1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini hampir disegala bidang ilmu pengetahuan telah berkembang
pesat, bahkan antara satu bidang pengetahuan dengan bidang yang lain saling
terkait, sehingga suatu masalah nampak semakin kpmpleks, yang disebabkan
oleh ada-nya tinjauan dari berbagai ilmu pengetahuan guna memecahkan
masalah tersebut. Pemecahan masalah prestasi olah raga harus clitinjau dari
berbagai ilmu pengetahuan, agar dapat mencapai sasaran tertentu yaitu
pencapaian prestasi yang maksimal.
Kegiatan olahraga di Indonesia disamping menjadi tang-gung jawab
pribadi dan masyarakat masih perlu adanya dukung-an dari pemerintah agar
tujuan olahraga dapat lebih berhasil. Dengan "Hari Olahraga" yang diperingati
setiap tanggal 9 September, serta dengan slogan : "Tiada Hari Tanpa Olahraga"
dan peran pemerintah untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat, yaitu meningkatkan kualitas dalam hubungannya dengan mengajak
masyarakat untuk berprestasi dalam olahraga. Jadi tujuan olahraga bukan hanya
pem-bangunan fisik saja melainkan juga pembangunan mental dan spiritual,
sehingga antara jasmani dan rohkani akan dapat berkembang dengan seimbang,
serasi dan selaras dengan hakekat pembangunan nasional.
Dapat dikatakan bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi harus
disesuaikan antara ciri-ciri fisik tertentu dengan jenis cabang olahraga yang akan
2. diikutinya. Walaupun ukuran tubuh yang ideal belum tentu orang akan
berprestasi tinggi, tetapi dengan ukuran tubuh yang ideal diharapkan orang
mempunyai kemungkinan untuk berprestasi lebih baik.
Prestasi yang dicatat dalam sejarah bola voli di Indonesia, sampai saat ini
belum bisa dibanggakan bila dibandingkan dengan prestasi bulutangkis, yang
dalam beberapa tahun terakhir selalu mencatat prestasi yang tinggi. Oleh karena
itu perlu diupayakan usaha-usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan
prestasi bola voli seoptimal mungkin.
Olahraga bola voli seperti halnya dengan olahraga permainan yang lain,
di mana seseorang untuk dapat bermain harus menguasai terlebih dahulu teknik-
teknik dasar permainan yang dipergunakan. Teknik-teknik dasar tersebut
mempunyai karakteristik yang sesuai dengan bentuk permainannya. Menurut M.
Yunus (1992 : 13O-132) teknik-teknik dalam permainan bola voli adalah :
"Servis (Servis tangan bawah, servis dari samping dan servis dari atas), Passing
(pass-bawah dan pass atas), Umpan (Set-up), Smash (Smash normal, smash semi
dan smash pull) serta Bendungan (Block)."
Sejalan dengan perkembangan peraturan bola voli, beberapa teknik dasar
mengalami perkembangan, seperti passing yang dahulu hanya sebatas pinggang
ke atas sekarang seluruh anggota badan dapat melakukannya. Kemudian servis
yang semula hanya sebagai awal dari permainan, sekarang merupakan teknik
serangan yang pertama.
Sejalan dengan makin pesatnya perkembangan permainan bola voli maka
teknik-teknik dasarnya harus betul-betul di-kuasai dengan baik oleh para
3. pemain. Salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli adalah teknik smash.
Teknik smash ini digunakan sebagai salah satu teknik menyerang guna
mematikan lawan. Dalam hal ini sesuai dengan pengertian smash yang
dikemukakan oleh M. Yunus (1992 : 1O8) bahwa : "Smash adalah pukulan yang
utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan." Teknik smash
dapat juga dibedakan menjadi beberapa teknik sesuai dengan ketinggian umpan
bola. Macam-macam teknik smash itu menurut M. Yunus (1992 : 131) yang
terdiri dari ; "Smash normal (Open smash), Smash semi, smash pull (quick),
smash pull straight dan smash push." Dan Salah satu jenis smash yang banyak
diguna-kan dalam suatu permainan adalah smash normal. Smash normal itu
sendiri merupakan satu teknik smash dengan ketinggian umpan bola yang cukup
tinggi yaitu 3 meter di atas net.
