2. 1. Kutipan ditulis dengan
menggunakan “dua tanda petik”
jika kutipan ini merupakan
kutipan pertama atau dikutip
dari penulisnya. Jika kutipan itu
diambil dari kutipan maka
kutipan tersebut ditulis dengan
menggunakan „satu tanda petik‟
3. 2. Jika kalimat yang dikutip terdiri atas tiga baris atau
kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan
tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama)
dan penulisannya digabung ke dalam paragraf
yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan
jarak dua spasi.
Contoh :
Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional
ialah kemampuan memberi dan menerima cinta,
bukan cinta dalam arti yang penuh romantis atau
memberikan perlindungan yang berlebihan,
melainkan cinta dalam arti
“… a relationship that nourishes us as we give, and
enriches us as we spend, and permits ego and alter ego
to grow in mutual harmony” (Cole, 1993: 832).
4. 3. Jika kalimat yang dikutif terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan
ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris
pertama diketik mulai pada pukulan ke enam dan baris kedua mulai
pukulan ke empat
Pendidikan kewarganegaraan diimplementasikan pada berbagai
jenis dan jenjang pendidikan (persekolahan maupun perguruan tinggi).
Winataputra dan Budimansyah, (2007: 70) menyatakan bahwa:
Pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga
dan keempat. Pendidikan kewarganegaraan sudah menjadi bagian
inheren dari instrumentasi serta praktis
pendidikan
nasional
dalam
lima status, diantaranya: Pertama, sebagai mata pelajaran di
sekolah.
Kedua, sebagai
mata kuliah diperguruan tinggi. Ketiga,
sebagai salah
satu
cabang
pendidikan
disiplin
ilmu
pengetahuan sosial dalam
kerangka program pendidikan guru.
Keempat, sebagai program
pendidikan politik yang dikemas dalam
bentuk Penataran
Pedoman
Penghayatan dan pengamalan
Pancasila (Penataran P-4). Kelima,
sebagai kerangka konseptual
dalam
bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait,
yang dikembangkan sebagai landasan dan
kerangka
berpikir
mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua,
ketiga dan keempat.
5. 4. Jika bagian dari yang dikutip ada
bagian yang dihilangkan , maka
penulisan bagian itu diganti dengan
tiga buah titik. Contoh penulisan
tampak pada butir kedua diatas.
6. 5. Penulisan sumber kutipan ada beberapa
alternatif,
a. Jika
sumber kutipan mendahului
kutipan cara penulisannya adalah nama
penulis diikuti dengan tahun penerbitan,
dan nomor halaman diikuti tahun
penerbitan, dan nomor halaman dikutip
yang keduanya diletakkan didalam
kurung
Contoh seperti no 3
7. b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka
nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor
halaman yang dikutip semuanya diletakkan di
dalam kurung.
Contoh
Selain itu, pendidikan kewarnegaraan dapat
juga dilihat dari aspek akademik, kurikuler dan
sosial kultur. PKn menurut Badan Standar
Nasional
Pendidikan
(BNSP)
“Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang memahami dan mampu melaksanakan hakhak kewajibannya untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
(Winataputra dan Budimansyah, 2007: 99)
8. c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian
yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap
sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi
dengan menyebut siapa yang mengemukakan
pendapat tersebut.
Contoh
Tujuan pendidikan karakter adalah mendorong
lahirnya anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dalam
karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh dengan
kapasitas dan komitmennya untuk melakukan
berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya
dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup.
„Pendidikan karakter yang efektif, ditemukan dalam
lingkungan sekolah yang memungkinkan semua
peserta didik menunjukkan potensi mereka untuk
mencapai tujuan yang sangat penting‟ Battistich
(Musfiroh: 2008).
9. d. Jika penulis terdiri atas dua orang,
maka nama keluarga kedua penulis
tersebut harus disebtkan. Misalnya,
sharp dan Green (1996: 1). Kalau
penulis lebih dari dua orang maka
yang disebut nama keluarga dari
penulis pertama dan diikuti oleh
dkk. Misalnya Budimansyah dkk.
(2009: 34).
