SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 35
Melacak filogeni
Oleh
Kelompok 3
1. Erma Indriyana
2. Fitri mulyana
3. Ima ristiana
Pendidikan Biologi
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung
2015
Dosen :
Gress Maretta, M.Si
Catatan fosil dan waktu geologis
Catatan fosil dan waktu geologis
Fosil adalah sisa-sisa atau jejak terawetkan dari
organisme yang hidup dimasa lampau, yang
merupakan dokumen historis biologi
Catatan fosil (fossil record) adalah susunan teratur
dimana fosil menegendap dalam lapisan, atau strata,
pada batuan sedimen yang menandai berlalunya
waktu geologis. Para ahli paleontology
mengumpulkan dan menginterprestasikan fosil dan
menentukan umurnya.
Batuan sendimen merupakan sumber fosil
yang paling kaya
 Batuan sedimen (batuan endapan) terbentuk dari lapisan
mineral yang menegndap dan memisah dari air. Pasir dan
endapan lumpur yang sudah lapuk dan tererosi dari tanah
dibawa oleh sungai ke laut atau ke rawa, dimana partikel-
partikel itu akan mengendap kebagian dasar.
 Sedimen akan menumpuk dan menekan endapan yang lebih tua
di bawahnya menjadi batu pasir menjadi batu pasir lumpur
menjadi serpihan.
 Ketika bentuk kehidupan akuatik dan organism darat yang
terbawa ke lautan dan rawa itu mati, organisme yang mati
tersebut akan mengendap juga bersama-sama dengan sedimen
tadi. Sebagian kecil dari mereka kemudian akan terawetkan
menjadi fosil.
Lanjutan…..
 Bahan organik dari organisme mati yang terkubur
dalam sedimen tersebut umunnya terurai dengan
cepat. Namun demikian, bagian keras yang kaya
mineral, seperti cangkang invertebrata dan protista,
serta tulang-tulang dan geligi vertebrata, bisa tetap
bertahan sebagai fosil. (gambar 1a)
 Banyak diantara relika ini menjadi lebih keras lagi dan
terawetkan oleh perubahan-perubahan kimia, dalam
keadaan yang tetap, mineral yang larut dalam air
tanah akan merembes kedalam jarngan oranisme yang
telah mati itu dan menggantikan bahan organiknya.
Tumbuhan dan hewan tersebut kemudian berubah
Lanjutan…
 Para ahli paleontologi telah menemukan daun tumbuhan
berumur jutaan tahun yang masih tetap hijau karena
mengandung klorofil dan terawetkan dengan cukup bagus
sehingga komposisi bahan organiknya masih bisa dianalisis.
 Fosil bahan tumbuhan yang paling umum ditemukan adalah
serbuk sari / pollen yg memiliki pembungkus keras dari bahan
organik yg bisa melawan proses pembusukan. (gambar 1.d)
 Para ahli paleontologi dalam banyak penggalian sama sekali
bukan lagi sisa-sisa organisme yang sesungguhnya, tetapi
merupakan bebatuan yang membentuk replika organisme
tersebut. Fosil ini terbentuk ketika organisme yang mati terjerat
dalam sedimen, mengalami pembusukan, dan meninggalkan
cetakan kosong yang menjadi terisi dengan mineral yang larut
dalam air. (gambar 1e)
Galeri Fosil
1c.Pohon yg telah membatu didaerah
Arizona berumur 190 jt thun
1a. Batuan
sendimen.
Cangkang
invertebrata dan
fosil lain 15jt
tahun terdapat pd
sendimen ini
1b. Tengkorak
Australopithecus
africanus, nenek
moyang manusia
yg hidup 2,5 jt
thn silam
Fosil ini bisa
lebih keras lg
karena mineral
menggantikan
bahan organiknya
1d. Daun berumur 40 jt tahun,
masih mengandung bahan organik
Lanjutan….
 Para ahli paleontologi mengkaji bagaimana hewan
yang meninggalkan jejak tersebut hidup dengan
melihat fosil jejak terbentuk pada bebatuan.
 Sebagai contoh bekas-bekas jejak dinasourus
memberikan petunjuk mengenai pergerakan hewan
tersebut, langkahnya (pola pergerakan tungkai),
panjang langkah dan kecepatannya. (gambar 1f)
 Jika suatu organisme mati di tempat dimana bakteri
dan fungi tidak dapat membusukkan bangkainya,
keseluruhan tubuh, termasuk bagian-bagian yang
lunak, bisa terawetkan sebagai fosil. Contohnya
kalacengking. (gambar 1g)
1e. Invertebrata yg disebut brachiopoda yg berumur 375jt thun silam, meluruh dan meninggalkan
bentukan yg terisi dgn mineral yg terlarut dlm air. Wujud yg terbentuk ketika mineral mengeras
merupakan replika oeganisme. 1f. Fosil jejak kaki dinosaurus berumur 150 jt tahun silam di
Coloroda. 1g. Kalajengkin berumur 30jt tahun yg tertanam dlm amber (resin yg mengeras dari
sebuah pohon)
Gambar. 1e
Gambar 1f
Gambar 1g
Para ahli paleontology menggunakan beraneka
ragam metode untuk memperkirakan usia fosil
1.Penentuan-Umur Relatif
 Terjebaknya organisme mati dalam sidemen akan membekukan
fosil untuk selamanya. Dengan demikian, fosil yang terdapat
dalam lapisan batuan sedimen itu merupakan contoh lokal
organisme yang hidup pada waktu sedimen itu diendapkan.
Karena sedimen yang lebih muda akan menekankan sedimen
yang lebih tua, tebal lapisan sedimen ini akan memberikan
berapa umur relative fosil tersebut.
Lanjutan….
 Dengan mempelajarai banyak tempat yg berbeda, para ahli
geologi telah membuat suatu skala waktu geologis (geological
time scale) dengan urutan masa-masa (period) ini
dikelompokkan kedalam empat zaman (era) : yaitu zaman
Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Senozoikum.
Masing-masing zaman mewakili kala yg berbeda dlm sejarah
bumi dan kehidupannya.
 Kepunahan masal juga menandakan banyaknya batasan anatara
masa dan zaman. Sebagai contoh, permulaan masa kambrium
digambarkan oleh suatu keanekaragaman besar hewan
terfosilisasi yang tidak ada dalam batuan pada akhir zaman
Prokambrium.
 Sebagian besar hewan yang hidup mendekati akhir zaman
Prokambrium punah pada akhir zaman tersebut
2. Penentuan Umur Absolut
 Penentua umur radiometrik (radiometric dating) dalah
metode yang paling sering digunakan untuk menentukan
umur batuan dan fosil pada skala waktu absolut.
 Fosil mengandung isotop unsur yang terakumulasi
dalam organisme ketika mereka masih hidup.Karena
setiap isotop radioaktif memiliki laju peluruhan yang
sedah tetap, isotop itu dapat digunakan menentukan
umur suatu spesimen.
 Waktu paruh (halaf-life) suatu isotop, yaitu jumlah
rentang waktu yang diperlukan untuk meluruhkan 50%
dari sampel awal, tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan,
dan variabel lingkungan lainnya.
Lanjutan….
 Sebagai contoh karbon -14 memiliki waktu paruh sebesar
5600 tahun, yang merupakan suatu laju peluruhan yang
handal dan dapat dipakai untuk menentukan umur fosil
yang relatife masih muda.
 Para ahli paleontologi menggunakan isotop radioaktif
dengan waktu paruh yang lebih lama untuk menentukan
umur fosil yang lebih tua. Sebagai contoh, uranium -238,
yang memiliki waktu paruh 4,5 miliar tahun, telah dipakai
sebagai jam radiometric untuk menentukan umur batuan
yang mengandung fosil dari masa Kambrium
Penentuan umur radiometrik
Para ahli paleontologi menggunakan peluruhan isotop radioaktif yg mirip dengan
kerja jam untuk menentukan umur fosil dan batuan.
(a). Penurunan eksponensial radioaktivitas karbon-14. isotop ini memiliki waktu
paruh 5600 tahun, yg berarti bahwa separuh dari karbon -14 yg terdapat dalam
spesimen itu akan hilang dalam waktu 5600 tahun, dan separuh dari sisahnya akan
hilang dalam waktu 5600 thn berikutnya.
(1) Suatu organisme yang masih hidup, misalnya kerang organisme itu mengasimilasi isotop yg
berbeda dari masing2 unsur dlm perbandingan yg ditentukan oleh kelimpahan relatif unsur tsb
dilingkungan. Karbon-14 diambil dlm jumlah yg sedikit, bersama-sama dengan jumlah karbon-12
yg lebih umum dgn jumlah yg lebih banyak.
(2) Setelah kerang itu mati, kerang akan ditutupi oleh sendimen, dan akhirnya cangkang akan menyatu dan
menjadi lapisan batuan ketika sendimen itu termampatkan. Sejak kerang tersebut mati dan berhenti
mengasimilasikan karbon, jumlah karbon-14 relatif terhadap karbon-12 dalam fosil tersebut menurut akibat
adanya peluruhan radioaktif
(3) Setelah fosil kerang itu ditemukan, umurnya dapat ditentukan dengan cara mengukur rasio kedua
isotop itu untuk mempelajari berapa banyak pengurangan waktu paruh yang telah terjadi sejak kerang itu
mati. Sebagai contoh jika rasio karbon-14 dengan karbon-12 dalam fosil kerang ini adalah seperempat dari
rasio pada organisme hidup, maka fosil ini diperkirakan berumur sekitar 11.200 thn
