1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahun terus berganti tak ada yang tetap sama, globalisasi terus terjadi dibelahan dunia
manapun termasuk di Indonesia, negara kita tercinta. Globalisasi memiliki banyak
dampak positif salah satunya dengan mudahnya informasi yang dapat kita temukan
melalui media internet. Dengan ini, teknologi terus berkembang semakin pesat
memudahkan kita mencapai segala hal. Namun dampak kemudahan tersebut sering kali
di salah gunakan oleh masyarakat, terutama pelajar di Indonesia. Masuknya budaya
negara asing membuat sering kali pelajar di Indonesia melupakan budaya negara sendiri,
dengan mudahnya internet dan kurangnya pengetahuan tentang bahaya Globalisasi
membuat kita tak jarang menjumpai banyak pemuda khususnya pelajar kita mengikuti
atau bergaya layaknya budaya asing.
Hal tersebut juga merupakan salah satu pemicu lunturnya rasa nasionalisme seperti
contohnya akhir-akhir ini, Indonesia dihadapkan oleh pelajarnya yang tak punya rasa
sopan santun mengancam salah satu aparat keamanan negara hanya karena di hentikan
saat sedang konvoi bersama temannya di jalanan seusai unas dilaksanakan. Tak hanya itu,
hal miris lainnya juga kita temukan dari pesohor negeri seorang artis yang dengan
santainya mengejek lambang negara, bisa dibayangkan seseorang yang seharusnya
menjadi idola panutan masyarakat dengan mirisnya menghina lambang Negara Indonesia.
Lunturnya rasa gotong royong di masyarakat membuktikan bahwa masyarakat Indonesia
telah terpengaruh oleh dampak negatif Globalisasi yang terus-menerus masuk di Negara
Indonesia tanpa dapat tersaring dengan baik dan tau bagaimana bahayanya dampak
negatif Globalisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana peran pelajar dalam menghadapi globalisasi yang melunturkan jiwa
nasionalisme?

2. 2
C. TUJUAN PENELITIAN
Memberikan jawaban atas permasalahan lunturnya jiwa nasionalisme di Indonesia
saat ini akibat era globalisasi.
D. MANFAAT PENELITIAN
 Menyadarkan pelajar akan pentingnya jiwa nasionalisme
 Menginformasikan bahwa globalisasi memicu lunturnya jiwa nasionalisme
 Menginformasikan peran pelajar dalam menghadapi globalisasi
 Menumbuhkan jiwa nasionalisme pelajar
 Memberikan informasi agar dapat membedakan dampak baik dan buruk globalisasi

3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GLOBALISASI
Selo Soemardjan mengatakan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses terbentuknya
sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem
dan kaidah-kaidah tertentu yang sama.
Pengertian globalisasi secara umum adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia
dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap
individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui
media elektronik maupun cetak. Pengertian globalisasi menurut bahasa yaitu suatu proses
yang mendunia. Globalisasi dapat menjadikan suatu negara lebih kecil karena kemudahan
komunikasi antarnegara dalam berbagai bidang seperti pertukaran informasi dan
perdagangan.
Globalisasi dapat didukung dari beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kemajuan Dalam Bidang Pengetahun dan Teknologi
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
salah satu faktor yang mendorong terjadinya globalisasi. Dalam beberapa dekade belakangan
ini terjadi perkembangan pesat dalam hal berkomunikasi sehingga seseorang akan dengan
mudahnya berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain walaupun jaraknya cukup
jauh.
2. Kemajuan Dalam Bidang Transportasi
Kemudian juga ada perkembangan dalam sistem transportasi dunia ini yang membuat
globalisasi semakin terasa. Dahulu dari satu tempat ke tempat yang lain membutuhkan waktu
yang lama dalam perjalanan karena hanya dengan kendaraan berupa hewan tunggangan
seperti kuda, onta, keledai, dan lainnya. Namun saat ini ada kendaraan yang cepat seperti
pesawat terbang dan kereta api super cepat.