Dalam permainan bola voli, kemampuan kondisi fisik yang baik sangat
diperlukan. Untuk memiliki kondisi fisik yang baik, diperlukan kemampuan
khusus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam penguasaan teknik
dalam bermain bola voli. Kondisi fisik sangat diperlukan untuk mencapai
prestasi yang optimal disamping kemampuan teknik, taktik dan mental
bertanding. Adapun komponen-komponen kondisi fisik diantaranya ; eksplosif
power (daya ledak), dan koordinasi gerak.
Daya ledak merupakan kemampuan memadukan kekuatan otot dengan
kecepatan gerak, berarti daya ledak otot lengan itu adalah kemampuan seseorang
untuk mempergunakan kekuatan otot-otot lengan secara maksimum dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya, demikian pula halnya dengan daya ledak otot
4. tungkai, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan otot-otot
tungkai yang maksimum dalam waktu yang sing-kat. Koordinasi gerak adalah
kemampuan seseorang dalam meng-integrasikan bermacam-macam gerakan
yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Dengan demikian
koordinasi mata tangan merupakan suatu kemampuan seseorang dalam
mengintegrasikan antara indera mata dengan gerakan tangan dalam suatu
gerakan yang efektif.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk diadakan penelitian tentang
:“Hubungan antara daya ledak otot lengan, daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata tangan dengan prestasi smash normal pada permainan bola
voli putra UKM Bola Voli UNNES Tahun 2009”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapatlah ditarik suatu identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Bola voli merupakan cabang olahraga prestasi yang banyak digemari oleh
masyarakat.
2. Perkembangan prestasi bola voli Indonesia masih tertinggal dibandingkan
prestasi Negara-negara lain.
3. Dalam permainan bola voli penguasaan teknik dasar yang baik khususnya
teknik smash normal merupakan faktor yang penting dalam permainan bola
voli.
5. 4. Kondisi fisik yang baik seperti daya ledak otot lengan dan otot tungkai serta
koordinasi mata tangan merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
semua pemain bola voli .
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini perlu dibicarakan sebelum penelitian dilakukan
dengan tujuan untuk menghilangkan tanggapan-tanggapan yang keliru atau
kurang tepat. Adapun pembatas-an masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Daya ledak otot lengan merupakan kemampuan untuk mempergunakan
kekuatan otot-otot lengan secara maksimum dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
2. Daya ledak otot tungkai merupakan kemampuan untuk mempergunakan
kekuatan otot-otot tungkai secara maksimum dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
3. Koordinasi mata tangan merupakan suatu kemampuan dalam
mengintegrasikan antara indera mata dengan gerakan tangan dalam suatu
gerakan yang efektif.
4. Daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai serta koordinasi mata
tangan hubungannya dengan kemampuan smash normal dalam permainan
bola voli UKM Bola Voli Unnes.
D. Perumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang dan pembatasan masalah maka,
dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
6. 1. Adakah hubungan antara daya ledak otot lengan dengan prestasi smash
normal pada permainan bola voli ?
2. Adakah hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan prestasi smash
normal pada permainan bola voli ?
3. Adakah hubungan antara koordinasi mata tangan dengan prestasi smash
normal pada permainan bola voli ?
4. Adakah hubungan antara daya ledak otot lengan, daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata tangan dengan prestasi smash normal pada permainan bola
voli putra UKM Bola Voli Unnes tahun 2009 ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Ada tidaknya hubungan antara daya ledak otot lengan dengan prestasi smash
normal pada permainan bola voli.
2. Ada tidaknya hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan prestasi smash
normal pada permainan bola voli.
3. Ada tidaknya hubungan antara koordinasi mata tangan dengan prestasi smash
normal pada permainan bola voli.
