Jurnal perkembangan psikososial anak

Hamidah Ibrahim
Hamidah Ibrahimcikgu cikgi em Ministry of Education

JURNAL EDUCATION

1
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK
Scania Riendravi
Bagian/SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
ABSTRAK
Keluarga sangat berperan penting sebagai dasar perkembangan emosional dan sosial
anak. Hubungan pertemanan juga mempengaruhi perkembangan psikososial anak.
Perkembangan psikososial anak meningkat ditandai dengan adanya perubahan
pengetahuan dan pemahaman mereka tentang kebutuhan dan peraturan-peraturan yang
berlaku. Pengetahuan tentang perkembangan psikososial anak akan membantu para
orang tua dan guru dalam menghadapi tantangan saat membesarkan dan mendidik anak-
anak/siswa serta membantu mengoptimalkan proses perkembangan yang akan dialami
anak dengan cara yang tepat.
Kata kunci : perkembangan psikososial anak, peran keluarga, pertemanan
PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT OF THE CHILDREN
ABSTRACT
Family have an important role as a basic of emotional and social development.
Friendships also influence the psychosocial development of the children. Psychosocial
development of children will be improved with changes in their knowledge and
understanding of the needs and regulations. Understand the psychosocial development
of the children will help the parents and teachers educate their childrens / students and
optimize the process of development in a proper way.
Keyword : psychosocial development of the children, role of the family, friendship
2
PENDAHULUAN
Perkembangan adalah perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang
mempunyai tujuan tertentu. Perkembangan memiliki beberapa ciri, yaitu :
berkesinambungan, kumulatif, bergerak ke arah yang lebih kompleks dan holistik.
Perkembangan psikososial berarti perkembangan sosial seorang individu ditinjau dari
sudut pandang psikologi.1
Perkembangan masa anak-anak merupakan hal yang menarik
untuk dipelajari. Hubungan antara anak dan keluarga, teman sebaya dan sekolah
mempengaruhi perkembangan psikososial seorang anak.1,2,3
Perkembangan sosial
seorang anak meningkat ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan dan
pemahaman mereka tentang kebutuhan dan peraturan-peraturan yang berlaku.1,3
Sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana perkembangan
psikososial dari seorang anak terutama di zaman seperti sekarang. Dengan mempelajari
perkembangan psikososial anak, kita dapat membimbing dan membantu
mengoptimalkan proses perkembangan yang akan dialami sang anak dengan cara yang
tepat. Pengetahuan tentang perkembangan psikososial akan membantu para orang tua
dan guru dalam menghadapi tantangan saat membesarkan dan mendidik anak-
anak/siswa.1,3,4
TEORI PSIKOSOSIAL ANAK
Banyak teori mengenai perkembangan psikososial, yang paling banyak dianut adalah
teori psikosisal dari Erik Erikson. Teori psikososial dari Erik Erikson meliputi delapan
tahap yang saling berurutan sepanjang hidup. Hasil dari tiap tahap tergantung dari hasil
tahapan sebelumnya, dan resolusi yang sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi
individu untuk dapat tumbuh secara optimal. Ego harus mengembangkan kesanggupan
3
yang berbeda untuk mengatasi tiap tuntutan penyesuaian dari masyarakat.2,3
Berikut
adalah delapan tahapan perkembangan psikososial menurut Erik Erikson :
1. Tahap I : Trust versus Mistrust (0-1 tahun)
Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan pengasuhan dan
kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan anaknya, sang anak akan
mengembangkan kemampuan untuk dapat mempercayai dan mengembangkan asa
(hope). Jika krisis ego ini tidak pernah terselesaikan, individu tersebut akan mengalami
kesulitan dalam membentuk rasa percaya dengan orang lain sepanjang hidupnya, selalu
meyakinkan dirinya bahwa orang lain berusaha mengambil keuntungan dari dirinya.1,2,4
2. Tahap II: Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun)
Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas
tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya, mengajarkannya untuk mengontrol
keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak dengan perlakuan yang kasar. Mereka
melatih kehendak mereka, tepatnya otonomi. Harapan idealnya, anak bisa belajar
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan sosial tanpa banyak kehilangan pemahaman
awal mereka mengenai otonomi, inilah resolusi yang diharapkan.1,2,4
3. Tahap III : Initiative versus Guilt (3-6 tahun)
Pada periode inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan
tindakannya. Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini akan membuat sang anak
takut mengambil inisiatif atau membuat keputusan karena takut berbuat salah. Anak
memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak mau mengembangkan harapan-
harapan ketika ia dewasa. Bila anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka
keterampilan ego yang diperoleh adalah memiliki tujuan dalam hidupnya.1,2,4
4
4. Tahap IV: Industry versus Inferiority (6-12 tahun)
Pada saat ini, anak-anak belajar untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan
dari menyelesaikan tugas khususnya tugas-tugas akademik. Penyelesaian yang sukses
pada tahapan ini akan menciptakan anak yang dapat memecahkan masalah dan bangga
akan prestasi yang diperoleh. Ketrampilan ego yang diperoleh adalah kompetensi. Di
sisi lain, anak yang tidak mampu untuk menemukan solusi positif dan tidak mampu
mencapai apa yang diraih teman-teman sebaya akan merasa inferior. 1,2,4
5. Tahap V : Identity versus Role Confusion (12-18 tahun)
Pada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti
orang dewasa sehingga tampak adanya kontraindikasi bahwa di lain pihak ia dianggap
dewasa tetapi di sisi lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini merupakan masa
stansarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan.
Peran orang tua sebagai sumber perlindungan dan nilai utama mulai menurun. Adapun
peran kelompok atau teman sebaya tinggi. 1,2,4
6. Tahap VI : Intimacy versus Isolation (masa dewasa muda)
Dalam tahap ini, orang dewasa muda mempelajari cara berinteraksi dengan
orang lain secara lebih mendalam. Ketidakmampuan untuk membentuk ikatan sosial
yang kuat akan menciptakan rasa kesepian. Bila individu berhasil mengatasi krisis ini,
maka keterampilan ego yang diperoleh adalah cinta. 1,2,4
7. Tahap VII : Generativity versus Stagnation (masa dewasa menengah)
Pada tahap ini, individu memberikan sesuatu kepada dunia sebagai balasan dari
apa yang telah dunia berikan untuk dirinya, juga melakukan sesuatu yang dapat
memastikan kelangsungan generasi penerus di masa depan. Ketidakmampuan untuk
memiliki pandangan generatif akan menciptakan perasaan bahwa hidup ini tidak
5
berharga dan membosankan. Bila individu berhasil mengatasi krisis pada masa ini maka
ketrampilan ego yang dimiliki adalah perhatian. 1,2,4
8. Tahap VIII : Ego Integrity versus Despair (masa dewasa akhir)
Pada tahap usia lanjut ini, mereka juga dapat mengingat kembali masa lalu dan melihat
makna, ketentraman dan integritas. Refleksi ke masa lalu itu terasa menyenangkan dan
pencarian saat ini adalah untuk mengintegrasikan tujuan hidup yang telah dikejar
selama bertahun-tahun. Kegagalan dalam melewati tahapan ini akan menyebabkan
munculnya rasa putus asa. 1,2,4
PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK
Hubungan dengan orang tua atau pengasuhnya merupakan dasar bagi perkembangan
emosional dan sosial anak. Sejumlah ahli memercayai bahwa kasih sayang orang tua
