[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas perbedaan masa Praaksara dan masa Aksara, serta cara masyarakat masa Praaksara mewariskan masa lampaunya melalui tradisi lisan seperti mitos, legenda, dan dongeng yang diwariskan secara turun temurun. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis folklore, mitologi, legenda, lagu daerah, serta upacara adat yang menjadi jejak sejarah masyarakat di berbagai daerah
15. Apa arti masa
Praaksara ?
Masa Praaksara adalah
masa dimana masyarakat
belum mengenal tulisan.
16. Apa arti masa
Aksara ?
Masa Aksara adalah masa
dimana masyarakat sudah
mengenal tulisan.
17. Cara Masyarakat Masa Praaksara
Mewariskan Masa Lampaunya
1. Tradisi dalam Kehidupan
Masyarakat, yaitu: menggunakan
“Tradisi Lisan.”
Tradisi Lisan antara lain:
Mitos
Legenda
Dongeng
18. Cara Masyarakat
Masa
Praaksara
Mewariskan Masa Lampaunya
• Tradisi lisan ini diwariskan dan disebar
luaskan.
• Dan tradisi lisan juga merupakan
simbol identitas bersama.
• Salah satu contoh “Tradisi Lisan” yang
tergolong mitos adalah mitos Kanjeng
Ratu Kidul.
19. Cara Mewariskan
Masa Lampau
1.Pelatihan dan peniruan.
Contohnya:
Kepandaian membuat alat-alat
dari batu maupun besi kita
wariskan kepada generasi
selanjutnya.
20. Cara Mewariskan
Masa Lampau
2. Penuturan,yakni
Dengan cara menuturkan secara lisan.
Artinya:
Kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki oleh masyarakat diwariskan
dengan cara dituturkan kepada generasi
selanjutnya.
21. Cara Mewariskan
Masa Lampau
3. Hasil Karya,
Masyarakat tak mengenal TULISAN ,
Tapi mempunyai AKAL.
BUDAYA
Budaya untuk DIWARISKAN
Akal menciptakan
Diwariskan kepada
GENERASI
SELANJUTNYA.
24. Ciri-ciri Folklore :
1) Folklore milik bersama karena folklore bersifat
anonim, pencipta pertama sudah tidak diketahui lagi.
2) Penyebaran & pewarisannya dilakukan secara lisan.
3) Folklore hadir dalam versi yang bervariasi
disebabkan penyebarannya secara lisan.
4) Folklore bersifat tradisional,yakni disebarkan dalam
bentuk relatif tetap atau standar.
26. 1. Folklore Lisan
a. Puisi rakyat,misalnya pantun.
Contoh:
wajik klethik gula Jawa (isih cilik
sing prasaja)
b. Pertanyaan tradisional ,seperti
teka-teki.
Contoh:
Binatang apa yang perut,kaki, dan
ekornya semua di kepala?
Kutu Kepala.
27. 1. Folklore Lisan
c. Bahasa Rakyat,
seperti LOGAT :
(Jawa, Banyumasan, Sunda, Bugis,dll)
dan
(si pesek, si botak,si gendut)
serta,GELAR KEBANGSAWANAN
(raden mas, teuku, dll).
28. 1. Folklore Lisan
d. Ungkapan tradisional,seperti
PERIBAHASA/PEPATAH:
Contoh:
Seperti telur di ujung tanduk
(keadaan yang gawat)
Koyo monyet kena tulup atau
seperti kera kena sumpit
(untuk menggambarkan orang yang bingung)
e. Cerita prosa rakyat,
misalnya: mite,legenda,dan dongeng.
29. 2. Folklore sebagian Lisan
adalah folklore yang bentuknya
merupakan campuran unsur lisan &
bukan unsur lisan,seperti:
Kepercayaan rakyat/takhayul
Permainan Rakyat
Tarian Rakyat
Adat Istiadat
Pesta Rakyat
Dll.
30. 2. Folklore Bukan Lisan
(non verbal folklore)
Adalah folklore yang bentuknya
walaupun
31. 2. Folklore Bukan Lisan
(non verbal folklore)
Contohnya:
Arsitektur Rakyat (Bentuk Rumah)
Kerajinan Tangan
Pakaian dan Perhiasan
Dll.
33. Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap
benar-benar
terjadi
& bertalian dengan terjadinya tempat, alam
semesta, para dewa, adat istiadat,
kisah,percintaan
dan konsep dongeng suci.
37. Legenda...
Legenda dapat dibagi menjadi
empat kelompok ,yaitu:
1. Legenda keagamaan,contohnya
legenda Wali Songo.
2. Legenda tentang ALAM GAIB
,contohnya legenda tentang
makhluk halus ,misalnya:
Peri
Sundel Bolong
39. 4. Lagu...
Lagu adalah ragam irama suara
yang berirama
atau
Soleram (Riau)
Potong Bebek (Nusa Tenggara Timur)
Sue Ora Jamu
Rujak Ulek
Bengawan Solo (Jawa)
O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara)
41. Tradisi Sejarah
Masyarakat di Berbagai
Daerah Di Indonesia
a. Wayang
b. Upacara Labuhan
c. Upacara Gerebeg dan
Sekaten Keraton Yogyakarta
d. Tradisi Hari Raya
e. Adat & Tata Cara Penguburan
f. Adat Perkawinan
42. Pertunjukan wayang awalnya merupakan
pemujaan arwah nenek moyang .
Dan sekarang wayang menjadi
salah satu pertunjukan tradisional
warisan budaya leluhur.
58. B. Upacara
Labuhan
Upacara labuhan
yaitu upacara mengirimkan
Barang
dan
Sesaji
ke tempat – tempat yang dianggap
keramat dengan maksud sebagai
penolak bala keselamatan masyarakat.
63. B. Upacara
Labuhan
Upacara
Labuhan
merupakan adat turun – temurun
sejak Panembahan Senopati memegang kekuasaan
di Mataram.
Upacara ini sebagai persembahan sesaji kepada
makhluk halus yang telah memberikan perlindungan
bagi rakyat dari
Panembahan Senopati.
67. Yaitu pada hari :
1. Kelahiran
Nabi Muhammad SAW
(Gerebeg Maulud tanggal 12 Mulud),
(Gerebeg Pasa)
Pada tanggal 1 Syawal setelah umat Islam
menjalankan puasa selama 1 bulan
3. Hari Idul Adha/Kurban
(Gerebeg Besar)
Pada tanggal 10 besar.
75. Bangsa Indonesia
terdiri atas bermacam-macam suku
bangsa dengan adat istiadat yang
berbeda pula,
Hal inilah yang menyebabkan
dan
yang
berbeda – beda.
76. Pernikahan Adat Jawa
Budaya Indonesia
sangat kaya akan tradisi yang
menarik dan unik,
yang harus kita
PERTAHANKAN
kelangsungannya.
Tradisi Jawa khususnya yang
sangat indah
penuh dengan makna.
79. Tumbuhan dan Daun-Daunan:
Dua Pohon pisang dengan setandan
pisang masak pada masing-masing pohon,
melambangkan
suami yang akan menjadi kepala rumah
tangga yang baik
dan pasangan yang akan hidup baik dan
bahagia dimanapun mereka berada
(seperti pohon pisang yang mudah
tumbuh dimanapun).
82. Tumbuhan
dan Daun-Daunan:
Berbagai macam daun seperti
1. daun beringin,
2. daun mojo-koro,
3. daun alang-alang,
4. dadap serep,
Sebagai simbol kedua pengantin
akan hidup aman dan keluarga
mereka terlindung dari mara
bahaya.
83. 2.Upacara Siraman
Upacara siraman ini
dilangsungkan sehari
sebelum akad nikah
Pengantin putri pada upacara
siraman sebaiknya mengenakan
kain dengan motif
Grompol
yang dirangkapi dengan
kain mori putih bersih
sepanjang dua meter
dan pengantin putri rambutnya
terurai.
85. 3.Ngerik
Setelah upacara Siraman,
pengantin perempuan duduk
di dalam kamarnya.
Pemaes lalu mengeringkan dan memberi
pewangi di rambutnya, kemudian rambutnya
dibentuk
konde.
