Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
2. Kelompok IV
♪ Ana Septashary
♪ Dita Apiska
♪ Fety Fathonah
♪ Nadia
♪ Robih Ahdi
“Obat Anti
Diare”
Adsorben
Adstringen
sia
Zat
Penekan
Pristaltik
3. Pengertian
• Anti diare adalah obat-obat yang digunakan
untuk menanggulangi atau mengobati penyakit
diare yang disebabkan oleh bakteri atau kuman,
virus, cacing atau keracunan makanan.
• Gejala diare adalah buang air besar berulang kali
dengan banyak cairan kadang-kadang disertai
mulas (kejang-kejang perut) kadang-kadang
disertai darah atau lendir.
4. • Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap
saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus.
5. Penggolongan
Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare
ini dapat berupa:
• Kemoterapi : untuk terapi kausal yaitu
memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan
obat golongan sulfonamida atau antibiotika.
6. • Obstipansia : Untuk terapi simpatomatis dengan
tujuan untuk menghentikan diare,yaitu dengan cara :
• Menekan peristaltik usus, misalnya Loperamid
• Menciutkan selaput usus atau adstringen, contohnya
Tannin
• Pemberian absorben untuk menyerap racun yang
dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare yang
lain misalnya, Carboadsorben, Pectin
• Pemberian mucilago untuk melindungi selaput
lendir usus yang luka
7. • Spasmolitik : Zat yang dapat melemaskan kejang-
kejang otot perut (nyeri perut) pada diare misalnya
Atropin sulfat.
8. Obstipansia
• Zat penekan peristaltik
obat tersebut digunakan sehingga memberikan lebih
banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh
mukosa usus seperti Derivat Petidin (Difenoksilat
dan Loperamida), Antikolinergik (Atropine,
Ekstrak belladonna)
9. Derivat Petidin
Pethidin (Meperidin =
Dolantin)
• Penyerapan dalam saluran
cerna cukup baik
• 40-50% diikat oleh protein
plasma
• Kadar plasma tertinggi
dicapai dlm 1-2 jam
•Waktu paro plasma 5 jam
• Dosis oral, i.m dan s.c.: 50-
100mg,
dapat diulang setiap 3 -4 jam
10. • Difenoksilat (Lomotil)
Penyerapan obat pd sal
cerna cukup baik
Kdr plasma tertinggi 2
jam stlh pemberian
Waktu paro plasma 2,5
jam
Dosis : 5 mg 4dd
11. • Loperamid (Imodium)
Kadar plasma tertinggi
dalam 4 jam setelah
pemberian oral
Waktu paro 40 jam
Dosis awal oral : 4mg,
diikuti dgn dosis
pemeliharaan 2mg, sampai
diare berhenti.
12. • Sintesis dari senyawa turunan opioid dan morfin
adalah dengan pemindahan jembatan eter dan gugus
fungsi pada cicin sikloheksana dan pemanjangan
pada levomethorphan and dextromethorphan.
• Proses pembentukan petidin (meperidin) dimana
struktur morfin berubah menjadi lebih sederhana,
petidin merupakan golongan opiat sintetis yang
digunakan secara luas. Hanya ada cincin arimatis
dan piperidin yang menjadi kerangka utamanya.
13. Antikolinergik
• Anti Kolinergik (penghambat kolinergik) atau
Parasimpatolitik yakni obat yang digunakan untuk
menghambat timbulnya efek akibat susunan syaraf
parasimpatis dan merupakan antagonis dari obat-
obat parasimpatomimetik.
14. • Atropin
Atropine adalah alkaloid
belladonna yang mempunyai
afinitas kuat terhadap
reseptor muskarinik. Obat ini
bekerja kompetitif antagonis
dengan Ach untuk
menempati kolinoreseptor.
Umumnya massa kerja obat
ini sekitar 4 jam.
16. Tanin
Tanin diketahui
mempunyai beberapa
khasiat, yaitu sebagai
astringen, anti diare, anti
bakteri dan antioksidan.
Tanin bersifat sebagai
astringent, yaitu melapisi
mukosa usus, khususnya
usus besar. Serta sebagai
penyerap racun dan dapat
menggumpalkan protein.
18. Adsorbensia
• Adsorben digunakan sebagai terapi simptomatik pada diare.
Aksi kerja adsorben tidak spesifik. Obat ini mempunyai
kemampuan mengikat dan mengaktivasi toksin bakteri,
mengadsorbsi nutrient, toksin (racun), dan obat-obat
penyebab diare.
• Penggunaan adsorben harus dipisahkan dengan obat oral
lainnya selama 2-3jam.
• Adsorben yang digunakan dalam terapi simptomatik diare
antara lain karbon aktif, attapulgit
19. • Karbon Aktif
Permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat
beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau
yang adakalanya berasal dari makanan.
20. Karbon aktif dibuat di dalam tungku yang terbuat
dari baja tahan karat yang dilengkapi pemanas listrik dan
termokopel, dengan kapasitas 400 gram.
Mula-mula serbuk gergaji sengon dipanaskan
sampai suhu 300oC selama 5 jam, arang serbuk sengon
yang dihasilkan kemudian dipanaskan sampai suhu
mencapai 850oC yang selanjutnya diaktivasi dengan jalan
mengalirkan uap H2O selama 30, 60, 90 dan 120 menit
pada suhu uap 100oC dengan tekanan 0,5 kg/cm2
Tungku dipanaskan dengan jalan mengalirkan arus
listrik, kenaikan suhu diatur dengan cara mengatur
termokopel sampai dicapai suhu yang diinginkan.
21. • Atapulgit
Attapulgit bekerja dengan cara
mengikat bakteri dan toksin
dalam jumlah besar sekaligus
mengurangi pengeluaran air.
Atapulgit mengurangi
pergerakan usus,
memperbaiki konsistensi
tinja yang terlalu keras atau
terlalu lembek, dan
meredakan kram perut yang
berkaitan dengan diare.
22. • Pectin
Pectin merupakan senyawa polisakarida yang bisa
larut dalam air dan membentuk cairan kental (jelly)
yang disebut mucilage/ mucilagines.
Cairan ini dapat berfungsi sebagai pelindung yang
melapisi dinding lambung dan usus, sehingga akan
terlindungi bila terdapat luka, toksin kuman atau
asam lambung yang berlebih.
Karena termasuk serat larut air, kelebihan pectin
adalah tidak ikut terbuang bersama feces (kotoran)
dan akan tetap berada dalam system pencernaan.