4. Ada tidaknya hubungan antara daya ledak otot lengan, daya ledak otot
tungkai dan koordinasi mata tangan dengan prestasi smash normal pada
permainan bola voli putra UKM Bola Voli Unnes tahun 2009.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
7. 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
bagi UKM Bola Voli Unnes khususnya dan pembinaan seluruh pemain bola
voli pada umumnya.
2. Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
latihan bola voli khususnya latihan fisik bagi para pemain.
3. Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
latihan bola voli khususnya teknik smash normal.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi para
pemain bola voli umumnya.
8. BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur
yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan
disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Sehingga apabila ingin
me-ningkatkan mutu prestasi pemain bola voli maka teknik-teknik dasar harus
betul-betul sudah dikuasai terlebih dahulu.
Macam-macam teknik dasar dalam permainan bola voli, seperti yang
dikemukakan oleh M. Nariyanto, Bunardi dan Agus Margono (1994 : 154)
adalah : "Sikap dasar siap, gerakan menyongsong bola, gerakan menjangkau
bola, passing atas dan passing bawah, service, semes (smash/spike) dan block."
Pada permainan sesungguhnya, tim atau suatu regu yang menginginkan
kemenangan, dituntut tidak sekedar melakukan teknik passing dengan baik.
Teknik penyerangan pun perlu dikembangkan untuk memukul dan mematikan
lawan. Cara penyerangan yang paling tepat adalah dengan melancarkan
smash. Dalam permainan bola voli, teknik smash inilah letak seninya suatu
permainan. Seperti halnya penggemar sepakbola mendambakan goal-goal yang
spektakuler, demikian pula para penggemar bola voli mendambakan smash-
smash yang gemilang. Apabila pemain hendak memenangkan pertandingan bola
voli, maka mail tidak mau mereka harus menguasai teknik smash. Smash pemain
yang pandai melakukan smash atau dikenal dengan smasher harus memiliki
9. kelincahan, kekuatan dan kecepatan untuk meloncat dan mempunyai
kemampuan memukul bola sekeras mungkin. Pemain yang memiliki keahlian ini
dapat digolongkan pemain penyerang yang baik. Pemain bola voli akan dapat
melakukan gerakan variasi dari teknik smash, apabila pemain tersebut
menguasai teknik dasar smash secara baik .
Dalam pelaksanaannya teknik smash dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, seperti yang dikemukakan oleh M. Yunus (1992 : 131) yaitu : "Smash
normal (open smash), smash semi, smash pull (quick), smash pull straight dan
smash push." Smash normal merupakan salah satu teknik smash yang sering
digunakan dalam suatu permainan bola voli. Smash normal yang dimaksudkan
di sini adalah smash dengan ketinggian bola dari atas net lebih dari 3 meter.
Proses dalam melakukan smash harus dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu ;
saat awalan, tolakan, memukul bola di atas jaring, dan saat men-darat di tanah.
Jadi dalam melakukan smash merupakan rang-kaian gerakan mulai dari awalan
sampai mendarat kembali ke tanah.
Permainan akan berlangsung dengan baik bila semua pe-main telah
menguasai teknik-teknik dasar dan memiliki kondisi fisik yang baik pula.
Kondisi fisik merupakan aspek yang paling penting untuk mendasari latihan
olahraga sebelum menuju ke arah pengembangan aspek lainnya dalam usaha
menuju prestasi yang optimal.
Sebelum meningkat pada memperdalam latihan teknik, seorang atlit
harus memiliki kondisi fisik yang baik. Tanpa persiapan kondisi fisik yang baik
maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi. Unsur-unsur kondisi fisik
10. menurut Suharno HP. (1985 : 24) dibagi menjadi dua, yaitu ; "Unsur-unsur fisik
gerak umum meliputi; kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan
kelentukan. Unsur-unsur gerak fisik khusus mencakup ; stamina, daya ledak,
reaksi, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan."
