SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Penilaian dan Evaluasi Belajar
                           Ditinjau dari Sistem Belajar Student Centered
                                       Oleh Maksimus Adil

                                                 Abstrak

Penilaian dan evaluasi belajar merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari seluruh proses
pembelajaran. Model penilaian dan evaluasi belajar sangat dipengaruhi oleh filosofi yang dianut oleh
masing-masing lembaga pendidikan. Suatu sistem penilaian dan evaluasi belajar harus dapat
dipertanggung-jawabkan kepada tiap unsur yang terkait, seperti siswa, orang tua murid, dan bahkan
masyarakat luas pada umumnya. Untuk itu penilaian terhadap hasil belajar siswa harus didukung oleh
bukti-bukti yang kuat dan valid. Banyak piranti yang dapat dipakai oleh guru untuk menilai hasil
belajar siswa. Sebut saja diantaranya adalah test dan kuis, project, report, presentasi, informal
checks for understanding, anecdotal notes, dan lain sebagainya. Piranti yang dipakai untuk menilai
hasil pekerjaan siswa haruslah sudah direncanakan bahkan sebelum guru men-design proses belajar
yang diinginkan. Tolok ukur yang dipakai guru untuk menilai adalah rubric, di mana di dalamnya berisi
kriteria yang mesti ada dan atau dicapai siswa dari setiap bentuk evaluasi yang diadakan. Untuk
mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan sistem student centered dan
kemudian dapat membuat evaluasi dan penilaian dengan baik, di sekolah High/Scope diterapkan suatu
strategi yang disebut “Understanding by Design”. Salah satu aspeknya adalah konsep backward
design, dimana kita sebagai guru mesti pertama-tama menentukan hasil yang diharapkan dari siswa
dari suatu proses belajar sebelum menentukan proses belajarnya sendiri. Penilaian terhadap hasil
belajar siswa mesti memperhiungkan keseluruhan proses yang mencakup tiga unsur, yakni produk,
proses, dan progress.



Pengantar

        Hampir setiap tahun seusai mengadakan UN atau tepatnya setelah pengumuman hasil
UN, bangsa kita selalu dilanda „prahara‟ karena banyaknya siswa yang tidak berhasil dalam UN.
Polemik hampir pasti menghiasi media-media nasional, baik cetak maupun elektronik.
Umumnya berita yang mendominasi di media masa adalah kekecewaan siswa dan orang tua dan
bahkan para guru akibat kegagalan beberapa siswa. Apalagi kalau diantara yang tidak lulus ada
siswa berprestasi dan dianggap pintar.

        Berbagai pandangan akan muncul ke permukaan, baik dari para pakar pendidikan
maupun politisi. Fokus pembicaraan biasanya tentang kelemahan UN sampai pada validitasnya
untuk menentukan seorang siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak dari jenjang pendidikan yang
sudah digelutinya selama kurang-lebih 3 tahun. Di antaranya ada yang menuntut agar para guru
di sekolah adalah satu-satunya pihak yang paling sah dan meyakinkan untuk menentukan
kelulusan, karena merekalah yang mengenal anak didiknya.

        Makalah ini tidak bermaksud menjawab pertanyaan validitas atau tidaknya UN untuk
menentukan kelulusan siswa. Makalah ini ditulis untuk menelaah lebih jauh bagaimana sistem
penilaian yang memadai agar semua unsur yang terlibat dalam pendidikan dapat terpuaskan.
Unsur-unsur yang terlibat dalam pendidikan tidak lain adalah siswa, guru, orang tua, masyarakat

  Penulis adalah pengajar pada sekolah High/Scope Indonesia TB Simatupang, mengajar pelajaran Character,
Cultural, and Community Development dan Pelajaran Agama Katolik untuk Middle School, alumnus STF
Driyarkara.
dan pemerintah. Karena itu penilaian yang dilakukan di sekolah mesti fair dan dapat
dipertanggung-jawabkan kepada para pihak itu. Artinya semua pihak memahami makna, isi, dan
cakupan penilaian dari nilai yang diperoleh peserta didik yang dikuatkan dengan bukti-bukti
yang memadai.


Filosofi Pembelajaran

       Penilaian dan evaluasi belajar hanyalah salah satu aspek dari sistem pembelajaran. Ia
tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian integral dari keseluruhan proses belajar dalam
ruangan kelas. Oleh karena itu penilaian dan evaluasi belajar sangat terkait dan dijiwai oleh
filosofi yang dianut lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan.

       Untuk mayoritas sekolah yang menganut sistem teachers-centered (menjadikan
kurikulum sebagai pusat dari seluruh proses belajar), penuntasan materi yang diperintahkan oleh
kurikulum menjadi hal yang utama. Untuk sekolah model ini hasil akhir dalam arti target
pencapaian siswa menjadi satu-satunya yang penting. Di sini proses menjadi tidak terlalu
penting, melainkan hasil akhir, yakni berapa nilai yang didapat siswa dari evaluasi belajar yang
diadakan. Di pihak guru, yang penting target pengajaran (penuntasan materi) tercapai. Siswa
mengerti atau tidak soal lain. Sistem belajar macam ini (teachers-centered) melihat belajar
sebagai kompetisi dan bukan peziarahan, pergulatan atau pergumulan menuju penguasaan ilmu
pengetahuan.

       Selain sekolah model teachers-centered, saat ini muncul sekolah-sekolah yang
memfokuskan proses belajarnya pada siswa (student-centered). Pada lembaga-lembaga
pendidikan yang membangun sistem pendidikannya atas filosofi student-centered, peserta belajar
(baca: siswa) menjadi pusat dari seluruh proses belajar, dan proses belajar itu sendiri sama
pentingnya dengan hasil akhir yang diharapkan dari para siswa. Sekolah seperti ini berpegang
pada semangat „learning is not a race but journey’. Siswa diajak untuk berziarah, berpetualang,
bergumul secara pribadi menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Dengan demikian peserta didik
benar-benar dihargai sebagai pribadi, dibimbing sesuai kondisi dan kemampuannya yang khas,
tidak terpenjara dalam hierarki pengelompokkan pintar – bodoh yang pada akhirnya membunuh
rasa percaya diri, semangat belajar, dan pengabaian perjuangan khas masing-masing pribadi
dalam keseluruhan proses belajar.


Men-design Pemahaman Siswa

       Agar siswa dapat belajar maksimal, artinya terlibat secara penuh dalam seluruh proses
pembelajaran, mengalami pergulatan (dalam arti sesungguhnya) untuk memahami pokok-pokok
yang dipelajari dan akhirnya dapat menguasai ilmu pengetahuan, pelajaran harus di-design
sedemikian rupa. Untuk dapat mencapai tujuan itu, sekolah High/Scope Indonesia (H/S)
mencoba menerapkan suatu strategi yang dikenal dengan sebutan “understanding by
design(UBD)”1[1] dalam seluruh proses belajar pada setiap subject yang diajarkan. Hal ini
dilakukan berdasarkan kesadaran bahwa tujuan dari proses belajar adalah mencapai pemahaman
(understanding). Siswa memahami atau tepatnya menguasai ilmu yang dipelajarinya. Lebih dari
itu agar siswa mendapatkan suatu penilaian yang otentik dan dapat dipertanggung-jawabkan
pada tiap akhir term.

        Unsur utama dalam konsep ini adalah apa yang disebut sebagai backward design, yakni
suatu pendekatan dalam merancang kurikulum atau pelajaran yang dimulai dengan tujuan yang
ingin dicapai.2[2] Ada tiga tahap utama3[3]backward design:
Tahap pertama, Tentukan hasil yang diharapkan. Apa yang siswa harus ketahui, pahami, dan
                   dapat lakukan setelah menyelesaiakn pokok tertentu.
Tahap kedua, tentukan bukti-bukti yang dapat diterima. Pertanyaan pokok yang mesti dijawab
                   di sini adalah bagaimana kita dapat ketahui jika siswa telah mencapai hasil yang
                   diharapkan. Apa bukti-bukti yang kita harapkan untuk mendukung pemahaman
                   siswa?
Tahap ketiga, tentukan instruksi dan proses belajar yang ingin diterapkan. Setelah kita
                   memastikan hasil apa yang diharapkan dan bukti apa yang dapat menunjang
                   pencapaian hasil itu, lalu kita tentukan bagaimana proses belajar harus
                   dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu.