Setelah itu Pemaes mulai
mendandani wajah sang pengantin.
Lalu sang pengantin akan dipakaikan baju
kebaya dan kain batik.
88. Kendi yang digunakan untuk siraman diambil.
Ibu pengantin perempuan
Atau
Pameas(untuk siraman pengantin pria)
Atau
orang yang terakhir akan memecahkan kendi dan
mengatakan: "Wis Pecah Pamore"
- artinya sekarang sang pengantin siap untuk menikah.
89. 5. Pangkas Rikmo
lan Tanam Rikmo
Acara memotong
sedikit rambut pengantin
perempuan
dan potongan rambut tersebut
ditanam di rumah
belakang.
90. Midodaren merupakan upacara menjadikan sang
pengantin perempuan secantik
dewi Widodari.
Dari jam 6 samapai tengah malam,pengantin
perempuan bersama kerabat keluarganya akan
bercakap-cakap dan memberikan nasihat kepada
pengantin perempuan.
91. Nyantri
Selama upacara midodaren berlangsung,
calon mempelai pria
tidak boleh masuk
menemui keluarga calon mempelai perempuan.
Selama keluarganya berada di dalam rumah,
ia hanya boleh duduk di depan rumah ditemani
oleh beberapa teman
atau anggota keluarga.
92. 7.Dodol Dhawet
Kedua orangtua pengantin
wanita berjualan minuman
dawet yaitu minuman
manis
,
para tamu membayarnya
dengan uang kreweng.
Tujuan dodol dawet ini
agar banyak tamu yang
datang.
93. 8.Serah -Serahan
Setelah dicapai kata
sepakat oleh
kedua belah pihak
orang tua tentang
perjodohan putraputrinya,
maka dilakukanlah
'serah-serahan' atau
disebut juga
'pasoj tukon'.
94. 9.Upacara Ijab Kabul
Yang perlu mendapatkan perhatian ialah
selama upacara akad nikah pengantin putra
boleh mengenakan keris (keris harus dicabut
terlebih dahulu) dan kain yang dipakai oleh
kedua pengantin tidak boleh bermotif
hewan
begitu pula blangkon yang
dipakai pengantin putra.
102. 14.Sindur Binayang
ibu pengantin perempuan menyampirkan
kain sindur
sebagai tanda bahwa sang ayah
menunjukkan jalan menuju kebahagiaan
dan sang ibu memberikan dukungan
Moral.
103. 15.Pangkon pengantin duduk
Pasangan
di pangkuan ayah pengantin perempuan,
dan sang ayah akan berkata bahwa berat mereka sama,
berarti bahwa
cinta mereka sama-sama kuat
dan juga sebagai tanda kasih sayang orang tua terhadap
anak dan menantu sama besarnya.
105. 17.Tukar Kalpika
Mula-mula, pengantin pria
meninggalkan kamarnya dengan diapit
oleh anggota laki-laki keluarga
(saudara laki-laki dan paman-paman).
Seorang anggota keluarga
yang dihormati terpilih
untuk berperan sebagai kepala
rombongan.
106. 17.Tukar Kalpika
Pada waktu yang sama,
pengantin perempuan
juga meninggalkan kamar sambil diapit oleh bibi-bibinya
Sekarang kedua pengantin duduk di meja
dengan wakil-wakil dari masing-masing keluarga,
dan kemudian saling menukarkan cincin
sebagai tanda
Cinta
107. 18. Kacar Kucur
Pasangan pengantin berjalan
dengan memegang jari kelingking pasangannya,
ke tempat ritual kacar-kucur .
Pengantin pria akan menuangkan
kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras ketan,
bunga dan uang logam (jumlahnya harus genap)
ke pangkuan perempuan
sebagai simbol pemberian nafkah.
108. 18. Kacar Kucur
Sedangkan,
Pengantin perempuan
menerima hadiah ini
dengan dibungkus kain putih
yang ada di pangkuannya
sebagai simbol istri
yang baik dan peduli.
