evaluasi pendidikan penting dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh
karena itu, evaluasi pendidikan perlu
dipahami dengan benar, bahwa
pengevaluasian pendidikan yang baik,
bukanlah semata-mata sebagai suatu
kegiatan pencarian informasi yang
alakadarnya, melainkan harus melalui
tahapan-tahapan tertentu dan dilakukan
secara berkesinambungan.
Evaluasi Kuantitatif
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
evaluation, dalam bahasa Indonesia dapat
diartikan sebagai penilaian.
Ralph Tyler dalam Arikunto ( 2007:3) : Evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data
untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,
dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Cronbach dan Stuffebean : proses evaluasi bukan
sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai,
tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Evaluasi Kuantitatif
4
5. Permendiknas No. 66 th 2013
tentang Standar Penilaian pendidikan : Penilaian
Pendidikan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Prinsif penilaian meliputi :
Shahih
Objektif
Ekonomis
Transparan
Akuntabel
Evaluasi Kuantitatif
5
6. 2.2. Perkembangan konsep dan lingkup
Sasaran Evaluasi/Penilaian
Keadaan konsep dan lingkup sasaran penilaian
menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2009:213-
215),terbagi dalam :
Masa sebelum th.1930.
Kegiatan pengukuran dan penilaian sangat
bersifat kuantitatif dan lebih banyak diarahkan
untuk memeriksa perbedaan-perbedaan
individual. Dalam bidang pendidikan , berbagai
alat uji /tes diarahkan untuk mmengungkapkan
informasi tentang perbedaan individual antara
siswa yang satu dengan siswa yang lainnya
dalam setiap bidang studi.
Evaluasi Kuantitatif
6
7. Evaluasi kuantitatif
Hasil pengukuran hanya mengungkap informasi
tentang perbedaan-perbedaan individual dan bukan
tentang kualitas kurikulum atau system pendidikan.
Keadaan antara 1930 -1960
Pada masa ini mulai tumbuh kebutuhan untuk
menghubungkan kegiatan penilaian dengan
upaya perbaikan kurikulum/system pendidikan.
Ralph W.Tyler adalah salah satu tokoh yang
menghubungkan antara penilaian dan perbaikan
kurikulum
Evaluasi Kuantitatif
7
8. Evaluasi kuantitatif
Evaluasi Kuantitatif
8
Perkembangan setelah th 1960
Pada masa ini penilaian diperlukan untuk
mengetahui :
Sejauh mana tujuan pendidikan berhasil
dicapai
Bagian mana dari kurikulum yang masih
lemah, factor-faktor apa yang menyebabkan
dan bagaimana cara memperbaikinya
Apakah kurikulum baru yang dikembangkan
tersebut lebih unggul dari kurikulum yang ada
ditinjau dari berbagai segi.
9. 2.3. Sasaran, Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi Kuantitatif
9
Suharsimi Arikunto (2007:4-5) sasaran evaluasi unsur-
unsurnya :
Input
Kemampuan, kepribadian, sikap, dan intelegensi
Transformasi
Kurikulum/materi, metode dan cara penilaian, sarana
pendidikan/media, system administrasi, guru, dan
personel lainnya
Out put
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pencapaian prestasi belajar mereka selama mengikuti
program. Alat untuk mengukur pencapaian ini disebut
achievement test
10. Unsur –unsur penentu keberhasilan
Transformasi
Evaluasi Kuantitatif
10
Siswa itu sendiri
Guru dan personal lainnya
Bahan pelajaran
Metode mengajar dan system evaluasi
Sarana penunjang
System administrasi
11. Tujuan dan fungsi evaluasi , Suharsimi (2007-10-
11) :
Evaluasi Kuantitatif
11
1. Penilaian berfungsi selektif
Untuk memilih siswa yang dapat diterima di
sekolah tertentu
Memilih siswa yang dapat naik kelas atau
tidak
Memilih siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa
Memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah
12. Fungsi penilaian
Evaluasi Kuantitatif
12
2. Penilaian berfungsi diagnostic
Dengan mengadakan penilaian, guru
dapat mengetahui kelemahan siswa dan
mengetahui sebab kelemahan tersebut.
Dengan mengadakan penilaian maka
mempermudah mencari cara untuk
mengatasi kelemahan tersebut.