        Gambaran kerangka berpikir dalam menyusun rencana pelajaran dengan menggunakan
strategi UBD bagi guru4[4] dapat dilukiskan sebagai berikut:



                                 Stage 1 – Hasil yang diharapkan
Tentukan tujuan pembelajaran:                                                                               G
     apa tujuan yang ingin dicapai (misalnya pengetahuan yang ingin didapat (content),
    pencapaian yang lain-lainnya)
Pemahaman:                              U Pertanyaan kunci:                        Q
Siswa dapat memahami bahwa…                                     Pertanyaan pokok apa yang dapat
                                                              diajukan untuk membantu penelitian
       apa gagasan pokok
                                                              lebih lanjut, pemahaman, dan transfer
          pemahaman         khusus      apa      yang         pengetahuan.
      diharapkan
       masalah-masalah yang mungkin muncul.


1[1] Untuk mendalami lebih jauh tentang konsep ini, lih. Grant Wiggins and Jay McTighe, Understanding by
Design, ASCD (Association for Supervision and Curriculum Development), Alexandria, Virginia USA, thn. 2005.
2[2] Tentang hal ini Stephen R. Covey mengatakan, “To begin with the end in mind means to start with a clear
understanding of your destination. It means to know to know where you’re going so that you better understand
where you are now so that the steps you take are always in the right direction.” Lih. Stephen R. Covey, “The 7
Habits of Highly Effective People, 1998, p. 98. Baca juga Grant Wiggins and Jay McTighe, idem. hal. 338.
3[3] lih. Tahap-tahap backward design, Grant Wiggans and Jay McTighe, idem. hlm 17-34.
4[4] Lih. Grant Wiggins and Jay McTighee, ibid., hal. 22
Siswa akan mengetahui …                              K Siswa dapat melakukan…                                S
         pengetahuan dan skill apa yang siswa
        dapatkan sebagai hasil dari pelajaran ini
         apa yang mesti siswa dapat lakukan
        sebagai hasil dari pengetahuan atau skill
        yang ada
                             Stage 2 – Bukti-bukti yang diharapkan
Performance Tasks:                                  T     Bukti-bukti Lainnya:                             OE
         Project apa yang siswa dapat lakukan                     Test
        untuk menunjukkan pemahaman dan skill
                                                                  Presentasi
        yang mereka kuasai.
                                                       Anecdotal Notes, dll.
        Kriteria apa yang akan digunakan untuk
        mengukur pemahaman siswa
                                 Stage 3 – Rencana Pelajaran
Aktivitas Pembelajaran:                                                                                      L
Bagaimana proses pembelajaran dan isntruksi yang digunakan yang memungkinkan siswa
mencapai hasil yang diharapkan. Bagaimana aktivitas pembelajaran itu dirancang?
      Kemana siswa akan dibawa dan apa yang diharapkan. Dari mana siswa akan berangkat
     (prior knowledge dan interest).
      Bagaimana menarik minat siswa?
      Bagaimana membantu siswa mengalami (terlibat) dan mengembangkan lebih lanjut
     materi yang diajarkan.
      Merancang kesempatan bagi siswa untuk memikirkan kembali, memperbaiki pemahaman
     atau pekerjaan mereka
      Mendorong siswa untuk mengevaluasi pekerjaan mereka dan melihat implikasinya
      Bagaimana mengakomodir perbedaan minat, kepentingan, dan kemampuan siswa
      Bagaimana merancang proses belajar yang efektif agar siswa dapat terlibat secara
     maksimal.


Kerangka berpikir seperti ini membantu guru dalam merencanakan proses belajar plus evaluasi
macam apa yang akan mereka lakukan.


Penilaian dan Evaluasi Belajar Sistem Student Center5[5]

         Seperti yang telah disinggung di atas, penilaian dan evaluasi belajar tidak terpisahkan
dari seluruh proses belajar. Karena itu, model atau bentuk penilaian dan evaluasi belajar harus
sudah ditentukan sebelum merencanakan proses belajar di dalam kelas..

         Sebelum membahas lebih jauh tentang penilaian dan evaluasi belajar, baiklah terlebih
dahulu dibicarakan apa saja model dan tujuan penilaian (assessment) dan evaluasi belajar.
Evaluasi belajar umumnya dibagi atas dua bagian yakni formative assessment dan summative
assessment. Formative assessment pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui bagaimana peserta
didik belajar, apa yang telah mereka pelajari dengan baik, apa masalah atau kesulitan yang


5[5] Hampir seluruh bahan kajian pada bagian ini diambil dari materi Teachers Training High/Scope Indonesia, July
2006.
mereka alami dan apa bentuk perbaikan (corrective measures) yang diperlukan.6[6] Karena itu
formative assessment dapat dilakukan tiap hari dalam bentuk pretest, posttest, PR, weekly
project, observation, anecdotal notes dan sebagainya.

        Dengan sistem pembelajaran student center, formative assessment mempunyai peran
yang sangat strategis. Guru mendapatkan segala informasi yang diperlukan untuk dapat
mendapingi masing-masing peserta didik sesuai dengan kondisi real mereka secara pribadi
termasuk strategi perbaikan agar siswa dapat menguasi materi dengan baik. Persoalannya adalah
apa yang terjadi bila ternyata tingkat pencapaian siswa ternyata berbeda? Diagram berikut
diharapkan dapat memberikan gambaran. Perhatikan diagram berikut:


Diagram 1:
                                                Pel. Bab I
Formative Assessment A
Intervention Activities
Formative Assessment B
Enrichment Activities
Pel. Bab II
        Dari diagram 1 terlihat bahwa siswa dengan daya tangkap yang kurang diberi tambahan agar
dapat memenuhi target yang diharapkan, sementara yang sudah mencapai target diberi
enrichment activities untuk memperkaya pemahamannya atas pokok yang dipelajari.
        Sementara summative assessment bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian siswa
selama periode tertentu (per term atau smester). Bentuknya bisa berupa test summative,
performance task atau kombinasi keduanya dari mana guru bisa melihat penguasaan siswa atas
materi yang telah dipelajari selama term atau smester itu. Meskipun demikian summative
assessment hanya berdaya guna jika didukung oleh formative assessment.


Diagram 2
1    2      3    4      5      6      7     8    9     10    11 12
Formative assessment  Intervention / Enrichment
                                        Developing Report (Reporting)
                                            Summative assessment
                          Formative dan Summative Assessment Sequence



        Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa assessment membantu para pendidik
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam akan kemampuan belajar siswa dan kemudian
mempermudah mereka (para pendidik) dalam mengkomunikasikan bukti-bukti hasil belajar
siswa kepada para orang tua, rekan guru, peserta didik, dan masyarakat luas pada umumnya.

        Adapun tentang penilaian dapat dikatakan bahwa penilaian akhir dilakukan dengan
menganalisa berbagai bukti yang ada (yang didapat baik dari formative assessment maupun


6[6]Idem..
summative assessment) lalu memutuskan posisi akhir siswa dengan menggunakan parameter
yang ada, tentu sesuai dengan persentase yang ditetapkan guru atau sekolah.7[7]Summative
Assessment tentu sangat berpengaruh untuk menentukan grade pencapaian siswa pada akhir term
atau smester.

         Yang menjadi dasar dari penilaian yang baik adalah bukti yang baik dan memadai. Ada 3
kualitas untuk dapat menentukan memadai (baik) atau tidaknya bukti-bukti pendukung penilaian,
yakni validity, reliability, dan quantity.

         Pertama, Validity. Mengacu pada kepatutan dan memadainya interpretasi yang dibuat
berdasarkan informasi atau data yang tersedia. Kedua, Reliability. Mengacu pada kekonsistenan
hasil assessment yang dilakukan. Konkretnya, siswa yang sama dapat memperoleh skor yang
sama pada dua kesempatan test pada waktu yang berbeda atau mendapat score yang sama ketika
dievaluasi oleh dua guru yang berbeda. Ketiga, Quantity. Menggunakan berbagai macam bukti
yang dapat dipercaya.

         Lalu bagaimana bila terjadi ketidak-konsistenan bukti berkaitan dengan pencapaian
siswa? Bila hal ini terjadi, beberapa hal dapat menjadi pertimbangan:
    1. Berikan prioritas pada data terbaru.
    2. Berikan prioritas pada data yang lebih komprehensif.
    3. Berikan prioritas pada bukti-bukti yang berkaitan dengan pencapaian standard atau tujuan
         pembelajaran yang paling penting.




Piranti Penilaian dan Evaluasi Belajar

         Sejak merencanakan pelajaran, guru harus sudah menentukan hasil akhir yang diharapkan
dari para siswa atas materi yang diajarkan dan apa saja piranti yang dipakai untuk penilaian8[8].
Ada beberapa piranti yang bisa digunakan untuk mengevaluasi perkembangan belajar para siswa.

         Pertama, Informal checks for understanding. Mengecek pemahaman siswa secara
informal dapat dilakukan dengan cara tanya-jawab ketika pelajaran sedang berlangsung, bisa
juga dalam bentuk mengecek pemahaman siswa atas pekerjaannya sendiri lewat pertanyaan-
pertanyaan, dan lain-lain. Observasi guru dan dialog dengan siswa masuk dalam kategori ini.
Informal check for understanding merupakan bagian integral dari proses pembelajaran bila kita
menganut sistem ongoing assessment. Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang memadai untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan
karakter siswa.




