Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menata naluri dasar (baqa') anak, yang mencakup kebutuhan akan keamanan, kepemilikan, kepemimpinan, dan tanggung jawab. Naluri-naluri tersebut perlu ditumbuhkan dan dibimbing sesuai dengan tahapan perkembangan anak, agar dapat membentuk kepribadian anak menjadi dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab.
2. Apa itu Baqa?
Naluri yang memiliki Kecenderungan untuk mempertahan diri,
seperti eksistensi diri, rasa takut, rasa memiliki, suka
memimpin, marah, senang, sedih dasar percaya diri, rasa
tanggungjawab dan kepemimpinan
3. Kenapa Harus di Tata ?
Salah satu faktor penentu kesuksesan anak di masa
mendatang.
Modal penting dalam membangun hubungan dengan
dirinya dan orang lain
Berpengaruh dalam kemampuan menempatkan diri
dalam berbagai situasi dan kondisi
4. “Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menundukkan
hawa nafsunya serta biasa beramal untuk bekal kehidupan
setelah mati. Sebaliknya, orang yang lemah adalah orang
yang memperturutkan hawa nafsunya, sementara dia
berangan-angan kepada Allah” (HR. At tirmidzi, Ahmad, Ibn
Majah, dan al-Hakim).
7. TAHAPAN PERKEMBANGAN NALURI ANAK
Usia 0 – 7 Tahun (menjelang tamyiz)
•
•
Ukuran pelayanan:
memiliki hak secara sempurna untuk diperlakukan secara baik oleh yang lain
(pelayanan & perlindungan penuh)
Sejak tamyiz sampai ‘aqil baligh (dewasa) sudah mampu melakukan
perintah secara mandiri tetapi kemampuannya belum sempurna karena baik
fisik maupun akalnya masih dalam tahap perkembangan. Pada fase ini ada 2
tahap :
Masa 7-10 tahun
•
Pembiasaan (rutinitas) pelaksaan taklif syariah tanpa sanksi fisik. Mendidik
dengan cara memotivasi dan memberikan ancaman qoul (kata-kata)
berdasarkan hukum syara
Masa 10 tahun-dewasa (maksimum 15 tahun)
•
Pendisiplinan pelaksanaan taklif syariah dengan memberikan sanksi fisik bila
meninggalkan dengan sengaja. Sanksi fisik yang dimaksud dalam rangka ta’dib
(pembelajaran) bukan menyakiti atau menyiksa. Pada usia ini anak belajar menjadi
orang dewasa
7
8. TAHAPAN PERKEMBANGAN NALURI
ANAK
4. Usia Dewasa (diatas 15 tahun)
Pelaksanaan taklif syariah dengan kesadaran
dan tanggung jawab penuh, tidak dimaafkan
kesalahan secara sengaja dan diberikan
sanksi fisik sebagai hukuman (uqubat)
8
9. • Perkembangan fisik, naluri dan akal sempurna
pada usia baligh
• Aqil baligh penentu mukallaf terhadap
pelaksanaan perintah dan larangan Allah
sebagai petunjuk hidup di dunia
• Perlu pendidikan bagi anak untuk
mempersiapkannya menjadi manusia dewasa
yang mandiri dan bertanggungjawab dalam
menyelesaikan permasalahan hidupnya sesuai
petunjuk PenciptaNya.
9
11. Naluri Baqo Usia Menjelang Tamyiz :
ditumbuhkan mulai dari
–
Memunculkan rasa aman, tidak berkembang rasa takut terhadap
sesuatu yang baru dikenalnya
–
Memunculkan rasa eksistensi dirinya; merangsang keinginannya
untuk bermain bersama dengan saudaranya dan temannya;
merangsang munculnya rasa tanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain; merangsang
tanggung jawab menolak kezholiman dan membela kebenaran.
