SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
Ketua Kelompok: Ghiyats Bayu
Nama Anggota: Afif Jikri Bagas
Ardi Karisma
Muhammad Iqbal
Rasyid Agam
Kelas: X TKJ 2
SMK YADIKA 13
RELASI
A.Pengertian Relasi
A.Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara dua elemen himpunan. Hubungan ini bersifat abstrak
dan tidak perlu memiliki arti apapun baik secara konkrit maupun secara matematis.
Jika R suatu relasi yang menghubungkan dengan , maka kita dapat menulisnya
dengan atau . Dimana x disebut prapeta y, ydisebut peta atau bayangan
dari x (ditulis: y = R(x)). Himpunan A disebut daerah asal atau domain, himpunan B
disebut daerah kawan atau kodomain dan himpunan yang dibentuk dari prapeta
pada anggota A yang merupakan anggota himpunan B disebut daerah hasil atau
range. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh
A = {a,b,c,d}, B = {1,3,2,4} dan R relasi dari A ke B yang ditunjukkan dengan “kuadrat
dari”, maka relasi tersebut dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini.
 Domain : {a,b,c,d}
 Kodomain : {1,3,2,4}
 Range : {1,3,2,4}
Relasi dapat dinyatakan
dengan tiga cara,yaitu
Dengan Himpunan Pasangan Beruntun
Dengan Diagram Panah
Dengan Diagram Cartesius
1.Dengan Himpunan Pasangan
Beruntun
Relasi dari himpunan A ke himpunan B dapat dinyatakan dengan (x, y) jika x ∈ A dan y ∈ B
Cara menyatakan relasi dengan himpunan pasangan berurutan adalah
Pasangan diletakkan di dalam kurung dan dipisahkan oleh koma.
Anggota himpunan pertama atau himpunan A diletakkan pada bagian depan
Anggota himpunan kedua atau himpunan B diletakkan di belakang
Misalnya: Nyatakan himpunan berikut dalam himpunan pasangan berurutan dengan
relasi
“kurang dari”
Jika A = {1, 2, 3, 4}
B = {1, 2, 3, 4, 5}
Penyelesaian
1 kurang dari 2, 3, 4, 5
2 kurang dari 3, 4, 5
3 kurang dari 4,5
4 kurang dari 5
maka himpunan pasangan berurutnya adalah:
{(1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (3, 4), (3, 5), (4, 5)}
2.Dengan Diagram Panah
Langkah-langkah cara menyatakan relasi dengan diagram panah:
a.Membuat dua lingkaran atau ellips
b.Untuk meletakkan anggota himpunan A dan anggota himpunan B x=A
diletakkan pada lingkaran A dan y=B diletakkan pada lingkaran B
c. x dan y dihubungkan dengan anak panah
d. Arah anak panah menunjukkan arah relasi
e. Anak panah tersebut mewakili aturan relasi
contoh :
3. Dengan Diagram
Cartesius
Pada diagram cartesius diperlukan dua salib sumbu
yaitu; sumbu mendatar (horisontal) dan sumbu tegak
(vertikal) yang berpotongan tegak lurus.
a.x=A diletakkan pada sumbu mendatar
b. y=B diletakkan pada sumbu tegak
c. Pemasangan (x,y) ditandai dengan sebuah
noktah yang koordinatnya ditulis sebagai
pasangan berurutan (x,y)
Contoh:
FUNGSI
B.Pengertian Fungsi
B.Pengertian Fungsi
Suatu fungsi f dari himpunan A ke
himpunan B adalah suatu relasi yang
memasangkan setiap elemen dari A secara
tunggal, dengan elemen pada B. Pemetaan seperti ini biasa dinotasikan
dengan
f : x  y atau y  f(x)
dibaca “f memetakan x ke y ”
y dinamakan peta atau bayangan dari x oleh fungsi f. Himpunan semua
peta/bayangan dari fungsi disebut daerah hasil (range).
Sifat-Sifat Fungsi
Injektif (Satu-satu)
Surjektif (Onto)
Bijektif (Korespondensi Satu-satu)
Injektif (Satu-satu)
Misalkan fungsi f menyatakan A ke B maka fungsi f disebut suatu fungsi satu-
satu
(injektif), apabila setiap dua elemen yang berlainan di A akan dipetakan pada
dua elemen
yang berbeda di B. Selanjutnya secara singkat dapat dikatakan bahwa f:A→B
adalah
fungsi injektif apabila a ≠ a’ berakibat f(a) ≠ f(a’) atau ekuivalen, jika f(a) = f(a’)
maka akibatnya a = a’.
Contoh:
1. Fungsi f pada R yang didefinisikan dengan f(x) = x2 bukan suatu fungsi
satu-satu sebab
f(-2) = f(2).
Adapun fungsi pada A = {bilangan asli} yang
didefinisikan dengan f(x) = 2x adalah fungsi
satu-satu, sebab kelipatan dua dari setiap dua
bilangan yang berlainan adalah berlainan pula.
2. Surjektif (Onto)
Misalkan f adalah suatu fungsi yang memetakan A ke B maka daerah hasil f(A)
dari fungsi f adalah himpunan bagian dari B, atau f(A) c B. Apabila f(A) = B, yang
berarti setiap elemen di B pasti merupakan peta dari sekurang-kurangnya satu
elemen di
A maka kita katakan f adalah suatu fungsi surjektif atau “f memetakan A Onto B”
Contoh:
1. Fungsi f: R→R yang didefinisikan dengan rumus f(x) = x2 bukan fungsi
yang onto
karena himpunan bilangan negatif tidak dimuat oleh hasil fungsi tersebut
2. Gb. 2.11
Misal A = {a, b, c, d} dan B = {x, y, z} dan fungsi f: A
→ B yang didefinisikan dengan diagram panah adalah
suatu fungsi yang surjektif karena daerah hasil f adalah
sama dengan kodomain dari f (himpunan B).
3.Bijektif (Korespondensi Satu-
satu)
Suatu pemetaan f: A→B sedemikian rupa sehingga f merupakan
fungsi yang
injektif dan surjektif sekaligus, maka dikatakan “f adalah fungsi yang
bijektif” atau “ A
dan B berada dalam korespondensi satu-satu”.
Contoh:
Relasi dari himpunan A = {a, b, c} ke himpunan B =
{p,q, r} yang didefinisikan sebagai diagram di
samping adalah suatu fungsi yang bijektif.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datarHeri Cahyono
 