7[7] Gambaran konkret tentang penilian akan diuraikan pada bagaian akhir tulisan ini
8[8] Soal penentuan hasil akhir, akan dibahas lebih lanjut pada bagian terakhir tulisan ini.
Kedua, Tes dan kuis. Test ini sifatnya bisa mingguan atau dua mingguan. Bentuknya
dapat berupa tes dengan jawaban singkat, benar-salah, jodohkan, atau pilihan ganda. Test bisa
juga panjang dan melibatkan analisa. Test yang kedua ini bentuknya berupa open-ended
question, yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, tidak sekedar mengulang apa yang tertulis
dalam buku (hafalan). Pertanyaan yang sifatnya open-ended membutuhkan jawaban yang
sifatnya konstruktif, tidak hanya memiliki satu jawaban yang benar, menekankan pada strategi
pemecahan masalah, menggunakan kemampuan analisis, sintesis, lalu kemudian mengevaluasi
kembali hasil analisanya. Jadi pertanyaan yang sifatnya open-ended mesti menuntut jawaban
yang teruraikan secara sistematis dan melibatkan argumentasi yang memadai. Test dan kuis
mesti berfokus pada isi atau muatan pelajaran. Di sini yang kita assess adalah informasi factual,
konsep, skill yang diharapkan diperoleh siswa dari materi itu.

         Ketiga, Project. Project sifatnya sifatnya bisa short-term maupun long-term (bulanan atau
satu smester). Project lebih merupakan pengaplikasian teori atau konsep yang didapat di sekolah
dalam kasus-kasus konkret, dengan tujuan, audiens dan situasi yang tertentu. Pada level ini,
siswa dimungkinkan untuk menggarap project yang sesuai dengan minatnya. Project yang
diberikan kepada siswa dapat terintegrasi dengan pelajaran lainnya. Project dapat membantu
guru untuk menilai sejauh mana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah
didapatnya, secara lintas ilmu. Misalnya antara penerapan pengetahuan berbahasa dan ilmu
sosial, dan seterusnya.

         Selain ke-tiga piranti ini, kita juga masih memerlukan piranti-piranti lainnya. Di
antaranya adalah anecdotal notes. Guru membuat catatan harian tentang apa yang dicapai siswa
lebih khusus berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran atau aplikasi nilai-nilai dari
materi yang diajarkan atau dipelajari. Anecdotal notes sifatnya individual atau per siswa.

         Pekerjaan rumah. Selain bermanfaat untuk melihat sejauh mana siswa dapat
menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam mengerjakan PR-nya, PR juga membantu guru
untuk mengukur keseriusan dan tanggung jawab siswa dalam belajar. Ketepatan waktu,
kerapihan dan ketuntasan dalam mengerjakan PR dapat menjadi catatan guru. Agar maksimal,
tentu saja komunikasi guru – orang tua sangat diharapkan untuk mendukung proses belajar
siswa.

         Report. Report bisa menjadi bagian dari satu project, bisa juga menjadi bagian yang
berdiri sendiri. Kelengkapan informasi, sistematika atau komposisi, dan lain-lain menjadi hal
yang diperhatikan dalam pengerjaan report. Sekali lagi report dapat terintegrasi dengan pelajaran
lain.

         Presentasi. Siswa yang sungguh menguasai pokok pembelajaran dapat diketahui lewat
kemampuan presentasinya. Kendati demikian, harus juga diperhatikan karakter masing-masing
siswa. Misalkan ada siswa yang sungguh menguasai materi tetapi sulit mengkomunikasikannya
lewat presentasi. Karen itu guru harus mengenal karakter masing-masing siswanya.
Student self assessment. Hal ini jarang dilakukan di sekolah-sekolah yang semata-mata
mengejar penuntasan kurikulum dalam proses belajarnya. Student self assessment bermanfaat
untuk mendapat umpan balik dari para siswa. Siswa menilai dirinya sendiri sejauh mana dia telah
menguasai materi yang telah diajarkan atau dipelajari.

        Piranti penilaian ini digunakan sesuai kebutuhan saja. Tidak perlu dipakai sekaligus
secara bersama dalam satu kesatuan waktu untuk satu pokok materi pelajaran. Guru menentukan
kira-kira piranti mana yang dapat digunakan.

        Persoalannya adalah bagaimana cara mengukur yang memadai untuk menentukan
pencapaian siswa? Untuk test yang bisa langsung diberi skor seperti matematika atau test yang
sifatnya rutin harian, tidak terlalu sulit, karena guru bisa dengan mudah memberi skor yang
sesuai. Untuk test yang sifatnya kualitatif seperti project, presentasi, report, dan lain-lain, guru
perlu menyiapkan satu piranti lagi yang disebut rubrik. Rubrik adalah suatu piranti atau dokumen
yang perlu disiapkan guru. Rubrik berisi artikulasi atau gambaran atau batasan pencapaian siswa
yang diharapakan dari tugas atau test.9[9] Dalam rubrik ditampilkan kriteria-kriteria yang
diharapkan ada dalam pekerjaan siswa, atau pencapaian yang diharapkan dari satu test.

        Berikut sebuah contoh rubrik:


                                        Rubrik Grafik Data10[10]
                        Judul                       Label                 Akurasi                Kerapian
Score
                         10%                          20%                    50%                    20%
            Judul menggambarkan dengan        Semua bagian           Data dalam grafik      Grafiknya rapi dan
            jelas tentang data apa yang       grafik (kolom,         ditampilkan secara     mudah untuk
   3        ditampilkan                       baris, atau ukuran)    akurat                 dimengerti
                                              ditandai dengan
                                              jelas
            Judul menggambarkan secara        Ada bagian grafik      Data yang              Umumnya rapi dan
   2        umum tentang data yang            yang tidak ditandai    ditampilkan            dapat dipahami
            ditampilkan                       dengan benar           mengandung
                                                                     kesalahan kecil
            Judul tidak menggambarkan         Hanya beberapa         Data tidak akurat,     Tidak rapih dan
   1        isi data atau tidak ada judul     bagian grafik yang     banyak kesalahan,      sulit dimengerti
                                              ditandai dengan        atau data tidak
                                              benar                  lengkap


        Bagaimanapun, dari pengalaman, kita menyadari bahwa test-test yang biasa saja tidak
lagi memadai untuk membantu siswa siap menghadapi tantangan yang konkret dalam kehidupan.
Sekolah diharapka dapat membantu siswa untuk mengembangkan skill dan kompetensinya untuk
menghadapi kehidupan yang nyata, situasi yang “terberi” di hadapan mereka. Siswa yang bisa
memperlihatkan skill dan kompetensinya, tentu saja lewat piranti yang disebutkan di atas,
daripada „sekedar‟ lulus ujian nasional, layak untuk lulus dari jenjang pendidikan yang sudah


9[9] Bdk. Heidi Andarde, and Ying Du, Practical Assessment, Research, & Evaluation (PARE), Volume 10 Number
3, April 2005
10[10] Rubrik ini dielaborasi dari buku karangan Grant Wiggins and Jay McTighe, Understanding by Design
Profesional Development Workbook, hlm 183. Contoh grafik yang dipakai penulis terlampir di hard copy tulisan ini.
digelutinya selama kurang lebih tiga tahun. Dan akhirnya kesuksesan suatu lembaga pendidikan
diukur dari sejauh mana siswa menguasai pengetahuan, skill, didukung oleh sikap dan tigkah
laku yang terpuji.




Penilaian Akhir
       Setelah melihat uraian di atas, kita dapat tegaskan bahwa dalam sistem student center
beberapa hal harus diperhatikan dalam melakukan penilaian. Pertama, Produk. Fokus pada apa
yang siswa telah ketahui dan dapat lakukan. Yang termasuk dalam produk adalah hasil test akhir,
report, project, proyek laboratorium, presentasi. Alat ukur yang dipakai adalah rubric-akademik
dan / atau pekerjaan siswa.

       Kedua, Proses. Fokus pada bagaimana siswa sampai pada pencapaian yang diharapkan.
Yang termasuk dalam proses adalah kuis (formative), sikap dan tingkah laku di kelas, journal,
PR (tingkat penyelesaian dan kualitasnya – dinilai berdasarkan rubric), keaktifan di kelas, usaha,
kerapian dalam menyelesaikan pekerjaan. Alat ukur yang dipakai untuk penilaian adalah rubric-
proses, checklist dan / atau anecdotal notes.

