Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pandangan beberapa orang Indonesia mengenai sistem pendidikan di Swedia, yang mencakup fleksibilitas perkuliahan, penekanan pada kreativitas dan berpikir kritis, serta hubungan yang egaliter antara dosen dan mahasiswa.
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Ipb
1. Chalmers University of Technology
Eat, Pray and Love : Why Sweden?
50th Life science th (QS University) 100th engineering(QS University)
10th (ARWU)
Ibrahim Kholilul Rohman
Division of Technology and Society
Department of Technology Management and Economics
6. Chalmers University of Technology
HDI
Quality of life Per capita income
E-readiness index
7. Chalmers University of Technology
Information society
• In November 2009, the Government decided on a Broadband Strategy for
Sweden. The objective of this Strategy is that by 2020, ninety per cent of
households and businesses in Sweden should have access to broadband at a
rate of at least 100 Mbps,
• and that all households and businesses should have good opportunities to
use electronic public services and other services via broadband.
12. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Arradi Nur Rizal (Koordinator/Ketua PPI Swedia-KTH)
Flexible, absen tidak penting dan karena sebagian besar lecture di rekam, maka murid
tidak perlu datang ke kampus dan bisa belajar dari rumah.
Belajar tidak karena financial motive, biasanya di indonesia orang ingin mendapatkan
gelar supaya gampang naik pangkat atau mendapat pendapatan yang lebih tinggi.
Tetapi karena di Swedia orang2 pendapatannya hampir sama, dan tingginya pendidikan
tidak terlalu mepengaruhi pendapatan, maka pendidikan tidak terlalu di perlukan.
Sehingga orang orang yang berniat ke sekolah lagi adalah orang orang yang benar
benar mengejar ilmu.
Di setiap universitas ada yang namanya incubator untuk membantu para mahasiswa
yang ingin membuka usaha dengan cara menmberikan consulting di bidang finance
dan legal.
Semua professor yang aku tahu berpendapat kalau, universitas itu sebagai tempat
untuk ”create knowledge” bukan ”transfer knowledge”. Hal ini menyebabkan tidak
ada arogansi dari para pengajar dan mengajak para murid untuk berpikir secara kritis.
Dan para pengajar pun akan terus terang jika ada sesuatu yang dia tidak tahu.
13. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Ferry A Viawan (Sinclair Knight Merz, Perth)
1) Kejujuran & sportifitas
Siswa ditanamkan pentingnya kejujuran & sportivitas. Kebiasaan ini ditanamkan sejak
pendidiakan awal (TK/SD) dan berlanjut sampai ke level university.
2) Kreatifitas
Siswa dibiasakan untuk kreatif sejak pendidiakan awal (TK/SD). Kebiasaan ini berlanjut
sampai ke level university dan akhirnya membawa Swedia sebagai Negara dengan kreativitas
tertinggi di dunia(the Global Creativity Index, published by the Martin Prosperity Institute,
2011)
14. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Muhammad Reza Prisman (Linkoping University/ Dinas Perhubungan Brebes)
Salah satu yang menarik adalah, bahwa untuk dapat masuk di Higher education, siswa
harus lulus 90% dari pass rate mereka di Upper secondary, dan aktif dana ekstra
kurikuler. Tidak seperti di Indonesia, dimana berapapun nilai siswa, mereka pasti dapat
melanjutkan ke perguruan tinggi (selama ada biaya).
Higher education pun sangat menarik sistemnya, dalam dua tahun pertama, mereka
mendapatkan gelar Diploma (Ahli Muda - sistem Indonesia), bila mereka melanjutkan
satu tahun lagi di program yang sama, mereka mendapat gelar Bachelor (Ahli Madya
s/d Sarjana - sistem Indonesia), dan bila masih ingin melanjutkan satu sampai dua
tahun lagi, akan mendapat gelar Master.
15. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Indira Nurdiani (IBM, Blekinge Tekniska Högskola)
Kelebihan menuntut ilmu di Swedia.
To put it simply.
Loe keluar kelas berasa lebih tau tentang bidang study itu. Pendidikan di swedia mnrt gw itu
nyiapin loe buat masa depan, bukan buat saat ini doang. Dosen2 nya accessible dan terbuka dgn
smua argumentasi loe asal ada backup nya. Ga stuju ama dosen ga masalah yg penting sopan dan
ada essence nya.
Loe jg dituntut untuk versatile..berani push beyond the boundary. Maksudnya, dosen paling
seneng klo murid ga cuma liat textbook atau lecture slides nya dia. Baca paper/journal terbaru atau
tanya2 ke industry (biasanya assignments itu menuntut loe utk itu). Dosen jg biasanya paling
seneng klo kita jg liat2 literature dr bidang study lain, misal software engineering itu banyak
kaitannya dgn anthropology dan cognitive science.
Kalau kita berani adapt approaches dari bidang lain yang bs mendukung, pasti dosen nya akan
makin support. Trus sebagai murid loe ngerasa dihargain, karena loe dibiasain presentasi hasil
kerjaan dan written assignments pasti loe dikasi feedback yang positive dan jg suggestions for
improvements. Berasanya dosen itu care ama loe
16. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Natanael Yuyun Suryadi (Unilever, Gothenburg University)
Swedish education emphasizes critical thinking, where students can challenge
the well established theory and concept, provided that they have sound based
argument for such opposition.