–
Memunculkan rasa memiliki terhadap benda-benda yang menjadi
kebutuhannya, rasa pemeliharaan terhadap benda-benda yang
menjadi miliknya, membedakan mana yang menjadi milik sendiri
dan mana yang menjadi milik orang lain. Bila ingin menggunakan
milik orang lain harus ijin terlebih dahulu. Selanjutnya ditumbuhkan
keridhoannya untuk selalu berbagi, dimulai berbagi kepada
saudaranya, selanjutnya dengan temannya.
11
12. Naluri Baqa’ (Sejak tamyiz sampai ‘aqil baligh—dewasa):
– Siap mandiri memenuhi kebutuhannya sendiri
(mandi, makan, berpakaian), hidup
bermasyarakat, berbagi, bekerjasama, tolong
menolong
– Berani membela kebenaran
– Siap berkompetisi dengan teman seusianya dan
menghargai temannya
12
13. Naluri Baqa’ (Masa 10 tahun-dewasa (maksimum 15 tahun):
– Bertanggung jawab memenuhi kebutuhannya
sendiri
– Berani membela kebenaran dan menolak
kezholiman
– Siap berkorban untuk kebenaran dan memimpin
temannya sampai orang dewasa
13
14.
15. Bermain/Senda-Gurau
Hasan dan Husain menaiki punggung Rasulullah SAW, lalu
beliau bersabda:
”Sebaik-baik unta adalah unta kalian, sebaik-baik
penunggang unta adalah kalian”.
Rasulullah SAW mengajak Aisyah berlomba lari saat itu
belum berumur 5 tahun, sampai ia merasa puas, bersabda:
“Hormatilah anak-anak kecil
yang senang bermain”.
HR Tirmidzi, ”
Keringat anak diwaktu kecil menambah
kecerdasannya diwaktu dewasa”.
16. Rasullah SAW menampakkan kasih-sayang
kepada anak-anak, dengan cara:
Mencium
Abu Hurairoh berkata,” Rasulullah SAW mencium Hasan
dan disebelahnya duduk AL Aqra bin Habits At Tamimi. Al
Aqra berkata,”saya punya 10 anak tidak seorangpun
diantara mereka pernah saya cium”. Rasulullah SAW
berkata,”Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak
disayangi”. (HR. Bukhari)
Bukanlah termasuk dalam golongan kami orang yang tidak
menyayangi anak kecil diantara kami” (Al Hadits)
17. Tidak mencela
Dari Anas RA,”Saya membantu Nabi SAW selama 10
tahun, demi Allah SWT beliau SAW tidak pernah
mengatakan kepada saya “cih”, “Mengapa kamu
berbuat itu”, “Tidakkah kamu yang berbuat?”
Memanggil dengan nama kesayangan
“Dan janganlah kamu
panggil-memanggil dengan
gelar-gelar yang
buruk”(QS:49:11)
Rasulullah memanggil adik Anas bin Malik
(yang berumur 2 tahun) dengan julukan
“Abu Umair”.(H.R.Abu Daud)
18. Memberi hadiah
“Saling memberi hadiahlah
kalian, niscaya kalian akan saling
mencintai”(H.R Ath-Thabrani)
Didatangkan kepada Rasulullah
Saw berupa kiriman hadiah dari
Negeri Najasi, didalamnya
terdapat gunting dari Habsyi, lalu
beliau mengambil dengan jarijemarinya, kemudian memanggil
Umamah bin Abu Al-Ash (anak
dari Zainab) seraya
bersabda,”Cukurlah dengan ini,
hai anakku” (H.r Abu Daud)
19. Kasih sayang pada anak
tidak berlebihan.
Anak perlu diberi peringatan saat
melakukan kesalahan, agar tidak
terbiasa melakukan kesalahan
tersebut
Muadz bin Jabal RA berkata,
”Rasulullah SAW berwasiat: ‘Nafkahilah anakmu dengan sebagian
hartamu, jangan buang tongkatmu dari mereka untuk mendidik
mereka, buatlah mereka takut karena Allah SWT”
Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa nabi SAW berkata,”Letakkan
tongkatmu dimana anggota keluargamu bisa melihat”.