SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
GERBANG LOGIKA
DAN ALJABAR BOOLEAN
Aljabar Boolean
 Bekerja dengan dua keadaan: (switching algebra)
 Menggunakan variabel Boolean (x, y, dll) u/ menyatakan
sebuah input / output rangkaian.
 Variabel hanya mempunyai dua nilai (0, 1)
 X = 0 atau X = 1
 Simbul ini bukan bilangan biner, hanya representasi 2 -
keadaan variabel Boolean.
 Juga bukan nilai tegangan listrik, walaupun nilai ini mengacu
pada nilai tegangan rendah dan tinggi di input / output
rangkaian.
Jadi, nilai 0 dan 1 bukan menyatakan bilangan, tapi hanya
menyatakan keadaan variabel tegangan, atau disebut tingkat logika
(logic level).
Suatu tegangan dalam sebuah rangkaian digital, dapat dikatakan
bernilai logika 0 atau 1, tergantung atas nilai aktual tegangan
tersebut. Misalnya :
0 : nilai tegangan 0 – 0,8 Volt
1 : nilai tegangan 2 – 5 Volt
Konstanta dan Variabel Boolean
0 – 0,8 V
2 – 5 V Logika : 1
Logika : 0
Volt
Konstanta dan Variabel Boolean
 Nilai logika 0 dan 1 sering dinyatakan dengan istilah lain:
Logika 0 Logika 1
False True
Off On
Low Hight
No Yes
Open switch Closed switch
Variabel dan fungsi Boolean
 Elemen biner yang sangat sederhana adalah saklar (switch)
yang memiliki 2 keadaan.
 Jika saklar dikontrol dgn x, misal saklar terbuka jika x = 0 dan
tertutup jika x = 1.
X = 0 X = 1
Saklar dgn 2-keadaan
Simbol saklar yg dikontrol oleh X
S
X
S S
Variabel dan fungsi Boolean
 Misalkan, sebuah saklar mengontrol
sebuah bola lampu (L)
- keluaran didefinisikan sebagai
keadaan nyala lampu L, yaitu:
* jika menyala : L = 1
* jika padam : L = 0
 Keadaan lampu L, sebagai fungsi
dari x (ditentukan oleh X):
- L(x) = x
 L(x) disebut sebagai sebuah fungsi
 x sebagai variabel input (masukan)
Variabel dan fungsi : AND
 Pandang, dua saklar mengontrol keadaan nyala lampu L.
 Gunakan hubungan seri, lampu akan menyala hanya jika kedua
saklar menutup (closed),
- L (x1, x2) = x1 • x2
- L = 1 jika dan hanya jika x1 AND x2 adalah 1
Rangkaian listrik mengimplementasikan fungsi
logika AND (saklar hubung seri)
Tanda “•” adalah lambang
operator AND :
x1 • x2 = x1x2
Variabel dan fungsi : OR
 Gunakan saklar hubungan paralel untuk mengontrol lampu L.
 L akan menyala hanya jika salah satu atau kedua saklar menutup:
- L (x1, x2) = x1 + x2
- L = 1 jika x1 OR x2 adalah 1 (atau kedua-duanya).
Rangkaian listrik mengimplementasikan fungsi
logika OR (saklar hubung paralel)
Tanda “+” adalah lambang
operator OR.
Variabel dan fungsi
 Kombinasi saklar hubungan seri-paralel dapat merealisasikan
bermacam-macam fungsi. Misalkan fungsi
L (x1, x2, x3) = (x1 + x2) • x3
dapat diimplementasikan sebagai berikut.
 Bagaimana fungsi logika berikut jika diimplementasikan dengan
diagram saklar?
L (x1, x2, x3, x4) = (x1 • x2) + (x3 • x4)
Variabel dan fungsi : inverse / NOT
 Perhatikan, apa yg terjadi pada rangkaian listrik berikut.
Apa yg terjadi ketika saklar dalam keadaan terbuka?
- L(x) = x
- Dimana L = 1 jika x = 0 dan L = 0 jika x = 1
 Dalam hal ini, L(x) adalah kebalikan (atau komplemen) dari x.
Rangkaian listrik mengimplementasikan fungsi
logika NOT
x, x’ adalah lambang
operator NOT untuk x
Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan ada 3 operasi
logika dasar, yaitu :
1.Operasi OR (OR operation), simbol tanda plus (+)
2.Operasi AND (AND operation), simbol tanda kali (.)
3.Operasi NOT (NOT operation), simbol batang-atas (¯,’)
Logika AND, OR dan NOT
Logika AND, OR dan NOT
 Operasi dasar logika AND, OR, NOT
Tabel kebenaran OR
Tabel keneran operasi AND
Tabel kebenaran NOT
0
1
1
0
X
X
Gerbang logika (logic gate)
 Setiap operasi dasar: AND, OR, NOT dapat
diimplementasikan dalam sebuah rangkaian
yang disebut gerbang logika.
 Gerbang logika adalah suatu rangkaian
elektronika yang beroperasi atas satu atau
lebih sinyal input untuk menghasilkan satu
output, yaitu sebagai fungsi dari inputnya.
 Yang dimaksudkan sinyal disini adalah
tegangan atau arus listrik yg mengalir di
sepanjang sistem digital.
Gerbang logika dan operasi dasar
 Gerbang OR
Tabel kebenaran OR
Perhatikan : output = 1
jika salah satu atau
kedua inputnya = 1.
Gerbang logika dan operasi dasar
• Gerbang OR 3-input serta tabel kebenaran.
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
x
C
B
A
 Gerbang AND
Gerbang logika dan operasi dasar
Tabel keneran operasi AND
Output bernilai 1 jika
semua inputnya 1,
bernial 0 jika ada
inputnya 0.
x = A.B.C = ABC
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
x
C
B
A
A
B
C
x
TK operasi AND dengan tiga input:
Gerbang logika dan operasi dasar
o Gerbang NOT
Gerbang NOT hanya mempunyai satu input.
A
A x = Ā
x = Ā, dibaca “x sama dengan
NOT A” atau “x sama dengan
komplemen A”
Tabel kebenaran
0
1
1
0
Ā
A
Gerbang logika dan operasi dasar
Gerbang logika – chip (keping IC)
 Dalam praktenya, gerbang logika dibuat
dalam rangkaian terintegrasi (IC). Contoh
kemasan gerbang OR, AND, NOT.
Aljabar Boolean
 Aljabar Bolean adalah aljabar yang
berurusan dengan dengan variabel-
variabel biner dan operasi logika.
 Variabel-variabel biner ditunjukkan
dengan huruf abjad, dan tiga operasi
logika dasar AND, OR dan NOT.
Fungsi Boolean
 Fungsi Boolean adalah suatu pernyataan
aljabar yang dibentuk dengan variabel biner,
operator AND, OR dan NOT, tanda kurung
dan sama dengan.
 Fungsi Boolen dapat dinyatakan dalam
bentuk:
 Pernyataan secara aljabar
 Tabel kebenaran
 Diagram logika (implementasi dgn
gerbang)
Fungsi Boolean
1. Fugsi Boolean dalam bentuk aljabar
Misalnya seperti fungsi berikut.
F = X + YZ
Fungsi F akan bernilai 1 jika X = 1 atau Y
= 0 dan Z = 1, selain itu F = 0.
Contoh lain sbb:
F = BC + AC + AB + ABC
Fungsi Boolean
2. Fungsi Boolean dalam tabel kebenaran
(TK)
Tk berikut memperlihatkan fungsi
F = X + YZ
Fungsi Boolean
3. Fungsi Boolean dalam diagram rangkaian
logika
Fungsi Boolean dapat ditransformasikan
dari ekspresi aljabar ke dalam suatu
diagram yang menggunakan gerbang-
gerbang logika.
Misal fungsi F = X + YZ, rangkaian
logikanya adalah sbb.
Fungsi Boolean
LATIHAN
Nyatakan fungsi Boolean berikut ke dalam tabel
kebenaran dan diagram logika dengan gerbang AND, OR,
NOT.
a) f = x’y’z + x’yz + xy’
b) y = AC + BC’ + A’BC
c) z = (A + B)(C + D)(A’ + B + D)
d) x = (AB + A’B’)(CD’ + C’D)
Tip : Untuk mewakili fungsi Boolean dengan TK diperlukan 2n
kombinasi 0 dan 1 yang berbeda untuk n buah variabel biner.
Evaluasi keluaran rangkaian logika
Misal diketahui rangkaian berikut.
Jika nilai input A = 0, B = 1, C = 1, D = 1, tentukan nilai
keluaran rangkaian.
A = 0
B = 1
C = 1
D = 1
x = 0
0
1
1
1
Keluaran rangkaian di atas, juga dapat ditentukan melalui
pernyataan aljabar Boolea dari keluaran x.
x = A’BC(A + D)’
Evaluasi keluaran rangkaian logika
x = A’BC(A + D)’
A = 0, B = 1, C = 1, D = 1
Aturan umum evaluasi pernyataan Boolean:
1. Pertama lakukan operasi NOT
2. Lakukan operasi dalam kurung
3. Lakukan operasikan AND sebelum operasi OR
4. Jika pernyataan mempunyai operasi batang di atasnya (¯),
lakukan operasi awal kemudian balik hasilnya.
x = A’BC(A + D)’
= 0’ . 1 . 1 . (0 + 1)’
= 1 . 1 . 1 . (1)’
= 1 . 0
= 0
Contoh di atas:
Menuliskan pernyataan aljabar dari diagram logika
A
B
C
D
A’
A’BC
A+D (A+D)’
x = A’BC(A+D)’
= ?
Tuliskan pernyataan aljabar dari rangkaian logika berikut.
Menuliskan pernyataan aljabar dari
diagram logika - lanjtn
Tuliskan pernyataan aljabar dari rangkaian logika berikut.
Aturan (hukum-hukum) Aljabar Boolean
• Variabel tunggal
Jika x adalah variabel logika yang bernilai 0 dan 1, maka:
1. x . 0 = 0
2. x . 1 = 1
3. x . x = x
4. x . x’ = 0
5. x + 0 = x
6. x + 1 = 1
7. x + x = x
8. x + x’ = 1
• Multivariabel
9. x + y = y + x
10.x . y = y . x
11.x + (y + z) = (x + y) + z
= x + y + z
12.x(yz) = (xy)z = xyz
13.a) x (y + z) = xy + xz
13.b) (w + x)(y + z)
= wy + wz + xy + xz
14. x + xy = x
15. x + y.z = (x + y)(x + z)
(9, 10): hkm komutatif, (11, 12): hkm asosiatif, (13.a,b) : hkm distributif
Aturan (hukum-hukum) aljabar Boolean - lanjtn
• Aturan Demorgan
16. x + y = x . y
17. x . y = x + y
Aturan-aturan aljabar Boolean digunakan untuk
menyederhanakan fungsi Boolean dan diagram
logika.
Metode penyederhanaa fungsi Boolean
Pada fungsi yang rumit, terdapat jenis operasi yang dapat
disederhanakan. Penyederhanaan dimaksudkan untuk
dapat memperoleh fungsi yang masih menghasilkan nilai
yang sama dengan jumlah operasi yang minimum. Bentuk
yang terbaik ini dimaksudkan untuk memperoleh :
- biaya minimum dalam pembuatan rangkaian
