Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Catatan fosil digunakan untuk memahami sejarah kehidupan di bumi dan hubungan evolusi antar organisme
2. Batuan sedimen kaya akan fosil karena sisa-sisa organisme dapat terawetkan
3. Umur fosil ditentukan secara relatif berdasarkan lapisan batuan dan secara absolut menggunakan peluruhan isotop radioaktif
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Melacak filogeni
1. Melacak filogeni
Oleh
Kelompok 3
1. Erma Indriyana
2. Fitri mulyana
3. Ima ristiana
Pendidikan Biologi
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung
2015
Dosen :
Gress Maretta, M.Si
2. Catatan fosil dan waktu geologis
Catatan fosil dan waktu geologis
Fosil adalah sisa-sisa atau jejak terawetkan dari
organisme yang hidup dimasa lampau, yang
merupakan dokumen historis biologi
Catatan fosil (fossil record) adalah susunan teratur
dimana fosil menegendap dalam lapisan, atau strata,
pada batuan sedimen yang menandai berlalunya
waktu geologis. Para ahli paleontology
mengumpulkan dan menginterprestasikan fosil dan
menentukan umurnya.
3. Batuan sendimen merupakan sumber fosil
yang paling kaya
Batuan sedimen (batuan endapan) terbentuk dari lapisan
mineral yang menegndap dan memisah dari air. Pasir dan
endapan lumpur yang sudah lapuk dan tererosi dari tanah
dibawa oleh sungai ke laut atau ke rawa, dimana partikel-
partikel itu akan mengendap kebagian dasar.
Sedimen akan menumpuk dan menekan endapan yang lebih tua
di bawahnya menjadi batu pasir menjadi batu pasir lumpur
menjadi serpihan.
Ketika bentuk kehidupan akuatik dan organism darat yang
terbawa ke lautan dan rawa itu mati, organisme yang mati
tersebut akan mengendap juga bersama-sama dengan sedimen
tadi. Sebagian kecil dari mereka kemudian akan terawetkan
menjadi fosil.
4. Lanjutan…..
Bahan organik dari organisme mati yang terkubur
dalam sedimen tersebut umunnya terurai dengan
cepat. Namun demikian, bagian keras yang kaya
mineral, seperti cangkang invertebrata dan protista,
serta tulang-tulang dan geligi vertebrata, bisa tetap
bertahan sebagai fosil. (gambar 1a)
Banyak diantara relika ini menjadi lebih keras lagi dan
terawetkan oleh perubahan-perubahan kimia, dalam
keadaan yang tetap, mineral yang larut dalam air
tanah akan merembes kedalam jarngan oranisme yang
telah mati itu dan menggantikan bahan organiknya.
Tumbuhan dan hewan tersebut kemudian berubah
5. Lanjutan…
Para ahli paleontologi telah menemukan daun tumbuhan
berumur jutaan tahun yang masih tetap hijau karena
mengandung klorofil dan terawetkan dengan cukup bagus
sehingga komposisi bahan organiknya masih bisa dianalisis.
Fosil bahan tumbuhan yang paling umum ditemukan adalah
serbuk sari / pollen yg memiliki pembungkus keras dari bahan
organik yg bisa melawan proses pembusukan. (gambar 1.d)
Para ahli paleontologi dalam banyak penggalian sama sekali
bukan lagi sisa-sisa organisme yang sesungguhnya, tetapi
merupakan bebatuan yang membentuk replika organisme
tersebut. Fosil ini terbentuk ketika organisme yang mati terjerat
dalam sedimen, mengalami pembusukan, dan meninggalkan
cetakan kosong yang menjadi terisi dengan mineral yang larut
dalam air. (gambar 1e)
6. Galeri Fosil
1c.Pohon yg telah membatu didaerah
Arizona berumur 190 jt thun
1a. Batuan
sendimen.
Cangkang
invertebrata dan
fosil lain 15jt
tahun terdapat pd
sendimen ini
1b. Tengkorak
Australopithecus
africanus, nenek
moyang manusia
yg hidup 2,5 jt
thn silam
Fosil ini bisa
lebih keras lg
karena mineral
menggantikan
bahan organiknya
1d. Daun berumur 40 jt tahun,
masih mengandung bahan organik
7. Lanjutan….
Para ahli paleontologi mengkaji bagaimana hewan
yang meninggalkan jejak tersebut hidup dengan
melihat fosil jejak terbentuk pada bebatuan.
