SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
Baixar para ler offline
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 185
Efektifitas Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam
(Deep Well) dengan Bahan PVC
pada Proyek Peningkatan Kapasitas Produksi PDAM Kota Madiun
Sapto Budi Wasono
ABSTRAK
Air bersih adalah salah satu kebutuhan yang paling pokok bagi manusia.
Syarat-syarat kesehatan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Semakin pesatnya pertambahan jumlah penduduk dan
perkembangan ekonomi mengakibatkan semakin bertambahnya pula
kebutuhan air bersih. Dengan adanya kondisi seperti ini menuntut adanya
peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Salah satu cara yang
ditempuh oleh PDAM Kota Madiun dalam rangka meningkatkan pemenuhan
akan air bersih adalah meningkatkan kapasitas produksi. PDAM Kota Madiun
yang merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Madiun berusaha
memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggannya. Perencanaan
yang matang mengenai pengembangan dan peningkatan cakupan pelayanan
air bersih telah dilakukan oleh PDAM Kota Madiun. Dengan dibangunnya
sumur produksi di jalan Sidomakmur Kelurahan Winongo, diharapkan bisa
memberikan solusi untuk mencukupi kapasitas produksi sehingga bisa
mengatasi kekurangan air terutama di wilayah bagian barat Kota Madiun.
Berdasarkan analisis teknis, pemilihan PVC sebagai bahan untuk konstruksi
sumur dalam di wilayah Kota Madiun sangatlah tepat bila dibandingkan
dengan memakai bahan dari logam. Ini dikarenakan lapisan tanah di wilayah
Kota Madiun masih bersifat korosif sehingga pemakaian bahan PVC akan lebih
baik dari segi usia guna. Dari segi ekonomis, bahan PVC juga lebih murah dan
effisien sehingga investasinya tidak memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Kata Kunci : Air Bersih, Sumur Produksi, PVC
PENDAHULUAN
Latar Belakang : PDAM Kota Madiun sangatlah berkeinginan memberikan
kontribusi kepada masyarakat tetapi tetap tidak meninggalkan fungsi sosialnya. Hal
ini bisa dilihat dengan penetapan dan penerapan tarif air yang bersifat progresif dan
diatur dengan penggolongan jenis pelanggannya. Sehingga kesenjangan antar sesama
pelanggan tidak akan terjadi. Seiring dengan tuntutan layanan yang semakin besar
maka PDAM Kota Madiun harus mampu menyediakan air minum sesuai pola
pemakainya. Sehingga nantinya visi dan misi dari PDAM Kota Madiun bisa
terujudkan. Untuk memperoleh air bersih yang memenuhi syarat-syarat tersebut
tidaklah mudah, memerlukan dana yang relatif mahal untuk mendapatkan sumber air
186 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
baku air bersih karena diperlukan survey lokasi yang tepat, pembuatan instalasi
pengolahan serta perawatan terhadap kelangsungannya membutuhkan biaya
operasional yang tinggi. Mengingat air bersih merupakan kebutuhan yang sangat
urgen bagi masyarakat, PDAM Kota Madiun sebagai salah satu Perusahaan yang
bergerak dibidang jasa pelayanan berusaha memberikan yang terbaik bagi seluruh
lapisan masyarakat Kota Madiun. Dengan memanfaatkan air baku dari tanah,
dibuatlah sumur dalam (Deep Well) dengan kedalaman kurang lebih 125 meter. Hal
ini dimaksudkan agar diperoleh air bersih yang benar-benar layak dikonsumsi oleh
masyarakat setelah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Air yang telah
diproduksi dan memenuhi syarat-syarat kesehatan harus didistribusikan kepada
pelanggan. Hal ini memerlukan suatu sistem distribusi melalui perpipaan yang
menyebar ke daerah-daerah yang membutuhkan air bersih sehingga masyarakat yang
membutuhkan air bersih ini bisa terjangkau dan tercukupi. Beberapa permasalahan
yang berkaitan dengan kapasitas produksi air bersih di Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Madiun adalah masih kurangnya penitikberatan pada hal tersebut.
Karena sering terjadinya kekurangan suplai air dan masih adanya ketidak stabilan
tekanan pada daerah-daerah tertentu maka perlu adanya perencanaan yang matang
sehingga kapasitas produksi yang diharapkan bisa tercapai. Berkaitan dengan
pembuatan sumur baru yang berada di jalan Sidomakmur Kelurahan Winongo,
Kecamatan Manguharjo tersebut, sangatlah tepat dengan pemilihan bahan PVC.
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa pemakaian bahan PVC akan lebih menekan
biaya investasi, dan memperpanjang usia sumur (masa operasi). Diharapkan dengan
adanya penambahan sumur baru ini kekurangan suplai air di wilayah barat bisa
tercukupi. Selain itu bisa membantu menambah tekanan di wilayah sekitarnya
sehingga air yang dikonsumsi pelanggan tetap memenuhi syarat-syarat kualitas dan
kuantitas. Dalam penelitian ini batasan yang akan dibahas hanya meliputi :
 Alternatif material PVC sebagai pengganti Black Steel untuk pembuatan sumur
baru di jalan Sidomakmur.
 Analisis hanya pada pelaksanaan pekerjaan pembuatan sumur mulai dari
Pekerjaan Persiapan sampai Penyelesaian.
 Syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan
pembuatan sumur (pengeboran).
 Penulis tidak melakukan analisa dampak penurunan muka air tanah terhadap
sumur disekitarnya disaat sumur tersebut beroperasi.
 Merekomendasikan kapasitas maksimum pemompaan yang diijinkan berdasar
hasil pumping tes.
Tinjauan Pustaka :
Untuk meningkatkan pelayanan air bersih maka diperlukan suatu perencanaan yang
baik mulai dari sarana untuk memproduksi air dan bangunan pengolahan sampai
pipa transmisi dan distribusi serta perlengkapan lainnya. Mengingat kebutuhan akan
air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat maka sistem penyediaan air bersih
perlu dipersiapkan sebaik mungkin untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air
bersih yang lebih besar dimasa mendatang. Air yang diproduksi PDAM Kota Madiun
selama ini berasal dari air tanah. Sedangkan definisi dari air tanah itu sendiri adalah
air yang berada dalam rongga-rongga lapisan geologi dibawah permukaan bumi yang
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 187
dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase.
Terdapatnya air tanah dibawah permukaan tanah dapat dibagi dalam daerah jenuh
dan tidak jenuh. Pada daerah jenuh semua rongga terisi oleh air dibawah tekanan
hidrostatik. Sedangkan pada daerah tidak jenuh terdiri atas rongga-rongga yang terisi
sebagian oleh air dan sebagian lagi oleh udara. Daerah tidak jenuh terletak diatas
daerah jenuh sampai permukaan tanah. Antara dua daerah ini dibatasi oleh lapisan
kedap air. Sedangkan bagian bawah daerah jenuh berupa tanah liat atau batuan dasar
( Bed Rock). Air tanah berada pada daerah jenuh dan air yang berada pada daerah
tidak jenuh disebut air mengambang atau air dangkal ( Vadus Water).
Sistem Pengaliran Air Bersih
Tujuan akhir dari pengolahan air bersih adalah pendistribusian ke konsumen secara
layak sehingga kebutuhan akan air bersih diharapkan sesuai dengan standar kualitas
air bersih. Agar kebutuhan air bersih bisa sampai ke konsumen maka harus ada suatu
sistem pendistribusian sehingga air yang dialirkan ke konsumen bisa dinikmati.
Sistem yang dipakai dalam pengaliran air bersih pada dasarnya diawali dari letak
sumber air, yang kemudian di lokasi tesebut dibuatkan instalasi sumur. Hal ini
tergantung dari kondisi topografi antara sumber air atau tempat pengolahan dengan
tempat konsumen.
Sistem Pengaliran Air Bersih yang biasa digunakan ada tiga macam, yaitu
1. Sistem Pengaliran Gravitasi
Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau tempat pengolahan
mempunyai perbedaan elevasi yang cukup tinggi dengan daerah pelayanan. Sistem
ini memanfaatkan energi potensial dan keadaan topografi sehingga pendistribusian
bisa lebih kontinu dan lebih ekonomis.
2. Sistem Pengaliran dengan Pompa
Sistem ini digunakan apabila elevasi antara sumber air dan daerah pelayanan tidak
dapat memberikan tekanan yang cukup. Agar debit dan tekanan yang diinginkan
dapat tercapai maka air bersih harus dipompakan langsung dari ground reservoir ke
jaringan distribusi.
3. Sistem Pengaliran Kombinasi
Cara kerja sistem ini adalah dimana air bersih dari sumber atau instalasi pengolahan
akan dialirkan ke jaringan perpipaan menggunakan pompa langsung ke konsumen
dan ditampung di reservoir pada saat kebutuhan air minimum, kemudian
didistribusikan pada saat kebutuhan air maksimum.
Pada sistem ini reservoir berfungsi sebagai reservoir distribusi maka air dari ground
reservoir dipompakan langsung ke elevated reservoir kemudian dialirkan ke
konsumen. Hal ini dapat mengantisipasi kehilangan tekanan ke konsumen dan akibat
kebocoran yang tinggi.
Sistem Penyediaan Air Bersih
Komponen Sistem Penyediaan Air Bersih meliputi :
Sumur
Ada 9 (sembilan) lokasi sumur yang dimiliki oleh PDAM Kota Madiun yaitu ;
 Kapuas, Lokasi di Jalan Kapuas, Kelurahan Pandean Kecamatan Taman.
 P2AT, Lokasi di Jalan Majend Panjaitan. Tepatnya di Kantor P2AT.
 Banjarejo, Lokasi di Jalan Bhayangkara, Desa Banjarejo Kecamatan Taman.
 Winongo, Lokasi di Jalan Airlangga, Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo.
188 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
 Manisrejo I, Lokasi di Jalan Tirta Manis, Perumnas I. Kelurahan Manisrejo
Kecamatan Taman.
 Manisrejo II, Lokasi di Jalan Sanggar Manis, Perumnas II. Kelurahan Manisrejo
Kecamatan Taman.
 Ngrowo, Lokasi di Jalan Manggis. Kelurahan Taman Kecamatan Taman.
 Kelun, Lokasi di Perumahan Kelun. Desa Kelun Kecamatan Kartoharjo.
 Sidomakmur
Sumur Sidomakmur merupakan sumur terbaru PDAM Kota Madiun. Lokasi sumur
ini terletak di jalan Sidomakmur Kelurahan Winongo.
Dari pembuatan sumur ini, penulis mengambilnya sebagai bahan untuk evaluasi
mengenai pekerjaan konstruksi sumur apabila menggunakan bahan PVC sebagai
bahan utama dalam konstruksi.
1. Pompa
Pompa berfungsi untuk menyedot air baku dari sumur yang telah di bor sebelumnya.
Jenis Pompa ada dua yaitu :
a. Pompa Subsmersible
Adalah pompa yang pemasangannya tegak lurus dengan lubang sumur. Biasanya
dimasukkan ke dalam lubang sumur kurang lebih dengan kedalaman 40 meter.
b. Pompa Sentrifugal
Adalah pompa yang pemasangannya secara horisontal. Perletakannya diatas
permukaan tanah
2. Well Head
Well Head adalah konstruksi bangunan yang terdiri dari pipa GI beserta
accesoriesnya yang dipasang sedemikian rupa yang fungsinya untuk mengalirkan air
yang telah dipompa untuk diteruskan ke reservoir atau ke jaringan distribusi. Dengan
Well Head ini kita bisa mengetahui debit dan tekanan dari sumur yang terpasang
dengan melihat manometer yang dipasang pada instalasi.
3. Reservoir
Reservoir adalah konstruksi bangunan dari beton yang berfungsi sebagai tempat
penampungan air sebelum dialirkan ke jaringan distribusi.
Menurut jenisnya reservoir ada dua yaitu :
a. Ground Reservoir
Adalah Reservoir yang dibuat dibawah permukaan tanah.
b. Elevated Reservoir
Adalah Reservoir yang dibuat diatas permukaan tanah.
PDAM Kota Madiun mempunyai satu buah Ground Reservoir yang terletak di
Instalasi Produksi Ngrowo, dengan kapasitas 750 m3.
Sedangkan Elevated Reservoir ada dua buah.
a. Instalasi Produksi Ngrowo dengan kapasitas 750 m3
b. Instalasi Produksi Kapuas dengan kapasitas 650 m3.
4. Chlorinasi
Adalah tempat untuk mensterilkan air sebelum didistribusikan. Prosesnya disebut
Desinfeksi, yaitu membunuh bakteri-bakteri yang merugikan yang berada dalam air
tersebut. Zat yang digunakan disebut desinfektan yang berupa gas chlor. Untuk
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 189
pemakaian desinfektan tersebut memerlukan perhitungan dan pengaturan tersendiri.
Bagian yang berkompeten dalam bidang ini adalah Bagian Produksi.
Perencanaan Sumur
Perencanaan sumur merupakan proses yang spesifik ditinjau dari kondisi fisik
material dan dimensi sumur tersebut. Kondisi lokal hidrogeologi dan praktek dalam
perencanaan dilapangan sangatlah kompleks dengan permasalahan. Perencanaan
sumur harus terfokus pada sasaran dan fungsi sumur tersebut. Peruntukannya juga
harus jelas. Apakah untuk pemerintah, untuk industri atau untuk irigasi. Sumur harus
didesain sedemikian rupa untuk mendapatkan kedalaman yang ada pada lapisan
aquifer, dicapainya effisiensi yang tinggi dan produksi air tanahnya harus bebas dari
sedimentasi. Apabila hal ini tidak diperhatikan sangatlah berpengaruh langsung pada
biaya operasi sumur tersebut pada nantinya.
Beberapa prinsip utama dalam mendesain sumur ada tahapan-tahapan yang harus
diperhatikan, yaitu ;
a. Kedalaman minimum drawdown (penurunan muka air tanah) harus
konsisten dengan kapasitas aquifer
b. Kualitas air tanah yang bagus dengan mengadakan perlindungan yang
tepat terhadap pencemaran
c. Air tetap berada pada lapisan pasir/lapisan aquifer
d. Usia guna sumur berkisar kurang lebih 25 tahun
e. Layak secara ekonomis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
Dalam melakukan perencanaan sumur, harus menggunakan kajian dalam
menentukan syarat-syarat dari sumur tersebut baik kajian teknis maupun kajian
ekonomi.
Perencanaan sumur yang kurang baik akan membebani pemiliknya, antara lain
pompa dan beban perawatan yang mahal, usia guna yang relatif pendek sehingga dari
segi ekonomis sangatlah merugikan. Banyak kita temui dalam praktek lapangan,
kapasitas debit sumur yang kecil namun dipaksakan untuk dikonstruksi sehingga
pada akhirnya berimbas pada pelayanan yang kurang memuaskan. Selain itu
penggunaan material konstruksi dengan bahan kualitas rendah bisa juga terjadi dalam
praktek lapangan dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari biaya material sumur
tersebut, sehingga berpengaruh pada usia guna sumur.
Informasi mengenai hidrogeologi sangat penting dan dibutuhkan dalam perencanaan
sumur dengan maksud memperoleh hasil yang efisien dengan kualitas yang baik.
Informasi tersebut antara lain ;
a. Kondisi stratifigasi, khususnya mengenai aquifer dan lapisan sedimen
b. Nilai koefisien K dari aquifer
c. Kondisi water balance dari aquifer baik kondisi saat ini maupun kondisi
yang akan datang
d. Analisa ukuran butiran untuk material aquifer yang tidak terkonsolidasi
dan identifikasi dari jenis unsur-unsur logam dan mineral bila diperlukan
e. Kualitas air tanah
Konstruksi Sumur
Sebelum memulai pekerjaan perencanaan sumur, Engineer harus mengadakan studi
perencanaan, konstruksi dan pemeliharaan dari beberapa sumur yang ada.
190 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
Selain itu diperlukan penambahan informasi mengenai data pemeliharaan sumur oleh
pihak/instansi terkait. Faktor kebutuhan yang kuat dan biaya-biaya dalam
pelaksanaan konstruksi sumur dan pemeliharaan merupakan bagian dari syarat
khusus parameter perencanaan sumur. Untuk konstruksi sumur sendiri terdiri dari 2
(dua) elemen yaitu casing dan bagian intake. Untuk pelayanan kebutuhan air,
peralatan pompa mempunyai lubang pipa ke atas untuk mengalirkan air dari aquifer
menuju lubang pengambilan pompa. Sedangkan bagian intake dari sumur yang tidak
terkonsolidasi dan semikonsolidasi umumnya bagian screen dilindungi dari
masuknya sedimen-sedimen yang menghambat/menutupi screen tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang pekerjaan konstruksi sumur, yaitu :
a. Pemilihan diameter casing
Pemilihan diameter casing yang tepat dari sumur sangatlah penting karena sangat
mempengaruhi terhadap biaya konstruksi.
Diameter yang dipilih harus tepat dengan dua alasan, yaitu :
 Casing harus mempunyai lebar yang cukup untuk menampung debit
air yang dipompa dengan cukup bersih. Dengan demikian efisiensi
operasi instalasi akan tinggi.
 Diameter dari casing harus cukup dan sesuai dengan pompanya.
b. Bahan material casing
Pemilihan bahan casing dan diameter bergantung pada kualitas air, kedalaman
sumur, biaya lubang bor, metode pengeboran dan peraturan yang berlaku. Tipe
dari casing yang digunakan konstruksi sumur adalah besi, thermo plastic,
fiberglass, beton dan semen asbes.
Besi digunakan lebih umum, tetapi bahan thermoplastic lebih menguntungkan
secara ekonomis mengingat pangsa pasarnya lebih banyak, khususnya digunakan
pada area yang mempunyai air tanah dengan kadar korosinya tinggi dan
kedalaman sumurnya lebih dari 1000 feet (> 350 meter).
c. Perencanaan pipa
Pipa yang digunakan untuk konstruksi sumur didasarkan pada standar
pengembangan dari dua kondisi di pasaran yaitu :