elektronis, dan
- kinerja yang cepat dalam pengoperasian.
Terdapat tiga cara dalam penyederhanaan fungsi Boolean, yaitu:
1. Cara aljabar
2. Peta Karnaugh (K-map)
3. Metode Quine-McCluskey
Penyederhanaa fungsi Boolean secara aljabar
Karakteristik cara ini:
- Bersifat trail and error, tidak ada pegangan.
- Dalam penyederhanaan menggunakan seluruh aturan
dalam aljabar Boolean
Contoh 1. Sederhanakan z = ABC + ABC’ + AB’C
z = ABC + ABC’ + AB’C
= AB(C + C’) + AB’C
= AB + AB’C
= A(B + B’C)
= A [(B + B’)(B + C)]
= A(B + C) = AB + AC
Kedua eksprsi logika
ini adalah ekivalen.
Artinya keduanya
memiliki keluaran yg
sama dalam tabel
kebenaran.
Penyederhanaa fungsi Boolean secara
aljabar
 Implementasi fungsi dg gerbang
 Berdasarkan gambar di atas, implementasi gambar b)
lebih sederhana dari pada a), karena jumlah gerbang yg
terlibat lebih sedikit.
Penyederhanaa fungsi Boolean secara aljabar
Contoh 2. Sederhanakan z = AB(A + BC)
z = AB(A + BC)
= AB (A . BC)
= A.A.B(B + C)
= AB(B + C)
= A.BB + ABC
= A.0 + ABC
= ABC
A
B
C
z
Bandingkan: (a) dan (b)
C
B
A
z = ABC
(a)
(b)
Penyederhanaan fungsi Boolean secara aljabar
LATIHAN
A. Sederhanakan :
1. Z = (A’ + B)(A + B)
2. Z = (A’ + B)(A + B + D)D’
3. Z = (B + C’)(B’ + C) + A + B + C
4. F = X’YZ + X’YZ’ + XZ
B. Buktikan identitas fungsi x’y’ + xy + x’y = x’ + y
Suatu variabel biner dapat berupa bentuk normal
(x) atau dalam bentuk komplemennya (x’).
Variabel biner : x
x (bentuk normal)
x (bentuk komplemen)
Bentuk Kanonik
Bentuk Kanonik
• Pandang variabel x dan y yang digabungkan dengan operator
AND. Berarti ada empat kemungkinan
x y
x y
x y
x y
Keempat suku AND ini disebut
sebagai sukumin (minterm)
• Sekarang bila x dan y digabungkan dengan operator OR
x + y
x + y
x +y
x + y
Keempat suku OR ini disebut
sebagai sukumax (maxterm)
Bila sukumin dan sukumax tersebut ditabelkan :
M3
x’ + y’
m3
x y
1
1
M2
x’ + y
m2
x y’
0
1
M1
x + y’
m1
x’ y
1
0
M0
x + y
m0
x’ y’
0
0
NAMA
SUKU
NAMA
SUKU
y
x
SUKUMIN SUKUMAX
Terlihat bahwa: SUKUMIN = SUKUMAX
Bentuk Kanonik
Daftar sukumin dan sukumax untuk tiga variabel Boolean:
M7
x’ + y’ + z’
m7
xyz
1
1
1
M6
x’ + y’ + z
m6
xyz’
0
1
1
M5
x’ + y + z’
m5
xy’z
1
0
1
M4
x’ + y + z
m4
xy’z’
0
0
1
M3
x + y’ + z’
m3
x’yz
1
1
0
M2
x + y’ + z
m2
x’yz’
0
1
0
M1
x + y + z’
m1
x’y’z
1
0
0
M0
x + y + z
m0
x’y’z’
0
0
0
NAMA
SUKU
NAMA
SUKU
z
y
x
SUKUMIN SUKUMAX
Bentuk Kanonik
Dari uraian terdahulu fungsi Boolean juga dapat diwakili oleh suatu
tabel kebenaran. Pandang fungsi Boolean F dalam TK berikut.
x y z F
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
x’ y’ z
x y z
x y’ z’
Fungsi F ditulis dalam bentuk
jumlah-sukumin:
F = x’ y’ z + x y’ z’ + x y z
= m1 + m4 + m7
Atau dalam bentuk notasi singkat:
F(x, y, z) = Σ(1, 4, 7)
Lambang penjumlahan Σ
menyatakan peng-OR-an suku-
sukunya, sedangkan bilangan
dalam kurung menunjukkan
nomor sukumin.
Bentuk Kanonik
Jika diambil komplemen F:
F = x y z + x y z + x y z + x y z + x y z
F = x y z + x y z + x y z + x y z + x y z
F = x y z . x y z . x y z . x y z . x y z
= (x + y + z)(x + y + z)(x + y + z)(x + y + z)(x + y + z)
= M0 M2 M3 M5 M6
= M0 M2M3M5M6 atau dalam bentuk notasi hasil kali sukumax:
F(x, y, z) = ∏(0, 2, 3, 5, 6)
Lambang hasil-kali ∏ menyatakan peng-AND-an suku-sukunya
Kesimpulan : fungsi Boolean yang dinyatakan dalam bentuk
jumlah-sukumin atau hasil-kali sukumax disebut bentuk kanonik.
Bentuk Kanonik
Jumlah sukumin
Kadang-kadang lebih memudahkan untuk menyatakan fungsi
Boolean dalam jumlah sukuminnya. Jika tidak tersedia dalam bentuk
itu, dapat dibentuk dengan cara berikut:
- Uraikan f Boolean menjadi jumlah suku AND
- Periksa tiap suku apakah mengandung semua variabel, jika
belum lengkap : AND-kan dengan x + x
Contoh 1. Nayatakan F = A + BC kedalam jumlah sukumin
A = A . 1 = A (B + B’) = AB + AB’ = AB (C + C’) + AB’ (C + C’)
= ABC + ABC’ + AB’C + AB’C’
B’C = B’C (A + A’) = AB’C + A’B’C
F = A + B’C = ABC + ABC’ + AB’C + AB’C’ + A’B’C
= m7 + m6 + m5 + m4 + m1
Atau F(A, B, C) = Σ(1, 4, 5, 6, 7)
Hasil kali sukumax
Jika fungsi Boole tidak tersedia dalam bentuk hasil-kali sukumax,
dapat dibentuk dengan cara berikut:
- Uraikan f Boolean menjadi suku OR
- Bagi variabel yang hilang dalam setiap suku OR, OR-kan
dengan x x’
Contoh 1. Nayatakan F = x y + x’ z kedalam hasilkali sukumax
F = x y + x’ z = (x y +x’)(x y + z) = (x + x’)(y + x’)(x + z)(y + z)
= (y + x’)(x + z)(y + z)
(y + x’) = y + x’ + zz’ = (x’ + y + z)(x’ + y + z’)
(x + z) = x + z + yy’ = (x + y + z)(x + y’ + z)
(y + z) = xx’ + y + z = (x + y + z)(x’ + y + z)
Jadi, F = (x’ + y + z)(x’ + y + z’) (x + y + z) )(x + y’ + z)
= M4 M5 M0 M2
= M0 M2 M4 M5
Atau dalam notasi singkat:
F(x, y, z) = ∏(0, 2, 4, 5)
Perubahan bentuk kanonik
Secara umum, untuk mengubah salah satu bentuk kanonik ke
bentuk kanonik yang lain, pertukarkan lambang Σ dengan ∏ dan
tulislah semua bilangan yang hilang dari bentuk aslinya, dan
sebaliknya.
Misalnya untuk fungsi:
F(x, y, z) = ∏(0, 2, 4, 5) diubah kedalam bentuk jumlah
sukumin:
F(x, y, z) = Σ(1, 3, 6, 7)
Disini harus disadari bahwa, banyaknya sukumin atau sukumax
untuk n variabel adalah 2n.
LATIHAN
I. Nyatakan fungsi berikut kedalam bentuk jumlah-
sukumin dan hasilkali-sukumax.
1. f(A, B, C) = (A’ + B)(B’ + C)
2. h(x, y, z) = x’ + y z’
3. f(A, B, C) = A’B + AC
II. Ubah fungsi berikut kedalam bentuk kanonik yang lain.
4. F(x, y, z) = Σ(1, 3, 7)
5. f(A, B, C, D) = ∏(0, 2, 6, 11, 13, 14)
Penyederhanaan menggunakan K-map mempunyai
karakteristik berikut:
- Mengacu pada diagram Venn
- Menggunakan bentuk-bentuk K-map
K-map digambarkan dengan kotak bujur sangkar. Setiap
kotak merepresentasikan sebuah sukumin (minterm).
Jumlah kotak dan sukumin tergantung pada jumlah
variabel dari fungsi Boolean.
Penyederhanaan fungsi Boolean
dengan Peta Karnaugh (K-map)
1. Penyusunan peta Karnaugh
• K-map dua variabel
A’B’
A’B
AB
AB’
m0
m1
m2
m3
Ada 22 = 4 sukumin (ada empat segiempat)
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
 K-map tiga variabel
m0 m1 m3 m2
m4 m5 m7 m6
m0 = A’B’C’
m1 = A’B’C
m6 = ABC’
1 1 02 = 610
Perhatikan tiap pergerakan
satu segi-4 ke segi-4 yang
lain di sebelahnya hanya satu
variabel (0 / 1) yang berubah !
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
 K-map empat variabel
m0 m1
m4 m5
m15
m8 m9 m11 m10
Ada 24 = 16 segi
empat (sukumin)
dalam K-map
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
 K-map lima variabel
Pembatas (cermin)
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
2. Memplot 0 dan 1
0
F
Ubah tiap sukumin ke
biner setaranya, dan
tanda 1 diberikan di
segiempat yang
sesuai.
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
3. Menggabungkan “1” yang letaknya bersebelahan, membentuk
yg namanya: pasangan, kuad, oktet.
a. Pasangan (dua buah “1” bersebelahan)
Perhatikanlah: setiap satu pasangan
menghapuskan satu varibel.
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
b. Kuad (quad) (empat buah “1” bersebelahan)
Perhatikanlah: setiap kuad
menghapuskan dua varibel.
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
c. Oktet (delapan “1” bersebelahan)
Perhatikanlah: setiap oktet
menghapuskan tiga varibel.
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
Langkah :
1. Susun peta Karnaugh sesuai jumlah variabel fungsi.
2. Lingkari “1” yang bersebelahan sebanyak-banyaknya
sehingga menghasilkan: oktet, kuad, atau pasangan.
3. Tentukan suku-suku yang dihasilkan oleh: oktet, kuad,
atau pasangan.
4. Tulis persamaan fungsi Boolean dengan meng-OR-
kan suku yang dihasilkan oleh: oktet, kuad, atau
pasangan.
Penyederhanaan fungsi Boolean
dengan peta Karnaugh (K-map)
Contoh 1.
Berbagai cara melingkari oktet, kuad, atau pasangan.
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
C’
A’CD’
B’CD’
F = C’ + A’CD’ + B’CD’
• Alternatif 1
Penyederhanaan fungsi Boolean
dengan peta Karnaugh (K-map)
 Alternatif 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
C’
AB’D’
A’D’
F = C’ + A’D’ + AB’D’
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
 Alternatif 3
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
C’
B’D’
A’D’
F = C’ + A’D’ + B’D’ (pilihan terbaik)
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
Contoh 1.
Sederhanakan fungsi berikut dengan K-map
F = A’B’C’ + A’B’C + A’BC + A’BC’ + ABC + ABC’
A’
B
F = A’ + B
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
Contoh 2
Sederhanakan dengan K map.
F =
ABD
C’D’
CD
F = C’D’ + CD + ABD