Filogeni memiliki dasar biogeografis dalam pergeseran
benua (continental drift)
 Ilmu biogeografilah yg pertama kali mendorong Darwin dan Wallace
kearah pandangan evolusioner mengenai kehidupan, bahkan lebih
dari fosil.
 Benua tidak tetap di satu temapat, tetapi bergeser disekitar permukaan
bumi, seperti penumpang pada lempengan raksasa kerak bumi yang
mengapung diatas lapisan dasar yang panas. Sebaga contoh Amerika
utara dan Eropa saat ini bergeser saling menjauhi dengan laju 2 cm
per tahun.
 Banya proses geologis penting, yang meliput pembentukan
pegunungan, vulkanisme, dan gempa bumi, terjadi pada perbatasan
lempengan tersebut yaitu Lempengan San Andreas di California yg
Lanjutan….
 Sekitar 250 juta tahun silam, dekat dengan akhir zaman paleozoikum, pergeseran
lempengan mengumpulkan semua masa daratan menjadi satu benua raksasa
yang dinamai Pangaea, yang berarti semua daratan. Hal tersebut akan
berpengaruh pada kehidupan, spesies yg telah berkembang dlm keadaan
terisolasi bertemu dgn yg lain dan bersaing satu sama lain.
 Pembentukan Pangaea memiliki dampak lingkungan yg sangat dasyat, karena
membentuk kembali keanekaragaman biologis dengan cara menyebabkan
kepunahan dan menyediakan kesempatan baru bagi kelompok taksonomik dari
organisme yg bertahan melewati krisis itu.
 Bagian kedua dlm sejarah pergeseran benua tercatat sekitar 180 jt thn lalu,
selama zaman Mesozoikum. Pangaea mulai pecah, menyebabkan isolasi
geografis daerah-daerah berukuran besar.
 Seiring dengan terpisahnya benua itu, masing2 daerah menjadi tempat evousi yg
terpisah, dan flora serta fauna dari alam biogeografis yg berbeda mulai
menyebar.
Sejarah Kehidupan diselingi oleh adanya kepunahan
massal yang diikuti oleh radiasi adaptif oleh spesies
yang selamat
Catatan fosil memperlihatkan bahwa
sejarah berlangsung dlm beberapa
episode, meliputi : radiasi adaptif
kelompok taksonomik utama yg
melimpah dan kepunahan massal.
Contoh-contoh Radiasi Adaptif
Utama
 Sebaga contoh, evolusi sayap
memberikan banyak kemungkinan
baru bagi serangga, seperti bergerak
cepat ke puncak pohon, pulau, serta
daerah pencarian makan dan daerah
perkawinan yang lain. Radiasi
adaptif pada zona adaptif baru ini
menghasilkan ratusan ribu
keanekaragaman pada pola bangun
 Satu macam radiasi adaptif yang luar
biasa, dikenal dengan ledakan pada
masa Kambrium, menandai
perbatasan anatara zaman
Prakambrium dan zaman
Paleozoikum.
 Pada zaman itu, keanekaragaman
hewan laut meningkat secara drastis.
Fosil hewan tertua ditemukan pd
batuan akhir prakambium yg
berumur 700jt thn.
 Jejak yg terfosilisasi menunjukkan
bahwa hewan tsb adl invertebrata
tanpa cangkang yg berbeda dgn
tubuh keturuan dizaman
paleozoikum.
 Terdapat hipotesis yg menyatakan
bahwa paling tidak beberapa filum
Lanjutan...
 Selama zaman prakambium
kemungkinan munculnya bagian
tubuh yg keras, cangkang, kerangka
dan cakar pd beberapa filum.
 Evolusi gen yg mengontrol
perkembangan telah meningkatkan
kisaran tingkat kerumitan dan
keanekaragaman morfologis yg
mungkin terjadi.
 Suatu zona adaptif yang kosong
hanya dapat dimanfaatkan jika
terjadi pembentukan struktur baru
akibat evolusi dimana struktur itu
sesuai. Sebagai contoh , serangga
yang terbang sudah hidup paling
tidak 100 juta tahun sebelum reptilia
dan burung terbang yang memakan
serangga itu berevolusi.
Contoh-contoh Kepunahan Massal
 Suatu spesies bisa punah karena
habitatnya dirusak atau karena
lingkungannya telah berubah kearah
yg merugikan bagi spesies tersebut.
 Sebagai contoh, evolusi oleh
beberapa hewan di masa Kambrium
yang menumbuhkan bagian tubuh
yang keras, sperti rahang dan
cangkang, mungkin telah membuat
beberapa organisme yang tidak
memiliki bagian tubuh yang keras
menjadi lebih rentan terhadap
pemangsa, sehingga lebih rentan
terhadap kepunahan
 Kepunahan massal terutama
diketahui dari hewan berbadan keras
dari laut dangkal, organisme yang
catatan fosilnya paling sempurna.
 Kepunahan massal yg direkam pd catatan
fosil terdapat 2 yg menjadi perhatian
utama yaitu : kepunahan pada masa
Permium, yang terjadi sekitar 250 jt thn
silam dan kepunahan pada masa
Kretaseus yang terjadi sekitar 65 jt thn
silam
 Kepunahan pd masa Premium,
menentukan perbatasan antara zaman
Paleozoikum dan Mesozoikum, memakan
korban 90% spesies hewan laut.
Kehidupan daratan jg hancur.
 8 dari 27 ordo serangga Premium tidak
bertahan hidup sampai masa Trias, yaitu
masa geologis berikutnya.
 Kepunahan pd masa Kretaseus sekitar 65
jt thn silam, menggambarkan perbatasan
antara zaman Mesozoikum dan
Senozoikum. Bencana itu memusnakan
separuh speses yg hidup dilaut, tumbuhan
 Para saintis banyak berhipotesis
tentang peristiwa tsb dengan
hipotesis Tubrukan (impact
hypotesis) yg mempostulatkan
bahwa: penyabab utama kepunahan
Kretaseus adalah tubrukan suatu
asteroid atau komet besar dengan
bumi.
 Yang memisahkan sendimen zaman
Mesozoikum dari zaman
Senozoikum adalah suatu lapisan
tipis tanah liat yang kaya akan
iridium, suatu unsur yg sangat jarang
ditemukan dibumi tetapi sangat
umum ditemukan dimetroit dan
serpihan-serpihan angkasa luar yg
jatuh kebumi.
 Selain itu, terdapatnya kawah
Chicxulub berumur 65jt thn yg
diperkirakan disebabkn olh jtuhnya
FILOGENI DAN SISTEMATIKA
 Paleontologi sangat dekat hubungannya dgn ilmu
sistimatika, yg mempelajari keanekaragaman biologis
, dulu dan skrg. Salah satu tujuan utama sistematika
adl untuk membuat klasifikasi biologis yg
mencerminkan filogeni.
 Para ahli biologi secara tradisional menggambarkan
istilah atau genealogi organisme sebagai pohon
filogenetik (phylogenetic tree), yaitu diagram yang
melacak hubungan evolusioner yang dapat mereka
tentukan sebaik mungkin.
 Para ahli sistematika menggunakan bukti-bukti yang
diperoleh dari catatan fosil dan organisme yang masih
ada untuk merekontruksi filogeni.
Taksonomi menggunakan suatu sistem klasifikasi
berjenjang
 Taksonomi yang dikembangkan oleh Linnaeus pada abad ke 18
memiliki dua ciri penting.
 Pertama, metode ini memberikan setiap spesies sebuah nama latin
yang terdiri atas dua kata, atau binomial. Kata pertama nama itu
adalah genus (jamak, genera) ke mana spesies organisme itu
tegolong.
 Sebagai contoh, semua burung finch darat Kepulauan Galapagos
(lihat gambar). Anggota genus Geospiza (suatu nama yang
dilatinkan yang diturunkan dari kata Yunani ge,”tanah”, dan spiza
“burung finch”).
 Bagaian kedua nama binomial itu, atau epitet spesifik,
menunjukkan pada satu spesies di dalam genus tersebut. Sebagai
contoh nama ilmiah untuk burung finch darat besar dari kepulauan
Lanjutan …
 Para ahli taksonomi menempatkan genus yang saling berkaitan
dalam famili yang sama, mengelompokkan famili ke dalam ordo,
ordo kedalam kelas, kelas ke dalam fila (tunggal, filum), dan filum
ke dalam kingdom.
 Banyak ahli taksonomi juga mengelompokkan kingdong ke dalam
suatu kategori taksonomik yang lebih tinggi, yaitu domain.
 Setiap unit taksonomik pada setiap tingkatan disebut dengan
takson. (jamak :taksa)
 Sebagai suatu komponen sistematika, taksonomi memiliki 2 tujuan
utama yaitu : yg pertama untuk memilih organisme yg berkerabat
dekat dan mengelompokkannya kedlam sepies, dan menjelaskan
karakteristik diagnostik yg membedakan satu spesies dari spesies
yg lain. Kedua adl klasifikasi yaitu pengaturan spesies menjadi
kategori taksonomik yg lebih luas dari genus ke domain.
 Pada beberapa kasus, terdapat kategori intermediet, seperti
Hubungan antara
klasifikasi dan
filogeni
Pohon evolusi yang
bercabang-cabang
menunjukkan pengaturan
jenjang taksa. Pohon filigenik
silsilah) ini menyatakan
kemungkinankedek atan
geneologis diantara beberapa
taksa yang berada di bawah
ordo carnivora, yang
merupakan cabang dari kelas
mamalia. Posisi cabang pohon
itu juga menandakan umur
relatif divergensi evolusioner,
dengan demikian spesies,
taksa yang paling terakhir
diturunkan, berada pada
cabang paling atas pohon ini.
Penentuan taksa monofiletik erupakan kunci pengelompokan
organisme menurut sejarah evolusinya
 Tujuan dalam sistematika adalah untuk menciptakan suatu