1. Pipa air minum, pipa pemanas, AC, gas dan proses sistem lainnya (
Standar ASTM)
2. Oli dan gas industri (Standar API).
DATA DAN METODE
Lokasi Pekerjaan
Daerah kajian proyek berada di wilayah Kota Madiun, jalan Sidomakmur Kelurahan
Winongo Kecamatan Manguharjo.
 Nama Proyek : Pembuatan Sumur Dalam (Deep Well)
 Pemilik Proyek : Dinas PU Kota Madiun
 Nama Bangunan : Sumur Dalam (Deep Well)
 Type Bangunan : Sumur Dalam Vertikal Tunggal
 Kedalaman : 125 meter
 Diameter sumur : 300 mm x 150 mm
Pengumpulan Data
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 191
Dalam rangkaian kegiatan evaluasi mengenai Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi
Sumur Dalam ( Deep Well ) dengan bahan PVC pada Proyek Peningkatan Kapasitas
Produksi PDAM Kota Madiun ini, data yang dikumpulkan Penulis adalah dari PDAM
Kota Madiun .
Adapun data-data yang diperlukan adalah ;
1. Lokasi Pekerjaan
Yaitu lokasi dimana proyek dilaksanakan. Proyek berada di wilayah
Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo.
2. Persiapan Pekerjaan
Meliputi beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum proyek
berlangsung, diantaranya ;
 Jalan masuk
 Persiapan lokasi pengeboran
 Penyediaan air
 Pengamanan lokasi
3. Pelaksanaan Pekerjaan
Yang termasuk dalam Pelaksanaan Pekerjaan meliputi ;
 Pekerjaan Pengeboran
 Pemasangan Pipa
 Gravel Pack
 Logging
 Pengujian Sumur
 Pengujian Kualitas Air
4. Pekerjaan Penyelesaian
Yang termasuk dalam Pekerjaan Penyelesaian ;
 Penyempurnaan Sumur
 Pemulihan lokasi
 Pembuatan Laporan
HASIL PEMBAHASAN
Dasar-dasar Perencanaan Sumur
Sebelum pelaksanaan pengeboran sumur, perlu diadakan perencanaan yang matang
agar nantinya bisa diperoleh hasil yang maksimal dari sumur yang akan dibuat.
Perencanaan dari suatu sumur merupakan proses yang spesifik ditinjau dari kondisi
fisik material dan dimensi sumur tersebut. Meskipun perencanaan sumur kelihatan
dengan prosedur yang pasti namun kondisi lokal hidrogeologi dan praktek dalam
perencanaan di lapangan sangatlah kompleks dengan permasalahan. Beberapa hal
mengenai pentingnya kondisi hidrogeologi yang perlu dimengerti antara lain ;
o Kondisi stratifigasi, khusunya mengenai aquifer dan lapisan sedimen
o Kondisi Water Balance dari aquifer, baik kondisi saat ini maupun
kondisi yang akan datang.
o Analisa ukuran butiran untuk material aquifer yang tidak
terkonsolidasi dan teridentifikasi dari jenis unsur-unsur logam dan
mineral
o Kualitas air tanah
192 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
Sumur yang akan dibuat harus didesain sedemikian rupa untuk mendapatkan
kedalaman yang ada pada lapisan aquifer sehingga diperoleh efisiensi yang tinggi dan
produksi air tanah yang bebas dari sedimentasi.
Sumur terdiri dari 2 (dua) elemen penting yaitu casing dan intake. Fungsi utama dari
casing adalah untuk menghindari masuknya sedimen-sedimen yang berada
pada lapisan tanah yang bisa terserap masuk ke dalam pipa utama sehingga tidak
timbul kontaminasi dari air yang diproduksi.
Dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi sumur adalah
1. Pemilihan Bahan Casing
Untuk pemilihan bahan casing bergantung pada kualitas air, kedalaman sumur,
metode pengeboran dan peraturan yang berlaku.
Beberapa bahan yang digunakan dalam konstruksi sumur antara lain besi, stainless
steel, thermoplastic, fiberglass, beton dan semen asbes.
Pemilihan casing sangat tergantung dari beberapa faktor utama, yaitu :
o Kekuatan peralatan
o Ketahanan terhadap korosi
o Kemudahan pemakaian dan perawatan
o Aspek biaya
o Tipe formasi
o Metode pengeboran
o Desain Sumur
o Teknik Konstruksi
Dalam praktek lapangan ternyata casing dari besi yang sering digunakan. Sebenarnya
bahan thermoplastic lebih menguntungkan secara ekonomis, mengingat pangsa
pasarnya lebih banyak khususnya dipakai pada area yang mempunyai air tanah
dengan kadar korosinya tinggi dan kedalaman sumurnya lebih dari 1000 ft (> 350 m).
Tempat dari rangkaian casing pada lubang eliminasi membutuhkan perbaikan dengan
grouting untuk menghilangkan resiko kebocoran antara rangkaian casing.
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 193
Tabel 1. Perbandingan Bahan Casing
Bahan
Berat
Jenis
Daya
Renta
ng
(psi)
Modu
lus
renta
ng
105
psi
Daya
Tekan
ft-
lb/in
Batas
temp
max
(F)
Muai
Panas
105
in/in F
Peminda
han
panas hr-
ft2 F
Daya
serap air
wt%/24h
r
LBS
PVC
Etyrene
Rubber
Fiberglass
Epoxy
Asbestos
Cement
Low-Carbon
Stell
Type-304
Stainless Steel
1.04
1.40
1.06
1.89
1.85
7.85
8.0
4.500
8.000
3.800
16.750
3.000
35.000
-
60.000
30.000
-
80.000
3.0
4.1
3.2
23.0
30.0
300.0
290.0
6.0
1.0
0.8
20.0
1.0
180
150
140
300
250
800 –
1000
800 -
1000
5.5
3.0
6.8
8.5
1.7
6.6
10.1
1.35
1.10
0.80
2.30
0.56
333.0
96.0
0.30
0.05
0.15
0.20
2.0
0
0
Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang
2. Pemilihan Diameter Casing
Pemilihan diameter casing yang tepat dari sumur sangatlah penting karena sangat
berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya konstruksi sumur dibandingkan dengan
jenis dan tipe peralatan bor yang digunakan.
Rangkaian dari casing biasanya dimasukkan sampai kedalaman 50 ft (91,5 – 152 m)
tergantung dari kondisi geologinya. Idealnya rangkaian casing harus berada dan
ditempatkan pada lapisan lempung atau lapisan lain yang tidak bersedimen.
Dalam proses perencanaan sedapat mungkin harus memperhatikan kondisi yang akan
berpengaruh dalam pemilihan diameter casing.
Diameter casing harus dipilih secara tepat dengan dua alasan, yaitu
o Casing harus mempunyai lebar yang cukup untuk menampung
debit air yang dipompa dengan cukup bersih sehingga efisiensi
operasi instalasi akan tinggi.
o Diameter casing harus cukup dan sesuai dengan pompanya
Tabel 2. Rekomendasi Diameter Sumur untuk beberapa Pompa
Kapasitas Debit Sumur Ukuran Lubang
pompa
Ukuran Maksimum
Casing Sumur
Ukuran Minimum
Casing Sumur
(gpm) (m3/hari) (in) (mm) (in) (mm) (in) (mm)
<100 <545
75 – 175 409 – 954
150 – 350 818 –
1.910
300 – 700 1.640 –
3.820
4
102
5
127
6
152
6 ID 102
ID
8 ID 127
ID
10 ID 152
ID
5 ID 127
ID
6 ID 152
ID
8 ID 203
ID
194 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
500 – 1.000 2.730 -
5.450
800 – 1.800 4.360 –
9.810
1.200 – 3.000 6.540 –
16.400
2.000 – 3.800 10.900 –
20.700
3.000 – 6.000 16.400 –
32.700
8
203
10
254
12
305
14
356
16
406
20
508
12 ID 203
ID
14 ID 254
ID
16 ID 305
ID
20 ID 356
ID
24 ID 406
ID
30 ID 508
ID
10 ID 254
ID
12 ID 305
ID
14 ID 356
ID
16 ID 406
ID
20 ID 508
ID
24 ID 610
ID
Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang
Tabel 3. Debit Maksimum Untuk Beberapa Diameter Casing dengan Kecepatan 5
ft/det ( 1,5 m /det ).
Ukuran Casing Debit Maksimum
(in) (mm) (in) (mm)
4 102
5 127
6 152
8 203
10 254
12 305
14 337
16 387
20 438
24 591
200
1.090
310
1.690
450
2.450
780
4.250
1.230
6.700
1.760
9.590
2.150
11.700
2.850
15.500
4.540
24.700
6.620
36.100
Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang
Pemilihan kelas pipa yang digunakan untuk casing harus mengikuti standar pipa
seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Rekomendasi Pemilihan Pipa untuk Casing
NO KLASIFIKASI DESKRIPSI
1 Casing Sumur Casing sumur diproduksi dengan pengelasan
elektrik atau proses kelim dengan ukuran 3,5 in
OD s/d 8 5/8 in OD (88,9 mm s/d 219 mm) dengan
dinding lebar dan standart.
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 195
2
3
4
Pelebaran pipa
aliran
Pipa Pengeboran
Pipa Sumur bor
Pelebaran pipa aliran sumur dibuat khusus untuk
sumur yang menggunakan pengeboran. Produk
dibuat dengan metode las elektrik dan kelim.
Diameter pipa 1” s/d 12 “ (25,4 mm s/d 305 mm)
dengan panjang antara 16 ft s/d 22 ft (4,9 m s/d 6,7
m)
Pipa pengeboran merupakan pipa yang di las
secara elektrik atau secara proses kelim dan
direncanakan digunakan untuk peralatan
pengeboran. Dengan ukuran antara 168 mm s/d
406 mm.
Pipa sumur bor diproduksi dengan metode las
dan kelim yang standar. Ukuran pipanya 25,4
mm, 31,0 mm, 38,1 mm dan 50,8 mm.
Dengan panjang pipa berkisar 3 ft s/d 6 ft (0,9 m
s/d 1,8 m) dan 6 ft s/d 10 ft (1,8 m s/d 3 m)
Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang
Tabel 5. Komposisi dan Penerapan Beberapa Jenis Logam untuk Casing dan
Screen Sumur.
No Jenis Logam Komposisi Penggunaan
1
2
3
4
Low Carbon Steel
(Besi Karbon Rendah)
Tipe 405 Stainless
Steel
Tipe 304 Stainless
Steel
Tipe 316 Stainless
Steel
Karbon : 0,8 % max
Besi : seimbang
Krom : 11,5 % min
Aluminium : 0,3 %
max
Besi : seimbang
Krom : 8 % min
Nikel : 8 % min
Mangan : 2 % max
Karbon : 0,08 % max
Besi : seimbang
Krom : 16 % min
Nikel : 10 % min
Molybdenum : 2 %
min
Tidak tahan terhadap korosi.
Akan mempunyai usia guna
yang baik bila ditempatkan pada
air yang tidak mengandung
korosi.
Lebih tahan terhadap korosi.
Cocok untuk pipa air minum
dengan kadar korosi yang
rendah dan sedang.
Tahan terhadap korosi, lebih
baik digunakan material
stainless steel untuk screen
sumur. Kadang dipakai khusus
untuk sumur dengan kapasitas
besar pada lingkungan yang
mengandung korosi.
Digunakan untuk air tanah yang
mengandung kadar garam
sedang. Molybdenum akan
membantu menahan lubang
196 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
5
6
7
Terpanter 20c63
Nikonel 400
Ascoloy 825
Karbon : 0,03 % max
Besi : seimbang
Krom : 19 % min
Nikel : 32 % min
Molybdenum : 2 %
min
Tembaga : 3 % max
Mangan : 2 % max
Besi : seimbang
Nikel + Kobal : 63 %
min
Tembaga : 28 % max
Mangan : 2 % max
Besi : 2,5 %
Nikel + Kobal : 38 %
min
Krom : 19,5 % max
Mangan : 2 % max
Molybdenum : 2,5
% min
Tembaga : 1,5 %
min
kebocoran dan retakan-retakan
akibat larutan garam. Lebih
tahan terhadap patahan akibat
korosi yang kuat dibanding tipe
304 Stainless Steel.
Sangat kuat dan tahan terhadap
korosi, patahan, lubang-lubang
dan retakan akibat korosi.
Akan tahan terhadap air garam
dan suhu lebih dari 100ºF (38ºC)
Sangat baik digunakan di air laut
dimana kadar larutan sodium
klor yang tinggi bereaksi dengan
oksigen terlarut.
Bahan sangat sensitif terhadap
hidrogen sulfat.
Bahan kurang tahan pada
larutan klorida kadar tinggi.
Akan tetapi tahan terhadap
patahan, lubang-lubang dan
retakan akibat korosi.
Lebih baik digunakan pada pipa
panas bumi, minyak, gas dan
sumur injeksi.
Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang
Pekerjaan Sumur Dalam
Setelah melalui perencanaan yang matang, barulah pekerjaan konstruksi sumur bisa
dimulai. Untuk pekerjaan konstruksi biasanya dilaksanakan oleh
kontraktor/pemborong yang bergerak dibidang pengeboran. Pekerjaan konstruksi
diawali dengan pekerjaan persiapan yang meliputi pengangkutan, pemindahan,
peralatan, material, direksi kit, gudang, jalan masuk, tersedianya air, dan siapnya
personil. Dalam pelaksanaan pemboran, dari pelaksana pekerjaan biasanya memiliki
metode tersendiri dalam pemboran sesuai kondisi geologi. Untuk bahan-bahan
penunjang pekerjaan yang diperlukan disediakan oleh pemborong dan harus sesuai
dengan persyaratan teknis yang telah ditentukan.
Prosedur pekerjaan konstruksi sumur meliputi :
1. Persiapan site dan persiapan pekerjaan
2. Pemasangan mesin bor
3. Pengeboran dengan diameter 18” dari permukaan tanah sampai pada
kedalaman 10 – 15 meter
4. Pemasangan pipa konduktor sementara diameter 16”
5. Pengeboran lubang diameter 14” sampai pada kedalaman antara 35 – 50
meter dan mengadakan cutting untuk mengambil contoh batuan.
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 197
6. Pengeboran lubang diameter 12” sampai pada kedalaman 100 meter dan
mengadakan cutting untuk mengambil contoh batuan
7. Sirkulasi dan mengurangi kekentalan lumpur pengeboran sampai 33
detik ( Marsh Funnel ) dengan cara menambah material pengencer.
8. Logging Resistivity dan SP (juga gamma) untuk menentukan kedalaman
dan ketebalan akuifer.
9. Pemasangan pipa sumur yang terdiri dari pipa produksi diameter 6”,
reducer dan pipa jambang 12” sesuai dengan desain sumur yang
ditentukan.
10. Penempatan gravel ke dalam rongga disekeliling pipa produksi dengan
cara yang telah ditentukan dan sampai kedalaman yang ditentukan pula.
11. Development sumur
12. Logging EC untuk mengetahui kualitas air
13. Pencabutan pipa konduktor sementara diameter 16”
14. Pengujian ketegak lurusan pipa jambang sumur dan pengisian semen
atau grouting ke dalam rongga disekeliling pipa jambang.
15. Pembongkaran mesin bor
16. Pelaksanaan pemompaan uji
17. Pemasangan tutup sumur
18. Pemulihan lokasi pengeboran.
Untuk kedalaman pemboran sumur di wilayah Kota Madiun adalah antara 125 s/d
130 meter. Pada kedalaman tersebut sudah bisa diperoleh air tanah yang baik.
Apabila dalam pelaksanaan pengeboran sumur diperlukan lubang penuntun ( Pilot
Hole ), maka prosedur yang harus dijalankan adalah ;
1. Persiapan site dan persiapan pekerjaan
2. Pemasangan mesin bor
3. Pengeboran dengan diameter 12” dari permukaan tanah sampai pada
kedalaman 10 – 15 meter
4. Pemasangan pipa konduktor sementara diameter 6”
5. Pengeboran lubang penuntun ( Pilot Hole ) diameter 4¾” sampai pada
kedalaman 100 meter dan mengadakan cutting untuk mengambil contoh
batuan.
6. Sirkulasi dan mengurangi kekentalan lumpur pengeboran sampai 33
detik ( Marsh Funnel ) dengan cara menambah material pengencer.
7. Logging Resistivity dan SP (juga gamma) untuk menentukan kedalaman
dan ketebalan akuifer.
8. Pencabutan pipa konduktor sementara diameter 6”
9. Jika hasil pengeboran lubang penuntun menunjukkan adanya akuifer
produktif maka lubang penuntun dilebarkan menjadi diameter 18”
sampai pada kedalaman antara 10 – 15 meter.
10. Pemasangan pipa konduktor sementara diameter 16”
11. Pelebaran lubang bor diameter 4¾” menjadi diameter 12” dan diameter
8” sesuai kedalaman yang ditentukan.
12. Pemasangan pipa sumur yang terdiri dari pipa produksi diameter 6”,
reducer dan pipa jambang 12” sesuai dengan desain sumur yang
ditentukan.
198 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
13. Penempatan gravel ke dalam rongga disekeliling pipa produksi dengan
cara dan kedalaman yang telah ditentukan
14. Development sumur
15. Logging EC untuk mengetahui kualitas air
16. Pencabutan pipa konduktor sementara diameter 16”
17. Pengujian ketegak lurusan pipa jambang sumur dan pengisian semen
atau grouting ke dalam rongga disekeliling pipa jambang.
18. Pembongkaran mesin bor
19. Pelaksanaan pemompaan uji
20. Pemasangan tutup sumur
21. Pemulihan lokasi pengeboran.
Alat-alat Pemboran
Alat-alat pemboran yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis. Dan
semua peralatan ini harus disiapkan sedini mungkin oleh pelaksana pekerjaan.
Beberapa peralatan tersebut adalah ;
a. Drilling Rigs ( Bor )
Untuk jenis alat ini terdiri dari tiga macam yaitu ;
o Spidle type
o Rotary Table
o Top Drive
b. Compressor ( Pompa lumpur )
Sebagai penunjang utama Drilling Rig, harus tersedia compressor. Alat ini digunakan
untuk menyedot lumpur yang biasanya ikut tersedot dalam pipa pemboran.
Compressor yang dipakai harus bertipe piston. Kapasitas yang dianjurkan adalah 500
l/menit pada 24 kg/cm2 didalam preparasi pompa lumpur dilapangan harus
diperhitungkan panjang sirkulasi dari lubang bor kebak lumpur sehingga
dipertimbangkan bahwa sample ‘cutting’ yang diperoleh cukup bisa mewakili
penetrasi kedalamannya dan juga efek perembesan ke dalam lubang bor.
Selain itu harus juga disiapkan alat pengetesan lumpur pemboran, antara lain ;
o Mud balance/Timbangan lumpur
o Marsh funnel
o No. 200 Sive ( ayakan no 200 )
o PH indicator paper (kertas ph)
o EC meter
c. Stang Bor/Drill Rod, Collar Drill/Pemberat, Stabilizers.
Alat ini berfungsi untuk mencegah kemungkinan tidak lurusnya lubang bor.
Spesifikasi teknisnya harus sesuai dengan standar API atau yang sederajat.
d. Conductor Pipe/Surface Case/Pipa Pelindung
Untuk sistem bor putar pemakaian Conductor Pipe sangat penting karena untuk
mencegah runtuhnya lubang bor. Pipa Pelindung ini harus dipasang dalam keadaan
normal minimum pada kedalaman 10 meter. Pada kondisi khusus mungkin perlu
lebih dalam lagi untuk mencegah kemungkinan terjadinya keruntuhan ke dalam
lubang bor.
Pemasangan Mesin Bor
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 199
Sebelum pekerjaan pengeboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati
diatas pondasi yang kuat agar dapat memberikan hasil pengeboran yang baik dan
mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya
kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja pengeboran.
Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor
Pipa konduktor ( Conductor Pipe Surface Casing ) dipasang pada tiap lokasi sumur
untuk mencegah keruntuhan lapisan permukaan tanah selama pelaksanaan
pengeboran berlangsung. Diameter pipa konduktor yang akan dipasang ditentukan
oleh Direksi berdasarkan diameter lubang yang akan dibor. Kedalaman pemasangan
pipa konduktor ditentukan berdasarkan keadaan lapangan ditiap lokasi.
Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan maka
Pelaksana Pekerjaan harus mencabut pipa tersebut dan apabila tidak dapat dicabut
akan menjadi resiko Pelaksana Pekerjaan.
Diameter dan Kedalaman Pengeboran
Diameter dan kedalaman pengeboran pada tiap lokasi ditentukan oleh pemilik proyek
paling tidak sebelum pekerjaan pengeboran dimulai. Diameter dan kedalaman
pengeboran tersebut ditentukan berdasarkan prosedur pekerjaan konstruksi sumur
yang akan dilaksanakan.
Metode Pengeboran
Metode Pengeboran yang digunakan adalah metode “ Direct Circulation Mud Flash “
yaitu dengan pembuatan dua buah kolam lumpur disebelah titik pengeboran. Dan
satu buah kolam pengendapan. Gunanya adalah untuk mengalirkan lumpur yang
keluar dari lubang bor ke kolam kedua. Dalam kolam kedua ini butir-butir yang halus
akan mengendap dan lumpur yang akan bebas dari kandungan pasir akan mengalir
ke dalam kolam ketiga.
Pengawasan Lumpur Pengeboran
Selama pengeboran kekentalan dan densitas lumpur harus diukur setiap jam dengan “
Marsh Funnel “ dan “ Mud Balance “. Kekentalan lumpur pengeboran tersebut harus
dipertahankan antara 35 – 45 detik. Densitas lumpur harus dipertahankan kira-kira
1,07. Kadar pasir dari lumpur pengeboran harus lebih kecil dari 5%. Apabila sirkulasi
lumpur berhenti pada waktu pekerjaan pengeboran maka mata bor dan stang bor
segera diangkat dari lubang sumur.
Pencucian Lubang Bor
Untuk memperoleh lubang bor dan contoh batuan (cutting) yang baik maka Pelaksana
Pekerjaan harus melaksanakan pencucian lubang bor setiap operasi pengeboran
mencapai kedalaman tertentu (tiap 6 meter atau per 1 stang bor). Pencucian dilakukan
dengan jalan melaksanakan sirkulasi lumpur sampai lubang bor bersih dari material
hancuran batuan (cutting).
Pelebaran Lubang Bor
Apabila pengeboran dilaksanakan dengan prosedur Lubang penuntun (pilot Hole)
dan menunjukkan adanya akuifer produktif maka pelaksana pekerjaan harus
melaksanakan pelebaran lubang bor ( Reaming ) sampai dengan diameter dan
kedalaman yang ditentukan oleh pemilik proyek. Pelebaran lubang bor dilaksanakan
dengan menggunakan “Reamer Bit” atau “Hole Opener” dengan diameter yang sesuai
200 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
dan dilengkapi dengan alat penuntun ber diameter sama dengan lubang yang
dilebarkan agar ketegak lurusannya sama dengan lubang penuntun.
Berakhirnya Pengeboran
Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang ditentukan, maka pengeboran
akan dihentikan atas ijin pemilik proyek. Kemudian lubang bor harus dicuci sampai
bersih dari endapan dengan melakukan sirkulasi lumpur paling tidak selama 4
(empat) jam secara terus menerus. Setelah lubang bor sudah bersih maka kekentalan
lumpur pengeboran dikurangi sampai 33 detik “Marsh Funnel” dengan cara
menambah material pengencer.
Pengumpulan Contoh Batuan ( Cutting )
Contoh batuan (cutting) dari informasi yang dibor harus diambil dan harus dapat
mewakili litologi etiap meter pengeboran. Deskripsi batuan harus dilakukan terhadap
setiap contoh batuan yang dikumpulkan. Pengambilan contoh batuan harus dilakukan
dengan alat “ Shale Shaker Vibrating Screen “ yaitu dengan mengalirkan lumpur dari
lubang bor langsung ke alat tersebut.
Logging Geofisik
Logging Geofisik terdiri dari resistivity dan SP (juga Gamma) dikerjakan oleh
Kontraktor/Pelaksana Pekerjaan pada setiap lubang sumur dibawah pengawasan
langsung dari pihak Pemilik Proyek. Sebelumnya lubang bor yang telah selesai
dikerjakan harus dicuci dengan sirkulasi secukupnya.
Pemboran Uji ( Test Drilling )
Pemboran uji dilakukan untuk memperoleh kelengkapan data mengenai lapisan
batuan/tanah secara tegak (vertikal) dari permukaan tanah sampai kedalaman yang
diinginkan. Disamping melakukan pemboran uji juga dilakukan pengukuran Logging
dengan maksud untuk membantu mendapatkan data yang paling mendekati
ketepatannya. Metode yang sering dipakai adalah Geologic Log yaitu dengan jalan
mengumpulkan contoh tanah setiap kedalaman selama dilakukan pemboran uji.
Dari data ini kemudian dianalisis untuk setiap kedalaman satu meter agar dapat
diketahui letak lapisan pembawa airnya (akuifer) sehingga rencana kedudukan serta
panjang pipa penyaring (screen) dapat ditentukan. Hasil loggingnya merupakan
deskripsi geologi dari daerah lubang bor yang kemudian digambarkan dalam bentuk
log lithologinya. Setelah pelaksanaan pemboran selesai dilakukan pencucian sumur
(development), yaitu proses pengeluaran dan pembuangan material-material halus
dari akuifer supaya air dapat masuk kedalam sumur melalui pipa penyaring dengan
mudah dan lancar.
Pembersihan dan Pengurasan Sumur
Pembersihan lubang sumur yang telah dikonstruksi adalah merupakan pekerjaan
yang terpenting dalam pembuatan sumur. Sumur yang telah jadi harus terhindar dari
penyumbatan lapisan akuifer oleh lumpur.
Cara-cara yang dipakai untuk pekerjaan pembersihan dan pengurasan sumur harus
sesuai dengan metoda pemboran, sifat karakteristik lapisan akuifer dan sebagainya.
Alat-alat yang diperlukan untuk pekerjaan ini antara lain ; Pompa Piston, Plunggers,
Bailing, Compressor.
Geofisika Lubang Bor.
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 201
Geofisika lubang sumur dilakukan pada sumur-sumur eksplorasi atau “Pilot Hole”.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi keadaan fisik lapisan akuifer, sifat
resisfitasnya selekas mungkin setelah pilot hole selesai dikerjakan sesuai dalam
persyaratan teknis.
Prosedur pelaksanaan geofisika adalah sebagai berikut ;
o Resitivity dengan beberapa konfigurasi elektroda (Short Normal
dan Long Normal )
o Spontaneous Potensial
o Natural Gamma radiasi
Setelah pekerjaan ini selesai, digambarkan dalam suatu profil atau penampang kolom
standar. Peralatan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah Logger. Logger harus
sesuai dengan pengukuran sampai dengan 125 meter.
Pemompaan Uji
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk pengujian dari karakteristik geohidrolik,
perhitungan pemompaan sumur secara aman ( Save Yield ), ekonomis sumur dan
untuk mengetahui kualitas dan kuantitas air.
Dalam melaksanakan Pemompaan Uji, peralatan yang tersedia harus lengkap dan
tenaga ahli yang dipakai harus cakap dan berpengalaman dalam menggunakan
peralatan tersebut. Banyaknya air yang dipompa dari dalam sumur akan diukur
dengan alat ukur yang disediakan oleh pelaksana pekerjaan. Letak pompa untuk
pengetesan sumur harus tepat sehingga diperoleh hasil yang maksimal dari sumur
yang akan diuji
Pekerjaan Pemompaan Uji terdiri dari ;
o Step Draw Down Test
Kapasitas pemompaan bertahap dari 5 l/det, 10 l/det, 15 l/det dan
seterusnya. Tiap tahap lamanya kurang lebih sekitar 2 jam. Sebelum
pompa dijalankan muka air statis didalam sumur harus diukur dan
dicatat. Pada saat mulai dilakukan pemompaan besarnya debit
pemompaan harus diatur sesuai dengan syarat-syarat teknis. Setelah
ditentukan kapasitas pemompaanya maka air dalam sumur akan
diukur setiap 1 - 5 menit
o Time Draw Down Test
Kapasitas pemompaan tergantung pertimbangan teknis dari hasil
step test maksimum yang dapat dicapai. Sedangkan waktu yang
diperlukan untuk test adalah 2 x 24 jam. Untuk 2 jam pertama agar
diikuti cara pengukuran tinggi muka air didalam sumur dilakukan
setiap selang waktu 30 menit sampai 2 x 24 jam. Waktu pemompaan
dimulai harus dicatat secara teliti pada saat jam-jam dilakukan
pengukuran.
o Recovery Test.
Recovery test dilaksanakan pada saat pompa berhenti. Selama 15
menit pertama pengukuran terhadap muka air didalam sumur
dilakukan setiap selang 1 menit selama 2 jam berikutnya pengukuran
dimulainya Time Draw Down Test.
Penyelesaian Sumur ( Well Completion )
1. Pemasangan Sanitary Seal (Beton Pelindung)
202 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
Setelah Pengetesan sumur selesai, pemasangan sanitary seal (Beton
Pelindung) segera dilakukan. Pengecoran dimulai dari kedalaman 25
meter hingga permukaan tanah dengan metode yang dapat menjamin
bahwa beton yang terpasang kuat dan kedap air.
2. Pemasangan Kepala Sumur (Well Head)
Well Head harus diselesaikan untuk setiap sumur produksi dengan
pemasangan/pengecoran beton Appron (Concrete Pedetals),
pemasangan tutup sumur dan pipa sounding. Well Head harus dicat
agar terlindung dari karat.
3. Pembersihan Sumur
Setelah keseluruhan pekerjaan pembuatan dan pengetesan sumur
selesai maka seluruh lokasi pemboran harus dibersihkan dari kotoran
bekas pekerjaan pengeboran dan sisa material pemboran. Tanah harus
diurug dan dikembalikan seperti kondisi semula.
Analisis Instalasi Konstruksi Sumur
Bila hasil pengujian telah diperoleh dan menunjukkan hasil yang baik sesuai
perencanaan maka lokasi pemboran bisa langsung dipakai sebagai sumur produksi.
Dalam pekerjaan ini termasuk penyediaan pipa-pipa, pipa saringan, gravel pack dan
lain-lain sesuai teknis harus disiapkan.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan konstruksi sumur antara lain :
o Pipa Jambang ( Pump House Casing ), perletakannya 40 meter dibawah
permukaan tanah. Diameter 300 mm.
o Pipa Buta ( Blank Pipe Casing ), dengan panjang sekitar 55 meter. Diameter
150 mm.
o Pipa Saringan ( Screen ), dengan panjang sekitar 30 meter.
Diameter 150 mm
o Pipa Observasi ( Piezometer ). Diameter 25 mm.
Untuk mencegah terjadinya ketidaklurusan pada sumur, maka pada setiap
15 meter dipasang centralizers. Sebelum instalasi pipa-pipa dan saringan maka lubang
bor harus dibersihkan dulu. Penyambungan pipa jambang dan pipa buta atau
saringan harus menggunakan reducer.
Bahan atau material pipa yang dipakai dalam konstruksi harus sesuai dengan standar
API atau yang sederajat yang umum dipakai untuk konstruksi sumur bor.
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 203
Tabel 6 Analisa Konstruksi Sumur Dalam menurut bahan
NO JENIS PIPA
PELAKSANAAN
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1
2
3
4
5
Cast Iron
Ductile Iron Pipe
(DIP)
Galvanis Iron Pipe
(GIP)
Polivinyl Chloride
(PVC)
Black Steel Pipe
- Harga cukup murah
- Pipa mudah disambung
- Pipa tahan korosi
- Pipa kuat dan tahan lama
- Usia guna sampai 100 tahun
- Mudah mendeteksi bila ada
kebocoran
- Ulet dan kuat
- Tidak tembus kontaminasi
senyawa organik
- Murah, ringan dan mudah
diangkut
- Mudah dalam
penyambungan
- Murah harganya
- Pipa tahan lama
- Tahan terhadap benturan
dan sengatan matahari
- Pipa lebih fleksibel
- Punya tahanan hidrraulik
yang rendah
- Tahan terhadap korosi
- Isolator listrik yang baik
- Ringan
- Mudah pemasangannya
- Mudah penanganannya
- Penyambungan lebih mudah
- Kuat terhadap tekanan air
- Tahan terhadap getaran dan
beban berat
- Bila pecah akan melebar
- Kapasitas pipa berkurang
dengan bertambahnya
umur pipa
- Pipa digunakan pada
tekanan maksimal 7
kg/cm2
- Pipa berat dan tidak
ekonomis
- Laju korosi cukup tinggi
- Biaya proteksi mahal
- Pipa mudah berkarat
- Umur pipa pendek, 7 – 10
tahun
- Koefisien muai besar
- Tidak tahan terhadap suhu
tinggi
- Dapat rusak akibat
degradasi ultraviolet
- Biaya pemeliharaan tinggi
- Tidak tahan terhadap
korosi
- Butuh waktu lama bila
terjadi perbaikan
- Usia guna pendek
Sumber : PDAM Kota Madiun
204 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
Tabel. 7 Analisa Biaya Pekerjaan Konstruksi Sumur menurut bahan
NO JENIS PIPA BIAYA PELAKSANAAN
1
2
3
4
5
Cast Iron
Ductile Iron Pipe (DIP)
Galvanis Iron Pipe (GIP)
Polivinyl Chloride (PVC)
Black Steel Pipe
Rp. 450.000.000,00
Rp. 450.000.000,00
Rp. 400.000.000,00
Rp. 300.000.000,00
Rp. 500.000.000,00
Sumber : PDAM Kota Madiun
Khusus untuk pipa berbahan PVC harus mempunyai persyaratan sebagai berikut ;
Tabel. 8. Standar Pipa PVC untuk Konstruksi Sumur
NO JENIS PIPA NOMINAL DIAMETER
(mm)
TEBAL PIPA (mm)
1
2
3
4
5
6
Pipa Jambang
Pipa Naik
Pipa Screen
Reducer
Centralizers
Centralizers
12
6
6
6 ke 12
12 ke 16
6 ke 12
12
7
7
12
Sumber : PDAM Kota Madiun
Setelah konstruksi perpipaan selesai, konstruksi dilanjutkan pada ’Graveling’
yaitu memasukkan batu kerikil ke dalam lubang antara pipa-pipa dan lubang
bor. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara
pipa dan tanah yang mana bisa menimbulkan kontaminasi pada air tanah yang
masuk ke dalam pipa. Gravel Pack harus dari bahan-bahan yang mempunyai
kuat tekan ( Compressive Strengh ) yang baik, minimum 200 kg/cm2 dan
mempunyai kebundaran yang baik dan rata. Prosentase bahan-bahan yang
pipih, batu lunak, gamping atau yang lainnya tidak lebih dari 5 %.. Diameter
rata-rata gravel adalah 5 – 7 mm tergantung dari lubang bukaan saringan yang
dipakai. Gravel Pack harus dicuci sampai bersih sebelum dimasukkan kedalam
lubang. Setelah graveling selesai, pekerjaan selanjutnya adalah penyemenan
pipa-pipa dan pengaman sumur. Lubang antara jambang dan lubang pipa bor
harus disemen sampai bagian atas dari posisi penyetoran gravel pack.
Mengenai kedalamannya ditentukan sesuai dengan kondisi geologi. Pipa
jambang dengan tinggi ± 75 cm diatas lantai dasar. Kemudian dicat dan
ditutup dengan bahan yang kuat (di las) sehingga aman dari kerusakan.
Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 205
Berdasarkan analisis teknis, karakteristik tanah di lokasi sumur Sidomakmur
adalah ;
o Mempunyai daya korosi tinggi (bersifat korosif) karena
kandungan besi yang tinggi.
o Suhu tanah rendah
o Tanah tidak banyak mengandung bebatuan
o Daya tekan tanah relatif kecil
Berdasarkan karakteristik tanah tersebut maka yang layak dipakai pada
konstruksi sumur Sidomakmur adalah ;
o Cast Iron
o Polivinyl Chloride ( PVC )
Dari beberapa alternatif tersebut maka yang paling optimal digunakan adalah bahan
PVC karena ;
o Murah harganya
o Pipa tahan lama
o Tahan terhadap benturan dan sengatan matahari
o Pipa lebih fleksibel
o Punya tahanan hidrraulik yang rendah
o Tahan terhadap korosi
o Isolator listrik yang baik
o Ringan
o Mudah pemasangannya
o Mudah penanganannya
o Penyambungan lebih mudah
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis teknis, untuk pekerjaan konstruksi sumur dalam yang paling
efektif untuk PDAM Kota Madiun khususnya Sumur Sidomakmur adalah konstruksi
sumur dalam menggunakan bahan PVC. Hal ini dikarenakan karakteristik air tanah
disebagian besar wilayah kota Madiun ternyata cukup banyak mengandung mineral
yang menimbulkan terjadinya persenyawaan CO2 agresif dengan efek korisifitas
tinggi. Sehingga pemakaian bahan PVC akan lebih meningkatkan usia guna sumur.
Berdasarkan analisis biaya, pemakaian bahan PVC sangatlah tepat karena selain
harganya murah untuk perawatannya juga tidak memerlukan biaya yang tinggi.
REFERENSI
Department Of Public Works, Directorate General Cipta Karya, Directorate Of Water
Supply. Standar Kualitas Air, Jakarta 1984.
Department Of Public Works, Directorate General Cipta Karya, Directorate Of Water
Supply. Parameter Kualitas Air, Jakarta 1984.
Department Of Public Works, Directorate General Cipta Karya, Directorate Of Water
Supply. Dasar-Dasar Hidrolika Perpipaan, Jakarta 1984.
Department Of Public Works, Directorate General Cipta Karya, Directorate Of Water
Supply. Proyeksi Kebutuhan Air, Jakarta 1984.
206 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204
Himpunan Mahasiswa Pengairan, Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Uniersitas
Brawijaya, Aliran Air Tanah, Malang 1988.
Larry W. Mays, Mc. Graw-Hill Handbooks, Water Distribution System Handbook.
Arizona State University, Tempe, Az.
Lewis A. Rossman, Epanet Users Manual, Drinking Water Research Division, U.S.
Enviromental Protection Agency, Cincinnati, Ohio.
M. Anis Al Layla, Water Supply Engineering Design, Ann Arboor Science, 1978
PDAM Kota Madiun , Rencana Pengembangan Usaha (Corporate Plan), PDAM Kota
Madiun, 2005.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIEDIS BLOG
 