Bandingkan hasil ini
dengan fungsi aslinya.
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
Contoh 3.
Sederhanakan dengan K map.
f(A, B, C, D) = Σm(0, 1, 3, 4, 5, 7, 12, 13, 15)
Struktur K map:
A’C’
BC’
BD
A’D
f(A, B, C, D) = A’C’ + A’D + BC’ + BD
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
Penggabungan “1” bersebelahan :
Contoh 4.
Sederhanakan dengan K map.
f(A,B,C,D, E) = Σm(0,2,4,6,9,11,13,15,17,21,25,29,31)
1 1 1 1
1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
Hasilnya: f = BE + AD’E + A’B’E’
Penyederhanaan fungsi Boolean dengan
peta Karnaugh (K-map)
LATIHAN
Selesaikan fungsi Boolean berikut dengan K-map
1) f
2) f(x, y, z) = Σm(0, 2, 4, 5, 6)
3) f(w, x, y, z) = Σm(0, 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14)
4) f(a, b, c, d) = Σm(0, 4, 6, 7, 12, 13, 14, 15)
5) f(w, x, y, z) = Σm(0, 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14)
6) F(A,B,C,D,E) = Σm(0, 1, 4, 5, 16, 17, 21, 25, 29)
• Fungsi Boole sederhana yang diperoleh dengan K-map
pada contoh terdahulu dinyatakan dalam bentuk jumlah
hasilkali.
• Dengan sedikit perubahan dapat diperoleh
penyederhanaan dalam bentuk hasilkali-jumlah.
• “1” yang diletakkan pada segiempat dalam peta mewakili
sukumin fungsi. Jadi, sukumin yang tidak termasuk dalam
fungsi berarti komplemen fungsi tersebut. Misal ditandai
dengan 0.
• Jika segiempat yang bertanda 0 yang bersebelahan
digabungkan, maka diperoleh komplemen sederhana
fungsi, yaitu f’.
• Selanjutnya, komplemen f’ akan menghasilkan f dalam
bentuk hasilkali-jumlah.
Penyederhanaan hasilkali-jumlah
Contoh.
Sederhanakan fungsi f(A,B,C,D) = Σm(0, 1, 2, 5, 8, 9, 10)
dalam jumlah-hasilkali dan hasilkali-jumlah.
Penyederhanaan hasilkali-jumlah
1 1 0 1
0 1 0 0
0 0 0 0
1 1 0 1
CD
AB
BD’
f = AB + CD + BD’
komplemenkan f’ diperoleh:
f = AB + CD + BD’
f = (A’ + B’)(C’ + D’)(B’ + D)
(Ini f dalam bentuk hasilkali-jumlah)
Atau f dalam jumlah-hasilkali:
f = B’D’ + B’C’ + A’C’D
 Keadaan tak-acuh dalah adalah masukan yang tidak dapat
terjadi dalam kondisi operasi normal.
 Misal, pandanglah sandi BCD yang terdiri atas 4-bit: 0000 –
1001, dan bit : 1010, 1011, 1100, 1101, 1110, 1111 tidak mungkin
terjadi selama operasi normal. Inilah yang disebut keadaan tak-
acuh.
 Keadaan tak-acuh dapat digunakan untuk penyederhanaan
fungsi.
 Dalam K-map keadaan tak-acuh biasa ditandai dengan tanda x.
Penyederhanaan dg K-map: keadaan tak acuh (don’t
care)
Contoh 1
Sederhanakan fungsi
f(A,B,C,D) = Σm(0, 2, 5, 9, 15) + d(6, 7, 8, 10, 12, 13)
Penyederhanaan K-map: keadaan tak acuh
(don’t care)
1 1
1 x x
x x 1
x 1 x
BD
AC’
B’D’
Hasil penyederhanaan:
f(A,B,C,D) = AC’ + BD + B’D’
LATIHAN : Sederhanakan fungsi
f(A,B,C,D) = Σm(1, 3, 7, 11, 15) + d(0, 2, 5)
L. Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode
Quine-McCluskey
• Penyederhanaan dengan K-map cukup memudahkan
selama variabel tidak melebihi lima.
• Jika jumlah variabel meningkat, banyaknya segiempat
menjadi berlebihan sehinggan sulit menentukan
segiempat-segiempat yang bersebelahan.
• Kekurangan yang jelas pada K-map adalah karena
metode tersebut adalah cara coba-coba yang
tergantung kepada kemampuan pemakai untuk
mengenali pola-pola tertentu.
• Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan Metode Quine-
McCluskey.
• Metode Quine-McCluskey disebut juga metode
tabulasi.
L. Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode
Quine-McCluskey
• Metode tabulasi ini terdiri atas dua bagian, yaitu:
1. Menentukan suku-suku sebagai calon (prime implicant)
2. Memilih prime implicant untuk mendapatkan pernyataan
dengan jumlah literal sedikit.
Contoh 1
Sederhanakan fungsi berikut dengan metode tabulasi.
f(w, x, y, z) = Σ(0, 1, 2, 8, 10, 11, 14, 15)
Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-
McCluskey
• Langkah pertama: menentukan prime implicant (PI).
a. Kelompokkan perwakilan biner tiap sukumin menurut
jumlah digit ‘1’.
Desimal Biner
0 0000
1 0001
2 0010
8 1000
10 1010
11 1011
14 1110
15 1111
Jumlah digit 1 Desimal
0
1 1, 2, 8
2 10
3 11, 14
4 15
Jadi, tabel kelompok binernya:
Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-
McCluskey
w x y z
0 0 0 0 0 √
1 0 0 0 1 √
2 0 0 1 0 √
8 1 0 0 0 √
10 1 0 1 0 √
11 1 0 1 1 √
14 1 1 1 0 √
15 1 1 1 1 √
0,1 0 0 0 -
0,2 0 0 - 0 √
0,8 - 0 0 0 √
2,10 - 0 1 0 √
8,10 1 0 - 0 √
10,11 1 0 1 - √
10,14 1 - 1 0 √
11,15 1 - 1 1 √
14,15 1 1 1 - √
w x y z w x y z
a b c
0,2,8,10 - 0 - 0
0,2,8,10 - 0 - 0
10,11,14,15 1 - 1 -
10,11,14,15 1 - 1 -
Pada kolom c sudah
tadak dapat lagi
dibandingkan. Proses
membandingkan
berakhir ! Suku-suku
tanpa tanda √ adalah PI
yang dicari
• Tabel prime implicant (PI)
Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-
McCluskey
√
√
√
√
√
√
√
√
x
x
x
x
10,11,14,15
x
x
x
x
0,2,8,10
x
x
0,1
15
14
11
10
8
2
1
0
X : PI penting
Dari tabel di atas, PI penting telah mencakup /
meliputi semua sukumin dalam fungsi. PI bertanda O
dipilih. Fungsi yang disederhanakan adalah
f = w’x’y’ + x’z’ + wy
Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-
McCluskey
Contoh 2
Sederhanakan fungsi berikut dengan metode tabulasi.
f(w, x, y, z) = Σ(1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15)
Untuk menghindari pekerjaan menjemukan
‘pembandingan’ dilakukan dengan notasi desimal. Dengan
kata lain penentuan PI dilakukan dengan notasi desimal.
Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-McCluskey
a b c
0001 1 √
0100 4 √
1000 8 √
0110 6 √
1001 9 √
1010 10 √
0111 7 √
1011 11 √
1111 15 √
1,9 (8)
4,6 (2)
8,9 (1) √
8,10 (2) √
6,7 (1)
9,11 (2) √
10,11 (1) √
7,15 (8)
11,15 (4)
8,9,10,11 (1,2)
8,9,10,11 (1,2)
Kolom a: jika bilangan di grup bawah lebih besar dari bilangan di grup atas
dengan suatu 2 pangkat (yaitu: 1, 2, 4, 8, 16, dst) beri tanda √, berarti
keduanya telah terpakai. Dan tulis kedua bilangan itu pada kolom b. Dst...
• Pembandingan grup di
kolom b, hanya pada
bilangan dalam kurung
sama. Hasilnya di kolom c.
• Suku yang tidak bertanda √
adalah prime implicant (PI)
• Pada kolom c, suku muncul
2 kali, karena PI ambil satu
saja.
Daftar prime implicant
Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-McCluskey
1 4 6 7 8 9 10 11 15
x’y’z √ 1,9 x x
w’xz’ √ 4,6 x x
w’xy 6,7 x x
xyz 7,15 x x
wyz 11,15 x x
wx’ √ 8,9,10,11 x x x x
√ √ √ √ √ √ √
X : PI penting, hanya ada satu tanda x pada kolom sukumin.
• Cakupkan semua kolom ke dalam PI penting dan beri tanda √ di
bawah kolom.
• Amati tabel PI, terlihat bahwa PI-penting telah meliputi / mencakup
semua sukumin dalam fungsi, kecuali sukumin 7 dan 15. Keduanya
harus dimasukkan dengan memilih satu atau lebih PI yang
meliputinya. Dalam kasus ini diambil PI : xyz, karena meliputi kedua
sukumin tersebut (7 dan 15).
• Dengan demikian telah diperoleh himpunan prime implicant
minimum yang jumlahnya memberikan hasil fungsi yang
disederhanakan, yaitu:
f = x’y’z + w’xz’ + wx’ + xyz
Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-McCluskey
LATIHAN
Sederhanakan fungsi berikut dengan metode tabulasi.
f(A, B, C, D) = Σ(0, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15)
Ada dua jenis gerbang logika lain yang sering digunakan
dalam rangkaian logika, yaitu gerbang NOR dan NAND.
Gerbang ini pada dasarnya gabungan operasi gerbang AND,
OR, dan NOT.
• Gerbang NOR
A
B
x = A + B
A
B
x = A + B
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
A + B
A + B
B
A
• Gerbang NAND
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
AB
A B
B
A
A
B
A
B
x = AB
x = AB
Gerbang NOR dan NAND
Gerbang NOR dan NAND
Misal gambar diagram logika: A + BC jika diimlementasikan dengan
gerbang NOR dan NAND saja.
Jika diketahui x = AB ( C + D ), gambar rangkaian dengan
gerbang NOR dan NAND saja.
Rangkaian terintegrasi (interated
circuit)
 Rangkain digital dibangun oleh rangkaian terntegrasi.
Rangkaian terintegrasi (interated
circuit)
 Dua teknologi dasar dalam industri IC adalah:
1) Bipolar 2) MOS (metal oxid
semiconductor)
 Keluarga Bipolar
- DTT (diode transistor logic)
- TTL (transistor-transistor logic)
- ECL (emitter-coupled logic)
Rangkaian terintegrasi (interated
circuit)
 Keluarga MOS
- PMOS MOSFET (p-Channel MOSFET)
- NMOS MOSFET (n-Channel MOSFET)
- CMOS MOSFET (Complementary
MOSFET)
Rangkaian terintegrasi (interated
circuit)
 2 input AND gate
Rangkaian terintegrasi (interated
circuit)
 AND / OR gate
Rangkaian terintegrasi (interated
circuit)
 NAND gate
Rangkaian terintegrasi (interated
circuit)
 NOR gate