klasifikasi yang mencerminkan sejarah evolusi organisme. Untuk
melakukan hal tersebut, diperlukan pengelompokan spesies ke
dalam taksa yang lebih inklusif dan monofiletik (sebuah suku
tunggal).
 Suatu takson adalah monofiletik jika nenek moyang tunggalnya
hanya menghasilkan semua spesies turunan dalam takson tersebut
dan bukan spesies pada takson lain (gambar 25.9b) sebaliknya,
jenis taksa lain tidak mencerminkan sejarah evolusi secara akurat.
Ex. Suatu takson adl polifiletik jika anggotanya diturunkan dari
dua atau lebih bentuk nenek moyang yg tidak sama bagi semua
anggotanya.
 Suatu takson disebut parafiletik jika takson itu tidak meliputi
Lanjutan...
Taksa Monofiletik versus polifiletik
dan parafiletik.
(a) Takson 1. yg terdiri dari tujuh
spesies (B-H), memenuhi kualifikasi
sebagai suatu pengelompokan
monofiletik, yg merupakan bentuk
ideal dalam taksonomi. Takson
tersebut meliputi semua spesies
turunan dan juga nenek moyang
bersama yg paling dekat (spesies B)
(b) Takson 2, suatu
subkelompok didalam takson
1, adalah polifiletik-spesies E
dan G diturunkan dari dua
nenek moyang yg paling
dekat (spesies C dan spesies
F).
(c) Takson 3 adl
parafiletik: spesies A
dimasukkan tanpa
menggabungkan
semua keturunan lain
dari nenek moyang
tersebut
Membedakan Homologi dari Analogi
Sistematika adalah suatu ilmu komparatif atau
perbandingan.
 Para ahli sistematika mengelompokkan spesies kedalam
taksa yg lbh inklusif, berdasarkan sejauhmana terdapat
kemiripan morfologi dan karakteristik lain. Kemiripan
yg berasal dari nenek moyang yg sama disebut dengan
homologi. Namun tidak semua kemiripan diwariskan
dari nenek moyang yg sama. Spesies dari cabang evolusi
yg berbeda bisa saja pada kenyataanya sama satu sama
lain jika mereka memiliki peranan lingkungan yg mirip
dan seleksi alam telah membentuk adaptasi yg analog.
Hal ini disebut sebagai evolusi konvergen, dan
kemiripan akibat konvergensi disebut dgn analogi.
Contoh : Evolusi konvergen dan struktur analog.
Tumbuhan ocotillo dari daerah barat daya Amerika Utara (kiri) terlihat
sangat mirip dengan tumbuhan allauidia (kanan) yg ditemukan di
Madagaskar. Kedua tumbuhan ini tidak berkerabat dekat dan kemiripan tsb
disebabkan oleh adaptasi analog yg berevolusi secara independen sbg
tanggapan terhadap tekanan lingkungan yg serupa.
Teknik- teknik biologi molekuler sangat membantu bidang
ilmu sistematika
 Ketika mengklasifikasikan organisme, kegiatan membandingkan makromolekul
dan juga ciri anatomis adalah hal yang bermanfaat. Urutan nukleotida dalam
DNA diwariskan, dan mereka memprogram urutan asam amino dalam protein.
Spesies memisah ketika perubahan terjadi dalam basa nukleotida, dan masing-
masing spesies mendapatkan kumpulan mutasi genetiknya sendiri. Dengan
demikian, kita dapat memperkirakan bahwa spesies yang secara filogenetik
masih berkerabat dekat memiliki lebih banyak urutan nukleotida yang sama
dalam asam nukleatnya dan lebih banyak asam amino yang sama dalam
proteinnya dibandingakan dengan spesies yang hubungan kekerabatannya lebih
jauh.
 Perbandingan Protein
karena struktur primer protein ditentukan secara genetik, maka adanya dua
urutan asam amino yg mirip pada protein dari spesies yg berbeda menandakan
bahwa gen-gen yg mengkode protein itu berkembang dari satu gen yg juga
ditemukan pada nenek moyang yg sama. Derajat kemiripan merupakan bukti-
bukti sejauh mana kemiripan kemiripan gari keturunan.
 Perbandingan DNA dan RNA
Membandingkan gen atau genom dua spesies adalah cara paling langsung untuk
melacak pewarisan dari nenek moyang yang sama. Pembandingan dapat
dilakukan melalui tiga metode: hibridisasi DNA-DNA, peta restriksi, dan
Lanjutan...
 Keseluruhan genom dapat dibandingkan dgn cara hibridisasi DNA-DNA yg
mengukur sejauhmana terjadi pembentukan ikatan hidrogen antara untai atau
strand tunggal DNA yg diperoleh dari dua sumber. Seberapa kuat DNA dari satu
spesies dpt berikatan dgn DNA spesies yg lain bergantung pd derajat kemiripan,
karena pembentukan pasangan basa antara urutan yg komplementer akn
menyatukan kedua untai tsb.
 Peta restriksi metode ini menggunakan enzim restriksi. Masing-masing jenis
enzim restriksi mengenali suatu urutan spesifik yg tediri dari beberapa
nukleotida dan memotong DNA ketika ditemukan dlm genom tsb. Dua sampel
DNA dgn peta lokasi situs restriksi yg sama akan menghasilkan kumpulan
fragmen yg sama.
 Analisis urutan DNA. : pembandingan urutan nukleotida bagian DNA.
Penggunaan PCR untuk mengklon potongan kecil DNA disertai dgn urutan basa
secara otomatis, telah membuat kumpulan data urutan DNA menjadi relatif
sederhana dan cepat. para ahli sitematika sekarang menggunakan data urutan
nukleutida dari DNA nukles, mtDNA, atau keduanya untuk menarik kesimpulan
Suatu pohon filogenetik yang didasarkan pada
sistematika.
Dua metode, yaitu perbandingan protein darah dan pembanan genom dengan cara hibridisasi DNA-
DNA, telah digunakan sebagai kriteria taksonomik untuk membangun pohon filogenetik spesies
beruang dan rakun. Metode itu membantu menentukan bahwa panda raksasa seharusnya termasuk
dalam famili ursidae (beruang), tetapi panda kecil seharusnya diklarifikasikan bersama dengan rakun
dalam famili procyonidae. (gambar 25.11)
Ilmu sistematika filogeni
Charles darwin mendefinisikan tujuan sistematika
modern charles darwin dalam buku the origin of
spesies. Klasifikasi yang kita hasilkan sejauh mungkin
akan menjadi penjelasan mengenai garis keturunan
suatu orgnisme yang dirunut dari nenek moyangnya
sampai sekarang.
Ilmu sistematika filogenetik, dengan tujuan membuat
klasifikasi lebih objektif dan konsisten dengan sejarah
evolusi, memasuki suatu era baru, metode molekuler
menjadi mudah tersedia dgn bantuan teknologi
komputasi membantu mendampingi dua pendekatan
analisis baru yaitu Fenetika dan Kladistika.
1. Fenetika meningkatkan objektivitas analisis sistematik
Fenetika (bahasa yunani phainein, “yang terlihat” istilah fenotipe berasal dari
akar kata yang sama) tidak membuat asumsi filogenik dan mendasarkan
keseluruhan kedekatan taksonomi atas dasar kemiripan dan perbedaan yang
dapat diukur.
Fenetika membandingkan sebanyak mungkin karakteristik anatomi (yang
dikenal sebagai karakter) dan tidak melakukan upaya untuk membedakan
homologi dari anlogi. para ahli fenetika berpendapat bahwa jika cukup banyak
karakter fenotipe yang diperiksa, sumbangan analogi ke seluruhan kemiripan
akan tertutup dan tidak berarti karena adanya derajat homologi.
2. Analisis kladistik menggunakan homologi baru untuk menentukan titik
percabangan pada pohon filogenetik
Pohon filogenetik bisa memiliki dua fitur struktur yang signifikan. Salah satu
fiturnya adalah lokasi titik percabangan di sepanjang pohon itu, yang
menyimbolkan waktu relatif asal mula taksa yang berbeda. Yang kedua adalah
derajat pemisahan antara cabang- cabang, yang menggambarkan seberapa jauh
perbedaan dua taksa terjadi sejak percabangan dari nenek moyang yang sama.
analisis kladistik mengelompokkan organisme menurut urutan waktu
munculnya percabangan itu disepanjang pohon filogenetik bercabang dua
(dikotomi).
Sistematika filogenetik mangandalkan baik morfologi maupun
molekul
Kekuatan dan kehebatan sistematika modern telah
banyak bergantung pada kemampuan analistik kladistik
dalam merumuskan hipotesis mengenai sejarah
kehidupan.
Para ahli biologi telah banyak mengumpulkan banyak
informasi mengenai fenotipe (terutama informasi
morfologi) mengenai organisme, baik yang masih hidup
maupun yang sudah punah, selama beberapa abad, dan
kladistik telah dikembangkan sebagian besar untuk
membandingkan karakteristik fenotipe secara objektif.
Jumlah informasi morfologi yang tersedia, dan sebagian
besar hipotesis filogenik dan skema klasifikasi kita yang
Pembuatan Pohon
filogenetik Dinosaurus
WASALAMU’ALAIKUM WR. WB....
Terima Kasih Atas Perhatiannya...
Semoga Bermanfaat....
Sumber : Campbell A. Neil, Jane B. Reece, Lawrence G.
Mitchell. BIOLOGI edisi ke lima jilid 2. Jakarta: Erlangga