4. 4
3. Sistem Perekonomian Negara-negara yang Terbuka
Tentunya kita semua sudah tahu bahwa sistem ekonomi yang dianut negara-negara saat
ini mayoritas adalah sistem ekonomi terbuka sehingga negara yang satu mengadakan
kerjasama dengan negara yang lain dalam berbagai bidang misalnya saja ekonomi. Kerjasama
seperti ekspor-impor dan perdagangan bebas merupakan salah satu dari sekian banyak hal
yang bisa mendorong globalisasi.
4. Hadirnya Perdagangan Bebas
Hadirnya perdagangan bebas merupakan hal-hal yang bisa menguatkan terjadinya
globalisasi didunia ini. Tentunya fenomena ini bisa terjadi karena mayoritas negara-negara
yang ada saat ini menerapkan sistem ekonomi terbuka dimana setiap negara bisa bekerjasama
dengan negara lainnya. Dan tentunya Indonesia pun melakuan hal ini dengan negara lainnya.
5. Sistem Keuangan Internasional yang Liberal
Hampir setiap negara bahkan mungkin setiap negara memiliki ketergantungan dengan
sistem keuangan global yang ada. Salah satunya Indonesia yang membutuhkan dana atau
modal investasi dari lembaga keuangan dunia atau negara lain.
6. Kemudahaan Dalam Migrasi
Saat ini semakin banyak orang yang bermigrasi atau berpindah dari satu negara ke negara
lain dengan berbagai macam tujuan misalnya saja untuk bekerja, menuntut ilmu, wisata, dan
berbagai macam keperluan lainnya. Hal ini yang membuat orang-orang yang ada dalam suatu
daerah sudah terbiasa dengan orang-orang pendatang yang datang dari daerah lainnya.
7. Kerjasama atau Hubungan Antar Negara
Faktor yang tidak kalah pentingnya yang membuat terciptanya globalisasi adalah
kerjasama atau hubungan antara negara yang satu dengan negara lainnya. Misalnya saja
Indonesia yang bekerjasama dengan negara-negara lain baik itu hubungan bilateral,
multilateral, maupun internasional. Tentunya globalisasi semakin memudahkan suatu negara
bekerjasama dengan negara lain.
Dalam terjadi dan berlangsungnya globalisasi ada dampak yang ditimbulkan dari era
globalisasi. Dampak globalisasi terbagi dua yaitu dampak positif globalisasi dan dampak
negatif globalisasi.

5. 5
 Dampak Negatif Globalisasi
1. Arus Informasi Semakin Deras dan Tidak Terkendali
Globalisasi juga memberikan dampak negatif yang salah satu diantaranya adalah arus
informasi yang begitu deras dan tidak terkendali. Dalam hal ini kita harus bisa memilah dan
memilih informasi yang baik bagi kita karena tidak semua informasi itu baik bagi kita.
2. Merebaknya Westernisasi (Sikap Kebarat-baratan)
Tentunya sikap seperti ini tidak selamanya buruk, namun ada baiknya jika kita bangga
dan menerapkan budaya asli Indonesia disekitar lingkungan kita. Kehadiran globalisasi
memberikan dampak buruk pada penerapan budaya-budaya lokal Indonesia yang semakin
luntur, namun perkembangan penggunaan budaya-budaya dari barat semakin banyak dan
terus berkembang di negeri ini tentunya.
3. Sikap Individualisme yang Semakin Banyak Muncul
Dampak buruk dari globalisasi yang langsung bisa kita rasakan dimasyarakat yaitu
semakin munculnya sikap-sikap individualisme ditengah masyarakat. Buktinya ketika kita
berkumpul dengan banyak orang, ada saja orang-orang yang asik dengan gedgetnya. Ini
membuktikan bahwa sikap individualisme semakin muncul dan kita harusnya sadar bahwa
manusia adalah makhluk sosial.
4. Kesenjangan Sosial yang Semakin Lebar
Globalisasi memberikan pengaruh buruk terhadap kesenjangan sosial seperti misalnya
semakin lebarnya jurang atau antara si kaya dan si miskin. Globalisasi memberikan
kesempatan kepada orang berpendidikan dan yang memiliki modal besar untuk semakin
kaya, dan disatu sisi globalisasi memberikan kesempitan kepada orang yang kurang mampu
menjadi semakin susah.
5. Meningkatnya Pola Hidup Konsumtif
Sudah menjadi rahasia umum bahwa saat ini semakin banyak saja produk-produk yang
ada di tanah air baik itu produk asli Indonesia maupun produk impor dari luar negeri.
Keadaan ini mau tidak mau membuat masyarakat Indonesia khususnya para pencinta
kenikmatan dunia berlomba-lomba membeli dan mengumpulkan produk-produk yang belum
tentu dia butuhkan, hanya sebuah keinginan semata.