Metode konstruksi manajemen alat berat
Metode konstruksi   manajemen alat beratMetode konstruksi   manajemen alat berat
Metode konstruksi manajemen alat beratFahreza Lukman
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatinfosanitasi
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianJoy Irman
 
HL-9&10 Ananisis curah hujan.pptx
HL-9&10 Ananisis curah hujan.pptxHL-9&10 Ananisis curah hujan.pptx
HL-9&10 Ananisis curah hujan.pptxffarrasy
 
proyeksi air bersih
proyeksi air bersihproyeksi air bersih
proyeksi air bersihReza Nuari
 
Proses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanProses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanJoy Irman
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasiKharistya Amaru
 
Ppt BENDUNG SAPON
Ppt BENDUNG SAPONPpt BENDUNG SAPON
Ppt BENDUNG SAPONDita Aldisa
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiJoel mabes
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airIren Doke
 
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase PermukimanOpsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase Permukimaninfosanitasi
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalAngga Nugraha
 
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahReski Aprilia
 

Mais procurados (20)

BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
 
Metode konstruksi manajemen alat berat
Metode konstruksi   manajemen alat beratMetode konstruksi   manajemen alat berat
Metode konstruksi manajemen alat berat
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempat
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
 
HL-9&10 Ananisis curah hujan.pptx
HL-9&10 Ananisis curah hujan.pptxHL-9&10 Ananisis curah hujan.pptx
HL-9&10 Ananisis curah hujan.pptx
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
 
proyeksi air bersih
proyeksi air bersihproyeksi air bersih
proyeksi air bersih
 
Proses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanProses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase Perkotaan
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
Ppt BENDUNG SAPON
Ppt BENDUNG SAPONPpt BENDUNG SAPON
Ppt BENDUNG SAPON
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
 
Sumber Daya Air
Sumber Daya AirSumber Daya Air
Sumber Daya Air
 
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase PermukimanOpsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
 
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Hidrologi Terapan
Hidrologi TerapanHidrologi Terapan
Hidrologi Terapan
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
 

Destaque

596 teknik pemboran minyak smk
596 teknik pemboran minyak smk596 teknik pemboran minyak smk
596 teknik pemboran minyak smkWinarto Winartoap
 
595 teknik produksi perminyakan smk
595 teknik produksi perminyakan smk595 teknik produksi perminyakan smk
595 teknik produksi perminyakan smkWinarto Winartoap
 
Contoh kak pembangunan sumur pantau
Contoh kak pembangunan sumur pantauContoh kak pembangunan sumur pantau
Contoh kak pembangunan sumur pantauAdhi Mulyawan
 
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Muhammad Febriyan Firdaus
 
Buku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaBuku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaAsep Imam
 

Destaque (7)

596 teknik pemboran minyak smk
596 teknik pemboran minyak smk596 teknik pemboran minyak smk
596 teknik pemboran minyak smk
 
595 teknik produksi perminyakan smk
595 teknik produksi perminyakan smk595 teknik produksi perminyakan smk
595 teknik produksi perminyakan smk
 