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...Feri Chandra
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekulerdewisetiyana52
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESdewisetiyana52
 
Pemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAPemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAAMusdalifah123
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotSumayyah Nida Azizah
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 

Mais procurados (20)

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Ppt DNA
Ppt DNAPpt DNA
Ppt DNA
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Pemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAPemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNA
 
Metabolisme Mikroba
Metabolisme MikrobaMetabolisme Mikroba
Metabolisme Mikroba
 
Fusi Protoplasma
Fusi ProtoplasmaFusi Protoplasma
Fusi Protoplasma
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Kloroplas
KloroplasKloroplas
Kloroplas
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Ppt materi genetika
Ppt materi genetikaPpt materi genetika
Ppt materi genetika
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Biology Campbell
Biology CampbellBiology Campbell
Biology Campbell
 

Destaque

Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
Kel. 6 - Reaksi Fusi dan Pemanfaatan Radioisotop
Kel. 6 - Reaksi Fusi dan Pemanfaatan RadioisotopKel. 6 - Reaksi Fusi dan Pemanfaatan Radioisotop
Kel. 6 - Reaksi Fusi dan Pemanfaatan RadioisotopITB
 
Makalah asam nukleat
Makalah asam nukleatMakalah asam nukleat
Makalah asam nukleatWarnet Raha
 
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteriAda berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakterifiolantonius9295
 
Peran mo dlm mknn ferm 2013
Peran mo dlm mknn ferm 2013Peran mo dlm mknn ferm 2013
Peran mo dlm mknn ferm 2013Dhila Faya
 
Perkembang biakan bakteri
Perkembang biakan bakteriPerkembang biakan bakteri
Perkembang biakan bakteriUmmu Farihah
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan akhir praktikum paleontologi
Laporan akhir praktikum paleontologiLaporan akhir praktikum paleontologi
Laporan akhir praktikum paleontologivanjavaganesha
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
02 microbial growth and control
02 microbial growth and control02 microbial growth and control
02 microbial growth and controlSvnSony Pratama
 
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismeTaksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismenkks2619
 
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeMikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeYusuf Ahmad
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarCatatan Medis
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaGoogle
 
Buku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiBuku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiYudi Aditya
 
Makalah Manusia Purba Di Indonesia
Makalah Manusia Purba Di IndonesiaMakalah Manusia Purba Di Indonesia
Makalah Manusia Purba Di IndonesiaIrma Triyani Yahya
 

Destaque (17)

Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
Kel. 6 - Reaksi Fusi dan Pemanfaatan Radioisotop
Kel. 6 - Reaksi Fusi dan Pemanfaatan RadioisotopKel. 6 - Reaksi Fusi dan Pemanfaatan Radioisotop
Kel. 6 - Reaksi Fusi dan Pemanfaatan Radioisotop
 
Makalah asam nukleat
Makalah asam nukleatMakalah asam nukleat
Makalah asam nukleat
 
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteriAda berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
 
Peran mo dlm mknn ferm 2013
Peran mo dlm mknn ferm 2013Peran mo dlm mknn ferm 2013
Peran mo dlm mknn ferm 2013
 
Perhitungan mikrob
Perhitungan mikrobPerhitungan mikrob
Perhitungan mikrob
 
Perkembang biakan bakteri
Perkembang biakan bakteriPerkembang biakan bakteri
Perkembang biakan bakteri
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Laporan akhir praktikum paleontologi
Laporan akhir praktikum paleontologiLaporan akhir praktikum paleontologi
Laporan akhir praktikum paleontologi
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
02 microbial growth and control
02 microbial growth and control02 microbial growth and control
02 microbial growth and control
 
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismeTaksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
 
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeMikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
 
Buku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiBuku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologi
 
Makalah Manusia Purba Di Indonesia
Makalah Manusia Purba Di IndonesiaMakalah Manusia Purba Di Indonesia
Makalah Manusia Purba Di Indonesia
 

Semelhante a Melacak filogeni

Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu GeologiPaleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu GeologiBudhi Kuswan Susilo
 
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjel...
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjel...Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjel...
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjel...gilaanganugrah
 
Proses fosilisasi pada mahluk hidup
Proses fosilisasi pada mahluk hidupProses fosilisasi pada mahluk hidup
Proses fosilisasi pada mahluk hidupFebry Salsinha
 
Geo kala geologi dan sejarah kehidupan
Geo   kala geologi dan sejarah kehidupanGeo   kala geologi dan sejarah kehidupan
Geo kala geologi dan sejarah kehidupanezar eneas
 