Sebagai contoh bekas-bekas jejak dinasourus
memberikan petunjuk mengenai pergerakan hewan
tersebut, langkahnya (pola pergerakan tungkai),
panjang langkah dan kecepatannya. (gambar 1f)
Jika suatu organisme mati di tempat dimana bakteri
dan fungi tidak dapat membusukkan bangkainya,
keseluruhan tubuh, termasuk bagian-bagian yang
lunak, bisa terawetkan sebagai fosil. Contohnya
kalacengking. (gambar 1g)
8. 1e. Invertebrata yg disebut brachiopoda yg berumur 375jt thun silam, meluruh dan meninggalkan
bentukan yg terisi dgn mineral yg terlarut dlm air. Wujud yg terbentuk ketika mineral mengeras
merupakan replika oeganisme. 1f. Fosil jejak kaki dinosaurus berumur 150 jt tahun silam di
Coloroda. 1g. Kalajengkin berumur 30jt tahun yg tertanam dlm amber (resin yg mengeras dari
sebuah pohon)
Gambar. 1e
Gambar 1f
Gambar 1g
9. Para ahli paleontology menggunakan beraneka
ragam metode untuk memperkirakan usia fosil
1.Penentuan-Umur Relatif
Terjebaknya organisme mati dalam sidemen akan membekukan
fosil untuk selamanya. Dengan demikian, fosil yang terdapat
dalam lapisan batuan sedimen itu merupakan contoh lokal
organisme yang hidup pada waktu sedimen itu diendapkan.
Karena sedimen yang lebih muda akan menekankan sedimen
yang lebih tua, tebal lapisan sedimen ini akan memberikan
berapa umur relative fosil tersebut.
10. Lanjutan….
Dengan mempelajarai banyak tempat yg berbeda, para ahli
geologi telah membuat suatu skala waktu geologis (geological
time scale) dengan urutan masa-masa (period) ini
dikelompokkan kedalam empat zaman (era) : yaitu zaman
Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Senozoikum.
Masing-masing zaman mewakili kala yg berbeda dlm sejarah
bumi dan kehidupannya.
Kepunahan masal juga menandakan banyaknya batasan anatara
masa dan zaman. Sebagai contoh, permulaan masa kambrium
digambarkan oleh suatu keanekaragaman besar hewan
terfosilisasi yang tidak ada dalam batuan pada akhir zaman
Prokambrium.
Sebagian besar hewan yang hidup mendekati akhir zaman
Prokambrium punah pada akhir zaman tersebut
11. 2. Penentuan Umur Absolut
Penentua umur radiometrik (radiometric dating) dalah
metode yang paling sering digunakan untuk menentukan
umur batuan dan fosil pada skala waktu absolut.
Fosil mengandung isotop unsur yang terakumulasi
dalam organisme ketika mereka masih hidup.Karena
setiap isotop radioaktif memiliki laju peluruhan yang
sedah tetap, isotop itu dapat digunakan menentukan
umur suatu spesimen.
Waktu paruh (halaf-life) suatu isotop, yaitu jumlah
rentang waktu yang diperlukan untuk meluruhkan 50%
dari sampel awal, tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan,
dan variabel lingkungan lainnya.
12. Lanjutan….
Sebagai contoh karbon -14 memiliki waktu paruh sebesar
5600 tahun, yang merupakan suatu laju peluruhan yang
handal dan dapat dipakai untuk menentukan umur fosil
yang relatife masih muda.
Para ahli paleontologi menggunakan isotop radioaktif
dengan waktu paruh yang lebih lama untuk menentukan
umur fosil yang lebih tua. Sebagai contoh, uranium -238,
yang memiliki waktu paruh 4,5 miliar tahun, telah dipakai
sebagai jam radiometric untuk menentukan umur batuan
yang mengandung fosil dari masa Kambrium
13. Penentuan umur radiometrik
Para ahli paleontologi menggunakan peluruhan isotop radioaktif yg mirip dengan
kerja jam untuk menentukan umur fosil dan batuan.