atau pengasuh selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama
perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak memiliki kompetensi
secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun prasekolah dan setelahnya. 1,6
Pola Asuh Orang Tua
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah pola asuh. Pola
asuh bertujuan untuk mempertahankan kehidupan fisik anak dan meningkatkan
kesehatannya, memfasilitasi anak untuk mengembangkan kemampuan sejalan dengan
tahapan perkembangan dan mendorong peningkatan kemampuan berperilaku sesuai
dengan nilai agama dan budaya yang diyakini.1,6
Ada 3 bentuk pola asuh orang tua:
1. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut
anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua. Orang tua yang menerapkan pola
asuh otoriter mempunyai ciri-ciri bersifat kaku, tegas, suka menghukum dan kurang
6
kasih sayang. Orang tua memaksa anak-anak untuk patuh terhadap nilai-nilai dan
peraturan mereka. Dalam memberikan peraturan itu tidak ada usaha untuk menjelaskan
kepada anak mengapa ia harus patuh pada peraturan itu. Anak dari orang tua yang
otoriter cenderung bersifat curiga pada orang lain dan merasa tidak bahagia dengan
dirinya sendiri merasa canggung berhubungan dengan teman sebaya, canggung
menyesuaikan diri pada awal masuk sekolah dan memiliki prestasi belajar yang rendah
dibandingkan dengan anak-anak lain. Anak cenderung agresif, impulsive, pemurung dan
kurang mampu konsentrasi. 1,6
2. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis adalah salah satu gaya pengasuhan yang memperlihatkan
pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku anak-anak, tetapi mereka juga bersikap
responsif. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara anak
dan orang tua. Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak-
anaknya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka dewasa. Orang tua
yang demokratis memperlakukan anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan
anak dan dapat memperhatikan serta mempertimbangkan keinginan anak. Pola asuh
yang ideal atau pola asuh yang baik adalah pola asuh demokratis dimana anak
mempunyai hak untuk mengetahui mengapa peraturan-peraturan dibuat dan
memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri bila ia menganggap
bahwa peraturan itu tidak adil. Dampak perkembangan psikologi anak dengan pola asuh
demokratis yaitu rasa harga diri yang tinggi, memiliki moral yang standar, kematangan
psikologisosial, kemandirian dan mampu bergaul dengan teman sebayanya. 1,6
3. Pola asuh permisif
Pola asuh yang permisif, anak dituntut sedikit sekali tanggung jawab tetapi
mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa. Anak diberi kebebasan untuk
7
mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Dalam pola
asuh ini diasosiasikan dengan kurangnya kemampuan pengendalian diri anak karena
orang tua yang cenderung membiarkan anak mereka melakukan apa saja yang mereka
inginkan dan akibatnya anak selalu mengharap semua keinginannya dituruti. Dalam
pola asuh permisif, bimbingan terhadap anak kurang dan semua keputusan lebih banyak
dibuat oleh anak daripada orang tuanya. Dalam pola asuh ini, sikap acceptance orang
tua tinggi namun tingkat kontrolnya rendah. Dampak perkembangan terhadap psikologi
anak yaitu kurang percaya diri, pengendalian diri buruk, rasa harga diri yang rendah.1,6
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh anak :
- Usia orang tua. Rentang usia tertentu adalah baik untuk menjalankan peran
pengasuhan. Apabila terlalu muda atau tua mungkin tidak dapat menjalankan peran
tersebut secara optimal karena diperlukan kekuatan fisik dan psikososial. 1,6
- Keterlibatan orang tua. Kedekatan hubungan ibu dan anak sama pentingnya dengan
ayah dan anak walaupun secara kodrati akan ada perbedaan. Di dalam rumah tangga,
ayah dapat melibatkan dirinya melakukan peran pengasuhan kepada anaknya.
Seorang ayah tidak saja bertanggung jawab dalam memberikan nafkah tetapi dapat
pula bekerja sama dengan ibu dalam melakuan perawatan anak seperi menggantikan
popok ketika anak mengompol atau mengajaknya bermain bersama sebagai salah
satu upaya dalam melakukan interaksi. 1,6
- Pendidikan orang tua juga berpengaruh penting dalam pengasuhan. 6
- Pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak. Orang tua yang telah mempunyai
pengalaman sebelumnya dalam merawat anak akan lebih siap menjalankan
pengasuhan dan lebih relaks. 1,6
- Stres orang tua. Stres yang dialami orang tua akan mempengaruhi kemampuan orang
tua dalam menjalankan peran pengasuhannya. 1,6
8
- Hubungan suami istri. Hubungan yang kurang harmonis antara suami istri akan
berdampak pada kemampuan dalam menjalankan perannya sebagai orang tua dan
merawat serta mengasuh anak dengan penuh rasa bahagia. 1,6
Perkembangan Moral Anak
Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungan dan orang tuanya. Melalui
pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang perilaku
yang buruk yang tidak boleh dikerjakan.1,6
Berikut beberapa sikap orang tua
sehubungan dengan perkembangan moral anak :
- Konsistensi dalam mendidik anak. Kedua orang tua harus memiliki sikap dan
perlakuan yang sama dalam melarang atau memperbolehkan tingkah laku tertentu
kepada anak. Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orang tua pada suatu waktu,
harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain. 1
- Sikap orang tua dalam keluarga. Secara tidak langsung sikap orang tua terhadap anak
dapat mempengaruhi perkembangan moral anak yaitu melalui proses peniruan. Sikap
orang tua yang keras cenderung melahirkan sikap disiplin semu pada anak. Adapun
sikap acuh tak acuh atau sikap masa bodoh cenderung mengembangkan sikap kurang
bertanggung jawab dan kurang memperdulikan norma pada diri anak. Sikap yang
sebaiknya dimiliki oleh orang tua yaitu sikap kasih saying, keterbukaan, musyawarah
dan konsisten. 1
- Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut. Orang tua merupakan teladan bagi
anak, termasuk dalam mengamalkan ajaran agama. Orang tua yang menciptakan
iklim yang religious (agamais) dengan cara memberikan ajaran atau bimbingan
tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan
moral yang baik. 1
9
- Sikap orang tua dalam menerapkan norma. Orang tua yang tidak menghendaki
anaknya berbohong atau berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya
dari perilaku berbohong. 1
Perkembangan moral dapat berlangsung melalui beberapa cara yaitu pendidikan
langsung, identifikasi dan proses coba-coba. Perkembangan moral dengan cara
pendidikan langsung yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang
benar dan salah atau yang baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa
lainnya. Hal yang terpenting dalam pendidikan moral adalah keteladanan dari orang tua,
guru atau orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral. Perkembangan
moral dengan cara identifikasi yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru
penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi panutannya.
Perkembangan moral dengan proses coba-coba yaitu dengan cara mengembangkan
tingkah laku moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau
penghargaan akan terus dikembangkan sementara tingkah laku yang mendatangkan
hukuman atau celaan akan dihentikannya.1,6
PERAN PERTEMANAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK
Berikut adalah fase pertemanan dalam perkembangan psikososial anak :
1. Fase Pertama (Teman untuk Bermain)