Awal kehidupan manusia purba presentasi
Awal kehidupan manusia purba presentasiAwal kehidupan manusia purba presentasi
Awal kehidupan manusia purba presentasiMentari Arsharanti
 
Sejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiSejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiPakage Berna
 
Roy anggara,sjp x.2
Roy anggara,sjp x.2Roy anggara,sjp x.2
Roy anggara,sjp x.2Dzikri Fauzi
 
PENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdf
PENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdfPENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdf
PENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdfYaniAdyaramdhani1
 
Asal usul kehidupan di bumi
Asal usul kehidupan di bumiAsal usul kehidupan di bumi
Asal usul kehidupan di bumiPotpotya Fitri
 
250 Juta Tahun Lalu Terjadi Pemusnahan Massal
250 Juta Tahun Lalu Terjadi Pemusnahan Massal250 Juta Tahun Lalu Terjadi Pemusnahan Massal
250 Juta Tahun Lalu Terjadi Pemusnahan MassalRamadhani Sardiman
 
mendeskripsikan sejarah kehidupan awal manusia
mendeskripsikan sejarah kehidupan awal manusiamendeskripsikan sejarah kehidupan awal manusia
mendeskripsikan sejarah kehidupan awal manusiaMifta Finanti
 
Lembar kerja siswa 6 penduduk asli indonesia
Lembar kerja siswa 6 penduduk asli indonesiaLembar kerja siswa 6 penduduk asli indonesia
Lembar kerja siswa 6 penduduk asli indonesiaRizky Aji
 
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-CirinyaPembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-CirinyaDesy Pentalibertin
 
Geografi - Sejarah Terbentuknya Bumi
Geografi - Sejarah Terbentuknya BumiGeografi - Sejarah Terbentuknya Bumi
Geografi - Sejarah Terbentuknya BumiRamadhani Sardiman
 

Semelhante a Melacak filogeni (20)

Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu GeologiPaleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
 
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjel...
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjel...Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjel...
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjel...
 
Proses fosilisasi pada mahluk hidup
Proses fosilisasi pada mahluk hidupProses fosilisasi pada mahluk hidup
Proses fosilisasi pada mahluk hidup
 
Geo kala geologi dan sejarah kehidupan
Geo   kala geologi dan sejarah kehidupanGeo   kala geologi dan sejarah kehidupan
Geo kala geologi dan sejarah kehidupan
 
Awal kehidupan manusia purba presentasi
Awal kehidupan manusia purba presentasiAwal kehidupan manusia purba presentasi
Awal kehidupan manusia purba presentasi
 
Sejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiSejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumi
 
Roy anggara,sjp x.2
Roy anggara,sjp x.2Roy anggara,sjp x.2
Roy anggara,sjp x.2
 
PENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdf
PENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdfPENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdf
PENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdf
 
Asal usul kehidupan di bumi
Asal usul kehidupan di bumiAsal usul kehidupan di bumi
Asal usul kehidupan di bumi
 
250 Juta Tahun Lalu Terjadi Pemusnahan Massal
250 Juta Tahun Lalu Terjadi Pemusnahan Massal250 Juta Tahun Lalu Terjadi Pemusnahan Massal
250 Juta Tahun Lalu Terjadi Pemusnahan Massal
 
Bab 2 Mahluk manusia
Bab 2 Mahluk manusiaBab 2 Mahluk manusia
Bab 2 Mahluk manusia
 
Zaman kapur
Zaman kapurZaman kapur
Zaman kapur
 
mendeskripsikan sejarah kehidupan awal manusia
mendeskripsikan sejarah kehidupan awal manusiamendeskripsikan sejarah kehidupan awal manusia
mendeskripsikan sejarah kehidupan awal manusia
 
Kehidupan awal masyarakat
Kehidupan awal masyarakatKehidupan awal masyarakat
Kehidupan awal masyarakat
 
stesen 3 Plat Dunia.pdf
stesen 3 Plat Dunia.pdfstesen 3 Plat Dunia.pdf
stesen 3 Plat Dunia.pdf
 
Lembar kerja siswa 6 penduduk asli indonesia
Lembar kerja siswa 6 penduduk asli indonesiaLembar kerja siswa 6 penduduk asli indonesia
Lembar kerja siswa 6 penduduk asli indonesia
 
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-CirinyaPembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
 
Geografi - Sejarah Terbentuknya Bumi
Geografi - Sejarah Terbentuknya BumiGeografi - Sejarah Terbentuknya Bumi
Geografi - Sejarah Terbentuknya Bumi
 
Fosil
FosilFosil
Fosil
 
Geologi Waktu
Geologi WaktuGeologi Waktu
Geologi Waktu
 

Mais de Google

Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifGoogle
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...Google
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013Google
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKAGoogle
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMGoogle
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanGoogle
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataGoogle
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Rpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiRpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiGoogle
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.Google
 
Silabus Materi sistem Ekskresi
Silabus Materi sistem EkskresiSilabus Materi sistem Ekskresi
Silabus Materi sistem EkskresiGoogle
 

Mais de Google (20)

Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatif
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di Ragunan
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Rpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiRpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresi
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.
 
Silabus Materi sistem Ekskresi
Silabus Materi sistem EkskresiSilabus Materi sistem Ekskresi
Silabus Materi sistem Ekskresi
 