More Related Content

What's hot

Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digital
ecko gmc
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip Flop
Anarstn
 
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
Dody Swastiko
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Fahrul Razi
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Ernhy Hijoe
 
Gerbang logika dasar
Gerbang logika dasarGerbang logika dasar
Gerbang logika dasar
Yusuf Tiar
 

What's hot (20)

Gerbang Logika
Gerbang LogikaGerbang Logika
Gerbang Logika
 
Sd 5
Sd   5Sd   5
Sd 5
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh Map
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
Universal NAND Gate
Universal NAND GateUniversal NAND Gate
Universal NAND Gate
 
modul algoritma Bab 1
modul algoritma Bab 1modul algoritma Bab 1
modul algoritma Bab 1
 
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
 
Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digital
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip Flop
 
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
 
Bab 4 register
Bab 4   registerBab 4   register
Bab 4 register
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
 
Laporan 1 (adder circuit)
Laporan 1 (adder circuit)Laporan 1 (adder circuit)
Laporan 1 (adder circuit)
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 
Register geser
Register geserRegister geser
Register geser
 
Gerbang logika dasar
Gerbang logika dasarGerbang logika dasar
Gerbang logika dasar
 
Rangkaian Adder
Rangkaian AdderRangkaian Adder
Rangkaian Adder
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
 

Similar to aljb-boole-new.ppt

gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdfgerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
AmeliaGusviani
 
Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)
-Eq Wahyou-
 
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
SitiFauriah
 
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
phylush
 

Similar to aljb-boole-new.ppt (20)

Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2
 
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digitalPertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
 
Gerbang logika and or not
Gerbang logika and or notGerbang logika and or not
Gerbang logika and or not
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
 
Pembahasan gerbang-logika
Pembahasan gerbang-logikaPembahasan gerbang-logika
Pembahasan gerbang-logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-boole
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-booleCourse 3-gerbang-logika-dan-aljabar-boole
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-boole
 
aljabar boolean
aljabar booleanaljabar boolean
aljabar boolean
 
Bab 2 gerbang logika
Bab 2   gerbang logikaBab 2   gerbang logika
Bab 2 gerbang logika
 