Fase ini terjadi pada usia anak antara 5 sampai 7 tahun. Bagi mereka, teman
adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik dan tempat tinggalnya dekat
di sekitar mereka dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama. Kepribadian dari
teman tersebut tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan
mainan apa yang mereka miliki. Persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus
dan terbina kembali begitu saja.1,7
10
2. Fase Kedua (Teman untuk Bersama)
Pada fase ini, selain arti teman untuk bermain, pertemanan juga didasari
kepercayaan satu sama lain, terjadi pada usia anak antara 8 sampai 10 tahun. Dalam usia
ini, arti teman sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling membutuhkan dan
saling mengunjungi. Dalam fase ini, seorang anak untuk mendapatkan teman tidak
segampang anak pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari
kedua belah pihak. Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah diantara mereka
timbul masalah. 1,7,8
3. Fase Ketiga
Fase ketiga adalah persahabatan yang penuh dengan saling pengertian. Fase ini
terjadi pada usia anak 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar
untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat
berbagi pikiran, perasaan dan pengertian. Pada fase ini, persahabatan menjadi sangat
pribadi karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan
permasalahan psikologis, biasanya sahabatnya lebih tahu dibandingkan orang tua
mereka sendiri. Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari
mereka pindah rumah atau melanjutkan sekolah di kota lain. 1,7
Berikut beberapa faktor penting yang mempengaruhi hubungan pertemanan anak :
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak. Orang tua yang mendidik anak dengan
cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal dan mendidik anak dengan penuh kasih
sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan
mereka akan mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya.6
2. Urutan kelahiran. Biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan
negoisasi daripada saudara-saudaranya. 8
11
3. Gender. Anak laki-laki dan perempuan akan mengalami hal yang berbeda untuk
kejadian yang sama. Seperti anak laki-laki diperbolehkan untuk memanjat pohon,
tetapi anak perempuan tidak diperbolehkan, atau bila anak perempuan menangis akan
lebih ditolerir daripada anak laki-laki yang menangis.1
4. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran. Biasanya anak-anak yang memiliki
kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi peran, dapat
berkembang menjadi lebih baik, dan biasanya memiliki intelegensi/kecerdasan yang
baik. Dengan hal tersebut, mereka lebih mudah menempatkan dirinya atau
beradaptasi di lingkungan yang asing. 6
5. Nama. Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh dalam
kehidupan sosialnya. Nama yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat
membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak, karena
anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal. Akibatnya anak
tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain mencemooh
karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal. 1
6. Daya tarik. Anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer
daripada anak yang kurang memiliki daya tarik. Anak yang memiliki daya tarik,
biasanya mereka sering diberi masukkan positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa
percaya diri yang lebih tinggi.7,8
Di dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak
populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena hal
yang lainnya. Mereka mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadir di
pesta ulang tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang.
Anak-anak yang menyandang bintang sosiometris, yaitu mereka yang paling banyak
disebut sisi positifnya dari pada sisi negatifnya. Biasanya mereka disenangi dan diakui
12
oleh teman-temannya. Anak-anak yang terisolir, biasanya mereka tidak disebut sisi
positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya. Anak terisolir tersebut seperti tidak
terlihat oleh teman-temannya. Anak-anak yang terasingkan, biasanya mereka oleh anak-
anak yang lain diasingkan dan tidak diakui sebagai teman. Anak-anak yang terisolir
lebih mudah diakui dari pada anak-anak yang terasingkan, namun lama kelamaan anak-
anak yang terasingkan akan diakui juga.
Anak-anak yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia
menjelang dewasa. Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau
godaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses
belajarnya akan terganggu.1,3,7
Anak yang terasingkan bereaksi dengan cara :
1. Menarik diri
Biasanya mereka menarik diri dari kontak dengan anak-anak lain. Mereka
sebetulnya ingin bermain dengan anak-anak lainnya tetapi mereka diacuhkan dan
diabaikan keberadaannya, malahan diejek-ejek, maka dari itu mereka selalu menghindar
dari anak-anak lainnya. Di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin
tinggal di kamarnya dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang
tuanya mereka beralasan tidak suka main di luar.1,8
2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit untuk diatur padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan
perilakunya, misalnya pada saat anak-anak yang lain bermain bola kemudian datang
anak yang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya. Anak
tersebut datang hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambil bolanya dan
apabila ikut bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasar sehingga membuat
anak-anak lainnya berhenti bermain. Anak yang terasing itu akan marah-marah hingga
13
akhirnya anak-anak yang lain terpaksa mengalah dan bermain bola kembali dengan
aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yang terasing tadi. 1,8
Bimbingan konseling merupakan salah satu sumbangan psikologi perkembangan
dalam pendidikan merupakan penuntun bagi seseorang yang memiliki tekanan psikis.
Dalam penerapannya, bimbingan konseling ini menjadi salah satu penyalur solusi bagi
siswa yang mempunyai masalah yang mungkin mengganggu kegiatan belajarnya.1
RINGKASAN
Perkembangan psikologi manusia dipengaruhi salah satunya oleh interaksi sosial.
Keluarga sangat berperan penting dalam perkembangan psikososial anak. Hubungan
dengan orang tua atau pengasuhnya merupakan dasar bagi perkembangan emosional
dan sosial anak. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah
pola asuh. Perkembangan moral seorang anak juga dipengaruhi oleh lingkungan.
Pertemanan mempunyai arti penting dalam perkembangan sosial anak-anak. Jika anak
tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya, anak akan membentuk
perilaku yang bermasalah dan proses belajarnya akan terganggu. Bimbingan konseling
merupakan salah satu penuntun bagi seseorang yang memiliki tekanan psikis.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Media Group; 2011.
2. Crain, William. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Pustaka
Pelajar; 2007.
3. L, Zulkifli. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Karya CV; 2008.
4. Byod, Denise. Lifespan Development. Berlin : Pearson Education, Inc.; 2006.
5. Berk, Laura. Child Development. Berlin : Pearson Education, Inc.; 2003.
6. Duvall, Evelyn. Marriage and Family Development. New York : J.B. Lippincott
Company; 2003.
7. Hetherington, E. Child Psychology, A Comtemporary Viewpoint. New York:
McGraw-Hill, Inc.; 2006.
8. Papalia, Diane. Human Developmen. New York : McGraw-Hill Inc.; 2003.