Último

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 

Último (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 

Melacak filogeni

  • 1. Melacak filogeni Oleh Kelompok 3 1. Erma Indriyana 2. Fitri mulyana 3. Ima ristiana Pendidikan Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung 2015 Dosen : Gress Maretta, M.Si
  • 2. Catatan fosil dan waktu geologis Catatan fosil dan waktu geologis Fosil adalah sisa-sisa atau jejak terawetkan dari organisme yang hidup dimasa lampau, yang merupakan dokumen historis biologi Catatan fosil (fossil record) adalah susunan teratur dimana fosil menegendap dalam lapisan, atau strata, pada batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu geologis. Para ahli paleontology mengumpulkan dan menginterprestasikan fosil dan menentukan umurnya.
  • 3. Batuan sendimen merupakan sumber fosil yang paling kaya  Batuan sedimen (batuan endapan) terbentuk dari lapisan mineral yang menegndap dan memisah dari air. Pasir dan endapan lumpur yang sudah lapuk dan tererosi dari tanah dibawa oleh sungai ke laut atau ke rawa, dimana partikel- partikel itu akan mengendap kebagian dasar.  Sedimen akan menumpuk dan menekan endapan yang lebih tua di bawahnya menjadi batu pasir menjadi batu pasir lumpur menjadi serpihan.  Ketika bentuk kehidupan akuatik dan organism darat yang terbawa ke lautan dan rawa itu mati, organisme yang mati tersebut akan mengendap juga bersama-sama dengan sedimen tadi. Sebagian kecil dari mereka kemudian akan terawetkan menjadi fosil.
  • 4. Lanjutan…..  Bahan organik dari organisme mati yang terkubur dalam sedimen tersebut umunnya terurai dengan cepat. Namun demikian, bagian keras yang kaya mineral, seperti cangkang invertebrata dan protista, serta tulang-tulang dan geligi vertebrata, bisa tetap bertahan sebagai fosil. (gambar 1a)  Banyak diantara relika ini menjadi lebih keras lagi dan terawetkan oleh perubahan-perubahan kimia, dalam keadaan yang tetap, mineral yang larut dalam air tanah akan merembes kedalam jarngan oranisme yang telah mati itu dan menggantikan bahan organiknya. Tumbuhan dan hewan tersebut kemudian berubah
  • 5. Lanjutan…  Para ahli paleontologi telah menemukan daun tumbuhan berumur jutaan tahun yang masih tetap hijau karena mengandung klorofil dan terawetkan dengan cukup bagus sehingga komposisi bahan organiknya masih bisa dianalisis.  Fosil bahan tumbuhan yang paling umum ditemukan adalah serbuk sari / pollen yg memiliki pembungkus keras dari bahan organik yg bisa melawan proses pembusukan. (gambar 1.d)  Para ahli paleontologi dalam banyak penggalian sama sekali bukan lagi sisa-sisa organisme yang sesungguhnya, tetapi merupakan bebatuan yang membentuk replika organisme tersebut. Fosil ini terbentuk ketika organisme yang mati terjerat dalam sedimen, mengalami pembusukan, dan meninggalkan cetakan kosong yang menjadi terisi dengan mineral yang larut dalam air. (gambar 1e)
  • 6. Galeri Fosil 1c.Pohon yg telah membatu didaerah Arizona berumur 190 jt thun 1a. Batuan sendimen. Cangkang invertebrata dan fosil lain 15jt tahun terdapat pd sendimen ini 1b. Tengkorak Australopithecus africanus, nenek moyang manusia yg hidup 2,5 jt thn silam Fosil ini bisa lebih keras lg karena mineral menggantikan bahan organiknya 1d. Daun berumur 40 jt tahun, masih mengandung bahan organik
  • 7. Lanjutan….  Para ahli paleontologi mengkaji bagaimana hewan yang meninggalkan jejak tersebut hidup dengan melihat fosil jejak terbentuk pada bebatuan.  Sebagai contoh bekas-bekas jejak dinasourus memberikan petunjuk mengenai pergerakan hewan tersebut, langkahnya (pola pergerakan tungkai), panjang langkah dan kecepatannya. (gambar 1f)  Jika suatu organisme mati di tempat dimana bakteri dan fungi tidak dapat membusukkan bangkainya, keseluruhan tubuh, termasuk bagian-bagian yang lunak, bisa terawetkan sebagai fosil. Contohnya kalacengking. (gambar 1g)
  • 8. 1e. Invertebrata yg disebut brachiopoda yg berumur 375jt thun silam, meluruh dan meninggalkan bentukan yg terisi dgn mineral yg terlarut dlm air. Wujud yg terbentuk ketika mineral mengeras merupakan replika oeganisme. 1f. Fosil jejak kaki dinosaurus berumur 150 jt tahun silam di Coloroda. 1g. Kalajengkin berumur 30jt tahun yg tertanam dlm amber (resin yg mengeras dari sebuah pohon) Gambar. 1e Gambar 1f Gambar 1g
  • 9. Para ahli paleontology menggunakan beraneka ragam metode untuk memperkirakan usia fosil 1.Penentuan-Umur Relatif  Terjebaknya organisme mati dalam sidemen akan membekukan fosil untuk selamanya. Dengan demikian, fosil yang terdapat dalam lapisan batuan sedimen itu merupakan contoh lokal organisme yang hidup pada waktu sedimen itu diendapkan. Karena sedimen yang lebih muda akan menekankan sedimen yang lebih tua, tebal lapisan sedimen ini akan memberikan berapa umur relative fosil tersebut.
  • 10. Lanjutan….  Dengan mempelajarai banyak tempat yg berbeda, para ahli geologi telah membuat suatu skala waktu geologis (geological time scale) dengan urutan masa-masa (period) ini dikelompokkan kedalam empat zaman (era) : yaitu zaman Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Senozoikum. Masing-masing zaman mewakili kala yg berbeda dlm sejarah bumi dan kehidupannya.  Kepunahan masal juga menandakan banyaknya batasan anatara masa dan zaman. Sebagai contoh, permulaan masa kambrium digambarkan oleh suatu keanekaragaman besar hewan terfosilisasi yang tidak ada dalam batuan pada akhir zaman Prokambrium.  Sebagian besar hewan yang hidup mendekati akhir zaman Prokambrium punah pada akhir zaman tersebut
  • 11. 2. Penentuan Umur Absolut  Penentua umur radiometrik (radiometric dating) dalah metode yang paling sering digunakan untuk menentukan umur batuan dan fosil pada skala waktu absolut.  Fosil mengandung isotop unsur yang terakumulasi dalam organisme ketika mereka masih hidup.Karena setiap isotop radioaktif memiliki laju peluruhan yang sedah tetap, isotop itu dapat digunakan menentukan umur suatu spesimen.  Waktu paruh (halaf-life) suatu isotop, yaitu jumlah rentang waktu yang diperlukan untuk meluruhkan 50% dari sampel awal, tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan variabel lingkungan lainnya.
  • 12. Lanjutan….  Sebagai contoh karbon -14 memiliki waktu paruh sebesar 5600 tahun, yang merupakan suatu laju peluruhan yang handal dan dapat dipakai untuk menentukan umur fosil yang relatife masih muda.  Para ahli paleontologi menggunakan isotop radioaktif dengan waktu paruh yang lebih lama untuk menentukan umur fosil yang lebih tua. Sebagai contoh, uranium -238, yang memiliki waktu paruh 4,5 miliar tahun, telah dipakai sebagai jam radiometric untuk menentukan umur batuan yang mengandung fosil dari masa Kambrium
  • 13. Penentuan umur radiometrik Para ahli paleontologi menggunakan peluruhan isotop radioaktif yg mirip dengan kerja jam untuk menentukan umur fosil dan batuan. (a). Penurunan eksponensial radioaktivitas karbon-14. isotop ini memiliki waktu paruh 5600 tahun, yg berarti bahwa separuh dari karbon -14 yg terdapat dalam spesimen itu akan hilang dalam waktu 5600 tahun, dan separuh dari sisahnya akan hilang dalam waktu 5600 thn berikutnya.
  • 14. (1) Suatu organisme yang masih hidup, misalnya kerang organisme itu mengasimilasi isotop yg berbeda dari masing2 unsur dlm perbandingan yg ditentukan oleh kelimpahan relatif unsur tsb dilingkungan. Karbon-14 diambil dlm jumlah yg sedikit, bersama-sama dengan jumlah karbon-12 yg lebih umum dgn jumlah yg lebih banyak. (2) Setelah kerang itu mati, kerang akan ditutupi oleh sendimen, dan akhirnya cangkang akan menyatu dan menjadi lapisan batuan ketika sendimen itu termampatkan. Sejak kerang tersebut mati dan berhenti mengasimilasikan karbon, jumlah karbon-14 relatif terhadap karbon-12 dalam fosil tersebut menurut akibat adanya peluruhan radioaktif (3) Setelah fosil kerang itu ditemukan, umurnya dapat ditentukan dengan cara mengukur rasio kedua isotop itu untuk mempelajari berapa banyak pengurangan waktu paruh yang telah terjadi sejak kerang itu mati. Sebagai contoh jika rasio karbon-14 dengan karbon-12 dalam fosil kerang ini adalah seperempat dari rasio pada organisme hidup, maka fosil ini diperkirakan berumur sekitar 11.200 thn