       Ketiga, Progress. Fokus pada berapa banyak siswa telah peroleh dari proses belajar yang
dilakukan. Di sini kita membutuhkan portfolio yang menggambarkan perkembangan belajar
siswa sepanjang term, smester, dan bahkan tahun.

       Penilaian atau tingkat pencapaian siswa ditentukan berdasarkan analisa keseluruhan
kriteria yang ada, dengan memberi porsi penentuan yang lebih besar pada hasil summative
assessment. Sebab dari hasil akhir itulah guru dapat mengetahui di mana posisi siswa setelah
melewati satu term atau smester. Dalam sistem High / Scope, grade pencapaian akademik
ditentukan berdasarkan krieria berikut:


               Level                            Kode    Tingkat Pencapaian
     Introducing / need improvement             (I)          : <50 %
     Progressing / shows improvement            (P)          : 50 – 79 %
     Mastering / Satisfactory                   (M)          : >= 80 %


Kesimpulan
       Kita telah melihat bahwa penilaian dan evaluasi belajar terintegrasi secara total dengan
seluruh proses belajar. Penilaian dan evaluasi belajar bukan suatu hal yang berdiri sendiri.

       Pada lembaga pendidikan yang menganut sistem student center, perkembangan masing-
masing siswa menjadi pokok perhatian, bukan semata-mata ketuntasan kurikulum, meskipun
ketuntasan tetap perlu diperhatikan.
Untuk dapat memberikan penilaian yang memadai, kita perlu mengumpulkan bukti yang
otentik dalam arti kita merancang sedemikian rupa hasil macam apa yang kita inginkan dan
bagaimana strategi untuk mendapatkan hasil seperti itu. Apa produk yang mesti dibuat siswa
agar kita dapat mengetahui bahwa mereka telah menguasai pokok yang telah dipelajari.

       Dan yang terpenting adalah nilai yang diperoleh siswa harus dapat dipertanggung
jawabkan, dalam arti didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan memadai. Lebih dari itu siswa itu
sendiri diharapkan dapat mempertanggung-jawabkan pencapaiannya lewat pengatahuan, sikap,
tingkah laku dan skill yang dimilikinya dalam menghadapi hidup konkret beserta tantangannya
di tengah masyarakat.




                                      Daftar Bacaan


      Module Teachers Training High/Scope Indonesia. July 2006
      Grant Wiggins and Jay McTighe, Understanding by Design, ASCD, Virginia, USA, 2005
      Grant Wiggins and Jay McTighe, Understanding by Design Profesional Development
     Workbook, ASCD, Virginia, USA, 2005
      Stephen R. Covey, “The 7 Habits of Highly Effective People, 1998
      Heidi Andarde, and Ying Du, Practical Assessment, Research, & Evaluation (PARE),
     Volume 10 Number 3, April 2005
      Sumber-sumber pendukung lain dari internet.




Sumber : http://maxbona.webs.com/pendidikan.htm

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDUwes Chaeruman
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfAPRILIANYUNTIARI
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1 LilyCarmelia
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxRickyRisma1
 
Contoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaanContoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaanHamzah Chalik
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaAna Fitriana
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRestuPranantyo1
 
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxPortofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxRatnaSarum
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)Pristiadi Utomo
 
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docTopik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docRawindyAuliiaHapsari
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...IrmadaBoheaIR
 
RPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial EmosionalRPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial EmosionalNurilFile
 

Mais procurados (20)

Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
 
UbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptxUbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptx
 
Kel 1 Menjelaskan.pdf
Kel 1 Menjelaskan.pdfKel 1 Menjelaskan.pdf
Kel 1 Menjelaskan.pdf
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
 
Contoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaanContoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaan
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
 
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxPortofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
 
Model Assure
Model AssureModel Assure
Model Assure
 
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docTopik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdfFORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
 
RPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial EmosionalRPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial Emosional
 

Destaque

Plan, Don't Hope: Using Understanding by Design to Improve Instruction
Plan, Don't Hope: Using Understanding by Design to Improve InstructionPlan, Don't Hope: Using Understanding by Design to Improve Instruction
Plan, Don't Hope: Using Understanding by Design to Improve InstructionGlenn Wiebe
 
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update DeleteTutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update DeleteSMK Negeri 6 Malang
 
32 metodologi penelitian pada ilmu komputer 2 tentang Augmented reality
32   metodologi penelitian pada ilmu komputer 2 tentang Augmented reality32   metodologi penelitian pada ilmu komputer 2 tentang Augmented reality
32 metodologi penelitian pada ilmu komputer 2 tentang Augmented realityRoberto Pokarila
 
Tugas Perbedaan R & D dan Design research
Tugas Perbedaan R & D dan Design researchTugas Perbedaan R & D dan Design research
Tugas Perbedaan R & D dan Design research06091008010
 
Metode Penelitian - Dick and Carey
Metode Penelitian - Dick and CareyMetode Penelitian - Dick and Carey
Metode Penelitian - Dick and CareyDinar Firda Rosa
 
Modul 10 pengembangan sistem multimedia
Modul 10   pengembangan sistem multimediaModul 10   pengembangan sistem multimedia
Modul 10 pengembangan sistem multimediaEkky Patria
 
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)Rahma Siska Utari
 
Understanding By Design
Understanding By DesignUnderstanding By Design
Understanding By Designdrburwell
 
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and CareyModel Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and CareyBambang Karyadi
 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakMono Manullang
 
Metodologi penelitian multimedia
Metodologi penelitian multimediaMetodologi penelitian multimedia
Metodologi penelitian multimediadhaniari
 
Understanding by Design: Using UbD to Ensure Quality Learning
Understanding by Design: Using UbD to Ensure Quality LearningUnderstanding by Design: Using UbD to Ensure Quality Learning
Understanding by Design: Using UbD to Ensure Quality LearningGlenn Wiebe
 
Understanding design thinking in practice: a qualitative study of design led ...
Understanding design thinking in practice: a qualitative study of design led ...Understanding design thinking in practice: a qualitative study of design led ...
Understanding design thinking in practice: a qualitative study of design led ...Zaana Jaclyn
 
Materi 011-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif
Materi 011-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatifMateri 011-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif
Materi 011-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatifKuliahMandiri.org
 
Bedah kisi kisi un kimia sma-ma 2015-2016
Bedah kisi kisi un kimia sma-ma 2015-2016Bedah kisi kisi un kimia sma-ma 2015-2016
Bedah kisi kisi un kimia sma-ma 2015-2016Recky Aprialmi
 

Destaque (20)

Model pengembangan dick and carrey
Model pengembangan dick and carreyModel pengembangan dick and carrey
Model pengembangan dick and carrey
 
Gui tuu
Gui tuuGui tuu
Gui tuu
 
Plan, Don't Hope: Using Understanding by Design to Improve Instruction
Plan, Don't Hope: Using Understanding by Design to Improve InstructionPlan, Don't Hope: Using Understanding by Design to Improve Instruction
Plan, Don't Hope: Using Understanding by Design to Improve Instruction
 
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update DeleteTutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
 
32 metodologi penelitian pada ilmu komputer 2 tentang Augmented reality
32   metodologi penelitian pada ilmu komputer 2 tentang Augmented reality32   metodologi penelitian pada ilmu komputer 2 tentang Augmented reality
32 metodologi penelitian pada ilmu komputer 2 tentang Augmented reality
 
Tugas Perbedaan R & D dan Design research
Tugas Perbedaan R & D dan Design researchTugas Perbedaan R & D dan Design research
Tugas Perbedaan R & D dan Design research
 
Pengembangan multimedia
Pengembangan multimediaPengembangan multimedia
Pengembangan multimedia
 
Metode Penelitian - Dick and Carey
Metode Penelitian - Dick and CareyMetode Penelitian - Dick and Carey
Metode Penelitian - Dick and Carey
 
Modul 10 pengembangan sistem multimedia
Modul 10   pengembangan sistem multimediaModul 10   pengembangan sistem multimedia
Modul 10 pengembangan sistem multimedia
 
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
 
Understanding By Design
Understanding By DesignUnderstanding By Design
Understanding By Design
 
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and CareyModel Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
 
Understanding by Design
Understanding by DesignUnderstanding by Design
Understanding by Design
 
Metodologi penelitian multimedia
Metodologi penelitian multimediaMetodologi penelitian multimedia
Metodologi penelitian multimedia
 
Understanding by Design: Using UbD to Ensure Quality Learning
Understanding by Design: Using UbD to Ensure Quality LearningUnderstanding by Design: Using UbD to Ensure Quality Learning
Understanding by Design: Using UbD to Ensure Quality Learning
 
Understanding design thinking in practice: a qualitative study of design led ...
Understanding design thinking in practice: a qualitative study of design led ...Understanding design thinking in practice: a qualitative study of design led ...
Understanding design thinking in practice: a qualitative study of design led ...
 