Recomendados

Makalah perkembangan remaja por
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaFirlita Nurul Kharisma
69.5K visualizações22 slides
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI por
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MIModel Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI1231011994
41.1K visualizações21 slides
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik por
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
16.9K visualizações14 slides
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya por
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
76.6K visualizações19 slides
Kebutuhan anak sekolah dasar por
Kebutuhan anak sekolah dasarKebutuhan anak sekolah dasar
Kebutuhan anak sekolah dasarmentari anggraini
4.8K visualizações15 slides
Makalah permasalan guru dan solusinya por
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaSeptian Muna Barakati
2.4K visualizações8 slides

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe... por
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...atone_lotus
45.4K visualizações11 slides
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia por
Makalah IPA Sistem organ pada ManusiaMakalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada Manusiaumfha
10.1K visualizações25 slides
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak por
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada AnakPerkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada AnakKefyn Bromeng
6.5K visualizações13 slides
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf por
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdfContoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdfIdaSyahraeni
10.7K visualizações18 slides
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran por
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
25K visualizações20 slides
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun por
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 TahunPerkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahunatone_lotus
20.4K visualizações11 slides

Mais procurados(20)

Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe... por atone_lotus
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
atone_lotus45.4K visualizações
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia por umfha
Makalah IPA Sistem organ pada ManusiaMakalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
umfha10.1K visualizações
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak por Kefyn Bromeng
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada AnakPerkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Kefyn Bromeng6.5K visualizações
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf por IdaSyahraeni
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdfContoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
IdaSyahraeni10.7K visualizações
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran por Fitri Yusmaniah
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Fitri Yusmaniah25K visualizações
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun por atone_lotus
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 TahunPerkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
atone_lotus20.4K visualizações
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan) por atone_lotus
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
atone_lotus44K visualizações
LK. 1.4 Masalah terpilih yang akan diselesaikan.docx por riama11
LK. 1.4 Masalah terpilih yang akan diselesaikan.docxLK. 1.4 Masalah terpilih yang akan diselesaikan.docx
LK. 1.4 Masalah terpilih yang akan diselesaikan.docx
riama111.1K visualizações
Perkembangan Sosial por Muhamad Yogi
Perkembangan SosialPerkembangan Sosial
Perkembangan Sosial
Muhamad Yogi13.4K visualizações
Jurnal perkembangan peserta didik por khairul jalil
Jurnal perkembangan peserta didikJurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didik
khairul jalil30K visualizações
Prinsip perkembangan menurut hurlock por KaRen GiNting
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
KaRen GiNting34.2K visualizações
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK por Tatimatus Solihah
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tatimatus Solihah73.3K visualizações
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini por AisyahTamara
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
AisyahTamara25.1K visualizações
Perkembangan Masa Kanak-Kanak por Anggiani Qodariah
Perkembangan Masa Kanak-KanakPerkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Anggiani Qodariah8.1K visualizações
Makalah Perkembangan Emosi por anna rasyla
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosi
anna rasyla40.1K visualizações
Ppt perkembangan peserta didik por rizka_pratiwi
Ppt perkembangan peserta didikPpt perkembangan peserta didik
Ppt perkembangan peserta didik
rizka_pratiwi16.7K visualizações
Teori Kognitivistik por 3ry21
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik
3ry2111.2K visualizações
Perkembangan kognisi dan bahasa por FPsiA
Perkembangan kognisi dan bahasaPerkembangan kognisi dan bahasa
Perkembangan kognisi dan bahasa
FPsiA10.2K visualizações

Destaque

Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em... por
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...weny maniez
59.6K visualizações16 slides
Perkembangan moral anak usia dini por
Perkembangan moral anak usia diniPerkembangan moral anak usia dini
Perkembangan moral anak usia dini0205993
2.6K visualizações8 slides
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak por
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anakPengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak08081995
6.4K visualizações23 slides
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi por
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiMakalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiZulfa Meizanita
53K visualizações12 slides
ADHD PROBLEM por
ADHD PROBLEMADHD PROBLEM
ADHD PROBLEMHamidah Ibrahim
492 visualizações14 slides
JURNAL ANAK por
JURNAL ANAKJURNAL ANAK
JURNAL ANAKرزق سعادة
717 visualizações11 slides

Destaque(20)

Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em... por weny maniez
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
weny maniez59.6K visualizações
Perkembangan moral anak usia dini por 0205993
Perkembangan moral anak usia diniPerkembangan moral anak usia dini
Perkembangan moral anak usia dini
02059932.6K visualizações
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak por 08081995
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anakPengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak
080819956.4K visualizações
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi por Zulfa Meizanita
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiMakalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Zulfa Meizanita53K visualizações
ADHD PROBLEM por Hamidah Ibrahim
ADHD PROBLEMADHD PROBLEM
ADHD PROBLEM
Hamidah Ibrahim492 visualizações
Perilaku Anak Usia Dini por Fitri Yani
Perilaku Anak Usia DiniPerilaku Anak Usia Dini
Perilaku Anak Usia Dini
Fitri Yani3.5K visualizações
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak por HanumPH
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anakPengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak
HanumPH1.8K visualizações
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencana por pjj_kemenkes
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga BerencanaFaktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencana
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencana
pjj_kemenkes6.6K visualizações
Makalah kewirausahaan por Nuke Hafidz Nugraha
Makalah kewirausahaanMakalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaan
Nuke Hafidz Nugraha916 visualizações
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar por fulan85
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajarPtk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
fulan8511.9K visualizações
Checklist stomen por René Corsten
Checklist stomenChecklist stomen
Checklist stomen
René Corsten310 visualizações
Seminar paud por Megha Wullands
Seminar paudSeminar paud
Seminar paud
Megha Wullands445 visualizações
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik por Bisma Anggara
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademikBenarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Bisma Anggara115 visualizações
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi... por Lutfi Arya
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
Lutfi Arya1.9K visualizações
Berfikir kritis por Oni Junaedi
Berfikir kritisBerfikir kritis
Berfikir kritis
Oni Junaedi4.1K visualizações
Jurnal lengkap ke blog por Vaza Ienstinc
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
Vaza Ienstinc3K visualizações