  • 15. Filogeni memiliki dasar biogeografis dalam pergeseran benua (continental drift)  Ilmu biogeografilah yg pertama kali mendorong Darwin dan Wallace kearah pandangan evolusioner mengenai kehidupan, bahkan lebih dari fosil.  Benua tidak tetap di satu temapat, tetapi bergeser disekitar permukaan bumi, seperti penumpang pada lempengan raksasa kerak bumi yang mengapung diatas lapisan dasar yang panas. Sebaga contoh Amerika utara dan Eropa saat ini bergeser saling menjauhi dengan laju 2 cm per tahun.  Banya proses geologis penting, yang meliput pembentukan pegunungan, vulkanisme, dan gempa bumi, terjadi pada perbatasan lempengan tersebut yaitu Lempengan San Andreas di California yg
  • 16. Lanjutan….  Sekitar 250 juta tahun silam, dekat dengan akhir zaman paleozoikum, pergeseran lempengan mengumpulkan semua masa daratan menjadi satu benua raksasa yang dinamai Pangaea, yang berarti semua daratan. Hal tersebut akan berpengaruh pada kehidupan, spesies yg telah berkembang dlm keadaan terisolasi bertemu dgn yg lain dan bersaing satu sama lain.  Pembentukan Pangaea memiliki dampak lingkungan yg sangat dasyat, karena membentuk kembali keanekaragaman biologis dengan cara menyebabkan kepunahan dan menyediakan kesempatan baru bagi kelompok taksonomik dari organisme yg bertahan melewati krisis itu.  Bagian kedua dlm sejarah pergeseran benua tercatat sekitar 180 jt thn lalu, selama zaman Mesozoikum. Pangaea mulai pecah, menyebabkan isolasi geografis daerah-daerah berukuran besar.  Seiring dengan terpisahnya benua itu, masing2 daerah menjadi tempat evousi yg terpisah, dan flora serta fauna dari alam biogeografis yg berbeda mulai menyebar.
  • 17. Sejarah Kehidupan diselingi oleh adanya kepunahan massal yang diikuti oleh radiasi adaptif oleh spesies yang selamat Catatan fosil memperlihatkan bahwa sejarah berlangsung dlm beberapa episode, meliputi : radiasi adaptif kelompok taksonomik utama yg melimpah dan kepunahan massal. Contoh-contoh Radiasi Adaptif Utama  Sebaga contoh, evolusi sayap memberikan banyak kemungkinan baru bagi serangga, seperti bergerak cepat ke puncak pohon, pulau, serta daerah pencarian makan dan daerah perkawinan yang lain. Radiasi adaptif pada zona adaptif baru ini menghasilkan ratusan ribu keanekaragaman pada pola bangun  Satu macam radiasi adaptif yang luar biasa, dikenal dengan ledakan pada masa Kambrium, menandai perbatasan anatara zaman Prakambrium dan zaman Paleozoikum.  Pada zaman itu, keanekaragaman hewan laut meningkat secara drastis. Fosil hewan tertua ditemukan pd batuan akhir prakambium yg berumur 700jt thn.  Jejak yg terfosilisasi menunjukkan bahwa hewan tsb adl invertebrata tanpa cangkang yg berbeda dgn tubuh keturuan dizaman paleozoikum.  Terdapat hipotesis yg menyatakan bahwa paling tidak beberapa filum
  • 18. Lanjutan...  Selama zaman prakambium kemungkinan munculnya bagian tubuh yg keras, cangkang, kerangka dan cakar pd beberapa filum.  Evolusi gen yg mengontrol perkembangan telah meningkatkan kisaran tingkat kerumitan dan keanekaragaman morfologis yg mungkin terjadi.  Suatu zona adaptif yang kosong hanya dapat dimanfaatkan jika terjadi pembentukan struktur baru akibat evolusi dimana struktur itu sesuai. Sebagai contoh , serangga yang terbang sudah hidup paling tidak 100 juta tahun sebelum reptilia dan burung terbang yang memakan serangga itu berevolusi. Contoh-contoh Kepunahan Massal  Suatu spesies bisa punah karena habitatnya dirusak atau karena lingkungannya telah berubah kearah yg merugikan bagi spesies tersebut.  Sebagai contoh, evolusi oleh beberapa hewan di masa Kambrium yang menumbuhkan bagian tubuh yang keras, sperti rahang dan cangkang, mungkin telah membuat beberapa organisme yang tidak memiliki bagian tubuh yang keras menjadi lebih rentan terhadap pemangsa, sehingga lebih rentan terhadap kepunahan  Kepunahan massal terutama diketahui dari hewan berbadan keras dari laut dangkal, organisme yang catatan fosilnya paling sempurna.
  • 19.  Kepunahan massal yg direkam pd catatan fosil terdapat 2 yg menjadi perhatian utama yaitu : kepunahan pada masa Permium, yang terjadi sekitar 250 jt thn silam dan kepunahan pada masa Kretaseus yang terjadi sekitar 65 jt thn silam  Kepunahan pd masa Premium, menentukan perbatasan antara zaman Paleozoikum dan Mesozoikum, memakan korban 90% spesies hewan laut. Kehidupan daratan jg hancur.  8 dari 27 ordo serangga Premium tidak bertahan hidup sampai masa Trias, yaitu masa geologis berikutnya.  Kepunahan pd masa Kretaseus sekitar 65 jt thn silam, menggambarkan perbatasan antara zaman Mesozoikum dan Senozoikum. Bencana itu memusnakan separuh speses yg hidup dilaut, tumbuhan  Para saintis banyak berhipotesis tentang peristiwa tsb dengan hipotesis Tubrukan (impact hypotesis) yg mempostulatkan bahwa: penyabab utama kepunahan Kretaseus adalah tubrukan suatu asteroid atau komet besar dengan bumi.  Yang memisahkan sendimen zaman Mesozoikum dari zaman Senozoikum adalah suatu lapisan tipis tanah liat yang kaya akan iridium, suatu unsur yg sangat jarang ditemukan dibumi tetapi sangat umum ditemukan dimetroit dan serpihan-serpihan angkasa luar yg jatuh kebumi.  Selain itu, terdapatnya kawah Chicxulub berumur 65jt thn yg diperkirakan disebabkn olh jtuhnya
  • 20. FILOGENI DAN SISTEMATIKA  Paleontologi sangat dekat hubungannya dgn ilmu sistimatika, yg mempelajari keanekaragaman biologis , dulu dan skrg. Salah satu tujuan utama sistematika adl untuk membuat klasifikasi biologis yg mencerminkan filogeni.  Para ahli biologi secara tradisional menggambarkan istilah atau genealogi organisme sebagai pohon filogenetik (phylogenetic tree), yaitu diagram yang melacak hubungan evolusioner yang dapat mereka tentukan sebaik mungkin.  Para ahli sistematika menggunakan bukti-bukti yang diperoleh dari catatan fosil dan organisme yang masih ada untuk merekontruksi filogeni.
  • 21. Taksonomi menggunakan suatu sistem klasifikasi berjenjang  Taksonomi yang dikembangkan oleh Linnaeus pada abad ke 18 memiliki dua ciri penting.  Pertama, metode ini memberikan setiap spesies sebuah nama latin yang terdiri atas dua kata, atau binomial. Kata pertama nama itu adalah genus (jamak, genera) ke mana spesies organisme itu tegolong.  Sebagai contoh, semua burung finch darat Kepulauan Galapagos (lihat gambar). Anggota genus Geospiza (suatu nama yang dilatinkan yang diturunkan dari kata Yunani ge,”tanah”, dan spiza “burung finch”).  Bagaian kedua nama binomial itu, atau epitet spesifik, menunjukkan pada satu spesies di dalam genus tersebut. Sebagai contoh nama ilmiah untuk burung finch darat besar dari kepulauan
  • 22. Lanjutan …  Para ahli taksonomi menempatkan genus yang saling berkaitan dalam famili yang sama, mengelompokkan famili ke dalam ordo, ordo kedalam kelas, kelas ke dalam fila (tunggal, filum), dan filum ke dalam kingdom.  Banyak ahli taksonomi juga mengelompokkan kingdong ke dalam suatu kategori taksonomik yang lebih tinggi, yaitu domain.  Setiap unit taksonomik pada setiap tingkatan disebut dengan takson. (jamak :taksa)  Sebagai suatu komponen sistematika, taksonomi memiliki 2 tujuan utama yaitu : yg pertama untuk memilih organisme yg berkerabat dekat dan mengelompokkannya kedlam sepies, dan menjelaskan karakteristik diagnostik yg membedakan satu spesies dari spesies yg lain. Kedua adl klasifikasi yaitu pengaturan spesies menjadi kategori taksonomik yg lebih luas dari genus ke domain.  Pada beberapa kasus, terdapat kategori intermediet, seperti
  • 23. Hubungan antara klasifikasi dan filogeni Pohon evolusi yang bercabang-cabang menunjukkan pengaturan jenjang taksa. Pohon filigenik silsilah) ini menyatakan kemungkinankedek atan geneologis diantara beberapa taksa yang berada di bawah ordo carnivora, yang merupakan cabang dari kelas mamalia. Posisi cabang pohon itu juga menandakan umur relatif divergensi evolusioner, dengan demikian spesies, taksa yang paling terakhir diturunkan, berada pada cabang paling atas pohon ini.