13. Fungsi penilaian
Evaluasi Kuantitatif
13
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Hasil penilaian untuk menentukan dengan
pasti di kelompok mana seorang siswa harus
digunakan. Sekelompok siswa yang
mempunyai hasil penilaian yang sama, akan
berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur
keberhasilan.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana suatu program berhasil diterapkan.
14. 2.4. Pengertian Evaluasi Kuantitatif dan Evaluasi
Kualitatif
Evaluasi Kuantitatif
14
Evaluasi kuantitatif :
- menekankan paradigma bahwa suatu variable
atau gejala dapat digambarkan secara teoritik.
Hasil dari evaluasi kuantitatif dapat berupa angka-
angka hasil pengukuran
- Bahwa pendekatan kuantitatif adalah proses
pengukuran yang objektif yang menggunakan
prosedur formal dan metode yang fokus pada
bidang yang sangat spesifik yaitu perkembangan
anak yang dapat dengan mudah diamati dan
dicatat
15. Perbedaan kualitatif dan kuantitatif
Evaluasi Kuantitatif
15
- Informasi dikumpulkan pada satu waktu, dan
hasilnya dapat digunakan untuk
membandingkan kinerja anak dalam grup dan
usia yang sama / sebaya. Hasil ini juga dapat
menunjukkan apakah seorang anak telah
menguasai tujuan khusus yang ditetapkan
atau tidak.
- Ciri berikutnya dari model kuantitatif adalah
tidak digunakannya pendekatan proses dalam
mengembangkan criteria evaluasi
16. Perbedaan kualitatif dan kuantitatif
Evaluasi Kuantitatif
16
Prosedur evaluasi kuantitatif meliputi :
- Penentuan masalah dan
pertanyaan evaluasi
- Penentuan variable, jenis data dan sumber
data
- Penentuan metodologi
- Pengembangan instrument
- Penentuan proses pengumpulan data
- Pengumpulan data dan proses pengolahan
data
17. Perbedaan kualitatif dan kuantitatif
Evaluasi Kuantitatif
17
model evaluasi kualitatif selalu menempatkan
proses pelaksanaan kurikulum sebagai focus
utama evaluasi. Oleh karena itulah dimensi
kegiatan dan proses lebih mendapatkan
perhatian dibandingkan dimensi lain.
Hasil evaluasi kualitatif berupa peringkat,
mis.sangat baik, baik, sedang, kurang, sangat
kurang
18. Model evaluasi
Evaluasi Kuantitatif
18
Said Hamid Hasan (1988 : 83 – 136)
mengelompokan model evaluasi sebagai
berikut :
- Model evaluasi kuantitaif : model Tyler,model
teoritik, Tyler and Maguire,model pendekatan
sitem Alkin, model countinence stake, model
CIPP, model ekonomi makro.
- Model evaluasi Kualitatif : model Studi
Kasus, model Iluminatif, dan model
responsive.
19. 2.5. Model Evaluasi Kuantitatif
Evaluasi Kuantitatif
19
Congruence Model
Penilaian model ini adalah usaha untuk
memeriksa kesesuaian (congruence)
antara tujuan pendidikan yang ingin
dicapai dan hasil belajar yang telah
dicapai karena itu dapat kita sebut
sebagai model Congruence.
20. Congruence Model
Evaluasi Kuantitatif
20
Tyler dalam Nana Sudjana dan Ibrahim (2009
:238-239) hakekat penilaian dimaksud
sebagai kegiatan untuk melihat sejauh mana
tujuan-tujuan pendidikan telah dapat dicapai
siswa dalam bentuk hasil belajar yang mereka
perlihatkan pada akhir kegiatan pendidikan.
Hal ini berarti bahwa penilaian itu pada
dasarnya ingin memperoleh gambaran
mengenai efektivitas dari system pendidikan
dalam mencapai tujuan
21. Congruence Model
Evaluasi Kuantitatif
21
Model ini dibangun atas dua pemikiran yaitu:
Evaluasi ditujukan kepada tingkah laku
peserta didik
Evaluasi diadakan kepada peserta didik pada
awal pembelajaran dan sesudah
melaksanakan pembelajaran (hasil belajar).
Menekankan adanya pre test dan post test
karena itu disebut model Black Box
22. Congruence Model
Evaluasi Kuantitatif
22
Menurut Tyler dalam Nana Sudjana dan
Ibrahim (2009 : 242) ada 4 langkah pokok
yang harus dilakukan adalah :
Menentukan tujuan pembelajaran yang akan
dievaluasi
Menetapkan “test situation” yang diperlukan.