Dalam permainan bola voli kualitas kemampuan fisik yang baik
diperlukan untuk mendukung kemampuan bergerak dalam bermain. Kualitas
fisik yang kurang baik tidak bisa mendukung pelaksanaan gerak yang sesuai
dengan tuntutan permainan bola voli yang membutuhkan tenaga yang besar.
Sejalan dengan perkembangan tingkat permainan para pemain, kualitas kemam-
puan fisik harus ditingkatkan pula secara berangsur-angsur. Latihan fisik yang
dilakukan meliputi latihan fisik umum dan latihan fisik khusus. Seperti yang
dikemukakan M. Mariyanto, Sunardi dan Agus Margono (1994 : 295) adalah :
Latihan fisik umum adalah latihan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kemampuan fisik secara ke-seluruhan, yang meliputi :
a. Kekuatan dan kecepatan gerak (power)
b. Kelincahan
c. Fleksibi1itas persendian
d. Elastisitas otot
e. Ketahanan otot-otot tubuh
f. Ketahanan kardiovaskular
Latihan fisik khusus adalah latihan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas fisik untuk melakukan pola gerak tertentu yang diperlukan dalam
11. permainan, misalnya mempertinggi loncatan untuk smash dan block,
memperkuat pukulan untuk smash.
Dengan memperhatikan pendapat di atas, Jelaslah bahwa untuk menjadi
pemain bola voli yang baik diperlukan kemampuan fisik yang baik. Untuk
mencapai kondisi fisik yang baik diperlukan latihan yang diprogram secara
sistematis.
1. Tinjauan tentang Daya Ledak Otot Lengan
Pengertian daya ledak menurut Suharno HP. (1985 : 37) adalah :
"Kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan
beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan utuh." Daya ledak otot
dalam praktek olahraga banyak sekali digunakan seperti untuk melompat,
meloncat, melempar, menendang, memukul dan lain sebagainya. Dengan
demikian daya ledak sangat bermanfaat bagi atlit untuk mencapai prestasi
yang optimal .
Lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anggota gerak
bagian atas dalam istilah anatomi disebut "Extremitas Superior" yang terdiri
dari dua bagian, yaitu ; Antebarchiurn (lengan bawah). Lengan dapat
melakukan berbagai macam gerakan. Dengan lengan hampir seluruh dataran
badan pada pihak yang sama dapat dicapai. Lengan sebagai tulang anggota
gerak atas mempunyai peran penting, namun demikian untuk dapat
melakukan gerakan tersebut secara sistematis merupakan hasil dari gerakan
yang dilakukan oleh adanya sistem penggerak yang meliputi ; otot, tulang dan
persendian. Adapun untuk otot-otot lengan dapat dijelaskan sebagai berikut.
12. a. Brachium (Lenqan Atas)
Otot-otot brachium dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Otot-otot brachium bagian anterior terdiri dari :
a). M. biceps brachii
b). M. coracobrachialis
c). M. brachialis
2) Otot-otot brachium bagian posterior yaitu ;
d). M. triceps brachii
b. Antebrachium (Lengan Bawah)
Otot-otot antebrachium dibagi menjadi dua yaitu : bagi-an ventral
dan bagian dorsal. Untuk bagian - bagian ventral dibagi menjadi dua
bagian yang terdiri dari :
1) Otot-otot di lamina superficialis.
a). M pronator teres
b). M flexor carpi longus
c). M palmaris longus
d). M flexor carpi ulnaris
e). M. flexor digitorum superficialis atau M, flexor digitorum
sublimis.
2) Otot-otot di lamina profunda.
a). M flexor digitorum profunda.
b). M flexor pollicis longus.
c). M flexor quadratus.
13. Untuk bagian dorsal juga dibagi menjadi dua bagian yang terdiri
dari ;
1) Otot-otot di lamina superficialis
a). M brachioradialis
b). M extensor carpi radialis longus
c). M extensor carpi radialis brevis
d). M extensor digitorum
e). M extensor digiti minimi
f). M extensor carpiulnaris
g). M anconeus.