109. 19. Dahar Klimah
Kedua pengantin
saling menyuapi nasi satu
sama lain yang melambangkan
kedua mempelai akan hidup
bersama dalam
susah dan senang
dan saling menikmati
milik mereka bersama.
110. 20. Rujak Degan
Acara pembuka
untuk
anak pertama,
memohon supaya
segera memiliki
anak.
Rujak degan
112. 22. Mertui
Orang tua pengantin perempuan
menjemput orang tua pengantin laki-laki
di depan rumah untuk berjalan bersama
menuju tempat
“Upacara. “
Kedua ibu berjalan di depan, kedua ayah
di belakang. Orangtua pengantin pria
duduk di sebelah kiri pasangan
pengantin, dan sebaliknya.
115. 24. Resepsi Pernikahan
Setelah semua upacara selesai dilakukan,
saatnya untuk resepsi pernikahan
dan para tamu mulai makan makanan
dan minum minuman
tradisional Jawa
dengan disertai tari tradisional Jawa
dan musik gamelan.
Acara foto-foto dan salam-salaman dengan kedua
pengantin juga dilangsungkan.
118. 1. PERSIAPAN DAN
PEMBUKAAN
A.
Jak Keumalen / Cah Roet
adalah sebagai tahap awal dalam menjajaki /merintis
B.
Jak Lake Jok Theulangke / Jak Ba Ranub
Meminang/Lamaran
Ortu pihak linto memberi theulangke (utusan) dengan
membawa sirih, kue-kue dan lain-lain. Pada theulangke, pihak
linto sudah mulai mengemukakan hasratnya kepada putri yang
dimaksud.
C.Jak ba tanda / Bawa tanda
Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat (tanda jadi)
120. Tanah Gayo berada di Aceh
tengah, yaitu Takengon, yang dikenal
juga dengan Aceh Lut. Bukan hanya
Danau Laut Tawar-nya yang indah
dan dingin bersuasana “puitis”,
prosesi adat pengantinya pun unik.
Busana, tata rias dan aksesoris dan
sanggul nan spesifik serta khas,
mencirikan budaya yang
melambangkan kejayaan masyarakat
Gayo.
RISIK KONO,)
MUNGINTE,
122. BOMERIASI
KH (Aceh
Barat)
MEULABOH terletak di
pesisir barat Aceh, dengan
masuknya pengaruh
kebudayaan Eropa, China
dan Hindia akan
menampakkan dominasi
budaya luar tersebut,
termasuk prosesi acara
perkawinannya.
123. Merisi
k
MERISIK, sebelum lamaran, pihak CMW (Linto Baro) mengirim utusan
seorang utusan (teulangke) biasanya tante CMP, untuk memantau sikon
tentang CMW (Dara Baro) apakah sang gadis sudah ada yang melamar
atau belum. Bila informasi serta lamaran diterima , maka ditentukan hari
untuk Jak Ba Ranub(membawa sirih) dan memberi Jak Ba Tanda berupa
perhiasan emas sebagai tanda pengikat. Dalam kesempatan itu juga
dibicarakan tentang jadwal prosesi pernikahan. Jika dalam kesepakatan
tersebut pihak CMW membatalkan ikatan tersebut maka pihak CMW
berkawajiban membayar 3 kali lipat (kalau adat Gayo hanya 2 kali lipat)
dan jika pihak CMP yang membatlkan maka tanda pengikat tersebut
dianggap gangus.
124. B
O’
H
G
A
C
A
BO’H GACA (Pemberian inai = Midodareni/adat jawa), 7 hari sebelum
hari “H”, dirumah CMW diadakan acara peu ek sampangan, yaitu
mendekor langit-langit rumah dengan kain yang ditata rapi lalu
diletakkan bulan bintang dari sulaman benang emas. Dibawah
sampangan kemudian dibuat pelaminan untuk bersanding dan
diletakkan kasur meusujo(tempat duduk untuk CMW saat acara BO’H
GACA, dalam kesempatan ini CMW diukir telapak tangan dan tumit
kakinya dengan inai, setelah itu dia boleh berhandai-handai dengan
keluarga dan teman-temannya sampai larut malam, malam ber’inai ini
bisa berlangsung sampai tengah malam.