There is very few case of plagiarism, since the authenticity of the academic
work is rigorously verified, and professor will highly value original ideas and
creative thoughts for any subjects. Sweden has egalitarian culture, in which
people are regarded equal, and no special status or privilege given due to
social class or profession. Thus, there is no distance in the interaction between
professor and students, enabling close relationship, where professor is the
learning partner of the students.
17. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Isroi (IPB, UGM, Chalmers University of Technology)
Mahasiswa S3 di sini dianggap employee dan dapat tugas ngajar juga.
Rasanya ini tidak ada di Indonesia. Kadang-kadang saja saya di minta mengisi
kuliah. Atau paling banter presentasi di depan mahasiswa yang lain.
Tampaknya, ini sama juga dengan pelajaran di sekolah SD. Pendidikan SD di
Indonesia jauh lebih berat daripada pendidikan SD di swedia. Perasaan anak
saya yang sekolah SD di sini lebih banyak mainnya.
Anehnya, kenapa ya..Swedia bisa lebih maju?
Di sini mahasiswa dipacu kreatifitasnya dan didukung dengan fasilitas yang
lebih lengkap. Dosen di Indo, kadang-kadang kiler-kiler dan - menurut saya-
bisa membunuh kreatifitas mahasiswanya.
18. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Charlie Tj (”Sebuah perusahaan di Singapore”, KTH)
Mungkin pertama2 karena pengaruh budaya masyarakat-nya yang lebih fokus
pada pengembangan diri, sehingga para mahasiswa (setidaknya mahasiswa
master) tidak terfokus pada nilai semata, tapi lebih karena mereka memang
tertarik pada topik bahasan-nya itu sendiri. Selain itu industri yang
mempekerjakan lulusan universitas juga tidak terfokus pada nilai akademis,
akan tetapi potensi dan kemauan seseorang untuk bekerja yg lebih
diutamakan.
Studi di Swedia juga lebih mengutamakan diskusi daripada metode mengajar
spartan ala kebanyakan negara2 Asia pada umumnya. Sangat sering ujian
diberikan dalam bentuk proyek ataupun home exam untuk menguji konsep,
pemahaman yang juga memberikan pengalaman mengerjakan kasus2 yang
sangat sesuai dengan dunia kerja. Untuk apa menghafal isi buku kalau buku
tersebut dapat diakses setiap saat. Kemampuan berpikir kritis dan berargumen
lebih dinilai harganya daripada hanya sekedar menyerap isi buku
19. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Nuri Ericsson (University of Paris, Lund University)
Kelebihan pendidikan Swedia
1. Bhs Inggris jadi bahasa umum, termasuk sidang akhir disertasi -- di Pcis,
bhs Inggris cuma diijinkan di kampus/fakultas/departemen tertentu aja.
2. Yg namanya 'internasional' ya beneran global -- di Pcis, yang disebut
'internasional' tuh negara2 francophone doang.
3. Disertasi nggak punya batasan jumlah halaman -- di Pcis, ada batasan
minimal 200 halaman.
4. Referensi/bibliografi-nya bersifat global -- di Pcis, sebagian besar referensi
berbahasa Pcis.
5. Profesorku yang dari Lund bisa bahasa Inggris dan Pcis -- profesorku di
Paris-8 bisa bahasa Inggris tapi nggak bisa bahasa Swedia.
20. Chalmers University of Technology
What do they think of Sweden
Hari Priyadi (Native of Bogor, Kehutanan IPB, Swedish University of Agricultural Sciences)
Swedia juga sangat bagus utk belajar tentang manajemen hutan temperate.
SLU merupakan Universitas yg bagus utk belajar ilmu-ilmu pertanian,
kedokteran hewan,Landscape dan Kehutanan (heheh promosi..sori ya mas).
Coba nanti saya cari figure ttg kehutanan di Swedia, tapi yg jelas hutan dan
kehutanan berkontribusi besar bagi ekonomi dan lingkungan di Swedia. IKEA
sangat tergantung dg kelestarian raw material, selain industri Plywood,
furniture, pulp and paper.
Swedia juga donor yg besar bagi kegiatan-kegiatan kehutanan di dunia.
Institusi spti FORMAS, Sida bnyk memberikan bantuan dana bagi proyek-
proyek kehutanan di dunia termasuk Indonesia.
27. Chalmers University of Technology
Scholarship
The Swedish Institute Study Scholarships
(http://www.studyinsweden.se/Scholarships/SI-
scholarships/The-Swedish-Institute-Study-Scholarships/)
The Swedish Institute Study Scholarships target highly-qualified
students from the countries listed below. About 120 scholarships
will be awarded for studies in Sweden, starting in August 2012.
The scholarship covers both living costs and tuition fees.
Please note that in order to apply for a Swedish Institute Study
scholarship the student must first be admitted to a Swedish
university/university college. The application period for study
programs opens 1 December, 2011.
The application period for Swedish Institute Study scholarship will
be March 14-25, 2012.
28. Chalmers University of Technology
PPI Swedia
(http://www.ppiswedia.se/ppi/)
Website Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Swedia adalah
wadah jaringan informasi untuk semua pelajar Indonesia yang
sedang, akan, dan pernah menimba ilmu di Swedia
29. Chalmers University of Technology
Recommended link
http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/08/inilah-metode-pendidikan-anak-
anak-sekolah-di-swedia-negeri-sang-“nobel”/
Tulisan Ibu Irma Priyadi