6. 6
6. Budaya Indonesia yang Semakin Lama Semakin Terkikis
Merebaknya westernisasi atau sikap kebarat-baratan yang tentunya berdampak langsung
kepada semakin terkikisnya budaya asli Indonesia. Saat ini mungkin orang lebih kenal
dengan budaya-budaya orang luar daripada budaya Indonesia itu sendiri, misalnya kita lebih
kenal dengan lagu Korea ketimbang lagu Bubuy Bulan.
7. Lunturnya Sikap-Sikap Ke-Indonesiaan
Satu lagi yang perlu menjadi catatan bahwa globalisasi juga memberikan pengaruh
negatif terhadap lunturnya sikap-sikap ke-Indonesiaan yang selema ini lekat dengan kita
misalnya gotong royong, tepa selira, solidaritas, kepedulian, kesetiakawanan sosial, dan lain
sebagainya itu.
 Dampak Positif Globalisasi
1. Informasi Semakin Mudah Didapatkan
Globalisasi sangat berpengaruh positif terhadap keterbukaan informasi, dimulai dengan
kemunculan media-media cetak hingga saat ini teknologi internet yang semakin berkembang.
Saat ini mudah sekali kita untuk meng-update informasi, informasi apapun bisa sampai
kepada kita dari gadget yang ada ditangan kita misalnya saja seputar pendidikan,
pengetahuan, dll.
2. Komunikasi Semakin Mudah dan Cepat
Sekarang akses untuk berkomunikasi semakin mudah dan cepat. Dahulu untuk
menyampaikan pesan dari satu tempat ke tempat lainnya butuh berhari-hari lamanya dengan
menggunakan kurir, namun saat ini hanya hitungan menit bahkan detik kita sudah bisa
berkomunikasi dengan orang lain walaupun jauh jaraknya.
3. Pesatnya Perkembangan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa efek positif dari globalisasi ini bisa membuat semakin
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didunia ini khususnya lagi dinegara
berkembang seperti Indonesia. Tidak sedikit orang Indonesia yang menimba ilmu dinegara-
negara maju yang nantinya ilmunya akan diaplikasikan disini, begitu juga dengan transfer
knowledge perusahaan asing.

7. 7
4. Perkembangan Perekonomian yang Semakin Menggeliat
Semakin berkembang dan menggeliatnya perekonomian sebuah negara, tentunya
dikarenakan semakin banyak modal yang masuk ke sebuah negara tersebut misalnya uang,
teknologi, sumber daya, dan yang lainnya. Hal ini tentunya baik untuk membuka lapangan
pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran.
5. Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Perekonomian suatu negara yang meningkat pada akhirnya dapat membuat peningkatan
terhadap taraf hidup masyarakat. Keadaan yang seperti ini akan membuat negara semakin
aman, damai, dan tentram karena bisa menurunkan tingkat kriminalitas dinegara tersebut
seperti pencurian, pembunuhan, korupsi, dan lainnya.
6. Membuat Pasar yang Lebih Luas
Globalisasi dapat membuka pasar yang lebih luas lagi. Dengan kondisi ini diharapkan
Indonesia bisa berbicara banyak dengan mengekspor produk-produk dalam negari ke dunia
internasional sehingga dapat membuat surplus neraca perdagangan kita dan tentunya baik
untuk ekonomi kita.
7. Berkembangnya Dunai Pariwisata (Turisme)
Globalisasi sangat berdampak positif bagi perkembangan dunia pariwisata dan turisme di
suatu negara, tak terkecuali di Indonesia. Tempat-tempat wisata di Indonesia semakin dikenal
masyarakat dunia lewat berbagai macam teknologi seperti internet.
B. NASIONALISME
Lothrop Stoddard mengatakan bahwa Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang
dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan
sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
Hampir setiap hari kita menemukan kata Nasionalisme, akan tetapi tidak semua orang
mengerti apa arti Nasionalisme itu sendiri. Secara umum, Nasionalsme merupakan paham
yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan suatu negara yang memiliki tujuan dan
cita-cita bersama untuk kepentingan nasional.