10. e. Jika masalah yang dibahas oleh beberapa orang
dalam sumber yang berbeda maka cara
penulisan sumber kutipan itu adalah seperti
berikut:
Beberapa studi tentang anak-anak yang
mengalami kesulitan belajar(Dunkey, 1972;
Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukan
bahwa (tulis intisari rumusan dipadukan dari
ketiga sumber tersebut)
11. f. Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya
tulis dari penulis yang sama pada tahun yang
sama maka cara penulisannya adalah dengan
menambah huruf a, b, dan seterusnya pada
tahun penerbitan.
contoh : (Budimansyah, 2009a, 2009b)
g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka
penulisannya adalah (Tn.2010: 18)
13. Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam
daftar pustaka ini adalah sebagai berikut:
1. Disusun secara alfabetis
2. Nama penulis , dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama
belakangnya kemudian nama depan disingkat.
Misalnya:
Abdul Hamid ditulis Hamid, A
Tuti Herawati-Mulyono ditulis Herawati, T-Mulyono,
Bonar Situmorang ditulis Situmorang, B
3. Tahun penerbitan, judul sumber tertulis yang bersangkutan
dengan digarisbawahi atau dicetak miring, kota tempat
penerbit berada dan nama penerbit.
4. Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua
dan seterusnya diketik mulai pukulan kelima atau satu tab
dalam komputer. Jarak antara baris satu dengan baris
berikutnya ada satu spasi, sedangkan jarak antara sumber
satu dengan sumber berikutnya dua spasi.
14. Contoh :
Budimansyah, D. (2002). Model Pembelajaran dan
Penilaian Berbasis Portopolio.
Bandung:
Penerbit PT Genesindo.
Cogan, J.J & Derricott, R. (1998). Citizenship for
the 21st Century An International
Perspective
on Education, London: Kogan Page.
16. SUMBERNYA JURNAL
Penulisan jurnal dalam daftar pustaka mengikuti
urutan: nama belakang penulis, nama depan
penulis disingkat, tahun penerbitan (dalam
tanda kurung), judul artikel (ditulis di antara
tanda petik), judul jurnal dengan huruf
miring/digarisbawahi dan ditulis penuh,
nomor volume, nomor halaman dari halaman
pertama sampai terakhir
Contoh:
Barent-Lennard, G.T. (1983). “The Empathy Cycle:
Refinement of A Nuclear Concept”. Journal of
Counseling Psychology. (2), 91-100
1.
17. 2. Sumbernya Buku
Urutan penulisannya adalah: Nama belakang penulis, nama depan
(disingkat), tahun penerbitan, judul buku dicetak miring, kota
asal, penerbit
Jika ditulis oleh seorang saja:
Sumarsono. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Jika ditulis oleh dua ata tiga orang, maka semua nama ditulis
Suparlan, Budimansyah D dan Meirawan D. (2009). PAKEM
Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
Genesindo: Bandung.
Jika buku ditulis lebih dari tiga orang, digunakan dkk dicetak
miring
Thayeb, M. dkk (2000). IPS Terpadu 3, Jakarta: Erlangga
Jika sumber merupakan karya tulis seseorang dalam suatu
kumpulan tulisan banyak orang:
Pujianto. (1984). “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa
Indonesia”. Dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan
Pembangunan. Malang: YP2LPM.
18. 3. Sumbernya di luar jurnal dan buku
Berupa skripsi, tesis atau disertasi.
Joeniarko. (2011). Pengaruh Project Citizen Terhadap Keterampilan
Kewarganegaraan Siswa SMP. Tesis. Bandung: Sekolah Pasca
Sarjana UPI. tidak diterbitkan.
Berupa publikasi Departemen
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998). Petunjuk
Pelaksanaan Beasiswa dan
Dana Operasional, Jakarta: Depdikbud.
Berupa dokumen
Proyek Pembangunan Pendidikan Guru (1983).
Laporan
Penilaian Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru. Jakarta:
Depdikbud.
Berupa makalah
Kartadinata, S. (1989). “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan
Indonesia: Kajian Psikologis”. Makalah pada Konvensi 7 IPBI,
Denpasar.
Berupa surat kabar
Sanusi, A (1986). “Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep
Takwa dan Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti
Kualitatif”. Pikiran Rakyat (8 September 1986).
19. 4. Sumbernya dari Intenet
Arif, D. B. (2009). Kompetensi Kewarganegaraan untuk
Pengembangan Masyarakat Multikultural Indonesia
(online). http://baehaqiarif.
wordpress.com/2009/10/08/kompetensikewarganegaraan-untuk-pengembanganmasyarakat-multikulturalindonesia/(15November 2009)
Martianto, D.H. Pendidikan Karakter: Paradigma Baru
dalam Pembentukan Manusia Berkualitas. Tersedia
pada http://tumoutou.net/702
05123/dwi_hastuti.htm. Diakses 24 Maret 2010.