  • 24. Penentuan taksa monofiletik erupakan kunci pengelompokan organisme menurut sejarah evolusinya  Tujuan dalam sistematika adalah untuk menciptakan suatu klasifikasi yang mencerminkan sejarah evolusi organisme. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan pengelompokan spesies ke dalam taksa yang lebih inklusif dan monofiletik (sebuah suku tunggal).  Suatu takson adalah monofiletik jika nenek moyang tunggalnya hanya menghasilkan semua spesies turunan dalam takson tersebut dan bukan spesies pada takson lain (gambar 25.9b) sebaliknya, jenis taksa lain tidak mencerminkan sejarah evolusi secara akurat. Ex. Suatu takson adl polifiletik jika anggotanya diturunkan dari dua atau lebih bentuk nenek moyang yg tidak sama bagi semua anggotanya.  Suatu takson disebut parafiletik jika takson itu tidak meliputi
  • 25. Lanjutan... Taksa Monofiletik versus polifiletik dan parafiletik. (a) Takson 1. yg terdiri dari tujuh spesies (B-H), memenuhi kualifikasi sebagai suatu pengelompokan monofiletik, yg merupakan bentuk ideal dalam taksonomi. Takson tersebut meliputi semua spesies turunan dan juga nenek moyang bersama yg paling dekat (spesies B) (b) Takson 2, suatu subkelompok didalam takson 1, adalah polifiletik-spesies E dan G diturunkan dari dua nenek moyang yg paling dekat (spesies C dan spesies F). (c) Takson 3 adl parafiletik: spesies A dimasukkan tanpa menggabungkan semua keturunan lain dari nenek moyang tersebut
  • 26. Membedakan Homologi dari Analogi Sistematika adalah suatu ilmu komparatif atau perbandingan.  Para ahli sistematika mengelompokkan spesies kedalam taksa yg lbh inklusif, berdasarkan sejauhmana terdapat kemiripan morfologi dan karakteristik lain. Kemiripan yg berasal dari nenek moyang yg sama disebut dengan homologi. Namun tidak semua kemiripan diwariskan dari nenek moyang yg sama. Spesies dari cabang evolusi yg berbeda bisa saja pada kenyataanya sama satu sama lain jika mereka memiliki peranan lingkungan yg mirip dan seleksi alam telah membentuk adaptasi yg analog. Hal ini disebut sebagai evolusi konvergen, dan kemiripan akibat konvergensi disebut dgn analogi.
  • 27. Contoh : Evolusi konvergen dan struktur analog. Tumbuhan ocotillo dari daerah barat daya Amerika Utara (kiri) terlihat sangat mirip dengan tumbuhan allauidia (kanan) yg ditemukan di Madagaskar. Kedua tumbuhan ini tidak berkerabat dekat dan kemiripan tsb disebabkan oleh adaptasi analog yg berevolusi secara independen sbg tanggapan terhadap tekanan lingkungan yg serupa.
  • 28. Teknik- teknik biologi molekuler sangat membantu bidang ilmu sistematika  Ketika mengklasifikasikan organisme, kegiatan membandingkan makromolekul dan juga ciri anatomis adalah hal yang bermanfaat. Urutan nukleotida dalam DNA diwariskan, dan mereka memprogram urutan asam amino dalam protein. Spesies memisah ketika perubahan terjadi dalam basa nukleotida, dan masing- masing spesies mendapatkan kumpulan mutasi genetiknya sendiri. Dengan demikian, kita dapat memperkirakan bahwa spesies yang secara filogenetik masih berkerabat dekat memiliki lebih banyak urutan nukleotida yang sama dalam asam nukleatnya dan lebih banyak asam amino yang sama dalam proteinnya dibandingakan dengan spesies yang hubungan kekerabatannya lebih jauh.  Perbandingan Protein karena struktur primer protein ditentukan secara genetik, maka adanya dua urutan asam amino yg mirip pada protein dari spesies yg berbeda menandakan bahwa gen-gen yg mengkode protein itu berkembang dari satu gen yg juga ditemukan pada nenek moyang yg sama. Derajat kemiripan merupakan bukti- bukti sejauh mana kemiripan kemiripan gari keturunan.  Perbandingan DNA dan RNA Membandingkan gen atau genom dua spesies adalah cara paling langsung untuk melacak pewarisan dari nenek moyang yang sama. Pembandingan dapat dilakukan melalui tiga metode: hibridisasi DNA-DNA, peta restriksi, dan
  • 29. Lanjutan...  Keseluruhan genom dapat dibandingkan dgn cara hibridisasi DNA-DNA yg mengukur sejauhmana terjadi pembentukan ikatan hidrogen antara untai atau strand tunggal DNA yg diperoleh dari dua sumber. Seberapa kuat DNA dari satu spesies dpt berikatan dgn DNA spesies yg lain bergantung pd derajat kemiripan, karena pembentukan pasangan basa antara urutan yg komplementer akn menyatukan kedua untai tsb.  Peta restriksi metode ini menggunakan enzim restriksi. Masing-masing jenis enzim restriksi mengenali suatu urutan spesifik yg tediri dari beberapa nukleotida dan memotong DNA ketika ditemukan dlm genom tsb. Dua sampel DNA dgn peta lokasi situs restriksi yg sama akan menghasilkan kumpulan fragmen yg sama.  Analisis urutan DNA. : pembandingan urutan nukleotida bagian DNA. Penggunaan PCR untuk mengklon potongan kecil DNA disertai dgn urutan basa secara otomatis, telah membuat kumpulan data urutan DNA menjadi relatif sederhana dan cepat. para ahli sitematika sekarang menggunakan data urutan nukleutida dari DNA nukles, mtDNA, atau keduanya untuk menarik kesimpulan
  • 30. Suatu pohon filogenetik yang didasarkan pada sistematika. Dua metode, yaitu perbandingan protein darah dan pembanan genom dengan cara hibridisasi DNA- DNA, telah digunakan sebagai kriteria taksonomik untuk membangun pohon filogenetik spesies beruang dan rakun. Metode itu membantu menentukan bahwa panda raksasa seharusnya termasuk dalam famili ursidae (beruang), tetapi panda kecil seharusnya diklarifikasikan bersama dengan rakun dalam famili procyonidae. (gambar 25.11)
  • 31. Ilmu sistematika filogeni Charles darwin mendefinisikan tujuan sistematika modern charles darwin dalam buku the origin of spesies. Klasifikasi yang kita hasilkan sejauh mungkin akan menjadi penjelasan mengenai garis keturunan suatu orgnisme yang dirunut dari nenek moyangnya sampai sekarang. Ilmu sistematika filogenetik, dengan tujuan membuat klasifikasi lebih objektif dan konsisten dengan sejarah evolusi, memasuki suatu era baru, metode molekuler menjadi mudah tersedia dgn bantuan teknologi komputasi membantu mendampingi dua pendekatan analisis baru yaitu Fenetika dan Kladistika.
  • 32. 1. Fenetika meningkatkan objektivitas analisis sistematik Fenetika (bahasa yunani phainein, “yang terlihat” istilah fenotipe berasal dari akar kata yang sama) tidak membuat asumsi filogenik dan mendasarkan keseluruhan kedekatan taksonomi atas dasar kemiripan dan perbedaan yang dapat diukur. Fenetika membandingkan sebanyak mungkin karakteristik anatomi (yang dikenal sebagai karakter) dan tidak melakukan upaya untuk membedakan homologi dari anlogi. para ahli fenetika berpendapat bahwa jika cukup banyak karakter fenotipe yang diperiksa, sumbangan analogi ke seluruhan kemiripan akan tertutup dan tidak berarti karena adanya derajat homologi. 2. Analisis kladistik menggunakan homologi baru untuk menentukan titik percabangan pada pohon filogenetik Pohon filogenetik bisa memiliki dua fitur struktur yang signifikan. Salah satu fiturnya adalah lokasi titik percabangan di sepanjang pohon itu, yang menyimbolkan waktu relatif asal mula taksa yang berbeda. Yang kedua adalah derajat pemisahan antara cabang- cabang, yang menggambarkan seberapa jauh perbedaan dua taksa terjadi sejak percabangan dari nenek moyang yang sama. analisis kladistik mengelompokkan organisme menurut urutan waktu munculnya percabangan itu disepanjang pohon filogenetik bercabang dua (dikotomi).
  • 33. Sistematika filogenetik mangandalkan baik morfologi maupun molekul Kekuatan dan kehebatan sistematika modern telah banyak bergantung pada kemampuan analistik kladistik dalam merumuskan hipotesis mengenai sejarah kehidupan. Para ahli biologi telah banyak mengumpulkan banyak informasi mengenai fenotipe (terutama informasi morfologi) mengenai organisme, baik yang masih hidup maupun yang sudah punah, selama beberapa abad, dan kladistik telah dikembangkan sebagian besar untuk membandingkan karakteristik fenotipe secara objektif. Jumlah informasi morfologi yang tersedia, dan sebagian besar hipotesis filogenik dan skema klasifikasi kita yang
  • 35. WASALAMU’ALAIKUM WR. WB.... Terima Kasih Atas Perhatiannya... Semoga Bermanfaat.... Sumber : Campbell A. Neil, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. BIOLOGI edisi ke lima jilid 2. Jakarta: Erlangga