Similar a Jurnal perkembangan psikososial anak

PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt por
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptPPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptDitaDamayanti17
7 visualizações23 slides
Anak.ppt por
Anak.pptAnak.ppt
Anak.pptMuhammadRahmat88Coll
2 visualizações23 slides
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt por
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptPPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptPutriNurhayati15
5 visualizações23 slides
Makalah karakteristik aud por
Makalah karakteristik audMakalah karakteristik aud
Makalah karakteristik audMitha Ye Es
12.7K visualizações21 slides
Perkembangan Sosio Emosi por
Perkembangan Sosio EmosiPerkembangan Sosio Emosi
Perkembangan Sosio EmosiAhmad Suhaimi Abu Bakar
292 visualizações6 slides
Makalah psikologi perkembangan rifka anisa pai pagi2 por
Makalah psikologi perkembangan rifka anisa pai pagi2Makalah psikologi perkembangan rifka anisa pai pagi2
Makalah psikologi perkembangan rifka anisa pai pagi2RifkaAnisa6
42 visualizações34 slides

Similar a Jurnal perkembangan psikososial anak(20)

PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt por DitaDamayanti17
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptPPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
DitaDamayanti177 visualizações
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt por PutriNurhayati15
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptPPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PutriNurhayati155 visualizações
Makalah karakteristik aud por Mitha Ye Es
Makalah karakteristik audMakalah karakteristik aud
Makalah karakteristik aud
Mitha Ye Es12.7K visualizações
Makalah psikologi perkembangan rifka anisa pai pagi2 por RifkaAnisa6
Makalah psikologi perkembangan rifka anisa pai pagi2Makalah psikologi perkembangan rifka anisa pai pagi2
Makalah psikologi perkembangan rifka anisa pai pagi2
RifkaAnisa642 visualizações
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH por University of Selangor
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
University of Selangor1K visualizações
EDUP3103 : TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON.pdf por PISMPBM20622AinNajwa
EDUP3103 : TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON.pdfEDUP3103 : TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON.pdf
EDUP3103 : TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON.pdf
PISMPBM20622AinNajwa184 visualizações
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa por Asep Egok
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasagfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
Asep Egok415 visualizações
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa por Asep Egok
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasaaaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
Asep Egok265 visualizações
Fase anak anak dan kanak-kanak por Atika Aziz
Fase anak anak dan kanak-kanakFase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanak
Atika Aziz21.5K visualizações
50327869 erapi-seni por adeq1012
50327869 erapi-seni50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seni
adeq10125.4K visualizações
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah... por Nurul Hazanah
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Nurul Hazanah2K visualizações
EDUP3103 : TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON por PISMPBM20622AinNajwa
EDUP3103 : TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSONEDUP3103 : TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON
EDUP3103 : TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON
PISMPBM20622AinNajwa3K visualizações
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak por M N Habibah
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
M N Habibah18.4K visualizações
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem por masriyah91
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
masriyah9113.6K visualizações
Masa puber, remaja dan gadis remaja por Nova Ci Necis
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Nova Ci Necis12.4K visualizações
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini por fachrul rozie
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia diniMateri model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
fachrul rozie907 visualizações

Último

MEDIA INTERAKTIF.pptx por
MEDIA INTERAKTIF.pptxMEDIA INTERAKTIF.pptx
MEDIA INTERAKTIF.pptxJUMADAPUTRA
20 visualizações73 slides
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf por
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfEdukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfIrawan Setyabudi
31 visualizações35 slides
RAGAM BAHASA INDONESIA por
RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIAAzmiMustafa4
24 visualizações6 slides
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". por
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Kanaidi ken
16 visualizações71 slides
Bimtek Paralegal.pdf por
Bimtek Paralegal.pdfBimtek Paralegal.pdf
Bimtek Paralegal.pdfIrawan Setyabudi
28 visualizações28 slides
STORYBOARD.docx por
STORYBOARD.docxSTORYBOARD.docx
STORYBOARD.docxJUMADAPUTRA
19 visualizações5 slides

Último(20)

MEDIA INTERAKTIF.pptx por JUMADAPUTRA
MEDIA INTERAKTIF.pptxMEDIA INTERAKTIF.pptx
MEDIA INTERAKTIF.pptx
JUMADAPUTRA20 visualizações
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf por Irawan Setyabudi
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfEdukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Irawan Setyabudi31 visualizações
RAGAM BAHASA INDONESIA por AzmiMustafa4
RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIA
AzmiMustafa424 visualizações
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". por Kanaidi ken
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Kanaidi ken16 visualizações
Bimtek Paralegal.pdf por Irawan Setyabudi
Bimtek Paralegal.pdfBimtek Paralegal.pdf
Bimtek Paralegal.pdf
Irawan Setyabudi28 visualizações
STORYBOARD.docx por JUMADAPUTRA
STORYBOARD.docxSTORYBOARD.docx
STORYBOARD.docx
JUMADAPUTRA19 visualizações
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx por Fitriani Nurfadillah
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptxAKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
Fitriani Nurfadillah36 visualizações
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2 por I Putu Hariyadi
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
I Putu Hariyadi23 visualizações
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf por Irawan Setyabudi
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdfBimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf
Irawan Setyabudi30 visualizações
RENCANA & Link2 MATERI Workshop _"Implementasi Ide Pembangunan SDM_INDONESIA... por Kanaidi ken
RENCANA & Link2 MATERI Workshop _"Implementasi  Ide Pembangunan SDM_INDONESIA...RENCANA & Link2 MATERI Workshop _"Implementasi  Ide Pembangunan SDM_INDONESIA...
RENCANA & Link2 MATERI Workshop _"Implementasi Ide Pembangunan SDM_INDONESIA...
Kanaidi ken12 visualizações
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx por DelviaAndrini1
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptxSISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
DelviaAndrini128 visualizações
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptx por NataliaApricaAnwar
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptxTUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptx
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptx
NataliaApricaAnwar42 visualizações
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx por gracemarsela01
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
gracemarsela0126 visualizações
RENCANA & Link2 MATERI Training _"SERVICE EXCELLENCE" _di Rumah Sakit. por Kanaidi ken
RENCANA & Link2 MATERI Training _"SERVICE EXCELLENCE" _di Rumah Sakit.RENCANA & Link2 MATERI Training _"SERVICE EXCELLENCE" _di Rumah Sakit.
RENCANA & Link2 MATERI Training _"SERVICE EXCELLENCE" _di Rumah Sakit.
Kanaidi ken23 visualizações
MATERI LHO X AYU.pptx por DelviaAndrini1
MATERI LHO X AYU.pptxMATERI LHO X AYU.pptx
MATERI LHO X AYU.pptx
DelviaAndrini128 visualizações
Katalog Penerbit Baca por penerbitbaca
Katalog Penerbit BacaKatalog Penerbit Baca
Katalog Penerbit Baca
penerbitbaca62 visualizações
Latihan 6_ Aldy 085.pptx por justneptun
Latihan 6_ Aldy 085.pptxLatihan 6_ Aldy 085.pptx
Latihan 6_ Aldy 085.pptx
justneptun13 visualizações
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA por SukesihSukarso
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJAMENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA
SukesihSukarso21 visualizações
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf por AdeSuryadi21
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdfLAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
AdeSuryadi2125 visualizações
SK Satgas PPKS.pdf por Irawan Setyabudi
SK Satgas PPKS.pdfSK Satgas PPKS.pdf
SK Satgas PPKS.pdf
Irawan Setyabudi39 visualizações