PPT pertemuan 3.pptx
PPT pertemuan 3.pptxPPT pertemuan 3.pptx
PPT pertemuan 3.pptx
 
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdfgerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
 
gerbang-logika
gerbang-logika gerbang-logika
gerbang-logika
 
Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)
 
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptgerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
 
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptgerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
 
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.ppt
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.pptLATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.ppt
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.ppt
 
Perkuliahan ke 5 Organisasi Arsitektur Komputer
Perkuliahan ke 5  Organisasi Arsitektur KomputerPerkuliahan ke 5  Organisasi Arsitektur Komputer
Perkuliahan ke 5 Organisasi Arsitektur Komputer
 
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
 
5 elektronika digital
5 elektronika digital5 elektronika digital
5 elektronika digital
 
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
 

More from ginamoina (13)

PPT Dasar-dasar kejuruan Safitri Agustin.pptx
PPT Dasar-dasar kejuruan Safitri Agustin.pptxPPT Dasar-dasar kejuruan Safitri Agustin.pptx
PPT Dasar-dasar kejuruan Safitri Agustin.pptx
 
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptx
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptxX. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptx
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptx
 
3266279.ppt
3266279.ppt3266279.ppt
3266279.ppt
 
11885999.ppt
11885999.ppt11885999.ppt
11885999.ppt
 
Pertemuan_7a.ppt
Pertemuan_7a.pptPertemuan_7a.ppt
Pertemuan_7a.ppt
 
PPT_TEORI_BELAJAR_KONSTRUKTIVISME.pptx
PPT_TEORI_BELAJAR_KONSTRUKTIVISME.pptxPPT_TEORI_BELAJAR_KONSTRUKTIVISME.pptx
PPT_TEORI_BELAJAR_KONSTRUKTIVISME.pptx
 
presentasikurikulumptk-140304160605-phpapp01.pptx
presentasikurikulumptk-140304160605-phpapp01.pptxpresentasikurikulumptk-140304160605-phpapp01.pptx
presentasikurikulumptk-140304160605-phpapp01.pptx
 
456044071-Soal-UAS-Pneumatik-docx.docx
456044071-Soal-UAS-Pneumatik-docx.docx456044071-Soal-UAS-Pneumatik-docx.docx
456044071-Soal-UAS-Pneumatik-docx.docx
 
1046005654.pptx
1046005654.pptx1046005654.pptx
1046005654.pptx
 
PISAV 3.3 media.pptx
PISAV 3.3 media.pptxPISAV 3.3 media.pptx
PISAV 3.3 media.pptx
 
1.perawatan, perbaikan peralatan mekatronik.pptx
1.perawatan, perbaikan peralatan mekatronik.pptx1.perawatan, perbaikan peralatan mekatronik.pptx
1.perawatan, perbaikan peralatan mekatronik.pptx
 
Creative Multi-Education Toolkit _ by Slidesgo.pptx
Creative Multi-Education Toolkit _ by Slidesgo.pptxCreative Multi-Education Toolkit _ by Slidesgo.pptx
Creative Multi-Education Toolkit _ by Slidesgo.pptx
 
15061397.ppt
15061397.ppt15061397.ppt
15061397.ppt
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