8. 8
Sifat Nasonalisme harus ada pada jiwa suatu bangsa, karena tanpa adanya rasa
nasionalisme di dalam jiwa setiap bangsa, akan terjadi adalah perang saudara, juga perang
suku. Penting bagi kita untuk terus menjaga rasa Nasionalisme di dalam diri agar terhindar
dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Rasa nasionalisme menciptakan Masyarakat yang solid,
yang bersatu antar satu sama lain, yang berjuang bersama, tanpa Nasionalisme maka
indonesia belum tentu merdeka, karena kemerdekaan itu bisa di raih karena usaha bersama-
sama dengan satu tujuan yang sama.
 Bentuk-Bentuk Nasionalisme
1. Nasionalisme Kewarganegaraan
Nasionalisme yang terjadi dimana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi
aktif rakyatnya dan budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa
bersifat turun-temurun. Bentuk nasionalisme dibangun pertama-tama oleh Jean-Jacques
Rousseau. Di antara tulisannya yang terkenal adalah buku yang berjudul Du Contract Social
(kontrak sosial). Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah nasionalisme terjadi
dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
2. Nasionalisme Romantik
Bentuk nasionalisme etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu
yang alamiah dan merupakan ekspresi dari bangsa atau ras. Nasionalisme romantik
menitikberatkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantik. Nasionalisme
budaya, adalah nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya
bersama dan tidak bersifat turun temurun misalnya warna kulit atau ras atau bahasa.
3. Nasionalisme Kenegaraan
Merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan, yang sering dikombinasikan dengan
nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme kenegaraan, bangsa adalah suatu komunitas yang
memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara. Contoh nasionalisme
kenegaraan adalah fasisme italia yang menganut slogan Mussolini: Tutto nello stato, niente
al di fuori dello stato, nulla contro lo stato (semuanya di dalam negara, tidak ada satupun
yang di luar negara, tidak ada satupun yang menentang negara).

9. 9
4. Nasionalisme Agama
Nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.
Seperti semangat nasionalisme di Irlandia yang bersumber dari agama Hindu. Namun
demikian, bagi kebanyakan kelompok nasionalis. Agama hanya merupakan simbol dan
bukanlah motivasi utama.

10. 10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kami melakukan metodelogi penelitian dengan 2 metode yaitu metode literasi dan
metode dilapangan.
A. METODE LITERASI
Dari metode literasi yang telah kami lakukan, kami mengumpulkan data baik dari
sarana internet hingga membaca berbagai sumber buku untuk dapat mendukung karya tulis
kami, dari metode literasi ini kami banyak mendapatkan referensi yang menyebutkan bahaya
nasionalisme jika terkikis, dan dampak dan pengaruh globalisasi terhadap bangsa yang saat
ini sedang ramai dibicarakan. Dari hasil yang kami dapatkan kami menarik kesimpulan yang
dapat mendukung fakta-fakta terkikisnya nasionalisme Bangsa Indonesia oleh gaya hidup
yang dipicu dengan adanya globalisasi Indonesia.
B. METODE LAPANGAN
Dalam melengkapi penelitian ini, kami melakukan metode lapangan, guna
memperkuat bukti bahwa semangat nasionalisme telah luntur tanpa disadari di tengah
masyarakat dewasa ini. Kami melakukan angket pada 100 responden pelajar di berbagai
sekolah di Surabaya.
Dari hasil wawancara tersebut, kami mengetahui bahwa sebagian besar hasil angket
condong memilih produk dan budaya luar negeri dibandingkan Indonesia sendiri. Hal ini
menunjukkan bahwa lunturnya semangat Nasionalisme yang dipicu oleh globalisasi
mempengaruhi minat para pelajar sekarang ini karena faktor gaya hidup mempengaruhi minat
pelajar yang lebih banyak memilih dan membeli produk luar dibanding produk dalam negeri.

11. 11
BAB IV
PEMBAHASAN
Kami melakukan angket pada 100 responden pelajar di berbagai sekolah di Surabaya
berdasarkan gaya hidup remaja saat ini. Dengan mengajukan 10 kategori sebagai berikut
beserta hasil angket kami.
Kategori Indonesia Luar Negeri
Film 34% 66%
Animasi 26% 74%
Musik 27% 73%
Tarian 33% 67%
Buku 38% 62%
Makanan 44% 55%
Minuman 37% 63%
Pakaian 13% 87%
Tas 33% 67%
Tempat Wisata 48% 52%
A. Hubungan antara Globalisasi dan Gaya Hidup Pelajar
Adakah yang masih tersisa dari nasionalisme? Jika sekumpulan anak remaja lebih
suka nongkrong di cafe starbucks, mengenakan kaos dan arloji bermerk impor,
menggenggam Iphone, asik membicarakan mode fashion dan trend musik dunia mutakhir,
menyelingi percakapannya dengan bahasa-bahasa asing, berselera makan di pizza dan
sejenisnya. Apa presepsi mereka terhadap nasionalisme? Jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan diatas mewakili nasionalisme modern. Globalisasi telah melabrak batas-batas
wilayah dan merombak ruang pergaulan manusia sejagat menjadi bulatan bumi tanpa
batas. Globalisasi membuat runtuhnya sekat-sekat negara karena semakin melintas-
batasnya transaksi kultural antarmanusia sejagat.
Ditopang oleh teknologi yang merapatkan ruang dan meringkus waktu, globalisasi
menawarkan berbagai hal yang membuat sentimen nasionalisme dianggap usai.
Globalisasi telah menciptakan rasa baru, membanjirnya produk-produk impor membentuk