(a). Penurunan eksponensial radioaktivitas karbon-14. isotop ini memiliki waktu
paruh 5600 tahun, yg berarti bahwa separuh dari karbon -14 yg terdapat dalam
spesimen itu akan hilang dalam waktu 5600 tahun, dan separuh dari sisahnya akan
hilang dalam waktu 5600 thn berikutnya.
14. (1) Suatu organisme yang masih hidup, misalnya kerang organisme itu mengasimilasi isotop yg
berbeda dari masing2 unsur dlm perbandingan yg ditentukan oleh kelimpahan relatif unsur tsb
dilingkungan. Karbon-14 diambil dlm jumlah yg sedikit, bersama-sama dengan jumlah karbon-12
yg lebih umum dgn jumlah yg lebih banyak.
(2) Setelah kerang itu mati, kerang akan ditutupi oleh sendimen, dan akhirnya cangkang akan menyatu dan
menjadi lapisan batuan ketika sendimen itu termampatkan. Sejak kerang tersebut mati dan berhenti
mengasimilasikan karbon, jumlah karbon-14 relatif terhadap karbon-12 dalam fosil tersebut menurut akibat
adanya peluruhan radioaktif
(3) Setelah fosil kerang itu ditemukan, umurnya dapat ditentukan dengan cara mengukur rasio kedua
isotop itu untuk mempelajari berapa banyak pengurangan waktu paruh yang telah terjadi sejak kerang itu
mati. Sebagai contoh jika rasio karbon-14 dengan karbon-12 dalam fosil kerang ini adalah seperempat dari
rasio pada organisme hidup, maka fosil ini diperkirakan berumur sekitar 11.200 thn
15. Filogeni memiliki dasar biogeografis dalam pergeseran
benua (continental drift)
Ilmu biogeografilah yg pertama kali mendorong Darwin dan Wallace
kearah pandangan evolusioner mengenai kehidupan, bahkan lebih
dari fosil.
Benua tidak tetap di satu temapat, tetapi bergeser disekitar permukaan
bumi, seperti penumpang pada lempengan raksasa kerak bumi yang
mengapung diatas lapisan dasar yang panas. Sebaga contoh Amerika
utara dan Eropa saat ini bergeser saling menjauhi dengan laju 2 cm
per tahun.
Banya proses geologis penting, yang meliput pembentukan
pegunungan, vulkanisme, dan gempa bumi, terjadi pada perbatasan
lempengan tersebut yaitu Lempengan San Andreas di California yg
16. Lanjutan….
Sekitar 250 juta tahun silam, dekat dengan akhir zaman paleozoikum, pergeseran
lempengan mengumpulkan semua masa daratan menjadi satu benua raksasa
yang dinamai Pangaea, yang berarti semua daratan. Hal tersebut akan
berpengaruh pada kehidupan, spesies yg telah berkembang dlm keadaan
terisolasi bertemu dgn yg lain dan bersaing satu sama lain.
Pembentukan Pangaea memiliki dampak lingkungan yg sangat dasyat, karena
membentuk kembali keanekaragaman biologis dengan cara menyebabkan
kepunahan dan menyediakan kesempatan baru bagi kelompok taksonomik dari
organisme yg bertahan melewati krisis itu.
Bagian kedua dlm sejarah pergeseran benua tercatat sekitar 180 jt thn lalu,
selama zaman Mesozoikum. Pangaea mulai pecah, menyebabkan isolasi
geografis daerah-daerah berukuran besar.
Seiring dengan terpisahnya benua itu, masing2 daerah menjadi tempat evousi yg
terpisah, dan flora serta fauna dari alam biogeografis yg berbeda mulai
menyebar.
17. Sejarah Kehidupan diselingi oleh adanya kepunahan
massal yang diikuti oleh radiasi adaptif oleh spesies
yang selamat
Catatan fosil memperlihatkan bahwa
sejarah berlangsung dlm beberapa
episode, meliputi : radiasi adaptif
kelompok taksonomik utama yg
melimpah dan kepunahan massal.