Materi 011-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif
Materi 011-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatifMateri 011-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif
Materi 011-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif
 
Latihan soal kimia ujian smk
Latihan soal kimia ujian smkLatihan soal kimia ujian smk
Latihan soal kimia ujian smk
 
Bedah kisi kisi un kimia sma-ma 2015-2016
Bedah kisi kisi un kimia sma-ma 2015-2016Bedah kisi kisi un kimia sma-ma 2015-2016
Bedah kisi kisi un kimia sma-ma 2015-2016
 

Semelhante a Evaluasi Komprehensif untuk Pembelajaran Bermakna

Tgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumTgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumHanie Mutzz
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
AKSI NYATA TOPIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN SDPAKET A.pptx
AKSI NYATA TOPIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN SDPAKET A.pptxAKSI NYATA TOPIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN SDPAKET A.pptx
AKSI NYATA TOPIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN SDPAKET A.pptxAhmadFauzi956089
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addieindrapratiwi86
 
Unit 10 Modul 1 Pendekatan Inkuiri V2
Unit 10  Modul 1  Pendekatan  Inkuiri V2Unit 10  Modul 1  Pendekatan  Inkuiri V2
Unit 10 Modul 1 Pendekatan Inkuiri V2一世 一生
 
Tugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduTugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduJagal Bilowo
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaNIKAPUTRIMUSTIKADEVI
 
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSMATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSIWAN SUKMA NURICHT
 
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)RENYMAHANANI
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
 
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialProses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialMichael J. Scofield
 
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)satunahponanda
 
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)RENIMAHANANI
 
Strategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkStrategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkEgi Ramadah
 
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdfMAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdfXixoHandshome
 

Semelhante a Evaluasi Komprehensif untuk Pembelajaran Bermakna (20)

Tgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumTgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulum
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
AKSI NYATA TOPIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN SDPAKET A.pptx
AKSI NYATA TOPIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN SDPAKET A.pptxAKSI NYATA TOPIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN SDPAKET A.pptx
AKSI NYATA TOPIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN SDPAKET A.pptx
 
Deri
DeriDeri
Deri
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addie
 
Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1
 
Unit 10 Modul 1 Pendekatan Inkuiri V2
Unit 10  Modul 1  Pendekatan  Inkuiri V2Unit 10  Modul 1  Pendekatan  Inkuiri V2
Unit 10 Modul 1 Pendekatan Inkuiri V2
 
Tugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduTugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpadu
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nika
 
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSMATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
 
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
 
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialProses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
 
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
Tugas uas teknologi pendidikan (reny)
 
Strategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkStrategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbk
 
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdfMAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
 

Mais de SMK Negeri 6 Malang

PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...SMK Negeri 6 Malang
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...SMK Negeri 6 Malang
 
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0SMK Negeri 6 Malang
 
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)SMK Negeri 6 Malang
 
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’A...
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’A...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’A...
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’A...SMK Negeri 6 Malang
 
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...SMK Negeri 6 Malang
 
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...SMK Negeri 6 Malang
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...
PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...SMK Negeri 6 Malang
 
Lokasi halal bi halal IKB HA Kariem 2015
Lokasi halal bi halal IKB HA Kariem 2015Lokasi halal bi halal IKB HA Kariem 2015
Lokasi halal bi halal IKB HA Kariem 2015SMK Negeri 6 Malang
 
Tes ujian online google drive google form
Tes ujian online google drive google formTes ujian online google drive google form
Tes ujian online google drive google formSMK Negeri 6 Malang
 
kimia - penentuan bilangan oksidasi ( biloks )
kimia - penentuan bilangan oksidasi ( biloks )kimia - penentuan bilangan oksidasi ( biloks )
kimia - penentuan bilangan oksidasi ( biloks )SMK Negeri 6 Malang
 
Struktur dan kurikulum SMK Teknik Komputer dan Informatika
Struktur dan kurikulum SMK Teknik Komputer dan InformatikaStruktur dan kurikulum SMK Teknik Komputer dan Informatika
Struktur dan kurikulum SMK Teknik Komputer dan InformatikaSMK Negeri 6 Malang
 
Reuni lintas angkatan SMP Negeri 6 Malang (SPENMAL)
Reuni lintas angkatan SMP Negeri 6 Malang (SPENMAL)Reuni lintas angkatan SMP Negeri 6 Malang (SPENMAL)
Reuni lintas angkatan SMP Negeri 6 Malang (SPENMAL)SMK Negeri 6 Malang
 
webdesign dasar : 11 list sebagai menu
webdesign dasar : 11 list sebagai menuwebdesign dasar : 11 list sebagai menu
webdesign dasar : 11 list sebagai menuSMK Negeri 6 Malang
 
webdesign dasar : 09 mengubah tampilan form
webdesign dasar : 09 mengubah tampilan formwebdesign dasar : 09 mengubah tampilan form
webdesign dasar : 09 mengubah tampilan formSMK Negeri 6 Malang
 

Mais de SMK Negeri 6 Malang (20)

PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
 
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
 
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
 
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’A...
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’A...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’A...
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’A...
 
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...
 
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...
PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...
 
Lokasi halal bi halal IKB HA Kariem 2015
Lokasi halal bi halal IKB HA Kariem 2015Lokasi halal bi halal IKB HA Kariem 2015
Lokasi halal bi halal IKB HA Kariem 2015
 
Tes ujian online google drive google form
Tes ujian online google drive google formTes ujian online google drive google form
Tes ujian online google drive google form
 
kimia - penentuan bilangan oksidasi ( biloks )
kimia - penentuan bilangan oksidasi ( biloks )kimia - penentuan bilangan oksidasi ( biloks )
kimia - penentuan bilangan oksidasi ( biloks )
 
Ki kd kimia smk kurikulum 2013
Ki kd kimia smk kurikulum 2013Ki kd kimia smk kurikulum 2013
Ki kd kimia smk kurikulum 2013
 
Struktur dan kurikulum SMK Teknik Komputer dan Informatika
Struktur dan kurikulum SMK Teknik Komputer dan InformatikaStruktur dan kurikulum SMK Teknik Komputer dan Informatika
Struktur dan kurikulum SMK Teknik Komputer dan Informatika
 
Tes tulis html dan css
Tes tulis html dan cssTes tulis html dan css
Tes tulis html dan css
 
Reuni lintas angkatan SMP Negeri 6 Malang (SPENMAL)
Reuni lintas angkatan SMP Negeri 6 Malang (SPENMAL)Reuni lintas angkatan SMP Negeri 6 Malang (SPENMAL)
Reuni lintas angkatan SMP Negeri 6 Malang (SPENMAL)
 
Soal uts pemrograman web
Soal uts pemrograman webSoal uts pemrograman web
Soal uts pemrograman web
 
webdesign dasar : 12 multimedia
webdesign dasar : 12 multimediawebdesign dasar : 12 multimedia
webdesign dasar : 12 multimedia
 
webdesign dasar : 11 list sebagai menu
webdesign dasar : 11 list sebagai menuwebdesign dasar : 11 list sebagai menu
webdesign dasar : 11 list sebagai menu
 
webdesign dasar : 10 list
webdesign dasar : 10 listwebdesign dasar : 10 list
webdesign dasar : 10 list
 
webdesign dasar : 09 mengubah tampilan form
webdesign dasar : 09 mengubah tampilan formwebdesign dasar : 09 mengubah tampilan form
webdesign dasar : 09 mengubah tampilan form
 