2) Otot-otot di lamina profunda
a). M supinator
b). M abductor pollicis longus
c). M extensor pollicis brevis
d). M extensor pollicis longus
Berdasarkan uraian tersebut di atas jelas bahwa otot merupakan
salah satu unsur utama dalam suatu aktivitas jasmani. Seseorang yang
berlatih otot-ototnya akan dapat mela-kukan aktivitas dengan baik dan
lebih berhasil, hal ini disebabkan karena pengaruh fisiologis dan
kemampuan otot untuk melawan beban dimana keduanya merupakan
salah satu komponen kondisi fisik yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Untuk dapat memiliki daya ledak otot lengan tersebut diperlukan
latihan-latihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot lengan. Untuk
14. latihan daya ledak otot lengan, beban latihan 20%-30% beban maksimal
dengan 4-6 set, ulangan atau repetisi tiap set tidak lebih dari 50% repetisi
maksimal. Berikut ini beberapa contoh latihan menggunakan beban yang
dapat meningkatkan daya ledak otot lengan dari Mochamad Sajoto (1988
: 123-125).
1) Power Clean
Posisi awal : Dengan posisi jongkok, paha harus benar-benar
sejajar dengan lantai. Kaki berjarak 20-30 cm. Tangan selebar bahu,
lengan lurus, kepala menghadap ke depan, condong punggung antara
25°-30°.
Gerakan : Angkat beban lewat depan lutut, terus ke atas di
depan paha, kemudian bawa beban ke atas di depan sedikit di atas
dada. Gerakan ini dilaksanakan secara kontinyu bukan terputus-
putus. Siku diangkat agak ke samping dekat tubuh, jangan
menghentakkan pinggang.
2) Military Press
Posisi awal : Dengan posisi jongkok, paha harus benar-benar
sejajar dengan lantai. Kaki berjarak 20-30 cm. Tangan selebar bahu,
lengan lurus, kepala menghadap ke depan, condong punggung antara
25°-30°.
Gerakan : Angkat barbel ke arah dada bagian atas, kaki sejajar,
lutut lurus, istirahat sebentar. Tarik napas dalam-dalam, kontraksikan
otot-otot pangkal paha, pinggang, paha dan perut. Dorong barbel ke
15. depan atas kepala, dengan kon-sentrasi kekuatan pada lengan dan
bahu. Selama melaksanakan gerakan ini, jaga agar tidak melakukan
gerak yang menyebab-kan lengkung pada pungung.
2. Tinjauan tentang Daya Ledak Qtot Tungkai
Tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tulang anggota
gerak bawah yang terdiri dari seluruh tungkai dari pangkal paha ke bawah.
Sebagai tulang anggota gerak bawah, tungkai juga mempunyai peran yang
penting dalam rangka untuk melakukan berbagai macam gerakan. Seperti
telah dijelaskan diatas bahwa untuk melakukan suatu gerakan diperlukan
perpaduan dari otot, tulang dan persendian, hal ini berlaku pula pada gerakan
anggota gerak bawah yaitu otot-otot tungkai, tungkai dan articulatio coxae,
articulatio genus, articulatio talocruralis dalam permainan bola voli
khususnya pada saat melakukan tek-nik gerakan smash normal.
Untuk dapat memiliki daya ledak otot tungkai tersebut diperlukan
1atihan-1atihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai. Intensitas
latihan 40%-60% beban maksi-mal dengan 4-6 set, ulangan atau repetisi tiap
set tidak lebih dari 507. repetisi maksimal . Berikut beberapa contoh latihan
menggunakan beban yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai dari
Mochamad Bajoto (1988 : 139-140).
1) Squat
Posisi awal : Barbel diangkat di atas belakang bahu, berdiri tegak,
kedua kaki kira-kira berjarak 12-14 inchi.
16. Gerakan : Jongkok pelan-pelan sampai paha sejajar dengan lantai.
Angkat kembali pelan-pelan
2) Front Squat
Posisi awal : Barbel diangkat di atas depan bahu, berdiri tegak,
kedua kaki kira-kira berjarak 12-14 inchi.