12. 12
trend dan budaya baru,pusat-pusat perbelanjaan baru muncul dikafe-kafe dan restoran
cepat saji. Para kalangan remaja baik pelajar maupun bukan lebih akrab dengan makanan–
makanan asing ketimbang makanan tradisional, mereka lebih familiar terhadap jazz
dibanding keroncong, Britney Spear ketimbang Waljinah. Arus kebudayaan global didikte
oleh sistem informasi yang didominasi media-media barat.
Trend Globalisasi terus-menerus muncul diberbagai kalangan terutama di pelajar,
berbagai macam budaya yang terkikis akibat banyaknya budaya barat yang masuk menjadi
salah satu penyebabnya, kurang mampunya menyaring arus globalisasi merupakan hal
fatal yang kini dapat mengancam Bangsa Indonesia, sikap malasnya para pelajar untuk
dapat berkembang di era globalisasi memicu terkikisnya nasionalisme di Indonesia saat
ini.
B. Hubungan antara Gaya Hidup Pelajar dan Lunturnya Semangat Nasionalisme
Kini, generasi penerus itu seolah-olah terbenam dan terkapar oleh perilakunya sendiri
yang tidak menunjukkan sebagai generasi bermental kuat. Generasi yang bermental kuat
seharusnya tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan populer dan gaya hidup yang
berhaluan hedonis dan konsumeris. Apalagi, sampai terpengaruh oleh seks bebas dan
narkotika
Problem krusial yang dihadapi generasi muda Indonesia akan semakin berat jika kita
tidak kembali pada haluan yang sebenarnya, yakni ajaran moral dan agama. Pengaruh
globalisasi yang meracuni anak muda Indonesia tertentu menjadi dilema tersendiri bagi
masa depan bangsa ke depan. Itulah sebabnya, generasi muda perlu dibekali dengan
pegangan moral dan mental yang kuat agar bisa menghadapi segala tantangan yang
semakin kompleks.
C. Peran Pelajar Menanggulangi Globalisasi
1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama para pemuda akan arti penting
nasionalisme.
2. Mengenalkan budaya-budaya asli Indonesia dan mengajarkan atau melatih para
pemuda untuk mencintai dan melestarikan budaya Indonesia.
3. Melakukan penyaringan-penyaringan terhadap budaya asing yang masuk di Indonesia,
manakah yang dapat diambil dan manakah yang tidak boleh diambil.
4. Sosialisasi kepada sesama pelajar tentang produk dalam negeri.
5. Menumbuhkan kembali moral anak bangsa.

13. 13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimasa yang akan datang, kita akan menghadapi penjajahan yang lebih banal dan
sadis karena bukan lagi dalam bentuk fisik, melainkan sudah mewabah pola pikir dan
tindakan kita yang akan dipengaruhi budaya global dan intervensi asing. Dengan kata lain,
penjajahan tidak lagi dalam bentuk peperangan, tetapi lebih dititikberatkan pada pengaruh
mental dan psikologis seseorang. Penjajahan semacam ini lebih berbahaya dan lebih
menistakan daripada penjajahan sebelum perang kemerdekaan. Pengaruh globalisasi
meracuni anak muda di Indonesia.
Disaat mental generasi muda terpuruk, masa depan bangsa juga ikut terperosok dalam
jurang kehancuran. Di titik ini, para pelajar kita dalam keadaan tertekan dan mengalami
guncangan luar biasa, akibat gempuran modernitas dan globalitas yang menancapkan
ekonomi kapitalis dan liberalis. Kita tidak memiliki kekuatan untuk membendung rayuan
investasi asing yang masuk. Kita tidak mampu mencegah laju masuknya antek-antek
kapitalis, kita masih memiliki potensi luar biasa yang sangat ampuh menandingi budaya
global, yakni harga diri dan jati diri bangsa.
B. Saran
Semangat nasionalisme era kapital saat ini, pada hakikatnya perlu dan sangat penting
untuk direvitalisasi mengingat tantangan di masa depan akan semakin kompleks
menggerogoti kehidupan bangsa Indonesia, dengan ditandai kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Secara faktual, tantangan tersebut dapat mempengaruhi pudarnya semangat
nasionalisme generasi muda dalam membangun masa depan.
Ke depan, kita harus membangun mental generasi muda kita dengan cermin perilaku
yang nasionalistik dan mendidik agar jiwa-jiwa bermental palsu dan penipu tidak
meracuni mereka. Mental-mental hipokrit inilah yang seharusnya kita hindari dan
dihilangkan dari jiwa anak muda Indonesia sehingga jiwa nasionalistik melekat dan
menjiwai generasi era reformasi ini.