Evaluasi Komprehensif untuk Pembelajaran Bermakna

  • 1. Penilaian dan Evaluasi Belajar Ditinjau dari Sistem Belajar Student Centered Oleh Maksimus Adil Abstrak Penilaian dan evaluasi belajar merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari seluruh proses pembelajaran. Model penilaian dan evaluasi belajar sangat dipengaruhi oleh filosofi yang dianut oleh masing-masing lembaga pendidikan. Suatu sistem penilaian dan evaluasi belajar harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada tiap unsur yang terkait, seperti siswa, orang tua murid, dan bahkan masyarakat luas pada umumnya. Untuk itu penilaian terhadap hasil belajar siswa harus didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan valid. Banyak piranti yang dapat dipakai oleh guru untuk menilai hasil belajar siswa. Sebut saja diantaranya adalah test dan kuis, project, report, presentasi, informal checks for understanding, anecdotal notes, dan lain sebagainya. Piranti yang dipakai untuk menilai hasil pekerjaan siswa haruslah sudah direncanakan bahkan sebelum guru men-design proses belajar yang diinginkan. Tolok ukur yang dipakai guru untuk menilai adalah rubric, di mana di dalamnya berisi kriteria yang mesti ada dan atau dicapai siswa dari setiap bentuk evaluasi yang diadakan. Untuk mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan sistem student centered dan kemudian dapat membuat evaluasi dan penilaian dengan baik, di sekolah High/Scope diterapkan suatu strategi yang disebut “Understanding by Design”. Salah satu aspeknya adalah konsep backward design, dimana kita sebagai guru mesti pertama-tama menentukan hasil yang diharapkan dari siswa dari suatu proses belajar sebelum menentukan proses belajarnya sendiri. Penilaian terhadap hasil belajar siswa mesti memperhiungkan keseluruhan proses yang mencakup tiga unsur, yakni produk, proses, dan progress. Pengantar Hampir setiap tahun seusai mengadakan UN atau tepatnya setelah pengumuman hasil UN, bangsa kita selalu dilanda „prahara‟ karena banyaknya siswa yang tidak berhasil dalam UN. Polemik hampir pasti menghiasi media-media nasional, baik cetak maupun elektronik. Umumnya berita yang mendominasi di media masa adalah kekecewaan siswa dan orang tua dan bahkan para guru akibat kegagalan beberapa siswa. Apalagi kalau diantara yang tidak lulus ada siswa berprestasi dan dianggap pintar. Berbagai pandangan akan muncul ke permukaan, baik dari para pakar pendidikan maupun politisi. Fokus pembicaraan biasanya tentang kelemahan UN sampai pada validitasnya untuk menentukan seorang siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak dari jenjang pendidikan yang sudah digelutinya selama kurang-lebih 3 tahun. Di antaranya ada yang menuntut agar para guru di sekolah adalah satu-satunya pihak yang paling sah dan meyakinkan untuk menentukan kelulusan, karena merekalah yang mengenal anak didiknya. Makalah ini tidak bermaksud menjawab pertanyaan validitas atau tidaknya UN untuk menentukan kelulusan siswa. Makalah ini ditulis untuk menelaah lebih jauh bagaimana sistem penilaian yang memadai agar semua unsur yang terlibat dalam pendidikan dapat terpuaskan. Unsur-unsur yang terlibat dalam pendidikan tidak lain adalah siswa, guru, orang tua, masyarakat Penulis adalah pengajar pada sekolah High/Scope Indonesia TB Simatupang, mengajar pelajaran Character, Cultural, and Community Development dan Pelajaran Agama Katolik untuk Middle School, alumnus STF Driyarkara.
  • 2. dan pemerintah. Karena itu penilaian yang dilakukan di sekolah mesti fair dan dapat dipertanggung-jawabkan kepada para pihak itu. Artinya semua pihak memahami makna, isi, dan cakupan penilaian dari nilai yang diperoleh peserta didik yang dikuatkan dengan bukti-bukti yang memadai. Filosofi Pembelajaran Penilaian dan evaluasi belajar hanyalah salah satu aspek dari sistem pembelajaran. Ia tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian integral dari keseluruhan proses belajar dalam ruangan kelas. Oleh karena itu penilaian dan evaluasi belajar sangat terkait dan dijiwai oleh filosofi yang dianut lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan. Untuk mayoritas sekolah yang menganut sistem teachers-centered (menjadikan kurikulum sebagai pusat dari seluruh proses belajar), penuntasan materi yang diperintahkan oleh kurikulum menjadi hal yang utama. Untuk sekolah model ini hasil akhir dalam arti target pencapaian siswa menjadi satu-satunya yang penting. Di sini proses menjadi tidak terlalu penting, melainkan hasil akhir, yakni berapa nilai yang didapat siswa dari evaluasi belajar yang diadakan. Di pihak guru, yang penting target pengajaran (penuntasan materi) tercapai. Siswa mengerti atau tidak soal lain. Sistem belajar macam ini (teachers-centered) melihat belajar sebagai kompetisi dan bukan peziarahan, pergulatan atau pergumulan menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Selain sekolah model teachers-centered, saat ini muncul sekolah-sekolah yang memfokuskan proses belajarnya pada siswa (student-centered). Pada lembaga-lembaga pendidikan yang membangun sistem pendidikannya atas filosofi student-centered, peserta belajar (baca: siswa) menjadi pusat dari seluruh proses belajar, dan proses belajar itu sendiri sama pentingnya dengan hasil akhir yang diharapkan dari para siswa. Sekolah seperti ini berpegang pada semangat „learning is not a race but journey’. Siswa diajak untuk berziarah, berpetualang, bergumul secara pribadi menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Dengan demikian peserta didik benar-benar dihargai sebagai pribadi, dibimbing sesuai kondisi dan kemampuannya yang khas, tidak terpenjara dalam hierarki pengelompokkan pintar – bodoh yang pada akhirnya membunuh rasa percaya diri, semangat belajar, dan pengabaian perjuangan khas masing-masing pribadi dalam keseluruhan proses belajar. Men-design Pemahaman Siswa Agar siswa dapat belajar maksimal, artinya terlibat secara penuh dalam seluruh proses pembelajaran, mengalami pergulatan (dalam arti sesungguhnya) untuk memahami pokok-pokok yang dipelajari dan akhirnya dapat menguasai ilmu pengetahuan, pelajaran harus di-design sedemikian rupa. Untuk dapat mencapai tujuan itu, sekolah High/Scope Indonesia (H/S) mencoba menerapkan suatu strategi yang dikenal dengan sebutan “understanding by
  • 3. design(UBD)”1[1] dalam seluruh proses belajar pada setiap subject yang diajarkan. Hal ini dilakukan berdasarkan kesadaran bahwa tujuan dari proses belajar adalah mencapai pemahaman (understanding). Siswa memahami atau tepatnya menguasai ilmu yang dipelajarinya. Lebih dari itu agar siswa mendapatkan suatu penilaian yang otentik dan dapat dipertanggung-jawabkan pada tiap akhir term. Unsur utama dalam konsep ini adalah apa yang disebut sebagai backward design, yakni suatu pendekatan dalam merancang kurikulum atau pelajaran yang dimulai dengan tujuan yang ingin dicapai.2[2] Ada tiga tahap utama3[3]backward design: Tahap pertama, Tentukan hasil yang diharapkan. Apa yang siswa harus ketahui, pahami, dan dapat lakukan setelah menyelesaiakn pokok tertentu. Tahap kedua, tentukan bukti-bukti yang dapat diterima. Pertanyaan pokok yang mesti dijawab di sini adalah bagaimana kita dapat ketahui jika siswa telah mencapai hasil yang diharapkan. Apa bukti-bukti yang kita harapkan untuk mendukung pemahaman siswa? Tahap ketiga, tentukan instruksi dan proses belajar yang ingin diterapkan. Setelah kita memastikan hasil apa yang diharapkan dan bukti apa yang dapat menunjang pencapaian hasil itu, lalu kita tentukan bagaimana proses belajar harus dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu. Gambaran kerangka berpikir dalam menyusun rencana pelajaran dengan menggunakan strategi UBD bagi guru4[4] dapat dilukiskan sebagai berikut: Stage 1 – Hasil yang diharapkan Tentukan tujuan pembelajaran: G apa tujuan yang ingin dicapai (misalnya pengetahuan yang ingin didapat (content), pencapaian yang lain-lainnya) Pemahaman: U Pertanyaan kunci: Q Siswa dapat memahami bahwa… Pertanyaan pokok apa yang dapat diajukan untuk membantu penelitian apa gagasan pokok lebih lanjut, pemahaman, dan transfer pemahaman khusus apa yang pengetahuan. diharapkan masalah-masalah yang mungkin muncul. 1[1] Untuk mendalami lebih jauh tentang konsep ini, lih. Grant Wiggins and Jay McTighe, Understanding by Design, ASCD (Association for Supervision and Curriculum Development), Alexandria, Virginia USA, thn. 2005. 2[2] Tentang hal ini Stephen R. Covey mengatakan, “To begin with the end in mind means to start with a clear understanding of your destination. It means to know to know where you’re going so that you better understand where you are now so that the steps you take are always in the right direction.” Lih. Stephen R. Covey, “The 7 Habits of Highly Effective People, 1998, p. 98. Baca juga Grant Wiggins and Jay McTighe, idem. hal. 338. 3[3] lih. Tahap-tahap backward design, Grant Wiggans and Jay McTighe, idem. hlm 17-34. 4[4] Lih. Grant Wiggins and Jay McTighee, ibid., hal. 22