Matematika refleksi
Matematika refleksi Matematika refleksi
Matematika refleksi sartikot
 
kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang
kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruangkedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang
kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruangfitri mhey
 
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptxGibbonTamba1
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianFahrul Usman
 
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptxMuhammadYusro1
 
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitigaPanjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitigaMuhamad Husni Mubaraq
 
Ringkasan 32 keyword dalam c
Ringkasan 32 keyword dalam cRingkasan 32 keyword dalam c
Ringkasan 32 keyword dalam cAdyth d'BlackAnt
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanNia Matus
 
Presentasi matematika prisma segilima
Presentasi matematika prisma segilima Presentasi matematika prisma segilima
Presentasi matematika prisma segilima gemasyah
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03KuliahKita
 
3. PPT SPLDV SUPERVISI.pptx
3. PPT SPLDV SUPERVISI.pptx3. PPT SPLDV SUPERVISI.pptx
3. PPT SPLDV SUPERVISI.pptxRizkiKurniashih2
 
TEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
TEOREMA-TEOREMA LINGKARANTEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
TEOREMA-TEOREMA LINGKARANVeby Anggriani
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema PythagorasRahma Siska Utari
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangAna Sugiyarti
 

Mais procurados (20)

1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
 
Persamaan Trigonometri
Persamaan TrigonometriPersamaan Trigonometri
Persamaan Trigonometri
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 
Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)
 
Matematika refleksi
Matematika refleksi Matematika refleksi
Matematika refleksi
 
kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang
kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruangkedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang
kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang
 
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
 
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
 
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitigaPanjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
 
Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Ringkasan 32 keyword dalam c
Ringkasan 32 keyword dalam cRingkasan 32 keyword dalam c
Ringkasan 32 keyword dalam c
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
 
Presentasi matematika prisma segilima
Presentasi matematika prisma segilima Presentasi matematika prisma segilima
Presentasi matematika prisma segilima
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
 
3. PPT SPLDV SUPERVISI.pptx
3. PPT SPLDV SUPERVISI.pptx3. PPT SPLDV SUPERVISI.pptx
3. PPT SPLDV SUPERVISI.pptx
 
TEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
TEOREMA-TEOREMA LINGKARANTEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
TEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 

Semelhante a Kelompok 1 relasi dan fungsi

Relasi Dan fungsi X TKJ 2
Relasi Dan fungsi X TKJ 2Relasi Dan fungsi X TKJ 2
Relasi Dan fungsi X TKJ 2Ghiyats Bayu
 
Matematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan FungsiMatematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan FungsiMaydina Izzatul
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrithaqiemisme
 