14. 14
Di tengah derasnya jebakan globalisasi yang menghimpit nilai-nilai budaya nasional,
generasi muda perlu membentengi diri dengan berbagai strategi yang diharapkan mampu
menandingi sindrom globalisasi dalam ranah kehidupan bangsa. Hal ini dilakukan agar
potensi sindrom globalisasi yang semakin meluas ke kalangan masyarakat tidak sampai
merongrong identitas dan jati diri bangsa yang sudah mapan. Identitas bangsa dan jati diri
bangsa dapat menjadi perekat keutuhan budaya nasional sehingga tidak terkontaminasi
oleh budaya Barat yang memberikan tawaran negatif bagi disintegrasi bangsa.
Dalam menumbuhkan semangat nasionalisme generasi muda, pemerintah sejatinya
memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman dan motivasi kepada semua anak
bangsa agar jiwa nasionalisme dan rasa cinta mereka terhadap bangsanya semakin erat dan
tertanam dalam sanubari mereka yang paling dalam. Apa yang dilakukan pemerintah saat
ini sesungguhnya perlu diintensifikasikan melalui pendekatan yang lebih progresif dan
komunikatif.
Dalam konteks ini, yang perlu ditekankan bukan pada level kognisi, melainkan
bagaimana wawasan kebangsaan atau nasionalisme, mampu menyentuh setiap daur
manajemen pembangunan yang mereka laksanakan, mulai dari perencanaan, dan
pengawasan. Perspektif wawasan kebangsaan seperti universalisme, inklusivisme, dan
kesadaran pluralisme dan sebagainya harus benar-benar terintegrasi dalam tubuh dan jiwa
generasi muda.
Jadi saran kami untuk dapat menanggulangi dan membangkitkan kembali jiwa
nasionalisme pelajar di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Mensosialisasikan pentingnya jiwa nasionalisme di kalangan pelajar di Indonesia.
2. Lebih mencintai produk dan kebudayaan asli Indonesia
3. Belajar dengan giat agar dapat menyaring dampak buruk dan baik dari globalisasi
4. Memanfaatkan teknologi dengan baik
5. Mempelajari Budaya Indonesia

15. 15
DAFTAR PUSTAKA
Ilahi, Mohammad Takdir. 2015. Nasionalisme Dalam Bingkai Pluralitas Bangsa. Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media.
Musa, Ali Masykur. 2011. Nasionalisme di Persimpangan. Erlangga.
http://rajawalinews.com/8713/lsm-perintis-siapa-penyebab-kehancuran-bangsa-indonesia/
http://genggaminternet.com/pengertian-nasionalisme-dan-bentuk-bentuknya/
https://bestudy.wordpress.com/2012/11/25/pengertian-nasionalisme-menurut-beberapa-tokoh/
https://www.youtube.com/watch?v=YKH32cap5B8
http://fadluvvita.blogspot.co.id/p/pudarnya-rasa-nasionalisme-dan.html
http://pojokyudhapradana.blogspot.co.id/2011/10/tantangan-disintegrasi-bangsa-
terhadap.html
https://arindhaayuningtyas.wordpress.com/2012/05/03/lunturnya-nasionalisme-bangsa-
indonesia/
https://novaandriatnas.wordpress.com/2013/05/31/91/
https://prezi.com/wf29b63gd1mu/mengapa-indonesia-harus-mengikuti-arus-globalisasi/
https://agungaw.wordpress.com/2010/03/01/pkn-minggu3/
http://refleksionalisme-ub.blogspot.co.id/2011/11/bela-negara-di-era-globalisasi.html
http://sukasosial.blogspot.com/2015/09/dampak-negatif-globalisasi.html
http://sukasosial.blogspot.com/2015/09/dampak-positif-globalisasi.html