  • 4. Siswa akan mengetahui … K Siswa dapat melakukan… S pengetahuan dan skill apa yang siswa dapatkan sebagai hasil dari pelajaran ini apa yang mesti siswa dapat lakukan sebagai hasil dari pengetahuan atau skill yang ada Stage 2 – Bukti-bukti yang diharapkan Performance Tasks: T Bukti-bukti Lainnya: OE Project apa yang siswa dapat lakukan Test untuk menunjukkan pemahaman dan skill Presentasi yang mereka kuasai. Anecdotal Notes, dll. Kriteria apa yang akan digunakan untuk mengukur pemahaman siswa Stage 3 – Rencana Pelajaran Aktivitas Pembelajaran: L Bagaimana proses pembelajaran dan isntruksi yang digunakan yang memungkinkan siswa mencapai hasil yang diharapkan. Bagaimana aktivitas pembelajaran itu dirancang? Kemana siswa akan dibawa dan apa yang diharapkan. Dari mana siswa akan berangkat (prior knowledge dan interest). Bagaimana menarik minat siswa? Bagaimana membantu siswa mengalami (terlibat) dan mengembangkan lebih lanjut materi yang diajarkan. Merancang kesempatan bagi siswa untuk memikirkan kembali, memperbaiki pemahaman atau pekerjaan mereka Mendorong siswa untuk mengevaluasi pekerjaan mereka dan melihat implikasinya Bagaimana mengakomodir perbedaan minat, kepentingan, dan kemampuan siswa Bagaimana merancang proses belajar yang efektif agar siswa dapat terlibat secara maksimal. Kerangka berpikir seperti ini membantu guru dalam merencanakan proses belajar plus evaluasi macam apa yang akan mereka lakukan. Penilaian dan Evaluasi Belajar Sistem Student Center5[5] Seperti yang telah disinggung di atas, penilaian dan evaluasi belajar tidak terpisahkan dari seluruh proses belajar. Karena itu, model atau bentuk penilaian dan evaluasi belajar harus sudah ditentukan sebelum merencanakan proses belajar di dalam kelas.. Sebelum membahas lebih jauh tentang penilaian dan evaluasi belajar, baiklah terlebih dahulu dibicarakan apa saja model dan tujuan penilaian (assessment) dan evaluasi belajar. Evaluasi belajar umumnya dibagi atas dua bagian yakni formative assessment dan summative assessment. Formative assessment pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui bagaimana peserta didik belajar, apa yang telah mereka pelajari dengan baik, apa masalah atau kesulitan yang 5[5] Hampir seluruh bahan kajian pada bagian ini diambil dari materi Teachers Training High/Scope Indonesia, July 2006.
  • 5. mereka alami dan apa bentuk perbaikan (corrective measures) yang diperlukan.6[6] Karena itu formative assessment dapat dilakukan tiap hari dalam bentuk pretest, posttest, PR, weekly project, observation, anecdotal notes dan sebagainya. Dengan sistem pembelajaran student center, formative assessment mempunyai peran yang sangat strategis. Guru mendapatkan segala informasi yang diperlukan untuk dapat mendapingi masing-masing peserta didik sesuai dengan kondisi real mereka secara pribadi termasuk strategi perbaikan agar siswa dapat menguasi materi dengan baik. Persoalannya adalah apa yang terjadi bila ternyata tingkat pencapaian siswa ternyata berbeda? Diagram berikut diharapkan dapat memberikan gambaran. Perhatikan diagram berikut: Diagram 1: Pel. Bab I Formative Assessment A Intervention Activities Formative Assessment B Enrichment Activities Pel. Bab II Dari diagram 1 terlihat bahwa siswa dengan daya tangkap yang kurang diberi tambahan agar dapat memenuhi target yang diharapkan, sementara yang sudah mencapai target diberi enrichment activities untuk memperkaya pemahamannya atas pokok yang dipelajari. Sementara summative assessment bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian siswa selama periode tertentu (per term atau smester). Bentuknya bisa berupa test summative, performance task atau kombinasi keduanya dari mana guru bisa melihat penguasaan siswa atas materi yang telah dipelajari selama term atau smester itu. Meskipun demikian summative assessment hanya berdaya guna jika didukung oleh formative assessment. Diagram 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Formative assessment  Intervention / Enrichment Developing Report (Reporting) Summative assessment Formative dan Summative Assessment Sequence Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa assessment membantu para pendidik mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam akan kemampuan belajar siswa dan kemudian mempermudah mereka (para pendidik) dalam mengkomunikasikan bukti-bukti hasil belajar siswa kepada para orang tua, rekan guru, peserta didik, dan masyarakat luas pada umumnya. Adapun tentang penilaian dapat dikatakan bahwa penilaian akhir dilakukan dengan menganalisa berbagai bukti yang ada (yang didapat baik dari formative assessment maupun 6[6]Idem..
  • 6. summative assessment) lalu memutuskan posisi akhir siswa dengan menggunakan parameter yang ada, tentu sesuai dengan persentase yang ditetapkan guru atau sekolah.7[7]Summative Assessment tentu sangat berpengaruh untuk menentukan grade pencapaian siswa pada akhir term atau smester. Yang menjadi dasar dari penilaian yang baik adalah bukti yang baik dan memadai. Ada 3 kualitas untuk dapat menentukan memadai (baik) atau tidaknya bukti-bukti pendukung penilaian, yakni validity, reliability, dan quantity. Pertama, Validity. Mengacu pada kepatutan dan memadainya interpretasi yang dibuat berdasarkan informasi atau data yang tersedia. Kedua, Reliability. Mengacu pada kekonsistenan hasil assessment yang dilakukan. Konkretnya, siswa yang sama dapat memperoleh skor yang sama pada dua kesempatan test pada waktu yang berbeda atau mendapat score yang sama ketika dievaluasi oleh dua guru yang berbeda. Ketiga, Quantity. Menggunakan berbagai macam bukti yang dapat dipercaya. Lalu bagaimana bila terjadi ketidak-konsistenan bukti berkaitan dengan pencapaian siswa? Bila hal ini terjadi, beberapa hal dapat menjadi pertimbangan: 1. Berikan prioritas pada data terbaru. 2. Berikan prioritas pada data yang lebih komprehensif. 3. Berikan prioritas pada bukti-bukti yang berkaitan dengan pencapaian standard atau tujuan pembelajaran yang paling penting. Piranti Penilaian dan Evaluasi Belajar Sejak merencanakan pelajaran, guru harus sudah menentukan hasil akhir yang diharapkan dari para siswa atas materi yang diajarkan dan apa saja piranti yang dipakai untuk penilaian8[8]. Ada beberapa piranti yang bisa digunakan untuk mengevaluasi perkembangan belajar para siswa. Pertama, Informal checks for understanding. Mengecek pemahaman siswa secara informal dapat dilakukan dengan cara tanya-jawab ketika pelajaran sedang berlangsung, bisa juga dalam bentuk mengecek pemahaman siswa atas pekerjaannya sendiri lewat pertanyaan- pertanyaan, dan lain-lain. Observasi guru dan dialog dengan siswa masuk dalam kategori ini. Informal check for understanding merupakan bagian integral dari proses pembelajaran bila kita menganut sistem ongoing assessment. Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang memadai untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakter siswa. 7[7] Gambaran konkret tentang penilian akan diuraikan pada bagaian akhir tulisan ini 8[8] Soal penentuan hasil akhir, akan dibahas lebih lanjut pada bagian terakhir tulisan ini.