aljb-boole-new.ppt

  • 2. Aljabar Boolean  Bekerja dengan dua keadaan: (switching algebra)  Menggunakan variabel Boolean (x, y, dll) u/ menyatakan sebuah input / output rangkaian.  Variabel hanya mempunyai dua nilai (0, 1)  X = 0 atau X = 1  Simbul ini bukan bilangan biner, hanya representasi 2 - keadaan variabel Boolean.  Juga bukan nilai tegangan listrik, walaupun nilai ini mengacu pada nilai tegangan rendah dan tinggi di input / output rangkaian.
  • 3. Jadi, nilai 0 dan 1 bukan menyatakan bilangan, tapi hanya menyatakan keadaan variabel tegangan, atau disebut tingkat logika (logic level). Suatu tegangan dalam sebuah rangkaian digital, dapat dikatakan bernilai logika 0 atau 1, tergantung atas nilai aktual tegangan tersebut. Misalnya : 0 : nilai tegangan 0 – 0,8 Volt 1 : nilai tegangan 2 – 5 Volt Konstanta dan Variabel Boolean 0 – 0,8 V 2 – 5 V Logika : 1 Logika : 0 Volt
  • 4. Konstanta dan Variabel Boolean  Nilai logika 0 dan 1 sering dinyatakan dengan istilah lain: Logika 0 Logika 1 False True Off On Low Hight No Yes Open switch Closed switch
  • 5. Variabel dan fungsi Boolean  Elemen biner yang sangat sederhana adalah saklar (switch) yang memiliki 2 keadaan.  Jika saklar dikontrol dgn x, misal saklar terbuka jika x = 0 dan tertutup jika x = 1. X = 0 X = 1 Saklar dgn 2-keadaan Simbol saklar yg dikontrol oleh X S X S S
  • 6. Variabel dan fungsi Boolean  Misalkan, sebuah saklar mengontrol sebuah bola lampu (L) - keluaran didefinisikan sebagai keadaan nyala lampu L, yaitu: * jika menyala : L = 1 * jika padam : L = 0  Keadaan lampu L, sebagai fungsi dari x (ditentukan oleh X): - L(x) = x  L(x) disebut sebagai sebuah fungsi  x sebagai variabel input (masukan)
  • 7. Variabel dan fungsi : AND  Pandang, dua saklar mengontrol keadaan nyala lampu L.  Gunakan hubungan seri, lampu akan menyala hanya jika kedua saklar menutup (closed), - L (x1, x2) = x1 • x2 - L = 1 jika dan hanya jika x1 AND x2 adalah 1 Rangkaian listrik mengimplementasikan fungsi logika AND (saklar hubung seri) Tanda “•” adalah lambang operator AND : x1 • x2 = x1x2
  • 8. Variabel dan fungsi : OR  Gunakan saklar hubungan paralel untuk mengontrol lampu L.  L akan menyala hanya jika salah satu atau kedua saklar menutup: - L (x1, x2) = x1 + x2 - L = 1 jika x1 OR x2 adalah 1 (atau kedua-duanya). Rangkaian listrik mengimplementasikan fungsi logika OR (saklar hubung paralel) Tanda “+” adalah lambang operator OR.
  • 9. Variabel dan fungsi  Kombinasi saklar hubungan seri-paralel dapat merealisasikan bermacam-macam fungsi. Misalkan fungsi L (x1, x2, x3) = (x1 + x2) • x3 dapat diimplementasikan sebagai berikut.  Bagaimana fungsi logika berikut jika diimplementasikan dengan diagram saklar? L (x1, x2, x3, x4) = (x1 • x2) + (x3 • x4)
  • 10. Variabel dan fungsi : inverse / NOT  Perhatikan, apa yg terjadi pada rangkaian listrik berikut. Apa yg terjadi ketika saklar dalam keadaan terbuka? - L(x) = x - Dimana L = 1 jika x = 0 dan L = 0 jika x = 1  Dalam hal ini, L(x) adalah kebalikan (atau komplemen) dari x. Rangkaian listrik mengimplementasikan fungsi logika NOT x, x’ adalah lambang operator NOT untuk x
  • 11. Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan ada 3 operasi logika dasar, yaitu : 1.Operasi OR (OR operation), simbol tanda plus (+) 2.Operasi AND (AND operation), simbol tanda kali (.) 3.Operasi NOT (NOT operation), simbol batang-atas (¯,’) Logika AND, OR dan NOT
  • 12. Logika AND, OR dan NOT  Operasi dasar logika AND, OR, NOT Tabel kebenaran OR Tabel keneran operasi AND Tabel kebenaran NOT 0 1 1 0 X X
  • 13. Gerbang logika (logic gate)  Setiap operasi dasar: AND, OR, NOT dapat diimplementasikan dalam sebuah rangkaian yang disebut gerbang logika.  Gerbang logika adalah suatu rangkaian elektronika yang beroperasi atas satu atau lebih sinyal input untuk menghasilkan satu output, yaitu sebagai fungsi dari inputnya.  Yang dimaksudkan sinyal disini adalah tegangan atau arus listrik yg mengalir di sepanjang sistem digital.
  • 14. Gerbang logika dan operasi dasar  Gerbang OR Tabel kebenaran OR Perhatikan : output = 1 jika salah satu atau kedua inputnya = 1.
  • 15. Gerbang logika dan operasi dasar • Gerbang OR 3-input serta tabel kebenaran. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 x C B A
  • 16.  Gerbang AND Gerbang logika dan operasi dasar Tabel keneran operasi AND Output bernilai 1 jika semua inputnya 1, bernial 0 jika ada inputnya 0.
  • 17. x = A.B.C = ABC 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 x C B A A B C x TK operasi AND dengan tiga input: Gerbang logika dan operasi dasar
  • 18. o Gerbang NOT Gerbang NOT hanya mempunyai satu input. A A x = Ā x = Ā, dibaca “x sama dengan NOT A” atau “x sama dengan komplemen A” Tabel kebenaran 0 1 1 0 Ā A Gerbang logika dan operasi dasar
  • 19. Gerbang logika – chip (keping IC)  Dalam praktenya, gerbang logika dibuat dalam rangkaian terintegrasi (IC). Contoh kemasan gerbang OR, AND, NOT.
  • 20. Aljabar Boolean  Aljabar Bolean adalah aljabar yang berurusan dengan dengan variabel- variabel biner dan operasi logika.  Variabel-variabel biner ditunjukkan dengan huruf abjad, dan tiga operasi logika dasar AND, OR dan NOT.
  • 21. Fungsi Boolean  Fungsi Boolean adalah suatu pernyataan aljabar yang dibentuk dengan variabel biner, operator AND, OR dan NOT, tanda kurung dan sama dengan.  Fungsi Boolen dapat dinyatakan dalam bentuk:  Pernyataan secara aljabar  Tabel kebenaran  Diagram logika (implementasi dgn gerbang)
  • 22. Fungsi Boolean 1. Fugsi Boolean dalam bentuk aljabar Misalnya seperti fungsi berikut. F = X + YZ Fungsi F akan bernilai 1 jika X = 1 atau Y = 0 dan Z = 1, selain itu F = 0. Contoh lain sbb: F = BC + AC + AB + ABC
  • 23. Fungsi Boolean 2. Fungsi Boolean dalam tabel kebenaran (TK) Tk berikut memperlihatkan fungsi F = X + YZ
  • 24. Fungsi Boolean 3. Fungsi Boolean dalam diagram rangkaian logika Fungsi Boolean dapat ditransformasikan dari ekspresi aljabar ke dalam suatu diagram yang menggunakan gerbang- gerbang logika. Misal fungsi F = X + YZ, rangkaian logikanya adalah sbb.
  • 25. Fungsi Boolean LATIHAN Nyatakan fungsi Boolean berikut ke dalam tabel kebenaran dan diagram logika dengan gerbang AND, OR, NOT. a) f = x’y’z + x’yz + xy’ b) y = AC + BC’ + A’BC c) z = (A + B)(C + D)(A’ + B + D) d) x = (AB + A’B’)(CD’ + C’D) Tip : Untuk mewakili fungsi Boolean dengan TK diperlukan 2n kombinasi 0 dan 1 yang berbeda untuk n buah variabel biner.
  • 26. Evaluasi keluaran rangkaian logika Misal diketahui rangkaian berikut. Jika nilai input A = 0, B = 1, C = 1, D = 1, tentukan nilai keluaran rangkaian. A = 0 B = 1 C = 1 D = 1 x = 0 0 1 1 1 Keluaran rangkaian di atas, juga dapat ditentukan melalui pernyataan aljabar Boolea dari keluaran x. x = A’BC(A + D)’
  • 27. Evaluasi keluaran rangkaian logika x = A’BC(A + D)’ A = 0, B = 1, C = 1, D = 1 Aturan umum evaluasi pernyataan Boolean: 1. Pertama lakukan operasi NOT 2. Lakukan operasi dalam kurung 3. Lakukan operasikan AND sebelum operasi OR 4. Jika pernyataan mempunyai operasi batang di atasnya (¯), lakukan operasi awal kemudian balik hasilnya. x = A’BC(A + D)’ = 0’ . 1 . 1 . (0 + 1)’ = 1 . 1 . 1 . (1)’ = 1 . 0 = 0 Contoh di atas:
  • 28. Menuliskan pernyataan aljabar dari diagram logika A B C D A’ A’BC A+D (A+D)’ x = A’BC(A+D)’ = ? Tuliskan pernyataan aljabar dari rangkaian logika berikut.
  • 29. Menuliskan pernyataan aljabar dari diagram logika - lanjtn Tuliskan pernyataan aljabar dari rangkaian logika berikut.
  • 30. Aturan (hukum-hukum) Aljabar Boolean • Variabel tunggal Jika x adalah variabel logika yang bernilai 0 dan 1, maka: 1. x . 0 = 0 2. x . 1 = 1 3. x . x = x 4. x . x’ = 0 5. x + 0 = x 6. x + 1 = 1 7. x + x = x 8. x + x’ = 1 • Multivariabel 9. x + y = y + x 10.x . y = y . x 11.x + (y + z) = (x + y) + z = x + y + z 12.x(yz) = (xy)z = xyz 13.a) x (y + z) = xy + xz 13.b) (w + x)(y + z) = wy + wz + xy + xz 14. x + xy = x 15. x + y.z = (x + y)(x + z) (9, 10): hkm komutatif, (11, 12): hkm asosiatif, (13.a,b) : hkm distributif
  • 31. Aturan (hukum-hukum) aljabar Boolean - lanjtn • Aturan Demorgan 16. x + y = x . y 17. x . y = x + y Aturan-aturan aljabar Boolean digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean dan diagram logika.