125. sebelum siraman dimulai, terlebih dahulu dilakukan
acara peusijuek (upacara tepung tawar) CMW
dipangku oleh keluarga terdekatnya. Air siraman
diletakkan dalam 7 buah bokor yang telah dibungkus
dengan kain warna-warni, salah satunya diletakkan
bo’h jeruju(sebentuk burung terbuat dari janur).
126. D. Perkembangan Penulisan
Sejarah di Indonesia
Di bagi menjadi 3 :
a. Historiografi Tradisional
Ciri-ciri dari historiografi tradisional =
1. Religio Sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan
pada raja/keluarga raja (keluarga istana).
2. Bersifat Feodalistis-aristokratis
3. Religio matis
4. Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal
dan hal-hal yang nyata
127. D. Perkembangan Penulisan
Sejarah di Indonesia
5. Tujuan penulisan sejarah
tradisional untuk menghormati dan
meninggikan kedudukan “RAJA”
6. Bersifat regio-sentris (kedaerahan)
7. Raja dianggap mempunyai
kekuatan gaib
128. b. Historiografi Kolonial
Membahas penjajahan Belanda atas
bangsa Indonesia oleh Belanda.
Contoh historiografi Kolonial, antara lain
sebagai berikut :
1) Indonesian Trade and Society karangan
Y.C.Van Leur.
2) Indonesian Sociological Studies karangan
Schrieke.
3) Indonesian Society in Transition karangan
Wertheim.
129. c. Historiografi Nasional
Ciri-cirinya :
1. Mengingat adanya character
and nation building.
2. Indonesian Sentris.
3. Sesuai dengan pandangan
hidup bangsa Indonesia.
4. Ditulis oleh asli orang
Indonesia, mereka menjiwai dan
tak lupa membuatnya dalam
nemtuk ILMIAH.
130. Contoh Historiografi
Nasional, antara lain :
1. Sejarah Perlawanan-perlawanan Terhadap
Kolonialisme dan Imperialisme editor
Sartono Kartodirjo.
2. Sejarah Nasional Indonesia, Jilid I sampai
dengan VI, editor Sartono Kartodirjo.
3. Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah
Asia Tenggara, karya R.Moh.Ali.
4. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia,
Jilid I sampai dengan XI karya A.H.Nasution,
dsb.
131. 2. Perkembangan
Penulisan Sejarah di
Indonesia
Sejarah Lama
•
1. Disebut sejarah konvensional, sejarah
tradisional.
2. Mono dimensional
3. Pemaparan deskripstif-naratif
4. Ruang cakup terbatas
5. Tama terbatas (sejarah politik lama/sejarah
ekonomi lama)
6. Tanpa pendekatan ilmu-ilmu sosial
7. Para pelaku condong terhadap RAJA-RAJA
WWW.YOUR-COMPANY-URL.COM
132. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Disebut sejarah baru, sejarah ilmiah/sejarah TOTAL
Multi Dimensional
Para pelaku segala lapisan masyarakat
Tema luas dan BERAGAM
Ruang cakup luas, termasuk PENGALAMAN
Pemaparan analitis-kritis
Menggunakan pendekatan interdisiplin ilmu-ilmu
sosial. (politokologi, ekonomi, sosiologi,
antropologi, geografi, demografi, spikologi).
133. 3. Sejarah di Tengah
Konsep-konsep Ilmu-Ilmu
Sosiologi
Para sejarawan mulai mengenal dan
menggunakan sejumlah konsep-konsep.
Contohnya :
Konsep Pendekatan Disipliner.
Revolusi Amerika atau Perang Kemerdekaan
Amerika, misalnya tidak cukup dipahami
permukaan saja sebagai suatu konflik/
perang antara Inggris dan Koloni-kolomi
Amerika.
134. Konflik itu dapat dilihat dari dimensidimensi lain perspektif polotik melihat
sebagai suatu PEREBUTAN
KEKUASAAN ;
Perspektif sosiologis melihat sebagai
interaksi yang tidak semetris antara
orang-orang Inggris induk dengan para
koloninya.