Contoh-contoh Radiasi Adaptif
Utama
Sebaga contoh, evolusi sayap
memberikan banyak kemungkinan
baru bagi serangga, seperti bergerak
cepat ke puncak pohon, pulau, serta
daerah pencarian makan dan daerah
perkawinan yang lain. Radiasi
adaptif pada zona adaptif baru ini
menghasilkan ratusan ribu
keanekaragaman pada pola bangun
Satu macam radiasi adaptif yang luar
biasa, dikenal dengan ledakan pada
masa Kambrium, menandai
perbatasan anatara zaman
Prakambrium dan zaman
Paleozoikum.
Pada zaman itu, keanekaragaman
hewan laut meningkat secara drastis.
Fosil hewan tertua ditemukan pd
batuan akhir prakambium yg
berumur 700jt thn.
Jejak yg terfosilisasi menunjukkan
bahwa hewan tsb adl invertebrata
tanpa cangkang yg berbeda dgn
tubuh keturuan dizaman
paleozoikum.
Terdapat hipotesis yg menyatakan
bahwa paling tidak beberapa filum
18. Lanjutan...
Selama zaman prakambium
kemungkinan munculnya bagian
tubuh yg keras, cangkang, kerangka
dan cakar pd beberapa filum.
Evolusi gen yg mengontrol
perkembangan telah meningkatkan
kisaran tingkat kerumitan dan
keanekaragaman morfologis yg
mungkin terjadi.
Suatu zona adaptif yang kosong
hanya dapat dimanfaatkan jika
terjadi pembentukan struktur baru
akibat evolusi dimana struktur itu
sesuai. Sebagai contoh , serangga
yang terbang sudah hidup paling
tidak 100 juta tahun sebelum reptilia
dan burung terbang yang memakan
serangga itu berevolusi.
Contoh-contoh Kepunahan Massal
Suatu spesies bisa punah karena
habitatnya dirusak atau karena
lingkungannya telah berubah kearah
yg merugikan bagi spesies tersebut.
Sebagai contoh, evolusi oleh
beberapa hewan di masa Kambrium
yang menumbuhkan bagian tubuh
yang keras, sperti rahang dan
cangkang, mungkin telah membuat
beberapa organisme yang tidak
memiliki bagian tubuh yang keras
menjadi lebih rentan terhadap
pemangsa, sehingga lebih rentan
terhadap kepunahan
Kepunahan massal terutama
diketahui dari hewan berbadan keras
dari laut dangkal, organisme yang
catatan fosilnya paling sempurna.
19. Kepunahan massal yg direkam pd catatan
fosil terdapat 2 yg menjadi perhatian
utama yaitu : kepunahan pada masa
Permium, yang terjadi sekitar 250 jt thn
silam dan kepunahan pada masa
Kretaseus yang terjadi sekitar 65 jt thn
silam
Kepunahan pd masa Premium,
menentukan perbatasan antara zaman
Paleozoikum dan Mesozoikum, memakan
korban 90% spesies hewan laut.
Kehidupan daratan jg hancur.
8 dari 27 ordo serangga Premium tidak
bertahan hidup sampai masa Trias, yaitu
masa geologis berikutnya.
Kepunahan pd masa Kretaseus sekitar 65
jt thn silam, menggambarkan perbatasan
antara zaman Mesozoikum dan
Senozoikum. Bencana itu memusnakan
separuh speses yg hidup dilaut, tumbuhan
Para saintis banyak berhipotesis
tentang peristiwa tsb dengan
hipotesis Tubrukan (impact
hypotesis) yg mempostulatkan
bahwa: penyabab utama kepunahan
Kretaseus adalah tubrukan suatu
asteroid atau komet besar dengan
bumi.
Yang memisahkan sendimen zaman
Mesozoikum dari zaman
Senozoikum adalah suatu lapisan
tipis tanah liat yang kaya akan
iridium, suatu unsur yg sangat jarang
ditemukan dibumi tetapi sangat
umum ditemukan dimetroit dan
serpihan-serpihan angkasa luar yg
jatuh kebumi.
Selain itu, terdapatnya kawah
Chicxulub berumur 65jt thn yg
diperkirakan disebabkn olh jtuhnya
20. FILOGENI DAN SISTEMATIKA
Paleontologi sangat dekat hubungannya dgn ilmu
sistimatika, yg mempelajari keanekaragaman biologis
, dulu dan skrg. Salah satu tujuan utama sistematika
adl untuk membuat klasifikasi biologis yg
mencerminkan filogeni.