Gerakan : Jongkok pelan-pelan sampai paha sejajar dengan lantai
angkat kembali pelan—pelan.
3. Tinjauan tentang Koordinasi Mata Tanaan
Pada umumnya seorang atlet akan mampu melakukan aktifitas gerak
fisik yang baik atau gerakan yang efisien apabila atlet tersebut memiliki
koordinasi gerak yang baik, sebab koordinasi merupakan dasar dalam
melakukan gerakan. Pengertian koordinasi itu sendiri menurut Suharno HP.
(1985 : 32) adalah : "Kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa
unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya.
Koordinasi, pada dasarnya merupakan pengaturan saraf-saraf pusat dan tepi
secara harmonis dalam menggabungkan gerak-gerak otot synergis dan
antagonis harus selaras. Dengan memperhatikan pengertian tersebut, dapat
diketahui bahwa ciri-ciri dari koordinasi yaitu merangkaikan beberapa
gerakan menjadi satu gerakan dan kerjanya secara simultan dan harmonis
antara saraf otot dan indera.
Seorang atlet bisa dikatakan memiliki koordinasi yang baik apabila
atlet tersebut mampu melakukan gerakan dengan mudah, lancar dalam
rangkaian gerakannya, serta irama gerakannya terkontrol dengan baik.
17. Gerakan yang terkoordinasi dengan baik tidak akan menimbulkan ketegangan
otot yang tidak perlu sebagaimana yang dikatakan oleh sugianto (1992 : 19-
262) bahwa : “Koordinasi merupakan kerja otot secara bersama dengan
timing dan keseimbangan yang baik dalam suatu gerakan.
Salah satu faktor penting dalam mempraktekkan gerak keterampilan
olahraga adalah koordinasi antara mata dengan anggota tubuh lain, seperti :
tangan, kaki dan kepala. Untuk bisa melakukan pukutan yanq tepat sangat
bergantung dari ke-serasian gerak mata dan gerak tangan yang disebut
koordinasi mata-tangan. Sebagaimana dikatakan oleh Sadoso Sumosardjono
(1990 : 123) bahwa : "Koordinasi mata-tangan merupakan suatu integrasi
antara mata sebagai pemegang fungsi utama dan tangan sebagai pemegang
fungsi yang melakukan gerakan tertentu." Apabila fungsi mata baik dalam
arti tajam untuk melihat gerakan tertentu tetapi tidak terkoordinasi secara
baik dengan tangan sebagai pelaksana gerakan, maka gerakan yang akan
dilakukan tidak akan baik.
4. Hubungan Daya Ledak Otot Lengan. Otot Tungkai dan Koordinasi data
Tangan dengan Teknik Smash Normal
Pencapaian prestasi maksimal dalam bola voli tidak se-mata-mata
ditinjau dari faktor fisik, teknik dan latihan saja, akan tetapi harus
memperhatikan mengenai penerapan hukum mekanika khususnya sistem
gerak manusia. Dalam ilmu mekanika power otot berhubungan erat
dengan kekuatan otot dan kecepatan. Power otot merupakan hasil kali
antara kekuatan dengan kecepatan atau dijabarkan dalam rumus.
18. P=FXV
dimana :
P = Power atau daya ledak
F = force atau kekuatan
V = Velocity atau kecepatan
Dari rumus di atas dapat dilihat bahwa kekuatan otot berbanding
lurus dengan power, ini berarti bahwa seorang atlet yang mempunyai
power yang baik, kekuatannya juga baik.
Hal ini selaras dengan pendapat dari A. Hamidsyah Noer (199O :
31) bahwa : Yang lebih penting dan lebih diperlukan untuk hampir semua
cabang olahraga bukanlah strength saja, melainkan tetapi power juga,
oleh karena itu dalam power kccuali ada kekuatan terdapat pula
kecepatan. Power adalah hasil kali dari Force x velocity, dimana force
sama dengan strength dan velocity sama dengan speed.