Jurnal perkembangan psikososial anak

  • 1. 1 PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK Scania Riendravi Bagian/SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Keluarga sangat berperan penting sebagai dasar perkembangan emosional dan sosial anak. Hubungan pertemanan juga mempengaruhi perkembangan psikososial anak. Perkembangan psikososial anak meningkat ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang kebutuhan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Pengetahuan tentang perkembangan psikososial anak akan membantu para orang tua dan guru dalam menghadapi tantangan saat membesarkan dan mendidik anak- anak/siswa serta membantu mengoptimalkan proses perkembangan yang akan dialami anak dengan cara yang tepat. Kata kunci : perkembangan psikososial anak, peran keluarga, pertemanan PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT OF THE CHILDREN ABSTRACT Family have an important role as a basic of emotional and social development. Friendships also influence the psychosocial development of the children. Psychosocial development of children will be improved with changes in their knowledge and understanding of the needs and regulations. Understand the psychosocial development of the children will help the parents and teachers educate their childrens / students and optimize the process of development in a proper way. Keyword : psychosocial development of the children, role of the family, friendship
  • 2. 2 PENDAHULUAN Perkembangan adalah perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang mempunyai tujuan tertentu. Perkembangan memiliki beberapa ciri, yaitu : berkesinambungan, kumulatif, bergerak ke arah yang lebih kompleks dan holistik. Perkembangan psikososial berarti perkembangan sosial seorang individu ditinjau dari sudut pandang psikologi.1 Perkembangan masa anak-anak merupakan hal yang menarik untuk dipelajari. Hubungan antara anak dan keluarga, teman sebaya dan sekolah mempengaruhi perkembangan psikososial seorang anak.1,2,3 Perkembangan sosial seorang anak meningkat ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang kebutuhan dan peraturan-peraturan yang berlaku.1,3 Sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikososial dari seorang anak terutama di zaman seperti sekarang. Dengan mempelajari perkembangan psikososial anak, kita dapat membimbing dan membantu mengoptimalkan proses perkembangan yang akan dialami sang anak dengan cara yang tepat. Pengetahuan tentang perkembangan psikososial akan membantu para orang tua dan guru dalam menghadapi tantangan saat membesarkan dan mendidik anak- anak/siswa.1,3,4 TEORI PSIKOSOSIAL ANAK Banyak teori mengenai perkembangan psikososial, yang paling banyak dianut adalah teori psikosisal dari Erik Erikson. Teori psikososial dari Erik Erikson meliputi delapan tahap yang saling berurutan sepanjang hidup. Hasil dari tiap tahap tergantung dari hasil tahapan sebelumnya, dan resolusi yang sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi individu untuk dapat tumbuh secara optimal. Ego harus mengembangkan kesanggupan
  • 3. 3 yang berbeda untuk mengatasi tiap tuntutan penyesuaian dari masyarakat.2,3 Berikut adalah delapan tahapan perkembangan psikososial menurut Erik Erikson : 1. Tahap I : Trust versus Mistrust (0-1 tahun) Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan anaknya, sang anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat mempercayai dan mengembangkan asa (hope). Jika krisis ego ini tidak pernah terselesaikan, individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam membentuk rasa percaya dengan orang lain sepanjang hidupnya, selalu meyakinkan dirinya bahwa orang lain berusaha mengambil keuntungan dari dirinya.1,2,4 2. Tahap II: Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun) Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya, mengajarkannya untuk mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak dengan perlakuan yang kasar. Mereka melatih kehendak mereka, tepatnya otonomi. Harapan idealnya, anak bisa belajar menyesuaikan diri dengan aturan-aturan sosial tanpa banyak kehilangan pemahaman awal mereka mengenai otonomi, inilah resolusi yang diharapkan.1,2,4 3. Tahap III : Initiative versus Guilt (3-6 tahun) Pada periode inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan tindakannya. Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini akan membuat sang anak takut mengambil inisiatif atau membuat keputusan karena takut berbuat salah. Anak memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak mau mengembangkan harapan- harapan ketika ia dewasa. Bila anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka keterampilan ego yang diperoleh adalah memiliki tujuan dalam hidupnya.1,2,4
  • 4. 4 4. Tahap IV: Industry versus Inferiority (6-12 tahun) Pada saat ini, anak-anak belajar untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan dari menyelesaikan tugas khususnya tugas-tugas akademik. Penyelesaian yang sukses pada tahapan ini akan menciptakan anak yang dapat memecahkan masalah dan bangga akan prestasi yang diperoleh. Ketrampilan ego yang diperoleh adalah kompetensi. Di sisi lain, anak yang tidak mampu untuk menemukan solusi positif dan tidak mampu mencapai apa yang diraih teman-teman sebaya akan merasa inferior. 1,2,4 5. Tahap V : Identity versus Role Confusion (12-18 tahun) Pada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti orang dewasa sehingga tampak adanya kontraindikasi bahwa di lain pihak ia dianggap dewasa tetapi di sisi lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini merupakan masa stansarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan. Peran orang tua sebagai sumber perlindungan dan nilai utama mulai menurun. Adapun peran kelompok atau teman sebaya tinggi. 1,2,4 6. Tahap VI : Intimacy versus Isolation (masa dewasa muda) Dalam tahap ini, orang dewasa muda mempelajari cara berinteraksi dengan orang lain secara lebih mendalam. Ketidakmampuan untuk membentuk ikatan sosial yang kuat akan menciptakan rasa kesepian. Bila individu berhasil mengatasi krisis ini, maka keterampilan ego yang diperoleh adalah cinta. 1,2,4 7. Tahap VII : Generativity versus Stagnation (masa dewasa menengah) Pada tahap ini, individu memberikan sesuatu kepada dunia sebagai balasan dari apa yang telah dunia berikan untuk dirinya, juga melakukan sesuatu yang dapat memastikan kelangsungan generasi penerus di masa depan. Ketidakmampuan untuk memiliki pandangan generatif akan menciptakan perasaan bahwa hidup ini tidak