  • 7. Kedua, Tes dan kuis. Test ini sifatnya bisa mingguan atau dua mingguan. Bentuknya dapat berupa tes dengan jawaban singkat, benar-salah, jodohkan, atau pilihan ganda. Test bisa juga panjang dan melibatkan analisa. Test yang kedua ini bentuknya berupa open-ended question, yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, tidak sekedar mengulang apa yang tertulis dalam buku (hafalan). Pertanyaan yang sifatnya open-ended membutuhkan jawaban yang sifatnya konstruktif, tidak hanya memiliki satu jawaban yang benar, menekankan pada strategi pemecahan masalah, menggunakan kemampuan analisis, sintesis, lalu kemudian mengevaluasi kembali hasil analisanya. Jadi pertanyaan yang sifatnya open-ended mesti menuntut jawaban yang teruraikan secara sistematis dan melibatkan argumentasi yang memadai. Test dan kuis mesti berfokus pada isi atau muatan pelajaran. Di sini yang kita assess adalah informasi factual, konsep, skill yang diharapkan diperoleh siswa dari materi itu. Ketiga, Project. Project sifatnya sifatnya bisa short-term maupun long-term (bulanan atau satu smester). Project lebih merupakan pengaplikasian teori atau konsep yang didapat di sekolah dalam kasus-kasus konkret, dengan tujuan, audiens dan situasi yang tertentu. Pada level ini, siswa dimungkinkan untuk menggarap project yang sesuai dengan minatnya. Project yang diberikan kepada siswa dapat terintegrasi dengan pelajaran lainnya. Project dapat membantu guru untuk menilai sejauh mana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapatnya, secara lintas ilmu. Misalnya antara penerapan pengetahuan berbahasa dan ilmu sosial, dan seterusnya. Selain ke-tiga piranti ini, kita juga masih memerlukan piranti-piranti lainnya. Di antaranya adalah anecdotal notes. Guru membuat catatan harian tentang apa yang dicapai siswa lebih khusus berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran atau aplikasi nilai-nilai dari materi yang diajarkan atau dipelajari. Anecdotal notes sifatnya individual atau per siswa. Pekerjaan rumah. Selain bermanfaat untuk melihat sejauh mana siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam mengerjakan PR-nya, PR juga membantu guru untuk mengukur keseriusan dan tanggung jawab siswa dalam belajar. Ketepatan waktu, kerapihan dan ketuntasan dalam mengerjakan PR dapat menjadi catatan guru. Agar maksimal, tentu saja komunikasi guru – orang tua sangat diharapkan untuk mendukung proses belajar siswa. Report. Report bisa menjadi bagian dari satu project, bisa juga menjadi bagian yang berdiri sendiri. Kelengkapan informasi, sistematika atau komposisi, dan lain-lain menjadi hal yang diperhatikan dalam pengerjaan report. Sekali lagi report dapat terintegrasi dengan pelajaran lain. Presentasi. Siswa yang sungguh menguasai pokok pembelajaran dapat diketahui lewat kemampuan presentasinya. Kendati demikian, harus juga diperhatikan karakter masing-masing siswa. Misalkan ada siswa yang sungguh menguasai materi tetapi sulit mengkomunikasikannya lewat presentasi. Karen itu guru harus mengenal karakter masing-masing siswanya.
  • 8. Student self assessment. Hal ini jarang dilakukan di sekolah-sekolah yang semata-mata mengejar penuntasan kurikulum dalam proses belajarnya. Student self assessment bermanfaat untuk mendapat umpan balik dari para siswa. Siswa menilai dirinya sendiri sejauh mana dia telah menguasai materi yang telah diajarkan atau dipelajari. Piranti penilaian ini digunakan sesuai kebutuhan saja. Tidak perlu dipakai sekaligus secara bersama dalam satu kesatuan waktu untuk satu pokok materi pelajaran. Guru menentukan kira-kira piranti mana yang dapat digunakan. Persoalannya adalah bagaimana cara mengukur yang memadai untuk menentukan pencapaian siswa? Untuk test yang bisa langsung diberi skor seperti matematika atau test yang sifatnya rutin harian, tidak terlalu sulit, karena guru bisa dengan mudah memberi skor yang sesuai. Untuk test yang sifatnya kualitatif seperti project, presentasi, report, dan lain-lain, guru perlu menyiapkan satu piranti lagi yang disebut rubrik. Rubrik adalah suatu piranti atau dokumen yang perlu disiapkan guru. Rubrik berisi artikulasi atau gambaran atau batasan pencapaian siswa yang diharapakan dari tugas atau test.9[9] Dalam rubrik ditampilkan kriteria-kriteria yang diharapkan ada dalam pekerjaan siswa, atau pencapaian yang diharapkan dari satu test. Berikut sebuah contoh rubrik: Rubrik Grafik Data10[10] Judul Label Akurasi Kerapian Score 10% 20% 50% 20% Judul menggambarkan dengan Semua bagian Data dalam grafik Grafiknya rapi dan jelas tentang data apa yang grafik (kolom, ditampilkan secara mudah untuk 3 ditampilkan baris, atau ukuran) akurat dimengerti ditandai dengan jelas Judul menggambarkan secara Ada bagian grafik Data yang Umumnya rapi dan 2 umum tentang data yang yang tidak ditandai ditampilkan dapat dipahami ditampilkan dengan benar mengandung kesalahan kecil Judul tidak menggambarkan Hanya beberapa Data tidak akurat, Tidak rapih dan 1 isi data atau tidak ada judul bagian grafik yang banyak kesalahan, sulit dimengerti ditandai dengan atau data tidak benar lengkap Bagaimanapun, dari pengalaman, kita menyadari bahwa test-test yang biasa saja tidak lagi memadai untuk membantu siswa siap menghadapi tantangan yang konkret dalam kehidupan. Sekolah diharapka dapat membantu siswa untuk mengembangkan skill dan kompetensinya untuk menghadapi kehidupan yang nyata, situasi yang “terberi” di hadapan mereka. Siswa yang bisa memperlihatkan skill dan kompetensinya, tentu saja lewat piranti yang disebutkan di atas, daripada „sekedar‟ lulus ujian nasional, layak untuk lulus dari jenjang pendidikan yang sudah 9[9] Bdk. Heidi Andarde, and Ying Du, Practical Assessment, Research, & Evaluation (PARE), Volume 10 Number 3, April 2005 10[10] Rubrik ini dielaborasi dari buku karangan Grant Wiggins and Jay McTighe, Understanding by Design Profesional Development Workbook, hlm 183. Contoh grafik yang dipakai penulis terlampir di hard copy tulisan ini.
  • 9. digelutinya selama kurang lebih tiga tahun. Dan akhirnya kesuksesan suatu lembaga pendidikan diukur dari sejauh mana siswa menguasai pengetahuan, skill, didukung oleh sikap dan tigkah laku yang terpuji. Penilaian Akhir Setelah melihat uraian di atas, kita dapat tegaskan bahwa dalam sistem student center beberapa hal harus diperhatikan dalam melakukan penilaian. Pertama, Produk. Fokus pada apa yang siswa telah ketahui dan dapat lakukan. Yang termasuk dalam produk adalah hasil test akhir, report, project, proyek laboratorium, presentasi. Alat ukur yang dipakai adalah rubric-akademik dan / atau pekerjaan siswa. Kedua, Proses. Fokus pada bagaimana siswa sampai pada pencapaian yang diharapkan. Yang termasuk dalam proses adalah kuis (formative), sikap dan tingkah laku di kelas, journal, PR (tingkat penyelesaian dan kualitasnya – dinilai berdasarkan rubric), keaktifan di kelas, usaha, kerapian dalam menyelesaikan pekerjaan. Alat ukur yang dipakai untuk penilaian adalah rubric- proses, checklist dan / atau anecdotal notes. Ketiga, Progress. Fokus pada berapa banyak siswa telah peroleh dari proses belajar yang dilakukan. Di sini kita membutuhkan portfolio yang menggambarkan perkembangan belajar siswa sepanjang term, smester, dan bahkan tahun. Penilaian atau tingkat pencapaian siswa ditentukan berdasarkan analisa keseluruhan kriteria yang ada, dengan memberi porsi penentuan yang lebih besar pada hasil summative assessment. Sebab dari hasil akhir itulah guru dapat mengetahui di mana posisi siswa setelah melewati satu term atau smester. Dalam sistem High / Scope, grade pencapaian akademik ditentukan berdasarkan krieria berikut: Level Kode Tingkat Pencapaian Introducing / need improvement (I) : <50 % Progressing / shows improvement (P) : 50 – 79 % Mastering / Satisfactory (M) : >= 80 % Kesimpulan Kita telah melihat bahwa penilaian dan evaluasi belajar terintegrasi secara total dengan seluruh proses belajar. Penilaian dan evaluasi belajar bukan suatu hal yang berdiri sendiri. Pada lembaga pendidikan yang menganut sistem student center, perkembangan masing- masing siswa menjadi pokok perhatian, bukan semata-mata ketuntasan kurikulum, meskipun ketuntasan tetap perlu diperhatikan.
  • 10. Untuk dapat memberikan penilaian yang memadai, kita perlu mengumpulkan bukti yang otentik dalam arti kita merancang sedemikian rupa hasil macam apa yang kita inginkan dan bagaimana strategi untuk mendapatkan hasil seperti itu. Apa produk yang mesti dibuat siswa agar kita dapat mengetahui bahwa mereka telah menguasai pokok yang telah dipelajari. Dan yang terpenting adalah nilai yang diperoleh siswa harus dapat dipertanggung jawabkan, dalam arti didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan memadai. Lebih dari itu siswa itu sendiri diharapkan dapat mempertanggung-jawabkan pencapaiannya lewat pengatahuan, sikap, tingkah laku dan skill yang dimilikinya dalam menghadapi hidup konkret beserta tantangannya di tengah masyarakat. Daftar Bacaan Module Teachers Training High/Scope Indonesia. July 2006 Grant Wiggins and Jay McTighe, Understanding by Design, ASCD, Virginia, USA, 2005 Grant Wiggins and Jay McTighe, Understanding by Design Profesional Development Workbook, ASCD, Virginia, USA, 2005 Stephen R. Covey, “The 7 Habits of Highly Effective People, 1998 Heidi Andarde, and Ying Du, Practical Assessment, Research, & Evaluation (PARE), Volume 10 Number 3, April 2005 Sumber-sumber pendukung lain dari internet. Sumber : http://maxbona.webs.com/pendidikan.htm