Situasi dapat berbentuk demonstrasi
menggunakan media, memecahkan persoalan
secara tertulis, memimpin kegiatan
kelompok,dan sebagainya
23. Congruence Model
Evaluasi Kuantitatif
23
Menentukan alat evaluasi yang akan
digunakan
Menggunakan hasil penelitian . Untuk
kepentingan bimbingan siswa maupun untuk
perbaikan system
24. Educational System Evaluation Model
Evaluasi Kuantitatif
24
Ruang lingkup model evaluasi ini lebih luas
dari model Tyler. Tokoh – tokoh penilaian ini
antara lain Daniel L. Stuflebeam, Robert E.
Stake dan Malcom M.
Hakekat penilaian ini adalah bahwa
keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor
yang mempengaruhi konsep penilaian
25. Educational System Evaluation Model
Evaluasi Kuantitatif
25
Penilaian menurut model ini bermaksud
membandingkan performance dari berbagai
dimensi system yang dikembangkan dengan
sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya
sampai pada suatu deskripsi dan judgement
mengenai system yang dinilai tersebut.
Menekankan pentingnya system penilaian
yang menyeluruh terhadap dimensi-dimensi
yang berpengaruh terhadap hasil yang akan
dicapai tidak semata pada aspek hasil yang
dicapai saja
26. Educational System Evaluation Model
Evaluasi Kuantitatif
26
Pendekatan yang ditempuh oleh model ini
dalam pelaksanaan evaluasi adalah :
Membandingkan performance setiap dimensi
system dengan criteria intern system itu
sendiri
Membandingkan performance setiap dimensi
system dengan criteria ekstern diluar system
itu sendiri
27. Educational System Evaluation Model
Evaluasi Kuantitatif
27
Robert E. Stake dalam Nana Sudjana dan
Ibrahim (2009:244-245) berpandangan bahwa
kegiatan penilaian tidak hanya berakhir pada
suatu deskripsi tentang keadaan dari sesuatu
yang dinilainya , melainkan harus sampai
pada suatu judgement mengenai baik-buruk,
efektif tidaknya suatu system.
28. Educational System Evaluation Model
Evaluasi Kuantitatif
28
Stake membagi objek penilaian atas 3 katagori :
Antecedents
Dimensi ini meliputi sumber/modal/input ; tenaga,
keuangan,
karakteristik siswa, dan tujuan yang ingin dicapai
Transactions
Dimensi ini mencakup rencana kegiatan, proses
pelaksanaan,
bentuk interaksi anatara guru dan siswa dsb.
Outcomes
Dimensi ini menilai hasil yang dicapai siswa, reaksi guru
terhadap system tersebut dan efek samping dari system
yang
bersangkutan.
29. Model CIPP
Evaluasi Kuantitatif
29
Model CIPP dikembangkan oleh Daniel
Stufflebeam dan rekan pada tahun 1960.
Model ini unik karena memungkinkan
evaluator untuk mengevaluasi program pada
tahap yang berbeda yaitu; sebelum program
dimulai untuk membantu evaluator menilai
kebutuhan apa yang diperlukan dan pada
akhir program untuk menilai apakah sebuah
program telah berjalan efektif atau tidak
30. Model CIPP
Evaluasi Kuantitatif
30
4 dimensi evaluasi model CIPP, yaitu:
Evaluasi Context
Tujuan utama dari evaluasi context adalah
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
evaluan. Evaluator mengidentifikasi berbagai
factor guru, peserta didik, manajemen, fasilitas
kerja, suasana kerja, peraturan, peran komite
sekolah, masyarakat dan factor lain yang
mungkin berpengaruh terhadap kurikulum.
31. Model CIPP
Evaluasi Kuantitatif
31
Evaluasi Input
Evaluator menentukan tingkat kemanfaatan
berbagai factor yang dikaji dalam konteks
pelaksanaan kurikulum. Pertimbangan
mengenai ini menjadi dasar bagi evaluator
untuk menentukan apakah perlu ada revisi
atau pergantian kurikulum.
32. Model CIPP
Evaluasi Kuantitatif
32
Process
Evaluasi proses adalah evaluasi mengenai
pelaksanaan dari suatu inovasi kurikulum.