Kel 3 reaksi kimia
Kel 3 reaksi kimiaKel 3 reaksi kimia
Kel 3 reaksi kimia
 
Teknik produksi migas 3
Teknik produksi migas 3Teknik produksi migas 3
Teknik produksi migas 3
 
Contoh kak pembangunan sumur pantau
Contoh kak pembangunan sumur pantauContoh kak pembangunan sumur pantau
Contoh kak pembangunan sumur pantau
 
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
 
Buku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaBuku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesia
 

Semelhante a Sumur PVC

Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr112233445566123456789
 
5. ppt pak tatang
5. ppt pak tatang5. ppt pak tatang
5. ppt pak tatangTV Desa
 
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) ikhsan setiawan
 
Pedoman teknis-pengembangan-jaringan-irigasi-2014
Pedoman teknis-pengembangan-jaringan-irigasi-2014Pedoman teknis-pengembangan-jaringan-irigasi-2014
Pedoman teknis-pengembangan-jaringan-irigasi-2014BungJon
 
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airEvaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airYuriska Nur
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014wahyu kurniawan
 
Petunjuk teknis definisi_operasional_sta
Petunjuk teknis definisi_operasional_staPetunjuk teknis definisi_operasional_sta
Petunjuk teknis definisi_operasional_staegyd welyn
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 
APRIANI (14 630 030).pdf
APRIANI (14 630 030).pdfAPRIANI (14 630 030).pdf
APRIANI (14 630 030).pdfprincesspratiwi
 
Paparan DPUPR Workshop 21 Jan.pptx
Paparan DPUPR Workshop 21 Jan.pptxPaparan DPUPR Workshop 21 Jan.pptx
Paparan DPUPR Workshop 21 Jan.pptxErvanKamal2
 
SKM PERUMDAM TBR 22 FULL (1).pdf
SKM PERUMDAM TBR 22 FULL (1).pdfSKM PERUMDAM TBR 22 FULL (1).pdf
SKM PERUMDAM TBR 22 FULL (1).pdfMohammad Shafari
 
24 jasa pembuatan sistem penyediaan air minum (spam) di bali
24 jasa pembuatan sistem penyediaan air minum (spam) di bali24 jasa pembuatan sistem penyediaan air minum (spam) di bali
24 jasa pembuatan sistem penyediaan air minum (spam) di baliengineersurveyorIndonesia
 
Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasiAbdul Aziz
 
1.0. pednis pengembangan jaringan
1.0. pednis pengembangan jaringan1.0. pednis pengembangan jaringan
1.0. pednis pengembangan jaringannugrohoery83
 
LAPORAN HASIL PENGABDIAN MANDIRI DUYU.pdf
LAPORAN HASIL PENGABDIAN MANDIRI DUYU.pdfLAPORAN HASIL PENGABDIAN MANDIRI DUYU.pdf
LAPORAN HASIL PENGABDIAN MANDIRI DUYU.pdfSitiRahmiOktavia
 

Semelhante a Sumur PVC (20)

Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
 
5. ppt pak tatang
5. ppt pak tatang5. ppt pak tatang
5. ppt pak tatang
 
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
 
Pedoman teknis-pengembangan-jaringan-irigasi-2014
Pedoman teknis-pengembangan-jaringan-irigasi-2014Pedoman teknis-pengembangan-jaringan-irigasi-2014
Pedoman teknis-pengembangan-jaringan-irigasi-2014
 
Air bersih 2
Air bersih 2Air bersih 2
Air bersih 2
 
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airEvaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
 
Petunjuk teknis definisi_operasional_sta
Petunjuk teknis definisi_operasional_staPetunjuk teknis definisi_operasional_sta
Petunjuk teknis definisi_operasional_sta
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
APRIANI (14 630 030).pdf
APRIANI (14 630 030).pdfAPRIANI (14 630 030).pdf
APRIANI (14 630 030).pdf
 
Paparan DPUPR Workshop 21 Jan.pptx
Paparan DPUPR Workshop 21 Jan.pptxPaparan DPUPR Workshop 21 Jan.pptx
Paparan DPUPR Workshop 21 Jan.pptx
 
jurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdfjurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdf
 
SKM PERUMDAM TBR 22 FULL (1).pdf
SKM PERUMDAM TBR 22 FULL (1).pdfSKM PERUMDAM TBR 22 FULL (1).pdf
SKM PERUMDAM TBR 22 FULL (1).pdf
 
24 jasa pembuatan sistem penyediaan air minum (spam) di bali
24 jasa pembuatan sistem penyediaan air minum (spam) di bali24 jasa pembuatan sistem penyediaan air minum (spam) di bali
24 jasa pembuatan sistem penyediaan air minum (spam) di bali
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasi
 
1.0. pednis pengembangan jaringan
1.0. pednis pengembangan jaringan1.0. pednis pengembangan jaringan
1.0. pednis pengembangan jaringan
 
LAPORAN HASIL PENGABDIAN MANDIRI DUYU.pdf
LAPORAN HASIL PENGABDIAN MANDIRI DUYU.pdfLAPORAN HASIL PENGABDIAN MANDIRI DUYU.pdf
LAPORAN HASIL PENGABDIAN MANDIRI DUYU.pdf
 
Lap kp bab 1
Lap kp bab 1Lap kp bab 1
Lap kp bab 1
 

Último

Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxRahmiAulia20
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyafaizalabdillah10
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 

Último (7)

Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 

Sumur PVC

  • 1. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 185 Efektifitas Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Deep Well) dengan Bahan PVC pada Proyek Peningkatan Kapasitas Produksi PDAM Kota Madiun Sapto Budi Wasono ABSTRAK Air bersih adalah salah satu kebutuhan yang paling pokok bagi manusia. Syarat-syarat kesehatan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Semakin pesatnya pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi mengakibatkan semakin bertambahnya pula kebutuhan air bersih. Dengan adanya kondisi seperti ini menuntut adanya peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Salah satu cara yang ditempuh oleh PDAM Kota Madiun dalam rangka meningkatkan pemenuhan akan air bersih adalah meningkatkan kapasitas produksi. PDAM Kota Madiun yang merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Madiun berusaha memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggannya. Perencanaan yang matang mengenai pengembangan dan peningkatan cakupan pelayanan air bersih telah dilakukan oleh PDAM Kota Madiun. Dengan dibangunnya sumur produksi di jalan Sidomakmur Kelurahan Winongo, diharapkan bisa memberikan solusi untuk mencukupi kapasitas produksi sehingga bisa mengatasi kekurangan air terutama di wilayah bagian barat Kota Madiun. Berdasarkan analisis teknis, pemilihan PVC sebagai bahan untuk konstruksi sumur dalam di wilayah Kota Madiun sangatlah tepat bila dibandingkan dengan memakai bahan dari logam. Ini dikarenakan lapisan tanah di wilayah Kota Madiun masih bersifat korosif sehingga pemakaian bahan PVC akan lebih baik dari segi usia guna. Dari segi ekonomis, bahan PVC juga lebih murah dan effisien sehingga investasinya tidak memerlukan biaya yang cukup tinggi. Kata Kunci : Air Bersih, Sumur Produksi, PVC PENDAHULUAN Latar Belakang : PDAM Kota Madiun sangatlah berkeinginan memberikan kontribusi kepada masyarakat tetapi tetap tidak meninggalkan fungsi sosialnya. Hal ini bisa dilihat dengan penetapan dan penerapan tarif air yang bersifat progresif dan diatur dengan penggolongan jenis pelanggannya. Sehingga kesenjangan antar sesama pelanggan tidak akan terjadi. Seiring dengan tuntutan layanan yang semakin besar maka PDAM Kota Madiun harus mampu menyediakan air minum sesuai pola pemakainya. Sehingga nantinya visi dan misi dari PDAM Kota Madiun bisa terujudkan. Untuk memperoleh air bersih yang memenuhi syarat-syarat tersebut tidaklah mudah, memerlukan dana yang relatif mahal untuk mendapatkan sumber air
  • 2. 186 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 baku air bersih karena diperlukan survey lokasi yang tepat, pembuatan instalasi pengolahan serta perawatan terhadap kelangsungannya membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Mengingat air bersih merupakan kebutuhan yang sangat urgen bagi masyarakat, PDAM Kota Madiun sebagai salah satu Perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan berusaha memberikan yang terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat Kota Madiun. Dengan memanfaatkan air baku dari tanah, dibuatlah sumur dalam (Deep Well) dengan kedalaman kurang lebih 125 meter. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh air bersih yang benar-benar layak dikonsumsi oleh masyarakat setelah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Air yang telah diproduksi dan memenuhi syarat-syarat kesehatan harus didistribusikan kepada pelanggan. Hal ini memerlukan suatu sistem distribusi melalui perpipaan yang menyebar ke daerah-daerah yang membutuhkan air bersih sehingga masyarakat yang membutuhkan air bersih ini bisa terjangkau dan tercukupi. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kapasitas produksi air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Madiun adalah masih kurangnya penitikberatan pada hal tersebut. Karena sering terjadinya kekurangan suplai air dan masih adanya ketidak stabilan tekanan pada daerah-daerah tertentu maka perlu adanya perencanaan yang matang sehingga kapasitas produksi yang diharapkan bisa tercapai. Berkaitan dengan pembuatan sumur baru yang berada di jalan Sidomakmur Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo tersebut, sangatlah tepat dengan pemilihan bahan PVC. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa pemakaian bahan PVC akan lebih menekan biaya investasi, dan memperpanjang usia sumur (masa operasi). Diharapkan dengan adanya penambahan sumur baru ini kekurangan suplai air di wilayah barat bisa tercukupi. Selain itu bisa membantu menambah tekanan di wilayah sekitarnya sehingga air yang dikonsumsi pelanggan tetap memenuhi syarat-syarat kualitas dan kuantitas. Dalam penelitian ini batasan yang akan dibahas hanya meliputi :  Alternatif material PVC sebagai pengganti Black Steel untuk pembuatan sumur baru di jalan Sidomakmur.  Analisis hanya pada pelaksanaan pekerjaan pembuatan sumur mulai dari Pekerjaan Persiapan sampai Penyelesaian.  Syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan sumur (pengeboran).  Penulis tidak melakukan analisa dampak penurunan muka air tanah terhadap sumur disekitarnya disaat sumur tersebut beroperasi.  Merekomendasikan kapasitas maksimum pemompaan yang diijinkan berdasar hasil pumping tes. Tinjauan Pustaka : Untuk meningkatkan pelayanan air bersih maka diperlukan suatu perencanaan yang baik mulai dari sarana untuk memproduksi air dan bangunan pengolahan sampai pipa transmisi dan distribusi serta perlengkapan lainnya. Mengingat kebutuhan akan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat maka sistem penyediaan air bersih perlu dipersiapkan sebaik mungkin untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air bersih yang lebih besar dimasa mendatang. Air yang diproduksi PDAM Kota Madiun selama ini berasal dari air tanah. Sedangkan definisi dari air tanah itu sendiri adalah air yang berada dalam rongga-rongga lapisan geologi dibawah permukaan bumi yang
  • 3. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 187 dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase. Terdapatnya air tanah dibawah permukaan tanah dapat dibagi dalam daerah jenuh dan tidak jenuh. Pada daerah jenuh semua rongga terisi oleh air dibawah tekanan hidrostatik. Sedangkan pada daerah tidak jenuh terdiri atas rongga-rongga yang terisi sebagian oleh air dan sebagian lagi oleh udara. Daerah tidak jenuh terletak diatas daerah jenuh sampai permukaan tanah. Antara dua daerah ini dibatasi oleh lapisan kedap air. Sedangkan bagian bawah daerah jenuh berupa tanah liat atau batuan dasar ( Bed Rock). Air tanah berada pada daerah jenuh dan air yang berada pada daerah tidak jenuh disebut air mengambang atau air dangkal ( Vadus Water). Sistem Pengaliran Air Bersih Tujuan akhir dari pengolahan air bersih adalah pendistribusian ke konsumen secara layak sehingga kebutuhan akan air bersih diharapkan sesuai dengan standar kualitas air bersih. Agar kebutuhan air bersih bisa sampai ke konsumen maka harus ada suatu sistem pendistribusian sehingga air yang dialirkan ke konsumen bisa dinikmati. Sistem yang dipakai dalam pengaliran air bersih pada dasarnya diawali dari letak sumber air, yang kemudian di lokasi tesebut dibuatkan instalasi sumur. Hal ini tergantung dari kondisi topografi antara sumber air atau tempat pengolahan dengan tempat konsumen. Sistem Pengaliran Air Bersih yang biasa digunakan ada tiga macam, yaitu 1. Sistem Pengaliran Gravitasi Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau tempat pengolahan mempunyai perbedaan elevasi yang cukup tinggi dengan daerah pelayanan. Sistem ini memanfaatkan energi potensial dan keadaan topografi sehingga pendistribusian bisa lebih kontinu dan lebih ekonomis. 2. Sistem Pengaliran dengan Pompa Sistem ini digunakan apabila elevasi antara sumber air dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup. Agar debit dan tekanan yang diinginkan dapat tercapai maka air bersih harus dipompakan langsung dari ground reservoir ke jaringan distribusi. 3. Sistem Pengaliran Kombinasi Cara kerja sistem ini adalah dimana air bersih dari sumber atau instalasi pengolahan akan dialirkan ke jaringan perpipaan menggunakan pompa langsung ke konsumen dan ditampung di reservoir pada saat kebutuhan air minimum, kemudian didistribusikan pada saat kebutuhan air maksimum. Pada sistem ini reservoir berfungsi sebagai reservoir distribusi maka air dari ground reservoir dipompakan langsung ke elevated reservoir kemudian dialirkan ke konsumen. Hal ini dapat mengantisipasi kehilangan tekanan ke konsumen dan akibat kebocoran yang tinggi. Sistem Penyediaan Air Bersih Komponen Sistem Penyediaan Air Bersih meliputi : Sumur Ada 9 (sembilan) lokasi sumur yang dimiliki oleh PDAM Kota Madiun yaitu ;  Kapuas, Lokasi di Jalan Kapuas, Kelurahan Pandean Kecamatan Taman.  P2AT, Lokasi di Jalan Majend Panjaitan. Tepatnya di Kantor P2AT.  Banjarejo, Lokasi di Jalan Bhayangkara, Desa Banjarejo Kecamatan Taman.  Winongo, Lokasi di Jalan Airlangga, Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo.
  • 4. 188 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204  Manisrejo I, Lokasi di Jalan Tirta Manis, Perumnas I. Kelurahan Manisrejo Kecamatan Taman.  Manisrejo II, Lokasi di Jalan Sanggar Manis, Perumnas II. Kelurahan Manisrejo Kecamatan Taman.  Ngrowo, Lokasi di Jalan Manggis. Kelurahan Taman Kecamatan Taman.  Kelun, Lokasi di Perumahan Kelun. Desa Kelun Kecamatan Kartoharjo.  Sidomakmur Sumur Sidomakmur merupakan sumur terbaru PDAM Kota Madiun. Lokasi sumur ini terletak di jalan Sidomakmur Kelurahan Winongo. Dari pembuatan sumur ini, penulis mengambilnya sebagai bahan untuk evaluasi mengenai pekerjaan konstruksi sumur apabila menggunakan bahan PVC sebagai bahan utama dalam konstruksi. 1. Pompa Pompa berfungsi untuk menyedot air baku dari sumur yang telah di bor sebelumnya. Jenis Pompa ada dua yaitu : a. Pompa Subsmersible Adalah pompa yang pemasangannya tegak lurus dengan lubang sumur. Biasanya dimasukkan ke dalam lubang sumur kurang lebih dengan kedalaman 40 meter. b. Pompa Sentrifugal Adalah pompa yang pemasangannya secara horisontal. Perletakannya diatas permukaan tanah 2. Well Head Well Head adalah konstruksi bangunan yang terdiri dari pipa GI beserta accesoriesnya yang dipasang sedemikian rupa yang fungsinya untuk mengalirkan air yang telah dipompa untuk diteruskan ke reservoir atau ke jaringan distribusi. Dengan Well Head ini kita bisa mengetahui debit dan tekanan dari sumur yang terpasang dengan melihat manometer yang dipasang pada instalasi. 3. Reservoir Reservoir adalah konstruksi bangunan dari beton yang berfungsi sebagai tempat penampungan air sebelum dialirkan ke jaringan distribusi. Menurut jenisnya reservoir ada dua yaitu : a. Ground Reservoir Adalah Reservoir yang dibuat dibawah permukaan tanah. b. Elevated Reservoir Adalah Reservoir yang dibuat diatas permukaan tanah. PDAM Kota Madiun mempunyai satu buah Ground Reservoir yang terletak di Instalasi Produksi Ngrowo, dengan kapasitas 750 m3. Sedangkan Elevated Reservoir ada dua buah. a. Instalasi Produksi Ngrowo dengan kapasitas 750 m3 b. Instalasi Produksi Kapuas dengan kapasitas 650 m3. 4. Chlorinasi Adalah tempat untuk mensterilkan air sebelum didistribusikan. Prosesnya disebut Desinfeksi, yaitu membunuh bakteri-bakteri yang merugikan yang berada dalam air tersebut. Zat yang digunakan disebut desinfektan yang berupa gas chlor. Untuk
  • 5. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 189 pemakaian desinfektan tersebut memerlukan perhitungan dan pengaturan tersendiri. Bagian yang berkompeten dalam bidang ini adalah Bagian Produksi. Perencanaan Sumur Perencanaan sumur merupakan proses yang spesifik ditinjau dari kondisi fisik material dan dimensi sumur tersebut. Kondisi lokal hidrogeologi dan praktek dalam perencanaan dilapangan sangatlah kompleks dengan permasalahan. Perencanaan sumur harus terfokus pada sasaran dan fungsi sumur tersebut. Peruntukannya juga harus jelas. Apakah untuk pemerintah, untuk industri atau untuk irigasi. Sumur harus didesain sedemikian rupa untuk mendapatkan kedalaman yang ada pada lapisan aquifer, dicapainya effisiensi yang tinggi dan produksi air tanahnya harus bebas dari sedimentasi. Apabila hal ini tidak diperhatikan sangatlah berpengaruh langsung pada biaya operasi sumur tersebut pada nantinya. Beberapa prinsip utama dalam mendesain sumur ada tahapan-tahapan yang harus diperhatikan, yaitu ; a. Kedalaman minimum drawdown (penurunan muka air tanah) harus konsisten dengan kapasitas aquifer b. Kualitas air tanah yang bagus dengan mengadakan perlindungan yang tepat terhadap pencemaran c. Air tetap berada pada lapisan pasir/lapisan aquifer d. Usia guna sumur berkisar kurang lebih 25 tahun e. Layak secara ekonomis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang Dalam melakukan perencanaan sumur, harus menggunakan kajian dalam menentukan syarat-syarat dari sumur tersebut baik kajian teknis maupun kajian ekonomi. Perencanaan sumur yang kurang baik akan membebani pemiliknya, antara lain pompa dan beban perawatan yang mahal, usia guna yang relatif pendek sehingga dari segi ekonomis sangatlah merugikan. Banyak kita temui dalam praktek lapangan, kapasitas debit sumur yang kecil namun dipaksakan untuk dikonstruksi sehingga pada akhirnya berimbas pada pelayanan yang kurang memuaskan. Selain itu penggunaan material konstruksi dengan bahan kualitas rendah bisa juga terjadi dalam praktek lapangan dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari biaya material sumur tersebut, sehingga berpengaruh pada usia guna sumur. Informasi mengenai hidrogeologi sangat penting dan dibutuhkan dalam perencanaan sumur dengan maksud memperoleh hasil yang efisien dengan kualitas yang baik. Informasi tersebut antara lain ; a. Kondisi stratifigasi, khususnya mengenai aquifer dan lapisan sedimen b. Nilai koefisien K dari aquifer c. Kondisi water balance dari aquifer baik kondisi saat ini maupun kondisi yang akan datang d. Analisa ukuran butiran untuk material aquifer yang tidak terkonsolidasi dan identifikasi dari jenis unsur-unsur logam dan mineral bila diperlukan e. Kualitas air tanah Konstruksi Sumur Sebelum memulai pekerjaan perencanaan sumur, Engineer harus mengadakan studi perencanaan, konstruksi dan pemeliharaan dari beberapa sumur yang ada.
  • 6. 190 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 Selain itu diperlukan penambahan informasi mengenai data pemeliharaan sumur oleh pihak/instansi terkait. Faktor kebutuhan yang kuat dan biaya-biaya dalam pelaksanaan konstruksi sumur dan pemeliharaan merupakan bagian dari syarat khusus parameter perencanaan sumur. Untuk konstruksi sumur sendiri terdiri dari 2 (dua) elemen yaitu casing dan bagian intake. Untuk pelayanan kebutuhan air, peralatan pompa mempunyai lubang pipa ke atas untuk mengalirkan air dari aquifer menuju lubang pengambilan pompa. Sedangkan bagian intake dari sumur yang tidak terkonsolidasi dan semikonsolidasi umumnya bagian screen dilindungi dari masuknya sedimen-sedimen yang menghambat/menutupi screen tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang pekerjaan konstruksi sumur, yaitu : a. Pemilihan diameter casing Pemilihan diameter casing yang tepat dari sumur sangatlah penting karena sangat mempengaruhi terhadap biaya konstruksi. Diameter yang dipilih harus tepat dengan dua alasan, yaitu :  Casing harus mempunyai lebar yang cukup untuk menampung debit air yang dipompa dengan cukup bersih. Dengan demikian efisiensi operasi instalasi akan tinggi.  Diameter dari casing harus cukup dan sesuai dengan pompanya. b. Bahan material casing Pemilihan bahan casing dan diameter bergantung pada kualitas air, kedalaman sumur, biaya lubang bor, metode pengeboran dan peraturan yang berlaku. Tipe dari casing yang digunakan konstruksi sumur adalah besi, thermo plastic, fiberglass, beton dan semen asbes. Besi digunakan lebih umum, tetapi bahan thermoplastic lebih menguntungkan secara ekonomis mengingat pangsa pasarnya lebih banyak, khususnya digunakan pada area yang mempunyai air tanah dengan kadar korosinya tinggi dan kedalaman sumurnya lebih dari 1000 feet (> 350 meter). c. Perencanaan pipa Pipa yang digunakan untuk konstruksi sumur didasarkan pada standar pengembangan dari dua kondisi di pasaran yaitu : 1. Pipa air minum, pipa pemanas, AC, gas dan proses sistem lainnya ( Standar ASTM) 2. Oli dan gas industri (Standar API). DATA DAN METODE Lokasi Pekerjaan Daerah kajian proyek berada di wilayah Kota Madiun, jalan Sidomakmur Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo.  Nama Proyek : Pembuatan Sumur Dalam (Deep Well)  Pemilik Proyek : Dinas PU Kota Madiun  Nama Bangunan : Sumur Dalam (Deep Well)  Type Bangunan : Sumur Dalam Vertikal Tunggal  Kedalaman : 125 meter  Diameter sumur : 300 mm x 150 mm Pengumpulan Data