Relasi & Fungsi
Relasi & FungsiRelasi & Fungsi
Relasi & Fungsiaufa24
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsiaufa24
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsisiska sri asali
 
Diskret V Relasi Fungsi
Diskret V Relasi FungsiDiskret V Relasi Fungsi
Diskret V Relasi FungsiRaden Maulana
 
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptxAnalisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptxhukatedy
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsiSiti Khotijah
 
PPT Relasi dan Fungsi
PPT Relasi dan FungsiPPT Relasi dan Fungsi
PPT Relasi dan FungsiNoraCantika
 
PPT DEsmaido Wilen Saragih, rELASI. pptX
PPT DEsmaido Wilen Saragih, rELASI. pptXPPT DEsmaido Wilen Saragih, rELASI. pptX
PPT DEsmaido Wilen Saragih, rELASI. pptXDesmaidoWilenSaragih
 

Semelhante a Kelompok 1 relasi dan fungsi (20)

Relasi Dan Fungsi
Relasi Dan FungsiRelasi Dan Fungsi
Relasi Dan Fungsi
 
X TKJ 2
X TKJ 2X TKJ 2
X TKJ 2
 
Relasi Dan fungsi X TKJ 2
Relasi Dan fungsi X TKJ 2Relasi Dan fungsi X TKJ 2
Relasi Dan fungsi X TKJ 2
 
Matematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan FungsiMatematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan Fungsi
 
Teori bahasa dan otomata 3
Teori bahasa dan otomata 3Teori bahasa dan otomata 3
Teori bahasa dan otomata 3
 
Fungsi Komposisi
Fungsi KomposisiFungsi Komposisi
Fungsi Komposisi
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsi
 
Relasi & Fungsi
Relasi & FungsiRelasi & Fungsi
Relasi & Fungsi
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsi
 
Relasi & fungsi
Relasi & fungsiRelasi & fungsi
Relasi & fungsi
 
Diskret V Relasi Fungsi
Diskret V Relasi FungsiDiskret V Relasi Fungsi
Diskret V Relasi Fungsi
 
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptxAnalisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
 
BAB 5.pptx
BAB 5.pptxBAB 5.pptx
BAB 5.pptx
 
FUNGSI (gita permata sari)
FUNGSI (gita permata sari)FUNGSI (gita permata sari)
FUNGSI (gita permata sari)
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 
PPT Relasi dan Fungsi
PPT Relasi dan FungsiPPT Relasi dan Fungsi
PPT Relasi dan Fungsi
 
PPT DEsmaido Wilen Saragih, rELASI. pptX
PPT DEsmaido Wilen Saragih, rELASI. pptXPPT DEsmaido Wilen Saragih, rELASI. pptX
PPT DEsmaido Wilen Saragih, rELASI. pptX
 
Matdis-Relasi Fungsi
Matdis-Relasi FungsiMatdis-Relasi Fungsi
Matdis-Relasi Fungsi
 