  • 32. Metode penyederhanaa fungsi Boolean Pada fungsi yang rumit, terdapat jenis operasi yang dapat disederhanakan. Penyederhanaan dimaksudkan untuk dapat memperoleh fungsi yang masih menghasilkan nilai yang sama dengan jumlah operasi yang minimum. Bentuk yang terbaik ini dimaksudkan untuk memperoleh : - biaya minimum dalam pembuatan rangkaian elektronis, dan - kinerja yang cepat dalam pengoperasian. Terdapat tiga cara dalam penyederhanaan fungsi Boolean, yaitu: 1. Cara aljabar 2. Peta Karnaugh (K-map) 3. Metode Quine-McCluskey
  • 33. Penyederhanaa fungsi Boolean secara aljabar Karakteristik cara ini: - Bersifat trail and error, tidak ada pegangan. - Dalam penyederhanaan menggunakan seluruh aturan dalam aljabar Boolean Contoh 1. Sederhanakan z = ABC + ABC’ + AB’C z = ABC + ABC’ + AB’C = AB(C + C’) + AB’C = AB + AB’C = A(B + B’C) = A [(B + B’)(B + C)] = A(B + C) = AB + AC Kedua eksprsi logika ini adalah ekivalen. Artinya keduanya memiliki keluaran yg sama dalam tabel kebenaran.
  • 34. Penyederhanaa fungsi Boolean secara aljabar  Implementasi fungsi dg gerbang  Berdasarkan gambar di atas, implementasi gambar b) lebih sederhana dari pada a), karena jumlah gerbang yg terlibat lebih sedikit.
  • 35. Penyederhanaa fungsi Boolean secara aljabar Contoh 2. Sederhanakan z = AB(A + BC) z = AB(A + BC) = AB (A . BC) = A.A.B(B + C) = AB(B + C) = A.BB + ABC = A.0 + ABC = ABC A B C z Bandingkan: (a) dan (b) C B A z = ABC (a) (b)
  • 36. Penyederhanaan fungsi Boolean secara aljabar LATIHAN A. Sederhanakan : 1. Z = (A’ + B)(A + B) 2. Z = (A’ + B)(A + B + D)D’ 3. Z = (B + C’)(B’ + C) + A + B + C 4. F = X’YZ + X’YZ’ + XZ B. Buktikan identitas fungsi x’y’ + xy + x’y = x’ + y
  • 37. Suatu variabel biner dapat berupa bentuk normal (x) atau dalam bentuk komplemennya (x’). Variabel biner : x x (bentuk normal) x (bentuk komplemen) Bentuk Kanonik
  • 38. Bentuk Kanonik • Pandang variabel x dan y yang digabungkan dengan operator AND. Berarti ada empat kemungkinan x y x y x y x y Keempat suku AND ini disebut sebagai sukumin (minterm) • Sekarang bila x dan y digabungkan dengan operator OR x + y x + y x +y x + y Keempat suku OR ini disebut sebagai sukumax (maxterm)
  • 39. Bila sukumin dan sukumax tersebut ditabelkan : M3 x’ + y’ m3 x y 1 1 M2 x’ + y m2 x y’ 0 1 M1 x + y’ m1 x’ y 1 0 M0 x + y m0 x’ y’ 0 0 NAMA SUKU NAMA SUKU y x SUKUMIN SUKUMAX Terlihat bahwa: SUKUMIN = SUKUMAX Bentuk Kanonik
  • 40. Daftar sukumin dan sukumax untuk tiga variabel Boolean: M7 x’ + y’ + z’ m7 xyz 1 1 1 M6 x’ + y’ + z m6 xyz’ 0 1 1 M5 x’ + y + z’ m5 xy’z 1 0 1 M4 x’ + y + z m4 xy’z’ 0 0 1 M3 x + y’ + z’ m3 x’yz 1 1 0 M2 x + y’ + z m2 x’yz’ 0 1 0 M1 x + y + z’ m1 x’y’z 1 0 0 M0 x + y + z m0 x’y’z’ 0 0 0 NAMA SUKU NAMA SUKU z y x SUKUMIN SUKUMAX Bentuk Kanonik
  • 41. Dari uraian terdahulu fungsi Boolean juga dapat diwakili oleh suatu tabel kebenaran. Pandang fungsi Boolean F dalam TK berikut. x y z F 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 x’ y’ z x y z x y’ z’ Fungsi F ditulis dalam bentuk jumlah-sukumin: F = x’ y’ z + x y’ z’ + x y z = m1 + m4 + m7 Atau dalam bentuk notasi singkat: F(x, y, z) = Σ(1, 4, 7) Lambang penjumlahan Σ menyatakan peng-OR-an suku- sukunya, sedangkan bilangan dalam kurung menunjukkan nomor sukumin. Bentuk Kanonik
  • 42. Jika diambil komplemen F: F = x y z + x y z + x y z + x y z + x y z F = x y z + x y z + x y z + x y z + x y z F = x y z . x y z . x y z . x y z . x y z = (x + y + z)(x + y + z)(x + y + z)(x + y + z)(x + y + z) = M0 M2 M3 M5 M6 = M0 M2M3M5M6 atau dalam bentuk notasi hasil kali sukumax: F(x, y, z) = ∏(0, 2, 3, 5, 6) Lambang hasil-kali ∏ menyatakan peng-AND-an suku-sukunya Kesimpulan : fungsi Boolean yang dinyatakan dalam bentuk jumlah-sukumin atau hasil-kali sukumax disebut bentuk kanonik. Bentuk Kanonik
  • 43. Jumlah sukumin Kadang-kadang lebih memudahkan untuk menyatakan fungsi Boolean dalam jumlah sukuminnya. Jika tidak tersedia dalam bentuk itu, dapat dibentuk dengan cara berikut: - Uraikan f Boolean menjadi jumlah suku AND - Periksa tiap suku apakah mengandung semua variabel, jika belum lengkap : AND-kan dengan x + x Contoh 1. Nayatakan F = A + BC kedalam jumlah sukumin A = A . 1 = A (B + B’) = AB + AB’ = AB (C + C’) + AB’ (C + C’) = ABC + ABC’ + AB’C + AB’C’ B’C = B’C (A + A’) = AB’C + A’B’C F = A + B’C = ABC + ABC’ + AB’C + AB’C’ + A’B’C = m7 + m6 + m5 + m4 + m1 Atau F(A, B, C) = Σ(1, 4, 5, 6, 7)
  • 44. Hasil kali sukumax Jika fungsi Boole tidak tersedia dalam bentuk hasil-kali sukumax, dapat dibentuk dengan cara berikut: - Uraikan f Boolean menjadi suku OR - Bagi variabel yang hilang dalam setiap suku OR, OR-kan dengan x x’ Contoh 1. Nayatakan F = x y + x’ z kedalam hasilkali sukumax F = x y + x’ z = (x y +x’)(x y + z) = (x + x’)(y + x’)(x + z)(y + z) = (y + x’)(x + z)(y + z) (y + x’) = y + x’ + zz’ = (x’ + y + z)(x’ + y + z’) (x + z) = x + z + yy’ = (x + y + z)(x + y’ + z) (y + z) = xx’ + y + z = (x + y + z)(x’ + y + z) Jadi, F = (x’ + y + z)(x’ + y + z’) (x + y + z) )(x + y’ + z) = M4 M5 M0 M2 = M0 M2 M4 M5 Atau dalam notasi singkat: F(x, y, z) = ∏(0, 2, 4, 5)
  • 45. Perubahan bentuk kanonik Secara umum, untuk mengubah salah satu bentuk kanonik ke bentuk kanonik yang lain, pertukarkan lambang Σ dengan ∏ dan tulislah semua bilangan yang hilang dari bentuk aslinya, dan sebaliknya. Misalnya untuk fungsi: F(x, y, z) = ∏(0, 2, 4, 5) diubah kedalam bentuk jumlah sukumin: F(x, y, z) = Σ(1, 3, 6, 7) Disini harus disadari bahwa, banyaknya sukumin atau sukumax untuk n variabel adalah 2n.
  • 46. LATIHAN I. Nyatakan fungsi berikut kedalam bentuk jumlah- sukumin dan hasilkali-sukumax. 1. f(A, B, C) = (A’ + B)(B’ + C) 2. h(x, y, z) = x’ + y z’ 3. f(A, B, C) = A’B + AC II. Ubah fungsi berikut kedalam bentuk kanonik yang lain. 4. F(x, y, z) = Σ(1, 3, 7) 5. f(A, B, C, D) = ∏(0, 2, 6, 11, 13, 14)
  • 47. Penyederhanaan menggunakan K-map mempunyai karakteristik berikut: - Mengacu pada diagram Venn - Menggunakan bentuk-bentuk K-map K-map digambarkan dengan kotak bujur sangkar. Setiap kotak merepresentasikan sebuah sukumin (minterm). Jumlah kotak dan sukumin tergantung pada jumlah variabel dari fungsi Boolean. Penyederhanaan fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh (K-map)
  • 48. 1. Penyusunan peta Karnaugh • K-map dua variabel A’B’ A’B AB AB’ m0 m1 m2 m3 Ada 22 = 4 sukumin (ada empat segiempat) Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 49.  K-map tiga variabel m0 m1 m3 m2 m4 m5 m7 m6 m0 = A’B’C’ m1 = A’B’C m6 = ABC’ 1 1 02 = 610 Perhatikan tiap pergerakan satu segi-4 ke segi-4 yang lain di sebelahnya hanya satu variabel (0 / 1) yang berubah ! Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 50.  K-map empat variabel m0 m1 m4 m5 m15 m8 m9 m11 m10 Ada 24 = 16 segi empat (sukumin) dalam K-map Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 51.  K-map lima variabel Pembatas (cermin) Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 52. 2. Memplot 0 dan 1 0 F Ubah tiap sukumin ke biner setaranya, dan tanda 1 diberikan di segiempat yang sesuai. Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 53. 3. Menggabungkan “1” yang letaknya bersebelahan, membentuk yg namanya: pasangan, kuad, oktet. a. Pasangan (dua buah “1” bersebelahan) Perhatikanlah: setiap satu pasangan menghapuskan satu varibel. Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 54. b. Kuad (quad) (empat buah “1” bersebelahan) Perhatikanlah: setiap kuad menghapuskan dua varibel. Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 55. c. Oktet (delapan “1” bersebelahan) Perhatikanlah: setiap oktet menghapuskan tiga varibel. Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 56. Langkah : 1. Susun peta Karnaugh sesuai jumlah variabel fungsi. 2. Lingkari “1” yang bersebelahan sebanyak-banyaknya sehingga menghasilkan: oktet, kuad, atau pasangan. 3. Tentukan suku-suku yang dihasilkan oleh: oktet, kuad, atau pasangan. 4. Tulis persamaan fungsi Boolean dengan meng-OR- kan suku yang dihasilkan oleh: oktet, kuad, atau pasangan. Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 57. Contoh 1. Berbagai cara melingkari oktet, kuad, atau pasangan. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 C’ A’CD’ B’CD’ F = C’ + A’CD’ + B’CD’ • Alternatif 1 Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 58.  Alternatif 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 C’ AB’D’ A’D’ F = C’ + A’D’ + AB’D’ Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 59.  Alternatif 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 C’ B’D’ A’D’ F = C’ + A’D’ + B’D’ (pilihan terbaik) Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 60. Contoh 1. Sederhanakan fungsi berikut dengan K-map F = A’B’C’ + A’B’C + A’BC + A’BC’ + ABC + ABC’ A’ B F = A’ + B Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 61. Contoh 2 Sederhanakan dengan K map. F = ABD C’D’ CD F = C’D’ + CD + ABD Bandingkan hasil ini dengan fungsi aslinya. Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 62. Contoh 3. Sederhanakan dengan K map. f(A, B, C, D) = Σm(0, 1, 3, 4, 5, 7, 12, 13, 15) Struktur K map: A’C’ BC’ BD A’D f(A, B, C, D) = A’C’ + A’D + BC’ + BD Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map) Penggabungan “1” bersebelahan :