  • 5. 5 berharga dan membosankan. Bila individu berhasil mengatasi krisis pada masa ini maka ketrampilan ego yang dimiliki adalah perhatian. 1,2,4 8. Tahap VIII : Ego Integrity versus Despair (masa dewasa akhir) Pada tahap usia lanjut ini, mereka juga dapat mengingat kembali masa lalu dan melihat makna, ketentraman dan integritas. Refleksi ke masa lalu itu terasa menyenangkan dan pencarian saat ini adalah untuk mengintegrasikan tujuan hidup yang telah dikejar selama bertahun-tahun. Kegagalan dalam melewati tahapan ini akan menyebabkan munculnya rasa putus asa. 1,2,4 PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK Hubungan dengan orang tua atau pengasuhnya merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Sejumlah ahli memercayai bahwa kasih sayang orang tua atau pengasuh selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun prasekolah dan setelahnya. 1,6 Pola Asuh Orang Tua Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah pola asuh. Pola asuh bertujuan untuk mempertahankan kehidupan fisik anak dan meningkatkan kesehatannya, memfasilitasi anak untuk mengembangkan kemampuan sejalan dengan tahapan perkembangan dan mendorong peningkatan kemampuan berperilaku sesuai dengan nilai agama dan budaya yang diyakini.1,6 Ada 3 bentuk pola asuh orang tua: 1. Pola asuh otoriter Pola asuh otoriter adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua. Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri bersifat kaku, tegas, suka menghukum dan kurang
  • 6. 6 kasih sayang. Orang tua memaksa anak-anak untuk patuh terhadap nilai-nilai dan peraturan mereka. Dalam memberikan peraturan itu tidak ada usaha untuk menjelaskan kepada anak mengapa ia harus patuh pada peraturan itu. Anak dari orang tua yang otoriter cenderung bersifat curiga pada orang lain dan merasa tidak bahagia dengan dirinya sendiri merasa canggung berhubungan dengan teman sebaya, canggung menyesuaikan diri pada awal masuk sekolah dan memiliki prestasi belajar yang rendah dibandingkan dengan anak-anak lain. Anak cenderung agresif, impulsive, pemurung dan kurang mampu konsentrasi. 1,6 2. Pola asuh demokratis Pola asuh demokratis adalah salah satu gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku anak-anak, tetapi mereka juga bersikap responsif. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara anak dan orang tua. Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak- anaknya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka dewasa. Orang tua yang demokratis memperlakukan anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan anak dan dapat memperhatikan serta mempertimbangkan keinginan anak. Pola asuh yang ideal atau pola asuh yang baik adalah pola asuh demokratis dimana anak mempunyai hak untuk mengetahui mengapa peraturan-peraturan dibuat dan memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri bila ia menganggap bahwa peraturan itu tidak adil. Dampak perkembangan psikologi anak dengan pola asuh demokratis yaitu rasa harga diri yang tinggi, memiliki moral yang standar, kematangan psikologisosial, kemandirian dan mampu bergaul dengan teman sebayanya. 1,6 3. Pola asuh permisif Pola asuh yang permisif, anak dituntut sedikit sekali tanggung jawab tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa. Anak diberi kebebasan untuk
  • 7. 7 mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Dalam pola asuh ini diasosiasikan dengan kurangnya kemampuan pengendalian diri anak karena orang tua yang cenderung membiarkan anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan dan akibatnya anak selalu mengharap semua keinginannya dituruti. Dalam pola asuh permisif, bimbingan terhadap anak kurang dan semua keputusan lebih banyak dibuat oleh anak daripada orang tuanya. Dalam pola asuh ini, sikap acceptance orang tua tinggi namun tingkat kontrolnya rendah. Dampak perkembangan terhadap psikologi anak yaitu kurang percaya diri, pengendalian diri buruk, rasa harga diri yang rendah.1,6 Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh anak : - Usia orang tua. Rentang usia tertentu adalah baik untuk menjalankan peran pengasuhan. Apabila terlalu muda atau tua mungkin tidak dapat menjalankan peran tersebut secara optimal karena diperlukan kekuatan fisik dan psikososial. 1,6 - Keterlibatan orang tua. Kedekatan hubungan ibu dan anak sama pentingnya dengan ayah dan anak walaupun secara kodrati akan ada perbedaan. Di dalam rumah tangga, ayah dapat melibatkan dirinya melakukan peran pengasuhan kepada anaknya. Seorang ayah tidak saja bertanggung jawab dalam memberikan nafkah tetapi dapat pula bekerja sama dengan ibu dalam melakuan perawatan anak seperi menggantikan popok ketika anak mengompol atau mengajaknya bermain bersama sebagai salah satu upaya dalam melakukan interaksi. 1,6 - Pendidikan orang tua juga berpengaruh penting dalam pengasuhan. 6 - Pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak. Orang tua yang telah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam merawat anak akan lebih siap menjalankan pengasuhan dan lebih relaks. 1,6 - Stres orang tua. Stres yang dialami orang tua akan mempengaruhi kemampuan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhannya. 1,6
  • 8. 8 - Hubungan suami istri. Hubungan yang kurang harmonis antara suami istri akan berdampak pada kemampuan dalam menjalankan perannya sebagai orang tua dan merawat serta mengasuh anak dengan penuh rasa bahagia. 1,6 Perkembangan Moral Anak Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungan dan orang tuanya. Melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang perilaku yang buruk yang tidak boleh dikerjakan.1,6 Berikut beberapa sikap orang tua sehubungan dengan perkembangan moral anak : - Konsistensi dalam mendidik anak. Kedua orang tua harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau memperbolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orang tua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain. 1 - Sikap orang tua dalam keluarga. Secara tidak langsung sikap orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi perkembangan moral anak yaitu melalui proses peniruan. Sikap orang tua yang keras cenderung melahirkan sikap disiplin semu pada anak. Adapun sikap acuh tak acuh atau sikap masa bodoh cenderung mengembangkan sikap kurang bertanggung jawab dan kurang memperdulikan norma pada diri anak. Sikap yang sebaiknya dimiliki oleh orang tua yaitu sikap kasih saying, keterbukaan, musyawarah dan konsisten. 1 - Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut. Orang tua merupakan teladan bagi anak, termasuk dalam mengamalkan ajaran agama. Orang tua yang menciptakan iklim yang religious (agamais) dengan cara memberikan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik. 1
  • 9. 9 - Sikap orang tua dalam menerapkan norma. Orang tua yang tidak menghendaki anaknya berbohong atau berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari perilaku berbohong. 1 Perkembangan moral dapat berlangsung melalui beberapa cara yaitu pendidikan langsung, identifikasi dan proses coba-coba. Perkembangan moral dengan cara pendidikan langsung yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah atau yang baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Hal yang terpenting dalam pendidikan moral adalah keteladanan dari orang tua, guru atau orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral. Perkembangan moral dengan cara identifikasi yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi panutannya. Perkembangan moral dengan proses coba-coba yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya.1,6 PERAN PERTEMANAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK Berikut adalah fase pertemanan dalam perkembangan psikososial anak : 1. Fase Pertama (Teman untuk Bermain) Fase ini terjadi pada usia anak antara 5 sampai 7 tahun. Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik dan tempat tinggalnya dekat di sekitar mereka dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama. Kepribadian dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki. Persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina kembali begitu saja.1,7