  • 7. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 191 Dalam rangkaian kegiatan evaluasi mengenai Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi Sumur Dalam ( Deep Well ) dengan bahan PVC pada Proyek Peningkatan Kapasitas Produksi PDAM Kota Madiun ini, data yang dikumpulkan Penulis adalah dari PDAM Kota Madiun . Adapun data-data yang diperlukan adalah ; 1. Lokasi Pekerjaan Yaitu lokasi dimana proyek dilaksanakan. Proyek berada di wilayah Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo. 2. Persiapan Pekerjaan Meliputi beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum proyek berlangsung, diantaranya ;  Jalan masuk  Persiapan lokasi pengeboran  Penyediaan air  Pengamanan lokasi 3. Pelaksanaan Pekerjaan Yang termasuk dalam Pelaksanaan Pekerjaan meliputi ;  Pekerjaan Pengeboran  Pemasangan Pipa  Gravel Pack  Logging  Pengujian Sumur  Pengujian Kualitas Air 4. Pekerjaan Penyelesaian Yang termasuk dalam Pekerjaan Penyelesaian ;  Penyempurnaan Sumur  Pemulihan lokasi  Pembuatan Laporan HASIL PEMBAHASAN Dasar-dasar Perencanaan Sumur Sebelum pelaksanaan pengeboran sumur, perlu diadakan perencanaan yang matang agar nantinya bisa diperoleh hasil yang maksimal dari sumur yang akan dibuat. Perencanaan dari suatu sumur merupakan proses yang spesifik ditinjau dari kondisi fisik material dan dimensi sumur tersebut. Meskipun perencanaan sumur kelihatan dengan prosedur yang pasti namun kondisi lokal hidrogeologi dan praktek dalam perencanaan di lapangan sangatlah kompleks dengan permasalahan. Beberapa hal mengenai pentingnya kondisi hidrogeologi yang perlu dimengerti antara lain ; o Kondisi stratifigasi, khusunya mengenai aquifer dan lapisan sedimen o Kondisi Water Balance dari aquifer, baik kondisi saat ini maupun kondisi yang akan datang. o Analisa ukuran butiran untuk material aquifer yang tidak terkonsolidasi dan teridentifikasi dari jenis unsur-unsur logam dan mineral o Kualitas air tanah
  • 8. 192 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 Sumur yang akan dibuat harus didesain sedemikian rupa untuk mendapatkan kedalaman yang ada pada lapisan aquifer sehingga diperoleh efisiensi yang tinggi dan produksi air tanah yang bebas dari sedimentasi. Sumur terdiri dari 2 (dua) elemen penting yaitu casing dan intake. Fungsi utama dari casing adalah untuk menghindari masuknya sedimen-sedimen yang berada pada lapisan tanah yang bisa terserap masuk ke dalam pipa utama sehingga tidak timbul kontaminasi dari air yang diproduksi. Dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi sumur adalah 1. Pemilihan Bahan Casing Untuk pemilihan bahan casing bergantung pada kualitas air, kedalaman sumur, metode pengeboran dan peraturan yang berlaku. Beberapa bahan yang digunakan dalam konstruksi sumur antara lain besi, stainless steel, thermoplastic, fiberglass, beton dan semen asbes. Pemilihan casing sangat tergantung dari beberapa faktor utama, yaitu : o Kekuatan peralatan o Ketahanan terhadap korosi o Kemudahan pemakaian dan perawatan o Aspek biaya o Tipe formasi o Metode pengeboran o Desain Sumur o Teknik Konstruksi Dalam praktek lapangan ternyata casing dari besi yang sering digunakan. Sebenarnya bahan thermoplastic lebih menguntungkan secara ekonomis, mengingat pangsa pasarnya lebih banyak khususnya dipakai pada area yang mempunyai air tanah dengan kadar korosinya tinggi dan kedalaman sumurnya lebih dari 1000 ft (> 350 m). Tempat dari rangkaian casing pada lubang eliminasi membutuhkan perbaikan dengan grouting untuk menghilangkan resiko kebocoran antara rangkaian casing.
  • 9. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 193 Tabel 1. Perbandingan Bahan Casing Bahan Berat Jenis Daya Renta ng (psi) Modu lus renta ng 105 psi Daya Tekan ft- lb/in Batas temp max (F) Muai Panas 105 in/in F Peminda han panas hr- ft2 F Daya serap air wt%/24h r LBS PVC Etyrene Rubber Fiberglass Epoxy Asbestos Cement Low-Carbon Stell Type-304 Stainless Steel 1.04 1.40 1.06 1.89 1.85 7.85 8.0 4.500 8.000 3.800 16.750 3.000 35.000 - 60.000 30.000 - 80.000 3.0 4.1 3.2 23.0 30.0 300.0 290.0 6.0 1.0 0.8 20.0 1.0 180 150 140 300 250 800 – 1000 800 - 1000 5.5 3.0 6.8 8.5 1.7 6.6 10.1 1.35 1.10 0.80 2.30 0.56 333.0 96.0 0.30 0.05 0.15 0.20 2.0 0 0 Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang 2. Pemilihan Diameter Casing Pemilihan diameter casing yang tepat dari sumur sangatlah penting karena sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya konstruksi sumur dibandingkan dengan jenis dan tipe peralatan bor yang digunakan. Rangkaian dari casing biasanya dimasukkan sampai kedalaman 50 ft (91,5 – 152 m) tergantung dari kondisi geologinya. Idealnya rangkaian casing harus berada dan ditempatkan pada lapisan lempung atau lapisan lain yang tidak bersedimen. Dalam proses perencanaan sedapat mungkin harus memperhatikan kondisi yang akan berpengaruh dalam pemilihan diameter casing. Diameter casing harus dipilih secara tepat dengan dua alasan, yaitu o Casing harus mempunyai lebar yang cukup untuk menampung debit air yang dipompa dengan cukup bersih sehingga efisiensi operasi instalasi akan tinggi. o Diameter casing harus cukup dan sesuai dengan pompanya Tabel 2. Rekomendasi Diameter Sumur untuk beberapa Pompa Kapasitas Debit Sumur Ukuran Lubang pompa Ukuran Maksimum Casing Sumur Ukuran Minimum Casing Sumur (gpm) (m3/hari) (in) (mm) (in) (mm) (in) (mm) <100 <545 75 – 175 409 – 954 150 – 350 818 – 1.910 300 – 700 1.640 – 3.820 4 102 5 127 6 152 6 ID 102 ID 8 ID 127 ID 10 ID 152 ID 5 ID 127 ID 6 ID 152 ID 8 ID 203 ID
  • 10. 194 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 500 – 1.000 2.730 - 5.450 800 – 1.800 4.360 – 9.810 1.200 – 3.000 6.540 – 16.400 2.000 – 3.800 10.900 – 20.700 3.000 – 6.000 16.400 – 32.700 8 203 10 254 12 305 14 356 16 406 20 508 12 ID 203 ID 14 ID 254 ID 16 ID 305 ID 20 ID 356 ID 24 ID 406 ID 30 ID 508 ID 10 ID 254 ID 12 ID 305 ID 14 ID 356 ID 16 ID 406 ID 20 ID 508 ID 24 ID 610 ID Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang Tabel 3. Debit Maksimum Untuk Beberapa Diameter Casing dengan Kecepatan 5 ft/det ( 1,5 m /det ). Ukuran Casing Debit Maksimum (in) (mm) (in) (mm) 4 102 5 127 6 152 8 203 10 254 12 305 14 337 16 387 20 438 24 591 200 1.090 310 1.690 450 2.450 780 4.250 1.230 6.700 1.760 9.590 2.150 11.700 2.850 15.500 4.540 24.700 6.620 36.100 Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang Pemilihan kelas pipa yang digunakan untuk casing harus mengikuti standar pipa seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Rekomendasi Pemilihan Pipa untuk Casing NO KLASIFIKASI DESKRIPSI 1 Casing Sumur Casing sumur diproduksi dengan pengelasan elektrik atau proses kelim dengan ukuran 3,5 in OD s/d 8 5/8 in OD (88,9 mm s/d 219 mm) dengan dinding lebar dan standart.
  • 11. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 195 2 3 4 Pelebaran pipa aliran Pipa Pengeboran Pipa Sumur bor Pelebaran pipa aliran sumur dibuat khusus untuk sumur yang menggunakan pengeboran. Produk dibuat dengan metode las elektrik dan kelim. Diameter pipa 1” s/d 12 “ (25,4 mm s/d 305 mm) dengan panjang antara 16 ft s/d 22 ft (4,9 m s/d 6,7 m) Pipa pengeboran merupakan pipa yang di las secara elektrik atau secara proses kelim dan direncanakan digunakan untuk peralatan pengeboran. Dengan ukuran antara 168 mm s/d 406 mm. Pipa sumur bor diproduksi dengan metode las dan kelim yang standar. Ukuran pipanya 25,4 mm, 31,0 mm, 38,1 mm dan 50,8 mm. Dengan panjang pipa berkisar 3 ft s/d 6 ft (0,9 m s/d 1,8 m) dan 6 ft s/d 10 ft (1,8 m s/d 3 m) Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang Tabel 5. Komposisi dan Penerapan Beberapa Jenis Logam untuk Casing dan Screen Sumur. No Jenis Logam Komposisi Penggunaan 1 2 3 4 Low Carbon Steel (Besi Karbon Rendah) Tipe 405 Stainless Steel Tipe 304 Stainless Steel Tipe 316 Stainless Steel Karbon : 0,8 % max Besi : seimbang Krom : 11,5 % min Aluminium : 0,3 % max Besi : seimbang Krom : 8 % min Nikel : 8 % min Mangan : 2 % max Karbon : 0,08 % max Besi : seimbang Krom : 16 % min Nikel : 10 % min Molybdenum : 2 % min Tidak tahan terhadap korosi. Akan mempunyai usia guna yang baik bila ditempatkan pada air yang tidak mengandung korosi. Lebih tahan terhadap korosi. Cocok untuk pipa air minum dengan kadar korosi yang rendah dan sedang. Tahan terhadap korosi, lebih baik digunakan material stainless steel untuk screen sumur. Kadang dipakai khusus untuk sumur dengan kapasitas besar pada lingkungan yang mengandung korosi. Digunakan untuk air tanah yang mengandung kadar garam sedang. Molybdenum akan membantu menahan lubang
  • 12. 196 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 5 6 7 Terpanter 20c63 Nikonel 400 Ascoloy 825 Karbon : 0,03 % max Besi : seimbang Krom : 19 % min Nikel : 32 % min Molybdenum : 2 % min Tembaga : 3 % max Mangan : 2 % max Besi : seimbang Nikel + Kobal : 63 % min Tembaga : 28 % max Mangan : 2 % max Besi : 2,5 % Nikel + Kobal : 38 % min Krom : 19,5 % max Mangan : 2 % max Molybdenum : 2,5 % min Tembaga : 1,5 % min kebocoran dan retakan-retakan akibat larutan garam. Lebih tahan terhadap patahan akibat korosi yang kuat dibanding tipe 304 Stainless Steel. Sangat kuat dan tahan terhadap korosi, patahan, lubang-lubang dan retakan akibat korosi. Akan tahan terhadap air garam dan suhu lebih dari 100ºF (38ºC) Sangat baik digunakan di air laut dimana kadar larutan sodium klor yang tinggi bereaksi dengan oksigen terlarut. Bahan sangat sensitif terhadap hidrogen sulfat. Bahan kurang tahan pada larutan klorida kadar tinggi. Akan tetapi tahan terhadap patahan, lubang-lubang dan retakan akibat korosi. Lebih baik digunakan pada pipa panas bumi, minyak, gas dan sumur injeksi. Sumber : Water Well Design, Teknik Sipil Program PascaSarjana Unibraw Malang Pekerjaan Sumur Dalam Setelah melalui perencanaan yang matang, barulah pekerjaan konstruksi sumur bisa dimulai. Untuk pekerjaan konstruksi biasanya dilaksanakan oleh kontraktor/pemborong yang bergerak dibidang pengeboran. Pekerjaan konstruksi diawali dengan pekerjaan persiapan yang meliputi pengangkutan, pemindahan, peralatan, material, direksi kit, gudang, jalan masuk, tersedianya air, dan siapnya personil. Dalam pelaksanaan pemboran, dari pelaksana pekerjaan biasanya memiliki metode tersendiri dalam pemboran sesuai kondisi geologi. Untuk bahan-bahan penunjang pekerjaan yang diperlukan disediakan oleh pemborong dan harus sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditentukan. Prosedur pekerjaan konstruksi sumur meliputi : 1. Persiapan site dan persiapan pekerjaan 2. Pemasangan mesin bor 3. Pengeboran dengan diameter 18” dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 – 15 meter 4. Pemasangan pipa konduktor sementara diameter 16” 5. Pengeboran lubang diameter 14” sampai pada kedalaman antara 35 – 50 meter dan mengadakan cutting untuk mengambil contoh batuan.
  • 13. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 197 6. Pengeboran lubang diameter 12” sampai pada kedalaman 100 meter dan mengadakan cutting untuk mengambil contoh batuan 7. Sirkulasi dan mengurangi kekentalan lumpur pengeboran sampai 33 detik ( Marsh Funnel ) dengan cara menambah material pengencer. 8. Logging Resistivity dan SP (juga gamma) untuk menentukan kedalaman dan ketebalan akuifer. 9. Pemasangan pipa sumur yang terdiri dari pipa produksi diameter 6”, reducer dan pipa jambang 12” sesuai dengan desain sumur yang ditentukan. 10. Penempatan gravel ke dalam rongga disekeliling pipa produksi dengan cara yang telah ditentukan dan sampai kedalaman yang ditentukan pula. 11. Development sumur 12. Logging EC untuk mengetahui kualitas air 13. Pencabutan pipa konduktor sementara diameter 16” 14. Pengujian ketegak lurusan pipa jambang sumur dan pengisian semen atau grouting ke dalam rongga disekeliling pipa jambang. 15. Pembongkaran mesin bor 16. Pelaksanaan pemompaan uji 17. Pemasangan tutup sumur 18. Pemulihan lokasi pengeboran. Untuk kedalaman pemboran sumur di wilayah Kota Madiun adalah antara 125 s/d 130 meter. Pada kedalaman tersebut sudah bisa diperoleh air tanah yang baik. Apabila dalam pelaksanaan pengeboran sumur diperlukan lubang penuntun ( Pilot Hole ), maka prosedur yang harus dijalankan adalah ; 1. Persiapan site dan persiapan pekerjaan 2. Pemasangan mesin bor 3. Pengeboran dengan diameter 12” dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 – 15 meter 4. Pemasangan pipa konduktor sementara diameter 6” 5. Pengeboran lubang penuntun ( Pilot Hole ) diameter 4¾” sampai pada kedalaman 100 meter dan mengadakan cutting untuk mengambil contoh batuan. 6. Sirkulasi dan mengurangi kekentalan lumpur pengeboran sampai 33 detik ( Marsh Funnel ) dengan cara menambah material pengencer. 7. Logging Resistivity dan SP (juga gamma) untuk menentukan kedalaman dan ketebalan akuifer. 8. Pencabutan pipa konduktor sementara diameter 6” 9. Jika hasil pengeboran lubang penuntun menunjukkan adanya akuifer produktif maka lubang penuntun dilebarkan menjadi diameter 18” sampai pada kedalaman antara 10 – 15 meter. 10. Pemasangan pipa konduktor sementara diameter 16” 11. Pelebaran lubang bor diameter 4¾” menjadi diameter 12” dan diameter 8” sesuai kedalaman yang ditentukan. 12. Pemasangan pipa sumur yang terdiri dari pipa produksi diameter 6”, reducer dan pipa jambang 12” sesuai dengan desain sumur yang ditentukan.
  • 14. 198 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 13. Penempatan gravel ke dalam rongga disekeliling pipa produksi dengan cara dan kedalaman yang telah ditentukan 14. Development sumur 15. Logging EC untuk mengetahui kualitas air 16. Pencabutan pipa konduktor sementara diameter 16” 17. Pengujian ketegak lurusan pipa jambang sumur dan pengisian semen atau grouting ke dalam rongga disekeliling pipa jambang. 18. Pembongkaran mesin bor 19. Pelaksanaan pemompaan uji 20. Pemasangan tutup sumur 21. Pemulihan lokasi pengeboran. Alat-alat Pemboran Alat-alat pemboran yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis. Dan semua peralatan ini harus disiapkan sedini mungkin oleh pelaksana pekerjaan. Beberapa peralatan tersebut adalah ; a. Drilling Rigs ( Bor ) Untuk jenis alat ini terdiri dari tiga macam yaitu ; o Spidle type o Rotary Table o Top Drive b. Compressor ( Pompa lumpur ) Sebagai penunjang utama Drilling Rig, harus tersedia compressor. Alat ini digunakan untuk menyedot lumpur yang biasanya ikut tersedot dalam pipa pemboran. Compressor yang dipakai harus bertipe piston. Kapasitas yang dianjurkan adalah 500 l/menit pada 24 kg/cm2 didalam preparasi pompa lumpur dilapangan harus diperhitungkan panjang sirkulasi dari lubang bor kebak lumpur sehingga dipertimbangkan bahwa sample ‘cutting’ yang diperoleh cukup bisa mewakili penetrasi kedalamannya dan juga efek perembesan ke dalam lubang bor. Selain itu harus juga disiapkan alat pengetesan lumpur pemboran, antara lain ; o Mud balance/Timbangan lumpur o Marsh funnel o No. 200 Sive ( ayakan no 200 ) o PH indicator paper (kertas ph) o EC meter c. Stang Bor/Drill Rod, Collar Drill/Pemberat, Stabilizers. Alat ini berfungsi untuk mencegah kemungkinan tidak lurusnya lubang bor. Spesifikasi teknisnya harus sesuai dengan standar API atau yang sederajat. d. Conductor Pipe/Surface Case/Pipa Pelindung Untuk sistem bor putar pemakaian Conductor Pipe sangat penting karena untuk mencegah runtuhnya lubang bor. Pipa Pelindung ini harus dipasang dalam keadaan normal minimum pada kedalaman 10 meter. Pada kondisi khusus mungkin perlu lebih dalam lagi untuk mencegah kemungkinan terjadinya keruntuhan ke dalam lubang bor. Pemasangan Mesin Bor