  • 63. Contoh 4. Sederhanakan dengan K map. f(A,B,C,D, E) = Σm(0,2,4,6,9,11,13,15,17,21,25,29,31) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Hasilnya: f = BE + AD’E + A’B’E’ Penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta Karnaugh (K-map)
  • 64. LATIHAN Selesaikan fungsi Boolean berikut dengan K-map 1) f 2) f(x, y, z) = Σm(0, 2, 4, 5, 6) 3) f(w, x, y, z) = Σm(0, 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14) 4) f(a, b, c, d) = Σm(0, 4, 6, 7, 12, 13, 14, 15) 5) f(w, x, y, z) = Σm(0, 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14) 6) F(A,B,C,D,E) = Σm(0, 1, 4, 5, 16, 17, 21, 25, 29)
  • 65. • Fungsi Boole sederhana yang diperoleh dengan K-map pada contoh terdahulu dinyatakan dalam bentuk jumlah hasilkali. • Dengan sedikit perubahan dapat diperoleh penyederhanaan dalam bentuk hasilkali-jumlah. • “1” yang diletakkan pada segiempat dalam peta mewakili sukumin fungsi. Jadi, sukumin yang tidak termasuk dalam fungsi berarti komplemen fungsi tersebut. Misal ditandai dengan 0. • Jika segiempat yang bertanda 0 yang bersebelahan digabungkan, maka diperoleh komplemen sederhana fungsi, yaitu f’. • Selanjutnya, komplemen f’ akan menghasilkan f dalam bentuk hasilkali-jumlah. Penyederhanaan hasilkali-jumlah
  • 66. Contoh. Sederhanakan fungsi f(A,B,C,D) = Σm(0, 1, 2, 5, 8, 9, 10) dalam jumlah-hasilkali dan hasilkali-jumlah. Penyederhanaan hasilkali-jumlah 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 CD AB BD’ f = AB + CD + BD’ komplemenkan f’ diperoleh: f = AB + CD + BD’ f = (A’ + B’)(C’ + D’)(B’ + D) (Ini f dalam bentuk hasilkali-jumlah) Atau f dalam jumlah-hasilkali: f = B’D’ + B’C’ + A’C’D
  • 67.  Keadaan tak-acuh dalah adalah masukan yang tidak dapat terjadi dalam kondisi operasi normal.  Misal, pandanglah sandi BCD yang terdiri atas 4-bit: 0000 – 1001, dan bit : 1010, 1011, 1100, 1101, 1110, 1111 tidak mungkin terjadi selama operasi normal. Inilah yang disebut keadaan tak- acuh.  Keadaan tak-acuh dapat digunakan untuk penyederhanaan fungsi.  Dalam K-map keadaan tak-acuh biasa ditandai dengan tanda x. Penyederhanaan dg K-map: keadaan tak acuh (don’t care)
  • 68. Contoh 1 Sederhanakan fungsi f(A,B,C,D) = Σm(0, 2, 5, 9, 15) + d(6, 7, 8, 10, 12, 13) Penyederhanaan K-map: keadaan tak acuh (don’t care) 1 1 1 x x x x 1 x 1 x BD AC’ B’D’ Hasil penyederhanaan: f(A,B,C,D) = AC’ + BD + B’D’ LATIHAN : Sederhanakan fungsi f(A,B,C,D) = Σm(1, 3, 7, 11, 15) + d(0, 2, 5)
  • 69. L. Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-McCluskey • Penyederhanaan dengan K-map cukup memudahkan selama variabel tidak melebihi lima. • Jika jumlah variabel meningkat, banyaknya segiempat menjadi berlebihan sehinggan sulit menentukan segiempat-segiempat yang bersebelahan. • Kekurangan yang jelas pada K-map adalah karena metode tersebut adalah cara coba-coba yang tergantung kepada kemampuan pemakai untuk mengenali pola-pola tertentu. • Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan Metode Quine- McCluskey. • Metode Quine-McCluskey disebut juga metode tabulasi.
  • 70. L. Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-McCluskey • Metode tabulasi ini terdiri atas dua bagian, yaitu: 1. Menentukan suku-suku sebagai calon (prime implicant) 2. Memilih prime implicant untuk mendapatkan pernyataan dengan jumlah literal sedikit. Contoh 1 Sederhanakan fungsi berikut dengan metode tabulasi. f(w, x, y, z) = Σ(0, 1, 2, 8, 10, 11, 14, 15)
  • 71. Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine- McCluskey • Langkah pertama: menentukan prime implicant (PI). a. Kelompokkan perwakilan biner tiap sukumin menurut jumlah digit ‘1’. Desimal Biner 0 0000 1 0001 2 0010 8 1000 10 1010 11 1011 14 1110 15 1111 Jumlah digit 1 Desimal 0 1 1, 2, 8 2 10 3 11, 14 4 15
  • 72. Jadi, tabel kelompok binernya: Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine- McCluskey w x y z 0 0 0 0 0 √ 1 0 0 0 1 √ 2 0 0 1 0 √ 8 1 0 0 0 √ 10 1 0 1 0 √ 11 1 0 1 1 √ 14 1 1 1 0 √ 15 1 1 1 1 √ 0,1 0 0 0 - 0,2 0 0 - 0 √ 0,8 - 0 0 0 √ 2,10 - 0 1 0 √ 8,10 1 0 - 0 √ 10,11 1 0 1 - √ 10,14 1 - 1 0 √ 11,15 1 - 1 1 √ 14,15 1 1 1 - √ w x y z w x y z a b c 0,2,8,10 - 0 - 0 0,2,8,10 - 0 - 0 10,11,14,15 1 - 1 - 10,11,14,15 1 - 1 - Pada kolom c sudah tadak dapat lagi dibandingkan. Proses membandingkan berakhir ! Suku-suku tanpa tanda √ adalah PI yang dicari
  • 73. • Tabel prime implicant (PI) Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine- McCluskey √ √ √ √ √ √ √ √ x x x x 10,11,14,15 x x x x 0,2,8,10 x x 0,1 15 14 11 10 8 2 1 0 X : PI penting Dari tabel di atas, PI penting telah mencakup / meliputi semua sukumin dalam fungsi. PI bertanda O dipilih. Fungsi yang disederhanakan adalah f = w’x’y’ + x’z’ + wy
  • 74. Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine- McCluskey Contoh 2 Sederhanakan fungsi berikut dengan metode tabulasi. f(w, x, y, z) = Σ(1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15) Untuk menghindari pekerjaan menjemukan ‘pembandingan’ dilakukan dengan notasi desimal. Dengan kata lain penentuan PI dilakukan dengan notasi desimal.
  • 75. Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-McCluskey a b c 0001 1 √ 0100 4 √ 1000 8 √ 0110 6 √ 1001 9 √ 1010 10 √ 0111 7 √ 1011 11 √ 1111 15 √ 1,9 (8) 4,6 (2) 8,9 (1) √ 8,10 (2) √ 6,7 (1) 9,11 (2) √ 10,11 (1) √ 7,15 (8) 11,15 (4) 8,9,10,11 (1,2) 8,9,10,11 (1,2) Kolom a: jika bilangan di grup bawah lebih besar dari bilangan di grup atas dengan suatu 2 pangkat (yaitu: 1, 2, 4, 8, 16, dst) beri tanda √, berarti keduanya telah terpakai. Dan tulis kedua bilangan itu pada kolom b. Dst... • Pembandingan grup di kolom b, hanya pada bilangan dalam kurung sama. Hasilnya di kolom c. • Suku yang tidak bertanda √ adalah prime implicant (PI) • Pada kolom c, suku muncul 2 kali, karena PI ambil satu saja.
  • 76. Daftar prime implicant Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-McCluskey 1 4 6 7 8 9 10 11 15 x’y’z √ 1,9 x x w’xz’ √ 4,6 x x w’xy 6,7 x x xyz 7,15 x x wyz 11,15 x x wx’ √ 8,9,10,11 x x x x √ √ √ √ √ √ √ X : PI penting, hanya ada satu tanda x pada kolom sukumin. • Cakupkan semua kolom ke dalam PI penting dan beri tanda √ di bawah kolom.
  • 77. • Amati tabel PI, terlihat bahwa PI-penting telah meliputi / mencakup semua sukumin dalam fungsi, kecuali sukumin 7 dan 15. Keduanya harus dimasukkan dengan memilih satu atau lebih PI yang meliputinya. Dalam kasus ini diambil PI : xyz, karena meliputi kedua sukumin tersebut (7 dan 15). • Dengan demikian telah diperoleh himpunan prime implicant minimum yang jumlahnya memberikan hasil fungsi yang disederhanakan, yaitu: f = x’y’z + w’xz’ + wx’ + xyz Penyederhanaan fungsi Boole dengan Metode Quine-McCluskey LATIHAN Sederhanakan fungsi berikut dengan metode tabulasi. f(A, B, C, D) = Σ(0, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15)
  • 78. Ada dua jenis gerbang logika lain yang sering digunakan dalam rangkaian logika, yaitu gerbang NOR dan NAND. Gerbang ini pada dasarnya gabungan operasi gerbang AND, OR, dan NOT. • Gerbang NOR A B x = A + B A B x = A + B 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 A + B A + B B A • Gerbang NAND 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 AB A B B A A B A B x = AB x = AB Gerbang NOR dan NAND
  • 79. Gerbang NOR dan NAND Misal gambar diagram logika: A + BC jika diimlementasikan dengan gerbang NOR dan NAND saja. Jika diketahui x = AB ( C + D ), gambar rangkaian dengan gerbang NOR dan NAND saja.
  • 80. Rangkaian terintegrasi (interated circuit)  Rangkain digital dibangun oleh rangkaian terntegrasi.
  • 81. Rangkaian terintegrasi (interated circuit)  Dua teknologi dasar dalam industri IC adalah: 1) Bipolar 2) MOS (metal oxid semiconductor)  Keluarga Bipolar - DTT (diode transistor logic) - TTL (transistor-transistor logic) - ECL (emitter-coupled logic)
  • 82. Rangkaian terintegrasi (interated circuit)  Keluarga MOS - PMOS MOSFET (p-Channel MOSFET) - NMOS MOSFET (n-Channel MOSFET) - CMOS MOSFET (Complementary MOSFET)