Para ahli biologi secara tradisional menggambarkan
istilah atau genealogi organisme sebagai pohon
filogenetik (phylogenetic tree), yaitu diagram yang
melacak hubungan evolusioner yang dapat mereka
tentukan sebaik mungkin.
Para ahli sistematika menggunakan bukti-bukti yang
diperoleh dari catatan fosil dan organisme yang masih
ada untuk merekontruksi filogeni.
21. Taksonomi menggunakan suatu sistem klasifikasi
berjenjang
Taksonomi yang dikembangkan oleh Linnaeus pada abad ke 18
memiliki dua ciri penting.
Pertama, metode ini memberikan setiap spesies sebuah nama latin
yang terdiri atas dua kata, atau binomial. Kata pertama nama itu
adalah genus (jamak, genera) ke mana spesies organisme itu
tegolong.
Sebagai contoh, semua burung finch darat Kepulauan Galapagos
(lihat gambar). Anggota genus Geospiza (suatu nama yang
dilatinkan yang diturunkan dari kata Yunani ge,”tanah”, dan spiza
“burung finch”).
Bagaian kedua nama binomial itu, atau epitet spesifik,
menunjukkan pada satu spesies di dalam genus tersebut. Sebagai
contoh nama ilmiah untuk burung finch darat besar dari kepulauan
22. Lanjutan …
Para ahli taksonomi menempatkan genus yang saling berkaitan
dalam famili yang sama, mengelompokkan famili ke dalam ordo,
ordo kedalam kelas, kelas ke dalam fila (tunggal, filum), dan filum
ke dalam kingdom.
Banyak ahli taksonomi juga mengelompokkan kingdong ke dalam
suatu kategori taksonomik yang lebih tinggi, yaitu domain.
Setiap unit taksonomik pada setiap tingkatan disebut dengan
takson. (jamak :taksa)
Sebagai suatu komponen sistematika, taksonomi memiliki 2 tujuan
utama yaitu : yg pertama untuk memilih organisme yg berkerabat
dekat dan mengelompokkannya kedlam sepies, dan menjelaskan
karakteristik diagnostik yg membedakan satu spesies dari spesies
yg lain. Kedua adl klasifikasi yaitu pengaturan spesies menjadi
kategori taksonomik yg lebih luas dari genus ke domain.
Pada beberapa kasus, terdapat kategori intermediet, seperti
23. Hubungan antara
klasifikasi dan
filogeni
Pohon evolusi yang
bercabang-cabang
menunjukkan pengaturan
jenjang taksa. Pohon filigenik
silsilah) ini menyatakan
kemungkinankedek atan
geneologis diantara beberapa
taksa yang berada di bawah
ordo carnivora, yang
merupakan cabang dari kelas
mamalia. Posisi cabang pohon
itu juga menandakan umur
relatif divergensi evolusioner,
dengan demikian spesies,
taksa yang paling terakhir
diturunkan, berada pada
cabang paling atas pohon ini.
24. Penentuan taksa monofiletik erupakan kunci pengelompokan
organisme menurut sejarah evolusinya
Tujuan dalam sistematika adalah untuk menciptakan suatu
klasifikasi yang mencerminkan sejarah evolusi organisme. Untuk
melakukan hal tersebut, diperlukan pengelompokan spesies ke
dalam taksa yang lebih inklusif dan monofiletik (sebuah suku
tunggal).
Suatu takson adalah monofiletik jika nenek moyang tunggalnya
hanya menghasilkan semua spesies turunan dalam takson tersebut
dan bukan spesies pada takson lain (gambar 25.9b) sebaliknya,
jenis taksa lain tidak mencerminkan sejarah evolusi secara akurat.
Ex. Suatu takson adl polifiletik jika anggotanya diturunkan dari
dua atau lebih bentuk nenek moyang yg tidak sama bagi semua
anggotanya.
Suatu takson disebut parafiletik jika takson itu tidak meliputi
25. Lanjutan...
Taksa Monofiletik versus polifiletik
dan parafiletik.