  • 15. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 199 Sebelum pekerjaan pengeboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati diatas pondasi yang kuat agar dapat memberikan hasil pengeboran yang baik dan mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja pengeboran. Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor Pipa konduktor ( Conductor Pipe Surface Casing ) dipasang pada tiap lokasi sumur untuk mencegah keruntuhan lapisan permukaan tanah selama pelaksanaan pengeboran berlangsung. Diameter pipa konduktor yang akan dipasang ditentukan oleh Direksi berdasarkan diameter lubang yang akan dibor. Kedalaman pemasangan pipa konduktor ditentukan berdasarkan keadaan lapangan ditiap lokasi. Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan harus mencabut pipa tersebut dan apabila tidak dapat dicabut akan menjadi resiko Pelaksana Pekerjaan. Diameter dan Kedalaman Pengeboran Diameter dan kedalaman pengeboran pada tiap lokasi ditentukan oleh pemilik proyek paling tidak sebelum pekerjaan pengeboran dimulai. Diameter dan kedalaman pengeboran tersebut ditentukan berdasarkan prosedur pekerjaan konstruksi sumur yang akan dilaksanakan. Metode Pengeboran Metode Pengeboran yang digunakan adalah metode “ Direct Circulation Mud Flash “ yaitu dengan pembuatan dua buah kolam lumpur disebelah titik pengeboran. Dan satu buah kolam pengendapan. Gunanya adalah untuk mengalirkan lumpur yang keluar dari lubang bor ke kolam kedua. Dalam kolam kedua ini butir-butir yang halus akan mengendap dan lumpur yang akan bebas dari kandungan pasir akan mengalir ke dalam kolam ketiga. Pengawasan Lumpur Pengeboran Selama pengeboran kekentalan dan densitas lumpur harus diukur setiap jam dengan “ Marsh Funnel “ dan “ Mud Balance “. Kekentalan lumpur pengeboran tersebut harus dipertahankan antara 35 – 45 detik. Densitas lumpur harus dipertahankan kira-kira 1,07. Kadar pasir dari lumpur pengeboran harus lebih kecil dari 5%. Apabila sirkulasi lumpur berhenti pada waktu pekerjaan pengeboran maka mata bor dan stang bor segera diangkat dari lubang sumur. Pencucian Lubang Bor Untuk memperoleh lubang bor dan contoh batuan (cutting) yang baik maka Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pencucian lubang bor setiap operasi pengeboran mencapai kedalaman tertentu (tiap 6 meter atau per 1 stang bor). Pencucian dilakukan dengan jalan melaksanakan sirkulasi lumpur sampai lubang bor bersih dari material hancuran batuan (cutting). Pelebaran Lubang Bor Apabila pengeboran dilaksanakan dengan prosedur Lubang penuntun (pilot Hole) dan menunjukkan adanya akuifer produktif maka pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pelebaran lubang bor ( Reaming ) sampai dengan diameter dan kedalaman yang ditentukan oleh pemilik proyek. Pelebaran lubang bor dilaksanakan dengan menggunakan “Reamer Bit” atau “Hole Opener” dengan diameter yang sesuai
  • 16. 200 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 dan dilengkapi dengan alat penuntun ber diameter sama dengan lubang yang dilebarkan agar ketegak lurusannya sama dengan lubang penuntun. Berakhirnya Pengeboran Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang ditentukan, maka pengeboran akan dihentikan atas ijin pemilik proyek. Kemudian lubang bor harus dicuci sampai bersih dari endapan dengan melakukan sirkulasi lumpur paling tidak selama 4 (empat) jam secara terus menerus. Setelah lubang bor sudah bersih maka kekentalan lumpur pengeboran dikurangi sampai 33 detik “Marsh Funnel” dengan cara menambah material pengencer. Pengumpulan Contoh Batuan ( Cutting ) Contoh batuan (cutting) dari informasi yang dibor harus diambil dan harus dapat mewakili litologi etiap meter pengeboran. Deskripsi batuan harus dilakukan terhadap setiap contoh batuan yang dikumpulkan. Pengambilan contoh batuan harus dilakukan dengan alat “ Shale Shaker Vibrating Screen “ yaitu dengan mengalirkan lumpur dari lubang bor langsung ke alat tersebut. Logging Geofisik Logging Geofisik terdiri dari resistivity dan SP (juga Gamma) dikerjakan oleh Kontraktor/Pelaksana Pekerjaan pada setiap lubang sumur dibawah pengawasan langsung dari pihak Pemilik Proyek. Sebelumnya lubang bor yang telah selesai dikerjakan harus dicuci dengan sirkulasi secukupnya. Pemboran Uji ( Test Drilling ) Pemboran uji dilakukan untuk memperoleh kelengkapan data mengenai lapisan batuan/tanah secara tegak (vertikal) dari permukaan tanah sampai kedalaman yang diinginkan. Disamping melakukan pemboran uji juga dilakukan pengukuran Logging dengan maksud untuk membantu mendapatkan data yang paling mendekati ketepatannya. Metode yang sering dipakai adalah Geologic Log yaitu dengan jalan mengumpulkan contoh tanah setiap kedalaman selama dilakukan pemboran uji. Dari data ini kemudian dianalisis untuk setiap kedalaman satu meter agar dapat diketahui letak lapisan pembawa airnya (akuifer) sehingga rencana kedudukan serta panjang pipa penyaring (screen) dapat ditentukan. Hasil loggingnya merupakan deskripsi geologi dari daerah lubang bor yang kemudian digambarkan dalam bentuk log lithologinya. Setelah pelaksanaan pemboran selesai dilakukan pencucian sumur (development), yaitu proses pengeluaran dan pembuangan material-material halus dari akuifer supaya air dapat masuk kedalam sumur melalui pipa penyaring dengan mudah dan lancar. Pembersihan dan Pengurasan Sumur Pembersihan lubang sumur yang telah dikonstruksi adalah merupakan pekerjaan yang terpenting dalam pembuatan sumur. Sumur yang telah jadi harus terhindar dari penyumbatan lapisan akuifer oleh lumpur. Cara-cara yang dipakai untuk pekerjaan pembersihan dan pengurasan sumur harus sesuai dengan metoda pemboran, sifat karakteristik lapisan akuifer dan sebagainya. Alat-alat yang diperlukan untuk pekerjaan ini antara lain ; Pompa Piston, Plunggers, Bailing, Compressor. Geofisika Lubang Bor.
  • 17. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 201 Geofisika lubang sumur dilakukan pada sumur-sumur eksplorasi atau “Pilot Hole”. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi keadaan fisik lapisan akuifer, sifat resisfitasnya selekas mungkin setelah pilot hole selesai dikerjakan sesuai dalam persyaratan teknis. Prosedur pelaksanaan geofisika adalah sebagai berikut ; o Resitivity dengan beberapa konfigurasi elektroda (Short Normal dan Long Normal ) o Spontaneous Potensial o Natural Gamma radiasi Setelah pekerjaan ini selesai, digambarkan dalam suatu profil atau penampang kolom standar. Peralatan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah Logger. Logger harus sesuai dengan pengukuran sampai dengan 125 meter. Pemompaan Uji Pekerjaan ini dimaksudkan untuk pengujian dari karakteristik geohidrolik, perhitungan pemompaan sumur secara aman ( Save Yield ), ekonomis sumur dan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas air. Dalam melaksanakan Pemompaan Uji, peralatan yang tersedia harus lengkap dan tenaga ahli yang dipakai harus cakap dan berpengalaman dalam menggunakan peralatan tersebut. Banyaknya air yang dipompa dari dalam sumur akan diukur dengan alat ukur yang disediakan oleh pelaksana pekerjaan. Letak pompa untuk pengetesan sumur harus tepat sehingga diperoleh hasil yang maksimal dari sumur yang akan diuji Pekerjaan Pemompaan Uji terdiri dari ; o Step Draw Down Test Kapasitas pemompaan bertahap dari 5 l/det, 10 l/det, 15 l/det dan seterusnya. Tiap tahap lamanya kurang lebih sekitar 2 jam. Sebelum pompa dijalankan muka air statis didalam sumur harus diukur dan dicatat. Pada saat mulai dilakukan pemompaan besarnya debit pemompaan harus diatur sesuai dengan syarat-syarat teknis. Setelah ditentukan kapasitas pemompaanya maka air dalam sumur akan diukur setiap 1 - 5 menit o Time Draw Down Test Kapasitas pemompaan tergantung pertimbangan teknis dari hasil step test maksimum yang dapat dicapai. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk test adalah 2 x 24 jam. Untuk 2 jam pertama agar diikuti cara pengukuran tinggi muka air didalam sumur dilakukan setiap selang waktu 30 menit sampai 2 x 24 jam. Waktu pemompaan dimulai harus dicatat secara teliti pada saat jam-jam dilakukan pengukuran. o Recovery Test. Recovery test dilaksanakan pada saat pompa berhenti. Selama 15 menit pertama pengukuran terhadap muka air didalam sumur dilakukan setiap selang 1 menit selama 2 jam berikutnya pengukuran dimulainya Time Draw Down Test. Penyelesaian Sumur ( Well Completion ) 1. Pemasangan Sanitary Seal (Beton Pelindung)
  • 18. 202 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 Setelah Pengetesan sumur selesai, pemasangan sanitary seal (Beton Pelindung) segera dilakukan. Pengecoran dimulai dari kedalaman 25 meter hingga permukaan tanah dengan metode yang dapat menjamin bahwa beton yang terpasang kuat dan kedap air. 2. Pemasangan Kepala Sumur (Well Head) Well Head harus diselesaikan untuk setiap sumur produksi dengan pemasangan/pengecoran beton Appron (Concrete Pedetals), pemasangan tutup sumur dan pipa sounding. Well Head harus dicat agar terlindung dari karat. 3. Pembersihan Sumur Setelah keseluruhan pekerjaan pembuatan dan pengetesan sumur selesai maka seluruh lokasi pemboran harus dibersihkan dari kotoran bekas pekerjaan pengeboran dan sisa material pemboran. Tanah harus diurug dan dikembalikan seperti kondisi semula. Analisis Instalasi Konstruksi Sumur Bila hasil pengujian telah diperoleh dan menunjukkan hasil yang baik sesuai perencanaan maka lokasi pemboran bisa langsung dipakai sebagai sumur produksi. Dalam pekerjaan ini termasuk penyediaan pipa-pipa, pipa saringan, gravel pack dan lain-lain sesuai teknis harus disiapkan. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan konstruksi sumur antara lain : o Pipa Jambang ( Pump House Casing ), perletakannya 40 meter dibawah permukaan tanah. Diameter 300 mm. o Pipa Buta ( Blank Pipe Casing ), dengan panjang sekitar 55 meter. Diameter 150 mm. o Pipa Saringan ( Screen ), dengan panjang sekitar 30 meter. Diameter 150 mm o Pipa Observasi ( Piezometer ). Diameter 25 mm. Untuk mencegah terjadinya ketidaklurusan pada sumur, maka pada setiap 15 meter dipasang centralizers. Sebelum instalasi pipa-pipa dan saringan maka lubang bor harus dibersihkan dulu. Penyambungan pipa jambang dan pipa buta atau saringan harus menggunakan reducer. Bahan atau material pipa yang dipakai dalam konstruksi harus sesuai dengan standar API atau yang sederajat yang umum dipakai untuk konstruksi sumur bor.
  • 19. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 203 Tabel 6 Analisa Konstruksi Sumur Dalam menurut bahan NO JENIS PIPA PELAKSANAAN KEUNTUNGAN KERUGIAN 1 2 3 4 5 Cast Iron Ductile Iron Pipe (DIP) Galvanis Iron Pipe (GIP) Polivinyl Chloride (PVC) Black Steel Pipe - Harga cukup murah - Pipa mudah disambung - Pipa tahan korosi - Pipa kuat dan tahan lama - Usia guna sampai 100 tahun - Mudah mendeteksi bila ada kebocoran - Ulet dan kuat - Tidak tembus kontaminasi senyawa organik - Murah, ringan dan mudah diangkut - Mudah dalam penyambungan - Murah harganya - Pipa tahan lama - Tahan terhadap benturan dan sengatan matahari - Pipa lebih fleksibel - Punya tahanan hidrraulik yang rendah - Tahan terhadap korosi - Isolator listrik yang baik - Ringan - Mudah pemasangannya - Mudah penanganannya - Penyambungan lebih mudah - Kuat terhadap tekanan air - Tahan terhadap getaran dan beban berat - Bila pecah akan melebar - Kapasitas pipa berkurang dengan bertambahnya umur pipa - Pipa digunakan pada tekanan maksimal 7 kg/cm2 - Pipa berat dan tidak ekonomis - Laju korosi cukup tinggi - Biaya proteksi mahal - Pipa mudah berkarat - Umur pipa pendek, 7 – 10 tahun - Koefisien muai besar - Tidak tahan terhadap suhu tinggi - Dapat rusak akibat degradasi ultraviolet - Biaya pemeliharaan tinggi - Tidak tahan terhadap korosi - Butuh waktu lama bila terjadi perbaikan - Usia guna pendek Sumber : PDAM Kota Madiun
  • 20. 204 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 Tabel. 7 Analisa Biaya Pekerjaan Konstruksi Sumur menurut bahan NO JENIS PIPA BIAYA PELAKSANAAN 1 2 3 4 5 Cast Iron Ductile Iron Pipe (DIP) Galvanis Iron Pipe (GIP) Polivinyl Chloride (PVC) Black Steel Pipe Rp. 450.000.000,00 Rp. 450.000.000,00 Rp. 400.000.000,00 Rp. 300.000.000,00 Rp. 500.000.000,00 Sumber : PDAM Kota Madiun Khusus untuk pipa berbahan PVC harus mempunyai persyaratan sebagai berikut ; Tabel. 8. Standar Pipa PVC untuk Konstruksi Sumur NO JENIS PIPA NOMINAL DIAMETER (mm) TEBAL PIPA (mm) 1 2 3 4 5 6 Pipa Jambang Pipa Naik Pipa Screen Reducer Centralizers Centralizers 12 6 6 6 ke 12 12 ke 16 6 ke 12 12 7 7 12 Sumber : PDAM Kota Madiun Setelah konstruksi perpipaan selesai, konstruksi dilanjutkan pada ’Graveling’ yaitu memasukkan batu kerikil ke dalam lubang antara pipa-pipa dan lubang bor. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara pipa dan tanah yang mana bisa menimbulkan kontaminasi pada air tanah yang masuk ke dalam pipa. Gravel Pack harus dari bahan-bahan yang mempunyai kuat tekan ( Compressive Strengh ) yang baik, minimum 200 kg/cm2 dan mempunyai kebundaran yang baik dan rata. Prosentase bahan-bahan yang pipih, batu lunak, gamping atau yang lainnya tidak lebih dari 5 %.. Diameter rata-rata gravel adalah 5 – 7 mm tergantung dari lubang bukaan saringan yang dipakai. Gravel Pack harus dicuci sampai bersih sebelum dimasukkan kedalam lubang. Setelah graveling selesai, pekerjaan selanjutnya adalah penyemenan pipa-pipa dan pengaman sumur. Lubang antara jambang dan lubang pipa bor harus disemen sampai bagian atas dari posisi penyetoran gravel pack. Mengenai kedalamannya ditentukan sesuai dengan kondisi geologi. Pipa jambang dengan tinggi ± 75 cm diatas lantai dasar. Kemudian dicat dan ditutup dengan bahan yang kuat (di las) sehingga aman dari kerusakan.
  • 21. Efektifitas Pekerjaan Konstruksi Sumur Dalam (Sapto BW) 205 Berdasarkan analisis teknis, karakteristik tanah di lokasi sumur Sidomakmur adalah ; o Mempunyai daya korosi tinggi (bersifat korosif) karena kandungan besi yang tinggi. o Suhu tanah rendah o Tanah tidak banyak mengandung bebatuan o Daya tekan tanah relatif kecil Berdasarkan karakteristik tanah tersebut maka yang layak dipakai pada konstruksi sumur Sidomakmur adalah ; o Cast Iron o Polivinyl Chloride ( PVC ) Dari beberapa alternatif tersebut maka yang paling optimal digunakan adalah bahan PVC karena ; o Murah harganya o Pipa tahan lama o Tahan terhadap benturan dan sengatan matahari o Pipa lebih fleksibel o Punya tahanan hidrraulik yang rendah o Tahan terhadap korosi o Isolator listrik yang baik o Ringan o Mudah pemasangannya o Mudah penanganannya o Penyambungan lebih mudah KESIMPULAN Berdasarkan analisis teknis, untuk pekerjaan konstruksi sumur dalam yang paling efektif untuk PDAM Kota Madiun khususnya Sumur Sidomakmur adalah konstruksi sumur dalam menggunakan bahan PVC. Hal ini dikarenakan karakteristik air tanah disebagian besar wilayah kota Madiun ternyata cukup banyak mengandung mineral yang menimbulkan terjadinya persenyawaan CO2 agresif dengan efek korisifitas tinggi. Sehingga pemakaian bahan PVC akan lebih meningkatkan usia guna sumur. Berdasarkan analisis biaya, pemakaian bahan PVC sangatlah tepat karena selain harganya murah untuk perawatannya juga tidak memerlukan biaya yang tinggi. REFERENSI Department Of Public Works, Directorate General Cipta Karya, Directorate Of Water Supply. Standar Kualitas Air, Jakarta 1984. Department Of Public Works, Directorate General Cipta Karya, Directorate Of Water Supply. Parameter Kualitas Air, Jakarta 1984. Department Of Public Works, Directorate General Cipta Karya, Directorate Of Water Supply. Dasar-Dasar Hidrolika Perpipaan, Jakarta 1984. Department Of Public Works, Directorate General Cipta Karya, Directorate Of Water Supply. Proyeksi Kebutuhan Air, Jakarta 1984.
  • 22. 206 NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 185-204 Himpunan Mahasiswa Pengairan, Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Uniersitas Brawijaya, Aliran Air Tanah, Malang 1988. Larry W. Mays, Mc. Graw-Hill Handbooks, Water Distribution System Handbook. Arizona State University, Tempe, Az. Lewis A. Rossman, Epanet Users Manual, Drinking Water Research Division, U.S. Enviromental Protection Agency, Cincinnati, Ohio. M. Anis Al Layla, Water Supply Engineering Design, Ann Arboor Science, 1978 PDAM Kota Madiun , Rencana Pengembangan Usaha (Corporate Plan), PDAM Kota Madiun, 2005.