Evaluator mengumpulkan berbagai informasi
mengenai keterlaksanaan implementasi
kurikulum, berbagai kekuatan dan kelemahan
proses implementasi. Evaluator harus
merekam berbagai pengaruh variable input
terhadap proses
33. Model CIPP
Evaluasi Kuantitatif
33
Product
tujuan utama dari evaluasi hasil adalah untuk
menentukan sejauh mana kurikulum yang
diimplementasikan tersebut telah dapat
memenuhi kebutuhan kelompok yang
menggunakannya. Evaluator mengumpulkan
berbagai macam informasi mengenai hasil
belajar, membandingkannya dengan standard
dan mengambil keputusan mengenai status
kurikulum (direvisi, diganti atau dilanjutkan).
34. Model CIPP
Evaluasi Kuantitatif
34
jenis data yang diperlukan adalah data objektif
(skor hasil tes) juga data subjektif atau
judgemental data (pandangan para guru,
reaksi para siswa dll).
Model CIPP mencoba menghubungkan
program evaluasi dengan pengambilan
keputusan.
Hasil evaluasi bertujuan untuk memberikan
analisa dan dasar yang rasional untuk
diambilnya sebuah keputusan
35. 2.6. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Evaluasi Kuantitatif
35
Evaluasi dapat dilakukan melalui teknik :
Non test : skala penilaian ( rating scale),
kuesioner, daftar cek (check list), wawancara
(interview), pengamatan (observation).
Teknik test : test sumatif, test formatif , dan
test diagnostic.
36. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Evaluasi Kuantitatif
36
Syarat-syarat penyusunan Evaluasi yang baik :
Validitas
Reliabilitas
Objektivitas
Praktibilitas
Kemampuan membandingkan.
37. BAB III PENUTUP
Evaluasi Kuantitatif
37
3.1. Kesimpulan
Evaluasi pendidikan sebagai suatu proses yang
sistematis berguna untuk mengetahui sejauh
mana tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
tercapai, juga untuk menghimpun data-data dan
informasi tentang kemajuan dan perkembangan
peserta didik setelah mengikuti suatu pelajaran
dalam jangka waktu tertentu.
Inovasi system pengevaluasian dalam
pendidikan dilakukan terus menerus, guna
mencapai pendidikan yang lebih baik
38. Evaluasi Kuantitatif
38
Inovasi system pengevaluasi dalam pendidikan
dilakukan terus menerus, guna mencapai
pendidikan yang lebih baik .
Evaluasi masa kini tidak berkutat dan
mementingkan penilaian yang bersifat cognitive
atau pengetahuan belaka, melainkan
mempertimbangkan penilaian pada ranah
psikomotor dan afektive.
Begitupun, proses penilaian tidak hanya
dilakukan pada awal pembelajaran dan akhir
pembelajaran saja melainkan pada proses dan
dimensi lain yang menunjang keberhasilan atau
kegagalan dalam pencapaian suatu tujuan
pendidikan.
39. Saran
Evaluasi Kuantitatif
39
3.2. Saran
Melihat pentingnya evaluasi kurikulum untuk
dilakukan sesuai prosedur, maka kami
menyarankan kepada evaluator untuk
memahami benar teori-teori evaluasi
kurikulum serta teori kurikulum yang sedang
dijalankan oleh satuan pendidikan. Sehingga
evaluasi kurikulum tersebut bermanfaat
sebagaimana tujuan dari evaluasi kurikulum
itu sendiri.
40. Evaluasi Kuantitatif
40
Penulis menyarankan agar para evaluator
semakin bertindak objektif saat melakukan
evaluasi. Evaluasi sebaiknya dilakukan
secara menyeluruh dan
berkesinambungan , serta memanfaatkan
data dan informasi hasil evaluasi tersebut
sebagai landasan dalam pengambilan
keputusan-keputusan penting menyangkut
kemajuan pendidikan yang diserta tindak
lanjut nyata sebagai umpan balik.
41. DAFTAR PUSTAKA
Evaluasi Kuantitatif
41
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page. (n.d.). Retrieved
September 15, 2014
CIPP Model of evaluation. (n.d.). Retrieved September 10,
2014, from Wikipedia The Free Encyclopedia:
http://en.wikipedia.org
Permendiknas no 66 ( 2013) tentantang Standar Penilaian
Quantitative Approach to Evaluation and Assessment. (n.d.).
Retrieved September 12, 2014, from
http://olms1.cte.jhu.edu/olms/output/page.php?id=308
Sudjana, N., & Ibrahim. (2009). Penelitian dan penilaian
Pendidikan. Bandung: Sinar baru Algensindo.
Trianto. (2010). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif. Jakarta: Kharisma Putu Utama.