(a) Takson 1. yg terdiri dari tujuh
spesies (B-H), memenuhi kualifikasi
sebagai suatu pengelompokan
monofiletik, yg merupakan bentuk
ideal dalam taksonomi. Takson
tersebut meliputi semua spesies
turunan dan juga nenek moyang
bersama yg paling dekat (spesies B)
(b) Takson 2, suatu
subkelompok didalam takson
1, adalah polifiletik-spesies E
dan G diturunkan dari dua
nenek moyang yg paling
dekat (spesies C dan spesies
F).
(c) Takson 3 adl
parafiletik: spesies A
dimasukkan tanpa
menggabungkan
semua keturunan lain
dari nenek moyang
tersebut
26. Membedakan Homologi dari Analogi
Sistematika adalah suatu ilmu komparatif atau
perbandingan.
Para ahli sistematika mengelompokkan spesies kedalam
taksa yg lbh inklusif, berdasarkan sejauhmana terdapat
kemiripan morfologi dan karakteristik lain. Kemiripan
yg berasal dari nenek moyang yg sama disebut dengan
homologi. Namun tidak semua kemiripan diwariskan
dari nenek moyang yg sama. Spesies dari cabang evolusi
yg berbeda bisa saja pada kenyataanya sama satu sama
lain jika mereka memiliki peranan lingkungan yg mirip
dan seleksi alam telah membentuk adaptasi yg analog.
Hal ini disebut sebagai evolusi konvergen, dan
kemiripan akibat konvergensi disebut dgn analogi.
27. Contoh : Evolusi konvergen dan struktur analog.
Tumbuhan ocotillo dari daerah barat daya Amerika Utara (kiri) terlihat
sangat mirip dengan tumbuhan allauidia (kanan) yg ditemukan di
Madagaskar. Kedua tumbuhan ini tidak berkerabat dekat dan kemiripan tsb
disebabkan oleh adaptasi analog yg berevolusi secara independen sbg
tanggapan terhadap tekanan lingkungan yg serupa.
28. Teknik- teknik biologi molekuler sangat membantu bidang
ilmu sistematika
Ketika mengklasifikasikan organisme, kegiatan membandingkan makromolekul
dan juga ciri anatomis adalah hal yang bermanfaat. Urutan nukleotida dalam
DNA diwariskan, dan mereka memprogram urutan asam amino dalam protein.
Spesies memisah ketika perubahan terjadi dalam basa nukleotida, dan masing-
masing spesies mendapatkan kumpulan mutasi genetiknya sendiri. Dengan
demikian, kita dapat memperkirakan bahwa spesies yang secara filogenetik
masih berkerabat dekat memiliki lebih banyak urutan nukleotida yang sama
dalam asam nukleatnya dan lebih banyak asam amino yang sama dalam
proteinnya dibandingakan dengan spesies yang hubungan kekerabatannya lebih
jauh.
Perbandingan Protein
karena struktur primer protein ditentukan secara genetik, maka adanya dua
urutan asam amino yg mirip pada protein dari spesies yg berbeda menandakan
bahwa gen-gen yg mengkode protein itu berkembang dari satu gen yg juga
ditemukan pada nenek moyang yg sama. Derajat kemiripan merupakan bukti-
bukti sejauh mana kemiripan kemiripan gari keturunan.
Perbandingan DNA dan RNA
Membandingkan gen atau genom dua spesies adalah cara paling langsung untuk
melacak pewarisan dari nenek moyang yang sama. Pembandingan dapat
dilakukan melalui tiga metode: hibridisasi DNA-DNA, peta restriksi, dan
29. Lanjutan...
Keseluruhan genom dapat dibandingkan dgn cara hibridisasi DNA-DNA yg
mengukur sejauhmana terjadi pembentukan ikatan hidrogen antara untai atau
strand tunggal DNA yg diperoleh dari dua sumber. Seberapa kuat DNA dari satu
spesies dpt berikatan dgn DNA spesies yg lain bergantung pd derajat kemiripan,
karena pembentukan pasangan basa antara urutan yg komplementer akn
menyatukan kedua untai tsb.
Peta restriksi metode ini menggunakan enzim restriksi. Masing-masing jenis
enzim restriksi mengenali suatu urutan spesifik yg tediri dari beberapa
nukleotida dan memotong DNA ketika ditemukan dlm genom tsb. Dua sampel
DNA dgn peta lokasi situs restriksi yg sama akan menghasilkan kumpulan
fragmen yg sama.