Kelompok 1 relasi dan fungsi

  • 1. Ketua Kelompok: Ghiyats Bayu Nama Anggota: Afif Jikri Bagas Ardi Karisma Muhammad Iqbal Rasyid Agam Kelas: X TKJ 2 SMK YADIKA 13
  • 3. A.Pengertian Relasi A.Pengertian Relasi Relasi adalah hubungan antara dua elemen himpunan. Hubungan ini bersifat abstrak dan tidak perlu memiliki arti apapun baik secara konkrit maupun secara matematis. Jika R suatu relasi yang menghubungkan dengan , maka kita dapat menulisnya dengan atau . Dimana x disebut prapeta y, ydisebut peta atau bayangan dari x (ditulis: y = R(x)). Himpunan A disebut daerah asal atau domain, himpunan B disebut daerah kawan atau kodomain dan himpunan yang dibentuk dari prapeta pada anggota A yang merupakan anggota himpunan B disebut daerah hasil atau range. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut. Contoh A = {a,b,c,d}, B = {1,3,2,4} dan R relasi dari A ke B yang ditunjukkan dengan “kuadrat dari”, maka relasi tersebut dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini.  Domain : {a,b,c,d}  Kodomain : {1,3,2,4}  Range : {1,3,2,4}
  • 4. Relasi dapat dinyatakan dengan tiga cara,yaitu Dengan Himpunan Pasangan Beruntun Dengan Diagram Panah Dengan Diagram Cartesius
  • 5. 1.Dengan Himpunan Pasangan Beruntun Relasi dari himpunan A ke himpunan B dapat dinyatakan dengan (x, y) jika x ∈ A dan y ∈ B Cara menyatakan relasi dengan himpunan pasangan berurutan adalah Pasangan diletakkan di dalam kurung dan dipisahkan oleh koma. Anggota himpunan pertama atau himpunan A diletakkan pada bagian depan Anggota himpunan kedua atau himpunan B diletakkan di belakang Misalnya: Nyatakan himpunan berikut dalam himpunan pasangan berurutan dengan relasi “kurang dari” Jika A = {1, 2, 3, 4} B = {1, 2, 3, 4, 5} Penyelesaian 1 kurang dari 2, 3, 4, 5 2 kurang dari 3, 4, 5 3 kurang dari 4,5 4 kurang dari 5 maka himpunan pasangan berurutnya adalah: {(1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (3, 4), (3, 5), (4, 5)}
  • 6. 2.Dengan Diagram Panah Langkah-langkah cara menyatakan relasi dengan diagram panah: a.Membuat dua lingkaran atau ellips b.Untuk meletakkan anggota himpunan A dan anggota himpunan B x=A diletakkan pada lingkaran A dan y=B diletakkan pada lingkaran B c. x dan y dihubungkan dengan anak panah d. Arah anak panah menunjukkan arah relasi e. Anak panah tersebut mewakili aturan relasi contoh :
  • 7. 3. Dengan Diagram Cartesius Pada diagram cartesius diperlukan dua salib sumbu yaitu; sumbu mendatar (horisontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang berpotongan tegak lurus. a.x=A diletakkan pada sumbu mendatar b. y=B diletakkan pada sumbu tegak c. Pemasangan (x,y) ditandai dengan sebuah noktah yang koordinatnya ditulis sebagai pasangan berurutan (x,y) Contoh:
  • 9. B.Pengertian Fungsi B.Pengertian Fungsi Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi yang memasangkan setiap elemen dari A secara tunggal, dengan elemen pada B. Pemetaan seperti ini biasa dinotasikan dengan f : x  y atau y  f(x) dibaca “f memetakan x ke y ” y dinamakan peta atau bayangan dari x oleh fungsi f. Himpunan semua peta/bayangan dari fungsi disebut daerah hasil (range).
  • 10. Sifat-Sifat Fungsi Injektif (Satu-satu) Surjektif (Onto) Bijektif (Korespondensi Satu-satu)
  • 11. Injektif (Satu-satu) Misalkan fungsi f menyatakan A ke B maka fungsi f disebut suatu fungsi satu- satu (injektif), apabila setiap dua elemen yang berlainan di A akan dipetakan pada dua elemen yang berbeda di B. Selanjutnya secara singkat dapat dikatakan bahwa f:A→B adalah fungsi injektif apabila a ≠ a’ berakibat f(a) ≠ f(a’) atau ekuivalen, jika f(a) = f(a’) maka akibatnya a = a’. Contoh: 1. Fungsi f pada R yang didefinisikan dengan f(x) = x2 bukan suatu fungsi satu-satu sebab f(-2) = f(2). Adapun fungsi pada A = {bilangan asli} yang didefinisikan dengan f(x) = 2x adalah fungsi satu-satu, sebab kelipatan dua dari setiap dua bilangan yang berlainan adalah berlainan pula.
  • 12. 2. Surjektif (Onto) Misalkan f adalah suatu fungsi yang memetakan A ke B maka daerah hasil f(A) dari fungsi f adalah himpunan bagian dari B, atau f(A) c B. Apabila f(A) = B, yang berarti setiap elemen di B pasti merupakan peta dari sekurang-kurangnya satu elemen di A maka kita katakan f adalah suatu fungsi surjektif atau “f memetakan A Onto B” Contoh: 1. Fungsi f: R→R yang didefinisikan dengan rumus f(x) = x2 bukan fungsi yang onto karena himpunan bilangan negatif tidak dimuat oleh hasil fungsi tersebut 2. Gb. 2.11 Misal A = {a, b, c, d} dan B = {x, y, z} dan fungsi f: A → B yang didefinisikan dengan diagram panah adalah suatu fungsi yang surjektif karena daerah hasil f adalah sama dengan kodomain dari f (himpunan B).
  • 13. 3.Bijektif (Korespondensi Satu- satu) Suatu pemetaan f: A→B sedemikian rupa sehingga f merupakan fungsi yang injektif dan surjektif sekaligus, maka dikatakan “f adalah fungsi yang bijektif” atau “ A dan B berada dalam korespondensi satu-satu”. Contoh: Relasi dari himpunan A = {a, b, c} ke himpunan B = {p,q, r} yang didefinisikan sebagai diagram di samping adalah suatu fungsi yang bijektif.