Jadi bertambahnya kekuatan otot dan kecepatan akan ber-arti
bertambahnya power. Dan faktor inilah yang merupakan sumber tenaga
terpenting dalam cabang olahraga bola voli.
a. Hubunqan Daya Ledak Otot Lenqan denqan Smash Normal.
Gerakan lengan sangat luas sekali, dengan gerakan yang luas
tersebut, paling tidak otot-otot lengan yang kuat akan sangat
membantu untuk melakukan gerakan dengan efektif dan efisien.
Dengan demikian yang dimaksud dengan daya ledak otot lengan
dalam penelitian ini adalah kemampuan dari otot-otot lengan untuk
19. mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan
teknik smash bola voli khususnya smash normal .
Dalam teknik smash normal pada saat gerakan memukul bola
daya ledak otot-otot lengan sangat diperlukan. Hal ini guna
memperoleh pukulan yang keras dan tajam gesuai dengan tujuan dari
melakukan pukulan smash, yaitu memukul di atas net dengan sekeras-
kerasnya dan diharapkan lawan tidak dapat mengantisipasi bahkan
menerima bola smash tersebut. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh
Barbara L. Viera dan Bonnie Jill Fergusson (1996 : 76) mengenai
kunci sukses spike keras pada saat memukul bola di atas net yaitu :
1. Pukul bola dengan tangan lurus menjangkau sepenuhnya
2. Pukul bola tepat di depan bahu pemukul
3. Pukul bola dengan tumit telapak tangan yang terbuka
4. Pukul bola pada bagian belakang tengahnya
5. tekukkan pergelangan tangan dengan sepenuh tenaga
6. tangan mengarahkan bola pada bagian atas bola.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 10 di bawah ini.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, pada saat mela-kukan
gerakan memukul bola di atas net dilakukan dengan se-penuh tenaga.
Hal ini perlu dilakukan agar dapat menghasil-kan pukulan yang keras.
Sekuat tenaga yang dimaksudkan di sini adalah pada saat memukul
bola lengan bergerak dengan kekuatan dan kecepatan penuh, berarti
bola dipukul dengan daya ledak dari otot-otot lengan.
20. b. Hubungan Daya Ledak Qtot Tungkai dengan Smash Normal .
Dalam permainan bola voli daya ledak otot tungkai sangat
diperlukan, terlebih lagi dalam teknik smash normal. Dalam
melakukan teknik smash diawali dengan gerakan awalan yang
dilanjutkan dengan gerakan tolakan, agar dapat melompat setinggi-
tingginya diperlukan daya ledak otot-otot tungkai sebagai kekuatan
dalam menolak atau mengangkat tubuh setinggi mungkin, sebab
dengan adanya daya ledak otot tungkai saat menolak ke atas dapat
menimbulkan suatu lompatan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Soedarminto (1990 : 81) yang menyatakan bahwa : "Daya
lompatan ke atas banyak ber-asal dari kecepatan kontraksi dan
kekuatan otot-otot kaki dan tapak kaki untuk dapat menahan gaya
tolak yang besar." Dalam melakukan smash setelah melakukan
awalan dilanjutkan melakukan tolakan yang kuat. M. Mariyanto,
Sunardi dan Agus Margono (1994 t 181) menjelaskan mengenai saat
tolakan untuk melakukan smash sebagai berikut.
Tolakan harus dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu
dengan kedua kaki dan langkah pada saat akan menumpu ini tidak
boleh lebar ataupun dengan suatu loncatan. Setelah menumpu dengan
kedua kaki kemudian segera diikuti dengan gerakan merendahkan
badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke bawah serta kedua
lengan masing-masing telah berada di samping belakang badan.
21. Kemudian setelah itu diikuti tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan
dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang kedepan atas.
(M. Mariyanto, Sunardi dan Agus Margono, 1994 s 214)
Memperhatikan uraian pendapat tersebut di atas, jelas bahwa
daya ledak otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting
dalam melakukan teknik smash. Terlebih dengan teknik smash
normal, yang dalam pelaksanaannya umpan atau lambungan bola dari
pengumpan ketinggian bola di atas net Iwbih dari 3 meter, ini sangat
memerlukan lompatan yang tinggi sebelum melakukan gerakan
pukulan.
c. Hubunqan Koordinasi data Tanqan denqan Smash Normal.