  • 10. 10 2. Fase Kedua (Teman untuk Bersama) Pada fase ini, selain arti teman untuk bermain, pertemanan juga didasari kepercayaan satu sama lain, terjadi pada usia anak antara 8 sampai 10 tahun. Dalam usia ini, arti teman sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling membutuhkan dan saling mengunjungi. Dalam fase ini, seorang anak untuk mendapatkan teman tidak segampang anak pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak. Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah diantara mereka timbul masalah. 1,7,8 3. Fase Ketiga Fase ketiga adalah persahabatan yang penuh dengan saling pengertian. Fase ini terjadi pada usia anak 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian. Pada fase ini, persahabatan menjadi sangat pribadi karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahan psikologis, biasanya sahabatnya lebih tahu dibandingkan orang tua mereka sendiri. Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari mereka pindah rumah atau melanjutkan sekolah di kota lain. 1,7 Berikut beberapa faktor penting yang mempengaruhi hubungan pertemanan anak : 1. Cara orang tua mendidik dan membina anak. Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya.6 2. Urutan kelahiran. Biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi daripada saudara-saudaranya. 8
  • 11. 11 3. Gender. Anak laki-laki dan perempuan akan mengalami hal yang berbeda untuk kejadian yang sama. Seperti anak laki-laki diperbolehkan untuk memanjat pohon, tetapi anak perempuan tidak diperbolehkan, atau bila anak perempuan menangis akan lebih ditolerir daripada anak laki-laki yang menangis.1 4. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran. Biasanya anak-anak yang memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi peran, dapat berkembang menjadi lebih baik, dan biasanya memiliki intelegensi/kecerdasan yang baik. Dengan hal tersebut, mereka lebih mudah menempatkan dirinya atau beradaptasi di lingkungan yang asing. 6 5. Nama. Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh dalam kehidupan sosialnya. Nama yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak, karena anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal. Akibatnya anak tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain mencemooh karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal. 1 6. Daya tarik. Anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer daripada anak yang kurang memiliki daya tarik. Anak yang memiliki daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih tinggi.7,8 Di dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena hal yang lainnya. Mereka mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang. Anak-anak yang menyandang bintang sosiometris, yaitu mereka yang paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi negatifnya. Biasanya mereka disenangi dan diakui
  • 12. 12 oleh teman-temannya. Anak-anak yang terisolir, biasanya mereka tidak disebut sisi positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya. Anak terisolir tersebut seperti tidak terlihat oleh teman-temannya. Anak-anak yang terasingkan, biasanya mereka oleh anak- anak yang lain diasingkan dan tidak diakui sebagai teman. Anak-anak yang terisolir lebih mudah diakui dari pada anak-anak yang terasingkan, namun lama kelamaan anak- anak yang terasingkan akan diakui juga. Anak-anak yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia menjelang dewasa. Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan terganggu.1,3,7 Anak yang terasingkan bereaksi dengan cara : 1. Menarik diri Biasanya mereka menarik diri dari kontak dengan anak-anak lain. Mereka sebetulnya ingin bermain dengan anak-anak lainnya tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya, malahan diejek-ejek, maka dari itu mereka selalu menghindar dari anak-anak lainnya. Di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka beralasan tidak suka main di luar.1,8 2. Perilaku anti sosial Biasanya mereka sulit untuk diatur padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan perilakunya, misalnya pada saat anak-anak yang lain bermain bola kemudian datang anak yang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya. Anak tersebut datang hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambil bolanya dan apabila ikut bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasar sehingga membuat anak-anak lainnya berhenti bermain. Anak yang terasing itu akan marah-marah hingga
  • 13. 13 akhirnya anak-anak yang lain terpaksa mengalah dan bermain bola kembali dengan aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yang terasing tadi. 1,8 Bimbingan konseling merupakan salah satu sumbangan psikologi perkembangan dalam pendidikan merupakan penuntun bagi seseorang yang memiliki tekanan psikis. Dalam penerapannya, bimbingan konseling ini menjadi salah satu penyalur solusi bagi siswa yang mempunyai masalah yang mungkin mengganggu kegiatan belajarnya.1 RINGKASAN Perkembangan psikologi manusia dipengaruhi salah satunya oleh interaksi sosial. Keluarga sangat berperan penting dalam perkembangan psikososial anak. Hubungan dengan orang tua atau pengasuhnya merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah pola asuh. Perkembangan moral seorang anak juga dipengaruhi oleh lingkungan. Pertemanan mempunyai arti penting dalam perkembangan sosial anak-anak. Jika anak tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya, anak akan membentuk perilaku yang bermasalah dan proses belajarnya akan terganggu. Bimbingan konseling merupakan salah satu penuntun bagi seseorang yang memiliki tekanan psikis.
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA 1. Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Media Group; 2011. 2. Crain, William. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Pustaka Pelajar; 2007. 3. L, Zulkifli. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Karya CV; 2008. 4. Byod, Denise. Lifespan Development. Berlin : Pearson Education, Inc.; 2006. 5. Berk, Laura. Child Development. Berlin : Pearson Education, Inc.; 2003. 6. Duvall, Evelyn. Marriage and Family Development. New York : J.B. Lippincott Company; 2003. 7. Hetherington, E. Child Psychology, A Comtemporary Viewpoint. New York: McGraw-Hill, Inc.; 2006. 8. Papalia, Diane. Human Developmen. New York : McGraw-Hill Inc.; 2003.