Analisis urutan DNA. : pembandingan urutan nukleotida bagian DNA.
Penggunaan PCR untuk mengklon potongan kecil DNA disertai dgn urutan basa
secara otomatis, telah membuat kumpulan data urutan DNA menjadi relatif
sederhana dan cepat. para ahli sitematika sekarang menggunakan data urutan
nukleutida dari DNA nukles, mtDNA, atau keduanya untuk menarik kesimpulan
30. Suatu pohon filogenetik yang didasarkan pada
sistematika.
Dua metode, yaitu perbandingan protein darah dan pembanan genom dengan cara hibridisasi DNA-
DNA, telah digunakan sebagai kriteria taksonomik untuk membangun pohon filogenetik spesies
beruang dan rakun. Metode itu membantu menentukan bahwa panda raksasa seharusnya termasuk
dalam famili ursidae (beruang), tetapi panda kecil seharusnya diklarifikasikan bersama dengan rakun
dalam famili procyonidae. (gambar 25.11)
31. Ilmu sistematika filogeni
Charles darwin mendefinisikan tujuan sistematika
modern charles darwin dalam buku the origin of
spesies. Klasifikasi yang kita hasilkan sejauh mungkin
akan menjadi penjelasan mengenai garis keturunan
suatu orgnisme yang dirunut dari nenek moyangnya
sampai sekarang.
Ilmu sistematika filogenetik, dengan tujuan membuat
klasifikasi lebih objektif dan konsisten dengan sejarah
evolusi, memasuki suatu era baru, metode molekuler
menjadi mudah tersedia dgn bantuan teknologi
komputasi membantu mendampingi dua pendekatan
analisis baru yaitu Fenetika dan Kladistika.
32. 1. Fenetika meningkatkan objektivitas analisis sistematik
Fenetika (bahasa yunani phainein, “yang terlihat” istilah fenotipe berasal dari
akar kata yang sama) tidak membuat asumsi filogenik dan mendasarkan
keseluruhan kedekatan taksonomi atas dasar kemiripan dan perbedaan yang
dapat diukur.
Fenetika membandingkan sebanyak mungkin karakteristik anatomi (yang
dikenal sebagai karakter) dan tidak melakukan upaya untuk membedakan
homologi dari anlogi. para ahli fenetika berpendapat bahwa jika cukup banyak
karakter fenotipe yang diperiksa, sumbangan analogi ke seluruhan kemiripan
akan tertutup dan tidak berarti karena adanya derajat homologi.
2. Analisis kladistik menggunakan homologi baru untuk menentukan titik
percabangan pada pohon filogenetik
Pohon filogenetik bisa memiliki dua fitur struktur yang signifikan. Salah satu
fiturnya adalah lokasi titik percabangan di sepanjang pohon itu, yang
menyimbolkan waktu relatif asal mula taksa yang berbeda. Yang kedua adalah
derajat pemisahan antara cabang- cabang, yang menggambarkan seberapa jauh
perbedaan dua taksa terjadi sejak percabangan dari nenek moyang yang sama.
analisis kladistik mengelompokkan organisme menurut urutan waktu
munculnya percabangan itu disepanjang pohon filogenetik bercabang dua
(dikotomi).
33. Sistematika filogenetik mangandalkan baik morfologi maupun
molekul
Kekuatan dan kehebatan sistematika modern telah
banyak bergantung pada kemampuan analistik kladistik
dalam merumuskan hipotesis mengenai sejarah
kehidupan.
Para ahli biologi telah banyak mengumpulkan banyak
informasi mengenai fenotipe (terutama informasi
morfologi) mengenai organisme, baik yang masih hidup
maupun yang sudah punah, selama beberapa abad, dan
kladistik telah dikembangkan sebagian besar untuk
membandingkan karakteristik fenotipe secara objektif.
Jumlah informasi morfologi yang tersedia, dan sebagian
besar hipotesis filogenik dan skema klasifikasi kita yang
35. WASALAMU’ALAIKUM WR. WB....
Terima Kasih Atas Perhatiannya...
Semoga Bermanfaat....
Sumber : Campbell A. Neil, Jane B. Reece, Lawrence G.
Mitchell. BIOLOGI edisi ke lima jilid 2. Jakarta: Erlangga