Salah satu faktor penting dalam mempraktekkan gerak
ketrampilan olahraga adalah koordinasi antara mata dan anggota
tubuh lainnya, seperti ; tangan, kaki dan kepala. Dalam melakukan
gerakan pukulan smash normal dalam permainan bola voli, untuk
dapat melakukan pukulan yang tepat sangat bergantung dari
keserasian gerak mata dan gerak tangan atau koordinasi mata tangan.
Seperti telah dijelaskan didepan bahwa koordinasi mata tangan adalah
euatu intagrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama dan
tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan gerakan.
Dalam melakukan teknik gerakan smash dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu mulai dari awalan, tolakan, memukul bola saat
di udara dan saat mendarat kembali atau gerak lanjutan.
22. Memperhatikan adanya beberapa tahapan dalam melakukan smash
tersebut, kemampuan koordinasi mata-tangan sangat diperlukan.
Karena pada saat akan melakukan gerakan pukulan diharapkan lengan
dalam posisi yang tepat menjangkau bola yang cukup tinggi dan pada
saat perkenaan harus benar-benar dengan tumit telapak tangan terbuka
pada bagian belakang tengah bola.
Dengan demikian, dalam melakukan gerakan smash normal
koordinasi mata tangan yang balk diharapkan dapat menghasilkan
gerakan smash yang baik dan tepat pada sasaran yang diinginkan .
B. Kerangka Pemikiran
Kondisi fisik adalah,satu kesatuan yang utuh dari komponen-
komponen yang tidak dapat dipisah-pisahkan, baik peningkatan maupun
pemeliharaanya. Di dalam usaha peningkatan fisik seluruh komponen harus
dikembangkan, walaupun dilaku-kan dengan sistem prioritas sesuai dengan
keadaan tiap komponen untuk keperluan yang dibutuhkan.
1. Penguasaan teknik dasar dalam permainan bola voli me-rupakan hal yang
sangat penting, terlebih lagi penguasaan teknik smash. Teknik smash
normal merupakan salah satu jenis pukulan smash yang sering digunakan
dalam suatu permainan. Smash normal disebut juga open smash artinya
smash dengan umpan bola lebih dari tiga meter di atas net.
2. Daya ledak otot lengan sangat diperlukan sekali dalam praktek
melakukan gerakan olahraga diantaranya dalam permainan bola voli,
terlebih lagi pada saat melakukan gerakan teknik smash. Smash yang
23. baik adalah smash yang dapat masuk dan menghunjam tajam dan keras.
Oleh sebab itu daya ledak otot lengan dibutuhkan saat memukul bola.
3. Daya ledak otot tungkai dalam permainan bola voli banyak Juga
digunakan sebagai penentu dari tingginya loncatan pada saat melakukan
tolakan untuk melakukan smash, oleh sebab itu dengan otot-otot tungkai
yang kuat gerakan tolakan/take-off menjadi lebih efektif dan efisien.
4. Dengan adanya koordinasi gerakan dari mata tangan merupakan
perpaduan dari indera mata dan gerakan tangan dalam permainan bola
voli khususnya teknik gerakan smash normal, sangat membantu untuk
mencapai gerakan yang baik dan tepat pada sasaran yang diinginkan.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dirumuskan hipote-sis sebagai berikut :
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara daya ledak otot lengan
dengan prestasi smash normal pada permainan bola voli.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara daya ledak otot tungkai
dengan prestasi smash normal pada permainan bola voli.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara koordinasi mata tangan
dengan prestasi smash normal pada permainan bola voli.
4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara daya ledak otot lengan,
daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata tangan dengan prestasi
smash normal pada permainan bola voli putra UKM Bola Voli Unnes
tahun 2009.